Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

ACARA 3

GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI

Disusun oleh:

NAMA : RENA DWI HUMAIROH ULYA

NIM : E1A013041

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016
ACARA 3

GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : - Untuk mengetahui refleks regangan otot dan selaput
lendir pada manusia.
- Untuk mengetahui waktu reaksi seseorang.
2. Hari, tanggal : Rabu, 27 April 2016
3. Tempat pratikum : Laboratorium Biologi, FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka
dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima impuls),
serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang
(serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik
(menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan
gerakan). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh
yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang
tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar;
misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan
sengaja menyentuh permukaan panas (Pearce, 2009: 292).
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri
refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron
konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut refleks otak. Jika
terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang
belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang
tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang (Idel, 2000: 210-
215).
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex.
Lengkung reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih
sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf
eferen, dan efektor. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui
radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan
selnya akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui
nervus cranial yang sesuai. Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung
reflex yang mempunyai satu sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung
reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut
reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu
interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah
sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex,
terutama pada lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat
dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan
bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain (Sherwood,
2006: 691).
Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian
rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.
Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran performansi. Yang
mempengaruhi performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan, kondisi
motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal
tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu
kondisi dengan kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan baik secara fisik (penerangan, temperatur, getaran, dan lain-lain)
maupun secara psikologis (suasana hati, motivasi, dan lain-lain) dan kerja itu
sendiri (Syaifuddin, 2009: 57).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Martil refleks
b. Penggaris
c. Stopwatch
d. Alat tulis
2. Bahan
a. Praktikan
b. Kapas
c. Air

D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerjanya antara lain sebagai berikut:
I) Refleks regang
1. Memukul ligament patella kaki praktikan menggunakan martil refleks
dalam posisi duduk dengan bertumpang kaki dan mengamati respon refleks
yang terjadi sebagai respon patella,
2. Meluruskan lengan dan memukul dengan martil refleks tendon musculus
biceps brachii dan mengamati gerakan membengkokkan lengan pada
artikularis cubiti sebagai respon biceps,
3. Membengkokkan lengan dan memukul tendon musculus triceps brachii
dan mengamati gerakan refleks meluruskan lengan sebagai respon ticeps,
4. Memukul tendon achiles dengan martil refleks dan mengamati terjadinya
gerakan kaki ke bawah sebagai respon achiles,
5. Mengesekkan ujung pegangan martil pada telapak kaki dari tumit sampai
jari kaki dan mengamati gerakan jempol kaki mengarah ke bawah dan jari
kaki yang lain meregang ke atas sebagai respon babinski,
6. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil pengamatan.
II) Refleks selaput lendir
1. Menggulung kapas dan mencelupkan ujungnya pada air, dan
2. Menyentuh kornea mata praktikan dengan ujung kapas yang basah serta
mengamati gerakan mengejap sebagai respon kornea mata.
3. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil pengamatan.
III) Waktu reaksi
1. Memegang ujung atas penggaris dengan angka nol di ujung bawah berada
selebar 1-2 cm di antara ibu jari dan telunjuk praktikan yang diujicoba,
2. Melepaskan ujung atas penggaris yang sebelumya dipegang kemudian
praktikan yang diuji menangkap penggaris yang berada diujung bawah
dengan ibu jari dan telunjuknya secepat mungkin,
3. Mencatat berapa cm panjang penggaris yang tertangkap dalam tabel
pengamatan,
4. Mengulangi langkah 1-3 sebanyak 3 kali,
5. Mengkonversi panjang penggaris (cm) ke wakti (detik) dengan tabel
konversi,
6. Mencatat hasilnya sebagai waktu reaksi pada kondisi normal dan mencari
rata-ratanya,
7. Mengulangi langkah 1-6 tetapi dengan cara mengacaukan pikiran orang
yang diuji dengan mengajaknya berbicara,
8. Mencatat hasil pengamatan sebagai waktu reaksi pada kondisi terganggu,
dan
9. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
1. Gerak refleks
Data Kelompok

Data Kelas
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
1. Ratih Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
2. Ros Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
3. Nisa Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
4. Rohmi Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
5. Nung Patella -
Bicep -
Tricep -
-
Achiles
-
Babinski -
Kornea mata
6. Isma Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
7. Dian Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
8. Tia Patella -
Bicep -
-
Tricep
- -
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
9. Arilda Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
10. Eva Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
11. Aini Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
12. Ani Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
13. Rena Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
14. Sigit Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
15. Dani Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
16. Zarah Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata
17. Tutik Patella -
Bicep -
-
Tricep
-
Achiles -
Babinski -
Kornea mata

2. Gerak refleks
Data Kelompok

Data Kelas
Kondisi normal Kondisi terganggu
Nama Penggaris Waktu Penggaris Waktu
(cm) (detik) (cm) (detik)
Ratih 15.67 0.18 17.33 0.21
Ros 15.67 0.18 17.33 0.19
Tutik 15.67 0.178 19.67 0.198
Nisa 19.67 0.195 9.67 0.135
Rohmi 20 0.2 17 0.15
Nung 15 0.14 23 0.22
Tia 17.67 0.19 21.33 0.21
Isma 19.33 0.197 15 0.18
Dian 11.67 0.13 13.67 0.14
Sahanim 19.67 0.197 19.33 0.197
Arilda 17.67 0.19 25 0.23
Eva 13 0.16 23 0.22
Aini 25,33 0,23 20 0,2
Ani 12.67 0.16 15.67 0.18
Rena 14 0.17 14.67 0.17
Sigit 21 0.21 24.3 0.22
Dani 21.6 0.21 22.6 0.22
Zarah 15 0.17 22 0.21
Rata-rata 17,6
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui refleks regangan otot dan
selaput lendir pada manusia dan untuk mengetahui waktu reaksi seseorang.
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan
neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron
sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu
yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak
paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga
terjadi ketika kita membaui makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa
disadari. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf
sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal
ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke
saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu
diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah
gerak yang disadari.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut: (1)
Reseptor rangsangan sensoris : ujung distal dendrit yang menerima stimulus
peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit, (2) Neuron aferen (sensoris) :
melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medula spinalis yang dapat
menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat, (3) Neuron eferen
(motorik) : melintas sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang
akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga
menghasilkan aksi yang khas, (4) Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot
jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat terjadinya
reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
Jenis-jenis pemeriksaan gerak refleks dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut: (1) Refleks Patella. Refleks patella ditimbulkan dengan cara
mengetok tendon patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk
atau tidur terlentang. Jika pasien terlentang, pengkajian menyokong kaki untuk
memudahkan relaksasi otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah
respons normal, (2) Refleks Biseps. Refleks biseps didapat melalui peregangan
tendon biseps pada saat siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji
menyokong lengan bawah dengan satu tangan sambil menempatkan jari
telunjuk dengan menggunakan palu refleks. Respons normal dalam fleksi pada
siku dan kontraksi biseps, (3) Refleks Triseps. Untuk menimbulkan refleks
triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan diposisikan di depan dada.
Pemeriksaan menyokong lengan pasien dan mengidentifikasi tendon triseps
dengan mempalpasi 2,5 sampai 5 cm di atas siku. Pemukulan langsung pada
tendon normalnya menyebabkan kontraksi otot triseps dan ekstensi siku, (4)
Refleks Achiles. Buat pergelangan kaki dalam keadaan rileks, kaki dalam
keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian
tendon Achilles. Respon yang terjadi adalah fleksi plantar, (5) Refleks
Babinski. Stimulus (biasanya gesekan) pada telapak kaki, yang mengakibatkan
dorsiflexion jari dan fanning dari jari-jari kaki yang lebih kecil. Stimulus
biasanya tersebut menyebabkan semua jari kaki untuk membungkuk ke bawah,
dan (6) Refleks kornea mata. Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus,
hasil positif bila mengedip.
Dalam praktikum ini, akan diteliti bagaimana perbandingan waktu
reaksi kondisi normal dan kondisi terganggu. Waktu reaksi merupakan interval
waktu yang diperlukan seseorang untuk memberikan reaksi terhadap sinyal atau
rangsangan yang muncul ketika seseorang memberikan respon tentang sesuatu
yang didengar, dilihat, atau dirasakan. Waktu reaksi mempunyai 5 komponen
yaitu: munculnya stimulus pada tingat reseptor yaitu suatu struktur khusus yang
sangat peka terhadap jenis-jenis rangsang tertentu, perambatan (propagation)
stimulus ke susunan saraf pusat, pengiriman stimulus melalui jalur saraf dan
produksi sinyal efektor yang bergerak memberi reaksi terhadap impuls yang
tiba melewati neuron efferent yakni yang membawa impuls dari susunan saraf
pusat, pengiriman sinyal oleh susunan saraf pusat ke otot, dan
perangsangan/stimulus otot untuk melakukan kerja mekanis.
Waktu reaksi harus dibedakan dengan waktu refleks. Waktu reaksi
dapat dilatih hingga terjadi otomasi, sedangkan waktu refleks tidak. Waktu
reaksi adalah respon terhadap tanda yang disadari sedangkan waktu refleks
adalah reaksi terhadap respon yang tidak disadari terhadap stimulus.
Berdasarkan hasil pengamatan gerak refleks pada tabel data kelompok,

Pada hasil pengamatan data kelas gerak refleks, untuk respon patella
positif dialami oleh 11 praktikan dan negatifnya 6 praktikan. Untuk respon
bicep positif dialami oleh 11 praktikan dan negatifnya 6 praktikan. Untuk
respon triceps positif dialami oleh 8 praktikan dan negatifnya 9 praktikan.
Untuk respon achiles positif dialami oleh 8 praktikan dan negatifnya 9
praktikan. Untuk respon babinski positif dialami oleh 12 praktikan dan
negatifnya 5 praktikan. Respon kornea mata positif dialami oleh seluruh
praktikan.
Pada hasil pengamatan data kelompok untuk waktu reaksi,
Pada hasil pengamatan data kelas untuk waktu reaksi,

G. Kesimpuan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Waktu beku darah dan perdarahan adalah uji yang dilakukan untuk
menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma
yang dibuat secara laboratoris.
b. Waktu beku darah adalah interval waktu darah mulai keluar sampai
keluarnya benang fibrin.
c. Waktu pendarahan adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah
dari pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar
dari pembuluh darah.
d. Waktu pendarahan umumnya 15 detik 2 menit sedangkan waktu beku
darah normalnya 15 detik - 5 menit.
e. Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut; setelah trombosit
meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan
mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca2+
tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin
adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah
yang berfungsi menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau
menggumpal.
f. Faktor yang mempengaruhi proses pendarahan yaitu besar kecilnya luka
atau umur, temperature atau suhu, kadar kalsium dalam darah serta
tingkat kesehatan setiap individu.
2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Sherwood, L. 2008. Human Physiology : From Cells to Systems. Seventh Edition.


USA : Graphic World Inc.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.


Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai