OLEH :
MAHASISWA S3 PLS
2007/2008
Rasa syukur dan kebanggaan yang tidak terkira atas terselesaikannya kumpulan executive
summery makalah Mata Kuliah Perkembangan Mutakhir dan Isu-isu Global dalam
PLS ini. Perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya membuahkan hasil yang menggembirakan.
Tentunya dengan berbagai keterbatasan. Namun demikian patut disyukuri bersama walaupun
dengan segala keterbatasan yang ada akhirnya Kumpulan executive summery , selesai dengan baik.
Upaya pengumpulan dan penggabungan executive summery yang Tujuannya adalah
untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dan pembaca dalam memberikan pemahaman
secara cepat dan tepat terhadap isi makalah yang begitu banyak. Melalui kumpulan executive
summery ini juga diharapkan diperoleh hasil dari proses perkuliahan selama satu semester dalam
bentuk dokumen tertulis, yang dengan mudah dan praktis bisa dipergunakan oleh setiap
mahasiswa dan pembaca lainnya.
Kumpulan executive summery ini berisi ringkasan makalah yang pada dasarnya adalah
kumpulan ringkasan makalah yang dibuat oleh setiap mahasiswa dengan bersumber pada buku-
buku terbaru yang diberikan dan direkomendasikan oleh dosen. Penyajian kumpulan executive
summery ini dibuat sebagai berikut: substansi, implementasi, isu-isu global dan perkembangan
mutakhir, perbandingan di Indonesia dan kesimpulan.
Atas keterbatasan yang ada dalam penyusunan executive summery ini, kami berharap
melalui berbagai kesempatan dapat memperoleh masukan dan saran untuk pengembangan kajian
keilmuan lebih lanjut khususnya dalam bidang pendidikan non formal.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Dr.
H. Engking Suwarman Hasan, M.Pd, selaku Dosen Pembina dan rekan-rekan Satu kelas Program
Studi PLS Angkatan 2007/2008 atas segala masukannya. Terakhir kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ditemukan.
Mahasiswa PLS
Angkatan 2007/2008
i
KATA PENGANTAR DOSEN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
KATA PENGANTAR DOSEN...............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
iii
C. Kesimpulan..................................................................................................21
iv
B. Implementasi...............................................................................................56
C. Isu-isu Global..............................................................................................57
D.Daftar Pustaka.............................................................................................58
v
B. Belajar Sepanjang Hayat Di Jepang...........................................................75
1. Substansi................................................................................................75
2. Implementasi..........................................................................................75
3. Isu-Isu Global dan Perkembangan Mutakhir.........................................76
4. Perbandingan dengan Indonesia.............................................................76
5. Kesimpulan............................................................................................76
C. Belajar sepanjang hayat Di Hongkong ( GRACE O.M. LEE)....................76
D.Belajar Sepanjang Hayat dan Identitas Budaya:Penduduk Asli Canada
(Brian Rice Dan John Steckely)..................................................................77
E.Daftar Pustaka :............................................................................................78
vi
vii
BAGIAN 1
PIAGAM MADINAH DAN DE GLOBALISASI
Oleh : Adman
1
2
638308842.doc
3
638308842.doc
4
telah membentuk ruang cyber yang maha luas, suatu universitas baru,
yaitu universe yang dibangun melalui komputer dan jaringan
komunikasi
3. Ciri-ciri Globalisasi
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
eprdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,
dan makanan.
638308842.doc
5
638308842.doc
6
638308842.doc
7
638308842.doc
8
638308842.doc
9
Harrison, L.E dan Huntington, S.P (2000) Culture Matters How Values Shape
Human Progress, New York: Basic Books
http://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/globalisasi-dan-multikulturalisme/
Menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam bukunya Sirah an-Nabi SAW juz II hal 119-
123, dikutip Ibnu Hisyam (wafat : 213 H.828 M). Disistematisasikan
ke dalam pasal-pasal oleh Dr. AJ Wensinck dalam bukunya
Mohammad en de Yoden le Medina (1928), pp. 74-84, dan W
638308842.doc
10
Ohmae, Kenichi (1990) The Borderless World Power and Strategy in the
Interlinked Economy, Copyright McKinsey & Company Inc.
Ohmae, Kenichi (1995) The End of the National State: The Rise of Regional
Economies. New York. Copyright McKinsey & Company Inc.
638308842.doc
BAGIAN 2
GERAKAN MASYARAKAT BARU DI KOREA
(Filosofi dan Aplikasi Saemaul Undong)
Oleh : Haryanti Rosmeria
A. Substansi
11
12
638308842.doc
13
B. Implementasi
C. Isu-isu Global
638308842.doc
14
kesenjangan semakin merajalela, yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin, karena sifat individualistis yang berkembang, tidak peduli
akan nasib orang lain, tetapi yang ada hanya pemikiran keuntungan pribadi
saja (profit oriented).
Etos kerja yang baik pada penduduk harus dibangun, seperti rajin
(Diligence), percaya diri (Self-reliance), hemat (Thrifty), gotong-royong
(Cooperation) dan sikap-sikap lainnya. Saemaul Undong diciptakan
berdasarkan filosofi tradisional bangsa Korea dalam membantu para tetangga.
Sebagai masyarakat agraris, bangsa Korea telah tertanam rasa kepedulian
masyarakat dan perilaku yang berorientasi pada masyarakat melalui kerjasama
dan berkembang presepsi bahwa hubungan antar tetangga adalah kerabat
dekat.
Motto ”Cintailah tetanggamu” melalui pemberian bantuan kepada yang
kurang beruntung, yaitu: piatu, manula yang hidup sendirian memelihara
alam, dan melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Saemaul Undong
membangun lingkungan desa yang penuh rasa kemanusian dan kehangatan
sehingga membuat orang ingin tinggal.
Pendidikan luar sekolah / pendidikan masyarakat pada program
Saemaul Undong Baru semakin diperluas, sehingga diharapkan tercipta
masyarakat yang demokratis.
Tidak ada salahnya bangsa Indonesia dapat meniru filososfi Saemaul
Undong untuk membangun kembali bangsa ini didasarkan pada perbaikan
moral dan sikap yang mengiringi peningkatan sumber daya manusia untuk
dapat mengelola alam dan kekayaan Indonesia agar dapat bangkit dari
keterpurukan muliti krisis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan,
pendidikan dan kesehatan bangsa Indonesia seluruhnya. Hal ini dibutuhkan
untuk mengadapi era globalisasi, karena selain kecerdasan yang dimiliki hal
yang terpenting adalah sikap dan moral yang baik dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari, apalagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama.
638308842.doc
15
D. Daftar Pustaka
Ditjen PLS dan Pemuda serta KOICA. (2002). Gerakan Masyarakat Baru di
Korea (Filosofi dan Aplikasi Saemaul Undong). Ditjen PLSP dan
KOICA.
638308842.doc
BAGIAN 3
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM PROGRAM
PENDIDIKAN DASAR DAN BELAJAR SEUMUR HIDUP MELALUI
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
Oleh : Hardika
A. Substansi
Persoalan pendidikan bagi perempuan di negara berkembang tetap
menjadi tantangan utama. Lebih dari 2/3 warga belajar pendidikan luar
sekolah dan penyandang buta aksara adalah orang dewasa perempuan. Sejak
konferensi dunia tentang Education for All di Jomthien, Thailand 1990
banyak Negara di berbagai kawasan berusaha mengangkat kembali
kesenjangan gender sebagai topik besar yang harus diselesaikan dalam
sistem pendidikan seumur hidup melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM).
Beberapa laporan tentang aktivitas PKBM di berbagai negara Asia
Pasifik telah mampu memberikan gambaran yang baik tentang pelaksanaan
program kesamaan gender pada pendidikan dasar dalam sistem pendidikan
seumur hidup. Beberapa negara Asia yang melaksanakan kegiatan tersebut
meliputi Indonesia, Bangladesh, Laos, Philipina, India, Cina, Pakistan, Iran,
Kamboja, Iran, Mongolia, Nepal, Myanmar, Thaliland, Usbekistan, dan
Vietnam. Berbagai diskusi tentang persoalan belajar masyarakat disimpulkan
bahwa PKBM telah memberikan kontribusi besar terhadap efektivitas
program pembelajaran masyarakat terutama upaya pemberdayaan perempuan
subjek belajar.
Dalam PKBM tersebut dibangun suatu sistem pembelajaran yang
berakar pada situasi dan kondisi nyata masyarakat sehingga warga belajar
memiliki tanggung jawab dan kesediaan belajar secara total. Prinsip-prinsip
pembelajaran yang dianut dalam PKBM tersebut adalah pembelajaran harus
sesuai dengan kebutuhan, tempat belajar harus berdekatan dengan tempat
tinggal warga belajar, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam pembelajaran, pengelolaan belajar dilakukan bersama
dengan warga belajar, mengtamakan partisipasi maksimal warga belajar,
16
17
638308842.doc
18
638308842.doc
19
D. Daftar Pustaka
Faure, Edgar. 1975. Learning to Be, The World of Education Today and
Tomorrow. Paris: Uneco.
Pant. Anita P and the APPEAL. 2003. Good Practices: Gender Equality in
Basic Education and Lifelong Learning Through CLCs: Experiences
from 15 Countries. Unesco Asia Pacific. Bangkok.
638308842.doc
BAGIAN 4
LIFELONG LEARNING IN JAPAN
Oleh : Nia Rahmania
A. Substansi
Ide lifelong lerning di Jepang muncul setelah perang dunia ke-2 tepatnya pada
tahun 1960 . Ada 4 focus yang menjadi bahasan yaitu :
1. Konsep perkembangan lifelong learning di Jepang
Lifelong leaning dilaksanakan , di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Lifelong learning “ sebagai dasar” pandangan belajar bagi
masyarakatJepang, dengan menekankan materi pembelajaran pada ilmu
pengetahuan dan budaya.
2. Hukum Lifelong Learning
Hukum yang menangani pendidikan guna mempersiapkan informasi dan
konsultasi mengenai apa yang dibutuhkan masyarakat tiap propinsi.
Mempersiapkan bentuk training, mempersiapkan leader dan
mempersiapkan sistem dan metode pelaksanaan lifelong learning.
3. Program Lifelong Learning
Proram lifelong learning dilaksanakan dibawah pengawasan pemerintah
melalui departemen pendidikan dan kebudayaan, departemen pertanian,
kehutanan , perikanan, departemen telekomunikasi dan pos, departemen
perindustrian dan perdagangan, departemen kepemudaan, depertemen
kesehatan dan kesejahteraan.
4. Wilayah / Daerah Lifelong Learning.
Aparat dan lembaga pemerintahan mulai dari tingkat propinsi sampai
tingkat desa ditekankan untuk mendukung pelaksanaan program lifelong
learning.
B. Permasalahan dalam Implementasi Program
Masalah Dowa adalah masalah perbedaan class sosial di masyarakat
( menjadi penghambat kelancaran program lifelong learning di Jepang).
Karena adanya perbedaan class social maka terjadi masyarakat yang
berkelompok- kelompok yang terdiri dari masyarakat kelompok kuat
20
21
C. Kesimpulan
Program Lifelong Learning di Jepang dapat diimplementasikan ke
masyarakat dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kordinasi yang baik antar
lembaga pemerintahan dan keterlibatan secara langsung dari pihak
pemerintah ( mulai dari pemerintah tingkat desa sampai pemerintah tingkat
propinsi).
638308842.doc
BAGIAN 5
BELAJAR : HARTA KARUN DI DALAMNYA
Tinjauan Buku “Learning: The Treasure Within” Penerbitan UNESCO/1999
A. Substansi
Mengapa dalam belajar ada harta karun, bahkan belajar itu sendiri adalah
harta karun? Apakah ada alasan-alasan yang esensial untuk menegaskan
bahwa belajar itu memang merupakan harta karun? Jika ya, apakah ada
petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan untuk menggapainya?
B. Implementasi
1. Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Sampai Perguruan Tinggi
a. Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah saling melengkapi.
b. Sikap kea rah jenis belajar yang berlanjut sepanjang hayat dibentuk di
dalam keluarga, dan lebih luas pada jenjang pendidikan dasar.
c. Penyesuaian pendidikan dasar pada konteks khsusus negara-negara dan
bagian penduduk yang paling miskin.
d. Kebutuhan keaksaraan yang mendesak dan pendidikan dasar untuk orang-
orang dewasa terus diperhatikan.
e. Pendidikan menengah dipikir ulang di dalam konteks umum belajar
sepanjang hayat.
f. Pilihan dan bimbingan
g. Universitas-universitas mejalankan empat fungsi kunci :
1) Mempersiapkan para mahasiswa untuk penelitian dan pengajaran
2) Menyediakan kursus-kursus pelatihan yang sangat spesialis
sifatnya disesuaikan
2. Menyebarkan Perspektif Baru Guru
a. Peranan guru sebagai agen perubahan
b. Memperbaiki rekrutmen, pelatihan, kedudukan sosial, dan kondisi-kondisi
kerja guru.
22
23
638308842.doc
24
638308842.doc
25
638308842.doc
26
yang luar biasa untuk penghancuran diri sudah diciptakan sepanjang abad
XX.
5. Belajar menjadi seseorang (Learning to Be)
Belajar menjadi seseorang berarti berarti belajar aga dapat
mengembangkan kepribadian lebih baik dan mampu bertindak otonom.
Selain itu juga mampu membuat pertimbangan dan memiliki rasa
tanggung jawab yang semakin besar. Dalam hubungan ini maka
pendidikan tidak boleh memandang remeh satu aspek pun dari potensi
seseorang: ingatan, penalaran, rasa estetika, keyakinan, kemampuan fisik,
dan keterampilan berkomunikasi.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan sudah semakin menempati ruang yang lebih besar dari
kehidupan manusia karena peranannya yang semakin meningkat di antara
kekeuatan-kekuatan yang mengatur masyarakat-masyarakat modern.
Pendidikan juga berubah cepat. Makin lama makin banyak kesempatan
belajar di luar sekolah yang timbul di semua bidang.
Pengertian atau konsep pendidikan sepanjang hayat merupakan kunci
yang memberikan akses kea bad XXI. Hal itu melampaui perbedaan
tradisional antara pendidikan permulaan dan pendidikan berkelanjutan.
Hal itu terkait pula dengan pengertian atau konsep lain yang sering
dikemukakan, yakni masyarakat belajar di mana segala sesuatu memberi
kesempatan belajar dan untuk perwujudan potensi diri.
E. Kesimpulan
1. Pendidikan sebagai suatu bidang yang sangat fundamental semakin
mendapat pengakuan baik pada tingkat lokal, nasional, maupun
internasional.
2. Belajar sebagai harta karun terutama dilihat dalam peranan sentral belajar
sebagai karakteristik untama pendidikan yang diharapkan mampu
mendorong kemajuan peradaban dan menyelematkannya umat manusia
dari kebinasaan.
638308842.doc
27
638308842.doc
BAGIAN 6
EDUCATION IN A GLOBAL SOCIETY A.
COMPARATIVE PERSPECTIVE
Oleh : Atang Setiawan
A. Pendahuluan
Judul buku: Educational in a Global Sosiety. A Comparative
Perspective. Pengarang Kas Marzurek, Margret A. Winzer Czeslaw Majorek.
Penerbit Allyn and Bacon, diterbitkan tahun 2000. Buku ini terdiri atas lima
bagian, dan setiap bagian terdiri atas beberapa bab, setiap bab terdiri atas
beberapa sub bab.
Secara garis besar isi buku ini bertujuan memberikan informasi
kepada pembaca tentang perbadingan pendidikan di berbagai negara. Setiap
sub-bab membahas pendidikan di suatu negara, adapun isinya mengenai
pokok-pokok bahasan tentang: Studi Komparatif Sebagai Komponen
Pendidikan untuk Guru; Nilai dan Kegunaan dari Studi Komparatif; Berbagai
Tipe Studi Komparatif Dalam Pendidikan; Beberapa Pendekatan Studi
Komparatif Dalam Pendidikan; dan Kebutuhan akan buku teks ini
Tema-tema utama yang dibahas dalam setiap bab, secara umum
dipaparkan tentang: Perubahan/inovasi dalam pendidikan; transformasi
demografis; hambatan dan masaah keuangan/ biaya pendidikan;
ketidaksamaan kesempatan dalam memperoleh pendidikan; sekolah sebagai
arena konflik sosial dan idiologi; pelatihan dan kualifikasi guru; kepercayaan
abadi pada sekolah.
Isi bagian I dari buku ini memberikan informasi tentang isu-isu global
dalam pendidikan di negara Amerika, yaitu negara Amerika Serikat dan
Amerika Latin. Adapun yang jadi isu utamanya, yaitu: Perjuangan untuk
mendapatkan persamaan dan kualitas dalam belahan bumi yang beragam.
B. Substansi
28
29
638308842.doc
30
638308842.doc
31
638308842.doc
32
638308842.doc
33
638308842.doc
34
materi untuk berbagai institusi pelatihan sekolah dasar dan para guru serta
melaksanakan evaluasi-evaluasi yang dilakukan secara nasional.
Para guru ditugaskan secara resmi untuk memperoleh keanggotaan serikat
kerja. Dengan demikian ada lebih dari satu seperempat juta pengajar sekolah
dasar yang terdaftar dalam serikat kerja. Serikat kerja ekonomi, pendidikan,
dan khususnya sosiopolitik merupakan pelaku terkuat setelah SEP dalam
menentukan kebijakan di bidang pendidikan.
Dengan berdasarkan pada amandemen Undang-Undang Dasar, sejak
tahun 1993 dicanangkan wajib belajar 9 tahun, kalendar sekolah pun telah
diperpanjang menjadi 200 hari. Dalam dua dekade terakhir, sistem telah
meningkatkan cakupan dan efisiensinya di seluruh tingkat pendidikan dasar.
Dalam hal efisiensi sistemik selama dua dekade tersebut, tingkat dropout di
tingkat pendidikan dasar dan menengah mengalami penurunan yang stabil.
Sedangkan jumlah anak yang mengulang dalam tingkatan ini hanya sedikit
menurun.
Ketika pemerintah federal menaikkan anggaran dananya untuk
pendidikan, sektor swasta ini mengembangkan kontribusinya namun dengan
laju yang perlahan.
Dengan adanya undang-undang pendidikan baru dan persetujuan dari
serikat guru, sebuah sistem karir bagi para guru pun terbentuk—Carrera
Magisterial. Sistem ini merupakan upaya inovatif untuk meningkatkan
kualitas pengajaran dan efisiensi sistem dengan memberikan insentif keuangan
kepada guru. Ini merupakan sistem promosi horisontal yang didasarkan pada
evaluasi langsung terhadap kesenioran guru, tingkat pendidikan, dan
partisipasi dalam usaha pengembangan personil, serta pada penilaian tidak
langsung melalui prestasi siswa mereka. Sistem ini mengajukan lima kategori
penggajian bagi posisi guru.
The National Technical Council of Education, yang merupakan inti
pedagogi SEP, merancang dan memodifikasi kerangka kurikulum. Dalam hal
tertentu, perkembangan kurikulum menyertakan badan-badan program yang
berbeda pada tingkatan negara dan tingkatan lainnya. Kurikulum diterapkan
638308842.doc
35
638308842.doc
36
638308842.doc
BAGIAN 7
EDUCATIONAL IN GLOBAL SOCIETY A COMPARATIVE
PERSPECTIVE
Oleh: Uus Karwati.
A. Substansi
Part II, Western Europe: Diversity And Unity In An Evolving
Community. Keanekaragaman Dan Kesamaan Dalam Pengembangan
Masyarakat Di Eropa Barat: (Inggris, Irlandia, Prancis, Spanyol, Yunani, dan
Swis).
37
38
638308842.doc
39
5. Pendidikan Yunani
Sistem pendidikan di Yunani, diselenggarakan secara gratis dan
merupakan tanggung jawab Negara yang wajib hingga umur 15 tahun. Guru.
Tujuan pendidikan adalah pelatihan moral, intelektual, professional, dan fisik.
Kurikulum dan budaya dibuat oleh Negara, diberlakukan di seluruh daerah.
6. Pendidikan di Swiss
Sistem pendidikan di Swiss, diawali dengan system pendidikan non
formal: pra sekolah ( selama 2 tahun), kemudian sekolah dasar, sekolah
lanjutan (SLTP, SLTA, universitas dan sekolah kejuruan. Organisasi dan
struktur pengawasan: bidang kompetensi, koordinasi, struktur pengawasan,
dan penilian kualitas. Ciri khas Swiss, partisipasi pendidikan lanjutan
mencapai 85 %, biaya pendidikan per siswa tertinggi, tingkat pendidikan
masyarakat mencapai tingkat pendidikan tinggi, transisi pendidikan ke
pekerjaan menghilangkan pengangguran.
B. Komentar
Sistem pendidikan di Negara-negara Eropa Barat dengan keragaman
filosofi dan pendekatannya sudah banyak membawa perubahan kualitas sumber
daya manusia secara menakjubkan. Walaupun kebijakan di Negara-negara
tersebut memiliki gaya dan model system pendidikannya berbeda, mereka
memiliki kesamaan dalam tujuan mengentaskan pendidikan dasar menjadi
tanggungjawab pemerintah secara utuh. Sehingga keberhasilan untuk
638308842.doc
40
mempersiapkan sumber daya yang bermutu pada tataran tingkat tinggi sudah
mengakar.
Secara paradigmatis pendidikan di Negara-negara Eropah lebih bersifat
liberal kapitalis, dengan refleksi cenderung pada persepsi duniawi. Hal demikian
kemungkinan sangat dipengaruhi oleh spirit gerejawi yang menyiratkan bahwa
tujuan akhir hidup manusia ditentukan oleh keberhasilan dan kebermanfaatan
individu bagi orang lain seperti halnya diungkapkan Max Weber. Dari pendangan
tersebut kemudian orang berlomba berprestasi agar lebih maju. Pendidikan
menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara masyarakat mengisi institusi
sesuai dengan keinginan dan tujuan masa depan. Pendidikan di Negara
berkembang ini dikemukakan oleh Raja Roy Singh (dalam Sidharto, 2989:123)
polanya menyerupai Negara industri.
C. Implementasi Di Idonesia
System pendidikan di Negara berkembang, khususnya Indonesia masih
sangat terpaku dengan permasalahan yang sangat fundamental, yakni tingkat
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang masih sangat rendah. Program
penuntasan wajar dikdas yang dicanangkan sejak beberapa tahun yang lalu belum
sampai pada target. Kondisi ini diperburuk dengan pelaksanaan otonomi daerah
yang belum optimal dalam tatanan koordinasi dan mekanisme antar pemerintah
pusat dan daerah.
Sistem pendidikan di Indonesia sudah saatnya dicirikan oleh “segitiga
tekanan’ yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sekolah. Dengan
menekankan kerjasama agar memungkinkan dicapainya keseimbangan dan
menghindari bahaya yang ditimbulkan pemusatan kekuasaan pada suatu titik
tertentu dalam segitiga.
Visi kita perlu lebih tajam dengan arah dan perhatian terhadap tenaga
keguruan yang kompetitif, terampil, professional, memiliki kecakapan personal-
sosial-akademis- vokasional serta dibarengi dengan penilaian, pengawasan
kualitas dan kefektifan serta pemberian penghargaan.
638308842.doc
41
638308842.doc
42
D. Daftar Pustaka
Singh, Raja, Roy. (1975). Education In Asia and Pasific, Bangkok, UNESCO
638308842.doc
BAGIAN 8
EDUCATIONAL IN GLOBAL SOCIETY A COMPARATIVE
PERSPECTIVE
Oleh: Dewi Suryati.
A. Substansi
Sistem Pendidikan global di negara Eropa cenderung memprioritaskan
nilai-nilai umum tertentu, namun di negara Rusia belum adanya tujuan
pendidikan nasional yang jelas, sehingga mengakibatkan timbulnya pluralisme
dalam pendidikan.
Sistem pendidikan di Lithuania diformulasikan dalam Law of
Education of the Republik of Lithuania, dengan penekanan utama adalah
untuk meningkatkan kemampuan individu, meletakan dasar moral yang kuat,
gaya hidup yang sehat serta menstimulasi intelektualitas tentang
perkembangan individual. Pendidikan diharapkan mampu membantu
seseorang untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan
mendasarkan hidup mereka pada nilai-nilai tersebut. Pendidikan harus mampu
mendorong seseorang untuk berpikir kritis, membuat keputusan-keputusan
yang dapat dipertanggungjawabkan dan juga bertindak secara “bebas”, dan
menyiapkan seseorang untuk kegiatan professional dan mengembangkan
kemampuannya untuk beradaptasi pada kondisi sosial dan ekonomi yang
selalu berubah-ubah.
Sistem pendidikan di Negara Hungaria dipengaruhi oleh sentralisasi
kurikulum dan penerbitan buku teks yang ketat dan sarat muatan idelogis dan
pengawasan politis. Pendidikan ini bertujuan memproduksi dan menekankan
pada pembentukan individu-individu sosialis, dan pendidikan juga ditujukan
sebagai alat dalam perencanaan penyediaan tenaga kerja. Berlawanan dengan
kebijakan sebelumnya, tujuan utama pendidikan sejak tahun 1990 adalah
untuk merespon kebutuhan-kebutuhan pribadi siswa serta mendukung mereka
dalam persiapan mereka menyambut masa depan.
Sistem pendidikan di Polandia menawarkan berbagai kemungkinan
dan kesempatan pendidikan untuk semua anak, remaja dan orang dewasa,
43
44
terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam
proses ekspansi yang cepat ini, kendali ideologis sekolah sangatlah kuat.
Namun, sistem pendidikan komunis tidak mampu mencapai tujuan-tujuan
ideologisnya, sehingga terciptalah kondisi egalitarianisme. Tujuan pendidikan
di negara ini adalah melakukan pemberantasan buta huruf. utama
Di Hungaria penyeragaman sistem pendidikan dipengaruhi oleh
sentralisasi kurikulum dan penerbitan buku teks yang ketat dan sarat tujuan
muatan idelogis dan pengawasan politis. Tujuan tersebut antara lain produksi
atau pembentukan individu-individu sosialis, juga ditujukan sebagai alat
dalam perencanaan penyediaan tenaga kerja.
Kebijakan
Pasca runtuhnya Uni Sovyet tatanan pemerintahan tidak sertamerta
berubah, penekanan serta pemaksaan kehendak dari penguasa masih kental
dirasakan, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Belum adanya tujuan
pendidikan nasional yang jelas di Rusia, kerap menimbulkan pluralisme dalam
dunia pendidikan, kebebasan akademis, perbedaan budaya antar daerah sangat
mencolok mewarnai muatan pendidikan. Legislasi Rusia menyatakan prinsip-
prinsip dasar kebijakan pendidikan dan juga memproklamirkan prioritas nilai-
nilai umum tertentu, sangatlah penting, mengingat bahwa belum ada tujuan-
tujuan pendidikan nasional yang jelas, terencana dan spesifik. Gagasan
pengembangan pendidikan di Rusia tidak bisa diartikan sebagai kebalikan dari
pendekatan kognitif.
Sejak awal pergerakan restorasi kemerdekaan (1988), sistem pendidikan di
Lithuania telah dimasukkan dalam proses reformasi. Sumber-sumber yang
telah memberikan dampak signifikan pada perkembangan pendidikan terkini
di Lithuania adalah: sebuah pendekatan kritis terhadap pendidikan Soviet;
tradisi pendidikan nasional; gagasan-gagasan liberasi nasional; prinsip-prinsip
umum sebuah masyarakat yang demokratis dan terbuka; gagasan-gagasan
serta praktek pengajaran luar yang modern, terutama yang berasal dari Barat;
dan juga beberapa trend pemikiran pendidikan kontemporer-psikologi
638308842.doc
45
638308842.doc
46
638308842.doc
47
yang terjadi di Law and Social Care untuk anak-anak prasekolah. Untuk
masalah kebijakan pendidikan tersebut, proses demokratisasilah yang akan
menentukan apakah pendidikan Kroasia di masa depan menjadi
terdesentralisasi sehingga memungkinkan adanya inovasi, kebebasan dan
partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Keadaan geografis dan sosiopolitik mengakibatkan Polandia
memiliki fitur dan kepentingan yang sama dengan negara-negara tirai besi,
sistem pendidikannya ditransformasikan melalui pendefinisian kembali
tujuan-tujuan pendidikan dan pembuatan kebijakan-kebijakan pendidikan
yang baru serta struktur administratifnya yang baru dalam rangka
pengimplementasian tujuan-tujuan pendidikan yang baru. Kesuksesan
dalam restorasi dan pengembangan fasilitas sekolah memungkinkan
pemberantasan buta huruf di Polandia.
Struktur pendidikan tinggi di negara Kroasia bersifat hirarkis dan
jarak yang ada antara guru dan murid sangatlah lebar. Waktu penyelesaian
studi di perguruan tinggipun menjadi masalah tersendiri dimana terdapat
banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studinya sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Terdapat pula banyak mahasiswa
yang meninggalkan bangku kuliah, terutama di tahun pertama dan tahun
kedua perkuliahan. Diperkirakan hanya 30% dari mahasiswa yang
diterima di perguruan tinggi yang sukses menyelesaikan pendidikannya.
Masalah-masalah yang mendera lingkungan perguruan tinggi ini sedang
dibahas dan perubahan-perubahan akan segera dilakukan. Satu unsur yang
sedang dipertimbangkan adalah versifikasi pendidikan tinggi.
Masalah pendidikan yang lain adalah kekurangan guru yang
disebabkan oleh permasalahan dalam proses penyeleksian dan pelatihan
guru. Di satu pihak, banyak mahasiswa yang mempelajari pendidikan pada
akhirnya tidak tertarik untuk terjun ke dalam dunia pendidikan sebagai
guru. Selain itu, beberapa guru mata pelajaran menganggap bahwa mereka
mendapatkan pelatihan mengajar yang kurang memadai. Dalam program
pendidikan, mahasiswa hanya memiliki sedikit pengalaman mengajar dan
638308842.doc
48
2. Paradigma Pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan formal di negara Eropa Timur dan
Eropa Barat berkaitan dengan berbagai macam aspek pendidikan seperti
keefektifan pendidik, proses pembelajaran, kualifikasi professional
pendidik dan pengukuran kualitas pendidikan itu sendiri, sejumlah aspek
tersebut sebagai langkah kemajuan untuk kehidupan masyarakat telah
ditentukan dan dikembangkan sebagai kompas untuk kemajuan
pendidikan.
Pendidikan di negara Eropa Timur dan Eropa Barat pada era globalisasi
ini, sebagian besar difokuskan untuk mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi dunia modern yang berkiblat pada sektor pendidikan,
ekonomi, teknologi, dan politik. dimana pendidik dan para penentu
kebijakan secara otomatis harus memiliki kesadaran atas berbagai
kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Berbagai kemungkinan dan
kesempatan pendidikan untuk semua anak, remaja dan orang dewasa,
terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Strategi
yang dibuat Polandia mengartikulasikan kebutuhan akan investasi “human
capital” dan menegaskan pendidikan sebagai faktor utama dalam
perkembangan ekonomi dan politis, ini menganggap pengeluaran untuk
ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, kesehatan, dan perlindungan
lingkungan sebagai investasi, dimana pengenalan terhadap pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan HAM dan pendidikan antar-budaya akan
menjadi sebuah kurikulum sebagai pijakan dalam mensosialisasikan
norma dan kebijakan sistem pendidikan.
638308842.doc
49
638308842.doc
50
D. Simpulan
Sistem Pendidikan global di negara Eropa cenderung memprioritaskan
nilai-nilai umum tertentu,di Rusia belum adanya tujuan pendidikan
nasional yang jelas, sehingga mengakibatkan timbulnya pluralisme dalam
pendidikan.
Penyeragaman sistem pendidikan dipengaruhi oleh sentralisasi kurikulum
dan penerbitan buku teks yang ketat dan sarat muatan idelogis dan
pengawasan politis.
Pendidikan harus berkontribusi kepada kemajuan budaya, sosial dan
ekonomi nasional serta memperkuat solidaritas, toleransi dan kerjasama
masyarakat. Dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan
individu, meletakkan dasar moral yang kuat, gaya hidup yang sehat serta
menstimulasi intelektualitas dengan menciptakan kondisi untuk
perkembangan individual.
Penyeragaman sistem pendidikan dipengaruhi oleh sentralisasi kurikulum
dan penerbitan buku teks yang ketat dan sarat muatan idelogis dan
pengawasan politis. Tujuan pendidikan ini adalah sebagai alat dalam
perencanaan penyediaan tenaga kerja.
Organisasi internal sistem sekolah di Kroasia sangatlah kaku dan tidak
menyediakan ruang bagi pemberdayaan guru, orang-tua, atau masyarakat
yang peduli terhadap dunia pendidikan, dan perubahan-perubahan dalam
bidang pendidikan akan sangat sulit untuk dilakukan di luar jalur birokrasi
E. Penutup
Setelah melihat gambaran tentang pendidikan di berbagai negara di
Eropa Tengah dan Eropa Timur, ada beberapa permasalahan yang cukup
relevan untuk diambil nilai positifnya sebagai bahan kajian yang bisa
diterapkan di dunia pendidikan di Indonesia, tinggal melihat kemampuan dan
638308842.doc
51
F. Daftar Bacaan
Mazurek, Margret A. W, co, (2000), Educational In Global Society A
Comparative
638308842.doc
BAGIAN 9
EDUCATIONAL IN GLOBAL SOCIETY A COMPARATIVE
PERSPECTIVE
(Timur Tengah Dan Afrika: Perkembangan ditengah-tengah konflik
yang berkepanjangan )
Oleh : Heni Rohayani
A. Pengantar
Buku ini terdiri atas lima bagian, setiap bagian terdiri atas beberapa BAB.
Secara garis besar buku ini bertujuan memberikan informasi kepada pembaca
tentang perbandingan pendidikan di berbagai negara. Setiap bab membahas
pendidikan pada suatu negara.
Adapun yang akan dilaporkan pada kesempatan ini ialah bagian IV yang
terdiri daei 5 BAB, yaitu:
1. Dinamika Pendidikan di Israel: Filosofi Retrospektif dan Berorientasi Masa-
Depan (BAB 18)
2. Proses Pedagogi dan Interaksi, Refleksi: Dari Dalam: Perjuangan Sistem
Pendidikan Di Palestina (BAB 19)
3. Transisi dan Pendidikan: Sebuah Studi Kasus Pada Proses Perubahan di Turki
(BAB 20)
4. Sistem Pendidikan Dalam Sebuah Negara Ideologis: Isu-Isu dan Keprihatinan
Utama Di Pakistan (BAB 21)
5. Kebijakan dan Pelaksanaan Pasca-Apartheid: Reformasi Pendidikan di Afrika
Selatan (BAB 22)
B. Substansi
52
53
C. Implementasi
Sejak didirikan sekitar 50 tahun yang lalu, kaum legislatif Israel telah
melakukan pendekatan paling liberal terhadap pendidikan. Mereka mendukung
demokratisasi sistem sekolah dan juga kemungkinan anak didik untuk
berkembang dan mengoptimalkan potensi-potensi yang mereka miliki. Sistem
sekolah diorganisir menurut empat bagian utama, yakni Pendidikan Nasional
Umum, Pendidikan Agama Nasional, Pendidikan Agama Independen, dan Sesi
Arab. Hukum Israel yang mengatur mengenai pendidikan memastikan pendidikan
wajib dan bebas biaya bagi semua anak antara umur 5 tahun (taman kanak-kanak)
638308842.doc
54
Dari paparan laporan pengantara dan bagian satu buku ini, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Isi bagian empat membahas pendidikan di negara-negara Timur Tengah dan
Afrika, yaitu di Israel, Palestina, Turki, Pakistan, dan Afrika Selatan
2. Isi buku secara keseluruhan yaitu tentang: Dinamika Pendidikan: Filosofi
Retrospektif dan Berorientasi Masa-Depan, Proses Pedagogi dan Interaksi,
Perjuangan Sistem Pendidikan, Transisi dalam Pendidikan: Sebuah Studi
Kasus Pada Proses Perubahan, Sistem Pendidikan Dalam Sebuah Negara
Ideologis: Isu-Isu dan Keprihatinan Utama dan Reformasi Pendidikan.
638308842.doc
55
3. Pokok-pokok yang menjadi bahan kajian secara umum dari setiap Negara yaitu
tentang: Struktur Sosial dilihat dari perkembangan sejarah, politik, dan
ekonomi. Serta Pendidikan Sekolah yang meliputi Sistem Pendidikan dasar,
lanjutan dan pendidikan khusus, Pra-layanan pelatihandan pemberian
sertifikasi bagi guru, Perkembangan kurikulum, Masalah pendidikan dan
faktor-faktor penghambat perkembangan pendidikan, serta solusi yang
dijalankan.
4. Pendidikan Sekolah dari lima negara tersebut, yaitu: masing-masing negara
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Isi buku bagian empat
ini secara keseluruhan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan, bagi
para praktisi pendidikan, maupun para akademisi, untuk menjadi bahan
perbandingan dan kajian dalam mengembangkan pendidikan.
E. Daftar Pustaka
638308842.doc
BAGIAN 10
EDUCATIONAL IN GLOBAL SOCIETY A COMPARATIVE
PERSPECTIVE
Oleh: Frahma Sekarningsih
A. Substansi
Pakistan muncul di peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947 sebagai hasil
suatu partisi sub-kontinen India. Pendirian negara Pakistan merupakan
puncak perjuangan kaum Muslim di sub-kontinen Asia Selatan dalam
mewujudkan tanah air yang terpisah. Pakistan memiliki populasi sekitar 119
juta orang dan 97% diantaranya adalah Muslim
B. Implementasi
56
57
C. Isu-isu Global
D. Daftar Pustaka
638308842.doc
58
638308842.doc
BAGIAN 11
LIFELONG LEARNING : PENGAMATAM RINGKAS
BELAJAR SEPANJANG HAYAT DI NEW ZEALAND
Oleh: Anan Sutisna.
A. Substansi
a. Pendidikan Sepanjang Hayat di New Zeland
Di New Zealand, pada awalnya sistem pendidikan juga sangat elitis,
hanya untuk kepentingan intelektual dan ekonomi. dan hirarkis berjenjang.
Baru pada tahun 1914 perkembangan pendidikan sepanjang hayat dimulai.
Perkembangannya dimulai dengan dibentuknya asosiasi pendidikan pekerja (
Worker's Educational Association ) yang merupakan gabungan dari serikat
pengusaha, empat universitas. Asosiasi ini merupakan pengaruh dari para
misionary dari Inggris dan Australia. Pada tahun 1920 pemerintah telah
member! anggaran terhadap WEAs dan delapan betas tahun kemudian
Organisasi Pendidikan untuk Orang Dewasa dibentuk.
Gerakan pendidikan orang dewasa ini terus berkembang. berjalan
pasang surut seiring dengan perkembangan ekonomi dan poiltik. Pada
periode akhir perang dunia, akses terhadap pendidikan semakin luas, seperti
kelas sore bagi para pekerja, program ektensi untuk pendidikan masyarakat.
Pada tahun 1970 an perkembangannya semakin mengembirakan. Peserta
didiknya meliputi hampir semua sekmen masyarakat : penganggur, wanita,
penyandang cacat, kelompok minoritas. Pendidikan dipandang sebagai agen
perubahan sosial. Pada saat pertumbuhan ekomnomi rendah, pemerintah
melakukan pemotongan anggaran untuk pendidikan orang dewasa, tetapi
berkat desakan dari komunitas pendidikan masyarakat ( Rural Education
Activities Programs ) yang bergerak dari pendidikan anak usia dini sampai
dengan pendidikan orang dewasa, program tersebut masih tetap berjalan.
Tetapi WEAs hanya menerima separoh anggoran, sementara National
Council for Adult education dibubarkan.
Pada tahun 1980 an, iklim perkembangan ekonomi tidak
menggembirakan. Hal ini telah melahirkan reformasi di bidang pendidikan,
dengan naskah kebijakan Learnins for Life. Pembaharuan tersebut lebih
didorong oleh kehidupan eknomi yang semakin kompetetif. Dan ini untuk
pertama kalinya negara mengakui dan menerima paradigma pendidikan
sepanjang hayat. Beberapa kebijakan tersebut adalah: (1) Penggantian standar
kualifikasi tradisional dengan standar kualifikasi yang ditentukan oleh
stakeholders, (2) Pendidikan sepanjang hayat dan pelatihan dapat diperoleh
melalui berbagai lembaga yang ada di lingkunghan masyarakat, (3) Pelatihan
industri bagi kelompok masyarakat tidak beruntung dan penganggur, (4)
Pemberian bantuan dan pinjaman bagi siswa
Perkembangan lain yang sangat fundamental adalah diberlakukanya
keranga kualifikasi ( Qualification Framwork ). Kerangka kualifikasi ini
adalah sebagai pengganti dari kualifikasi berbasis akademik dan institusi
59
60
638308842.doc
61
638308842.doc
62
Dua paket kebijakan utama :yaitu (1) Five Year Scheme ->
Rencana Lima Tahun Pengembangan dan Perbaikan Pendidikan Orang
Dewasa (1992 s/d Juni 1996). Dan (2) Lifelong Learning Development
Scheme (LLDS) ->Rencana Pengembangan POD Tahap Menengah
Berorientasi Belajar Sepanjang Hayat. Kebijakan lainnya : The Whole
Construction of Community (WCC) diimplementasikan melalui "The
Council for Cultural Affairs". WCC adalah kebijakan berinspirasi
komunitas, programnya berbentuk POD berbasiskan komunitas yang
menekankan pentingnya mempertahankan kesadaran komunitas, perluasan
budaya komunitas, dan memajukan ide-ide kebersamaan hidup
(commonality of life). Ketiga kebijakan mendudukan POD sebagai induk
dari belajar sepanjang hayat berkesempatan untuk berkembang baik
didalam status maupun keefektipannya. Kondisi ini isebut "Revolusi
Tenang" (The Quiet Revolution) perubahan yang cepat dalam dimensi
kehidupan politik, ekonomi, sosial dan pendidikan. Lembaga POD
profesional, beroperasi dalam bentuk sama dengan sekolah komunitas
orang Amerika, hal ini merupakan hambatan mendasar bagi
pengembangan POD yang merupakan sosok yang dimasukan kedalam
suatu sistem terintegrasi dari belajar sepanjang hayat.
B. Daftar Pustaka
Liu Sandra. (1997). Trends in Hong Kong University Management: Towards
a Lifelong Learning Paradigm. Dalam Hatton J. Michael
(Penyunting). Lifelong Learning.Toronto: The School of Media
Studies at Humber Colldge.
638308842.doc
BAGIAN 12
LIFELONG LEARNING ( chapter 5, 6, 7, 8, Michael J. Hatton)
Oleh: Sri Handayati
A. Substansi
Belajar tiada henti di negara maju dan berkembang dilakukan melalui
pendidikan informal, formal dan nonformal yang perlu dikaji adalah:
B. Tujuan
Tujuan belajar tiada henti yang dilaksanakan baik di Negara maju maupun
Negara berkembang adalah untuk meningkatkan kwalitas hidup manusia
dalam mencapai kesejahteraan hidupnya.
C. Kebijakan.
a. Artikulasi dan transfer pada kontek belajar tiada henti, artikulasi adalah
totalitas proses dan hubungan yang menyangkut perpindahan sistematis
siswa baik secara vertikal maupun horizontal. Transfer adalah sebagai
pertukaran kurikulum, pengakuan kredit atau mata kuliah yang diperoleh
dari pengalaman belajar informal dapat diakui sebagai kredit yang dapat
digunakan melanjutkan ke perguruan tinggi, Negara yang
menyelenggarakan adalah: Amerika Serikat, Inggris, MEE, dan Taiwan.
b. Perbedaan belajar tiada henti antara Negara maju dan Negara berkembang, di
Negara maju belajar tiada henti ditujukan untuk peningkatan ekonomi,
pengembangan professional kerja, pengembangan sosial dan pelestarian
budaya, di Negara berkembang belajar tiada henti bertujuan untuk
memberikan ketrampilan calon pekerja dan pemberantasan buta aksara.
c. Kecenderungan manajemen belajar tiada henti yaitu; menyangkut evolusi
pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja, taksonomi manajemen pada universitas kontemporer, kewirausahaan
manajemen universitas dan implikasi kebijakan. Menerima mahasiswa paroh
waktu dari para pekerja atau orang dewasa.
63
64
D. Implementasi
Artikulasi dan transfer kredit di amerika serikat pengakuan kredit terhadap
pengalaman belajar seseorang melalui evaluasi dengan wawancara dan
portofolio. Di Inggris melalui universitas terbuka dan system matrikulasi
terbuka di Akademi Pendidikan Lanjutan. Di Taiwan diselenggarakan
system link antara jenjang pendidikan akademi 5 tahun dengan pendidikan
guru regional. Di Argentina menyelenggarakan program akademik jangka
pendek 2-3 tahun yang dapat ditransfer ke program pendidikan universitas.
Di MEE menyelenggarakan alih kredit antar akademi.
E. Isu-isu Global dan Perkembangan Mutakhir
Dalam Program belajar tiada henti untuk meningkatkan kwalitas para
profesional dan tenaga kerja negara-negara maju dan berkembang cenderung
melaksanaan artikulasi dan transfer, adapun pedoman yang selama ini
digunakan adalah; a)kebijakan dan pedoman secara legal formal, yaitu secara
formal tercantum dalam rencana induk lembaga pendidikan, b) kesepakatan
Negara bagian dalam transfer kredit pendidikan teknik kejuruan, yaitu alih
seluruh kredit pendidikan teknik kejuruan ke jenjang pendidikan S1, c)
kebijakan system Negara bagianlebih memfokuskan pada transfer kredit, d)
volunteer yang dilakukan oleh lembaga pendidikan secara individual.
G. Kesimpulan
Belajar tiada henti di negara maju maupun negara berkembang bertujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kwalitas hidupnya.
638308842.doc
65
H. Sumber Pustaka
638308842.doc
BAGIAN 13
LIFELONG LEARNING, PERKEMBANGAN TENAGA
KERJA DAN KESUKSESAN EKONOMI DI CHINA OLEH
ALICE LEE Oleh: Sri Nurlely
A. Substansi
a. Malaysia, Perubahan Dan Pembangunan Sumber Daya Manusia
o Pemerintah Malaysia telah mengadaptasi kreasi ekonomi yang sepenuhnya
“berkembang” pada tahun 2020 sebagai tujuan utamanya. Salah satu
strategi yang diambil oleh pemerintah melibatkan asset perkembangan
Negara yang paling penting sumber daya manusianya.
o Perekonomian Malaysia telah ditranformasikan secara jelas dalam decade
terakhir ini, bergerak cepat, jelas bahwa pendidikan merupakan komponen
yang penting dalam setiap strategi pekerja yang kompetitif. Indutrialisasi
yang cepat, seiring dengan perubahan dalam produksi modal yang intensif,
telah merubah perkembangan sumber daya manusia di Malaysia. Begitu
juga dengan kebijakan-kebijakan dan program-program pembangunan
sumber daya manusia yang akan terus meningkat dan memperbaharui
system pendidikan dan pelatihan. Dalam hal itu, ada tiga bagian yang
penting, Pertama, harus ada focus yang lebih kuat dalam memperkuat
system pendidikan yang lebih tinggi, yang mempengaruhi pembelajaran
Ilmu Pengetahuan dan matematika dan Bahasa Inggris dan juga ekspansi
yang luas dalam pendidikan nonformal dan pendidikan teknis yang
diperlukan untuk menghadapi perkembangan pengetahuan dan keahlian
yang diperlukan. Kedua, Malaysia harus menguasai teknik manajemen dan
system manajemen melalui program pengembangan manajemen dan
bisnis. Ketiga, Malaysia harus membekali para pekerjanya dengan
pelatihan-pelatihan tentang teknologi terbaru dan proses industri terbaru.
Dalam rangka kerja ini, pelatihan kembali dan peningkatan keahlian para
pekerja harus menjadi prioritas.
66
67
638308842.doc
68
638308842.doc
69
638308842.doc
70
638308842.doc
71
638308842.doc
72
B. Implementasi
Sekolah-Sekolah Sebagai Pusat Pembelajaran Seumur Hidup Untuk Semua
Orang
Peran sekolah dalam mewujudkan belajar sepanjang hayat. Hal tersebut
dilakukan melalui pengembangan kerjasama antara sekolah dengan
lembaga keluarga, lembaga bisnis, lembaga lain dalam masyarakat dan
dengan ,asyarakat sendiri. Di samping itu sekolah juga memiliki peranan
sendiri.
Dalam kaitannya dengan belajar sepanjang hayat, wajib belajar harus
ditujukan pada provisi berbasis pengetahuan, dan pengembangan meta-
skill untuk belajar. Oleh karena itu wajib belajar harus dapat memberikan
pengetahuan umum unutk pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan
pemerolehan keterampilan belajar yang diperlukan untuk belajar sepanjang
hayat.
Lembaga keluarga dapat berfungsi sebagai sumber dukungan dan stimulus
unutk meningkatkan pemahan makna dan nilai belajar sepanjang hayat.
Sebagai contoh : mengembangkan harapan tinggi pada anak, impian masa
638308842.doc
73
C. Daftar Pustaka
Alice Lee, 1977, Lifelong Learning, Workforce Development and Economic
Success Dalam Michael J. Hatton (Ed), Lifelong Learning,
Policies, Practices, and Program (hlm 303-316) Canada
Internasional Development Agency.
638308842.doc
BAGIAN 14
LIFELONG LEARNING DI AMERIKA DAN HONGKONG :
SEBELUM DAN SESUDAH TAHUN 1997
Oleh: Wawan Setiawan
2. Implementasi
Di Hongkong keluarga memiliki tanggung jawab penuh terhadap masa
depan anaknya oleh karenanya menaruh harapan tinggi dan ikut
menentukan proses pendidikannya. Sedangkan di Amerika lebih
memberikan kebebasan pada anaknya untuk menentukan dan memilih masa
depannnya sendiri, dan sistem pendidikannnya lebih banyak memberi
pilihan pengembangan karir.
74
75
5. Kesimpulan
Keluarga dan agama sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat memiliki
peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral setiap individu.
2. Implementasi
1) Mengembangkan program pendidikan sosial untuk para pemimpin,
pengembangan kegiatan voluntir, kegiatan masyarakat, pendidikan
untuk wanita, program ekstensi, serta pengembangan sistem informasi
belajar sepanjang hayat. 2).Melakukan modifikasi kurikulum SD dan
SLTP untuk disesuaikan dengan teori dan prinsip belajar sepanjang
hayat 3) Mendorong proses pembelajaran yang memberikan
pengalaman kehidupan secara langsung, dengan menerapkan lima hari
sekolah serta pengembangan pembelajaran yang menyenangkan. 4)
Kerja sama antar sekolah, keluarga dan masyarakat melalui
pemanfaatan sumber daya menusia dengan keahlian tertentu.
638308842.doc
76
5. Kesimpulan
Belajar sepanjang hayatdipandang sebagai suatu proses pendidikan
untuk semua aspek pendidikan, yang perlu mendapat dukungan dari
pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak
bagi pengembangan belajar sepanjang hayat. Kerjasama pemerintah,
sekolah dan masyarakat ikut mendukung suksesnya belajar sepanjang
hayat.
2. Kebijakan
Pada tahun 1950an,seksi pendidikan orang dewasa pada kementrian
pendidikan menyelenggrakan program remidial bagi orang dewasa.
Pada tahun 1975 dikeluarkan dokumen putih, yaitu pemberian kesempatan
belajar pada orang dewasa, mendorong pihak swasta untuk
menyelenggrakan kegiatan belajar untuk orang dewasa, tanpa subsidi.
Pada tahun 1975 membentuk satu komite yang menaruh perhatian
terhadap kemungkinan pendidikan dan pelatihan bagi para pekerja.
B. Implementasi
Mendirikan pusat pendidikan berkelanjutan dan profesional di Politeknik
Hongkong (1988), pendirian pendidikan profesional dan sekolah
berkelanjutan di City Universitas Hongkong, serta Institut Belajar Terbuka
638308842.doc
77
E. Kesimpulan
Mengingat begitu penting peran belajar sepanjang hayat dalam
mendukung kehidupan ekonomi maka perlu penanganan secara tepat
melalui kontrol kualitas, standar kompetensi, subsisidi, koordinasi
bersistem, serta penyediaan program bagi semua kebutuhan belajar
masyarakat.
A Substansi
1. Tujuan
Mempertahankan kebudayaan penduduk asli Canada dengan proses
pelestarian budaya yang dilakukan melalui belajar sepanjang hayat.
2. Kebijakan
Cerita turun temurun dan Upacara ritual
B Implementasi
Melalui cerita mereka menyampaikan berbagai pengetahuan yang
menjadi dasar identitas budayanya pada semua anggota masyarakat. Para
orang tua akan melakukan kunjungan dari satu desa ke desa lainnya. Di
samping itu mereka juga saling berkunjung untuk saling bercerita,
mengajar upacara dan peran yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat
dengan meksud untuk mempertahankan budaya mereka. Kemudian
638308842.doc
78
Upacara ritual, dilakukan secara lebih formal dalam satu cara ritual
keagamaan yang khidmat.
E Kesimpulan
E. Daftar Pustaka :
Botkin J.W. (1979). No Limits To Learning, Oxford-New York :Pergameon
Press
638308842.doc
BAGIAN 15
LIFELONG LEARNING POLICIE PRACTICES and
PROGRAMS EDITED BY MICHAEL J HATTON
Oleh : Puji Fauziah
A. Substansi
Pembelajaran sepaanjang hayat di negara Korea dan Indonesia bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu
berkompetitif tidak hanya pada skala nasional tetapi juga dunia global,
walaupun pada implementasinya antara satu negara dengan yang lainnya
berbeda arah kebijakan dan program.
B. Implementasi
Seperti halnya di indoenesia kebijakan yang dibuat lebih berorientasi pada
masyarakat yang secara ekonomi dan geografis tidak dapat menikmati
pendidikan formal sehingga dibuatlah program SMP Terbuka yang berada
dibawah kordinasi Mentri Pendidikan, dan melibatkan mentri Agama, Mentri
dalam Negri dan Pusat Teknologi dan Informasi untuk penyediaan media
pembelajaran. Secara kuantitas SMP terbuka ini mengalami perkembangan
yang cukup signifikan, yang pada awalnya hanya dirintis lima tempat SMP
Terbuka di Lima Propinsi pada tahun 1984, kini jumlah SMP Terbuka 956
lokasi yang berada di 27 Propinsi dan menampung 6,2 Juta anak. Berbeda
dengan Korea dimana lifelong learning lebih berorientasi pada pengembalian
substansi pendidikan sepanjang hayat yang hilang karena adanya sistem
pendidikan formal yang lebih berorientasi pada kemampuan siswa untuk
melewati tes masuk perguruan tinggi, yang dilakukan dengan dua strategi
yaitu sistem komputerisasi berbasis data dan penggunaan multimedia untuk
menunjang pembelajaran jarak jauh. Dampaknya sangat dirasakan oleh
penduduk Korea yaitu akses pendidikan lebih terbuka sehingga memudahkan
setiap orang untuk mau belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya,
paradigama bahwa perguruan tinggi adalah satu-satunya jalan menuju
kesuksesan sedikit demi sedikit berubah, dan orang yang gagal masuk
perguruan tinggipun tetap memiliki semangat untuk senantiasa belajar.
C. Isu Global
Kedua kasus di Indonesia dan Korea pada intinya adalah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal ini akan lebih efektif jika
dilakukan kerjasama antar negara yang memiliki sumber daya dengan negara
berkembang seperti program Over Seas Development Assistence (ODA)
yang dimiliki Jepang. Programnya berbentuk bantuan berupa pelatihan untuk
meningkatkan SDM terutama pekerja di dunia industri. Menurut Yoshio
(2001) kita harus melakukan pendekatan secara regional karena tantangan
perkembangan industri, teknologi dan informasi yang begitu peat sehingga
menuntut setiap orang untuk senantiasa meng up-grade kemampuannya,
79
80
A. Daftar Pustaka
638308842.doc
BAGIAN 16
LIFE LONG LEARNING POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS
Oleh : Ii Wahyudin
81
82
638308842.doc
83
638308842.doc
BAGIAN 17
LIFE LONG LEARNING POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS
Oleh : Iip Sarripah
84
85
dengan budaya belajar, sebagai sesuatu yang selama ini diabaikan oleh pendidikan
formal. Oleh karena itu kita membutuhkan perubahan paradigma baru.
638308842.doc
86
638308842.doc
87
beban, oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada konteks belajar sepanjang
hayat. Sejak saat itu konsep belajar sepanjang hayat menjadi titik pijak dalam
pembaharuan pendidikan.
Ada beberpa dokumen yang telah dilahirkan oleh komite atau panita ad
hoc, seperti laporan yang dibuat oleh Ad Hoc Council for Educational Reform
( 1984-1987 ). Ada beberapa ide pokok yang disampaikan dalam laporan tersebut
bahwa untuk mengahadapi internasionalisai, era informasi dan masyarakat lansia
perlu: a). Anak berbakat yang mengfokuskan diri pada ipteks dididik di sekolah,
b). Tugas dan tanggung jawab sekolah seblumnya harus didistribusikan ke
lembaga kelurga dan masyarakat, c). untuk meningkatkan kohesi sosial maka
sekolah harus melakukan pendidikan moral,d). perlu mengembangkan sistem
evaluasi untuk standarisasi pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja.
Di samping laporan tersebut, masih ada dokumen lain, yaitu yang
dihasilkan oleh Central Council for Education yang menghasilkan : Lefelong
Learning Sub-Commite, Progress Report on Our Discussion, Basic Maintanence
for Lifelong Learning. Laporan tersebut menggambarkan bahwa belajar sepnjang
hayat sama seperti pendidikan sekolah terorganisasi dan terencana, termasuk di
dalamnya kegiatan volunter, hobi, rekreasi, dll. Dan menyarankan bahwa birokrasi
pendidikan harus melakukan intervemsi dan kontrol terhadap seluruh aktivitas
belajar.
638308842.doc
88
E. Kesimpulan
Riset masa depan memiliki tujuan untuk membantu pembuat keputusan
memilih secara bijaksana – untuk mencapai tujuan, sesuai dengan nilai-nilai yang
dianutnya – dari semua alternatif yang tersedia baginya pada satu kurun waktu
tertentu.( Shane, 1973). Keputusan dilakukannya riset masa depan tiada lain
untuk mengkonseptualisasikan dan penciptaan lingkungan manusia dan
lingkungan fisik yang lebih baik sebagai hasil dari pertimbangan semua alternatif
beserta semua akibat-akibatnya sebelum semuanya itu dilaksanakan.
Riset masa depan dalam proses politik bertujuan :
1. untuk menolong para politisi memahami bahwa keadaan masa mendatang
dipengaruhi oleh keputusan hari ini.
2. untuk menolong anggota ( legislative. Eksekutif dan yudikatif)
mengimplementasikan ketetapan dengan melakukan dengar pendapat baik
dengan berbagai saran maupun dengan melaksanakan berbagai pertemuan
3. membantu para pemeran politik meramalkan dampak perundang-undangan
pada negara bagian dan pemerintah local sehingga undang-undang
tersebuttelah dikaji dulu pengimplementasiannya.
4. memberitahu para praktisi politik bahwa sejumlah kelompok masyarakat
menginginkan kerjasama dalam proses perencanaan pemerintah dan
memberikan para anggota suatu metode mengenai adanya keterlibatan warga.
F. Daftar Pustaka
Djudju Sudjana ( 2000) Pendidikan lLuar Sekolah, Bandung, Falah Production
Harold G. Shane (1973) Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, Jakarta, Rajawali –
Pustekom Dikbud.
Jib Fowles (Ed) (1984) Handbook of Future Research, London, Greenwood Press
638308842.doc
BAGIAN 18
LIFE LONG LEARNING POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS
Oleh : Pupun Nuryani
A. Substansi
B. Implementasi
C. Isu-isu Global
89
90
D. Daftar Pustaka
638308842.doc