PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang
bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita
nasionalnya. Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia guna memperlancar pencapaian cita-cita nasional Indonesia
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya aliran-aliran pendidikan yang telah ada
sejak awal hidup manusia, setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi
muda atau generasi keturunan yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari generasi
sebelumnya. Aliran pendidikan naturalisme adalah salah satu bentuk dari aliran-aliran
pendidikan. Di dalam aliran tersebut ada beberapa peranan atau faktor yang terkait
dengan pendidikan atau perkembangan anak.
Makalah ini membahas tentang aliran
1
A. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari naturalisme?
2. Bagaimana pandangan tokoh tentang aliran nfilsafat pendidikan naturalisme?
3. Bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari naturalisme
2. Untuk mengetahui pendapat para tokoh filsafat tentang aliran filsafat pendidikan
naturalisme
3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pandangan para ahli tentang naturalisme
1. J.J. Rousseau (1712-1778)
2. F.W.A.Frobel (1782-1852)
Sebagai seorang anak pendeta agama kristen dan seorang yang mencintai
seluruh alam ia berpandangan bahwa :
4
1. Seluruh alam ini berasal dari tuhan, dikuasai oleh tuhan dan menuju tuhan (dari
tuhan, oleh tuhan dan untu tuhan).
2. Antara seluruh yang ada ini terdapat suatu perhubungan yang erat dan seluruh
kehidupan merupakan kesatuan yang bulat Alles Laben ein Einiges.
3. Anak menurut kodratnya baik. Sifat jelek timbul karena ada yang salah atau
kurang pengertian.
Selain itu Comenius juga mengemukakan bahwa dimensi kedua dari filsafat
pendidikan naturalisme adalah penekanan bahwa belajar itu merupakan kegiatan
melalui indra. Belajar melalui indra merupakan inti dari metode belajar Naturalistik.
Dalam hal ini guru pertamakali hendaknya mengenalkan benda kepada anak lebih
5
dahulu, baru setelah itu penjelasan yang diperinci (exposition) tentang benda
tersebut.
1. Prinsip formal, yakni bentuk atau hakekat adalah apa yang mewujudkan mahluk
hidup tertentu dan menentukan tujuannya.
2. Prinsip material, yakni materi adalah apa yang merupakan dasar semua mahluk.
Sesudah mengetahui sesuatu hal menurut kedua prinsip internal itu
pengetahuan tentang hal itu perlu dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain,
yang berada diluar hal itu sendiri, akan tetapi menentukan adanya juga. Prinsip
ekstern yang pertama adalah sebab yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan
hal untuk mendapat bentuknya. Prinsip ekstern yang kedua adalah sebab yang
merupakan tujuan, yakni sesuatu hal yang menarik hal kearah tertentu. Misalnya api
adalah untuk membakar, jadi membakar merupakan prinsip final dari api. Ternyata
pandangan tentang prinsip ekstern kedua ini diambil dari hidup manusia, dimana
orang bertindak karena dipengaruhi oleh tujuan tertentu, pandangan ini diterapkan
pada semua mahluk alam. Seperti semua mahluk manusia terdiri atas dua prinsip,
yaitu materi dan bentuk.
Materi adalah badan, karena badan material itu manusia harus mati, yang
memberikan bentuk kepada materi adalah jiwa. Jiwa manusia mempunyai beberapa
fungsi yaitu memberikan hidup vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), lalu
memberikan hidup sensitif (seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup
6
intelektif. Oleh karena itu jiwa intelektif manusia mempunyai hubungan baik dengan
dunia materi maupun dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara
bagian akal budi yang pasif dan bagian akal budi yang aktif. Bagian akal budi yang
pasif berhubungan dengan materi, dan bagian akal budi yang yang aktif berhubungan
dengan rohani.
Bagian akal budi yang aktif itu adalah bersifat murni dan Illahi. Akal budi
yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang pertama adalah memandang yang
Illahi untuk mencari pengertian tentang mahluk-mahluk menurut bentuknya masing-
masing. Tugas yang kedua dari akal budi manusia yang aktif adalah memberikan
bimbingan kepada hidup praktis. Disini diperlukan sifat keberanian, keadilan dan
kesederhanaan.
Menurut Aristoteles, jika dunia rohani terlepas sama sekali dari dunia
materi, maka dunia rohani tidak berguna lagi bagi dunia materi. Bahkan ide-ide
rohani (eidos) terlepas sama sekali tidak dapat dikenal oleh manusia, yang termasuk
dunia materi ini juga.
Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang
diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu
Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”.Kelima tujuan itu adalah:
7
1. Pemeliharaan diri;
2. Mengamankan kebutuhan hidup;
3. Meningkatkan anak didik;
4. Memelihara hubungan sosial dan politik;
5. Menikmati waktu luang.
Selain kelima tujuan yang disampaikan oleh Spencer, Spencer juga menjelaskan
tujuh prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah
1. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara
pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan pengalaman di dalam dirinya secara
alami.
2. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik
berperan sebagai fasilitator, menyediakan lingkungan yang mampu mendorong
keberanian anak ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk
8
memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Serta memberikan tanggung jawab
belajar pada diri anak didik sendiri.
3. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan
menyediakan lingkungan belajar yang beorientasi pada pola belajar anak didik. Anak
didik diberi kesemptan menciptalan lingkungan belajarnya sendiri.
Dengan demikian, aliran naturalisme menitik beratkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya faktor kemampuan anak didik
menjadi pusat kegiatan proses belajar dan mengajar. Aliran filsafat naturalisme
didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada
dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak
semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib
menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak
ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai
estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Naturalisme dalam penerapan aliran pembelajaran atau pendidikan mengajarkan
bahwa paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan
pertama dari pemikiran aliran Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya
pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.
B. Saran
Guru perlu megetahui apa itu aliran filsafat pendidikan naturalisme agar
mengetahui hakekat mahluk hidup secara alami dan mengetahui hakekat peserta didik
secara alami pula sehingga mampu memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan
hakekat alaminya.
10
Daftar Pustaka
Soegiono., dan Muis, Tamsil. 2012. Filsafat Pendidikan teori dan praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
11