Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
1
Dasar aksiologi yaitu adanya nilai kegunaan dari pengetahuan itu bagi
kepentingan kesejahteraan manusia lahir dan batin. Dalam hal ini, landasan moral
sangatlah penting, agar pengetahuan yang dikembangkan dalam ilmu itu tidak
disalahgunakan.
Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu ”meta” yang berarti sesudah di
belakang, atau melampaui dan ”fisika” yang berarti alam nyata. Metafisika
merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul
di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar
hal yang dapat ditangkap panca indera. Metafisika berhubungan dengan
penjelasan hakekat dari realitas se-rasional dan se-komprehensif mungkin.
Metafisika mencoba mengkaji secara mendalam: siapa manusia, dari mana asal
manusia, apa yang dituju manusia, dan untuk apa hidup di dunia ini.
Metafisika dipandang sebagi teori mengenai apa yang ada. Perkembangan suatu
ilmu bertumpu pada landasan ontologis tertentu. Metafisika merupakan ilmu
yang memikirkan hakikat di balik alam nyata, serta memperbincangkan hakikat
dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap
oleh pancaindera.
Keterkaitan antara agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan filsafat pendidikan
sebagai upaya manusia dalam mencari dan menemukan kebenaran dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Manusia ialah makhluk pencari kebenaran, Ada tiga cara untuk mencari,
menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu : Ilmu, Filsafat dan Agama. Ilmu
pengetahuan merupakan pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem
mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum
tentang alam, manusia dan juga agama sejauh yang dapat dijangkau daya
pemikiran manusia yang dibantu dengan penginderaannya, yang diuji secara
empirik, riset dan eksperimental. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia
dengan akal budinya untuk memahami ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Filsafat berguna untuk metode pendekatan berfikir daripada mencari jawaban,
membimbing ke dalam pendekatan masalah yang dihadapi dengan cara terbuka,
mendalam/ mendasar, sistematis, kritis, rasional dan argumentatif serta tidak
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
3
3. Untuk mengetahui apakah pengetahuan itu benar atau salah dapat dikaji
dari teori korespondensi, teori koherensi, dan/atau teori pragmatisme.
Jelaskan penggunaan ketiga teori tersebut disertai contoh masing-masing
dalam mencari kebenaran secara ilmiah.
Jawab:
Teori korespondensi adalah suatu pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan didukung oleh pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan)
dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Secara sederhana dapat
disebutkan bahwa teori ini mengagangap suatu pernyataan itu benar jika
berkorespondensi dengan realitas. Teori korespondensi menggunakan logika
induksi. Contoh; seorang menyatakan bahwa BJ Habibie adalah Presiden
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
5
Republik Indonesia yang ketiga setelah Presiden Soeharto. Maka pernyataan itu
adalah benar sesuai dengan objek yang bersifat faktual.
Teori koherensi, adalah teori yang mendasarkan bahwa suatu pernyataan
dianggap benar jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan konsistensi
dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya. Teori koherensi
menggunakan logika deduktif, yang memungkinkan adanya relasi-relasi dengan
anggota lain. logika matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya
menjadi contoh penggunaan teori koherensi yang paling tepat. Contoh; suatu
pernyataan bahwa semua manusia yang normal pasti akan menikah. Pernyataan
ini adalah pernyataan yang benar. Oleh karena itu, pernyataan yang menyebutkan
bahwa Puspa adalah gadis normal, dan pasti ia akan menikah adalah benar.
Teori Pragmatisme, adalah suatu pernyataan dianggap benar jika melalui
pengukuran diketahui ada atau tidak adanya fungsi kebenaran itu terhadap
kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan menjadi benar atau konsekwensi dari
pernyataan itu benar apabila mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia. Contoh; suatu gagasan benar jika gagasan itu dapat diasimilasi,
validitasnya dapat diuji, berkoorborasi dan mampu dilakukan verifikasi.
Contohnya suatu gagasan dari individu tidak berarti benar bagi semua baik
kondisi dan lingkungannya karena gagasan itu bersifat partikular, sebab gagasan
orang tersebut hanya bersifat individual.
Sesuai dengan tujuan filsafat maka pelatihan anak usia dini menggunakan
pendekatan filosofis. Dalam pengajaran tersebut harus dirancang dengan sebaik-
baiknya baik secara perencanaan, metode yang digunakan dan hasil yang ingin
dicapai. Dari pelaksanaan program tersebut diharapkan orang anak usia dini
dapat meningkat pengetahuan, sikap, dan tingkah laku ke arah yang lebih baik
1) Realisme klasik
2) Realisme religius
b. Realisme naturalis
Perbedaan :
No Realisme Klasik Realisme Religius
1. Manusia pada hakikatnya memiliki Berpendapat bahwa Tuhan adalah
ciri rasional rohani yang sempurna.
2. Dunia dikenal melalui akal, Berpandangan dualistis :
menggunakan prinsip ”self evident”, - order natural
di mana manusia dapat menjangkau - order supernatural
kebenaran umum.
3. Tujuan pendidikan bersifat Tujuan pendidikan mempersiapkan
intelektual individu untuk dunia akhirat.
Persamaan :
Realisme klasik maupun realisme religius sama-sama menyetujui bahwa dunia materi
adalah nyata, dan berada di luar pikiran (ide) yang mengamatinya.
Yang dimaksud dengan realisme natural ilmiah dan neo-naturalisme adalah :
- Realisme natural ilmiah mengatakan bahwa manusia adalah organisme
biologis dengan sistem saraf yang kompleks dan secara inheren
berpembawaan sosial (social dispossition). Pandangan pengetahuan menurut
teori ini, dunia yang kita amati bukan hasil kreasi akal atau jiwa manusia,
melainkan dunia sebagaimana adanya.
Contohnya: bagaimana seorang guru memilih bahan pelajaran yang benar,
materi atau bahan pelajaran yang diberikan haruslah sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
- Realisme neo-naturalisme adalah saling menghormati atas hak-hak inidividu
(demokrasi). Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai
menerima arah tuntunan sosial dan individual.
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
10
(bebas) materi, bahan, metode dalam pembelajaran sehingga berakhir pada tujuan
yang telah disepakati bersama.
Esensialisme, kebenaran itu merupakan gerakan yang menentang progresivisme
karena dianggap telah menurunkan kwalitas pendidikan. Esensialisme berusaha
untuk mengembalikan semangat pendidikan bahwa pendidikan tidak boleh terlalu
bebas (tanpa arah) dan harus dibatasi.
Contoh; dalam pemberlajaran pendidikan luar sekolah warga belajar boleh
menentukan pilihan dalam hal kebutuhan, dan bahan atau materi, tetapi harus
dikondisikan oleh fasilitator. Jadi seorang fasilitator harus mengkondisikan
terhadap jalannya pembelajaran.
Perenialisme, memandang bahwa kebudayaan yang baik pada masa lalu yang
membawa manusia pada taraf kebudayaan yang ideal dapat dijadikan sebagai
ukuran kebenaran. Filsafat perenialisme dilatarbelakangi oleh adanya
ketidakpuasan terhadap progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu
yang baru.
Contoh; sebelum melaksanakan pembelajaran perlu adanaya identifikasi dan
observasi untuk mengetahui kondisi wilayah dan kebutuhan yang dirasakan oleh
masyarakat. Dalam melakukan identifikasi perlu diketahui masa lalu masyarakat
atau calon warga belajar agar program yang ingin dilaksanakan tidak ditentang
atau menjadi masalah baru bagi masyarakat atau warga belajar.
Rekonstruksionisme, merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme, karena
beranggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri
dengasn masaalah-masaalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.
Rekonstruksionisme berupaya untuk pencapaian tujuan reformasi sosial yang
lebih luas, membangun sikap terhadap perubahan yang menyemangati individu
untuk mencoba hidup yang lebih baik. Jadi dalam rekonstruksionisme bahwa
perubahan besar harus diperlukan untuk membuat masyarakat lebih merespon
kebutuhan individunya.
Contoh; program-program pendidikan luar sekolah banyak difokuskan kearah
penyiapan warga belajar (peserta didik) untuk mempunyai pengetahuan, sikap,
JAWABAN UAS
Filsafat Pendidikan
Said Ibrahim
Nim. 0603401
12