Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NASYWA SABINA SURYA

NIM : 11210183000016

KELAS/PRODI : 2A/PGMI

Catatan Individu pertemuan ke 5

Kemampuan mendeskripsikan dan membedajkan tiga landasan utama filsafat pendidikan

Tiga Landasan Filsafat Pendidikan

1. Landasan metafisika/ontologis
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos:
Logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Secara terminologi, ontologi adalah
ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realitas, baik berbentuk
jasmani atau konkrit maupun rohani atau abstrak.¹
Setelah mempelajari semua bidang utama filsafat, termasuk filsafat manusia,
ilmu alam dan dunia, kehutanan, moral, dan ilmu sosial, sebuah ontologi dibuat. Oleh
karena itu, ontologi sangat sulit dipahami jika dipisahkan dari bagian atau bidang
filsafat lainnya. Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada,
mempersoalkan hakikat. Hakikat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak
terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat.² Dengan menjelajahi hakikat, kita dapat
memperoleh pengetahuan dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan tentang apa
hakikat sains itu.

2. Landasan epistemologis
Secara etimologi, epistemologi berarti teori pengetahuan. Dalam rumusan yang
lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang
mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur,
metode, dan validitas pengetahuan, dan epistemologi merupakan disiplin ilmu yang
bersifat evaluatif, normatif, dan kritis.³ Pada prinsipnya landasan epistemologis
mempunyai tujuan menjelaskan bahwa mencari pengetahuan yang benar harus

¹ Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan; The Choice Is Your, (Jogjakarta: Penerbit Valia
Pustaka), hlm 141-142
² Amka, Filsafat Pendidikan. (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2019), hal. 33.
³ Uswatun Chasanah, 2017. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan. Vol. 24 no. 1
berlandasakan pada argumenargumen logika yang berlaku umum, yang hasilnya dalam
bentuk teori, hukum, kaidah, dalil, asumsi dan sebagainya.⁴
Prinsip epistemologi memberitahu kita ketika hitam mengatakan hitam dan
putih mengatakan putih. Namun masalah tersebut erat kaitannya dengan fungsi sains
dan kepentingan sains bagi kita. Ilmu pengetahuan telah menyelamatkan banyak orang
dari penyakit, kelaparan, kemiskinan dan kebodohan. Arti dari landasan epistemologis
ini adalah bagaimana guru mengajar mata pelajaran yang sejalan dengan upaya guru
menemukan kebenaran berdasarkan prinsip dan metode kebenaran ilmiah. Landasan
epistemologis juga memberikan dasar bagi pengembangan dan penyusunan konten
pendidikan yang berbasis kebutuhan.

3. Landasan aksiologis
Aksiologi adalah cabang Filsafat yang menganalisis tentang hakikat nilai
yang meliputi nilai-nilai kebenaran, keindahan, kebaikan, dan religius (Kattsoff,
1996:327). Nilai-nilai kebenaran, keindahan, kebaikan dan agama merupakan nilai-
nilai luhur kehidupan manusia. Pernyataan tentang nilai tidak dapat dikata-kan hanya
berasal dari dalam diri manusia sen-diri, tetapi kesadaran manusia menangkap se-
suatu yang berharga di alam semesta (Brennan,1996:215).
Landasan aksiologi pendidikan memungkinkan pendidik untuk berpikir jernih
tentang makna hidup dan hubungannya dengan pendidikan dan memberikan pedoman
untuk pengembangan program. Pendidikan sangat berkaitan dengan konteks dunia.
Manfaat mendalami landasan aksiologis pendidikan adalah untuk secara konsisten
merumuskan landasan epistemologis pendidikan.⁵

⁴ Suyitno, 2009. Landasan Filosofis Pendidikan, p. 167. hal. 23

⁵ Sri Soeprapto, 2013. Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Dalam Perspektif
Filsafat Pendidikan. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai