TESIS
WIMBIKA HASTENSI
A2M018025
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Koordinator Program,
NIM : A2M018025
i
BUKTI PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS
Penguji I
Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd
NIP. 196012121985031003
Penguji II
Dr. Turdjai, M.Pd.
NIP 195509051985031001
Penguji III
Prof.Bambang Sahono, M.Pd
NIP 195910151985031016
Penguji IV
Dr. Nina Kurniah,M.Pd
NIP 196210141986012001
Penguji V
Dr. Bayu Insanistyo,M.Pd
NIP 198310032008121003
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
Orang tuaku terkasih Bahardi Syair dan Zurtiwijah yang menjadi sumber energi
terbesar dan motivator sejati dalam hidupku.
Suamiku tercinta Amin Barus yang selalu menyemangatiku dan
mendukungku dalam menyelesaikan studi pascasarjana ini.
Anandaku tersayang Khanum Cerelia dan Rio Mezianto yang menjadi kekuatan
dalam hidupku.
Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan nasehat demi kesuksesanku.
Sahabat sejati yang selalu mendukungku.
Almamater Universitas Bengkulu
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Pascasarjana (S2)
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu, seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Wimbika Hastensi
iv
KATA
v
UCAPAN TERIMA
v
9. Ayunda ku Tillawari, M.Pd yang selalu membimbingku dan memberikan
masukan dalam menyelesaikan tesis ini.
10. Sahabat karibku sekaligus ayundaku Berthi Anggraini,S.Kom, M.Pd yang selalu
memberikan semangat dan dorongan dalam penulisan tesis ini.
11. Adindaku Nurhidayah,M.Pd yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
12. Kakandaku Noorman.M.Pd yang telah memberikan semangat dan arahan dalam
menyelesaikan tesis ini
13. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan kelancaran ananda dalam
menyelesaikan Program Pascasarjana ini.
14. Suamiku tersayang Amin Barus yang selalu memberikan dorongan
motivasi,pengertian dan selalu ada buat ku dalam menyelesaikan Program
Pascasarjana ini.
15. Ananda – anandaku tersayang Rio Mezianto dan Khanum Cerelia yang selalu
pengertian terhadap kesibukan mama.
16. Keluarga besarku yang dicurup/bengkulu yang sudah mendukungku dalam
menyelesaikan Program Pascasarjana ini.
17. Teman – Teman seperjuangan yang telah saling mendukung dan memotivasi
terselesainya tesis ini.
Kami menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan,diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan masukan dan saran
yang membangun kesempurnaan tesis ini.
Harapan penulis,semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran dilingkungan pendididkan kita.
Bengkulu, 2020
Penulis
v
ABSTRAK
WIMBIKA HASTENSI
v
ABSTRACT
WIMBIKA HASTENSI
i
RINGKASAN
WIMBIKA HASTENSI
x
pembelajaran guru, keterampilan berbicara siswa digunakan skala pengukuran yaitu
skala rating-scale, masing-masing kriteria diberi skor. Sedangkan untuk penguasaan
kosa kata siswa digunakan tes berupa soal. Untuk menganalisis data hasil tes
digunakan Uji beda antar siklus dan Uji beda dua sampel tidak berhubungan.
Penerapan metode Drill and Practice dapat meningkatkan kemampuan
speaking dan vocabulary siswa kelas XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat, Sumatera
Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus
1 menunjukan bahwa proses kegiatan tersebut masih “kurang” dari rata-rata yang
diperoleh yaitu 2.16. Sedangkan keterampilan berbicara termasuk dalam kriteria
“tidak baik” dilihat dari rata-rata yaitu 2,34. Untuk hasil tes kosa kata baru 40% siswa
yang tuntas dengan rata-rata 17.6. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus 2
menunjukan adanya peningkatan dari siklus 1 dengan kriteria “baik” dari rata-rata
yang diperoleh yaitu 2.97. Begitu pula keterampilan berbicara termasuk dalam
kriteria “baik” dilihat dari rata-rata yaitu 2.87. Penguasaan kosa kata pun
menunjukkan peningkatan terdapat 23 siswa yang sudah tuntas rata-rata 84,4. Pada
siklus 3 data hasil observasi yang dilakukan sudah menggambarkan bahwa proses
pembelajaran drill and practice dan kemampuan berbicara sudah “sangat baik”. Hal
itu terlihat dari rata-rata nilai yaitu 2.97 dan 3,62. Begitu pula penguasaan kosa kata
mengalami peningkatan yaitu siswa sudah dikatakan tuntas karena telah memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 90% dari yang ditetapkan sebesar 80% dengan
rata-rata ketuntasan 84,4. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill and
practice dapat meningkatkan kemampuan speaking dan vocabulary siswa.
Hasil perhitungan uji-t terhadap nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen
(48.8) dan kelas kontrol (44) yaitu 1100 bila dikonsultasikan pada t table sebesar
1.563, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol atau kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Untuk
mengetahui efektifitas dari peningkatan kosa kata dilakukan uji-t terhadap hasil post-
test antara kelas eksperimen dengan skor rata-rata 78,4 dan kelas kontrol dengan skor
rata-rata 66,8 menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Berarti terdapat
perbedaan penguasaan kosa kata siswa dengan menerapkan metode pembelajaran drill
and practice dibandingkan dengan pembelajaran secara konvonsional.
x
DAFTAR ISI
HAL
SAMPUL DEPAN ( HARD COVER )
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................viii
ABSTRACT.......................................................................................................Ix
RINGKASAN .............................................................................................. X
DAFTAR ISI......................................................................................................Xii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................15
C. Batasan Masalah...................................................................................16
D. Rumusan Masalah................................................................................16
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 16
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 17
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ............................................................... 19
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK...........................................19
2. Penerapan Bahasa Inggris di Sekolah............................................25
3. Kompetensi Berbahasa Inggris......................................................29
B. Metode Pembelajaran Drill and Practice ........................... 34
1. Pengertian Drill and Practice.................................................34
2. Tujuan Drill and Practice.......................................................38
3. Metode Drill and Practice dalam Pembelajaran 41
Speaking Bahasa Inggris ..............................................
4. Langkah – Langkah Drill and Practice....................................45
C. Keterampilan Berbahasa.......................................................................46
1. Pengertian Speaking (berbicara).................................................48
2. Keterampilan Speaking (berbicara).............................................50
3. Kemampuan Speaking (berbicara)..............................................53
4. Penilaian Test Kemampuan Speaking (berbicara).....................56
D. Konsep Vocabulary (Kosa Kata)..........................................................62
E. Hasil Penelitian yang Relevan............................................. 69
x
F. Kerangka Berpikir................................................................. 70
D. Hipotesis Tindakan............................................................... 74
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................... 75
B. Prosedur Penelitian ............................................................ 79
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 88
1. Tempat Penelitian............................................................ 88
2. Waktu Penelitian.............................................................. 88
D. Subyek Penelitian atau Populasi dan Sampel .................... 88
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 91
1. Observasi........................................................................ 91
2. Tes................................................................................... 92
F. Pengembangan Instrumen Penelitian.................................. 93
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru..................................... 93
2. Tes.................................................................................... 97
G. Teknik Analisa Data............................................................. 101
H. Kriteria Keberhasilan............................................................ 108
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Interprestasi Studi Awal............................... 109
1. Deskripsi Hasil Studi Awal .............................................. 109
2. Interprestasi Hasil Studi Awal.......................................... 112
B. Deskripsi dan Interpretasi hasil penerapan metode Drill 114
and Practice..................................................................
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pertama.................................. 114
2. Deskripsi Hasil Penelitian ke Dua.................................... 138
3. Deskripsi Hasil Penelitian ke Tiga.................................... 167
C. Hasil Penelitian..................................................................... 189
1. Hasil Penelitian di Kelas Eksperimen............................... 189
2. Hasil Penelitian dikelas kontrol......................................... 191
D. Uji Efektifitas Penerapan Mode Drill and Practice ............... 193
1. Uji-t Pre-test Kelas Exsperimen dan Kelas Kontrol......... 193
2. Uji-t Post-test Kelas Exsperimen dan Kelas Kontrol........ 194
E. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 195
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 201
B. Implikasi .............................................................................. 202
C. Saran................................................................................... 204
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................208
LAMPIRAN.......................................................................................................213
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................276
x
DAFTAR GRAFIK
HAL
x
DAFTAR TABEL
HAL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Exsperimen........................................... 87
Tabel 3.2 Populasi jumlah siswa kelas XI OTKP SMK
Negeri 2 Lahat.................................................................... 89
Tabel 3.3 Sampel Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol................................................................................ 91
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian instrumen lembar observasi aktivitas guru (
menggunakan metode Drill and practice ).............. 93
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kemampuan speaking.......................................... 96
Tabel 3.6 Kisi –kisi soal Vocabulary................................................... 97
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Proses Belajar Mengajar Drill 102
and
practice..............................................................................
Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan speaking.......................................... 104
Tabel 3.9 Klasifikasi Skor hasil tes.................................................... 105
Tabel 4.1 Langkah - Langkah Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Siklus Pertama................................................................... 116
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice
Pada Siklus Pertama............................................ 127
Tabel 4.3 Hasil Observasi speaking Siswa Dalam Proses
Pembelajaran, Siklus Pertama............................................................129
Tabel 4.4 Rekapitulasi penguasaan vocabulary siswa siklus pertama. 131
Tabel 4.5 Data Uji-t Pre-test dan Post-test Siklus Pertama............................133
Tabel 4.6 Langkah-langkahkegiatan pembelajaran siklus kedua...... 140
Tabel 4.7 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice 152
Pada Siklus Kedua..............................................
Tabel 4.8 Hasil Obsevasi Kemampuan speaking Siswa.................................156
Tabel 4.9 Data uji-t rata-rata Siklus Pertama dan rata-rata Siklus
Kedua................................................................................. 158
Tabel 4.10 Data Hasil Penguasaan Kosa kata Siswa Siklus Kedua.....................160
Tabel 4.11 Data uji-t Pre-tes dan Post-tes Siklus Kedua..................... 161
Tabel 4.12 Data uji-t Post-test Siklus Pertama dan Post-test Siklus 162
Kedua.................................................................................
Tabel 4.13 Langkah-langkahkegiatan pembelajaran siklus ketiga.......................170
Tabel 4.14 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Metode drill and practice 178
pada siklus ketiga.................................................
Tabel 4.15 Hasil Observasi kemampuan speaking Dalam Proses 180
Pembelajaran Siklus ketiga................................................
Tabel 4.16 Data uji-t rata-rata sikluis kedua dan siklus ketiga............. 182
Tabel 4.17 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa Siklus 184
Ketiga.................................................................................
x
Tabel 4.18 Data Uji-t pre-test dan post-test Siklus ketiga.................... 186
Tabel 4.19 Data uji-t Post-test Siklus Kedua dan Post-test Siklus
Ketiga................................................................................. 187
Tabel 4.20 Rekapitulasi Penguasaan vocabulary Siswa Pada
Kelas Eksperimen.............................................................. 190
Tabel 4.21 Rekapitulasi Penguasaan Kosa Kata Siswa Pada Kelas
Kontrol................................................................................ 191
Tabel 4.22 Data Uji-t Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................193
Tabel 4.23 Data Uji-t Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol................................................................................ 194
x
DAFTAR
H
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model
Kemmis dan Taggart...................................................... 82
x
DAFTAR
H
Lampiran 1 Silabus................................................................................ 213
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 217
pertama..............................................................................
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 221
Kedua .................................................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 225
Ketiga.................................................................................
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kuasi 229
Ekperimen..........................................................................
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Metode drill and practice
siklus 1-3............................................................................ 233
Lampiran 7 Hasil perhitungan Uji-t pelaksanaan pembelajaran
metode drill and practice rata-rata siklus 1 dan 2.............. 234
Lampiran 8 Hasil perhitungan Uji-t pelaksanaan pembelajaran
metode drill and practice rata-rata siklus 2 dan 3.............. 235
Lampiran 9 Rekapitulasi data hasil observasi kemampuan speaking
siklus 1-3............................................................................ 236
Lampiran 10 Data Hasil Uji-t Rata-rata Kemampuan speaking Siklus 1
dan Siklus 2........................................................................ 237
Lampiran 11 Data Hasil Uj-t Rata-rata Kemampuan speaking Siklus 2
dan Siklus 3........................................................................ 239
Lampiran 12 Soal Pre-test dan Post-test Siklus pertama....................... 241
Lampiran 13 Soal Pre-test dan Post-test Siklus Kedua......................... 245
Lampiran 14 Soal Pre-test dan Post-test Sikius Ketiga.......................... 249
Lampiran 15 Soal Pre-test dan Post-test Kuasi Ekperimen.................. 253
Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Tes Vocabulary Siklus 1 Siklus 2 dan 257
Siklus 3...............................................................................
Lampiran 17 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Pertama............... 258
Lampiran 18 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Kedua.................. 259
Lampiran 19 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Ketiga.................. 260
Lampiran 20 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Pertama dan
Siklus Kedua...................................................................... 261
Lampiran 21 Data Hasil Uji-t Test Vocabulary Siklus Kedua,dan Ketiga 262
Lampiran 22 Data Hasil Test Vocabulary Kelas Ekperimen................... 263
Lampiran 23 Data Hasil Test Vocabulary Kelas Kontrol......................... 264
Lampiran 24 Data Hasil Uji-t Pre-test Vocabulary Kelas Eksperimen........... 265
Lampiran 25 Data Hasil Uji-t Post-test Vocabulary Kelas
Kontrol.................................................................... 267
Lampiran 26 Foto- Foto Kegiatan . 269
xv
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Kondisi yang
bahasa inggris yang ditunjukkan dari sikap mereka ketika guru memasuki kelas,
Perancis sulit untuk dipahami dan dipelajari, sehingga mereka kurang berminat untuk
mengikuti pelajaran. Kondisi lain yang ditemui yakni masih banyak siswa yang
Vocabulary dan tata bahasa masih kurang, misalnya dalam pemilihan kata kurang
tepat sehingga ide yang ingin disampaikan tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Mereka lebih memilih mencari kosakata dan membuat kalimat menggunakan google
kevalidannya masih rendah. Selain itu, siswa juga belum begitu menguasai empat
1
2
terlihat gugup dan bingung ketika mendapat perintah dari guru untuk mengucapkan
atau menjawab salam dalam bahasa inggris. Siswa banyak melakukan kesalahan saat
pelafalan kosakata dalam kalimat. Tidak dipungkiri bahwa pelafalan dalam bahasa
inggris memang perlu pembiasaan untuk dipelajari karena sangat berbeda dan terdapat
bunyi sengau yang tidak ada dalam pembelajaran bahasa Indonesia ataupun bahasa
Inggris. Hal itu banyak dialami oleh siswa yang baru mendapatkan mata pelajaran
bahasa inggris di tingkat Sekolah Menengah Atas. Terlebih lagi, minimnya waktu
kemampuan speaking yang menuntut pola latihan yang rutin dan intensif. Minimnya
merupakan akibat dari penggunaan metode yang kurang tepat. Maka dari itu, perlu
adanya metode baru dan menguji keberhasilan metode tersebut dalam pengajaran
bahasa inggris agar siswa bisa merubah paradigma mereka mengenai mata pelajaran
bahasa inggris yang cenderung sulit dan membosankan sehingga bisa meningkatkan
kemampuan speaking
3
siswa. Metode baru yang digunakan pada penelitan ini ialah metode Drill atau
Drilling Method.
latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu
kompetensi tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-
ulang, akan tetapi antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang
Ketika situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya maka menuntut respons yang
berubah pula, sehingga keterampilan bisa lebih disempurnakan. Metode ini juga
didukung oleh media yang menarik agar tercipta suatu pembelajaran yang efektif.
Dengan demikian diharapkan Metode Drill dapat memberikan variasi dalam proses
belajar mengajar siswa sehingga perhatian siswa akan lebih besar dan pelajaran yang
diberikan mudah diingat dan dipahami. Berdasarkan uraian di atas maka judul yang
diajukan dalam penelitian ini ialah Penerapan Metode Drill and Practice untuk
internasional yang digunakan oleh banyak negara- negara di dunia untuk bersosialisasi
satu dengan lainnya. Untuk jenjang sekolah menengah bahasa inggris merupakan
siswa pelajari sebagai modal mereka untuk melangkah ke dunia kerja. Sama halnya
diatas hendaknya dapat disampaikan guru dengan strategi pembelajaran menarik yang
keterampilan bahasa diatas, saat ini kemampuan speaking menjadi sorotan utama.
Inggris baik di sekolah maupun di rumah disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.
The children can listen to English at home, read English at home and
even write English at home, but most of them have few opportunities to
speak English at home. If we want children to learn to speak English,
each of them must have many opportunities to speak during our
lessons. They need to practice, practice and practice.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
berbicara bahasa Inggris secara leluasa dengan cara drill and practice. Oleh karena
itu metode pembelajaran yang digunakan haruslah melibatkan peran aktif siswa
kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris selama proses pembelajaran dengan
mengesampingkan rasa tidak berani dan takut salah pada diri siswa. Selain itu,
asing. Hal ini akan membuat siswa belajar bahasa Inggris secara menyeluruh dan
tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia
Brown (1994: 120) berikut ini “Foreign language context are those in
their classroom.
belajar di luar lingkungan kelas mereka karena bahan pembelajaran tidak tersedia di
luar lingkungan kelas mereka. Oleh karena itu, guru sebagai penyedia sumber
bahasa Inggris sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan mereka.
Dalam era globalisasi sekarang ini, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan
hal yang menggali keterampilan dan potensi. Suasana belajar yang diciptakan guru
harus melibatkan siswa secara aktif, terutama guru diberikan kebebasan untuk
siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia disekolah. Pendidikan dapat dipahami
sesuai dengan BAB I Ketentuan Umum Pasal1ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
mengembangkan diri dalam segala bidang. Bahasa sangat berperan penting dalam
dengan guru bahasa Inggris bahwa pembelajaran bahasa Inggris sering dianggap sulit
oleh siswa karena mereka merasa terbebani dengan harus menghapal kata-kata
yang asing bagi mereka. Yang paling dirasakan sulit bagi siswa Sekolah Dasar
tersebut adalah berbicara dengan fasih dalam bahasa Inggris. Faktor penyebab
kesulitan siswa tersebut tentu beragam, kurangnya motivasi dari siswa untuk
melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang
Inggris diperlukan hubungan yang saling mendorong antara guru, siswa, metode dan
media agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Oleh karena itu guru sebagai tenaga
sesuai dengan materi, situasi dan kondisi agar mencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal.
(Iskandarwassid, 2010:56-57).
pelajaran lainnya hai ini karena tujuan pembelajaran setiap pelajaran berbeda. Sebuah
berlatih bahasa yang sedang mereka pedajari, dan tugas seorang guru di dałam kelas
kelangsungan proses berkomunikasi antara pemberi pesan dan penyimak (orang yang
menerima infomasi).
Dengan berbicara yang baik dan benar maka maksud pesan yang ingin
pembelajaran bahasa harus dibuat menarik dałam suasana kondusif. Guru tidak hanya
dan membuat siswa lebih tertarik. Guru hendaknya tidak hanya berfokus pada satu
aspek pembelajaran tetapi Juga pada setiap aspek, karena keterampilan satu aspek
begitu saja, tetapi perlu dilatih secara berkala agar berkembang dengan maksimal.
Menurut Tarigan (2008: 1), keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan
jalan praktik dan banyak latihan. Oleh karena itu cepat atau lambatnya seorang siswa
dalam mempelajari Bahasa Inggris harus banyak diberikan praktek berbicara atau
speaking. Kemampuan speaking bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang sederhana
yang dapat dipelajari dengan mudah dalam waktu yang singkat, karena keterampilan
ini menuntut lebih dari sekedar pengetahuan tentang tata bahasa dan kaidah- kaidah
semantik, atau strategi pengajaran yang tepat dan menuntut banyak latihan dan
bahasa Inggris perlu dikuasai dengan baik karena keterampilan ini merupakan suatu
indikator bagi keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa inggris. Bahasa sendiri
mempunyai bentuk dasar berupa ucapan atau lisan, jadi jelas bahwa belajar bahasa
menggunakan kegiatan atau interaksi yang efektif dan menyenangkan agar siswa
tidak bosan dengan pembelajaran. Banyak siswa yang sudah bosan dengan kegiatan
kegiatan pembelajaran. Hal itu menjadi salah satu penyebab rendahnya kemampuan
masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari 25 siswa hanya 5 siswa (5%) yang
di buku atau di papan tulis, Guru jarang melakukan praktek speaking Bahasa Inggris
keterampilan speaking dari yang termudah menuju yang lebih sulit agar siswa cepat
guru belum menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kurang
yang mudah untuk dipelajari bagi siswa karena masih merupakan bahasa yang asing
bagi mereka. Butuh waktu yang lebih untuk mempelajarinya agar kemampuan
hari yang
1
mereka gunakan untuk berbicara yang mempunyai pelafalan yang berbeda yang juga
sehingga banyak siswa yang masih takut dan malas untuk mempelajari speaking
dalam Bahasa Inggris. Hal ini yang membuat kekhawatiran siswa bahwa mereka akan
membuat kesalahan dan takut jika siswa lain tidak paham atau mentertawakannya.
Karena itulah banyak siswa masih takut untuk melakukan praktek speaking Bahasa
vocabulary pada pelajaran Bahasa Inggris, maka perlu adanya metode yang menarik.
Dalam era globalisasi sekarang ini sekarang ini salah satu keterampilan yang
harus dikuasai ialah keterampilan berbahasa, bukan hanya bahasa nasional namun
juga bahasa asing. Dalam dunia kerja, apalagi setelah memasuki Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) tenaga kerja asing akan bebas keluar masuk ke tanah air
maka para job seeker harus memiliki keterampilan yang bisa membuat bertahan dan
mampu bersaing, salah satunya ialah kemampuan bahasa asing . Penguasaan bahasa
bukan hanya berguna untuk berkomunikasi dengan bangsa asing di dalam negeri,
namun juga berfungsi sebagai daya tawar tenaga yang hendak bekerja ke luar negeri.
pembelajaran bahasa inggris sering dianggap sulit oleh siswa SMKN 2 Lahat karena
mereka merasa terbebani dengan harus menghapal kata-kata yang asing bagi mereka.
Yang paling dirasakan sulit bagi siswa SMKN2 Lahat adalah berbicara dengan fasih
dalam bahasa inggris. Faktor penyebab kesulitan siswa tersebut tentu beragam,
pembelajaran yang menarik yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses
mendorong antara guru,siswa dan metode agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Oleh karena itu guru sebagai tenaga pengajar harus mempunyai wawasan tentang
pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi agar
Dengan menggunakan metode Drill and practice, siswa menjadi aktif karena
terlibat langsung dalam mata pelajaran, hal tersebut akan membuat siswa tertarik
Bahasa Inggris siswa juga akan meningkat karena metode tersebut dapat
secara langsung sesuai peran yang diberikan.Dengan metode Drill and Practice
siswa bisa secara langsung masuk dalam aktivitas komunikasi menggunakan Bahasa
menjadi lebih rendah,berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih metode Drill and
daya manusia semakin tinggi. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari
Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan hasil survey dari
IPM Indonesia mengalami penurunan dariperingkat 108 pada tahun 2010 menjadi
peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik
tiga
1
peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Peringkat IPM memang
hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat. Salah satu aspek penting dalam
satu bentuk investasi modal manusia bagi pembangunan suatu negara. Tanah, tenaga
kerja, modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan
dari beberapa kebijakan dari pemerintah seperti penambahan jumlah SMK untuk
kualitas di SMA dengan berlakunya kurikulum 2013. Secara garis besar kurikulum
ini menuntut semua siswa untuk bisa meningkatkan keterampilan untuk memahami
dengan benar materi yang sudah diajarkan dan bukan sekedar menghafal. Sebagai
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
3. Kegiatan pembelajaran yang hanya terbatas pada buku sehingga siswa bosan
5. Metode yang digunakan guru tidak bervariasi dan kurang menarik bagi siswa
8. Kemampuan speaking bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang sederhana yang
kesempatan berbicara,
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
adalah:
E.Tujuan Penelitian
F.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberíkan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis:
1. Manfaat Teoretis
di SMKN 2 Lahat.
2. Manfaat
Praktis Bagi
Siswa:
a. Memberikan warna dan suasana baru dalam belajar dikelas sehingga siswa
merasa senang dan tidak mudah bosan. Siswa juga termotivasi untuk
Inggris.
Bagi Guru :
b. Dapat dijadikan alternatif bagi guru agar dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya dengan metode ceramah dan fokus pada soal-soal saja,karena jika
Bagi Sekolah:
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu pertimbangan guru
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi teori
Belajar adalah proses seseorang untuk mencapai kompetensi yang lebih tinggi
dari sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Baharuddin dan Wahyuni (2008:11)
arah yang lebih baik (Mulyasa, 2008: 255). Selain itu, Jihad dan Haris (2008: 11) juga
mendeskripsikan pembelajaran sebagai suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek, yaitu “belajar” tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan
“mengajar” berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek tersebut akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu
kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa
sekolah dapat berjalan dengan lancer, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya
19
2
Faktor-faktor tersebut antara lain 1) guru merupakan faktor utama agar pembelajaran
di sekolah dapat berjalan dengan lancar, karena selain sebagai teladan bagi siswa yang
maupun positif yang ditunjukkan siswa di dalam kelas dapat mempengaruhi jalannya
yang baik di sekolah antara guru dengan siswa akan dapat menciptakan suasana
pembelajaran. Guru lebih banyak memberikan bekal berupa teori dan pengetahuan
Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dikenal dan dipahami
betul apa sebenarnya makna bahasa itu sendiri. Sebuah definisi yang standar tentang
Makna yang ingin disampaikan Brown adalah bahasa dianggap sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari simbolatau lambang bunyi yangbisa digunakan untuk
berkomunikasi.
Sumber lain yang memberikan definisi tentang bahasa diperoleh dari Belitang
(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Dengan kata lain, makna yang ingin
disampaíkan kepada orang lain atau dipahami orang lain terkandung dalam bahasa
yang digunakan. Berdasarkan pandangan ini, Bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai
alat untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan, baik secara
lisan maupun tertulis. DiIndonesia, Bahasa Inggris adalah alat untuk menyerap dan
yang terstruktur merupakan salah satu hasil mempelajari bahasa. Bahasa itu sendiri
kelompok penutur asli bahasa tersebut, Bahasa Ingaris merupakan alat pokok untuk
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar bahasa adalah
perubahan tingkah laku kearah yang positif yang merupakan hasil pengamatan dan
latihan berkomunikasi dalam rangka belajar bahasa. Dalam kaitannya dengan proses
belajar bahasa, kiranya peduli diketahui tujuan utama seorang belajar bahasa
Melalui penggunaan Bahasa Inggris untuk berbagai tujuan dan konteks budaya,
teks Bahasa Inggris lisan dan tertulis, untuk memperluas hubungan antar pribadi
mereka sampai ke tingkat internasional dan untuk memperoleh akses terhadap dunia
Anak didik melakukan refleksi atau perenungan tentang Bahasa Inggris yang
hakikat Bahasa Inggris, dan hakikat bahasa ibu mereka melalui perbandingan.
Mereka makin memahami sistem kerja bahasa, dan akhirnya mengenali daya bahasa
bahasa dan budaya, dan memperluas kapabilitas mereka untuk melintasi budaya,
bahasa dan berhubungan dengan berbagai gagasan yang terkait dengan minatnya,
persoalan-persoalan dunia dan konsep- konsep yang berasal dari serangkaian wilayah
motivasi yang kuat untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan.
Kegagalan- kegagalan dalam berkomunikasi dapat lebih memacu dia untuk lebih giat
dalam berusaha mengatasi rasa frustasi yang disebabkan oleh kegiatan- kegiatan
tersebut. Agar para siswa dapat belajar lebih efektif, mereka harus diperkenalkan
dengan bahasa yang digunakan di dalam kelas. Perintah- perintah seperti menyiapkan
buku, membuka buku halaman sekian merupakan contoh bahasa yang harus diketahui
dan digunakan oleh para siswa mulai dari hari pertama mereka belajar bahasa asing.
Tentu saja semua itu harus diucapkan dengan menggunakan bahasa asing yang
dipelajarinya.
yang semakin maju, pembelajaran bahasa asing juga semakin berkembang dengan
pesat. Pembelajaran bahasa asing memiliki peran yang penting bagi siswa dalam
diajarkan di sekolah selain bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau
yang biasa disebut dengan bahasa ibu. Brown (2001: 1) menyatakan bahwa
your first language and into a new language, a new culture, a new way of
waktu yang panjang dan usaha yang kompleks. Seseorang akan berusaha untuk
mempelajari bahasa baru, kebudayaan yang baru, pola pikir yang baru, perasaan dan
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
pendidikan tertentu. Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
pembelajaran komunikatif. Hai ini dapat dilihat dari kompetensi dasar yang termuat
dalam kurikulum baru tersebut, yang menekankan pada dicapainya penguasaan fungsi
penting karena kompetensi tersebut berfungsi sebagai penentu isi atau materi
pelajaran dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Bahasa
Inggris merupakan suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional
inggris, orang akan bisa masuk dan mengakses dunia informasi dan teknologi .
Dengan pengenalan bahasa inggris di sekolah dasar, maka siswa akan mengenal dan
pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi. Seorang guru dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan
menguasai Bahasa Inggris maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka
menghadapi persaingan lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang. Bahasa
Inggris telah menjadi suatu alat yang sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan,
digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris kepada siswa, agar manfaat dari
interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa. Belajar bahasa
lebih efektif jika diajarkan secara alamiah, artinya dilakukan melalui komunikasi
langsung dalam Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Siswa tidak hanya perlu
Bahasa inggris tetapi juga cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena
bahasa adalah sesuatu untuk bersosialisasi satu dengan yang lain. Pembelajaran
dalam Bahasa Inggris yang masih mengutamakan kebenaran (accuncy) dalam soal-
soal berbahasa dan penguasaan aturan grammar akan membuat siswa menjadibosan
untuk mengikuti pelajaran. Banyak siswa yang gaduh disaat sedang pembelajaran
untuk terlibat langsung dalam kegiatan pernbelajaran karena jika siswa tidak dilatih
untuk berbicara siswa akan kesulitan dan kaku dalam kemampuan bahasanya.
saja, siswa juga harus melakukannya dengan praktek berbicara Bahasa Inggris.
berbicara. Tetapi guru juga tidak bisa terlalu memaksa siswa untuk terdengar fasih
seperti native speaker, yang terpenting adalah mengajarkan siswa untuk sedikit
bahasa sendiri, banyak yang dibutuhkan guru bahasa dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru juga memperhatikan materi dan waktu pembelajaran Bahasa Inggris
dilakukan karena siswa harus berlatih menggunakan bahasa yang diajarkan oleh guru,
metode atau cara pembelajaran Bahasa Inggris juga harus diperhatikan oleh guru agar
pelajaran adalah syarat agar siswa dapat menguasai materi. Tugas seorang guru untuk
menarik untuk menarik minat siswa. Tetapi terkadang siswa akan semakin berkurang
minat untuk belajar Bahasa Inggris saat hasil belajar mereka tidak seperti yang
mereka harapkan.
Selain itu, untuk dapat belajar bahasa asing dengan mudah, pembelajar setidaknya
harus memiliki tiga pengetahuan, yakni input, knowledge dan output. Pembelajar
yang baik bila ingin berhasil menguasai bahasa asing, tentu harus memiliki
pengalaman atau input. Semua informasi dan pengalaman yang diperoleh pembelajar
harus disimpan dalam suatu tempat yang disebut dengan knowledge. Berujung pada
suatu kemampuan untuk memahami dan mengutarakan isi hati yang disebut dengan
output. Pada akhirnya, ketiga proses tersebut secara alamiah input terjadi didalam
3
melahirkan keluaran (out put) dalam bentuk ujaran lisan atau tertulis (Iskandarwassid
dan Sunendar, 2010: 99).Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
Pembelajaran bahasa asing merupakan suatu pembelajaran yang tidak mudah dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menguasainya. Untuk itu, terdapat
tiga pengetahuan yang perlu dimiliki oleh pembelajar agar dapat menguasai bahasa
asing dengan mudah. Pengetahuan tersebut antara lain adalah input, knowledge dan
output.
tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya, pengertian metode dan
teknik sangat berbeda, seperti yang diungkapkan oleh Iskandar wassid dan Sunendar
(2013: 40) bahwa metode dan teknik adalah dua istilah yang sering dicampur adukkan
a) Metode Pembelajaran
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (2008: 147). Selain itu, Muslich dan
Suyono (2010: 2) juga menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang
kegiatan
3
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat di
Sanjaya (2008: 147-162), yakni metode ceramah diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru. Hal tersebut disebabkan karena guru biasanya belum merasa puas
Kemudian yang kedua adalah metode demonstrasi, yaitu metode penyajian pelajaran
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Kemudian,
yang ketiga adalah metode diskusi, yaitu metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Selanjutnya, yang terakhir adalah metode simulasi,
yakni cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
b) Teknik Pembelajaran
Teknik merupakan sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang
secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Sejalan dengan pernyataan di atas, Hamruni (2012: 7-8) memaparkan teknik
metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif
well”.Artinya, teknik pembelajaran ialah suatu aktivitas yang secara khusus dan nyata
dilakukan di dalam kelas sesuai dengan metode yang digunakan dan sejalan
dengan
3
maka dapat disimpulkan bahwa metode dan teknik merupakan dua istilah yang
diskusi, simulasi dan sebagainya. Dari berbagai macam jenis metode tersebut,
kaidah dalam bahasa. Pengetahuan tentang kaidah- kaidah dan aturan-aturan didalam
Berdasarkan definisi ini jelaslah bahwa kompetensi tentang bahasa lebih ditekankan
Kata “Drill” berasal dari bahasa Inggris yang berarti latihan berulang- ulang
baik yang bersifat “trial and error” ataupun melalui prosedur rutin tertentu
kepada peserta didik untuk berlatih keterampilan. Hal tersebut dijelaskan Sudjana
Metode Drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang- ulang
secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri
yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-
kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap
atau keterampilan- siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang
bersangkutan.
Metode latihan (drill) yang disebut juga dengan training merupakan suatu cara
sebagai penyempurnaan diri pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis
semata-mata. Kecakapan tersebut dikatakan benar bila hanya menentukan hal yang
bertindak dan berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi (Ramayulis,2005:281).
upaya pencapaian tujuan,karena metode merupakan suatu cara atau jalan yang
ditempuh sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal,sehingga akan tercapai suatu
dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi
dari apa yang telah dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa Metode Drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan
melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa
Metode Drill biasa disebut dengan latihan, namun istilah latihan sering disama
artikan dengan istilah tes atau ujian. Padahal maksudnya berbeda, latihan bermaksud
agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dikusai sepenuhnya oleh siswa,
sedangkan tes atau ujian hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana siswa telah
metode pembelajaran Drill bisa dikatakan metode? Karena Drill merupakan salah satu
tertentu, sehingga tanpa didukung oleh media dan tekhnik pembelajaran yang baik,
Metode Drill tidak akan berjalan dengan sempurna. Metode mengajar adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
di dalam proses belajar mengajar, jika suatu metode pembelajaran tepat digunakan
maka hasil belajar pun akan lebih maksimal. Metode yang tepat menyebabkan anak
berkonsentrasi dan nyaman dalam proses belajar mengajar, tetapi di dalam proses
pembelajaran pada mata tertentu karena setiap metode berbeda dengan setiap mata
yang sulit karena bahasa inggris merupakan suatu bahasa yang masih asing bagi
siswa. Tetapi ada pula yang menganggap pelajaran tersebut merupakan pelajaran
favorit. Salah satu yang membuat bahasa inggris menjadi pelajaran yang menarik
adalah kegiatan pembelajarannya. (Shaleh A.R, 2006: 203).” Ciri khas dari metode
drill adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi
stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan
bahasa inggris lebih banyak karena cendrung berbeda antara penulisan dan
pengucapan. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan
speaking bahasa inggris salah satunya dengan berdialog. Berdialog juga salah satu
bentuk latihan atau praktek penggunaan Bahasa Inggris karena pembelajaran Bahasa
inggris tidak cukup hanya pada teori saja. Salah satu latihan atau praktek yang biasa
digunakan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris adalah Drill and Practice.
Dari uraian definisi metode mengajar, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa
memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
Achsanuddin Dkk, (1990: 56) mendefinisikan : "Metode drill adalah suatu metode
dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan memilih anak anak terhadap bahan
menggunakan program CAI. Format drill and practice untuk bidang aritmatika dan
membaca. Program CAI format drill and practice terdiri dari serangkaian soal-soal
latihan guna meningkatkan keterampilan dan kecepatan berfikir pada materi ajar
tertentu, misalnya materi ajar yang terkait dengan matematika dan bahasa asing.
sederhana, namun aspek-aspek umpan balik dan penilaian harus ada. Bentuk soal
tentang suatu pengetahuan yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis,
Roestiyah (2008: 125-126), dalam strategi belajar mengajar teknik Metode Drill ini
bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan
sebagainya.
175) adalah:
3
Setelah menjalankan program Drill and Practice ini siswa akan lebih terampil,
Metode Drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk
memperkuat asosiasi yang dibuat. Jadi Metode Drill berfungsi untuk menanamkan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak melibatkan
siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode ini mempunyai nilai tambah,
yaitu: a) dapat menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang
sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil dan b)
permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Satu kelas akan
dibagi menjadi beberapa grup dan setiap grup akan bergiliran untuk melakukan Drill
kegiatan speaking melalui Drill and practice di depan kelas dan siswa lain
menyimak temannya. Dengar kegiatan Drill and practice tersebut, siswa akan
semakin banyak melakukan praktek speaking Bahasa Inggris, Dengan kegiatan Drill
and practice, siswa juga tidak hanya bisa belajar berbicara, tetapi juga bisa belajar
berinteraksi dengan berdialog menggunakan Bahasa Inggris, selain itu mereka juga
bisa menguasai vocabulary dari dialog yang mereka perankan. Apabila Drill and
practice dilakukan oleh siswa dalam Bahasa Inggris, diharapkan agar siswa bisa
berlatih untuk bersosialisasi dengan masyarakat tidak hanya menggunakan bahasa ibu
1) Sebelum diadakan latihan tertentu, terlebih dahulu siswa harus diberi pengertian
yang mendalam.
2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
a) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
b) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
c) Respon yang benar harus diperkuat.
d) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
3) Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
4) Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
5) Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada
akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
6) Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
a) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan
itu.
b) Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan
selanjutnya.
4
Inggris
Pada prinsipnya didalam proses belajar mengajar, tidak ada satupun metode
pembelajaran yang terbaik, yang ada adalah metode pembelajaran yang tepat untuk
proses belajar tersebut. Artinya metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh situasi
ucap untuk memproduksi sistem bunyi artikulasi yang kemudian disampaikan kepada
orang lain. Penyampaian ini dapat berupa penyampaian perasaan, keinginan, maupun
kehendak. Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
juga diperkuat oleh Tarigan (2008: 3) bahwa berbicara merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh
maka kita dapat mengungkapkan gagasan kita kepada orang lain sehingga dapat
terjalin komunikasi dan kita juga dapat memperoleh pengetahuan serta pengalaman
dari sarana berbicara. Seperti yang diungkapkan oleh Slamet (2007: 33) bahwa
berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud bisa
berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Kemudian, berbicara
mempelajari dan mengontrol lingkungan (Slamet, 2007: 34). Jadi, dapat disimpulkan
sesuai dengan isi hatinya serta dapat membantu seseorang dalam beradaptasi dengan
lingkungannya.
keterampilan siswa akan meningkatkan nilai mereka. Semakin banyak praktek yang
dilakukan siswa akan semakin mudah siswa untuk mendapatkan kelancaran Bahasa
inggris. Kelancaran (fluency) adalah suatu yang didambakan oleh semua pelajar yang
belajar Bahasa Inggris.Siswa ingin berbicara Bahasa Inggris seperti orang Inggris
atau Amerika. Metode adalah salah satu faktor yang penting dalam peningkatan
4
kemampuan berbicara siswa. Dengan metode Drill and Practice siswa tidak bosan
Hendy dan Toon (2001: 2) mengatakan using drama activities with young
children puts them on the path of a creative journey and helps them to
Hendy tersebut, siswa tidak hanya belajar berbahasa Inggris dengan lancar tetapi juga
Menurut (Syaiful Sagala, 2009:21) “Metode drill adalah metode latihan, atau
metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
practice juga memiliki kelebihan dan kekurangan, karena secara prinsip tidak ada
Menurut Adhitya (2013: 19) kelebihan dan kekurangan metode Drill and
Practice antara lain:
Kelebihan metode pembelajaran drill and practice yaitu:
1. Bahan yang diberikan secara teratur.
2. Adanya pengawasan atau bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh
guru memuungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan untuk
kesalahannya.
4
metode yang digunakan guru tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Guru
dengan cara menyesuaikan dengan kondisi siswa, lingkungan belajar, serta sarana
yang tersedia di sekolah, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Cepat atau lambatnya siswa berbicara Bahasa Inggris akan berbeda satu sama
lain. Dengan diberikan praktek bicara secara lisan, siswa akan cepat untuk belajar
untuk praktek bicara Bahasa Inggris agar siswa tidak merasa bosan, salah satunya
adalah metode drill and practice. Dengan menggunakan metode, drill and practice
pelajaran tidak hanya akan terfokus pada buku dan papan tulis saja.
Dengan drill and practice, siswa bisa belajar Bahasa Inggris sedikit demi
juga bisa disisipi dengan humor sehingga siswa tidak merasa bosan.
d. Penutup
1. Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
2. Memberikan latihan penenangan.
bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan
pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan
praktek di sekolah. Bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga
menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa
Drill and Practice dalam kegiatan pembelajaran bisa dimulai dari kegiatan yang
mudah menuju yang kompleks. Dengan penggunaan Drill and Practice dałam
penguasaan Vocabulary
C. Keterampilan Berbahasa
Berkomunikasi melalui lisan dilakukan dalam bentuk simbol bunyi dimana setiap
simbol bunyi memiliki khas tersendiri. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
1) Sistem lambang bunyi artikulasi yang dipakai untuk melahirkan perasaan dan
pikiran,
3) Percakapan (perkataan yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik).
Salah satu fungsi utama bahasa adalah untuk menyampaikan pesan dari satu
orang ke orang lainnya. Setiap manusia di dunia ini harus mempunyai keterampilan
kita dapat menyampaikan perasaan, pikiran, salam dan rasa simpati kepada mereka.
mereka masih bayi. Wassid dan Suhendar (2009: 241) menyatakan bahwa
keinginan kepada orang lain. Manusia belajar menggunakan bahasa ibu untuk
Berbagai aspek keterampilan dalam Bahasa Inggris harus dikuasai siswa untuk
Empat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa tersebut yaitu: listening,
dengan lancar maka keterampilan utama yang harus dikuasai oleh siswa adalah
tersebut,
sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata tetapi berbicara merupakan suatu alat
Menurut Slamet dan Amir (dalam Suherman 2009: 59) Pengertian berbicara
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau
gagasan.Berbicara adalah bagian dari pertukaran timbal balik dengan resepsi dan
interaksi saling berhadapan termasuk dialog, diskusi, atau beberapa bentuk pertukaran
gagasan ide, dan perasaan melalui bahasa lisan, baik satu arah maupun dua arah.
semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara (Slamet, 2007: 34). Musaba
yang telah mahir berbicara (orator) untuk mengambil hal- hal penting
berbicara seperti yang dirumuskan oleh Tarigan (2008: 17) bahwa tujuan berbicara
menyampaikan pesan secara lisan biasanya sudah dimiliki oleh anak-anak sebelum
usia sekolah. Kemampuan speaking ini bervariasi kualitasnya untuk masing- masing
anak. Kemampuan speaking yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa, terutama
bahasa inggris di Sekolah Menengah Atas diperlukan adanya suatu penilaian agar
dapat
5
Brown dan Yule (dalam Nunan, 1989: 26) berpendapat bahwa berbicara
adalah menggunakan bahasa lisan yang terdiri dari ucapan yang pendek, tidak
berhubungan erat dengan pengulangan dan tumpang tindih yang dilakukan antara
pembicara satu dengan yang lain, dan pembicara sering menggunakan non-specific
hanya dari pengetahuan tentang ciri-ciri bahasa, tetapi juga dari kemampuannya
menjadi dua, yaitu ciri-ciri bahasa dan proses mental atau proses sosial. Berdasarkan
Harmer (2001 : 269) dapat dijelaskan sebagai berikut. Unsur yang pertama adalah
ujaran dengan lancar. Unsur yang kedua adalah alat berekspresi. Unsur penting yang
ketiga adalah leksis dan tata bahasa. Unsur penting yang keempat adalah bahasa
negosiasi. Untuk menarik siswa agar tertarik dengan pembelajaran Bahasa Inggris
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari
dalam diri siswa itusendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan,
sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Berdasarkan pendapat Sanjaya tersebut, guru dan siswa bisa bersama- sama
keterampilan, dan sikap. Pengetahuan tidak hanya difokuskan pada satu aspek saja,
tetapi semua aspek yang ada dalamdiri siswa.Berbagai aspek dalam Bahasa Inggris
lives, Giving and getting information is by no means the only one. Of course,
tersebut, bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Dalam era globalisasi yang semakin maju, manusia tidak hanya membutuhkan
Siswa juga harus diberikan keterampilan berbahasa tidak hanya Bahasa ibu saja.
Gee (2014:2) mencontohkan jika ada orang lain memberikan salam pada kita
“how are you", tetapi kemudian kita tidak bisamembalas salam dari mereka maka
apa yang ada dipikiran orang tersebut? Bisa saja mereka berpikir bahwa kita adalah
Sekolah Dasar bahkan kanak-kanak karena Bahasa Inggris sudah dianggap sebagai
merupakan bahasa yang sulit bagi anak-anak di Indonesia. Banyak anak-anak yang
sedang belajar.
Bahasa Inggris anak akan berkembang secara alami. Cara tersebut juga dapat
membuat anak memperoleh lebih banyak vocabulary Bahasa Inggris yang akan
mereka
5
gunakan dalam percakapan yang akan mereka ucapkan. Pengucapan Bahasa Inggris
dengan pelafalan yang benar, bunyi bahasa, kata, frasa, dan kalimat yang
dalam belajar Bahasa Inggris tidak akan cepat berkembang jika hanya disuruh untuk
menulis atau membaca saja.Tetapi kemampuan siswa juga tidak cepat berkembang
jika hanya menghafal teks saja. Kemampuan speaking siswa bisa didapat dari
melihat atau mendengar.Dengan cara itu, siswa bisa merekam hal yang mereka lihat
atau dengar dalam otak mereka, Misalnya seorang keturunan Cina yang lama
tinggal di Jogja yang telah mendengar dan melihat kebiasaan orang Jogja pasti akan
bisa sedikit demi sedikit mengikuti bahasa atau kehidupan di Jogja. Begitu pula
dengan Bahasa Inggris, siswa yang sedikit demi sedikit belajar berbicara atau
mendengar Bahasa Inggris pasti akan bisa berbicara Bahasa Inggris meskipun kata-
kesalahan. Kesalahan tersebut datang dari berbagai alasan. Ridell (2003: 142)
mendengarkan, hal inilah yang membuat banyak siswa yang mulai bosan dan tidak
siswa berkaitan dengan pemahaman terhadap suatu teks yang mereka baca dan
secara lancar,
Tes kemampuan speaking merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam tes bahasa (Heaton, 1989). Sebagai kemampuan berbahasa yang aktif-
kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono, 1996). Berkaitan dengan hal ini, Harris
(1996) menyatakan, bahwa tidak ada kemampuan berbahasa yang begitu sulit untuk
dinilai sebagaimana tes berbicara. Kemudian ditegaskan kembali bahwa berbicara itu
Pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan serta pola tekanan
kegiatan berbicara. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
mampu berbicara adalah tes kemampuan berbicara. Pada prinsip ujian kemampuan
maka penilaian kemampuan speaking lebih ditekankan pada praktik berbicara. Untuk
rnengetahui keberhasilan suatu kegiatan tertentu perlu ada penilaian. Penilaian yang
dua faktor yaitu faktor kebahasaan dan non-kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi
b) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta rekaman suku kata
memuaskan?
d) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
dan bimbingan. Apabila salah satu faktor tidak dapat dikuasai dengan baik, akan
terjadi kelambatan dan mutu bicara akan menurun (Hasuti, dkk 1985). Semakin
tinggi kemampuan seseorang menguasai kelima unsur itu semakin rendah pula
penguasaan berbicaranya. Akan tetapi, sangat sulit bagi kita untuk menilai faktor-
faktor itu karena sulit diukur. Berdasarkan fakta bahwa kegiatan berbicara cenderung
dapat diamati dalam konteks nyata saat siswa berbicara, maka dalam kegiatan
berbicara
5
ketahui dan dapat mereka lakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
(Johnson, 2004). Penilaian kinerja mempunyai dua karakteristik dasar yaitu (1) siswa
produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan misalnya berpidato), (2)
mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui tingkat
yang disebut penilaian. Selain itu, Jihad dan Haris (2008: 24) berpendapat bahwa
penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak
mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Kegiatan
penilaian tidak hanya dilakukan dengan teknik observasi karena unsur subjektivitas
penilai sangat berperan. Penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat pula
dilakukan tidak hanya untuk menilai hasil belajar siswa saja, namun juga untuk
menilai kegiatan pengajaran itu sendiri, artinya informasi yang diperoleh dapat
proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Selanjutnya Tuckman dalam Burhan
Nurgiyantoro (2011: 5), mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui
(menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai
dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian-uraian di atas,
Kriteria penilaian tersebut berdasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Tagliante
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes kemampuan speaking bahasa Prancis
yang disertai dengan kriteria penilaian tes. Hal yang berkaitan erat dengan instrumen
Penilaian mengenai apakah yang akan dinilai itu produk atau kinerjanya akan
sangat bergantung pada karakteristik domain yang diukur. Dalam bidang sastra,
misalnya acting dan menari, kinerja dan produknya sama penting. Penilaian
dengan menggunakan skala penilaian (rating scale). Walaupun cara ini serupa
pesertadidik secara kontinun tidak lagi dengan metode dikotomi. Dengan kata lain,
kedua cara ini sama-sama berdasarkan pada beberapa kumpulan keterampilan atau
kemampuan kerja yang hendak diukur. Checklist hanya memberikan dua katagori
penilaian, sedangkan skala penilaian memberikan lebih dari dua kategori penilaian.
Paling tidak ada tiga jenis skala penilaian, yaitu: (1) numerical rating scale, (2)
graphic rating scale, dan (3) descripzive rating scale. Selain itu, alat penilaian
tekanan, tata bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman (Nurgiyantoro, 2005: 156).
kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan. Keenam haltersebut adalah: a )
pemahaman.
kemampuan berbicara seseorang, yaitu: a) lafal dan ucapan; b) tata bahasa, stuktur
kebahasaan yang sesuai dengan ragam bahasa yang dipakai; c) kosakata, pilihan kata
suatu bidang bahasa yang disebut leksikologi atau ilmu vocabulary. Leksikologi atau
ilmu vocabulary adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata. Sulaiman,Gani&
syafri K.(1986) menyatakan bahwa kata vocabulary berasal dari bahasa sansekerta
Koca dan katha. Kedua kata tersebut diserap kedalam bahasa indonesia sebagai kata
majemuk. Rivers (Nunan, 1991 : 117) menyatakan bahwa vocabulary merupakan hal
yang penting agar dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi
vocabulary yang dimiliki maka makin besar pula kemungkinan terampil berbahasa.
6
adalah kata-kata yang dimiliki suatu bahasa atau seseorang yang membentuk bahsa
yang bersangkutan atau dipakai oleh orang atau kelompok masyarakat yang
vocabulary itu sendiri dalam pembentukan bahasa seseorang. Hal ini merupakan
yaitu: recyc/ed words, the second-hand c/oze, dan the vocabulary interview.
use ke productive use yang berfokus pada belajar yang disengaja. Dalam the
siswa membaca teks yang mengandung vocabulary sasaran, siswa dengan sengaja
kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada guru atau kepada siswa lain
tentang vocabulary tertentu, Salah satu tujuan prosedur ini adalah untuk membuat
merupakan salah satu hal yang penting untuk dikuasai. Vocabulary dapat diartikan
memahami kosakata dengan baik akan berdampak pula pada proses komunikasi yang
kosakata yang biasa digunakan untuk berkomunikasi bagi semua orang (Bamhart,
2008). Seseorang akan lebih mudah memahami suatu bahasa (berkomunikasi) apabila
terlebih dahulu memahami arti dari kosakata yang digunakan. Terdapat empat cara
untuk memahami kosakata, yakni (a) form, (b) pronunciation, (c) word meaning,
Pemahaman Vocabulary yang berkaitan dengan ranah kognitif yang terdiri atas
(Anderson & Katthwohl, 2001). Hai ini dapat dijelaskan bahwa "remember
dari ingatan.
yaitu memperkenalkan pada siswa suatu konsep, ide atau gagasan yang belum pernah
ia temui dan pelajari sebelumnya, dan (b) recalling (mengingat kembali), yaitu
membantu siswa mengingat kembali konsep, ide dan gagasan yang pernah ditemukan
atau pelajari.
mengartikan atau memaknai informasi dari berbagai materi ajar atau pengalaman.
hubungan sebab-akibat.
(melakukan) yaitu siswa dihadapkan pada soal yang familiar atau apa yang dilakukan
dimiliki.
tersebut saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain. Analyze (menganalisis)
bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait dan attributing (memberi simbol )
yaitu kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang sudut pandang, nilai atau
dasar yang lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang diajukan.
critiquing (mengkritisi).
tahap. Pertama: introducing: guru memperkenalkan kata baru dengan ucapan dan
pelafalan yang jelas dan benar, gunakan media gambar atau benda nyata. Kedua,
practicing: guru melatih siswa untuk menirukan dan berlatih. Keempat, applying:
siswa menerapkan dalam situasi yang tepat dengan bantuan guru (Suyanto, 2010).
dimiliki maka semakin mudah ia menjalin komunikasi dengan pihak Iain. Hal itu
terjadi karena katalah yang menjadi hal utama dalam komunikasi. Penguasaan
membaca dan mata pelajaran lainnya. Nurgiyantoro (2001: 213) menyatakan bahwa
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkaya kosakata siswa, menurut
Usman (1980:21) di antaranya adalah:
(l) Memperkenalkan sinonim dan antonim kata atau frase,
(2)Memperkenalkan imbuhan,
(3) Mengira dan mereka-reka makna kata dari konteks,
(4) Menjelaskan arti sesuatu yang abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah,
(5) Meningkatkan minat baca siswa, membaca dapat memperkaya kosakata siswa.
6
Vocabulary yang diperoleh dari hasil belajar dan penguasaan Vocabulary yang
dan lain-lain. Penguasaan Vocabulary tersebut tidak dapat dipisahkan secara tegas,
penting bagi seseorang dalam menuangkan ide, gagasan dan pikirannya. Dari definisi
yang sesuai dengan makna/ konsep, 2) menentukan kata yang memiliki kesamaan
6
No Indikator
bahwa Siklus I nilai rata-rata kelas 77,97 dengan ketuntasan kelas sebesar 66,66%
meningkat menjadi nilai rata-rata 83,35 dengan ketuntasan 100% pada siklus Il.
78,57 dengan kualitas sedang meningkat menjadi 84,16 pada siklus II termasuk
kualitas tinggi.
siswa dalam berbicara pada teks berbentuk narrative dengan menggunakan metode
Drill and Practice meningkat, yakni pada siklus I sebesar 58%, pada siklus II
.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode drill and practice dapat
Inggris.
F. Kerangka Berpikir
Salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa
Inggris adalah memperkenalkan Bahasa Inggris lebih dini,yaitu dimulai dari sekolah
para peserta didik,dan program ini bukan hanya diberikan di sekolah formal saja
Penerapan ini dapat dikatakan berhasil jika dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang maksimal, maka siswa harus memiliki minat belajar yang baik. Minat belajar
yang baik dapat dipengaruhi oleh penggunaan metode belajar yang digunakan untuk
lingkungan belajar yang terjadi dilapangan. Salah satu yang membuat Bahasa Inggris
penerapan metode Drill and Practice,merupakan salah satu metode yang tepat untuk
Drill and Pracatice adalah latihan dengan pratek yang dilakukan berulang kali
pengetahuan yanngdi pelajari. Dari segi pelaksanaan nya sisswa rerlebih dahul telah
di bekali dengan pengetahuan dengan teori. Kemudian Drill and Practice merupakan
sebuah contoh dari gleaming by doing'. Drill (latihan) adalah satu kegiatan melakukan
menjadi bersifat permanen. Sedangkan practice adalah latihan yang disiplin dan
pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa
mempraktekkannya sehingga menjadi mahir dan terampil. siswa yang harus aktif
dan bertindak dengan baik. Dan Practice yang artinya bermain adalah siswa
berbicara siswa tetapi berkaitan erat pula dengan penguasaan vocabulary saat siswa
melakukan Drill and practice didepan kelas. Vocabulary (kosakata) merupakan hal
sehingga mereka dapat berbicara dengan lancar. Melalui penerapan Drill and
sendirinya.
7
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam upaya
practice.
siswa. Penerapan metode Drill and Practice dalam pembelajaran bahasa inggris
diharapkan hasil belajar vocabulary siswa semakin meningkat. Selain itu pada
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa akan mencapai
sebelumnya.
7
D. Hipotesis Tindakan
yaitu:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah, sedangkan tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang disengaja dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
kejelasan dari yang selama ini tidak jelas itu berdasarkan umpan balik yang
ternyata tidak cocok dengan kondisi kelasnya, maka melalui penelitian tindakan kelas
ini guru dapat mengadaptasi teori tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang
75
76
cara demikian, kepentingan proses dan atau produk pernbelajaran yang lebih efektif,
adalah: "Apakah sesungguhnya definisi Penelitian Tindakan Kelas itu? Ada beberapa
gabungan definisi dari kata "penelitian," "tindakan" dan "kelas." Penelitian adalah
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu
suatu hal menarik minat.dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Jadi, Suharsimi (2007:3)
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
hasil betajar yang lebih baik. OIeh karena itu, penelitian tindakan kelas juga
untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang
maksimal. Penting untuk dipertegas di sini adalah pengertian atau makna "kelas"
itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari, kelas seringkali diartikan sebagai suatu
ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas semacam Ini
Oleh sebab itu, menurut Suharsimi (2007:3) "penelitian tindakan kelas dapat
dilakukan tidak hanya di dalam ruangan kelas saja, tetapi bisa di mana saja
tempatnya yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Jadi,
Studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar' hal yang
mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja
bakti di luar sekolah. 2) Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang
dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada
siswa. 4) Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang di amati adalah guru,
yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu
kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini
ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,
Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menguji pengaruh satu atau lebih
dari satu variable terhadap variable lain (Sukmadinata, 2008: 28). Penelitian kuasi
eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari 'sesuatu'
B. Prosedur Penelitian
Menurut Crisyanti (2011:143) prosedur adalah tata cara kerja yaitu rangkaian
tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang dan
merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.
Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur penelitian
seseorang dengan cara mencermati suatu Objek untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akhir yaitu meningkatkan mutu
penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahap yang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu cara yang strategis bagi
pembelajaran dikelas.
Sedangkan kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu
Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart (1986) mengatakan bahwa PTK adalah
karena di dafam suatu sikfus terdiri atas empat komponen, keempat komponen
tersebut, meliputi (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk
penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
Tahapan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart
a. Perencanaan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan
dilakukan. Pada tahap ini, peneliti merancang atau mendesain suatu tindakan
vocabulary siswa kelas Xl SMK Negeri 2 Lahat. Perencanaan tindakan drill and
practice meliputi:
2. Acting (tindakan) meliputi kegiatan belajar siswa dan evaluasi belajar siswa
8
kegiatan pembelajaran.
Pada tahap perencanaan disusun secara rinci kegiatan yang akan dilakukan,
yaitu:
and Practice
and Practice.
b. Pelaksanaan
tindakan di kelas. Salah satu yang harus dilakukan dalam melaksanakan tindakan
tersebut dapat dijabarkan secara jelas dan mudah dipahami. Untuk mengetahui
(2) acting, (3) observing, (4) reflecting. Apabila satu siklus belum menunjukkan
pengamat. Dalam tahap ini, guru sebagai pelaksana (peneliti) danteman sejawat
(oberver) mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang
akurat untuk penelitian siklus berikutnya. Pada tahap ini, guru bertindak sebagai
peneliti dimana akan melakukan pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan
a. Kegiatan siswa berupa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara dan
b.Kekurangan dan kelebihan metode drill and practice yang digunakan,tahap pernbelajaran
d. Refleksi
yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan
Setelah tahapan pertama yaitu penelitian tindakan kelas dilakukan dan diperoleh
hasil proses penerapan metode pembelajaran Drill and practice dalam meningkatkan
kemampuan speaking siswa yang tepat, maka tahap selanjutnya adalah untuk
merupakan penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
"sesuatu" yang dikenakan pada subjek yang diteliti dengan mencari pengaruh
terkendali.
Hal ini berarti eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu
peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu. Selanjutnya Sugiyono (2017:
77) mengatakan, desain eksperimen kuasi mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
eksperimen.
kemampuan kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk non-
equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2017:79), dalam penelitian ini
akan terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, Keduanya kemudian
diberi pre-tes untuk mengetahui keadaan awal dan perbedaan antara kelompok
03 - 04
(Sugiyono)
Keterangan:
01 : Pre-test kelas eksperimen 02 :
Post- test kelas eksperimen 03 :
Pre-test kelas kontrol
04 : Post- test kelas kontrol
X: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa penerapan metode pembelajaran
control.
kali tes pada masing-masing kelompok. Tes awal dilakukan terhadap kelompok
practice. Sedangkan tes akhir di kelompok kontrol, dilakukan dengan cara langsung
kedua nilai dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan menunjukkan pengaruh dari
1. Tempat Penelitian
Lahat, sekolah yang termasuk ruang lingkup pemerintah kabupaten Lahat Sumatera
Selatan.
2. Waktu Penelltian
dengan dua tahapan, yaitu persiapan (pra-penelitian) dan pelaksanaan. Tahap pra-
Subjek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam
Adapun subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI OTKP.
Peneliti memilih kelas ini sebagai subjek penelitian karena peneliti mengajar dan
berbicara dan penguasaan vocabulary masih rendah terjadi pada kelas tersebut.
Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk mencapai tujuan dari
penelitian. Data-data dari objek yang ditetiti merupakan data yang dibutuhkan Oleh
diteliti masih berupa populasi yang dipilih Oleh peneliti. Merturut Sugiyono
(2013:117) 'populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan Oleh peneliti
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah siswa kelas Xl OTKP
Semester genap SMKN 2 Lahat tahun pelajaran 2019/2020. Sesuai dengan kurikulum
2013 penetapan kelas Xl sebagai populasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
dilihat dari peningkatan hasil pretes dan post test penguasaan vocabulary pada siswa
kelas XI.
Berikut merupakan data jumlah siswa kelas Xl tahun pelajaran 2019/2020 di SMK
Kelas L P Jumlah
Xl OTKP 1 2 23 25
Xl OTKP 2 - 25 25
Xl OTKP 3 1 24 25
Jumlah 3 70 75
Objek penelitian yang masih berupa populasi harus dikerucutkan menjadi suatu
populasi yang telah dipilih. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh penulis
pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling, Menurut
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
Salah satu teknik sampling yang akan digunakan oleh penulis dari
purposive sampling, sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan
atas kriteria atau pertimbangan tertentu sehingga tidak melalui proses pemilihan
Eksperimen 1 24 25
Kontrol 2 23 25
Total 3 47 50
1. Observasi
mengumpulkan data secara efektif dan objektif jika dilaksanakan dengan cermat.
Agar observasi berjalan dengan baik maka diperlukan alat atau instrumen observasi.
Instrumen observasi pada PTK merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati
2. Tes
Tes mempunyai berbagai jenis salah satunya adalah tes berdasarkan cara
pengerjaannya. Poerwanti dan Masduki (2008:9) menyatakan salah satu tes tersebut
adalah tes tertulis, pada tes ini peserta didik diminta menjawab soal sebagai indikator
tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan Vocabulary
Variabel pertama yang diobservasi yaitu menerapan metode Drill and Practice
yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dibuat rubrik penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru.
Instrumen ini digunakan untuk mengukur seberapa baik guru menerapkan metode
Instrumen ini berupa lembar observasi aktivitas guru berisi tentang langkah-
Skor
No Indikator
4 3 2 1
(SB) (B) (K) (SK)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan penutup
tujuan untuk menghasilkan data kuantitatlf yang akurat, maka setiap indikator dałam
instrumen ini diberikan skala. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rating-
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata- kata sesuai dengan
Supaya observer dapat mengartikan setiap kriteria dan angka yang diberikan
pada alternatif jawaban pada setiap instrumen,maka masing- masing indikator diberi
Selain variabel Penerapan Metode Drill and Practice, teknik observasi juga
Metode Drill and Practice. Adapun indikator dari kemampuan speaking siswa yang
Sama seperti pada lembar observasi aktivitas guru, metode ini menggunakan
skala pengukuran yaitu skala rating-scale, dengan empat kriteria dan masing-masing
sebagai panduan bagi observer dalam memberikan cheklist pada kriteria penilaian.
dilakukan sebelum dan sesudah tindakan. Tes menjawab soal yang dilakukan siswa
adalah dengan cara melengkapi sebuah dialog atau teks yang berkaitan dengan materi
pikiran,sesuai n pendapat
dengan konteks
penggunaanya 3.Merespon
(perhatikan unsur pertanyaan
kebahasaan I menanyak 9,10 2
think,I suppose,in an
my opinion) pendapat
11,1 2
4.Menentuk
an 2
persamaan
kata 13,14 3
5.Menentuk ,15
an lawan
kata
6.Melengka
pi dialog
tentang
pendapat
Jumlah 15
2 Siklus 4.2 Menyusun teks 1.Mengiden 1,2 2
interaksi tifikasi
2 transaksional,lisa n kosa kata
dan tulis,pendek tentang
dan menanyak
sederhana,yang an setuju
melibatkan terhadap
tindakan memberi pendapat
dan meminta 3,4 2
informasi terkait 2.Mengiden
tifikasi
pendapat dan
vocabulary
pikiran,dengan
tentang
memperhatikan
menanyak
fungsi sosial an tidak
struktur teks,dan setuju
unsur terhadap 5 6 2
kebahasaan pendapat
9
4.Menentuk
an 9,10 2
persamaan
kata 11 13 15 5
5.Menentuk 12 14
an lawan
kata
6.Melengka
pi dialog
tentang
pendapat
Jumlah 15
3 Siklus 1.Mengiden 3 1,2 3
3.3Membedakan,dan tifikasi
3 unsur fungsi gambar
sosial,struktur teks poster
kebahasaan kerja 4 5 6 3
sesuai beberapa 2.Mengiden
teks khusus dalam tifikasi
bentuk undangan makna
resmi dengan yang
memberi dan tersirat
dalam 7,8 2
meminta informasi
teks
terkait kegiatan
3.Menentuk 9 1
sekolah/tempat
an jenis
dengan konteks poster
penggunaannya. 4.Menentuk
an lawan
10
kata 10 1
5.Menentuk 11 12 2
an
persama
an kata
14 13 15 3
6.melengka
pi kata
7.Menentuk
an
makna
kata
yang
terkandu
ng dalam
kalimat
Jumlah 15
4 Kuasi 4.3.1 Menangkap 1.Mengiden 1,2 3 3
Ekperi makna secara tifikasi
men kontekstual gambar
terkait fungsi undanga
sosial, struktur n 6 4,5 3
teks, dan unsur
2.Mengiden
kebahasaan teks
tifikasi
khusus dalam
makna
bentuk undangan yang
resmi lisan dan tersirat 7,8 2
tulis, terkait dalam
kegiatan teks 10 9 2
sekolah/tempat
kerja 3.Menentuk
an jenis
undanga 11 12 2
n
13 14 2
4.Menentuk
an lawan
kata
10
5. Menentuk 15 1
an
persama
an kata
6. Melengka
pi kata
7. Menentuk
an makna
yang
terkandu
ng dalam
kalimat
Jumlah 15
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data observasi dalam kegiatan
Data observasi yang diamati dalam proses penelitian ada 2 yaitu observasi
proses pembelajaran metode Drill and Practice dan kemampuan speaking. Dalam
kegiatan pembelajan yang menggunakan Drill and Practice data yang dianalisis
diawali dengan data kualitatif yaitu melakukan pengamatan atau observasi pada saat
disusun. Data tersebut kemudian dihitung secara kuantitatif untuk mengetahui nilai
Me = ∑𝑥 1
𝑛
Dimana :
Me = Mean (rata-rata)
Hasil analisis data tersebut kemudian akan didasarkan pada kategori kriteria
Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan atau observasi di analisis dengan cara
nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan
menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan
Me = ∑𝑥 1
𝑛
Dimana:
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi= Nilai x ke i sampai ke n
n= Jumlah individu (Sugiyono, 2012:49)
klasifikasi sikap yaitu terlebih dahulu mencari Skor tertinggi, Skor terendah, jumlah
kelas dan jarak interval. Dalam penelitian ini data yang ada sebagai berikut:
dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan baik secara manual maupun
Pada penelitian ini tes untuk setiap siklus dilaksanakan dua kali, yaitu pre-test dan
post-test. Hasil tes dalarn PTK dianalisis menggunakan Skor nilai O sampai dengan
100. Nilai tes berkisar antara O sarnpai dengan 100, interval hasil tes ada 4 ( sangat
Baik, Baik , Kurang , dan Sangat Kurang). Jarak interval = ( Skor maksimal — Skor
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan klasifikasi skor nilai tes
sebagai berikut :
10
NA = 𝑆𝐵X 100
𝑇𝑆
%
NA = Nilai Akhir yang dicari
SB = Skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes TS =
Total Skor maksimum dari tes
Setelah didapatkan nilai individu selanjutnya menganalisis nilai rata- rata
∑𝑿
X= 𝑵
Keterangan :
X = Nilai rata-rata yang dicari
∑ 𝑋 = Jumlah Nilai
N = Jumlah aspek yang dinilai (sumber
dari Muncamo, 2010: 15)
Penguasaan vocabulary siswa dikatakan berhasil bila telah memenuhi kriteria
Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
vocabulary bahasa inggris siswa sebelum dan sesudah tindakan apakah mengalami
peningkatan yang signifikan atau tidak dalam setiap siklus maka pembanding antar
𝑡0 = 𝑀𝐷
𝑆𝐸𝑀𝐷
Keterangan: ∑𝑫 ∑𝑫𝟐 ∑𝑫
𝑴 = , 𝑺𝑬 𝑺𝑫𝑫 , 𝑺𝑫 =√ −( ²
𝑫 𝑵 𝑴𝑫= 𝑺𝑫𝑴𝑫= √𝑵− 𝟏 𝑫 )
𝑵 𝑵
(Iriawan, 2006:45)
b. UJi-t dua sampel tidak saling berhubungan
Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti
(2014: 79) menyatakan bahwa uji independent sample t test adalah uji hipotesis ini
digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan
satu dengan yang Iain, dengan tujuan apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-
hasil skor nilai rata-rata pre-test dan post-test setiap siklus maupun skor nilai rata-rata
• Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka tidak ada perbedaan nyata
• Jika statistik t hitung > statistik t tabel, maka ada perbedaan nyata
Sedangkan statistik tabel data dicari pada tabel t: tingkat signifikansi adalah 5%
Kriteria keberhasilan dalam penetitian ini adalah 80% siswa kelas XIOTKP
tuntas nilai KKM yaitu 75. kemampuan speaking bahasa inggris siswa meningkat
vocabulary yang baik dan ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran bahasa
inggris menggunakan metode pembelajaran Drill and Practice bila dibanding dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Inggris terhadap siswa kelas XI SMK Negeri 2 Lahat, kegiatan ini dilakukan untuk
Penguasan vocabulary
anak kelas XI OTKP SMK Negeri 2 Lahat, secara umum yang terjadi adalah guru
metode ini mudah bagi mereka dalam menyampaikan materi pelajaran yang
saja, banyak siswa yang merasa kesulitan karena siswa masih berada ditahap
109
11
Guru juga masih berperan sebagai aktor pembelajaran dan kurang melibatkan
siswa dalam pembelajaran sehingga banyak siswa yang asyik bermain sendiri saat
pembelajaran yang berlangsung. Hal itu terlihat pada RPP yang telah dibuat oleh guru
yang salah satu indikasinya adalah dalam kegiatan awal pembelajaran guru tidak
menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran masih cenderung didominasi oleh guru atau teacher centre dimana
guru lebih dominan aktif, siswa terlihat pasif tidak ada aktivitas siswa untuk telibat
terpaku pada buku pegangan tanpa menggunakan media lain untuk menarik
perhatian siswa kearah belajar yang lebih baik sehingga siswa merasa jenuh atau
materi yang dipelajari hanya sebatas yang ada dibuku materi itu saja.
Sementara itu pada kegiatan penutup guru kurang melibatkan siswa dalam
siswa.Selain itu tindak lanjut yang semestinya dilakukan oleh guru langsung
Kegiatan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Inggris masih dianggap hal
yang sulit bagi siswa.Kesulitan ini dapat dilihat selama pembelajaran berlangsung,
kegiatan dialog. Siswa cenderung diam bila guru mengajukan pertanyaan, bahkan ada
pula yang tidak memperhatikan pertanyaan dari guru.Ada juga siswa yang meminta
temannya yang dianggap pintar di kelas itu untuk menjawab, sehingga yang aktif
siswa yang dianggap pintar tersebut.Siswa yang tidak aktif menjadi semakin tidak
aktif.
kemampuan speakingsiswa masih rendah yaitu dari 25 orang siswa baru sebanyak 5
siswa yang telah mencapai kriteria ‘’baik’’ dengan nilai rata-rata 2,87 dengan kriteria
ketuntasan klasikal 20%, dan sebanyak 20 siswa masih dalam kriteria ‘’sangat tidak
baik dan tidak baik’’ dengan nilai rata-rata 2,34 untuk yang sangat tidak baik
sebanyak 3 orang siswa, dan rata-rata 2,2 untuk yang tidak baik sebanyak 17 siswa,
Dari hasil tes sebanyak 25 orang siswa diperoleh data tentang nilai penguasaan
vocabulary pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XIOTKP SMK Negeri 2 Lahat
masih berada di bawah nilai KKM yaitu 75. Hasil tes menunjukan bahwa nilai rata-
rata penguasaan Vocabulary siswa adalah 48,8, nilai tertinggi adalah 80 dengan
jumlah siswa 10 orang, nilai terendah adalah 20 dengan jumlah siswa 1 orang dengan
nilai kriteria ketuntasan 0% artinya belum ada siswa yang tuntas.hal itu
Lahat pada pembelajaran Bahasa Inggris tergolong masih rendah.Dari uraian di atas
aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung selain itu juga dipengaruhi
oleh bagaimana guru mengemas suatu metode ataupun metode pembelajaran yang
diberikan semenarik mungkin akan anak berminat atau tertarik dalam pembelajaran
tersebut.
Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan terhadap sarana dan prasarana,
proses pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran, aktivitas siswa sama proses pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2
administrasi guru.Dengan kata lain RPP yang dibuat tidak dipedomani dalam
ada variasi metode pembelajaran juga tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran,
guru walau kadang tidak memahami apa yang harus dikerjakan karena siswa tidak
berani bertanya, (4) Guru masih mendominasi setiap langkan pembelajaran, (5)
metode drill and practice dan diharapkan siswa tertarik dan menyenangi
pembelajaran Bahasa Inggris langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dan guru
adalah berdiskusi, peneliti memberikan arahan kepada guru observer akan terjadi
sebagai berikut.
a. Perencanaan Tindakan
adalah menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
dicapai siswa dalam proses pembelajaran.pada siklus pertama ini kompetensi inti
faktual:
2. KI.4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konret dan ranah abstrak
sekolah.
Pada pembelajaran siklus pertama ini Kompetensi Dasar nya adalah 3.2
opinion)
Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
sub pokok bahasan ‘’asking opinion and giving oponion’’. Materi ini disampaikan
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
3. Memberikan
3. Menjawab
11
6. Siswa
6. Guru memulai latihan memperhatikan
dengan hal yang penjelasan dari
sederhana dulu guru
7. Guru menciptakan 7. Siswa berdiskusi
suasana yang secara berpasangan
menyenangkan atau mengerjakan dialog
menyejukkan
ditampilkan
9. Siswa berpasangan
9. Guru memberikan mempersentasikan
kesempatan kepada dialog opinion
siswa untuk terus kedepan kelas
berlatih 10. Salah satu
10. Guru menyimpulkan perwakilan pasangan
maju kedepan kelas
membacakan
kesimpulan hasil
dialog opinion yang
telah dilaksanakan
Sumber/ Media/ Alat dalam pembelajaran ini berupa buku paket pelajaran
yang digunakan foto copy soal pre-test dan post-test. Sementara penilaian yang
b. Pelaksanaan tindakan
Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus pertama
11.30 WIB terdiri atas tiga tahapan yaitu kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan
akhir.
Kegiatan awal. Kegiatan diawali siswa duduk dengan rapi ditempat duduknya
nya untuk berdoa “ before we start to our lesson let’s pray together,pray begin secara
selanjutnya, guru mengecek kondisi kingkungan kelas apakah sudah bersih atau
diambil sampah yang ada dibawahnya masing- masing”, dengan tertib siswa
siswa dengan bertanya kepada seketaris “siapa yang tidak masuk hari ini
individu mulai absen no urut 1 sampai nomor absen 25. Pada siklus pertama ini
“Baiklah anak-anak sebelum ibu memulai pembelajaran hari ini, ibu minta
kalian mengerjakan terlebih dahulu soal-soal pre-test tentang materi yang akan ibu
ajarkan, tujuan diberikan pre-test ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal
kalian mengenal pelajaran yang akan ibu sampaikan.Secara serentak siswa menjawab
memberitahukan “anak-anak jangan lupa menuliskan nama dan kelas kalian di kertas
jawaban”. Setelah menerima soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut
sebutkan cara-cara mengungkapkan saran dan respon yang kita berikan pada orang
itu contoh ungkapannya mom” untuk merespon terdiri dari dua yaitu menerima dan
menolak, cara menerima saran “your suggestion is very good,i like your
suggestion,we are in the same idea”, cara menolaknya , “no thanks,I’d like your
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa ” tujuan yang
harus anak-anak capai setelah mempelajari materi ini yaitu anak-anak dapat
Kegiatan inti. Setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh
pendapat”.”Benar sekali”,hari ini kita akan belajar bagaimana cara kita menannyakan
opinion), serta kita juga harus mengetahui kata kerja yang biasanya digunakan untuk
think …., in my opinion…, I suppose” “that’s Good, Aldino”. Dari jawaban siswa
dengan dua cara yaitu accepting opinion:yes, that’s tight, I’m with you, I’m in the
same mind and Etc.Sedangkan rejecting yaitu No,your idea is good but,we are
in the different i’ne, Etc.Sehingga pengertian Asking and Giving Opinion adalah
itu hanya sekedar contoh saja, masih ada lagi.Coba resti,kamu jawab pertanyaan
masih banyak yang lain lagi mom”.”thank you maya” kemudian guru membuatkan
Ani : Hmmm, what do you think if today I but the vegetales for our dinner? Nisa :
which the sentence showing asking opinion?” ok mom “what do you think if
today I buy the vegetables for our dinner? and how if I buy meat?”.”it’s very
good ,rani” guru memberikan penguatan atas jawaban siswa. kalimat“I think it’s
good “adalah kalimat menyatakan giving opinion.”Is there any questions?, do you
siswa menjawab “no,mom”.kalau tidak ada lagi pertanyaan ibu akan membagi kalian
menjadi berpasangan.
Guru memberikan tema bebas tentang opinion dan situasinya juga bebas lalu
guru mengajukan pertanyaan “Semua sudah paham cara membuat dialognya “ya,
“Good morning my friend, in this occassion we would you like to present dialoque
lain menyambut dengan tepuk tangan.Setelah itu anak langsung berdialog namun
sebelumnya anak menjelaskan dulu situasi tentang dialog “In the morning, a group of
people are running in a car-free area. Sinta is a young woman paused by a shop to
Sinta : Good morning.ma’am.Can you make a glass of coconut ice for me?
Waiter : Yes,here it is.By the way.Have you watched Asian Games closing last
you ma’am?
Waiter : I didn’t have time to watch it, I was so busy at the time.
pasangan yang telah menampilkan dialog. Selanjutnya pasangan yang lain juga maju
pertemuan kita pada hari ini telah selesai, jadi sebagaimana yang sudah kita ketahui
kepada orang lain misal nya “what do you think. ?,what is your opinion..?
ini setiap pasangan sudah tampil meyampaikan dialognya di depan kelas. Maka guru
dalam proses pembelajaran dan memberikan reward kepada pasangan yang sudah
Kegiatan akhir. Kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan kegiatan
membuat suatu kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, guru
memberi kepercayaan sepenuhnya kepada siswa dan mengajak semua siswa terlibat
tangannya.nabila “saya mom “ melalui dialog tadi saya merasa lebih paham
ibu akan memberikan evaluasi”. Setelah itu guru memberikan lembar tes kepada
siswa dalam bentuk soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan memberikan
motivasi kepada siswa agar mengerjakan soal lebih teliti dan memanfaatkan waktu
sebaik mungkin supaya dapat menjawab soal yang benar. Selama siswa mengerjakan
soal post test guru mengawasi siswa dengan cara berkeliling dengan tujuan
Baiklah anak –anak jam pelajaran kita sudah habis ibu akhiri saja pelajaran kita
warahmatullahi wabarakatu”
c. Hasil Observasi
tindakan pada siklus pertama selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan
siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.1 di bawah ini:
Rata-rata skor
Rata-rata skor
2,314,31
2.16
2
Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.1 terlihat bahwa rata-rata nilai pada proses
pembelajaran metode drill and practice pada siklus pertama adalah 2,16 termasuk
dengan materi Expressing Opinion (Asking and Giving Opinion) belum berjalan
secara optimal.
speaking siswa menunjukan hasil yang tidak baik hal ini dikarenakan masih banyak
berdialog,anak- anak masih belum memahami pola kalimat di dalam bahasa inggris
(3) kata-
12
kata yang digunakan siswa saat berdialog masih banyak yang salah; (4) kelancaran
berbicara.
Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice
pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMK Negeri 2 Lahat diadakan observasi
yang dilakukan oleh dua penilaian pada saat proses pembelajaran dapat dilihat pada
Rata-rata siklus
Rata-rata skor 4.65
Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.2 terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan
Speaking siswa pada proses pembelajaran pada siklus pertama dalam 2,32 dan
dikategolikan “Tidak Baik”. Hal ini terlihat dari masih besarnya beberapa aspek
pada siklus pertama, kemampuan Speaking siswa belum sesuai dengan apa yang
a) Hasil pre-test
materi, maka sebelum proses pembelajaran siswa diberikan pre-test dan diperoleh
hasil rata-rata sebesar 48,80 dengan nilai tertinggi 70 dan terendah 20.
13
b) Hasil post-test
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberikan tes dengan tujuan untuk
metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata- rata prestasi belajar siswa
pada siklus pertama ini adalah 66,40 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40.
Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 dan
66.4
48,8
Pre-Test Post-Test
Dari tabel 4.4 dan grafik 4.3 diatas,dapat diketahui bahwa dengan penerapan
metode Drill and Practice pada siklus diperoleh nilai rata-rata pre- test dan post-
test adalah 48,8 dan 66,4 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 0%
dan 40% atau ada 0 siswa untuk pre-test dan 10 siswa untuk post-test. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus yang telah dilakukan secara klasikal siswa
belum dikategorikan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai > 70 baru mencapai
sebesar 40% artinya belum mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 80%.
dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80% sesuai dengan KKM yang telah
singnifikan atau tidak digunakan uji t-tes.dalam menganalisis uji-t tes ini, penelitian
menggunakan data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test siswa pada siklus
pertama. Maka didapatlah data uji-t tes untuk nilai pre-test dan post-test siswa
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus pertama
diperoleh thitung sebesar 7,818 bila dikonsultasikan pada ttabel dengandk 24 pada
taraf singnifikasi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel.
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang singnifikan antara nilai rata-
rata pre-test dengan nilai rata- rata post-test atau terjadi peningkatan prestasi belajar
d. Hasil Refleksi
yaitu ada beberapa indikator yang masih dikategorikan “kurang” yaitu 1) apersepsi
2. Untuk kegiatan kemampuan speaking siswa, hasil penilaian dari 2 orang penilai
dari proses berdialog masih ditemukan kelemahan yang perlu diperbaiki yaitu pada
sedangkan penilai 1 untuk indikator tata Bahasa dan kefasihan rata-ratanya adalah
2,52 dan 2,36 dengan katagori “sangat tidak baik”. Selanjutnya menurut penilai 1
untuk indikator tata Bahasa dan kefasihan rata-ratanya adalah 2,44 dan 2,24
dengan katagori “tidak baik”. Sedangkan menurut penilai 2 tata Bahasa, kefasihan
dan vocabulary rata- ratanya adalah 2,48 ,2,2 dan 2,48 katagori “ tidak baik”.
3. Hasil tes penguasaan vocabulary pada siklus pertama untuk pre-test adalah rata-
rata 48,8, nilai tertinggi 70 dan terendah 20 sedangkan hasil post-test diperoleh
rata-rata 66,4 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Ketuntasan belajar
pre-test dan post-test mencapai 0% dan 40% atau ada 0 siswa untuk pre-test dan
telah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus l yang telah dilakukan
secara klasikal siswa belum dikategorikan tuntas, karena siswa yang memperoleh
nilai > 70 baru mencapai sebesar 40% artinya belum mencapai persentase
e. Rekomendasi
Sesuai dengan hasil refleksi di atas, maka perlu diadakan perbaikan untuk
dan arahan dari guru karena indikator inimasih dikategorikan “sangat kurang:.
kelancaran lisan,
apa yang mereka ucapkan; 8) guru harus membuat suatu kesimpulan dari
3) Penguasaan vocabulary siswa pada siklus pertama masih rendah oleh karena
jelaskan dan mudah di mengerti oleh siswa agar saat di berikan test siswa
mampu menjawab soal dengan baik sesuai dengan materi yang meraka
terima.
f. interpretasi Hasil
dalam kategori kurang. hal ini disebabkan karena banyak ditemukan kekurangan-
kekurangan dalam penerapan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini terlihat
pada saat guru memberikan apersepsi belum mengaitkan dengan kehidupan sehari –
menyampaikan tujuan tidak disertai penjelasan agar anak bisa engan mudah
Hasil observasi terhadap kemampuan speaking siswa pada siklus pertama ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih tidak baik dalam berbicara Bahasa
inggris baik dari segi lafal, tata Bahasa,kefasihan dan vocabulary dalam melakukan
dialog. Data hasil observasi yang dilakukan tentang kemampuan speaking tersebut
Bahasa inggris.. hal itu terlihat dari rata-rata kemampuan speaking siswa secara
klasikal adalah 2,36 dan berada pada kategori tidak baik. Hal ini terlihat dari aspek
lafal pengucapan siswa yang masih tidak baik yaitu masih banyak pengucapan yang
susah untuk dipahami, dari segi tata Bahasa siswa masih binggung saat menggunakan
pola-pola kalimat sesuai dengan tenses nya, siswa masih belum lancar saat
Sementara data pengguasan vocabulary siswa yang diproleh dari pre- test dan
48,8 sedangkan rata-rata post-test 66,4. Perbedaan rata-rata pre-test dan post-
test(gain) sebesar 17,20. Setelah di uji-t terhadap hasil pre- test dan post-test maka
diproleh nilai thitung sebesar 7,818. Jika dikonsultasikan nilai ttabel dengan taraf
singnifikasi 5% diperoleh sebesar 2,064, karena thitunglebih besar dari t-tabel berarti
singnifikan bila dibandingkan dengan pre-test setelah diterapkan metode drill and
penelitian ini belum sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
persiapan guru dalam penerapan metode pembelajaran dang materi belum matang,
sehingga banyak memakan waktu, dan tentunya kemampuan guru dalam menerapkan
metode pembelajran yang masih belum ideal, sehinga diperluka perbaikan dan
a. Perencanaan Tindakan
menganalisis kompetensi inti(kl) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan
dicapai, siswa dalam proses pembelajaran. Pada siklus kedua kompetensi inti masih
diajarkan adalah:
2. KI.4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
4.2 menyusun teks interaksi transaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan
pikiran, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan
Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa selama proses pembelajaran adalah siswa dapat menyebutkan pengertian setuju
sub pokok bahasan :agree and disagree with someome opinion”. Materi ini
menggunakan metode Tanya jawab, unjuk kerja dan penugasan. Untuk langkah -
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
2. Memberikan pretest
tentang materi ‘’agree
and disagree with
someone opinion’’
2. Mengerjakan pre-
test tentang materi
‘’agree and
disagree opinion’’
14
3. Memberikan
pertanyaan tentang
materi sebelumnya
‘’Exspressing asking 3. Menjawab
opinion and giving pertanyaan dari guru
opinion’’ untuk tentang materi
mengingatkan materi ‘’asking and giving
tersebut opinion’’
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
‘’agree and disagree
’’yang hendak dicapai
siswa. 4. Mendengarkan
tujuan
pembelajaran
tentang
materi’’agree and
disagree opinion’’
9. Siswa berpasangan
9. Guru memberikan mempersentasikan
kesempatan kepada dialog agree and
siswa untuk terus disagree with
berlatih someone opinion
kedepan kelas
11. Siswa
11. Guru mengadakan mendengarkan hasil
3. Kegiatan kesimpulan yang
refleksi dan memberi
penutup disampaikan guru
reward kepada
(15menit)
kelompok atas
keberhasilan dalam
belajar
12. Siswa
12. Guru memberikan mengerjakan soal
soal evaluasi evaluasi dengan
14
tertib
Sumber/ media/ alat dalam pembelajaran ini berupa buku paket pelajaran
1. Jakarta. Bima dan Kurniawan. 2014. Bahasa inggris mata pelajaran wajib kelas XI
SMA/MA/MAK Semester 1. Klate: intan Pariwara. alat yang digunakan foto copy
soal pre-test dan post-test. Semester penilaian yang diterapkan tedapat tiga jenis
Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini pada dasarnya tidak
begitu banyak perbedaan dengan rencana tindakan pada siklus pertama, tetapi ada
yang menjadi rekomendasi perbaikan dari siklus pertama, tentunya akan diberikan
b. Pelaksanaan tindakan
Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus pertama
11.30 WIB terdiri atas tiga tahapan yaitu kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan
akhir.
siswa mengucapkan salam kepada guru “ Good morning , mom”di jawab oleh guru
“Good morning my student, sit down please.Before we start to our lesson let’s
lingkungan kelas apakah sudah bersih atau belum.””siapa yang piket hari ini?”, “azra,
intan, novi,riza sama dina , mom” jawab ayu. Kemudian guru memanggil siswa yang
piket “mom minta tolong dibersihkan bagian depan kelas, kemudian sampahnya
memanggil nama satu persatu. “ Ervi” “present mom”, wanda “hadir”, rahma “yes
mom” guru memanggil sampai dengan siswa yang terakhir.” bagus semua hari ini
hadir”
“Baiklah anak-anak sebelum ibu memulai pelajaran hari ini, ibu minta kalian
yang akan ibu ajarkan yaitu agreemen and disagreement, tujuan diberikan pre-test ini
adalah untuk mengetahui kemampuan awal kalian mengenai pelajaran yang akan ibu
membagikan soal pre-test kepada masing- masing anak. Guru memberitahu “anak-
anak jangan lupamenulis nama dan kelas kalian di kertas jawaban”. Setelah menerima
soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut sekitar 7 menit. Kemudian
guru berkata: “bagi siswa yang telah selesai mengerjakan test silahkan dikumpulkan”
“ya mom” jawab riza, setelah selesai siswa kemudian satu persatu mengumpulkan
lembar test.
apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari minggu lalu
subject did we learned last week?” l’m mom, nanda mengacukan tangan “about
asking and giving opinion, mom”,“that’s right”.“sela, kamu masih ingat contoh
tangapan, “coba emil masih ingat bagaimana caranya”emil: “untuk merespon terdiri
dari dua yaitu menerima dan menolak, cara menerima pendapat orang lain
“thank you,
14
thanks for you opinion”, cara menolaknya,” no thanks, your idea isgood but,
we are in the different line, and Etc” ok, good answer emil.
kemudian guru menuliskan materi tersebut di papan tulis. Rani” Do you know what
setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu” sesuatu” “yeah, that’s right Rani”.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
“setiap melaksanakan pembelajaran harus ada sesuatu yang kita dapatkan oleh karena
itu pembelajaran hari ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan pengertian setuju
keempat point yang ibu sebutkan tadi, ibu harapkan kalian dapat mencapainya”.
Kegiatan inti. Setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh
bagaimana cara kalian menanyakan atau memberikan pendapat, hari ini kita akan
Materi ini yaitu tentang bagaimana cara kita menyatakan perasaan setuju dan tidak
setuju terhadap pendapat yang disampaikan orang lain”. Sebelum ibu memberikan
penjelasan dinda “tolong kamu bacakan ungkapan setuju dan tidak setuju yang ada
didalam LKS, yang lainnya tolong disimak”. “baik, mom” kemudian dinda membaca
dengan suara lantang, sedangkan yang lainya menyimak. “dinda telah selesai
membaca tentang ungkapan setuju dan tidak setuju, sekarang silahkan dengar
penjelasan ibu”. Ungkapan setuju dan tidak setuju adalah ungkapan yang kita
gunakan untuk menyatakan perasaan kita terhadap sesuatu, apakah kita setuju atau
tidak. Karena minggu yang lalu kita belajar tentang ungkapan pendapat, maka
kaitannya dengan materi ini adalah pernyataan kita terhadap pendapat seseorang
apakah kita setuju atau tidak setuju dengan pendapat yang disampaikan seseorang
menyatakan setuju. “Precisely…, Exactly, you are right…., Absolutely, she is right, l
am with you…, No doubt about it…” sedangkan ungkapan menyatakan tidak setuju
“l am sorry, that is our of question…, l think you are wrong…, I’d say the exact
A : What do you think about our holiday next week? Is there any idea? B : l
A : yes, l agree. The mountain is very beautiful now. So many recreation place
Sekarang perhatikan kalimat yang ada didalam dialog, nabila” please tell
uswhich the sentence showing asking agreement?” ok mom “Yes, agree the
Siswa menjawab “no, mom”. Kalau tidak ada lagi pertanyaan ibu akan membagi
menjelaskan masalah atau tema yang akan merekajadikan bahan untuk membuat
dialog, kegiatan ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan ‘anak-anak kita
kembali akan membuat dialog yang akan dipersentasikan didepan kelas, tetapi
sebelum kalian membuat dialogkalian harus harus menetukan terlebih dahulu tema
apa yang akan kita jadikan bahan untuk dialog tersebut kira – kira apa temanya ya?.”
Rani mengangkat tangan “mom, kita minggu lalu kan sudah berdialog tentang
opinion dan disana sudah ada ungkapan menanyakan pendapat dan memberikan
menambahkan peryataan setuju atau tidak setuju saja, bagaimana teman- teman?” sela
“ya mom, saya setuju” ayu juga menimpali “benar sekali mom, kita tinggal
melengkapi dialog dengan ungkapan yang telah dipelajari hari ini” “baiklah kalau
semua berkeinginan seperti itu, jadi tema kita tetap kalian sendiri yang tentukan dan
kalian menambahkan ungkapan yang telah kita pelajari hari ini”. Semua siswa
menyatakan setuju” setuju mom” “sekarang silahkan kalian buat dialog nya dengan
menambahkan materi kita pada hari ini. Anak-anak mulai membuat dialog dan
membimbing siswa”. Pertemuan ini sudah yang kedua kalinya kita latihan membuat
dialog, apakah masih ada yang belum paham?” “tidak mom”. Kemudian siswa
pasangan telah siap siswa diberikan kesempatan untuk latihan berdialog dengan
mom”. Kalau sudah silahkan kalian pelajari dialog tersebut dan latihan terlebih
dahulu dengan pasangannya masing- masing”. Setelah semua siap guru meminta
siswa untuk tampil kedepan kelas menampilkan dialognya “ok ibu akan memanggil
friend, in this occasion we would like to present dialoque “talking about Asian
Adji: oh yeah, l’ll go there with our friends, would you like to join?
Dinda: that’s good idea. l really want to wathch it, it is the spectaculer events.
Dinda: No problem.
Siswa mekanjutkan dialog sampai akhir naskah. Setelah proses dialog selesai.
pun maju ,ok silahkan tampil guru berkata. Mereka juga mulai berdialog akhir
Kegiatan akhir. Kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan kegiatan
inti.Kegiatan yang dilakukan adalah guru meminta siswa untuk membuat suatu
kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, guru memberi kepercayaan
sepenuhnya kepada siswa dan mengajak semua siswa terlibat untuk menyimpulkan
yang mengacukan tangannya.nabila “saya mom “ melalui dialog tadi saya merasa
pendapat kita, karena ungkapan tersebut digunakan dalam dialog dan dipersentasikan
ibu akan memberikan evaluasi”. Setelah itu guru memberikan lembar tes kepada
siswa dalam bentuk soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan memberikan
motivasi kepada siswa agar mengerjakan soal lebih teliti dan memanfaatkan waktu
sebaik mungkin supaya dapat menjawab soal yang benar. Selama siswa mengerjakan
soal post test guru mengawasi siswa dengan cara berkeliling dengan tujuan
Baiklah anak –anak jam pelajaran kita sudah habis ibu akhiri saja pelajaran kita
c. Hasil Observasi
dibandingkan dengan hasil pada siklus satu dapat dilihat pada tabel
Rata-rata skor
Rata-rata skor
5,93
Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.4 terlihat bahwa rata-rata nilai pada proses
pembelajaran metode drill and practice pada siklus kedua adalah 2,97 termasuk
kedalam “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru pada pembelajaran
Bahasa Inggris dengan menerapkan motode drill and practice, dengan materi
peningkatan. Dalam kegiatan ini guru telah melakukan perbaikan dari hasil
siklus kedua ini guru sudah mendiskusikan dan mengevaluasi dengan cara
yaitu 1) pada apersepsi , saat anak berdoa sebelum memulai pelajaran tidak hanya
surat Al’fatiha tetapi sudah ditambah dengan doa kelancaran lisan, 2) guru sudah
siswa untuk berpendapat dengan jelas; 5) saat proses berdialog sedang berlangsung
guru sudah membantu siswa yang mengalami kesulitan mengucapkan kalimat yang
sulit; 6) guru sudah membantu siswa menyusun kalimat agar menjadi lebih baik;
7)guru telah mengarahkan anak untuk berbagi pengalaman; 8) guru telah membuat
belum terlihat seharusnya dilakukan seperti pada saat proses berdialog guru kurang
memberikan bimbingan atau arahan, saat siswa sedang dalam proses menyelesaikan
kategori kurang. Dari data yang diperoleh pada siklus pertama nilai rata-rata proses
pembelajaran menggunakan metode drill and practice adalah 2,16 dan pada siklus
drill and practice pada siklus pertama dan kedua, hasil pengamatan tersebut dapat
siklus 1 siklus 2
siswa menunjukkan hasil yang baik, dikarenakan permasalahan atau kendala yang
ditemukan pada saat siklus pertama telah mengalami banyak perubahan, seperti: (1)
tinggal sedikit kesalahan pengucapan; (2) siswa sudah mulai memahami kesalahan
penggunaan tata bahasa saat berdialog, (3) kata-kata yang digunakan siswa saat
berdialog sudah tidak banyak yang salah; (4) berbicara sudah mulai lancar.
Tetapi perubahan masih perlu diperbaiki lagi karena masih belum sesuai
daerah.
Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh dua penilai pada saat proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 dan grafik 4.6 di bawah ini:
Rata-rata skor
Rata-rata skor
5,72
Berdasarkan tabel 4.8 dan grafik 4.6 terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan
speaking siswa pada proses pembelajaran pada siklus kedua adalah 2,86 dan
metode drill and practice pada sub pokok bahasan agreement and disagreement
hampir sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi tetap perlu ilakukan perbaikan
kemampuan speaking antara siklus 1 dan siklus 2 yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata
kemampuan speaking adalah 2,32, sedangkan nilai rata-rata siklus kedua adalah 2,86 .
3.5
3 2,86
2.5 2,32
2
1.5
1
0.5
0
siklus 1siklus 2
signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-test ini, peneliti
menggunakan data yang diperoleh dari hasil rata-rata siswa pada siklus pertama dan
kedua. Maka didapat lah interpretasi data uji t-test untuk nilai rata-rata siklus pertama
dan rata-rata siklus kedua. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah.
Tabel 4.9 Data uji-t rata-rata Siklus Pertama dan rata-rata Siklus
Kedua
Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji-t rata-rata siklus pertama dan rata-rata pada
24 pada taraf signifikan 0,05 atau 5% sebesar 2,064, Ternyata thitunglebih besar dari
ttabel , berarti hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan dibandingkan dengan
rata-rata siklus pertama. Jika dilihat selisih skor rata-rata pre-test dengan post-test
siklus pertama dan kedua terlihat pada grafik 4.8 berikut ini:
15
10
0
siklus 1 siklus 2
Siklus 1siklus 2
b. Hasil Pre-test
materi, maka sebelum proses pembelajaran siswa diberikan pre- test dan diperoleh
hasil rata-rata sebesar 55,60 dengan nilai tertinggi 80 dan dan terendah 30.
c. Hasil Post-test
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes dengan tujuan untuk
metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
pada siklus kedua ini adalah 75,20 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.
Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 dan
Pre- Post-
No Uraian Frekuensi Frekuensi
Test Test
1 Jumlah Siswa 25 25
2 Nilai Tertinggi 80 2 orang 90 3 orang
3 Nilai Terendah 30 1 orang 40 1 orang
Jumlah siswa yang
4 23 7
belum tuntas
jumlah siswa yang
5 2 19
sudah tuntas
6 Rata-rata 55,6 84,4
Persentase
7 8% 76%
Ketuntasan
55.60
60.00
40.00
20.00
0.00
Pre-Test Post-test
Pre-TestPost-test
Dari tabel 4.10 dan grafik 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa dengan penerapan
metode Drill and Practice pada siklus kedua diperoleh nilai rata- rata Pre-test dan
Post-test adalah 55,60 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 8%
dan 76% atau ada 2 siswa untuk pre-test dan 19 siswa untuk post-tes. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua yang telah dilakukan secara klasikal
Karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai sebesar 76% artinya belum
≥70 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80% sesuai KKM yang telah
signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti
menggunakan data yang diperoleh dari hasil Pre-test dan Post-test siswa pada
siklus kedua. Maka didapatlah interpretasi data uji-t tes untuk nilai pre-test dan
post-test siswa pada siklus pertama. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.11 di
bawah ini :
thitung 7,324
ttabel 2,064
16
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus kedua
diperoleh thitung sebesar 7,324 bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada taraf
signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti
menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada siklus pertama
dan kedua. Maka didapatlah Interpretasi data uji t-tes untuk nilai post-test siklus
pertama dan post-test siklus kedua. Data hasil dilihat pada tabel 4.12 di bawah
ini:
Tabel 4.12 Data uji-t Post-test Siklus Pertama dan Post-test Siklus
Kedua
Siklus Siklus 1 Siklus 2
thitung 4,531
ttabel 2,064
16
Berdasarkan tabel 4.12 hasil uji-t post-test siklus pertama dan post- test
siklus pertama dan post-test pada siklus kedua diperoleh nilai thitung sebesar 4,531.
Bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%
sebesar 2,064, berarti hasil post-test siklus kedua naik secara signifikan
Jika dilihat selisih skor rata-rata Pre-test dengan Post-test siklus pertama
siklus 1Siklus 2
c. Hasil Refleksi
berdialog
diperbaiki yaitu pada indikator lafal atau pengucapan menurut penilai 1 rata-
3. Hasil tes penguasaan vocabulary pada siklus kedua untuk pre-test adalah
rata-rata 55,60 nilai tertinggi 80 dan terendah 30. Sedangkan hasil post-test
diperoleh rata-rata 75,20 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.
Ketuntasan belajar pre-test dan post-test mencapai 8% dan 76% atau ada 2
siswa untuk pre-test dan 19 siswa untuk post- tes yang telah tuntas. Hasil
karena siwsa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai sebesar 76% artinya
e. Rekomendasi
Sesuai dengan hasil refleksi di atas, maka pelu diadakan perbaikan untuk
pelaksanaan tindakan dengan menerapkan metode Drill and Practice pada siklus
seharusnya lebih fokus memberikan bimbingan dan arahan yang jelas kepada
siswa.
dimengerti oleh siswa agar saat di berikan test siswa mampu menjawab soal
f. Interpretasi Hasil
Pembelajaran pada siklus kedua sudah berjalan baik, guru sudah mulai terbiasa
dengan kehadiran teman sebagai observer dan guru sudah dapat menguasai kelas.
pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini terlihat pada saat Proses pelaksanaan
pembelajaran terdiri dari 1) pada saat proses bermain masih ada siswa yang lupa
naskah; 2) pada saat proses menyelesaikan dialog siswa kurang mengontrol tempo
permainan dan masih ada yang lupa waktu; dan 3) untuk indikator mendiskusikan dan
Hasil observasi terhadap kemampuan speaking siswa pada siklus kedua ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah dalam kategori baik dalam berbicara
bahasa inggris hanya satu indikator yang dikategorikan “tidak baik” yaitu lafal atau
tersebut.
rendah walau sudah mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari rata-rata
kemampuan speaking siswa secara klasikal adalah 2,86 dan berada pada kategori
baik.
Sementara data penguasaan vocabulary siswa yang diperoleh dari pre- test dan
post-test. Data penguasaan vocabulary yang diperoleh yaitu rata- rata nilai pre-test
55,60 sedangkan rata-rata post-test 75,20. Perbedaan rata- rata pre-test dan post-
test (gain) sebesar 19,60. Setelah di uji-t terhadap hasil pre-test dan post-test
thitunglebih besar dari ttabel berarti hasil post-test naik secara signifikan bila
Sementara dilakukan uji-t juga terhadap hasil post-test siklus pertama dan hasil
post-test siklus keua diperoleh nilai thitung sebesar 4,531. Ternyata thitung lebih besar
dari ttabel , berarti hasil post-test siklus kedua naik secara signifikan dibandingkan
penelitian ini belum sempurna, karena dilihat dari ketuntasan belajar, penguasaan
vocabulary siswa secara klasikal belum dikatakan tuntas karena baru 76% peserta
75. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti persiapan guru dalam penerapan
metode pembelajaran dan materi belum matang, sehingga banyak memakan waktu,
dan tentunya adalah kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang
masih belum ideal, sehingga diperlukan perbaikan dan penyempurnaan pada siklus
berikutnya.
a. Perencanaan Tindakan
silabus K-13, kemudian kompetensi dasar ini dijabarkan atau dikembangkan menjadi
indikator-indikator serta tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam proses
pembelajaran. Pada siklus ketiga kompetensi inti masih sama dengan siklus pertama
4. KI.4: Mengolah , menalar dan menyai dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Pada pembelajaran siklus ketiga Kompetensi Dasar nya adalah 4.2 Menyusun
teks interaksi transaksional , lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang melibatkan
tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. Selanjutnya adalah indikator atau tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran adalah siswa dapat menyebutkan
“poster” . Materi ini disampaikan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran(3x45 menit)
dengan menggunakan metode tanya jawab, unjuk kerja dan penugasan. Untuk
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
Pariwara.. Alat yang digunakan foto copy soal pre-test dan post-test.
lembar observasi guru, lembar observasi keterampilan berbicara, dan lembar tes
vocabulary.
Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus ketiga ini pada dasarnya tidak
begitu banyak perbedaan dengan rencana tindakan pada siklus kedua, tetapi ada yang
b. Pelaksanaan Tindakan
Penerapan pembelajaran dengan metode drill and practice pada siklus ketiga
ini sama dengan siklus kedua yaitu terdiri atas tiga tahapan :
17
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dilaksanakan pada hari senin, 24
siswa mengucapkan salam kepada guru “ Good morning , mom”di jawab oleh guru
“Good morning my student, sit down please.Before we start to our lesson let’s
kehadiran siswa dengan memanggil nama satu persatu. “ Ervi” “present mom”,
wanda “hadir”, rahma “yes mom” guru memanggil sampai dengan siswa yang
minta kalian mengerjakan terlebih dahulu soal-soal pre-test tentang materi yang
akan ibu ajarkan yaitu poster, tujuan diberikan pre-test ini adalah untuk mengetahui
kemampuan awal kalian mengenai pelajaran yang akan ibu sampaikan. Secara
pre-test kepada
soal anak-anak mulai mengerjakan soal pre-test tersebut sekitar 7 menit. Kemudian
guru berkata: “Bagi siswa yang telas selesai mengerjakan test silakan dikumpulkan”
“ya mom” jawab azra, setelah selesai siswa kemudian satu persatu
tersebut. “what subject did we leam last week?” i’m mom, Rani mengacukan
you give me an example? “ “ yes,mom. I agree with your opinion, I think your idea
is very good and etc” “good novi”. Selanjutnya guru memberitahukan materi apa
yang akan dipelajari.”ok my students, today we’ll learn about poster” kemudian guru
harus ada seesuatu yang kita dapatkan oleh karena itu pembelajaran hari ini bertujuan
“anak-anak dari kelima point yang ibu sebutkan tadi, ibu harapkan kalian dapat
Kegiatan Inti setelah guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh
siswa, selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yaitu poster. “Minggu
yang lalu kalian telah mempelajari bagaimana cara kalian menyatakan setuju atau
tidak setuju terhadap suatu pendapat, hari ini kita akan belajar tentang poster,
kemudian kalian nyatakan dalam bentuk pendapat”.”ada yang tahu apa yang
dimaksud dengan poster?”. Saya mom, Nanda mengangkat tangan “poster adalah
gambar yang berisi pesan kepada pembaca”.”betul, jadi poster adalah media publikasi
yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan
poster” saya mom,Okta” poster niaga, pendidikan, kegiatan, layanan masyarakat dan
masih banyak yang lainnya mom” “bagus okta”.”selanjutnya kalian pelajari contoh
poster yang ada di LKS”. Setelah memberikan penjelasan guru kemudian membentuk
kelompok.
Guru membagi siswa berpasangan.“ dengan nomor absen secara acak kemudian
siswa bergerak mencari pasangannya. Setelah selesai guru bertanya “Apakah semua
Setelah siswa duduk dengan pasangan sesuai dengan yang sudah ditentukan
guru,kemudian guru mengenalkan dan menjelaskan masalah atau tema yang akan
mereka jadikan bahan untuk menyusun dialog, kegiatan ini diawali dengan guru
melalui internet kemudian dari hasil yang didapatkan tersebut siswa diminta
menyampaikan pendapatnya tentang poster yang mereka pilih kedalam bentuk dialog.
yang kalian cari di internet, sampaikan ide kalian atau komentar kamu dalam bentuk
setiap kelompok membantu dan membimbing siswa .” Ada yang masih mengalami
telah siap, siswa diberikan kesempatan untuk latihan terlebih dahulu di kelompoknya
menampilkan dialognya.ok ibu akan memanggil pasangan untuk maju kedepan. Lalu
menampilkan dialog.
kegiatan inti. Dipertemuan pertama ini, kegiatan bermain peran yang dilakukan siswa
belum semua kelompok bisa tampil, maka guru memberikan kesempatan pada dua
pertemuan kita pada hari ini telah selesai, selanjutnya , ibu akan memberikan
evaluasi” . Setelah itu guru membagikan lembaran tes kepada siswa sebagai bentuk
evaluasi dan penilaian, untuk mengetahui sejauh mana siswanya memahami materi
yang telah dipelajari. Siswa mulai mengerjakan soal sampai selesai. Setelah selesai
pembelajaran, untuk tugas kalian dirumah silakan buat poster tentang pendidikan”.
c. Hasil Observasi
tindakan pada siklus ketiga selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan
siklus kedua dapat dilihat pada tabel 4.14 dan grafik 4.11 di bawah ini:
17
Rata-rata skor
Rata-rata skor 7,26
Berdasarkan tabel 4.14 dan grafik 4.11 terlihat bahwa rata-rata nilai pada
proses pembelajaran metode drill and practice pada siklus ketiga adalah 3,64
termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kegiatan guru dari siklus kedua dengan siklus ketiga pada pembelajaran
and practice, dengan materi Expressing Opinion ( poster). Dalam kegiatan ini
guru sudah memberikan bimbingan dan arahan dengan jelas selama proses berdialog,
kembali kegiatan setelah peragaan ulang walau masih dalam kategori baik . Karena
hasil observasi proses pembelajaran menggunakan metode drill and practice sudah
dikategorikan sangat baik sehingga proses penelitiannya hanya sampai siklus proses
pembelajaran menggunakan metode drill and practice adalah 2,16 ,siklus kedua
adalah 2,97 dan pada siklus ketiga adalah 3,64. Dari hasil ini menunjukkan adanya
menggunakan drill and practice pada siklus pertama, kedua, dan ketiga hasil
siswa menunjukkan hasil yang sangat baik, dikarenakan permasalahan atau kendala
yang ditemukan pada saat siklus kedua telah mengalami banyak perubahan pada
Pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice
pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMK Negeri 2 Lahat dilakukan
oleh dua penilai pada saat proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.15 dan
Rata-rata skor
Rata-rata skor 6.86
Berdasarkan tabel 4.15 dan grafik 4.13 terlihat bahwa rata-rata nilai
kemampuan speaking siswa pada proses pembelajaran siklus ketiga adalah 3,43
dikategorikan “sangat baik”. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan speaking siswa
nya dengan menggunakan metode drill and practice pada sub pokok poster sudah
secara keseluruhan pada siklus ketiga, kemampuan speaking sesuai dengan apa yang
kemampuan speaking antara siklus 1,siklus 2,dan siklus 3 yaitu pada siklus pertama
nilai rata – rata kemampuan speaking adalah 2,32,nilai rata-rata siklus kedua adalah
2,86,sedangkan nilai rata-rata siklus ketiga adalah 3.42. Hasil pengamatan dapat
Grafik 4.14
Peningkatan Nilai Rata-Rata Kemampuan Speaking Siklus 1, siklus 2
dan siklus 3
a. Uji t Hasil Rata-rata Siklus ketiga
signifikan atau tidak digunakan uji t-tes. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti
menggunakan data yang diperoleh dari hasil rata-rata siswa pada siklus pertama dan
kedua. Maka didapatlah interprestasi data uji-t-tes untuk nilai rata-rata siklus kedua
dan rata-rata siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini:
Tabel 4.16 Data uji-t rata-rata siklus kedua dan siklus ketiga
thitung 5,054
ttabel 2,064
18
Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji-t rata-rat siklus pertama dan rata-rata pada
thitunglebih besar dari ttabel. Berarti hasil rata-rata siklus ketiga naik secara signifikan
Jika dilihat selisih skor rata-rata siklus 2 dengan rata-rata siklus ketiga terlihat
20,28
17.18
Siklus 2 Siklus 3
a. Hasil Pre-test
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes dengan tujuan untuk
metode drill and practice yang telah dilakukan. Nilai rata-rata penguasaan vocabulary
pada siklus ketiga ini adalah 84,40 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70.
Adapun data hasil penguasaan vocabulary siswa dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah
ini :
1 Jumlah Siswa 25 25
84.4
62.4
Pre testPost-test
Dari tabel 4.17 dan grafik 4.16 diatas, dapat diketahui bahwa dengan penerapan
metode drill and practicepada siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata pre-test dan
post-test adalah 62,40 dan 84,40 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test
mencapai 20% dan 92% atau ada 5 siswa untuk pre-test dan 23 siswa untuk post
test yang telah tuntas. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada siklus ketiga yang
telah dilakukan hasil secara klasikal siswa dikatakan tuntas,Karena siswa yang
mencapai 80% sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada
signifikan atau tidak digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji-test ini, penelitian
menggunakan data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test siswa pada siklus
ketiga. Maka didapatlah interpresentasi data uji-t test untuk nilai pre-test dan post-test
siswa pada siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji-t pre-test dan post-test pada siklus kedua
diperoleh thitung sebesar 7,472 bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 pada
taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, maka thitung lebih besar dari ttabel. Maka
dapat disimpulakn bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
signifikan atau tidak digunakan uji t-tes. Dalam menganalisis uji-tes ini, peneliti
menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada siklus kedua dan
ketiga. Maka didapatkan interpretasi data uji t-tes untuk nilai post-test siklus kedua
dan post-test siklus ketiga. Data hasil dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini:
Tabel 4.19 Data uji-t Post-test Siklus Kedua dan Post-test Siklus
Ketiga
Berdasarkan tabel 4.19 hasil uji-t post-test siklus kedua dan post-test pada
siklus ketiga diperoleh nilai thitung sebesar 5,061. Bila dikonsultasikan pada ttabel
dengan dk 24 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar 2,064, Ternyata thitung lebih
besar dari ttabel, berarti hasil post-test siklus ketiga naik secara signifikan
Jika dilihat skor rata-rata post-test siklus kedua dan ketiga terlihat pada
90
85 84.4
8075.2
75
70
Siklus 2Siklus 3
Siklus 2Siklus 3
metode drill and practice sudah sangat baik. Indikator penerapan metode drill and
practice sudah hampir semuanya tampak. Waktu yang digunakan sudah efektif dan
efisien sesuai durasi yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan
metode drill and practicetelah menemukan pola yang tepat dan baik setelah
kemampuan guru dalam menerapkan metode drill and practice yang dianggap sudah
f.Interpretasi Hasil
menggunakan metode Role Playing sudah berjalan sangat baik dengan rata-rata
sudah berjalan dengan sangat baik dan sudah menemukan pola yang tepat. Penerapan
kemampuan speaking dan penguasaan vocabulary siswa. Terlihat pada nilai rata-
rata kemampuan speaking siswa secara klasikal adalah 3,42. Sedangkan nilai rata-
C.Hasil Penelitian
sangat baik karena rata-rata siswa sudah tuntas, karena nilai post- test yang
diperoleh siswa sudah memenuhi atau diatas kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu ketuntasan
belajar klasik mencapai 80%. Adapun perolehan hasil penguasaan vocabulary siswa
pada kelas eksperimen terlihat pada tabel 4.20 dan grafik 4.18 di bwah ini:
19
48.8
Pre-Test Post-Test
19
Dari tabel 4.20 dan grafik 4.18 diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar
siswa pada kelas eksperimen diperoleh niai rata-rata pre-test dan post-test adalah
48,80 dan 78,40 atau ketuntasan belajar pre-test dan post- test adalah 0% dan 84%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen prestasi belajar siswa
dikatakan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 telah mencapai sebesar
80% artinya sudah mencapai persentase kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.
ada beberapa siswa yang belum tuntas. Nilai post-test yang diperoleh siswa belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan SMK Negeri 2 Lahat pada
mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu 75. Adapun perolehan hasil prestasi belajar siswa
yang belum
tuntas
5 Jumlah siswa 0 15
yang sudah
tuntas
6 Rata-rata 44 66,8
7 Persentase 0% 60%
Ketuntasan
66.8
44
Pre-Test Post-Test
Dari tabel 4.12 dan grafik 4.19 diatas, dapat diketahui bahwa penguasaan
vocabulary siswa pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pre-test dan post-test
adalah 44,00 dan 66,80 dan ketuntasan belajar pre-test dan post-test adalah 0% dan
60%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kelas kontrol penguasaan vocabulary
siswa belum dikatakan tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 baru
kelas PTK, maka untuk selanjutnya akan diterapkan pada kelas XI OTKP 3 sebagai
kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas XI OTKP 1 sebagai kelas kontrol tidak
diterapkan metode drill and practice. Untuk kegiatan awal kedua kelas diberikan
pre-test. Adapun hasil uji-t antara pre- test kelas eksperimen dengan pre-test
Tabel 4.22 Data Uji-t Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
kelas eksperimen (48,80) dan kelas kontrol (44,00) diperoleh thitung sebesar 1,563 bila
dikonsultasikan pada ttabel dengan df 48 pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% sebesar
2,021. Artinya 1,563 < 2,021 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol atau kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan
mempunyai kemampuan awal yang sama maka untuk mengetahui efektifitas dari
peningkatan prestasi diambil nilai post-test kelas eksperimen dan post- test kelas
Untuk menganalisis hasil penelitian apakah ada pebedaan pada prestasi belajar
atau mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak pada hasil belajar di kelas
eksperimen dan kontrol, maka digunakan uji t-test. Dalam menganalisis uji t-test ini,
peneliti menggunakan data yang diperoleh dari hasil post-test siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil uji-t antara post-test kelas eksperimen
dengan post-test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini:
Tabel 4.23 Data Uji-t Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel 4.22 setelah dilakukan uji-t terhadap hasil post-test antara
kelas eksperimen dengan skor rata-rata 78,40 dan kelas kontrol dengan skor rata-rata
66,80, maka diperoleh nilai thitung sebesar 3,258. Bila dikonsultasikan dengan table t
antara penguasaan vocabulary siswa yang menerapkan metode drill and practice
metode drill and practice atau secara konvensional. Ini membuktikan bahwa metode
siswa.
siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill and practice
mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus ketiga secara berurutan
kearah yang lebih baik. Dari keenam indikator kemampuan speaking siswa yang
paling menonjol atau meningkat secara signifikan dari siklus ke siklus adalah
vocabulary, isi pembicaraan dan pemahaman siswa terhadap materi. Hal itu
19
Kemampuan speaking siswa pada siklus pertama belum optimal karena dari
hasil observasi selama proses pembelajaran berada pada kategori tidak baik, hal ini
dipengaruhi karena belum maksimalnya penerapan metode drill and practice yang
dilakukan oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih rendah
merasa kurang percaya diri, tidak bersemangat, malu-malu karena mereka belum
begitu paham dan belum mendapatkan bimbingan yang maksimal dari guru, selain itu
karena ini adalah pelajaran bahasa inggris siswa mengalami kesulitan saat
pengucapan dan hal ini mengganggu kelancaran berbicara mereka. Namun setelah
bahasa daerah,dari segi tata bahasa siswa sudah jarang membuat kesalahan,
penggunaan vocabulary sudah banyak yang tepat, karena beberapa hal ini maka pada
kategori baik.
yang sangat baik. Hasil observasi kemampuan speaking siswa selama proses
pembelajaran siklus ketiga berada pada kategori sangat baik. Pada hasil siklus
speaking siswa.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode drill and
dengan drill and practice adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup
Menurut Adhitya (2013:19) kelebihan dari metode drill and practice antara
lain: a. Bahan yang diberikan secara teratur, b.Adanya pengawasan atau bimbingan
dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera
siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat,f. Berbagai macam strategi
dapat menambah dan meningkatkan kemampuan,g. Sangat tepat untuk siswa agar
vocabulary Siswa
siswa secara berurutan mulain dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga.
Peningkatan ini dipengaruhi penerapan metode drill and practice pada proses
pembelajaran. Hasil pada siklus pertama menunjukkan baru 40% siswa yang tuntas,
pada siklus kedua 76%, sedangkan pada siklus ketiga mengalami peningkatan.
terdapat dalam suatu bahasa,(2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang
pembicara atau penulis, dan (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan, dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan
dalam mengemukakan idenya, baik secara lisan maupun secara tulisan dalam
merupakan alat utama yang harus dimiliki seseorang yang akan belajar Bahasa, sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat dan mengutarakan isi pikiran serta
perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tulisan”. Semakin banyak
vocabulary yang kita miliki semakin mudah kita berkomunikasi dengan orang lain.
Penguasaan vocabulary
Keefektifan dari penerapan metode drill and practice dilihat dari perbandingan
hasil uji-post-test antara kelas ekspermen dan kelas control. Dari hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada penguasaan vocabulary siswa ini menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai
materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil tes siswa pun meningkat. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan pendapat keraf (2007:10) yang menyatakan bahwa,
kata, berbicara dengan kata, mendengarkan kata dan menuliskan kata. Proses itu tidak
dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya penguasaan yang baik terhadap
jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan Bahasa untuk
komunikasi.
2
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK negeri 2 Lahat, melalui
kepada siswa untuk terus berlatih.Penerapan metode drill and practice pada mata
setiap siklusnya atau kenaikan yang signafikan dari penerapan siklus pertama
siswa dan menjadi motivasi sendiri bagi siswa dalam mengikuti materi
yang digunakan berbeda dengan yang biasa diterapkan dalam kelas, hasil
pembelajaran dengan metode pembelajaran drill and practice dalam setiap siklus
201
20
mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus pertama sampai pada siklus
ketiga.
siswa pada mata pelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 2 Lahat tahun pelajaran
2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang dilakukan menggunakan
kemampuan awal siswa yang relative sama. Dari hasil analisis di ketahui bahwa
semakin baik kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran drill and pratice
B. Implikasi
dengan baik.
20
Oleh karena itu guru hendaknya memperbanyak penerapan metode ini pada kelas-
sekolahnya. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi guru dalam
3. Hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa penerapan metode drill and practice
tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang diperoleh selalu
C.Saran
speaking siswa.
a) Bagi guru
inggris, metode ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik
b) Bagi siswa
itu disarankan pada siswa agar giat dalam menuntut ilmu, memperbaiki pola
a) Bagi Guru
Pemahaman dan kemampuan yang baik dalam pelaksanaan yang baik akan
menghasilkan output belajar yang baik pula, sehingga diharapkan guru : (1)
membangun komunikasi yang baik antar guru dan peserta didik,(3) guru
3. Pada bagian berikutnya disimpulkan bahwa penerapan metode drill and practice
a) Bagi Guru
b) Bagi Siswa
Bagi siswa agar dapat memperbaiki pola belajar mereka dalam menggali ilmu
d) Peneliti selanjutnya
dan penguasaan vocabulary siswa, oleh karena itu masih perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sagala, Syaiful, 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sudjana, Nana, Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaj Rosdakarya,
2009.
Sukmadinata, N.S. 2008. Metode penelitian pendidikan. Bandung : remaja rosdakarya
Suyanto, kasihani K.E.2010. English for young learners. Jakarta: bumi aksara.
Tarigan, H. G. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Lampiran 1
SILABUS
Mata pelajaran : Bahasa Inggris
Satuan Pelajaran : SMK NEGERI 2 LAHAT Kelas
: XI Tahun Pelajaran 2019/2020
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 2
(SIKLUS 1)
A. KOMPETENSI INTI
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada
ungkapan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
C. INDIKATOR:
1. Menyebutkan pengertian ungkapan pendapat
2. Menyebutkan tujuan ungkapan pendapat
3. Menjelaskan cara mengungkapkan pendapat
21
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
I. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tugas kelompok
Tes tertulis
2. Bentuk tagihan
Praktek unjuk kerja dan tes tertulis
Lampiran 3
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui bacaan ,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan setuju
terhadap pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan tidak setuju
terhadap pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan cara menyatakan tidak setuju
terhadap pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentang expressing opinions (menyatakan pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
Lampiran 4
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui bacaan ,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan setuju
terhadap pendapat
2. Melalui bacaan,siswa dapat menyebutkan pengertian pernyataan tidak setuju
terhadap pendapat
3. Melalui bacaan,siswa dapat menjelaskan cara menyatakan setuju terhadap
pendapat
4. Melalui bacaan, siswa dapat menjelaskan cara menyatakan tidak setuju
terhadap pendapat
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi kelas XI semester genap tentangexpressing opinions (menyatakan
pendapat)
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : drill and practice
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Langkah Aktivitas
Pembelajaran
Guru Siswa
mengingatkan materi
tersebut
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
““Poster”yang hendak
dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi” 5. Siswa
(Langkah- “Poster” Dan memperhatikan
langkah drill memberikan contoh penjelasan dari
and practice “Poster”tersebut guru
(105 menit ) 6. Guru memulai latihan 6. Siswa berdiskusi
dengan hal yang secara berpasangan
sederhana dulu mengerjakan dialog
7. Guru menciptakan 7. Siswa mencari
suasana yang contoh poster
menyenangkan atau diinternet lalu
menyejukkan secara
8. Guru meyakinkan berpasangan
bahwa semua siswa
mempersiapkan
tertarik untuk ikut
dialog yang akan
9. Guru memberikan
ditampilkan
kesempatan kepada
8. Siswa berpasangan
siswa untuk terus
mempersiapkan
berlatih
dialog
10. Guru menyimpulkan
posterkedepan kelas
9. Siswa berpasangan
mempersentasikan
3. 11. Guru mengadakan
Kegiatan dialog poster
refleksi dan
Penutup kedepan kelas
memberikan reward
(15 Menit) 10. Salah satu
kepada kelompok
perwakilan
atas keberhasilan
pasangan maju
dalam belajar
kedepan kelas
12. Guru memberikan
membacakan
soal evaluasi
13. Guru menutup
22
Lampiran 5
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
lisan tentang materi
“invitation”yang
hendak dicapai siswa.
2. Kegiatan Inti 5. Menjelaskan materi” 5. Siswa
(Langkah- “invitation” Dan memperhatikan
langkah drill memberikan contoh penjelasan dari
and practice “invitation”tersebut guru
(105 menit ) 6. Guru memulai latihan 6. Siswa berdiskusi
dengan hal yang secara berpasangan
sederhana dulu mengerjakan dialog
7. Guru menciptakan 7. Siswa mencari
suasana yang contoh invitation
menyenangkan atau diinternet lalu
menyejukkan secara
8. Guru meyakinkan berpasangan
bahwa semua siswa mempersiapkan
tertarik untuk ikut dialog yang akan
9. Guru memberikan ditampilkan
kesempatan kepada 8. Siswa berpasangan
siswa untuk terus mempersiapkan
berlatih dialog
10. Guru menyimpulkan invitationkedepan
11. Guru mengadakan kelas
refleksi dan 9. Siswa berpasangan
3. Kegiatan memberikan reward mempersentasikan
Penutup kepada kelompok dialog
(15 Menit) atas keberhasilan invitationkedepan
dalam belajar kelas
12. Guru memberikan 10. Salah satu
soal evaluasi perwakilan
13. Guru menutup pasangan maju
pelajaran dengan kedepan kelas
salam membacakan
kesimpulan hasil
23
dialog
invitationyang telah
dilaksanakan
11. Siswa
mendengarkan hasil
kesimpulan yang
disampaikan guru
12. Siswa
mengerjakan soal
evaluasi dengan
tertib
13. Siswa merespon
apa yang
disampaikan oleh
guru dan
menjawab salam
Lampiran 6
Lampiran 7
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Menggunakan Metode Pembelajaran Drill and Practice)
RATA-RATA SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2
Data rata-rata pertama dan siklus kedua di uji signifikansinya dengan
analisis uji-t sampel yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 1
Y : Nilai rata-rata siklus 2
No X Y D = Y-X D2
1 2 3 1 1
2 2 2.5 0,5 0,25
3 2.5 3.5 1 1
4 2.5 3.5 1 1
5 2 3 1 1
6 1.5 2.5 1 1
7 2 2.5 0,5 0,25
8 2 3 1 1
9 2 3 1 1
10 2 3 1 1
11 1.5 3 1,5 2,25
12 3 3 0 0
13 3 3 0 0
2 2,69 10,5 10,75
∑𝐷
1) 𝑀𝐷 = 10,5
= 0,80
= 13
𝑁
2) 𝑆𝐷
∑ ∑𝐷 2 10,75 10,5 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √0,02 = 0,14
� 𝑁 𝑁 13 13
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 0,14 = 0,01
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √13−1
4)
𝑡 =
𝑀𝐷 0,80
= 0,01 = 80
0
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 13 − 1 = 12 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,01 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
23
Lampiran 8
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Menggunakan Metode Pembelajaran Drill and Practice)
RATA-RATA SIKLUS 2 DAN SIKLUS 3
Data rata-rata pertama dan siklus kedua di uji signifikansinya dengan
analisis uji-t sampel yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 1
Y : Nilai rata-rata siklus 2
No X Y D = Y-X D2
1 3 4 1 1
2 2.5 3.5 1 1
3 3.5 4 0.5 0,25
4 3.5 3.5 0 0
5 3 3.5 0,5 0,25
6 2.5 3.5 1 1
7 2.5 3 0,5 0,25
8 3 3 0 0
9 3 3.5 0’5 0,25
10 3 3.5 0,5 0,25
11 3 3 0 0
12 3 3.5 0,5 0,25
13 3 4 1 1
45 49 7 5,5
∑𝐷 7
1) 𝑀𝐷 = 𝑁 = 13 = 0,53
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 5,5 7 2
=2 √
𝐷 −( ) =√ −( )
� 𝑁 𝑁 13 13 = √0,11 = 0,33
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 0,33 = 0,03
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−10,53 √13−1
4) 𝑡 = = = 17,66
0 0,03
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 13 − 1 = 12 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 17,66 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata siklus pertama.
23
Lampiran 9
Lampiran 10
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷 78,5
= 3,14
= 25
𝑁
2) 𝑆𝐷
∑ ∑𝐷 2 459,8 78,5 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) =
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 2,924 = 0,597
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1
Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
24
Lampiran 11
HASIL PERHITUNGAN UJI-t KEMAMPUAN SPEAKING SISWA
RATA-RATA SIKLUS 2 DAN RATA-RATA SIKLUS 3
Data rata-rata siklus dua dan rata-rata siklus ketiga diuji signifikannya
dengan analisis uji-t sample yang saling berhubungan.
Diketahui
X : Nilai rata-rata siklus 2
Y : Nilai rata-rata siklus 3
No X Y D=Y-X D²
1 16,5 24 7.5 56,25
2 17,5 17,5 0 0
3 20 24 4 16
4 17 23 6 36
5 16 16,5 0,5 0,25
6 18,5 18,5 0 0
7 18 18,5 0,5 0,25
8 15,5 24 8,5 72,25
9 17 17 0 0
10 16,5 24 7,5 56,25
11 16,5 18 1,5 2,25
12 17 17 0 0
13 15,5 20,5 5 25
14 17 23,5 6.5 42.25
15 16 21 5 25
16 15,5 24 8,5 72,25
17 20 20 0 0
18 18,5 19,5 1 1
19 17,5 24 6,5 42,25
20 17 18 1 1
21 18 24 6 36
22 16,5 17,5 1 1
23 17 17,5 0,5 0,25
24 17 17,5 0,5 0,25
25 18 18 0 0
JUMLAH 81.5 515,5
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷 81,5
= 3,26
= 25
𝑁
2) 𝑆𝐷 ∑𝐷 ∑𝐷 2 2 2
=√ −( √515,5 − (81,5
𝐷 𝑁 𝑁 ) = 25 25 ) = 9,992 = 3.161
√
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 3,161 = 0,645
𝑀𝐷= √𝑁−1 = √25−1
4) 𝑡
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,054 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
3,26 24
𝑀𝐷 = 5,054
= = 0 0,645
𝑆𝐸𝑀𝐷
Kesimpulan :
Hasil rata-rata siklus kedua naik secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-
rata siklus pertama.
24
Lampiran 12
Kelas/Semester : XI/Genap
Waktu : 15 menit
Lampiran 13
Kelas/Semester : XI/Genap
Waktu : 15 menit
Lampiran 14
Kelas/Semester : XI/Genap
Waktu : 15 menit
a. Readers c. Writer
b. Poster maker d. Government
4. Andi: Look, I have found your new book!
Lisa: Oh thank goodness for that!
Lisa expresses her…
a. love b. anxiety c.anger d. relief
Picture 2, questions 5-6
Lampiran 15
Kelas/Semester : XI /Genap
Waktu : 15 menit
a. Ask c. Force
b. Persuade d.Receipt
The text for questions number 4-6
Lampiran 16
Lampiran 17
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY
SISWA PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS PERTAMA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 1
Y = Nilai post-test siklus
1
No X Y D= Y- X D²
1 40 50 10 100
2 70 80 10 100
3 30 60 30 900
4 70 80 10 100
5 40 80 40 1600
6 40 80 40 1600
7 50 60 10 100
8 60 80 20 400
9 40 80 40 1600
10 30 60 30 900
11 40 50 10 100
12 50 70 20 400
13 30 40 10 100
14 70 80 10 100
15 50 60 10 100
16 50 60 10 100
17 20 40 20 400
18 50 80 30 900
19 70 80 10 100
20 50 60 10 100
21 70 80 10 100
22 40 50 10 100
23 60 70 10 100
24 60 70 10 100
25 50 60 10 100
Jumlah 430 10300
∑𝐷 430
1) 𝑀 = = = 17,200
𝐷 𝑁 25
2) 𝑆𝐷 2 2 2
∑𝐷 ∑𝐷
=√ −( √10300 − (430
𝑁 )
𝐷 𝑁 = 25 25 ) = 116,160 = 10,778
√
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 10,778
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,200
4) 𝑡 𝑀𝐷 17,200
0 = = = 7,818
2,200
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,818 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan :Hasil Post-testnaik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
26
Lampiran 18
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY
SISWA PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS KEDUA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 2
Y = Nilai post-test siklus
2
No X Y D= Y- X D²
1 50 60 10 100
2 80 90 10 100
3 40 80 40 1600
4 70 80 10 100
5 50 90 40 1600
6 40 80 40 1600
7 70 80 10 100
8 70 80 10 100
9 70 80 10 100
10 40 50 10 100
11 50 80 30 900
12 40 80 40 1600
13 50 60 10 100
14 80 90 10 100
15 50 60 10 100
16 40 80 40 1600
17 30 40 10 100
18 70 80 10 100
19 70 80 10 100
20 50 80 30 900
21 70 80 10 100
22 50 60 10 100
23 70 80 10 100
24 50 80 30 900
25 40 80 40 1600
∑𝐷 490 Jumlah 490 13900
𝑀 = = = 19,600
𝐷 𝑁 25
1) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 13900 490 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √171,840 = 13,109
� 𝑁 𝑁 25 25
2) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 13,109
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,676
3) 𝑡 𝑀𝐷 19,600
= = = 7,324
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,324 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test naik secara signifikan bila dibandingkan dengan Pre-test
0
26
2,676
𝑆𝐸𝑀𝐷
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
Lampiran 19
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA
PRE-TEST DAN POST-TEST SIKLUS KETIGA
Data pre-test dan data post test siklus kedua ini diuji signifikansinya dengan analisis
uji-t dua sampel yang berhubungan.
X = Nilai pre-test siklus 3
Y = Nilai post-test siklus
3
No X Y D= Y- X D²
1 70 80 10 100
2 80 90 10 100
3 50 90 40 1600
4 60 80 20 400
5 70 90 20 400
6 50 90 40 1600
7 80 90 10 100
8 50 90 40 1600
9 70 80 10 100
10 40 80 40 1600
11 60 80 10 100
12 50 90 40 1600
13 40 80 40 1600
14 90 90 0 0
15 60 70 10 100
16 70 80 10 100
17 40 70 30 900
18 80 90 10 100
19 70 80 10 100
20 50 90 40 1600
21 80 90 10 100
22 70 80 10 100
23 50 90 40 1600
24 80 90 10 100
25 40 80 40 1600
Jumlah 550 17300
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
550
= 22,000
𝑁 = 25
2
2) 𝑆𝐷 ∑ ∑𝐷 17300 550 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √208,000 = 14,422
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸
𝑆𝐷𝐷 14,422
𝑀𝐷 = √𝑁−1 = √25−1 = 2,944
4) 𝑡
𝑀𝐷 22,000
0 = = = 7,472
𝑆𝐸𝑀𝐷
Lampiran 20
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA
POST-TEST SIKLUS 1 DAN POST-TEST SIKLUS 2
Data post-test siklus pertama dan post test siklus kedua ini diuji signifikansinya
dengan analisis uji-t sampel yang berhubungan.
X = Nilai post-test siklus
1Y = Nilai post-test siklus
2
No X Y D= Y- X D²
1 50 60 10 100
2 80 90 10 100
3 60 80 20 400
4 80 80 0 0
5 80 90 10 100
6 80 80 0 0
7 60 80 20 400
8 80 80 0 0
9 80 80 0 0
10 60 50 -10 100
11 50 80 30 900
12 70 80 10 100
13 40 60 20 400
14 80 90 10 100
15 60 60 0 400
16 60 80 20 400
17 40 40 0 0
18 80 80 0 0
19 80 80 0 0
20 60 80 20 400
21 80 80 0 0
22 50 60 10 100
23 70 80 10 100
24 70 80 10 100
25 60 80 20 400
Jumlah 220 4200
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
220
= 8,800
𝑁 = 25
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 4200 220 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √90,560 = 9,516
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 9,516 = 1,942
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−18,800√25−1
4) 𝑡 = = = 4,531
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 265,531 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan
dengan
26
0 1,942
𝑆𝐸𝑀𝐷
Lampiran 21
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY VOCABULARY
SISWA POST-TEST SIKLUS 2 DAN POST-TEST SIKLUS 3
Data post-test siklus pertama dan post test siklus kedua ini diuji signifikansinya
dengan analisis uji-t sampel yang berhubungan.
X = Nilai post-test siklus
2Y = Nilai post-test siklus
3
No X Y D= Y- X D²
1 60 80 20 400
2 90 90 0 0
3 80 90 10 100
4 80 80 0 0
5 90 90 0 0
6 80 90 10 100
7 80 90 10 100
8 80 90 10 100
9 80 80 0 0
10 50 80 30 900
11 80 80 0 0
12 80 90 10 100
13 60 80 20 400
14 90 90 0 0
15 60 70 10 100
16 80 80 0 0
17 40 70 30 900
18 80 90 10 100
19 80 80 0 0
20 80 90 10 100
21 80 90 10 100
22 60 80 20 400
23 80 90 10 100
24 80 90 10 100
25 80 80 0 0
Jumlah 230 4100
1) 𝑀𝐷 = ∑𝐷
230
= 9,200
𝑁 = 25
2) 𝑆𝐷 2
∑ ∑𝐷 4100 230 2
𝐷2 √
= −( ) =√ −( ) = √79,360 = 8,908
� 𝑁 𝑁 25 25
3) 𝑆𝐸 𝑆𝐷𝐷 8,908 = 1,818
𝑀𝐷 = =
𝑀𝐷√𝑁−19,200√25−1
4) 𝑡 = = = 5,061
Nilai pada table t dengan taraf signifikasi 5% (𝑎 = 0,05) dengan
𝑑𝑘 = 𝑁 − 1 = 25 − 1 = 24 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Berarti, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 267,061 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,064
Kesimpulan : Hasil Post-test siklus ketiga naik secara signifikan bila dibandingkan dengan
Post-test siklus kedua
26
0 1,818
𝑆𝐸𝑀𝐷
Lampiran 22
Nilai
No Siswa Pre-test Post-test Keterangan
1 Alvin 40 80 Tuntas
2 Anggun 60 80 Tuntas
3 Devadi 60 90 Tuntas
4 Dewi 30 80 Tuntas
5 Dwi 40 70 Tidak Tuntas
6 Felly 60 80 Tuntas
7 Harmiyah 30 80 Tuntas
8 Jenny 50 80 Tuntas
9 Julia 60 90 Tuntas
10 Mitra 60 80 Tuntas
11 Nani 60 80 Tuntas
12 Nia 60 80 Tuntas
13 Regina 30 80 Tuntas
14 Renaldi 60 80 Tuntas
15 Riska 60 100 Tuntas
16 Rizki 40 80 Tuntas
17 Risma 30 70 Tidak Tuntas
18 Rosa 60 80 Tuntas
19 Serly 60 80 Tuntas
20 Surini 60 80 Tuntas
21 Tianah 40 80 Tuntas
22 Tri 40 50 Tidak Tuntas
23 Widiyah 30 50 Tidak Tuntas
24 Windi 60 80 Tuntas
25 Yanisa 40 80 Tuntas
Jumlah 1220 1960
Rata- rata 48,8 78,4
Jumlah siswa yang belum tuntas 23 4
Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 21
Ketuntasan klasikal 0% 84%
Nilai terendah 30 50
Nilai tertinggi 60 100
27
Lampiran 23
Nilai
No Siswa Pre-test Post-test Keterangan
1 Aisah 40 80 Tuntas
2 Arif 40 80 Tuntas
3 Amelia 40 50 Tidak Tuntas
4 Della 50 70 Tuntas
5 Devi 50 80 Tuntas
6 Dhea 50 50 Tidak Tuntas
7 Dhera 40 80 Tuntas
8 Dila 50 80 Tuntas
9 Dwi 40 80 Tuntas
10 Elisa 40 80 Tuntas
11 Faranis 50 80 Tuntas
12 Fitri 50 50 Tidak Tuntas
13 Geulis 40 50 Tidak Tuntas
14 Gina 20 80 Tuntas
15 Hani 40 50 Tidak Tuntas
16 Intan 50 80 Tuntas
17 Juwita 50 40 Tidak Tuntas
18 Kharisma 40 80 Tuntas
19 Meytia 60 80 Tuntas
20 Mutia 60 80 Tuntas
21 Nanda 50 60 Tidak Tuntas
22 Nopa 40 50 Tidak Tuntas
23 Renita 40 60 Tidak Tuntas
24 Rulli 40 50 Tidak Tuntas
25 Sulas 30 70 Tuntas
Jumlah 1100 1670
Rata-rata 44 66,8
Jumlah siswa yang belum tuntas 25 10
Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 15
Ketuntasan klasikal 0% 60%
Nilai terendah 20 40
Nilai tertinggi 60 80
27
Lampiran 24
HASIL PERHITUNGAN UJI-t PENGUASAAN VOCABULARY SISWA PRE-
TEST KELAS EKSPERIMEN
Untuk melihat kemampuan awal dua kelompok siswa,maka dilakukan
pre-test pada kelas kedua,kemudian dianalisis dengan uji-t dua
sampel yang tidak saling berhubugan.
Diketahui :
X = Nilai pre-test Eksperimen x = X- ẋ
Y = Nilai pre-test kelas Kontrol y=Y-Ȳ
No X Y x y x² y²
1 40 40 -8,8 -4 77,44 16
2 60 40 11,2 -4 125,44 16
3 60 40 11,2 6 125,44 36
4 30 50 -18,8 6 353,44 36
5 40 50 -8,8 6 77,44 36
6 60 50 11,2 -4 125,44 16
7 30 40 -18,8 6 353,44 36
8 50 50 1,2 -4 1,44 16
9 60 40 11,2 -4 125,44 16
10 60 40 11,2 6 125,44 36
11 60 50 11,2 6 125,44 36
12 60 50 11,2 -4 125,44 16
13 30 40 -18,8 -24 353,44 576
14 60 20 11,2 -4 125,44 16
15 60 40 11,2 6 125,44 36
16 40 50 -8,8 6 77,44 36
17 30 50 -18,8 -4 353,44 16
18 60 40 11,2 16 125,44 256
19 60 60 11,2 16 125,44 256
20 60 60 11,2 6 125,44 36
21 40 50 -8,8 -4 77,44 16
22 40 40 -8,8 -4 77,44 16
23 30 40 -18,8 -4 353,44 16
24 60 40 11,2 -14 125,44 196
25 40 30 -8,8 -4 77,44 16
Jumlah 1220 1100 3864 1800
Rata-rata 48,8 44 154,56 72
27
∑ 𝑦2 1800 2 2
𝑆𝐷𝑦 = √ =√ = 8,485𝑆𝐸𝑀1−𝑀2 = √𝑆𝐸𝑀1 + 𝑆𝐸𝑀2
𝑁 25
𝑆𝐷𝑥 12,432
𝑆𝐸 = = = 2,538 = √2,5382 + 1,7322
𝑀1
√𝑁 − 1 √24
= √6,441 + 2,999
= √9,440
= 3,072
𝑀1 − 48.80 − 44,00
𝑀2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 1,563
� 3,072
=
𝑀1−𝑀2
Kesimpulan:
Lampiran 25
∑ 𝑦2 5072 2 2
𝑆𝐷𝑦 = √ =√ = 14,244𝑆𝐸𝑀1−𝑀2 = √𝑆𝐸𝑀1 + 𝑆𝐸𝑀2
𝑁 25
𝑆𝐷𝑥 10,072
𝑆𝐸 = = = 2,056 = √2,0562 + 2,9082
𝑀1
√𝑁 − 1 √24
= √4,227 + 8,456
= √12,683
= 3,561
𝑀1 − 𝑀2 78.40 − 66,80
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆𝐸𝑀 −𝑀 = 3,561 = 3,258
1 2
Kesimpulan:
LAMPIRAN
26