FILSAFAT ILMU
Disusun oleh:
Pendidikan Matematika
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha ESA yang telah melimpahkan rahmat dan hikmat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Filsafat Ilmu dengan judul “KONSTRUKSI DAN
IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU: Matematika dan Pendidikan Matematika”.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dan sumber belajar sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Makalah Filsafat Ilmu dengan judul “KONSTRUKSI
DAN IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU: Matematika dan Pendidikan Matematika” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
BAB 1
FILSAFAT UMUM
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa Inggris adalah philosophy)
berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang berarti cinta (love) dan ‘sophia’
kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of
wisdom) dalam artinya sedalam-dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta,
pendamba dan pencari kebijaksanaan.
Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta merumuskan bahwa filsafat adalah
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan
sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti
‘adanya’ sesuatu.
Sistematika Filsaat terdiri dari 3 model: yaitu ontology (wujud/hakikat), epistemology (teori
pengetahuan), dan aksiologi (nilai/guna)
A. Ontologi
Filsafat adalah ilmu berfikir secara kritis, universal, dan radikal (mendalam). Jadi filsafat
ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sebenarnya secara kritis, universal,
dan mendalam. Ontologi biasanya mengkaji pertanyaan burupa apa. Permasalahn yang
sering dikaji dalam ontologi seperti apa hakikat kebenaran itu? apa hakikat ilmu itu?.
Ontologi menjadi ruang lingkup untuk mengkaji dan menafsirkan tentang hakikat realitas.
1. Objek kajian antologi, objek kajian antologi dibagi menjadi dua
a. Objek Material
Objek Material adalah sesuatu yang mungkin ada maksutnya adalah ada objek yang
akan dikaji atau diteliti. Contoh objek yang sering dikaji seperti Tuhan, manusia,
dan alam. Objek material dibagi menjadi 3 macam:
• Teologi
Teologi bersasal dari kata "theo" berarti Tuhan dan "logos" berarti ilmu. Jadi
teologi adalah ilmu yang mengkaji tentang Tuhan. Dalam aliran ini
keberadann Tuhan ingin dikaji dan dipamai secara lebih rasional lagi
(menurut pikiran dan pertimbangan yang logis). Dalam teologi terdapat
beverapa ajaran filsafat seperti filsafat stoa panteistis yang mengatakan
bahwa segala sesuatu yang dijadikan kekuatanilahi, yaitu keuatan alam.
Filsafat panteistis bendictus (baruch) spinoza mengatakan bahwa segala
sesuatu yang ada karena kehendak Tuhan tidak ada yang tidak tercangkup
dari kehendak Tuhan.
• Antropolog
Antropologi berasal dari kata "antropos" berarti manusia dan "logos" berarti
ilmu. Jadi antropologi adalah ilmu yang mengkaji tentang manusia. Sejak
zaman purba manusia sudah diperdebatkan. Dalam sain ada juga
antropologi. Nah untuk memebedakannya adalah jika dalam sain ditulis
antropologi saja sedangkan dalam filsafat ditulis antropolgi filsafat
• Kosmologi
Kosmologi berasal dari kata "kosmos" berarti alam dan "logos" berarti
ilmu. Jadi kosmos adalah ilmu yang mempelajari tentang alam. Hal yang
sering dikaji adalh mengenai waktu, perubahan, keutuhan, kemungkinan-
kemungkinan dan keabadian. Ada beberapa yang membahas tentang alam
seperti, teori kabut, teori pasang surut, teori ledakan dahsyat (big bang) dan
lin-lain. Banyak yang mengira bahwa kosmologi adalah teori astronomi
tetapi sebenarnya bukan. Astronomi adalah sains sedangkan kosmologi
adalah filsafat
b. Objek formal
Objek formal adalah mengakaji bagian dari objek material lebih mendalam lagi.
Bisa juga diartikan sebagai sudut pandang (poit of view) darimana hal tersebut
dipandang atau sudut pandang yang menyeluruh secara universal.
2. Aliran aliran dalam ontology
a. Monoisme : aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesuatu yang ada itu hanya satu,
dan tidak mungkin ada dua.
b. Materialisme : aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesuatau yang ada berasal dari
materi bukan Rohani. Aliran ini menolak hal hal yang tidak kelihatan.
c. Idealisme : aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesuatu yang ada bersumber dari
ide yaitu pikiran bukan dari materi. Semua yang ada di ala mini merupakan
bayangan dari dunia ide
d. Dualisme: aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesutau yang ada itu ada dua yaitu
materi dan roh.
e. Pluralisme : aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesutau yang ada itu banyak, jadi
bukan hanya materi dan ruh saja.
f. Agnositisme: aliran ini berpendapat bahwa hakikat segala sesutau yang ada itu tidak
nampak.
B. Epistemologi
1. Epistemologi (filsafat ilmu) adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam
pengembangannya menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan
secara radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian
epistemologi akan sangat menonjol bila dikaitan dengan pembahasan mengenai
hakekat epistemologi itu sendiri. Secara linguistik kata “Epistemologi” berasal dari
bahasa Yunani yaitu: kata “Episteme” dengan arti pengetahuan dan
kata “Logos” berarti teori, uraian, atau alasan. Epistemologi dapat diartikan sebagai
teori tentang pengetahuan yang dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah theory of
knowledge. Istilah epistemologi secara etimologis diartikan sebagai teori pengetahuan
yang benar dan dalam bahasa Indonesia disebut filsafat pengetahuan. Secara
terminologi epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu
filsafat tentang pengetahuan.
2. Epistemologi filsafat
Epistemelogi filsafat membicarakan tiga hal, yakni objek filsafat (yaitu yang di
pikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran pengetahan
filsafat).
3. Objek dan tujuan epistemologi
Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi atau teori pengetahuan yang untuk pertama
kali digagas oleh Plato ini memiliki objek tertentu. Objek epistemologi ini menurut
Jujun S. Suriasuamantri berupa “ segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk
memperoleh pengetahuan.” Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang mejadi
sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan,
sebab sasaran itu merupakan suatu tahap perantara yang harus dilalui dalam
mewujudkan tujan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya
tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.
Selanjutnya, apakah yang menjadi tujuan epistemologi tersebut? Jacques Martain
mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab
pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi
bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan
tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting
dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.
4. Landasan epistemologi
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yag dilakukan ilmu
dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
5. Pengaruh epistemologi
Sebagai teori pengetahuan ilmiah, epistemologi berfungsi dan bertugas menganalisis
secara kritis prosedur yang ditempuh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus
berkembang terus, sehingga tidak jarang temuan ilmu pengetahuan ditentang atau
disempurnakan oleh temuan ilmu pengetahuan yang kemudian.
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban
sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologilah yang menentukan
kemajuan sains dan teknologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat strategis
dalam merekayasa pegembangan alam menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Demikian halnya yang terjadi pada teknologi meskipun
teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh ternyata teknologi
sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
C. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat
yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun
S. suriasumantri filsafat ilmu sebuah pengantar popular, bahwa aksiologi diartikan sebagai
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Dari aksiologi, secara garis besar muncul dua cabang filsafat yang membahas aspek
kualitas hidup manusia, yaitu etika dan estetika.
1. Etika (Moral)
Etika adalah suatu cabang filsafat dalam aksiologi yang membahas tentang masalah-
masalah moral. Kajian etika ini lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat yang
berlaku pada komunitas tertentu. Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku yang
penuh dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun
terhadap tuhan sebagai sang pencipta. Etika berasal dari dua kata ethos yang berarti
sifat, watak, kebiasaan, ethikos berarti susila, adab atau akhlak dan perbuatan yang
baik.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan. Jadi Estetika adalah sustu cabang filsafat yang memberikan perhatian pada
sifat keindahan, seni, rasa, atau selera, kreasi, dan apresiasi tentang keindahan. Secara
ilmiahnya, ia didefinisikan sebagai studi tentang nilai-nilai yang dihasilkan dari emosi-
sensorik yang kadang dinamakan nilai sentimentalitas atau cita rasa atau selera. Secara
luasnya, estetika didefinisikan sebagai refleksi kritis tentang seni, budaya, dan alam.
Estetika dikaitkan dengan aksiologi sebagai cabang filsafat dan juga diasosiasikan
dengan filsafat seni.
BAB II
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam hal yang berkenaan
dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, filsafat ilmu berusaha membahas ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat
Ilmu berusaha memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap,
serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya
menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya, sehinga kita dapat menentukan identitas
ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan
mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan (Ernita, 2019)
A. Ontologi Ilmu
Suriasumatri (2007), menulis ontologi membahas tentang apa yang ingin kita
ketahui, sebarapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai
teori tentang “ada”.
Johnson dan Rising (1988) mengatakan bahwa matematika merupakan pola
berpikir, pola mengorganisasikan pengetahuan pembuktian logic, pengetahuan struktur
yang terorganisasikan memuat sifat sifat, teori teori dibuat secara deduktif berdasarkan
unsur yang tidak didefenisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya.
Sehingga dapat disimpulkan Ontologi Matematika merupakan segala aspek yang
ada dalam ilmu matematika yang bersifat kongkrit. Contoh dari ontologi matematika
adalah segala sesuatu yang ada dalam matematika, seperti misalnya teorema-teorema.
Teorema di dalam matematika akan dibuktikan secara logis, terstruktur, dan sistematis.
Pembuktian teorema inilah yang merupakan salah satu contoh ontologi matematika.
Menurut Wein (1973), mengatakan bahwa Pendidikan matematika adalah suatu
studi aspek asek tentang sifat sifat dasar dan Sejarah matematika beserta psikologi belajar
dan mengajarnya yang akan berkontribusi untuk pemahaman guru dalam tugasnya
Bersama siswa.
Ontologi Pendidikan Matematika merupakan hal-hal atau aspek dalam proses
pembelajaran matematika yang bersifat ada atau kongkrit. Dalam pendidikan matematika
proses pembelajaran matematika memiliki beberapa hal yang bisa dijadikan contoh
ontologi pendidikan matematika. Contoh ontologi pendidikan matematika yaitu media
pembelajaran matematika yang digunakan untuk mengajarkan konsep matematika kepada
peserta didik
B. Epistemlogi Ilmu
Epistemologi juga disebut logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi, logika
dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari
struktur berpikir dan dalil-dalilnya, seperti silogisme.
Epistemologi sebagai salah satu bagian dari filsafat merupakan pemikiran reflektif
terhadap segi dari pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas-batas,
asumsi dan landasan, validitas dan reliabilitas sampai kebenaran pengetahuan.
Epistemologi matematika yaitu ilmu filsafat untuk mempelajari keaslian atau
validitas dari sifat-sifat matematika. Misalnya seperti kebenaran sebuah teorema. Untuk
mengetahui benar atau tidaknya sebuah teorema, maka diperlukan adanya pembuktian.
Sehingga pembuktian teorema dalam matematika ini merupakan contoh dari epistemologi
matematika.
Epistemologi pendidikan matematika yaitu ilmu filsafat untuk mempelajari keaslian atau
validitas dari sifat-sifat pendidikan matematika, keaslian atau kebenaran hal-hal yang
termuat dalam proses belajar mengajar matematika. Contohnya seperti pengetahuan dasar
matematika yang telah dipahami siswa sebelumnya. Apakah pengetahuan itu bersifat benar
atau tidak, seperti itulah contoh dari epistemologi matematika.
C. Aksiologi Ilmu
Aksiologi adalah istilah yang berasalh dari Bahasa Yunani yaitu: axios yang berarti
nilai dan logos yang berarti ilmu. menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Aksiologi matematika yaitu ilmu dalam filsafat yang mempelajari tentang
kebermanfaatan matematika dalam kehidupan. Mengkaji tentang manfaat dari aspek-aspek
yang terkandung dalam matematika, apa sajakah manfaat itu dan bagaimana efeknya dalam
kehidupan. Contohnya adalah teorema pitaghoras, yang memiliki banyak manfaat dalam
segala penerapannya. Manfaat-manfaat dari ilmu matematika inilah yang menjadi contoh
dari aksiologi matematika.
Aksiologi pendidikan matematika yaitu ilmu dalam filsafat yang mempelajari
tentang kebermanfaatan pendidikan matematika dalam sebuah proses belajar mengajar
matematika. Contohnya adalah manfaat mempelajari tentang bangun ruang, dan
mempelajari hal-hal lain terkait pendidikan matematika. Sehingga para peserta didik
mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari proses belajar matematika untuk
membantu kelangsungan hidupnya
BAB III
Dalam buku filsafat ilmu karya Nurdin & Hasriadi mengatakan Sejarah perkembangan filsafat
ilmu dimulai dari zaman Yunani kuno, dimana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah
pengetahuan dari Barat. Akan tetapi pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad
ke-17 mengalami perpecahan, dimana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Dimana ini sejalan dengan
pandangan Van Peursen yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Beberapa poin yang dibahas tentang membangun ilmu filsafat diantaranya meriview video
penjelasan tentang rangkuman perkembangan pemikiran filsafat dibarat, The Critique Of Pure
Reason karya imanuel kant, dan bagaimana pandangan filsafat dalam memperebutkan kehidupan
dan dunia.
Kedua hal yang dikemukakan ini kemudian saling bertentangan pada era Modern,
hingga pada seorang filsuf Imanuel Kand (1671) mengemukakan posisi netral terhadap
keduanya, Ia mengganggap kedua pendapat keduanya tersebut saling melengkapi dan
benar adanya.
Aliran filsafat idialisme cukup banyak meberikan perhatian tentang masalah masalah
Pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik Pendidikan. Filsafat
mengambil peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan tak terkecuali perkembangan
ilmu matematika. Dalam bab ini akan dibahas Sejarah perkembangan matematika dan ideologi
Pendidikan.
Dalam konteks aliran ini, sumber pembelajarannya dapat menggunakan apa saja,
seperti buku, diktat, buku daras, modul, LKS ataupun dari lingkungan. Ini nantinya
akan menuntut siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam
melaksanakan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, penilaian yang dapat
dilakukan pada pembelajaran ini yaitu portofolio. Berdasarkan Kurikulum 2013,
penilaian ini dianggap lebih reliable dan valid daripada penilaian pada umumnya.
Pasalnya, portofolio dipandang sebagai proses penilaian yang tidak mengutamakan
hasil saja, melainkan prosesnya juga dilihat secara empiris
e. Aliran public educator
Secara konseptual, public educator merupakan kelompok atau kaum yang
berideologi demokrasi. Pada aliran ini, pendidikan dapat dimiliki oleh siapapun.
Dengan kata lain, pendidikan itu tidak melihat gender, ras, jenis kelamin, status
sosial, dan lainnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan ini laiknya
pendidikan inklusif yang mengarusutamakan Gender Equality, Disability and
Social Inclusion (GEDSI). Sebagai praktisi pendidikan inklusif, penulis sependapat
dengan paradigma aliran ini.
Menurut public educator pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan
pengalaman untuk menemukan atau memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan
pribadi dan kehidupan sosialnya. Pada hakikatnya masyarakat adalah terbaik,
namun masyarakat yang demokratis merupakan masyarakat terbaik dimana
terdapat kesempatan untuk setiap pekerjaan dan dalam demokrasi tidak mengenal
adanya stratifikasi sosial.
Menurut aliran ini, matematika merupakan suatu kegiatan sosial yang didasarkan
pada konsep-konsep matematika. Ini bertujuan agar siswa dapat memiliki
pengalaman dalam menemukan atau memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan
pribadi maupun sosial yang berkaitan dengan matematika.
Pendidikan didapat saat anak terlibat aktif dan menyatu dengan semua kegiatan
sosial kemasyarakatan di lingkungannya. Orang tua tidak mengisolasi anak-
anaknya di dalam sekolah. Maksud lain dari public educator ini adalah masyarakat
turut berperan sebagai mentor dan guru bagi si anak. Teori pembelajarannya adalah
diskusi sehingga siswa diberi kebebasan sesuai dengan kemampuannya. Teori
pengajarannya adalah diskusi dan investigasi.
Ketika ditinjau dengan pelaksanaan pembelajaran menurut Kurikulum 2013,
pembelajaran menurut aliran public educator ini sudah sesuai berdasarkan
Kurikulum 2013 karena, sifat pembelajaran yang dilakukan telah mengacu pada
enam pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan, dan mencipta. Peserta didik dalam hal ini
dituntut aktif mencari dan membangun pengetahuan, bukan menerima
pengetahuan. Sementara model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dan
dirumuskan dalam kurikulum baru meliputi discovery/inquiry learning, project
based learning di mana siswa menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah,
serta collaborative learning.
C. Paradigma/Teori/Model/Pendekatan/Metode/Strategi/Praksis
PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF
Dalam proses Pendidikan, aliran kontruktivisme menghendaki agar peserta didik dapat
menggunakan kemampuannya secara konstruktif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam pembelajaran konstruktivisme peserta didik harus aktif
dalam mengembangkan pengetahuannya sendiri, tidak hanya sekedar mendapat atau menunggu
semua ilmu dan pengetahuan dari guru. Pada bab ini akan membahas lebih dalam tentang
pembelajaran kontruktivisme dalam pembelajaran matematika beserta contohnya.
b. Contoh 2
Dalam pembelajaran di mata kuliah filsafat ilmu Bersama Prof. Marsigit kegiatan
pembelajaran berpusat kepada mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Masron,
2013) Pembelajaran konstruktivis biasanya dikaitkan dengan pendekatan yang berpusat
pada peserta didik, di mana siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berarti
(Masrom, 2013: 3).
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas diberikan quis dan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengelola informasi dari quiz atau tugas tersebut lalu
memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan untuk
membuka ruang diskusi. Professor tidak pernah membatasi ruang lingkup pertanyaan
sehingga mahasiswa tidak terbatas dalam berpikir dan menyampaikan pendapat.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Risqiyatul. “Filsafat Umum, Objek Kajian ontology dan aliran aliran ontology”.
www.kompasiana.com, senin, 13 November 2023, Filsafat Umum, Objek Kajian Ontologi dan
Aliran-aliran Ontologi Halaman all - Kompasiana.com
Yunus, Muhammad. “Mengenal Apa Itu Aksiologi Ilmu Filsafat dalam Pendidikan”.
www.kompasiana.com, senin, 13 November 2023, Mengenal Apa Itu Aksiologi Ilmu Filsafat
dalam Pendidikan Halaman 1 - Kompasiana.com