Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT MODERN : ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS

Penulis : Fatkhul Mubin

PENGANTAR

Pada artikel yang saya baca, disini saya menemukan pengertian bahwa
Pendidikan merupakan suatu isu yang senantiasa menarik untuk dikaji, sepanjang masih
ada kehidupan manusia dibumi ini. Semua bangsa di dunia pasti memiliki hal yang
berhubungan dengan pendidikan, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mengembangkan budaya yang dimiliki sehingga dapat mewariskannya kepada generasi
penerus mereka, tidak hanya itu pendidikan sering disebut juga sebagai agent of culture.
Lalu, Filsafat memiliki sifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan-
tujuannya, yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan-tujuan itu dan cara-cara
yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Konsep-konsep
pendidikan diuji secara kritis demikian pula dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut
memadai ataukah tidak ketika berhadapan dengan fakta yang sebenarnya.

Lalu pengertian dari filsafat pendidikan adalah bersifat analitik atau filsafat
pendidikan berupaya menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif,
menguji rasionalitas ide-ide pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain
maupun cara-cara yang berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran Penjernihan istilah-
istilah akan sampai pada hal-hal yang bersifat hakiki sehingga Filsafat pendidikan
berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda yang berhubungan dengan istilah-
istilah yang banyak digunakan dalam lapangan pendidikan seperti kebebasan,
penyesuaian, pertumbuhan, pengalaman, kebutuhan, dan pengetahuan. maka kajian
filsafat tentang pendidikan akan ditelaah oleh cabang filsafat yang bernama metafisika
atau ontologi. Selain itu, kajian pendidikan secara filsafat memerlukan pula landasan
epistemologis dan landasan aksiologis.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ontologi

Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos dan Logos. Jadi, ontologi
adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau
ilmu tentang yang ada. Ontologi bisa diartikan sebagai suatu cabang metafisika yang
berhubungan dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri oleh karena itu Ontologi
mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada. Ontologi juga merupakan salah
satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani, karena Kajian tersebut
membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkrit. Tokoh yunani yang memiliki
pandangan yang bersifat ontologis diantaranya yaitu Thales, Plato, dan Aristoteles.
Thales. Melalui perenungannya terhadap air yang ada di mana-mana, ia sampai pada
kesimpulan bahwa air merupakan “substansi terdalam” yang merupakan asal mula dari
segala sesuatu. Yang terpenting bagi kita sesungguhnya bukanlah ajarannya yang
mengatakan air itulah asal mula segala sesuatu tetapi air itu merupakan substansi belaka.

Ontologi yang dibahas yaitu Ontologi Pendidikan, dimana Dasar ontologi


pendidikan adalah objek materi pendidikan dimana sisi yang mengatur seluruh kegiatan
kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan
yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia
ilmu.

2. Pengertian Epistomologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan “Logos”. “Episteme”


berarti pengetahuan (knowledge), “logos” berarti teori. Dengan demikian, epistemologi
secara etimologis berarti teori pengetahuan. Tuntutan fitrah manusia dan rasa ingin
tahunya yang mendalam niscaya mencari jawaban dan solusi atas permasalahan-
permasalahan tersebut dan hal-hal yang akan dihadapinya. Pada dasarnya, manusia ingin
menggapai suatu hakikat dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya.
Epistemologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta
bagaimana proses terjadinya. Banyak sumber yang mendefinisikan pengertian
epistemology yaitu diantaranya:

a. Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang mengenarahi masalah-masalah


filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.

b. Epistemologi adalah pengetahuan sistematis yang membahas tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara
memperoleh pengetahuan, validitas, dan kebenaran pengetahuan (ilmiah).

c. Epistemologi adalah cabang atau bagian filsafat yang membicarakan tentang


pengetahuan, yaitu tentang terjadinya pengetahuan dan kesahihan atau kebenaran
pengetahuan.

d. Epistemologi adalah cara bagaimana mendapatkan pengetahuan, sumber-


sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan.

Tidak hanya sumber ilmu, ada juga aliran-alirannya yaitu :

 Rasionalisme
 Empirisme
 Realisme
 Kritisme
 Skeptisisme
 Pragmatisme

3. Pengertian Aksiologi

Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “aksios” yang berarti
nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang
mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai. Aksiologi dalam Kamus
Bahasa Indonesia (1995) adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono seperti yang dikutip Surajiyo
(2007), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai
dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
PENUTUP

Menurut saya, Jurnal yang dibuat oleh Penulis cukup baik, dari segi penulisan dan
pemilihan kata yang di pakai, sehingga pembaca dapat memahami apa yang ada dalam
jurnal. Selain itu penulis juga pintar dalam memilih sumber yang di pakai sehingga
pengertian nya pun dapat kita tahui secara spesifik. Hanya saja penulis tidak banyak
menguasai semua pengertian dari beberapa pokok pembahasan yaitu dari Aksiologi yang
bisa dibilang sedikit contohnya. Masih perlu dikembangkan kembali jurnal yang ditulis ini
sehingga pembaca dapat memahami lagi, apa yang kurang dari sebelumnya. Hanya itu
yang bisa saya bahas, kurang lebihnya mohon maaf,sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Saihu, S. (2019). RINTISAN PERADABAN PROFETIK UMAT MANUSIA MELALUI


PERISTIWA TURUNNYA ADAM AS KE-DUNIA. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan
Keislaman, 3(2), 268-279,

Muhammad Kristiawan, Filsafat pendidikan; The choice is yours, (Yogyakarta: Valia


Pustaka, 2016), hal. 141.

Nunu Burhanuddin, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), hal. 49.

LINK :

Anda mungkin juga menyukai