SKRIPSI
Diajukan Oleh:
ANGGUN YUSRIANTI
NIM. 160204070
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum adanya bahan ajar khusus yang
mengintegrasikan modul pembelajaran berbasis POE (Predict Observe Explain).
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengembangkan modul pembelajaran fisika
berbasis model pembelajaranPOEpada materi garak lurus,untuk mengetahui
kelayakan modul pembelajaran fisika berbasis model pembelajaran POE materi
gerak lurus dan mengetahui respon peserta didik terhadap modul pembelajaran
tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D) yang mengacu pada model 4-D dan dibatasi tidak
menggunakan langkah Dessiminate (penyebaran). Langkah penelitian dan
pengembangan tersebut yaitu pendefinisian dengan langkah studi pendahuluan,
desain produk, pengembangan produk dan penyebaran produk. Instrument
penelitian menggunakan lembar validasi dan angket peserta didik.Validasi diisi
oleh ahli subtansi materi dengan 5 kategori dan ahli media dengan 3 kategori
disusun dalam bentuk checklist.Data angket diisi oleh peserta didik dengan 12
pernyataan dan disusun dalam bentuk checklist. Data penelitian tersebut dianalisis
dengan menggunakan persentase, kelayakan modul yang diperoleh dari subtansi
ahli materi mendapat nilai persentase 88,15% dengan kategori sangat layak dan
penilaian desain dari ahli media mendapat nilai persentase 83,68% dengan
kategori sangat layak. Respon peserta didik sangat positif terhadap keefektifan
modul pada uji coba produk yang mendapatkan nilai persentase rata-rata yaitu
86,07% dengan kategori sangat tertarik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran fisika berbasis model pembelajaran POE pada materi
gerak lurus layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
ini dengan baik. Demikian juga shalawat dan salam kami curahkan kepada
Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat beliau sekalian yang telah mengarahkan
mencapai gelar sarjana pada jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasi yang
sebesar-besarnya kepada:
2. Bapak Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag selaku Dekan dan Bapak Dr. M.
Chalis, M.Agselaku wakil Dekan 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
Raniry
3. Ibu Misbahul Jannah, M.Pd, Ph.D sebagai ketua Prodi, ibu Fitriyawany, M.Pd
sebagai sekretaris Prodi serta seluruh dosen dan staf Prodi Pendidikan Fisika
vi
vii
5. Ibu Fitriyawany, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Juniar Afrida,
6. Terimakasih kepada Bapak Dr. Abd Mujahid Hamdan, M.Sc, Bapak Samsul
Bakhri, M.Pd, Bapak Basrul, M.S, dan Ibu Malahayati, M.T, selaku anggota
dapat menciptakan modul yang baik dan bermanfaat dalam pembuatan skripsi
ini.
seluruh keluarga besar lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu,
Dina Evita Sari, Desy Shafira Siahaan, serta seluruh teman-teman angkatan
viii
dalam penyelesaian skripsi ini. atas segala pengorbanan dan do’a mereka
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama pada diri saya sendiri dan
pembaca pada selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian ini ke arah yang
lebih baik lagi dan hanya kepada Allah SWT kita berserah diri.
Anggun Yusrianti
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
LAMPIRAN ....................................................................................................... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.2 :Desain penulisan daftar isi sebelum dan sesudah revisi................. 41
Gambar 4.5 :Desain persamaan pada materi sebelum dan sesudah revisi .......... 44
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sulit meraih masa depan yang cerah, damai dan sejahtera. 1Proses belajar
aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
kemampuan diri, dengan belajar anak yang awalnya tidak mampu melakukan
sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu. Belajar menurut Gagne adalah suatu
sesuai.
pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi
1
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 4.
2
Arif S. Sadiman, dkk.Media pendidikan, pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.11
3
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan
Pembelajaran.(Jakarta: Rajawali, 2013), h.124-128.
1
2
meningkatkan kualitas sumber daya manusia akan tercapai. Dalam proses belajar
mengajar dikelas tidak terlepas dari penggunaan bahan ajar atau materi.
Bahan ajar memiliki beragam jenis, antara lain berupa buku, modul,
brosur, dan lembar kerja siswa. Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan
tujuan agar siswa dapat belajar mandiri atau tanpa bimbingan guru. oleh karena
itu modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi
materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, dan evaluasi.4
secara sistematis. Modul akan bermakna jika modul dapat mempermudah peserta
didik untuk belajar. Modul dapat dipandang sebagai paket program pembelajaran
yang terdiri dari beberapa komponen yang berisi tujuan belajar, materi pelajaran,
fisika.
4
Rahma Johar,Strategi Belajar Mengajar. (Yogyakarta: Deepublish, 2016), h. 153.
5
Mardliyatun Nasihah, Pengembangan Modul Kimia Berbasis POE (Predict Observe
Explain) Pada Materi Laju Reaksi di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pati. Skripsi,
Semarang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo, 2019, h.4-5
3
dimengerti secara pasti oleh manusia. Pembelajaran dan penugasan dalam fisika
tidak cukup dengan membaca saja, melainkan siswa harus menguasai konsep-
konsep dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik pembelajaran klasikal
belajar yang digunakan dapat berupa buku pelajaran, modul, maupun Lembar
diri, serta mengajarkan bagaimana cara belajar. Model ini dapat digunakan untuk
Aceh Besar pada bulan Januari 2020 diketahui bahwa belum adanya modul
6
Nur Maulida, dkk. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Berbasis Model
Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) Pada Materi Usaha dan Energi.Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika. Vol. 3.No. 1, 2018, h.14-15
4
pengetahuannya sendiri dan membuat sebuah konsepsi awal yang kemudian akan
terhadap modul berbasis POE memperoleh tanggapan kriteria layak dari para ahli
serta tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. hal ini terlihat dari
keingintahuan peserta didik dalam pertanyaan pada angket yang diberikan dan
7
Farikha, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Disertai
Eksperimen Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI MIA 3 SMA Negeri 4 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia, Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret. Vol. 4. No. 4. 2015. h. 96
5
usaha yang dilakukan oleh peserta didik dalam memahami sebuah permasalahan
yang diberikan.8 Rin Agustia Nur Maulida, dkk. juga melakukan penelitian
minat siswa untuk membacanya dan pada kegiatan praktikum siswa dapat
kemampuan kognitif dapat dinyatakan bahwa modul fisika berbasis POE yang
dikembangkan berada pada kriteria “tinggi”. Hal ini sesuai dengan pendapat
Warsono dan Hariyanto yang menyatakan bahwa model POE adalah teknik
yang telah dilakukan sebelumnya yaitu waktu dan tempat penelitian, materi
8
WindaPrastuti.Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict Observe Explain) Pada
Materi Jamur Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta Didik Di SMA Negeri 5 Bandar
Lampung.Skripsi,Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Raden Intan, 2018, h.98
9
Nur Maulida, Rin Agustia,dkk. Pengembangan Buku Petunjuk.... h.17
10
Aria Tanti, dkk. Pengembangan Modul Berbasis POE (Predict Observe Explain) Materi
Usaha Dan Energi Ditinjau Dari Kemampuan Kognitif.Jurnal Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Metro. Vol.4, No.2, 2016, h.125.
6
pelajaran yang digunakan, tingkatan sekolah yang dipilih, dan jumlah sampel
yang digunakan.
SMA/MA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka yang menjadi
para ahli?
C. Tujuan Penelitian
para ahli.
model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) pada materi gerak lurus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat menjadi salah satu referensi yang akan digunakan dalam
pelajaran fisika materi getaran dan gelombang dan dapat memberi dampak
E. Defenisi Operasional
1. Pengembangan
8
2. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul
berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar. Pembelajaran
tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi
dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul
harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik dan
ilustrasi.12 Modul yang peneliti maksud pada penelitian ini yaitu suatu alat atau
pembelajaran dan dapat membuat peserta didik mengerti dengan konsep yang
dipelajarinya.
11
Darmawan, Deni, Inovasi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 12.
12
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
(Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013), h. 176.
9
alasan dari prediksi (hasil demonstrasi) yang mereka buat dan terakhir
berbasis model pembelajaran POE yang penulis maksud pada penelitian ini yaitu
modul yang dapat membuat peserta didik menemukan konsep sendiri dengan
ilmiahnya sendiri, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan dapat mengasah
F. Batasan Masalah
13
Izza AliyatulMuna.Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Ipa.Jurnal Studi Agama, Vol. 5, No.
1, Juni 2017;
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Modul
1. Pengertian Modul
Modul menurut Cece Wijaya dapat dipandang sebagai paket program yang
mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam
dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau
mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui
keperluan belajar. Dan satu paket program modul terdiri dari komponen-
komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan
membantu siswa dalam belajar agar lebih mudah memahami materi sepenuhnya.
14
Suryosubroto.Sistem Pengajaran dengan Modul, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1983),h.46
15
Daryanto, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Silabus, RPP, PHB, Bahan
Ajar, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h.177
10
11
belajar yang dapat dilakukan siswa secara mandiri. Dari proses pembelajaran
beberapa yaitu:
a. Kelebihan Modul
b. Kekurangan Modul
16
Daryanto, dkk.Pengembangan Perangkat Pembelajaran….. h.183
12
4. Karakteristik modul
modul. Modul dapat dikatakan baik apabila memiliki karateristik sebagai berikut
yaitu:
a. Self Instruction
Self instruction (instruksi diri) Merupakan karakteristik penting dalam
dan tidak tergantung pada pihak lain. Siswa dituntut untuk belajar sendiri tanpa
bantuan seorang guru atau pengajar mengunakan modul. Oleh sebab itu modul
17
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2006), h.28.
13
b. Self Contained
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep
secara tuntas, karena materi pembelajaran dikemas kedalam satu kesatuan yang
utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar
tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersamaan
dengan bahan ajar/media yang lain. Dengan belajar menggunakan modul, peserta
didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas
yang terdapat pada modul tersebut. Apabila peserta didik masih membutuhkandan
bergantung dengan bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar
d. Adaptif
perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dapat dikatakan adaptif jika modul
adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun
waktu tertentu.
White and Gustone pada tahun 1992.Model pembelajaran POE (Predict Observe
18
Daryanto, dkk.Pengembangan Perangkat Pembelajaran…… h. 188
15
didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu
tiga tahap yaitu predict, observe dan explain. Tahapan tersebut mampu membantu
peserta didik dalam memahami konsep, memotivasi peserta didik agar dapat
belajar dengan lebih baik dan dapat mempermudah guru untuk melakukan
19
Warsono dan Hariyanto.Pembelajaran Aktif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 42
20
NurinayahBidiarni.Pengembangan Modul Matematika Berbasis POE (Predict Observe
Explain) Pada Materi Pokok Persamaan Garis Lurus. Skripsi,Lampung: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan, 2018, h. 25
21
Obimita ikaPermatasari.Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
Berbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Pemahaman Konsep Siswa Smp. Jurnal
Ilmu Pendidikan Fisika Vol. 2,No.2, September 2017, h. 50-53.
16
kelompok kecil dengan anggota kelompok antara 4-5 orang. Haryono (2013)
menyebutkan bahwa di dalam model POE, peserta didik memiliki 3 tugas sebagai
berikut:
a. Predict
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengamati fenomena yang
terjadi, kemudian mereka memprediksi hasilnya dan mempertimbangkan
hasil prediksinya.
b. Observe
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan kemudian dilanjutkan oleh
peserta didik, menunjukkan proses atau demonstrasi dan diminta peserta
didik untuk mencatat apa yang akan terjadi.
c. Explain
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk mengajukan hipotesis
mengenai mengapa terjadi seperti yang mereka lakukan dan menjelaskan
perbedaan antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil observasinya.22
Observe Explain)
22
Nasihah, Mardliyantun, Pengembangan Modul Kimia…, h. 22
17
C. Gerak Lurus
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai titik acuan. Jadi, gerak merupakan
perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik acuan tertentu. Anak yang
hanya duduk dikursinya dan tidak berpindah. Dapat dikatakan pula anak tersebut
diam terhadapa kursi yang didudukinya, dalam hal ini kursi merupakan titik
acuannya.
Posisi merupakan letak atau kedudukan suatu benda pada waktu tertentu
terhadap acuan. Pengukuran posisi, jarak, atau laju harus dubuat dengan mengacu
pada suatu kerangka acuan atau kerangka sudut pandang. Dalam fisika, jarak dan
23
Evi Yupani, dkk. “ Pengaruh Model Pembelajaran POE Berbantuan Materi Bermuatan
Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV”, E-journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Vol.4.No.1.hal.16. 2013
18
adalah cepat lambatnya perubahan jarak terhadap waktu dan merupakan besaran
skalar yang nilainya selalu positif sehingga tidak mementingkan arah. Kelajuan
velocitometer.
Suatu benda yang bergerak dalam selang waktu tertentu dan dalam
geraknya tidak pernah berhenti meskipun sesaat. Biasanya benda tersebut tidak
selalu bergerak dengan kelajuan tetap. Kelajuan rata-rata merupakan hasil bagi
Kelajuan rata-rata =
̅=
24
Sri handayani dan Ari Damari. FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas X.
(Jakarta:PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 48.
19
̅= (2-1)
Keterangan:
̅ : kecepatan rata-rata (m/s)
x1 : titik awal (m)
x2 : titik akhir (m)
t1 : waktu akhir (s)
t2 : waktu awal (s)
b. Kecepatan sesaat
waktu tertentu. Untuk menentukannya, anda perlu mengukur jarak tempuh dalam
(2-2)
Keterangan:
: perpindahan (meter)
: selang waktu (s)
3. Percepatan
berharga negatif jika kecepatan suatu benda berkurang dalam selang waktu
tertentu.
20
a. Percepatan rata-rata
rata-rata adalah hasil bagi antara perubahan kecepatan dengan selang waktu yang
̅ (2-3)
Keterangan:
̅ : percepatan rata-rata
: perubahan kecepatan (m/s)
: selang waktu (s)
v₂ : kecepatan awal (m/s)
v₁ : kecepatan akhir (m/s)
t₂ : waktu awal (s)
: waktu akhir (s)
b. Percepatan sesaat
sangat singkat. Seperti halnya menghitung kecepatan sesaat, anda perlu mengukur
perubahan kecepatan daam selang waktu yang singkat (mendekati nol). Secara
25
Bambang Ruwanto. FISIKA 1 SMA Kelas X.(Jakarta:Yudhistira, 2017). h. 80
21
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda dengan kecepatan tetap.
GLB sering didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan
konstan itu sulit ditemukan. Tetapi dalam pendekatannya ada beberapa contoh
lurus, sebuah kereta api dapat dianggap bergerak dengan lurus. Jika kereta api
menempuh perpindahan yang sama dan selang waktu yang dibutuhkan juga sama,
maka gerak kereta api dapat disebut sebagai gerak lurus beraturan.Hubungan
antara jarak tempuh (x) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah benda yang
Jadi hubungan antara jarak, kecepatan, dan waktu dari sebuah benda yang
(2-5)
Dengan x adalah jarak tempuh (m), v adalah kecepatan (m/s), dan t adalah waktu
tempuh (s).
26
Joko Sumarsono. Fisika Untuk SMA/MA.(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2009). h. 84
22
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda pada
bahwa besar dan arahnya sama. Dalam hal ini, percepatan sesaat dan percepatan
waktu awal untuk setiap pembahasan adalah nol yaitu t1 = 0, kemudian kita
kecepatan awal v = v0 dan pada waktu t posisi dan kecepatan benda masing-
Jika pada saat t1 = 0 benda telah memiliki kecepatan v0 dan pada saat t2 = t benda
atau
(2-6)
23
kecepatan rata-rata.
(2-7)
(2-8)
Jika pada persamaan (2-6) diubah menjadi persamaan waktu, maka diperoleh
(2-9)
( ) ( )
( ) ( )
24
Atau
(2-10)
permukaan bumi, akan jatuh ke permukaan bumi. Hal ini terjadi karena terdapat
medan gravitasi Bumi yang menyebabkan benda selalu jatuh ke permukaan Bumi.
Benda yang jatuh secara vertikal dapat memiliki kecepatan konstan jika hambatan
udara dapat diabaikan. Benda yang jatuh dapat memiliki kecepatan awal ataupun
tidak. Benda yang tidak memiliki kecepatan awal (v = 0) disebut benda bergerak
jatuh bebas.27Ketika membahas benda-benda yang jatuh bebas kita bisa memakai
Selain itu, karena gerak tersebut vertikal, kita akan mengganti dengan
lain. Maka secara matematis persamaan gerak jatuh bebas dirumuskan sebagai
berikut:
27
Setya Nurachmandani. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X.(Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.78
25
Keterangan:
: kecepatan awal (m/s)
: kecepatan akhir (m/s)
: Percepatan gravitasi (m/s2)
: jarak tempuh benda (m)
: waktu (s)
Gerak vertikal ke atas adalah salah satu bentuk gerak lurus berubah
beraturan dimana pergerakan benda dimulai dengan kecepatan awal dan lintasan
pergerakan benda vertikal keatas. Gerak vertikal keatas memiliki kecepatan awal
saat akan bergerak dan kecepatannya berkurang karena dipengaruhi oleh medan
gravitasi bumi. Pada titik tertinggi, benda berhenti sesaat sehingga nilai ₜ = 0 dan
benda akan jatuh secara bebas hingga benda tersebut mencapai tanah. 28 Pada
gerak vertikal keatas, semakin lama kecepatn benda akan semakin berkurang
karena ditolak oleh gaya gravitasi, sehingga pada saat mencapai ketinggian
tertentu benda tersebut akan berhenti dan jatuh kembali ke tanah. Persamaan-
(2-11)
28
Aip Saripudin, dkk. Praktis Belajar Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X.(Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h.81
26
D. Kerangka Berfikir
prosespembelajaran.
E. Spesifikasi produk
berikut:
2. Pada materi ini akan dimulai dari cover yang berisi judul dan identitas
berupa:
a. Judul
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
27
f. Indikatot pencapaian
g. Tujuan pembelajaran
h. Peta konsep
k. Kegiatan praktikum/percobaan
l. Contoh soal
m. Latihan pembelajaran
n. Rangkuman
p. Kisi-kisi soal
r. Glosarium
5. Dalam modul ini terdapat materi gerak lurus, teks, gambar, grafik, serta
Dalam membuat lembar penilaian produk, maka peneliti mengacu pada BSNP
teks pelajaran yang memiliki kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan
yang dinilai dalam suatu produk bahan ajar yaitu sebagai berikut:
1. Kelayakan isi
Kelengkapan materi
Keluasan
kedalaman.
2. Kelayakan Bahasa
Peserta Didik;
c. Komunikatif,
3. Kelayakan Penyajian
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah MAS Insan Qur’ani Aceh Besar pada
kelas X. waktu penelitian ini dilakukan mulai pada tanggal 11Desember 2020.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 407
30
Made Giri Pawana, dkk, Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Proyek dengan
Model ADDIE pada Materi Pemrograman Web Siswa Kelas X Semester Genap di SMK Negeri 3
Singaraja, e-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Teknologi Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, Tahun 2014, h.5
30
31
C. SubjekPenelitian
pada materi gerak lurus adalah empat orang Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh
sebagai validator dan peserta didik kelas X MAS Insan Qur’ani Aceh Besar
sebanyak 20 orang.
D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap
berikut:
Ada 4 langkah umum pada metode penelitian dan pengembangan 4-D, tetapi pada
diantaranya yaitu:
31
Hardianti Rukmana. Desain dan Uji Coba Modul Berbasis POE (Predict Observe
Explain) Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.Skripsi,Pekanbaru:Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2019, h.41
32
1. Pendefinisian (Define)
2. Perancangan (Design)
berupamodul pembelajaran fisika berbasis model POE pada materi gerak lurus.
3. Pengembangan (Develop)
(Predict Observe Explain) pada materi gerak lurus. Pada tahap ini peneliti
ahli, dengan dua validator ahli dibidangnya yaitu ahli materi dan ahli
produk yang dihasilkan sudah layak untuk tahap berikutnya diujicobakan kepada
peserta didik.
33
desain dan juga kesesuaian isi produk oleh para ahli yaitu ahli materi dan ahli
media, serta masukan dari validator berupa kritik dan saran sebagai acuan
b. Revisi
Apabila telah mendapatkan hasil data dari validasi maka hasil tersebut dianalisis
dan produk direvisi sesuai dengan masukan yang diperoleh oleh validator.Produk
berdasarkan validasi para ahli, yang kemudian dilakukan uji coba produk tersebut
Setelah melakukan revisi produk berdasarkan kritik dan saran dari validator, maka
tahap selanjutnya adalah dilakukannya uji coba lapangan terhadap peserta didik di
sekolah.
4. Penyebaran (Dessiminate)
pengembangan agar bisa diterima oleh pengguna, baik individu, kelompok atau
sistem. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan tahap penyebaran karena
membutuhkan waktu yang lebih lama dan dana yang lebih besar.
34
E. Instrumen Penelitian
ini adalah:
1. Lembar validasi
digunakan peneliti ini adalah lembar validasi ahli dan angket peserta didik.
Instrumen yang digunakan adalah angket validasi para ahli mengenai sistematika
modul dan kelayakan isi modul pada materi gerak lurus dengan model
modul terhadap penyajian modul yang dikembangkan pada materi gerak lurus
32
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D, …, h. 308
35
pendapat atau respon peserta didik untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan
proses belajar mengajar dan kemudian diisi oleh peserta didik itu masing- masing.
Angket penelitian disini berfungsi untuk melihat respon peserta didik terhadap
modul yang peneliti buat, respon peserta didik dalam menjawab pertanyaan
angket ini digunakan sebagai instrument untukmengumpulkan data dalam uji coba
penelitian ini.
analisis data ini adalah jawaban atas pertanyaan dari masalah yang ada. Dengan
demikian data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil validasi pakar
33
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), h. 87
36
persamaan:34
∑
̅ (3.1)
Keterangan:
̅ : Skor rata-rata penilaian oleh ahli
∑ : Jumlah skor yang diperoleh ahli
: Jumlah pertanyaan
(3.2)
34
Heni Setyawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa.Jurnal Bioeduksasi, Vol. XV No. 1 April 2017,
h.34.
35
Yosi Wulandari dan Wachid E. Purwanto, “Kelayakan Aspek Materi dan Media Dalam
Pengembangan Buku Ajar Sastra Lama”, Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Vol. 3, No. 2, (2017), h. 166.
37
Data respon peserta didik diperoleh dari hasil pengisian lembar angket yang telah
diberikan kepada peserta didik setelah proses penggunaan modul selesai. Data
berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 mengenai kriteria penilaian
modul.
36
Valentina Nunung Dea Ristanti, dkk., “Respon Siswa terhadap Modul Pembelajaran
Berbasis Savi (Somatic, Auditory, Visualitation, Intellegency) Pada Materi Ekosistem Dd Sman 1
Papar”, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 6, No. 1, (2019), h. 37.
BAB IV
Observe Explain) pada materi gerak lurus yang dikembangkan oleh peneliti serta
akan dijelaskan bagaimana prosedur yang dilakukan pada tahap validasi oleh para
ahli, uji coba yang dilakukan dan langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyebaran ini tidak dilakukan dengan skala besar melainkan hanya pada skala
terbatas yang digunakan pada satu sekolah saja yaitu pada MAS Insan Qur’ani
Aceh Besar. Adapun hasil yang diperoleh pada tiap tahapan pengembangan
1. Pendefinisian (Define)
a. Guru menggunakan buku cetak dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
38
39
tertentu.
struktur isi buku paket yang lebih didominasi oleh guru, sehingga
pasif.
dalam bentuk jurnal maupun skripsi pendidikan, peneliti juga mencari bahan atau
materi sebagai penunjang isi modul pembelajaran yang berkaitan dengan materi
gerak lurus.
2. Perancangan (Designe)
a. Pemilihan Format
(Predict Observe Explain) dalam penelitian ini akan menggunakan format yang
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi, informasi pendukung, latihan
atau soal, petunjuk kerja berupa lembar kerja, dan evaluasi, serta ukuran modul
40
b. Rancangan Awal
Pada tahap ini, peneliti melakukan desain awal ataumerancang layout modul
3. Pengembangan (Develop)
a. Uji Kelayakan/Validasi
model pembelajaran POE (Predict Observe Explain). Pada tahap ini modulakan
dievalusasi oleh pakar ahli. Untuk mendapatkan modul yang bagus dan valid,
maka penulis memberikan modul pada pakar ahli untuk divalidasi.Tujuan dari
setelah itu divalidasi oleh pakar ahli. Adapun masukan dari dosen ahli pada tahap
disingkat
Malahayati, M.T
Buat kalimat yang merujuk ke gambar
ditujukan
dengan komentar/saran dari validator sebagai tim ahli yang menilai, diantaranya
sebagai berikut:
42
1. Cover
berbasis model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) pada materi gerak
lurus sebelum dan sesudah direvisi. Setelah di validasi olehpara dosen ahli, cover
tulisan Times New Roman, dangambar yang terdapat pada cover berukuran lebih
kecil, namun validator menyarankan agar bentuk tulisan pada cover di ubah serta
ukuran dan spasinya disesuaikan, kemudian ukuran gambar yang terdapat pada
cover di perbesar. Jadi hasil akhirnya ukuran tulisan dan jenis tulisan diubah serta
2. Daftar Isi
Gambar 4.2 Desain penulisan daftar isi sebelum dan sesudah revisi
oleh dosen ahli. Adapun yang berubah pada gambar 4.2 adalah penulisan tahapan
3. Tahap Predict
Pada Gambar 4.3 sebelum revisi, pada tahap predict menggunakan contoh
Sesudah revisi contoh pada tahap predict di ganti dengan mobil yang melaju,
karena khususnya di daerah Aceh tidak ada kereta, sehingga peserta didik tidak
berinteraksi atau melihat kereta secara langsung. Akan lebih memudahkan peserta
didik dengan membuat contoh dan penerapan yang mereka alami dan ketahui
4. Contoh Penerapan
Pada Gambar 4.4 sebelum revisi bentuk contoh penerapan pada materi
tidak berkaitan dengan gambar yang disajikan, sesudah revisi bentuk contoh
penerapan pada pada materi telah disesuaikan dan berkaitan dengan gambar yang
disajikan.
46
Pada Gambar 4.5 sebelum revisi persamaan pada materi gerak lurus berubah
Berdasarkan lembar validasi modul dari empat validator atau pakar ahli
tersebut, maka didapatkan berbagai koreksi, masukan dan saran yang harus
lembar validasi yang di peroleh dari ahli materi bidang studi fisika dan ahli
Selanjutnya disajikan hasil validasi ahli media pada Tabel 4.3 berikut.
Modul berbasis POE pada materi gerak lurus dinilai oleh 4 validator.Modul yang
telah dibuat oleh peneliti dan divalidasi oleh para ahli bertujuan untuk
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 merupakan hasil dari validator dan
diperoleh hasil persentase dari keseluruhannya dengan kriteria dapat dilihat pada
yang diperoleh dari validasi modul pembelajaran berbasis POE adalah 85,92%
b. Uji Coba
pelaksanaan tahap ini diikuti oleh 20 peserta didik.Peserta didik dibagi menjadi 4
dilakukan untuk melihat respon peserta didik terhadap modul yang telah
dikembangkan. Data hasil angket respon peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.5
50
Data yang diperoleh dari hasil uji coba pada peserta didik kemudian
indikator yang diisi oleh 20 peserta didik dan didapatkan hasil kriteria terhadap uji
4. Penyebaran (Dessiminate)
hanya melakukan penelitian pada tahap pengembangan (develop) yaitu pada tahap
uji coba lapangan pada skala terbatas.Hal ini sebabkan karena dibutuhkannya
biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama jika diadakan di berbagai
sekolah.
B. Pembahasan
berbasis POE (Predict Observe Explain) yaitu adaptasi dari model 4-D. Langkah-
sesuai dengan masalah yang ditemukan, agar dihasilkan modul yang baik dan
terdapat peserta didik yang memiliki kemampuan penalaran yang kurang sehingga
peserta didik gagal dalam menguasai dengan baik pokok-pokok bahasan yaitu
Perancangan (design) pada tahap ini dimulai dari pemilihan media yaitu
menyajikan materi gerak lurus, rancangan awal ini dibuat pada aplikasi Microsoft
Explain) yaitu cover, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul,
peta konsep, pendahuluan, tahap prediksi, materi, contoh soal, tahap observasi,
daftar pustaka.
dilakukan validasi oleh para validator dan revisi hingga modul ini dapat
dinyatakan layak oleh validator untuk diujicobakan ke peserta didik pada MAS
Insan Qur’ani Aceh Besar pada kelas X MIA D. Setelah mendapatkan penilaian
kelayakan, modul direvisi sesuai dengan kritik dan saran dari validator. Validator
terdiri dari duadosen Tarbiyah pendidikan fisika yaitu Dr. Abd Mujahid Hamdan,
M.Sc dan Samsul Bahri, M.Pd, satu dosen Tarbiyah Pendidikan Teknik
Informatika yaitu Basrul, M.S dan satu dosen Saintek Teknik Informatika yaitu
Malahayati, M.T.
beberap kekurangan pada modul desain awal yang harus diperbaiki sebelum di
53
20peserta didik sebagai uji coba produk, setelah dilakukan uji coba produk,
modul.Ahli desain media menilai pengembangan modul dalam tiga aspek yaitu
ukuran modul, desain cover modul, dan desain isimodul. Untuk ahli substansi
materi menilai pengembangan modul dalam lima aspek, yaitu kelayakan isi,
Observe Explain), dan komponen penggunaan bahasa. Data hasil penilaian modul
yaitusangat layak (SL), layak (L), kurang layak (KL), dan tidak layak (TL). Skor
yang
Analisis data yang diperoleh dari ahli substansi dalam Tabel 4.2 menunjukkan
kategori sangat layak (SL).Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil validasi yang terdiri
dari lima aspek yang dinilai yaitu kelayakan isi, kebenaran materi, penyajian
0,00%
Kelayakan Isi Keakuratan Penyajian POE (Predict Komponen
dan Kebenaran Komponen Observe Penggunaan
Materi Explain) Bahasa
semua aspek yang telah diberi penilaian oleh ahli substansi materi yaitu
dilakukan oleh Etrie Jayanti, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ahli materi
dengan contoh-contoh soal, latihan soal, berpusat kepada peserta didik, materi
yang mudah dimengerti oleh peserta didik dan dengan sajian informasi yang
37
Etrie Jayanti, “Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”. Jurnal Pendidikan Kimia,
Vol. 2, No. 2, Desember 2018, h. 7.
55
banyak sehingga layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran bagi peserta
Analisis data yang diperoleh dari ahli desain media pada Tabel 4.3
termasuk dalam kategori layak (L).Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil validasi
yang terdiri dari tiga aspek yang dinilai yaituukuran modul, desain cover modul,
dan desain isi modul yang terdapat pada Gambar 4.7 berikut.
78,13%, dan desain isi modul 85,42%. Sehingga secara keseluruhan dari semua
penilaian ahli desain media terhadap kualitas modul yang dikembangkan oleh
peneliti menunjukkan bahwa bahan ajar layak digunakan atau dapat digunakan
dengan revisi.
56
Modul divalidasi oleh validator ahli media dan validator ahli materi sehingga
diperoleh persentase validasi ahli rata-rata sebesar 85,92% dengan kategori sangat
layak dan perlu direvisi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
respon peserta didik. Analisis data yag diperoleh dari angket peserta didik pada
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa respon peserta didik yang diperoleh secara
didik terhadap modul pembelajaran fisika dapat dilihat dalam grafik berikut:
88,00% 88,33%
87,00%
86,00% Ketertarikan
82,00%
Ketertarikan Materi Bahasa
38
Mardliyatun Nasihah, Pengembangan Modul Kimia Berbasis POE (Predict Observe
Explain) Pada Materi Laju Reaksi di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 PATI, (Skripsi),
(Semarang: Universitas Walisongo, 2019), h. 76.
57
Berdasarkan grafik respon peserta didik yang terdapat pada Gambar 4.8
menunjukkan bahwa terdapat tiga aspek yang dinilai yaitu ketertarikan, materi
dan bahasa. Adapun hasil persentase yang diperoleh yaitu pada aspek ketertarikan
persentase tinggi karena modul berbasis POE dibuat dengan tampilan warna yang
menarik, gambar yang jelas serta bahasa yang digunakan sederhana sehingga
berbasis model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) sangat baik untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena respon peserta didik yang sangat
39
Ariyanti, L. Utami, B. dan VH, E. S. Penerapan Model Pembelajaran Predict Observe
Explain dilengkapi LKS Berbasis Drill and Practice untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Siswa pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI IPA 3 Semester genap SMA N 2
Karanganyar. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 7.No. 1.Tahun 2018.h.87.
40
Nita Nuraini, dkk. “Pengembangan Modul Berbasis POE (Predict, Observe, and
Explain) Disertai Roundhouse Diagram untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains dan
Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta”. Jurnal Bioedukasi, Vol. 7,
No. 1, Februari 2014, h. 40.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
materigerak lurus di MAS Insan Qur’ani Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa:
(Predict Observe Explain) pada materi gerak lurus mengacu pada model
Observe Explain) pada materi gerak lurus yang telah dikembangkan seperti
yang tersedia.
melalui validasi oleh para validator mencapai standar kelayakan. Hal ini
dapat dilihat dari persentase rata-rata yang diperoleh dari ahli validator
pada materi gerak lurus mendapatkan respon positif dari peserta didik,
sehingga modul layak di MAS Insan Qur’ani Aceh Besar. Hasil dari
58
diperoleh yaitu ketertarikan 85,50% sangat tertarik, materi 84,38% sangat
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dalam upaya meningkatkan mutu
1. Modul berbasis POE (Predict Observe Explain) pada materi gerak lurus
hingga tahap akhir yaitu tahap penyebaran. Maka, bagi peneliti berikutnya
Hardianti, Rukmana.(2019). Desain dan Uji Coba Modul Berbasis POE (Predict
Observe Explain) Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.
Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru.
60
Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta”. Jurnal Bioedukasi,
7(1).
Nurinayah Bidiarni. (2018). Pengembangan Modul Matematika Berbasis POE
(Predict Observe Explain) Pada Materi Pokok Persamaan Garis Lurus.
Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Sri handayani dan Ari Damari.(2009). FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudiono, Anas. (2015).Pengantar Program Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers.
Wulandari, Yosi dan Wachid E. Purwanto. (2017). “Kelayakan Aspek Materi dan
Media Dalam Pengembangan Buku Ajar Sastra Lama”, Jurnal Penelitian
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 2.
Yupani, Evi dkk. (2013).“ Pengaruh Model Pembelajaran POE Berbantuan
Materi Bermuatan Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV”.E-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1)
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
A. Kompetensi Inti
3.4.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian gerak lurus dengan benar sesuai
dengan modul pembelajaran berbasis POE
3.4.2 Siswa mampu menjelaskan pengertian jarak dan perpindahan dengan benar
sesuai modul pembelajaran berbasis POE
3.4.3 Siswa mampu menentukan besar kecepatan rata-rata dan percepatan rata-
rata dengan persamaan yang benar
3.4.4 Siswa mampu menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan berdasarkan
materi dalam modul pembelajaran berbasis POE
3.4.5 Siswa mampu menerapkan konsep gerak lurus beraturan dalam
menyelesaikan soal dengan benar
3.4.6 Siswa mampu menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan
dengan jelas dan benar
3.4.7 Siswa mampu menjelaskan pengertian gerak vertikal ke atas dan gerak
vertikal ke bawah yang sesuai dengan materi pada modul pembelajaran
yang diberikan
3.4.8 Siswa mampu menerapan gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan
sehari-hari dengan memberikan beberapa contohnya
4.4.1 Siswa mampu melakukan percobaan gerak lurus beraturan berdasarkan
percobaan yang terdapat dalam modul pembelajaran dengan benar
4.4.2 Siswa mampu memformulasikan besaran-besaran fisis pada gerak lurus
dengan kecepatan konstan melalui percobaan yang telah dilakukan
4.4.3 Siswa mampu menggambarkan grafik hubungan jarak dengan waktu pada
gerak lurus beraturan dengan benar
4.4.4 Siswa mampu melakukan percobaan gerak lurus berubah beraturan
dipercepat dan diperlambat sesuai langkah percobaan pada modul dengan
benar
4.4.5 Siswa mampu menyimpulkan dan memaparkan hasil percobaan gerak lurus
berubah beraturan dipercepat dan diperlambat yang telah dilakukan dengan
jelas dan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
a. Rute perjalanan siswa dari rumah ke sekolah
b. Bus yang bergerak meninggalkan terminal
2. Konsep
3. Prinsip
4. Prosedur
Percobaan gerak dan menyelidiki gerak lurus beraturan dengan mobil mainan.
E. Metode pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik
b. Model Pembelajaran : Predict Observe Explain(POE)
c. Metode : Eksperimen, Diskusi, Tanya jawab
F. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media/alat:
a. Stopwatch
b. Mobil mainan berbaterai
c. Meteran
d. Papan mendatar
e. Beban
2. Sumber belajar
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
Guru
melakukan Siswa
presensi menjawab
kehadiran siswa presensi guru
Guru Siswa
menanyakan menjawab
“bagaimana pertanyaan guru
dengan dengan harapan
kecepatan mobil “kecepatannya
tersebut? konstan selama
pengendara
tidak menambah
atau
mengurangi
kecepatannya
bu.
Pemberi acuan Guru Siswa duduk 5 menit
membentuk sesuai
siswa menjadi kelompok yang
beberapa dibagikan
kelompok
Berkaitan Siswa
dengan materi mendengarkan
gerak lurus, penjelasan guru
maka hari ini
kita akan
membahas
tentang gerak
lurus dengan
kecepatan dan
percepatan
konstan.
Kegiatan Inti Mengamati Guru Siswa 10
memerintahkan membaca menit
peserta didik dan
untuk membaca memahami
modul dengan benar
pembelajaran
bagian
pembelajaran 1
pada tahap
prediksi
Guru Siswa
menjelaskan memperhatikan
tentang dan menyimak
kelengkapan guru yang
konsep tentang menjelaskan
gerak lurus dan
besaran-besaran
yang terdapat
pada gerak lurus
Peserta didik
Guru memgajak
melakukan
murid untuk
observasi
melakukan
dengan
observasi
mengikuti
dengan
kegiatan 2 pada
mengikuti
modul
kegiatan 2 pada pembelajaran
modul
pembelajaran
Guru Siswa
menugaskan mempelajari
peserta didik materi yang
mempelajari berikutnya
materi yang
berikutnya .
Pertemuan Kedua
Guru Siswa
menanyakan menjawab
bagaimana pertanyaan
dengan guru dengan
kecepatannya, harapan
apa semakin “semakin
cepat buah cepat bu”
tersebut
sampai ke
tanah, atau
semakin
lambat, atau
bahkan
konstan?
Guru
mengajak Siswa
siswa untuk membaca
membaca tahap predict
tahap predict dan membuat
dan meminta sebuah
siswa untuk prediksi
membuat berdasarkan
prediksi wacana yang
berdasarkan ada pada
wacana yang modul
ada pada pembelajaran
modul
pembelajaran
secara mandiri
Guru Siswa
menjelaskan menyimak
mengenai dan
gerak lurus memahami
berubah yang
beraturan dijelaskan
oleh guru
2. Instrumen
Aspek yang
Jumlah Skor Nilai
No. Nama Siswa dinilai
1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kriteria Penilaian:
Rumus Penghitungan Skor Akhir
JumlahPerolehanSkor
Skor Akhir = x4
SkorMaksimal
Skor Maksimal = Banyaknya Indikator x 4
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013, yaitu:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33 < Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33 < Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33 < Skor Akhir ≤ 2,33