Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.                LatarBelakang
Pendidikan mulai ada sejak adanya makhluk manusia yang pertama.Anak didik
merupakan obyek utama dari pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dan
besar serta bermanfaat dalam mencapai keberhasilan perkembangan anak didik.
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat. Untuk tercapainya tujuan yang
mulia itu maka dibutuhkan teori yang menunjuk kepada bentuk asas-asas pendidikan.
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya aliran-aliran pendidikan yang telah ada sejak
awal hidup manusia, setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda atau
generasi keturunan yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya.
Aliran pendidikan naturalisme adalah salah satu bentuk dari aliran-aliran pendidikan. Di dalam
aliran tersebut ada beberapa peranan atau faktor yang terkait dengan pendidikan atau
perkembangan anak.
B.                 RumusanMasalah
1.      Apakah pengertian aliran naturalisme pendidikan ?
2.      Apakah pendapat J.J.Rousseau mengenai aliran naturalisme pendidikan?
3.      Bagaimana penerapan aliran naturalisme pendidikan ?
4.      Bagaimana perbandingan antara aliran naturalisme dengan realitas yang terjadi dewasa ini?
C.                Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian aliran naturalism pendidikan.
2.      Untuk mengetahui pendapat J.J.Rousseau tentang aliran naturalisme pendidikan.
3.      Untuk mengetahui penerapan aliran naturalism dalam pendidikan.
4.      Untuk mengetahui Perbandingan Antara Aliran Naturalisme Dengan Realitas Yang Terjadi
Dewasa Ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A.              Pengertian Aliran Naturalisme Pendidikan


Naturalisme1[1] berasal dari kata “natura”2[2] yang berarti alami dan “isme” berarti paham.
Aliran ini dipelopori oleh J.J.Rousseau3[3]. Aliran ini menjelaskan bahwasanya segala sesuatu
yang alamiah (pembawaan) cenderung baik sehingga pendidikan internal adalah pendidikan yang
paling baik sedangkan pendidikan eksternal memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap
perkembangan anak4[4].
Naturalisme merupakan aliran yang menyakini adanya pembawaan dan juga milieu
(lingkungan). Namun demikian, ada dua pandangan besar mengenai hal ini. Pertama disampaikan
oleh Rousseau yang berpendapat bahwa pada dasarnya manusia baik, namun jika ada yang jahat,
itu karena terpengaruh oleh lingkungannya. Kedua, disampaikan oleh Mensius yang berpendapat

1[1] Aliran seni dan karya seni (lukis) yang menitik beratkan pada alam dan hakikatnya:
teori yang menggap dunia dunia empiris ini merupakan keseluruhan realitas (interpretasi tentang
dunia yang diberikan oleh ilmu alam adala satu-satunya interpretasi yang memuaskan).
(DAHLAN AL BARRY Kamus Ilmiah Populer Surabaya , Penerbi Arkola 2000, 519.)

2[2] Sebutan yang diberikan pada pandangan filosofis yang memberikaan suatu peranan
menentukan atau bahkan suatu peran eksklusif kepada alam. Perhatian khusus dalam sistem ini
ialah oposisinya terhadap roh dan tata adikodrati.( LOREN BAGUS Kamus Filafat, Jakarta.
Penerbit PT Gramidia Pustaka Utama 2000.688)
3[3] Jean Jacques Rousseau (lahir di Jenewa, Swiss, 28 Juni 1712 – meninggal di Ermenonville,
Oise, Perancis, 2 Juli 1778 pada umur 66 tahun) adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer
pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya memengaruhi revolusi Prancis, perkembangan politika modern dan
dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang
terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle
Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong pengembangan era pre-romanticism dan
romanticism di bidang tulisan fiksi. Karya autobiografi Rousseau adalah: 'Confession', yang menginisiasi bentuk
tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solitary Walker (seiring dengan karya Lessing and Goethe in German
dan Richardson and Sterne in English), adalah contoh utama gerakan akhir abad ke 18 "Age of Sensibility", yang
memfokus pada masalah subjectivitas dan introspeksi yang mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis
dua drama dan dua opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai teorist. Pada periode

revolusi Prancis, Rousseau adalah filsafat terpopuler di antara anggota Jacobin Club. Dia dimasukan sebagai
pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun setelah kematiannya. (RASJIDI Persoalan-
Persoalan Filsafat Jakarta ,PT. Bulan Bintang 1984,49)
4[4] Idarmaningtyas, edi subhan, fahmi panimbang Pmelawan liberalism Pendidikan.
Surabaya: madani wisma kalimitro 2014, 78
bahwa pada dasarnya manusia itu jahat. Ia menjadi manusia yang baik karena bergaul dengan
lingkungannya.5[5]

Dua pendapat ini jelas memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Satu sisi memandang
sisi jahat manusia bersumber dari lingkungan, sementara pendapat lain menyatakan bahwa sisi
jahat itu sendiri yang justru berada pada diri manusia. Namun, jika memperhatikan dua pendapat
ini memiliki sisi kebenaran yang sama jika ditilik dari sudut genetis.
jika melihat faktor ini. Manusia yang secara genetis tidak baik, maka ia akan menjadi
manusia yang seperti ini, begitupun sebaliknya. Menurut paham naturalisme paling tidak ada
lima tujuan pendidikan, kelima pendapat itu disampaikan oleh Spencer yang terdiri:6[6]
1.      Pemeliharaan diri
2.      Mengamankan kebutuhan hidup
3.      Meningkatkan anak didik
4.      Memelihara hubungan sosial dan politik
5.      Menikmati waktu luang
Dari lima tujuan pendidikan ini, jelas bahwa aliran naturalisme ini mementingkan manfaat
pendidikan dengan menjadikan pemeliharaan diri menjadi faktor utama yang kemudian disusul
dengan kebutuhan hidup. Kedua faktor tersebut akan tercapai jika faktor faktor ketiga secara
maksimal dilaksanakan. Agar maksimal maka faktor keempat dan kelima yang kemudian
menjadi perhatian dalam melakukan pendidikan. Selain itu menurut Spencer ada delapan prinsip
dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah:7[7]
1.      Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam
2.      Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik
3.      Pendidik harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak
4.      Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan
5.      Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak
6.      Praktik mengajar adalah seni menunda
7.      Metode intruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif
8.      Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun
dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara sistematik8[8]

5[5] Brian turner.modernitas dan postmodernisme Yogyakarta, pustaka pelajar 2008.190


6[6] (http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapan-aliran-naturalisme-
dalam-pembelajaran-3/).
7[7]Indrakusuma, Amir Daien Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional 2005, 175

8[8] (http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapan-aliran-naturalisme-
dalam-pembelajaran-3/).
Kiranya delapan prinsip pendidikan itu sangat jelas. Namun karakter khas yang terlihat dari
aliran naturalisme ini, adalah bagaimana anak berkembang secara wajar. Hal ini dapat dilihat
pada poin nomor tiga yang menyatakan bahwa pendidikan harus berjalan spontan.9[9] Akan
tetapi, spontanitas itu bukan berarti tidak bermutu. Justru menurut naturalisme, spontanitas
merupakan sarana untuk mendapat pengetahuan baik berupa fisik maupun otak seperti yang
tersebut pada poin empat dan lima, Jadi jelaslah, bahwa naturalisme menghendaki bahwa
pendidikan yang berjalan secara wajar tanpa intervensi yang berlebihan sehingga membuat anak
tersebut justru merasa terancam. Hal ini dilakukan atas dasar, bahwa anak memiliki potensi
insaniyah yang memungkinkan untuk dapat berkembang secara alamiah.
Seorang anak memiliki kebebasan penuh untuk mengekspresikan diri menurut kodrat
yang baik. Seorang pendidik tidak boleh melarang, memberi hukuman atau hadiah, menuntut
ketaatan, ketekunan, menanamkan kebiasaan dan sebagainya kepada peserta didik. Alamlah yang
memimpin dan memerintah anak didik. Dalam pendidikan seorang anak hanya boleh mendapat
hukuman dari alam. Aliran ini menggunakan pendidikan tak disengaja karena ia membiarkan
anak berkembang sendiri tanpa pengaruh. Pendidikan tak punya kuasa, alamlah yang berkuasa.
Pembawaan ini disebut juga bakat. Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol
diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang. Bakat merupakan warisan dari orang tua, dan
selebihnya berasal dari nenek-kakek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu atau bapak).
Pembawaan ini berupa potensi-potensi yang tersimpan dalam diri anak. Berkembang atau
tidaknya potensi ini masih bergantung pada faktor lain. Tetapi tanpa adanya potensi ini tidak
mungkin terjadi perkembangan.

B.              Pandangan J.J. Rousseau (1712-1778) Tentang Naturalisme


Teori Naturalisme diungkapkan oleh seorang filsuf Prancis bernama J.J. Rousseaue. Teori
ini mengatakan bahwa setiap anak yang baru lahir pada hakikatnya memiliki pembawaan baik,
namun pembawaan baik itu dapat berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.10[10] Aliran
ini juga dikenal sebagai aliran Negativisme.11[11]

9[9] Serta merta ;tanpa dipikir atau direncanakan terlebih dahulu (timbul langsung dari
hati) (DAHLAN AL BARRY Kamus Ilmiah Populer Surabaya , Penerbi Arkola 2000, 519.)

10[10] Kelvin Seifert , pedoman pembelajaran dan intruksi pendidikan. Jogjakarta: IRCISOD 2012. 203 

11[11] Istilah Nativisme dari asal kata natives yang artinya terlahir. Nativisme adalah sebuah doktrin
filosofis yang berpangaruh besar terhadap pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur
Schopenhauer(1788-1869), seoran filosofis Jerman. Airan ini identik dengan pesimistisyang memandang segala
sesuatu dengan kaca mata hitam. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir itulah yang
menentukan hasil perkembangannya. Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
“Segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek
manakala ia sudah berada di tangan manusia ”. Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang baik, maka anak tersebut harus diserahkan ke alam. Kekuatan alam akan
mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut.
Dengan kata lain Rousseaue menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam yang
mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru. 12[12]
J.J. Rousseau berpendapat bahwa alat pendidikan meliputi kebebasan, kemerdekaan sebagai
konsekuensi gagasannya bahwa alam atau kodrat anak adalah baik tanpa kekangan sesuatu apa. 13
[13]
Hal ini juga dijelaskan di dalam bukunya yang berjudul emile ou de I’education mengenai
pendidikan,berupa roman dengan pelaku utamanya Emile sebagai anak didik dan pelaku kedua
Sophie calon istrinya. Buku emile diperuntukkan pendidikan kalangan masyarakat tinggi. Jilid
pertama berisi perawatan jasmani anak-didik Emile sampai berumur 2 sampai 12. Jilid kedua
berisi pendidikan intelek bagi umur 12 sampai 15. Jilid keempat berisi pendidikan akhlak dan
agama bagi puber dalam umur 15 sampai 20. Jilid kelima berisi pendidikan wanita (Sophie) dan
kesusilaan.
Gagasan dasar yang dikembangkan J.J.Rousseau dan tercantum sebagai kalimat utama
romannya yaitu: “semua adalah baik dari tangan pencipta, semua menjadi buruk di tangan
manusia”. Semboyannya dalam usaha pendidikan sesuai dengan gagasan dasar tersebut adalah
kembali pada alam atau kodrat.
C.              Penerapan aliran naturalisme
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan naturalisme di bidang
pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Dimensi kedua
dari filsafat pendidkan naturalisme yang juga dikemukakan oleh Comenius adalah penekanan
bahwa belajar merupakan kegiatan mealui indra.14[14]

pembawaan. Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini di sebut pesimistis pedagogis.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak
itu sendiri. Bagi nativisme lingkungan lingkungan sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak, penganut aliran
ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak
mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik. pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat di ubah dari luar. Paul
Ricoeur, Teori Interpretasi, Jogjakarta: IRCISOD 2012, 57 

12[12] Umiarso & Zamroni Pendidikan Pembebasan Dalam Perspektif Barat Dan Timur .
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA 2011. 209 
13[13] Ibid., 210
14[14] Afidburhanuddin. 2013.Penerapan Aliran Naturalisme
dalam Pembelajaran.http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapan-aliran-
naturalisme-dalam-pembelajaran-3/
Fenomena menarik di bidang pendidikan yang menjadikan alam sebagai tempat dan pusat
kegiatan pembelajaran. Para siswa menyatu dengan alam sebagai tempat belajar memuaskan
keinginantahuannya sebab mereka secara langsung berhadapan dengan sumber dan materi
pembelajaran secara riil.
Di alam mereka akan melihat langsung bagaimana sapi merumput, burung berkicau,
sejuknya air, harum bunga, memetik sayur dan buah. Mereka belajr dengan nyaman, asyik, dan
menyenangkan sehingga informasi terekam dengan lebih baik dalam ingatan para siswa. Melalui
prosis eksplorasi diatas, para siswa telah melakukan apa yang dikenal dengan istilah global
learning (belajar global) sebuah cara belajar yang begitu efektif dan alamiah bagi manusia karena
belajar akan lebih efektif manakala para siswa melihat, mendengar, merasa, mengalami dan
mempratekkan secara langsung apa yang mereka pelajari.
D.              Perbandingan antara Aliran Naturalisme dengan Realitas yang Terjadi Dewasa Ini
Secara realitas yang terjadi dewasa ini, yang terjadi di lingkungan nyata sangatlah bertolak
belakang dengan paham naturalisme.. Meskipun pada dasarnya anak sendirilah yang berperan
penting bagi kemajuan dirinya, yang bekerja aktif untuk  menyongsong bakat yang ada dalam
dirinya. Pendidik hanyalah bertugas mengarahkan anak didik sesuai bakat dan potensi yang
dipancarkan dari dalam dirinya. Dan sebagai sumber  motivator sekaligus  inspirator  bagi anak
untuk  mengembangkan kepribadiannya secara  logis.
Percikan Pemikiran Naturalisme Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi
terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke 17
dan mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang
sains. Ia berpandangan bahwa "Learned heavily on the knowledge reported by man's sense".
Filsafat pendidikan ini didukung oleh tiga aliran besar yaitu Realisme, Empirisme dan
Rasionalisme.15[15] Semua penganut Naturalisme merupakan penganut Realisme, tetapi tidak
semua penganut Realisme merupakan penganut Naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan
bahwa Realisme merupakan anak dari Naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran
Realisme sejalan dengan Naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh
dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di bidang
pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Filsuf yang
pertama kali memperhatikan dan memberikan konsidensi terhadap orientasi pemikiran filsafat
pendidikan Naturalisme adalah John Amos Comenius (1592-1670).16[16]
Sebagai pendeta Protestan sekaligus paedagog, ia berpandangan bahwa manusia itu
diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua
makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Percikan pemikiran Comenius berpengaruh pada

15[15] Ali maksum, pengantar filsafat (dari masa klasik hingga postmodernisme), 2011,
Ar-ruzz Media jogjakarta, cet ke5 hal 357
16[16] Ibid., 358
teori-teori pendidikannya. Salah satunya adalah peserta didik harus dipersiapkan kepada dan
untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan
ketuhanan, budi pekerti dan intelek. Pendidikan tidak hanya sekedar untuk menjadikan seseorang
mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana.
Dalam pendidikan dan pengajaran, Comenius menggunakan hukum-hukum alam sebagai
contoh yang senantiasa tertib dan teratur. Hukum alam memiliki ciri sebagai berikut :
1.      Segalanya berkembang dari alam
2.      Perkembangan alam serba teratur, tidak meloncat-loncat melainkan terjadi secara bertahap.
3.      Alam, berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menunggu waktu yang tepat, sambil
mengadakan persiapan.
“Dalam proses pendidikan, seperti pendahulunya Wolfgang Ratke, Comenius juga
berpendapat tentang prosedur dalam bidang pendidikan bahwa dari pada membuat kerusakan
pada proses alam, lebih baik bersahabat dengan proses alam tersebut”. Pendapatnya ini
berimplikasi pada pelaksanaan pendidikan dengan keharusan tidak merusak alam dan meniru
perkembangan alam.17[17]
Alam berkembang dengan teratur dan menurut aturan waktu tertentu. Tidak pernah terjadi
dalam perkembangan alam, seekor kupu-kupu tiba-tiba dapat terbang tanpa terlebih dahulu
mengalami proses perkembangan mulai dari ulat menjadi kepompong dan seterusnya berubah
menjadi kupu-kupu. Begitu juga perkembangan alam yang lain, buah apapun di dunia, selalu
bermula dari bunga.
Tidak pernah terjadi lompatan tiba-tiba sebatang pohon mangga mengeluarkan buah
mangga tanpa sebelumnya didahului oleh munculnya bunga mangga. Apabila pendidikan
menganut aliran ini, maka setiap proses pendidikan hendaknya mengikuti pola tadarruj (bertahap)
sesuai dengan perkembangan alam. Artinya proses pendidikan tidak dilakukan secara tergesa-
gesa, melainkan dilakukan secara terencana dan bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan
fisik dan psikis peserta didik.
Perkembangan yang tertjadi di alam merupakan cermin bagi manusia untuk bertafakur dan
bertadabbur. Tidak pernah terjadi dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk yang
ada di alam menyimpang dari potensi yang dimilikinya. Semuanya tumbuh dan berkembang
sesuai dengan potensi masing-masing.
Thomas Armstrong barangkali merupakan pakar pendidikan yang dapat mengelaborasi
dengan baik pembelajaran dengan cara bertahap dan sesuai dengan perkembangan alam. Dalam
In Their Own Way : Discovering and Encouraging Your Child's Multiple Intelleigences
Asmtrong mengilustrasikan dengan sangat baik bagaimana sebuah sekolah yang inging dibangun
oleh para binatang besar untuk binatang kecil di dalam hutan. Sejak awal para binatang besar
bingung menentukan materi ajar terpenting yang akan dipakai di sekolah tersebut, meskipun pada

17[17] Ben Agger,Teori Sosial Kritis , Jogjakarta , kreasi wacana 2013 cet ke17, hal 59
akhirnya disepakati bahwa semua binatang kecil harus mengikuti materi ajar yang diberlakukan,
yaitu; berlari, berenang, terbang, memanjat, dan menggali. Semula sekolah tersebut penuh
keceriaan dan menyenangkan.18[18]
Dimensi kedua dari filsafat pendidikan Naturalisme yang juga dikemukakan oleh Comenius
adalah penekanan bahwa belajar itu merupakan kegiatan melalui Indra. Belajar melalui indra
merupakan inti dari metode belajar Naturalistik.
Baik Comenius maupun pendahulunya Wolfgang Ratke menekankan pentingnya
pengalaman pemahaman tentang sesuatu. Seperti yang disarankan oleh Wolfgang Ratke pada
para guru. Guru, kata Ratke pertamakali hendaknya mengenalkan benda kepada anak lebih
dahulu, baru setelah itu penjelasan yang diperinci (exposition) tentang benda tersebut.19[19]
Sedang Comenius menasehatkan kepada para guru bahwa sesuatu itu harus digambarkan
dengan simbol secara bersama-sama. (Thing and symbol should accompany each other). Dalam
mempresentasikan gagasan ini Comenius menulis sebuah buku berjudul Orbis Pictus (Dunia
dalam Gambar).
Naturalisme di bidang pendidikan juga dielaborasi oleh kerangka pemikiran John Locke
(1632-1704) dalam buku Essay Concerning Human Understanding. Ia mengemukakan bahwa
teori dalam jiwa diperoleh dari pengalaman nyata. Dalam formulasi redaksi yang berbeda dengan
maksud yang sama John Locke mengatakan bahwa, tidak ada sesuatu dalam jiwa tanpa melalui
indra.20[20]
Kesimpulan lebih lanjut dari statement Locke adalah jiwa senantiasa kosong dan hanya
terisi apabila ada pengalaman. Oleh karena alam merupakan spot power bagi pengisian jiwa,
maka proses pendidikan harus mengikuti tata-tertib perkembangan alam. Kalau alam serba
teratur, ia menghendaki pengajaranpun harus teratur. Mata pelajaran harus diajarkan secara
berurutan (sequence) , step by step dan tidak bersamaan, misalnya: membaca dulu sampai bisa,
kemudian diikuti dengan pembelajaran menulis, demikian selanjutnya. Ide-ide Locke tersebut
berseberangan dengan pandangan Platonic Notion, yang mengatakan bahwa manusia itu lahir
dengan ide (gagasan) pembawaan seperti ide tentang Tuhan, rasa tentang benar dan salah,
kemampuan-kemampuan logik tentang prinsip-prinsip kontradiksi yang secara otomatis tanpa
melalui belajar.21[21] Bagi Locke semua itu harus dipelajari melalui pemahaman. Oleh sebab itu,
Locke berkata "baik buruknya anak (peserta didik) tergantung pada pendidikannya". Teori inilah
yang kemudian melahirkan konsep Tabularasa atau Blanksheet dalam pendidikan.

18[18] Ibid., . 59

19[19] Ibid.,72
20[20] Achmadi Achmadi ideology pendidikan islam Jogjakarta : Penerbit pustaka pelajar
2005, 43.

21[21] Ibid.,45
Dimensi ketiga dari filsafat pendidikan Naturalisme adalah pentingnya pemberian
pemahaman pada akal akan kejadian atau fenomena dan hukum alam melalui observasi.
Observasi berarti mengamati secara langsung fenomena yang ada di alam ini secara cermat dan
cerdas. Seperti yang dialami Copernicus, bahwa pemahaman kita akan menipu kita, apabila kita
berfikir bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi, padahal sebenarnya bumilah yang
mengelilingi matahari. Pendapat Copernicus di atas sangat berpengaruh pada abad ke 18,
sehingga abad ini dikenal dengan sebutan abad rasio (age of reason) atau Rasionalisme.
Demensi terakhir dari percikan pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme juga
dikembangkan oleh Jean Jacques Rousseau berkebangsaan Prancis yang naturalis mengatakan
bahwa pendidikan dapat berasal dari tiga hal, yaitu ; alam, manusia dan barang. Bagi Rousseau
seorang anak harus hidup dengan prinsip-prinsip alam semesta.22[22]

22[22] Brian turner.modernitas dan postmodernisme Yogyakarta, pustaka pelajar 2008.174


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.      Naturalisme merupakan aliran yang menyakini adanya pembawaan dan juga milieu (lingkungan).
Aliran naturaalisme memandang bahwa anak diciptakan oleh penciptanya itu baik sedangkan
lingkungan itu buruk.
2.      Teori Naturalisme diungkapkan oleh seorang filsuf Prancis bernama J.J. Rousseaue. Teori ini
mengatakan bahwa setiap anak yang baru lahir pada hakikatnya memiliki pembawaan baik,
namun pembawaan baik itu dapat berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat
3.      Fenomena menarik di bidang pendidikan yang menjadikan alam sebagai tempat dan pusat
kegiatan pembelajaran. Para siswa menyatu dengan alam sebagai tempat belajar memuaskan
keinginantahuannya sebab mereka secara langsung berhadapan dengan sumber dan materi
pembelajaran secara riil
4.      Dimensi utama dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di bidang pendidikan
adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Hal ini didukung oleh
seorang ahli seperti J.J.Rousseau ,F.W.A.Frobel. Saat ini aliran naturalisme diterapkan sebagai
salah satu model pendidikan. Hal ini dilakukan guna memberikan pengetahuan yang seluas-
luasnya kepada anak tentang alam dan anak mampu belajar dengan alam.
B.      Saran
Dari pembahasan diatas penulis memberikan saran kepada pembaca khususnya bagi calon
pendidik. Seorang clon pendidik yang baik diharapkan bukan hanya bisa mengajar tetapi juga
mampu mendidik dan membimbing anak untuk banyak belajar dari alam. Sehingga anak belajar
dengan baik karena anak melihat, mendengr, merasakan, mengalami dan mempraktikkn secara
langsung apa yang mereka pelajari.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens. K. Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia.2003 Yogyakarta, Kanisius.


Dahlan Al Barry, 2000.Kamus Ilmiah Populer Surabaya , Penerbi Arkola
Loren Bagus 2000 Kamus Filafat, Jakarta. Penerbit PT Gramidia Pustaka Utama
Rasjidi, 1984 Persoalan-Persoalan Filsafat Jakarta ,PT. Bulan Bintang
(http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/21/penerapan-aliran-naturalisme-dalam-
pembelajaran-3/).
Idarmaningtyas, edi subhan, fahmi panimbang, 2014 Melawan liberalism Pendidikan.
Surabaya: madani wisma kalimitro
Brian turner. 2008, modernitas dan postmodernisme Yogyakarta, pustaka pelajar
Kelvin Seifert , 2012 pedoman pembelajaran dan intruksi pendidikan. Jogjakarta:
IRCISOD.
Paul Ricoeur, 2012 Teori Interpretasi, Jogjakarta: IRCISOD.
Umiarso & Zamroni 2011 Pendidikan Pembebasan Dalam Perspektif Barat Dan Timur .
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Ali maksum, 2011 pengantar filsafat (dari masa klasik hingga postmodernisme), , Ar-
ruzz Media jogjakarta,
Achmadi 2005 ideology pendidikan islam Jogjakarta : Penerbit pustaka pelajar
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Kalabahi, 12 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran Naturalisme Pendidikan
B. Pandangan J.J. Rousseau (1712-1778) Tentang Naturalisme
C. Penerapan aliran naturalisme
D. Perbandingan antara Aliran Naturalisme dengan Realitas yang Terjadi Dewasa Ini
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai