Anda di halaman 1dari 142

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP


KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS V SD INPRES BOYAOGE

THE EFFECT OF BRAIN BASED LEARNING APPROACH ON


SCIENCE PROCESS SKILLS AND LEARNING MOTIVATION OF
V GRADE STUDENTS INPRES BOYAOGE
ELEMENTARY SCHOOL

SURAHMIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V SD INPRES BOYAOGE

THE EFFECT OF BRAIN BASED LEARNING APPROACH ON


SCIENCE PROCESS SKILLS AND LEARNING MOTIVATION OF
V GRADE STUDENTS INPRES BOYAOGE
ELEMENTARY SCHOOL

Oleh
SURAHMIN
No. Stb A 202 19 021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING


TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
SD INPRES BOYAOGE

Oleh
Surahmin
No. Stb A 202 19 021

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal


seperti tertera di bawah ini

Palu, ………………2022

(Dr. Kasmudin Mustapa, S.Pd., M.Pd) (Dr. Hj. Sutrisnawati, M.Kes)


Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui,

(Prof. Daud K. Walanda, MSc., PhD.)


Koordinator Program Studi
Pendidikan Sains Program Magister
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, (Tesis) ini, adalah asli dan belum penah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (magister), baik di Universitas Tadulako

maupun di perguruan tinggi lain

2. Karya tulis adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing/Promotor

3. Dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernytaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam penryataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperpleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini

Palu,

Yang membuat penyataan

Surahmin
No. Stb A202 19 021
ABSTRAK

Surahmin, 2022. Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap


Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Inpres
Boyaoge. Program Studi Pendidikan Sains Program Magister Pasca Sarjana,
Universitas Tadulako. Pembimbing Utama : Kasmudin Mustapa ; dan
Pembimbing Anggota : Sutrisnawati

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains


dan motivasi keterampilan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
brain based learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu.
Populasi terdiri dari semua siswa SD Inpres Boyaoge dan sampel siswa kelas 5a
dan 5b. Instrumen keterampilan proses sains menggunakan tes lembar kegiatan
siswa dan motivasi menggunakan angket. Data kemudian dianalisis menggunakan
uji Manwhitney. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh model
pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa dengan rata-rata pada
kelas BBL lebih besar yaitu 94.48% begitupun pada motivasi belajar siswa
dengan rata-rata 90%, hasil ini bisa dijadikan alternatif untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan motivasi pada siswa.
Kata Kunci : Brain Based Learning, Keterampilan Proses Sains, Motivasi Belajar

v
ABSTRACT

Surahmin, 2022. The Effect of Brain Based Learning Approach on Science


Process Skills and Learning Motivation of Fifth Grade Students of SD Inpres
Boyaoge. Science Education Study Program Postgraduate Masters Program,
Tadulako University. Main Advisor : Kasmudin Mustapa ; and Member Advisor :
Sutrisnawati

This study aims to describe the skills and processes of science and
motivation of students' learning skills by applying the brain based learning model.
This research is a quasi-experimental study. The population consisted of all class
of SD Inpres Boyaoge and the sample was class 5a and 5b. The instrumen of
science process skills uses a test in the form of student worksheets and motivation
uses a questionnaire. The data were then analyzed using the Manwhitney test. The
results showed that there was an influence of the learning model on the students'
science process skills with the average kps in the BBL experimental class was
greater, namely 94.48% as well as the students' learning motivation with an
average of 90%.

Keywords: Brain Based Learning, Science Process Skills, Learning Motivation

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin’ segala puji hanya bagi-Mu ya Allah atas

segala Rahmat dan karunia-Mu sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Brain Based Lerning

Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD

Inpres Boyaoge". Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sains Program Magister Pascasarjana

Universitas Tadulako.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

tujukan kepada Bapak Dr. Kasmudin Mustapa, M.Pd., sebagai ketua Tim

Pembimbing dan Ibu Dr. Hj. Sutrisnawati M.Kes., sebagai Anggota Tim

Pembimbing yang dengan segala kerelaan hati bersedia memberikan ilmu,

motivasi, arahan serta saran yang sangat berharga dan meluangkan waktunya

untuk penulis sejak penyusunan proposal hingga tesis ini terselesaikan.

Disamping itu penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak, maka dengan penuh kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P., Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Adam Malik, M.Sc., IPU, ASEAN Eng., Direktur

Program Pascasarjana Universitas Tadulako beserta para Asisten

vii
viii

3. Direktur yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas Tadulako.

4. Bapak Prof. Daud K. Walanda, M.Sc., Ph.D., Koordinator Program

Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako,

yang telah memberikan masukan dan arahan untuk perbaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Kasmudin Mustapa, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

Utama dan, Dr. Hj. Sutrisnawati, M.Kes, selaku Dosen

Pembimbing Anggota yang telah banyak memberikan bimbingan dan

bantuan serta motivasi kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini

dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Dr. Achmad Ramadhan, M.Kes, selaku pembahas utama yang

telah banyak memberikan motivasi dan saran saat penyusunan tesis

ini.

7. Bapak Dr. Ratman, S.Pd., M.Si, selaku pembahas kedua yang telah

banyak memberikan saran saat penyusunan tesis ini.

8. Seluruh Dosen pengajar pada Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Tadulako yang telah membekali

ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan hingga selesai.

9. Kepala Tata Usaha Program Pascasarjana Universitas Tadulako

beserta staf, Kepala Perpustakaan Pascasarjana Universitas Tadulako

beserta staf, serta tak lupa pula karyawan Pascasarjana Universitas

Tadulako yang semuanya telah memberikan layanan yang sangat baik


ix

bagi penulis untuk menuntut ilmu sampai pada saat ini.

10. Kepala sekolah SD Inpres Boyaoge dan teman-teman guru yang telah

membantu, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis

dalam penyelesaian studi ini.

11. Orang Tua Ayahanda Alm. Partopali dan Ibunda Almh. Sainem yang

telah memberikan dukungan baik materi maupun moral selama penulis

menyelesaikan pendidikan di S2

12. Kepada saudara/saudari tercinta yang turut memberikan dukungan

moril

13. Satriani S.Pd sosok tercinta yang memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis dalam penyelesaian studi ini.

14. Kepada teman- teman pasca yang telah membantu di bangku S2,

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam

penyelesaian studi ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, hal

ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu segala

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan

tesis ini. Akhirnya dengan penuh harapan dalam segala kelebihan dan

kekurangannya, semoga tesis ini dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun

orang lain.

Palu, 2022

Surahmin
x

No. Stb A202 19 021


xi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
PERNYATAAN................................................................................................. iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
ABSTRACT......................................................................................................... vi
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS........................................................................................ 7
2.1. Penelitian Terdahulu...................................................................... 7
2.2. Kajian Pustaka............................................................................... 9
2.3. Kerangka Pemikiran...................................................................... 20
2.4. Hipotesis........................................................................................ 21

BAB 3. METODE PENELITIAN................................................................... 22


3.1. Desain Penelitian........................................................................... 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 23
3.3. Populasi dan Sampel...................................................................... 23
3.4. Pengumpulan Data......................................................................... 24
3.5. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 27
3.6. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran.................. 27
3.7. Instrumen Penelitian...................................................................... 28

xi
xii

3.8. Teknik Analisis Data.................................................................... 33

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 36

4.1 Hasil............................................................................................... 36

4.2 Pembahasan................................................................................... 44

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 49

5.1 Kesimpulan..................................................................................... 49

5.2 Saran............................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian 22

3.2 Distribusi Populasi 23

3.3 Skor Angket Motivasi Belajar 31

3.4 Kriteria Motivasi Belajar 34

3.5 N-Gain 34

3.6 Kriteria Keterampilan Berpikir 35

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Pemikiran 21

4.1 Motivasi Belajar Siswa 40

4.2 Motivasi Belajar Siswa 41

4.3 Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen 42

4.4 Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol 43

4.5 Keterampilan Proses Sains Eksperimen 44

4.6 Perbandingan Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Eksperimen 45

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Belajar 58

2. Uji Normalitas dan Homogenitas 74

3. Uji Hipotesis 75

4. Kegiatan Pelatihan 77

5. RPP 81

6. LKPD 89

7. Angket Motivasi Belajar 125

8. Validasi Instrumen 130

9. SK Pembimbing 136

10. Izin Penelitian 139

11. Balasan Penelitian 140

12. Curriculum vitae 141

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah dasar yang menuntut penguasaan seperangkat pengetahuan

dan keterampilan dalam merekonstruksikan informasi tentang alam secara

sistematis (Hermita dkk., 2020). Oleh sebab itu, untuk mempelajarinya

dibutuhkan pendekatan secara sainstifik (Duruk dkk., 2017). Peserta didik dituntut

untuk mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir melalui

serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006; Tri, 2017). Proses ini dibangun di

atas sikap ilmiah dan hasilnya diwujudkan sebagai produk illmiah yang tersusun

dalam tiga komponen, yaitu konsep, prinsip, dan teori yang harus diterapkan

secara universal (Annisa dkk., 2017). Peserta didik akan melibatkan kegiatan

berupa mengobservasi, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan (Diella dkk., 2019). Kegiatan-kegiatan

yang dimaksud tersebut dibangun melalui pemberdayaan keterampilan proses

sains peserta didik.

Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah

yang berfokus pada kognitif dan psikomotorik peserta didik (Trianto, 2011).

Pemberdayaan keterampilan proses sains memungkinkan peserta didik untuk

dapat menemukan fakta dan mengembangkan konsep, teori serta sikap ilmiah

(Tri, 2017). Informasi yang diperoleh dapat ditafsirkan, sehingga akan

menghasilkan pengetahuan baru yang diharapkan dapat menciptakan

pembelajaran bermakna (Nehring dkk., 2015).

1
2

Pembelajaran bermakna sangat penting terhadap peserta didik untuk

mengkonstruksi pengetahuannya, menyelidiki masalah, serta menganalisis

informasi (Salsabila, 2017). Pembelajaran bermakna berkaitan erat dengan

pembelajaran kontekstual, yaitu pembelajaran yang didukung situasi atau masalah

dalam kehidupan nyata. Mengadopsi paham konstruktivisme, maka proses

pembelajaran ditekankan untuk tidak hanya sekedar menghafal (rote learning),

tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru

lewat fakta-fakta yang dialami dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 2011).

Ketercapaian proses pembelajaran sebagaimana yang telah dijelaskan di atas

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah motivasi peserta

didik. Motivasi merupakan variabel yang sangat penting dalam keberhasilan hasil

belajar (ElAdl & Saad, 2019). Hal ini dapat menjelaskan mengapa peserta didik

yang bermotivasi tinggi cenderung menunjukkan lebih banyak upaya akademis,

ketekunan dan prestasi yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang

bermotivasi rendah (Rosenthal & Wolters, 2000). Menurut Sari (2018), motivasi

lahir berdasarkan kesadaran tentang tujuan esensial dari proses pembelajaran yang

sedang dialami. Kegiatan belajar dapat timbul karena adanya keinginan, hasrat,

serta dorongan akan kebutuhan belajar untuk meraih harapan atau cita-cita. Lebih

lanjut lagi, Bhakti & Dwi Astuti (2018) mengungkapkan bahwa motivasi

merupakan bagian kompleks dari psikologi dan perilaku peserta didik yang

mempengaruhi bagaiamana menggunakan waktunya, berapa banyak energi yang

dikeluarkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, bagaimana menyelesaikan

tugas tersebut, dan berapa lama bisa bertahan dalam menghadapi tugas tersebut.
3

Fakta yang ditemukan di SD Inpres Boyaoge adalah siswa kelas V masih

memahami konsep IPA berdasarkan hafalan dari buku bacaan, atau sumber belajar

lainnya, sehingga hierarki proses kognitifnya cenderung masih berada pada aspek

remembering (mengingat) dan understanding (memahami). Selama proses

pembelajaran di kelas, pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta didik masih

didominasi pada aspek remembering dan understanding. Kondisi lainnya yang

ditemukan adalah sebagian besar siswa yang pandai selalu mendapat kesempatan

untuk menyampaikan pendapatnya di kelas, sedangkan siswa yang kurang pandai

tidak berusaha untuk melakukannya. Pada beberapa kesempatan, peserta didik

yang telah mendapatkan kesempatan tersebut ragu-ragu dalam menyampaikan

pendapatnya. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa masih kurang termotivasi

mengikuti suatu pembelajaran, begitupun pada keterampilan proses sainsnya,

padahal kedual hal tersebut akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa,

sehingga penting untuk dimaksimalkan. Selain itu guru dalam melaksanakan

proses pembelajara cenderung tidak memperhatikan aspek peningkatan

keterampilan proses sains dan motivasi hal ini disebabkan masih banyak guru

yang tidak paham mengenai pembelajaran yang mampu mengembangkan

keterampilan proses sains dan motivasi, sehingga kedua faktor tereebut menjadi

tidak maksimal.

Memaksimalkan kedua hal tersebut diperlukan suatu pendekatan

pembelajaran yang tidak hanya sekedar menghasilkan pembelajaran bermakna,

tetapi juga pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang mampu mengoptimalkan


4

potensi berpikir peserta didik, dalam arti lain menyeimbangkan antara potensi

otak kanan dan otak kiri peserta didik (Lestari, 2014). Otak belahan ka

nan berfungsi dalam kreativitas, perasaan, imajinasi, warna, gambaran

ruang, dan ranah abstrak lainnya. Sedangkan otak belahan kiri bekerja dalam

menganalis logika, fakta, teori, perhitungan, dan ranah konkrit lainnya (DePorter

& Hernacki, 2015). Lingkungan belajar yang dapat memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk beraktivitas dan sesuai dengan pembelajaran alami

otaknya, tentunya akan memotivasinya dalam belajar, sehingga keterampilan

dirinya dapat berkembang (Salem, 2017). Pendekatan pembelajaran yang

dimaksud tersebut adalah Brain Based Learning (BBL).

Brain Based Learning (BBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang

didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari suatu pemahaman tentang otak.

Menggunakan apa yang diketahui tentang otak, peserta didik dapat mengekplorasi

kinerja otaknya. Hasilnya peserta didik dapat mengambil keputusan yang lebih

baik dan menjangkau lebih banyak informasi yang sedang dipelajari (Jensen,

2011).

Menurut Given (2007), pendekatan Brain Based Learning (BBL) bertujuan

untuk mengembangkan lima sistem pembelajaran alamiah otak yang dapat

mengembangkan potensi otak dengan maksimal. Kelima sistem pembelajaran

tersebut adalah sistem pembelajaran emosional, sosial, kognitif, fisik, dan

reflektif. Kelima pembelajaran tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat

berdiri sendiri (Mustiada dkk., 2014). Pembelajaran berbasis keterampilan otak

mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak dan bagaimana otak
5

dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman (Nur, 2016). Selanjutnya menurut

Jensen, ada tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi

BBL ini yakni: (1) menciptakan lingkungan belajar yang menantang keterampilan

berpikir siswa; (2) menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan;

dan (3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna (Diani dkk.,

2019). Dengan demikian, penerapan pendekatan Brain Based Learning

diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan proses sains siswa

kelas V SD Inpres Boyaoge.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh pendekatan Brain Based Learning (BBL) terhadap

keterampilan proses sains siswa kelas V SD Inpres Boyaoge?

2. Bagaimana pengaruh pendekatan Brain Based Learning (BBL) terhadap

motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Boyaoge?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengaruh pendekatan Brain Based Learning (BBL)

terhadap tingkat keterampilan proses sains siswa kelas V SD Inpres

Boyaoge

2. Mendeskripsikan Brain Based Learning (BBL) terhadap motivasi belajar

siswa kelas V siswa SD Inpres Boyaoge


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pustaka atau

referensi, khususnya mengenai penerapan pendekatan Brain Based Learning,

motivasi belajar dan keterampilan proses sains peserta didik,

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman baru dari pendekatan pembelajaran

dalam memahami materi yang dipelajari

2. Bagi pendidik, meningkatkan keterampilan pedagogi dan kreativitas dalam

menciptakan variasi pembelajaran di kelas

3. Bagi sekolah, memperoleh pendekatan pembelajaran yang inovatif yang

dapat diterapkan di kelas lainnya

4. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi acuan untuk mengkaji perpaduan antara

pendekatan Brain Based Learning dengan pendekatan lainnya atau

pengaruh implementasi pendekatan Brain Based Learning terhadap variabel

lainnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Mahmudah & Sholahuddin (2016) tentang pemanfaatan sumber belajar

berbasis lingkungan pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit

menggunakan model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan motivasi,

pemahaman konsep, dan keterampilan proses sains siswa. Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yang meliputi

motivasi belajar siswa dari kategori cukup baik menjadi kategori baik,

pemahaman konsep siswa dari ketuntasan sebesar 64,60% menjadi 84,57%,

keterampilan proses sains siswa dari kategori kurang terampil menjadi kategori

terampil, serta siswa memberikan respon yang positif sebesar 94,28%.

Helmahria dkk., (2017) dengan menggunakan pendekatan Brain Based

Learning (BBL) untuk keterampilan proses sains siswa terhadap mata pelajaran

kimia di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 11 Banjarmasin. Pengumpulan data

dilakukan melalui teknik observasi dan hasilnya menunjukkan bahwa

keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan dari berkateogri cukup

pada siklus I menjadi berkategori baik pada siklus II.

ElAdl & Saad (2019) mengkaji pengaruh Brain Based Learning terhadap

memori kerja dan motivasi belajar siswa kelas X pendidikan dasar di Kesultana

Oman. Kriteria pada status sosial, ekonomi, kecerdasan dan prestasi belajar

hampir sama pada semua sampel yang digunakan yaitu berjumlah 75 orang.

Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki peluang besar

7
8

untuk mengembangkan memori dan motivasi belajar dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

Salem (2017) mengkaji tentang pengaruh Brain Based Learning terhadap

keterampilan mendengarkan, retensi kosa kata, dan motivasi mahasiswa di

Departemen Bahasa dan Linguistik, Sekolah Tinggi Administrasi Bisnis, Akademi

Ilmu Manajemen Sadat, Mesir. Peneliti mengadaptasi dan mengembangkan skala

motivasi Robert Gardner untuk mengukur variable yang diteliti. Hasilnya

menunjukkan bahwa Brain Based Learnig Aprprouch (BBLA) efektif untuk

mengembangkan keterampilan mendengarkan, mengkonsolidasikan, mengingat

kosa kata dan retensi, serta dapat memaksimalkan motivasi mahasiswa untuk

mempelajari keterampilan bahasa.

Sani dkk., (2019) melakukan penelitian untuk mengkaji pengaruh Brain

Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran rangkaian

listrik. Pengambilan data menggunakan instrumen SMTSL (Student Motivation

Toward Science Learning) yang terdiri atas 6 aspek yaitu, efikasi diri, strategi

belajar aktif, nilai pembelajaran IPA, tujuan kinerja, tujuan pencapaian, dan

stimulasi lingkugan belajar. Perbandingan pada kelas kontrol dan eksperimen

menunjukkan bahwa Brain Based Learning mampu meningkatkan motivasi siswa

terutama pada aspek tujuan kinerja, stimulasi lingkungan belajar, strategi

pembelajaran aktif, pencapaian tujuan, dan efikasi diri

2.2 Kajian Pustaka

2.1.1 Ilmu pengetahuan alam


9

Ilmu Pengetahuan Alam didasarkan pada pendekatan empirik dengan

asumsi bahwa alam dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-

mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya

observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap

tertentu, misalnya berusaha berlaku seobyektif mungkin, dan jujur dalam

mengumpulkan dan mengevaluasi data. Penggunaan proses dan sikap ilmiah ini

akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk sains (Bundu,

2006).

Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu disebut juga sebagai produk

IPA karena merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang

dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Ilmu Pengetahuan Alam

sebagai produk berbentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-

teori IPA (Iskandar, 1996).

Proses ilmiah tidak hanya sebatas pengumpulan data, tetapi juga mengasah

proses mental dan keterampilan manipulatif. Dengan demikian, tujuan pokok

bahasan ini juga mencakup sarana untuk memahami sifat alam. Sains tidak hanya

dikonseptualisasikan sebagai produk, tetapi merupakan proses perolehan

pengetahuan tentang fenomena alam. Terdapat empat aspek kunci yang harus

mendapat perhatian serius dalam pembelajaran IPA yaitu isi, proses sains, berpikir

kreatif dan penanaman sikap (Suryawati & Osman, 2018)

Main & Rowe (1993) menekankan bahwa pembelajaran IPA harus

menekankan pada proses pemecahan masalah. Hal ini pada gilirannya akan

mengarah pada peningkatan keterampilan berpikir siswa yaitu keterampilan


10

membuat kesimpulan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Meskipun

terbukti dalam menumbuhkan minat belajar IPA sekaligus menanamkan sikap

ilmiah yang positif dan meningkatkan prestasi belajar siswa, rata-rata masih

banyak praktik kegiatan pembelajaran IPA yang mengarah pada transfer fakta

tanpa berusaha mengadopsi pendekatan lain yang melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran (Suryawati & Osman, 2018).

2.1.2 Brain based learning

2.1.2.1 Pengertian brain based learning

Brain Based learning merupakan pembelajaran yang mengoptimalkan

keterampilan otak siswa untuk menemukan suatu konsep melalui lingkungan yang

kondusif Siswa dapat menerima pembelajaran yang relektif yang berorientasi pada

kekuatan nalar atau kesesuaian dengan proses otak. Pengenalan tema pembelajar

secara reflektif mampu secara efektif mengembangkan kecerdasaran (Das, 2018).

Pendekatan pembelajarn ini akan memaksimalkan peluang pencapaian dan retensi

informasi (Gladys, dkk., 2018). Pembelajaran ini mampu menciptakan suasana

belajar yang nyaman, dan menyenagkan, sehingga dapat meningkatkan relaksasi,

dan mengurangi bahkan dapat menghilangkan rasa takut dan kecemasan siswa

ketika berhadapan dengan tantangan pembelajaran (Shabatat & Al-tarawneh,

2016).

Brain Based learning mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak

dan bagaimana otak dipengaruhi oleh lingkungan maupun pengalaman (Jensen,

2011). Sistem otak tertentu berfungsi pada salah satu atau kedua belahan otak,

tetapi bergantung pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan otak secara


11

keseluruhan. Sebagai contoh bahasa biasanya merupakan fungsi otak kiri, tetapi

bisa saja sejak awal berada dibelahan kanan pada orang-orang yang belahan

kirinya gagal mendukung perkembangan bahasa (Given, 2007).

Belahan otak kanan berfungsi menguasai bagian sebelah kiri anggota badan,

dan sebaliknya belahan otak kiri menguasai bagian kanan anggota tubuh.

Demikian pula dalam hal merealisasikan respons keduanya berbeda, khususnya

dalam menghayati pengalaman belajar. Belahan otak kiri, berfungsi untuk berfikir

rasional, analitis, berurutan, linier, dan saintifik (seperti untuk belajar membaca,

bahasa, aspek berhitung dari matematika) Sementara belahan otak kanan

berfungsi untuk berfikir holistis, spasial, metaporis, lebih banyak menyerap

konsep matematika, sintesis, mengetahui sesuatu secara intuitif, berfikir elaborasi,

dan variable serta dimensi humanistis mistis (Uno & Masri, 2009).

Brain Based Learning dapat memfasilitasi semua siswa dengan tingkat

kecerdasan yang berbeda tersebut terangkum dalam gaya pembelajaran yang sama

serta berpusat pada siswa. Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah proses

belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi pengajaran

yang hanya berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar

yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga

pendidikan dan guru tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai

penunjang (Hamalik,2011). Brain Based Learning menuntut siswa untuk aktif

dalam menemukan pengetahuan mereka tentang topik yang sedang dipelajari, hal

ini dilandasi oleh struktur kognitif yang dimiliki siswa serta didasarkan pada cara

otak bekerja. Otak kita akan melakukan tugas proses belajar yang lebih baik jika
12

kita membahas informasi dengan orang lain dan jika kita diminta untuk

mengajukan pertanyaan tentang itu (Silberman, 2014).

2.1.2.2 Prinsip brain based learning

Terdapat beberapa prinsip Brain Based Learning diantaranya sebagai berikut

(Oghyanous, 2017).

1. Otak adalah komputer yang komperebel

2. Pembelajaran melibatkan seluruh struktur

3. Pencarian makna begitu kenal

4. Pencarian makna didasari oleh pendekatan

5. Emosional (perasaan) menentukan pendekatan

6. Konsep baik secara keseluruhan maupun sebagian akan diproses Otak

7. Pembelajaran tidak hanya melibatkan perhatian yang terfokus, tetapi juga

wawasan yang perifer

8. Pembelajaran terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar

9. Terdapat dua jenis sistem memori, yaitu sistem memori spasial dan sistem

ingatan (hafalan)

10. Ketika fakta dan keterampilan berasal dari memori spasial dan alami, maka

seseorang dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik

11. Pembelajaran ditingkatkan melalui eksperimen dan dihambat oleh ancaman

12. Setiap otak berbeda

2.1.2.3 Fase brain based learning

Implementasi Brain Based Learning dilakukan berdasarkan paham teori

konstruktivisme. Beberapa teori yang telah dipelajari terkumpul berdasarkan


13

pemahaman sebelumnya, sehingga membangun pengetahun baru (Aina dkk.,

2018). Dalam implementasinya, Brain Based Learning terdiri atas 7 langkah

pembelajaran diantaranya (Kuswidi, 2015):

1. Pra-paparan

Fase ini memberikan sebuah ulasan kepada otak tentang pembelajaran baru

sebelum benar-benar menggali lebih jauh. Pra-pemaparan membantu otak

membangun peta konseptual yang lebih baik

2. Persiapan (memancing keingintahuan)

Hal ini merupakan fase dalam menciptakan keingintahuan atau kesenangan.

Ini mirip dengan “mengatur kondisi antisipatif”, tetapi sedikit lebih jauh dalam

mempersiapkan pembelajaran

3. Inisiasi dan akuisisi (menciptakan koneksi neuron otak)

Tahap ini merupakan tahap penciptaan pemahaman, koneksi atau pada saat

neuron-neuron itu saling “berkomunikasi” satu sama lain

4. Elaborasi (mengelolah informasi)

Tahap elaborasi memberikan kesempatan pada otak untuk menyortir,

menyelidiki, menganalisis, menguji dan memperdalam pembelajaran

5. Inkubasi dan pengkodean memori (mengedepankan pengetahuan)

Tahap ini menekankan bahwa waktu istirahat dan waktu untuk mengulang

kembali merupakan suatu hal yang penting

6. Verifikasi dan pengecekan pengetahuan siswa),

Pada tahap ini, guru mengecek apakah siswa sudah paham dengan materi yang

telah dipelajari atau belum. Siswa juga perlu tahu apakah dirinya sudah memahami

materi atau belum


14

7. Selebrasi dan integrasi (melibatkan emosi)

Tahap ini menanamkan semua arti penting dari kecintaan terhadap belajar

2.1.3 Keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains dikenal sebagai keterampilan prosedural,

kebiasaan berpikir ilmiah dan penyelidikan ilmiah (Harlen, 1999). Keterampilan

proses sains yang sangat penting dapat diajarkan dan dipelajari di sekolah dasar

agar memahkan peserta didik tentang IPA terpadu mudah untuk dilakukan. Para

siswa muda dapat diberi kesempatan untuk mengamati, menangani hal-hal dan

mengeksplorasi lingkungan (Ango, 2002).

Keterampilan proses sains dapat membangun kerangka berpikir ilmiah dan

membangun informasi, karena siswa telah melalui pembelajaran bermakna

(Karamustafaoğlu, 2011). Pada saat pengimplementasiannya Keterampilan proses

sains harus mempertimbangkan perkembangan kognitif dan gaya kognitif siswa

(Sholahuddin dkk., 2020). Sehingga, dapat dipahami bahwa keterampilan ini tidak

hanya menerapkan keterampilan fisik saja, akan tetapi keterampilan mental juga

ikut di dalamnya dalam mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh.

Keterampilan ilmiah yang dibangun berfokus pada kognitif dan psikomotorik

peserta didik (Trianto, 2011). Pemberdayaan keterampilan proses sains

memungkinkan peserta didik untuk dapat menemukan fakta dan mengembangkan

konsep, teori serta sikap ilmiah (Tri, 2017).

Menurut Mulyeni dkk., (2019) bahwa terdapat dua kategori keterampilan

Proses Sains yaitu proses dasar (mengamati, mengklasifikasikan, mengukur,

menyimpulkan dan berkomunikasi) dan proses integrasi (mengidentifikasi dan


15

mengontrol variabel. Tidak jauh berbeda dengan Zeidan & Jayosi (2015) yang

mengungkapkan bahwa indikator keterampilan proses sains antara lain

merencanakan eksperimen, memprediksi, mengklasifikasikan, menafsirkan,

menyimpulkan, menerapkan konsep, membuat grafik, dan mengkomunikasikan

data.

Rustaman, dkk. (2003), menyatakan bahwa terdapat sembilan keterampilan

proses sains dalam pembelajaran IPA, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan (observasi)

Observasi adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa

dengan menggunakan inderanya. Perilaku siswa pada saat mengamati, yaitu:

siswa mengumpulkan fakta dengan menggunakan sebanyak mungkin inderanya,

yakni penglihatan, pembau, pengecap, dan peraba. Hal-hal yang diamati dapat

berupa gambar atau benda-benda yang diberikan kepada siswa kemudian siswa

menuliskan hasil pengamatannya tersebut.

2. Menafsirkan (interpretasi)

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data

yang dicatat. Perilaku siswa pada saat menafsirkan pengamatan, yaitu: siswa

mencatat setiap pengamatan, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil

pengamatan itu, dan selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri

pengamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.\

3. Mengelompokkan (klasifikasi)

Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk

menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Perilaku siswa pada


16

saat mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan,

mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar

penggolongan.

4. Meramalkan (prediksi)

Keterampilan prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang

sesuatu yang belum terjadi atau belum diamati berdasarkan suatu kecenderungan

atau pola yang sudah ada.

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan meliputi kegiatan menyampaikan dan menempatkan data-

data ke dalam beberapa bentuk yang dapat dimengerti orang lain. Perilaku siswa

pada saat berkomunikasi, yaitu: siswa harus berdiskusi dalam kelompok serta

menyusun dan menyampaikan laporan tentang kegiatan yang dilakukan secara

sistematis dan jelas.

6. Merumuskan hipotesis

Merumuskan hipotesis adalah membuat dugaan yang masuk akal yang akan

dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu dapat terjadi. Perilaku siswa

pada saat merumuskan hipotesis, yaitu: membuat hipotesis yang memuat variabel

bebas dan variabel terikat berdasarkan pengamatan

7. Melakukan eksperimen

Melakukan eksperimen adalah usaha yang digunakan untuk menguji suatu

hipotesis. Pada proses ini perilaku yang dikerjakan siswa, yaitu: menentukan alat

dan bahan, serta prosedur percobaan untuk untuk menguji hipotesis.

8. Menerapkan konsep
17

Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat

menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menerapkan

konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang

sedang terjadi.

9. Mengajukan pertanyaan

Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat dilakukan siswa dengan

mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta

penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

2.1.4 Motivasi

2.1.4.1 Pengertian motivasi

Motivasi memiliki sejumlah definisi, mulai dari keinginan individu untuk

bertindak dengan cara tertentu (Walter & Hart, 2009) dan alasan yang dimiliki

individu untuk berperilaku dengan cara tertentu pada situasi tertentu (Middleton &

Spanias, 1999)

Motivasi adalah konsep teoritis yang digunakan untuk memperjelas perilaku

manusia. Motivasi memberikan motif bagi manusia untuk bereaksi dan memenuhi

kebutuhannya. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai jalan seseorang menuju

perilaku, atau konstruk yang memicu seseorang untuk berkeinginan untuk meniru

perilaku dan sebaliknya (Cook & Artino, 2016).

Sebelumnya, tidak ada definisi standar untuk motivasi dalam pendidikan.

Sampai saat ini, definisi Houssave tentang motivasi diadopsi oleh para peneliti

pendidikan. Menurut definisi motivasi yang dikemukakan oleh Houssave,

motivasi adalah awal dan perilaku dibalik kekuatan (Serio dkk., 2013). Lebih
18

lanjut lagi, motivasi menjadi sebuah faktor yang menuntun pada perilaku dan

menentukan arah, kekuatan, dan desakannya (Sevinc dkk., 2011). Berdasarkan

(Guay dkk., 2010), motivasi dianggap sebagai alasan yang mendasari perilaku.

Motivasi adalah atribut yang memicu gerakan, energi, arah, alasan perilaku

kita dan "apa" dan "mengapa" kita melakukan sesuatu. Pengertian motivasi kerja

adalah perasaan persuasif yang selalu memberikan positivisme kepada siswa

untuk menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan sampai akhir dan berhasil di

dalamnya tidak peduli seberapa keras dan sulitnya itu (Ainley & Ainley, 2011;

Broussard & Garrison, 2004; Ryan & Deci, 2000). Motivasi adalah sejenis

perasaan yang selalu menemukan cara untuk turun dan menumbuhkan kecemasan

dan ketegangan dalam pikiran dan pikiran manusia memang, dengan motivasi

positif; kita dapat menghidupkan kembali energi positivisme dan menerapkannya

dalam menjalankan tugas (Cook & Artino, 2016)

Motivasi melibatkan beragam konstruksi teoretis seperti nilai harapan atau

intrinsik-ekstrinsik dan banyak teori terkait, termasuk self-efficacy, teori tujuan,

teori kecerdasan, teori pilihan, dan teori penentuan nasib sendiri (Irvine, 2018).

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

2.1.4.2 Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan kemauan mengasosiasikan siswa

dengan kegiatan akademik. Selain itu, tingkat motivasi siswa mencerminkan

keterlibatan dan kontribusi mereka dalam lingkungan belajar. Siswa yang aktif
19

dan bermotivasi tinggi akan secara spontan terlibat dalam kegiatan tanpa

mengharapkan imbalan dari luar. Sedangkan untuk mendorong siswa yang

bermotivasi rendah, diperlukan penghargaan eksternal untuk meyakinkan siswa

untuk berpartisipasi dalam kegiatan (Dermitzaki dkk., 2013; Furió dkk., 2015;

Serio dkk., 2013).

Menurut Eastern (2009), terdapat tujuh faktor yang mendukung motivasi,

yaitu; tantangan, rasa ingin tahu, kontrol, fantasi, kompetisi, kerjasama dan

pengakuan dimana banyak di antaranya hadir dalam permainan. Saat ini, sudut

pandang belajar tidak hanya menarik perhatian pada kognisi, tetapi juga perhatian

siswa. motivasi dan preferensi adalah salah satu faktor fundamental untuk

pembelajaran dan pencapaian yang efektif dan bermanfaat (Serio dkk., 2013;

Dermitzaki dkk., 2013). Motivasi yang tinggi dapat menjadi sebuah faktor

keberhasilan dari pilihan yang diambil oleh peserta didik dan pada saat yang sama

kurangnya motivasi dapat menjadi hambatan utama yang mencegah keberhasilan

(Aemu dkk., 2008). Karena kurangnya motivasi, perasaan frustrasi dan jengkel

dapat menghambat produktivitas dan kenyamanaan selama proses pembelajaran.

Terdapat beberapa alasan yang mempengaruhi tingkat motivasi dalam belajar

seperti kemampuan untuk percaya pada usaha, ketidaksadaran akan nilai dan

karakteristik tugas akademik (Legault dkk., 2006).

Motivasi siswa dianggap dinamis dan agak berubah sebagai fungsi dari

konteks dan domain materi pelajaran (Legault dkk., 2006; Pintrich & De Groot,

2003). Gagasan bahwa konstruksi motivasi tertentu mungkin terkait dengan

pembelajaran dan pencapaian siswa dalam bidang atau domain mata pelajaran
20

tertentu telah mendukung tren penelitian terhadap studi motivasi khusus domain,

seperti motivasi belajar sains (Glynn dkk., 2007; Glynn dkk., 2009; Tuan dkk.,

2005; Velayutham dkk., 2011)

2.3 Kerangka Pemikiran

Siswa kelas V SD Inpres Boyaoge cenderung mengajukan pertanyaan yang

masih dalam aspek remembering dan understanding yang menjadi indikasi bahwa

keterampilan proses sains siswa masing tergolong rendah, selain itu siswa yang

bertanya masih didominasi oleh siswa yang pandai, sedangkan siswa yang kurang

pandai tidak berusaha melakukannya dan juga terkadang siswa tersebut ragu-ragu

dalam menyampaikan pendapatnya yang menandakan siswa kurang termotivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran. Kedua aspek tersebut penting untuk

dimaksimalkan dan Implementasi pendekatan Brain Based Learning (BBL)

dipandang tepat untuk dilakukan untuk memaksimalkan keterampilan proses sains

dan motivais siswa sehingga terlatih dalam memahami konsep/materi yang

kompleks dan menyelesaikan masalah secara ilmiah. Lingkungan belajar yang

dihasilkan akan merangsang sistem pembelajaran alamiah otak. Apabila, kondisi

ini telah tercapai, maka pembelajaran bermakna dan efektif dapat dialami oleh

peserta didik. Melalui hal ini, maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan

merangsang keterampilan proses sains peserta didik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 2.1.


21

SD Inpres Boyaoge

Keterampilan Proses Sains dan Motivasi


Masih Rendah

Brain Based Learning (BBL)

Keterampilan
Motivasi Belajar
Proses Sains

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.2 Hipotesis

1. Keterampilan Proses Sains

H0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Brain Based Learning (BBL)

terhadap Keterampilan Proses Sains

H1 = Terdapat pengaruh model pembelajaran Brain Based Learning (BBL)

terhadap Keterampilan Proses Sains

2. Motivasi belajar

H0 = Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain Based

Learning (BBL) terhadap Motivasi Belajar

H1 = Terdapat pengaruh model pembelajaran Brain Based Learning (BBL)

terhadap Motivasi Belajar


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Menurut A.R & Damaianti (2011), penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian

yang sifatnya mendekati penelitian eksperimen, tetapi tidak dapat dikatakan

eksperimen, karena subjek penelitiannya tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol

secara intensif. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent

kontrol group. Desain penelitian ini dapat ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelas Pretest Treatment Postest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :
O1 : Pretest
O2 : Postest
X1 : Pendekatan Brains Based Learning (BBL)
O3 : Pretest
O4 : Postest
X2 : Pembelajaran Ceramah (Ceramah)

22
23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Boyaoge Jl. Delima 10, Kecamatan

Tatanga, Kota Palu pada bulan Oktober sampai November 2021.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian,

subyek penelitian adalah subyek yang di tuju untuk di teliti oleh peneliti. Dalam

penelitian ini populasi terdiri dari seluruh siswa SD Inpres Boyaoge yang

berjumlah 255 siswa.

Tabel 3.2 Distribusi Populasi


Kelas Jumlah siswa
I 28
II 28
III 56
IV 56
V 58
VI 29
Total/jumlah 255

3.3.2 Sampel

Sampel adalah Sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2002). Sampel pada penelitian ini yaitu kelas V SD Inpres Boyaoge

yang terdiri dari 2 kelas, masing-masing kelas terdiri atas 29 siswa, dengan total

secara keseluruhan 58 siswa.


24

3.3.3 Teknik pengambilan sampel (sampling)

Adapun jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu non probability sampling yaitu sampel dipilih secara tidak acak,dengan

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016), adapun

pertimbangan yang digunakan yaitu pada kelas V mempunyai siswa yang lebih

banyak dari kelas lainya dan jumlah siswa yang sama pada 2 rombel di kelas V

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian yang telah dilakukan ini terdiri dari tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun tahap tersebut adalah

sebagai berikut.

3.4.1 Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan sebagai berikut.

1. Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa

selama ini

2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan Brain Based Learning dan

pendekatan pembelajaran ceramah

3. Membuat LKPD

4. Menyusun instrumen penilaian

3.4.2 Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan evaluasi pada pretest dalam bentuk tes tertulis.

Data yang diperoleh ini akan menjadi dasar rancangan skenario pembelajaran
25

yang akan diterapkan. Pengimplementasian pendekatan Brain Based Learning

pada kelas 5 yang terdiri dari 2 rombel, dilakukan sebnayak 3 kali pertemuan

dengan proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Pra-pemaparan

a. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk berdoa

b. Guru mengabsen siswa dan menyuruh mengisi absen

c. Guru menanyakan kembali mengenai materi sebelumnya dan mengaitkan

materi yang akan dipelajari

d. Mempersiapkan otak siswa dengan bermain games opposite.

2. Persiapan

a. Meyampaikan tujuan pembelajaran

b. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi tersebut

3. Inisiasi dan Akuisisi

a. Memberikan LKPD pada masing-masing siswa

b. Menyampaikan inti-inti materi pembelajaran

c. Menyuruh siswa mengerjakan LKPD pada bagian tabel hasil pengamatan

dan soal no. 1 dan 2 (pertemuan 1) soal no. 3 dan 4 (pertemuan 2) dan soal

no, 5 (pertemuan 3)

4. Elaborasi

a. Menunjuk beberapa siswa untuk mepresentasikan hasil kerjanya diikuti

pertanyaan,tambahan, atau sanggahan dari siswa yang lain (diskusi)

b. Guru membimbing siswa dalam diskusi

5. Inkubasi dan Pengkodean Memori


26

a. Menayangkan vidio atau gambar” terkait ekosistem

6. Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan

a. Guru mengajukan beberapa pertanyan-pertanyaan terkait ekosistem

7. Selebrasi dan Integrasi

a. Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

b. Guru memberikan penguatan

c. Guru memberikan informasi mengenai materi yang kan dipelajari

selanjutnya

d. Guru menutup pembelajaran dengan melakukan selebrasi yel-yel diakhiri

dengan tepuk tangan bersama

Kemudian dilakukan langkah berikut.

1. Melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran berupa postest

2. Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains yang

disusun dalam bentuk tes keterampilan berupa lembar kegiatan peserta

didik

2. Angket

Merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan reponden

menjawab pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2016). Peneliti memilih


27

angket tertutup untuk memudahkan responden dalam menjawab item

tertentu karena jawaban sudah disediakan. Angket ini digunakan untuk

mengukur motivasi.

3.6 Defenisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas merupakan variabel-variabel yang (mungkin)

menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome penelitian,

sedangkan variabel terikat adalah variabel-variabel yang bergantung pada

variabel bebas (Creswell, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

model pembelajaran BBL dan ceramah dan variabel terikatnya yaitu

keterampilan proses sains dan motivasi belajar peserta didik. Adapun

definisi variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Definis Operasional Variabel


Variabel Definis Operasional

Model pembelajaran Model Brain Based Learning berorientasi pada

brain based learning potensi pemberdayaan potensi otak dengan

(BBL) menciptakan lingungan yang tenang dan nyaman

yang mengedepankan aspek kerja otak, emosi,

sikap, dan stress (Jensen, 2008). Model ini terdiri

dari 7 langkah yaitu, pra-pemaparan, persiapan,

inisiasi dan akuisis, elaborasi, inkubasi dan

pengkodean memori, verifikasi dan pengecekan


28

pengetahuan siswa, selebrasi dan integritas.

Keterampilan proses Keterampilan proses sains adalah keterampilan

sains sainstifik berupa penguraian masalah dalam metode

ilmiah, menyusun dan menemukan pengetahuan

baru melalui aktivitas belajar (Trianto, 2010). Pada

penelitian ini pengukuran keterampilan proses sains

menggunakan lembar kerja siswa (LKS) terdiri dari

5 soal yang teruji validitas, reliabilitas, daya beda

dan kesukaran.

Motivas hasil belajar Motivasi hasil belajar merupakan bagian kompleks

dari psikologi dan perilaku peserta didik yang

berkaitan dengan kekuatan kemauan peserta didik

dalam mengasosiasikannya dengan kegiatan

akademik (Dermitzaki dkk., 2013; Furió dkk., 2015;

Serio dkk., 2013). Pada penelitian ini digunakan

Studen motivation towards science learning yang

terdiri dari 29 item pernyataan (positif dan negatif)

dan skala pengukuran menggunaka skala likert.

3.7. Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan

sejumlah instrumen yang meliputi seperangkat tes ketrampilan sains siswa,

angket motivasi belajar serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa
29

selama proses pembelajaran yang menggunakan model brain based

learning (BBL) dan ceramah.

1. Tes keterampilan proses sains

Tes disusun dalam bentuk lembar kerja siswa. Pemilihan bentuk

lembar kerja siswa dengan alasan agar dapat ketahui keterampilan yang

dimiliki oleh siswa yang diharapkan. Tes diberikan dalam dua tahap yaitu

pada awal (pretes) dan pada akhir (postes) pembelajaran dengan

karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah identik.

2. Angket motivasi belajar

Diukur dengan menggunakan Student Motivation Towards Science

Learning (SMTSL) yang terdiri dari sejumlah pertanyaan, Menurut Uno

(2008), aspek-aspek dalam motivasi belajar yaitu hasrat dan minat untuk

berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,adanya harapan

dan cita-cita masa depan, penghargaan dan penghormatan atas diri,

lingkungan yang baik,kegiatan yang menarik. Maka disusunlah kisi-kisi

angket motivasi belajar sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kis Angket Motivasi Belajar


Dimensi Indikator Pernyataan Butir Pernyataan
Positif Negatif
Internal Adanya 1. Saya ingin mendapatkan 1,3, 2,4,6,7
hasrat dan nilai yang bagus
minat untuk 2. Saya mengerjakan tugas
berhasil dengan asal-asalan
3. Saya berusaha
menyelesaikan soal
meskipun sulit
4. saya tidak peduli dengan
rangking yang saya
dapatkan
30

5. ketika mendapat nilai


rendah, saya menjadi
malas belajar
6. saya mudah menyerah jika
menemukan hambatan
ketika belajar
7. saya tidak belajar
meskipun akan ada
ulangan
Adanya 8. saya senang belajar IPA 8,10,11 9
dorongan 9. ketika pulang sekolah, ,12
dan saya lebih suka bermain
kebutuhan daripada mengulang
dalam belajar pelajaran yang diberikan
guru
10.saya giat belajar agar
teman-teman tidak
mengatakan saya bodoh
11.saya senang bertanya
kepada guru atau teman
jika ada pelajaran yang
tidak saya pahami
12.saya mengatur jadwal
belajar saya dan
melakukaannya dengan
rajin
Adanya 13.saya giat belajar untuk 13,14 17
harapan dan meraih cita-cita 15,16,
cita-cita masa 14.saya senang di puji jika
depan mendapatkan nilai yang
bagus
15.saya ingin menjadi juara
kelas dan berprestasi
disekolah
16.saya ingin membanggakan
orang tua saya
17.saya merasa tidak mampu
mendapat nilai bagus di
sekolah
Adanya 18.teman-teman, guru dan 18,20, 19,21
penghargaan ibu memberiku pujian jika
dalam belajar dapat nilai bagus
19.walaupun saya menjadi
juara kelas, saya tidak
diberikan hadiah
20.saya aktif dikelas karna
31

guru suka memuji saya


21.saya tidak takut dihukum
walaupun saya mendapat
nilai yang jelek

Adanya 22.saya senang bermain kuis 22,23,2 26


kegiatan dikelas tentang pelajaran 4,25,
menarik 23.saya suka suasana baru
dalam belajar dalam belajar
24.saya senang belajar di luar
kelas
25.saya senang bermain
games saat belajar
26.jika guru mengajak Tanya
jawab tentang pelajaran,
saya malas untuk
Eksternal
menjawab
Adanya 27.suasana yang tenang 27,28,2
lingkungan membuat saya semangat 9
belajar yang belajar
kondusif 28.saya tidak bisa belajar
dengan baik jika ruangan
kotor
29.orang tua saya suka
mengingatkan saya untuk
belajar

Jumlah 29 20 9

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan

alternatif pilihan jawaban sebagai berikut.

Tabel 3.5 Skor Angket Motivasi Belajar


Nilai
Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
(Nawawi, 2016)

3. RPP
32

RPP yang digunakan ada 2 yaitu berbasis Ceramah dan Brain Based Learning

(BBL).

Sebelum dilakukan penelitian, instrumen diuji cobakan terlebih

dahulu untuk mengukur validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya

pembeda dari instrumen tes. Selain itu, instrumen penelitian ini juga

dikonsultasikan kepada ahli sebelum dan setelah uji coba dalam hal ini

yaitu kepada dosen pembimbing atau dosen yang sudah ditunjuk oleh

koordinator program studi.

1. Analisis validitas tes

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui valid atau

tidaknya instrumen tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2013). Uji validitas dilakukan dengan metode korelasi

produt moment dengan kriteria apabila sig > 0.05 maka instrumen atau

item dinyatakan valid.

2. Analisis reabilitas Tes

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran terhadap objek yang sama akan menghasilkan hasil yang sama

(Sugiyono, 2013). Teknik uji reliabel yang digunakan yaitu alpha

cronbach

3. Tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal merupakan tingkat kesanggupan siswa dalam

menjawab soal (bukan dilihat dari sudut pandang guru).


33

4. Daya pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan siswa yang

telah memahami materi/konsep yang diajarkan dengan siswa yang belum atau

kurang memahami materi/konsep yang diajarkan

2.8 Teknik Analisis Data

2.8.1 Uji prasyarat

3.8.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan normal atau tidaknya

distribusi suatu data secara signifikan. Apabila data tidak berdistribusi

normal, jumlah sampel sedikit dan jenis datanya nominal atau ordinal

metode yang digunakan adalah statistik non parametric, adapun uji

normalitas yang dipakai yaitu shapiro-wilk

3.8.1.2 Uji homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji lanjut yang dilakukan sesudah uji

normalitas yang bertujuan untuk menentukan apakah suatu data homogen atau

tidak. Uji homogenitas diperlukan sebagai asumsi dari uji t independent t tes.

Adapun uji homogenitas yang digunakan yaitu uji levene test

3.8.2 Analisis motivasi belajar

Pemberian skor dilberikan berdasarkan rerata nilai angket motivasi belajar.

Rumus yang digunakan diadaptasi dari Sudjana & Wijayanti (2018) sebagai

berikut.

Rerata skor yang diperoleh


Nilai= 100%
Skor maksimal
34

Tabel 3.6 Kriteria Motivasi Belajar

Persentase Kategori
67% < x ≤ 100% Tinggi
34% < x ≤ 66% Sedang
0% < x ≤ 33% Rendah

Kemudian jika asumsi klasik terpenuhi dilanjutkan dengan uji

independent t tes namun, jika tidak terpenuhi maka dilakukan uji

manwhitney untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nyata antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan syarat apabila sig < 0.05 maka,

H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika sig > 0.05 maka, H0 diterima

dan H1 ditolak, apabila tidak terdapat perbedaan nyata atau pengaruh,

maka dilakukan pengujian n-gain untuk melihat kategori peningkatan atau

perubahan motivasi belajar peserta didik dapat dipastikan melalui melalui

perhitungan n-gain (gain ternormalisasi). Penentuan kategori n-gain

ditentukan melalui analisis hasil pretes dan postes dengan

menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Hake (1999) dengan

persamaan berikut.

Skor Posttest−Skor Pretest


N Gain ≡ 100 %
Skor maksimal−Skor Pretest

Penentuan kategori Nilai N-Gain yang telah diperoleh tersebut dapat

mengacu pada Tabel 3.5

Tabel 3.7 N-Gain


Presentase (%) Kategori
g > 70% Tinggi
30%< g < 70% Sedang
g < 30% Rendah
35

3.8.2 Analisis tes keterampilan proses sains

Pemberian skor diberikan berdasarkan hasil pretest dan postest untuk

setiap butir soal keterampilan proses sains. Rerata skor tersebut dikonversi

menjadi nilai keterampilan proses sains menggunakan rumus dari Sudjana &

Wijayanti (2018) sebagai berikut.

Rerata skor yang diperoleh


Nilai ≡ 100 %
Skor maksimal

Tabel 3.8 Kriteria Keterampilan Berpikir


Persentase Kategori
85% < x ≤ 100% Sangat Baik
70% < x ≤ 85% Baik
55% < x ≤ 70% Cukup
40% < x ≤ 55% Kurang
0 < x ≤ 40% Sangat Kurang

Kemudian dilanjutkan dengan independent t tes atau manwhitney dan n-gain

menggunakan rumus yang sama pada angket motivasi


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengujian instrumen

4.1.1.1 Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi produt moment

untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang

ingin diukur sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya atau valid, uji validitas

dilakukan oleh dosen ahli diperoleh bahwa angket motivasi layak digunakan

dengan perbaikan, sedangkan pada uji coba instrumen didapatkan 29 item valid

karena sig < 0.05 sehingga angket motivasi layak digunakan sebagai instrumen.

Instrumen keterampilan proses sains dari validasi oleh dosen ahli menyatakan

bahwa layak digunakan dengan perbaikan sedangkan untuk uji coba didapatkan

kelima item soal memperoleh sig < 0.05 yang artinya instrumen layak digunakan

(Lampiran 2.)

4.1.1.2 Uji reliabilitas

Uji reliabel dimaksudkan untuk mengetahui kekonsistenan atau keajegan.

Teknik uji reliabel yang digunakan yaitu alpha cronbach mengukur objek yang

sama beberapa kali dan cenderung menghasilkan data yang relatif sama, pada

angket motivasi diperoleh nilai alpha cronbach 0.953 termasuk kategori sangat

reliabel, sedangkan untuk instrumen keterampilan proses sains diperoleh alpha

cronbach 0.650 termasuk kategori reliabel (Lampiran 2)

36
37

4.1.1.3 Tingkat kesukaran

Uji kesukaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana soal tersebut

mampu dijawab oleh siswa, soal yang baik yaitu apabila tingkat kesukarannya

bernilai 0.25-0.7 termasuk kategori sedang, pada instrumen keterampilan proses

sains diperoleh tingkat kesukaran 0.65 termasuk dalam kategori sedang (Lampiran

2)

4.1.1.4 Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal membedakan kelompok dalam aspek

yang diukur, dalam hal ini kemampuan soal membedakan kelompok yang

berkemampuan tinggi dan kelompok yang berkemampuan rendah, kelima item

istrumen keterampilan proses sains memperoleh tingkat kesukaran dalam kategori

sedang dan baik (Lampiran 2)

4.1.2 Uji prasyarat

4.1.2.1 Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kelompok

data sama atau tidak dengan menggunakan levene test, tujuan dari uji homogenitas

ini untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang sama

atau memiliki kemampuan yang sama. Setelah dilakukan uji homogenitas

menunjukkan signifikansi sebesar 0.00 < 0.05 yang berarti bahwa data tidak

homogen atau kelompok sampel tidak memiliki kemampuan yang sama.

(Lampiran 3)
38

Tabel 4.1 Uji Homogenitas

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

keterampilan proses Based on Mean 207.422 1 114 .000


sains
Based on Median 168.758 1 114 .000

Based on Median
168.758 1 109.884 .000
and with adjusted df

Based on trimmed
207.274 1 114 .000
mean

motivasi belajar Based on Mean 36.882 1 114 .000

Based on Median 36.145 1 114 .000

Based on Median
36.145 1 113.984 .000
and with adjusted df

Based on trimmed
35.547 1 114 .000
mean

4.1.2.2 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distrubisi data pada kelompok

Tabel 4.2 Uji Normalits

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
model
pembelajaran Statistic df Sig. Statistic df Sig.

keterampilan proses eksperimen .229 58 .000 .819 58 .000


sains
Control .176 58 .000 .952 58 .021

motivasi belajar eksperimen .170 58 .000 .896 58 .000

Control .232 58 .000 .795 58 .000

a. Lilliefors Significance Correction


sampel, sehingga dapat diketahui apakah data diambil dari populasi normal atau

tidak. (Lampiran 3)
39

4.1.3 Uji hipotesis

Pada pengujian dilakukan secara non parametric karena asumsi klasik tidak

terpenuhi, dilakukan uji manwhitney untuk mengetahui adanya pengaruh atau

perbedaan nyata antara pretes dan postest, sedangkan untuk perbedaan kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajarn brain based learning (BBL)

dengan kelas kontrol dengan model pembelajaran ceramah pada hasil

keterampilan proses sains dan motivasi belajar, adapun kriteria penerimaan

hipotesis yaitu

a) Apabila signifikansi > 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

b) Apabila signifikansi < 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

4.1.3.1 Keterampilan Proses Sains

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain Based

Learning (BBL) terhadap keterampilan proses sains

H1 : Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain Based Learning

(BBL) terhadap keterampilan proses sains


40

4.3 Uji Statistik Keterampilan Proses Sains

kps

Mann-Whitney U 3.500

Wilcoxon W 438.500

Z -6.560

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: model pembelajaran

Adapun signifikansi yang diperoleh yaitu 0.00 < 0.05, sehingga H 1

Diterima, yang berarti Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain

Based Learning (BBL) terhadap keterampilan proses sains (Lampiran 4)

4.1.3.2 Motivasi belajar

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain Based

Learning (BBL) terhadap motivasi belajar

H1 : Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain Based Learning

(BBL) terhadap motivasi belajar

Tabel 4.4 Uji Statistik Motivasi Belajar Siswa

motivasi belajar

Mann-Whitney U 75.500

Wilcoxon W 510.500

Z -5.372

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: model pembelajaran


41

Adapun signifikansi yang diperoleh yaitu 0.00 < 0.05, sehingga H 1

Diterima, yang berarti Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Brain

Based Learning (BBL) terhadap motivasi belajar (Lampiran 4)

4.1.4 Pengaruh brain based learning terhadap motivasi belajar siswa

Berdasarkan uji manwhitney menujukkan sig 0.00 < 0.005 (Lampiran 4)

yang berarti bahwa terdapat perbedaan atau pengaruh signifikan model

pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa, dengan rata-rata keterampilan

proses sains tertinggi pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan model Brain

Based Learnig.

4.1.4.1 Kelas kontrol (ceramah)

Pretes diberikan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dengan

memberikan angket yang terdiri dari 29 item pernyataan kemudian setelah itu

diberikan perlakuan berupa pembelajaran ceramah sebanyak tiga kali pertemuan

Motivasi
84.6
100
80 53.85
Jumlah siswa

60 41.72
40 13.79 11.54
20 0
0
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Pretest Postest
Konvensional
dilanjutkan dengan pengukuran kembali (postes) motivasi menggunakan angket,

adapun hasil motivasi belajar siswa yaitu:

Gambar 4.1. Motivasi belajar siswa (Kontrol)


42

Dari gambar 4.1 tampak bahwa pada pretes persentase kategori tinggi yaitu

13.79 % , kategori sedang 84.6% dan kategori rendah 11.54 %, sedangkan pada

postest kategori tinggi 53.85%, kategori sedang 41. 72 % dan 0% kategori rendah.

4.1.4.2 Kelas eksperimen (brain based learning)

Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran brain

based

learning setelah itu di evaluasi postest motivasi belajar siswa, adapun hasil yang

didapatkan yaitu:
Persentase (%)

Motivasi
90
100 69

50 24.1 6.9 10 0
0
Tinggi

Tinggi
Rendah

Rendah
Sedang

Sedang

Pretest Postest
Eksperimen

Gambar 4.2. Motivasi Belajar Siswa (Ekperimen)

Pada gambar 4.2 1defvtampak pada pretes kategori tinggi sebesar 24.1%,

kategori sedang 69%, dan kategori rendah 6.9%, sedangkan pada postest kategori

tinggi sebesar 90% kategori kategori sedang 10%, dan untuk kategori rendah 0%.

4.1.4.3 Perbandingan motivasi belajar kelas kontrol dan eksperimen

Adapun perbandingan rata-rata persentase motivasi belajar siswa antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen pada fase pretest dan postest yaitu sebagai

berikut:
43

Gambar 4.3. Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pada gambar 4.3 tampak perbedaan persetase rata-rata motivasi belajar

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran brain based learning dan

ceramah, baik pada pretes maupun postest, secara keseluruhan BBL memiliki

rata-rata persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan ceramah.

4.1.5 Keterampilan proses sains siswa (KPS)

Berdasarkan uji manwhitney menunjukkan bahwa sig 0.00 < 0.05 yang

berarti bahwa terdapat perbedaan atau pengaruh signifikan model pembelajaran

terhadap keterampilan proses sains siswa.

4.1.5.1 Kelas kontrol (ceramah)

Pengukuran keterampilan proses sains siwa dilakukan sebelum proses

pembelajaran dimulai (pretest) kemudian diberikan pembelajaran sebanyak tiga

kali dilanjutkan dengan postest, adapun hasil keterampilan proses sains siswa

yaitu:

Keterampilan Proses Sains79.31034482


75862
80
70 48.27586206
48.27586206
60 8965589655
Persentase (%)

50
40
30 10.3448275810.34482758
20 3.448275862 62069 62069
0 0 06897 0 0
10
0
SB B C K SK SB B C K SK
Pretest Postest
Konvensional
44

Gambar 4.4. Keterampilan Proses Sains (Kontrol)

Pada gambar 4.4 tampak perbedaan distribusi keterampilan proses sains,

pada pretes kategori sangat baik dan baik 0%, kategori cukup 48.28%, kategori

kurang 48.28%, dan kategori sangat kurang 3.45%, sedangkan pada postest

kategori sangat baik dan sangat kurang 0%, baik 10.34%, cukup 79.31%, kurang

10.34%.

4.1.5.2 Kelas eksperimen (brain based learning)

Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran

brain based learning, adapun hasil yang didapatkan yaitu:

Keterampilan Proses Sains


82.7586206 82.7586206
100 896552 896552
80
Persentase (%)

60
13.7931034 17.2413793
40
482759 3.44827586 103448
20 0 0 206897 0 0 0
0
SB B C K SK SB B C K SK
Pretest Posttest
Ekperimen

Gambar 4.5 Keterampilan Proses Sains (Eksperimen)

Pada gambar 4.5 tampak perbedaan keterampilan proses sains, untuk fase

pretest kategori sangat baik dan baik 0%, cukup 13.79%, kurang 82.76%, dan

sangat kurang 3.45%, sedangkan pada fase postest kategori sangat baik 82.76%,

baik 17.24%, cukup, kurang dan sangat kurang 0%.


45

4.1.5.3 Perbandingan keterampilan proses sains siswa kelas kontrol dan

eksperimen

Adapun perbandingan rata-rata persentase keterampilan proses sains kelas

kontrol dan eksperimen pada fase pretest dan postest yaitu:

Keterampilan Proses Sains


94.48
Persentase (%)

56.72 52.24 65.52


100

50

0
Pretest Postest
Kontrol (Ceramah) Eksperimen (BBL)

Gambar 4.6 Perbandingan Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan


Eksperimen
Pada gambar 4.6 tampak perbedaan persentase rata-rata keterampilan proses

sains siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran brain based learning

dan ceramah, baik pada pretes maupun postest, secara keseluruhan BBL memiliki

rata-rata persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan ceramah.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Brain based learning terhadap motivasi belajar

Penelitian menunjukkan motivasi belajar siswa kelas pada setiap indikator

yaitu pada indikator adanya hasrat dan minat untuk berhasil diperoleh persentase

pada kelas eksperimen lebih besar yaitu 90% , indikator ini menunjukkan siswa

memiliki keinginan untuk berprestasi dan mencapai tujuan sebaik mungkin tanpa

disuruh oleh orang lain, indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
46

lebih besar pada kelas eksperimen yaitu 89% menujukkan siswa dalam belajar,

memiliki kesadaran akan pentingya mengenai pembelajaran yang dilakukan,

sehingga semangat siswa besar dalam mencapai cita-citanya. Indikator adanya

harapan dan citi-cita masa depan pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dari

kelas kontrol yaitu 91%, menunjukkan siswa dalam melakukan pembelajaran

berorientasi pada cita-cita yang telah diinginkan oleh siswa, pada indikator adanya

penghargaan dalam belajar menunjukkan pada kelas eksperimen lebih besar dari

kelas kontrol yaitu 89% hal ini berarti siswa memerlukan dan menyenangi setiap

pencapaiannya dalam pembelajaran diberikan reinforcement positif, pada

indikator adanya kegiatan menarik dalam belajar menunjukkan hasil yang lebih

tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 89%, hal

ini berarti setiap proses pembelajaran yang menarik dan tidak monoton dan lebih

membuat siswa, maka siswa akan lebih termotivasi mengikuti proses

pembelajaran.

Model brain based learning memfasilitasi hal tersebut dengan menyajikan

proses pembelajaran yang mengaktifkan aktivitas siswa melalui game dan diskusi

dilanjutkan dengan visualisasi dari materi yang diajarkan, hal ini membuat siswa

lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Pada indikator adanya lingkungan yang

kondusif menunjukkan kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol yaitu 92%,

hal ini berarti siswa akan belajar dengan baik apabila lingkugan belajar dalam

keadaan yang tidak terjadi keributan. Sebaran kategori motivasi belajar siswa

tampak pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakukan (pretes) dominan

siswa berada pada kategori motivasi belajar yang sedang dan kategori tinggi,
47

sisanya pada kategori rendah, setelah diberikan perlakuan dan diukur kembali

(postets) terdapat siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, sedang, yang

artinya 90% siswa kategori sedang dan rendah pada pretes mejadi kategori

sedang dan tinggi pada postest, pada kelas kontrol sebaran motivasi belajar siswa

pada pretest kategori tinggi sedang dan rendah, setelah dilakukan perlakuan

kategori tinggi meningkat, kategori sedang turun yang berarti bahwa siswa pada

pretes yang berada pada kategori sedang mengalami peningkatan motivasi belajar

ke kategori tinggi atau siswa dari kategori rendah ke kategori sedang ataupun

tinggi pada fase postest kemudian dilihat dari perbadingan motivasi belajar siswa

berdasarakan fasenya yaitu pada fase pretest tampak perbedan tidak sampai 2%,

namun pada fase postes terdapat perbedaan lebih dari 20% dengan nilai tertinggi

pada kelas eksperimen, pada uji hipotesis menujukkan model pembelajaran brain

based learning (BBL) berpengaruh signifkan terhadap motivasi belajar.

Hasil-hasil diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran BBL lebih baik

dibandingkan ceramah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, motivasi

belajar merupakan kemauan, dorongan, niat, baik internal dan eksternal yang

mampu mengasosiasikan siswa dengan kegiatan akademik, dengan adanya

motivasi belajar akan membuat siswa lebih terdorong untuk memaksimalkan

keterlibatan dalam proses pembelajaran sehingga akan akan lebih bermakna.

Motivasi belajar ini bisa dipicu dengan membuat suatu proses pembelajaran yang

menyenangkan buat siswa, salah satunya adalah dengan model brain based

learning¸ model pembelajaran ini mampu menciptakan suasana belajar yang

nyaman dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan relaksasi dan


48

mengurangi bahkan menghilangkan rasa takut dan kecemasan siswa ketika

berhadapan dengan tantangan belajar, hal ini juga terbukti saat proses

pembelajaran berlansung siswa cenderung mengajukan berbagai pertanyaan dan

aktif dalam menanggapi pendapat teman sekelasnya ataupun merespon stimulus

yang diberikan oleh guru.

Hamalik (2011), mengemukakan bahwa brain based learning memfasilitasi

proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam menemukan

pengetahuan mereak tentang topik yang sedang dipelajari, dengan keterlibatan

siswa pada proses pembelajaran akan menambah motivasi belajar siswa

sebagaimana pendapat dari Dermitzaki, dkk., 2013; Furio dkk., 2015; Serio dkk.,

2013 bahwa tingkat motivasi siswa mencerminkan keterlibatan dan kontribusi

mereka dalam lingkungan belajar, siswa yang aktif dan bermotivasi tinggi akn

spontan terkibat dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini bersesuaian dengan hasil penelitian Lestari (2014), yaitu motivasi

belajar siswa yang diajar menggunakan BBL menujukkan sikap positif .jika

melihat secara keseluruhan nilai dari kelas kontrol berada dibawah kelas

eksperimen hal tersebut disebabkan model pembelajaran ceramah mengakibatkan

siswa menjadi tidak aktif pada proses pembelajaran, guru cenderung menguasai

kelas dan tidak bertindak sebagai fasilitator sehingga pembelajaran berpusat pada

guru bukan pada siswa.

4.2.2 Brain based learning terhadap keterampilan proses sains

Persebaran ketegori keterampilan proses sains siswa, pada kelas eksperimen

fase pretest tampak didominasi oleh kategori kurang, cukup, sangat kurang, sangat
49

baik dan baik, setelah diberi perlakuan dan dilihat hasi postets menunjukan terjadi

perubahan distribusi keterampilan proses sains yaitu pada kategori sangat baik dan

baik hal ini menunjukkan bahwa siswa yang sebelumnya berada pada ketegori

cukup, kurang dan sangat kurang mengalami kenaikan keterampilan proses sains

setelah diberi pembelajaran menggunakan model brain based learning.

Pada kelas kontrol fase pretest tampak didominasi oleh kategori cukup dan

kurang dengan persentase yang sama, sangat kurang, sangat baik dan baik,

setelah diberi perlakuan dan dilihat hasi postets menunjukan terjadi perubahan

distribusi keterampilan proses sains yang mana hasil postets menunjukkan

keterampilan proses sains menggunakan model pembelajaran ceramah didominasi

oleh kategori sangat baik dan baik. Perbandingan rata-rata keterampilan proses

sains kelas ekperiman dan kontrol pada fase pretest terdapat perbedaan sebesar

4.48% sedangkan pada fase postest terdapat perbedaan sebesar 28.96%, hasil uji

hipotesis juga menunjukkan terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran

brain based learning (BBL) terhadap keterampilan proses sains.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran brain

based learning efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains, yang

merupakan suatu bentuk keterampilan prosedur, kebiasaan berpikir, dan

penyelidikan ilmiah, keterampilan sains memberikan kepada siswa untuk

mengamati, menangani hal-hal dan mengeksplorasi lingkungan (Ango, 2002) hal

ini bisa dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran brains based laerning

disebabkan model pembelajran BBL menuntut siswa aktif menemukan

pengetahuan mereka mereka tentang topik yang sedang dipelajari sehingga


50

mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivas yang mendorong interaksi

siswa dengan teman sekelas, guru dan lingkungan sekitar sebagaimana yang

tercermin dalam sintaksnya yaitu Pra-paparan, pada fase ini guru membuka

pembelajaran dengan memberikan salam dan kemudian mengajak siswa untuk

berdoa sebagai bentuk perilaku yang baik, setelah itu siswa dicek kehadiranya,

kemudian dilanjutkan dengan pengulangan kembali materi sebelumnya melalui

penjelasan oleh guru, diikuti pertanyaan-pertanyaan untuk memancing kembali

ingatan siswa terhadap materi sebelumnya, tampak siswa antusias dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan, kemudian dilanjutkan dengan game lawan

kata, yaitu game untuk memusatkan fokus siswa agar bisa mengikuti

pembelajaran dengan maksimal siswa menjawab absen dan siswa tampak antusias

dalam mengikuti permainan opposite untuk memfokuskan otak dan perhatiannya,

pada tahap persiapan (memancing keingintahuan) siswa memperhatikan tujuan

pembelajaran agar arah pembelaran menjadi jelas dan siswa menjadi berorientasi

mencapai tujuan, setelah itu guru menjelaskan gambaran umum dan manfaat

mengenai materi dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari untuk miningkatkan

motivasi untuk mempelajari materi yang diajar dan diikuti pertanyaan dan siswa

berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, inisiasi dan

akuisisi (menciptakan koneksi neuron otak) pada fase diberikan banyak konten-

konten pembelajaran, kemudian siswa diberikan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) untuk dikerjakan, siswa tampak bersemangat mengerjakan pertanyaan

pada LKPD dan aktif bertanya pada guru mengenai hal yang tidak dipahami,

kemudian elaborasi (mengelolah informasi), pada fase ini siswa diminta untuk
51

mempresentasikan hasil kerjanya, dan siswa lain diminta untuk menanggapi dan

memberikan pertanyaan, tampak siswa aktif dalam berdiskusi dengan temannya

dengan mengajukan pertanyaan dan maupun menjawab pertanyaan-pertanyaan,

inkubasi dan pengkodean memori (mengedepankan pengetahuan) pada tahap ini

waktu istirahat dan waktu pengulangan kembali menjadi sebuah hal yang penting

dan sangat ditekankan, siswa memperhatikan video yang ditampilkan oleh guru

untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa pada materi, kemudian melakuka

verifikasi dan pengecekan, pada tahap guru melakukan evaluasi pengetahuan

siswa untuk mengecek pemahaman siswa, selanjutnya pada tahap ini selebrasi

dan integrasi (melibatkan emosi), pada tahap ini, sangat penting untuk melibatkan

emosi. Tahap ini menanamkan arti penting akan rasa kecintaan terhadap belajar,

guru menunjuk siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memperhatikan

penjelasan guru dan diikuti yel-yel dan tepuk tangan bersama sebagai bentuk

penghargaan atas apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran (Kuswidi,

2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra

(2020), bahwa model BBL memilki rata-rata keterampilan sains yang lebih tinggi

dibandingkan dengan direct inttructions.


52
Motivasi
90
61.83 69.41
Persetase (%)

100 63.2

50

0
Pretest Postest

Kontrol (Ceramah) Eksperimen (BBL)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Pendekatan brain based learning (BBL) berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan keterampilan proses sains dibandingkan dengan model ceramah

2. Pendekatan brain based learning (BBL) berpengaruh signifikan motivasi

yang lebih baik dibandingkan dengan model ceramah

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, sebagai perbaikan dan peningkatan dalam

pembelajaran biologi saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk kepala sekolah menjadi acuan membentuk kebijakan untuk

memaksimalkan penggunaan model brain based learning dalam proses

52
pembelajaran dengan cara meningkatan kompetensi guru dalam menerapkan

model BBL melalui pelatihan.

2. Bagi guru diharapkan model pembelajaran brain based learning menjadi

salah satu alternative yang bisa diterapkan di kelas untuk meningkatkan

motivasi belajar dan keterampilan proses sains siswa

53
54

3. Peneliti lain hendaknya meneliti dengan menambahkan variable-variabel lain

yang diduga berpengaruh terhadap motivasi belajar dan keterampilan proses

sains dan mencobanya pada materi-materi yang lain.


55

DAFTAR PUSTAKA

A. R, S., & Damaianti, V. S. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa. PT.


Remaja Rosdakarya.
Aemu, L., Kim, Y., & Lee, Y. (2008). A Web-based program to motivate
underachievers learning number sense. International Journal of Instructional
Media, 35(2), 185–194.
Aina, Kola, J., & Olu, M. (2018). The application of brain-based learning
paradigma in science education, Nigeria: A Review. Journal of Scientific and
Engineering Research, 5(7), 325–331.
Ainley, M., & Ainley, J. (2011). Student engagement with science in early
adolescence: The contribution of enjoyment to students’ continuing interest
in learning about science. Contemporary Educational Psychology, 36(1), 4–
12.
Ango, M. (2002). Mastery of science rocess skills and their effective use in the
teaching of science: An educology of science education in the Nigerian
context. International Journal of Educology, 16(1), 11–30.
Annisa, M., Yulinda, R., & Wahid, S. M. Al. (2017). The analysis of science
process skills on natural science questions at elementary schools in tarakan.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 100, 298–
301.
Bhakti, Y. B., & Dwi Astuti, I. A. (2018). The influence process of science skill
and motivation learning with creativity learn. Journal of Education and
Learning (EduLearn), 12(1), 30–35.
Broussard, S. C., & Garrison, M. E. B. (2004). The relationship between
classroom motivation and academic achievement in elementary-school-aged
children. Family and Consumer Sciences Research Journal, 33(2), 106–120.
Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam
pembelajaran sains sekolah dasar. Departemen Pendidikan Nasional.
Cook, D. A., & Artino, A. R. (2016). Motivation to learn: an overview of
contemporary theories. Medical Education, 50(10), 997–1014.
Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. PT Pustaka Pelajar.
Dahar, R. W. (2011). Teori belajar dan pembelajaran. Erlangga.
Das, S. W. H. (2018). The character education of early childhood : Brain-based
56

teaching approach. Advances in Social Science, Education and Humanities


Research, 231, 25–28.
Depdiknas. (2006). Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2006 (pp. 1–35). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DePorter, B., & Hernacki, M. (2015). Quantum learning = Membiasakan belajar
nyaman dan menyenangkan. Kaifa.
Dermitzaki, I., Stavroussi, P., Vavougios, D., & Kotsis, K. T. (2013). Adaptation
of the students’ motivation towards science learning (SMTSL) questionnaire
in the greek language. European Journal of Psychology of Education, 28(3),
747–766.
Diani, H., Irwandani, & Fujiani, D. (2019). Pembelajaran fisika dengan model
brain based learning (BBL): Dampak pada keterampilan berpikir kritis.
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 02(3), 344–352.
Diella, D., Ardiansyah, R., & Suhendi, H. Y. (2019). Pelatihan pengembangan
LKPD berbasis keterampilan proses sains ( KPS ) dan penyusunan instrumen
asesmen KPS bagi Guru IPA. Jurnal Publikasi Pendidikan, 9(1), 7–11.
Djamarah, dkk. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Duruk, U., Akgün, A., Doğan, C., & Gülsuyu, F. (2017). Examining the learning
outcomes included in the turkish science curriculum in terms of science
process skills : A document analysis with standards-based assessment.
International Journal of Environmental and Science Education, 12(2), 117–
142.
Eastern, J. S. (2009). Making learning fun. In Skin & Allergy News (Vol. 40, Issue
10, p. 41).
ElAdl, A. M., & Saad, M. A. E. (2019). Effect of brain-based learning program on
working memory and academic motivation among thent grade Omains
students. International Journal of Psycho-Educational Sciences, 8(1), 42–50.
Furió, D., Juan, M. C., Seguí, I., & Vivó, R. (2015). Mobile learning vs.
traditional classroom lessons: A comparative study. Journal of Computer
Assisted Learning, 31(3), 189–201.
Given, B. K. (2007). Brain-based teaching: Merancang kegiatan belajar
mengajar yang melibatkan otak, emosional, sosial, kognitif, kinestetis,
reflektif. Kaifa.
Gladys, J. U., Stella, D. G., & Omobolanle, G. B. (2018). Effect of brain-based
learning model on colleges of education students’ retention and attitude in
“Current Electricity” in Taraba State, Nigeria. Journal of Education, Society
and Behavioural Science, 25(2), 1–15.
57

Glynn, S. M., Taasoobshirazi, G., & Brickman, P. (2007). Non science majors
learning science: A Theoretical model of motivation. Journal of Research in
Science Teaching, 44(8), 1088–1107.
Glynn, S. M., Taasoobshirazi, G., & Brickman, P. (2009). Science motivation
questionnaire: Construct validation with nonscience majors. Journal of
Research in Science Teaching, 46(2), 127–146.
Gronlund, N. E. (1996). Contruction achievement test. Prentise-Hall.
Guay, F., Chanal, J., Ratelle, C. F., Marsh, H., Larose, S., & Boivin, M. (2010).
Intrinsic, identified, and kontrolled types of motivation for school subjects in
young elementary school children. British Journal of Educational
Psychology, 80(4), 711–735.
Hamalik, O. (2011). Proses belajar mengajar. PT. Bumi Aksara.
Harlen, W. (1999). Purposes and procedures for assessing science process skills.
International Journal of Phytoremediation, 21(1), 129–144.
Helmahria, Hamid, A., & Sunarti. (2017). Meningkatkan keterampilan proses
sains siswa dengan pendekatan brain based learning. Jurnal Inovasi
Pendidikan Sains, 8(1), 36–42.
Hermita, N., Ningsih, H. S., Alim, J. A., Alpusari, M., Putra, Z. H., Anggoro, S.,
& Wijaya, T. T. (2020). Developing science comics for elementary school
students on animal diversity. Solid Science Technology, 63(1s), 2492–2500.
www.solidstatetechnology.us
Irvine, J. (2018). A framework for comparing theories related to motivation in
education. Research in Higher Education Journal, 35, 1–30.
Iskandar, S. M. (1996). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Depdiknas.
Jensen, E. (2011). Pembelajaran berbasis otak. Indeks.
Karamustafaoğlu, S. (2011). Improving the science process skills ability of
science student teachers using diagrams. Eurasian J. Phys. Chem. Educ, 3(1),
26–38.
Kuswidi, I. (2015). Brain-based learning untuk meningkatkan literasi matematis
siswa iwan. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 195–202.
Legault, L., Green-Demers, I., & Pelletier, L. (2006). Why do high school
students lack motivation in the classroom? toward an understanding of
academic amotivation and the role of social support. Journal of Educational
Psychology, 98(3), 567–582.
Lestari, K. E. (2014). Implementasi brain-based learning untuk meningkatkan
kemampuan koneksi dan kemampuan berpikir kritis serta motivasi belajar
58

siswa SMP. Jurnal Pendidikan UNSIKA, 2(1), 36–46.


Mahmudah, U., & Sholahuddin, A. (2016). Pemanfaatan sumber belajar berbasis
lingkungan pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit
menggunaakn model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan motivasi,
pemahaman konsep, dan keterampilan proses sains siswa. Quantum, Jurnal
Inovasi Pendidikan Sains, 7(1), 46–54.
Main, J. D., & Rowe, M. B. (1993). The relation of locus ‐of ‐kontrol orientation
and task structure to problem‐solving performance of sixth‐grade student
pairs. Journal of Research in Science Teaching, 30(4), 401–426.
Middleton, J. A., & Spanias, P. A. (1999). Motivation for achievement in
mathematics: Findings, generalizations, and criticisms of the research.
Journal for Research in Mathematics Education, 30(1), 65–88.
Mulyeni, T., Martini, J., & Supriyanti, Y. (2019). Improving basic science process
skills through inquiry-based approach in learning science for early
elementary students. Journal of Turkish Science Education, 16(2), 187–201.
Mustiada, I. G. A. M., Agung, A. A. G., & Antari, N. N. M. (2014). Pengaruh
model pembelajaran BBL (brain based learning) bermuatan karakter terhadap
hasil belajar IPA. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
2(1).
Nehring, A., Nowak, K. H., zu Belzen, A. U., & Tiemann, R. (2015). Predicting
students’ skills in the context of scientific inquiry with cognitive,
motivational, and sociodemographic variables. International Journal of
Science Education, 37(9), 1343–1363.
Nur, I. R. D. (2016). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan
kemandirian belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran brain
based learning. Jurnal Pendidikan UNSIKA, 4(1), 26–41.
Oghyanous, P. A. (2017). The effect of brain-based teaching on young EFL
learners’ self-efficacy. English Language Teaching, 10(5), 158.
Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (2003). A motivational science perspective on
the role of student motivation in learning and teaching contexts. Journal of
Educational Psychology, 95(4), 667–686.
Rosenthal, H., & Wolters, C. A. (2000). The relation between students
motivational beliefs and their use of motivational regulation strategies.
International Journal of Educational Research, 33, 801–820.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Intrinsic and extrinsic motivations: Classic
definitions and new directions. Contemporary Educational Psychology,
25(1), 54–67.
59

Salem, A. A. M. S. (2017). Engaging ESP students with brain-based learning for


improved listening skills, vocabulary retention and motivation. English
Language Teaching, 10(12), 182–195.
Salsabila, N. H. (2017). Proses kognitif dalam pembelajaran bermakna. Prosiding
Konferensi Nasional Penelitian Matematika Dan Pembelajarannya
(KNPMP) II, 434–443.
Sani, A., Rochintaniawati, D., & Winarno, N. (2019). Enhancing students’
motivation through brain-based learning. Journal of Physics: Conference
Series, 1157(2), 1–5.
Sari, I. (2018). Dosen pogram studi manajemen fakultas sosial sains universitas
pembangunan panca budi. Jurnal Manajemen Tools, 9(1), 41–52.
Serio, Á. Di, Ibáñez, M. B., & Kloos, C. D. (2013). Impact of an augmented
reality system on students’ motivation for a visual art course. Computers and
Education, 68, 586–596.
Sevinc, B., Ozmen, H., & Yigit, N. (2011). Investigation of primary students’
motivation levels towards cience learning. Science Education International,
22(3), 218–232.
Shabatat, K., & Al-tarawneh, M. (2016). The impact of a teaching-learning
program based on a brain-based learning on the achievement of the female
students of 9 th grade in chemistry. Higher Education Studies, 6(2), 162–
173.
Sholahuddin, A., Yuanita, L., Supardi, Z. A. I., & Prahani, B. K. (2020). Applying
the cognitive style-based learning strategy in elementary schools to improve
students ’ science process skills. 17(2), 289–301.
Silberman, M. L. (2014). Active learning (101 cara belajar siswa aktif). Nuansa
Cendekia.
Sudjana, D., & Wijayanti, I. E. (2018). Analisis keterampilan metakognitif pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui model pembelajaran
pemecahan masalah. EduChemia (Jurnal Kimia Dan Pendidikan), 3(2), 206.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Alfabeta.
Suryawati, E., & Osman, K. (2018). Contextual Learning: Innovative Approach
Towards the Development of Students’ Scientific Attitude and Natural
Science Performance. Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education, 14(1), 61–76.
Tri, P. P. A. (2017). Efektivitas scientific approach with guided experiment pada
pembelajaran IPA untuk memperdayakan keterampilan proses sains siswa
60

sekolah dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 4(1), 19–26.


Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto. (2011). Model pembelajaran terpadu. Bumi Aksara.


Tuan, H. L., Chin, C. C., Tsai, C. C., & Cheng, S. F. (2005). Investigating the
effectiveness of inquiry instruction on the motivation of different learning
styles students. International Journal of Science and Mathematics Education,
3(4), 541–566.
Uno, H. B., & Masri. (2009). Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran: Sebuah
konsep pembelajaran berbasis kecerdasan. Bumi Aksara.
Velayutham, S., Aldridge, J., & Fraser, B. (2011). Development and validation of
an instrumen to measure students’ motivation and self-regulation in science
learning. International Journal of Science Education, 33(15), 2159–2179.
Walter, J. G., & Hart, J. (2009). Understanding the complexities of student
motivations in mathematics learning. Journal of Mathematical Behavior,
28(2–3), 162–170.
Zeidan, A. H., & Jayosi, M. R. (2015). Science process skills and attitudes toward
science among palestinian secondary school students. World Journal of
Education, 5(1), 13–24.
LAMPIRAN
62

Lampiran 1. Data hasil penelitian

KPS Kelas kontrol

Hasil
No. Nama Siswa KPS Kategori
Pretes
Amanda wulan
1 pratiwi 55 Kurang
2 Kirana putri anjani 50 Kurang
3 Ahmad faichal 55 Kurang
4 Aziz hardyawan 65 Cukup
5 Afiqa putri 60 Cukup
6 Hindun 65 Cukup
7 Afriansyah 55 Kurang
8 Siti sofianti 50 Kurang
Nabighah dwi
9 kurniawan 50 Kurang
10 Muslimah 50 Kurang
11 Milnam ramadhan 60 Cukup
12 Fairul nur fahmi 65 Cukup
13 Fadeli firmansyah 70 Cukup
Sangat
Aswandi
14 40 Kurang
15 Dhira melita sari 60 Cukup
16 Aditiya saputra 55 Kurang
17 Agung saputra 45 Kurang
M. Tri putra
18 marshandy 60 Cukup
19 Sahrul 50 Kurang
20 Eko saputra 60 Cukup
21 Rizaatul ahad 65 Cukup
22 Wiji sastra dumadi 65 Cukup
23 Muh ridwan al bugisy 65 Cukup
24 Taufik 55 Kurang
25 Alya dynara 50 Kurang
26 Airah juliana 65 Cukup
27 Rafli 45 Kurang
28 Yafi afandi 60 Cukup
29 Muh. Syawal 55 Kurang
jumlah 1645
rata- 56,7241
rata 4
63

Postes
Amanda wulan
1 pratiwi 60 Cukup
2 Kirana putri anjani 65 Cukup
3 Ahmad faichal 60 Cukup
4 Aziz hardyawan 70 Cukup
5 Afiqa putri 65 Cukup
6 Hindun 70 Cukup
7 Afriansyah 65 Cukup
8 Siti sofianti 60 Cukup
Nabighah dwi
9 kurniawan 60 Cukup
10 Muslimah 65 Cukup
11 Milnam ramadhan 65 Cukup
12 Fairul nur fahmi 70 Cukup
13 Fadeli firmansyah 80 Baik
14 Aswandi 50 Kurang
15 Dhira melita sari 85 Baik
16 Aditiya saputra 65 Cukup
17 Agung saputra 55 Kurang
M. Tri putra
18 marshandy 65 Cukup
19 Sahrul 60 Cukup
20 Eko saputra 65 Cukup
21 Rizaatul ahad 75 Baik
22 Wiji sastra dumadi 70 Cukup
23 Muh ridwan al bugisy 70 Cukup
24 Taufik 65 Cukup
25 Alya dynara 65 Cukup
26 Airah juliana 70 Cukup
27 Rafli 55 Kurang
28 Yafi afandi 65 Cukup
29 Muh. Syawal 65 Cukup
Jumlah 1900
65,5172
Rata-rata 4

KPS Kelas eksperimen

No. Nama Siswa Hasil KPS Kategori


Pretes
64

1 Fahri aprijal 50 Kurang


2 Muh. Firgi 55 Kurang
3 Ahlak Sultan Pratama 50 Kurang
4 Aira Juliyana 45 Kurang
Aswandi Sangat
5 40 Kurang
6 Daffa 45 Kurang
7 Eko Saputra 55 Kurang
8 Fitra 55 Kurang
9 Ikbal Syaputra 55 Kurang
10 Kamila Gadiza 55 Kurang
11 Khairun Nisa El Imtiyaz 55 Kurang
12 Moh. Fuad 50 Kurang
13 Moh. Holid 50 Kurang
14 Muslimah 60 Cukup
NUR AYIN PRATIWI
15 DAMA 55 Kurang
16 Nurlaela 50 Kurang
17 Nurul Ramadhani 55 Kurang
18 Raka Aditya Zidan 45 Kurang
19 Rido Sitorus 45 Kurang
20 Rifaldo 50 Kurang
21 Rizqatul Ahad 50 Kurang
22 Sahrul 55 Kurang
23 Wiji Sastra Dumadi 55 Kurang
24 Yafi Afandi 60 Cukup
25 Sudirno 60 Cukup
26 Wawan setiawan 55 Kurang
27 Muh. Yasin 45 Kurang
28 Nirwana 55 Kurang
29 Keysa saputri 60 Cukup
jumlah 1515
52,2413793
rata-rata 1
postes
1 Fahri aprijal 85 Baik
2 Muh. Firgi 80 Baik
3 Ahlak Sultan Pratama 90 Baik Sekali
4 Aira Juliyana 95 Baik Sekali
5 Aswandi 95 Baik Sekali
6 Daffa 95 Baik Sekali
65

7 Eko Saputra 100 Baik Sekali


8 Fitra 100 Baik Sekali
9 Ikbal Syaputra 100 Baik Sekali
10 Kamila Gadiza 100 Baik Sekali
11 Khairun Nisa El Imtiyaz 100 Baik Sekali
12 Moh. Fuad 95 Baik Sekali
13 Moh. Holid 85 Baik
14 Muslimah 85 Baik
NUR AYIN PRATIWI
15 DAMA 95 Baik Sekali
16 Nurlaela 95 Baik Sekali
17 Nurul Ramadhani 100 Baik Sekali
18 Raka Aditya Zidan 100 Baik Sekali
19 Rido Sitorus 100 Baik Sekali
20 Rifaldo 100 Baik Sekali
21 Rizqatul Ahad 95 Baik Sekali
22 Sahrul 85 Baik
23 Wiji Sastra Dumadi 90 Baik Sekali
24 Yafi Afandi 90 Baik Sekali
25 Sudirno 90 Baik Sekali
26 Wawan setiawan 100 Baik Sekali
27 Muh. Yasin 100 Baik Sekali
28 Nirwana 100 Baik Sekali
29 Keysa saputri 95 Baik Sekali
jumlah 2740
94,4827586
rata-rata 2
66

Motivasi kelas kontrol

K Nilai Pernyataan ke- Kat


N Jumlah Jum Rata- Persentas
Nama el 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Maks e (100%)
ego
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 lah rata ri
as 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pretest
Amanda
1 wulan 5 3 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 1 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 116 2,58620 64,655172 Sed
pratiwi 75 7 41 ang
Kirana putri 2,10344 52,586206 Sed
2 5 4 2 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 2 4 4 4 116
anjani 61 8 9 ang
Ahmad 2,65517 66,379310 Sed
3 5 4 3 4 4 3 4 2 1 1 3 4 3 1 1 2 4 1 3 2 4 2 1 3 4 1 4 2 2 4 116
faichal 77 2 34 ang
Aziz 65,517241 Sed
4 5 3 4 3 4 3 4 1 4 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 4 4 4 4 1 4 3 4 3 116
hardyawan 76 2,62069 38 ang
2,65517 66,379310 Sed
5 Afiqa putri 5 4 2 2 2 2 4 1 4 1 3 4 1 1 1 1 1 3 1 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 116
77 2 34 ang
2,44827 61,206896 Sed
6 Hindun 5 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 1 1 1 4 1 1 2 2 2 4 4 1 4 4 1 1 1 116
71 6 55 ang
2,48275 62,068965 Sed
7 Afriansyah 5 3 4 3 2 3 4 2 3 1 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 1 3 2 1 2 2 4 3 4 3 116
72 9 52 ang
2,58620 64,655172 Sed
8 Siti sofianti 5 3 4 2 2 4 2 4 4 3 4 2 2 2 2 4 3 3 1 1 1 4 4 2 1 1 1 1 4 4 116
75 7 41 ang
Nabighah
9 dwi 5 4 3 3 2 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 1 1 2 3 1 1 4 1 4 1 3 1 1 3 4 116 2,55172 63,793103 Sed
kurniawan 74 4 45 ang
1 65,517241 Sed
Muslimah 5 4 1 2 2 2 2 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 1 1 1 1 116
0 76 2,62069 38 ang
67

1 Milnam 65,517241 Sed


5 1 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 3 1 1 4 1 1 4 1 1 4 4 4 1 2 2 2 4 4 116
1 ramadhan 76 2,62069 38 ang
1 Fairul nur 2,51724 62,931034 Sed
5 3 2 3 2 2 2 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 3 4 1 3 3 1 1 1 1 1 1 116
2 fahmi 73 1 48 ang
1 Fadeli 3,27586 81,896551 Ting
5 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 1 1 4 4 4 4 116
3 firmansyah 95 2 72 gi
1 1,31034 32,758620 Ren
Aswandi 5 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 116
4 38 5 69 dah
1 Dhira 2,86206 71,551724 Ting
5 4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 1 1 1 1 3 4 116
5 melita sari 83 9 14 gi
1 Aditiya 1,31034 32,758620 Ren
5 4 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 116
6 saputra 38 5 69 dah
1 Agung 1,31034 32,758620 Ren
5 4 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 116
7 saputra 38 5 69 dah
1 M. Tri putra 65,517241 Sed
5 4 3 1 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 1 1 3 2 4 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 116
8 marshandy 76 2,62069 38 ang
1 2,41379 60,344827 Sed
Sahrul 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 2 1 4 1 3 1 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 116
9 70 3 59 ang
2 3,27586 81,896551 Ting
Eko saputra 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 1 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3 1 4 4 4 4 3 116
0 95 2 72 gi
2 Rizaatul 2,65517 66,379310 Sed
5 4 4 4 3 4 1 3 1 1 2 1 3 2 3 1 1 1 3 4 3 4 4 3 1 3 4 1 4 4 116
1 ahad 77 2 34 ang
2 Wiji sastra 2,41379 60,344827 Sed
5 4 4 4 4 3 1 1 1 4 1 3 2 1 4 1 1 2 3 1 1 4 3 3 1 3 4 1 1 4 116
2 dumadi 70 3 59 ang
2 Muh ridwan 65,517241 Sed
5 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 1 4 1 2 1 4 1 3 3 1 1 1 1 3 4 3 116
3 al bugisy 76 2,62069 38 ang
2 2,44827 61,206896 Sed
Taufik 5 3 2 4 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 1 2 2 1 1 3 1 4 4 3 4 4 116
4 71 6 55 ang
68

2 2,48275 62,068965 Sed


Alya dynara 5 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 4 1 1 4 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 116
5 72 9 52 ang
2 Airah 2,68965 67,241379 Ting
5 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 2 1 1 3 3 4 1 3 3 1 2 3 1 3 1 116
6 juliana 78 5 31 gi
2 2,41379 60,344827 Sed
Rafli 5 3 3 4 4 3 1 2 3 1 4 3 3 2 2 4 4 3 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3 116
7 70 3 59 ang
2 65,517241 Sed
Yafi afandi 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 1 1 3 1 1 3 3 1 1 4 1 1 3 116
8 76 2,62069 38 ang
2 Muh. 2,55172 63,793103 Sed
5 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 3 3 3 2 3 4 4 4 4 116
9 Syawal 74 4 45 ang
Postest
Amanda
3
wulan 5 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 2 2 2 1 1 1 3 3 1 4 4 1 2 1 1 2 4 4 116 2,65517 66,379310 Sed
0
pratiwi 77 2 34 ang
3 Kirana putri 2,44827 61,206896 Sed
5 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 116
1 anjani 71 6 55 ang
3 Ahmad 2,75862 68,965517 Ting
5 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 2 1 1 1 1 1 4 1 3 4 3 1 4 3 4 4 4 116
2 faichal 80 1 24 gi
3 Aziz 2,72413 68,103448 Ting
5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 1 1 1 1 4 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 116
3 hardyawan 79 8 28 gi
3 3,17241 79,310344 Ting
Afiqa putri 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 1 1 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 116
4 92 4 83 gi
3 2,55172 63,793103 Sed
Hindun 5 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 116
5 74 4 45 ang
3 3,41379 85,344827 Ting
Afriansyah 5 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 116
6 99 3 59 gi
3 65,517241 Sed
Siti sofianti 5 4 4 4 2 4 4 3 3 4 1 4 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 116
7 76 2,62069 38 ang
69

Nabighah
3
dwi 5 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 1 1 1 1 2 2 4 1 1 4 2 1 1 4 4 116 2,58620 64,655172 Sed
8
kurniawan 75 7 41 ang
3 3,20689 80,172413 Ting
Muslimah 5 3 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 116
9 93 7 79 gi
4 Milnam 2,72413 68,103448 Ting
5 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 1 1 3 3 3 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 4 116
0 ramadhan 79 8 28 gi
4 Fairul nur 2,58620 64,655172 Sed
5 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 2 4 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 116
1 fahmi 75 7 41 ang
4 Fadeli 3,34482 83,620689 Ting
5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 1 1 3 2 3 4 116
2 firmansyah 97 8 66 gi
4 2,51724 62,931034 Sed
Aswandi 5 3 2 2 4 4 4 4 3 1 1 1 1 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 1 1 1 1 1 1 4 116
3 73 1 48 ang
4 Dhira 2,93103 73,275862 Ting
5 3 4 4 4 2 3 1 1 3 1 1 3 2 1 4 4 1 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 116
4 melita sari 85 4 07 gi
4 Aditiya 2,48275 62,068965 Sed
5 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 4 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 116
5 saputra 72 9 52 ang
4 Agung 2,65517 66,379310 Sed
5 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 1 2 2 1 1 1 3 3 1 4 3 1 1 1 1 4 4 4 116
6 saputra 77 2 34 ang
4 M. Tri putra 2,72413 68,103448 Ting
5 3 3 3 1 3 3 1 4 1 3 1 3 1 3 4 1 3 4 4 4 3 4 3 1 3 1 4 4 3 116
7 marshandy 79 8 28 gi
4 2,64285 63,793103 Sed
Sahrul 5 4 4 2 3 4 3 3 4 4 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 3 3 2 1 4 4 116
8 74 7 45 ang
4 84,482758 Ting
Eko saputra 5 1 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 116
9 98 3,37931 62 gi
5 Rizaatul 2,75862 68,965517 Ting
5 2 3 2 3 4 3 1 1 3 4 3 3 2 1 3 1 1 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 116
0 ahad 80 1 24 gi
5 Wiji sastra 5 3 3 4 4 1 4 1 1 1 1 4 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 2 4 116 77 2,65517 66,379310 Sed
70

1 dumadi 2 34 ang
5 Muh ridwan 2,79310 69,827586 Ting
5 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 1 1 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 116
2 al bugisy 81 3 21 gi
5 65,517241 Sed
Taufik 5 1 1 1 2 3 4 3 3 1 4 3 3 2 2 4 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 116
3 76 2,62069 38 ang
5 2,65517 66,379310 Sed
Alya dynara 5 4 3 3 4 3 3 1 1 1 4 1 4 4 3 1 1 1 4 3 2 4 1 3 4 1 4 3 3 3 116
4 77 2 34 ang
5 Airah 2,89655 72,413793 Ting
5 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 2 1 4 4 1 1 1 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 116
5 juliana 84 2 1 gi
5 65,517241 Sed
Rafli 5 3 3 3 4 4 4 2 2 3 1 4 1 1 3 4 4 3 4 4 1 3 2 2 2 2 1 2 1 3 116
6 76 2,62069 38 ang
5 2,65517 66,379310 Sed
Yafi afandi 5 3 4 4 2 2 4 1 1 1 1 4 1 2 3 3 1 3 3 4 1 3 1 3 2 4 4 4 4 4 116
7 77 2 34 ang
5 Muh. 2,82758 70,689655 Ting
5 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 1 1 4 4 1 3 1 3 4 1 4 1 1 4 4 4 116
8 Syawal 82 6 17 gi
152,3
Jumlah 4415 325
76,12
Rata-rata 069

Motivasi kelas eksperimen

Nama K Nilai Pernyataan ke- Jumla Ju Rat Persen Kat


71

el 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 h mla a- tase ego


as 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Maks h rata (%) ri
Pretest
2,62 65,5172 Seda
76
1 Fahri aprijal 5 2 3 2 4 2 3 3 1 1 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 116 069 4138 ng
5 2,31
67 034 57,7586 Seda
2 Muh. Firgi 1 1 1 2 2 2 4 2 4 2 4 4 2 4 1 1 1 1 4 4 1 1 4 4 3 1 1 1 4 116 5 2069 ng
Ahlak Sultan 5 2,48
Pratama 72 275 62,0689 Seda
3 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 3 1 1 4 1 1 4 1 1 4 3 4 1 4 1 4 116 9 6552 ng
Aira Juliyana 5 3,10
90 344 77,5862 Ting
4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 2 3 4 4 4 1 2 2 2 4 3 4 116 8 069 gi
Aswandi 5 3,31
96 034 82,7586 Ting
5 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 1 1 3 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 116 5 2069 gi
Daffa 5 2,62 65,5172 Seda
76
6 4 4 4 1 1 1 4 1 2 2 2 4 1 4 4 1 3 4 1 4 1 4 1 4 1 1 4 4 4 116 069 4138 ng
Eko Saputra 5 1,27
37 586 31,8965 Ren
7 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 116 2 5172 dah
Fitra 5 1,31
38 034 32,7586 Ren
8 3 4 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 116 5 2069 dah
Ikbal Syaputra 5 2,34
68 482 58,6206 Seda
9 4 4 4 1 1 2 2 4 1 2 2 4 1 1 1 2 4 4 3 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4 116 8 8966 ng
72

Kamila Gadiza 5 2,44


1 71 827 61,2068 Seda
0 4 3 1 2 1 4 4 4 4 4 1 2 4 1 1 3 1 1 2 4 4 3 1 4 1 1 1 1 4 116 6 9655 ng
Khairun Nisa 5 2,86
1 El Imtiyaz 83 206 71,5517 Ting
1 4 4 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 116 9 2414 gi
Moh. Fuad 5 2,65
1 77 517 66,3793 Seda
2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 1 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 116 2 1034 ng
Moh. Holid 5 2,86
1 83 206 71,5517 Ting
3 4 4 1 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 4 4 116 9 2414 gi
Muslimah 5 2,55
1 74 172 63,7931 Seda
4 4 4 4 2 1 1 1 1 1 4 1 1 4 4 2 2 4 4 4 1 4 1 2 2 2 2 3 4 4 116 4 0345 ng
NUR AYIN 5 2,55
1 PRATIWI 74 172 63,7931 Seda
5 DAMA 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 4 2 1 1 1 2 2 2 2 4 2 1 1 1 4 4 2 4 4 116 4 0345 ng
Nurlaela 5 2,44
1 71 827 61,2068 Seda
6 2 4 2 4 1 1 1 2 4 2 4 1 1 1 4 1 4 2 4 4 3 4 3 4 1 1 1 1 4 116 6 9655 ng
Nurul 5 3,17
1 Ramadhani 92 241 79,3103 Ting
7 2 1 4 1 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 116 4 4483 gi
Raka Aditya 5 3,10
1 Zidan 90 344 77,5862 Ting
8 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 116 8 069 gi
1 Rido Sitorus 5 4 4 1 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 4 1 1 1 4 4 4 116 77 2,65 66,3793 Seda
517 1034 ng
73

9 2
Rifaldo 5 2,58
2 75 620 64,6551 Seda
0 4 2 2 1 4 1 4 4 3 3 3 2 4 1 4 4 1 3 1 1 1 4 2 1 1 3 4 3 4 116 7 7241 ng
Rizqatul Ahad 5 2,31
2 67 034 57,7586 Seda
1 4 3 1 2 2 2 4 1 1 3 4 1 4 1 4 3 4 3 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 116 5 2069 ng
Sahrul 5 2,27
2 66 586 56,8965 Seda
2 3 3 1 1 1 4 2 2 4 3 4 1 4 2 2 2 2 1 4 1 1 4 4 1 1 2 1 1 4 116 2 5172 ng
Wiji Sastra 5 2,34
2 Dumadi 68 482 58,6206 Seda
3 4 1 2 2 1 4 2 4 2 4 4 2 2 1 1 1 2 2 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 1 116 8 8966 ng
Yafi Afandi 5 2,51
2 73 724 62,9310 Seda
4 4 2 4 4 4 3 1 1 2 2 1 1 4 2 3 3 4 1 4 1 4 2 2 2 2 1 1 4 4 116 1 3448 ng
5 2,55
2 Sudirno 74 172 63,7931 Seda
5 4 4 2 1 2 1 4 2 4 2 4 2 3 4 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 4 116 4 0345 ng
5 2,58
Wawan
2 75 620 64,6551 Seda
setiawan
6 2 2 2 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 1 3 1 1 2 2 2 2 1 2 4 3 4 2 4 4 116 7 7241 ng
5 2,44
2 Muh. Yasin 71 827 61,2068 Seda
7 2 2 2 1 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 1 4 4 3 2 1 2 2 4 2 4 4 1 116 6 9655 ng
5 2,96
2 Nirwana 86 551 74,1379 Ting
8 4 2 2 4 3 3 4 4 1 4 1 1 4 1 4 4 4 3 4 3 4 1 1 1 4 4 4 3 4 116 7 3103 gi
2 Keysa saputri 5 4 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2 4 3 1 4 1 4 3 3 3 1 1 1 1 116 60 2,06 51,7241 Seda
74

896
9 6 3793 ng
Postest
5 3,24
3 137 81,0344 Ting
0 Fahri aprijal 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116 94 9 8276 gi
5 2,58
3 620 64,6551 Seda
1 Muh. Firgi 4 4 4 4 3 1 4 3 1 2 2 1 2 4 3 4 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 4 4 4 116 75 7 7241 ng
Ahlak Sultan 5 3,93
3 Pratama 103 98,2758 Ting
2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116 114 4 6207 gi
Aira Juliyana 5 3,75
3 862 93,9655 Ting
3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 116 109 1 1724 gi
Aswandi 5 3,82
3 758 95,6896 Ting
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 116 111 6 5517 gi
Daffa 5 3,72
3 413 93,1034 Ting
5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 116 108 8 4828 gi
Eko Saputra 5 3,89
3 655 97,4137 Ting
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116 113 2 931 gi
Fitra 5 2,51
3 724 62,9310 Seda
7 4 4 1 1 1 1 4 3 4 4 4 3 2 2 4 2 2 4 3 4 4 2 4 1 1 1 1 1 1 116 73 1 3448 ng
3 Ikbal Syaputra 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 116 112 3,86 96,5517 Ting
75

206
8 9 2414 gi
Kamila Gadiza 5 3,75
3 862 93,9655 Ting
9 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 116 109 1 1724 gi
Khairun Nisa 5 3,13
4 El Imtiyaz 793 78,4482 Ting
0 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 2 2 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 116 91 1 7586 gi
Moh. Fuad 5 3,82
4 758 95,6896 Ting
1 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116 111 6 5517 gi
4 Moh. Holid 5 3,37 84,4827 Ting
2 3 4 1 4 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 116 98 931 5862 gi
Muslimah 5 2,65
4 517 66,3793 Seda
3 4 4 4 1 1 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 4 3 4 1 1 1 1 1 116 77 2 1034 ng
NUR AYIN 5 3,86
4 PRATIWI 206 96,5517 Ting
4 DAMA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 116 112 9 2414 gi
Nurlaela 5 3,93
4 103 98,2758 Ting
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 116 114 4 6207 gi
Nurul 5 3,89
4 Ramadhani 655 97,4137 Ting
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 116 113 2 931 gi
Raka Aditya 5 3,82
4 Zidan 758 95,6896 Ting
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 116 111 6 5517 gi
76

Rido Sitorus 5 3,79


4 310 94,8275 Ting
8 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 116 110 3 8621 gi
Rifaldo 5 3,72
4 413 93,1034 Ting
9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 116 108 8 4828 gi
Rizqatul Ahad 5 3,79
5 310 94,8275 Ting
0 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 116 110 3 8621 gi
Sahrul 5 3,79
5 310 94,8275 Ting
1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116 110 3 8621 gi
Wiji Sastra 5 3,82
5 Dumadi 758 95,6896 Ting
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 116 111 6 5517 gi
5 Yafi Afandi 5 3,62 90,5172 Ting
3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 116 105 069 4138 gi
5 3,48
5 Sudirno 275 87,0689 Ting
4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 116 101 9 6552 gi
5 3,72
Wawan
5 413 93,1034 Ting
setiawan
5 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 116 108 8 4828 gi
5 3,75
5 Muh. Yasin 862 93,9655 Ting
6 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 116 109 1 1724 gi
5 3,65
5 Nirwana 517 91,3793 Ting
7 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 116 106 2 1034 gi
77

5 3,65
5 Keysa saputri 517 91,3793 Ting
8 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 116 106 2 1034 gi
177,
515 793
Jumlah 6 1
88,8 3,06
965 539
Rata-rata 5 8
78

Lampiran 2. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda

Validitas Tes

Correlations

uraian1 uraian2 uraian3 uraian4 uraian5 skortotal

uraian1 Pearson Correlation 1 .250 .431 .327 .089 .735**

Sig. (2-tailed) .369 .108 .235 .752 .002

N 15 15 15 15 15 15

uraian2 Pearson Correlation .250 1 .518* .050 .134 .550*

Sig. (2-tailed) .369 .048 .859 .635 .034

N 15 15 15 15 15 15

uraian3 Pearson Correlation .431 .518* 1 .312 .415 .829**

Sig. (2-tailed) .108 .048 .257 .124 .000

N 15 15 15 15 15 15

uraian4 Pearson Correlation .327 .050 .312 1 .242 .562*

Sig. (2-tailed) .235 .859 .257 .385 .029

N 15 15 15 15 15 15

uraian5 Pearson Correlation .089 .134 .415 .242 1 .537*

Sig. (2-tailed) .752 .635 .124 .385 .039

N 15 15 15 15 15 15

skortotal Pearson Correlation .735** .550* .829** .562* .537* 1

Sig. (2-tailed) .002 .034 .000 .029 .039

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Validitas Angket
79

Corr
elatio
ns

VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

VAR0 Pear
0001 son
.966* .659*
Corr 1 *
.381 .336 .494 .323 *
.271 .522* .461 .574* .474 .376 .216 .435 .264 .254 .376 .265 .321 .311 .287 .024 .414 .288 .359 .378 .166 .209 .539*
elati
on

Sig.
(2-
.000 .145 .204 .052 .223 .006 .311 .038 .072 .020 .064 .152 .423 .092 .324 .342 .151 .321 .225 .241 .281 .931 .111 .280 .172 .149 .538 .436 .038
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0002 son
.966*
Corr *
1 .442 .397 .555* .245 .598* .206 .428 .480 .474 .384 .347 .300 .489 .301 .189 .455 .179 .223 .363 .232 .094 .421 .351 .359 .274 .226 .223 .535*
elati
on

Sig. .000 .087 .128 .026 .360 .014 .445 .098 .060 .064 .142 .188 .258 .054 .258 .483 .077 .508 .407 .167 .388 .728 .104 .182 .173 .304 .401 .407 .040
(2-
taile
d)
80

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0003 son
.659* .739* -.00 .728* .636* .640*
Corr .381 .442 1 *
.332 .301 *
.593* .562* .216 .035 .244 *
.480 .618* .298 .620* .188 .172 .211 .269 * *
.332 .565* .424 .344 .213 .579*
9
elati
on

Sig.
(2-
.145 .087 .005 .209 .257 .001 .973 .015 .024 .423 .898 .363 .001 .060 .011 .263 .010 .486 .523 .434 .313 .008 .008 .209 .022 .102 .192 .429 .024
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0004 son
.659* .720* .631* .834* .750* .773* .790* -.02
Corr .336 .397 *
1 *
.043 .415 .036 * *
.165 .324 .077 *
.528* *
.554* *
.204 .271 .397 .361 .355 .385 .498* .476 .078 .155 .574*
7
elati
on

Sig.
(2-
.204 .128 .005 .002 .876 .110 .895 .009 .000 .542 .221 .778 .001 .036 .000 .026 .000 .449 .310 .127 .921 .169 .177 .141 .049 .062 .773 .567 .025
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .494 .555* .332 .720* 1 .263 .342 .263 .470 .716* .210 .432 .435 .511* .503* .510* .362 .530* .321 .308 .733* .213 .251 .584* .522* .538* .443 .320 .216 .619*
* * *
0005 son
Corr
elati
on
81

Sig.
(2-
.052 .026 .209 .002 .325 .195 .325 .066 .002 .435 .095 .092 .043 .047 .043 .168 .035 .226 .246 .001 .428 .348 .018 .038 .032 .086 .227 .421 .014
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0006 son
.706* .772* .917* .645* .670*
Corr .323 .245 .301 .043 .263 1 .564* *
.413 .288 .520* .541* *
.246 .409 .232 .569* .325 .493 .622* .323 *
.324 *
.545* .616* .588* .462 *
.639*
elati
on

Sig.
(2-
.223 .360 .257 .876 .325 .023 .002 .112 .279 .039 .030 .000 .358 .116 .387 .022 .219 .052 .010 .222 .000 .220 .007 .029 .011 .016 .071 .005 .010
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0007 son
.659* .739* .671* .661* .755* .669*
Corr *
.598* *
.415 .342 .564* 1 .215 *
.535* *
.505* .528* .411 .431 .403 .362 .406 .384 .513* .374 .431 .316 *
.271 .550* .596* .168 .187 *

elati
on

Sig.
(2-
.006 .014 .001 .110 .195 .023 .424 .004 .033 .005 .046 .036 .113 .096 .122 .168 .119 .142 .042 .154 .096 .233 .001 .309 .027 .015 .535 .489 .006
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15
82

VAR0 Pear
0008 son
-.00 .706* .693* .707* .806* .691* .722*
Corr .271 .206 .036 .263 *
.215 1 .500* .380 .588* .454 *
.167 .565* .325 .477 .447 *
.482 .352 *
.272 .238 *
.559* .494 .388 *
.600*
9
elati
on

Sig.
(2-
.311 .445 .973 .895 .325 .002 .424 .048 .146 .017 .077 .003 .536 .022 .220 .062 .082 .002 .059 .182 .000 .308 .374 .003 .024 .052 .138 .002 .018
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0009 son
.631* .671* .706* .624* .640* .716* .759* .737*
Corr .522* .428 .593* *
.470 .413 *
.500* 1 *
.532* .349 .366 .480 .568* .608* .516* * *
.417 .303 .434 .389 .473 .496 * *
.197 .334 *

elati
on

Sig.
(2-
.038 .098 .015 .009 .066 .112 .004 .048 .002 .034 .185 .163 .060 .022 .013 .041 .010 .008 .108 .254 .093 .137 .065 .051 .002 .001 .465 .207 .002
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .461 .480 .562* .834* .716* .288 .535* .380 .706* 1 .584* .547* .519* .841* .770* .909* .675* .730* .614* .587* .616* .291 .529* .451 .391 .535* .608* .317 .387 .822*
* * * * * * * * *
0010 son
Corr
elati
on
83

Sig.
(2-
.072 .060 .024 .000 .002 .279 .033 .146 .002 .018 .028 .039 .000 .000 .000 .004 .001 .011 .017 .011 .274 .035 .079 .135 .033 .012 .231 .139 .000
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0011 son
.661* .738* .692* .641* .654* .760* .660*
Corr .574* .474 .216 .165 .210 .520* *
.588* .532* .584* 1 * *
.317 *
.477 .493 .330 * *
.375 .498* .174 .344 .184 .353 .596* .171 .390 *

elati
on

Sig.
(2-
.020 .064 .423 .542 .435 .039 .005 .017 .034 .018 .001 .003 .231 .007 .062 .052 .212 .006 .001 .152 .049 .519 .192 .494 .181 .015 .527 .135 .007
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0012 son
.738* .711* .792* -.14 -.12
Corr .474 .384 .035 .324 .432 .541* .505* .454 .349 .547* *
1 .515* .194 .381 .335 *
.378 .357 *
.445 .331 .289 .244 .275 .516* .321 .517*
5 0
elati
on

Sig.
(2-
.064 .142 .898 .221 .095 .030 .046 .077 .185 .028 .001 .041 .472 .146 .205 .002 .149 .174 .000 .085 .210 .592 .278 .363 .302 .041 .657 .226 .049
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15
84

VAR0 Pear
0013 son
.772* .693* .692* .730* .628* .669* .799* .684* .634* .714*
Corr .376 .347 .244 .077 .435 *
.528* *
.366 .519* *
.515* 1 .431 .566* .445 .367 .224 * * * *
.522* *
.397 .475 .478 *
.529* *

elati
on

Sig.
(2-
.152 .188 .363 .778 .092 .000 .036 .003 .163 .039 .003 .041 .095 .022 .084 .162 .404 .001 .009 .005 .000 .038 .003 .128 .063 .061 .008 .035 .003
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0014 son
.728* .750* .841* .726* .937* .658* .777* .687*
Corr .216 .300 * *
.511* .246 .411 .167 .480 *
.317 .194 .431 1 * *
.566* *
.437 .416 .408 .298 *
.454 .261 .457 .456 .549* .416 *

elati
on

Sig.
(2-
.423 .258 .001 .001 .043 .358 .113 .536 .060 .000 .231 .472 .095 .001 .000 .022 .006 .091 .109 .117 .263 .000 .077 .329 .075 .076 .028 .109 .005
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .435 .489 .480 .528* .503* .409 .431 .565* .568* .770* .641* .381 .566* .726* 1 .753* .553* .729* .577* .552* .405 .522* .528* .385 .538* .646* .628* .535* .673* .830*
* * * * * * * * *
0015 son
Corr
elati
on
85

Sig.
(2-
.092 .054 .060 .036 .047 .116 .096 .022 .022 .000 .007 .146 .022 .001 .001 .026 .001 .019 .026 .120 .038 .036 .141 .031 .007 .009 .033 .004 .000
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0016 son
.773* .909* .937* .753* .632* .708* .676* .718*
Corr .264 .301 .618* *
.510* .232 .403 .325 .608* *
.477 .335 .445 * *
1 * *
.553* .493 .405 .287 *
.342 .279 .453 .543* .427 .399 *

elati
on

Sig.
(2-
.324 .258 .011 .000 .043 .387 .122 .220 .013 .000 .062 .205 .084 .000 .001 .009 .002 .026 .053 .119 .281 .004 .195 .296 .078 .030 .099 .126 .003
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0017 son
.675* .711* .632* .639* .749* .638*
Corr .254 .189 .298 .554* .362 .569* .362 .477 .516* *
.493 *
.367 .566* .553* *
1 *
.422 *
.203 .460 .232 .199 .350 .452 *
.135 .622* .631*
elati
on

Sig.
(2-
.342 .483 .263 .026 .168 .022 .168 .062 .041 .004 .052 .002 .162 .022 .026 .009 .008 .103 .001 .450 .073 .386 .460 .183 .079 .008 .618 .010 .012
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15
86

VAR0 Pear
0018 son
.790* .624* .730* .658* .729* .708* .639* .737* .659* .687*
Corr .376 .455 .620* *
.530* .325 .406 .447 * *
.330 .378 .224 * * * *
1 .279 .319 .299 .320 .381 .274 * *
.483 .173 .556* *

elati
on

Sig.
(2-
.151 .077 .010 .000 .035 .219 .119 .082 .010 .001 .212 .149 .404 .006 .001 .002 .008 .296 .228 .261 .228 .145 .304 .001 .005 .058 .522 .025 .005
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0019 son
.707* .640* .654* .730* .667* .624* .681* .725*
Corr .265 .179 .188 .204 .321 .493 .384 * *
.614* *
.357 *
.437 .577* .553* .422 .279 1 *
.610* .563* *
.446 .389 .598* *
.575* .587* *

elati
on

Sig.
(2-
.321 .508 .486 .449 .226 .052 .142 .002 .008 .011 .006 .174 .001 .091 .019 .026 .103 .296 .005 .012 .023 .010 .084 .137 .014 .004 .020 .017 .002
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .321 .223 .172 .271 .308 .622* .513* .482 .417 .587* .760* .792* .628* .416 .552* .493 .749* .319 .667* 1 .490 .452 .295 .446 .221 .513* .792* .323 .609* .696*
* * * * * * *
0020 son
Corr
elati
on
87

Sig.
(2-
.225 .407 .523 .310 .246 .010 .042 .059 .108 .017 .001 .000 .009 .109 .026 .053 .001 .228 .005 .054 .079 .268 .084 .410 .042 .000 .223 .012 .004
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0021 son
.733* .669* .664*
Corr .311 .363 .211 .397 *
.323 .374 .352 .303 .616* .375 .445 *
.408 .405 .405 .203 .299 .610* .490 1 .239 .461 *
.473 .514* .391 .438 .316 .619*
elati
on

Sig.
(2-
.241 .167 .434 .127 .001 .222 .154 .182 .254 .011 .152 .085 .005 .117 .120 .119 .450 .261 .012 .054 .373 .072 .005 .065 .042 .134 .090 .234 .014
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0022 son
-.02 .917* .806* .799* .693*
Corr .287 .232 .269 .213 *
.431 *
.434 .291 .498* .331 *
.298 .522* .287 .460 .320 .563* .452 .239 1 .426 .526* .553* .560* .479 .585* *
.618*
7
elati
on

Sig.
(2-
.281 .388 .313 .921 .428 .000 .096 .000 .093 .274 .049 .210 .000 .263 .038 .281 .073 .228 .023 .079 .373 .100 .036 .026 .024 .060 .017 .003 .014
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15
88

VAR0 Pear
0023 son
.636* -.14 .777* .676* .624* .812*
Corr .024 .094 *
.361 .251 .324 .316 .272 .389 .529* .174 .522* *
.528* *
.232 .381 *
.295 .461 .426 1 .557* .340 .553* .399 *
.516* .591*
5
elati
on

Sig.
(2-
.931 .728 .008 .169 .348 .220 .233 .308 .137 .035 .519 .592 .038 .000 .036 .004 .386 .145 .010 .268 .072 .100 .025 .198 .026 .126 .000 .041 .020
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0024 son
.640* .645* .755* .684* .664* .704* .680*
Corr .414 .421 *
.355 .584* * *
.238 .473 .451 .344 .289 *
.454 .385 .342 .199 .274 .446 .446 *
.526* .557* 1 .438 *
.589* .575* .305 *

elati
on

Sig.
(2-
.111 .104 .008 .177 .018 .007 .001 .374 .065 .079 .192 .278 .003 .077 .141 .195 .460 .304 .084 .084 .005 .036 .025 .090 .002 .016 .020 .251 .005
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .288 .351 .332 .385 .522* .545* .271 .691* .496 .391 .184 .244 .397 .261 .538* .279 .350 .737* .389 .221 .473 .553* .340 .438 1 .814* .441 .358 .685* .620*
* * * *
0025 son
Corr
elati
on
89

Sig.
(2-
.280 .182 .209 .141 .038 .029 .309 .003 .051 .135 .494 .363 .128 .329 .031 .296 .183 .001 .137 .410 .065 .026 .198 .090 .000 .087 .173 .003 .014
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0026 son
.716* .646* .659* .704* .814* .826* .699* .819*
Corr .359 .359 .565* .498* .538* .616* .550* .559* *
.535* .353 .275 .475 .457 *
.453 .452 *
.598* .513* .514* .560* .553* * *
1 *
.545* * *

elati
on

Sig.
(2-
.172 .173 .022 .049 .032 .011 .027 .024 .002 .033 .181 .302 .063 .075 .007 .078 .079 .005 .014 .042 .042 .024 .026 .002 .000 .000 .029 .003 .000
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0027 son
.759* .628* .638* .681* .792* .826* .792*
Corr .378 .274 .424 .476 .443 .588* .596* .494 *
.608* .596* .516* .478 .456 *
.543* *
.483 * *
.391 .479 .399 .589* .441 *
1 .409 .578* *

elati
on

Sig.
(2-
.149 .304 .102 .062 .086 .016 .015 .052 .001 .012 .015 .041 .061 .076 .009 .030 .008 .058 .004 .000 .134 .060 .126 .016 .087 .000 .116 .019 .000
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15
90

VAR0 Pear
0028 son
-.12 .634* .812* .635*
Corr .166 .226 .344 .078 .320 .462 .168 .388 .197 .317 .171 *
.549* .535* .427 .135 .173 .575* .323 .438 .585* *
.575* .358 .545* .409 1 *
.548*
0
elati
on

Sig.
(2-
.538 .401 .192 .773 .227 .071 .535 .138 .465 .231 .527 .657 .008 .028 .033 .099 .618 .522 .020 .223 .090 .017 .000 .020 .173 .029 .116 .008 .035
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear
0029 son
.670* .722* .673* .693* .685* .699* .635* .672*
Corr .209 .223 .213 .155 .216 *
.187 *
.334 .387 .390 .321 .529* .416 *
.399 .622* .556* .587* .609* .316 *
.516* .305 * *
.578* *
1 *

elati
on

Sig.
(2-
.436 .407 .429 .567 .421 .005 .489 .002 .207 .139 .135 .226 .035 .109 .004 .126 .010 .025 .017 .012 .234 .003 .041 .251 .003 .003 .019 .008 .006
taile
d)

N 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15

VAR0 Pear .539* .535* .579* .574* .619* .639* .669* .600* .737* .822* .660* .517* .714* .687* .830* .718* .631* .687* .725* .696* .619* .618* .591* .680* .620* .819* .792* .548* .672* 1
* * * * * * * * * * * * * * *
0030 son
Corr
elati
on
91

Sig.
(2-
.038 .040 .024 .025 .014 .010 .006 .018 .002 .000 .007 .049 .003 .005 .000 .003 .012 .005 .002 .004 .014 .014 .020 .005 .014 .000 .000 .035 .006
taile
d)

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
92

Reliabilitas Tes

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.650 5

Reliabilitas Angket

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.953 29

Tingkat Kesukaran

Daya Pembeda
93

Lampiran 3. Uji Normalitas dan Homogenitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
model
pembelajaran Statistic df Sig. Statistic df Sig.

keterampilan proses eksperimen .229 58 .000 .819 58 .000


sains
kontrol .176 58 .000 .952 58 .021

motivasi belajar eksperimen .170 58 .000 .896 58 .000

kontrol .232 58 .000 .795 58 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

keterampilan proses Based on Mean 207.422 1 114 .000


sains
Based on Median 168.758 1 114 .000

Based on Median
168.758 1 109.884 .000
and with adjusted df

Based on trimmed
207.274 1 114 .000
mean

motivasi belajar Based on Mean 36.882 1 114 .000

Based on Median 36.145 1 114 .000

Based on Median
36.145 1 113.984 .000
and with adjusted df

Based on trimmed
35.547 1 114 .000
mean
94

Lampiran 4. Uji hipotesis

Keterampilan proses sain

Test Statisticsa

kps

Mann-Whitney U 3.500

Wilcoxon W 438.500

Z -6.560

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: model


pembelajaran

Motivasi belajar

Test Statisticsa

motivasi belajar

Mann-Whitney U 75.500

Wilcoxon W 510.500

Z -5.372

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: model pembelajaran


92

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

I. Kegiatan Pra-Pemaparan

Gambar 1. Guru Memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa

Gambar 2. Guru mengabsen siswa dan meminta siswa untuk mengisi absen

Gambar 3. Guru menanyakan Kembali mengenai materi sebelumnya


dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajara
93

II. Persiapan

Gambar 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan


gambaran tentang manfaat mempelajari materi

III. Inisiasi dan Akuisisi

Gambar 4. Memberikan LKPD pada masing-masing siswa

Gambar 5. Guru menjelaskan inti-inti materi


94

IV. Elaborasi

Gambar 6. Menunjuk beberapa siswa untuk mepresentasikan hasil


kerjanya diikuti pertanyaan tambahan atau sanggahan dari siswa lain
(diskusi)

V. Inkubasi dan Pengkodean Memori

Gambar 7. Menayangkan video atau gambar-gambar


terkait ekosistem
95

VI. Verivikasi dan Pengecekan Keyakinan

Gambar 8. Guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait ekosistem

VII. Selebrasi dan Integrasi

Gambar 9. Guru menunjuk siswa siswa untuk menyimpulkan


pembelajaran serta menutup pembelajaran dengan selebrasi yel-yel
96

Lampiran 6. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


DARING
Satuan Pendidikan : SDN INPRES BOYAOGE
Kelas / Semester : V (Lima) / Ganjil
Tema 5 : Ekosistem
Subtema 1 : Komponen Ekosistem
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPA & SBdP
Pembelajaran : 1

Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar Indikator


(KD)
KI 3. Memahami pengetahuan 3.5 Menganalisis 3.5.1 Melengkapi tabel
faktual dengan cara hubungan antar tentang klasifikasi hewan
mengamati, mendengar, komponen ekosistem berdasarkan jenis
melihat, membaca, dan dan jaring-jaring makanannya dan habitatnya
menanya berdasarkan rasa makanan di 3.5.2 menyebutkan hewan-
ingin tahu tentang dirinya, lingkungan sekitar hewan herbivora, karnivora,
mahluk ciptaan tuhan dan omnivora dan insectavora
kegiatannya dan benda-benda
dirumah dan sekolah
KI 4. Menyajikan pengetahuan 4.5 Membuat karya 4.5.1 Membuat bagan
faktual dalam bahasa yang tentang konsep tentang komponen
jelas dan logis dan sistematis, komponen ekosistem ekosistem berdasarkan
dalam karya yang estetis dalam dan jaring-jaring makanan dan habitatnya
gerakan yang mencerminkan makanan dalam
anak sehat, dan dalam tindakan suatu ekosistem
yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak
mulia.
97

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah diberi gambar siswa mampu mengklasifikasikan minimal 6 hewan
berdasarkan jenis makanan dan habitatnya
2. Dari gambar yang disajikan, siswa mampu menyebutkan minimal 2 hewan herbiora,
karnivora, omnivora dan insectavora
3. dari gambar tersebut, siswa mampu membuat bagan komponen ekosistem
berdasarkan jenis makanannya dan habitatya,minimal 2 hewan tiap komponen.

B. Materi Pembelajaran
Ekosistem

C. Pembelajaran
Model Pembelajaran : Brain Based Learning (BBL)
Pendekatan : Scintifik
Metode : Games

D. Media
Menggunakan zoom atau WA

E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Brain Based Deskripsi Kegiatan Alokasi


Learning Waktu
Pendahuluan Pra-pemaparan  Guru memberikan salam dan
mengajak semua siswa untuk berdoa
 Guru mengabsen siswa dan
menyuruh mengisi absen
98

 Guru menanyakan kembali


mengenai materi sebelumnya dan
mengaitkan materi yang akan
dipelajari
 Mempersiapkan otak siswa dengan
bermain games opposite.

Persiapan  Meyampaikan tujuan pembelajaran


 Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari materi tersebut

Inti Inisiasi dan  Memberikan LKPD pada masing-


Akuisisi masing siswa
 Menyampaikan inti-inti materi
pembelajaran
 Menyuruh siswa mengerjakan
LKPD pada bagian tabel hasil
pengamatan dan soal no. 1 dan 2
Elaborasi  Menunjuk beberapa siswa untuk
mepresentasikan hasil kerjanya
diikuti pertanyaan,tambahan, atau
sanggahan dari siswa yang lain
(diskusi)
 Guru membimbing siswa dalam
diskusi
Inkubasi dan  Menayangkan vidio atau gambar”
Pengkodean terkait ekosistem
Memori
Verifikasi dan  Guru mengajukan beberapa
Pengecekan pertanyan-pertanyaan terkait
Keyakinan ekosistem
Penutup Selebrasi dan  Guru menunjuk siswa untuk
Integrasi
99

menyimpulkan pembelajaran
 Guru memberikan penguatan
 Guru memberikan informasi
mengenai materi yang kan dipelajari
selanjutnya
 Guru menutup pembelajaran dengan
melakukan selebrasi yel-yel diakhiri
dengan tepuk tangan bersama

Pertemuan 2

Kegiatan Brain Based Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


Learning
Pendahuluan Pra-pemaparan  Guru memberikan
salam dan
mengajak semua
siswa untuk berdoa
 Guru mengabsen
siswa dan
menyuruh mengisi
absen
 Guru menanyakan
kembali mengenai
materi sebelumnya
 Mempersiapkan
otak siswa dengan
bermain games
opposite.

Persiapan  Meyampaikan
tujuan
pembelajaran
 Memberikan
100

gambaran tentang
manfaat
mempelajari
maeteri tersebut

Inti Inisiasi dan  Meberikan LKPD


Akuisisi pada masing-
masing siswa
 Menyampaikan
inti-inti materi
pembelajaran
 Menyuruh siswa
mengerjakan
LKPD soal no. 3
dan 4
Elaborasi  Menunjuk
beberapa siswa
untuk
mepresentasikan
hasil kerjanya
diikuti
pertanyaan,tambah
a, atau sanggahan
dari siswa yang
lain (diskusi)
 Guru membimbing
siswa dalam
diskusi
Inkubasi dan  Menayangkan
Pengkodean vidio atau gambar”
Memori terkait ekosistem

Verifikasi dan  Guru mengajukan


101

Pengecekan beberapa
Keyakinan pertanyan-
pertanyaan terkait
ekosistem
Penutup Selebrasi dan  Guru menunjuk
Integrasi siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran
 Guru memberikan
penguatan
 Guru memberikan
informasi
mengenai materi
yang kan dipelajari
selanjutnya
 Guru menutup
pembelajaran
dengan melakukan
selebrasi yel-yel
diakhiri dengan
tepuk tangan
bersama

Pertemuan 3

Kegiatan Brain Based Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


Learning
Pendahuluan Pra-pemaparan  Guru memberikan
salam dan
mengajak semua
siswa untuk berdoa
 Guru mengabsen
102

siswa dan
menyuruh mengisi
absen
 Guru menanyakan
kembali mengenai
materi sebelumnya
 Mempersiapkan
otak siswa dengan
bermain games
opposite.

Persiapan  Meyampaikan
tujuan
pembelajaran
 Memberikan
gambaran tentang
manfaat
mempelajari
maeteri tersebut

Inti Inisiasi dan  Meberikan LKPD


Akuisisi pada masing-
masing siswa
 Menyampaikan
inti-inti materi
pembelajaran
 Menyuruh siswa
mengerjakan
LKPD pada no.5
Elaborasi  Menunjuk
beberapa siswa
untuk
mepresentasikan
103

hasil kerjanya
diikuti
pertanyaan,tambah
a, atau sanggahan
dari siswa yang
lain (diskusi)
 Guru membimbing
siswa dalam
diskusi
Inkubasi dan  Menayangkan
Pengkodean vidio atau gambar”
Memori terkait ekosistem

Verifikasi dan  Guru mengajukan


Pengecekan beberapa
Keyakinan pertanyan-
pertanyaan terkait
ekosistem
Penutup Selebrasi dan  Guru menunjuk
Integrasi siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran
 Guru memberikan
penguatan
 Guru memberikan
informasi
mengenai matei
yang kan dipelajari
selanjutnya
 Guru menutup
pembelajaran
dengan melakukan
selebrasi yel-yel
104

diakhiri dengan
tepuk tangan
bersama
140

Lampiran 8. Angket Motivasi Belajar


141
142
143
144
145

Lampiran 9. Validasi instrumen


146
147
148
149
150
151

Lampiran 10. SK Pembimbing


152
153
154

Lampiran 11. Izin penelitian


155

Lampiran 12. Balasan penelitian


156

Lampiran 13. Biodata/ Curriculum vitae

VIII. UMUM
1. Nama : Surahmin S.Pd
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 12 April 1983
3. Nama Orang Tua
a. Ayah : Parto pali
b. Ibu : Sainem
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Cemangi Lorong 6

IX. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 1 Kaliwuluh
2. SMP : MTS Muhammadiyah Palu
3. SMA : MAN 1 Palu
4. PT : D2 STAIN Datokaraman Palu (2001-2003)
PGSD Kualifikasi S1 (2007-2011)
S2 Sains SD Universitas Tadulako (2019-2022)

Anda mungkin juga menyukai