Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN UAS

Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
1

1. Jelaskan ontologi, epistemology, aksiologi dan metafisika filsafat bagi


kehidupan manusia. Jelaskan keterkaitan antara agama, filsafat, ilmu
pengetahuan dan filsafat pendidikan sebagai upaya manusia dalam mencari
dan menemukan kebenaran dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya.
Jawab :
Ontologi mempersoalkan tentang esensi dari yang ada, hakikat dari segala wujud
yang ada. ”Ontologi is the theory of being qua being” (Runes dalam Sadulloh,
2004 : 29). Ontologi bertujuan mengetahui realitas ilmu yang kita telaah
berkaitan dengan objeknya apa, apa wujudnya, dan bagaimana hubungan objek
dengan daya tangkap manusia. Dasar ontologi yaitu adanya objek penalaran yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diamati atau diuji melalui alat
indra manusia. Ilmu adalah pengetahuan empirik.
Menurut Langeveld (1961, dalam Sadulloh, 2004: 30), ”Epistemologi
membicarakan hakikat pengetahuan, unsur-unsur dan susunan berbagai jenis
pengetahuan, pangkal tumpuannya yang fundamental, metode-metode, dan
batasan-batasannya.” Epistemologi membahas persoalan pengetahuan. Dalam
epistemologi yang paling penting didiskusikan adalah apa yang menjadi sumber
pengetahuan dan bagaimana struktur pengetahuan serta berkaitan dengan jenis
pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan.
Dasar epistemology yaitu adanya cara atau metode untuk menelaah obyek
tersebut ; metode ilmiah. Ke dalamnya termasuk penalaran deduktif dan
pendekatan empiric yang bersifat induktif, dengan menggunakan statistika
sebagai metode penunjang.
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Di dalam aksiologi
juga membicarakan manfaat ilmu, tanggung jawab ilmuwan, dan sikap politik.
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan
manusia. Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat untuk
meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia dan keseimbangan alam.
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
2

Dasar aksiologi yaitu adanya nilai kegunaan dari pengetahuan itu bagi
kepentingan kesejahteraan manusia lahir dan batin. Dalam hal ini, landasan moral
sangatlah penting, agar pengetahuan yang dikembangkan dalam ilmu itu tidak
disalahgunakan.
Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu ”meta” yang berarti sesudah di
belakang, atau melampaui dan ”fisika” yang berarti alam nyata. Metafisika
merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul
di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar
hal yang dapat ditangkap panca indera. Metafisika berhubungan dengan
penjelasan hakekat dari realitas se-rasional dan se-komprehensif mungkin.
Metafisika mencoba mengkaji secara mendalam: siapa manusia, dari mana asal
manusia, apa yang dituju manusia, dan untuk apa hidup di dunia ini.
Metafisika dipandang sebagi teori mengenai apa yang ada. Perkembangan suatu
ilmu bertumpu pada landasan ontologis tertentu. Metafisika merupakan ilmu
yang memikirkan hakikat di balik alam nyata, serta memperbincangkan hakikat
dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap
oleh pancaindera.
Keterkaitan antara agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan filsafat pendidikan
sebagai upaya manusia dalam mencari dan menemukan kebenaran dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Manusia ialah makhluk pencari kebenaran, Ada tiga cara untuk mencari,
menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu : Ilmu, Filsafat dan Agama. Ilmu
pengetahuan merupakan pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem
mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum
tentang alam, manusia dan juga agama sejauh yang dapat dijangkau daya
pemikiran manusia yang dibantu dengan penginderaannya, yang diuji secara
empirik, riset dan eksperimental. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia
dengan akal budinya untuk memahami ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Filsafat berguna untuk metode pendekatan berfikir daripada mencari jawaban,
membimbing ke dalam pendekatan masalah yang dihadapi dengan cara terbuka,
mendalam/ mendasar, sistematis, kritis, rasional dan argumentatif serta tidak
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
3

berprasangka, dogmatis dan ideologis.Agama merupakan tata keimanan atau tata


keyakinan dan tata peribadatan manusia atas adanya sesuatu yang mutlak di luar
manusia.
Keterkaitan antara agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan filsafat pendidikan
adalah sama-sama mencari kebenaran. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran
tentang alam dan manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri menghampiri
kebenaran tentang alam maupun manusia, dan ilmu pengetahauan mencari
kebenaran positif yang berlaku sampai saat ini tentang kebenaran alam, manusia
maupun dengan Tuhan.
Tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab secara positif
oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu itu terbatas; terbatas oleh subyek, obyek,
baik obyek materia maupun norma, juga metodenya. Tidak semua masalah yang
tidak atau belum terjawab oleh ilmu, lantas dengan sendirinya dapat dijawab oleh
filsafat. Jawaban filsafat sifatnya spekulatif dan juga alternatif. Agama mampu
menjawab soal hak asasi yang tidak bisa dijawab oleh filsafat, namun tidak
semua persoalan manusia ada jawabannya dalam agama.

2. Menurut George F. Kneller (1984) filsafat pendidikan dapat dikaji secara


spekulatif, preskriptif dan analitik. Jelaskan ketiga kajian tersebut dan
berikan masing-masing contoh penerapannya dalam mengkaji salah satu
satuan pendidikan luar sekolah.
Jawab:
Kajian Filsafat secara spekulatif ialah memandang suatu kenyataan secara
menyeluruh (komprehensif). Kajian ini berupaya memahami tentang bagaimana
semua perbedaan dari segala yang ditemukan itu membentuk suatu
kebermaknaan yang utuh.
Contoh; pendidikan luar sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan di Indonesia
mempunyai tujuan yang sama seperti halnya pendidikan sekolah (formal), akan
tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kelemahan baik dilihat dari
perencanaan, proses pelaksanaannya dalam pembelajaran dan hasil serta
dampaknya di masyarakat. dalam hal ini berarti, pendidikan luar sekolah harus
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
4

melihat secara konprehensif atau menyeluruh faktor-faktor yang dapat membantu


terlaksananya upaya pendidikan, hasil, dan dampak menjadi lebih baik. Oleh
karena itu pendidikan luar sekolah mempunyai cakupan yang sangat luas dari
pada pendidikan sekolah (formal).
Kajian Filsafat secara preskriftif ialah upaya kajian yang berkaitan dengan
penetapan standar/ukuran nilai-nilai, penentuan kegiatan dan kiat tanggapan.
Pendidikan luar sekolah harus memiliki standar ukuran sebagai penilaian dalam
setiap (jenis) pembelajaran. Karakteristik pendidikan luar sekolah harus mampu
merangkum semua aspek kehidupan, dilihat dari warga belajar sebagai peserta
belajar, sumber belajar sebagai fasilitator, bahan belajar yang bertumpu pada
kehidupan peserta dan masyarakat, dan hasil belajar harus benar-benar dan
dirasakan bermanfaat bagi warga belajar di dalam kehidupannya dan masyarakat.
Kajian Filsafat secara analitik ialah filsafat yang memusatkan kajiannya pada
kata (istilah) dan arti. Pendidikan luar sekolah memiliki kebebasan untuk
menentukan jenis dan model pembelajaran yuang disesuaikan dengan kebutuhan,
karakteristik, dan kemampuan warga belajar. Dalam hal ini pendidikan luar
sekolah mampu mendefinisikan setiap jenis dan model pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan.

3. Untuk mengetahui apakah pengetahuan itu benar atau salah dapat dikaji
dari teori korespondensi, teori koherensi, dan/atau teori pragmatisme.
Jelaskan penggunaan ketiga teori tersebut disertai contoh masing-masing
dalam mencari kebenaran secara ilmiah.
Jawab:
Teori korespondensi adalah suatu pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan didukung oleh pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan)
dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Secara sederhana dapat
disebutkan bahwa teori ini mengagangap suatu pernyataan itu benar jika
berkorespondensi dengan realitas. Teori korespondensi menggunakan logika
induksi. Contoh; seorang menyatakan bahwa BJ Habibie adalah Presiden
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
5

Republik Indonesia yang ketiga setelah Presiden Soeharto. Maka pernyataan itu
adalah benar sesuai dengan objek yang bersifat faktual.
Teori koherensi, adalah teori yang mendasarkan bahwa suatu pernyataan
dianggap benar jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan konsistensi
dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya. Teori koherensi
menggunakan logika deduktif, yang memungkinkan adanya relasi-relasi dengan
anggota lain. logika matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya
menjadi contoh penggunaan teori koherensi yang paling tepat. Contoh; suatu
pernyataan bahwa semua manusia yang normal pasti akan menikah. Pernyataan
ini adalah pernyataan yang benar. Oleh karena itu, pernyataan yang menyebutkan
bahwa Puspa adalah gadis normal, dan pasti ia akan menikah adalah benar.
Teori Pragmatisme, adalah suatu pernyataan dianggap benar jika melalui
pengukuran diketahui ada atau tidak adanya fungsi kebenaran itu terhadap
kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan menjadi benar atau konsekwensi dari
pernyataan itu benar apabila mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia. Contoh; suatu gagasan benar jika gagasan itu dapat diasimilasi,
validitasnya dapat diuji, berkoorborasi dan mampu dilakukan verifikasi.
Contohnya suatu gagasan dari individu tidak berarti benar bagi semua baik
kondisi dan lingkungannya karena gagasan itu bersifat partikular, sebab gagasan
orang tersebut hanya bersifat individual.

4. Jelaskan tentang pengertian, tujuan, model, misi, dan wilayah filsafat.


Kemukakan contoh penerapannya dalam pendidikan luar sekolah.
Jawab:
Pengertian
Filsafat dapat diartikan cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau
kebijakan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ”philos” artinya
cinta yang sangat mendalam dan dari kata ”shopia” artinya kearifan atau
kebijakan. Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia memiliki peran
yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya.
Tujuan
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
6

1. filsafat bertujuan untuk memberi kepuasan kepada keinginan manusia akan


pengetahuan yang tersusun dengan sistematis
2. filsafat bertujuan untuk memikirkan dinamika alam
3. filsafat bertujuan untuk pemecahan masalah, menunjukkan perspektif yang
lebuh luas dan mengimbangi antara spesialisme dan totalisme
4. tujuan filsafat adalah untuk perkembangan keadaan
5. tujuan filsafat adalah untuk kebutuhan ilmu pengetahuan
Model model filsafat antara lain:
1. filsafat spekulatif, adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada.
Filsafat spekulatif tergolong filsafat tradisional yakni sebuah filsafat yang
dianggap sebasgai suatu bangunan pengetahuan (body of knowlege)
2. filsafat preskriftif, adalah filsafat yang berusaha untuk menghagsilkan suatu
ukuran (standard) penilaian tentang seni.
3. filsafat analitik, adalah filsafat yang berusaha untuk memberikan makna,
pengertian, dan analitis. Filsafat dibagi menjadi dua yaitu (1) filsafat analitik
linguistik dan (2) filsafat positivistik logis
Misi filsafat adalah berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang penting
bagi manusia baik secara langsung maupun tidak lanmgsung. Hal ini dilakukan
melalui pengujian yang kritis dan seorang filosof mencoba mengevaluasi
informasi dan kepercayaan yang kitra miliki tentang alam semesta serta
kesibukan dunia manusia.
Wilayah filsafat
1. Metafisika adalah filsafat hakikat (ontologi), filsafat alam atau kosmologi.
2. Teori pengetahuan (epistimologi), adalah yang mempersoalkan hakikat
pengetahuan.
3. Filsafat nilai (aksiologi), adalah yang membicarakan hakikat nilai.
Contoh penerapan filsafat dalam pendidikan luar sekolah :
Program Pengajaran bagi Anak Usia Dini :
Tujuan pengajaran bagi anak usia dini adalah mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan yang dimilikinya untuk pendidikan selanjutnya.
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
7

Sesuai dengan tujuan filsafat maka pelatihan anak usia dini menggunakan
pendekatan filosofis. Dalam pengajaran tersebut harus dirancang dengan sebaik-
baiknya baik secara perencanaan, metode yang digunakan dan hasil yang ingin
dicapai. Dari pelaksanaan program tersebut diharapkan orang anak usia dini
dapat meningkat pengetahuan, sikap, dan tingkah laku ke arah yang lebih baik

5. Jelaskan mengenai filsafat pendidikan idealisme. Kemukakan prinsip-


prinsip realitas, pengetahuan, dan nilai menurut filsafat pendidikan.
Jawab:
Filsafat idealisme memandang bahwa yang nyata (realitas) itu adalah rohaniah,
spiritual atau mental. Realitas itu tidak tampak dalam bentuk fisik atau materi,
melainkan dalam fikiran. Menurut paham ini satu-satunya realitas yang
sebenarnya adalah idea. Termasuk dalam paham idealisme adalah spiritual,
rasionalisme dan supernaturalisme. Bagi penganut idealisme, fungsi mental
adalah apa yang tampak dalam tingkah laku. Hakekat ide yang berfikir adalah
kerja, gerak. Gerak ini bukan gerak lurus, tetapi gerak yang berlangsung dalam
gerak yang senantiasa baru dan berlawanan. Dari gerak yang berlawanan itu
timbullah suatu gerak baru, yang mengandung di dalamnya kedua gerak yang
mendahuluinya sebagai suatu sintese yang terafnya lebih tinggi. Seluruh proses
dunia adalah suatu perkembangan roh. Sesuai dengan hukum dialektika roh
meningkatkan diri, tahap demi tahap, menuju kepada Yang Mutlak. Oleh karena
itu, jasmani atau badan sebagai materi merupakan alat jiwa, alat roh, untuk
melaksanakan tujuan, keinginan dan dorongan jiwa manusia. Hakikat manusia
adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut ”mind”. Mind merupakan
suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sampai pendorong atau
penggerak semua tingkahlaku manusia. Jiwa (mind) merupakan faktor utama
yang menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa
tidak memiliki apa-apa.
Prinsip-prinsip realitas, pengetahuan, dan nilai menurut filsafat pendidikan
adalah :
Prinsip realitas :
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
8

 Realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik


 Realitas terakhir adalah dunia cita yang merupakan dunia mutlak, tidak
berubah, asli serta abadi
 Realitas akhir telah ada sejak semula pada jiwa manusia
 Realitas pada hakikatnya spiritual
Prinsip pengetahuan :
 Pengetahuan yang benar merupakan hasil akal
 Pengetahuan adalah valid
 Pengetahuan ditemukan dari konsepsi sebagai hasil aktivitas jiwa.
Prinsip nilai :
 Nilai itu absolut
 Nilai merupakan bagian dari alam semesta

6. Jelaskan mengenai filsafat pendidikan realisme. Jelaskan pula persamaan


dan perbedaan antara realisme rasional, realisme klasik dengan realisme
religius. Apakah yang dimaksud dengan realisme natural ilmiah dan neo-
naturalisme. Berikan contoh penggunaannya.
Jawab :
Aliran realisme memandang bahwa setiap kenyataan itu berwujud materi atau
benda, bukan dalam bentuk pikiran. Bintang-bintang yang bertaburan di jagat
raya , gunung-gunung, pepohonan, kota-kota dan benda-benda lainnya di alam
semesta ini menunjukkan adanya realitas yang berbentuk materi itu. Realitas
kebendaan tidak tergantung pada pikiran manusia. Dipikirkan atau tidak
dipikirkan oleh manusia, realitas benda-benda itu tetap ada. Aliran ini
berorientasi pada kenyataan yang nampak dalam kehidupan manusia. Pada
dasrnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualistis.
Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan
dunia rohani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu subyek yang
menyadari dan mengetahui, serta obyek yang merupakan realita di luar manusia.
Filsafat pendidikan realisme dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
a. Realisme rasional, yang didefinisikan menjadi dua aliran :
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
9

1) Realisme klasik
2) Realisme religius
b. Realisme naturalis
Perbedaan :
No Realisme Klasik Realisme Religius
1. Manusia pada hakikatnya memiliki Berpendapat bahwa Tuhan adalah
ciri rasional rohani yang sempurna.
2. Dunia dikenal melalui akal, Berpandangan dualistis :
menggunakan prinsip ”self evident”, - order natural
di mana manusia dapat menjangkau - order supernatural
kebenaran umum.
3. Tujuan pendidikan bersifat Tujuan pendidikan mempersiapkan
intelektual individu untuk dunia akhirat.

Persamaan :
Realisme klasik maupun realisme religius sama-sama menyetujui bahwa dunia materi
adalah nyata, dan berada di luar pikiran (ide) yang mengamatinya.
Yang dimaksud dengan realisme natural ilmiah dan neo-naturalisme adalah :
- Realisme natural ilmiah mengatakan bahwa manusia adalah organisme
biologis dengan sistem saraf yang kompleks dan secara inheren
berpembawaan sosial (social dispossition). Pandangan pengetahuan menurut
teori ini, dunia yang kita amati bukan hasil kreasi akal atau jiwa manusia,
melainkan dunia sebagaimana adanya.
Contohnya: bagaimana seorang guru memilih bahan pelajaran yang benar,
materi atau bahan pelajaran yang diberikan haruslah sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
- Realisme neo-naturalisme adalah saling menghormati atas hak-hak inidividu
(demokrasi). Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai
menerima arah tuntunan sosial dan individual.
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
10

- Contohnya : Pemberian kurikulum pada pendidikan haruslah disesuaikan


dengan kemajuan zaman dan mengarah pada perbaikan sikap dan mentai serta
sesuai dengan tuntunan sosial dari masing-masing individu.

7. Kemukakan prinsip-prinsip kebenaran menurut filsafat pendidikan


materialisme, eksistensialisme, progresifisme, esensialisme, perenialisme,
dan rekonstruksionalisme. Berikan contoh penggunaannya dalam sistem
pendidikan luar sekolah
Jawab:
Kebenaran menurut filsafast pendidikan :
Materialisme, kebenaran itu adalah materi, bukan rohani, spiritual, atau
supernatural. Materialisme memandang hanya alamlah yang ada, oleh karena itu
manusia adalah mahluk alamiah. Yang terpenting pada manusia bukan akalnya
tetapi usahanya, sebab pengetahuan hanyalah alat untuk menjadikan segala
manusia berhasil.
Contoh; penerapannya dalam pendidikan luar sekolah adalah pendidikan luar
sekolah memandang kondisi sumber daya (manusia dan alam) sebagai sumber
pengetahuan yang dapat dijadikan bahan dan atau media dalam pembelajaran
Eksistensialisme, kebenaran itu adalah keberadaan (sesuatu yang ada). Jadi
filsafat eksistensialisme memandang segala fenomena yang ada di alam dapat
dijadikan suatu kebenaran.
Contoh; dalam pembelajaran pendidikan luar sekolah sangat mementingkan
faktor keberadaan warga belajar yang ,mempunyai potensi dan kemampuan
untuk dikembangkan.
Progresivisme, kebenaran itu adalah selalu berubah bersifat progresif karena hasil
perkembangan yang berupa cita-cita (kooperation) shering, dan adjustment.
Manusia dalam pandangan progresivisme adalah mahluk yang selalu berkembang
di dalam kehidupan dan berkembang kearah posistif dan bebas bertindak.
Contoh; dalam pembelajaran pendidikan luar sekolah dikenal dengan
pembelajaran yang berpusat pada warga belajar atau peserta didik. Hal ini
menunjukkan bahwa warga belajar diberikan kesempatan untuk menentukan
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
11

(bebas) materi, bahan, metode dalam pembelajaran sehingga berakhir pada tujuan
yang telah disepakati bersama.
Esensialisme, kebenaran itu merupakan gerakan yang menentang progresivisme
karena dianggap telah menurunkan kwalitas pendidikan. Esensialisme berusaha
untuk mengembalikan semangat pendidikan bahwa pendidikan tidak boleh terlalu
bebas (tanpa arah) dan harus dibatasi.
Contoh; dalam pemberlajaran pendidikan luar sekolah warga belajar boleh
menentukan pilihan dalam hal kebutuhan, dan bahan atau materi, tetapi harus
dikondisikan oleh fasilitator. Jadi seorang fasilitator harus mengkondisikan
terhadap jalannya pembelajaran.
Perenialisme, memandang bahwa kebudayaan yang baik pada masa lalu yang
membawa manusia pada taraf kebudayaan yang ideal dapat dijadikan sebagai
ukuran kebenaran. Filsafat perenialisme dilatarbelakangi oleh adanya
ketidakpuasan terhadap progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu
yang baru.
Contoh; sebelum melaksanakan pembelajaran perlu adanaya identifikasi dan
observasi untuk mengetahui kondisi wilayah dan kebutuhan yang dirasakan oleh
masyarakat. Dalam melakukan identifikasi perlu diketahui masa lalu masyarakat
atau calon warga belajar agar program yang ingin dilaksanakan tidak ditentang
atau menjadi masalah baru bagi masyarakat atau warga belajar.
Rekonstruksionisme, merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme, karena
beranggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri
dengasn masaalah-masaalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.
Rekonstruksionisme berupaya untuk pencapaian tujuan reformasi sosial yang
lebih luas, membangun sikap terhadap perubahan yang menyemangati individu
untuk mencoba hidup yang lebih baik. Jadi dalam rekonstruksionisme bahwa
perubahan besar harus diperlukan untuk membuat masyarakat lebih merespon
kebutuhan individunya.
Contoh; program-program pendidikan luar sekolah banyak difokuskan kearah
penyiapan warga belajar (peserta didik) untuk mempunyai pengetahuan, sikap,
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
12

dan keterampilan untuk dipersiapkan dalam kehidupannya dimasa mendatang.


Program-program ini dikenal dengan istilah Future Educational

8. Yang termasuk pada filsafat pendidikan modern adalah filsafat


fenomenologis, hermenistik, strukturalisme, dan positivisme. Pilihlah salah
satu dari keempat aliran filsafat tersebut, dan kemukakan prinsip-prinsip
yang terkandung di dalamnya.
Fenomenologis berasal dari kata phenomenon yaitu sesuatu yang tampak yang
terlihat karena berkecakupan, dalam istilah Indonesiadikenal dengan gejala.
Prinsip-prinsip filsafat fenomenologis, yaitu :
a. Menyaring pengalaman untuk mendapatkan fenomena dalam wujud semurni-
murninya.
b. Memahami intisari dari fenomena yang ada
c. Menerapkan metode fenomenologi kepada subyeknya sendiri, kepada
perbuatannya dan kepada kesadaran murni.

9. Kemukakan prinsip-prinsip logika dan analisis dalam filsafat pendidikan


dan berikan contoh penggunaannya dalam pendidikan luar sekolah
jawab:
Logika adalah ilmu yang mempelajari atau meneliti azas-azas dan hukum-
hukum yang mengatur pemikiran manusia agar dapat dilakukan secara tertib dan
dapat mencapai kebenaran. Menurut Pranjoto Setjoatmodjo (1988) logika
didefinisikan sebagai penelitian tentang prinsip-prinsip penalaran. Logika
mencakup analisis tentang argumen, dan dengan memahami kejelasan
ungkapannya mencoba untuk menemukan hukum-hukum yang mampu
memberikan kepastian kepada keyakinan kita akan kesahihan atau validitasnya.
Jadi, logika dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih
Istilah logika disamakan dengan istilah analitika (Beertns, 1974 dalam Sumarna,
2004). Selain itu juga logika disamakan dengan dialektika yang bertugas
menyelidiki argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesa atau putusan yang tidak
pasti kebenarannya. Logika pada dasarnya berasal dari bahasa Latin
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
13

”logos”yaang artinya adalah perkataan atau sabda. Masyarakat Timur Tengah


(Arab) menyebutkan logika dengan kata mantig, yang diartikan sebagai berkata
atau berucap. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
logika adalah sebagai ilmu berkata benar atau ilmu tentang berfikir benar.
Dengan demikian jika, logika disamakan dengan analisis berarti logika dan
analisis dijadikan sebagai suatu kegiatan atau pola fikir untuk menyimpulkan
sesuatu sehingga menjadi kesimpulann yang benar. Untuk menarik kesimpulan
yang benar maka digunakan prinsip-prinsip, antara lain: (1) sistematis atau
teratur. Prinsip ini harus dimiliki dalam berfikir logika (2) bersifat induktif.
Berfikir induktif adalah berfikir dari hal-hal yang bersifat khusus ditarik pada
satu kesimpulan yang bersifat umum (general) (3) bersifat deduktif. Berfikir ini
dimulai dari hal yang bersifat umum untuk dijelaskan dalam hal yang lebih
khusus (rinci).
Contoh :
Program proses pembelajaran pada kegiatan kursus bahasa Inggris, dimana dalam
program ini ada beberapa tahapan pembelajaran, yang melalui beberapa tahapan
yaitu : pengenalan, pengajaran, pembinaan dan pelestarian. Dari tahapan –
tahapan berikut warga belajar yang semula tidak dapat membaca dengan lancar
dan berkominikasi dalam bahasa Inggris sampai akhirnya mereka dapat memiliki
keterampilan berbahasa di dalam kehidupannya dan pada akhirnya tujuan
pelaksanaan kursus akan tercapai sehingga warga belajar mampu memanfaatkan
untuk kehidupannya sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai