Anda di halaman 1dari 14

Beranda Pengetahuan (Kumpulan

Makalah Pendidikan)
Blog ini berisi kumpulan makalah pendidikan untuk perguruan tinggi maupun untuk tingkat SMA dan terdiri dari
berbagai macam Mata Kuliah/Pelajaran, mulai dari Bahasa Indonesia, IPA, Psikologi, Konsep Dasar IPS, Media
Pembelajaran, Pusat Sumber Belajar, Metode dan Strategi Pembelajaran, Evaluasi Pendidikan, Filsafat
Ekonomi, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Civic Education dan lain sebagainya...

Laman

Beranda

Daftar Isi Blog

Kumpulan Makalah dan Artikel Islam

Jumat, 21 November 2014


Makalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Download Makalah: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

A.

Pendahuluan
Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan untuk
membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang lebih memuaskan.
Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita kepada tindakan
yang telah layak, filsafat perlu pemahaman bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan karena ia menentukan pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai
tujuan.
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat
abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk faham betul
semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita
hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;
epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh
pengetahuan, ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang
melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna

pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat
yang begitu luas ruang lingkup dan pembahansannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat, hanya saja
berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula. Epistemologi sebagai teori
pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan, bagaimana kita bisa tahu
dan dapat membedakan dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang kita
kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir. Sedangkan
aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan pengetahuan di atas,
klasifikasi, tujuan dan perkembangannya.
B.
1.

Ontologi
Pengertian Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti yang berada, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah
ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.1[1]
Namun pada dasarnya term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf
Goclenius pada tahun 1636 M. untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang
bersifat metafisis. Dalam perkembanganya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi dua,
yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah
lain dari ontologi.2[2]
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada yang mungkin ada, yang
boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan
hakikat nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan. Hakikat ialah
realitas, realitas ialah kerealan, real artinya kenyataan yang sebenarnya, jadi hakikat adalah
kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau
keadaan yang menipu, bukan keadaan yang meberubah.3[3]
Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang
berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objekobjek fisik, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional. ontologi
dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal
pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Ontologi sering diindetikan dengan metafisika yang juga disebut proto-filsafia atau
filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat sesuatu,
keesaan, persekutuan, sebab akibat, realita, atau Tuhan dengan segala sifatnya.4[4]
1
2
3
4

Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip paling dasar atau dalam dari segala sesuatu yang ada.
Para ahli memberikan pendapatnya tentang realita itu sendiri, diantaranya Bramel. Ia
mengatakan bahwa ontologi ialah interpretasi tentang suatu realita dapat bervariasi, misalnya
apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda pendapat mengenai
bentuknya, tetapi jika ditanyakan bahanya pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi,
inilah yang dimaksud dari setiap orang bahwa suatu meja itu suatu realita yang kongkrit.
Plato mengatakan jika berada di dua dunia yang kita lihat dan kita hayati dengan kelima
panca indra kita nampaknya cukup nyata atau real.
Adapun mengenai objek kajian ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu, ada umum,
ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan
metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada. Objek formal ontologi
adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas tranpil dalam kuantitas atau
2.

jumlah, telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau plurarisme.5[5]


Hubungan Ontologi dengan Filsafat Pendidikan
Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan yang
berpusat pada pembahasan tentang hakikat. Ketika ontologi dikaitkan dengan filsafat
pendidikan, maka akan munculah suatu hubungan mengenai ontologi filsafat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Disini bermakna bahwa
adanya pendidikan bermaksud untuk mencapai tujuan, maka dengan ini tujuan menjadi hal
penting dalam penyelengaraan pendidikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan
dapat membawa anak menuju kepada kedewasaan, dewasa baik dari segi jasmani maupun
rohani.6[6]
Dengan mengetahui makna pendidikan maka makna Ontologi dalam pendidikan itu
sendiri merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai halhal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan
objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan
dimana sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan
pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah
teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.
Di atas telah disebutkan bahwa Pendidikan ditinjau dari sisi ontologi berarti persoalan
tentang hakikat keberadaan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa pendidikan selalu berada
dalam hubungannya dengan eksistensi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak
mungkin bisa menjalankan tugas dan kewajibannya di dalam kehidupan, pendidikan secara
5
6

khusus difungsikan untuk menumbuh kembangkan segala potensi kodrat (bawaan) yang ada
dalam diri manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi pendidikan berarti
pendidikan dalam hubungannya dengan asal-mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.
3.
a)

Tanpa manusia, pendidikan tak pernah ada.


Penerapan Ontologi Filsafat Pendidikan Menurut Beberapa Aliran
Pandangan Ontologi Progressivisme
Asal hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang amat luas tidak
terbatas, sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia.
Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atau segala sesuatu,pengalaman manusia
tentang penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah realita manusia
hidup sampai mati. Pengalaman adalah suatu sumber evolusi maju setapak demi setapak
mulai dari yang mudah-mudah menerobos kepada yang sulit-sulit (Proses perkembangan
yang lama). Pengalaman adalah perjuangan sebab hidup adalah tindakan dan perubahanperubahan. Manusia akan tetap hidup berkembang jika ia mampu mengatasi perjuangan ,
perubahan dan berani bertindak.
Aplikasi pandangan ini terhadap pendidikan adalah pada saat proses pembelajaran agar
anak dapat memahami apa yang dipelajari, mereka harus mengalami secara langsung. Untuk
mendapatkan pengalaman secara langsung anak dapat diajak untuk melakukan berbagai
kegiatan misalnya, eksperimen, pengamatan, diskusi kelompok, observasi, wawancara,

b)

bermain peran dan lain-lain.


Pandangan Ontologi Essensialisme
Essensialisme adalah pendiddikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban manusia. Essensialisme memandang bahwa pendidikan
berpijak pada nilai-nilai yang memilikki kejelasan dan tahan lama yang memberikan
kesetabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Sifat yang menonjol dari ontologi esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini
dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Pendapat ini
berarti bahwa bagaimana bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan
dengan tata alam yang ada. Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi
bahagia di dunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan
segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi
esenisalisme semacam miniatur dunia yang bisa dijadikan sebagai ukuran kenyataan,
kebenaran dan keagungan.
Aplikasinya dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru diselipkan nilai-nilai
keagamaan antara lain saat sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung dilakukan berdoa

c)

bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing.


Pandangan Ontologi Perennialisme

Perennialisme

memandang

pendidikan

sebagai

jalan

kembali

atau

proses

mengembalikan keadaan sekarang. Perennialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh


baik teori maupun praktek bagi kebudayaan dan pendidikan jaman sekarang.
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang
kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan
krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada
kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk
itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan
ideal yang telah teruji dan tangguh.
Ontologi perennialisme menyatakan segala yang ada di alam ini terdiri dari materi dan
bentuk atau badan dan jiwa yang disebut dengan substansi, bila dihubungkan dengan manusia
maka manusia itu adalah potensialitas yang didalam hidupnya tidak jarang dikuasai oleh sifat
eksistensi keduniaan tidak jarang pula dimilikkinya akal, perasaan dan kemauannya semua ini
dapat diatasi. Maka dengan suasana ini manusia dapat bergerak menuju tujuan (teologis)
dalam hal ini untuk mendekatkan diri pada supernatural (tuhan) yang merupakan pencipta
manusia itu sendiri dan merupakan tujuan akhir.
d) Pandangan Ontologi Rekontruksionisme
Dengan ontologi, dapat diterangkan bagaimana hakikat dari segala sesuatu. Aliran
rekonstruksionalisme memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu
ada dimana dan sama di setiap tempat. Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas
penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya
pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia
melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang
dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat
manusia.
Kaitan aliran ini dengan pendidikan adalah pendidikan itu tidak diselenggrakan secara
terpusat melainkan secara universal. Mengingat situasi dan kondisi disetiap tempat berbedabeda. Di sini setiap sekolah berhak menentukan indicator sesuai dengan situasi, lingkungan,
serta kebutuhan peserta didik
Kewajiban pendidik melalui latar belakang ontologis ialah membina daya pikir yang
tinggi dan kritis. Implikasi pandangn ontologi di dalam pendiddikan ialah bahwa pengalaman
manusia yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam
arti sebagai pengalaman sehari-hari, melainkan sesuatu yang tak terbatas.
C.
1.

Epistemologi
Pengertian Epistemologi

Dalam belajar filsafat, kita akan menemui banyak cabang kajian yang akan membawa
kita pada fakta dan betapa kaya dan beragam kajian filsafat itu. Sebenarnya yang terpenting
adalah bagaimana kita semua memahami apa saja yan menjadi kajan filsafat, cabang-cabang
filsafat.7[7] Albuerey Castel membagi masalah filsafat menjadi enam bagian yaitu, teologis,
metafisika, epistemologi, etika, plitik dan sejarah.8[8]
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau tidaknya suatu
pengetahuan.9[9] Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi mempunyai banyak sekali
pemaknaan atau pengertian yang kadang sulit untuk dipahami. Dalam memberikan
pemaknaan terhadap epistemologi, para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga
memberikan pemaknaan yang berbeda ketika mngungkapkannya.10[10]
Akan tetapi, untuk lebih mudah dalam memahami pengertian epistemologi, maka perlu
diketahui pengertian dasarnya terlebih dahulu. Epistemologi berdasarkan akar katanya
episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori).11[11]
Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode
dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan
dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.12[12]
Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi daripada epistemologi adalah P.
Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan
mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan
dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Tokoh lain yang mencoba mendefinisikan epistemologi adalah D.W Hamlyin, beliau
mengatakan bahwa epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian pengandaian serta secara umum hal itu dapat
diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.13[13]
Dagobert D. Runes. Seperti yang di tulis Mujamil Qomar, beliau memaparkan bahwa
epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas, sumber, struktur, metode-metode, dan
validitas pengetahuan.14[14] Sedangkan menurut Azyumardi Azra, beliau menambahkan
bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas keaslian, pengertian, struktur, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.15[15] Walaupun dari kedua pemaparan di atas terdapat sedikit
7
8
9
10
11
12
13
14
15

perbedaan, namun keduanya memberikan pengertian yang sederhana dan relatif mudah di
pahami. Mudhlor ahmad merinci menadi enam aspek yaitu, hakikat, unsur, macam, tumpuan,
batas dan saran pengetahuan.16[16]
Am Syaifudin menyebutkan bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus
dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana
membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu
yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai manakah batassannya. Semua
pertanyaan itu dapat diringkas menjadi dua masalah pokok, masalah sumber ilmu dan
2.

masalah benarnya ilmu.17[17]


Ruang Lingkup Epistemologi
Dengan memperhatikan definisi epistemologi, bisa dikatakan bahwa tema dan pokok
pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan pengetahuan.Dalam hal ini, dua poin

a)

penting akan dijelaskan:


Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu secara umum atau
ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushl.Ilmu itu sendiri memiliki istilah yang
berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut

adalah sebagai berikut:


1) Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum dan mencakup segala
hal yang hakiki, sains, teknologi, keterampilan,kemahiran dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti
2)

hudhr, hushl,ilmu Tuhan, ilmu para malaikat dan ilmu manusia.


Ilmu adalah kehadiran (hudhr) dan segala bentuk penyingkapan. Istilah ini digunakan

3)

dalam filsafat Islam. Makna ini mencakup ilmu hushl dan ilmu hudhr.
Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu hushl dimana berhubungan dengan ilmu logika

(mantik).
4) Ilmu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan hukum yang meliputi kebenaran yang diyakini dan
5)

belum diyakini.
Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan dan realitas

6)

eksternal.
Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling bersesuaian dimana tidak

berhubungan dengan masalah-masalah sejarah dan geografi.


7) Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat empirik.
b) Sudut pembahasan
Yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan makrifat, maka dari sudut mana
subyek ini dibahas,karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan
psikologi.Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang
yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi salah satu
16
17

pembahasan dibidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan
realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sementara aspek penyingkapan
ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab
hadirnya pengindraan adalah dibahas dalam ilmu logika. Dan ilmu psikologi mengkaji
subyek ilmu dari aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu
ilmu. Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam
tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan probabilitas pengetahuan, pembagian
dan observasi ilmu, dan batasan-batasan pengetahuan.Dan dari sisi ini, ilmu hushl dan ilmu
hudhr juga akan menjadi pokok-pokok pembahasannya. Dengan demikian, ilmu yang
diartikan sebagai keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa dijadikan sebagai
3.

subyek dalam epistemologi18[18].


Aliran-aliran Epistemologi
Dalam teori epistemologi terdapat beberapa aliran. Aliran-aliran tersebut mencoba
menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan.
Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan yaitu aliran:

a)

Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber pengetahuan manusia ialah
pikiran, rasio dan jiwa.

b)

Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia berasal dari
pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia luar yang ditangkap oleh panca inderanya.

c)

Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia


itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau pikiran manusia sendiri.
Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di

dalamnya aliran-aliran:
a)
Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia adalah gambaran
yang baik dan tepat tentang kebenaran. Dalam pengetahuan yang baik tergambar kebenaran
b)

seperti sesungguhnya.
Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah kejadian dalam jiwa
manusia, sedangkan kanyataan yang diketahui manusia semuanya terletak di luar
dirinya19[19].
Dengan demikian, pengertian epistemologi keilmuan Islam adalah merupakan asas
mengenai cara bagaimana materi pengetahuan yang menjelaskan tentang keilmuan Islam dan
beberapa aspek yang termasuk di dalamnya yang diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan yang meliputi sumber dan sarana untuk mencapai ilmu pengetahuan.
18
19

D.
1.

Aksiologi
Pengertian Aksiologi
Aksiologi membahas tentang masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari kata axio dan
logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos artinya akal, teori, axiologi
artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai20[20].
Aksiologi sebagai cabang filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan21[21].
Nilai Intrinsik, contohnya pisau dikatakan baik karena mengandung kualitas-kualitas
pengirisan didalam dirinya, sedangkan nilai instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah
pisau yang dapat digunakan untuk mengiris22[22], jadi dapat menyimpulkan bahwa nilai
Instrinsik ialah nilai yang yang dikandung pisau itu sendiri atau sesuatu itu sendiri, sedangkan

2.

Nilai Instrumental ialah Nilai sesuatu yang bermanfaat atau dapat dikatakan Niai guna.
Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan
Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat
dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan
ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat

a)

ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah

kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.


b) Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenaranya dan
dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan.
c) Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batui didepan pintu, setiap
keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani
lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan
masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan
amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang
detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan
manusia.
20
21
22

E.
1.

Hubungan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dengan Pendidikan


Ontologi
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.Berisi
mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui
manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi
pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan.
Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar

2.

dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.
Epistemologi
Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan
salah satu cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau caraa memperoleh pengetahuan, validitas
dan kebenaran pengetahuan. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta atau kenyataan dari
sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau
dibuktikan kebenarannya.
Jadi hubungan epistemologi dengan pendidikan adalah untuk mengembangkan ilmu
secara produktif dan bertanggung jawab serta memberikan suatu gambaran-gambaran umum

3.

mengenai kebenaran yang diajarkan dalam proses pendidikan.


Aksiologi
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang

diperoleh

dari

ilmu

pengetahuan,menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika.Penerapan


aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial
dan kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain
itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari
sebuah karya manusia.
Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu
sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaikbaiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab.
F.

Kesimpulan
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti yang berada, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah
ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan, term ontologi pertama kali diperkenalkan
oleh Rudolf.
Menurut etimologi, epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme
(pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi
adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya

yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya
pengetahuan itu.
Aksiologi membahas tentang masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari kata axio dan
logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos artinya akal, teori, axiologi
artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,

Mudlor. 1994. Ilmu Dan Keinginan Tabu (Epistemologi Dalam Filsafat). Bandung:

Trigenda Karya.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pres.
Idi, Jalaluddin Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Margono, Soejono Soe. Pengantar Filsafat Louis O.Kattsoff. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mustansyir, Rizal dan Munir, Misnal. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode Rasional Hingga Metode
Kritik. Jakarta: Erlangga.
Shamad, Abd dkk. 2012. Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi, di akses dari
http://philosopherscommunity.blogspot.com pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 13:15
WibSurajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Soyomukti, Nuraini. 2011. Pengantar Filsafat Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Susanto, A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Syam, Nina W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama.
Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.118-119
A. Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara: 2001), hlm. 91
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 28
Jalaluddin Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hlm. 104-105
A. Susanto, op.cit, hlm. 92
Jalaluddin Abdullah Idi, op.cit, hlm. 119
Nuraini Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 111
Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2010), hlm. 26
Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2010), cet 1, hlm 229
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, (Jakarta: Erlangga,
2005), hlm. 2

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 78

Mujamil Qomar, op.cit., hlm. 3.


Ibid.,
Muajmil Qomar Ibid, hlm, 4
Ibid

Mudlor Ahmad, Ilmu Dan Keinginan Tabu (Epistemologi Dalam Filsafat), (Bandung: Trigenda Karya.
1994) hlm. 61
Mujamil Qomar, op,cit., hlm. 4

Abd

Shamad

dkk,

Filsafat:

Ontologi,

Epistemologi

dan

Aksiologi,

di

akses

dari

http://philosopherscommunity.blogspot.com/2012/05/filsafat-ontologi-epistemologi-dan.ht ml pada tanggal 18


Oktober 2014 pukul 13:15 Wib
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 5
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 26
Soejono Soe Margono. Pengantar Filsafat Louis O.Kattsoff. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1986), hlm. 327
Ibid, hlm. 328

Butuh makalah ini?


Download DISINI

Baca juga:

Makalah Teori Belajar Menurut Pandangan Gestalt

Makalah Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Barat

Makalah Kemajuan Ilmu pada Zaman Renaisans dan Modern

Makalah Geopolitik Indonesia

Diposkan oleh Muamer Kadhapi di 21.11.14


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Filsafat Pendidikan

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Link Teman

Pendidikan Berkarakter Membangun Generasi Berwibawah

Sharing Info Kuliah

Mengenai Saya

Muamer Kadhapi
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2015 (8)
o

Maret (5)

Februari (2)

Januari (1)

2014 (15)
o

Desember (6)

November (9)

Makalah Filosofi Tentang Hakikat Pendidikan

Makalah Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pen...

Makalah Organisasi dan Administrasi Bimbingan Kons...

Makalah Isu-Isu Aktual Kependidikan

Makalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

Makalah Teori Belajar Menurut Pandangan Gestalt

Makalah Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Barat

Makalah Kemajuan Ilmu pada Zaman Renaisans dan Mod...

Makalah Geopolitik Indonesia

<a href="http://www.ping-fast.com/" alt="ping fast my blog, website, or RSS feed for Free">ping fast
my blog, website, or RSS feed for Free</a> <a href="http://www.her-libido.com/" alt="click here">www.herlibido.com</a>

Play with Clavin

Langganan
Atom
Pos
Atom
Komentar

Pengikut Blog
SEO ToolsSubmit Express

Manfaatkan blog anda untuk menghasilkan uang melalui ziddu, klik gambar
dibawah ini

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai