Anda di halaman 1dari 304

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND

PRACTICE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


SPEAKING DAN VOCABULARY
(Studi Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI)
SMK Negeri 2 Lahat

TESIS

WIMBIKA HASTENSI
A2M018025

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister


Pendidikan pada Program Studi Pascasarjana (S2) Teknologi Pendidikan FKIP
Universitas Bengkulu

PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S2)


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU
2020
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Prof.Dr. Johanes Sapri, M,Pd. Dr. Turdjai, M.Pd.

Tanggal : Agustus 2020 Tanggal : Agustus 2020

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN TESIS

Koordinator Program,

Dr. Turdjai, M.Pd


Tanggal :

Nama Mahasiswa : Wimbika Hastensi

NIM : A2M018025

Tanggal Lulus : Agustus 2020

i
BUKTI PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS

JUDUL TESIS : Penerapan Metode Pembelajaran Drill And Practice Untuk


Meningkatkan Kemampuan Speaking dan Vocabulary (Studi
Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI SMKN 2 Lahat)

Nama : Wimbika Hastensi


NIM : A2M018025

Program Studi : Teknologi Pendidikan

Nama Tanda Tangan Tanggal

Penguji I
Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd
NIP. 196012121985031003

Penguji II
Dr. Turdjai, M.Pd.
NIP 195509051985031001

Penguji III
Prof.Bambang Sahono, M.Pd
NIP 195910151985031016

Penguji IV
Dr. Nina Kurniah,M.Pd
NIP 196210141986012001

Penguji V
Dr. Bayu Insanistyo,M.Pd
NIP 198310032008121003

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Patience is needed when you want to achieve a success


 Where there’s a will,There’s a way
 If he can do it,so can I
 Intelligence is not the determinant of success,but hard work is the real
determinant of your success
 Happiness is not how much money we have,but how much time we can
be thankfull
 Better to feel how hard education is at this time rather than fell the
bitterness of stupidity,later

Kupersembahkan kepada :
Orang tuaku terkasih Bahardi Syair dan Zurtiwijah yang menjadi sumber energi
terbesar dan motivator sejati dalam hidupku.
Suamiku tercinta Amin Barus yang selalu menyemangatiku dan
mendukungku dalam menyelesaikan studi pascasarjana ini.
Anandaku tersayang Khanum Cerelia dan Rio Mezianto yang menjadi kekuatan
dalam hidupku.
Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan nasehat demi kesuksesanku.
Sahabat sejati yang selalu mendukungku.
Almamater Universitas Bengkulu

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Pascasarjana (S2)
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu, seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Bengkulu, Agustus 2020


Nama Mahasiswa

Wimbika Hastensi

iv
KATA

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis


panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tesis berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Drill And
Practice untuk Meningkatkan Kemampuan speaking dan Vocabulary (Studi Pada
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI SMKN 2 Lahat)”. Tesis ini disusun untuk
melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada program studi Teknologi Pendidikan Universitas Bengkulu.
Dalam pendidikan ada proses pembelajaran. Proses pembelajaran memerlukan
sebuah metode pembelajaran yang berperan sebagai kerangka atau konsep prosuder
yang sistematis dalam suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks
pembelajaran Bahasa Inggris, metode pembelajaran drill and practice merupakan
proses pembelajaran yang memungkinkan siswa memahami permasalahan social
yang terjadi dilingkup ruang mereka, dan akhirnya dapat merasakan perasaan orang
lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian. Metode ini merupakan bentuk
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman untuk dapat berbicara
dan pemahaman untuk dapat berbicara dan bertindak dengan baik. Tesis ini sendiri
secara umum berisi tentang bagaimana penerapan metode pembelajaran Drill And
Practice mampu meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary siswa.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan
tesis ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis,
namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut
dapat terselesaikan dengan baik.

Bengkulu, Agustus 2020


Penulis

v
UCAPAN TERIMA

Dengan mengucapkan alhamdulillah,segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT,karena dengan rahmat dan hidayah-nya penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.Sholawat serta salam selalu kita curahkan pada Nabi
Muhammad SAW,keluarga,sahabat,dan pengikut beliau yang senantiasa mengikuti
ajaran beliau sampai akhir zaman. Tesis ini disusun untuk melengkapi salah satu
persyaratan dalam memperoleh gelar Magister dari Program Studi Pascasarjana (S2)
Teknologi Pendididkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu.

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2


Lahat,Kabupaten Lahat,Provinsi Sumatera Selatan. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan hambatan dalam penulisan tesis ini. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah menanamkan jasa dan budi baik kepada
penulis,sehingga tesis ini dapat selesai. Terima kasih penulis disampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc selaku Rektor Universitas Bengkulu yang telah
memberikan dukungan Program Magister Teknologi Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Alexon,M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas
terselenggaranya Program Majister Teknologi Pendidikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi pada program tersebut.
3. Dr.Turdjai, M.Pd selaku Ketua Program Magister Teknologi Pendidikan sekaligus
pembimbing 2 yang telah mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi pada program tersebut.
4. Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd selaku dosen pembimbing 1 yang telah banyak
membimbing dan merevisi penulisan tesis ini.
5. Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd selaku dosen di Program Pascasarjana
Universitas Bengkulu yang telah menjadi tempat penulis berkonsultasi
6. Seluruh dosen dan staf Program Magister Teknologi Pendidikan pada Program
Pascasarjana Universitas Bengkulu yang telah membekali ilmu dan membantu
penulis sehingga tesis ini dapat didelesaikan.
7. Kepada Kepala SMK Negeri 2 lahat Bapak Likwanyu,S.Pd.MM yang telah
memberi izin dalam melakukan penelitian disekolahnya.
8. Adindaku tersayang Lasmuhadi kurniawan,S.Pd yang sudah banyak membantuku
dalam penulisan tesis ini.

v
9. Ayunda ku Tillawari, M.Pd yang selalu membimbingku dan memberikan
masukan dalam menyelesaikan tesis ini.
10. Sahabat karibku sekaligus ayundaku Berthi Anggraini,S.Kom, M.Pd yang selalu
memberikan semangat dan dorongan dalam penulisan tesis ini.
11. Adindaku Nurhidayah,M.Pd yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
12. Kakandaku Noorman.M.Pd yang telah memberikan semangat dan arahan dalam
menyelesaikan tesis ini
13. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan kelancaran ananda dalam
menyelesaikan Program Pascasarjana ini.
14. Suamiku tersayang Amin Barus yang selalu memberikan dorongan
motivasi,pengertian dan selalu ada buat ku dalam menyelesaikan Program
Pascasarjana ini.
15. Ananda – anandaku tersayang Rio Mezianto dan Khanum Cerelia yang selalu
pengertian terhadap kesibukan mama.
16. Keluarga besarku yang dicurup/bengkulu yang sudah mendukungku dalam
menyelesaikan Program Pascasarjana ini.
17. Teman – Teman seperjuangan yang telah saling mendukung dan memotivasi
terselesainya tesis ini.
Kami menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan,diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan masukan dan saran
yang membangun kesempurnaan tesis ini.
Harapan penulis,semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran dilingkungan pendididkan kita.

Bengkulu, 2020
Penulis

v
ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SPEAKING DAN VOCABULARY
(Studi Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas
XI SMK Negeri 2 Lahat)

Program Studi Pascasarjana (S2) Teknologi Pendidikan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya
Kandang Limun Bengkulu Email:wimbikacurup78@gmail.com Hp.
082184433402

WIMBIKA HASTENSI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran


Drill and Practice untuk meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary
siswa kelas XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat . Rancangan penelitian adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart, yang dilanjutkan dengan kuasi
eksperimen. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI OTKP 1 semester genap
tahun pelajaran 2019/2020 SMK Negeri 2 Lahat. Untuk sampel kuasi eksperimen
adalah kelas XI OTKP 1 dan OTKP 3. Penelitian tindakan kelas berjumlah 25 siswa,
untuk kelas eksperimen berjumlah 25 siswa dan kelas kontrol berjumlah 25
siswa.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar penelitian.
Analisis data menggunakan rata-rata (mean) persentase dan uji-t. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode Drill And Practice dapat
meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary siswa.

Kata kunci : Drill And Practice, Speaking, Vocabulary,

v
ABSTRACT

THE APPLICATION OF DRILL AND PRACTICE


LEARNING METHOD TO INCREASE THE ABILITY
ON SPEAKING AND VOCABULARY
(The Study of English Language Grade XI at SMKN 2 Lahat)

Program Studi Pascasarjana (S2) Teknologi Pendidikan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya
Kandang Limun Bengkulu Email:wimbikacurup78@gmail.com Hp.
082184433402

WIMBIKA HASTENSI

The research purpose is to describe the application of Drill and Practice


learning methods to improve the speaking and vocabulary skills of students of class
XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat. The study design was the Classroom Action
Research (CAR) model of Kemmis and Taggart, which was followed by a quasi
experiment. The research subjects were students of class XI OTKP 1 even semester
of the 2019/2020 school year SMK Negeri 2 Lahat. For quasi-experimental samples
are class XI OTKP 1 and OTKP 3. Classroom action research totaling 25 students,
for the experimental class totaling 25 students and the control class totaling 25
students. Data collection techniques in this research used a research sheet. Data
analysis uses mean (percentage) percentages and t-tests. The conclusion of this
research indicate that the application of the Drill And Practice method can improve
students' speaking and vocabulary abilities

Keywords : Drill And Practice,Speaking, Vocabulary,

i
RINGKASAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SPEAKING DAN VOCABULARY
(Studi Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMKN 2 Lahat)

WIMBIKA HASTENSI

Pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan bahasa sesuai dengan Standar Kompetensi yaitu: mendengarkan
(listening), membaca (reading), menulis (writing) dan yang terakhir berbicara
(speaking). Keempat keterampilan diatas hendaknya dapat disampaikan guru dengan
strategi pembelajaran menarik yang dapat mengembangkan pemahaman dan
keterampilan siswa.
Keterampilan speaking Bahasa Inggris bukan merupakan suatu hal yang
mudah untuk dipelajari bagi siswa karena masih merupakan bahasa yang asing bagi
mereka. Butuh waktu yang lebih untuk mempelajarinya agar kemampuan speaking
menjadi meningkat karena Bahasa Inggris bukanlah bahasa sehari – hari siswa. Siswa
masih terpengaruh dengan kebiasaan menggunakan bahasa sehari – hari yang mereka
gunakan untuk berbicara yang mempunyai pelafalan yang berbeda yang juga berbeda
arti dan pelafalannya. Masih banyak siswa yang belum menguasai kosa-kata Bahasa
Inggris, masalah ini yang menjadi penghambat siswa untuk berbicara.Untuk
mengembangkan pembelajaran speaking dan penguasaan kosa kata pada pelajaran
Bahasa Inggris, maka perlu adanya metode yang menarik. Salah satunya yaitu metode
pembelajaran Drill and Practice.Dari keadaan diatas dirumuskan masalah yaitu
bagaimana penerapan metode pembelajaran Drill and Practice untuk meningkatkan
kemampuan speaking, apakah penerapan metode pembelajaran Drill and Practice
dapat meningkatkan vocabulary dan bagaimana efektivitas penerapan metode
pembelajaran Drill and Practice untuk meningkatkan vocabulary siswa kelas XI
SMKN 2 Lahat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantatif, dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research) dan
kuasi eksperimen. Desain yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas
(PTK) yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian
adalah kelas PTK yaitu kelas XI OTKP1, sampel penelitian kuasi eksperimen yaitu
kelas ekperimen XI OTKP 3 dan kelas kontrol XI OTKP 2 SMK Negeri 2 Lahat
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
Pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal-soal tes, sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif dan kuantitatif. Untuk
menganalisis data hasil observasi pelaksaan

x
pembelajaran guru, keterampilan berbicara siswa digunakan skala pengukuran yaitu
skala rating-scale, masing-masing kriteria diberi skor. Sedangkan untuk penguasaan
kosa kata siswa digunakan tes berupa soal. Untuk menganalisis data hasil tes
digunakan Uji beda antar siklus dan Uji beda dua sampel tidak berhubungan.
Penerapan metode Drill and Practice dapat meningkatkan kemampuan
speaking dan vocabulary siswa kelas XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat, Sumatera
Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus
1 menunjukan bahwa proses kegiatan tersebut masih “kurang” dari rata-rata yang
diperoleh yaitu 2.16. Sedangkan keterampilan berbicara termasuk dalam kriteria
“tidak baik” dilihat dari rata-rata yaitu 2,34. Untuk hasil tes kosa kata baru 40% siswa
yang tuntas dengan rata-rata 17.6. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus 2
menunjukan adanya peningkatan dari siklus 1 dengan kriteria “baik” dari rata-rata
yang diperoleh yaitu 2.97. Begitu pula keterampilan berbicara termasuk dalam
kriteria “baik” dilihat dari rata-rata yaitu 2.87. Penguasaan kosa kata pun
menunjukkan peningkatan terdapat 23 siswa yang sudah tuntas rata-rata 84,4. Pada
siklus 3 data hasil observasi yang dilakukan sudah menggambarkan bahwa proses
pembelajaran drill and practice dan kemampuan berbicara sudah “sangat baik”. Hal
itu terlihat dari rata-rata nilai yaitu 2.97 dan 3,62. Begitu pula penguasaan kosa kata
mengalami peningkatan yaitu siswa sudah dikatakan tuntas karena telah memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 90% dari yang ditetapkan sebesar 80% dengan
rata-rata ketuntasan 84,4. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill and
practice dapat meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary siswa.
Hasil perhitungan uji-t terhadap nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen
(48.8) dan kelas kontrol (44) yaitu 1100 bila dikonsultasikan pada t table sebesar
1.563, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol atau kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Untuk
mengetahui efektifitas dari peningkatan kosa kata dilakukan uji-t terhadap hasil post-
test antara kelas eksperimen dengan skor rata-rata 78,4 dan kelas kontrol dengan skor
rata-rata 66,8 menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Berarti terdapat
perbedaan penguasaan kosa kata siswa dengan menerapkan metode pembelajaran drill
and practice dibandingkan dengan pembelajaran secara konvonsional.

x
DAFTAR ISI

HAL
SAMPUL DEPAN ( HARD COVER )
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................viii
ABSTRACT.......................................................................................................Ix
RINGKASAN .............................................................................................. X
DAFTAR ISI......................................................................................................Xii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................15
C. Batasan Masalah...................................................................................16
D. Rumusan Masalah................................................................................16
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 16
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 17
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ............................................................... 19
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK...........................................19
2. Penerapan Bahasa Inggris di Sekolah............................................25
3. Kompetensi Berbahasa Inggris......................................................29
B. Metode Pembelajaran Drill and Practice ........................... 34
1. Pengertian Drill and Practice.................................................34
2. Tujuan Drill and Practice.......................................................38
3. Metode Drill and Practice dalam Pembelajaran 41
Speaking Bahasa Inggris ..............................................
4. Langkah – Langkah Drill and Practice....................................45
C. Keterampilan Berbahasa.......................................................................46
1. Pengertian Speaking (berbicara).................................................48
2. Keterampilan Speaking (berbicara).............................................50
3. Kemampuan Speaking (berbicara)..............................................53
4. Penilaian Test Kemampuan Speaking (berbicara).....................56
D. Konsep Vocabulary (Kosa Kata)..........................................................62
E. Hasil Penelitian yang Relevan............................................. 69

x
F. Kerangka Berpikir................................................................. 70
D. Hipotesis Tindakan............................................................... 74
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................... 75
B. Prosedur Penelitian ............................................................ 79
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 88
1. Tempat Penelitian............................................................ 88
2. Waktu Penelitian.............................................................. 88
D. Subyek Penelitian atau Populasi dan Sampel .................... 88
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 91
1. Observasi........................................................................ 91
2. Tes................................................................................... 92
F. Pengembangan Instrumen Penelitian.................................. 93
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru..................................... 93
2. Tes.................................................................................... 97
G. Teknik Analisa Data............................................................. 101
H. Kriteria Keberhasilan............................................................ 108
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Interprestasi Studi Awal............................... 109
1. Deskripsi Hasil Studi Awal .............................................. 109
2. Interprestasi Hasil Studi Awal.......................................... 112
B. Deskripsi dan Interpretasi hasil penerapan metode Drill 114
and Practice..................................................................
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pertama.................................. 114
2. Deskripsi Hasil Penelitian ke Dua.................................... 138
3. Deskripsi Hasil Penelitian ke Tiga.................................... 167
C. Hasil Penelitian..................................................................... 189
1. Hasil Penelitian di Kelas Eksperimen............................... 189
2. Hasil Penelitian dikelas kontrol......................................... 191
D. Uji Efektifitas Penerapan Mode Drill and Practice ............... 193
1. Uji-t Pre-test Kelas Exsperimen dan Kelas Kontrol......... 193
2. Uji-t Post-test Kelas Exsperimen dan Kelas Kontrol........ 194
E. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 195
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 201
B. Implikasi .............................................................................. 202
C. Saran................................................................................... 204
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................208
LAMPIRAN.......................................................................................................213
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................276

x
DAFTAR GRAFIK
HAL

Grafik 4.1 Proses Pembelajaran Siklus Pertama..................................... 127


Grafik 4.2 Keterampilan Speaking Siswa Siklus Pertama....................... 129
Grafik 4.3 Penguasaan Vocabulary Siswa Siklus Pertama..................... 131
Grafik 4.4 Proses Pembelajaran Siklus Kedua........................................ 152
Grafik 4.5 Peningkatan nilai rata-rata proses pembelajaran sik!us 1
dan siklus 2............................................................................. 155
Grafik 4.6 Kemampuan Speaking siswa Siklus Kedua............................ 156
Grafik 4.7 Peningkatan nilai rata-rata kemampuan speaking siklus 1
dan siklus 2.............................................................................. 157
Grafik 4.8 Peningkatan skor rata-rata kemampuan speaking siklus 1
dan Siklus 2............................................................................. 159
Grafik 4.9 Penguasaan Vocabulary Siswa Siklus Kedua....................... 160
Grafik 4.10 Peningkatan skor penguasaan Vocabulary siswa siklus 1
Dan Siklus 2........................................................................... 163
Grafik 4.11 Hasil Proses Pembelajaran Siklus Ketiga............................... 178
Grafik 4.12 Peningkatan nilai rata-rata proses pembelajaran siklus 2
dan siklus 3............................................................................. 179
Grafik 4.13 Kemampuan Speaking Siswa Siklus Keliga........................... 180
Grafik 4.14 Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Speaking
Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3................................................ 182
Grafik 4.15 Peningkatan skor rata-rata kemampuan speaking siklus 2
Dan siklus 3............................................................................. 183
Grafik 4.16 Penguasaan Vocabulary Siswa Siklus Ketiga......................... 188
Grafik 4.17 Peningkatan skor penguasaan Vocabulary siswa siklus 2
dan Siklus 3............................................................................. 180
Grafik 4.18 Penguasaan Vocabulary Siswa Kelas Eksperimen................ 190
Grafik 4.19 Penguasaan Vocabulary Siswa Kelas Kontrol....................... 191

x
DAFTAR TABEL
HAL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Exsperimen........................................... 87
Tabel 3.2 Populasi jumlah siswa kelas XI OTKP SMK
Negeri 2 Lahat.................................................................... 89
Tabel 3.3 Sampel Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol................................................................................ 91
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian instrumen lembar observasi aktivitas guru (
menggunakan metode Drill and practice ).............. 93
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kemampuan speaking.......................................... 96
Tabel 3.6 Kisi –kisi soal Vocabulary................................................... 97
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Proses Belajar Mengajar Drill 102
and
practice..............................................................................
Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan speaking.......................................... 104
Tabel 3.9 Klasifikasi Skor hasil tes.................................................... 105
Tabel 4.1 Langkah - Langkah Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Siklus Pertama................................................................... 116
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice
Pada Siklus Pertama............................................ 127
Tabel 4.3 Hasil Observasi speaking Siswa Dalam Proses
Pembelajaran, Siklus Pertama............................................................129
Tabel 4.4 Rekapitulasi penguasaan vocabulary siswa siklus pertama. 131
Tabel 4.5 Data Uji-t Pre-test dan Post-test Siklus Pertama............................133
Tabel 4.6 Langkah-langkahkegiatan pembelajaran siklus kedua...... 140
Tabel 4.7 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice 152
Pada Siklus Kedua..............................................
Tabel 4.8 Hasil Obsevasi Kemampuan speaking Siswa.................................156
Tabel 4.9 Data uji-t rata-rata Siklus Pertama dan rata-rata Siklus
Kedua................................................................................. 158
Tabel 4.10 Data Hasil Penguasaan Kosa kata Siswa Siklus Kedua.....................160
Tabel 4.11 Data uji-t Pre-tes dan Post-tes Siklus Kedua..................... 161
Tabel 4.12 Data uji-t Post-test Siklus Pertama dan Post-test Siklus 162
Kedua.................................................................................
Tabel 4.13 Langkah-langkahkegiatan pembelajaran siklus ketiga.......................170
Tabel 4.14 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice 178
pada siklus ketiga.................................................
Tabel 4.15 Hasil Observasi kemampuan speaking Dalam Proses 180
Pembelajaran Siklus ketiga................................................
Tabel 4.16 Data uji-t rata-rata sikluis kedua dan siklus ketiga............. 182
Tabel 4.17 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa Siklus 184
Ketiga.................................................................................

x
Tabel 4.18 Data Uji-t pre-test dan post-test Siklus ketiga.................... 186
Tabel 4.19 Data uji-t Post-test Siklus Kedua dan Post-test Siklus
Ketiga................................................................................. 187
Tabel 4.20 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa Pada
Kelas Eksperimen.............................................................. 190
Tabel 4.21 Rekapitulasi Penguasaan Kosa Kata Siswa Pada Kelas
Kontrol................................................................................ 191
Tabel 4.22 Data Uji-t Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................193
Tabel 4.23 Data Uji-t Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol................................................................................ 194

x
DAFTAR
H
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model
Kemmis dan Taggart...................................................... 82

x
DAFTAR
H
Lampiran 1 Silabus................................................................................ 213
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 217
pertama..............................................................................
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 221
Kedua .................................................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 225
Ketiga.................................................................................
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kuasi 229
Ekperimen..........................................................................
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Metode drill and practice
siklus 1-3............................................................................ 233
Lampiran 7 Hasil perhitungan Uji-t pelaksanaan pembelajaran
metode drill and practice rata-rata siklus 1 dan 2.............. 234
Lampiran 8 Hasil perhitungan Uji-t pelaksanaan pembelajaran
metode drill and practice rata-rata siklus 2 dan 3.............. 235
Lampiran 9 Rekapitulasi data hasil observasi kemampuan speaking
siklus 1-3............................................................................ 236
Lampiran 10 Data Hasil Uji-t Rata-rata Kemampuan speaking Siklus 1
dan Siklus 2........................................................................ 237
Lampiran 11 Data Hasil Uj-t Rata-rata Kemampuan speaking Siklus 2
dan Siklus 3........................................................................ 239
Lampiran 12 Soal Pre-test dan Post-test Siklus pertama....................... 241
Lampiran 13 Soal Pre-test dan Post-test Siklus Kedua......................... 245
Lampiran 14 Soal Pre-test dan Post-test Sikius Ketiga.......................... 249
Lampiran 15 Soal Pre-test dan Post-test Kuasi Ekperimen.................. 253
Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Tes Vocabulary Siklus 1 Siklus 2 dan 257
Siklus 3...............................................................................
Lampiran 17 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Pertama............... 258
Lampiran 18 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Kedua.................. 259
Lampiran 19 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Ketiga.................. 260
Lampiran 20 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Pertama dan
Siklus Kedua...................................................................... 261
Lampiran 21 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Kedua,dan Ketiga 262
Lampiran 22 Data Hasil Test Vocabulary Kelas Ekperimen................... 263
Lampiran 23 Data Hasil Test Vocabulary Kelas Kontrol......................... 264
Lampiran 24 Data Hasil Uji-t Pre-test Vocabulary Kelas Eksperimen........... 265
Lampiran 25 Data Hasil Uji-t Post-test Vocabulary Kelas
Kontrol.................................................................... 267
Lampiran 26 Foto- Foto Kegiatan . 269

xv
x
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing internasional yang banyak dipakai di

institusi dan badan internasional. Ini menyebabkan kebutuhan untuk mempelajari

dan menguasai bahasa tersebut terus meningkat. Kebutuhan tersebut kemudian

direspon pemerintah Indonesia dengan memasukkan pelajaran bahasa inggris ke

dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Kondisi yang

ditemui ialah kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

bahasa inggris yang ditunjukkan dari sikap mereka ketika guru memasuki kelas,

siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka beranggapan bahwa bahasa

Perancis sulit untuk dipahami dan dipelajari, sehingga mereka kurang berminat untuk

mengikuti pelajaran. Kondisi lain yang ditemui yakni masih banyak siswa yang

belum mampu menggunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi dengan baik.

Vocabulary dan tata bahasa masih kurang, misalnya dalam pemilihan kata kurang

tepat sehingga ide yang ingin disampaikan tidak dapat tersampaikan dengan baik.

Mereka lebih memilih mencari kosakata dan membuat kalimat menggunakan google

translate yang terdapat dalam telepon genggam (handphone) yang tingkat

kevalidannya masih rendah. Selain itu, siswa juga belum begitu menguasai empat

keterampilan berbahasa, terutama kemampuan speaking. Kemampuan

1
2

speaking merupakan suatu kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan

mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan,

maksud atau perasaan untuk melahirkan intraksi kepada orang lain.

Hasil pengamatan saat observasi juga menunjukkan bahwa peserta didik

terlihat gugup dan bingung ketika mendapat perintah dari guru untuk mengucapkan

atau menjawab salam dalam bahasa inggris. Siswa banyak melakukan kesalahan saat

pelafalan kosakata dalam kalimat. Tidak dipungkiri bahwa pelafalan dalam bahasa

inggris memang perlu pembiasaan untuk dipelajari karena sangat berbeda dan terdapat

bunyi sengau yang tidak ada dalam pembelajaran bahasa Indonesia ataupun bahasa

Inggris. Hal itu banyak dialami oleh siswa yang baru mendapatkan mata pelajaran

bahasa inggris di tingkat Sekolah Menengah Atas. Terlebih lagi, minimnya waktu

pelajaran (3x45 menit setiap minggu) menyebabkan kurangnya pendalaman

kemampuan speaking yang menuntut pola latihan yang rutin dan intensif. Minimnya

kemampuan berbicara yang disebabkan karena kurangnya minat belajar siswa

merupakan akibat dari penggunaan metode yang kurang tepat. Maka dari itu, perlu

adanya metode baru dan menguji keberhasilan metode tersebut dalam pengajaran

bahasa inggris agar siswa bisa merubah paradigma mereka mengenai mata pelajaran

bahasa inggris yang cenderung sulit dan membosankan sehingga bisa meningkatkan

kemampuan speaking
3

siswa. Metode baru yang digunakan pada penelitan ini ialah metode Drill atau

Drilling Method.

Metode Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-

latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu

kompetensi tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-

ulang, akan tetapi antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang

selanjutnya akan dibedakan dan peneliti akan berusaha melatih keterampilannya.

Ketika situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya maka menuntut respons yang

berubah pula, sehingga keterampilan bisa lebih disempurnakan. Metode ini juga

didukung oleh media yang menarik agar tercipta suatu pembelajaran yang efektif.

Dengan demikian diharapkan Metode Drill dapat memberikan variasi dalam proses

belajar mengajar siswa sehingga perhatian siswa akan lebih besar dan pelajaran yang

diberikan mudah diingat dan dipahami. Berdasarkan uraian di atas maka judul yang

diajukan dalam penelitian ini ialah Penerapan Metode Drill and Practice untuk

Meningkatkan kemampuan Speaking dan Vocabulary Bahasa Inggris siswa kelas XI

SMK Negeri 2 Lahat. Kemampuan Speaking bahasa Inggris dipaparkan melalui

penguasaan vocabulary. Implikasinya bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang

dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Bahasa Inggris merupakan bahasa

internasional yang digunakan oleh banyak negara- negara di dunia untuk bersosialisasi

satu dengan lainnya. Untuk jenjang sekolah menengah bahasa inggris merupakan

pelajaran wajib yang harus


4

siswa pelajari sebagai modal mereka untuk melangkah ke dunia kerja. Sama halnya

seperti pembelajaran bahasa pada umurnnya, pembelajaran Bahasa Inggris juga

diarahkan untuk mengembangkan keterampilan bahasa sesuai dengan Standar

Kompetensi lulusan mata pelajaran No. 23 Tahun 2006 yaitu: mendengarkan

(listening), membaca (reading), menulis (writing) dan yang terakhir berbicara

(speaking). (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 366). Keempat keterampilan

diatas hendaknya dapat disampaikan guru dengan strategi pembelajaran menarik yang

dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa. Dari keempat

keterampilan bahasa diatas, saat ini kemampuan speaking menjadi sorotan utama.

Kurangnya kesempatan bagi siswa untuk berbicara dengan menggunakan bahasa

Inggris baik di sekolah maupun di rumah disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.

Sejalan dengan hal tersebut.

Paul (2007: 76) mengatakan:

The children can listen to English at home, read English at home and
even write English at home, but most of them have few opportunities to
speak English at home. If we want children to learn to speak English,
each of them must have many opportunities to speak during our
lessons. They need to practice, practice and practice.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

meningkatkan kemampuan speaking, siswa harus diberikan kesempatan untuk

berbicara bahasa Inggris secara leluasa dengan cara drill and practice. Oleh karena

itu metode pembelajaran yang digunakan haruslah melibatkan peran aktif siswa

terutama dalam berbicara, artinya memberikan kesempatan


5

kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris selama proses pembelajaran dengan

mengesampingkan rasa tidak berani dan takut salah pada diri siswa. Selain itu,

pentingnya pemaduan empat keterampilan berbahasa dalam satu kegiatan

pembelajaran adalah karena bahasa Inggris di Indonesia berperan sebagai bahasa

asing. Hal ini akan membuat siswa belajar bahasa Inggris secara menyeluruh dan

tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia

diperlukan banyak pertimbangan sebagaimana pendapat,

Brown (1994: 120) berikut ini “Foreign language context are those in

which student do not have ready-made contexts for communication beyond

their classroom.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa siswa tidak dapat

belajar di luar lingkungan kelas mereka karena bahan pembelajaran tidak tersedia di

luar lingkungan kelas mereka. Oleh karena itu, guru sebagai penyedia sumber

pembelajaran dapat menentukan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa

lebih termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris. Siswa-siswa pembelajar English

as a Foreign Language akan lebih tertarik untuk melihat relevansi kegunaan

bahasa Inggris sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan mereka.

Dalam era globalisasi sekarang ini, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan

berkomunikasi secara lisan atau berbicara dengan baik.

“Speaking adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-


6

kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan

perasaan” (Tarigan, 1983: 15).

Proses belajar mengaja rmerupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar

mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal-

hal yang menggali keterampilan dan potensi. Suasana belajar yang diciptakan guru

harus melibatkan siswa secara aktif, terutama guru diberikan kebebasan untuk

mengelola kelas yang meliputi metode, strategi,pendekatan,teknik pembelajaran, dan

penilaian yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik

siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia disekolah. Pendidikan dapat dipahami

dari sudut pandang yang berbeda.Untuk memaknai pendidikan di Indonesia, dimaknai

sesuai dengan BAB I Ketentuan Umum Pasal1ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dannegara.

Dari penjelasan di atas maka pendidikan menuntut setiap individu untuk

mengembangkan diri dalam segala bidang. Bahasa sangat berperan penting dalam

kehidupan sosial sehingga pengajaran bahasa pun menjadi penting. Pengajaran

bahasa bertujuan agar siswa memperoleh informasi dengan


7

mudah. Pengajaran bahasa dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

kemampaun berkomunikasi. Kenyataan dilapangan berdasarkan hasil wawancara

dengan guru bahasa Inggris bahwa pembelajaran bahasa Inggris sering dianggap sulit

oleh siswa karena mereka merasa terbebani dengan harus menghapal kata-kata

yang asing bagi mereka. Yang paling dirasakan sulit bagi siswa Sekolah Dasar

tersebut adalah berbicara dengan fasih dalam bahasa Inggris. Faktor penyebab

kesulitan siswa tersebut tentu beragam, kurangnya motivasi dari siswa untuk

mengikuti pembelajaran di kelas, siswa cenderung kurang aktif sehingga

menyebabkan pembelajaran bersifat teacher centered. Inidisebabkan kurangnya

kemampuan guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang menarik yang

melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang

ada yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa

Inggris diperlukan hubungan yang saling mendorong antara guru, siswa, metode dan

media agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Oleh karena itu guru sebagai tenaga

pengajar harus mempunyai wawasan tentang pemilihan metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi, situasi dan kondisi agar mencapai tujuan pembelajaran yang

maksimal.

Melihat permasalahan-permasalahan tersebut peneliti berkesimpulan untuk

melakukan eksperimen mengenai salah satu metode pembelajaran untuk melatih

kemampuan speaking siswa. Metode yang dipandang tepat


8

untuk meningkatkan kemampuan speaking siswa dalam pembelajaran bahasa

Inggris adalah cara latihan/drill, dialog, dramatisasi dialog, membaca berulang-ulang

materi pelajaran untuk meningkatkan kemampuan Speaking siswa”

(Iskandarwassid, 2010:56-57).

Budaya pembelajaran bahasa Inggris harus di bedakan dari pembelajaran

pelajaran lainnya hai ini karena tujuan pembelajaran setiap pelajaran berbeda. Sebuah

kelas bahasa Inggris, seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berlatih bahasa yang sedang mereka pedajari, dan tugas seorang guru di dałam kelas

hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Kemampuan speaking

sangatlah penting untuk mempermudah berkomunikasi dengan orang lain.

Kemampuan speaking yang terbatas (tidak terampil) akan menggangu

kelangsungan proses berkomunikasi antara pemberi pesan dan penyimak (orang yang

menerima infomasi).

Dengan berbicara yang baik dan benar maka maksud pesan yang ingin

disampaikan pemberi pesan dapat diterima dengan baik oleh penyimak.Kegiatan

pembelajaran bahasa harus dibuat menarik dałam suasana kondusif. Guru tidak hanya

merencanakan pembelajaran tetapi juga mengembangkan keahlian dan metode baru,

dan membuat siswa lebih tertarik. Guru hendaknya tidak hanya berfokus pada satu

aspek pembelajaran tetapi Juga pada setiap aspek, karena keterampilan satu aspek

akan mendukung keterampilan aspek lainnya,Salah satu keterampilan yang harus


9

dikuasai siswa adalah kemampuan speaking. Kemampuan speaking tidak datang

begitu saja, tetapi perlu dilatih secara berkala agar berkembang dengan maksimal.

Menurut Tarigan (2008: 1), keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan

jalan praktik dan banyak latihan. Oleh karena itu cepat atau lambatnya seorang siswa

dalam mempelajari Bahasa Inggris harus banyak diberikan praktek berbicara atau

speaking. Kemampuan speaking bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang sederhana

yang dapat dipelajari dengan mudah dalam waktu yang singkat, karena keterampilan

ini menuntut lebih dari sekedar pengetahuan tentang tata bahasa dan kaidah- kaidah

semantik, atau strategi pengajaran yang tepat dan menuntut banyak latihan dan

kesempatan berbicara serta penguasaan vocabulary, kemampuan speaking dalam

bahasa Inggris perlu dikuasai dengan baik karena keterampilan ini merupakan suatu

indikator bagi keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa inggris. Bahasa sendiri

mempunyai bentuk dasar berupa ucapan atau lisan, jadi jelas bahwa belajar bahasa

pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, dan komunikasi itu adalah

berbicara(speaking).Oleh karena itu saat belajar Bahasa Inggris, siswa perlu

menggunakan kegiatan atau interaksi yang efektif dan menyenangkan agar siswa

tidak bosan dengan pembelajaran. Banyak siswa yang sudah bosan dengan kegiatan

kegiatan pembelajaran. Hal itu menjadi salah satu penyebab rendahnya kemampuan

speaking dan penguasaan vocabulary siswa untuk belajar Bahasa Inggris.Keadaan

ini juga terjadi di kelas XI SMKN 2 Lahat


1

ditemukan bahwa kemampuan speaking dan vocabulary siswa di SMKN 2Lahat

masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari 25 siswa hanya 5 siswa (5%) yang

mendapatkan nilai di atas kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah yaitu 75 sedangkan sisanya 20 siswa (20%) nilainya masih dibawahKKM.

Pembelajaran Bahasa Inggris lebih sering dilakukan dengan mengerjakan soal

di buku atau di papan tulis, Guru jarang melakukan praktek speaking Bahasa Inggris

untuk meningkatkan keterampilan speaking Bahasa Inggris siswa. Padahal untuk

meningkatkan keterampilan speaking Bahasa Inggris siswa, guru perlu mengajarkan

keterampilan speaking dari yang termudah menuju yang lebih sulit agar siswa cepat

mengalami perkembangan dalam aspek-aspek seperti pronounciation, flgency,

intonation, dan expression. Dalam proses pembelajaran kemampuan speaking

guru belum menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kurang

termotivasi dalam pembelajaran, kemudian guru kurang melibatkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran dan akibatnya siswa menjadi pasif dalam kegiatan

pembelajaran. Keterampilan speaking Bahasa Inggris bukan merupakan suatu hal

yang mudah untuk dipelajari bagi siswa karena masih merupakan bahasa yang asing

bagi mereka. Butuh waktu yang lebih untuk mempelajarinya agar kemampuan

speaking menjadi meningkat karena Bahasa Inggris bukanlah bahasa sehari-hari

siswa. Siswa masih terpengaruh dengan kebiasaan menggunakan bahasa sehari-

hari yang
1

mereka gunakan untuk berbicara yang mempunyai pelafalan yang berbeda yang juga

berbeda arti dan pelafalannya.

Masih banyak siswa yang belum menguasai vocabulary Bahasa Inggris.

sehingga banyak siswa yang masih takut dan malas untuk mempelajari speaking

dalam Bahasa Inggris. Hal ini yang membuat kekhawatiran siswa bahwa mereka akan

membuat kesalahan dan takut jika siswa lain tidak paham atau mentertawakannya.

Karena itulah banyak siswa masih takut untuk melakukan praktek speaking Bahasa

Inggris. Hal tersebut menyebabkan kemampuan speaking Bahasa Inggris menjadi

rendah. Dalam rangka mengembangkan pembelajaran speaking dan penguasaan

vocabulary pada pelajaran Bahasa Inggris, maka perlu adanya metode yang menarik.

Salah satunya yaitu metode pembelajaran Drill and Practice.

Dalam era globalisasi sekarang ini sekarang ini salah satu keterampilan yang

harus dikuasai ialah keterampilan berbahasa, bukan hanya bahasa nasional namun

juga bahasa asing. Dalam dunia kerja, apalagi setelah memasuki Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) tenaga kerja asing akan bebas keluar masuk ke tanah air

maka para job seeker harus memiliki keterampilan yang bisa membuat bertahan dan

mampu bersaing, salah satunya ialah kemampuan bahasa asing . Penguasaan bahasa

bukan hanya berguna untuk berkomunikasi dengan bangsa asing di dalam negeri,

namun juga berfungsi sebagai daya tawar tenaga yang hendak bekerja ke luar negeri.

Siswa dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan atau


1

berbicara dengan baik. “speaking adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,menyatakan serta menyampaikan

pikiran,gagasan dan perasaan” (Tarigan,1981: 15). Berdasasarkan dilapangan bahwa

pembelajaran bahasa inggris sering dianggap sulit oleh siswa SMKN 2 Lahat karena

mereka merasa terbebani dengan harus menghapal kata-kata yang asing bagi mereka.

Yang paling dirasakan sulit bagi siswa SMKN2 Lahat adalah berbicara dengan fasih

dalam bahasa inggris. Faktor penyebab kesulitan siswa tersebut tentu beragam,

kurangnya motivasi dari siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas,siswa

cenderung kurang aktif sehingga menyebabkan pembelajaran bersifat teacher

centered. Ini disebabkan kurangnya kemampuan guru untuk menciptakan metode

pembelajaran yang menarik yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran. Permasalahan yang ada yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam

berkomunikasi menggunakan bahasa inggris diperlukan hubunganyang saling

mendorong antara guru,siswa dan metode agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Oleh karena itu guru sebagai tenaga pengajar harus mempunyai wawasan tentang

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi agar

mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Dengan menggunakan metode Drill and practice, siswa menjadi aktif karena

terlibat langsung dalam mata pelajaran, hal tersebut akan membuat siswa tertarik

pada materi atau suatu mata pelajaran. Selain membuat siswa


1

tertarik pada mata pelajaran, kemampuan speaking dan penguasaan vocabulary

Bahasa Inggris siswa juga akan meningkat karena metode tersebut dapat

meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary siswa dengan mempraktekkan

secara langsung sesuai peran yang diberikan.Dengan metode Drill and Practice

siswa bisa secara langsung masuk dalam aktivitas komunikasi menggunakan Bahasa

Inggris yang akan mengembangkan keterampilan penggunaan Bahasa Inggris mereka.

Minimnya praktek speaking yang dilakukan oleh siswa, mengakibatkan

keterampilan speaking dan penguasaan vocabulary siswa kelas Xl SMKN 2 Lahat

menjadi lebih rendah,berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih metode Drill and

Practice untuk meningkatkan keterampilan speaking dan penguasaan vocabulary

dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, karena metode tersebut dapat

digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran Bahasa Inggris yang aktif.

Seiring berkembangnya zaman tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia semakin tinggi. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari

Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan hasil survey dari

The United Nations Development Programme(UNDP) tahun 2011 melaporkan

IPM Indonesia mengalami penurunan dariperingkat 108 pada tahun 2010 menjadi

peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik

tiga
1

peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Peringkat IPM memang

menunjukkan kenaikan, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah negara partisipan,

hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat. Salah satu aspek penting dalam

pembangunan sumber daya manusia ialah pendidikan. Pendidikan merupakan salah

satu bentuk investasi modal manusia bagi pembangunan suatu negara. Tanah, tenaga

kerja, modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan

tidak (Atmanti, 2005). Akan tetapi, kualitas pendidikan di Indonesia belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Menurut Education For All

GlobalMonitoring Report UNESCO tahun 2012, kualitas pendidikan di

Indonesiabaru menempati peringkat ke-64 dari 120 negara diseluruh dunia,

sedangkanmenurut data Education Development Index (EDI) tahun 2011,kualitas

pendidikan di Indonesia baru mencapai peringkat ke-69 dari 127 negara.

Dewasa ini pendidikan di Indonesia mendapat respon positif yang ditunjukkan

dari beberapa kebijakan dari pemerintah seperti penambahan jumlah SMK untuk

meningkatkan kualitas dan keterampilan lulusan dan kebijakan pengembangan

kualitas di SMA dengan berlakunya kurikulum 2013. Secara garis besar kurikulum

ini menuntut semua siswa untuk bisa meningkatkan keterampilan untuk memahami

dengan benar materi yang sudah diajarkan dan bukan sekedar menghafal. Sebagai

salah satu indikator keberhasilan siswa adalah mampu memaparkan dan

mendiskripsikan tentang materi yang sudah disampaikan oleh pengajar.


1

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang teridentifikasi yaitu

sebagai berikut:

1. Kemampuan speaking dan vocabulary Bahasa Inggris siswa kelas Xl SMKN

2 Lahat masih rendah,

2. Siswa di kelas Xl SMKN 2 Lahat banyak yang masih takut melakukan

kesalahan saat praktek speaking, sehingga mereka kurang tertarik untuk

belajar Bahasa Inggris, khususnya speaking.

3. Kegiatan pembelajaran yang hanya terbatas pada buku sehingga siswa bosan

untuk berlatih berbicara Bahasa Inggris.

4. Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris masih didominasi pada mengerjakan

soal-soal di buku Bahasa Inggris.

5. Metode yang digunakan guru tidak bervariasi dan kurang menarik bagi siswa

untuk belajar speaking.

6. Guru jarang melakukan praktek speaking dikelas.

7. Metode pembelajaran Drill and Practice belum diterapkan.

8. Kemampuan speaking bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang sederhana yang

dapat dipelajari dengan mudah dalam waktu yang singkat.


1

9. Kemampuan speaking bahasa Inggris menuntut banyak latihan dan

kesempatan berbicara,

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada

penggunaan metode pembelajaran Drill and practice untuk, membantu Mengatasi

rendahnya kemampuan Speaking dan penguasaan vocabulary Bahasa Inggris siswa

kelas Xl SMKN 2 Lahat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran drill and practice dapat

meningkatkan kemampuan speaking siswa kelas XI SMKN 2 Lahat?

2. Apakah penerapan metode pembelajaran drill and practice dapat

meningkatkan vocabulary siswa kelas XI SMKN 2 Lahat?

3. Bagaimanakah efektivitas penerapan metode pembelajaran drill and

practice dapat meningkatkan vocabulary siswa kelas XI SMKN 2 Lahat?


1

E.Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran drill and practice

dalam meningkatkan kemampuan speaking siswa kelas XI SMKN 2 Lahat.

2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran drill and practice

dalam meningkatkan vocabulary siswa kelas XI SMKN 2 Lahat

3. Untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan metode pembelajaran drill and

practice dalam meningkatkan vocabulary siswa kelas XI SMKN 2 Lahat.

F.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberíkan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis:

1. Manfaat Teoretis

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dengan

menerapkan metode drill and practice dalam pembelajaran bahasa inggris

di SMKN 2 Lahat.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan pengetahuan

khususnya dalam meningkatkan kualitas bahasa inggris yang ideal dengan

menggunakan metode drill and practice.


1

2. Manfaat

Praktis Bagi

Siswa:

a. Memberikan warna dan suasana baru dalam belajar dikelas sehingga siswa

merasa senang dan tidak mudah bosan. Siswa juga termotivasi untuk

menggali kreatifitas dan wawasannya sendiri, khususnya speaking dan

vocabulary dengan menggunakan metode drill and practice.

b. Melatih siswa untuk berbicara dan menguasai vocabulary Bahasa Inggris

dengan menggunakan metode drill and practice.

c. Kegiatan pembelajaran diharapkan lebih menarik bagi siswa sekaligus

untuk mengurangi rasa takut siswa pada pelajaran speaking Bahasa

Inggris.

Bagi Guru :

a. Guru dapat menggunakan metode drill and practice dalam pembelajaran

Bahasa Inggris khususnya untuk belajar speaking dan vocabulary.

b. Dapat dijadikan alternatif bagi guru agar dalam kegiatan pembelajaran tidak

hanya dengan metode ceramah dan fokus pada soal-soal saja,karena jika

guru lebih aktif maka siswa akan menjadi pasif.


1

Bagi Sekolah:

a. Dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam mendukung kegiatan

pembelajaran Bahasa Inggris di SMKN 2 Lahat.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu pertimbangan guru

mata pelajaran bahasa inggris dalam menentukan metode pembelajaran yang

bervariasi dalam proses belajar mengajar yang efektif.


2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori

1 . Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Belajar adalah proses seseorang untuk mencapai kompetensi yang lebih tinggi

dari sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Baharuddin dan Wahyuni (2008:11)

bahwa belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, keterampilan dan sikap. Dengan demikian, belajar dapat membawa

perubahan bagi pembelajar, baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan

melalui latihan-latihan yang dilakukannya. Kemudian, pembelajaran adalah proses

interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke

arah yang lebih baik (Mulyasa, 2008: 255). Selain itu, Jihad dan Haris (2008: 11) juga

mendeskripsikan pembelajaran sebagai suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua

aspek, yaitu “belajar” tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan

“mengajar” berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi

pelajaran. Kedua aspek tersebut akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu

kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa

dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung. Agar pembelajaran bahasa di

sekolah dapat berjalan dengan lancer, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya

(Sanjaya, 2008: 52-57).

19
2

Faktor-faktor tersebut antara lain 1) guru merupakan faktor utama agar pembelajaran

di sekolah dapat berjalan dengan lancar, karena selain sebagai teladan bagi siswa yang

diajarnya, guru juga berperan sebagai pengelola pembelajaran yang dapat

mengaplikasikan segala bentuk strategi pembelajaran; 2) siswa, perilaku negatif

maupun positif yang ditunjukkan siswa di dalam kelas dapat mempengaruhi jalannya

pembelajaran; 3) sarana dan prasarana yang memadai dapat membuat pembelajaran

menjadi lebih nyaman dan bersemangat; 4) lingkungan sekolah juga sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajaran, karena dengan adanya hubungan

yang baik di sekolah antara guru dengan siswa akan dapat menciptakan suasana

belajar mengajar yang tenang dan kondusif.

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 52-57) menggolongkan faktor yang dapat


mempengaruhi kelancaran pembelajaran menjadi dua, yang pertama adalah
faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi
faktor fisiologis atau faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu dan
faktor psikologis atau faktor yang berhubungan dengan kondisi psikologis
individu. Yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi lingkungan sosial,
seperti lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Lingkungan non sosial,
seperti lingkungan alamiah, faktor instrumental dan faktor materi pelajaran.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pembelajaran
adalah 1) faktor internal yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis siswa;
dan 2) faktor eksternal yang meliputi faktor guru, lingkungan sekolah, sarana
prasarana dan materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru.

Kurikulum 2006 menghendaki pembelajaran berorientasi pada pengembangan 4

keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan (listening), membaca (reading),

berbicara (speaking), dan menulis (writing). Orientasi


2

pembelajaran pada keempat keterampilan tersebut bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Akan

tetapi, keadaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah tidak membawa

siswa ke arah pencapaian kemahiran berbahasa tersebut. Didalam proses

pembelajaran, kebanyakan guru lebih mendominasi

pembelajaran. Guru lebih banyak memberikan bekal berupa teori dan pengetahuan

bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan.

Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dikenal dan dipahami

betul apa sebenarnya makna bahasa itu sendiri. Sebuah definisi yang standar tentang

pengertian bahasa, yaitu : "Language is a system of arbitrary conventionalized

vocal, written, or gestural symbol that enable members of a given

community to communicate intelligibly with one another, "(Brown, 2000:5),

Makna yang ingin disampaikan Brown adalah bahasa dianggap sebagai sebuah

sistem yang terdiri dari simbolatau lambang bunyi yangbisa digunakan untuk

berkomunikasi.

Pemberian definisi tentang bahasa (Brown,2000:5) lebih lanjut

mengatakan bahwa definisi bahasa di jelaskan sebagai berikut :

a. Bahasa adalah sistematis

b. Bahasa adalah seperangkat simbol – simbol yang terpisah

c. Simbol tersebut terutama vokal tetapi kemungkinan juga visual

d. Makna simbol tersebut sudah disesuaikan dengan rujukannya

e. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi


2

f. Bahasa digunakan dalam pembicaraan masyarakat atau budaya

g. Secara esensial,bahasa adalah untuk manusia,meskipun

kemungkinannya tidak dibatasi hanya untuk manusia.

h. Bahasa yang digunakan manusia kebanyakan memiliki cara yang sama.

Sumber lain yang memberikan definisi tentang bahasa diperoleh dari Belitang

Depdiknas (2001:7) bahwa bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna

(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Dengan kata lain, makna yang ingin

disampaíkan kepada orang lain atau dipahami orang lain terkandung dalam bahasa

yang digunakan. Berdasarkan pandangan ini, Bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai

alat untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan, baik secara

lisan maupun tertulis. DiIndonesia, Bahasa Inggris adalah alat untuk menyerap dan

mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni budaya, Menggunakan bahasa

yang terstruktur merupakan salah satu hasil mempelajari bahasa. Bahasa itu sendiri

merupakan kapabilitas manusia yangmembuat kita mampu berkomunikasi, belajar,

berpikir, memberikan penilaian dan mengembangkan nilai-nilai.

Belajar Bahasa Inggris adalah mempelajari makna-makna yang disepakati oleh

kelompok penutur asli bahasa tersebut, Bahasa Ingaris merupakan alat pokok untuk

berperan serta dalam kehidupan kultural masyarakat berbahasa Inggris, Tentang

belajar, Brown (2000:6) mengemukakan:


2

Leaming is acquisition or Vetting", (2) Learning is retention of


information or skill, (3) Retention implies storage systems, memory,
cognitive organization, (4) Learning involves active, conscious focus on
and acting upon events outside or inside the organism, (5) Learning is
relatively permanent but subject to forgetting, (6) Learning involves
some form of practice, perhaps reinforced practice, (7) Learning is a
change in behavior.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar bahasa adalah

perubahan tingkah laku kearah yang positif yang merupakan hasil pengamatan dan

latihan berkomunikasi dalam rangka belajar bahasa. Dalam kaitannya dengan proses

belajar bahasa, kiranya peduli diketahui tujuan utama seorang belajar bahasa

khususnya Bahasa Inggris.

Melalui penggunaan Bahasa Inggris untuk berbagai tujuan dan konteks budaya,

siswa mengembangkan keterampilan komunikasi yang membiasakan mereka untuk

menafsirkan dan mengungkapkan pikiran,perasaan, dan pengalaman melalui berbagai

teks Bahasa Inggris lisan dan tertulis, untuk memperluas hubungan antar pribadi

mereka sampai ke tingkat internasional dan untuk memperoleh akses terhadap dunia

pengetahuan, gagasan, dan nilai dalam Bahasa Inggris.

Anak didik melakukan refleksi atau perenungan tentang Bahasa Inggris yang

digunakan dan kegunaan Bahasa Inggris, dan menumbuhkan kesadaran tentang

hakikat Bahasa Inggris, dan hakikat bahasa ibu mereka melalui perbandingan.

Mereka makin memahami sistem kerja bahasa, dan akhirnya mengenali daya bahasa

bagi manusia sebagai individu dan warga


2

masyarakat. Anak didik mengembangkan pemahaman tentang keterkaitan antara

bahasa dan budaya, dan memperluas kapabilitas mereka untuk melintasi budaya,

melibatkan diri dalam keragaman. Anak didik memperluas pengetahuan tentang

bahasa dan berhubungan dengan berbagai gagasan yang terkait dengan minatnya,

persoalan-persoalan dunia dan konsep- konsep yang berasal dari serangkaian wilayah

pembelajaran.Dalam rangka belajar bahasa asing, seseorang hendaknya memiliki

motivasi yang kuat untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan.

Kegagalan- kegagalan dalam berkomunikasi dapat lebih memacu dia untuk lebih giat

dalam berusaha mengatasi rasa frustasi yang disebabkan oleh kegiatan- kegiatan

tersebut. Agar para siswa dapat belajar lebih efektif, mereka harus diperkenalkan

dengan bahasa yang digunakan di dalam kelas. Perintah- perintah seperti menyiapkan

buku, membuka buku halaman sekian merupakan contoh bahasa yang harus diketahui

dan digunakan oleh para siswa mulai dari hari pertama mereka belajar bahasa asing.

Tentu saja semua itu harus diucapkan dengan menggunakan bahasa asing yang

dipelajarinya.

2. Penerapan Bahasa Inggris di Sekolah

Sejalan dengan terbukanya interaksi antar masyarakat di dunia dan teknologi

yang semakin maju, pembelajaran bahasa asing juga semakin berkembang dengan

pesat. Pembelajaran bahasa asing memiliki peran yang penting bagi siswa dalam

meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan


2

berperilaku. Pembelajaran bahasa asing merupakan pembelajaran bahasa yang

diajarkan di sekolah selain bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau

yang biasa disebut dengan bahasa ibu. Brown (2001: 1) menyatakan bahwa

“Learning a second language is a long and complex under taking.Your

whole person is affected as you strunggle to reach beyond the confines of

your first language and into a new language, a new culture, a new way of

thinking, feeling and acting” Artinya,mempelajari bahasa keduamembutuhkan

waktu yang panjang dan usaha yang kompleks. Seseorang akan berusaha untuk

mencapai pengetahuan di luar batas-batas bahasa pertama mereka, sehingga harus

mempelajari bahasa baru, kebudayaan yang baru, pola pikir yang baru, perasaan dan

perilaku yang baru pula.

Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan

dalam kurikulum baru tersebut pembelajarannya masih berpedoman pada pendekatan

pembelajaran komunikatif. Hai ini dapat dilihat dari kompetensi dasar yang termuat

dalam kurikulum baru tersebut, yang menekankan pada dicapainya penguasaan fungsi

sosial bahasa sebagai alat komunikasi.


2

Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran memiliki peranan yang sangat

penting karena kompetensi tersebut berfungsi sebagai penentu isi atau materi

pelajaran dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Bahasa

Inggris merupakan suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional

terutama di era globalisasi sekarang ini. Bahasa Inggris digunakan untuk

berkomunikasi dengan orang Iain diberbagai negara. Dengan menguasai bahasa

inggris, orang akan bisa masuk dan mengakses dunia informasi dan teknologi .

Dengan pengenalan bahasa inggris di sekolah dasar, maka siswa akan mengenal dan

mengetahui Bahasa Inggris lebih awal. Sehingga, mereka akan mempunyai

pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang

lebih tinggi. Seorang guru dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan

menguasai Bahasa Inggris maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka

untuk mengembangkan diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik

menghadapi persaingan lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang. Bahasa

Inggris telah menjadi suatu alat yang sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan,

pekerjaan serta status sosial masyarakat.

Sebagai seorang guru juga harus memperhatikan metode yang

digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris kepada siswa, agar manfaat dari

pengajaran itu benar-benar didapatkan oleh si anak. Misalnya saja guru

menggunakan pendekatan komunikatif, artinya yang perlu ditonjolkan adalah


2

interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa. Belajar bahasa

lebih efektif jika diajarkan secara alamiah, artinya dilakukan melalui komunikasi

langsung dalam Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Siswa tidak hanya perlu

meningkatkan pengetahuan berupa materi berupa grammar saja dalam pembelajaran

Bahasa inggris tetapi juga cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena

bahasa adalah sesuatu untuk bersosialisasi satu dengan yang lain. Pembelajaran

dalam Bahasa Inggris yang masih mengutamakan kebenaran (accuncy) dalam soal-

soal berbahasa dan penguasaan aturan grammar akan membuat siswa menjadibosan

untuk mengikuti pelajaran. Banyak siswa yang gaduh disaat sedang pembelajaran

berlangsung. Mereka tidak memperhatikan pelajaran karena tidak diberi kesempatan

untuk terlibat langsung dalam kegiatan pernbelajaran karena jika siswa tidak dilatih

untuk berbicara siswa akan kesulitan dan kaku dalam kemampuan bahasanya.

Mengajarkan anak untuk berkomunikasi tidak hanya dengan melalui materi

saja, siswa juga harus melakukannya dengan praktek berbicara Bahasa Inggris.

Dengan menggunakan praktek, guru dapat menilai kefasihan (fluency) dalam

berbicara. Tetapi guru juga tidak bisa terlalu memaksa siswa untuk terdengar fasih

seperti native speaker, yang terpenting adalah mengajarkan siswa untuk sedikit

demi sedikit meningkatkan kemampuan speaking Bahasa Inggris mereka.Untuk

meningkatkan kemampuan speaking kegiatan belajar bahasa dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Selain guru


2

bahasa sendiri, banyak yang dibutuhkan guru bahasa dalam kegiatan belajar

mengajar. Guru juga memperhatikan materi dan waktu pembelajaran Bahasa Inggris

dilakukan karena siswa harus berlatih menggunakan bahasa yang diajarkan oleh guru,

metode atau cara pembelajaran Bahasa Inggris juga harus diperhatikan oleh guru agar

siswa memperhatikan proses belajar mengajar. Perhatian siswa kepada materi

pelajaran adalah syarat agar siswa dapat menguasai materi. Tugas seorang guru untuk

menciptakan perhatian siswa adalah dengan menciptakan metode pembelajaran yang

menarik untuk menarik minat siswa. Tetapi terkadang siswa akan semakin berkurang

minat untuk belajar Bahasa Inggris saat hasil belajar mereka tidak seperti yang

mereka harapkan.

3. kompetensi Berbahasa inggris

Pembelajar bahasa asing diharapkan mampu menjadi penutur yang berkompeten

dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat pengguna bahasa asing tersebut.

Selain itu, untuk dapat belajar bahasa asing dengan mudah, pembelajar setidaknya

harus memiliki tiga pengetahuan, yakni input, knowledge dan output. Pembelajar

yang baik bila ingin berhasil menguasai bahasa asing, tentu harus memiliki

pengalaman atau input. Semua informasi dan pengalaman yang diperoleh pembelajar

harus disimpan dalam suatu tempat yang disebut dengan knowledge. Berujung pada

suatu kemampuan untuk memahami dan mengutarakan isi hati yang disebut dengan

output. Pada akhirnya, ketiga proses tersebut secara alamiah input terjadi didalam
3

masyarakat yang diolah melalui pengetahuan individu (knowledge) sehingga

melahirkan keluaran (out put) dalam bentuk ujaran lisan atau tertulis (Iskandarwassid

dan Sunendar, 2010: 99).Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan bahasa yang dipelajari

dalam pendidikan formal dan tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Pembelajaran bahasa asing merupakan suatu pembelajaran yang tidak mudah dan

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menguasainya. Untuk itu, terdapat

tiga pengetahuan yang perlu dimiliki oleh pembelajar agar dapat menguasai bahasa

asing dengan mudah. Pengetahuan tersebut antara lain adalah input, knowledge dan

output.

Suatu proses pembelajaran membutuhkan metode dan teknik tertentu agar

tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya, pengertian metode dan

teknik sangat berbeda, seperti yang diungkapkan oleh Iskandar wassid dan Sunendar

(2013: 40) bahwa metode dan teknik adalah dua istilah yang sering dicampur adukkan

pengertian atau pemakaiannya.

a) Metode Pembelajaran

Sanjana menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (2008: 147). Selain itu, Muslich dan

Suyono (2010: 2) juga menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan
3

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat di

atas, Ahmadi menambahkan bahwa metode pembelajaran dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran (2011: 133).

Jenis-jenis metode pembelajaran menurut Ahmadi diantaranya adalah 1) metode

ceramah; 2) demonstrasi; 3) diskusi; 4) simulasi; 5) laboratorium; 6)

pengalaman lapangan; 7) brainstorming; 8) debat; 9) simposium dan sebagainya.

Selanjutnya, salah satu contoh metode pembelajaranyang juga dirumuskan oleh

Sanjaya (2008: 147-162), yakni metode ceramah diartikan sebagai cara menyajikan

pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok

siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan

oleh setiap guru. Hal tersebut disebabkan karena guru biasanya belum merasa puas

manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.

Kemudian yang kedua adalah metode demonstrasi, yaitu metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Kemudian,

yang ketiga adalah metode diskusi, yaitu metode pembelajaran yang menghadapkan

siswa pada suatu permasalahan. Selanjutnya, yang terakhir adalah metode simulasi,

yakni cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk

memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat

mengembangkan kreativitas siswa,


3

karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai

dengan topik yang disimulasikan.

b) Teknik Pembelajaran

Teknik merupakan sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang

terdapat dalam metode (Iskandarwassid dan Sunendar, 2009: 41).

Sedangkan Ahmadi (2011: 133) menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan

sebuah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode

secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah

siswanya relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis

akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya

terbatas. Sejalan dengan pernyataan di atas, Hamruni (2012: 7-8) memaparkan teknik

sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu

metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif

dan efisien. Selanjutnya, Anthony (dalam Brown, 2001: 14) menambahkan

“Techniques were thespecific activities manifested in the classroom that were

consistent with a method and therefore were in harmony with an approach as

well”.Artinya, teknik pembelajaran ialah suatu aktivitas yang secara khusus dan nyata

dilakukan di dalam kelas sesuai dengan metode yang digunakan dan sejalan

dengan
3

pendekatan pembelajaran tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa metode dan teknik merupakan dua istilah yang

berbeda. Metode merupakan cara yang digunakan seseorang untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran. Sedangkan, teknik merupakan cara atau

alat yang digunakan untuk mengimplementasikan metode pembelajaran. Metode

pembelajaran sangat bervariasi, diantaranya terdapat metode ceramah, demonstrasi,

diskusi, simulasi dan sebagainya. Dari berbagai macam jenis metode tersebut,

terdapat beberapa metode yang sangat cocok digunakan untuk mengimplementasikan

strategi pembelajaran, terutama pembelajaran kemampuan speaking bahasa inggris,

salah satunya yaitu menggunakan Metode Drill and Practice.

Individu bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan atau tulisan.

Ucapan atautulisan ini mencerminkan bahwa orang tersebut memahami kaidah-

kaidah dalam bahasa. Pengetahuan tentang kaidah- kaidah dan aturan-aturan didalam

bahasa merupakan suatu kompetensi. Definisi kompetensi secara umum menurut

Brown (2000:30) adalah "

competence refers to one's underlying knowledge of a system, event, or


fact.It is the nonobservable ability to do something, to perform
something. " Definisi yang lebih spesifik tentang kompetensi
berbahasa, Brown lebih rinci lagi menyebutkan bahwa in reference to
language, competence is one's underlying knowledge of system of a
language its rules of grammar, its vocabulary, all the pieces of a
language and how those pieces fit together. "
3

Berdasarkan definisi ini jelaslah bahwa kompetensi tentang bahasa lebih ditekankan

pada aturan-aturan grammarnya, kosakatanya dan semua bagian-bagian yang terkait

satu sama lain.

B. Metode Pembelajaran Drill And Practice

1. Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

Kata “Drill” berasal dari bahasa Inggris yang berarti latihan berulang- ulang

baik yang bersifat “trial and error” ataupun melalui prosedur rutin tertentu

(Sardiman, 2006: 23). Metode ini memberikan kesempatan sebanyak- banyaknya

kepada peserta didik untuk berlatih keterampilan. Hal tersebut dijelaskan Sudjana

(2013: 83) sebagai berikut.

Metode Drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang- ulang
secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri
yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-
kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap
atau keterampilan- siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang
bersangkutan.

Metode latihan (drill) yang disebut juga dengan training merupakan suatu cara

mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai

sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan

keterampilan (Djamarah,2010:95). Mengajarkan kecakapan dengan metode latihan

(drill),setiap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri,seperti kecakapan

sebagai penyempurnaan diri pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis

semata-mata. Kecakapan tersebut dikatakan benar bila hanya menentukan hal yang

rutin yang dapat


3

dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan pemikiran,sebab kenyataan

bertindak dan berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi (Ramayulis,2005:281).

Proses pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

upaya pencapaian tujuan,karena metode merupakan suatu cara atau jalan yang

ditempuh sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal,sehingga akan tercapai suatu

tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Menurut Roestiyah (2008:125) Metode Drill merupakan suatu teknik yang

dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-

kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi

dari apa yang telah dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa Metode Drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan

melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa

terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya.

Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya

sehingga menjadi mahir dan terampil.

Metode Drill biasa disebut dengan latihan, namun istilah latihan sering disama

artikan dengan istilah tes atau ujian. Padahal maksudnya berbeda, latihan bermaksud

agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dikusai sepenuhnya oleh siswa,

sedangkan tes atau ujian hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana siswa telah

menyerap pelajaran tersebut. Mengapa


3

metode pembelajaran Drill bisa dikatakan metode? Karena Drill merupakan salah satu

cara yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran

tertentu, sehingga tanpa didukung oleh media dan tekhnik pembelajaran yang baik,

Metode Drill tidak akan berjalan dengan sempurna. Metode mengajar adalah cara

yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran. Metode pembelajaran merupakan teknik yang digunakan

di dalam proses belajar mengajar, jika suatu metode pembelajaran tepat digunakan

maka hasil belajar pun akan lebih maksimal. Metode yang tepat menyebabkan anak

berkonsentrasi dan nyaman dalam proses belajar mengajar, tetapi di dalam proses

belajar mengajar guru diharapkan dapat menyampaikan terlebih dahulu metode

pembelajaran pada mata tertentu karena setiap metode berbeda dengan setiap mata

pelajaran. Bahasa inggris khususnya speaking banyak dianggap sebagai pelajaran

yang sulit karena bahasa inggris merupakan suatu bahasa yang masih asing bagi

siswa. Tetapi ada pula yang menganggap pelajaran tersebut merupakan pelajaran

favorit. Salah satu yang membuat bahasa inggris menjadi pelajaran yang menarik

adalah kegiatan pembelajarannya. (Shaleh A.R, 2006: 203).” Ciri khas dari metode

drill adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi

stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan

demikian terbentuklah sebuah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat siap

untuk dipergunakan olehyang


3

bersangkutan”.Dengan mendengarkan bahasa inggris,anakakan mampu menirukan

ucapan yang ia dengarkan. Karena dengan mendengarkan,siswa bisa belajar berbicara

bahasa inggris lebih banyak karena cendrung berbeda antara penulisan dan

pengucapan. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan

speaking bahasa inggris salah satunya dengan berdialog. Berdialog juga salah satu

bentuk latihan atau praktek penggunaan Bahasa Inggris karena pembelajaran Bahasa

inggris tidak cukup hanya pada teori saja. Salah satu latihan atau praktek yang biasa

digunakan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris adalah Drill and Practice.

Dari uraian definisi metode mengajar, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar

adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa

memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Achsanuddin Dkk, (1990: 56) mendefinisikan : "Metode drill adalah suatu metode

dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan memilih anak anak terhadap bahan

pelajaran yang sudah diberikan".

Patrick Suppens dan Richard Atkinson merupakan orang pertama yang

menggunakan program CAI. Format drill and practice untuk bidang aritmatika dan

membaca. Program CAI format drill and practice terdiri dari serangkaian soal-soal

latihan guna meningkatkan keterampilan dan kecepatan berfikir pada materi ajar

tertentu, misalnya materi ajar yang terkait dengan matematika dan bahasa asing.

Sebelum mengerjakan program drill and


3

practice, siswa dianggap telah mempelajari materi pelajaran. Meskipun programnya

sederhana, namun aspek-aspek umpan balik dan penilaian harus ada. Bentuk soal

latihan dapat berupa pilihan ganda, mengisi, atau benar-salah.

2. Tujuan metode Drill and Practice

Tujuan Metode Drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan

tentang suatu pengetahuan yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis,

dan siap di pergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Sedangkan menurut

Roestiyah (2008: 125-126), dalam strategi belajar mengajar teknik Metode Drill ini

biasanya dipergunakan dengan tujuan agar:

1. Memiliki keterampilan motoris atau gerak. Seperti menghafalkan kata-kata,

menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan gerak

dalam olah raga.

2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan. mengenal benda atau

bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan

sebagainya.

3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.

Sedangkan fungsi metode pembelajaran drill and practice menurut (Armai,2002:

175) adalah:
3

1. Memberikan motivasi kepada siswa.

2. Menambah atau memperkaya sistem pembelajaran tradisional

3. keterampilan untuk kehidupan.

Setelah menjalankan program Drill and Practice ini siswa akan lebih terampil,

cepat, dan tepat dalam melakukan suatu keterampilan.

Dari keterangan-keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari

Metode Drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk

memperkuat asosiasi yang dibuat. Jadi Metode Drill berfungsi untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan serta usaha untuk memperoleh

ketangkasan, ketetapan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang di pelajari.

Prasetyo (2001: 72) mengatakan pembelajaran dengan adalah suatu cara

penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan

siswa. Pengembangan imajinasì dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak melibatkan

siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode ini mempunyai nilai tambah,

yaitu: a) dapat menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang

sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil dan b)

permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Satu kelas akan

dibagi menjadi beberapa grup dan setiap grup akan bergiliran untuk melakukan Drill

and practice di depan kelas Siswa akan melakukan


4

kegiatan speaking melalui Drill and practice di depan kelas dan siswa lain

menyimak temannya. Dengar kegiatan Drill and practice tersebut, siswa akan

semakin banyak melakukan praktek speaking Bahasa Inggris, Dengan kegiatan Drill

and practice, siswa juga tidak hanya bisa belajar berbicara, tetapi juga bisa belajar

berinteraksi dengan berdialog menggunakan Bahasa Inggris, selain itu mereka juga

bisa menguasai vocabulary dari dialog yang mereka perankan. Apabila Drill and

practice dilakukan oleh siswa dalam Bahasa Inggris, diharapkan agar siswa bisa

berlatih untuk bersosialisasi dengan masyarakat tidak hanya menggunakan bahasa ibu

saja melainkan juga dengan menggunakan bahasa asing dengan baik.

Menurut Surakhmad .W (2007:109), Penerapan Metode Drill dalam

pembelajaran hendak nya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut;

1) Sebelum diadakan latihan tertentu, terlebih dahulu siswa harus diberi pengertian
yang mendalam.
2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
a) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
b) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
c) Respon yang benar harus diperkuat.
d) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
3) Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
4) Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
5) Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada
akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
6) Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
a) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan
itu.
b) Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan
selanjutnya.
4

3. Metode Drill and Practice dalam Pembelajaran Speaking Bahasa

Inggris

Pada prinsipnya didalam proses belajar mengajar, tidak ada satupun metode

pembelajaran yang terbaik, yang ada adalah metode pembelajaran yang tepat untuk

proses belajar tersebut. Artinya metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh situasi

dan kondisi saat proses belajar mengajar.

Berbicara merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa,

yakni 1) mendengarkan (compréhension orale) ; 2) berbicara (expression orale);

3) membaca (compréhension écrite) ; dan 4) menulis (expression écrite).

Berdasarkan kamus Le Petit Larousse berbicara adalah mengungkapkan pemikiran

dengan kata-kata “exprimer sa pensée par laparole”. Adapun menurut

Iskandarwassid dan Sunendar (2013: 241), berbicara merupakan kemampuan alat

ucap untuk memproduksi sistem bunyi artikulasi yang kemudian disampaikan kepada

orang lain. Penyampaian ini dapat berupa penyampaian perasaan, keinginan, maupun

kehendak. Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam

kehidupan bahasa setelah mendengarkan (Nurgiyantoro, 2011: 399). Hal tersebut

juga diperkuat oleh Tarigan (2008: 3) bahwa berbicara merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh

keterampilan mendengarkan dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau

berujar dipelajari. Berbicara berarti mengungkapkan sesuatu secara lisan (Musaba,

2012: 22). Melalui berbicara,


4

maka kita dapat mengungkapkan gagasan kita kepada orang lain sehingga dapat

terjalin komunikasi dan kita juga dapat memperoleh pengetahuan serta pengalaman

dari sarana berbicara. Seperti yang diungkapkan oleh Slamet (2007: 33) bahwa

berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud bisa

berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Kemudian, berbicara

juga digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan mengadaptasi,

mempelajari dan mengontrol lingkungan (Slamet, 2007: 34). Jadi, dapat disimpulkan

bahwa berbicara merupakan keterampilan berbahasa kedua yang dilakukan setelah

mendengarkan dan melalui berbicara, seseorang dapat menuangkan gagasannya

sesuai dengan isi hatinya serta dapat membantu seseorang dalam beradaptasi dengan

lingkungannya.

Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, banyak guru yang masih

menguasai kelas sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk

meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris mereka. Kebanyakan guru hanya

mengutamakan nilai dari pada keterampilan siswa. Padahal, dengan meningkatnya

keterampilan siswa akan meningkatkan nilai mereka. Semakin banyak praktek yang

dilakukan siswa akan semakin mudah siswa untuk mendapatkan kelancaran Bahasa

inggris. Kelancaran (fluency) adalah suatu yang didambakan oleh semua pelajar yang

belajar Bahasa Inggris.Siswa ingin berbicara Bahasa Inggris seperti orang Inggris

atau Amerika. Metode adalah salah satu faktor yang penting dalam peningkatan
4

kemampuan berbicara siswa. Dengan metode Drill and Practice siswa tidak bosan

karena bisa belajar sambil bermain.

Hendy dan Toon (2001: 2) mengatakan using drama activities with young

children puts them on the path of a creative journey and helps them to

develop their social, cognitive, and language skills. Berdasarkan pendapat

Hendy tersebut, siswa tidak hanya belajar berbahasa Inggris dengan lancar tetapi juga

belajar untuk bersosialisasi dengan yang lain.

Menurut (Syaiful Sagala, 2009:21) “Metode drill adalah metode latihan, atau
metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

Sebagaimana dengan metode-metode pembelajaran yang lain, metode drill and

practice juga memiliki kelebihan dan kekurangan, karena secara prinsip tidak ada

satupun metode pembelajaran yang sempurna. Menurut Adhitya (2013:19)

mengatakan ”Semua metode pembelajaran saling melengkapi satu sama lain.

Penggunaannya didalam proses pembelajaran dapat dikolaborasikan, bergantung dari

karakteristik materi pokok pelajaran yang diajarkan kepada siswa”.

Menurut Adhitya (2013: 19) kelebihan dan kekurangan metode Drill and
Practice antara lain:
 Kelebihan metode pembelajaran drill and practice yaitu:
1. Bahan yang diberikan secara teratur.
2. Adanya pengawasan atau bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh
guru memuungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan untuk
kesalahannya.
4

3. Pengetahuan dan keterampilan siap berebentuk sewaktu-waktu dapat digunakan


untuk keperluan sehari-hari baik keperluan studi atau bekal hidup dimasyarakat.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih memperdalam kemampuan
secara spesifik.
5. Menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat.
6. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan.
7. Sangat tepat untuk siswa agar kegiatan belajar sukses.
8. Mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahkan
suatu masalah mengungkapkan gagasannya.
9. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan dengan penekanan belajar melalui berbuat.
 Sedangkan kekurangan drill and practice yaitu:
1. Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton, mudah membosankan. Dapat membentuk kebiasaan kaku, karena
bersifat otomatis.
4. Membentuk kebiasaan –kebiasaan yang otomatis dan kaku Berdasarkan

pernyatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap

metode yang digunakan guru tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Guru

sebaiknya mampu meminimalisasi dampak negatif dan kekurangan metode tersebut

dengan cara menyesuaikan dengan kondisi siswa, lingkungan belajar, serta sarana

yang tersedia di sekolah, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Cepat atau lambatnya siswa berbicara Bahasa Inggris akan berbeda satu sama

lain. Dengan diberikan praktek bicara secara lisan, siswa akan cepat untuk belajar

Bahasa Inggris. Banyak metode yang bisa digunakan


4

untuk praktek bicara Bahasa Inggris agar siswa tidak merasa bosan, salah satunya

adalah metode drill and practice. Dengan menggunakan metode, drill and practice

pelajaran tidak hanya akan terfokus pada buku dan papan tulis saja.

Dengan drill and practice, siswa bisa belajar Bahasa Inggris sedikit demi

sedikit dengan memerankan apa yang ada di kehidupan sehari-hari, pembelajaran

juga bisa disisipi dengan humor sehingga siswa tidak merasa bosan.

4. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Drill and Practice

Sudjana (1991 ; 86)


1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan,antara lain :
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
b. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
c. Tentukan rangkaian atau langkah yang harus dikerjakan untuk
menghindari kesalahan.
d. Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
Dalam langkah pembukaan, ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh
guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk
latihan yang akan dilaksanakan.
b. Langkah Pelaksanaan
1. Memulai latian dengan hal-hal yang sederhana dulu
2. Ciptakan suasana yang menyenangkan / menyejukkan
3. Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
4. Berikan kesempatan kepada siswa intuk terus berlatih
c. Langkah Mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi
untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga
latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
4

d. Penutup
1. Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
2. Memberikan latihan penenangan.

Dengan langkah-langkah ini diharapkan bahwa latihan akan betul-betul

bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan

pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan

praktek di sekolah. Bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga

menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa

menghasilkan ketrampilan yang baik. dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan

latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Penggunaan

Drill and Practice dalam kegiatan pembelajaran bisa dimulai dari kegiatan yang

mudah menuju yang kompleks. Dengan penggunaan Drill and Practice dałam

kegiatan pembelajaran dapat membuat siswa mengalami pemahaman tertentu dan

sekaligus keterampilan tertentu salah satunya keterampilan speaking dan

penguasaan Vocabulary

C. Keterampilan Berbahasa

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi melalui lisan dan tulisan.

Berkomunikasi melalui lisan dilakukan dalam bentuk simbol bunyi dimana setiap

simbol bunyi memiliki khas tersendiri. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia

disebutkan bahwa pengertian bahasa antara lain :


4

1) Sistem lambang bunyi artikulasi yang dipakai untuk melahirkan perasaan dan

pikiran,

2) Perkataan - perkataan yang dipakai suatu bangsa

3) Percakapan (perkataan yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik).

Salah satu fungsi utama bahasa adalah untuk menyampaikan pesan dari satu

orang ke orang lainnya. Setiap manusia di dunia ini harus mempunyai keterampilan

berbahasa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar mereka, Dengan bahasa,

kita dapat menyampaikan perasaan, pikiran, salam dan rasa simpati kepada mereka.

Berbicara untuk mengungkapkan keinginian sudah diperoleh oleh manusia sejak

mereka masih bayi. Wassid dan Suhendar (2009: 241) menyatakan bahwa

kemampuan speaking pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus

sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan

keinginan kepada orang lain. Manusia belajar menggunakan bahasa ibu untuk

berkomunikasi dengan sekitarnya sejak ia bayi. Kegiatan belajar bahasa dipengaruhi

beberapa tahapan. Dari mulai mendengarkan, memikirkannya, lalu menirukannya.

Berbagai aspek keterampilan dalam Bahasa Inggris harus dikuasai siswa untuk

mendukung siswa dalam bersosialisasi dikehidupan zaman yang semakin maju.

Empat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa tersebut yaitu: listening,

reading, speaking dan writing. Untuk berkomunikasi


4

dengan lancar maka keterampilan utama yang harus dikuasai oleh siswa adalah

kemampuan speaking dan penguasaan vocabulary Bahasa inggris.

1. Pengertian Speaking (Berbicara)

Tarigan (2008:16) menyebutkan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang

dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasan orang

tersebut,

Sedangkan menurut Mulgrave (dalam Tarigan, 2008: 16) berbicara bukan

sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata tetapi berbicara merupakan suatu alat

untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun sesuai dengan kebutuhan

pendengar. Dengan berbicara, seseorang bisa menyampaikan gagasan dan

perasaannya kepada orang lain.

Menurut Slamet dan Amir (dalam Suherman 2009: 59) Pengertian berbicara

sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas

untuk menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan penyimak.Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar

mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun

dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau

gagasan.Berbicara adalah bagian dari pertukaran timbal balik dengan resepsi dan

produksi mengambil peranan di dalamnya. Oleh karena itu,


4

interaksi saling berhadapan termasuk dialog, diskusi, atau beberapa bentuk pertukaran

verbal lain sebagai tindakan komunikasi perlu ditekankan. Berdasarkan beberapa

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan kegiatan

berkomunikasi yang bersifat aktif dan produktif, bertujuan untuk menyampaikan

gagasan ide, dan perasaan melalui bahasa lisan, baik satu arah maupun dua arah.

Kemampuan speaking seseorang, terutama berbicara dalam bahasa asing dapat

meningkat jika ia rajin berlatih, karena kemampuan speaking merupakan

keterampilan yang bersifat mekanistis, artinya semakin banyak berlatih, maka

semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara (Slamet, 2007: 34). Musaba

(2012: 22) mengemukakan beberapa cara untuk dapat meningkatkan kemampuan

speaking seseorang. Cara-cara tersebut antara lain adalah:

1) Membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, caranya dengan

banyak membaca; pengalaman baca yang banyak akan sangat bermanfaat

untuk kelancaran seseorang dalam berbicara.

2) Rajinlah memperhatikan orang lain dalam berbicara, terutama mereka

yang telah mahir berbicara (orator) untuk mengambil hal- hal penting

tentang cara mereka menyampaikan sesuatu.

3) Berlatih pidato sendiri di rumah, bisa di muka cermin.


5

4) Ikutilah berbagai forum yang banyak melibatkan kegiatan

berbicara, misalnya berupa diskusi, seminar, dialog dan lainnya.

Selain cara yang dikemukakan oleh Musaba tersebut, untuk dapat

meningkatkan keterampilan berbicara, seseorang juga harus mengetahui tujuan dari

berbicara seperti yang dirumuskan oleh Tarigan (2008: 17) bahwa tujuan berbicara

adalah untuk 1) memberitahukan dan melaporkan to inform); 2)

menjamu dan menghibur (to entertain); 3)

membujuk,mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade). Sebelum

berbicara, sebaiknya seseorang mengetahui terlebih dalulu tujuan dari apa

yang dibicarakannya, yakni untuk membujuk, melaporkan atau untuk

menghibur, agar pembicaraan yang dilakukan tidak disalahartikan oleh

lawan bicara sehingga tidak terjalin komunikasi yang baik.

2. Keterampilan Speaking (berbicara)

Berbicara sebagai sebuah keterampilan berbahasa, menurut Tarigan (1987: 34)

adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Peristiwa bicara

akan berlangsung apabila dipenuhi sejumlah persyaratan, yaitu: pengirim, pesan,

penerima, media, sarana, interaksi, dan pemahaman. Kemampuan speaking untuk

menyampaikan pesan secara lisan biasanya sudah dimiliki oleh anak-anak sebelum

usia sekolah. Kemampuan speaking ini bervariasi kualitasnya untuk masing- masing

anak. Kemampuan speaking yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa, terutama

bahasa inggris di Sekolah Menengah Atas diperlukan adanya suatu penilaian agar

dapat
5

diketahui tingkat keberhasilan dari tujuan pembelajaran kemampuan

speaking bahasa inggris.

Brown dan Yule (dalam Nunan, 1989: 26) berpendapat bahwa berbicara

adalah menggunakan bahasa lisan yang terdiri dari ucapan yang pendek, tidak

lengkap atau terpisah-pisah dalam lingkup pengucapan. Pengucapan itu sangat

berhubungan erat dengan pengulangan dan tumpang tindih yang dilakukan antara

pembicara satu dengan yang lain, dan pembicara sering menggunakan non-specific

references. Syarat seseorang mempunyai kemampuan speaking secara lancar tidak

hanya dari pengetahuan tentang ciri-ciri bahasa, tetapi juga dari kemampuannya

untuk memproses informasi dan memproses informasi bahasa tersebut (Harmer,

2001: 269). Selanjutnya, Harmer membagi unsur-unsur kemampuan speaking

menjadi dua, yaitu ciri-ciri bahasa dan proses mental atau proses sosial. Berdasarkan

ciri-ciri bahasa, unsur-unsur yang penting dalam kemampuan speaking menurut

Harmer (2001 : 269) dapat dijelaskan sebagai berikut. Unsur yang pertama adalah

connected speech, seorang pembicara yang fasih dapat menggunakan penghubung

ujaran dengan lancar. Unsur yang kedua adalah alat berekspresi. Unsur penting yang

ketiga adalah leksis dan tata bahasa. Unsur penting yang keempat adalah bahasa

negosiasi. Untuk menarik siswa agar tertarik dengan pembelajaran Bahasa Inggris

dibutuhkan kerjasama guru dengan siswa. Sanjaya (2010: 26) mengungkapkan

bahwa proses kerja sama antara guru dan siswa dalam


5

memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari

dalam diri siswa itusendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki

termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan,

sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Berdasarkan pendapat Sanjaya tersebut, guru dan siswa bisa bersama- sama

untuk mencapai tujuan pembelajaran dengen proses yangtelah dirancang. Dimyati

dan mudjono (2002: 157) mengungkapkan pembelajaran merupakan proses yang

diselenggarakan oleh guru untuk mendidik siswa dalam memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Pengetahuan tidak hanya difokuskan pada satu aspek saja,

tetapi semua aspek yang ada dalamdiri siswa.Berbagai aspek dalam Bahasa Inggris

harus dikuasai siswa untuk mendukung siswa dalam bersosialisasi.

Gee (2014:2) mengungkapkan, language serves a great function in our

lives, Giving and getting information is by no means the only one. Of course,

language does allow us to-inform each other, Berdasarkan pendapat Gee

tersebut, bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

Dengan bahasa, manusia dapat bertukar informasi satu dengan lainnya.

Dalam era globalisasi yang semakin maju, manusia tidak hanya membutuhkan

bahasa ibu untuk berkomunikasi. Hal tersebut juga


5

diungkapkan oleh Galbeano (2011: 324)Because a multicultural world needs

citizens with language proficiency, language specialists encourage the

maintenance and development ot native-language skills in bilingual children.

Siswa juga harus diberikan keterampilan berbahasa tidak hanya Bahasa ibu saja.

Gee (2014:2) mencontohkan jika ada orang lain memberikan salam pada kita

“how are you", tetapi kemudian kita tidak bisamembalas salam dari mereka maka

apa yang ada dipikiran orang tersebut? Bisa saja mereka berpikir bahwa kita adalah

orang yang sombong. Keterampilan menggunakan Bahasa Inggris dimulai sejak

Sekolah Dasar bahkan kanak-kanak karena Bahasa Inggris sudah dianggap sebagai

bahasa global. Pengalaman belajar Bahasa Inggris di Indonesia cenderung kurang

menyenangkan bagi anak- anak. Anak-anak memandang bahwa Bahasa Inggris

merupakan bahasa yang sulit bagi anak-anak di Indonesia. Banyak anak-anak yang

memilih lebih baik diam daripada berbuat kesalahan. Padahal

membuat kesalahan merupakan hal yang wajar bagi orang yang

sedang belajar.

3. Kemampuan Speaking (berbicara)

Perkembangan kemampuan speaking atau berbicara Bahasa Inggris siswa

didasari oleh kemampuan anak mendengarkan lagu-lagu atau tayangan-tayangan

yang mereka lihat di televisi. Dengan banyak mendengarkan tersebut, keterampilan

Bahasa Inggris anak akan berkembang secara alami. Cara tersebut juga dapat

membuat anak memperoleh lebih banyak vocabulary Bahasa Inggris yang akan

mereka
5

gunakan dalam percakapan yang akan mereka ucapkan. Pengucapan Bahasa Inggris

dengan pelafalan yang benar, bunyi bahasa, kata, frasa, dan kalimat yang

diungkapkan siswa akan dimengerti oleh siswa lainnya. Djiwandono (2008:124),

menyatakan beberapa unsur yang merupakan bagian dari kemampuan berbicara

antara lain: 1) Kejelasan pelafalan (intelligibility), 2) Kelancaran pelafalan (fluency),

3) Ketepatan pelafalan (accuracy), 4) Kewajaran (native-like). Kemampuan siswa

dalam belajar Bahasa Inggris tidak akan cepat berkembang jika hanya disuruh untuk

menulis atau membaca saja.Tetapi kemampuan siswa juga tidak cepat berkembang

jika hanya menghafal teks saja. Kemampuan speaking siswa bisa didapat dari

melihat atau mendengar.Dengan cara itu, siswa bisa merekam hal yang mereka lihat

atau dengar dalam otak mereka, Misalnya seorang keturunan Cina yang lama

tinggal di Jogja yang telah mendengar dan melihat kebiasaan orang Jogja pasti akan

bisa sedikit demi sedikit mengikuti bahasa atau kehidupan di Jogja. Begitu pula

dengan Bahasa Inggris, siswa yang sedikit demi sedikit belajar berbicara atau

mendengar Bahasa Inggris pasti akan bisa berbicara Bahasa Inggris meskipun kata-

kata yang digunakan masih asing jika didengarkan.

Dalam mempraktekkan Bahasa Inggris, siswa terkadang melakukan kesalahan-

kesalahan. Kesalahan tersebut datang dari berbagai alasan. Ridell (2003: 142)

menyebutkan beberapa alasan siswa melakukan kesalahan dalam berbicara Bahasa

Inggris, diantaranya: a) language interference, b)


5

Fotgetfulness, c) Lack of understanding, d) Slip of tongue, e) Unclear

teaching, f) Incorrect metode, g) Incorrect application of rules, h) Habitual, i)

Unawames, j) Lack of practice.Sering sekali guru meningkatkan kemampuan

speaking siswa hanya menggunakan metode drillingpembelajaran Bahasa Inggris.

Kelly (2004:16) menyatakan bahwa drilling adalah kegiatan dalam pembelajaran

BahasaInggris dimana guru mengucapkan kata-kata , sedangkan siswa hanya

mendengarkan, hal inilah yang membuat banyak siswa yang mulai bosan dan tidak

tertarik dengan kegiatan tersebut.

Menurut pendapat Zang tersebut bahwa kemampuan speaking dan vocabulary

siswa berkaitan dengan pemahaman terhadap suatu teks yang mereka baca dan

menerapkan informasi tersebut dalam meningkatkan kemampuan speaking mereka

secara lancar,

Tes kemampuan speaking merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam tes bahasa (Heaton, 1989). Sebagai kemampuan berbahasa yang aktif-

produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan

kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono, 1996). Berkaitan dengan hal ini, Harris

(1996) menyatakan, bahwa tidak ada kemampuan berbahasa yang begitu sulit untuk

dinilai sebagaimana tes berbicara. Kemudian ditegaskan kembali bahwa berbicara itu

merupakan keterampilan yang sangat kompleks, yang mempersyaratkan penggunaan

berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi: a)


5

Pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan serta pola tekanan

dan intonasi), b) Tata bahasa c) Vocabulary, d) Kelancaran (fluency),e) Pemahaman

(kemampuan melespon terhadap suatu ujaran secara baik).

4. Penilaian Tes Kemampuan Speaking (Berbicara)

Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran

kegiatan berbicara. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa

mampu berbicara adalah tes kemampuan berbicara. Pada prinsip ujian kemampuan

speaking memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, bukan menulis,

maka penilaian kemampuan speaking lebih ditekankan pada praktik berbicara. Untuk

rnengetahui keberhasilan suatu kegiatan tertentu perlu ada penilaian. Penilaian yang

dilakukan hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan peningkatan berbicara siswa

sehingga menumbuhkan motivasi pada pelajaran berikutnya.

Penilaian kemampuan berbicara dalam pengajaran berbahasa berdasarkan pada

dua faktor yaitu faktor kebahasaan dan non-kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi

lafal,vocabulary,dan struktur sedangkan faktor non-kebahasaan meliputi

materi,kelancaran dan gaya (Haryadi, 1997 : 95).

Dalam mengevaluasi kemampuan speaking seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor dalam bentuk pertanyaan yaitu :


5

a) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?

b) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta rekaman suku kata

memuaskan?

c) Apakah ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa

referensi internall memahami bahasa yang digunakan?

d) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?

e) Sejauh manakah "kewajaran" dan "kelancaran" ataupun "kenative

speaker-an" yang tercermin bila seseorang berbicara?

Penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dapat

dilakukan melalui tugas berdialog.

Bicara merupakan suatu kemampuan kompleks yang melibatkan beberapa

faktor, yaitu kesiapan belajar, kesiapan berpikir, kesiapan mempraktikkan, motivasi,

dan bimbingan. Apabila salah satu faktor tidak dapat dikuasai dengan baik, akan

terjadi kelambatan dan mutu bicara akan menurun (Hasuti, dkk 1985). Semakin

tinggi kemampuan seseorang menguasai kelima unsur itu semakin rendah pula

penguasaan berbicaranya. Akan tetapi, sangat sulit bagi kita untuk menilai faktor-

faktor itu karena sulit diukur. Berdasarkan fakta bahwa kegiatan berbicara cenderung

dapat diamati dalam konteks nyata saat siswa berbicara, maka dalam kegiatan

berbicara
5

dapat dikembangkan penilaian kinerja yang bertujuan menguji kemampuan siswa

dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa yang mereka

ketahui dan dapat mereka lakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.

(Johnson, 2004). Penilaian kinerja mempunyai dua karakteristik dasar yaitu (1) siswa

diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikansuatu

produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan misalnya berpidato), (2)

produk dari penilaian kinerja lebih penting daripada kinerja (performance)-nya.

Seperti yang dipaparkan oleh Nurgiyantoro (2011: 5-6) bahwa kegiatan

pendidikan dan pengajaran sebenarnya merupakan suatu proses, yaitu proses

mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pencapaian (tujuan-tujuan) tersebut, diperlukan suatu alat atau kegiatan

yang disebut penilaian. Selain itu, Jihad dan Haris (2008: 24) berpendapat bahwa

penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak

mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Kegiatan

penilaian tidak hanya dilakukan dengan teknik observasi karena unsur subjektivitas

penilai sangat berperan. Penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat pula

dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan pengajaran yang

dilakukan. Pada hakikatnya, kegiatan penilaian


5

dilakukan tidak hanya untuk menilai hasil belajar siswa saja, namun juga untuk

menilai kegiatan pengajaran itu sendiri, artinya informasi yang diperoleh dapat

digunakan sebagai umpan balik terhadap kegiatan pengajaran yang dilakukan.

Burhan Nurgiyantoro (2011: 5) berpendapat bahwa penilaian adalah suatu

proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Selanjutnya Tuckman dalam Burhan

Nurgiyantoro (2011: 5), mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui

(menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian-uraian di atas,

maka untuk menilai kemampuan berbicara siswa menggunakan kriteria tertentu.

Untuk itu peneliti menggunakan kriteria penilaian menurut Échelle de Harris.

Kriteria penilaian tersebut berdasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Tagliante

(Techniques de Classe : L’evaluation 1991 : 113-114). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes kemampuan speaking bahasa Prancis

yang disertai dengan kriteria penilaian tes. Hal yang berkaitan erat dengan instrumen

penelitian adalah berupa penyusunan sebuah rancangan instrumen yang dikenal

dengan istilah kisi-kisi.

Penilaian mengenai apakah yang akan dinilai itu produk atau kinerjanya akan

sangat bergantung pada karakteristik domain yang diukur. Dalam bidang sastra,

misalnya acting dan menari, kinerja dan produknya sama penting. Penilaian

mengenai kemampuan kinerja dapat juga dilakukan


6

dengan menggunakan skala penilaian (rating scale). Walaupun cara ini serupa

dengan checklist, tapi skala penilaian memungkinkan penilai menilai kemampuan

pesertadidik secara kontinun tidak lagi dengan metode dikotomi. Dengan kata lain,

kedua cara ini sama-sama berdasarkan pada beberapa kumpulan keterampilan atau

kemampuan kerja yang hendak diukur. Checklist hanya memberikan dua katagori

penilaian, sedangkan skala penilaian memberikan lebih dari dua kategori penilaian.

Paling tidak ada tiga jenis skala penilaian, yaitu: (1) numerical rating scale, (2)

graphic rating scale, dan (3) descripzive rating scale. Selain itu, alat penilaian

dalam berbicara dapat berwujud penilaian yang terdiri atas komponen-komponen

tekanan, tata bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman (Nurgiyantoro, 2005: 156).

Selain itu menurut Suhendar (dalam Cahyani dan Hodijah, 2007:64),

mengemukakan bahwa dalam menilai kemampuan berbicara seseorang sekurang-

kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan. Keenam haltersebut adalah: a )

lafal; b) struktur bahasa; c) kosakata; d) kafasihan; e) isi pembicaraan; dan f)

pemahaman.

Senada dengan pendapat di atas, Shihabuddin (2009:197) dengan lebih

terperinci mengungkapkan enam hal yang harus diperhatikan ketika menilai

kemampuan berbicara seseorang, yaitu: a) lafal dan ucapan; b) tata bahasa, stuktur

kebahasaan yang sesuai dengan ragam bahasa yang dipakai; c) kosakata, pilihan kata

yang tepat sesuai dengan makna informasi yang disampaikan; d) kefasihan,

kemudahan, dan kecepatan bicara; e) isi


6

pembicaraan, topik pembicaraan, gagasan yang disampaikan, ide-ide yang

dikemukakan, dan alur pembicaraan; f) pemahaman, menyangkut tingkat

keberhasilan komunikasi, dan kekomunikatifan.

Penjelasan dari setiap aspek penilaian tes kemampuan speaking yang

dikemukan oleh Shihabuddin (2009:198-199) gebagai berikut.

a. Lafal Aspek ini meliputi:


1) tekanan sesuai dengan standar, tidak tampak adanya pengaruh bahasa asing
dan bahasa daerah
2) ucapan yang dipahami
3) sesekali timbul kesukaran memahami
4) susah dipahami
5) sama sekali tidak dapat dipahami.
b.Tata Bahasa Aspek ini meliputi:
1) hampir tidak membuat salahan
2) sedikit sekali membuat kesalahan
3) seringmembuat kesalahan, sehingga kadang-kadang mengaburkan
pengertian.
4) kesalahan tata bahasa dan susunan kata menyebabkan pembicaraan sukar
dipahami;
5) kesalahan sedemikian banyaknya, sehingga tidak jetas alur pikirannya.
c. Vocabulary Aspek ini meliputi:
1) penggunaan kata-kata dan ungkapan baik sekali;
2) kadang-kadang digunakan kata dan istilah yang kurang tepat;
3) sering menggunakan kata-kata yang salah dan penggunaanya amat terbatas;
4) sering menggunakan kata yang salah menyebabkan pembicaraan sukar
dipahami;
5) Vocabulary amat terbatas sehingga memacetkan pembicaraan
d. Kefasihan Aspek ini meliputi:
1) pembicaraan lancar sekali;
2) kelancaran sering mengalami gangguan;
3) kecepatan dan kelancaran tampaknya sering diganggu oleh kesulitan bahasa;
4) pembicaraan tersendat-sendat;
5) pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek.
e. Isi pembicaraan Aspek ini meliputi:
1) alur pembicaraan sangat baik dan runtun;
6

2) alur topik pernbicaraan sedikit tertukar,'


3) alur pembicaraan masih dapat dipahami meskipun kurang runtun;
4) alur pembicaraannya tidak jelas sehingga menyimpang dari topik
pembicaraan.
f. PemahamanAspek ini meliputi:
1) dapat memahami masalah tanpa kesulitan;
2) dapat memahami percakapan dengan kecepatan yang normal dan dapat
bereaksi secara tepat;
3) dapat memahami sebagian besar percakapan, tetapi lambat bereaksi
4) dapat dikatakan tidak mampu memahami maksud percakapan betapa pun
sangat bersahaja.

D. Konsep Vocabulary (Vocabulary)

Istilah vocabulary dalam bahasa indonesia sejajar dengan istilah

perbendaharaan kata atau leksikon. Membicarakan vocabulary berarti membicarakan

suatu bidang bahasa yang disebut leksikologi atau ilmu vocabulary. Leksikologi atau

ilmu vocabulary adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata. Sulaiman,Gani&

syafri K.(1986) menyatakan bahwa kata vocabulary berasal dari bahasa sansekerta

Koca dan katha. Kedua kata tersebut diserap kedalam bahasa indonesia sebagai kata

majemuk. Rivers (Nunan, 1991 : 117) menyatakan bahwa vocabulary merupakan hal

yang penting agar dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi

secara komprehensif. Tarigan (1986 : 2) menyatakan bahwa kualitas berbahasa

seseorang tergantung pada kualitas vocabulary yang dimiliki. Makin kaya

vocabulary yang dimiliki maka makin besar pula kemungkinan terampil berbahasa.
6

Berdasarkan uraian pendapat diatas,dapat dinyatakan bahwa vocabulary

adalah kata-kata yang dimiliki suatu bahasa atau seseorang yang membentuk bahsa

yang bersangkutan atau dipakai oleh orang atau kelompok masyarakat yang

bersangkutan. Salah satu alasan mengapa guru membelajarkan vocabulary untuk

mempasilitasi siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap bacaan

(Pikulsi&Templeton,2004: 5). Pengetahuan tentang vocabulary adalah pusat

keahlian dalam berbahasa.Oleh karna itu,pembelajaran vocabulary merupakan

sesuatu yang sangat penting. Dalam pembelajaran vocabulary diperlukan adanya

prosedur dan pendekatan.

Pembelajaran vocabulary dalam hal ini menyangkut mengajar dan belajar

vocabulary. Pembelajaran vocabulary sangatlah penting mengingat peran

vocabulary itu sendiri dalam pembentukan bahasa seseorang. Hal ini merupakan

tugas seorang guru untuk memaksimalkan dalam pembelajarannya.

Nation (2001: 107-108) menyebutkan tiga prosedur mengajar vocabulary,

yaitu: recyc/ed words, the second-hand c/oze, dan the vocabulary interview.

Dalarn recycled words, prosedur mengajar vocabulary bergerak dari receptive

use ke productive use yang berfokus pada belajar yang disengaja. Dalam the

second-hand c/oze, prosedur mengajar vocabulary meliputi tiga langkah yaitu

siswa membaca teks yang mengandung vocabulary sasaran, siswa dengan sengaja

belajar vocabulary, dan siswa diberikan cloze passages yang merupakan

ringkasan dari apa yang


6

sesungguhnya mereka baca. Dalam the vocabulary interview, siswa diberi

kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada guru atau kepada siswa lain

tentang vocabulary tertentu, Salah satu tujuan prosedur ini adalah untuk membuat

siswa memperhatikan aspek- aspek mengetahui suatu kata.

Kosakata (vocabulary) dalam pembelajaran bahasa, termasuk Bahasa Inggris,

merupakan salah satu hal yang penting untuk dikuasai. Vocabulary dapat diartikan

sebagai kumpulan kata-kata yang dipahami oleh seseorang. Seseorang yang

memahami kosakata dengan baik akan berdampak pula pada proses komunikasi yang

baik (Nunan, 2006). Pendapat lain menyebutkan vocabulary adalah kumpulan

kosakata yang biasa digunakan untuk berkomunikasi bagi semua orang (Bamhart,

2008). Seseorang akan lebih mudah memahami suatu bahasa (berkomunikasi) apabila

terlebih dahulu memahami arti dari kosakata yang digunakan. Terdapat empat cara

untuk memahami kosakata, yakni (a) form, (b) pronunciation, (c) word meaning,

dan (d) usage (Brewster, Ellis &Girard, 2003).

Penjelasan dari pendapat Brewster, Ellis &Girard yaitu Forn adalah


mempelajari: (a) listening and repeating, (b) listening for specific
phonological information (consonant, vowel sounds, sumber syllable,
stress pattern) (c) looking at or observing the written for shape, first and
last letters, letters clusters, spelling, (d) noticing grammatical
information, and 5) copying and organizing. pronunciation merupakan
pengucapan atau pelafalan. Word meaning yaitu mempelajari arti kosakata
(vocabulary) dan bagaimana hubungannya dengan konsep materi serta
kosakata (vocabulary) lainnya. Usage adalah mempelajari bagaimana
penggunaan kosakata (vocabulary) itu sendiri.
6

Pemahaman Vocabulary yang berkaitan dengan ranah kognitif yang terdiri atas

kemampuan remember, understand, apply , analyze ), evaluate , dan create

(Anderson & Katthwohl, 2001). Hai ini dapat dijelaskan bahwa "remember

(mengingat)" merupakan kemampuan seseorang menghasilkan informasi yang tepat

dari ingatan.

Remember (mengingat) terdiri dari dua unsur: (a) recognizing (mengenali),

yaitu memperkenalkan pada siswa suatu konsep, ide atau gagasan yang belum pernah

ia temui dan pelajari sebelumnya, dan (b) recalling (mengingat kembali), yaitu

membantu siswa mengingat kembali konsep, ide dan gagasan yang pernah ditemukan

atau pelajari.

Understand (memahami) merupakan kemampuan seseorang untuk

mengartikan atau memaknai informasi dari berbagai materi ajar atau pengalaman.

Kemampuan understand (memahami) terdiri dari tujuh unsur:

(a) interpreting (menafsirkan), (b) exemplifying (memberi contoh), (c) classifying,

(d) summarizing, (e) inferring (menduga), (f) comparing (membandingkan), dan

(g) explaining (menjelaskan) adalah kemampuan merumuskan dan menjelaskan

hubungan sebab-akibat.

Apply (menerapkan) merupakan kemampuan seseorang untuk menerapkan

suatu prosedur. Apply dibagi menjadi excecuting dan implementing. Excecuting

(melakukan) yaitu siswa dihadapkan pada soal yang familiar atau apa yang dilakukan

untuk melengkapi soal itu, sedangkan


6

implementing (mengimplementasikan)yaitu mengimplementasi kan informasi yang

dimiliki.

Analyze (menganalisis) merupakan kemampuan seseorang untuk memecahkan

sebuah konsep menjadi beberapa bagian dan menjelaskan bagaimana bagian-bagian

tersebut saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain. Analyze (menganalisis)

terbagi menjadi tiga unsur yakni, differentiating (membedakan) yaitu kemampuan

membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai,

organizing (mengorganisasi) yaitu kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara

bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait dan attributing (memberi simbol )

yaitu kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang sudut pandang, nilai atau

maksud dari suatu masalah yang diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan

dasar yang lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang diajukan.

Evaluate (mengevaluasi) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat

penilaian berdasarkan standar dan kriteria melalui checking (pemeriksaan) dan

critiquing (mengkritisi).

Create (menciptakan) merupakan kemampuan seseorang untuk meletakkan

bagian-bagian pecahan secara bersama-sama untuk membentuk sesuatu yang baru

atau mengenali berbagai komponen dari sebuah struktur yang baru.


6

Secara sederhana pembelajaran vocabulary dapat dilakukan melalui empat

tahap. Pertama: introducing: guru memperkenalkan kata baru dengan ucapan dan

pelafalan yang jelas dan benar, gunakan media gambar atau benda nyata. Kedua,

metodeing: guru memberi contoh dengan bertindak sebagai metode. Ketiga,

practicing: guru melatih siswa untuk menirukan dan berlatih. Keempat, applying:

siswa menerapkan dalam situasi yang tepat dengan bantuan guru (Suyanto, 2010).

Penguasaan vocabulary merupakan hal yang sangat penting dalam

menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Semakin banyak vocabulary yang

dimiliki maka semakin mudah ia menjalin komunikasi dengan pihak Iain. Hal itu

terjadi karena katalah yang menjadi hal utama dalam komunikasi. Penguasaan

vocabulary diperoleh melalui pengalaman dan dipelajari di sekolah melalui

membaca dan mata pelajaran lainnya. Nurgiyantoro (2001: 213) menyatakan bahwa

penguasaan vocabulary adalah kemampuan untuk mempergunakan kata-kata.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkaya kosakata siswa, menurut
Usman (1980:21) di antaranya adalah:
(l) Memperkenalkan sinonim dan antonim kata atau frase,
(2)Memperkenalkan imbuhan,
(3) Mengira dan mereka-reka makna kata dari konteks,
(4) Menjelaskan arti sesuatu yang abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah,
(5) Meningkatkan minat baca siswa, membaca dapat memperkaya kosakata siswa.
6

Dale (dalam Tarigan, 1989:23) mengemukakan beberapa teknik yang dapat


dilakukan untuk pengembangan vocabulary siswa yaitu: (1) ujian sebagai
pengajaran, (2) petunjuk konteks, (3) sinonim, antonirn, hiponim, (4) asal usul
kata, (5) prefiks, (6) sufiks, (7) akar kata, (8) ucapan dan ejaan, (9) sematik,(10)
majas,(11) sastra dan perkembangan kosakata,(12) penggunaan kamus,(13)
permainan kata.Dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas kosakata
siswa, semua teknik tersebut dapat dipergunakan.

Penguasaan Vocabulary dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu: penguasaan

Vocabulary yang diperoleh dari hasil belajar dan penguasaan Vocabulary yang

diperoleh dari pengaruh lingkungan. Penguasaan Vocabulary dari hasil belajar

merupakan proses penguasaan yang diperoleh dari pengalaman belajar. Sementara

penguasaan Vocabulary dari pengaruh lingkungan berasal dari keluarga, pergaulan

dan lain-lain. Penguasaan Vocabulary tersebut tidak dapat dipisahkan secara tegas,

karena perkembangan kosakata yang dimiliki seseorang terus berkembang seumur

hidup. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penguasaan kosakata sangat

penting bagi seseorang dalam menuangkan ide, gagasan dan pikirannya. Dari definisi

diatas dapat ditentukan indikator yang mengukur penguasaan kosakata tersebut.

Dalam penelitian ini penguasaan Vocabulary Vocabulary ditentukan dengan

mempedomani pendapat DJiwandono (2008:127). Dengan demikian, indikator yang

digunakan untuk menentukan penguasaan kosakata tersebut, yaitu: 1) memilih kata

yang sesuai dengan makna/ konsep, 2) menentukan kata yang memiliki kesamaan
6

makna/sinonim, dan 3) menentukan kata yang mempunyai pertentangan

makna/antonim. Ketiga faktor penguasaan kosakata tersebut, seperti yang tertera

dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Indikator Penguasaan Kosakata

No Indikator

1 Memilih kata yang sesuai dengan makna/konsep

2 Menentukan kata yang memiiiki persamaan


makna/sinonim
3 Menentukan kata yang mempunyai pertentangan
makna/antonym
(Djjwandono)
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan Wiastra, Gosong dan Putrayasa, (2013),dengan
judul Penerapan Metode Drill and Practice untuk

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Menengah Pertama. Hasil

penelitiannya,terbukti kalau nilai kemampuan berbicara para peserta didik dapat

meningkat dengan menggunakan teknik Drill and Practice. Data menunjukkan

bahwa Siklus I nilai rata-rata kelas 77,97 dengan ketuntasan kelas sebesar 66,66%

meningkat menjadi nilai rata-rata 83,35 dengan ketuntasan 100% pada siklus Il.

Terjadi peningkatan sebesar 33,34%, Kualitas pernbelajaran pada sikius I sebesar

78,57 dengan kualitas sedang meningkat menjadi 84,16 pada siklus II termasuk

kualitas tinggi.

2. Penelitian Mat Soleh, Suparman dan Herpratiwi, (2014), dengan judul


Pembelajaran speaking dengan metode drill and practice menggunakan teks
7

berbentuk Narrative. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan

siswa dalam berbicara pada teks berbentuk narrative dengan menggunakan metode

Drill and Practice meningkat, yakni pada siklus I sebesar 58%, pada siklus II

sebesar 74,5%, dan pada siklus III sebesar 86,5%

3. Penelitian yang dilakukan Khoirul Huda, (2015),yang berjudul peningkatan


kemampuan speaking Bahasa Inggris melalui metode Drill and Practice

.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode drill and practice dapat

meningkatkan kemampuan speaking Bahasa Inggris. Hasil penelitiannya penggunaan

metode Drill and Practice dapat meningkatkan kemampuan speaking Bahasa

Inggris.

F. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini meliputi hal-hal seperti :

a. Penerapan Metode Pembelajaran Drill and Practice dapat


meningkatkan kemampuan Speaking Siswa Kelas XI

Salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa

Inggris adalah memperkenalkan Bahasa Inggris lebih dini,yaitu dimulai dari sekolah

dasar sampai sekolah menengah. Program ini dilaksanakan berdasarkan kebutuhan

para peserta didik,dan program ini bukan hanya diberikan di sekolah formal saja

tetapi diberikan dibeberapa lembaga kursus Bahasa Inggris.


7

Penerapan ini dapat dikatakan berhasil jika dapat mencapai tujuan pembelajaran

yang maksimal, maka siswa harus memiliki minat belajar yang baik. Minat belajar

yang baik dapat dipengaruhi oleh penggunaan metode belajar yang digunakan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran pada materi- materi yang sedang dipelajari.

Adapun metode pembelajaran yang baik disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran,materi pembelajaran,kemampuan guru,karateristik siswa,dan kondisi

lingkungan belajar yang terjadi dilapangan. Salah satu yang membuat Bahasa Inggris

menjadi pelajaran yang menarik adalah kegiatan pembelajarannya. Yaitu dengan

penerapan metode Drill and Practice,merupakan salah satu metode yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

b. Penerapan metode pembelajaran Drill and Practice dapat


meningkatkan vocabulary siswa Kelas XI

Drill and Pracatice adalah latihan dengan pratek yang dilakukan berulang kali

secara continyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan pratis tentang

pengetahuan yanngdi pelajari. Dari segi pelaksanaan nya sisswa rerlebih dahul telah

di bekali dengan pengetahuan dengan teori. Kemudian Drill and Practice merupakan

sebuah contoh dari gleaming by doing'. Drill (latihan) adalah satu kegiatan melakukan

hal yang sama,berulang –ulang secara bersungguh-sungguh dengan tujuan untuk

memperkuat suatu asosiasi atau penyempurnaan suatu keterampilan agar


7

menjadi bersifat permanen. Sedangkan practice adalah latihan yang disiplin dan

berulang-ulang, digunakan sebagai berarti mengajar dan menyempurnakan

keterampilan atau prosedur.

Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan

pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa

mempraktekkannya sehingga menjadi mahir dan terampil. siswa yang harus aktif

mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman untuk dapat berbicara

dan bertindak dengan baik. Dan Practice yang artinya bermain adalah siswa

menggunakan imajinasi mereka dan bersenang- senang dalam memperagakan bagian

mereka pada sebuah lingkungan.

Pembelajaran Drill and practice tidak hanya meningkatkan kemampuan

berbicara siswa tetapi berkaitan erat pula dengan penguasaan vocabulary saat siswa

melakukan Drill and practice didepan kelas. Vocabulary (kosakata) merupakan hal

mendasar yang harus dikuasai daiarn mempelajari suatu bahasa. Penguasaan

Vocabulary yang dimiliki siswa dapat membangun kemampuan speaking mereka

sehingga mereka dapat berbicara dengan lancar. Melalui penerapan Drill and

practice maka penguasaan vocabulary siswa pun akan meningkat dengan

sendirinya.
7

c. Penerapan metode pembelajaran Drill and practice efektif dapat


meningkatkan Vocabulary Siswa Kelas Xl.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam upaya

meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran bahasa inggris khususnya

dalam penguasaan vocabulary adalah dengan menerapkan metode Drill and

practice.

Penerapan Metode pembelajaran drill and practice dapat menunjukkan

peningkatan penguasaan vocabulary siswa melalui kemampuan speaking yang di

peragakan, maka penerapan metode ini efektif untuk meningkatkan vocabulary

siswa. Penerapan metode Drill and Practice dalam pembelajaran bahasa inggris

diharapkan hasil belajar vocabulary siswa semakin meningkat. Selain itu pada

metode Drill and practice juga menekankan Efekifitas pembelajaran sehingga

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa akan mencapai

tujuan pembelajaranyang telah ditentukan

sebelumnya.
7

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis

yaitu:

1. Penerapan metode pembelajaran Drill and Practice dapat meningkatkan


kemampuan speaking dan vocabulary siswa kelas Xl SMKN 2 Lahat.

2. Penerapan metode pembelajaran Drill and Practice dapat meningkatkan


vocabulary siswa kelas Xl SMKN 2 Lahat.

3. Penggunaan metode pembelajaran Drill and Practice untuk

meningkatkan vocabulary siswa kelas Xl SMKN 2 Lahat.


7

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

Suhardjono (2007:58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

Research) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Arikunto, (2010)

menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Menurut Tampubolon (2014:15) penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh

pengetahuan yang benar tentang suatu masalah, sedangkan tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang disengaja dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan tertentu.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru menjadi memperoleh

kejelasan dari yang selama ini tidak jelas itu berdasarkan umpan balik yang

diperolehnya sendiri. Jika suatu teori pembelajaran atau metode pembelajaran

ternyata tidak cocok dengan kondisi kelasnya, maka melalui penelitian tindakan kelas

ini guru dapat mengadaptasi teori tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang

diketolanya dalam proses pembelajaran. Dengan

75
76

cara demikian, kepentingan proses dan atau produk pernbelajaran yang lebih efektif,

optimal, dan fungsional akan semakin dapat diciptakan dan dicapai.

Berdasarkan pembahasan di atas, pertanyaan penting yang diajukan di sini

adalah: "Apakah sesungguhnya definisi Penelitian Tindakan Kelas itu? Ada beberapa

definisi penelitian tindakan kelas yang dapat diajukan di sini, yaitu

Suharsimi (2007:2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan

gabungan definisi dari kata "penelitian," "tindakan" dan "kelas." Penelitian adalah

kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu

suatu hal menarik minat.dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian

berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Jadi, Suharsimi (2007:3)

berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.


7

Dari beberapa definisi tersebut di atas, penelitian tindakan kelas dapat

didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan Dari

beberapa definisi tersebut di atas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik

pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh

hasil betajar yang lebih baik. OIeh karena itu, penelitian tindakan kelas juga

merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penetitian yang dilakukan

untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang

maksimal. Penting untuk dipertegas di sini adalah pengertian atau makna "kelas"

itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari, kelas seringkali diartikan sebagai suatu

ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas semacam Ini

sesungguhnya salah karena terlalu membatasi proses pembelajaran dalam ruangan

tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran, "kelas" dimaknai sebagai

sekelompok peserta didik yang sedang belajar; bukan hanya ruang

kelas saja. Dengan pemaknaan seperti ini, siswa belajar tidak

terbatas hanya di dalam suatu ruangan saja, tetapi juga termasuk

ketika melakukan observasidi laboratorium, menelaah buku di

perpustakaan, melakukan praktikum di bengkel kerja, atau melakukan karyawisata

ke tempat-tempat peninggalan sejarah.


7

Oleh sebab itu, menurut Suharsimi (2007:3) "penelitian tindakan kelas dapat

dilakukan tidak hanya di dalam ruangan kelas saja, tetapi bisa di mana saja

tempatnya yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Jadi,

penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di

perpustakaan, di lapangan olah raga, bengkel kerja, atau di tempat kunjungan

Studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar' hal yang

sama dari guru atau fasilitator yang sama.

Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitian

tindakan kelas, menurut Suhardjono (2007:58), meliputi: 1 ) Siswa, dapat dicermati

objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses

pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik

mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja

bakti di luar sekolah. 2) Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang

mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata,

atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3) Meteri pelajaran, dapat

dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada

siswa. 4) Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang

mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang di amati adalah guru,

siswa, atau keduanya. 5) Hasil pernbelajaran, merupakan produk yang harus

ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur Iain,


7

yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu

sendiri. 6) Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang

melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat

ditakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif. 7)

Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa

dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas .merupakan gerak

kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini

yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa

ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,

penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.

Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menguji pengaruh satu atau lebih

dari satu variable terhadap variable lain (Sukmadinata, 2008: 28). Penelitian kuasi

eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari 'sesuatu'

yang dikenakan pada subjek selidik (Arikunto, 2010: 68).

B. Prosedur Penelitian

Menurut Crisyanti (2011:143) prosedur adalah tata cara kerja yaitu rangkaian

tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang dan

merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan

mencapai tujuan akhir. Menurut Arikunto (2010:64)


8

penelitian adalah kegiatan mencermati suatu Objek dengan menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.

Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur penelitian

adalah rangkaian tindakan atau langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dengan cara mencermati suatu Objek untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akhir yaitu meningkatkan mutu

suatu hal serta menarik minat dan penting bagi peneliti.

Berdasarkan jenis penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka prosedur

penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahap yang

harus diikuti oleh peneliti yaitu:

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu cara yang strategis bagi

guru untuk meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktek

pembelajaran dikelas.

Menurut Arikunto (2002: 3) bahwa PTK merupakan paparan gabungan definisi


dari tiga kata "penelitian, tindakan, dan kelas". Penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-
orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kulitas diberbagai
bidang.
8

Tindakanadalah suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang dalam pelaksanaanya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan.

Sedangkan kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat

yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian

tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu

Action Research (penelitian tindakan ) yang dilakukan di kelas.

Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart (1986) mengatakan bahwa PTK adalah

merupakan metode pengembangan dari metode Kurt Lewin. Dikatakan demikian,

karena di dafam suatu sikfus terdiri atas empat komponen, keempat komponen

tersebut, meliputi (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi,

kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk

siklus tersendiri. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi'uddin, 1996)

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang

selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Tahapan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart

ada 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan , pengamatan, dan refleksi. Adapun

gambaran pelaksanaan metode yang disampaikan oleh Kernmis danTaggart tersebut

dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :


8

Gambar 3.1. Desain PTK metode Kemmis danTaggart (Afandi,2013)


Keterangan : Plan (perencanaan)
Act & observe (pelaksanaan & observasi)
Pengamatan
Reflect (refleksi)

Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menyusun rancangan tindakan (planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan

dilakukan. Pada tahap ini, peneliti merancang atau mendesain suatu tindakan

pembelajaran drill and practice untuk meningkatkan kemampuan speaking dan

vocabulary siswa kelas Xl SMK Negeri 2 Lahat. Perencanaan tindakan drill and

practice meliputi:

1. Planning (perencanaan) meliputi kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran.

2. Acting (tindakan) meliputi kegiatan belajar siswa dan evaluasi belajar siswa
8

3. observing (observasi) kegiatan pengamatan kegiatan pembelajaran

4. Reflecting (refleksi) merupakan tahap menganalisis respon siswa terhadap

kegiatan pembelajaran.

Pada tahap perencanaan disusun secara rinci kegiatan yang akan dilakukan,

yaitu:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

langkah-langkah dan tujuan pembelajaran yang menggunakan metode Drill

and Practice

b. Menyusun instrumen penilaian kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

langkah-langkah dan tujuan pembelajaran yang menggunakan metode Drill

and Practice.

c. Menyusun lembar penilaian kemampuan speaking (berbicara) siswa dalam

bentuk unjuk kerja.

d. Membuat naskah soal untuk mengukur penguasaan vocabulary siswa

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian atau tindakan (acting). Tahap ini merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, berupa langkah-langkah melakukan

tindakan di kelas. Salah satu yang harus dilakukan dalam melaksanakan tindakan

kelas yaitu bagaimana langkah-langkah praktis pelaksanaan penelitian tindakan kelas

tersebut dapat dijabarkan secara jelas dan mudah dipahami. Untuk mengetahui

bagian yang difokuskan pada


8

kegiatan pokok pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah (1) Planning,

(2) acting, (3) observing, (4) reflecting. Apabila satu siklus belum menunjukkan

tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan penelitian

dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, sampai menunjukkan peningkatan.

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Dalam tahap ini, guru sebagai pelaksana (peneliti) danteman sejawat

(oberver) mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang

akurat untuk penelitian siklus berikutnya. Pada tahap ini, guru bertindak sebagai

peneliti dimana akan melakukan pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan

sedang berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format

observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat

pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampak terhadap

peningkatan speaking dan vocabulary.

Inti pokok yang diamati saat pembeiajaran berlangsung sebagai berikut:

a. Kegiatan siswa berupa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara dan

mengerjakan tugas diakhir tindakan.

b.Kekurangan dan kelebihan metode drill and practice yang digunakan,tahap pernbelajaran

dan media pembelajaran yang digunakan,


8

c. Kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal

yang berkaitan dengan peningkatan :1) proses kegiatan belajar mengajar, 2)

kemampuan speaking , 3) penguasaan vocabulary yang sudah sesuai dengan

rancangan dan mencermati hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan- tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

2. Penelitian Kuasi Eksperimen

Setelah tahapan pertama yaitu penelitian tindakan kelas dilakukan dan diperoleh

hasil proses penerapan metode pembelajaran Drill and practice dalam meningkatkan

kemampuan speaking siswa yang tepat, maka tahap selanjutnya adalah untuk

mengetahui keefektifan penerapan metode pembelajaran Drill and practice dalam

meningkatkan Vocabulary di bandingkan dengan pembelajaran konvensional

dilakukan penelitian kuasi eksperimen.


8

Menurut Sugiyono (2012: 109) metode penelitian kuasi experiment

merupakan penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

"sesuatu" yang dikenakan pada subjek yang diteliti dengan mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali.

Hal ini berarti eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu

peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu. Selanjutnya Sugiyono (2017:

77) mengatakan, desain eksperimen kuasi mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

sepenuhnya bisa mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan

eksperimen.

Penelitian eksperimen kuasi ini digunakan untuk mengetahui perbedaan

kemampuan kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk non-

equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2017:79), dalam penelitian ini

akan terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, Keduanya kemudian

diberi pre-tes untuk mengetahui keadaan awal dan perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan desain penelitian yang telah dikemukakan di atas, berikut

merupakan gambaran desain penelitian nonequivalent control group design.


8

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Exsperimen


01 X 02

03 - 04

(Sugiyono)

Keterangan:
01 : Pre-test kelas eksperimen 02 :
Post- test kelas eksperimen 03 :
Pre-test kelas kontrol
04 : Post- test kelas kontrol
X: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa penerapan metode pembelajaran

Drill and practice untuk penguasaan vocabulary Bahasa Inggris.

-: Tidak menerapkan metode pembelajaran Drill and practice dalam kelas

control.

Berdasarkan desain penelitian yang telah dipaparkan, penelitian melakukan dua

kali tes pada masing-masing kelompok. Tes awal dilakukan terhadap kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui hasil awal penguasaan

vocabulary sebelum diberikan perlakuan. Kemudian pada tes akhir dikelompok

eksperimen diberikan perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran Drill and

practice. Sedangkan tes akhir di kelompok kontrol, dilakukan dengan cara langsung

tanpa ada perlakuan.

Setelah kedua kelompok melakukan tes akhir, hasil keduanya kemudian

dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara


8

kedua nilai dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan menunjukkan pengaruh dari

perlakuan yang telah diberikan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri SMKNegeri 2

Lahat, sekolah yang termasuk ruang lingkup pemerintah kabupaten Lahat Sumatera

Selatan.

2. Waktu Penelltian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020,

dengan dua tahapan, yaitu persiapan (pra-penelitian) dan pelaksanaan. Tahap pra-

penelitian dilakukan pada bulan februari 2020.

D. Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel

Subjek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam

rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862).

Adapun subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI OTKP.

Peneliti memilih kelas ini sebagai subjek penelitian karena peneliti mengajar dan

menemukan permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian tentang kemampuan

berbicara dan penguasaan vocabulary masih rendah terjadi pada kelas tersebut.

Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk mencapai tujuan dari

penelitian. Data-data dari objek yang ditetiti merupakan data yang dibutuhkan Oleh

peneliti untuk proses penganalisa data. Objek yang akan


8

diteliti masih berupa populasi yang dipilih Oleh peneliti. Merturut Sugiyono

(2013:117) 'populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan Oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan."

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah siswa kelas Xl OTKP

Semester genap SMKN 2 Lahat tahun pelajaran 2019/2020. Sesuai dengan kurikulum

2013 penetapan kelas Xl sebagai populasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa

kelas Xl mendapat materi Ekpressing Opinion pada semester ganjil, sehingga

keefektifan strategi dari penerapan metodepembelajaran Drill and Practice dapat

dilihat dari peningkatan hasil pretes dan post test penguasaan vocabulary pada siswa

kelas XI.

Berikut merupakan data jumlah siswa kelas Xl tahun pelajaran 2019/2020 di SMK

Negeri 2 Lahat perkelasnya.

Tabel 3.2 : Populasi jumlah siswa kelas XI OTKP SMK Negeri 2


Lahat

Kelas L P Jumlah
Xl OTKP 1 2 23 25
Xl OTKP 2 - 25 25
Xl OTKP 3 1 24 25
Jumlah 3 70 75

Objek penelitian yang masih berupa populasi harus dikerucutkan menjadi suatu

sampel penelitian. Sudjana (2005:6) menyatakan bahwa "Sampel adalah sebagian

yang diambil dari populasi. "Senada dengan


9

pendapat Sudjana, Sugiyono (2013:118) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut."

Berdasarkan pernyataan tersebut maka pengambilan sampel harus berasal dari

populasi yang telah dipilih. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh penulis

pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling, Menurut

Sugiyono (2013:122) non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Salah satu teknik sampling yang akan digunakan oleh penulis dari

nonprobability sampling adalah purposive sampling. Dengan menggunakan

purposive sampling, sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan

atas kriteria atau pertimbangan tertentu sehingga tidak melalui proses pemilihan

sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random (Faisal,2008:67).

Setelah dilakukan pertimbangan, peneliti memilih dua kelas sebagai sampel

penelitian kuasi ekperimen. Kelas ekperimen adalah kelas XI OTKP 3 sedangkan

kelas kontrol adalah kelas XI OTKP 1.


9

Tabel 3.3 : Sampel Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol
Kelas L p Jumlah

Eksperimen 1 24 25

Kontrol 2 23 25

Total 3 47 50

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data, Arikunto (2002:125 Dalam penelitian ini, digunakan beberapa

teknik pengumpulan data. Teknik tersebut adalah observasi dan test.

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik penilaian unjuk kerja.


Sukhriani (2010:39) menyatakan penilaian unjuk kerja merupakan penilaian
yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam meiakukan
sesuatu. Observasi unjuk kerja perlu dilakukan untuk menetapkan tingkat
pencapaian kemampuan tertentu. Observasi adalah cara untuk menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang dipelajari selama penelitian berlangsung. Dengan
observasi, peneliti dapat mengumpulkan data yang menghasilkan informasi
tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Metode observasi dilakukan dengan cara:

(1) mengamati kegiatan selama proses pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran Drill and practice yang dilakukanoleh

observer di depan kelas.


9

(2) Pengamatan terhadap kemampuan speaking (berbicara) siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar yang meliputi aspek- aspek lafal,tata

bahasa, kosa kata, kefasihan, isi pembicaraan, dan pemahaman.

Pemilihan observasi sebagai alat pengumpul data peneliti akan mampu

mengumpulkan data secara efektif dan objektif jika dilaksanakan dengan cermat.

Agar observasi berjalan dengan baik maka diperlukan alat atau instrumen observasi.

Instrumen observasi pada PTK merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati

hal-hal yang diamati.

2. Tes

Tes mempunyai berbagai jenis salah satunya adalah tes berdasarkan cara

pengerjaannya. Poerwanti dan Masduki (2008:9) menyatakan salah satu tes tersebut

adalah tes tertulis, pada tes ini peserta didik diminta menjawab soal sebagai indikator

pencapaian kompetensi yang berupa kognitif. Menurut Sukhriani (2010:45) tes

tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik

dalam bentuk tulisan. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan Vocabulary

(Vocabulary) Bahasa Inggris.


9

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi Aktivitas guru

Variabel pertama yang diobservasi yaitu menerapan metode Drill and Practice

yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini dibuat rubrik penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur seberapa baik guru menerapkan metode

pembelajaran yang diinginkan kedalam kelas.

a. Lembar penilaian aktivitas guru menggunakan meode


pembelajaran Drill and Practice.

Instrumen ini berupa lembar observasi aktivitas guru berisi tentang langkah-

langkah Metode Pembelajaran Drill and Practice,Indikator yang digunakan

disesuaikan dengan teori yang yang telah dijelaskan pada bab2.

Tabel 3.4: Kisi-kisi Penilaian instrumen lembar observasi aktivitas


guru ( menggunakan metode Drill and practice ).

Skor
No Indikator
4 3 2 1
(SB) (B) (K) (SK)
Kegiatan pendahuluan

1 Guru kesiapan belajar siswa

2 Guru memberikan Pre-test

3 Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran
4 Guru memberikan apersepsi
belajar
Kegiatan inti
9

5 Guru memberikan materi


pelajaran ungkapan pendapat
6 Guru memulai latihan dengan
hal-hal yang sederhana dulu
7 Guru menciptakan suasana yang
menyenangkan atau
menyejukkan
8 Guru meyakinkan bahwa semua
siswa tertarik untuk ikut

9 Guru memberikan kesempatan


kepada siswa untuk terus berlatih
10 Guru menyimpulkan

Kegiatan penutup

11 Guru mengadakan refleksi dan


memberi reward kepada individu tau
kelompok atas keberhasilan dalam
belajar
12 Guru memberikan soal evaluasi

13 Guru menutup pelajaran dengan


salam
Keterangan :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Kurang
Skor 1 = Sangat Kurang

Data yang diperoleh menggunakan observasi merupakan data kualitatif.

Karena, instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan untuk menghasilkan data kuantitatlf yang akurat, maka setiap indikator dałam

instrumen ini diberikan skala. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rating-

scale. Dengan rating-scale data mentah yang


9

diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif

,(Sugiyono, 2013: 141).

Dengan metode rating-scale,setiap indikator diberikan kriteria yang mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata- kata sesuai dengan

kenyataan yang diobservasi.

Supaya observer dapat mengartikan setiap kriteria dan angka yang diberikan

pada alternatif jawaban pada setiap instrumen,maka masing- masing indikator diberi

deskriptor sebagai panduan bagi observer dalam memberikan penilaian pada

kriteria.Observer diminta umtuk mencheklist kriteria berdasarkan banyaknya

deskriptor yang muncul atau tampak ketika proses pembelajaran berlangsung.

b . Lembar penilaian kemampuan speaking (berbicara) siswa.

Selain variabel Penerapan Metode Drill and Practice, teknik observasi juga

digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan Speaking . Instrumen yang

digunakan adalah rubrik. Rubrik digunakan untuk melakukan penilaian terhadap

kemampuan speaking siswa selama mengikuti pembelajaran bahasa inggris melalui

Metode Drill and Practice. Adapun indikator dari kemampuan speaking siswa yang

diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


9

Tabel 3.5: Kisi-Kisi kemampuan speaking

NO ASPEK DESKRIPTOR KRITERIA


YANG
DIAMATI
4 3 2 1
(SB) (B) (K) (SK)
1 Intonasi 1. Dinamik
(intonation) 2. Tekanan
nada
3. Tekanan
tempo
4. Penegasan
2 Pengucapan 1. Vocal
(pronounciati 2. Konsonan
on) 3. Lafal
4. Eksen
3 Tata bahasa 1. Fonologi
(grammer) 2. Marfologi
3. Sintaksis
4. Semantik
4 Kefasihan 1. Artikulasi
(fluency) 2. Kelancaran
3. Menguasai
4. Optimis
5 Gaya bicara 1. Aksidenton
(diction) 2. Pilisidenton
3. Klimaks
4. Hiperbola
6 Pemahaman 1. Terjemahan
(comprehensi 2. Penafsiran
on) 3. Ekstrapolasi
4. Formal
9

Sama seperti pada lembar observasi aktivitas guru, metode ini menggunakan

skala pengukuran yaitu skala rating-scale, dengan empat kriteria dan masing-masing

diberi skor masing-masing indikator dikembangkan sebanyak empat deskriptor

sebagai panduan bagi observer dalam memberikan cheklist pada kriteria penilaian.

2. Soal tes Vocabulary

Tes tertulis dengan cara menjawab soal-soal yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang penguasaan Vocabulary Bahasa Inggris siswa yang

dilakukan sebelum dan sesudah tindakan. Tes menjawab soal yang dilakukan siswa

adalah dengan cara melengkapi sebuah dialog atau teks yang berkaitan dengan materi

vocabulary secara benar.

Tabel 3.6 : Kisi –kisi soal Vocabulary

No Siklus Standar Indikator Item soal Jml


Kompetensi/ soal soal
Kompetensi dasar C1 C2 C3

1 Siklus1 3.2 Menerapkan 1.Mengiden 1 2,3 3


fungsi tifikasi
sosial,struktur vocabula
teks,dan unsur ry
kebahasaan teks tentang
interaksi menanya
transaksional lisan kan 5 4 2
dan tulis yang pendapat
melibatkan
tindakan memberi 2.Mengiden
dan meminta tifikasi
vocabulary
informasi terkait
pendapat dan tentang 6 7,8 3
memberika
9

pikiran,sesuai n pendapat
dengan konteks
penggunaanya 3.Merespon
(perhatikan unsur pertanyaan
kebahasaan I menanyak 9,10 2
think,I suppose,in an
my opinion) pendapat

11,1 2
4.Menentuk
an 2
persamaan
kata 13,14 3

5.Menentuk ,15
an lawan
kata

6.Melengka
pi dialog
tentang
pendapat
Jumlah 15
2 Siklus 4.2 Menyusun teks 1.Mengiden 1,2 2
interaksi tifikasi
2 transaksional,lisa n kosa kata
dan tulis,pendek tentang
dan menanyak
sederhana,yang an setuju
melibatkan terhadap
tindakan memberi pendapat
dan meminta 3,4 2
informasi terkait 2.Mengiden
tifikasi
pendapat dan
vocabulary
pikiran,dengan
tentang
memperhatikan
menanyak
fungsi sosial an tidak
struktur teks,dan setuju
unsur terhadap 5 6 2
kebahasaan pendapat
9

yang benar dan


sesuai konteks 3.Merespon
pertanyaan
menanyak
an tentang
setuju dan
tidak setuju
terhadap
pendapat 7,8 2

4.Menentuk
an 9,10 2
persamaan
kata 11 13 15 5

5.Menentuk 12 14
an lawan
kata

6.Melengka
pi dialog
tentang
pendapat
Jumlah 15
3 Siklus 1.Mengiden 3 1,2 3
3.3Membedakan,dan tifikasi
3 unsur fungsi gambar
sosial,struktur teks poster
kebahasaan kerja 4 5 6 3
sesuai beberapa 2.Mengiden
teks khusus dalam tifikasi
bentuk undangan makna
resmi dengan yang
memberi dan tersirat
dalam 7,8 2
meminta informasi
teks
terkait kegiatan
3.Menentuk 9 1
sekolah/tempat
an jenis
dengan konteks poster
penggunaannya. 4.Menentuk
an lawan
10

kata 10 1

5.Menentuk 11 12 2
an
persama
an kata
14 13 15 3
6.melengka
pi kata

7.Menentuk
an
makna
kata
yang
terkandu
ng dalam
kalimat
Jumlah 15
4 Kuasi 4.3.1 Menangkap 1.Mengiden 1,2 3 3
Ekperi makna secara tifikasi
men kontekstual gambar
terkait fungsi undanga
sosial, struktur n 6 4,5 3
teks, dan unsur
2.Mengiden
kebahasaan teks
tifikasi
khusus dalam
makna
bentuk undangan yang
resmi lisan dan tersirat 7,8 2
tulis, terkait dalam
kegiatan teks 10 9 2
sekolah/tempat
kerja 3.Menentuk
an jenis
undanga 11 12 2
n
13 14 2
4.Menentuk
an lawan
kata
10

5. Menentuk 15 1
an
persama
an kata

6. Melengka
pi kata

7. Menentuk
an makna
yang
terkandu
ng dalam
kalimat

Jumlah 15

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data observasi dalam kegiatan

pembelajaran, data analisis kemampuan speaking dan vocabulary.

1. Analisis data Kegiatan Pembelajaran Mengunakan Drill and practice

Data observasi yang diamati dalam proses penelitian ada 2 yaitu observasi

proses pembelajaran metode Drill and Practice dan kemampuan speaking. Dalam

kegiatan pembelajan yang menggunakan Drill and Practice data yang dianalisis

diawali dengan data kualitatif yaitu melakukan pengamatan atau observasi pada saat

pernbelajaran sedang berlangsung sesuai dengan indikator observasi yang telah

disusun. Data tersebut kemudian dihitung secara kuantitatif untuk mengetahui nilai

rata- rata kegiatan tersebut menggunakan rumus rata-rata berikut:


10

Me dapat dirumuskan sebagai berikut:

Me = ∑𝑥 1
𝑛

Dimana :

Me = Mean (rata-rata)

∑ = Epsilon (baca jumlah) Xi


= Nilai x ke i sampai ke n
N=Jumlahindividu(Sugiyono, 2012:49)

Hasil analisis data tersebut kemudian akan didasarkan pada kategori kriteria

penilaian yang dikemukakan oleh Widiyoko (2012:112).

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Proses Belatar Mengajar Drill and


practice

No Rerata skor Jawaban Klasifikasi sikap

1 3,26 - 4,00 Sangat Baik

2 2,51 -3,25 Baik

3 1,76 - 2,50 Kurang

4 1,00-1,75 Sangat Kurang

2. Analisis Data Speaking (Berbicara)

Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan atau observasi di analisis dengan cara

menentukan rata-rata skor jawaban.


10

Mean atau rata-rata merupakan teknik penjelasan kelompok berdasarkan atas

nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan

jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Me dapat dirumuskan sebagai berikut:

Me = ∑𝑥 1
𝑛
Dimana:
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi= Nilai x ke i sampai ke n
n= Jumlah individu (Sugiyono, 2012:49)

Setelah mendapatkan hasil rata-rata Skor jawaban kemudian menentukan

klasifikasi sikap yaitu terlebih dahulu mencari Skor tertinggi, Skor terendah, jumlah

kelas dan jarak interval. Dalam penelitian ini data yang ada sebagai berikut:

Skor tertinggi : 4 (Sangat Baik)

Skor terendah : 1 (Sangan Tidak baik)

Jumlah Kelas : 3 (Sangat tidak baik sampai sangat baik) Jarak

Interval : (4-1) / 4 = 0,75

Berdasarkan data tersebut disusun tabel Kriteria Kemampuan speaking

terhadap peningkatan kemampuan speaking siswa sebagai berikut:


10

Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan speaking

No Rerata Skor Jawaban Klasifikasi sikap


1 3,26 - 4,00 Sangat Baik
2 2,51 - 3,25 Baik
3 1,76 - 2-50 Tidak Baik
4 1,00 - 1,76 Sangat Tidak Baik
( Sumber : adaptasi dari Widoyoko)

3. Analisis Data Tes Penguasaan Vocabulary ( Vocabulary)

Data tes untuk mengukur penguasaan vocabulary siswa dianalisis

menggunakan metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:282) data kuantitatif yang

dikumpulkan dalam penelitian koralasiona: komparatif atau eksperimen diolah

dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan baik secara manual maupun

dengan menggunakan jasa komputer.

Pada penelitian ini tes untuk setiap siklus dilaksanakan dua kali, yaitu pre-test dan

post-test. Hasil tes dalarn PTK dianalisis menggunakan Skor nilai O sampai dengan

100. Nilai tes berkisar antara O sarnpai dengan 100, interval hasil tes ada 4 ( sangat

Baik, Baik , Kurang , dan Sangat Kurang). Jarak interval = ( Skor maksimal — Skor

minimal) : kelas Interval. Jadi intervalnya adalah (100-0) : 4 = 20.

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan klasifikasi skor nilai tes

sebagai berikut :
10

Tabel 3.9 Klasifikasi Skor tes vocabulary

Skor nilai Klasifikasi


1. 3,26 – 4,00 Sangat Baik
2. 2,51 – 3,25 Baik
3. 1,71 – 2,50 Kurang
5. 1,00 – 1,75 Sangat Kurang

Untuk menganalisis data test vocabulary siswa secara individu diperoleh

dengan rumus sebagai berikut

NA = 𝑆𝐵X 100
𝑇𝑆

%
NA = Nilai Akhir yang dicari
SB = Skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes TS =
Total Skor maksimum dari tes
Setelah didapatkan nilai individu selanjutnya menganalisis nilai rata- rata

siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

∑𝑿
X= 𝑵

Keterangan :
X = Nilai rata-rata yang dicari
∑ 𝑋 = Jumlah Nilai
N = Jumlah aspek yang dinilai (sumber
dari Muncamo, 2010: 15)
Penguasaan vocabulary siswa dikatakan berhasil bila telah memenuhi kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥75.


10

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Ketuntasan belajar secara klasikal =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 X 100 %


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
(Sudjana)

4. Analisis Data T-test

a. Uji-beda Antar Siklus


Untuk menganalisis hasil penelitian penggunaan pendekatan pembelajaran drill

and practice sebagai upaya meningkatkan kemampuan speaking dan penguasaan

vocabulary bahasa inggris siswa sebelum dan sesudah tindakan apakah mengalami

peningkatan yang signifikan atau tidak dalam setiap siklus maka pembanding antar

siklus dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai besikut:

𝑡0 = 𝑀𝐷
𝑆𝐸𝑀𝐷

Keterangan: ∑𝑫 ∑𝑫𝟐 ∑𝑫
𝑴 = , 𝑺𝑬 𝑺𝑫𝑫 , 𝑺𝑫 =√ −( ²
𝑫 𝑵 𝑴𝑫= 𝑺𝑫𝑴𝑫= √𝑵− 𝟏 𝑫 )
𝑵 𝑵

(Iriawan, 2006:45)
b. UJi-t dua sampel tidak saling berhubungan
Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti

menggunakan uji independent sample t test .Singgih Santosa


10

(2014: 79) menyatakan bahwa uji independent sample t test adalah uji hipotesis ini

digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan

satu dengan yang Iain, dengan tujuan apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-

rata yang sama atau tidak.

Untuk menganalisis penguasaan vocabulary siswa pada penelitian kuasi


eksperimen digunakan uji-t dua sampel tidak saljng berhubungan dengan rumus
sebagai berikut:
𝑡 𝑀1−𝑀2
𝑜=
𝑆𝐸𝑀 − 𝑀2
1 ∑𝑥 2
Keterangan : 𝑆𝐷 =√ 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝑋
𝑋 𝑀1 =√𝑁−1
𝑁
∑ 𝑦²
𝑆𝐷 =√ 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝑋
𝑦 𝑀 = √𝑁−1
𝑁 2

𝑆𝐸𝑀1−𝑀2 = √𝑆𝐸²𝑀1 + 𝑆𝐸²𝑀2

𝑀1 = Mean data kelompok 1 SD = Standar Deviasi


𝑀2 = Mean data kelompok 2 SD = Standar Error
(Iriawan, 2016:45)
Analisis dengan menggunakan uji-t digunakan untuk menguji taraf signifikansi

hasil skor nilai rata-rata pre-test dan post-test setiap siklus maupun skor nilai rata-rata

post-test antar siklus, Dasar pengambitan keputusan adalah berdasarkan perbandingan

antara t hitung dengan t tabel.

• Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka tidak ada perbedaan nyata
• Jika statistik t hitung > statistik t tabel, maka ada perbedaan nyata
Sedangkan statistik tabel data dicari pada tabel t: tingkat signifikansi adalah 5%

atau tingkat kepercayaan 95% df (degree of freedom) atau


10

derajat kebebasan adalah n-l, Berdasarkan perbandingan nilai probabilitas (Sig)

• Jika probabilitas > 0,05, maka tidak ada perbedaan nyata


• Jika probabilitas < 0,05, maka ada perbedaan nyata
H. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam penetitian ini adalah 80% siswa kelas XIOTKP

tuntas nilai KKM yaitu 75. kemampuan speaking bahasa inggris siswa meningkat

dengan diterapkan metode pembelajaran Drill and Practice kemampuan penguasaan

vocabulary yang baik dan ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran bahasa

inggris menggunakan metode pembelajaran Drill and Practice bila dibanding dengan

pernbelajaran metode konvensional.


1

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal

1. Deskripsi Hasil Studi Awal

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian

tindakan kelas yaitu mengamati secara langsung pelaksanaan Pembelajaran Bahasa

Inggris terhadap siswa kelas XI SMK Negeri 2 Lahat, kegiatan ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran tentang 1) Metode pembelajaran yang diterapkan, 2)

Kemampuan speaking siswa dan 3)

Penguasan vocabulary

a. Penerapan Metode Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran bahasa inggris pada

anak kelas XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat, secara umum yang terjadi adalah guru

masih menggunakan cara konvensional yaitu dengan metode

ceramah.Kecenderungan menggunakan metode ceramah karena guru menganggap

metode ini mudah bagi mereka dalam menyampaikan materi pelajaran yang

disampaikan, sehingga guru kurang memperhatikan penggunaan metode

pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan pembelajaran Bahasa Inggris.Tentu

saja, banyak siswa yang merasa kesulitan karena siswa masih berada ditahap

operasional konkret yang tidak bisa lepas dari dunia nyata.

109
11

Guru juga masih berperan sebagai aktor pembelajaran dan kurang melibatkan

siswa dalam pembelajaran sehingga banyak siswa yang asyik bermain sendiri saat

pembelajaran yang berlangsung. Hal itu terlihat pada RPP yang telah dibuat oleh guru

yang salah satu indikasinya adalah dalam kegiatan awal pembelajaran guru tidak

menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran tersebut, padahal indikator atau tujuan pembelajaran adalah

acuan/patokan tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru pada kegiatan inti

pembelajaran masih cenderung didominasi oleh guru atau teacher centre dimana

guru lebih dominan aktif, siswa terlihat pasif tidak ada aktivitas siswa untuk telibat

langsung dalam pembelajaran.Media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih

terpaku pada buku pegangan tanpa menggunakan media lain untuk menarik

perhatian siswa kearah belajar yang lebih baik sehingga siswa merasa jenuh atau

bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga wawasan siswa tentang

materi yang dipelajari hanya sebatas yang ada dibuku materi itu saja.

Sementara itu pada kegiatan penutup guru kurang melibatkan siswa dalam

membuat kesimpulan, sehingga kesimpulan yang dibuat kurang dipahami oleh

siswa.Selain itu tindak lanjut yang semestinya dilakukan oleh guru langsung

memberikan PR dan menutup pembelajaran dengan salam tanpa memberikan

motivasi atau penguatan kepada siswa.


11

b. Kemampuan speaking Siswa

Kegiatan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Inggris masih dianggap hal

yang sulit bagi siswa.Kesulitan ini dapat dilihat selama pembelajaran berlangsung,

sebagian siswa tidak aktif.Keaktifan yang dimaksud mengandung arti aktif

mengajukan pertanyaaan, pendapat, menjawab pertanyaan maupun aktif dalam

kegiatan dialog. Siswa cenderung diam bila guru mengajukan pertanyaan, bahkan ada

pula yang tidak memperhatikan pertanyaan dari guru.Ada juga siswa yang meminta

temannya yang dianggap pintar di kelas itu untuk menjawab, sehingga yang aktif

siswa yang dianggap pintar tersebut.Siswa yang tidak aktif menjadi semakin tidak

aktif.

Dari hasil pengamatan dikelas PTK pada pra-tindakan diperoleh data

kemampuan speakingsiswa masih rendah yaitu dari 25 orang siswa baru sebanyak 5

siswa yang telah mencapai kriteria ‘’baik’’ dengan nilai rata-rata 2,87 dengan kriteria

ketuntasan klasikal 20%, dan sebanyak 20 siswa masih dalam kriteria ‘’sangat tidak

baik dan tidak baik’’ dengan nilai rata-rata 2,34 untuk yang sangat tidak baik

sebanyak 3 orang siswa, dan rata-rata 2,2 untuk yang tidak baik sebanyak 17 siswa,

dengan kriteria ketuntasan klasikal 12% dan 68%.


11

c. Penguasaan Vocabulary Bahasa Inggris

Dari hasil tes sebanyak 25 orang siswa diperoleh data tentang nilai penguasaan

vocabulary pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XIOTKP SMK Negeri 2 Lahat

masih berada di bawah nilai KKM yaitu 75. Hasil tes menunjukan bahwa nilai rata-

rata penguasaan Vocabulary siswa adalah 48,8, nilai tertinggi adalah 80 dengan

jumlah siswa 10 orang, nilai terendah adalah 20 dengan jumlah siswa 1 orang dengan

nilai kriteria ketuntasan 0% artinya belum ada siswa yang tuntas.hal itu

menggambarkan bahwa kemampuan dasar siswa kelas XI OTKP SMK Negeri 2

Lahat pada pembelajaran Bahasa Inggris tergolong masih rendah.Dari uraian di atas

adapat disimpulakan bahwa penguasaan vocabulary siswa dipengaruhi kreativitas dan

aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung selain itu juga dipengaruhi

oleh bagaimana guru mengemas suatu metode ataupun metode pembelajaran yang

diberikan semenarik mungkin akan anak berminat atau tertarik dalam pembelajaran

tersebut.

2. Interpretasi Hasil Studi Awal

Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan terhadap sarana dan prasarana,

proses pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran, aktivitas siswa sama proses pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2

Lahat dikatagorikan dalam keadaan baik.

Khusus mengenai pengelolaan pembelajaran ada beberapa catatan diantaranya:

(1) pada umumnya RPP yang ada belum memenuhi standar


11

kebututhan, karena RPP tersebut hanya bermanfaat untuk kepentingan tuntunan

administrasi guru.Dengan kata lain RPP yang dibuat tidak dipedomani dalam

pelaksanaan pembelajaran, (2) pembelajaran berjalan menonton karena selain tidak

ada variasi metode pembelajaran juga tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran,

(3) Pembelajaran tidak komunikatif, guru banyak berceramah menyampaikan materi,

sesuai yang mendengarkan, memperhatikan dan mentaati apa yang diperintahkan

guru walau kadang tidak memahami apa yang harus dikerjakan karena siswa tidak

berani bertanya, (4) Guru masih mendominasi setiap langkan pembelajaran, (5)

Belum ada diskusi antara siswa.

Dari permasalahan ini penelitian merencanakan menerapkan pembelajaran

metode drill and practice dan diharapkan siswa tertarik dan menyenangi

pembelajaran Bahasa Inggris langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dan guru

adalah berdiskusi, peneliti memberikan arahan kepada guru observer akan terjadi

kesepahaman dalam penelitian ini. setelah 2 guru calon observer memahami

semuanya, baik tentang pembelajaran metode drill and practice, metodologi

penelitian dan tentang tugas masing-masing observer dalam kegiatan pembelajaran

ini.maka langkah berikutnya adalah membuat rancangan pembelajaran yang

disiapkan untuk siklus pertama.


11

B. Deskripsi dan Interpretasi Hasil Penerapan Metode drill and practice

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama

Langkah awal yang dilakukan oleh pelaksanaan pembelajaran siklus pertama

terdiri atas empat tahapan yaitu perancanaan, pelaksanaan (tindakan), hasil

pengamatan (observasi), dan reflexi. Keempat tahapan tersebut dapat dipaparkan

sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Pada perancanaan pembelajaran, terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam

perencana pembelajaran yaitu menentukan tujuan yang hendak dicapai,

mengembangkan bahan pelajaran, merumuskan kegiatan

pembelajaran, dan merencanakan penilitian.Persiapan awal yang dilakukan oleh

peneliti untuk melaksanakan tindakan selama kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris

adalah menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

sesuai dengan silabus K-13,kemudian kompentesi dasar ini di jabarkan atas

dikembangkan menjadi indikator-indikator serta tujuan pembelajaran yang harus

dicapai siswa dalam proses pembelajaran.pada siklus pertama ini kompetensi inti

yang berkaitan dengan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang

akan diajarkan adalah : 1.KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan

faktual:

konseptual,prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmupenegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan


11

peradaban terkaitpenyebab fenomena dan kejadian,serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

2. KI.4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konret dan ranah abstrak

terkait dengan terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di

sekolah.

Pada pembelajaran siklus pertama ini Kompetensi Dasar nya adalah 3.2

Menerapkan fungsi sosial,struktur teks,dan unsur kebahasaan teks interaksi

transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan

meminta informasi terkait pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks

penggunaannya.(perhatikan unsur kebahasaan I think, I suppose, in my

opinion)

Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh

siswa selama proses pembelajaran adalah siswa dapat menyebutkan pengertian

ungkapan pendapat, menyebutkan tujuan ungkapan pendapat, menjelaskan cara

mengungkapkan pendapat, menjelaskan ungkapan pendapat secara formal dan

informal, menjelaskan cara memberikan tanggapan terhadap pendapat, menjelaskan

penggunaan kata kerja dalam ungkapan pendapat.


11

Materi pokok yang disampaikan adalah tentang‘’Expressing Opinion ‘’ dengan

sub pokok bahasan ‘’asking opinion and giving oponion’’. Materi ini disampaikan

dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 45 menit) dengan menggunakan metode

tanya jawab, unjuk kerja dan penugasan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan RPP

metode pembelajaran drill and practice dapat dilihat pada tabel

4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Langkah - Langkah Perencanaan Kegiatan Pembelajaran


Siklus Pertama

No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan


dengan cara salam, berdoa,
(15 menit) membimbing anak mendengarkan
membaca do’a al- gurusaat
fatihah sebelum mengecekkehadir
memulai pelajaran, an
mengecek kondisi
keberhasilan kelas,dan
mengecek kehadiran
siswa agar siap untuk
mengikuti pelajaran
2. Memberikan pretest
2. Mengerjakan pre-
tentang materi ‘’asking
test tentang materi
and giving opinion’’
‘’asking and giving
opinion’’

3. Memberikan
3. Menjawab
11

pertanyaan tentang pertanyaan dari guru


materi sebelumnya tentang materi
‘’Exspressing ‘’expressing
Sugestion’’ untuk Suggestion’’
mengingatkan materi
tersebut 4. Mendengarkan
4. Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran
pembelajaran secara tentang
lisan tentang materi materi’’asking and
‘’asking and giving giving opinion’’
opinion’’yang hendak
dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi 5. Mendengarkan dan
(Langkah- expressing memperhatikan
langkah drill opinion(asking and penjelasan guru
and practice giving opinion)Dan serta berlatih
(105 menit) memberikan contoh membuat kalimat
kalimat ungkapan dalam bentuk
tersebut ungkapan tersebut

6. Siswa
6. Guru memulai latihan memperhatikan
dengan hal yang penjelasan dari
sederhana dulu guru
7. Guru menciptakan 7. Siswa berdiskusi
suasana yang secara berpasangan
menyenangkan atau mengerjakan dialog
menyejukkan

8. Guru meyakinkan 8. Siswa secara


bahwa semua siswa berpasangan
tertarik untuk ikut mempersiapkan
dialog yang akan
11

ditampilkan
9. Siswa berpasangan
9. Guru memberikan mempersentasikan
kesempatan kepada dialog opinion
siswa untuk terus kedepan kelas
berlatih 10. Salah satu
10. Guru menyimpulkan perwakilan pasangan
maju kedepan kelas
membacakan
kesimpulan hasil
dialog opinion yang
telah dilaksanakan

11. Guru mengadakan


Kegiatan
refleksi dan memberi 11. Siswa
penutup
reward kepada mendengarkan hasil
3. (15 menit)
kelompok atas kesimpulan yang
keberhasilan dalam disampaikan guru
belajar 12. Siswa
12. Guru memberikan mengerjakan soal
soal evaluasi evaluasi dengan
tertib

13. Guru menutup


pelajaran dengan 13. Siswa merespon
salam apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam
11

Sumber/ Media/ Alat dalam pembelajaran ini berupa buku paket pelajaran

Bahasa Inggris, Depdiknas, 2014.Bahasa Inggris kelas XI SMA/MA/MAK

semester genap.Jakarta Bima dan Kurniawati.2014.Bahasa Inggris Mata

Pelajaran Wajib Kelas XI SMA/MA/Mak semester 1.Klaten: Inten Pariwara.Alat

yang digunakan foto copy soal pre-test dan post-test. Sementara penilaian yang

ditetapkan terdapat tiga jenis instrumen yaitu,lembar observasi guru,lembar observasi

guru,lembar observasi kemampuan speaking,dan lembar test Vocabulary.

b. Pelaksanaan tindakan

Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus pertama

dilaksanakan pada hari senin,10 Februari 2020 pada pukul 9.30-

11.30 WIB terdiri atas tiga tahapan yaitu kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan

akhir.

Kegiatan awal. Kegiatan diawali siswa duduk dengan rapi ditempat duduknya

masing-masing,selanjutnya ketua kelas menyiapkan kelasnya, Ayu”stand

up,please.Give greeting to our teacher”, semua siswa mengucapkan salam kepada

guru “Good Morning,mom” di jawab oleh guru “Good morning my student,sit

down please.Kemudian guru menanyakan kabar”how are you today?’’ siswa

serentak menjawab“fine, mom” .lalu ketua kelas memimpin mengajak teman-teman

nya untuk berdoa “ before we start to our lesson let’s pray together,pray begin secara

bersama-sama anak-anak berdoa dengan khusuk “ membaca al-fatihah.


12

Selesai berdoa guru mengkondisikan siswa agar mengikuti proses pelajaran

selanjutnya, guru mengecek kondisi kingkungan kelas apakah sudah bersih atau

belum.”semuanya perhatikan lingkungan disekitar tempat duduk kalian,silahkan

diambil sampah yang ada dibawahnya masing- masing”, dengan tertib siswa

mengambil dan membuang sampah keluar kelas.Kemudian guru mengecek kehadian

siswa dengan bertanya kepada seketaris “siapa yang tidak masuk hari ini

nak?”.”Hadir semua mom”jawab seketaris kelas.Namun guru tetap mengecek secara

individu mulai absen no urut 1 sampai nomor absen 25. Pada siklus pertama ini

semua siswa hadir untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

“Baiklah anak-anak sebelum ibu memulai pembelajaran hari ini, ibu minta

kalian mengerjakan terlebih dahulu soal-soal pre-test tentang materi yang akan ibu

ajarkan, tujuan diberikan pre-test ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal

kalian mengenal pelajaran yang akan ibu sampaikan.Secara serentak siswa menjawab

“iya bu”.Guru kemudian membagikan soal pre-test kepada masing-masing anak.Guru

memberitahukan “anak-anak jangan lupa menuliskan nama dan kelas kalian di kertas

jawaban”. Setelah menerima soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut

sekitar 7 menit.Kemudian guru berkata:”ya mom” jawab siswa,kemudian satu persatu

siswa mengumpulkan lembaran test.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan pre-test,selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang telah


12

dipelajari minggu lalu dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan

materi tersebut.”what subject did we leam last week?”I’m mom,nabila

mengacukan tangan “about suggestion,mom”,”that’s right”. Fahmi,coba

sebutkan cara-cara mengungkapkan saran dan respon yang kita berikan pada orang

yang memberikan saran”baik mom,”you should...,it’s better for you...,you must....

itu contoh ungkapannya mom” untuk merespon terdiri dari dua yaitu menerima dan

menolak, cara menerima saran “your suggestion is very good,i like your

suggestion,we are in the same idea”, cara menolaknya , “no thanks,I’d like your

suggestion but. ”ok,good answer emil.

Selanjutnya guru memberitahukan materi apa yang akan dipelajari.”ok my

student,today we’ll leam about expressing opinion” kemudian guru menuliskan

materi tersebut di papan tulis.cahya”do you know what is expressing opinion?,”

yes mom,tentang pendapat”,”yeah, that’s right cahya”.Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa ” tujuan yang

harus anak-anak capai setelah mempelajari materi ini yaitu anak-anak dapat

menyebutkan pengertian ungkapan pendapat, menyebutkan tujuan ungkapan

pendapat,menjelaskan cara mengungkapkan pendapat secara formal dan informal,

menjelaskan cara memberikan tanggapan terhadap pendapat, menjelaskan

penggunaan kata kerja dalam ungkapan pendapat”.

Kegiatan inti. Setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh

siswa,selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yaitu


12

expressing opinion.”anak-anak hari ini kita akan belajar tentang expressing

opinion,ada yang tahu tentang materi ini.Saya bu:jawab Nabila”tentang ungkapan

pendapat”.”Benar sekali”,hari ini kita akan belajar bagaimana cara kita menannyakan

pendapat orang lain (asking for opinion),memberikan pendapat kita (giving

opinion), serta kita juga harus mengetahui kata kerja yang biasanya digunakan untuk

menyatakan pendapat tersebut. Wanda”Tolong kamu bacakan cara kita menannyakan

pendapat seseorang yang ada di LKS”baik,mom”what do you think.what is your

opinion...,how about....,that’s right.Aldino”. sekarang giliran kamu “bagaimana

cara menyampaikan pendapat?”.Kita dapat menggunakan pendapat ini mom”, “I

think …., in my opinion…, I suppose” “that’s Good, Aldino”. Dari jawaban siswa

tersebut kemudian guru menjelaskan tentang materi ungkapan pendapat

tersebut.”tolong perhatikan penjelasan ibu” kemudian menuliskan penjelasan dipapan

tulis “asking (menanyakan) Opinion contoh ungkapannya:What is your opinion

about...,how about...,what is you idea...,and Etc.Sedangkan cara Giving

(Menjawab) opinion adalah: I think..., I suppose...,In my point of view...,and

Etc.Apabila seseorang telah memberikan pendapatnya maka kita akan merespon

dengan dua cara yaitu accepting opinion:yes, that’s tight, I’m with you, I’m in the

same mind and Etc.Sedangkan rejecting yaitu No,your idea is good but,we are

in the different i’ne, Etc.Sehingga pengertian Asking and Giving Opinion adalah

suatu ungkapan yang digunakan untuk menanyakan ataupun menjawab/ merespon


12

suatu pendapat.”Baiklah, anak-anak ibu telah menjelaskan tentang cara kita

menanyakan dan memberikan pendapat, siapa yang mengajukan

pertanyaan?”Sela:”saya mom,apakah ungkapan yang menyatakan pendapat hanya

seperti yang dijawab feby?”guru menjawab”Tidak sela,yang dijawab oleh teman mu

itu hanya sekedar contoh saja, masih ada lagi.Coba resti,kamu jawab pertanyaan

sela,”baik mom.According to me..., As fer i know...,Personaly I think that...

masih banyak yang lain lagi mom”.”thank you maya” kemudian guru membuatkan

contoh dialog menggunakan “asking and giving opinion” “Anak-anak perhatikan

contoh berikut ini :’’kemudian gurumenuliskan contoh di depan tulis.

Ani : Hmmm, what do you think if today I but the vegetales for our dinner? Nisa :

But, I don’t like vegetable An.

Ani :How if I buy a meat?

Nisa :I think it’s good

Ani :Okay,I will buy a meat and some of fruits

Sekarang perhatikan kalimat yang ada didalam dialog,Rani” please,tell us

which the sentence showing asking opinion?” ok mom “what do you think if

today I buy the vegetables for our dinner? and how if I buy meat?”.”it’s very

good ,rani” guru memberikan penguatan atas jawaban siswa. kalimat“I think it’s

good “adalah kalimat menyatakan giving opinion.”Is there any questions?, do you

understand about this material “guru mengajukan pertannyaan kepada


12

siswa menjawab “no,mom”.kalau tidak ada lagi pertanyaan ibu akan membagi kalian

menjadi berpasangan.

Kemudian guru membagi siswa berpasangan.Pembagian pasangan ini

berdasarkan dengan teman sebangku.Guru menjelaskan “Apakah semua siswa sudah

menemukan pasangan masing-masing?”siswa menjawab serentak”ya

mom”.Selanjutnya guru menjelaskan dialog yang harus di perankan oleh pasangan

masing-masing yaitu tentang opinion.

Guru memberikan tema bebas tentang opinion dan situasinya juga bebas lalu

guru mengajukan pertanyaan “Semua sudah paham cara membuat dialognya “ya,

mom” jawab siswa serentak.Sekarang silahkan kalian menyusun dialognya.

Kita akan memulai dialognya maju berpasangan kedepan kelas umtuk

memperagakan dialognya tanpa melihat teks.

Proses berdialog pertama diawali dengan ucapan pembuka oleh pasangan

“Good morning my friend, in this occassion we would you like to present dialoque

“Talking about opinion”, please, watching our performance”.teman-temannya yang

lain menyambut dengan tepuk tangan.Setelah itu anak langsung berdialog namun

sebelumnya anak menjelaskan dulu situasi tentang dialog “In the morning, a group of

people are running in a car-free area. Sinta is a young woman paused by a shop to

buy coconut ice”

Waiter : Good morning,young man.


12

Sinta : Good morning.ma’am.Can you make a glass of coconut ice for me?

Waiter : Yes,here it is.By the way.Have you watched Asian Games closing last

night?What do you think of?

Andika : I think it was very Amazing and attractive performance.How aboout

you ma’am?

Waiter : I didn’t have time to watch it, I was so busy at the time.

Guru bertugas sebagai pengamat menyampaikan evaluasi untuk masing-masing

pasangan yang telah menampilkan dialog. Selanjutnya pasangan yang lain juga maju

kedepan untuk memperagakan dialognya.

Berikutnya sebelum menutup kegiatan guru mengkondisikan kelas “anak-anak

pertemuan kita pada hari ini telah selesai, jadi sebagaimana yang sudah kita ketahui

ada banyak sekali cara untuk menanyakan pendapatdan memberikan pendapat

kepada orang lain misal nya “what do you think. ?,what is your opinion..?

“I think..! according to me! In my opinion! Ect.itulah td kesimpulan materi kita hari

ini setiap pasangan sudah tampil meyampaikan dialognya di depan kelas. Maka guru

memberikan apresiasi terhadap keberhasilan

dalam proses pembelajaran dan memberikan reward kepada pasangan yang sudah

menanpikan dialognya dengan baik.

Kegiatan akhir. Kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan kegiatan

inti.Kegiatan yang dilakaukan adalah guru meminta siswa untuk


12

membuat suatu kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, guru

memberi kepercayaan sepenuhnya kepada siswa dan mengajak semua siswa terlibat

untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.terlihat banyak siswa yang mengacukan

tangannya.nabila “saya mom “ melalui dialog tadi saya merasa lebih paham

menggunakan ungkapan pendapat, baik menannyakan atau memberikan pendapat

kita, karena ungkapan tersebut digunakan dalam dialog dan dipersentasikan

kedepan.”,Siswa-siswa sangat antusias untuk mengemukakan gagasannya terhadap

kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan.”anak-anak untuk mengetahui

kemampuan kalian menyerap pembelajaran tentang ungkapan pendapat, selanjutnya

ibu akan memberikan evaluasi”. Setelah itu guru memberikan lembar tes kepada

siswa dalam bentuk soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan memberikan

motivasi kepada siswa agar mengerjakan soal lebih teliti dan memanfaatkan waktu

sebaik mungkin supaya dapat menjawab soal yang benar. Selama siswa mengerjakan

soal post test guru mengawasi siswa dengan cara berkeliling dengan tujuan

minimalisir terjadinya kecurangan siswa yang mencontek. Setelah selesai

mengerjakan soal dikumpulkan oleh ketua kelas. Kemudian guru memberikan

pekerjaan rumah cari ungkapan opinion yang lain.

Baiklah anak –anak jam pelajaran kita sudah habis ibu akhiri saja pelajaran kita

hari ini” assalammualaikaum warahmatullahiwabarokatu” dan


12

siswa menjawab salam dengan semangat “waa alaikum salam

warahmatullahi wabarakatu”

c. Hasil Observasi

1) Observasi Proses pembelajaran

Observasi pada siklus pertama dilakukan pada saat pembelajaran

berlangsug.Observasi dilaksanakan untuk mengamati pelaksanaan penggunaan

metode Pembelajaran drill and practicedan kemampuan speaking siswa dalam

pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi

tindakan pada siklus pertama selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan

observer mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan

tersebut sesuai dengan yang direncanakan .Adapun hasil pengamatan pembelajaran

siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.2: Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and


practice Pada Siklus Pertama
No Pengamat Rata-rata skor
1 Pengamat 1 2
2 Pengamat 2 2,31
Total rata-rata skor 4,31
Rata-rata 2,16
Kriteria Kurang
12

Rata-rata skor
Rata-rata skor
2,314,31
2.16
2

Penilaian 1 Penilaian 2 Total rata-rata Rata-rata Kriteria


skor

Grafik 4.1 Proses pembelajaran Siklus Pertama

Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.1 terlihat bahwa rata-rata nilai pada proses

pembelajaran metode drill and practice pada siklus pertama adalah 2,16 termasuk

dalam katagori “Kurang”.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru pada

pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan metode drill and practice

dengan materi Expressing Opinion (Asking and Giving Opinion) belum berjalan

secara optimal.

2) Observasi kemampuan speaking Siswa

Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama mengenai kemampuan

speaking siswa menunjukan hasil yang tidak baik hal ini dikarenakan masih banyak

ditemukan permasalahan atau kendala yang dilakukan siswa. Masalah-masalah

tersebut yaitu,(1) kesalahan pengucapan;(2) kesalahan penggunaan tata bahasa saat

berdialog,anak- anak masih belum memahami pola kalimat di dalam bahasa inggris

(3) kata-
12

kata yang digunakan siswa saat berdialog masih banyak yang salah; (4) kelancaran

berbicara.

Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice

pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMK Negeri 2 Lahat diadakan observasi

pengelolaan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan speaking

siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh dua penilaian pada saat proses pembelajaran dapat dilihat pada

tabel 4.3 dan grafik 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Observasi Speaking Siswa Dalam Proses


Pembelajaran, Siklus Pertama

No Pengamat Rata-rata skor


1 Penilaian 1 2,36
2 Penilaian 2 2,29
Total rata-rata skor 4,65
Rata-rata 2,32
Kriteria Tidak Baik
13

Rata-rata siklus
Rata-rata skor 4.65

2.36 2.29 2,32

Penilaian 1Penilaian 2 Total rata- Rata-rata Kriteria


rata skor

Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.2 terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan

Speaking siswa pada proses pembelajaran pada siklus pertama dalam 2,32 dan

dikategolikan “Tidak Baik”. Hal ini terlihat dari masih besarnya beberapa aspek

yang belum terpenuhi dengan baik.

Pada hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan

pada siklus pertama, kemampuan Speaking siswa belum sesuai dengan apa yang

diharapkan, sehingga perlu perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2.

3) Hasil Test penguasaan vocabulary

a) Hasil pre-test

untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada pemahaman siswa terhadap

materi, maka sebelum proses pembelajaran siswa diberikan pre-test dan diperoleh

hasil rata-rata sebesar 48,80 dengan nilai tertinggi 70 dan terendah 20.
13

b) Hasil post-test

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberikan tes dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan

metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata- rata prestasi belajar siswa

pada siklus pertama ini adalah 66,40 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40.

Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 dan

grafik 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.4 Rekapitulasi penguasaan vocabulary siswa siklus


pertama
No Uraian Pre-test Frekuensi post-test Frekuensi
1. Jumlah siswa 25 25
2. Nilai tertinggi 70 5 orang 80 10 orang
3. Nilai Terendah 20 1 orang 40 2 orang
Jumlah siswa
yang belum
4. tuntas 25 10
Jumlah siswa
yang sudah
5. tuntas 0 10
6. Rata-rata 48,8 66,4
persentase
7. ketuntasan 0% 40%
13

pre-test and post test


Pre-TestPost-Test

66.4
48,8

Pre-Test Post-Test

Dari tabel 4.4 dan grafik 4.3 diatas,dapat diketahui bahwa dengan penerapan

metode Drill and Practice pada siklus diperoleh nilai rata-rata pre- test dan post-

test adalah 48,8 dan 66,4 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 0%

dan 40% atau ada 0 siswa untuk pre-test dan 10 siswa untuk post-test. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus yang telah dilakukan secara klasikal siswa

belum dikategorikan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai > 70 baru mencapai

sebesar 40% artinya belum mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu

sebesar 80%.

Penguasaan vocabulary siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai > 70

dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80% sesuai dengan KKM yang telah

ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada mata pelajaran Bahasa inggris.


13

C) Uji t Hasil pre-test dengan post-test

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

singnifikan atau tidak digunakan uji t-tes.dalam menganalisis uji-t tes ini, penelitian

menggunakan data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test siswa pada siklus

pertama. Maka didapatlah data uji-t tes untuk nilai pre-test dan post-test siswa

pada siklus pertama. Data hasil dapat dilihat pada tabel

4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Data Uji-t Pre-test dan Post-test Siklus Pertama

Siklus Pre-tes Post-tes


Rerata 48,8 66,4
Thitung 7,818
Ttabel 2,064

Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus pertama

diperoleh thitung sebesar 7,818 bila dikonsultasikan pada ttabel dengandk 24 pada

taraf singnifikasi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel.

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang singnifikan antara nilai rata-

rata pre-test dengan nilai rata- rata post-test atau terjadi peningkatan prestasi belajar

siswa yang singnifikan pada siklus pertama.


13

d. Hasil Refleksi

1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua pengamat terhadap

peroses pelaksanaan pembelajaran ditemukan kelemahan yang perlu diperbaiki,

yaitu ada beberapa indikator yang masih dikategorikan “kurang” yaitu 1) apersepsi

; 2) menyampaikan tujuan tidak disertai penjelasan; 3) menjelaskan cara berdialog

agar disesuaikan dengan topik;

4) memberikan tugas pengamat tidak jelas 5) proses berdialog; 6) instruksi

meminta anak untuk perangaan ulang tidak jelas; 7) menarik kesimpulan.

2. Untuk kegiatan kemampuan speaking siswa, hasil penilaian dari 2 orang penilai

dari proses berdialog masih ditemukan kelemahan yang perlu diperbaiki yaitu pada

indikator lafal atau pengucapan menurut penilai 1 rata-ratanya adalah 2,24

sedangkan penilai 1 untuk indikator tata Bahasa dan kefasihan rata-ratanya adalah

2,52 dan 2,36 dengan katagori “sangat tidak baik”. Selanjutnya menurut penilai 1

untuk indikator tata Bahasa dan kefasihan rata-ratanya adalah 2,44 dan 2,24

dengan katagori “tidak baik”. Sedangkan menurut penilai 2 tata Bahasa, kefasihan

dan vocabulary rata- ratanya adalah 2,48 ,2,2 dan 2,48 katagori “ tidak baik”.

3. Hasil tes penguasaan vocabulary pada siklus pertama untuk pre-test adalah rata-

rata 48,8, nilai tertinggi 70 dan terendah 20 sedangkan hasil post-test diperoleh

rata-rata 66,4 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Ketuntasan belajar

pre-test dan post-test mencapai 0% dan 40% atau ada 0 siswa untuk pre-test dan

10 siswa untuk post-test yang


13

telah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus l yang telah dilakukan

secara klasikal siswa belum dikategorikan tuntas, karena siswa yang memperoleh

nilai > 70 baru mencapai sebesar 40% artinya belum mencapai persentase

ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%.

e. Rekomendasi

Sesuai dengan hasil refleksi di atas, maka perlu diadakan perbaikan untuk

pelaksanaan tindakan dengan menerapkan metode drilland practicepada siklus

berikutnya sebagai penyampurnaan dari siklus pertama, yaitu

1) Proses pelaksanaan pembelajaran terdiri dari a) saat mendiskusikan dan

mengevaluasi peran setelah dilakukan peragaan ulang masih perlu bimbingan

dan arahan dari guru karena indikator inimasih dikategorikan “sangat kurang:.

b) indikator yang masih dikategorikan “kurang” yaitu 1) apersepsi, saat anak

berdoa sebelum memulai pembelajaran tidak hanya surat Al’fatihah tetapi di

tambah dengan surat-surat pendek atau doa-doa lainnya seperti doa

kelancaran lisan,

2) guru sebaiknya memberikan penjelasan saat menyampaikan tujuan

pembelajaran ; 3) sebaiknya guru menjelaskan cara berdialog sesuai dengan

tema dengan memberikan bimbingan dan arahan; 4) seharusnya guru

memberikan memeriksa dulu dialog anak sebelum mereka menghafal dan

tampil kedepan 5) sebelum proses dialog berlangsung seharusnya guru

mengarahkan anak untuk memahami


13

apa yang mereka ucapkan; 8) guru harus membuat suatu kesimpulan dari

pelajaran yang telah dilakukan.

2) Untuk kegiatan kemampuan speaking, pada indikator lafal atau pengucapan

dengan kategori” sangat tidak baik” seharusnya guru sebelum siswa

bermainperan dikoreksi terlebih dahulu cara anak mengucapkan kata-kata

tersebut. Sedangkan pada indikator tata Bahasa, kefasihan serta vocabulary

dikategorikan “tidak baik” seharusnya guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk berlatih terlebih dahulu.

3) Penguasaan vocabulary siswa pada siklus pertama masih rendah oleh karena

itu guru seharunya memberikan penjelasan tentang materi secara terukur,

jelaskan dan mudah di mengerti oleh siswa agar saat di berikan test siswa

mampu menjawab soal dengan baik sesuai dengan materi yang meraka

terima.

f. interpretasi Hasil

Berdasarkan interpretasi hasil observasi kemampuan guru dalam

mengimplementasikan metode pembelajaran drill and practice masih termasuk

dalam kategori kurang. hal ini disebabkan karena banyak ditemukan kekurangan-

kekurangan dalam penerapan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini terlihat

pada saat guru memberikan apersepsi belum mengaitkan dengan kehidupan sehari –

hari,guru masih kurang maksimal dalam membimbing dan mengawasi siswa

selama diskusi. Guru


13

menyampaikan tujuan tidak disertai penjelasan agar anak bisa engan mudah

memahami apa yang dimaksud.

Hasil observasi terhadap kemampuan speaking siswa pada siklus pertama ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih tidak baik dalam berbicara Bahasa

inggris baik dari segi lafal, tata Bahasa,kefasihan dan vocabulary dalam melakukan

dialog. Data hasil observasi yang dilakukan tentang kemampuan speaking tersebut

menggambarkan akan masih rendahnya kemampuan speaking siswa dalam pelajaran

Bahasa inggris.. hal itu terlihat dari rata-rata kemampuan speaking siswa secara

klasikal adalah 2,36 dan berada pada kategori tidak baik. Hal ini terlihat dari aspek

lafal pengucapan siswa yang masih tidak baik yaitu masih banyak pengucapan yang

susah untuk dipahami, dari segi tata Bahasa siswa masih binggung saat menggunakan

pola-pola kalimat sesuai dengan tenses nya, siswa masih belum lancar saat

melakukan dialog dan kesalahan menggunakan vocabulary menyebabkan

percakapan sulit untuk dipahami.

Sementara data pengguasan vocabulary siswa yang diproleh dari pre- test dan

post-test.Data pengguasan vocabulary yang diproleh yaitu rata-rata nilai pre-test

48,8 sedangkan rata-rata post-test 66,4. Perbedaan rata-rata pre-test dan post-

test(gain) sebesar 17,20. Setelah di uji-t terhadap hasil pre- test dan post-test maka

diproleh nilai thitung sebesar 7,818. Jika dikonsultasikan nilai ttabel dengan taraf

singnifikasi 5% diperoleh sebesar 2,064, karena thitunglebih besar dari t-tabel berarti

hasil post-test naik secara


13

singnifikan bila dibandingkan dengan pre-test setelah diterapkan metode drill and

practice. Walaupun terdapat berbedaan yang signifikan, peneliti masih merasa

penelitian ini belum sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti

persiapan guru dalam penerapan metode pembelajaran dang materi belum matang,

sehingga banyak memakan waktu, dan tentunya kemampuan guru dalam menerapkan

metode pembelajran yang masih belum ideal, sehinga diperluka perbaikan dan

penyempurnaan pada siklus berikutnya.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pelaksanaan pembelajaran siklus kedua terdiri atas empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan (tindakan), hasil pengamatan (observasi), dan refleksi.

Keempat tahapan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan pembelajaran,terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam

perencanaan pembelajaran yaitu menentukan tujuan yang hendak dicapai,

mengembangkan bahan pembelajaran, merumuskan kegiatan pembelajaran, dan

merencanakan penilaian. Persiapan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk

melaksanakan tindakan selama kegiatan pembelajaran Bahasa inggris adalah

menganalisis kompetensi inti(kl) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan

silabus K-13, kemudian kemudian kompetensi dasar ini dijabarkan atau

dikembangkan menjadi indikator-indikator serta tujuan pembelajaran yang harus

dicapai, siswa dalam proses pembelajaran. Pada siklus kedua kompetensi inti masih

sama dengan siklus pertama yang


13

berkaitan dengan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang akan

diajarkan adalah:

1. KI.3:Memahami,menerapkan,menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

2. KI.4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah.

Pada pembelajaran siklus kedua kompetensi dasarnya adalah

4.2 menyusun teks interaksi transaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana,

yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan

pikiran, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan

yang benar dan sesuai konteks.

Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh

siswa selama proses pembelajaran adalah siswa dapat menyebutkan pengertian setuju

terhadap ungkapan pendapat, menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap pendapat,

menjelaskan cara menyatakan tidak setuju terhadap pendapat.


14

Materi pokok yang disampaikan adalah tentang “Expressing opinion” dengan

sub pokok bahasan :agree and disagree with someome opinion”. Materi ini

disampaikan dengan alokasi waktu 3 jam pembelajaran (3 x 45 menit) dengan

menggunakan metode Tanya jawab, unjuk kerja dan penugasan. Untuk langkah -

langkah pembelajaran seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus kedua

No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(15 menit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan
membaca do’a al- gurusaat
fatihah sebelum mengecekkehadira
memulai pelajaran, n
mengecek kondisi
keberhasilan
kelas,dan mengecek
kehadiran siswa agar
siap untuk mengikuti
pelajaran

2. Memberikan pretest
tentang materi ‘’agree
and disagree with
someone opinion’’
2. Mengerjakan pre-
test tentang materi
‘’agree and
disagree opinion’’
14

3. Memberikan
pertanyaan tentang
materi sebelumnya
‘’Exspressing asking 3. Menjawab
opinion and giving pertanyaan dari guru
opinion’’ untuk tentang materi
mengingatkan materi ‘’asking and giving
tersebut opinion’’

4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
‘’agree and disagree
’’yang hendak dicapai
siswa. 4. Mendengarkan
tujuan
pembelajaran
tentang
materi’’agree and
disagree opinion’’

2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi 5. Mendengarkan dan


(Langkah- expressing memperhatikan
langkah drill opinion(agree and penjelasan guru serta
and practice
disagree)Dan berlatih
(105 menit)
memberikan contoh membuat kalimat
kalimat ungkapan dalam bentuk
tersebut ungkapan tersebut
6. Guru memulai latihan 6. Siswa
dengan hal yang memperhatikan
sederhana dulu penjelasan dari
guru

7. Guru menciptakan 7. Siswa berdiskusi


suasana yang secara
menyenangkan atau berpasangan
menyejukkan mengerjakan dialog
14

8. Guru meyakinkan 8. Siswa secara


bahwa semua siswa berpasangan
tertarik untuk ikut mempersiapkan
dialog yang akan
ditampilkan

9. Siswa berpasangan
9. Guru memberikan mempersentasikan
kesempatan kepada dialog agree and
siswa untuk terus disagree with
berlatih someone opinion
kedepan kelas

10. Salah satu


10. Guru menyimpulkan perwakilan pasangan
maju kedepan kelas
membacakan
kesimpulan hasil
dialog agree and
disagree yang telah
dilaksanakan

11. Siswa
11. Guru mengadakan mendengarkan hasil
3. Kegiatan kesimpulan yang
refleksi dan memberi
penutup disampaikan guru
reward kepada
(15menit)
kelompok atas
keberhasilan dalam
belajar

12. Siswa
12. Guru memberikan mengerjakan soal
soal evaluasi evaluasi dengan
14

tertib

13. Siswa merespon


apa yang
13. Guru menutup disampaikan oleh
pelajaran dengan guru dan
salam menjawab salam

Sumber/ media/ alat dalam pembelajaran ini berupa buku paket pelajaran

Bahasa inggris, Depdiknas, 2014. Bahasa inggris kelas XI SMA/MA/MAK semester

1. Jakarta. Bima dan Kurniawan. 2014. Bahasa inggris mata pelajaran wajib kelas XI

SMA/MA/MAK Semester 1. Klate: intan Pariwara. alat yang digunakan foto copy

soal pre-test dan post-test. Semester penilaian yang diterapkan tedapat tiga jenis

instrument yaitu, lembar observasi guru, lembar observasi kemampuan speaking,

dan lembar tes vocabulary.

Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini pada dasarnya tidak

begitu banyak perbedaan dengan rencana tindakan pada siklus pertama, tetapi ada

yang menjadi rekomendasi perbaikan dari siklus pertama, tentunya akan diberikan

dalam proses pelaksanaan tindakan pada siklus kedua.


14

b. Pelaksanaan tindakan

Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus pertama

dilaksanakan pada hari Senin,17 Februari 2020 pada pukul 9.30-

11.30 WIB terdiri atas tiga tahapan yaitu kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan

akhir.

Kegiatan awal.Kegiatan pembelajaran diawali oleh ketua kelas yang

menyiapkan kelasnya, Ayu“stand up,please. Give greeting to our teacher”,semua

siswa mengucapkan salam kepada guru “ Good morning , mom”di jawab oleh guru

“Good morning my student, sit down please.Before we start to our lesson let’s

pray together, pray began “rodiittubillahiroba, wabil

islaamidina,wabimuhammadin nabiyyaa warasuula,robbi zidnii ilman

warzuqnii fahmaan“Kemudian guru menanyakan kabar “how are you today?”

siswa serentak menjawab “Fine,mom”. Selanjutnya, guru mengecek kondisi

lingkungan kelas apakah sudah bersih atau belum.””siapa yang piket hari ini?”, “azra,

intan, novi,riza sama dina , mom” jawab ayu. Kemudian guru memanggil siswa yang

piket “mom minta tolong dibersihkan bagian depan kelas, kemudian sampahnya

dibuang”. “baik mom”. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa dengan

memanggil nama satu persatu. “ Ervi” “present mom”, wanda “hadir”, rahma “yes

mom” guru memanggil sampai dengan siswa yang terakhir.” bagus semua hari ini

hadir”

“Baiklah anak-anak sebelum ibu memulai pelajaran hari ini, ibu minta kalian

kalian mengerjakan terlebih dahulu soal-soal pre-test tentang materi


14

yang akan ibu ajarkan yaitu agreemen and disagreement, tujuan diberikan pre-test ini

adalah untuk mengetahui kemampuan awal kalian mengenai pelajaran yang akan ibu

sampaikan. Secara serantak siswa menjawab “iya mom”. Guru kemudian

membagikan soal pre-test kepada masing- masing anak. Guru memberitahu “anak-

anak jangan lupamenulis nama dan kelas kalian di kertas jawaban”. Setelah menerima

soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut sekitar 7 menit. Kemudian

guru berkata: “bagi siswa yang telah selesai mengerjakan test silahkan dikumpulkan”

“ya mom” jawab riza, setelah selesai siswa kemudian satu persatu mengumpulkan

lembar test.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan pre-test, selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari minggu lalu

dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi tersebut. “what

subject did we learned last week?” l’m mom, nanda mengacukan tangan “about

asking and giving opinion, mom”,“that’s right”.“sela, kamu masih ingat contoh

ungkapannya, coba kamu sebutkan ungkapan tersebut?’ sela“baik mom, what

about.., what is your opinion, what do youthink…” itu contoh ungkapannya

mom” . kalau orang memberikan pendapatnya bagaimana cara kita memberikan

tangapan, “coba emil masih ingat bagaimana caranya”emil: “untuk merespon terdiri

dari dua yaitu menerima dan menolak, cara menerima pendapat orang lain

“thank you,
14

thanks for you opinion”, cara menolaknya,” no thanks, your idea isgood but,

we are in the different line, and Etc” ok, good answer emil.

Selanjutnya guru memberitahukan materi apa yang akan dipelajari. “ok my

students,today we’ll leam about expressing agreement and disagreement”

kemudian guru menuliskan materi tersebut di papan tulis. Rani” Do you know what

is expressing agreement anddisagreement?, “yes mom, tentang pernyataan

setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu” sesuatu” “yeah, that’s right Rani”.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

“setiap melaksanakan pembelajaran harus ada sesuatu yang kita dapatkan oleh karena

itu pembelajaran hari ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan pengertian setuju

terhadap ungkapan pendapat, menyebutkan pengertian tidak setuju terhadap

ungkapan pendapat, menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap pendapat,

menjelaskan cara menyatakan tidak setuju terhadap pendapat”. “anak-anak, dari

keempat point yang ibu sebutkan tadi, ibu harapkan kalian dapat mencapainya”.

Semua siswa menjawab “baik,mom”.

Kegiatan inti. Setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh

siswa,selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yaitu expressing

agreement and disagreement. “minggu yang lalu kalian telah mempelajari

bagaimana cara kalian menanyakan atau memberikan pendapat, hari ini kita akan

belajar tentang expressing agreement and disagreement, yang berhubungan

dengan materi yang telah kita pelajari.


14

Materi ini yaitu tentang bagaimana cara kita menyatakan perasaan setuju dan tidak

setuju terhadap pendapat yang disampaikan orang lain”. Sebelum ibu memberikan

penjelasan dinda “tolong kamu bacakan ungkapan setuju dan tidak setuju yang ada

didalam LKS, yang lainnya tolong disimak”. “baik, mom” kemudian dinda membaca

dengan suara lantang, sedangkan yang lainya menyimak. “dinda telah selesai

membaca tentang ungkapan setuju dan tidak setuju, sekarang silahkan dengar

penjelasan ibu”. Ungkapan setuju dan tidak setuju adalah ungkapan yang kita

gunakan untuk menyatakan perasaan kita terhadap sesuatu, apakah kita setuju atau

tidak. Karena minggu yang lalu kita belajar tentang ungkapan pendapat, maka

kaitannya dengan materi ini adalah pernyataan kita terhadap pendapat seseorang

apakah kita setuju atau tidak setuju dengan pendapat yang disampaikan seseorang

tersebut. Silahkan perhatikan, kemudian guru menuliskan contoh ungkapan yang

menyatakan setuju. “Precisely…, Exactly, you are right…., Absolutely, she is right, l

am with you…, No doubt about it…” sedangkan ungkapan menyatakan tidak setuju

“l am sorry, that is our of question…, l think you are wrong…, I’d say the exact

opposite, No way!” untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:

A : What do you think about our holiday next week? Is there any idea? B : l

think its better for us to go to Dempo mountain.

A : yes, l agree. The mountain is very beautiful now. So many recreation place

for us to rest and take ficture


14

B : What about others?

C : l am sorry, l think we had gone there last week.

Sekarang perhatikan kalimat yang ada didalam dialog, nabila” please tell

uswhich the sentence showing asking agreement?” ok mom “Yes, agree the

mountain is verybeautiful now, so many recreation place”. “it’s very good,

khofifah” guru memberikan penguatan atas jawaban siswa. Kalimat “l am sorry…”

adalah kalimat yang menyatakan disagree. “ is there any questions?, do yo

understand about this material?” guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.

Siswa menjawab “no, mom”. Kalau tidak ada lagi pertanyaan ibu akan membagi

kalian menjadi berpasang pasangan.

Kemudian guru membagi siswa menjadi berpasangan. Pembagiaan kelompok

berdasarkan nomor urut di absensi.ok apakah semua sudah mendapatkan

pasangannya?siswa menjawab serentak “ya mom”.

Setelah semua siswa berpasangan, kemudian guru mengenalkan dan

menjelaskan masalah atau tema yang akan merekajadikan bahan untuk membuat

dialog, kegiatan ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan ‘anak-anak kita

kembali akan membuat dialog yang akan dipersentasikan didepan kelas, tetapi

sebelum kalian membuat dialogkalian harus harus menetukan terlebih dahulu tema

apa yang akan kita jadikan bahan untuk dialog tersebut kira – kira apa temanya ya?.”

Rani mengangkat tangan “mom, kita minggu lalu kan sudah berdialog tentang

opinion dan disana sudah ada ungkapan menanyakan pendapat dan memberikan

pendapat berarti kita


14

menambahkan peryataan setuju atau tidak setuju saja, bagaimana teman- teman?” sela

“ya mom, saya setuju” ayu juga menimpali “benar sekali mom, kita tinggal

melengkapi dialog dengan ungkapan yang telah dipelajari hari ini” “baiklah kalau

semua berkeinginan seperti itu, jadi tema kita tetap kalian sendiri yang tentukan dan

kalian menambahkan ungkapan yang telah kita pelajari hari ini”. Semua siswa

menyatakan setuju” setuju mom” “sekarang silahkan kalian buat dialog nya dengan

menambahkan materi kita pada hari ini. Anak-anak mulai membuat dialog dan

berdiskusi dengan pasangannya, guru berkeliling disetiap kelompok membantu dan

membimbing siswa”. Pertemuan ini sudah yang kedua kalinya kita latihan membuat

dialog, apakah masih ada yang belum paham?” “tidak mom”. Kemudian siswa

melanjutkan berdiskusi membuat dialog. Setelah dialog untuk masing-masing

pasangan telah siap siswa diberikan kesempatan untuk latihan berdialog dengan

pasangannya. “apakah sudah siap semua dialognyanya?” siswa menjawab “sudah

mom”. Kalau sudah silahkan kalian pelajari dialog tersebut dan latihan terlebih

dahulu dengan pasangannya masing- masing”. Setelah semua siap guru meminta

siswa untuk tampil kedepan kelas menampilkan dialognya “ok ibu akan memanggil

namanya melalui absen lalu maju bersama pangan nya ya.


15

Kemudian guru memanggil siswa melalui absen untuk tampil kedepan,sebelum

menanpilkan dialog pertama diawali dengan ucapan pembuka “Good morning my

friend, in this occasion we would like to present dialoque “talking about Asian

games”, please, watching our performance”. Teman-teman yang lain menyambut

dengan tepuk tangan.

Adji: oh yeah, l’ll go there with our friends, would you like to join?

Dinda: that’s good idea. l really want to wathch it, it is the spectaculer events.

Adji:that’s right. How do you think if we go there by bus?

Dinda: No problem.

Siswa mekanjutkan dialog sampai akhir naskah. Setelah proses dialog selesai.

Guru memanggil kembali pasangan berikutnya yang akan maju.Pasangan berikutnya

pun maju ,ok silahkan tampil guru berkata. Mereka juga mulai berdialog akhir

naskah. Kemudian dilanjutkan oleh pasangan berikutnya. Setelah semua pasangan

tampil menyelesaikan dialog, guru menyampaikan evaluasi untuk masing-masing

pasangan yang telah menampilkan dialog.

Kegiatan akhir. Kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan kegiatan

inti.Kegiatan yang dilakukan adalah guru meminta siswa untuk membuat suatu

kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, guru memberi kepercayaan

sepenuhnya kepada siswa dan mengajak semua siswa terlibat untuk menyimpulkan

hasil pembelajaran.terlihat banyak siswa


15

yang mengacukan tangannya.nabila “saya mom “ melalui dialog tadi saya merasa

lebih paham menggunakan ungkapan pendapat, baik menannyakan atau memberikan

pendapat kita, karena ungkapan tersebut digunakan dalam dialog dan dipersentasikan

kedepan.”,Siswa-siswa sangat antusias untuk mengemukakan gagasannya terhadap

kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan.”anak-anak untuk mengetahui

kemampuan kalian menyerap pembelajaran tentang ungkapan pendapat, selanjutnya

ibu akan memberikan evaluasi”. Setelah itu guru memberikan lembar tes kepada

siswa dalam bentuk soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan memberikan

motivasi kepada siswa agar mengerjakan soal lebih teliti dan memanfaatkan waktu

sebaik mungkin supaya dapat menjawab soal yang benar. Selama siswa mengerjakan

soal post test guru mengawasi siswa dengan cara berkeliling dengan tujuan

minimalisir terjadinya kecurangan siswa yang mencontek. Setelah selesai

mengerjakan soal dikumpulkan oleh ketua kelas. Kemudian guru memberikan

pekerjaan rumah cari ungkapan opinion yang lain.

Baiklah anak –anak jam pelajaran kita sudah habis ibu akhiri saja pelajaran kita

hari ini” assalammualaikaum warahmatullahiwabarokatu” dan siswa menjawab

salam dengan semangat “waa alaikum salam warahmatullahi wabarakatu”.


15

c. Hasil Observasi

1) Observasi Proses Pembelajaran

Observasi pada siklus kedua dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Observasi dilaksanakan untuk mengamati pelaksanaan penggunaan metode

Pembelajaran drill and practicedan kemampuan speaking siswa dalam pembelajaran

Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi tindakan pada

siklus kedua selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer

mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai

dengan yang direncanakan . Adapun hasil pengamatan pembelajaran siklus kedua

dibandingkan dengan hasil pada siklus satu dapat dilihat pada tabel

4.7 dan grafik 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and


practice Pada Siklus Kedua

No Pengamat Rata-rata skor


1 Pengamat 1 2,85
2 Pengamat 2 3,08
Total rata-rata skor 5,93
Rata-rata 2,97
Kriteria Baik
15

Rata-rata skor
Rata-rata skor

5,93

2,85 3,08 2,97

Pengamat 1 Pengamat 2 Total rata-rata Rata-rata krireria


skor

Grafik 4.4 Proses Pembelajaran Siklus kedua

Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.4 terlihat bahwa rata-rata nilai pada proses

pembelajaran metode drill and practice pada siklus kedua adalah 2,97 termasuk

kedalam “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru pada pembelajaran

Bahasa Inggris dengan menerapkan motode drill and practice, dengan materi

Expressing Opinion ( agreement and disagreement) telah mengalami

peningkatan. Dalam kegiatan ini guru telah melakukan perbaikan dari hasil

pengamatan siklus pertama yaitu a) indikator yang dikategorikan “sangat kurang” di

siklus kedua ini guru sudah mendiskusikan dan mengevaluasi dengan cara

memberikan bimbingan dan arahan, b) indikator yang masih dikategorikan “kurang”

yaitu 1) pada apersepsi , saat anak berdoa sebelum memulai pelajaran tidak hanya

surat Al’fatiha tetapi sudah ditambah dengan doa kelancaran lisan, 2) guru sudah

memberikan penjelasan saat menyampaikan tujuan pembelajaran; 3) guru sudah


15

menjelaskan tentang dialog yang diharapkan sesuai dengan materi dengan

memberikan bimbingan dan arahan; 4) guru sudah memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpendapat dengan jelas; 5) saat proses berdialog sedang berlangsung

guru sudah membantu siswa yang mengalami kesulitan mengucapkan kalimat yang

sulit; 6) guru sudah membantu siswa menyusun kalimat agar menjadi lebih baik;

7)guru telah mengarahkan anak untuk berbagi pengalaman; 8) guru telah membuat

suatu kesimpulan dari pelajaran yang telah dilakukan .

Pada siklus kedua ini masih terdapat kekurangan saat pembelajaran

berlangsung, masih terdapat beberapa deskriptor indikator dibeberapa kegiatan yang

belum terlihat seharusnya dilakukan seperti pada saat proses berdialog guru kurang

memberikan bimbingan atau arahan, saat siswa sedang dalam proses menyelesaikan

tampilan guru tidak mengarahkan, kemudian evaluasi setelah peragaan masih

kategori kurang. Dari data yang diperoleh pada siklus pertama nilai rata-rata proses

pembelajaran menggunakan metode drill and practice adalah 2,16 dan pada siklus

kedua 2,97. Untuk melihat peningkatan proses pembelajaran menggunakan metode

drill and practice pada siklus pertama dan kedua, hasil pengamatan tersebut dapat

dilihat pada grafik 4.5 di bawah ini:


15

Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran


Siklus 1 dan Siklus 2
2,97
2,16

siklus 1 siklus 2

Grafik 4.5 Peningkatan Nilai Rata-rata Proses pembelajaran Siklus


1 dan Siklus 2

2) Observasi Kemampuan Speaking Siswa

Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua mengenai kemampuan speaking

siswa menunjukkan hasil yang baik, dikarenakan permasalahan atau kendala yang

ditemukan pada saat siklus pertama telah mengalami banyak perubahan, seperti: (1)

tinggal sedikit kesalahan pengucapan; (2) siswa sudah mulai memahami kesalahan

penggunaan tata bahasa saat berdialog, (3) kata-kata yang digunakan siswa saat

berdialog sudah tidak banyak yang salah; (4) berbicara sudah mulai lancar.

Tetapi perubahan masih perlu diperbaiki lagi karena masih belum sesuai

dengan standar terutama pada indikator pengucapan masih dipengaruhi bahasa

daerah.

Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice

pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMK Negeri 2 Lahat


15

diadakan observasi pengelolaan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan speaking siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh dua penilai pada saat proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 dan grafik 4.6 di bawah ini:

No Pengamat Rata-rata skor


1 Penilai 1 2,92
2 Penilai 2 2,8
Total rata-rata skor 5,72
Rata-rata 2,86
Kriteria Baik

Rata-rata skor
Rata-rata skor

5,72

2.92 2,8 2,86

Penilaian 1 Penilaian 2 Total rata-rataRata-rata Kriteria


skor

Grafik 4.6 Kemampuan Speaking Siswa Siklus Kedua

Berdasarkan tabel 4.8 dan grafik 4.6 terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan

speaking siswa pada proses pembelajaran pada siklus kedua adalah 2,86 dan

dikategorikan “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa


15

kemampuan speaking siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan

metode drill and practice pada sub pokok bahasan agreement and disagreement

sudah mulai mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan diatas, dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan pada siklus kedua, kemampuan speaking

hampir sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi tetap perlu ilakukan perbaikan

untuk pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 3. Untuk melihat peningkatan

kemampuan speaking antara siklus 1 dan siklus 2 yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata

kemampuan speaking adalah 2,32, sedangkan nilai rata-rata siklus kedua adalah 2,86 .

Hasil pengamatan dapat dilihat pada grafik 4.7 dibawah ini:

Nilai Rata-rata Kemampuan speaking Siklus 1 dan Siklus 2

3.5
3 2,86
2.5 2,32
2
1.5
1
0.5
0

siklus 1siklus 2

Rata-rata siklus 1 Rata-rata siklus 2

Grafik 4.7 Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Speaking Siklus


1 dan Siklus 2
15

a. Uji t Hasil Rata-rata Siklus Pertama Dengan Rata-rata Siklus Kedua

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-test ini, peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari hasil rata-rata siswa pada siklus pertama dan

kedua. Maka didapat lah interpretasi data uji t-test untuk nilai rata-rata siklus pertama

dan rata-rata siklus kedua. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah.

Tabel 4.9 Data uji-t rata-rata Siklus Pertama dan rata-rata Siklus
Kedua

Siklus Siklus 1 Siklus 2


Rerata 14,04 17,18
thitung 5,259
ttabel 2,064

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji-t rata-rata siklus pertama dan rata-rata pada

siklus kedua diperoleh nilai thitung5,259. Bila dikonsultasikan pada t- tabeldengan dk

24 pada taraf signifikan 0,05 atau 5% sebesar 2,064, Ternyata thitunglebih besar dari

ttabel , berarti hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan dibandingkan dengan

rata-rata siklus pertama. Jika dilihat selisih skor rata-rata pre-test dengan post-test

siklus pertama dan kedua terlihat pada grafik 4.8 berikut ini:
15

Nilai Rata-rata Kemampuan Speaking Siklus 1 dan Siklus 2


17.18
14.04
20

10

0
siklus 1 siklus 2

Siklus 1siklus 2

Grafik 4.8 Peningkatan skor rata-rata kemampuan speaking siklus


1 dan 2
3) Hasil Test Penguasaan Vocabulary

b. Hasil Pre-test

Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada pemahaman siswa terhadap

materi, maka sebelum proses pembelajaran siswa diberikan pre- test dan diperoleh

hasil rata-rata sebesar 55,60 dengan nilai tertinggi 80 dan dan terendah 30.

c. Hasil Post-test

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan

metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa

pada siklus kedua ini adalah 75,20 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.

Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 dan

grafik 4.7 di bawah ini:


16

Pre- Post-
No Uraian Frekuensi Frekuensi
Test Test
1 Jumlah Siswa 25 25
2 Nilai Tertinggi 80 2 orang 90 3 orang
3 Nilai Terendah 30 1 orang 40 1 orang
Jumlah siswa yang
4 23 7
belum tuntas
jumlah siswa yang
5 2 19
sudah tuntas
6 Rata-rata 55,6 84,4
Persentase
7 8% 76%
Ketuntasan

Nilai Rata-rata Siklus II


80.00 75.20

55.60
60.00

40.00

20.00

0.00
Pre-Test Post-test

Pre-TestPost-test

Grafik 4.9 Penguasaan Vocabulary Siswa Siklus Kedua

Dari tabel 4.10 dan grafik 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa dengan penerapan

metode Drill and Practice pada siklus kedua diperoleh nilai rata- rata Pre-test dan

Post-test adalah 55,60 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 8%

dan 76% atau ada 2 siswa untuk pre-test dan 19 siswa untuk post-tes. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua yang telah dilakukan secara klasikal

siswa belum dikategorikan tuntas.


16

Karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai sebesar 76% artinya belum

mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%.

Penguasaan Vocabulary siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai

≥70 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80% sesuai KKM yang telah

ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

d. Uji t Hasil Pre-test dengan Post-test

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari hasil Pre-test dan Post-test siswa pada

siklus kedua. Maka didapatlah interpretasi data uji-t tes untuk nilai pre-test dan

post-test siswa pada siklus pertama. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.11 di

bawah ini :

Tabel 4.11 Data uji-t Pre-test dan Post-test Siklus Kedua

Siklus Pre-test Post-test

Rerata 55,60 75,20

thitung 7,324
ttabel 2,064
16

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus kedua

diperoleh thitung sebesar 7,324 bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada taraf

signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata

pre-test dengan nilai rata-rata post-test atau terjadi peningkatan penguasaan

vocabulary siswa yang signifikan pada siklus pertama.

e. Uji t Hasil Post-test Siklus Pertama Dengan Post-test Siklus Kedua

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang signifikan

atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada siklus pertama

dan kedua. Maka didapatlah Interpretasi data uji t-tes untuk nilai post-test siklus

pertama dan post-test siklus kedua. Data hasil dilihat pada tabel 4.12 di bawah

ini:

Tabel 4.12 Data uji-t Post-test Siklus Pertama dan Post-test Siklus
Kedua
Siklus Siklus 1 Siklus 2

Rerata 66,40 75,20

thitung 4,531

ttabel 2,064
16

Berdasarkan tabel 4.12 hasil uji-t post-test siklus pertama dan post- test

siklus pertama dan post-test pada siklus kedua diperoleh nilai thitung sebesar 4,531.

Bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%

sebesar 2,064, berarti hasil post-test siklus kedua naik secara signifikan

dibandingkan dengan post-test siklus pertama.

Jika dilihat selisih skor rata-rata Pre-test dengan Post-test siklus pertama

dan kedua terlihat pada grafik 4.10 berikut ini:

Nilai Rata-rata Siklus II


76.00 75.20
74.00
72.00
70.00
66.40
68.00
66.00
64.00
62.00 Siklus 1 Siklus 2

siklus 1Siklus 2

Grafik 4.10 Peningkatan skor penguasaan vocabulary siswa siklus


1 dan 2

c. Hasil Refleksi

1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua pengamat terhadap

proses pelaksanaan pembelajaran ditemukan kelemahan yang perlu diperbaiki,

masih ada beberapa indikator deskriptor yang masih dikategorikan “kurang”

yaitu 1) proses berdialog ; 2) saat proses


16

menyelesaikan berdialog; dan 3) mendiskusikan dan mengevaluasi setelah

berdialog

2. Untuk kegiatan kemampuan speaking siswa, hasil penilaian dari 2 orang

penilai dari proses berdialog masih ditemukan kelemahan yang perlu

diperbaiki yaitu pada indikator lafal atau pengucapan menurut penilai 1 rata-

ratanya adalah 2,48 dengan kategori “tidak baik”.

3. Hasil tes penguasaan vocabulary pada siklus kedua untuk pre-test adalah

rata-rata 55,60 nilai tertinggi 80 dan terendah 30. Sedangkan hasil post-test

diperoleh rata-rata 75,20 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.

Ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 8% dan 76% atau ada 2

siswa untuk pre-test dan 19 siswa untuk post- tes yang telah tuntas. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus

2 yang telah dilakukan secara klasikal siswa belum dikategorikan tuntas,

karena siwsa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai sebesar 76% artinya

belum mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%.

e. Rekomendasi

Sesuai dengan hasil refleksi di atas, maka pelu diadakan perbaikan untuk

pelaksanaan tindakan dengan menerapkan metode Drill and Practice pada siklus

berikutnya sebagai penyempurnaan dari siklus pertama yaitu


16

1. Proses pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 1) pada saat proses berdialog

guru hendaknya tetap memberikan bimbingan dan arahan;

2) pada saat proses menyelesaikan tampilan guru seharusnya mengingatkan

siswa; dan 3) untuk indikator mendiskusikan dan mengevaluasi dialog, guru

seharusnya lebih fokus memberikan bimbingan dan arahan yang jelas kepada

siswa.

2. Untuk kegiatan kemampuan speaking, pada indikator lafal atau pengucapan

dengan kategori “tidak baik”seharusnya guru sebelum siswa menampilkan

dialog dikoreksi terlebih dahulu cara anak mengucapkan kata-kata tersebut

disertai dengan penjelasan.

3. Penguasaan vocabulary siswa pada siklus kedua sudah mengalami

peningkatan dibandingan siklus pertama tetapi sebagai guru tetap harus

memberikan penjelasan tentang materi secara terukur, jelas dan mudah

dimengerti oleh siswa agar saat di berikan test siswa mampu menjawab soal

ddengan baik sesuai dengan materi yang mereka terima.

f. Interpretasi Hasil

Pembelajaran pada siklus kedua sudah berjalan baik, guru sudah mulai terbiasa

dengan kehadiran teman sebagai observer dan guru sudah dapat menguasai kelas.

Berdasarkan interpretasi hasil observasi kemampuan guru dalam

mengimplementasikan metode pembelajaran drill and practice termasuk dalam

kategori baik. Hal ini sudah menunjukkan peningkatan


16

walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penerapan rencana

pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini terlihat pada saat Proses pelaksanaan

pembelajaran terdiri dari 1) pada saat proses bermain masih ada siswa yang lupa

naskah; 2) pada saat proses menyelesaikan dialog siswa kurang mengontrol tempo

permainan dan masih ada yang lupa waktu; dan 3) untuk indikator mendiskusikan dan

mengevaluasi setelah dialog masih dikategorikan “kurang”

Hasil observasi terhadap kemampuan speaking siswa pada siklus kedua ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah dalam kategori baik dalam berbicara

bahasa inggris hanya satu indikator yang dikategorikan “tidak baik” yaitu lafal atau

pengucapan. Guru belum maksimal melatih siswa dalam mengucapkan kata-kata

tersebut.

Data hasil observasi yang dilakukan tentang kemampuan speaking tersebut

menggambarkan kemampuan speaking siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris masih

rendah walau sudah mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari rata-rata

kemampuan speaking siswa secara klasikal adalah 2,86 dan berada pada kategori

baik.

Sementara data penguasaan vocabulary siswa yang diperoleh dari pre- test dan

post-test. Data penguasaan vocabulary yang diperoleh yaitu rata- rata nilai pre-test

55,60 sedangkan rata-rata post-test 75,20. Perbedaan rata- rata pre-test dan post-

test (gain) sebesar 19,60. Setelah di uji-t terhadap hasil pre-test dan post-test

maka diperoleh nilai thitung sebesar 7,324. Jika


16

dikonsultasikan ttabel dengan taraf signifikan 5% diperoleh sebesar 2,064, karena

thitunglebih besar dari ttabel berarti hasil post-test naik secara signifikan bila

dibandingkan dengan pre-test setelah diterapkan metode drill and practice.

Sementara dilakukan uji-t juga terhadap hasil post-test siklus pertama dan hasil

post-test siklus keua diperoleh nilai thitung sebesar 4,531. Ternyata thitung lebih besar

dari ttabel , berarti hasil post-test siklus kedua naik secara signifikan dibandingkan

dengan post-test siklus pertama.

Walaupun terhadap perbedaaan yang signifikan, peneliti masih merasa

penelitian ini belum sempurna, karena dilihat dari ketuntasan belajar, penguasaan

vocabulary siswa secara klasikal belum dikatakan tuntas karena baru 76% peserta

didik yang mendapatkan nilai standar KKM atau lebih yaitu

75. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti persiapan guru dalam penerapan

metode pembelajaran dan materi belum matang, sehingga banyak memakan waktu,

dan tentunya adalah kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang

masih belum ideal, sehingga diperlukan perbaikan dan penyempurnaan pada siklus

berikutnya.

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Ketiga

Pelaksanaan pembelajaran siklus ketiga terdiri atas empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan (tindakan), hasil pengamatan(observasi), dan refleksi.

Keempat tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.


16

a. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan pembelajaran, terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam

perencanaan pembelajaran yaitu menentukan tujuan yang hendak dicapai,

mengembangkan bahan pembelajaran, merumuskan kegiatan pembelajaran, dan

merencanakan penilaian. Persiapan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk

melaksanakan tindakan selama kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris adalah

menganalisis Kompetensi Inti(KI) dan Kompetensi Dasar(KD) yang sesuai dengan

silabus K-13, kemudian kompetensi dasar ini dijabarkan atau dikembangkan menjadi

indikator-indikator serta tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam proses

pembelajaran. Pada siklus ketiga kompetensi inti masih sama dengan siklus pertama

yang berkaitan dengan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang

akan diajarkan adalah :

1. KI.3: Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

Prodesural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan ,

kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan keajaiban, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.


16

4. KI.4: Mengolah , menalar dan menyai dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah.

Pada pembelajaran siklus ketiga Kompetensi Dasar nya adalah 4.2 Menyusun

teks interaksi transaksional , lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang melibatkan

tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran, dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan

sesuai konteks. Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus

dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran adalah siswa dapat menyebutkan

poster, menjelaskan tujuan poster, menjelaskan ciri-ciri poster , menjelaskan macam-

macam poster, dan menjelaskan cara membuat poster.Materi pokok yang

disampaikan adalah tentang ”Expressing Opinion” dengan sub pokok bahasan

“poster” . Materi ini disampaikan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran(3x45 menit)

dengan menggunakan metode tanya jawab, unjuk kerja dan penugasan. Untuk

langkah - langkah pembelajaran seperti pada tabel 4.11 dibawah ini :


17

Tabel 4.13 langkah-langkahkegiatan pembelajaran siklus ketiga

No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(16enit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan
membaca do’a al- gurusaat mengecek
fatihah sebelum kehadiran
memulai pelajaran,
mengecek kondisi
keberhasilan kelas,dan
mengecek kehadiran
siswa agar siap untuk
mengikuti
pelajaran
2. Mengerjakan pre-
2. Memberikan pretest test tentang materi
tentang materi ‘’poster’’
‘’poster’’ 3. Menjawab
pertanyaan dari guru
3. Memberikan tentang materi
pertanyaan tentang ‘’agree and
materi sebelumnya disagree’’
‘’Exspressing agree
and disagree’’ untuk
mengingatkan materi
4. Mendengarkan
tersebut
tujuan
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
pembelajaran secara
tentang
lisan tentang materi
materi’’poster’’
‘’poster’’yang hendak
dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi 5. Mendengarkan dan
(Langkah- (poster)Dan memberikan memperhatikan
langkah drill contoh penjelasan guru
17

and practice kalimat ungkapan


(105 menit) tersebut
6. Guru memulai latihan 6. Siswa
dengan hal yang memperhatikan
sederhana dulu penjelasan dari
guru
7. Guru menciptakan
suasana yang 7. Siswa berdiskusi
menyenangkan atau secara berpasangan
menyejukkan mengerjakan dialog
8. Guru meyakinkan 8. Siswa secara
bahwa semua siswa berpasangan
tertarik untuk ikut mempersiapkan
9. Guru memberikan dialog yang akan
kesempatan kepada ditampilkan
siswa untuk terus 9. Siswa berpasangan
berlatih mempersentasikan
10. Guru menyimpulkan dialog tentang poster
kedepan kelas
10. Salah satu
perwakilan
pasangan maju
kedepan kelas
membacakan
kesimpulan hasil
dialog poster yang
3. telah dilaksanakan
Kegiatan
11. Guru mengadakan 11. Siswa
penutup
refleksi dan memberi mendengarkan hasil
(15menit)
reward kepada kesimpulan yang
kelompok atas disampaikan guru
keberhasilan dalam 12. Siswa
belajar mengerjakan soal
12. Guru memberikan evaluasi dengan
soal evaluasi

13. Guru menutup


17

pelajaran dengan tertib


salam 13. Siswa merespon
apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam

Sumber/ Media/ Alat dalam pembelajar ini berupa buku paket

pelajaran Bahasa Inggris, Depdiknas, 2014. Bahasa Inggris kelas

XISMA/MA/MAK semester 1. Jakarta. Bima dan kurniawati. 2014. Bahasa

InggrisMataPelajaran WajibKelas XI SMA/MA/MAK Semester 1. Klaten: Intan

Pariwara.. Alat yang digunakan foto copy soal pre-test dan post-test.

Sementara penilaian yang diterapkan terdapat tiga jenis instrumen yaitu,

lembar observasi guru, lembar observasi keterampilan berbicara, dan lembar tes

vocabulary.

Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus ketiga ini pada dasarnya tidak

begitu banyak perbedaan dengan rencana tindakan pada siklus kedua, tetapi ada yang

mmenjadi rekomendasi perbaikan dari sikluskedua, tentunya akan diperbaiki dalam

proses pelaksanaan tindakan pada siklus ketiga.

b. Pelaksanaan Tindakan

Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus ketiga

ini sama dengan siklus kedua yaitu terdiri atas tiga tahapan :
17

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dilaksanakan pada hari senin, 24

februari 2020 pada pukul 09.15-11.15 WIB.

Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali oleh ketua kelas yang

menyiapkan kelasnya, Ayu“stand up,please. Give greeting to our teacher”,semua

siswa mengucapkan salam kepada guru “ Good morning , mom”di jawab oleh guru

“Good morning my student, sit down please.Before we start to our lesson let’s

pray together, pray began“rodiittubillahiroba, wabil

islaamidina,wabimuhammadin nabiyyaa warasuula,robbi zidnii ilman

warzuqnii fahmaan“Kemudian guru menanyakan kabar “how are you today?”

siswa serentak menjawab “Fine,mom”. Selanjutnya, guru mengecek kondisi

lingkungan kelas apakah sudah bersih atau belum.”Kemudian guru mengecek

kehadiran siswa dengan memanggil nama satu persatu. “ Ervi” “present mom”,

wanda “hadir”, rahma “yes mom” guru memanggil sampai dengan siswa yang

terakhir.” bagus semua hari ini hadir”.

“Baiklah anak-anak sebelum ibu memulai pembelajaran hari ini, ibu

minta kalian mengerjakan terlebih dahulu soal-soal pre-test tentang materi yang

akan ibu ajarkan yaitu poster, tujuan diberikan pre-test ini adalah untuk mengetahui

kemampuan awal kalian mengenai pelajaran yang akan ibu sampaikan. Secara

serentak siswa menjawab “ iya mom”. Guru kemudian membagikan soal

pre-test kepada

masing-masing anak. Guru memberitahukan “anak-anak jangan lupa menuliskan

nama dan kelas kalian di kertas jawaban”. Setelah menerima


17

soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut sekitar 7 menit. Kemudian

guru berkata: “Bagi siswa yang telas selesai mengerjakan test silakan dikumpulkan”

“ya mom” jawab azra, setelah selesai siswa kemudian satu persatu

mengumpulkan lembaran test.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan pre-test, Selanjutnya guru

melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari

minggu lalu dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi

tersebut. “what subject did we leam last week?” i’m mom, Rani mengacukan

tangan “ about agreement and disagreement, mom” , “that’sright”. “Novi, can

you give me an example? “ “ yes,mom. I agree with your opinion, I think your idea

is very good and etc” “good novi”. Selanjutnya guru memberitahukan materi apa

yang akan dipelajari.”ok my students, today we’ll learn about poster” kemudian guru

menuliskan materi tersebut di papan tulis. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. “ setiap melaksanakan pembelajaran

harus ada seesuatu yang kita dapatkan oleh karena itu pembelajaran hari ini bertujuan

agar siswa dapat menjelaskan pengertian poster, menjelaskan tujuan poster,

menjelaskan ciri-ciri poster, menyebutkan macam-macam poster, membuat poster,

“anak-anak dari kelima point yang ibu sebutkan tadi, ibu harapkan kalian dapat

mencapainya”. Semua siswa menjawab “baik,mom”


17

Kegiatan Inti setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh

siswa, selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yaitu poster. “Minggu

yang lalu kalian telah mempelajari bagaimana cara kalian menyatakan setuju atau

tidak setuju terhadap suatu pendapat, hari ini kita akan belajar tentang poster,

kemudian kalian nyatakan dalam bentuk pendapat”.”ada yang tahu apa yang

dimaksud dengan poster?”. Saya mom, Nanda mengangkat tangan “poster adalah

gambar yang berisi pesan kepada pembaca”.”betul, jadi poster adalah media publikasi

yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan

memberikan informasi kepada khalayak ramai. “coba sebutkan macam-macam

poster” saya mom,Okta” poster niaga, pendidikan, kegiatan, layanan masyarakat dan

masih banyak yang lainnya mom” “bagus okta”.”selanjutnya kalian pelajari contoh

poster yang ada di LKS”. Setelah memberikan penjelasan guru kemudian membentuk

kelompok.

Guru membagi siswa berpasangan.“ dengan nomor absen secara acak kemudian

siswa bergerak mencari pasangannya. Setelah selesai guru bertanya “Apakah semua

sudah mendapatkan pasangan?” siswa menjawab serentak “ ya mom”.

Setelah siswa duduk dengan pasangan sesuai dengan yang sudah ditentukan

guru,kemudian guru mengenalkan dan menjelaskan masalah atau tema yang akan

mereka jadikan bahan untuk menyusun dialog, kegiatan ini diawali dengan guru

meminta anak untuk mencari contoh-contoh poster


17

melalui internet kemudian dari hasil yang didapatkan tersebut siswa diminta

menyampaikan pendapatnya tentang poster yang mereka pilih kedalam bentuk dialog.

“Sekarang silahkan kalian menyusun naskah dialognya sesuai dengan poster

yang kalian cari di internet, sampaikan ide kalian atau komentar kamu dalam bentuk

dialog” . Kemudian anak-anak mulai menyusun naskah dialog, guru berkeliling di

setiap kelompok membantu dan membimbing siswa .” Ada yang masih mengalami

kendala dalam penyusunan naskah dialog?” “Tidak mom”. Kemudian siswa

melanjutkan kegiatannya. Setelah naskah dialog untuk masing-masing kelompok

telah siap, siswa diberikan kesempatan untuk latihan terlebih dahulu di kelompoknya

masing-masing”. Setelah semua siap guru meminta siswa maju kedepan

menampilkan dialognya.ok ibu akan memanggil pasangan untuk maju kedepan. Lalu

pasangan pertama mulai memperagakan dialog didepan kelas sampai berakhir

dialognya.Setelah pasangan pertama tampil, Guru memanggil kembali pasangan

berikutnya yang akan maju.Setelah semua pasangan tampil menyelesaikan dialog,

guru menyampaikan evaluasi untuk masing-masing pasangan yang telah

menampilkan dialog.

Kegiatan Akhir kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan

kegiatan inti. Dipertemuan pertama ini, kegiatan bermain peran yang dilakukan siswa

belum semua kelompok bisa tampil, maka guru memberikan kesempatan pada dua

kelompok yang lain untuk tampil dipertemuan


17

berikutnya. Sebelum menutup kegiatan guru mengkondisikan kelas “anak- anak

pertemuan kita pada hari ini telah selesai, selanjutnya , ibu akan memberikan

evaluasi” . Setelah itu guru membagikan lembaran tes kepada siswa sebagai bentuk

evaluasi dan penilaian, untuk mengetahui sejauh mana siswanya memahami materi

yang telah dipelajari. Siswa mulai mengerjakan soal sampai selesai. Setelah selesai

siswa mengumpulkan lembar soalnya. “anak-anak sebelum kita mengakhiri

pembelajaran, untuk tugas kalian dirumah silakan buat poster tentang pendidikan”.

Untuk mengakhiri pelajaran guru menutup dengan mengucapkan salam.

c. Hasil Observasi

1) Observasi Proses Pembelajaran

Observasi pada siklus ketiga dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Observasi dilaksanakan untuk mengamati pelaksanaan penggunaan metode

Pembelajaran drill and practice dan kemampuan speaking siswa dalam

pembelajaran Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi

tindakan pada siklus ketiga selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan

observer mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan

tersebut sesuai dengan yang direncanakan . Adapun hasil pengamatan pembelajaran

siklus kedua dapat dilihat pada tabel 4.14 dan grafik 4.11 di bawah ini:
17

Tabel 4.14: Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and


practice pada siklus ketiga

No Pengamat Rata-rata skor


1 Pengamat 1 3,46
2 Pengamat 2 3,8
Total rata-rata skor 7,26
Rata rata 3,64
Kriteria Sangat Baik

Rata-rata skor
Rata-rata skor 7,26

3,46 3.8 3,64

Penilaian 1 Penilaian 2Total rata- Rata-rata Kriteria


rata skor

Grafik 4.11: Hasil Proses Pembelajaran Siklus Ketiga

Berdasarkan tabel 4.14 dan grafik 4.11 terlihat bahwa rata-rata nilai pada

proses pembelajaran metode drill and practice pada siklus ketiga adalah 3,64

termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

peningkatan kegiatan guru dari siklus kedua dengan siklus ketiga pada pembelajaran

Bahasa Inggris dengan menerapkan metode drill


17

and practice, dengan materi Expressing Opinion ( poster). Dalam kegiatan ini

guru sudah memberikan bimbingan dan arahan dengan jelas selama proses berdialog,

mengingatkan siswa tempo dan waktu berdialog.Dan juga telah mengevaluasi

kembali kegiatan setelah peragaan ulang walau masih dalam kategori baik . Karena

hasil observasi proses pembelajaran menggunakan metode drill and practice sudah

dikategorikan sangat baik sehingga proses penelitiannya hanya sampai siklus proses

pembelajaran menggunakan metode drill and practice adalah 2,16 ,siklus kedua

adalah 2,97 dan pada siklus ketiga adalah 3,64. Dari hasil ini menunjukkan adanya

peningkatan dalam setiap siklusnya. Untuk melihat peningkatan proses pembelajaran

menggunakan drill and practice pada siklus pertama, kedua, dan ketiga hasil

pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik 4.12 di bawah ini:

Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Siklus 1 ,Siklus 2 dan Siklus 3


Rata-rata siklus 1Rata-rata siklus 2Rata-rata siklus 3
3.64
2,97
2,16

siklus 1 siklus 2 siklus 3

Grafik 4.12 Peningkatan Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Siklus


1 Siklus 2 dan Siklus 3
18

2) Observasi Kemampuan speaking Siswa

Berdasarkan hasil observasi pada siklus ketiga mengenai kemampuan speaking

siswa menunjukkan hasil yang sangat baik, dikarenakan permasalahan atau kendala

yang ditemukan pada saat siklus kedua telah mengalami banyak perubahan pada

aspek pengucapan sudah tidak terlalu dipengaruhi bahasa daerah.

Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice

pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMK Negeri 2 Lahat dilakukan

observasi kemampuan speaking siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan

oleh dua penilai pada saat proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.15 dan

grafik 4.13 di bawah ini:

Tabel 4.15 Hasil Observasi Kemampuan Speaking Siswa Dalam


Proses Pembelajaran Siklus ketiga

No Pengamat Rata-rata skor


1 Pengamat 1 3,47
2 Pengamat 2 3,39
Total rata-rata skor 6.86
Rata rata 3,43
Kriteria Sangat Baik
18

Rata-rata skor
Rata-rata skor 6.86

3.47 3.39 3,43

Penilaian 1Penilaian 2 Total rata- Rata-rata Kriteria


rata skor

Grafik 4.13 Kemampuan Speaking Siswa Siklus Ketiga

Berdasarkan tabel 4.15 dan grafik 4.13 terlihat bahwa rata-rata nilai

kemampuan speaking siswa pada proses pembelajaran siklus ketiga adalah 3,43

dikategorikan “sangat baik”. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan speaking siswa

pada pembelajaran Bahasa Inggris mengalami kenaikan dari siklus kedua,kegiatan

nya dengan menggunakan metode drill and practice pada sub pokok poster sudah

mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan diatas,dapat disimpulkan bahwa

secara keseluruhan pada siklus ketiga, kemampuan speaking sesuai dengan apa yang

diharapkan,sehingga tidak perlu diadakan perbaikan lagi. Untuk melihat peningkatan

kemampuan speaking antara siklus 1,siklus 2,dan siklus 3 yaitu pada siklus pertama

nilai rata – rata kemampuan speaking adalah 2,32,nilai rata-rata siklus kedua adalah

2,86,sedangkan nilai rata-rata siklus ketiga adalah 3.42. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada grafik 4.14 dibawah ini :


18

Peningkatan Nilai Rata- Rata


Kemampuan Speaking
Peningkatan Nilai Rata- Rata Keterampilan Berbicara
3.42
2,86
2,32

Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 4.14
Peningkatan Nilai Rata-Rata Kemampuan Speaking Siklus 1, siklus 2
dan siklus 3
a. Uji t Hasil Rata-rata Siklus ketiga

Untuk menganalis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

signifikan atau tidak digunakan uji t-tes. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari hasil rata-rata siswa pada siklus pertama dan

kedua. Maka didapatlah interprestasi data uji-t-tes untuk nilai rata-rata siklus kedua

dan rata-rata siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini:

Tabel 4.16 Data uji-t rata-rata siklus kedua dan siklus ketiga

Siklus Siklus 2 Siklus 3

Rerata 17,18 20,28

thitung 5,054

ttabel 2,064
18

Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji-t rata-rat siklus pertama dan rata-rata pada

siklus kedua diperoleh nilai thitungsebesar 5,054. Bila dikonsultasikan pada

ttabeldengan dk 24 pada tarf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, ternyata

thitunglebih besar dari ttabel. Berarti hasil rata-rata siklus ketiga naik secara signifikan

dibandingkan dengan rata-rata siklus kedua.

Jika dilihat selisih skor rata-rata siklus 2 dengan rata-rata siklus ketiga terlihat

pada grafik 4.15 berikut :

20,28

17.18

Siklus 2 Siklus 3

Grafik 4.15 peningkatan skor rata-rata kemampuan speaking siklus 2


dan 3
3) Hasil Test penguasaan vocabulary

a. Hasil Pre-test

untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada pemahaman siswa terhadap

materi,maka sebelum proses pembelajaran siswa diberikan pre- testdan diperoleh

hasil rata-rata 62,40 derngan nilai tertinggi 80 dan terendah 40.


18

b. Hasil post –test

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan

metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata-rata penguasaan vocabulary

pada siklus ketiga ini adalah 84,40 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70.

Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah

ini :

Tabel 4.17 Rekapitulasi Penguasaan Vocabulary Siswa Siklus


Ketiga

No Uraian Pre-test Frekuensi Pos-test Frekuensi

1 Jumlah Siswa 25 25

2 Nilai Tertinggi 90 1 orang 90 13 orang

3 Nilai Terendah 40 4 orang 70 2 orang

4 Jumlah siswa yang 20 2


belum tuntas
5 Jumlah siswa yang 5 23
sudah tuntas
6 Rata-rata 62,4 84,4

7 Persentase 20% 92%


ketuntasan
18

Nilai Rata-rata Siklus III

Grafik 4.16 Penguasaan Vocanulary Siswa Siklus Ketiga

84.4
62.4

Pre testPost-test

Dari tabel 4.17 dan grafik 4.16 diatas, dapat diketahui bahwa dengan penerapan

metode drill and practicepada siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata pre-test dan

post-test adalah 62,40 dan 84,40 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test

mencapai 20% dan 92% atau ada 5 siswa untuk pre-test dan 23 siswa untuk post

test yang telah tuntas. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada siklus ketiga yang

telah dilakukan hasil secara klasikal siswa dikatakan tuntas,Karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70 telah mencapai sebesar 92% artinya sudah mencapai

persentase ketuntasan yang dikehendaki 80%. Penguasaan vocabulary siswa

dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ 70 dengan ketuntasan belajar klasikal

mencapai 80% sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada

mata pelajaran Bahasa Inggris.


18

c. Uji t Hasil Pre-test dengan Post-test

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-test ini, penelitian

menggunakan data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test siswa pada siklus

ketiga. Maka didapatlah interpresentasi data uji-t test untuk nilai pre-test dan post-test

siswa pada siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini:

Tabel 4.18 Data Uji-t pre-test dan post-test Siklus ketiga

Siklus Pre-test Post-test


Rerata 62,40 84,40
thitung 7,472
ttabel 2,064

Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus kedua

diperoleh thitung sebesar 7,472 bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada

taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel. Maka

dapat disimpulakn bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata

pre-test dengan nilai rata-rata post-test atau terjadi peningkatan penguasaan

vocabulary siswa yang signifikan pada siklus ketiga.


18

d.Uji t Hasil Post-test Siklus Kedua Dengan post-test Siklus Ketiga

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah mengalami peningkatan yang

signifikan atau tidak digunakan uji t-tes. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada siklus kedua dan

ketiga. Maka didapatkan interpretasi data uji t-tes untuk nilai post-test siklus kedua

dan post-test siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini:

Tabel 4.19 Data uji-t Post-test Siklus Kedua dan Post-test Siklus
Ketiga

Siklus Siklus 1 Siklus 2


Rerata 75,20 84,40
thitung 5,061
ttabel 2,064

Berdasarkan tabel 4.19 hasil uji-t post-test siklus kedua dan post-test pada

siklus ketiga diperoleh nilai thitung sebesar 5,061. Bila dikonsultasikan pada ttabel

dengan dk 24 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, Ternyata thitung lebih

besar dari ttabel, berarti hasil post-test siklus ketiga naik secara signifikan

dibandingkan dengan post-test siklus kedua.


18

Jika dilihat skor rata-rata post-test siklus kedua dan ketiga terlihat pada

grafik 4.17 berikut ini:

90
85 84.4

8075.2
75
70
Siklus 2Siklus 3
Siklus 2Siklus 3

Grafik 4.17 Peningkatan skor penguasaan vocabulary siswa siklus


2 dan 3
e. Hasil Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi dengan observer,maka disimpulkan penerapan

metode drill and practice sudah sangat baik. Indikator penerapan metode drill and

practice sudah hampir semuanya tampak. Waktu yang digunakan sudah efektif dan

efisien sesuai durasi yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan

metode drill and practicetelah menemukan pola yang tepat dan baik setelah

dilakukan perbaikan setiap siklus, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan

tindakan sudah dapat dihentikan berdasarkan pertimbangan observer terhadap

kemampuan guru dalam menerapkan metode drill and practice yang dianggap sudah

cukup memadai dan sudah ideal.


18

f.Interpretasi Hasil

Berdasarkan hasil observer diketahui bahwa proses pembelajaran

menggunakan metode Role Playing sudah berjalan sangat baik dengan rata-rata

3,64. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill and practice

sudah berjalan dengan sangat baik dan sudah menemukan pola yang tepat. Penerapan

metode pembelajaran yang tepat ini berdampak positif dalam meningkatnya

kemampuan speaking dan penguasaan vocabulary siswa. Terlihat pada nilai rata-

rata kemampuan speaking siswa secara klasikal adalah 3,42. Sedangkan nilai rata-

rata pre-test 62,40 dan nilai rata-rata post-test 84,40.

C.Hasil Penelitian

a.Hasil Penelitian di Kelas Eksperimen

Perolehan nilai penguasaan vocabulary siswa sudah menampakkan hasil yang

sangat baik karena rata-rata siswa sudah tuntas, karena nilai post- test yang

diperoleh siswa sudah memenuhi atau diatas kriteria ketuntasan minimal yang telah

ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu ketuntasan

belajar klasik mencapai 80%. Adapun perolehan hasil penguasaan vocabulary siswa

pada kelas eksperimen terlihat pada tabel 4.20 dan grafik 4.18 di bwah ini:
19

Tabel 4.20 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa


Pada Kelas Eksperimen

No Kategori Pre-Test Frekuensi Post-Test Frekuensi


1 Jumlah 25 25
Siswa
2 Nilai 60 13 orang 100 1 orang
tertinggi
3 Nilai 30 5 orang 50 2 orang
Terendah
4 Jumlah 25 4
siswa yang
belum
tuntas
5 Jumlah 0 21
siswa yang
sudah tuntas

6 Rata-rata 48,8% 78,4


7 Persentase 0% 84%
Ketuntasan

Nilai Rata-rata Kelas


Eksperimen
Pre-TestPost-Test 78.4

48.8

Pre-Test Post-Test
19

Grafik 4.18 Penguasaan Vocabulary Siswa Kelas Eksperimen

Dari tabel 4.20 dan grafik 4.18 diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar

siswa pada kelas eksperimen diperoleh niai rata-rata pre-test dan post-test adalah

48,80 dan 78,40 atau ketuntasan belajar pre-test dan post- test adalah 0% dan 84%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen prestasi belajar siswa

dikatakan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 telah mencapai sebesar

80% artinya sudah mencapai persentase kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.

b. Hasil Penelitian di Kelas Kontrol

Dilihat dari penguasaan vocabulary siswa menunjukkan hasil “kurang”, karena

ada beberapa siswa yang belum tuntas. Nilai post-test yang diperoleh siswa belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada

mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu 75. Adapun perolehan hasil prestasi belajar siswa

pada kelas kontrol terlihat pada tabel :

4.21 dan grafik 4.19 di bawah ini:

Tabel 4.21 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa Pada Kelas


Kontrol

No Kategori Pre-Test Frekuensi Post-Test Frekuensi


1 Jumlah Siswa 25 25
2 Nilai tertinggi 60 2 orang 80 13 orang
3 Nilai 20 1 orang 40 1 orang
Terendah
4 Jumlah siswa 25 10
19

yang belum
tuntas
5 Jumlah siswa 0 15
yang sudah
tuntas
6 Rata-rata 44 66,8
7 Persentase 0% 60%
Ketuntasan

Nilai Rata-rata Kelas


Eksperimen
Pre-TestPost-Test

66.8

44

Pre-Test Post-Test

Grafik 4.19 Penguasaan vocabulary siswa kelas kontrol

Dari tabel 4.12 dan grafik 4.19 diatas, dapat diketahui bahwa penguasaan

vocabulary siswa pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pre-test dan post-test

adalah 44,00 dan 66,80 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test adalah 0% dan

60%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kelas kontrol penguasaan vocabulary

siswa belum dikatakan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru

mencapai sebesar 65% artinya belum mencapai persentase kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa tuntas.


19

D. Uji Efektifitas Penerapan Metode Drill and Practice

1. Uji t Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Penerapan metode drill and practice sudah menunjukkan peningkatan pada

kelas PTK, maka untuk selanjutnya akan diterapkan pada kelas XI OTKP 3 sebagai

kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas XI OTKP 1 sebagai kelas kontrol tidak

diterapkan metode drill and practice. Untuk kegiatan awal kedua kelas diberikan

pre-test. Adapun hasil uji-t antara pre- test kelas eksperimen dengan pre-test

kelas kontrol dapat dilihat pada tabel

4.22 di bawah ini:

Tabel 4.22 Data Uji-t Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kontrol


Rerata 44,00 48,80
thitung 1,563
ttabel 2,021

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t terhadap nilai rata-rata pre- test

kelas eksperimen (48,80) dan kelas kontrol (44,00) diperoleh thitung sebesar 1,563 bila

dikonsultasikan pada ttabel dengan df 48 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar

2,021. Artinya 1,563 < 2,021 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol atau kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan

awal yang sama. Karena


19

mempunyai kemampuan awal yang sama maka untuk mengetahui efektifitas dari

peningkatan prestasi diambil nilai post-test kelas eksperimen dan post- test kelas

kontrol untuk di uji-t.

2. Uji t Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Untuk menganalisis hasil penelitian apakah ada pebedaan pada prestasi belajar

atau mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak pada hasil belajar di kelas

eksperimen dan kontrol, maka digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji t-test ini,

peneliti menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil uji-t antara post-test kelas eksperimen

dengan post-test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini:

Tabel 4.23 Data Uji-t Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kontrol


Rerata 78,40 66,80
thitung 3,258
ttabel 2,021

Berdasarkan tabel 4.22 setelah dilakukan uji-t terhadap hasil post-test antara

kelas eksperimen dengan skor rata-rata 78,40 dan kelas kontrol dengan skor rata-rata

66,80, maka diperoleh nilai thitung sebesar 3,258. Bila dikonsultasikan dengan table t

dengan taraf signifikan 0,05 atau 5% diperoleh ttabelsebesar 2,021. Ternyata

thitunglebih besar dari ttabel. Berarti terdapat


19

perbedaan penguasaan vocabulary siswa yang menerapkan metode drill and

practice dengan penguasaan vocabulary siswa yang pembelajarannya tidak

menerapkan metode drill and practice atau secara konvensional.

Hasil uji-t di atas membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara penguasaan vocabulary siswa yang menerapkan metode drill and practice

dengan penguasaan vocabulary siswa yang pembelajarannya tidak menerapkan

metode drill and practice atau secara konvensional. Ini membuktikan bahwa metode

pembelajaran drill and practice efektif untuk meningkatkan penguasaan vocabulary

siswa.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penerapan Metode Drill and Practice dapat

Meningkatkan Kemampuan Speaking Siswa

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahawa kemampuan speaking

siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice

mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus ketiga secara berurutan

kearah yang lebih baik. Dari keenam indikator kemampuan speaking siswa yang

diamati selama penelitian diantaranya adalah: 1)lafal; 2) tata bahasa; 3)vocabulary;

4)kefasihan; 5)isi pembicaraandan 6)pemahaman. Kemampuan speaking siswa yang

paling menonjol atau meningkat secara signifikan dari siklus ke siklus adalah

vocabulary, isi pembicaraan dan pemahaman siswa terhadap materi. Hal itu
19

dibuktikan dengan persentase perolehan nilai kemampuan speaking siswa yang

semakin meningkat dari siklus ke siklus.

Kemampuan speaking siswa pada siklus pertama belum optimal karena dari

hasil observasi selama proses pembelajaran berada pada kategori tidak baik, hal ini

dipengaruhi karena belum maksimalnya penerapan metode drill and practice yang

dilakukan oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih rendah

merasa kurang percaya diri, tidak bersemangat, malu-malu karena mereka belum

begitu paham dan belum mendapatkan bimbingan yang maksimal dari guru, selain itu

karena ini adalah pelajaran bahasa inggris siswa mengalami kesulitan saat

pengucapan dan hal ini mengganggu kelancaran berbicara mereka. Namun setelah

beberapa kali dibimbing dan diberikan penjelasan secara terarah kemampuannya

menjadi meningkat, pengucapan sudah dapat dipahami walaupun masih dipengaruhi

bahasa daerah,dari segi tata bahasa siswa sudah jarang membuat kesalahan,

penggunaan vocabulary sudah banyak yang tepat, karena beberapa hal ini maka pada

siklus kedua kemampuan speaking siswa sudah mengalami peningkatan dengan

kategori baik.

Pada siklus ketiga, kemampuan speaking siswa sudah menunjukkan hasil

yang sangat baik. Hasil observasi kemampuan speaking siswa selama proses

pembelajaran siklus ketiga berada pada kategori sangat baik. Pada hasil siklus

pertama hingga siklus ketiga, kemampuan siswa mengalami peningkatan yang

signifikan selama proses pembelajaran dan membuktikan


19

bahwa penerapan metode drill and practice dapat meningkatkan kemampuan

speaking siswa.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode drill and

practice dapat meningkatkan kemampuan speaking siswa. Hasil penelitian yang

telah dilakukan sesuai dengan teori prasetyo (2001:72) mengatakan pembelajaran

dengan drill and practice adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi

dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup

atau benda mati.

Menurut Adhitya (2013:19) kelebihan dari metode drill and practice antara

lain: a. Bahan yang diberikan secara teratur, b.Adanya pengawasan atau bimbingan

dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera

melakukan perbaikan untuk kesalahannya,c. Pengetahuan dan keterampilan siap

berbentuk sewaktu-waktu dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari baik

keperluan studi atau bekal hidup dimasyarakat,d. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik,e.Menambah kesiapan

siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat,f. Berbagai macam strategi

dapat menambah dan meningkatkan kemampuan,g. Sangat tepat untuk siswa agar

kegiatan belajar sukses,h.Mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahkan suatu masalah mengungkapkan


19

gagasannya,i.Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan dengan penekanan belajar melalui berbuat.

2. Penerapan Metode drill and practice dapat Meningkatkan Penguasaan

vocabulary Siswa

Peningkatan pada kemampuan speaking juga diikuti oleh meningkatkan

penguasaan vocabulary siswa dengan peningkatan rata-rata penguasaan vocabulary

siswa secara berurutan mulain dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga.

Peningkatan ini dipengaruhi penerapan metode drill and practice pada proses

pembelajaran. Hasil pada siklus pertama menunjukkan baru 40% siswa yang tuntas,

pada siklus kedua 76%, sedangkan pada siklus ketiga mengalami peningkatan.

Soedjito (1990:123) mengatakan vocabulary adalah: (1) semua kata yang

terdapat dalam suatu bahasa,(2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang

pembicara atau penulis, dan (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu

pengetahuan, dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan

singkat dan praktis. Penguasaan vocabulary tentu akan memudahkan seseorang

dalam mengemukakan idenya, baik secara lisan maupun secara tulisan dalam

kehidupannya. Vocabulary dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya apabila

pemakai Bahasa itu mengenal,mengetahui,dan memahami arti vocabulary tersebut.


19

Selanjutnya Burhan Nurgiantoro (1988:196) mengatakan vocabulary

merupakan alat utama yang harus dimiliki seseorang yang akan belajar Bahasa, sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat dan mengutarakan isi pikiran serta

perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tulisan”. Semakin banyak

vocabulary yang kita miliki semakin mudah kita berkomunikasi dengan orang lain.

3. Penerapan Metode drill and practice Efektif untuk Meningkatkan

Penguasaan vocabulary

Keefektifan dari penerapan metode drill and practice dilihat dari perbandingan

hasil uji-post-test antara kelas ekspermen dan kelas control. Dari hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara penguasaan vocabulary siswa yang pembelajarannya mengunakan metode drill

and practice dengan penguasaan vocabulary siswa yang pembelajarannya

konvensional. Ini membuktikan bahwa metode pembelajaran drill and practice

efektif untuk meningkatkan penguasaan vocabulary siswa. Peningkatan yang terjadi

pada penguasaan vocabulary siswa ini menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai

materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil tes siswa pun meningkat. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan pendapat keraf (2007:10) yang menyatakan bahwa,

“kualitas keterampilan Bahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas

vocabulary yang dimilikinya”. Keterampilan mengungkapkan dan menerima ide

dengan baik sangat


20

berhubungan dengan vocabulary. Kata adalah media komunikasi, berpikir dengan

kata, berbicara dengan kata, mendengarkan kata dan menuliskan kata. Proses itu tidak

dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya penguasaan yang baik terhadap

vocabulary . Oleh karena itu,penguasaan kata dalam semua keterampilan berbahasa

sangatlah penting. Penguasaan kosakata dalam satu Bahasa berhubungan dengan

jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan Bahasa untuk

berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaianya sesuai dengan konteks

komunikasi.
2

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan motode drill and practice dapat meningkatkan kemampuan speaking

siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK negeri 2 Lahat, melalui

langkah-langkah metode pembelajaran drill and practice yaitu : memulai latihan

dengan hal-hal yang sederhana dulu,ciptakan suasana yang menyenangkan dan

menyejukkan,yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut,berikan kesempatan

kepada siswa untuk terus berlatih.Penerapan metode drill and practice pada mata

pelajaran Bahasa Inggris dari penelitian tindakan kelas mengalami peningkatan

setiap siklusnya atau kenaikan yang signafikan dari penerapan siklus pertama

hingga siklus ketiga.

2. Penerapan metode drill and practice dapat meningkatkan penguasaan vocabulary

siswa dan menjadi motivasi sendiri bagi siswa dalam mengikuti materi

pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,dan pendekatan pembelajaran

yang digunakan berbeda dengan yang biasa diterapkan dalam kelas, hasil

pembelajaran dengan metode pembelajaran drill and practice dalam setiap siklus

pada tahap penelitian tindakan

201
20

mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus pertama sampai pada siklus

ketiga.

3. Penerapan metode drill and practice efektif untuk meningkatkan vocabulary

siswa pada mata pelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 2 Lahat tahun pelajaran

2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang dilakukan menggunakan

statistik uji-t untuk mengetahui efektifitas penerapan metode pembelajaran drill

and practice dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional dengan

kemampuan awal siswa yang relative sama. Dari hasil analisis di ketahui bahwa

semakin baik kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran drill and pratice

maka semakin efektif peningkatan vocabulary mereka.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai

konsekuensi dari penerapan metode pembelajaran drill and practice yaitu:

1. Penerapan metode pembelajaran drill and practice dapat meningkatkan

kemampuan speaking siswa kelas XI pada pelajaran Bahasa inggris di SMK

Negeri 2 Lahat tahun pelajaran 2019/2020. Maka guru bersungguh- sungguh

mempersiapkan penggunaan penerapan metode pembelajaran drill and practice

dengan baik.
20

2. Penerapan metode pembelajaran drill and practice ini mampu meningkatkan

vocabulary siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Lahat tahun pelajaran 2019/2020.

Oleh karena itu guru hendaknya memperbanyak penerapan metode ini pada kelas-

kelas supaya secara keseluruhan mampu meningkatkan vocabulary siswa pada

sekolahnya. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi guru dalam

upaya untuk meningkatkan vocabulary siswa pada pelajaran Bahasa inggris

siswa, hendaknya guru mengetahui dan menguasai metode pembelajaran yang

tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran.

3. Hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa penerapan metode drill and practice

efektif untuk meningkatkan vocabulary siswa Kelas XI di SMK Negeri 2 Lahat

tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang diperoleh selalu

mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya.


20

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini,maka peneliti

menyerahkan atau merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kesimpulan pertama bahwa Penerapan metode Pembelajaran Drill and Practice

dapat meningkatkan kemampuan speaking siswa pada pelajaran Bahasa inggris di

SMK Negeri 2 Lahat tahun pelajaran 2019/2020,diharapkan mampu memberikan

manfaat bagi dunia pendidikan terutama untuk meningkatkan kemampuan

speaking siswa.

a) Bagi guru

Penerapan metode pembelajaran Drill and Practice memerlukan persiapan

yang matang.Guru sebaiknya memperbanyak intensitas keikut sertaanya dalam

pelatihan-pelatihan, melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran bahasa

inggris, metode ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik

minat siswa belajar untuk meningkatkan kemampuan speaking mereka.

b) Bagi siswa

Siswa hendaknya memperhatiakan aspek-aspek penilaian dalam speaking

yang dapat menunjang keefektifan speaking dalam kegiatan berdialog. Selain

itu disarankan pada siswa agar giat dalam menuntut ilmu, memperbaiki pola

belajar dan banyak membaca buku.


20

c) Bagi kepala sekolah

Peranan kepala sekolah dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran

sangat besar. Kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru

dalam melakukan inovasi dalam pembelajaran.

2. Penerapan metode pembelajan drill and practice ini mampu meningkatkan

vocabulary siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Lahat tahun pelajaran

2019/2020,dengan demikian peneliti memberikan saran, yaitu:

a) Bagi Guru

Guru sebagai pelaksana pembelajaran,dituntut untuk memiliki pemahaman

konsep pembelajaran yang utuh tentang penerapan metode pembelajaran Drill

and Practice,baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Pemahaman dan kemampuan yang baik dalam pelaksanaan yang baik akan

menghasilkan output belajar yang baik pula, sehingga diharapkan guru : (1)

memperbanyak intensitas keikut sertaanya dalam pelatihan-pelatihan,(2)

membangun komunikasi yang baik antar guru dan peserta didik,(3) guru

diharapkan melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran,(4) guru harus

sering melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),(5) meningkatkan

kualifikasi pendidikan dengan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

b) Bagi Kepala Sekolah

Disarankan kepada kepala sekolah untuk: (1) mendukung guru melanjutkan

studinya kejenjang yang lebih baik dengan memberi izin


20

belajar (2) Memikirkan kebutuhan guru dalam bentuk sarana mengajar

(3) memperbanyak program pelatihan-pelatihan atau pengiriman guru untuk

pelatihan (4) melakukan pembinaan rutin kepada guru dalam memperbaiki

proses pembelajaran (5) menjaga hubungan baik dengan guru, peserta

didik,wali peserta didik dan lingkungan.

3. Pada bagian berikutnya disimpulkan bahwa penerapan metode drill and practice

efektif untuk meningkatkan vocabulary siswa Kelas XI di SMK Negeri 2 Lahat

tahun pelajaran 2019/2020,oleh karena itu disarankan untuk :

a) Bagi Guru

Guru hendaknya memperhatikan metode pembelajaran yang dalam

pembelajaran Bahasa Inggris yang efektif dapat meningkatkan vocabulary

siswa dalam proses belajar mengajar.

b) Bagi Siswa

Bagi siswa agar dapat memperbaiki pola belajar mereka dalam menggali ilmu

pengetahuan dan pendidikan.

c) Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah agar dapat mempertimbangkan pentingnya penerapan

metode pembelajaran dalam kelas dalam pencapaian tujuan kurikulum

disekolah. Sekolah dapat menyediakan media-media pembelajaran yang dapat

meningkatkan vocabulary dan meningkatkan kemampuan guru dengan

membekalinya ilmu keterampilan dasar mengajar dan metode pembelajaran.


20

d) Peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya sebagai cara untuk ,meningkatkan kemampuan speaking

dan penguasaan vocabulary siswa, oleh karena itu masih perlu dilakukan

penelitian selanjutnya untuk mengembangkan dan memberikan pengalaman

belajar yang dapat menumbuhkan inovasi dalam keterampilan berbahasa,

melakukan penyempurnaan penelitian ini dengan berpedoman pada

kekurangan-kekurangan yang ada agar diperoleh hasil yang lebih baik.


20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka


Publiaher.

Arikunto,suharsimi.2010. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Jakarta:rineke cipta

Arikunto, suharsimi.(2006). Prosedur penelitian kuntitatif.jakarta: Reneka cipta.


Arikunto, suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu
pendekatan praktik.Rineke cipta: Jakarta
Anonim,2012.http://www.sekolah oke.com/2012/03/cara-menguji-speaking-
skills.html.diakses pada tanggal 3 juli 2018 jam 13.32
Afandi dkk. Metode –metode Pembelajaran. Semarang : Sutan Agung Press.

Afandi,M.(2013). Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Semarang:


Sultan Agung Press

Brown, H. D. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey:


Practice Hall.

Brown, Douglas. 2001. Prinsip Pembelajaran Dan Peengajaran Bahasa.


Jakarta: Person Education
Wahyuni, Esa, Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Bamhart, C.A (2008). The facts on file student’s dictionary of American English.New
York:facts of file ,Inc
Brewster, J. Ellis G & Girard D. (2003). The primary English teachin’s guide London:
penguin English
BSNP, 2006. Permendiknas RI No.23 tahun 2006 tentang standar kompetensi
lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta.
BSNP.2013.Pennendikbud RI No.69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah atas/madrasah Aliyah
20

Chrisyanti, Dewi Irra. 2011. Pengantar ilmu administrasi. Jakarta: PT prestasi


pustakaraya.
Cahyani l dan hodijah.2007. kemampuan Berbahasa Indonesia di sekolah
Dasar.bandung.UPI Press
Ceramic, Hellena. 20011. panduan bagi guru Bahasa inggris
erlangga:Jakarta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jakarta: balai pustaka
Departemen pendidikan dan kebudayaan. 2013. Kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Jakarta: balai pustaka.
Depdiknas.2001. kamus besar Bahasa Indonesia: Jakarta :balai pustaka Dimyati
dan moedjono.2002. belajar dan pembelajaran.rineke cipta:Jakarta.
Djiwandono,soenardi.2008.tes Bahasa: pengangan bagi guru Bahasa
indeks: Jakarta

Excellent, Tim. 2013 http:www.klubinggris,com/2013/08/apa-itu-


vocabulary.html. diakses pada tanggal 3 juli 2018 pada jam 13.45.
Gee, J.P. 2014. An introduction to discourse analysis theory an method.
Routledge: London.
Galbiano, Rebbaca. 2011. Scaffolding productive language skills trought
sociodramatic play.the trong:amerika:amerika
Haris, 2008. Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Multi Pressindo

Hermer, Jeremy.2001. the practice of English language teaching. Longman:


Haryadi dan zamzami. 1997. Peningkatkan keterampilan berbahasa indonesia.
Depdikbud dirjen dikit bagi proyek pengembangan pendidikan guru sekolah
dasar.
Hamdani, 2011. Strategi belajar mengajar.bandung :pustaka setia.
Hardjodiputro, 1997.action research: sintesis teoretik.jakarta: IKIP Jakarta
England.
Hendy, Lesley dan toon.2001. supporting drama and imaginative play in the
early years. Buckingham:open university prees.
21

Herlina.2015.meningkatkan pemahaman vocabulary Bahasa inggris melalui metode


permainan bingo.diakses dari jurnal penelitian tindakan kelas (online)
Vol.16, 3. Tersedia
di:http://www.irpp.com/index.php/didaktikum/article/viewFile /275/276 (16
maret 2018).
Iskandar,wassid; suhendar, Dadang. 2009. Strategi pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja rosda
Iskandarwassid dan Dadang sunendar. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung:Remaja Rosdakarya
Kemendikbud. (2013).Permedikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses. Jakarta: Kemendikbud
Kurt Lewin M. Keller, 1992, Instructional Design Theory and Metodes : An
Overview of Their Current Status, Charles M. Regeluth (ed),
Lawrence Erlbaum Associates, London.
Kelly, Gerald. 2004. How to teach pronunciation. Bluestone press:Oxfordshire.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia.2014. buku cetak Bahasa
inggris SMK kelas XI: Jakarta
Karaf, gorys. (2007). Diksi dan gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama.
Kurniasih,eka.2011.teaching the four language skills in primary EFL classroom:some
considerations.sekolah pelangi kasih national- plus:Jakarta.
Kemmis, S& Mc Taggart, R. 1992. The Action Research Planner. Australia
:Deakin University Press
Muhammad,zaim.2013.assesmen otentik: implementasi dan
permasalahannya dalam pembelajaran Bahasa inggris di sekolah
menengah.di akses
dari:http://ejournal.unp.ac.id/index.php/isla/article/viewfile/4003/3207.( 20
maret 2018).
Mulyasa, E, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
offset.
21

Nawawi; ummul Qura dan indah rahmayati.2017. keterampilan bebicara;sebagai


suatu keterampilan berbahasa. Uhamka press:Jakarta.
Nunan, D. 1989. Designing tasks for the communicative classroom.
Cambridge: cambrudge university press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan sastra.
Yogyakarta: BPFE
Nurgiyantoro, Burhan. 2001.penilaian dalam pengajaran Bahasa dan
sastra.yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, B. 1988. Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan sastra
Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
Prasetyo. 2001. Pembelajaran Drill and Practice. Surabaya: universitas negeri
Surabaya.
Paul. 2012. Aktivitas belajar siswa. [online]. Dalam http://hamiddarmadi.
blogspot.com/2012/04/aktivitas-belajar-siswa-ala-paul-b.html.
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Riddell, david.2003. teaching English as a foreign language.contempory books:
Chicago.
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta
Sugiyono. 2016. Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitaf, kualitatif dan R&D. bandung:
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami penelitian kuantitaf. Bandung. CV. Alfabeta
Sugiyono. 2007. Statistic untuk penelitian. Bandung: CV.Alfabeta
Sanjaya, wina. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta : bandung:kencana.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, wina. 2010 strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta : prenada media group
21

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sagala, Syaiful, 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
Alfabeta.

Sudjana, Nana, Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaj Rosdakarya,
2009.
Sukmadinata, N.S. 2008. Metode penelitian pendidikan. Bandung : remaja rosdakarya
Suyanto, kasihani K.E.2010. English for young learners. Jakarta: bumi aksara.
Tarigan, H. G. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa.

Tarigan H. G. 1989.Metodologi pengajaran Bahasa. Jakarta: depdikbud

Tarigan,H.G. 2008.pengajaran kemampuan speaking. Bandung:angkasa.


Tim Penyusun, 2016.Buku Panduan Program Study Pascasarjana (S2)
Teknologi Pendidikan FKIP UNIB.Bengkulu: UNIB.
Tukiran, taniredja, et.all.(2011). Metode-metode pembelajaran inovasi.
Bandung: alfabeta

Tampubolon, saur. 2014.penelitian tindakan kelas, suatu pengembangan profesi


pendidikan dan keilmuan.jakarta:penerbit Erlangga
Uno, Hamzah B. 2008. Metode Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Widiyako, E.P.2012. Teknik penyusunan instrument penelitian.
Yogjakarta: pustaka pelajar
21

Lampiran 1

SILABUS
Mata pelajaran : Bahasa Inggris
Satuan Pelajaran : SMK NEGERI 2 LAHAT Kelas
: XI Tahun Pelajaran 2019/2020
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Menerapkan fungsi  FungsiSosial - Menyimak, membaca, dan


sosial, struktur teks, dan Menjaga hubungan menirukan, guru membacakan
unsur kebahasaan teks interpersonal dengan guru, beberapa teks pendek berisisaran
interaksi transaksional dan tawaran dengan ucapan dan
teman, dan orang lain.
lisan dan tulis yang tekanan kata yang benar
melibatkan tindakan  Struktur Teks - Menanyakan hal-hal yang
memberi dan meminta - Memulai tidak diketahui atau yang
informasi terkait saran berbeda
- Menanggapi
dan tawaran, sesuai (diharapkan/di luar - Menentukan modal yang tepat
dengan konteks dugaan) untuk diisikan ke dalam kalimat-
penggunaannya. kalimat rumpang
(Perhatikan unsur  Unsur Kebahasaan - Diberikan beberapa situasi,
kebahasaan should, - Ungkapan yang membuat beberapa saran dan
can) menunjukkan saran dan tawaran yang sesuai secara
tawaran, dengan modal tertulis kemudian dibacakan
4.1Menyusun teks interaksi should dan can
transaksional, lisan dan ke kelas
- Nomina singular dan plural
tulis, pendek dan dengan atau tanpa - Melakukan pengamatan di
sederhana, yang a, the, this, those, lingkungan sekolah dan
melibatkan tindakan my, their, dsb. sekitarnyauntuk membuat
memberi dan meminta - Ucapan, tekanan kata, serangkaian saran dan
informasi terkait saran intonasi, ejaan, tanda tawaran untuk
dan tawaran, dengan baca, dan tulisan tangan memperbaikinya
memperhatikan fungsi - Melakukan refleksi tentang
sosial, struktur teks, dan  Topik proses dan hasil belajarnya
unsur kebahasaan yang Situasi yang memungkinkan
benar dan sesuai pemberian saran dan tawaran
konteks melakukan tindakan yang
dapat menumbuhkan perilaku
yang termuat di KI

3.2 Menerapkan fungsi  Fungsi Sosial - Menyaksikan/menyimak


sosial, struktur teks, Menjaga hubungan beberapa interaksi dalam
dan unsur kebahasaan media visual (gambar atau
interpersonal dengan guru,
teks video) yang melibatkan
teman, dan orang lain.
interaksi transaksional pernyataan pendapat dan
21

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


lisan dan tulis yang  Struktur Teks pikiran
melibatkan tindakan - Memulai - Mengidentifikasi dan
memberi dan meminta menyebutkan situasi yang
- Menanggapi
informasi terkait memunculkan pernyataan
(diharapkan/di luar
pendapat dan pikiran, pendapat dan pikiran dan
dugaan)
sesuai dengan konteks menyebutkan pernyataan
penggunaannya.  Unsur Kebahasaan yang dimaksud
(Perhatikan unsur - Ungkapan menyatakan - Bertanya dan mempertanyakan
kebahasaan I think, I pendapat I think, I tentang hal- hal yang tidak
suppose, in my opinion diketahui atau berbeda
suppose, in my
opinion) - Nomina singular dan - Diberikan beberapa situasi
plural dengan atau tanpa peserta didik menyatakan
4,2 Menyusun teks interaksi a, the, this, those,
transaksional, lisan dan pendapat dan pikirannya yang
my, their, dsb. sesuai secara tertulis kemudian
tulis, pendek dan - Ucapan, tekanan kata,
sederhana, yang dibacakan ke kelas
intonasi, ejaan, tanda - Melakukan pengamatan di
melibatkan tindakan baca, dan tulisan tangan
memberi dan meminta lingkungan daerahnya dan
informasi terkait  Topik sekitarnyadan kemudian
pendapat dan pikiran, menyatakan pendapat dan
Situasi yang memungkinkan pikirannya terkait dengan
dengan memperhatikan munculnya pernyataan
fungsi sosial, struktur upaya menjaga, memelihara
tentang pendapat dan pikiran dan memperbaikinya
teks, dan unsur yang dapat menumbuhkan
kebahasaan yang benar - Melakukan refleksi tentang
perilaku yang termuat di KI proses dan hasil belajar
dan sesuai konteks

3.2 Menerapkan fungsi  Fungsi Sosial - Menyaksikan/menyimak


sosial, struktur teks, dan Menjaga hubungan beberapa interaksi dalam
unsur kebahasaan teks interpersonal dengan guru, media visual (gambar atau
interaksi transaksional video) yang melibatkan
teman, dan orang lain.
lisan dan tulis yang pernyataan pendapat dan
melibatkan tindakan  Struktur Teks pikiran
memberi dan meminta - Memulai - Mengidentifikasi dan
informasi terkait menyebutkan situasi yang
- Menanggapi
pendapat dan pikiran, (diharapkan/di luar memunculkan pernyataan
sesuai dengan konteks dugaan) pendapat dan pikiran dan
penggunaannya. menyebutkan pernyataan
(Perhatikan unsur  Unsur Kebahasaan yang dimaksud
kebahasaan I think, I - Ungkapan menyatakan - Bertanya dan mempertanyakan
suppose, in my pendapat I think, I tentang hal- hal yang tidak
suppose, in my opinion
opinion) diketahui atau berbeda
- Nomina singular dan - Diberikan beberapa situasi
4,2 Menyusun teks plural dengan atau tanpa
interaksi peserta didik menyatakan
a, the, this, those,
transaksional, lisan pendapat dan pikirannya yang
my, their, dsb.
sesuai secara tertulis kemudian
- Ucapan, tekanan kata, dibacakan ke kelas
intonasi, ejaan, tanda
21

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


dan tulis, pendek dan baca, dan tulisan tangan - Melakukan pengamatan di
sederhana, yang lingkungan daerahnya dan
melibatkan tindakan  Topik sekitarnyadan kemudian
memberi dan meminta Situasi yang memungkinkan menyatakan pendapat dan
informasi terkait munculnya pernyataan pikirannya terkait dengan
pendapat dan pikiran, tentang pendapat dan pikiran upaya menjaga, memelihara
dengan memperhatikan yang dapat menumbuhkan dan memperbaikinya
fungsi sosial, struktur perilaku yang termuat di KI - Melakukan refleksi tentang
teks, dan unsur proses dan hasil belajar
kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks

3.3 Membedakan fungsi  Fungsi Sosial - Mencermati dan menemukan


sosial, struktur teks, dan Menjaga hubungan perbedaan dan persamaan dari
unsur kebahasaan interpersonal dalam beberapa undangan resmi untuk
beberapa teks khusus konteks resmi beberapa acara yang berbeda
dalam bentuk undangan - Mengidentifikasi dan
resmi dengan memberi  Struktur Teks menyebutkan bagian-bagian dari
dan meminta informasi Dapat mencakup: undangan dengan ucapan dan
terkait kegiatan - Sapaan tekanan kata yang benar
sekolah/tempat kerja - Isi - Mencermati beberapa undangan
sesuai dengan konteks resmi lainnya, dan
- Penutup
penggunaannya mengidentifikasi bagian-
4.3 Teks Undangan  Unsur Kebahasaan bagiannya serta ungkapan-
Resmi - Ungkapan dan istilah ungkapan yang digunakan
yang digunakan dalam - Diberikan beberapa undangan
4.3.1 Menangkap makna undangan resmi resmi yang tidak lengkap, dan
secara kontekstual - Nomina singular dan kemudian melengkapinya
terkait fungsi sosial, plural dengan atau tanpa dengan kata dan ungkapan yang
struktur teks, dan unsur a, the, this, those, sesuai
kebahasaan teks khusus my, their, dsb. - Diberikan deskripsi tentang
dalam bentuk undangan - Ucapan, tekanan kata, acara yang akan dilaksanakan,
resmi lisan dan tulis, intonasi, ejaan, tanda dan kemudian membuat
terkait kegiatan baca, dan tulisan tangan undangan resminya
sekolah/tempat kerja - Menempelkan undangan di
4.3.2 Menyusun teks  Topik dinding kelas dan bertanya
khusus dalam bentuk Acara formal yang terkait jawab dengan pembaca (siswa
undangan resmi lisan dengan sekolah, rumah, dan lain, guru) yang datang
dan tulis, terkait masyarakat yang membacanya
kegiatan sekolah/tempat dapatmenumbuhkan perilaku - Melakukan refleksi tentang
kerja, dengan yang termuat di KI proses dan hasil belajarnya
memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks,  Multimedia
Layout yang membuat
tampilan teks lebih
menarik.
21

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


dan unsur kebahasaan,
secara benar dan
sesuai konteks

3.4 Membedakan fungsi  Fungsi Sosial - Membaca dua teks eksposisi


sosial, struktur teks, dan Menyatakan pendapat, analitis tentang isu-isu aktual
unsur kebahasaan yang berbeda.
mempengaruhi, dengan
beberapa teks eksposisi argumentasi analitis - Mencermati satu tabel yang
analitis lisan dan tulis menganalisis unsur-unsur
dengan memberi dan  Struktur Teks eksposisi, bertanya jawab, dan
meminta informasi Dapat mencakup kemudian menerapkannya untuk
terkait isu aktual, sesuai - Pendapat/pandangan menganalisis satu teks lainnya
dengan konteks - Mencermati rangkaian kalimat
- Argumentasi secara
penggunaannya analitis yang masing-masing merupakan
bagian dari tiga teks eksposisi
- Kesimpulan
yang dicampur aduk secara acak,
 Unsur Kebahasaan untuk kemudian bekerja sama
4.4 Teks eksposisi - Ungkapan seperti I mengelompokkan dan menyusun
analitis believe, I think kembali menjadi tiga teks
- Adverbia first, second, eksposisi analitis yang koheren,
4.4.1 Menangkap makna third …
secara kontekstual seperti aslinya
- Kata sambungTherefor,
terkait fungsi sosial, - Membacakan teks-teks
consequently, based on
struktur teks, dan unsur eksposisi tsb dengan suara
the arguments
kebahasaan teks lantang di depan kelas, dengan
- Nomina singular dan plural
eksposisi analitis lisan ucapan dan tekanan kata yang
dengan atau tanpa a, the,
benar
dan tulis, terkait isu this, those, my, their,
aktual - Membuat teks eksposisi
dsb.
menyatakan pandangannya
4.4.2 Menyusun teks - Ucapan, tekanan kata, tentang satu hal di sekolah,
eksposisi analitis tulis, intonasi, ejaan, tanda
desa, atau kotanya.
terkait isu aktual, baca, dan tulisan tangan
- Menempelkan teks tsb di dinding
dengan memperhatikan kelas dan bertanya jawab dengan
 Topik
fungsi sosial, struktur pembaca (siswa lain, guru) yang
teks, dan unsur Isu-isu aktual yang perlu
datang membacanya
kebahasaan, secara dibahas yang
- Melakukan refleksi tentang
benar dan sesuai menumbuhkan perilaku
proses dan hasil belajarnya
konteks yang termuat di KI
21

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

(SIKLUS 1)

SatuanPendidikan : SMK Negeri 2 Lahat

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas / Semester : XI / Genap

Materi Pokok : Expressing opinion (Ungkapan Pendapat)

Alokasi Waktu : 3x45 Menit

A. KOMPETENSI INTI
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada
ungkapan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.

C. INDIKATOR:
1. Menyebutkan pengertian ungkapan pendapat
2. Menyebutkan tujuan ungkapan pendapat
3. Menjelaskan cara mengungkapkan pendapat
21

4. Menjelaskan ungkapan pendapat secara formal dan informal


5. Menjelaskan cara memberikan tanggapan terhadap pendapat
6. Menjelaskan penggunaan kata kerja dalam ungkapan pendapat
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pengamatan gambar atau benda – benda disekitar,siswa dapat
menyebutkan pengertian ungkapan pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan tujuan ungkapan pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara mengungkapkan
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan perbedaan cara
mengungkapkan pendapat secara formal dan informal
5. Melalui contoh, siswa dapat menjelaskan cara memberikan tanggapan
terhadap pendapat
6. Melalui contoh, siswa dapat menjelaskan penggunaan kata kerja dalam
ungkapan pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentangexpressing opinions (menyatakan
pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(15 Menit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan guru
membaca do’a al- saat mengecek
fatihah sebelum kehadiran
memulai pelajaran,
mengecek kondisi
keberhasilan kelas,dan
mengecek kehadiran
siswa agar siap untuk
mengikuti pelajaran
21

2. Memberikan pretest 2. Mengerjakan pre-test


tentang materi tentang materi ‘’asking
‘’asking and giving and giving opinion’’
opinion’’ 3. Menjawab pertanyaan
3. Memberikan dari guru tentang
pertanyaan tentang materi ‘’asking and
materi sebelumnya giving opinion’’
‘’Exspressing 4. Mendengarkan tujuan
Sugestion’’ untuk pembelajaran tentang
mengingatkan materi materi’’asking and
tersebut giving opinion’’
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
‘’asking and giving
opinion’’yang hendak
dicapai
siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi 5. Siswa
(Langkah- expressing memperhatikan
langkah drill opinion(asking and penjelasan dari guru
and practice giving opinion)Dan 6. Siswa
(105 menit ) memberikan contoh memperhatikan
kalimat ungkapan penjelasan guru
tersebut 7. Siswa berdiskusi
6. Guru memulai latihan secara berpasangan
dengan hal yang mengerjakan dialog
sederhana dulu 8. Siswa secara
7. Guru menciptakan berpasangan
suasana yang mempersiapkan
menyenangkan atau dialog yang akan
menyejukkan ditampilkan
8. Guru meyakinkan 9. Siswa berpasangan
bahwa semua siswa mempersentasikan
tertarik untuk ikut dialog opinion
kedepan kelas
10. Salah satu
22

9. Guru memberikan perwakilan pasangan


kesempatan kepada maju kedepan kelas
siswa untuk terus membacakan
berlatih kesimpulan hasil
Kegiatan 10. Guru menyimpulkan dialog opinion yang
3. Penutup 11. Guru mengadakan telah dilaksanakan
(15 Menit) refleksi dan 11. Siswa
memberikan reward memperhatikan
kepada kelompok penjelasan guru
atas keberhasilan 12. Siswa mengerjakan
dalam belajar soal evaluasi dengan
12. Guru memberikan tertib
soal evaluasi 13. Siswa merespon
13. Guru menutup dan menjawab
pelajaran dengan salam
salam

H. Sumber dan alat pembelajaran


Sumber : Buku paket kelas XI,buku-buku lain yang relevan
Alat : labtop dan media powerpoint

I. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tugas kelompok
Tes tertulis

2. Bentuk tagihan
Praktek unjuk kerja dan tes tertulis

Mengetahui Lahat, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Likwanyu,S.Pd.M.M Wimbika Hastensi,S.Pd


NIP 197712232000121001
22

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


(SIKLUS 2)
SatuanPendidikan : SMK Negeri 2 Lahat
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : How to agree and disagree with an opinion

Alokasi Waktu : 3x45 menit


A. Kompetensi Inti:
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
4.2Menyusun teks interaksi transaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang
melibatkan
tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks
C. INDIKATOR:
1. Menyebutkan pengertian setuju terhadap ungkapan pendapat
2. Menyebutkan tidak setuju terhadap ungkapan pendapat
3. Menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap pendapat
4. Menjelaskan cara menyatakan tidak setuju terhadap pendapat
22

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui bacaan ,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan setuju
terhadap pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan tidak setuju
terhadap pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan cara menyatakan tidak setuju
terhadap pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentang expressing opinions (menyatakan pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(15 Menit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan
membaca do’a al- gurusaat
fatihah sebelum mengecekkehadira n
memulai pelajaran, 2. Mengerjakan pre- test
mengecek kondisi tentang materi
keberhasilan kelas,dan ‘’agreeand disagree
mengecek kehadiran with someone
siswa agar siap untuk opinion’’
mengikuti pelajaran 3. Menjawab
2. Memberikan pretest pertanyaan dari guru
tentang materi ‘’agree tentang materi
and disagree with ‘’agree and
someone opinion’’ disagree with
3. Memberikan someone opinion’’
pertanyaan tentang 4. Mendengarkan
materi sebelumnya tujuan
‘’Asking and giving pembelajaran
22

opinion’’ untuk tentang


mengingatkan materi materi’’agree and
tersebut disagree with
4. Menyampaikan tujuan someone opinion’’
pembelajaran secara
lisan tentang materi
‘’agree and disagree
with someone
opinion’’yang hendak
dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi 5. Siswa
(Langkah- expressing memperhatikan
langkah drill opinion(agree and penjelasan dari
and practice disagree opinion)Dan guru
(105 menit ) memberikan contoh 6. Siswa berdiskusi
kalimat ungkapan secara berpasangan
tersebut mengerjakan dialog
6. Guru memulai latihan 7. Siswa secara
dengan hal yang berpasangan
sederhana dulu mempersiapkan
7. Guru menciptakan dialog yang akan
suasana yang ditampilkan
menyenangkan atau 8. Siswa berpasangan
menyejukkan mempersiapkan
8. Guru meyakinkan dialog opinion
bahwa semua siswa kedepan kelas
tertarik untuk ikut 9. Siswa berpasangan
9. Guru memberikan mempersentasikan
kesempatan kepada dialog opinion
siswa untuk terus kedepan kelas
berlatih 10. Salah satu
3. 10. Guru menyimpulkan perwakilan
Kegiatan 11. Guru mengadakan pasangan maju
Penutup refleksi dan kedepan kelas
(15 Menit) memberikan reward membacakan
kepada kelompok kesimpulan hasil
atas keberhasilan
22

dalam belajar dialog agree


12. Guru memberikan disagreeopinion
soal evaluasi yang telah
13. Guru menutup dilaksanakan
pelajaran dengan 11. Siswa
salam mendengarkan hasil
kesimpulan yang
disampaikan guru
12. Siswa
mengerjakan soal
evaluasi dengan
tertib
13. Siswa merespon
apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam

H. Sumber dan alat pembelajaran


Sumber : Buku paket kelas XI,buku-buku lain yang relevan
Alat : labtop dan media powerpoint
I. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tugas kelompok
Tes tertulis
2. Bentuk tagihan
Praktek unjuk kerja dan tes tertulis

Mengetahui Lahat, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Likwanyu,S.Pd.M.M Wimbika Hastensi,S.Pd


NIP 197712232000121001
22

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


(SIKLUS 3)
SatuanPendidikan : SMK Negeri 2 Lahat
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Expressing
opinion(poster) Alokasi Waktu : 3x45 menit
A. Kompetensi Inti:
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks
khusus dalam bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta
informasi terkait kegiatan sekolah/tempat kerja sesuai dengan konteks
penggunaannya
C. INDIKATOR:
1. Menyebutkan pengertian poster
2. Menjelaskan tujuan poster
3. Menjelaskan ciri-ciri poster
4. Menjelaskan macam-macam poster
5. Menjelaskan cara membuat poster
22

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui bacaan ,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan setuju
terhadap pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan tidak setuju
terhadap pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan cara menyatakan tidak setuju
terhadap pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentangexpressing opinions (menyatakan
pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(15 Menit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan guru
membaca do’a al- saat mengecek
fatihah sebelum kehadiran
memulai pelajaran, 2. Siswa Mengerjakan
mengecek kondisi pre-test tentang
keberhasilan kelas,dan materi “Poster”
mengecek kehadiran 3. Menjawab
siswa agar siap untuk pertanyaan dari guru
mengikuti pelajaran tentang materi
2. Memberikan pretest ‘’poster’’
tentang materi ‘’ 4. Mendengarkan
“Poster” tujuan
3. Memberikan pembelajaran
pertanyaan tentang tentang
materi sebelumnya materi’’poster’’
‘’agree and
disagree
opinion’’ untuk
22

mengingatkan materi
tersebut
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
““Poster”yang hendak
dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi” 5. Siswa
(Langkah- “Poster” Dan memperhatikan
langkah drill memberikan contoh penjelasan dari
and practice “Poster”tersebut guru
(105 menit ) 6. Guru memulai latihan 6. Siswa berdiskusi
dengan hal yang secara berpasangan
sederhana dulu mengerjakan dialog
7. Guru menciptakan 7. Siswa mencari
suasana yang contoh poster
menyenangkan atau diinternet lalu
menyejukkan secara
8. Guru meyakinkan berpasangan
bahwa semua siswa
mempersiapkan
tertarik untuk ikut
dialog yang akan
9. Guru memberikan
ditampilkan
kesempatan kepada
8. Siswa berpasangan
siswa untuk terus
mempersiapkan
berlatih
dialog
10. Guru menyimpulkan
posterkedepan kelas
9. Siswa berpasangan
mempersentasikan
3. 11. Guru mengadakan
Kegiatan dialog poster
refleksi dan
Penutup kedepan kelas
memberikan reward
(15 Menit) 10. Salah satu
kepada kelompok
perwakilan
atas keberhasilan
pasangan maju
dalam belajar
kedepan kelas
12. Guru memberikan
membacakan
soal evaluasi
13. Guru menutup
22

pelajaran dengan kesimpulan hasil


salam dialog poster yang
telah dilaksanakan
11. Siswa
mendengarkan hasil
kesimpulan yang
disampaikan guru
12. Siswa
mengerjakan soal
evaluasi dengan
tertib
13. Siswa merespon
apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam

H. Sumber dan alat pembelajaran


Sumber : Buku paket kelas XI,buku-buku lain yang relevan
Alat : labtop dan media powerpoint
I. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tugas kelompok
Tes tertulis
2. Bentuk tagihan
Praktek unjuk kerja dan tes tertulis

Mengetahui Lahat, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Likwanyu,S.Pd.M.M Wimbika Hastensi,S.Pd


NIP 197712232000121001
22

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


(KUASI EKSPERIMEN)
SatuanPendidikan : SMK Negeri 2 Lahat
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Invitation
(undangan) Alokasi Waktu : 3x45 menit
A. KOMPETENSI INTI:
K3
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
4.3 Teks Undangan Resmi
C. INDIKATOR:
1. Menyebutkan pengertian undangan
2. Menjelaskan jenis undangan
3. Menjelaskan pengertian undangan formal dan informal
4. Menjelaskan bentuk dan cara undangan formal
5. Menjelaskan bentuk dan cara undangan informal
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
23

1. Melalui bacaan ,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan setuju


terhadap pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan tidak setuju
terhadap pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan cara menyatakan tidak setuju
terhadap pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentang expressing opinions (menyatakan pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa

1. Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas 1. Memberikan salam,


(15 Menit) dengan cara berdoa,
membimbing anak mendengarkan guru
membaca do’a al- saat mengecek
fatihah sebelum kehadiran
memulai pelajaran, 2. Siswa Mengerjakan
mengecek kondisi pre-test tentang
keberhasilan kelas,dan materi “invitation”
mengecek kehadiran 3. Menjawab
siswa agar siap untuk pertanyaan dari guru
mengikuti pelajaran tentang materi
2. Memberikan pretest ‘’invitation’’
tentang materi ‘’ 4. Mendengarkan
“invitation” tujuan
3. Memberikan pembelajaran
pertanyaan tentang tentang
materi sebelumnya materi’’invitation’’
‘’poster’’ untuk
mengingatkan materi
tersebut
23

4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
“invitation”yang
hendak dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi” 5. Siswa
(Langkah- “invitation” Dan memperhatikan
langkah drill memberikan contoh penjelasan dari
and practice “invitation”tersebut guru
(105 menit ) 6. Guru memulai latihan 6. Siswa berdiskusi
dengan hal yang secara berpasangan
sederhana dulu mengerjakan dialog
7. Guru menciptakan 7. Siswa mencari
suasana yang contoh invitation
menyenangkan atau diinternet lalu
menyejukkan secara
8. Guru meyakinkan berpasangan
bahwa semua siswa mempersiapkan
tertarik untuk ikut dialog yang akan
9. Guru memberikan ditampilkan
kesempatan kepada 8. Siswa berpasangan
siswa untuk terus mempersiapkan
berlatih dialog
10. Guru menyimpulkan invitationkedepan
11. Guru mengadakan kelas
refleksi dan 9. Siswa berpasangan
3. Kegiatan memberikan reward mempersentasikan
Penutup kepada kelompok dialog
(15 Menit) atas keberhasilan invitationkedepan
dalam belajar kelas
12. Guru memberikan 10. Salah satu
soal evaluasi perwakilan
13. Guru menutup pasangan maju
pelajaran dengan kedepan kelas
salam membacakan
kesimpulan hasil
23

dialog
invitationyang telah
dilaksanakan
11. Siswa
mendengarkan hasil
kesimpulan yang
disampaikan guru
12. Siswa
mengerjakan soal
evaluasi dengan
tertib
13. Siswa merespon
apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam

A. Sumber dan alat pembelajaran


Sumber : Buku paket kelas XI,buku-buku lain yang relevan
Alat : labtop dan media powerpoint
B. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tugas kelompok
Tes tertulis
2. Bentuk tagihan
Praktek unjuk kerja dan tes tertulis

Mengetahui Lahat, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Likwanyu,S.Pd.M.M Wimbika Hastensi,S.Pd


NIP 197712232000121001
23

Lampiran 6

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Menggunakan Metode Drill and Practice)
SIKLUS 1 - 3
Siklus1 Rata- Siklus 2 Rata Siklus 3 Rata
rata -rata -rata
No Objek yang diamati P1 P2 P1 P2 P1 P2
1 Memberikan pre-test 2 2 2 3 3 3 4 4 4
2 Melakukan kegiatan 1 3 2 2 3 2.5 3 4 3.5
apersepsi
3 Menyampaikan tujuan 2 3 2.5 3 4 3.5 4 4 4
pembelajaran
4 Menjelaskan materi 3 2 2.5 4 3 3.5 3 4 3.5
pelajaran
5 Guru membagi siswa 2 2 2 3 3 3 3 4 3.5
berpasangan
6 Memulai latihan dengan 1 2 1.5 2 3 2.5 3 4 3.5
hal-hal yang sederhana
dulu
7 Menciptakan suasana yang 2 2 2 2 3 2.5 3 3 3
menyenangkan
atau menyejukkan
8 Meyakinkan bahwa 2 2 2 3 3 3 3 3 3
semua siswa tertarik
untuk ikut
9 Memberikan 2 2 2 3 3 3 3 4 3.5
kesempatan kepada
siswa untuk terus
berlatih
10 Menyimpulkan 2 2 2 3 3 3 3 4 3.5
11 Guru mengadakan refleksi 1 2 1.5 3 3 3 3 3 3
dan reward kepada individu
atau kelompok atas
keberhasilan dalam
belajar

12 Memberikan soal 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5


evaluasi
13 Menutup pelajaran dengan 3 3 3 3 3 3 4 4 4
salam
Jumlah Skor 26 30 26 37 40 35 45 49 45.5
Total rata-rata skor 2 2,31 2 2,85 3,08 2,69 3,46 3,77 3,5
Rata-rata 2,16 2,97 3,64
kriteria Kurang Baik Sangat Baik
23

Lampiran 7
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Menggunakan Metode Pembelajaran Drill and Practice)
RATA-RATA SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2
Data rata-rata pertama dan siklus kedua di uji signifikansinya dengan
analisis uji-t sampel yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 1
Y : Nilai rata-rata siklus 2
No X Y D = Y-X D2
1 2 3 1 1
2 2 2.5 0,5 0,25
3 2.5 3.5 1 1
4 2.5 3.5 1 1
5 2 3 1 1
6 1.5 2.5 1 1
7 2 2.5 0,5 0,25
8 2 3 1 1
9 2 3 1 1
10 2 3 1 1
11 1.5 3 1,5 2,25
12 3 3 0 0
13 3 3 0 0
2 2,69 10,5 10,75
∑𝐷
1) 𝑀𝐷 = 10,5
= 0,80
= 13
𝑁
2) 𝑆𝐷
∑ ∑𝐷 2 10,75 10,5 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √0,02 = 0,14
� 𝑁 𝑁 13 13
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 0,14 = 0,01
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √13−1
4)
𝑡 =
𝑀𝐷 0,80
= 0,01 = 80
0
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 13 − 1 = 12 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,01 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064

Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
23

Lampiran 8
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Menggunakan Metode Pembelajaran Drill and Practice)
RATA-RATA SIKLUS 2 DAN SIKLUS 3
Data rata-rata pertama dan siklus kedua di uji signifikansinya dengan
analisis uji-t sampel yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 1
Y : Nilai rata-rata siklus 2
No X Y D = Y-X D2
1 3 4 1 1
2 2.5 3.5 1 1
3 3.5 4 0.5 0,25
4 3.5 3.5 0 0
5 3 3.5 0,5 0,25
6 2.5 3.5 1 1
7 2.5 3 0,5 0,25
8 3 3 0 0
9 3 3.5 0’5 0,25
10 3 3.5 0,5 0,25
11 3 3 0 0
12 3 3.5 0,5 0,25
13 3 4 1 1
45 49 7 5,5
∑𝐷 7
1) 𝑀𝐷 = 𝑁 = 13 = 0,53
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 5,5 7 2
=2 √
𝐷 −( ) =√ −( )
� 𝑁 𝑁 13 13 = √0,11 = 0,33
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 0,33 = 0,03
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−10,53 √13−1
4) 𝑡 = = = 17,66
0 0,03
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 13 − 1 = 12 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 17,66 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata siklus pertama.
23

Lampiran 9

REKAPITULASI DATA HASIL OBSERVASI KEMAMPUAN SPEAKING


SIKLUS 1-3

No Nama Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3


Siswa P1 P2 Rata P1 P2 Rata P1 P2 Rata
rata rata rata
1 An 13 12 12,5 17 16 16,5 24 24 24
2 Ani 17 16 16,5 18 17 17,5 18 17 17,5
3 Ayu 17 17 17 20 20 20 24 24 24
4 Azr 11 9 10 17 17 17 24 22 23
5 Cah 17 15 16 16 16 16 17 16 16,5
6 Delli 18 18 18 18 19 18,5 24 24 18,5
7 Dina 11 11 11 19 17 18 19 18 18,5
8 Dind 11 11 11 16 15 15,5 24 24 24
9 Emil 17 17 17 18 16 17 17 17 17
10 Ervi 9 9 9 16 17 16,5 24 24 24
11 Feby 17 15 16 17 16 16,5 18 18 18
12 Intan 16 16 16 17 17 17 17 17 17
13 Lean 8 9 8,5 16 15 15,5 21 20 20,5
14 Nabil 17 17 17 17 17 17 24 23 23,5
15 Nan 15 13 14 16 16 16 21 21 21
16 Novi 12 12 12 16 15 15,5 24 24 24
17 Novi 12 13 12,5 21 19 20 21 19 20
18 Okta 18 17 17,5 20 17 18,5 20 19 19,5
19 Rani 17 16 16,5 18 17 17,5 24 24 24
20 Rah 9 9 9 17 17 17 19 17 18
21 Resti 18 18 18 18 18 18 24 24 24
22 Riza 15 16 15,5 17 16 16,5 18 17 17,5
23 Sela 10 10 10 17 17 17 18 17 17,5
24 Wan 17 17 17 17 17 17 19 16 17,5
25 Wind 14 13 13,5 19 17 18 18 18 18
Total skor 356 346 351 438 421 429,5 516 504 507
Rata –rata 14,24 13,84 14,04 17,52 16,8 17,18 20,6 20. 20,2
skor 4 4 16 8
Rata – rata 2,32 2,86 3,42
Kriteria Tidak Baik Baik Sangat Baik
23

Lampiran 10

HASIL PERHITUNGAN UJI-t KEMAMPUAN SPEAKING SISWA


RATA-RATA SIKLUS 1 DAN RATA-RATA SIKLUS 2
Data rata-rata siklus pertama dan rata-rata siklus kedua diuji signifikannya
dengan analisis uji-t sample yang saling berhubungan.
Diketahui :
X : Nilai rata-rata siklus 1
Y : Nilai rata-rata siklus 2
No X Y D=Y-X D²
1 12,5 16,5 4 16
2 16,5 17,5 1 1
3 17 20 3 9
4 10 17 7 49
5 16 16 0 0
6 18 18,5 0,5 0,25
7 11 18 7 49
8 11 15,5 4,5 20.25
9 17 17 0 0
10 9 16,5 7,5 56,25
11 16 16,5 0,5 0,25
12 16 17 1 1
13 8,5 15,5 7 49
14 17 17 0 0
15 14 16 2 4
16 12 15,5 3,5 12,25
17 12,5 20 7,5 56,25
18 17,5 18,5 1 1
19 16,5 17,5 1 1
20 9 17 8 64
21 18 18 0 0
22 15,5 16,5 1 1
23 10 17 7 49
24 17 17 0 0
25 13,5 18 4,5 20,25
JUMLAH 78,5 441,8

1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷 78,5
= 3,14
= 25
𝑁
2) 𝑆𝐷
∑ ∑𝐷 2 459,8 78,5 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) =
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 2,924 = 0,597
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1

Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan


𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,259 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
4) 23
𝑡 𝑀𝐷 314 = 5,259
0 = = 0,597
𝑆𝐸𝑀𝐷

Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan


𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,259 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
23

Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
24

Lampiran 11
HASIL PERHITUNGAN UJI-t KEMAMPUAN SPEAKING SISWA
RATA-RATA SIKLUS 2 DAN RATA-RATA SIKLUS 3
Data rata-rata siklus dua dan rata-rata siklus ketiga diuji signifikannya
dengan analisis uji-t sample yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 2
Y : Nilai rata-rata siklus 3
No X Y D=Y-X D²
1 16,5 24 7.5 56,25
2 17,5 17,5 0 0
3 20 24 4 16
4 17 23 6 36
5 16 16,5 0,5 0,25
6 18,5 18,5 0 0
7 18 18,5 0,5 0,25
8 15,5 24 8,5 72,25
9 17 17 0 0
10 16,5 24 7,5 56,25
11 16,5 18 1,5 2,25
12 17 17 0 0
13 15,5 20,5 5 25
14 17 23,5 6.5 42.25
15 16 21 5 25
16 15,5 24 8,5 72,25
17 20 20 0 0
18 18,5 19,5 1 1
19 17,5 24 6,5 42,25
20 17 18 1 1
21 18 24 6 36
22 16,5 17,5 1 1
23 17 17,5 0,5 0,25
24 17 17,5 0,5 0,25
25 18 18 0 0
JUMLAH 81.5 515,5

1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷 81,5
= 3,26
= 25
𝑁
2) 𝑆𝐷 ∑𝐷 ∑𝐷 2 2 2
=√ −( √515,5 − (81,5
𝐷 𝑁 𝑁 ) = 25 25 ) = 9,992 = 3.161

3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 3,161 = 0,645
𝑀𝐷= √𝑁−1 = √25−1
4) 𝑡
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,054 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
3,26 24
𝑀𝐷 = 5,054
= = 0 0,645
𝑆𝐸𝑀𝐷

Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan


𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,054 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
24

Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
24

Lampiran 12

PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS 1


Tahun Pelajaran : 2019/2020

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : XI/Genap

Waktu : 15 menit

Choose the right answer !

1. Jane : Roxy,what do you think of the cake bike?


Roxy : It’s really delicious! I love it !
Jane : Yes!
From the dialogue above,Jane is....
a. Asking for opinion c. Asking for help
b. Requesting for attention d. Giving opinion
2. Jade : What do you think of my drawing?
Rosa : It’s amazing,but I think you should erase the scribbles over here Jade :
Thank you so much for your opinion,Rosa!
Rosa : My pleasure.
From the dialogue above, Rosa is....
a. Asking for attention c. Asking for a question
b. Giving an opinion d. Giving help
3. Andy : What do you think about the restaurant?
24

Budy : The price is too expensive


From the dialogue above we can conclude that ….
a. Budy is expressing pleasure c. Andy is expressing
pleasure
b. Budy is expressing displeasure d. Budy is asking Andy’s
opinion
4. Bowo : I feel tired and I feel dizzy
Sri : I think.....Don’t leave the bed if it is not necessary
a. You must sing c. You should lie down and have some rest
b. You can see the doctor to night d. I will take you to the hospital
5. Melly : I like to stay in villages. The air is fresh.
Lela : me, too
We can conclude that Melly is expressing ….
a. Apology c. Sympathy
b. Love d. Opinion
6. Kate : We’ll have a long holiday next month
What are you going to do
Yani : ........
Kate : I hope you have a nice trip
a. I am thinking of going to bali c. Sorry,I can’t tell you
b. I have nothing to do d. I don’t know what to do
7. Roni : What should we do for our group project ?
You : ..............
a. I don’t think so c. Are you sure
b. I think we should do a small presentation d. Why do you think so ?
8. Gina : What’s your opinion about the novel?
Mila : I like it. It is fascinating
From the dialogue we conclude that …
a. Gina is giving her opinion c. Mila doesn’t like the novel
24

b. Gina is asking Mila’s opinion d. They don’t read the novel


9. He is a fast runner.What the similar meaning to underline word?
a. Slow c.Calm
b. Energetic d. Quick
10. Do you think I am stupid? What the sinonym meaning to underline word?
a. Dumb c. Brilliant
b. Intelligent d. Fast
11. The music is loud the opposite of the underline word is
a. Soft c. Plesant
b. Catchy d. Blaring
12. She is foolishthe antonym of the underline word is
a. Dumb c. Idiotic
b. Brainy d. Wise
13. Complete the following conversation
Ami : How about doing our task after school
Leto : Yes let’s do that
Cici..............We should do the task after school,the sky is getting
cludy.We’d better just go home.
a. As far as I concerned c. In my point of view
b. I think d. I don’t think
14. Complete the following conversation
Tedy : I was wondering if you’d like to join us in a special accasion of
launching our new product.
Elsha............I am supposed to ply to padang tomorrow
Tedy : Ok, I understand
a. I wish I could,but c.I would,thank you
b. Thank you for inviting me d. I will be there
15. Complete the following conversation
24

Terry : We’re going to celebrate our success on winning the basketball


competition tomorrow in my house.Will you come ?
Joko..............I want to be part of your glory day
a. I’d love to c. May I come
b. Of course, I won’t d. Sure, I will come
24

Lampiran 13

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS 2

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : XI/Genap

Waktu : 15 menit

Choose the right answer !

1. Rico : I think the goverment should try to stop people smoking.


Rimba : I suppose to your opinion .
From the dialogue, we can conseque that Rimba
Express..........
a. Opinion
b. Agreement
c. Disagreement
d. Satisfaction
2. Rony : The goverment plan to raise the electricity bill next month
Rinto............It will increase the amount of poor people
The suitable expression is...
a. I agree with you
b. I totally disagree
c. I agree
d. Opinion
24

3. Brown : What do you think of go to the zoo?


Via : I’m sorry.I don’t agree to your opinion but I think we go to books store The
underline utterance is used to express...
a. Offering
b. Satisfaction
c. Agreement
d. Disagreement
4. Jonh and Tom are sharing their opinion on a recent education issue. Jonh :
Do you agree that education must be affordable for the poor? Tom :
absolutely.........
a. I agree
b. I don’t care it
c. I try to do so
d. I disagree
5. Robin : I think it very unpleasant to sit next to some one who is smoking Rana
: I’m sure you are right.
What is the closest meaning of the underline word?
a. Acceptable
b. Pleasant
c. Pleasure
d. Agreement
6. A : Why don’t you write about the matter?
B :To be honest. I don’t think they will read my letter.
The underlined words express…
a. Opinion
b. Uncertainty
c. Agreement
d. Pride
7. He never comes on time
24

The synonym of the underline word is.....


a. Goes
b. Fast
c. Does
d. Arrives
8. He has a big house The synonym of the underline word is.....
a. Small c. Large
b. Tiny d. Great
9. Why you being so arrogant?
What is the antonym of the arrogant?
a. Snooty c. Stupid
b. Humble d. Cunning
10. The music is loud
What the opposite of loud
a. Pleasant c. Blaring
b. Soft d. Catchy
11. Alex : What do you think about the film ?
Bram : I think..........
a. I like it c. Thank you
b. You forgot it d. Let’s go
12. Porter : .......
Nadia : No,thanks,I can bring it myself
a. Can you help me to carry it ?
b. May I help you with your baggage,miss?
c. Would you mind helping me, miss?
d. Here, help me and I’ll carry it
13. Nadia : Next week is our mother’s birthday. What should we do? Ima:
How about giving her a present?
Nadia.......................What shall we buy for her?
25

a. I like to go c. I don’t agree


b. I hate that d. I agree with you
14. Eric : I think our city is very hot at the moment.
Era : I don’t think so......................Our city is much cooler than other cities in
this country.
Complete the dialogue above ....
a. I know it c. I am thinking of
b. He forget it d.In my opinion
15. Emi : guys, tomorrow is a holiday. Any idea?
Tania : How about going to Tahura?
Susan..............................We can stroll on the jogging track.
a. That’s not a good idea c. I agree with you
b. That’s fine d. You’re right
25

Lampiran 14

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS 3

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : XI/Genap

Waktu : 15 menit

Choose the right answer !

Picture 1, question 1-3

1. What is the topic of the poster?


a. Safety c. Art
b. Environment d. Health
2. What is the meaning of the message in the poster?
a. We have to be careful to step
b. We have to live carelessly to destruct environment
c. We have to watch our step to destruct environment
d. We have to live carefully to prevent global warming
3. Word ‘you’ in the poster, refers to...
25

a. Readers c. Writer
b. Poster maker d. Government
4. Andi: Look, I have found your new book!
Lisa: Oh thank goodness for that!
Lisa expresses her…
a. love b. anxiety c.anger d. relief
Picture 2, questions 5-6

5. What is the topic of the poster above?


a. How to solve global warming c. How to be strong
b. Way of life d. Healthy diet
6. Based on the text above, we can do something in our home to solve global
warming, except...
a. Have a solar water heater c. Have insulation
b. Turn off the appliances at power point d. Have a dryer
7. Why does travel by an airplane is bad for the environment?
a. It wastes much money c. It wastes the time
b. It makes air pollution d. It makes water pollution
25

Picture 3, questions 7-8

Lucky Draw for every purchase above Rp 600.000 in a single receipt

Metro’s 10th Anniversary


Sale is now on!!
Up to 70% discount
Free gift for the first 100 shoppers
TODAY ONLY
 Gold Royal Silverware 70% off
 Sowaridi Chrystal Earrings 70% off
 Designer Label purse 55% off
 Charles and Keith Shoes
Usual price Rp 400.000
Now 70% off
Many more………….
8. How much is Charles and Keith shoes in sale day? (line 3) a.
Rp. 120.000 c. Rp. 180.000
b. Rp. 280.000 d. Rp. 400.000
9. How can you get lucky draw?
a. You go to Metro
b. You are the first 100 shoppers
c. You buy things above Rp. 600.000 in a single receipt
d. You buy Charles and Keith shoes
10. Lucky draw for every purchase about Rp. 600.000 in a single receipt,what is the
opposite of the underline word?
a. Investmen c. Acquisition
b. Asset d. Bargain
11. My girlfriend is very pretty. What is similar the underline word
a. Ugly c. Strange
b. Stupid d. Beautiful
25

12. Lisa : Do you mind turning on the fan for me?


Mita : …………………..
a. yes, I do c. no, thank you
b. l’d love to d. not at all
13. A: Can you help me to lift this box? B:
…………………..
a. It was terrific c. It was relief
b. Sure no problem d. I don’t think so
14. Nasya : How was your trip to Bali?
Via : ……! I love the beach very much.
I want to go there again someday
a. It was terrific c. I hate it
b. Ah, what it is d. It was a relief
15. A: What do you think of my new dress? B:
…………………..
a. Sure no problem c. It’s great
b. It was relief d. I don’t know
25

Lampiran 15

Soal pre-test dan post-test (kuasi

experiment) Tahun Pelajaran : 2019/2020

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : XI /Genap

Waktu : 15 menit

Choose the right answer !

The text for questions number 1-3

Dear all of students,

Each of us has different talents,different dreams,and different destinations.We all


have the power to make a new tomorrow with great happiness.We,the senior class of
campbellsburg high school,invite you join us on school anniversary on Friday 1st
june 2011 at 06.30 pm at hamilton auditorium campbellsburg,arizona.
1. What is the text about?
a. School anniversary c. School gathering
b. School competition d. Student’s meeting
2. Where will the anniversary be held
a. At high school c. In the class room
b. At the school yard d. At hamilton auditorium
3. “.......invite you join us.......”what does the underline word mean?
25

a. Ask c. Force
b. Persuade d.Receipt
The text for questions number 4-6

Dear Ann Marry


Congratulation
As you receive your diploma, remember it’s just your ticket to the big game of
life. Although I cannot be with you, my heart is full of happiness on your
graduation day. No more school – no more books. Now begins that the greatest
adventure of all. Congratulations and good wishes. Cheers and congratulations on
your success. We are sorry we cannot be there to applaud you when you take your
diploma, but our proud thoughts are with you
Best regards, Mark
4. What is the text about?
a. Congratulation on Ann’s life
b. Congratulations on Ann’s study
c. Congratulation on Ann’s diploma
d. Congratulations on Ann’s adventure
c. Congratulations on Ann’s graduation
5. As you receive your diploma, remember it’s just your ticket to the big
game of life.”
The word diploma refers to …
a. Document awarded by a college on completion of a course
b. Certification received by a student after completing a course
c. Qualification given to a student after completing a study
d. Certification awarded by a college to a student
6. ‘We are sorry we cannot be there….’
25

The word ‘there’ refers to …


a. Certificate
b. Graduation certificate
c. Graduation ceremony
d. University
The text for questions number 7-8

Dear Bianca Jodie,


Time counted so
fast
Let’s celebrate new year’s eve together!
Sunday, December
31st 9 p.m. until drop
at Dragonfly Bar
Jln Gatot Subroto
Sincerely,
Hannah

7. What is the purpose of the invitation text above?


a. To make a new relation
b. To spend time together
c. To have conversation with old friend
d. To celebrate the new year’s eve
8. From the invitation text above, we can say that?
a. Bianca and Hannah have not good relationship
b. Bianca Jody invites Hannah to celebrate new year’s eve together
c. The Dragonfly Bar is not at Jln. Gatot Subroto
d. The party ended at midnight
9. He offered her some of the most tender.
The antonym of the bold type is....
a. Gentle c. Though
b. Rough d. Strong
10. What is the antonym of the word “enter”....
25

a. Came b. Change c. Exit d. Happen


11. He is not the same as her other children.
The synonym of the same as is....
a. Similar b. Different c. Imitating d. Following
12. In addition, to harness the solar power , solar cells are needed
to convert the sunlight directly into electricity. The synonim of the bold
typed is...
a. Supply b. Rebuilt c. Spend d. Change
13. My sister feels drowsy she has a long time fever.
a. Because b. So c. But d. Until
14. She was tired she took a rest in a long time.
a. Because b. So c. But d. Until
15. It was a rare sight to see.
The bold italic typed word means....
a. Lightly c. Common
b. Normal d. Unusual
25

Lampiran 16

REKAPITULASI HASIL TEST VOCABULARY SIKLUS 1-3


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Satuan Pendidikan:SMKN 2 Lahat
Kelas/semester :XI OTKP 2 /
Genap

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3


No Siswa Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 Ang 40 50 50 60 70 80
2 Ani 70 80 80 90 80 90
3 Ayu 30 60 40 80 50 90
4 Azra 70 80 70 80 60 80
5 Cahya 40 80 50 90 70 90
6 Delli 40 80 40 80 50 90
7 Dina 50 60 70 80 80 90
8 Dinda 60 80 70 80 50 90
9 Emil 40 80 70 80 70 80
10 Ervi 30 60 40 50 40 80
11 Feby 40 50 50 80 60 80
12 Intan 50 70 40 80 50 90
13 Lean 30 40 50 60 40 80
14 Nabila 70 80 80 90 80 90
15 Nanda 50 60 50 60 60 70
16 Novita 50 60 40 80 70 80
17 Novi 20 40 30 40 40 70
18 Okta 50 80 70 80 80 90
19 Rani 70 80 70 80 70 80
20 Rah 50 60 50 80 50 90
21 Resti 70 80 70 80 80 90
22 Riza 40 50 50 60 70 80
23 Sela 60 70 70 80 50 90
24 Wand 60 70 50 80 80 90
25 Windi 50 60 40 80 40 80
Jumlah 1220 1660 1390 1880 1560 2110
Rata-rata 48,8 66,4 55,6 75,2 62,4 84,4
17,6 19,6 22
26

Lampiran 17
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY
SISWA PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS PERTAMA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 1
Y = Nilai post-test siklus
1
No X Y D= Y- X D²
1 40 50 10 100
2 70 80 10 100
3 30 60 30 900
4 70 80 10 100
5 40 80 40 1600
6 40 80 40 1600
7 50 60 10 100
8 60 80 20 400
9 40 80 40 1600
10 30 60 30 900
11 40 50 10 100
12 50 70 20 400
13 30 40 10 100
14 70 80 10 100
15 50 60 10 100
16 50 60 10 100
17 20 40 20 400
18 50 80 30 900
19 70 80 10 100
20 50 60 10 100
21 70 80 10 100
22 40 50 10 100
23 60 70 10 100
24 60 70 10 100
25 50 60 10 100
Jumlah 430 10300
∑𝐷 430
1) 𝑀 = = = 17,200
𝐷 𝑁 25
2) 𝑆𝐷 2 2 2
∑𝐷 ∑𝐷
=√ −( √10300 − (430
𝑁 )
𝐷 𝑁 = 25 25 ) = 116,160 = 10,778

3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 10,778
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,200
4) 𝑡 𝑀𝐷 17,200
0 = = = 7,818
2,200
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,818 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan :Hasil Post-testnaik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
26

Lampiran 18
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY
SISWA PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS KEDUA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 2
Y = Nilai post-test siklus
2
No X Y D= Y- X D²
1 50 60 10 100
2 80 90 10 100
3 40 80 40 1600
4 70 80 10 100
5 50 90 40 1600
6 40 80 40 1600
7 70 80 10 100
8 70 80 10 100
9 70 80 10 100
10 40 50 10 100
11 50 80 30 900
12 40 80 40 1600
13 50 60 10 100
14 80 90 10 100
15 50 60 10 100
16 40 80 40 1600
17 30 40 10 100
18 70 80 10 100
19 70 80 10 100
20 50 80 30 900
21 70 80 10 100
22 50 60 10 100
23 70 80 10 100
24 50 80 30 900
25 40 80 40 1600
∑𝐷 490 Jumlah 490 13900
𝑀 = = = 19,600
𝐷 𝑁 25
1) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 13900 490 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √171,840 = 13,109
� 𝑁 𝑁 25 25
2) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 13,109
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,676
3) 𝑡 𝑀𝐷 19,600
= = = 7,324
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,324 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test naik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
0
26
2,676
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan

𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064


Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,324 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test naik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
26

Lampiran 19
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA
PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS KETIGA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 3
Y = Nilai post-test siklus
3
No X Y D= Y- X D²
1 70 80 10 100
2 80 90 10 100
3 50 90 40 1600
4 60 80 20 400
5 70 90 20 400
6 50 90 40 1600
7 80 90 10 100
8 50 90 40 1600
9 70 80 10 100
10 40 80 40 1600
11 60 80 10 100
12 50 90 40 1600
13 40 80 40 1600
14 90 90 0 0
15 60 70 10 100
16 70 80 10 100
17 40 70 30 900
18 80 90 10 100
19 70 80 10 100
20 50 90 40 1600
21 80 90 10 100
22 70 80 10 100
23 50 90 40 1600
24 80 90 10 100
25 40 80 40 1600
Jumlah 550 17300
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
550
= 22,000
𝑁 = 25
2
2) 𝑆𝐷 ∑ ∑𝐷 17300 550 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √208,000 = 14,422
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸
𝑆𝐷𝐷 14,422
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,944
4) 𝑡
𝑀𝐷 22,000
0 = = = 7,472
𝑆𝐸𝑀𝐷

𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064


Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,472 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test naik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
2,676
26
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan

𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064


Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,472 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test naik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
26

Lampiran 20
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA
POST-TEST SIKLUS 1 DAN POST-TEST SIKLUS 2
Data post-test siklus pertama dan post test siklus kedua ini diuji signifikansinya
dengan analisis uji-t sampel yang berhubungan.
X = Nilai post-test siklus
1Y = Nilai post-test siklus
2
No X Y D= Y- X D²
1 50 60 10 100
2 80 90 10 100
3 60 80 20 400
4 80 80 0 0
5 80 90 10 100
6 80 80 0 0
7 60 80 20 400
8 80 80 0 0
9 80 80 0 0
10 60 50 -10 100
11 50 80 30 900
12 70 80 10 100
13 40 60 20 400
14 80 90 10 100
15 60 60 0 400
16 60 80 20 400
17 40 40 0 0
18 80 80 0 0
19 80 80 0 0
20 60 80 20 400
21 80 80 0 0
22 50 60 10 100
23 70 80 10 100
24 70 80 10 100
25 60 80 20 400
Jumlah 220 4200
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
220
= 8,800
𝑁 = 25
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 4200 220 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √90,560 = 9,516
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 9,516 = 1,942
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−18,800√25−1
4) 𝑡 = = = 4,531
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 265,531 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan
dengan
26
0 1,942
𝑆𝐸𝑀𝐷

Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan


𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 266,531 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan
dengan
26

Lampiran 21
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY VOCABULARY
SISWA POST-TEST SIKLUS 2 DAN POST-TEST SIKLUS 3
Data post-test siklus pertama dan post test siklus kedua ini diuji signifikansinya
dengan analisis uji-t sampel yang berhubungan.
X = Nilai post-test siklus
2Y = Nilai post-test siklus
3
No X Y D= Y- X D²
1 60 80 20 400
2 90 90 0 0
3 80 90 10 100
4 80 80 0 0
5 90 90 0 0
6 80 90 10 100
7 80 90 10 100
8 80 90 10 100
9 80 80 0 0
10 50 80 30 900
11 80 80 0 0
12 80 90 10 100
13 60 80 20 400
14 90 90 0 0
15 60 70 10 100
16 80 80 0 0
17 40 70 30 900
18 80 90 10 100
19 80 80 0 0
20 80 90 10 100
21 80 90 10 100
22 60 80 20 400
23 80 90 10 100
24 80 90 10 100
25 80 80 0 0
Jumlah 230 4100
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
230
= 9,200
𝑁 = 25
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 4100 230 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √79,360 = 8,908
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 8,908 = 1,818
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−19,200√25−1
4) 𝑡 = = = 5,061
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 267,061 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan dengan
Post-test siklus kedua
26
0 1,818
𝑆𝐸𝑀𝐷

Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan


𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 268,061 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan dengan
Post-test siklus kedua
26

Lampiran 22

DATA HASIL TEST VOCABULARY


KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Satuan Pendidikan: SMKNegeri 2 Lahat
Materi : Invitation
Kelas : XI OTKP 3

Nilai
No Siswa Pre-test Post-test Keterangan
1 Alvin 40 80 Tuntas
2 Anggun 60 80 Tuntas
3 Devadi 60 90 Tuntas
4 Dewi 30 80 Tuntas
5 Dwi 40 70 Tidak Tuntas
6 Felly 60 80 Tuntas
7 Harmiyah 30 80 Tuntas
8 Jenny 50 80 Tuntas
9 Julia 60 90 Tuntas
10 Mitra 60 80 Tuntas
11 Nani 60 80 Tuntas
12 Nia 60 80 Tuntas
13 Regina 30 80 Tuntas
14 Renaldi 60 80 Tuntas
15 Riska 60 100 Tuntas
16 Rizki 40 80 Tuntas
17 Risma 30 70 Tidak Tuntas
18 Rosa 60 80 Tuntas
19 Serly 60 80 Tuntas
20 Surini 60 80 Tuntas
21 Tianah 40 80 Tuntas
22 Tri 40 50 Tidak Tuntas
23 Widiyah 30 50 Tidak Tuntas
24 Windi 60 80 Tuntas
25 Yanisa 40 80 Tuntas
Jumlah 1220 1960
Rata- rata 48,8 78,4
Jumlah siswa yang belum tuntas 23 4
Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 21
Ketuntasan klasikal 0% 84%
Nilai terendah 30 50
Nilai tertinggi 60 100
27

Lampiran 23

DATA HASIL TEST VOCABULARY


KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Satuan Pendidikan : SMKNegeri 2 Lahat
Materi : Invitation
Kelas : XI OTKP 1

Nilai
No Siswa Pre-test Post-test Keterangan
1 Aisah 40 80 Tuntas
2 Arif 40 80 Tuntas
3 Amelia 40 50 Tidak Tuntas
4 Della 50 70 Tuntas
5 Devi 50 80 Tuntas
6 Dhea 50 50 Tidak Tuntas
7 Dhera 40 80 Tuntas
8 Dila 50 80 Tuntas
9 Dwi 40 80 Tuntas
10 Elisa 40 80 Tuntas
11 Faranis 50 80 Tuntas
12 Fitri 50 50 Tidak Tuntas
13 Geulis 40 50 Tidak Tuntas
14 Gina 20 80 Tuntas
15 Hani 40 50 Tidak Tuntas
16 Intan 50 80 Tuntas
17 Juwita 50 40 Tidak Tuntas
18 Kharisma 40 80 Tuntas
19 Meytia 60 80 Tuntas
20 Mutia 60 80 Tuntas
21 Nanda 50 60 Tidak Tuntas
22 Nopa 40 50 Tidak Tuntas
23 Renita 40 60 Tidak Tuntas
24 Rulli 40 50 Tidak Tuntas
25 Sulas 30 70 Tuntas
Jumlah 1100 1670
Rata-rata 44 66,8
Jumlah siswa yang belum tuntas 25 10
Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 15
Ketuntasan klasikal 0% 60%
Nilai terendah 20 40
Nilai tertinggi 60 80
27

Lampiran 24
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA PRE-
TEST KELAS EKSPERIMEN
Untuk melihat kemampuan awal dua kelompok siswa,maka dilakukan
pre-test pada kelas kedua,kemudian dianalisis dengan uji-t dua
sampel yang tidak saling berhubugan.
Diketahui :
X = Nilai pre-test Eksperimen x = X- ẋ
Y = Nilai pre-test kelas Kontrol y=Y-Ȳ

No X Y x y x² y²
1 40 40 -8,8 -4 77,44 16
2 60 40 11,2 -4 125,44 16
3 60 40 11,2 6 125,44 36
4 30 50 -18,8 6 353,44 36
5 40 50 -8,8 6 77,44 36
6 60 50 11,2 -4 125,44 16
7 30 40 -18,8 6 353,44 36
8 50 50 1,2 -4 1,44 16
9 60 40 11,2 -4 125,44 16
10 60 40 11,2 6 125,44 36
11 60 50 11,2 6 125,44 36
12 60 50 11,2 -4 125,44 16
13 30 40 -18,8 -24 353,44 576
14 60 20 11,2 -4 125,44 16
15 60 40 11,2 6 125,44 36
16 40 50 -8,8 6 77,44 36
17 30 50 -18,8 -4 353,44 16
18 60 40 11,2 16 125,44 256
19 60 60 11,2 16 125,44 256
20 60 60 11,2 6 125,44 36
21 40 50 -8,8 -4 77,44 16
22 40 40 -8,8 -4 77,44 16
23 30 40 -18,8 -4 353,44 16
24 60 40 11,2 -14 125,44 196
25 40 30 -8,8 -4 77,44 16
Jumlah 1220 1100 3864 1800
Rata-rata 48,8 44 154,56 72
27

∑ 𝑥2 3864 𝑆𝐷𝑦 8,485



= 1,732
𝑆𝐷𝑥 = =√ = 12,432𝑆𝐸𝑀2 = = √24
𝑁 25 √𝑁 − 1

∑ 𝑦2 1800 2 2
𝑆𝐷𝑦 = √ =√ = 8,485𝑆𝐸𝑀1−𝑀2 = √𝑆𝐸𝑀1 + 𝑆𝐸𝑀2
𝑁 25
𝑆𝐷𝑥 12,432
𝑆𝐸 = = = 2,538 = √2,5382 + 1,7322
𝑀1
√𝑁 − 1 √24

= √6,441 + 2,999

= √9,440

= 3,072
𝑀1 − 48.80 − 44,00
𝑀2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 1,563
� 3,072
=
𝑀1−𝑀2

Nilai pada tabel t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan dk= N-

1= 25-1=24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064

Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,563 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064

Kesimpulan:

Ho diterima karena tidak terdapat perbedaan penguasaan vocabulary antara


siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
27

Lampiran 25

HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA POST-TEST KELAS


KONTROL

Untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat perbedaan


penguasaan vocabulary antara siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode drill and practice (kelas eksperimen) dan siswa
yang pembelajarannya secara konvensional (kelas kontrol). Data post-
test kedua kelas dianalisis dengan uji-t dua sample yang saling tidak
berhubungan.
Diketahui :
X = Nilai post-test (Kelas eksperimen)
Y = Nilai post-test (Kelas kontrol)
No X Y x y x² y²
1 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
2 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
3 90 50 11,6 -16,8 134,56 282,24
4 80 70 1,6 3,2 2,56 10,24
5 70 80 -8,4 13,2 70,56 174,24
6 80 50 1,6 -16,8 2,56 282,24
7 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
8 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
9 90 80 11,6 13,2 134,56 174,24
10 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
11 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
12 80 50 1,6 16,8 2,56 282,24
13 80 50 1,6 16,8 2,56 282,24
14 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
15 100 50 21,6 -16,8 466,56 282,24
16 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
17 70 40 -8,4 -26,8 70,56 718,24
18 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
19 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
20 80 80 1,6 13,2 2,56 174,24
21 80 60 1,6 -6,8 2,56 46,24
22 50 50 -28,4 -16.8 806,56 282,24
23 50 60 -28,4 -6,8 806,56 46,24
24 80 50 1,6 -16,8 2,56 282,24
25 80 70 1,6 3,2 2,56 10,24
Jmlh 1960 1670 2536 5072
Rata- 78,4 66,8 101,44 202,88
rata
27

∑ 𝑥2 2536 𝑆𝐷𝑦 14,244


𝑆𝐷𝑥 = √ = = 2,908
=√ = 10,072𝑆𝐸𝑀2 = √𝑁 − 1 √24
𝑁 25

∑ 𝑦2 5072 2 2
𝑆𝐷𝑦 = √ =√ = 14,244𝑆𝐸𝑀1−𝑀2 = √𝑆𝐸𝑀1 + 𝑆𝐸𝑀2
𝑁 25
𝑆𝐷𝑥 10,072
𝑆𝐸 = = = 2,056 = √2,0562 + 2,9082
𝑀1
√𝑁 − 1 √24

= √4,227 + 8,456

= √12,683

= 3,561

𝑀1 − 𝑀2 78.40 − 66,80
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆𝐸𝑀 −𝑀 = 3,561 = 3,258
1 2

Nilai pada tabel t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan dk= N-

1= 25-1=24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064

Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,258 ˃𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064

Kesimpulan:

Terdapat perbedaan penguasaan vocabulary siswa yang signifikan antara


siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
27

LAMPIRAN
26

POTO POTO KEGIATAN


Foto- foto saat pembelajaran dengan Menerapkan Metode Pembelajaran
Drill and Practice
27

Guru Membagikan Soal Pre-test


27

Siswa Mengerjakan Soal Pre-test


27

Guru menjelaskan materi pelajaran


27

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru


28

Siswa maju kekedepan kelas secara bepasangan mempersentasikan


dialog
28

Pengamat mengamati cara penerapan metode drill and Practice saat


proses pembelajaran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Wimbika Hastensi yang dilahirkan di Curup 22 September 1981


putri kedua dari Bapak Bahardi dan Ibu ZurtiWijah. Penulis memiliki
suami yang bernama Amin Barus bekerja sebagai abdi negara TNI
bertugas di DODIKJUR RINDAM II SRIWIJAYA LAHAT. Dan
saudara berjumlah 3 orang yaitu Ruddama Yanti,Am.Kep, Lasmuhadi
Kurniawan S.Pd, Fredy Darmawan S.Pd dan penulis memiliki 2 orang
anak yaitu 1 orang putra dan 1 orang putri yang bernama Rio Mezianto
dan Khanum Cerelia.
Penulis bertempat tinggal di Prumnnas Griya Revari Ulak Lebar Lahat Sumatera
Selatan. Penulis menempuh pendidikan secara formal di SD Negeri 77 Curup lulus pada
tahun 1993, dilanjutkan di SMP Muhammadiyah Curup lulus pada tahun 1996 kemudian
melanjutkan kembali di MAN 2 Curup lulus pada tahun 1999. Lalu melanjutkan pendidikan
S1 di UMB Bengkulu lulus pada tahun 2004 dan sekarang sedang mengikuti perkuliahaan di
S2 Teknologi Pendidikan Universitas Bengkulu.
Pada tahun 2005 penulis diangkat menjadi CPNS pemerintah daerah Kabupaten Curup
ditempatkan di SMA Negeri 2 Curup. Dan pada tahun 2006 diangkat menjadi PNS tugas ke
SMA Negeri 2 Curup, kemudiaan pada tahun 2008 pindah ke SMK Negeri 2 Lahat hingga
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai