Anda di halaman 1dari 29

BAB IX

PERKEMBANGAN KREATIF MELALUI KURIKULUM

Satu hal yang paling menarik dari bekerja bersama anak usia dini adalah dengan
menyaksikan mereka mengalami semua pengalaman dengan penuh kesegaran dan
kegembiraan yang membuka pintu kreatifitas yang lebih banyak untuk anak. Beberapa
dari kami memiliki beberapa bentuk pengukuran kreatifitas dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Hal ini benar untuk anak usia dini. Tetapi sangat disayangkan, terdapat
beberapa kreatfitas mereka yang menantang yang di hancurkan melalui tekanan yang
terus berlanjut untuk memenuhi harapan orang dewasa.pada bab ini kita akan membahas
tentang kreatifitas secara rinci.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KREATIFITAS?

kreatifitas telah didefinisikan dalam berbagai bentuk. Kebanyakan definisi meliputi


dianggap sebagai sekumpulan konsep, yang asli, imaginative, sebagai pemikiran yang
beragam (melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda), dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah ada tetapi dengan cara yang
bermakna. Kreatifitas sepertinya akan terjadi ketika seseorang memiliki sifat atau
karakter seperti rasa ingin tahu, fleksibel, dan minat yang besar dalam bereksplorasi dan
investigasi.

Guilford (1962) tidak puas dengan pembatasan definisi kecerdasan yang didapatkan dari
hasil sebuah test yang mengukur kecerdasan dengan menggunakan seperangkat
pertanyaan jawaban benar salah, yang mengembangkan cara melihat kecerdasan yang
baru yang juga mencakup beberapa karakteristik ini. Dalam struktur kecerdasan
Guilfords, cara berfikir difergent dibedakan dengan cara berfikir convergent, yang
keduanya membutuhkan proses creative. Dalam sebuah definisi, difergent adalah
menciptakan sesuatu didalam otak kita yang awalnya satu menjadi banyak, sebagai
contoh, dengan mengelaborasi sebuah topik seperti dalam proses brainstorming,
sementara convergent dedefinisikan sebagai menciptakan satu hal dari berbagai hal,
melalui proses pendangkalan ide yang banyak menjadi satu konsep sebagai titik focus.

Salahsatu karakter yang sering sekali dihubungkan dengan berfikir kreatif adalah
kefasihan atau kecepatan, yaitu kemampuan untuk mengeneralisasikan beberapa ide yang
relevan terhadap topic yang ada dalam jangka waktu yang terbatas. Michelle yang
berumur lima tahun memperlihatkan kecepatannya dengan begitu mengagumkan ketika
dia diminta untuk menggambar berbagai hal semampu dia pada 20 lingkaran diatas
1
selembar kertas selama 20 menit. Setelah menggunakan lingkaran tersebut untuk
menggambar balon,wajah,bola matahari,jeruk dan bunga kemudian dia menbuat asbak,
gelas, bola lampu dan penghapus pensil yang semua gambar tersebut dapat dilihat dari
atas. Setelah semua lingkaran telah dia gunakan, dia tinggal menyisakan satu baris
lingkaran ketika gurunya mengatakan kepadanya bahwa dia hanya memiliki beberapa
detik lagi untuk menyelesaikan semuanya. Kemudian, setelah berfikir beberapa saat,
michelle kemudian menggambar dua garis parallel dibawah baris lingkaran yang
dimaksud, menghubungkannya dengan garis yang saling melewati kemudian meletakkan
kotak diatas lingkaran-lingkaran tersebut, dia menciptakannya dengan begitu cepat
namun dapat dilihat bahwa gambar tersebut adalah kereta api.

Pengukuran lain dari kreatifitas adalah fleksibilitas, kemampuan untuk beradaptasi


dengan cepat untuk berubah dengan sikap positif dan produktif. Ramon yang berumur
tiga tahun menunjukkan fleksibilitasnya ketika anak lain secara tiba-tiba memukul-mukul
air pada garis yang telah dilukisnya dengan hati-hati pada kuas warna cat air yang
berbeda. Setelah dengan cepat memandang dengan penuh cemas terlihat diwajahnya, dia
lalu berkata:”lihat, air itu membuat warna yang baru”.

Karakter yang ketiga yang berhubungan dengan kreatifitas adalah sensitivitas, yaitu sikap
penerimaan terhadap stimulus yang ada baik dari dalam maupun dari luar. Orang kreatif
telah meningkatkan kesadarannya terhadap sekelilingnya,persepsinya, perasaan dan
pikirannya. Mereka kadang mengalami sesuatu melalui rasa yang mungkin diabaikan
oleh orang lain. Anak yang kreatif kelihatannya lebih sering menjadi seseorang yang
melihat bahwa awan kelihatan seperti motor boat yang cepat, memberikan apresiasi yang
lebih atas segarnya aroma kayu gergaji yang tercium dari aktivitas pemotongan kayu
dihutan, dan lain-lain.

KECERDASAN BERGANDA
Anak belajar dan mengekspresikan apa yang mereka ketahui dengan berbagai cara.
Howard Gardner (1983) telah merekomendasikan beberapa kecerdasan yang
menggambarkan banyak cara dimana sesorang mengekspresikan pengetahuannya melalui
teorinya yaitu KECERDASAN BERGANDA. Teori Gardner mengatakan bahwa
terdapat banyak cara belajar yang terjdi dibalik cara-cara yang tradisional termasuk
dalam pendidikan dan kecerdasan-kecerdasan tersebut diukur dengan tes kecerdasan
secara tradisional. Khususnya dalam tatanan pendidikan kita, dan ada kecenderungan
untuk focus terhadap kecerdasan kebahasaan dan logika matematis. Meskipun demikian,
menurut gardner terdapat banyak hal yang lain sebagai cara yang kurang di perhatikan
2
dimana pemahaman kita tentang dunia sekitar dapat kita gambarkan. Beberapa aspek ini
diekspresikan melalui cara yang kreatif disbanding dengan melalui bahasa atau
matematika.

Kecedasan berganda yang bagaimanakah yang ditawarkan oleh Gardner? Kita telah
menyebutkan kecerdasan berbahasa, yang meliputi kemampuan dan kepekaan terhadap
bahasa tulis dan berbicara. Kemudian kecerdasan logika matematis, yang meliputi
keterampilan dalam menganalisis, dan tugas-tugas saintifik. Tiga macam kecerdasan
berikutnya sangat berhubungan erat dengan kreatifitas, utamanya dalam bidang seni.
Kecerdsan musical, yang dapat dilihat dari performa, komposisi, dan apresiasi seseorang
terhadap music. Kecerdasan tubuh kinestetik meliputi potensi seseorang untuk
menggunakan tubuhnya secara efektif untuk memecahkan masalah atau menciptakan
sesuatu seperti yang dapat kita lihat dalam atletik, penari, ahli bedah, mekanik dan
lainnya. Kemampuan untuk memanipulasi dan menggambarkan gambar visual dapat kita
lihat dalam diri seseorang yang memiliki kecerdasan visual spasial. Gardner juga
memasukkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam daftar kecerdasannya.
Yang terakhir, dia menawarkan tiga kecerdasan lagi yaitu natural, spiritual, dan
eksistensial, yang hanya akan kita sebutkan disini.

Memandang sebuah keserdasan lebih dari sekedar kemampuan dapat dilihat masing-
masing dari kecerdasan berbahasa dan kecerdasan matematis yang memeperluas cara kita
bekerja dengan anak usia dini. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak (seperti juga
orang dewasa) memiliki kekuatan intelektual pada area tertentu dan kurang pada area
yang lain. Dengan demikian tipe pengalaman belajar yang berbeda membantu anak
dalam berbagai cara. Mengingat bahwa kecerdasan diekspresikan dengan cara yang
beragam-seperti istilah yang digunakan oleh Regio Emilia yang mereka sebut dengan
seratus bahasa anak- memberikan peluang kepada mereka yang bekerja dengan anak
untuk selalu mengingat dan memperhatikan banyak cara yang digunakan anak dalam
mengkomunikasikan ide-ide mereka. Sehingga sebagaimana yang telah kita tekankan
dalam diskusi tentang kreatifitas pada bab ini adalah berfikir tentang ekspresi anak dalam
seni, music, tari, drama dan media yang lain sebagai bentuk alternative atas sebuah
kecerdasan memberikan bentuk pemeliharaan dan dorongan dalam berbagai cara dimana
anak merepresentasikan ide-idenya..

LINGKUNGAN YANG DAPAT MENDORONG MUNCULNYA KREATIFITAS

Pada defenisi yang kita kemukakan sebelumnya tentang kreatifitas, kita melihat beberapa
karakter proses kreatifitas. Pada lingkungan anak usia dini harus memberikan lingkungan

3
dimana semua ciri karakter tersebut di tumbuhkan dan dinilai. Dalam beberapa
lingkungan, seringkali sangat jarang memberikan materi untuk ekspresi-ekspresi artistic
(seni). Lingkungan yang kreatif tidak hanya menyediakan perlengkapan fisik, tetapi
diharapkan akan adanya keterbukaan, penerimaan, dan dorongan. Kita akan melihat dua
hal ini: tingkah laku yang menciptakan kreatifitas dan parameter fisik untuk lingkungan
yang ada.

Tingkah laku yang menciptakan kreatifitas


Kreatifitas sangat berhubungan erat dengan fleksibilitas, berfikir divergent, dan sikap
terbuka terhadap ide-ide yang baru. Pikiran anak usia dini secara bekerja dengan keras
dalam membuat jalinan dengan dunia mereka dengan mengorganisasikan informasi dan
masukan yang mereka terima. Ketika mereka sudah mengetahui dan menguasai konsep
yang baru, mereka akan leluasa untuk menggunakannya dalam berbagai cara. Jika kita
menggunakan apa yang kita pelajari hanya dengan satu cara, kita akan terbatas dan kaku
dengan pendekatan yang kita miliki. Fleksibel atau berfikir kreatif adalah seperangkat
mental yang dapat dikembangkan dalam situasi kelas yang terbuka. Lingkungan yang
kreatif dapat memperkenalkan persepsi dan respon yang baru terhadap dunia.

Kreatifitas harus dikembangkan. Hal itu tidak terjadi dengan sendirinya. Guru
mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu mengembangkan kreatifitas
dengan memberikan materi yang beragam dan mendorong anak untuk menggunakannya
dengan penuh imaginasi. Ketika anak diberikan ekspresi-ekspresi yang kreatif, setiap
anak akan menciptakan hasil yang berbeda. Penerimaan guru atas segala hasil kerja dan
respon anak yang unik memberikan mereka kesempatan untuk belajar bahwa setiap orang
merasa dan berfikir dengan cara yang berbeda-beda dan hal tersebut bukan hal yang salah
dan akan diberikan pujian.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kreatifitas tidak selalu dihasilkan dalam sebuah
produk, meskipun secara tradisional kita cenderung berfikir tentang gambar, cerita, atau
tarian yang merupakan hasil dari sebuah kreatifitas. Tetapi proses dan hasil sama
pentingnya bagi anak-anak. Dalam proses yang terjadi anak dapat:

 Mengalami (apa yang akan terjadi jika saya meletakkan kayu ini diatas kedua
benda tersebut?)

 Menikmati pengalaman-pengalaman sensorik (menempatkan adonan mainan


diantara kedua jari saya terasa asyik)

 Berkomunikasi (saya seekor burung)

4
 Mengalami berbagai pengalaman (saya akan mengatakan kepada adik bayi bahwa
dia harus pergi tidur karena itu yang selalu dikatakan orang dewasa kepada saya)

 Bekerja tanpa khawatir (saya akan menjadi dokter, boneka saya akan menjadi
bayi yang tertembak)

Seiring kedewasaan anak dan pertambahan keterampilan motorik dan penerimaannya,


dan juga seiring dengan perencanaan mereka yang semakin bertambah, usaha kreatif
mereka mungkin akan berhasil dengan baik dalam hasil-hasil yang diinginkan. Akan
tetapi anak yang sudah mulai berjalan dan anak usia preschool lebih melibatkan diri
dalam proses pengalaman-pengalaman yang kreatif. Untuk anak yang berumur satu,dua
atau tiga tahun, hasil akhir biasanya menjadi hal yang kedua dalam menikmati aktifitas-
aktifitas kreatif yang dilakukan.

Seorang guru, dengan mendorong siswa untuk memecahkan masalah juga membangun
kreatifitasnya. Dengan membantu anak berfikir melalui beberapa alternative yang
berbeda dan menemukan solusi yang beragam, guru mengembangkan kapasitas kreatif
mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator dibandingkan dengan berperan sebagai
seseorang yang datang dengan membawa sekumpulan jawaban dan solusi. Berfikir
divergen memberikan kesempatan untuk terus melakukan sesuatu dengan petunjuk yang
berbeda dan untuk mengeksplore startegi yang beragam. Penerimaan guru terhadap saran
dan keinginan anak untuk mencoba segala sesuatu akan memberikan gambaran kepada
mereka bahwa mereka memiliki ide-ide yang benar.

Cara lain yang menunjukkan sikap penerimaan terhadap creatifitas anak adalah melalui
respon penerimaan tanpa kritik. Pujian yang penuh dengan perhatian (Saya suka gambar
kamu) dapat menghancurkan creatifitas karena hal tersebut menetapkan keputusan atas
suatu nilai, dan akan menjadi tak bermakna jika selalu diulang-ulangi kepada anak-anak
yang lain. Dibanding dengan mengevaluasi, membandingkan, atau berusaha mencari
makna dalam sebuah karya yang tidak merepresentasikan sebuah seni, guru dapat focus
pada proses yang terjadi (anda tempelkan dulu persegi empatnya, lalu kamu lengketkan
lingkaran diatasnya); mengingatkan pekerjaan yang telah ada dalam gambar (kamu telah
bekerja keras dalam gambar ini); atau memberikan komentar tentang kualitas desainnya
(kamu menggunakan banyak lingkaran yang besar).

Hal yang penting juga diperhatikan dalam memberikan ruang yang besar bagi anak dalam
membangun kreatifitasnya yaitu memberikan waktu yang cukup bagi anak untuk terlibat
secara langssung dan menyempurnakan pekerjaan mereka. Anak memerlukan alokasi
waktu yang cukup sepanjang hari dimana mereka dapat mengeksplorasi dan
5
memdemonstrasikan ide-idenya. Jika waktu yang telah ditentukan untuk anak sangat
pendek, anak cenderung tidak melibatkan diri, sehingga melewatkan kesempatan untuk
terlibat dengan baik dalam aktifitas creative tersebut. Anak mungkin saja akan mengikuti
project yang kreatif lagi dalam waktu yang lama.

LINGKUNGAN FISIK YANG DAPAT MENDORONG TUMBUHNYA


KREATIFITAS ANAK

Lingkungan fisik dapat mendorong munculnya kreatifitas melalui kesediaan dan akses
terhadap materi-materi beragam yang didapatkan, sesuatu yang dapat mereka gunakan
dalam berbagai hal. Kapanpun anak dihadapkan pada benda-benda yang dapat digunakan
dalam berbagai hal, mereka harus bisa memilih banyak cara bagaimana menggunakan
benda-benda tersebut, dan harus menggunakan imaginasinya karena tidak ada petunjuk
utama dalam penggunaannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap saat mereka
menggunakan benda tersebut dengan ukses, mereka dapat menggunakannya lagi dengan
cara yang lebih unik. Pada kenyataannya anak-anak tidak membutuhkan aktifitas seni
yang berbeda setiap hari. Jika seperangkat benda yang berbeda dan juga terbatas
diberikan setiap hari, anak tidak pernah dapat memperoleh kesempatan untuk
mengeksplorasi informasi dan penelitian yang mendalam terhadap sebuah benda tertentu.

Program anak usia dini yang tersusun dengan baik akan penuh dengan materi-materi yang
terbuka. Contohnya materi seni yang beragam, manipulative, berkotak-kotak, materi-
materi sensorik, boneka tangan, permainan drama, alat-alat music, dan peralatan luar
ruangan yang memadai. (hal ini bukan untuk mengatakan bahwa materi atau benda-
benda dengan satu tujuan seperti puzzle tidak penting, tapi benda-benda tersebut
digunakan dengan tingkat kebutuhan perkenbangan yang berbeda dan secara khusus tidak
ditujukan untuk perkembangan kreatifitas). Sebuah proyek membuktikan bahwa jika
anak dibekali dengan berbagai peralatan kesenian dan anak diberikan kebebasan untuk
memilih berbagai benda tersebut dibanding dengan anak dibatasi dengan benda-benda
tertentu yang hanya bisa digunakan dalam satu aktifitas, hasil karya seni seni akan lebih
kreatif sebagaimana yang diputuskan oleh para seniman.

Susunan fisik ruangan juga dapat menumbuhkan kreatifitas. Ruang kelas yang diatur
dengan baik membuat anak tahu dimana mereka dapat dengan leluasa melakukan
aktifitas-aktifitas kreatifnya. Sebagai contoh: dimana meraka akan membangun atau
mereka mungkin akan mempraktekkan media yang kotor. Ruang kelas harus ditata
sehingga segala segala kesibukan tidak saling mengganggu atau menghambat aktifitas
yang sedang berjalan.

6
Pada saat yang sama, anak juga harus bisa bergerak dengan bebas dari satu tempat
ketempat yang lain. Jika benda-benda ditata dan ditempatkan pada rak yang mudah
dilihat, anak akan tahu apa yang dapat mereka lakukan untuk segala aktifitas mereka
yang mandiri. Benda-benda tersebut harus dipasang dengan tepat dan tidak berantakan
sehingga anak dapt melihat beberapa kombinasi yang mungkin dapat mereka tiru.
Beberapa pajangan yang teratur juga memberikan ketertarikan terhadap benda tersebut.
Sama halnya dengan penyediaan ruangan yang aman untuk membeli benda-benda hasil
karya tersebut atau sebuah ruangan dimana diletakkan pajangan hasil karya anak yang
dapat memberikan kesan kepada mereka bahwa hasil kerja kreatif mereka dinilai dan
direspon dengan baik.

Pembahasan selanjutnya dalam bab ini akan menerangkan dua ruang khusus dalam kelas
dimana didalamnya kreatifitas sangat di tonjolkan: seni dan music. Meskipun demikian
pembahasan ini kadang-kadang berubah-ubah, dengan asumsi bahwa kreatifitas dapat dan
harus terjadi dalam setiap aspek dalam program anak usia dini. Meskipun seni dan music
membantu perkembangan kreatifitas tapi keduanya membangun kognisi, sosialisasi,
bahasa, penyaluran emosi, stimulasi sensorik, dan pengembangan otot. Bahasa, peralatan
luar ruangan, atau aktivitas manipulative juga dapat menumbuhkan kreatifitas.
Sebagaimana yang telah anda baca, ingatlah bahwa aktifitas anak usia dini dapat
memberikan banyak tujuan, memenuhi banyak kebutuhan, dan diatas segalanya, hal
tersebut memenuhi tuntutan perkembangan seluruh anak.

SENI

Seni dengan segala keluasan maknanya,mengarahkan pada aplikasi imaginasi kreatif


yang menghasilkan produk-produk yang unik melalui banyak cara. Seni dapat dilihat
dari hasil lukisan, patung, karya seni dari potongan-potongan kertas, nyanyian, tarian,
novel dan puisi. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, seni biasanya ditujukan pada
proses kreatif yang diaplikasikan dalam seni grafik dua dimensi-melukis, menggambar,
dan mencetak-dan juga seni tiga dimensi-menggunakan tanah liat atau bermain lumpur,
atau membuat patung.

Seni telah menjadi bagian dari pendidikan anak usia dini sejak awal. Anak usia dini
kelihatan berkutat dalam aktifitas seni dimana mereka dapat mengekspresikan diri
mereka secara non verbal; mendapatkan pengalaman-pengalaman sensorik yang
memuaskan; mencoba beragam benda disekililingnya; dan bekerja dengan bebas,
berbagai hal yang tidak menghambat bukanlah karakter dari berbagai aspek yang ada
dalam kehidupan mereka.

7
Teori perkembangan seni
Teori psikoanalitik, teori ini mengatakan bahwa seni pada anak muncul dari emosi dan
refleksi dari apa yang mereka rasakan. Seni adalah ekspresi dari ketidaksadaran dan
dapat diinterpretasi dengan menyelami dengan mendalam personality anak dan ekspresi
emosionalnya. Penggunaan warna, ukuran, garis, bentuk dan ruang juga kesempurnaan
sebuah karya seni, mengandung makna yang dpat dianalisis oleh psikoanalis. Meskipun
beberapa peneliti telah mendapatkan dukungan yang banyak tentang hubungan antara
seni dan ekspresi emosi, namun yang lain menyatakan sebaliknya. Sejumlah aktifitas
anak usia dini diambil dari teori psikoanalitik utamanya penggunaan cat tangan, tanah
liat, dan menggambar dengan bebas. Aktifitas-aktifitas tersebut memberikan peluang
kepada anak untuk mengekspresikan emosi dan diri mereka dengan bebas.

Teori perceptual, teori ini menegaskan bahwa anak menggambar segala sesuatu yang
mereka lihat. penglihatan menyaring gambar dari objek yang nyata pada retina,
sementara persepsi menyusun kembali dan menginterpretasi gambar berdasarkan
beberapa factor seperti pengalaman awal, kepribadian, dan struktur neurologis. Bagian
dari proses perceptual adalah menerjemahkan objek tiga dimensi kedalam gambang dua
dimensi. Sebagai tantangan bagi orang dewasa, biarkan anak melakukannya sendiri.
Teori perceptual menyatakan bahwa gambar yang berfokus pada apa yang diterima anak
adalah bentuk yang paling original karena mata melihat lebih dari apa yang bisa kita
terima. Aplikasi nyata dari teori ini erat kaitannya dengan program pengajaran seni yang
tujuannya adalah untuk membantu anak berkonsentrasi lebih detail dan untuk
meningkatkan perkembangan visual mereka.

Teori kognitif, beberapa teori mengatakan bahwa anak akan mengambarkan apa yang
mereka tahu. Semakin tahu anak dengan suatu benda atau konsep maka semakin detail
dan mengagumkan gambar yang akan mereka hasilkan. Anak yang sudah besar telah
memiliki sejumlah pengalaman dan memiliki banyak waktu dimana mereka
mengembangkan konsep-konsep yang lebih mengagumkan, sehingga hasil karya mereka
lebih dapat diapresiasi.

Piaget membahas evolusi gambar anak dalam hal perkembangan konsep ruang. Pada
tahap menulis acak pada anak umur dua dan empat tahun, anak mencobanya dengan
tulisan diatas kertas. Sebagaimana pengalaman anak mengingat bahwa tulisan tersebut
dapat mewakili benda nyata maka anak akan memberikan pemaknaan atas tulisan
tersebut. Cox menerangkan bagaimana anak perempuannya menggambar sebuah bentuk,
kemudia secara mengejutkan menyatakan bahwa hal itu adalah seekor burung, kemudian
mengatakan bahwa dia butuh mata dan kemudian dia menambahkan dengan sebuah titik.

8
Pada kenyataannya, penelitian terkini menjelaskan bahwa meskipun setiap anak usia dini
kelihatannya menulis secara acak sebagai sebuah representasi ekspresi isyarat.

Pada tahap preschematik yang terakhir, sejak kira-kira umur empat hingga tujuh tahun,
anak sudah memiliki gambar dalam fikirannya sebelum menuangkannya keatas kertas,
tetapi hasil akhirnya menjadi kurang akurat sebagai representasi dari benda yang kasar.
Hal tersebut tidak berlanjut hingga tahap yang terakhir yaitu tahap schematic, dimana
representasi anak menjadi lebih realistis dan akurat. Seni anak juga berhubungan dengan
konsep objek permanen piaget, pemikiran yang menyatakan bahwa objek terus ada
meskipun objeknya sudah tidak ada. Dengan kata lain anak dapat memperoleh gambaran
secata mental tentang sebuah objek, sesuatu yang penting untuk merepresentasikan benda
kedalam sebuah gambar.

Teori perkembangan, teori ini menjeaskan bahwa rasa dan sikap seni anak berkembang
secara alamiah, melalui seperangkat tahapan yang universal, yang pada kenyataannya
intervensi orang dewasa terhadap hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan ini.
Peran guru adalah untuk menciptakan lingungan yang aman menyediakan fasilitas yang
memadai, dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk aktifitas seni,
merupakan pandangan yang secara luas diterima oleh berbagai pakar pendidikan anak
usia dini. Gardner mengemukakan pandangan yang menarik yang kontras dengan
pendekatan ini bahwa dia telah mengamati selama dia tinggal di cina, dimana kesenian
diajarkan dengan seksama kepada anak. Pandangan dari cina ini dapat memberikan
pandangan bahwa sebelum seseorang menjadi kreatif, mereka harus menerima beragam
ilmu dan kompetensi tentang bagaimana menggunakan perangkat seni, tekhnik yang telah
dikembangkan dalam tradisi yang sudah berlangsung lama yang tidak seharusnya musnah
atau dilupakan.

Peneliti telah menwarkan tahapan perkembangan seni. Selaras dengan teori Piaget dan
Vygotsky, gambar anak dapat dapar dijelaskan dalam tiga tahapan yang dipengaruhi oleh
perkembangan kognitif dan budaya. Sejak umur 1-5 tahun adalah dominasi pola-pola
universal, dan umur 5-7 tahun masa bervariasinya gambar yang dibuat, anak berkembang
dari potongan-potongan yang universal kedalam ekspresi hasil karya seni yang unik.
Tahapan-tahapan ini berkembang diikuti oleh peningkatan pengaruh budaya sejak umur
7-12 tahun, dimana akurasi artistic menjadi lebih nyata dan realistic dan merefleksikan
internalisasi budaya anak.

Rhoda Kellogg menyatakan, berdasarkan koleksinya terhadap lebih dari satu juta gambar
yang dibuat oleh anak umur 2-8 tahun dari seluruh dunia, memformulasikan serangkaian

9
tahapan yang berkaitan dengan umur anak yang dapat menjelaskan perkembangan artistic
anak. Ditambahkan pula bahwa dia mengelaborasi elemen seni anak pada setiap tahap
tersebut.

Pada karya seni anak, diagram selalu didapatkan sendiri, tetapi dikombinasikan dengan
dua diagram yang diletakkan bersamaan. Dan kumpulan-kumpulan tersebut (kombinasi
dari tiga atau lebih diagram).

Seni dalam program Reggio Emilia

Pada program ini, seni dikombinasikan dengan pendekatan holistic yang terintegrasi pada
pendidikan usia dini. Pengaruhnya telah menantang pemikiran kami tentang seni dalam
program anak usia dini

Pandangan tradisional yang mengatakan agar memberikan keluasan agar kecerdasan seni
anak berkembang dengan alamiah tanpa intervensi dari orang dewasa dipertimbangkan
kembali oleh beberapa pakar pendidikan anak usia dini. Pengamat dari program ini
mencatat tentang kedewasaan dan compleksitas nilai seni yang diproduksi oleh anak. Dia
juga mengatakan bahwa guru-guru pada program ini mengajarkan seni dengan sangat
serius dan tidak mempertimbangkan aktifitas anak yang berantakan. Mereka
menganggap hal itu sebagai bentuk yang kuat atas komunikasi simbolik anak atas ide-ide,
perasaan dan emosinya. Lebih jauh, anak menggunakan objek dan media yang sama
secara terus-menerus, menghabiskan waktu untuk mengembangkan keterampilan yang
mereka butuhkan. Apa yang berubah adalah ide yang mendorong mereka untuk
mengekspresikan segala sesuatu dengan media ini.

Seni, seperti aspek lain dalam kurikulum, tidak diajarkan sebagai satu bentuk disiplin
ilmu yang terpisah, tetapi hal tersebut saling berkaitan dalam setiap dimensi program.
Aktifitas seni melengkapi proyek dimana anak terlibat didalamnya. Anak didorong untuk
mengkomunikasikan pemahaman konsep mereka melalui nilai seni, yang dianggap
sebagai aktifitas membuat symbol. Guru mengamati anak dalam bekerja mendengarkan
respon mereka dan berdiskusi dengan mereka tentang karya seni sebagai bahan
perencanaan untuk kebutuhan dan minat mereka di masa depan. Nilai seni anak dianggap
sebagai alat pendidikan.

Saat ini beragam cara telah dilakukan sehingga pendidikan seni telah menjadi bagian
integral dari pendidikan anak usia dini. Perhatian terhadap lingkungan dan estetikanya
sangat penting. Area khusus dalam ruangan harus dilokasikan untuk aktifitas seni.
Keragaman materi yang secara umum sebenarnya tidak untuk aktifitas seni dapat juga
diletakkan pada area ini seperti foto, kartu pos, prisma atau benda lain yang tidak biasa.
Ditambahkan pula bahwa aktifitas kreatif lainnya seperti music, tarian, dan gerakan-
10
gerakan lainnya dapat dikombinasikan dengan seni untuk mengembangkan segala hal
yang memungkinkan.

Seni grafik dua dimensi

Menggambar

Crayon, pulpen tanda nontoxic, pensil dan kapur adalah alat yang biasa digunakan
menggambar. Setap alat tersebut memberikan efek yang berbeda dan memberikan
kenyamanan dan kepuasan. Seni grafik relatif bersih- dalam beberapa hal agak sedikit
kotor dibanding melukis-dan mungkin mendorong anak, tidak nyaman dengan media
yang kotor atau enggan untuk berpartisipasi dalam aktifitas seni yang tidak memberikan
hambatan apa-apa, untuk berpartisipasi dalam karya seni.

Sangat penting untuk menyiapkan alat-alat gambar yang memadai bagi anak. Pada pusat
kesenian dimana anak memiliki akses yang banyak untuk mnggunakan segala alat,
crayon biasanya lebih dipilih oleh anak karena alat tersebut tidak asing lagi bagi anak.
Potongan Crayon khususnya yang dibuat dalam potongan potongan kecil, lebih mudah
digunakan untuk anak yang baru belajar bermain dan anak preschool karena koordinasi
kemampuan motorik mereka belum berkembang dengan baik. Dengan crayon mereka
dapat bereksperimen sebagai seorang anak sehingga menjadi lebih terbiasa dalam
menggunakannya. Penggunaan warna dapat dikombinasikan.

Anak juga akan suka dengan pulpen untuk menandai karena warna vibrannya dan karena
alat tersebut mudah dugunakan. Tidak perlu menekan mereka dengan keras untuk
mendapatkan hasil yang memadai. Pensil penanda dilengkapi dengan ujungnya yang
tajam dan besar. Diharapkan agar anak dibekali dengan pulpen nontoxic, tinta yang
dapat dicuci karena pulpen tersebut cenderung dipakai bukan hanya untuk kertas, lidah
anak, jari-jari, dan pakaina anak juga kadang diwarnai oleh mereka.

Pensil dan kapur memberikan alternative gambar yang bagus untuk anak preschool level
atas. Pensil biasa yang lebih tebal dan lembut adalah yang terbaik. Kapur biasanya
menjadi pengalaman yang menarik karena warnanya lembut, lengket dan mudah
digunakan. Kapur warna terang akan kelihatan terang diruang gelap. Anak suka
menggambar dengan kapur diatas kertas dicampur dengan cairan lain seperti air, susu,
atau cairan yang lain. Efeknya akan mengintensifikasikan dan memperjelas warna.
Kapur juga dapat digunakan sebagai pengganti karena mudah dihapus.

Anak-anak lebih sering menggambar diatas kertas, tetapi berbagai permukaan yang lain
juga menarik digunakan dalam berbagai bentuk. Papan kartu, kertas pasir, contoh
wallpaper, kayu, tripleks, adalah beberapa alternative untuk mengganti kertas, kertas
11
manila, atau kertas bangunan. Meskipun ukuran dan bentuk kertas berbeda dan
bervariasi namun dapat mendorong anak untuk membuat banyak variasi karya seni
dengan pendekatan yang beragam.

Melukis

Melukis dengan segala perlengkapan catnya yang penuh warna adalah aktivitas yang
menggembirakan bagi anak, meskipun bagi anak umur satu tahun. Karena aktifitas ini
sedikit kotor, biasanya melukis adalah kegiatan yang dilakukan anak sejak sekolah dasar.
Kita akan melihat bagaimana tempera, cat air, finger painting, sebagai tiga model aplikasi
yang paling sering digunakan dalam bentuk seni ini. Menggambar dengan menggunakan
tempera membutuhkan otot yang kuat (utamanya bahu, tangan dan belakang) baik otot-
otot kecil maupun otot yang besar.

Untuk anak preschool yang masih kecil, berikan dua atau tiga jenis warna dalam satu
waktu, pilihkan warna dasar yang dapat dicampur oleh anak untuk menciptakan
bayangan-bayangan tambahan. Seiring pertumbuhan anak, variasi dan penempatan
bayangan warna gambar yang baru akan menpercerah minat mereka dalam melukis,
dengan menggunakan sikat lukis mereka masing-masing anak dapat mencampur warna
sendiri-sendiri. Dengan menjaga kebersihan meskipun sedikit, menggunakan kertas
dengan mudah hal ini memberikan independensi kepada anak untuk melukis kembali jika
minat anak kembali meningkat.

Cat air berwarna juga diberikan kepada anak yang lebih tua yang telah memiliki
pengalaman dalam melukis, karena hal ini membutuhkan kontrol yang baik. Sangat
diharapkan untuk menyediakan bahan-bahan dengan kualitas baik sehingga tidak
menimbulkan ketidakpuasan bagi anak. Anak yang telah mulai membuat gambar yang
representative suka menggunakan media ini karena mereka dapat menggunakan materi
tersebut dengan mudah untuk menciptakan sebuah gambar seperti pohon, rumah, dan
objek yang lain.

Anak yang baru pertama kali menggunakan cat air mereka cenderung mnggunakannya
dalam jumlah yang banyak, sehingga akan menghilangkan dan menipiskan warnanya.
Anda mungkin harus mencontohkan kepada anak yang baru menggunakan media ini
bagaimana mencelupkan kuas kedalam air dan menguraikannya diatas gambar.

Lukisan tangan adalah aktifitas multisensorik yang mendorong munculnya factor


penghambat dalam penggunaan material dan pengungkapan emosi. Hal tersebut dapat

12
dilakukan diatas selembar kertas yang besar atau secara langsung diatas permukaan meja
yang bersih.

Mencetak

Bentuk seni menggambar yang terakhir yang akan kita bahas adalah mencetak, dimana
anak memakai objek gambar yang tebal yang akan meninggalkan bentuk cetakan ketika
ditekan diatas selembar kertas. Membuat cetakan berbeda dengan melukis dimana alat
yang digunakan tidak berpindah dari atas kertas tetapi meninggalkan satu bentuk cetakan
dalam setiap aplikasi tersebut. Tentu saja banyak anak menggabungkan antara melukis
dan mencetak, memindahkan alat cetak diatas kertas bagaikan kuas atau sebagai gantinya
meninggalkan satu bentuk cetakan kuas diatas kertas. Berbagai objek cetakan dapat
digunakan, seperti busa yang dibuat dalam berbagai bentuk, pemotong kue, berbagai alat
dapur, gabus, dan mungkin bagian tubuh.

Seni model tiga dimensi


Ketika anak menggunakan media tiga dimensi, mereka menciptakan karya seni yang
mendalam, tinggi dan memiliki kesatuan dalam warna dan bentuk. Jenis tiga dimensi
dapat berbentuk abstrak atau representasi atas suatu benda.

Bermain tanah dan adonan mainan

Adonan mainan buatan guru dan (buatan anak) yang terdiri dari resep umum, tepung,
garam, air, dan beberapa tetes minyak adalah kesukaan anak dan guru. Adonan mainan
yang dibuat dengan baik sangat lembut dan sangat mudah untuk dibentuk apapun oleh
tangan kecil untuk membuat bentuk yang memuaskan dan pengalaman sensorik atau
untuk menciptakan berbagai bentuk ataupun patung. Anak dapat melubangi, mengaduk,
menggulung, menarik, merobek dan juga membuat adonan mainan yang dapat
dimanipulasi. Mereka dapat menggulung bola-bola, menarik ular yang panjang,
memasukkan ular kedalam paruh buruh yang telah digulung, atau membuat gambar
manusia ataupun hewan.

Setelah anak memiliki cukup pengalaman dalam menggunakan adonan mainan dengan
menggunakan jari mereka, ataupun menggunakan alat yang lain seperti pisau dan lain-
lain.

13
Potongan-potongan kertas

Potongan-potongan kertas adalah kombinasi kreatif materi digabung dengan


menggunakan lem atau dengan menggunakan alat perekat lainnya. Karena Janis ini
terdiri dari berbagai bahan, potongan kertas dapat memperkuat texture, warna, dan bentuk
yang ada. Beragam materi dan technik dapat digunakan dalam membuat potongan kertas
tersebut. Khususnya untuk dalam bentuk dimana kertas direkatkan lagi diatas kertas
mungkin hampir dua dimensi, sementara yang lain mungkin mengkombinasikan kedalam
potongan tiga dimensi.

Potongan-potongan kertas butuh alas, bahan, dan beberapa perekat untuk merekatkannya.
Alas dapat disusun dari berbagai macam jenis kertas yang digunakan untuk membuat
potongan kertas yang kecil pada kartu, tikar, kertas stereoform, ataupun pada kayu. Itu
dapat terbuat dari piring plastic atau kertas, berbagai bahan kantong plastic yang dijual,
ataupun bahan lain yang cocok. Bahan collage (potongan kertas) dapat diambil dari
bahan apa saja. Materi perekatnya yang digunakan untuk merekatkan potongan kertas
biasanya menggunakan lem putih, namun alat lain yang dapat digunakan untuk
merekatkan bahan bisa dijadikan alternative.

Beberapa teknik dapat juga digunakan untuk membuat potongan kertas. Pemilihan bahan
dapat dilakukan oleh guru, yang telah mempunyai rencana proyek tersebut di dalam
fikirannya, atau disediakan oleh anak yang dibeli dari toko seni yang terdekat. Jika anda
memberikan kesempatan kepada murid anda untuk membuat kreasi potongan kertas
dengan bebas, maka sangat perlu untuk menyiapkan berbagai bahan yang sudah teratur
dengan baik. Kotak yang memiliki sekat dapat dijadikan tempat untuk memilah-milah
bahan. Jumlah bahan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kemampuan
anak dalam menggunakan bahan yang sudah ada, dan itemnya harus digilir atau diganti
untuk menstimulasi anak atas berbagai ide yang baru.

Anak bisa merubah bentuk potongan kertas yang ada dengan menggunting kertas yang
lain. Kebanyakan anak belajar menggunakan gunting melalui pengalaman sendiri
ataupun praktek yang berulang-ulang. Gunting untuk anak preschool yang aman namun
tidak tumpul dapat memgembangkan pengalaman motorik halusnya dengan baik. Anak
biasanya mulai menggunting dengan menggunakan kertas guntung yang kuat, kemudian
pindah ke kegiatan menggunting garis lurus, kemudian meningkat ke pola menggunting
kurva atau garis yang berkelok-kelok. Menggunting pola yang tergambar adalah
keterampilan lanjutan yang tak akan pernah dimiliki anak sehingga mereka memiliki
berbagai pengalaman dalam memainkan dan menggunakan gunting.

14
Gunting sebelah kiri harusnya juga bisa digunakan oleh tangan anak bagian kiri.
Ditambahkan pula, untuk anak yang memiliki kesulitan khusus dalam mengontrol
motorik halusnya, gunting dengan dua pegangan sangat dianjurkan, yang dapat
memberikan ruang bagi guru untuk meletakkan tangan mereka pada susunan lubang yang
kedua untuk menuntun tangan anak dalam menggunting.

Bermain kayu

Salahsatu kegiatan yang paling menyenangkan bagi seoranga anak umur 3 tahun atau
lebih adalah dengan menggergaji kayu dengan menggunakan gergaji menjadi beberapa
bagian, menancapkan paku kedalam batang pohon, atau menggabung dua potong kayu
dengan menggunakan paku dan palu. Ketika anak sudah mencoba dan memiliki
penguasaan dalam menggunakan alat-alat mereka akan menggunakan hasil kayu sebagai
dasar dalam membuat kreasi tiga dimensi. Berapa kalikah kita mendengar anak, yang
telah menggabungkan dua potong kayu dengan menggunakan paku dan secara antusias
mengatakan “lihat kapal terbangku”. Anak usia sekolah yang telah memiliki
prkembangan motorik halus yang baik dan keterampilan yang besar dalam merencanakan
dan mengimplementasikan proyek yang lebih rumit, mendapatkan bahwa kesempatan
membuat hasil karya kayu memberikan kebahagiaan tersendiri.

Hasil karya kayu yang baik membutuhkan alat yang berkualitas tinggi, instruksi yang
cukup dalam menggunakan alat, aturan yang jelas, dan pengawasan yang ketat. Alat
karya kayu untuk anak, yang dapat diperoleh dari perusahaan perlengkapan mainan anak
usia dini, bukanlah mainan. Alat-alat yang dasar harus memenuhi beberapa syarat
diantaranya seimbang, beratnya 8-12 ons, potongan gergaji yang melintang, panjangnya
kurang lebih 18 inci, dan pembuatan catok yang baik kedalamnya dimana kayu dapat
dengan aman digergaji oleh anak. Tambahan alat, ketika anak sudah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam menggunakan gergaji dan palu, dapat memulai membuat
lubang. Penggunaan obeng biasanya sangat sulit dikuasai oleh anak, dan akhirnya
berakhir dengan rasa frustasi bukan kepuasan.

Sebagai tambahan alat, sangat penting untuk menyiapkan katu yang lembut, yang dapat
diperoleh dari tukang kayu ataupun tukang cat kayu. Paku dengan kepala yang lebih
besar dengan panjang yang bermacam-macam juga harus disiapkan. Guru dapat
membimbing anak melalui proses pemecahan masalah dalam memilih paku yang cocok
untuk ukuran kayu yang akan direkatkan.

Sangat penting bagi guru untuk membimbing anak dalam menggunakan alat-alat dengan
tepat untuk menjaga keamanan dan menghindari frustasi. Untuk memberikan pengungkit
yang baik, palu sebaiknya di topang dengan pegangan yang kuat hingga akhir gagang

15
palu dari pada hanya dibagian kepala. Dengan demikian, pada posisi seperti ini, cekukan
palu harus lebih akurat, karena hal itu menuntut koordinasi tangan dan mata yang besar
menuju ke kepala paku dari jarak yang jauh dari ujung pegangan. Sebelum sepotong
kayu digergaji, harus lebih dulu dijepit dengan baik kedalam catok sehingga anak dapat
menggunakan kedua tangannya untuk mengatur gergaji. Untuk tukang gergaji yang
belum berpengalaman, guru mungkin akan meneruskan proses dengan membuat lubang
sebagai start awal untuk mengergaji. Untuk anak yang masih sangat kecil, kayu dapat
diganti dengan streoform tebal yang lebih lembut dan mudah untuk digergaji.

Aturan yang jelas harus ada dan kuat untuk aktifitas perkayuan untuk mencapai
kesuksesan dan keamanan yang meyakinkan. Beberapa peraturan tersebut antara lain
pemahaman tentang alat yang ada dalam area perkayuan, hanya anak umur tiga dan
empat tahun yang boleh ada dalam ruangan pada saat itu, atau anak hanya boleh ada
diruangan tersebut jika orang dewasa juga hadir. Sama pentingnya bahwa guru harus
memberikan bimbingan dan perhatian yang tepat. Hal ini termasuk membantu anak
bagaimana menggunakan lat-alat, memberikan bimbingan yang dibutuhkan secara fisik,
mengungatkan anak tentang aturan yang harus ditepati, dan menawarkan pemecahan
masalah.

Apresiasi estetik
Estetika, apresiasi dan kekaguman atas keindahan, sangat berhubungan dengan seni
dengan segala bentuknya. Evans berpendapat bahwa estetika dalam dunia pendidikan
sebagai kontribusi terhadap kualitas kehidupan yang membuat manusia menjadi unik
dengan mengekspose anak kedalam pengalaman yang indah, rasa senang dan kagum
ketika kita bersentuhan dengan keindahan. Estetika meliputi sensitifitas dan apresiasi
terhadap kecantikan alamiah dan kreasi manusia. Guru yang memiliki sensitifitas
terhadap keindahan dapat membantu anak untuk merasakan keindahan dari lingkungan
sekitarnya.

Salahsatu cara untuk mencantumkan estetika kedalam program anak usia dini adalah
dengan memperkenalkan kepada siswa karya-karya seni, untuk dibeberkan bukan untuk
didiamkan. Feeney dan Morvcik menyarankan cara yang cocok untuk umur anak untuk
mendekatkan anak pada karya seni, sebagai contoh pajang hasil karya seni didalam kelas
dan bawa anak melakukan kunjungan ke museum atau gallery. Berdasarkan
pengalamannya dengan anak-anak, yang kemudian ditujuakn kepada anak kelas usia dini,
Wolf menyarankan bahwa kartu pos seni menjdi sarana yang paling baik untuk apresiasi
seni karena anak dapat memegangnya dengan mudah. Kartu pos juga dapat menjadi
16
dasar untuk aktivitas lain yang serupa, seperti keserasian, klasifikasi, dan yang terakhir
adalah mereka belajar tentang seni.

Asisten pengembangan program seni museum seni Toledo, Cole dan Schaefer
memberikan beberapa strategi untuk mendiskusikan seni yang indah dengan anak.
Strategi tersebut terdiri dari empat point yaitu:

1. Tahap pertama, deskripsi, yang melibatkan dialog interaktif antara anak dan guru
untuk menjelaskan apa yang dimuat oleh gambar tersebut. Pertanyaan guru
mendorong anak untuk melihat gambar lebih dekat, memperhatikan detailnya dan
menghubungkan apa yang mereka lihat.

2. Pada tahap analisis, anak menghubungkan elemen dan kualitas gambar. Guru
mungkin bisa bertanya” bagaimana dengan warnanya?”dll.

3. Pada tahap interpretasi ajak anak untuk menguak imaginasinya dengan bertanya
tentang gambar, contohnya” menurut kamu manusia seperti apa orang ini?” apa
yang sebenarnya ingin disampaikan kepadamu?

4. Pada fase penetapan, anak dibantu untuk menemukan makna personal dalam
karya seni tersebut dengan menghubungkannya dengan dunia mereka dengan
menggunakan kalimat mereka sendiri. Pertanyaan mendorong anak untuk
memutuskan apakah mereka akan memilih lembaran tersebut untuk dibawa
pulang atau elemen mana dari karya tersebut yang paling mereka sukai.

Cole dan Schaefer merasa bahwa strategi ini tidak hanya berguna untuk meningkatkan
apresiasi estetika mereka, tetapi pada kenyataannya hal itu juga mengembangkan kognisi,
menumbuhkan apresiasi dan toleransi atas pandangan orang lain, dan membantu anak
untuk menempatkan perasaan personal kedalam kata-kata.

Music
Music adalah sarana komunikasi yang paling kuat. Music bisa membuat senang dan
senang. Sedih dan gembira, santai dan tegang. Music dapat mempengaruhi perasaan
kita. Anak memiliki daya tarik tersendiri yang spontan terhadap music, yang membuat
element alamiah ini untuk di masukkan kedalam kurikulum anak usia dini, yang cocok
untuk bayi dan juga anak yang lebih besar.

17
Musik dan perkembangan anak
Sejak bayi, anak merespon dan menyelami music yang ada disekitar mereka. Honig
(1995) mendorong para perawat untuk bernyanyi, menina bobokkan, dan bersenandung
baik secara spontan maupun formal. Sejak lahir, secara biologis bayi telah diperlengkapi
dengan kemampuan merespon dengan baik suara yang didengarnya. Musik adalah sarana
yang baik untuk perkembangan kognitif, social, dan fisik pada setiap anak.

Pada saat memasuki program anak usia dini, mereka telah memiliki banyak pengalaman
musical dan ritmik. Anak umur dua tahun mulai memiliki control suara ketika bernyanyi
dan menyukai lagu-lagu yang ringan dan mempermainkan jari, kemudian pindah
kemusik, dan mencoba alat music ritmik yang simple, dan nyanyian dengan gerakan fisik
yang simple adalah kesukaan anak umur ini. Pada umur tiga tahun, karena peningkatan
control motorik, pusat perhatian, kemampuan konseptual, dan independensi, anak
mengembangkan konsep nyanyian dengan baik, mulai membandingkan not-not bunyi,
dan mengasosiasikan musik-musik khusus untuk gerakan-gerakan khusus.

Anak umur empat tahun mengapresiasi melodi lebih kompleks, senang menciptakan kata
dan nyanyian, dan mencoba beberapa alat-alat music. Pada umur lima dan enam tahun,
dengan kelanjutan kemampuan yang terus-menerus pada semua area perkembangan, anak
mulai untuk mengapresiasi lagu dan tari yang penuh dengan aturan, dapat mengikuti pola
ritmik yang spesifik, dan mungkin belajar not-not music yang simple dengan
menggunakan alat-alat music. Anak umur tujuh dan delapan tahun mulai belajar, kadang
dapat membaca kata-kata dalam lagu, utamanya menyukai music dengan berbagai aturan-
aturannya, mulai membandingkan suara dan nada, dan lebih menyukai aktivitas
kelompok yang berhubungan dengan music. Dimana anak umur dua tahun dapat
bernyanyi rata-rata lima not yang berbeda, pada umur lima tahun anak mengembangkan
kemampuan itu sampai 10 not music.

Kita semua menyadari bahwa setiap orang memiliki kemampuan musical yang berbeda.
Mozart adalah jenis music tertulis yang tinggi dan memainkan alat-alat music dengan
brillian pada anak yang sangat muda. Meskipun demikian, kita juga kadang menemukan
seseorang yang kelihatannya buta dengan music. Beberapa anak mungkin dibekali
kemampuan musical sementara yang lain mungkin memiliki kemampuan pada bidang
lain. Meskipun demikian, masuknya materi music dalam kurikulum anak usia dini adalah
bukan ditujukan untuk menemukan dan melatih bakat music. Namun hal tersebut harus
mengembangkan apresiasi dan kesukaan pada music dengan segala bentuknya.

Pada kenyataannya, secara historis music telah menjadi bagian dari pendidikan anak usia
dini, memberikan pemahaman yang panjang tentang pentingnya hal tersebut. Alper
18
(1987) menjadikan pendidikan music sebagai bagian dari kurikulum anak usia dini, yang
mengajarkan kita bahwa music mengajarkan kita tentang diri kita, membantu kita tentang
aktualisasi diri, memberikan jaringan historis dengan masa lalu, dan memfasilitasi
belajar. Music sebagai aktifitas yang berorientasi kepada proses daripada hasil,
menciptakan ekspresi kreatif, mengembangkan rasa estetika anak, dan menciptakan cara
yang menyenangkan dalam memperkenalkan konsep dan keterampilan. Music juga
sebagai wadah penyemangat dan pembelajaran tentang perbedaan kelompok budaya dan
etnis yang direpresentasikan dalam kelompok anak dan guru.

Mendengarkan

Mendengarkan adalah prasyarat untuk memahami dan menggunakan bahasa. Anak tidak
dapat mengidentifikasi suara-suara dari lingkungannya, belajar nyanyian yang baru, atau
memahami irama music jika sejak awal dia tidak bisa mendengar. Anak dapat dibantu
untuk merasakan dan memperhatikan segala jenis bunyi termasuk music. Mendengarkan
dapat dilakukan dengan cara formal ataupun juga melalui aktifitas-aktifitas
mendengarkan yang non-formal.

Lingkungan penuh dengan bunyi, yang dapat memancing perhatian anak. Secara
berangsur-angsur perhatian anak yang langsung terhadap bunyi disekitar mereka-burung
bernyayi, deruman mobil, bunyi pesawat terbang, bunyi pintu, dll. Praktik ini dapat
dimulai sejak bayi. Dengan memperhatikan bunyi, anda menfokuskan perhatian anak
pada sesuatu yang biasanya menjadi setengah dari sumber keributan.

Pada tengah kegiatan (contohnya pada waktu melingkar) anda mungkin dapat
menyarankan anak untuk menutup matanya, mendengar dengan seksama dan
menceritakan apa yang mereka dengar. Sangatlah menakjubkan untuk mengetahui
berapa banyak suara dalam diam!mendengarkan tidak harus dijadikan sebagai topic
tahunan, ketika anda mendiskusikan bahwa mendengarkan adalah salahsatu bentuk
ungkapan rasa, music harus menjadi focus aktifitas yang biasa saja. Anda juga bisa
memperdengarkan music sebagai bagian integral dari kegiatan harian dengan cara
memperdengarkan music atau rekaman selama aktifitas berlangsung ataupun pada
kegiatan luar ruangan.

Dalam merencanakan aktifitas mendengarkan formal, tujuan utamanya adalah untuk


mendorong dan menajamkan keterampilan anak dalam mendengarkan music. Untuk
membantu anda dalam memahami iraman music, anda dapat menyuruh mereka untuk
bertepuk tangan sambil mendengarkan music. Anda mungkin memperdengarkan music
yang berirama lamban dan meminta mereka untuk mendengarkan tempo dan
19
kecepatannya, kemudian memindahkan gerak tubuhnya pada tempo yang sama,
mengulangi pilihan music yang ada yang memiliki tempo yang lebih cepat, dan ketika
kecepatan dikurangi, maka diskusikanlah perbedaannya dengan anak. Gunakan pilihan
yang dimulai dari nada yang yang tinggi ke nada yang rendah, anda dapat menyuruh anak
untuk tetap dalam berdiri berjinjit ketika nadanya tinggi dan menunduk hampir keatas
lantai jika nadanya rendah.

Anda dapat juga mendiskusikan suasana musicnya dengan menanyakan kepada anak apa
yang mereka rasakan dengan pilihan music yang ada. Music yang sama bisa saja
memiliki warna nada yang berbeda, tergantung pada instrument apa music tersebut
dimainkan. Biarkan anak mendengarkan melodi yang sama yang dimainkan dengan alat
music seperti piano, silopone dan gitar, dan diskusikan perbedaannya. Anak harus
diperkenalkan dengan beragan jenis music yang berbeda, termasuk music klasik, jazz,
popular, country dan music keagamaan. Pemilihan music tentunya harus mencantumkan
jenis music yang memiliki unsur budaya anak.

Bernyanyi

Anak biasanya selalu siap ikut bernyanyi. Banyak anak usia dini tidak dapat
menggunakan nada, meskipun jiwa seni kelihatannya datang dengan mudah pada anak-
anak. Dengan demikian, tujuan utama dalam bernyanyi dengan anak haruslah bukan
keakuratan music tetapi menikmati dan membangun dasar untuk apresiasi terhadap
kesenian. Program anak usia dini harus mendorong kemampuan bernyanyi secara
spontan dan mengajarkan beberapa lagu baru.

Ketika anak merasa senang dan santai dengan aktifitas yang dilakukan, mereka akan siap
bergabung dengan acara bernyanyi yang spontan tersebut. Anak-anak mungkin
menyanyikan ninabobok laksana menidurkan boneka dalam keranjang, memperluas
kegiatannya dengan elemen yang sudah umum dari kehidupan rumah mereka. Atau
mungkin mereka menjelaskan tentang apa yang mereka lakukan, sebagaimana yang
dilakukan anak umur empat tahun bernama katerina, mengucapkan nyanyian yang telah
dibuat dengan mengidentifikasi item dalam kartu lotto sambil berbaring diatas meja.
Beberapa guru, yang tidak merasakan khawatir tentang suara mereka, mencontohkan
nyanyian sepanjang hari. Dalam program yang tidak biasanya sebagaimana apa yang
saya awasi, dia merasa mengalami sebuah opera seperti guru dan anak bernyanyi
daripada berbicara hampir disetiap komunikasi. Bernyanyi harus menjadi bagian
program bayi dan anak kecil. Sebagaimana orang dewasa biasanya menggunakan lagu
untuk menenangkan, menciptakan daya tarik dalam suara, dan berinteraksi dengan bayi

20
tersebut. Music sebagai bagian dari perawatan bayi dapat membantu mereka untuk
mendengar.

Mengajarkan anak lagu yang baru adalah aktifitas yang paling umum dilakukan pada
program anak usia dini. Anak senang mempelajari lagu yang baru dan mengembangkan
judul-judul music yang berkembang, nyanyian anak usia dini memiliki beberapa
karakteristik: memiliki ritme yang berbeda, berisi lirik yang dapat difahami, biasanya
juga sering diulang-ulangi, menekankan kesenangan, dan menggunakan rentan not yang
terbatas. Ketika memilih lagu baru, yakinkan bahwa liriknya cocok untuk anak, karena
beberapa lirik lagu biasanya tidak cocok dengan mereka namun cocok untuk orang
dewasa. Mempelajari lagu yang baru sangat rumit karena meliputi belajar tentang kata-
katanya, irama, melodi, dan tinggi rendah nada. Keterampilan ini diperoleh selama masa
preschool.

Beberapa petunjuk dapat menjadi pegangan untuk membut aktifitas bernyanyi menjadi
menyenangkan:

 Jika anda ingin mengajarka lagu baru kepada anak, ketahuilah lagunya
dnegan baik. Dengarkan dan praktekkan terus lagu tersebut hingga kamu
menguasai melodi dan liriknya.

 Jangan mengajarkan kata-kata dan music secara terpisah

 Lagu yang simpel dan pendek dengan tema yang berulang secara
keseluruhan dapat diajarkan pada satu waktu.lagu yang lebih panjang dan
kompleks dapat diajarkan melalui segmen yang lebih pendek. Biarkan anak
mendengarkan dan mengikutinya jika mereka bisa.

 Music yang diiringi dengan piano, harpa, atau gitar dengan rekaman atau
radio dapat membantu penguatan kata dan melodi ketika mengajarkan lagu
baru. Meskipun sulit untuk bernyanyi, memainkan alat music, dan
mengawasi reaksi anak sekaligus.

 Ketika anda mengajarkan sebuah lagu dengan tema khusus karena


berhubungan dengan materi kurikulum, jangan melupakan lagunya ketika
anda telah menyelesaikan topic pelajaran. Lagu tersebut telah menjadi
salahsatu tema kelas dan lagu itu harus terus dinyanyikan.

 Beberapa anak kadang enggan untuk bernyanyi. Tetap dorong mereka tapi
jangan memaksa mereka untuk berpartisipasi.

21
 Bernyai harus menjadi pengalaman yang menyenangkan. Jika anak
kelihatan tidak tertarik, bosan, atau terganggu dengan aktifitas bernyanyi,
evaluasi dengan baik apa yang terjadi. Mungkin anda harus mengajarkan
lagu baru, gunakan teknik yang bervariasi, tambahkan elemen-elemen gerak
kedalam lagu yang ada, tambahkan sisipan pada kata-katanya, atau gunakan
alat music sebagai pengiringnya.

Bermain alat music

Sejak awal hari mereka, anak sudah menikmati kesempatan untuk bermain music. Anak
biasanya menggunakan bagian tubuhnya utamanya tangan dan kaki untuk menjaga irama.
Alat music yang cocok bagi program anak usia dini dibagi kedalam tiga kategori: alat
music, yang tidak memiliki tinggi rendah nada yang digunakan sebagai pelengkap.
Instrument melodi yang menciptakan nada-nada tertentu, dan alat music pengiring yang
memproduksi nada secara bersama-sama, khususnya paduan nada yang mengiringi
melodi. Kemampuan untuk menggunakan instrument dengan baik dan kemampuan
untuk membuat instrument musik harus diketahui oleh guru.

Instrument musik adalah alat music yang paling sering digunakan dimana siswa
dilibatkan didalamnya. Seperangkat instrument musik mungkin terdiri dari beberapa
drum, tongkat nada, sepasang kayu, kotak pasir yang dipukulkan antara satu dengan yang
lain, tamborin, dll. Setiap alat tersebut menghasilkan bunyi yang berbeda, namun ketika
dimainkan secara bersama tanpa aturan yang mendasar akan menghasilkan sesuatu yang
tidak lebih dari hiruk pikuk.

Oleh karena itu sangat penting untuk memperkenalkan aktifitas musik terlebih dahulu.
Alatmusik harus digunakan dengan baik dan hati-hati. Salahsatu cara untuk membuat
anak kenal dengan instrument music adalah dengan mengenalkannya kepada mereka
pada satu waktu, dan menperagakan bagaimana seharusnya digunakan dalam kelompok
kecil. Setiap alat dapat dimainkan sehingga anak dapat membedakan perbedaan
bunyinya dan dapat berkeliling sehingga setiap anak dapat menggunakan semua alat
tersebut. Juga lebih baik jika meminta kelompok kecil anak untuk memainkan alat music
tersebut dengan satu irama atau lagu, meminta perhatian mereka atas bunyi musiknya
yang unik yang diproduksi oleh setiap alat tersebut. Anak harus memiliki kesempatan
untuk memilih alat music yang mereka sukai, menggilir instrument diantara para pemain
dan mencoba semuanya.

Anak dapat juga membuat alat musik sendiri dengan menggunakan bahan yang ada.
Kaleng kopi dan karton makanan dapat dirubah menjadi drum. Dan alat-alat lain yang
22
bisa mnghasilkan bunyi. Namun jangan menganggap alat-alat ini sebagai hasil karya seni
yang membutuhkan kebebasan dan sedikit petunjuk dalam bagaimana menggunakan
bahan-bahan yang ada.

Beberapa instrument melode yang simple seperti bel dan xylophone juga dapat digunakan
pada program anak usia dini. Hal ini bisa memperkenalkan anak pada berbagai bunyi
yang berbeda. Beberapa sekolah memiliki piano didalam kelas dan guru dituntut untuk
bisa menggunakannya. Anak bisa mendapatkan bererapa penemuan melalui piano,
namun aturan-aturan khusus harus dibuat sehingga dapat meyakinkan kita bahwa piano
tersebut terawat dengan baik dan sempurna. Bel dengan kode warna atau kunci piano
dan lagu yang sederhana dengan not dengan kode warna mendorong anak untuk
menyanyikan lagu.

Alat alat pengiring juga dapat digunakan seperti gitar. Guru juga harus bisa menggunakan
alat-alat tersebut dan bisa menyimpannya kembali hingga dibutuhkan lagi. Jika anak
diberi kesempatan untuk mencoba memetik gitar, mereka akan menjadi terbiasa dengan
aturan-aturan tertentu dalam menggunakan alat.

Gerak dan music

Anak kecil biasanya bergerak denagn gerak yang constant. Aktifitas gerak adalah cara
yang baik untuk mengkonbimasikan kecenderungan alamiah ini dengan aktifitas yang
menuntut imaginasi mereka, latihan otot, yang berkontribusi pada konsep spasial dan
temporalnya, dan membangun respon atas keunikan dan ide-ide orang lain. Sebagaimana
semua aspek yang ada dalam kurikulum anak usia dini, aktifitas gerak bisa terjadi baik
secara spontan atau direncanakan.

Karena anak usia dini belajar masih lebih banyak pada area sensorikmotoris, mereka
selalu menggunakan gerak tubuh dan sebagai representasi dari elemen lingkungan
mereka untuk menguatkan apa yang telah mereka alami. Sebagai contoh, anak yang
berada pada pinggir danau secara tidak sadar akan mencontoh gerak burung diatas air,
kelihatannya berasimilasi melalui gerakan-gerakan aktif dari apa yang mereka perhatikan.
Sama halnya, ketika kepala anak mungkin berputar dan berputar seperti ketika dia
melihat puncak kisaran.

Gerakan tubuh memperkuat irama musical. Peningkatan pola gerak dari gerakan spontan
kepada gerakan musical pada bayi kemudian kearah yang lebih disengaja seperti gerakan
penari, yang diikuti oleh isyarat-isyarat tangan, terjadi pada saat anak mulai berumur

23
empat sampai enam tahun. Anak biasanya menggunakan waktunya bersama music dalam
waktu yang cukup banyak .

Aktifitas gerakan yang kreatif. Anak juga biasanya bergerak bersama irama music.
Beberapa lirik music menciptakan rasa, bahagia sedih, senang, reflex ataupun diam,
music mengajak kita untuk bergoyang, berlekuk-lekuk, berputar-putar, melayang-layang,
dan berteriak. Ajak anak untuk bergerak sebagaimana yang mereka rasakan, terhadap
music yang dapat menciptakan beberapa tarian yang kreatif. Setelah anak memiliki
banyak kesempatan unutk bergerak bersama music, anda dapat menambah banyak sisipan
untuk mengembangkan pengalaman-pengalaman ini. Sisipan benda biasanya seperti,
balon dan lain-lain.

Cara lain dimana anak bisa bergerak dengan kreatif adalah dengan menghadirkan aspek-
aspek dari berbagai pengalaman anak yang mereka lihat pada berbagai kesempatan
dilingkungannya. Alam memberikan contoh-contoh yang menakjubkan antara lain:
bergoyang-goyang seperti pohon dihalaman kita, terbang seperti kupu-kupu yang kita
lihat diluar, berjalan seperti babi yang kita lihat dipeternakan, atau mekar dan layu
bagaikan tulip dihalaman yang kita tanam dan kita siram setiap hari, atau bagaikan mesin
cuci orangtua mereka dirumah. Anak juga dapat menjadi seperti bola ataupun
memanjangkan diri. Cermin dinding dapat membantu anak untuk melihat apa yang
mereka visualisasikan. Apa yang membuat aktifitas gerak kreatif ini dapat memberikan
anak kesempatan untuk mengekspresikan segala gerakan mereka yang unik bukan karena
mengikuti gerak guru. Tak satupun penafsiran tentang pohon dan popcorn lebih baik dari
yang lain, semua itu merepresentasikan perasaan dan konsep-konsep anak.

Makna orangtua dalam kreatifitas

Banyak orangtua menyatakan bahwa perkembangan gerakan kreatif anak merupakan


tujuan utama. Meskipun yang lain terfokus pada perkembangan kesuksesan akademik
mereka. Sehingga sangat penting untuk mendiskusikan kepada orangtua mengenai
filosofi sekolah tentang kreatifitas, utamanya mengenai hal-hal umum yang fleksibel,
keterampilan berfikir terbuka dan pemecahan masalah. Beberapa infromasi sebagai
pernyataan filosofis tersebut harus dijelaskan kepada kedua orangtua ketika mereka
mendaftarkan anaknya kedalam program tersebut. Pada tahap dasar pelaksanaan yang
sedang berjalan, anda dapat memberitahukan kepada orangtua aktifitas apa yang telah
direncanakan dan apa yang kita harapkan dari mereka. Pada saat yang sama, focus
terhadap kreatifitas tetap selalu ditekankan secara individual, sebagaimana yang yang
anda diskusikan kepada orangtua anak tentang minat anak dan segala perkembangannya.

24
Orangtua juga senang melihat bukti yang nyata bahwa anak mereka terlibat dan produktif
di sekolah. Paling sering terjadi, hasil karya seni yang dibawa anak pulang kerumah
dalam jumlah yang banyak yang memberikan mereka informasi yang cukup tentang hal
tersebut. Sebagai guru, anda dapat membantu orangtua untuk memberikan apresiasi
terhadap hasil karya seni anak dalam hubungannya dengan apresiasi karya sesuai dengan
usia mereka. Mungkin sangat mudah untuk menolak bahwa tulisan anak yang sangat
jelek bukanlah karya seni dan hanya member penilaian pada benda yang
merepresentasikan karya seni. Informasi pada perkembangan bakat seni anak dan
kepentingannya dan tahapan semua level dapat membantu orangtua melihat lebih dalam
terhadap karya anak. Handout yang cukup, artikel pada suratkabar sekolah, papan
pengumuman yang dipajang, atau buku tentang kesenian anak pada perpustakaan
orangtua mereka, semuanya dapat menjadi sarana yang baik untuk menyampaikan
informasi ini. Dokumentasi pekerjaan anak pada sekolah Reggio Emilia adalah cara lain
untuk memberitahukan kepada orangtua tentang karya anak-anak mereka. Beberapa
dokumentasi tersebut biasa menggunakan karya seni anak atau karya kreatif yang lain
sebagai cara dalam mengilustrasikan proses belajar dalam penyajian dokumentasi.

Factor yang menurunkan kreatifitas

Diskusi tentang perkembangan kreatif harus dapat memasukkan beberapa kata tentang
semua factor dalam masyarakat yang kadang menumpulkan dorongan kreatif anak.
Sebagaimana yang telah kita bicarakan, kreatifitas tergantung pada fleksibilitas,
keterbukaan, berfikir divergent, yang diharapkan pada siswa melalui lingkungan yang
fleksibel dan terbuka.

Pada saat yang sam, kreatifitas dapat juga dikurangi dengan mensosialisasikan factor
factor yang mengurangi, mengekang dan membatasi ide-ide. Lingkungan yang
menimbulkan perbedaan ras, budaya, dan perbedaan jenis kelamin, sebagai contoh,
sangat berpotensi besar dalam memberikan penilaian yang dangkal terhadap oranglain.
Lingkungan dimana orang dewasa selalu bersikap baik dan anak-anak diharapkan
melakukan segala sesuatu yang mereka minta tanpa bertanya mengapa hal tersebut harus
dilakukan tidak memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan kreatifitas.
Ditambahkan pula, ketika anak diberikan buku berwarna sehingga setiap anak akan
menghasilkan karya seni yang sama, mereka tidak mengembangkan kreatifitas. Ketika
anak selalu diperlihatkan bagaimana mereka harus melakukan segala tugasnya, mereka
tidak akan mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pemecahan masalah dan berfikir
kreatif. Ketika orang dewasa menertawakan keunikan atau kelebihan anak yang tidak
dimiliki oleh orang lain, anak tersebut akan tidak terdorong untuk untuk mengekspresikan
ide kreatif yang lain.

25
Saat ini, para peneliti juga mulai memfokuskan diri pada mainan anak yang cocok buat
mereka, banyak diantaranya dapat menurunkan kreatifitas. Banyak mainan tradisional
anak yang tak terbatas yang telah digunakan anak selama beberapa tahun telah
menghilang dari toko mainan anak, dan diganti dengan mainan-mainan elektronik.
Mainan anak yang klasik tak dapat digantikan dengan baik oleh yang terbaru, yang
dproduksi secara teknologi. Banyak tambahan teknologis yang ditambahkan pada
mainan anak pada dasarnya ditujukan untuk merubah cara bermain anak. Biasanya
mainan anak yang teknologis tidak kreatif, tidak merangsang imaginasi yang tinggi, dan
lebih banyak menimbulkan reaksi yang pasif dibanding dengan jenis mainan yang lama.

Televisi dan kreativitas

Salahsatu factor yang sangat mempengaruhi kehidupan anak yang dapat mempengaruhi
kreatifitas adalah televisi. Rata-rata anak menghabiskan waktu lebih banyak untuk
menonton TV dibanding dengan aktifitas yang lain selain tidur. Apa yang dilihat anak-isi
acara- dan juga berapa banyak waktu yang dihabiskan anak didepan TV dapat
menurunkan kemampuan berfikir kreatif.

Program pada media ini cenderung menampilkan tontonan yang sangat menonjolkan
beberapa model manusia, salahsatu diantaranya dimana didalamnya yang ditonjolkan dan
diperlihatkan adalah segala sesuatu yang pada dasarnya dihubungkan dengan setiap orang
yang cantik, putih, laki-laki, dan muda. Televise juga umumnya menampilkan tayangan
yang tidak efektif dalam proses pemecahan masalah seperti melalui kekerasan,
tingkahlaku yang singkat yang biasanya tidak mencontohkan beragam strategi
pemecahan masalah yang beragam.

Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa tayangan kekerasan yang terus-
menerus dan konsisten ditayangkan dalam program televisi sangat berhubungan dengan
perilaku agresif. Sebagai salahsatu pengarang sejumlah studi yang penting
menyimpulkan bahwa “kebiasaan agrefis kelihatannya dipelajari pada awal-awal
kehidupan, dan ketika bertahan maka sangat susah untuk berubah dan terprediksi serious
sebagai tingkah laku orang dewasa yang antisocial.

Jumlah tayangan juga dapat mempengaruhi kreatifitas. Pembelajaran creative adalah


proses yang aktif, tergantung pada penggunaan waktu yang banyak dalam
mengeksplorasi, menginfestigasi, memanipulasi dan merefleksi. Semakin lama anak
duduk didepan televisi, semakin sedikit waktu untuk melakukan kegiatan aktif, dalam
permainan yang ditentukan sendiri. Selanjutnya, penelitian telah menunjukkan bahwa
ketika anak menonton program kekerasan, mereka cenderung untuk meniru sifat agresif
dari program ini dan permainan mereka menjadi terpengaruh oleh hal itu dan kurang

26
imaginative. Melihat tayangan televisi dirumah, ditambah lagi jika anak menghabiskan
lebih banyak waktu didepan TV atau VCR disekolah, akumulasi jumlah waktu pasif anak
dapat diperhitungkan.

Sebenarnya ada juga tayangan program anak di TV yang baik. Salahsatu yang
mngajarkan dan mencontohkan anak tentang hal yang positif, tingkahlaku yang
mendukung sikap social, utamanya program dalam saluran public, contohnya acara
tetangga Mr, Roger” and “sesame street”. Program ini memberikan kualitas tayangan
yang tinggi, cocok untuk usianya, kesadaran sensitive untuk anak usia dini. Beberapa
program lain biasanya cocok untuk anak preschool yang disusun untuk menimbulkan
apresiasi anak terhadap alam, estetika, dan budaya.

Kesimpulan

1. Pertimbangkan definisi dan penjelasan beberapa karakteristik kreatifitas. Teori


kecerdasan berganda Howard Gardner menegaskan bahwa berbagai macam
bentuk kreatifitas adalah bagian integral dari kemampuan kognitif kita.

2. Tingkahlaku guru dan lingkungan fisik, keduanya sangat penting dalam


mendorong kreatifitas pada anak usia dini.

3. Salahsatu area kurikulum anak usia dini dimana kreatifitas secara khusus di
kembangkan adalah seni.

a. Terdapat beberapa pandangan teoritis tentang proses seni.

b. Banyak jenis aktivitas dan materi seni yang cocok bagi anak usia dini.

c. Apresiasi estetika adalah elemen lain dari seni yang dapat dipelihara sejak dini

4. Area kurikulum besar yang kedua yang menumbuhkan kreatifitas adalah music.
Pertimbangkan untuk mendengarkan music, bernyanyi, memainkan instrument
music, dan gerakan-gerakan kreatif yang cocok untuk anak.

5. Beberapa factor dapat menghilangkan dan menurunkan kreatifitas, termasuk


televisi.

27
Pengalaman-pengalaman bab IX:

Tina, coordinator sekolah anak musim panas

Mengapa orang-orang tinggal di taman?

Salahsatu filosofi dari kemah musim panas kami adalah untuk menegaskan bahwa lebih
baik jika kita harus selalu meninggalkan suatu tempat dibanding dari bagaimana cara
mendapatkan tempat tersebut. Seperti contoh, dipantai, penjaga pantai selalu
meyakinkan kita seberapa aman anak-anak kita. Anak sadar bahwa mereka memiliki
peran yang penting dalam menjaga lingkungan. Filosofi rasa bertanggungjawab umum
ini kelihatannya menyebar kebagian yang lain; setiap musim panas, anak kelihatannya
mengembangkan “sebab-musabab”. Tahun lalu penyebab tersebut adalah pengemis.

Pada hari jumat, anak-anak pergi ke taman terdekat, sambil mereka menikmati makan
siang. Tiba-tiba mereka menunjuk kepada seseorang yang sepertinya hidup ditaman,
termasuk sebuah keluarga dengan dua orang anaknya yang masih kecil. Kebutuhan
orang-orang ini menjadi bukti ketika setelah anak-anak kemah musim panas
menghabiskan makanannya dan kemudian membuang sisanya, pengemis tersebut pergi
ke tong tempat sampah dan mengambil sisa makanan tersebut. Anak-anak peserta kemah
musim panas terganggu namun juga ingintahu dengan peristiwa ini.

Lalu mereka menanyakan banyak hal kepada kami sebagai guru. Siapa mereka?
Dapatkah mereka mendapatkan makanan dari sumber lain selain dari tong sampah? Apa
yang akan terjadi jika tidak ada makan di tong sampah tersebut? Dimana mereka tidur?
Apa yang terjadi jika mereka kedinginan tau hujan? Dimana mereka mandi? Diatas
segalanya, mereka ingin tahu mengapa mereka ini menjadi pengemis. Bagaimana ini bisa
terjadi? Untuk kelompok anak yang serba kecukupan ini, keterkaitan dengan para
pengemis (tunawisma) menakutkan dan tidak sempurna.

Tetapi anak-anak jua sangat tersentuh dengan kebutuhan para pengemis ini dari apa yang
mereka lihat. Secara spontan mereka ingin menolong orang-orang yang ada ditaman.
Mereka mngumpulkan pakaian utamanya untuk anak kecil yang mereka temui ditaman.
Mereka memiliki kesempatan untuk menyerahkan semua pemberian itu secara langsung
ke keluarganya. Beberapa dari mereka mengumpulkan kotak koleksi, kotak sepatu yang
diatasnya mereka membuat lubang dan diatasnya ditulis: donasi untuk pengemis.
Sementara kedua orangtua berkontribusi terhadap penyebabnya, beberapa uang yang
dikumpulkan berasal dari uang anak-anak sendiri. Sebagai contoh, ketika mereka ke
tempat skating, mereka membawa uang untuk jajan, tetapi beberapa anak memutuskan
bahwa mereka jadi jajan karena akan lebih baik jika dimasukkan kedalam kotak
pengumpulan donasi. Pada akhir libur musim panas, anak telah mengumpulkan $25, dan
28
dengan masukan dari orang dewasa, mereka memutuskannya untuk memberikan donasi
tersebut ke program penyelamatan tunawisma.

Rasa empati, kesungguhan, tanggungjawab, dan perhatian merupakan semua kualitas


yang mulai berkembang pada umur muda. Orang dewasa yang sensitive dapat membantu
untuk menyiapkan lingkungan dimana hal ini dapat terjadi.

29

Anda mungkin juga menyukai