Anda di halaman 1dari 120

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI GURU BAHASA

INDONESIA SMA NEGERI SEKABUPATEN BANGLI


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

OLEH

NI LUH SUPITRI DEWI


NIM 2015.II.1.0008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN DAERAH


BIDANG ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) PGRI BALI
DENPASAR
2019
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Ini Diajukan kepada Majelis Penguji Ujian Skripsi Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, IKIP PGRI Bali di Denpasar, Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Ilmu
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ida Ayu Agung Ekasriadi, S.Pd., M.Hum. Drs. I Nyoman Suarsa, M.Pd.
NIP 19670306 199403 2 001 NIP 19650219 199303 1 003

ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Skripsi Ini Telah Diuji dan Disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Bali di Denpasar

Pada :
Hari : Senin
Tanggal : 22 Juli 2019

Susunan Tim Penguji

Tanda Tangan
Ketua/Anggota : Dr. I Nyoman Suwija, M.Hum.
NIP 19631231 198202 1 004 ………………….

Sekretaris/Anggota : Dra. Ni Made Suarni, M.Si.


NIP 19591110 198703 2 002 ………………….

Anggota : Ni Luh Gede Liswahyuningsih, S.S.,


M.Hum. ………………….
NIDN 0806068502

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi Ini Diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, IKIP PGRI Bali Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada :
Hari : Senin
Tanggal : 22 Juli 2019

Mengetahui

Ketua Ujian, Sekretaris Ujian,

Drs. Nyoman Astawan, M.Hum. I Kadek Adhi Dwipayana, S.Pd., M.Pd.


NIP 19660908 199203 1 001 NIDN 0801118901

Mengesahkan
Dekan,

Dr. I Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.Fil.H.


NIDN 0817018402

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ni Luh Supitri Dewi
NIM : 2015.II.1.0008
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah
Bidang Ilmu : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Bali
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Keterampilan
Mengadakan Variasi Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli
tahun Pelajaran 2018/2019” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan mengutip dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
skripsi saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian skripsi saya ini.

Denpasar, 8 Juli 2019


Yang Menyatakan,

Ni Luh Supitri Dewi


NIM 2015.II.1.0008

v
KATA PERSEMBAHAN

Dengan rasa senang dan bahagia kupersembahkan skripsi ini kepada keluarga
saya khususnya Ibu, Ayah, dan Kekasih tercinta yang selalu memberi dukungan
dan semangat sehingga penyusunan tugas akhir ini bisa berjalan dengan baik dan
selesai tepat waktu.

vi
MOTO

Hidup adalah sebuah pilihan

Yakin dan optimislah agar kesuksesan selalu bersamamu

vii
PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

(Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat rahmat-Nya skripsi dengan judul

“Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran 2018/2019” dapat diselesaikan tepat waktu

sesuai yang direncanakan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Dalam

penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan dan hambatan yang ditemui, baik pada

saat pelaksanaan penelitian maupun dalam penyajiannya. Akan tetapi, berkat kerja

keras, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, segala kendala dapat diatasi.

Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat melalui prakata ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1) Bapak Drs. I Gusti Ngurah Arthanegara, S.H., M.Pd., Ketua YPLP Perguruan

Tinggi IKIP PGRI Bali, atas segala fasilitas yang telah diberikan;

2) Bapak Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum., Rektor IKIP PGRI Bali, atas

kebijakan-kebijakan akademik yang dirumuskan sehingga studi saya dapat

diselesaikan;

3) Bapak Dr. Komang Indra Wirawan S.Sn., M.Fil.H., Dekan Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali, atas nasihat, motivasi, dan saran

yang telah diberikan;

4) Bapak I Kadek Adhi Dwipayana, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, atas motivasi, arahan serta pengetah-

viii
uan yang telah diberikan;

5) Ibu Ida Ayu Agung Ekasriadi, S.Pd., M.Hum., dosen pembimbing I, atas

pengetahuan, arahan, bimbingan, dorongan, saran, dan motivasi yang telah

diberikan selama membimbing peneliti;

6) Bapak Drs. I Nyoman Suarsa, M.Pd., dosen pembimbing II, yang memberikan

tuntunan dengan sabar dan teliti sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini

dapat terlaksana;

7) Bapak/Ibu dosen di lingkungan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP

PGRI Bali, yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan;

8) Kepala Sekolah SMA Negeri se-Kabupaten Bangli, atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang

bersangkutan;

9) keluarga khusunya ibu dan ayah yang selalu memberikan doa dan motivasi

kepada penulis sehingga skripsi ini diselesaikan;

10) Made Alit Surya Wirawan, kekasih tercinta, atas doa, dukungan, dan

bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

11) Widiatnyani, Esa Pitri, Widiani, Redi Antara, Ngurah Kresna, sahabat terbaik

yang selalu memberi dukungan dan motivasi saat penulisan skripsi ini; dan

12) teman-teman sejawat dan semua pihak yang namanya tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, atas segala bantuan, motivasi, serta dukungan yang

telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis

persembahkan skripsi ini dengan harapan semoga hasil penelitian ini bermanfaat

bagi guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

di sekolah.

Denpasar, Juli 2019

Penulis,

x
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ..................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI........................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN.........................................................................................v

KATA PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

MOTTO ................................................................................................................ vii

PRAKATA ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

ABSTRAK .............................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian .........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian....................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................8

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................8

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................9

xi
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................10

1.6 Asumsi Penelitian ...................................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ...................................12

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................12

2.2 Landasan Teori .......................................................................................16

2.2.1 Hakikat Pembelajaran ....................................................................16

2.2.2 Interaksi Belajar Mengajar ............................................................17

2.2.3 Keterampilan Dasar Mengajar .......................................................18

2.2.4 Keterampilan Mengadakan Variasi ...............................................20

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian .....................................................32

3.2 Metode Pendekatan Subjek Penelitian....................................................34

3.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................34

3.3.1 Metode Observasi.........................................................................35

3.3.2 Metode Wawancara ......................................................................42

3.3.3 Penyusunan Instrumen .................................................................43

3.4 Metode Pengolahan Data ........................................................................44

3.4.1 Melakukan Penyekoran ................................................................45

3.4.2 Mengubah Skor Mentah ke dalam Skor Standar..........................46

3.4.3 Menetapkan Kriteria Predikat ......................................................47

3.4.4 Pengelompokan Keterampilan Guru ............................................48

3.4.5 Mencari Mean atau Rata-Rata......................................................48

xii
3.4.6 Mengolah Data Kesulitan dan Faktor Penyebab Kesulitan

Guru Mengadakan Variasi ...........................................................49

3.4.7 Menarik Simpulan ........................................................................50

BAB IV PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN ..........................................51

4.1 Data Hasil Observasi ..............................................................................51

4.2 Analisis Data Hasil Observasi ................................................................55

4.2.1 Skor Standar dan Kriteria Predikat ..............................................55

4.2.2 Mengelompokan Keterampilan Guru ...........................................58

4.2.3 Skor Rata-rata...............................................................................59

4.3 Data Hasil Wawancara ...........................................................................60

4.4 Analisis Data Hasil Wawancara .............................................................64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................67

5.1 Simpulan .................................................................................................67

5.2 Saran-saran .............................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ...........................................................................................33

3.2 Pedoman Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi .................................36

3.3 Format Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi ....................................40

4.1 Contoh Data Hasil Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi ..................52

4.2 Rekapitulasi Skor Mentah Keterampilan Mengadakan Variasi .......................55

4.2 Skor Standar dan Kriteria Predikat ..................................................................57

4.3 Hasil Pengelompokan Keterampilan Guru.......................................................58

4.4 Jawaban Hasil Wawancara Guru .....................................................................56

xiv
ABSTRAK

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI GURU BAHASA


INDONESIA SMA NEGERI SEKABUPATEN BANGLI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

oleh
Ni Luh Supitri Dewi, NIM 2015.II.1.0008
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sebagai tenaga profesional, dalam menjalankan tugasnya guru harus


melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan dasar mengajar, salah satunya
adalah keterampilan mengadakan variasi. Mengadakan variasi saat proses belajar
mengajar sangat diperlukan guna menarik minat dan perhatian siswa dalam
belajar sehingga kualitas guru dalam mengajar semakin meningkat.
Terkait dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui
keterampilan mengadakan variasi, (2) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam mengadakan variasi, dan (3) untuk mengetahui faktor penyebab
kesulitan dalam mengadakan variasi oleh guru bahasa indonesia SMA Negeri se-
Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini digunakan seperangkat
teori, yaitu (1) hakikat pembelajaran, (2) interaksi belajar mengajar, (3)
keterampilan dasar mengajar, dan (4) keterampilan mengadakan variasi.
Penelitian ini menggunakan seperangkat metode, yakni (1) metode
penentuan subjek penelitian menggunakan populasi, (2) metode pendekatan
subjek penelitian menggunakan metode empiris, (3) metode pengumpulan data
menggunakan metode observasi dan wawancara, dan (4) metode pengolahan data
menggunakan metode statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) keterampilan
mengadakan variasi guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli
tahun pelajaran 2018/2019 tergolong baik dengan skor rata-rata 76, (2) kesulitan
yang dialami guru dalam mengadakan variasi adalah memvariasikan media sesuai
dengan bahan pengajaran dengan persentase 76,47%, memberikan waktu senyap
dengan persentase 14,17%, dan pemusatan perhatian siswa dengan persentase
64,70%, dan (3) faktor penyebab kesulitan guru dalam mengadakan variasi adalah
faktor lingkungan dengan persentase 41,17%, faktor sarana dan prasarana dengan
persentase 76,47% , dan faktor individu peserta didik dengan persentase 58,82%.

xv
Kata kunci: keterampilan mengadakan variasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibicarakan beberapa hal pokok antara lain: (1) latar

belakang penelitian, (2) rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, (4)

ruang lingkup penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) asumsi penelitian. Semua

hal tersebut akan diuraikan satu per satu pada bagian berikut.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar secara aktif agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya

sehingga memiliki kemampuan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).

Melalui pendidikan seseorang akan belajar menjadi makhluk berkarakter dan

memiliki ilmu sehingga akan terlahir penerus bangsa yang cerdas dan kompeten

dalam bidangnya. Sementara itu, dari tahun ke tahun, pendidikan di negara kita

selalu memunculkan problema dalam masyarakat. Rendahnya kualitas pendidikan

selalu menjadi perbincangan khalayak ramai. Berbagai cara telah dilakukan

pemerintah sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional. Namun,

sampai saat ini belum tampak adanya perubahan dalam peningkatan mutu

pendidikan secara maksimal. Permasalahan tersebut harus diperhatikan dan

menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah dan para pendidik.

1
2

Kebutuhan pendidikan sangat penting dan harus diutamakan guna

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan harus diprioritaskan ke

arah pengembangan daya nalar agar siswa mampu menghargai ilmu pengetahuan

dan teknologi serta ikut dalam pengembangannya. Dalam konteks ini, peranan

guru menjadi sangat penting. Setiap guru harus mampu berperan sebagai

perancang pengajaran, pengelola pengajaran, dan penilai prestasi belajar siswa

sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Mengingat begitu

pentingnya peranan guru dalam pembelajaran, maka profesionalisme seorang guru

harus ditingkatkan demi mendapakan hasil pembelajaran yang maksimal. Guru

dengan sadar harus merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis

dengan memanfaatkan segala sarana dan prasarana guna kepentingan pengajaran.

Dalam dunia pendidikan, profesi guru sering mendapat sorotan khususnya

dari masyarakat. Keluhan sering muncul dari peserta didik karena cara mengajar

guru yang monoton. Namun, harapan yang tidak pernah sirna dan selalu

diharapkan dari seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang

disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas (Djamarah dan

Zain, 2014: 1). Hal tersebut merupakan masalah yang cukup sulit dihadapi oleh

guru saat ini karena peserta didik bukan saja individu dengan segala keunikannya,

tetapi mereka juga makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.

Dalam proses pembelajaran sebagaimana dikatakan oleh Supriyadi (2013:

173) peran guru diperlukan untuk membimbing siswa dalam pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Proses belajar mengajar oleh guru harus

menghasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi keterampilan berpikir,


3

kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Sejalan dengan hal

tersebut, guru harus mencermati dan memahami keterampilan dasar mengajar agar

dapat menciptakan guru yang terampil dan berkontribusi untuk menciptakan

pembelajaran yang unggul (excellence) (Halimah, 2017: 97). Namun,

keterampilan dasar mengajar guru perlu mendapatkan perhatian yang spesifik

karena akan berimplikasi langsung dalam pembelajaran di kelas. Peningkatan

kualitas keterampilan mengajar tampaknya menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan

dari seorang guru yang profesional.

Guru yang profesional adalah guru yang mampu menampilkan

keahliannya dalam memberikan suatu penjelasan dengan berbagai keterampilan

mengajar yang dimiliki di depan kelas dengan baik. Selain itu, guru juga harus

berperan sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dan berusaha menciptakan

kondisi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

maksimal. Dalam menjalankan tugasnya guru dituntut memiliki kompetensi yang

jelas. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, menyebutkan ada empat

kompetensi guru antara lain sebagai berikut.

Pertama, kompetensi profesional merupakan kemampuan seorang pendidik

dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi dalam standar

pendidikan. Kedua, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar untuk

mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Ketiga, kompetensi


4

kepribadian merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik dalam

bertingkah laku sehingga dapat menjadikan anak didik teladan, berakhlak mulia,

dewasa, stabil, arif, berwibawa, dan bisa menghargai waktu untuk menjaga

kedisiplinan. Keempat, kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik dalam

berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua

peserta didik, dan masyarakat.

Dari keempat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik tampaknya

membutuhkan perhatian yang lebih dibandingkan yang lain karena kompetensi

tersebut berkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru harus memiliki berbagai keahlian dan kemampuan mengajar

sehingga guru dapat melaksanakan interaksi belajar mengajar dengan efektif.

Menurut Asril (2013: 4) banyak pendekatan, strategi, model, metode,

teknik, dan taktik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Ragam metode dan model mengajar dapat memberi keleluasaan kepada guru

untuk menggunakan variasi metode-metode mengajar. Hal ini penting karena

suatu metode mengajar dapat digunakan untuk merangsang dan menarik minat

peserta didik terhadap pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, seorang guru

dituntut melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan mengajar. Dengan

keterampilan tersebut, seorang guru diharapkan mampu mengoptimalkan

peranannya dalam mengajar di kelas.

Menurut Hasibuan dkk (1991: 17—162) keterampilan dasar mengajar

dibe-
5

dakan menjadi sepuluh keterampilan yang mesti dikuasai oleh guru, yaitu (1)

keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan bertanya tingkat

dasar, (3) keterampilan bertanya tingkat lanjut, (4) keterampilan memberi

penguatan, (5) keterampilan mengadakan variasi, (6) keterampilan dasar

menjelaskan, (7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (8)

keterampilan mengajar secara perseorangan, (9) keterampilan mengajar kelompok

kecil, dan (10) keterampilan mengelola kelas.

Pada dasarnya, kesepuluh keterampilan dasar mengajar di atas merupakan

satu kesatuan yang wajib dimiliki dan diterapkan oleh guru. Dari sepuluh

keterampilan tersebut, satu di antaranya adalah keterampilan mengadakan variasi

yang merupakan salah satu keterampilan penting dan memiliki nilai strategis

dalam pembelajaran di kelas.

Halimah (2017: 132) mengemukakan bahwa pentingnya guru memiliki

keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah untuk

memberdayakan potensi peserta didik secara optimal sehingga pembelajaran

menjadi bermakna dan efektif. Di samping itu, keterampilan mengadakan variasi

juga dapat mengatasi kebosanan serta dapat meningkatkan motivasi dan perhatian

peserta didik selama proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi suatu tantangan

bagi setiap guru untuk selalu mengupayakan secara berkelanjutan pengembangan

keterampilannya dalam mengadakan variasi selama proses pembelajaran. Oleh

karena itu, sebagai pengajar, guru dituntut mampu menciptakan pembelajaran

yang bervariasi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas belajar siswa.


6

Berdasarkan paparan di atas, maka tugas seorang guru tidak hanya

berbicara saja di dalam kelas, melainkan juga perlu membuat beberapa variasi

dalam kegiatan

pembelajaran. Variasi hendaknya diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, salah

satunya adalah dalam bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia

banyak hal yang mesti dipertimbangkan dalam penggunaan keterampilan

mengadakan variasi demi mencapai keberhasilan pembelajaran.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia sering ditemui masalah yang

menyebabkan kebosanan dalam diri peserta didik. Dalam upaya mengatasi

kebosanan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus melengkapi diri

dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu saat

melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Salah satunya dengan

mengaplikasikan keterampilan teknik mengadakan variasi dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Keterampilan mengadakan variasi yang bisa dilakukan dalam

proses pembelajaran terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu variasi dalam gaya

mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan pengajaran, dan variasi pola

interaksi dan kegiatan siswa. Apabila ketiga variasi tersebut dikombinasikan

dalam penggunaannya, maka akan meningkatkan perhatian dan kemauan siswa

untuk belajar sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar.

Mengigat pentingnya melakukan variasi dalam proses pembelajaran, maka

guru harus memiliki pengetahuan atau kemampuan yang memadai dalam

melakukan keterampilan mengadakan variasi. Namun pada kenyataannya,

tampaknya guru belum menerapkan keterampilan mengadakan variasi dengan


7

baik. Hal ini terbukti dari pengalaman peneliti ketika menjadi siswa dan

mahasiswa. Dapat kita bayangkan betapa membosankannya jika seorang guru

mengajar secara monoton di dalam kelas karena guru tidak pernah mengadakan

variasi dalam pembelajaran. Hal tersebut merupakan masalah yang harus disikapi.

Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak pada rendahnya kualitas belajar

siswa.

Sehubungan dengan hal di atas, peneliti merasa tertarik dan ikut terpanggil

untuk menyikapi masalah tersebut. Akhirnya, peneliti memutuskan untuk

mengangkat permasalahan tersebut ke dalam penelitian ilmiah dalam bentuk

skripsi guna melihat kondisi sesungguhnya tentang keterampilan mengadakan

variasi guru bahasa Indonesia. Adapun penelitian selengkapnya berjudul

“Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran 2018/2019”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dipaparkan dalam

pembahasan dan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Permasalahan

yang diteliti harus didefinisikan secara logis sehingga mencapai rumusan masalah

yang konkret dan efisien (Damayanti, 2016: 59). Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya masalah tersebut dalam sebuah penelitian. Mengigat pentingnya

kedudukan masalah dalam penelitian ini, maka masalah harus dirumuskan dengan

jelas. Masalah penelitian ini sesungguhnya sudah terungkap dalam latar belakang

di atas. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut.


8

1. Bagaimanakah keterampilan mengadakan variasi guru Bahasa Indonesia SMA

Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019?

2. Kesulitan-kesulitan apakah yang dialami dalam mengadakan variasi guru

Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kesulitan dalam mengadakan variasi

guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dalam melakukan penelitian terhadap sebuah masalah. Untuk memperoleh hasil

yang baik, suatu penelitian hendaknya memiliki tujuan yang jelas, spesifik, dan

konkret sesuai dengan masalah penelitian sehingga akan memberikan arah yang

jelas. Demikian pula halnya dengan penelitian ini, memiliki arah dan tujuan yang

jelas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Untuk lebih jelasnya kedua tujuan tersebut akan

diuraikan satu per satu berikut ini.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada dasarnya merupakan tujuan yang melingkupi semua

tujuan khusus penelitian. Dengan kata lain, tujuan umum bersifat lebih luas

dibandingkan dengan tujuan khusus. Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan teknis mengajar guru


9

Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019

dalam mengadakan variasi pada pembelajaran.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan uraian yang lebih detail dari tujuan

umum.Tujuan

khusus mengandung hal-hal rinci yang ingin dicapai oleh peneliti. Tujuan khusus

pada dasarnya identik dengan masalah penelitian, hanya saja berbeda dalam

perumusannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan kalimat tanya, sedangkan

tujuan khusus dirumuskan dengan kalimat pernyataan. Oleh karena itu, sesuai

dengan rumusan masalah di atas, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui keterampilan mengadakan variasi guru Bahasa Indonesia

SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019.

2. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengadakan variasi

guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan dalam mengadakan variasi

guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari sebuah pencapaian tujuan.

Apabila dalam penelitian tujuan dapat tercapai, maka sebuah penelitian

diharapkan memiliki manfaat. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan dapat
10

memberikan manfaat bagi siswa, guru, pengembang kurikulum, dan penulis buku

ajar seperti berikut.

1. Bagi guru, hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai masukan secara

langsung agar mereka yang dulunya mengajar dengan gaya yang monoton

menjadi lebih bervariasi. Guru akan lebih termotivasi dalam mengajar, setelah

mengetahui teknik yang dapat mengaktifkan minat belajar siswa.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan bermanfaat apabila guru menggunakan

variasi dalam mengajar di kelas. Dengan begitu, siswa akan lebih tertarik dan

tidak merasa bosan ketika belajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai

sesuai yang diharapkan.

3. Bagi pengembang kurikulum (khususnya di Perguruan Tinggi), hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka pengembangan kurikulum,

terutama berkenaan dengan keterampilan teknis dasar mengajar khususnya

keterampilan mengadakan variasi oleh guru.

4. Bagi penulis buku ajar (khususnya di Perguruan Tinggi), hasil penelitian ini

dapat dijadikan referensi atau masukan untuk penyusunan buku atau bahan ajar

berkaitan dengan keterampilan teknis mengajar khususnya keterampilan

mengadakan variasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup digunakan untuk membatasi objek yang akan dikaji agar

memperjelas masalah yang akan dibahas dan permasalahan tidak meluas atau

menyimpang dari pokok kajian. Berkenaan dengan itu, untuk menghindari

terjadinya kesalahpahaman, dipandang perlu mengungkapkan batasan atau ruang


11

lingkup dalam penelitian ini. Adapun lingkup penelitian ini terbatas pada hal-hal

berikut ini.

1. Variasi gaya mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi

penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan

kontak pandang, gerakan badan dan mimik, pergantian posisi guru dalam kelas.

2. Variasi penggunaan media dan bahan pengajaran yang dimaksud dalam

penelitian ini meliputi variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, variasi alat

atau bahan yang dapat didengar, variasi alat atau bahan yang dapat diraba dan

dimanipulasi.

3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi interaksi satu arah, interaksi dua arah, dan interaksi multi arah.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan

pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (Tanjung dan

Ardial 2005: 59). Asumsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anggapan

tentang fakta yang mengandung kebenaran tanpa memerlukan pembuktian. Dalam

penelitian ini dipegang seperangkat asumsi sebagai berikut.

1. Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli sudah memiliki

kewenangan mengajar pada bidangnya.

2. Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri se-Kabupaten Bangli telah medapatkan

pengetahuan tentang keterampilan mengadakan variasi saat menempuh

pendidikan S1.
12

3. Perbedaan jenis kelamin guru yang digunakan sebagai subjek penelitian ini

tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian ini.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Penelitian yang baik sudah seharusnya didasari dengan teori-teori yang

relevan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian agar tercapainya hasil yang

diharapkan. Dalam hal ini, teori tersebut dapat menunjang kelancaran dan

kemantapan sebuah penelitian. Oleh karena itu, pada bab ini akan dikemukakan

beberapa hal yang berkaitan dengan landasan teori yang digunakan dalam

penelitian, yaitu (1) hakikat pembelajaran, (2) interaksi belajar mengajar, (3)

keterampilan dasar mengajar, dan (4) keterampilan teknik mengadakan variasi.

Namun, sebelum membahas landasan teori, terlebih dahulu akan dibahas beberapa

kajian pustaka dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, dibahas beberapa bahan pustaka berbentuk

skripsi yang sebelumnya pernah ditulis oleh peneliti lain mengenai keterampilan

mengadakan variasi. Kajian pustaka dimaksudkan untuk mengungkap perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan

masalah yang akan diteliti. Berkaitan dengan hal tersebut, ada tiga skripsi yang

digunakan sebagai kajian pustaka. Kajian pustaka yang dimaksud akan diuraikan

sebagai berikut.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Utami, mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,

12
14

IKIP PGRI Bali tahun 2009 dengan judul “Keterampilan Teknik Melakukan

Variasi
13

dalam Pengajaran Membaca Indah oleh Guru Kelas V Sekolah Dasar Gugus

Kartini Kecamatan Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Dalam skripsinya, Utami menggunakan metode observasi, kuesioner, dan

wawancara untuk mengumpulkan data. Metode pengolahan data yang digunakan

ialah metode statistik deskriptif. Dari hasil pengolahan data, Utami menyimpulkan

bahwa 1) kemampuan guru dalam melakukan variasi yang tergolong baik dengan

persentase 53,84%, sedangkan kemampuan guru dalam melakukan variasi yang

tergolong cukup dengan persentase 46,15% dan 2) rata-rata kemampuan

melakukan teknik variasi oleh guru kelas V Sekolah dasar Gugus Kartini

Kecamatan Denpasar Barat dalam pengajaran membaca dikategorikan baik.

Selain melihat kemampuannya, Utami juga memaparkan hasil wawancara

dengan guru untuk mengetahui pentingnya teknik melakukan variasi dalam

pengajaran membaca indah. Dari hasil wawancaranya, dapat disimpulkan bahwa

dalam kegiatan mengajar di kelas guru selalu menggunakan keterampilan teknik

melakukan variasi dalam setiap pengajarannya. Penggabungan ketiga aspek

variasi yang dilakukan secara tepat dan hati-hati akan sangat bermanfaat dalam

usaha menarik dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Lestari, mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,

IKIP PGRI Bali tahun 2016 dengan judul “Keterampilan Dasar Mengajar

Mengadakan Variasi Guru Bahasa Bali di SMP Negeri se-Kabupaten Karangasem

Tahun Pelajaran 2014/2015”.


14

Dalam skripsinya, Lestari menggunakan metode observasi, kuesioner, dan

wawancara untuk pengumpulan data. Metode pengolahan data yang digunakan

adalah metode deskriptif. Dari keseluruhan hasil analisis data, Lestari

menyimpulkan bahwa 1) keterampilan dasar mengajar mengadakan variasi guru

bahasa Bali SMP Negeri se-Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2014/2015

adalah cukup dengan skor rata-rata 68; 2) kesulitan yang dialami dalam

mengadakan variasi oleh guru teridentifikasi pada aspek memberi waktu senyap,

pemusatan perhatian, dan memvariasikan media dan bahan pengajaran; dan 3)

faktor yang menyebabkan guru bahasa Bali SMP Negeri se-Kabupaten

Karangasem mengalami kesulitan dalam mengadakan variasi adalah peserta didik

kurang berminat terhadap pembelajaran bahasa Bali serta sarana dan prasarana

yang kurang memadai di sekolah untuk pelajaran bahasa Bali.

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Mahardika, mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,

IKIP PGRI Bali tahun 2013 dengan judul “Keterampilan Mengajar Melakukan

Variasi oleh Guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Ubud Kabupaten Gianyar Tahun

Pelajaran 2012/2013”.

Dalam penelitiannya, Mahardika menggunakan tiga metode pengumpulan

data, yaitu observasi, angket atau kuesioner, dan wawancara. Metode pengolahan

data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Dari keseluruhan data hasil

penelitian, Mahardika menyimpulkan bahwa 1) keterampilan mengajar melakukan

variasi guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Ubud, Kabupaten Gianyar tergolong baik

dengan nilai rata-rata yang diperoleh guru adalah 77; 2) kesulitan yang dihadapi
15

oleh guru teridentifikasi dalam tiga hal, yaitu memberikan waktu senyap,

pemusatan perhatian siswa, dan memvariasikan media dan bahan pengajaran; dan

3) faktor penyebab kesulitan dalam melakukan variasi teridentifikasi dalam tiga

faktor, yaitu kurangnya konsentrasi siswa, kurangnya waktu mengajar yang

tersedia untuk mengaplikasikan komponen melakukan variasi, dan kurangnya

sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Setelah dikaji secara cermat, ketiga penelitian di atas memiliki persamaan

dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan ketiga

penelitian yang dikaji adalah sama-sama meneliti tentang keterampilan

mengadakan variasi, tetapi berbeda subjek kajian dan metode yang digunakan.

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data oleh Utami, Lestari, dan

Mahardika hanya menggunakan metode observasi, kuesioner, dan wawancara,

sedangkan penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara serta

dibantu dengan teknik rekam berupa video untuk memperkuat data yang

diperoleh. Perbedaan lain adalah mengenai subjek penelitian. Utami meneliti guru

kelas V Sekolah Dasar Gugus Kartini Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran

2008/2009, Desi meneliti guru bahasa Bali di SMP Negeri se-Kabupaten

Karangasem tahun pelajaran 2014/2015, dan Mahardika meneliti guru bahasa Bali

SMA Negeri 1 Ubud Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan

subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019.

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, ketiga penelitian di atas jelas

memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Dengan demikian, penelitian ini layak
16

untuk dilanjutkan karena pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian yang

berbeda.

2.2 Landasan Teori

Suatu penelitian akan berhasil dengan baik bila didukung oleh suatu teori

yang terkait dengan pokok permasalahan yang dibahas. Teori tersebut akan

menjadi landasan penelitian yang secara nyata dapat mendukung dan memberikan

penjelasan terhadap hal yang dibahas. Dengan kata lain, teori-teori ini memiliki

relevansi dengan permasalahan yang dikaji.

Demikian pula halnya dengan penelitian ini menggunakan sejumlah teori

yang telah dikaji dari sisi relevansinya. Adapun teori-teori yang dimaksud

meliputi (1) hakikat pembelajaran, (2) interaksi belajar mengajar, (3) keterampilan

dasar mengajar, dan (4) keterampilan mengadakan variasi. Teori tersebut akan

diuraikan satu per satu berikut ini.

2.2.1 Hakikat Pembelajaran

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 dikemukakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, menurut

Halimah (2017: 34) pembelajaran merupakan perbuatan yang sangat kompleks

karena menuntut keahlian tingkat tinggi, menuntut aktivitas yang profesional,

menuntut beragam keterampilan mengajar, dan menuntut tanggung jawab secara

moral. Pada sisi lain, Hamalik (2015: 57) mengartikan bahwa pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi (siswa dan guru),
17

material (buku, papan tulis dan kapur, audio dan video tape, slide dan film),

fasilitas dan perlengkapan (ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer),

dan prosedur (jadwal, metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan

sebagainya). Berbeda dengan pendapat di atas, Dimyati dan Mudjiono (2013: 5)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram

dalam desain instruksional untuk membuat belajar secara aktif yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang

memerlukan keahlian khusus terutama dalam keterampilan dasar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan proses belajar mengajar menjadi

aktif.

Jika dikaji lebih cermat, sesungguhnya guru dalam mengajar atau

menciptakan pembelajaran harus mampu mengadakan variasi agar kegiatan dalam

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, yang belajar adalah

peserta didik, sedangkan guru tugasnya memberi bimbingan dengan berbagai

upaya menciptakan atau mengelola lingkungan termasuk dirinya, buku-buku, alat

pelajaran, media pembelajaran, fasilitas yang diperlukan, termasuk aktivitas

peserta didik yang harus diarahkan agar tujuan belajar tercapai secara efektif.

Dengan demikian, pada dasarnya guru merupakan jabatan atau profesi

yang memerlukan keahlian khusus sebagai pengajar karena harus memiliki

berbagai keterampilan mengajar khususnya keterampilan mengadakan variasi

untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.


18

2.2.2 Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi terdiri atas dua kata, yaitu inter- (antar) dan aksi (kegiatan). Jadi,

interaksi dapat diartikan sebagai kegiatan timbal balik. Menurut Sardiman (2010:

18) interaksi belajar mengajar merupakan proses interaksi yang disengaja dan

sadar tujuan untuk mengantarkan anak didik ke tingkat kedewasaannya.

Sementara itu, Suryobroto (2009: 42) mengatakan interaksi belajar mengajar

adalah sebuah interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar. Pada sisi lain, Halimah (2017: 150)

mengatakan bahwa selama proses pembelajaran, interaksi tidak hanya terjadi satu

arah, melainkan guru dapat menciptakan interaksi yang lebih bervariasi. Apabila

dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka interaksi erat kaitannya dengan

keterampilan mengadakan variasi yang di dalamnya terdapat hubungan antara

siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi

belajar mengajar merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang terjadi antara

guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan, guru harus proaktif dalam menciptakan pembelajaran

yang orientasinya membuat peserta didik sukses dalam belajar. Menurut Heisler

sebagaimana dikutip oleh Halimah (2017: 150) guru harus dapat menciptakan

beragam aktivitas belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Jadi, di dalam

pembelajaran guru harus mampu menciptakan berbagai pola interaksi selama

proses pembelajaran.
19

2.2.3 Keterampilan Dasar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar keterampilan guru sangat dibutuhkan guna

mencapai pembelajaran yang maksimal. Pentingnya guru menguasai keterampilan

mengajar berkaitan erat dengan kompetensi yang harus dimiliki guru terutama

kompetensi pedagogik. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam

mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru ketika mengajar harus

melengkapi dirinya dengan keterampilan dasar mengajar agar dapat mengelola

pembelajaran dengan baik.

Keterampilan dasar mengajar dapat diartikan sebagai suatu cara atau

konsep yang dirancang dengan jelas sehingga dapat disesuaikan dengan usia

peserta didik, tingkat kemampuan, kebutuhan, dan latar belakang peserta didik.

Asril (2010: 67) mengemukakan bahwa keterampilan dasar adalah keterampilan

standar yang harus dimiliki oleh setiap individu yang berprofesi sebagai guru.

Oleh karena itu, keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan oeh guru agar

dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

Hasibuan dkk. (1991: vi) mengemukakan sepuluh keterampilan dasar

mengajar yang harus dimiliki guru, yaitu (1) keterampilan dasar mengajar

bertanya tingakt dasar; (2) keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat lanjut;

(3) keterampilan dasar mengajar memberi penguatan; (4) keterampilan dasar

mengajar mengadakan variasi; (5) keterampilan dasar mengajar menjelaskan; (6)

keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil; (7)

keterampilan dasar mengajar membuka dan menutup pelajaran; (8) keterampilan


20

dasar mengajar secara perseorangan; (9) keterampilan dasar mengajar kelompok

kecil; dan (10) keterampilan dasar mengajar mengelola kelas.

Kesepuluh keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang wajib

dimiliki oleh seorang guru. Apabila diimplementasikan secara tepat, maka proses

belajar mengajar di kelas akan berjalan dengan maksimal. Namun, salah satu

keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan dasar mengajar mengadakan

variasi merupakan keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh guru. Lebih

jauh hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

2.2.4 Keterampilan Mengadakan Variasi

Peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda satu sama yang lain.

Untuk itu, pembelajaran yang efektif, salah satunya harus dapat menyelaraskan

dengan kondisi peserta didik dan mengoptimalkan potensi peserta didik. Guru

dituntut untuk mempunyai pemahaman yang baik terhadap gaya belajar peserta

didik dan merealisasikannya dalam pelaksanaan pembelajaran melalui penciptaan

pembelajaran yang bervariasi. Kejenuhan dan kebosanan yang dialami dalam

kegiatan pembelajaran sering terjadi karena kondisi ruangan tidak nyaman, kinerja

guru yang monoton, serta materi yang diajarkan kurang menarik. Hal tersebut

dapat diatasi dengan guru melakukan variasi dalam proses pembelajaran agar

peserta didik lebih termotivasi dan semangat dalam belajar.

Menurut Asril (2013: 86), variasi stimulus atau keterampilan mengadakan

variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran

yang ditunjukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam proses

pembelajaran minat belajar peserta didik menjadi lebih baik dan penuh partisipasi.
21

Pada sisi lain, Sanjaya (2006: 38) mengemukakan bahwa variasi stimulus

merupakan keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap

menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap

antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipatif dalam kegiatan

pembelajaran. Senada dengan pendapat di atas, Darmadi (2012: 3) mengatakan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan

guru yang disengaja atau spontan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa

selama pelajaran berlangsung. Sementara itu, Hasibuan dkk. (1991: 71)

mengartikan bahwa keterampilan mengadakan variasi merupakan suatu proses

pengubahan dalam pengajaran yang menyangkut tiga komponen, yaitu gaya

mengajar yang bersifat personal, penggunaan media dan bahan-bahan

instruksional, dan pola serta tingkat interaksi guru dengan siswa.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

mengadakan variasi merupakan keterampilan guru mengajar agar mampu

menciptakan suasana belajar yang bervariasi dan menyenangkan bagi siswa.

2.2.4.1 Tujuan Mengadakan Variasi Mengajar

Keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan mengajar yang

sangat penting dikuasai guru karena dengan menerapkan keterampilan ini akan

sangat bermanfaat dalam usaha menarik dan mempertahankan minat serta

semangat siswa dalam belajar. Darmadi (2012: 3) mengatakan bahwa tujuan

utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk

menangani kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.

Hanya saja, Darmadi tidak merinci lebih jauh mengenai tujuan mengadakan
22

variasi. Sementara itu, tujuan mengadakan variasi secara detail dikemukakan oleh

Hasibuan dkk. (1991: 71). Lebih jauh, Hasibuan dkk. (1991:71) menyebutkan ada

empat tujuan mengadakan variasi, yaitu sebagai berikut.

1. Dapat Menimbulkan dan Meningkatkan Perhatian Siswa terhadap Aspek-

Aspek Belajar Mengajar yang Relevan

Pada saat guru mengajar siswa dituntut untuk memahami materi yang

disampaikan ketika mengikuti proses belajar mengajar. Namun, sering ditemui

guru mengalami kesulitan mempertahankan perhatian siswa karena penjelasan

guru yang kurang tepat mengenai sasaran dan tidak menarik perhatian siswa.

Pentingnya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan membuat guru harus

bekerja keras meningkatkan perhatian siswa. Oleh karena itu, guru harus selalu

memperhatikan tingkat perhatian siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Meningkatkan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi dan Rasa Ingin Tahu

melalui Kegiatan Penelitian (Investigasi) dan Penjelajahan (Eksplorasi)

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi siswa dalam

belajar karena tanpa adanya motivasi siswa tidak akan dapat mengikuti

pembelajaran dengan maksimal. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu

meningkatkan motivasi siswa agar dapat belajar dengan baik dan tekun. Guru

diharapkan dapat memberikan pengajaran yang menyenangkan dan menarik

perhatian siswa agar siswa lebih termotivasi mengikuti proses belajar mengajar.

3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah

Dalam proses belajar mengajar, tidak dapat dipungkiri bahwa peserta didik

tertentu memiliki rasa kurang senang terhadap guru ketika mengajar di kelas.
23

Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan karena gaya

mengajar guru yang monoton. Akibatknya, akan membuat pembelajaran menjadi

tidak efektif. Guru ketika mengajar hendaknya dapat menguasai kelas dan dapat

menarik perhatian siswa. Dengan demikian, siswa akan merasa selalu diperhatikan

oleh guru sehingga dapat membentuk sikap positif siswa terhadap guru dan materi

pembelajaran.

4. Memungkinkan Siswa Mendapatkan Pelayanan secara Individual sehingga

Memberi Kemudahan Belajar

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, ketika mengajar guru

dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan mengajar. Selain memiliki

keterampilan mengajar, ketika proses belajar mengajar juga harus dilengkapi

dengan fasilitas yang memadai. Lengkap atau tidaknya fasilitas belajar akan

sangat berpengaruh terhadap kemudahan belajar mengajar di kelas.

2.2.4.2 Prinsip Penggunaan Variasi

Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa selalu menjadi fokus

perhatian. Pada dasarnya, setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru merupakan

upaya menciptakan lingkungan kelas yang kondusif dan dapat menyenangkan hati

semua siswa sehingga siswa bersemangat untuk belajar.

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif

belajar, diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya untuk

mewujudkan hal tersebut adalah dengan cara memerhatikan beberapa prinsip

penggunaan variasi dalam mengajar. Djamarah dan Zain (2014: 166) dan

Hasibuan dkk. (1991: 72) mengemukakan tiga prinsip penggunaan variasi sangat
24

penting diperhatikan oleh guru guna menunjang pelaksanaan belajar mengajar di

kelas. Adapun prinsip penggunaan variasi mengajar tersebut sebagai berikut.

1. Variasi hendaknya digunakan relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Penggunaan variasi harus wajar dan beragam. Hindarilah penggunaan variasi

yang berlebihan karena dapat menganggu proses belajar mengajar.

2. Variasi digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga proses

belajar mengajar berjalan dengan baik dan perhatian siswa tidak terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi memerlukan susunan dan perencanaan yang

baik agar pembelajaran benar-benar terstruktur. Oleh karena itu, diperlukan

penggunaan variasi yang luwes dan spontan sesuai dengan umpan balik yang

diterima siswa.

2.2.4.3 Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

Hasibuan dkk. (1991: 72) menyebutkan keterampilan mengadakan variasi

dapat dilakukan dalam proses pembelajaran terbagi menjadi tiga aspek, yaitu 1)

variasi dalam gaya mengajar guru yang meliputi penggunaan variasi suara,

pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan

dan mimik, dan pergantian posisi guru; 2) variasi penggunaan media dan bahan-

bahan pengajaran yang meliputi variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, variasi

alat atau bahan yang dapat didengar, dan variasi alat atau bahan yang dapat diraba

dan dimanipulasi; dan 3) variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Ketiga hal

tersebut akan diuraikan satu per satu sebagai berikut.

1. Variasi Gaya Mengajar Guru


25

Aspek pertama dalam keterampilan mengadakan variasi adalah variasi

gaya

mengajar guru. Bila variasi dalam gaya mengajar guru dilakukan dengan hati-hati,

akan sangat berguna untuk menarik dan meningkatkan semangat serta perhatian

siswa dalam belajar. Menurut Hasibuan dkk. (1991: 72); Halimah (2017: 142);

Sanjaya (2006: 39); dan Djamarah dan Zain (2014: 167) komponen-komponen

variasi dalam gaya mengajar guru meliputi, 1) penggunaan variasi suara, 2)

pemusatan perhatian, 3) kesenyapan, 4) mengadakan kontak pandang, 5) gerakan

badan dan mimik, 6) pergantian posisi guru dalam kelas. Keenam komponen

variasi dalam gaya mengajar guru akan diuraikan berikut ini.

a. Penggunaan Variasi Suara

Seorang guru harus mampu mengucapkan kata-kata secara jelas dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Variasi suara merupakan penrubahan

nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat

menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih atau pada saat memberikan

tekanan pada kata-kata tertentu. Dalam menyajikan pokok penting biasanya

guru memberi tekanan pada kata-kata tertentu atau mengucapkan kata dengan

nada lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas oleh siswa.

b. Pemusatan Perhatian

Setiap mengadakan pengajaran, guru harus melakukan pemusatan

perhatian karena hal ini sangat berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Memusatkan

perhatian pada hal-hal yang dianggap paling penting dapat dilakukan guru
26

dengan perkataan seperti “perhatikan baik-baik”, “nah, ini penting sekali”,

“dengar baik-baik”, ini agak sukar dipahami”. Biasanya pemusatan secara

verbal ini diikuti lagi dengan isyarat seperti menunjuk pada gambar yang

tergantung di dinding atau kepada papan tulis, dan sebagainya.

c. Kesenyapan

Adanya kesenyapan tiba-tiba yang disengaja oleh guru selagi

menerangkan merupakan suatu alat yang baik untuk menarik perhatian karena

pengubahan stimulus dari adanya suara ke keadaan tenang atau senyap atau

dari keadaan sibuk lalu kegiatan tersebut dapat terhenti. Hal tersebut dapat

menarik perhatian siswa sebab siswa ingin tahu apa yang terjadi. Dalam hal ini

harus diingat perubahan tersebut jangan dilakukan apabila akan berdampak

menganggu pelajaran.

Realisasi dari kesenyapan biasanya dapat terlihat ketika guru

mengajukan pertanyaan. Ketika melontarkan pertanyaan, biasanya guru

menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan untuk memberikan waktu siswa

untuk berpikir, terutama untuk menjawab pertanyaan yang memerlukan

pemikiran yang mendalam.

d. Mengadakan Kontak Pandang

Saat berlangsungnya proses pembelajaran, kontak pandang berfungsi

untuk meningkatkan hubungan dengan siswa. Selain itu, kontak pandang juga

dapat digunakan untuk menyampaikan informasi (seperti membesarkan mata

tanda tercengang) atau dapat digunakan untuk mengetahui perhatian dan

pemahaman siswa. Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa,


27

sebaiknya pendangan menjelajahi seluruh kelas untuk menunjukkan hubungan

yang intim dengan mereka.

e. Gerakan Badan dan Mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru (mimik) dan gerakan badan merupakan

aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi di dalam kelas. Hal ini tidak

saja sekadar menarik perhatian tetapi dapat pula menyampaikan arti dari pesan

lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah dapat digambarkan dengan

tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikan alis, dan lain-lain. Gerakan

kepala dapat digambarkan dengan mengangguk, menggeleng, mengangkat atau

merendahkan kepala. Menggoyang-goyangkan tangan dapat diartikan “tidak”

dan mengangkat tangan keduanya dapat diartikan “apa lagi”, dan lain-lain.

Guru dapat mengangkat bahu, berdiri diam kaku, santai, berjalan mendekati

atau menjauhi siswa, berdiri siap membantu, dan sebagainya.

f. Pergantian Posisi Guru dalam Kelas

Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakna untuk

mempertahankan perhatian siswa. Pergantian posisi ini dimaksudkan sebagai

gerakan guru ketika mengajar seperti berjalan ke arah depan atau belakang, ke

bagian kiri atau kanan siswa, kadang berdiri atau kadang duduk. Hal yang

penting diingat adalah adanya variasi ini dipergunakan dengan maksud tertentu

dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.

2. Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Pengajaran

Pada kahikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses

komunikasi. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan
28

dihayati oleh orang lain. Agar tidak terjadi kesalahan dalam proses komunikasi,

perlu digunakan media yang dapat membantu proses komunikasi.

“Media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang

berupa perangkat keras (hardware) maupun lunak (software) yang memungkinkan

siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga

pembelajaran menjadi efektif dan efisien” (Sanjaya, 2008: 205).

Sebagai sarana komunikasi, penggunaan media belajar mengajar harus

bersifat mendidik. Kaitannya dengan penelitian ini bahwa media dalam proses

komunikasi belajar mengajar harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan

tingkat perkembangan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kemampuan

indera yang berbeda-beda, baik pendengaran, pengelihatan, maupun berbicara.

Jadi, dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki setiap

peserta didik dapat teratasi.

Media atau alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Apabila

digunakan secara bervariasi dari satu media ke media yang lain atau dengan

variasi bahan ajar dalam satu komponen media akan banyak membantu

penyesuaian indera peserta didik. Ini akan menambah perhatian peserta didik

menjadi lebih tinggi, menambah motivasi untuk belajar, dan meningkatkan

kemampuan belajarnya.

Bahan dan alat baru juga akan dapat menambah rasa ingin tahu siswa. Hal

yang sangat penting ialah bahwa alat media dan bahan yang kaya dan beragam

serta releva dengan tujuan pengajaran dapat merangsang pikiran dan hasil belajar
29

yang bermakna. Menurut Hasibuan dkk. (1991:75); Darmadi (2012: 3); Halimah

(2017: 146); Sanjaya (2006: 41); dan Djamarah dan Zain (2014: 169) ada

beberapa variasi penggunaan media dan bahan pengajaran, yaitu 1) variasi alat

atau bahan yang dapat dilihat, 2) variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dan

3) variasi alat atau bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.

a. Variasi Alat atau Bahan yang dapat Dilihat

Alat atau bahan yang dapat dilihat diartikan pula sebagai media

pandang (visual). Alat atau bahan yang termasuk dalam golongan ini

merupakan pemakaian bermacam alat dan bahan yang meliputi benda atau

objek sederhana, grafik, gambar di papan tulis, papan buletin, film, televisi,

sumber-sumber perpustakaan, ukiran, peta, poster, dan sebagainya.

b. Variasi Alat atau Bahan yang dapat Didengar

Pada umumnya saat belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat

utama dalam komunikasi. Selain keras-lemah, tinggi-rendah, cepat-lambat dari

kualitas yang dapat divariasikan oleh guru, juga pertukaran kegiatan

mendengar suara guru dengan selingan rekaman suara atau suara radio, suara

musik, deklamasi yang dibacakan siswa, drama, diskusi, dan lain-lain dapat

menjadi variasi yang sangat baik dan bermanfaat. Hal yang sangat dianjurkan

dalam variasi ini adalah pertukaran kegiatan mendengar dengan melihat atau

sebaliknya.

c. Variasi Alat atau bahan yang dapat Diraba dan Dimanipulasi

Komponen ketiga dari keterampilan menggunakan variasi adalah

penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk


30

menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar. Penggunaan variasi

media ini dapat membantu menarik perhatian siswa. Hal ini juga dapat

melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik

secara individu

maupun kelompok. Alat dan bahan seperti spesimen (contoh), model, patung,

alat mainan, binatang hidup, dan sebagainya dapat diberikan kepada siswa

untuk diraba atau dimanipulasi.

3. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Komponen keterampilan mengadakan variasi yang terakhir adalah

mengubah pola dan tingkat interaksi antar guru dan siswa. Hasibuan dkk. (1991:

76) dan Djamarah dan Zain (2014: 171) mengemukakan bahwa variasi pola

interaksi antara guru dengan siswa memiliki banyak ragam mulai dari saat guru

mendominasi sepenuhnya kegiatan sampai pada keadaan siswa bekerja sendiri

secara bebas. Di antara dua kutub ini banyak sekali pola yang mungkin ada.

Misalnya guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam

kelompok kecil, tukar pendapat melalui diskusi, atau melakukan demonstrasi

tanpa campur tangan guru.

Sementara itu, Halimah (2017: 151) menyebutkan bahwa komunikasi atau

interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik

dapat dilakukan dengan empat pola interaksi, yaitu 1) komunikasi satu arah, 2)

komunikasi dua arah, ada balikan bagi guru, tetapi tidak ada interaksi di antara

peserta didik, 3) saling berinteraksi, ada balikan bagi guru, dan peserta didik
31

saling berinteraksi, dan 4) interaksi optimal antara guru dengan semua peserta

didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa baik guru maupun

peserta didik dapat melakukan variasi pola interaksi. Keempat pola interaksi

tersebut dapat digunakan secara bergantian dalam setiap proses pembelajaran atau

dapat pula digunakan secara bertahap sehingga akhirnya mengarah pada

terciptanya interaksi yang optimal antara guru dan peserta didik.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data Arikunto (2013: 160). Senada dengan pengertian di atas,

(Sugiyono, 2011: 3) menyatakan bahwa metode adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai. Pendapat lain

dikemukakan oleh Suryana (2015: 28) yang menyatakan bahwa penyajian metode

penelitian dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji

kebenaran suatu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menguji kebenaran

suatu data sesuai tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, metode penelitian

merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian.

Mengingat pentingnya peranan metode dalam sebuah penelitian, maka

dalam penelitian ini digunakan empat metode: (1) metode penentuan subjek

penelitian, (2) metode pendekatan subjek penelitian, (3) metode pengumpulan

data, dan (4) metode pengolahan data. Keempat metode tersebut akan diuraikan

secara rinci berikut ini.

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dikenai kesimpulan hasil

penelitian (Suryana, 2015: 145). Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan

dengan dua cara. Pertama, dapat dilakukan dengan meneliti seluruh anggota

32
33

populasi yang disebut penelitian populasi. Kedua, dapat dilakukan dengan

meneliti sebagian subjek penelitain yang disebut dengan penelitian sampel.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, digunakan penelitian

populasi. Menurut Arikunto (2013: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek

penelitian karena yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah semua guru bahasa

Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli. Adapun jumlah guru yang menjadi

populasi dalam penelitian ini ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Nama Guru

1 SMA Negeri 1 Bangli 1) Jro. Gede Suta, S.Pd


2) I Dewa Ketut Suanda, S.Pd
3) Dra. Desak Putu Ari Melati, M.Pd
2 SMA Negeri 2 Bangli 1) Pande Kadek Lita Swandewi, S.Pd
2) Dra. I Dewa Ayu Purnami
3) Dra. Ni Ketut Gunasih
4) Ida Bagus Warnata, S.Pd
5) Ni Nyoman Ardiani, S.Pd
3 SMA Negeri 1 Susut 1) Dra. Ni Wayan Miasa
2) Ni Made Yamaeni, S.Pd
3) Ni Wayan Ekayani, S.Pd
4) Ni Wayan Sri Budiani, S.Pd
4 SMA Negeri 1 Tembuku 1) Desak Sustrini, S.Pd
2) Nyoman Sulesni, S.Pd
5 SMA Negeri 1 1) I Dewa Gede Alit Yudiawan, S.Pd
Kintamani 2) Desak Putu Eny Purwantini, S.Pd
3) I Gusti Ayu Muter Anggreni, S.Pd
Total guru 17 orang
34

3.2 Metode Pendekatan Subjek Penelitian

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, perlu

diadakan pendekatan terhadap subjek penelitian. Metode pendekatan subjek

penelitian merupakan golongan metode yang khusus digunakan untuk

mengadakan pendekatan pada subjek penelitian (Sugiyono, 2011: 65). Metode

pendekatan subjek penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode empiris dan

metode eksperimen. Metode empiris adalah suatu cara pendekatan dimana gejala

yang akan diteliti telah ada secara wajar, sedangkan metode eksperimen adalah

suatu cara pendekatan dimana gejala yang akan diselidiki itu ditimbulkan dengan

sengaja.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan metode

empiris mengingat gejala yang diteliti dalam penelitian telah ada secara wajar.

Gejala yang dimaksud adalah keterampilan mengadakan variasi guru bahasa

Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

metode yang tepat, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2017: 104). Sementara itu, Arikunto

(2013: 265) menyatakan bahwa metode pengumpulan data merupakan golongan

metode yang digunakan sebagai alat untuk mencari data atau kegiatan operasional

agar tindakannya masuk pada pengertian penelitian yang sebenarnya.


35

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dokumentasi, wawancara,

observasi, dan triangulasi atau gabungan (Sugiyono, 2017: 105). Penggunaan

metode yang tepat akan membantu keobjektifan dan keakuratan data dari suatu

penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode observasi

dibantu dengan teknik rekam dan metode wawancara.

Metode observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai

keterampilan guru dalam mengadakan variasi, sedangkan metode wawancara

digunakan untuk memperoleh data mengenai kesulitan-kesulitan dan faktor

penyebab kesulitan guru dalam mengadakan variasi. Uraian lebih rinci dari kedua

metode tersebut akan dikemukakan pada bagian berikut.

3.3.1 Metode Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan (Damayanti, 2016: 75). Senada dengan hal tersebut, Riyanto

(2010: 96) dan Nurkancana dan Sunartana (1992: 51) menyatakan bahwa

observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi

merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung dan sistematis.

Dalam pelaksanannya, metode observasi dibagi menjadi dua, yaitu

observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi terstruktur

merupakan observasi yang dilaksanakan dengan menggunakan format atau daftar

observasi yang disusun secara sistematis, sedangkan observasi tidak terstruktur


36

merupakan observasi yang tidak menyertakan format observasi dalam

pelaksanaannya melainkan hanya melakukan pengamatan sepintas.

Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah metode

observasi terstruktur mengingat dalam melakukan observasi peneliti

menggunakan pedoman observasi dan format observasi yang telah dirancang

secara sistematis untuk mendapatkan data mengenai keterampilan guru dalam

mengadakan variasi. Selain itu, untuk mendapatkan data yang akurat dalam

penelitian ini juga dibantu dengan teknik rekam agar semua kegiatan tidak ada

yang terlewatkan. Dalam observasi ini peneliti tidak ikut sebagai subjek,

melainkan hanya sebagai pengamat objek.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, observasi difokuskan pada satu

keterampilan dasar mengajar yang sesungguhnya merupakan bentuk kesatuan

yang padu. Adapun keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan

mengadakan variasi, yang meliputi variasi dalam gaya mengajar guru, variasi

dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, dan variasi pola interaksi dan

kegiatan siswa. Adapun pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa


Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran
2018/2019

No. Aspek yang dinilai Deskriptor Nilai Ket.

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Variasi Gaya a. Guru mampu mengatur 4 -Semua deskriptor
37

Mengajar Guru nada (dari tinggi menjadi tampak.


a. Variasi suara rendah atau sebaliknya). 3 -Hanya 3 deskriptor
tampak.
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Guru mampu mengatur -Hanya 2 deskriptor
tempo suara (dari cepat tampak.
menjadi lambat atau -Hanya 1 deskriptor
sebaliknya). tampak.
2
c. Guru memberikan -Semua deskriptor
tekanan suara pada kata- tidak tampak.
1
kata tertentu yang
dianggap penting.
0
d. Guru menyesuaikan
suara dengan ekspresi
(sedih, senang, gembira,
dan lain-lain).
b. Pemusatan a. Guru memusatkan -Semua deskriptor
perhatian perhatian dengan tampak.
4
memberikan tekanan -Hanya 3 dskriptor
pada kata atau kalimat. tampak
3
b. Guru memusatkan -Hanya 2 deskriptor
perhatian dengan isyarat. tampak.
2
c. Guru memusatkan -Hanya 1 deskriptor
perhatian dengan tingkah tampak.
1
laku tertentu. -Semua deskriptor
d. Guru memusatkan tidak rampak.
0
dengan melakukan
kesenyapan.
c. Kesenyapan a. Guru memberikan
kesenyapan dengan 2
38

waktu yang ideal.

(1) (2) (3) (4) (5)


b. Guru memberikan
kesenyapan, tetapi 1
waktunya kurang ideal.
c. Guru tidak memberikan 0
kesenyapan.
d. Kontak pandang a. Guru melakukan kontak
pandang terhadap
2
seluruh siswa.
b. Guru melakukan kontak
pandang tidak
1
menyeluruh atau hanya
terhadap sebagian siswa.
c. Guru tidak melakukan
0
kontak pandang dengan
siswa.
e. Gerak badan a. Guru melakukan gesture
dan mimik (gerak anggota badan
dan ekspresi) secara 2
wajar.
b. Guru melakukan gesture
(gerak anggota badan 1
dan ekspresi) secara
tidak wajar.
f. Perubahan a. Guru melakukan 5
posisi guru perubahan posisi secara
maksimal dan wajar.
39

b. Guru melakukan 4
perubahan posisi tidak
maksimal, tetapi wajar.

(1) (2) (3) (4) (5)


c. Guru melakukan
perubahan posisi secara
3
maksimal, tetapi tidak
wajar.
d. Guru melakukan
perubahan posisi tidak
2
maksimal dan tidak
wajar.
e. Guru tidak melakukan
perubahan posisi sama
1
sekali (hanya duduk
dibangku saja).
2 Variasi Media dan a. Guru menggunakan 3 -Semua deskriptor
Bahan Pengajaran media yang dapat diraba tampak.
dan dimanipulasi secara 2 -Hanya 2 deskriptor
bervariasi sesuai bahan tampak
pengajaran. 1 -Hanya 1 deskriptor
b. Guru menggunakan tampak.
media yang dapat dilihat
secara bervariasi sesuai
bahan pengajaran.
c. Guru menggunakan
media yang dapat
didengar secara
bervariasi sesuai bahan
40

pengajaran.
3 Variasi Pola a. Guru melakukan 7 -Semua deskriptor
Interaksi interaksi multi-arah. tampak.

(1) (2) (3) (4) (5)


b. Guru melakukan -Hanya deskriptor a
6
interaksi dua arah. dan b tampak.
c. Guru melakukan -Hanya deskriptor a
5
interaksi satu arah. dan c tampak.
-Hanya deskriptor b
4
dan c tampak.
-Hanya deskriptor a
3
tampak.
-Hanya deskriptor b
2
tampak.
-Hanya deskriptor c
1
tampak.

Tabel 3.3 Format Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa


Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran
2018/2019

Nama Guru :

Sekolah :

Aspek yang Observasi


No Deskriptor Nilai
Dinilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Variasi Gaya a. Mengatur nada (tinggi ke
4
Mengajar Guru rendah atau sebaliknya).
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3
c. Memberikan tekanan 2
41

suara pada kata yang


dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara
dengan ekspresi (sedih, 1
senang, dll).
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan
4
perhatian pada kata atau kalimat.
b. Memusatkan perhatian
3
dengan isyarat.
c. Memusatkan perhatian
dengan tingkah laku 2
tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan
2
waktu yang ideal.
b. Kesenyapan tetapi
1
waktunya kurang ideal.
c. Tidak memberikan
0
kesenyapan.
d. Kontak a. Terhadap seluruh siswa. 2
pandang b. Tidak menyeluruh. 1
c. Tidak melakukan kontak
0
pandang.
e. Gerak badan a. Melakukan gesture
2
dan mimic secara wajar
b. Melakukan gesture
1
secara tidak wajar.
f. Perubahan a. Maksimal dan wajar. 5
posisi guru b. Tidak maksimal tetapi
4
wajar.
c. Maksimal tetapi tidak
3
wajar.
d. Tidak maksimal dan
2
tidak wajar.
e. Tidak melakukan
1
perubahan posisi.
2 Variasi Media a. Menggunakan media
3
dan Bahan yang dapat diraba dan
42

Pengajaran dimanipulasi secara


bervariasi sesuai bahan
pengajaran.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


b. Mengunakan media
yang dapat dilihat
2
secara bervasiasi sesuai
bahan pengajaran.
c. Menggunakan media
yang dapat didengar
1
secara bervariasi sesuai
bahan pengajaran.
3 Variasi Pola a. Interaksi multi-arah,dua
7
Interaksi arah, dan satu arah
b. Interaksi multi-arah dan
6
dua arah.
c. Interaksi multi-arah dan
5
satu arah
d. Interaksi dua arah dan
4
satu arah
e. Interaksi multi-arah 3
f. Interaksi dua arah 2
g. Interaksi satu arah 1
Skor
Total Skor

3.3.2 Metode Wawancara

Wawancara adalah sarana komunikasi yang sangat menentukan dalam

proses penelitian. Dengan wawancara, data yang diperoleh akan lebih mendalam

karena mampu menggali pemikiran secara detail (Damayanti, 2016: 73). Pada sisi

lain, Sugiyono (2017: 114) mengemukakan bahwa wawancara adalah pertemuan

antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga
43

dapat dirangkai makna dalam suatu topik tertentu. Senada dengan pendapat

tersebut, Arikunto (2013: 271) dan Arifin (2012: 233) mengatakan bahwa

wawancara adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan jalan melakukan

tanya jawab yang sistematis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara

merupakan suatu cara berkomunikasi antara dua orang melalui tanya jawab untuk

memperoleh data yang detail.

Menurut Damayanti (2016: 73) secara garis besar, ada dua macam

pedoman wawancara, yaitu wawancara tidak terstruktur dan wawancara

terstruktur. Lebih rinci kedua pedoman tersebut akan dipaparkan berikut ini.

1. Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang akan ditanyakan.

2. Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun

secara terperinci sehingga menyerupai check-list atau daftar cek.

Dalam penelitian ini digunakan wawancara terstruktur mengingat peneliti

telah menyediakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dikemas ke dalam format

wawancara (pedoman wawancara terlampir). Setiap responden diberikan

pertanyaan yang sama dan peneliti mencatat jawaban yang diberikan oleh

responden. Dalam hal ini, yang menjadi informan adalah semua guru bahasa

Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019. Sesuai

dengan rumusan masalah, metode wawancara digunakan untuk memperoleh data

mengenai kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan yang dihadapi guru

dalam mengadakan variasi.


44

3.3.3 Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk

meng-

umpulkan informasi mengenai variabel yang sedang diteliti (Suryana, 2015: 216).

Senada dengan pendapat tersebut, Damayanti (2016: 79) menyatakan bahwa

instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

mudah dilakukan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian adalah alat yang digunakan untuk membantu mengumpulkan informasi

pada saat melaksanakan penelitian.

Untuk mengumpulkan data diperlukan instrumen atau alat pengumpul data

yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga penelitian mudah dilaksanakan.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Format observasi, terdiri atas format observasi aspek-aspek keterampilan

mengadakan variasi. (format dapat dilihat pada tabel 3.3)

2. Handycame untuk merekam saat mengambil data dengan observasi.

3.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengolah data penelitian. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Seluruh data yang telah dikumpulkan melalui metode observasi dan

wawancara selanjutnya diidentifikasi sesuai kenyataan yang ada di lapangan.


45

Identifikasi ini dilaksanakan terhadap guru yang menjadi subjek penelitian.

Kemudian, data tersebut diklasifikasikan secara sistematis berdasarkan sub-sub

masalahnya.

Sugiyono (2014: 207) mengemukakan bahwa metode pengolahan data

dibagi menjadi dua, yaitu statistik deskripif dan statistik inferensial. Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan data yang telah terkumpul sesuai keadaan di lapangan,

sedangkan statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Berdasarkan pengertian di atas, metode pengolahan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif mengingat data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang

digambarkan atau dideskripsikan sebagaimana adanya sehingga diperoleh suatu

kesimpulan. Adapun langkah-langkah pengolahan data penelitian ini adalah (1)

melakukan penyekoran, (2) mengubah skor mentah ke dalam skor standar, (3)

menetapkan kriteria predikat, (4) pengelompokkan keterampilan guru, (5) mencari

skor rata-rata (mean), dan (6) menarik simpulan. Lebih lanjut kelima langkah

tersebut akan diuraikan secara rinci berikut ini.

3.4.1 Melakukan Penyekoran

Melakukan penyekoran dimaksud sebagai suatu usaha untuk memberikan

skor terhadap masing-masing aspek yang diobservasi. Tinggi rendahnya skor yang

akan diberikan disesuaikan dengan rentangan skor yang telah ditetapkan dan

deskriptor dari masing-masing aspek yang akan diukur (dimuat pada tabel 3.3).
46

3.4.2 Mengubah Skor Mentah ke dalam Skor Standar

Pada dasarnya, skor yang diperoleh berdasarkan hasil penyekoran

merupakan

skor mentah. Skor mentah belum dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai keterampilan mengadakan variasi guru. Oleh karena itu, skor mentah

harus diubah ke dalam skor standar. Dalam mengubah skor mentah ke dalam skor

standar ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu 1) menentukan skor

maksimal ideal (SMI) dan 2) membuat pedoman konversi. Lebih lanjut kedua hal

tersebut akan diuraikan berikut ini.

1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI)

Skor maksimal ideal adalah skor yang dapat dicari dengan menghitung

jumlah skor tertinggi pada masing-masing aspek. Dalam penelitian ini, terdapat

delapan aspek yang diteliti dengan masing-masing skor tertinggi yang telah

ditetapkan: 1) variasi suara dengan skor tertinggi 4; 2) pemusatan perhatian

dengan skor tertinggi 3; 3) kesenyapan dengan skor tertinggi 2; 4) kontak pandang

dengan skor tertinggi 2; 5) gerak badan dan mimic dengan skor tertinggi 2; 6)

perubahan posisi guru dengan skor tertinggi 5; 7) variasi media dan bahan

pengajaran dengan skor teringgi 3; dan 8) variasi pola interaksi dengan skor

tertinggi 7. Selanjutnya skor tertinggi dari masing-masing aspek dijumlahkan

sehingga SMI dari masing-masing subjek adalah 29.

2. Membuat Pedoman Konversi

Pedoman konversi yang digunakan untuk mengubah skor mentah menjadi

skor standar adalah norma absolut sekala seratus (Nurkancana dan Sunartana,
47

1992: 99). Norma absolut adalah suatu norma yang ditetapkan secara absolut

(mutlak) oleh guru berdasarkan atas jumlah soal, bobot masing-masing soal, serta

persentase penguasaan yang dipersyaratkan, sedangkan skala seratus adalah skala

yang bergerak antara nol sampai seratus yang dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut.

X
P= x 100
SMI

Keterangan:

P = Persentil

X = Skor yang didapat

SMI = Skor maksimal ideal

Contoh:

Seorang guru mendapat skor mentah 20, skor standar dapat dihitung sebagai

berikut

P x 100

P= x 100

P = 75,86 (dibulatkan menjadi 76)

3.4.3 Menetapkan Kriteria Predikat

Untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan mengadakan variasi

guru dalam mengajar, dalam penelitian ini digunakan kriteria predikat

keterampilan
48

mengajar. Adapun kriteria predikat yang digunakan adalah skala 5 yang dimuat

dalam buku Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan IKIP PGRI Bali seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Kriteria Predikat Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa


Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran
2018/2019

No Rentang Nilai Kriteria

1. 85—100 Sangat Baik (A)

2. 70—84 Baik (B)

3. 55—69 Cukup Baik (C)

4. 40—54 Kurang (D)

5. 0—39 Sangat Kurang (E)

(Suarta, dkk. 2018: 17)

3.4.4 Pengelompokan Keterampilan Guru

Setelah skor standar dan predikat penguasaan keterampilan mengadakan

variasi ditentukan, selanjutnya tingkat keterampilan guru dikelompokan

berdasarkan jumlah persentasenya. Misalnya, 10 guru mendapatkan predikat baik

dengan persentase 58,82%, 3 guru mendapatkan predikat cukup baik dengan

persentase 17,64%, dan seterusnya.

3.4.5 Mencari Mean atau Rata-rata

Langkah ini dimaksudkan untuk memudahkan menarik simpulan dari hasil

observasi sehingga didapatkan skor rata-rata keterampilan mengadakan variasi


49

guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019. Skor rata-rata dapat dicari dengan menghitung atau menjumlahkan

skor standar yang selanjutnya dibagi dengan subjek yang diteliti. Menurut

Nurkancana dan Sunartana (1992: 173), untuk mencari skor rata-rata digunakan

rumus sebagai berikut.


M=

Keterangan:

M = Mean (rata-rata)

∑ = Jumlah skor

N = Jumlah individu

Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh, maka dapat diketahui

keterampilan mengadakan variasi guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019.

3.4.6 Mengolah Data Kesulitan-Kesulitan dan Faktor Penyebab Kesulitan

Guru dalam Mengadakan Variasi

Pengolahan data yang dimaksud adalah pengolahan data wawancara untuk

mengetahui kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan guru dalam

mengadakan variasi, hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

dalam pengolahan data kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan guru

dalam mengadakan variasi di SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan,


50

mempersentasekan, menganalisis, dan mendeskripsikan data hasil wawancara

terhadap masing-masing guru bahasa Indonesia.

3.4.7 Menarik Simpulan

Langkah terakhir dari metode pengolahan data ini adalah menarik

simpulan. Menarik simpulan dimaksudkan sebagai usaha untuk mendeskripsikan

secara naratif hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Misalnya, jika skor yang

di dapat dari seorang guru adalah 76, maka kemampuan guru yang bersangkutan

disimpulkan baik karena 76 berada pada rentang 70—84 dalam kriteria nilai.

Begitu pula jika seseorang guru memperoleh skor 59, maka kemampuan guru

yang bersangkutan disimpulkan cukup baik dan seterusnya.


BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Setelah langkah-langkah pengumpulan data dilakukan, diperoleh data hasil

penelitian sesuai dengan yang direncanakan. Data hasil penelitian tersebut kemudian

diolah sesuai dengan langkah-langkah pengolahan data pada bab III. Adapun yang

akan disajikan dan dibahas dalam bab ini meliputi 1) data hasil observasi, 2) analisis

data observasi, 3) data hasil wawancara, dan 4) analisis data wawancara.

4.1 Data Hasil Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali untuk masing-

masing guru bahasa Indonesia di SMA Negeri se-Kabupaten Bangli yang berjumlah

17 orang. Observasi dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari 2019 sampai dengan 30

April 2019. Selama observasi berlangsung, dilakukan penilaian terhadap

keterampilan mengadakan variasi dengan berpedoman pada format penilaian yang

telah disiapkan dalam bentuk tabel. Adapun contoh data hasil penilaian melalui

observasi tentang keterampilan mengadakan variasi guru bahasa Indonesia SMA

Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019 akan disajikan pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1 Contoh Data Hasil Observasi Keterampilan Mengadakan Variasi Guru
Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran
2018/2019

51
52

Nama Guru : I Gusti Ayu Muter Anggreni, S.Pd

Sekolah : SMAN 1 Kintamani

Aspek yang Observasi


No Deskriptor Nilai
Dinilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Variasi Gaya a. Mengatur nada (tinggi ke     
4
Mengajar Guru rendah atau sebaliknya).
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan     
suara pada kata yang 2
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara  
dengan ekspresi (sedih, 1
senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada     
4
perhatian kata/kalimat
b. Memusatkan perhatian     
3
dengan isyarat.
c. Memusatkan perhatian  
dengan tingkah laku 2
tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu     
2
yang ideal.
b. Kesenyapan tetapi
1
waktunya kurang ideal
c. Tidak memberikan
kesenyapan 0

d. Kontak a. Terhadap seluruh siswa.     


2
pandang
b. Tidak menyeluruh
1
(sebagian).
c. Tidak melakukan kontak
0
pandang.
e. Gerak badan a. Melakukan gesture secara     
2
dan mimik wajar.
53

b. Melakukan gesture secara


1
tidak wajar.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
f. Perubahan a. Maksimal dan wajar. 5    
posisi guru b. Tidak maksimal tetapi 
4
wajar.
c. Maksimal tetapi tidak
3
wajar.
d. Tidak maksimal dan tidak
2
wajar.
e. Tidak melakukan
1
perubahan posisi
2 Variasi Media dan a. Menggunakan media yg  
Bahan Pengajaran dapat diraba &
dimanipulasi secara 3
bervariasi sesuai bahan
pengajaran.
b. Menggunakan media yg     
dapat dilihat secara
2
bervariasi sesuai bahan
pengajaran.
c. Menggunakan media yg     
dapat didengar secara
1
bervariasi sesuai bahan
pengajaran.
3 Variasi Pola a. Interaksi multi-arah, dua 
7
Interaksi arah, dan satu arah.
b. Interaksi multi-arah dan   
6
dua arah.
c. Interaksi multi-arah dan 
satu arah. 5

d. Interaksi dua arah dan satu


4
arah
e. Interaksi multi-arah 3
f. Interaksi dua arah 2
g. Interaksi satu arah 1
Skor 26 25 26 25 27
Total Skor 129
54

Data hasil observasi di atas merupakan hasil pengamatan terhadap salah satu

guru bahasa Indonesia yang diambil sebagai contoh data hasil observasi. Data hasil

observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan tabel di atas, skor

mentah yang diperoleh dari masing-masing guru dapat dihitung dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh dari lima kali observasi kemudian dibagi dengan

jumlah kesempatan observasi. Berikut ini disajikan contoh menghitung skor mentah

dari masing-masing guru.

1. Skor mentah I Dewa Ketut Suanda, S.Pd.

23 + 22 + 19 + 22 + 19
=
5

= 21

2. Skor mentah I Gusti Ayu Muter Anggreni, S.Pd.

26 + 25 + 26 + 25 + 27
=
5

= 25,8 (dibulatkan menjadi 26)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas diperoleh skor mentah dari masing-

masing guru dan selanjutnya dilakukan rekapitulasi. Adapun rekapitulasi data hasil

observasi seluruh guru bahasa Indonesia disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Mentah Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa
Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Nama Guru Observasi Jumlah Skor


55

I II III IV V Mentah
1 Jro Gede Suta, S.Pd. 18 16 17 21 20 92 18
2 I Dewa Kt. Suanda, S.Pd. 23 22 19 22 19 105 21
Dra. Desak Putu Ari Melati,
3 23 25 26 26 25 125 25
M.Pd.
Pande Kadek Lita Swandewi,
4 16 18 16 21 19 90 18
S.Pd.
5 Dra. I Dewa Ayu Purnami 19 22 24 20 19 104 21
6 Dra. Ni Ketut Gunasih 19 22 22 22 24 109 22
7 Ida Bagus Warnata, S.Pd. 24 25 25 24 25 123 25
8 Ni Nyoman Ardiani, S.Pd. 22 20 24 24 25 115 23
9 Dra. Ni Wayan Miasa 19 20 21 21 21 102 20
10 Ni Made Yamaeni, S.Pd. 24 24 24 26 25 123 25
11 Ni Wayan Ekayani, S.Pd. 20 21 23 22 23 109 22
12 Ni Eayan Sri Badiani, S.Pd. 20 19 23 22 21 105 21
13 Desak Sustrini, S.Pd. 19 21 21 22 24 107 21
14 Nyoman Sulesni, S.Pd. 20 21 20 20 22 103 21
I Dewa Gede Alit Yudiawan,
15 25 22 24 26 24 121 24
S.Pd.
Desak Putu Eny Purwantini,
16 22 18 23 24 22 109 22
S.Pd.
I Gusti Ayu Muter Anggreni,
17 26 25 26 25 27 129 26
S.Pd.

4.2 Analisis Data Observasi

Pada bagian ini akan disajikan analisis data sesuai data yang telah terkumpul.

Analisis data dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pengolahan data yang telah

dijelaskan pada bab III. Dari langkah tersebut diperoleh 1) skor standar dan kriteria

predikat, 2) pengelompokkan keterampilan guru, dan 3) skor rata-rata.

4.2.1 Skor Standar dan Kriteria Predikat


56

Skor yang diperoleh guru pada tabel rekapitulasi (tabel 4.2) masih dalam

bentuk

skor mentah. Skor mentah belum dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

keterampilan guru dalam mengadakan variasi. Oleh karena itu, skor mentah harus

diubah menjadi skor standar. Sesuai dengan pedoman konversi yang telah dijelaskan

pada bab III (subbab 3.4.2), untuk mengubah skor mentah ke dalam skor standar

dalam penelitian ini digunakan norma absolut skala seratus. Adapun contoh

mengkonversikan skor mentah ke dalam skor standar adalah sebagai berikut.

1. Jro Gede Suta, S.Pd. Skor standarnya adalah

18
P= x 100
29

= 62,06 (dibulatkan menjadi 62)

2. Dra. Desak Putu Ari Melati, M.Pd. Skor standaranya adalah

25
P= x 100
29

= 86,20 (dibulatkan menjadi 86)

Skor standar yang diperoleh seperti contoh di atas, belum dapat menunjukkan

kualifikasi keterampilan guru dalam mengadakan variasi. Oleh karena itu, skor

standar tersebut harus ditentukan predikatnya sesuai dengan kriteria predikat yang

telah ditetapkan pada tabel 3.4 dalam bab III. Berdasarkan langkah-langkah analisis

di atas, berikut ini disajikan data secara integratif mengenai skor standar dan predikat

keterampilan guru dalam mengadakan variasi.


57

Tabel 4.3 Skor Standar dan Predikat Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa
Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Nama Guru Skor Standar Predikat

1 Jro. Gede Suta, S.Pd. 62 Cukup baik


2 I Dewa Ketut Suanda, S.Pd. 72 Baik
3 Dra. Desak Putu Ari Melati, M.Pd. 86 Sangat baik
4 Pande Kadek Lita Swandewi, S.Pd. 62 Cukup baik
5 Dra. I Dewa Ayu Purnami 72 Baik
6 Dra. Ni Ketut Gunasih 76 Baik
7 Ida Bagus Warnata, S.Pd. 86 Sangat baik
8 Ni Nyoman Ardiani, S.Pd. 79 Baik
9 Dra. Ni Wayan Miasa 69 Cukup baik
10 Ni Made Yamaeni, S.Pd. 86 Sangat baik
11 Ni Wayan Ekayani, S.Pd. 76 Baik
12 Ni Wayan Sri Budiani, S.Pd 72 Baik
13 Desak Sustrini, S.Pd. 72 Baik
14 Nyoman Sulesni, S.Pd 72 Baik
15 I Dewa Gede Alit Yudiawan, S.Pd. 83 Baik
16 Desak Putu Eny Purwantini, S.Pd. 76 Baik
17 I Gusti Ayu Muter Anggreni, S.Pd. 90 Sangat baik
Jumlah 1.291

4.2.2 Pengelompokkan Keterampilan Guru


58

Pengelompokan keterampilan guru dilakukan untuk mengetahui jumlah dan

persentase guru yang berada pada peringkat baik sekali, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dikelompokkan keterampilan mengadakan

variasi guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019. Adapun hasil pengelompokan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Pengelompokan Keterampilan Mengadakan Variasi Guru Bahasa


Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Skor Predikat Jumlah Persentase

1 85–100 Sangat Baik 4 orang 23,52%


2 70–84 Baik 10 orang 58,82%
3 55–69 Cukup Baik 3 orang 17,64%
4 40–54 Kurang - -
5 0–39 Sangat Kurang - -
Jumlah 17 orang 100%

Berdasarkan tabel di atas, 4 orang (23,52%) guru memperoleh predikat sangat

baik, 10 orang (58,82%) guru memperoleh predikat baik , 3 orang (17,64%) guru

memperoleh predikat cukup, dan tidak ada guru yang memperoleh predikat kurang

dan sangat kurang dalam keterampilan mengadakan variasi. Sementara itu, guru

dengan predikat baik jumlahnya tertinggi dengan persentase 58,82%.

4.2.3 Skor Rata-rata


59

Setelah melakukan analisis data observasi, langkah selanjutnya adalah

melaku-

kan penghitungan skor rata-rata keterampilan guru. Skor rata-rata keterampilan guru

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dikembangkan oleh

Nurkancana dan Sunartana (1992: 173) berikut ini.


M=

Keterangan:

M = Mean (rata-rata)

∑X = Jumlah skor

N = Jumlah individu


M=

M=

M = 75,94 (dibulatkan menjadi 76)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, skor rata-rata yang diperoleh guru

bahasa Indonesia dalam mengadakan variasi adalah 76. Sesuai kriteria predikat

keterampilan guru pada tabel 3.4 di bab III, skor 76 berada pada rentangan 70—84

dengan kualifikasi baik. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa keterampilan

mengadakan variasi guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun

pelajaran 2018/2019 adalah baik.


60

4.3 Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan faktor

penyebab kesulitan yang dihadapi guru dalam mengadakan variasi saat mengajar.

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan terstruktur terhadap guru bahasa

Indonesia yang menjadi subjek penelitian. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan

faktor penyebab kesulitan guru dalam keterampilan mengadakan variasi diajukan tiga

pertanyaan kepada masing-masing guru, yakni 1) apakah ada kesulitan-kesulitan yang

Anda hadapi dalam mengadakan variasi?, 2) kesulitan-kesulitan apa sajakah yang

Anda hadapi dalam mengadakan variasi?, dan 3) menurut Anda, faktor-faktor apa

sajakah yang menyebabkan kesulitan ketika mengadakan variasi dalam

pembelajaran? Adapun jawaban masing-masing guru bahasa Indonesia SMA Negeri

se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019 terhadap pertanyaan tersebut

disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Jawaban Hasil Wawancara Mengenai Kesulitan-Kesulitan dan Faktor


Penyebab Kesulitan dalam Keterampilan Mengadakan Variasi Guru
Bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli Tahun Pelajaran
2018/2019

Jawaban
No. Nama Guru
1 2 3
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jro Gede Suta, S.Pd. a. Melakukan a. Sarana dan
kesenyapan ketika prasarana
Ada
memberikan b. Keterbatasan
pertanyaan. waktu mengajar
61

b. Memusatkan c. Lingkungan.
perhatian siswa
karena kondisi dan
karakter individu
siswa berbeda-beda.

2 I Dewa Ketut a. Memvariasikan media a. Latar belakang


Suanda, S.Pd. yang sesuai dengan peserta didik
Ada
bahan pengajaran. (berasal dari
keluarga
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Memusatkan bagaimana, sifat,
perhatian siswa kebiasaan siswa
terutama waktu siang tersebut).
b. Ketersediaan
sarana
pendukung
seperti LCD
yang jumlahnya
terbatas hanya
ada di beberapa
kelas.
3 Dra. Desak Putu Ari a. Mengatur waktu a. Ketersediaan
Melati, M.Pd senyap yang ideal sarana dan
sehingga siswa dapat prasarana
memahami lebih baik pendukung
Ada materi. b. Keterbatasan
b. memvariasikan waktu mengajar
media yang dapat c. Faktor peserta
diraba dan didik.
dimanipulasi.
4 Pande Kadek Lita Memberikan waktu a. Faktor
Swandewi, S.Pd untuk siswa berpikir kemampuan siswa
(memberikan waktu (ada siswa yang
senyap). pintar, sedang, dan
tidak mampu)
Ada
b. Faktor lingkungan
(biasanya siswa
apabila diberikan
waktu senyap akan
ribut sendiri).
62

5 Dra. I Dewa Ayu a. Memberikan variasi a. Faktor individu


Purnami media sesuai dengan peserta didik.
pelajaran. b. Lingkungan
(pengaruh
lingkungan
Ada
sekitar seperti
kegaduhan diluar
akan berdampak
pada kelas yang
ada ).
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Memberikan waktu c. LCD, dan buku
senyap ketika penunjang yang
melontarkan kurang bervariasi
pertanyaan.
c. Memusatkan
perhatian siswa, agar
tidak ribut terutama
mengajar kelas yang
memang kurang
bagus.
6 Dra Ni Ketut a. Mengatur siswa yang a. Keterbatasan
Gunasih dari ribut agar tenang sarana.
di dalam kelas b. Individu siswa
(memusatkan (ada siswa yang
Ada
perhtaian siswa). pintar, nakal,
b. Mengajar dengan pendiam, dll).
media yang
bervariasi.
7 Ida Bagus Warnata, Memahami karakteristik a. Faktor individu
S.Pd. peserta didik yang peserta didik (di
berbeda-beda sehingga dalam kelas tentu
menyebabkan kesulitan karakteristik
dalam mengadakan berbeda-beda,
variasi. tidak semua
Ada media yang
digunakan dapat
dipahami oleh
seluruh siswa).
Jadi,m harus
disesuaikan
dengan
63

kemampuan
siswa di kelas
tersebut.
8 Ni Nyoman Ardiani, a. Membuat media a. Faktor sarana di
S.Pd. yang bervariasi. sekolah yang
Sering kali hanya belum memadai,
Ada
menggunakan media seperti
terbatasnya LCD
(hanya sebagian
(1) (2) (3) (4) (5)
visual/audio saja. kelas yang ada
b. Memusatkan LCD).
perhatian siswa. b. Keterbatasan
c. Memberikan waktu bahan ajar
senyap yang tepat. (hanya
berpatokan pada
satu buku).
c. Lingkungan.
d. Kondisi
kelas/siswa.
9 Dra. Ni Wayan Miasa a. Memberikan waktu Terbatasnya sarana
senyap dan prasarana serta
Ada b. memvariasikan terbatasnya buku
media sesuai bahan sumber.
pengajaran.
10 Ni Made Yamaeni, Memvariasikan media a. Keterbatasan
S.Pd. dan bahan pengajaran waktu mengajar
Ada agar sesuai dengan b. Kurangnya
kemampuan siswa. media
pengajaran.
11 Ni Wayan Ekayani, a. Memusatkan a. Faktor
S.Pd. perhatian siswa lingkungan
terutama pada jam (keadaan diluar
pelajaran siang hari kelas
karena siswa kerap tenang/tidak)
Ada ribut b. Keterbatasan
b. Memvariasikan sarana dan
media terutama prasarana.
media yang dapat
dipegang dan
dimanipulasi.
12 Ni Wayan Sri Ada a. Ketika memusatkan a. Kurangnya
64

Budiani, S.Pd. perhatian siswa. konsentrasi siswa


b. Memvariasikan (terutama jam
media sesuai dengan siang).
bahan pengajaran. b. Sarana prasarana
yang kurang
memadai.
13 Desak Sustrini, S.Pd. a. Menggiring siswa a. Faktor
Ada dari keadaan ribut ke lingkungan.
keadaan tenang
(1) (2) (3) (4) (5)
(diam) terutama b. Sarana yang
apabila kita mengajar kurang memadai
diselangi (seperti LCD dan
istirahat/menjelang terbatasnya buku
waktu pulang ajar), dan siswa.
b. Memvariasikan
media pengajaran.
14 Nyoman Sulesni, a. Memvariasikan a. Sarana dan
S.Pd. media sesuai bahan prasarana yang
pengajaran karena kurang memadai
keterbatasan sarana (kurangnya
(LCD) disekolah. media dan bahan
b. Melakukan pengajaran
Ada
pendekatan secara seperti LCD,
individual dengan buku-buku
siswa agar mereka penunjang)
mau memperhatikan b. Kondisi peserta
ketika guru didik.
mengajar.
15 I Dewa Gede Alit a. Ketika memusatkan a. Materi
Yudiawan, S.Pd. perhatian, apabila di b. Jumlah siswa
kelas yang jumlah c. Ruang kelas
siswanya gemuk d. Kemampuan
memusatkan individu siswa
perhatian akan sangat e. Sarana
Ada sulit apalagi dengan f. Ketersediaan
karakter.yang waktu
berbeda-beda. g. Kemampuan
b. Memvariasikan guru.
media sehingga
menarik bagi siswa.
65

16 Desak Putu Eny a. Memvariasikan a. Faktor


Purwantini, S.Pd. media lingkungan
b. Memusatkan b. Kondisi siswa
Ada
perhatian siswa c. Sarana dan
terutama pada waktu prasarana.
siang.
17 I Gusti Ayu Muter a. Mengaitkan antara a. Kemampuan
Ada
Anggreni, S.Pd. materi pembelajaran peserta didik.
(1) (2) (3) (4) (5)
dengan variasi yang b. Karakter peserta
sesuai kemampuan didik
peserta didik
b. Kondisi kelas dengan
kemampuan yang
berbeda menyulitkan
guru untuk
menerapkan variasi
dalam pembelajaran.

4.4 Analisis Data Hasil Wawancara

Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan yang

dialami guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran

2018/2019 digunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data. Setelah

mendapatkan data seperti tertera pada tabel 4.5, selanjutnya data diolah dengan

mengelompokkan, mempersentasekan, menganalisis, kemudian mendeskripsikan

kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan yang dialami oleh guru dalam

mengadakan variasi.

Berdasarkan analisis data wawancara yang dilakukan terhadap masing-masing

guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli diperoleh hasil yang hampir

sama. Semua guru mengalami kesulitan dalam mengadakan variasi. Guru yang
66

mengalami kesulitan ketika memberikan waktu senyap sebanyak 7 orang (14,17%);

guru yang mengalami kesulitan ketika memvariasikan media dan bahan pengajaran

sebanyak 13 orang (76,47% ); dan guru yang mengalami kesulitan ketika

memusatkan perhatian siswa sebanyak 11 orang (64,70%).

Faktor-faktor yang menyebakan kesulitan bagi guru dalam mengadakan

variasi diantaranya, 7 orang (41,17% ) guru mengatakan faktor lingkungan seperti

waktu siang atau keributan di kelas lain (lingkungan sekitar) dapat menyebabkan

konsentrasi dan perhatian siswa terpecah; 13 orang (76,47%) guru mengatakan faktor

sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti jumlah LCD yang terbatas di

setiap sekolah (hanya ada di beberapa kelas saja), sumber belajar yang kurang

bervariasi (kurangnya buku-buku penunjang, hanya berpatokan pada satu buku)

menyebabkan sulitnya guru memvariasikan media dan bahan pengajaran; dan 10

orang (58,82%) guru mengatakan faktor individu peserta didik (ada siswa yang

malas, rajin, pintar, nakal, dan lain sebagainya) juga dapat menyebabkan kesulitan

ketika guru mengadakan variasi di dalam kelas.


BAB V

PENUTUP

Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan laporan hasil

penelitian. Terkait dengan hal tersebut, dalam bab ini akan dikemukakan dua hal,

yaitu 1) simpulan dan 2) saran-saran. Lebih lanjut kedua hal tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Simpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan penelitian yang

didasarkan pada hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data tentu didasarkan

pada temuan-temuan atau fakta-fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil

analisis data yang telah dilakukan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Keterampilan mengadakan variasi guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019 adalah baik. Hal ini terbukti dari

data empiris, yakni skor rata-rata yang diperoleh adalah 75, 94 (dibulatkan

menjadi 76). Jika dirinci lebih lanjut, terdapat 4 orang (23,52%) guru

memperoleh predikat sangat baik, 10 orang (58,82%) guru memperoleh

predikat baik, 3 orang (17,64%) guru memperoleh predikat cukup baik, dan

tidak ada guru yang memperoleh predikat kurang dan sangat kurang.

2. Kesulitan-kesulitan yang dialami guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-

Kabupaten Bangli tahun 2018/2019 dalam mengadakan variasi adalah 1)

pemberian waktu senyap dengan persentase 14, 17%; 2) memvariasikan media

67
68

dan bahan pengajaran dengan persentase 76.47%; dan 3) pemusatan perhatian

dengan persentase 64,70%.

3. Faktor-faktor penyebab kesulitan yang dialami guru dalam mengadakan variasi

adalah 1) faktor lingkungan dengan persentase 41,17%; 2) faktor sarana dan

prasarana dengan persentase 76,47%; dan 3) faktor individu peserta didik

dengan persentase 58,82%.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran yang bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengadakan variasi. Adapun saran-

saran yang dimaksud sebagai berikut.

1. Mengingat hasil penelitian yang diperoleh belum maksimal (masih pada

peringkat baik), maka disarankan kepada guru bahasa Indonesia SMA Negeri

se-Kabupaten Bangli tahun pelajaran 2018/2019 untuk lebih meningkatkan

keterampilan mengadakan variasi khususnya variasi penggunaan media dan

bahan pengajaran (yang dapat diraba dan dimanipulasi) sehingga mampu

mengimplementasikan keterampilan mengadakan variasi secara maksimal

(sangat baik).

2. Agar kesulitan-kesulitan dalam mengadakan variasi dapat diatasi, maka

disarankan kepada guru bahasa Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli

tahun pelajaran 2018/2019 untuk lebih memahami dan memperhatikan

komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, khususnya ketika

memvariasikan media sesuai bahan pengajaran, pemberian waktu senyap, dan


69

pemusatan perhatian. Selain itu, penting bagi guru untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan yang ada agar keterampilan mengadakan variasi semakin baik.

3. Untuk mengatasi faktor penyebab kesulitan yang dihadapi guru bahasa

Indonesia SMA Negeri se-Kabupaten Bangli dalam mengadakan variasi, maka

guru harus mampu mendorong atau memotivasi siswa guna menumbuhkan

minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan kepada pihak sekolah agar

menyediakan sarana dan prasarana (seperti LCD, bahan pengajaran, dan

fasilitan) yang memadai agar guru dapat mengajar dengan lebih bervariasi.

4. Agar di dalam mengadakan variasi guru semakin maksimal, disarankan agar

guru rutin mengikuti pelatihan-pelatihan, baik yang diberikan oleh kepala

sekolah, dinas pendidikan, maupun lembaga lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asril, Zainal. 2013. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers.

Budi Utami, Ni Luh Eka. 2009. “Keterampilan Teknik Melakukan Variasi dalam
Pengajaran Membaca Indah oleh Guru Kelas V Sekolah Dasar Gugus
Kartini Kecamatan Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2008/2009”. Skripsi.
Denpasar: IKIP PGRI Bali.

Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah.
Yogyakarta: Araska.

Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasar Mengajar: Landasan Konsep dan


Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Desi Lestari, Ni Ketut Ayu. 2016. “Keterampilan dasar Mengajar Mengadakan


Variasi Guru Bahasa Bali di SMP Negeri se-Kabupaten Karangasem
Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Denpasar: IKIP PGRI Bali.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Bahri dan Azwan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Halimah, Leli. 2017. Keterampilan Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan Dip. Ed, J.J, dkk. 1991. Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar
Pengajaran Mikro. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kelembagaan Ristekdikti. 2016. “Undang-Undang Republik Indonesia No. 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional”.
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf.

Kelembagaan Ristekdikti. 2005. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”.
Mahardika, I Putu. 2013. “Keterampilan Mengajar Melakukan Variasi oleh Guru
Bahasa Bali SMA Negeri 1 Ubud Kabupaten Gianyar tahun Pelajaran
2012/2013. Skripsi. Denpasar: IKIP PGRI Bali.

Nurkancana, Wayan dan PPN. Sunartana, 1992. Evaluasi hasil Belajar. Surabaya:
Usaha Nasional.

Revyareza. 2013. “Interaksi Belajar Mengajar”.


https://revyareza.wordpress.com/2013/10/05/interaksi-belajar-mengajar/

Riyanto, Yatim. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kenana Prenadamedia.

Sardiman, A.M. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Suarta, I Made dkk. 2018. Buku Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan.


Denpasar: IKIP PGRI Bali.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, 2013. Strategi Belajar & Mengajar. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

Suryobroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, Yaya. 2015. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan. Bandung:


Pustaka Setia.

Tanjung, Bahdin Nur dan H. Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenadamedia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Jro Gede Suta, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 1 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4   
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3   
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting. 
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1 
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4    
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3  
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2 
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1     
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2   
b. Tidak menyeluruh. 1  
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4  
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1 
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1 
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4    
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 18 16 17 21 20
Total Skor 92
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : I Dewa Ketut Suanda, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 1 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4   
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3   
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2   
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1   
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2  
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1  
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2    
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1 
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2    
b. Tidak menyeluruh. 1 
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
d. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
e. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5   
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4 
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1 
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &   
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2   
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1  
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6   
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4 
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 23 22 19 22 19

Total Skor 105


FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Dra. Desak Putu Ari Melati, M.Pd.

SEKOLAH : SMAN 1 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1     
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3 
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2 
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2     
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2     
b. Tidak menyeluruh. 1
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5     
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7  
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4 
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 23 25 26 26 25
Total Skor 125
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Pande Kadek Lita Swandewi, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 2 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4 
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2 
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1   
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4   
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3 
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2  
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1  
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0 
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2    
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1 
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4    
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1 
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1   
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6  
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4   
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 16 18 16 21 19
Total Skor 90
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Dra. I Dewa Ayu Purnami

SEKOLAH : SMAN 2 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4   
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3    
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2   
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi (sedih,
1    
senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3 
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah laku
2 
tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1   
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2   
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1  
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai bahan 3
pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat secara
2     
bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu arah. 7
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6  
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4   
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 19 22 24 20 19
Total skor 104
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Dra. Ni Ketut Gunasih

SEKOLAH : SMAN 2 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4    
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi (sedih,
1     
senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3   
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah laku
2
tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1     
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1   
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai bahan 3
pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat secara
2     
bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu arah. 7
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4   
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 19 22 22 22 24
Total skor 109
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Ida Bagus Warnata, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 2 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1     
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3     
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2   
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1   
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2    
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1 
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2     
b. Tidak menyeluruh. 1
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5    
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4 
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6  
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5  
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4 
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 24 25 25 24 25
Total skor 123
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Ni Nyoman Ardiani, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 2 Bangli

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1     
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3   
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2 
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1     
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2 
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1   
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0 
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2   
b. Tidak menyeluruh. 1  
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
d. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
e. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5 
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4    
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2   
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7 
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6   
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 22 20 24 24 25
Total Skor 115
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Dra. Ni Wayan Miasa

SEKOLAH : SMAN 1 Susut

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4  
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1   
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3 
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1   
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4   
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 19 20 21 21 21
Total skor 102
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Ni Made Yamaeni, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Susut

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1    
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3   
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2  
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1   
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2    
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1 
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2    
b. Tidak menyeluruh. 1 
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5   
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4  
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7 
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6   
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 24 24 24 26 25
Total skor 123
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Ni Wayan Ekayani, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 1 Susut

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1   
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2   
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1     
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1   
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5   
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4  
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5  
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4 
e. Interaksi multi-arah. 3 
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 20 21 23 22 23
Total skor 109
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Ni Wayan Sri Budiani, S.Pd.

SEKOLAH : SMAN 1 Susut

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4  
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1    
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2   
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1   
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1  
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0 
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1  
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5    
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 20 19 23 22 21
Total skor 15
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Desak Sustrini, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Tembuku

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4    
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1     
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3 
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2     
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1  
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2 
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1    
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4     
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6 
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4   
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 19 21 21 22 24
Total skor 107
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Nyoman Sulesni, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Tembuku

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4    
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1  
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2 
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1     
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2   
b. Tidak menyeluruh. 1  
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4    
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 20 21 20 20 22
Total skor 103
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : I Dewa Gede Alit Yudiawan, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Kintamani

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2    
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1    
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3     
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2   
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1 
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2    
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1 
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2    
b. Tidak menyeluruh. 1 
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5  
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4   
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba & 
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6    
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 25 22 24 26 24
Total skor 121
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : Desak Eny Purwantini, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Kintamani

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4  
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi
1    
(sedih, senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah
2 
laku tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2  
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1   
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2  
b. Tidak menyeluruh. 1   
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4     
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai 3
bahan pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat
2    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1    
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu
7
arah.
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6   
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5  
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 22 18 23 24 22
Total skor 109
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

NAMA GURU : I Gusti Ayu Muter Anggreni, S.Pd

SEKOLAH : SMAN 1 Kintamani

Observasi
No Aspek yang Dinilai Deskriptor Nilai
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Variasi Gaya Mengajar a. Mengatur nada (tinggi ke
4     
Guru rendah/sebaliknya)
a. Variasi suara b. Mengatur tempo suara. 3     
c. Memberikan tekanan suara pada kata yang
2     
dianggap penting.
d. Menyesuaikan suara dengan ekspresi (sedih,
1  
senang, dll)
b. Pemusatan a. Memberikan tekanan pada kata/kalimat 4     
perhatian b. Memusatkan perhatian dengan isyarat. 3     
c. Memusatkan perhatian dengan tingkah laku
2  
tertentu.
d. Melakukan kesenyapan. 1    
c. Kesenyapan a. Kesenyapan dengan waktu yang ideal. 2     
b. Kesenyapan tetapi waktunya kurang ideal. 1
c. Tidak memberikan kesenyapan. 0
d. Kontak pandang a. Terhadap seluruh siswa. 2     
b. Tidak menyeluruh. 1
c. Tidak melakukan kontak pandang. 0
e. Gerak badan dan a. Melakukan gesture secara wajar. 2     
mimik b. Melakukan gesture secara tidak wajar. 1
f. Perubahan posisi a. Maksimal dan wajar. 5    
guru b. Tidak maksimal tetapi wajar. 4 
c. Maksimal tetapi tidak wajar. 3
d. Tidak maksimal dan tidak wajar. 2
e. Tidak melakukan perubahan posisi 1
2. Variasi Media dan a. Menggunakan media yg dapat diraba &  
Bahan Pengajaran dimanipulasi secara bervariasi sesuai bahan 3
pengajaran.
b. Menggunakan media yg dapat dilihat secara
2     
bervariasi sesuai bahan pengajaran.
c. Menggunakan media yg dapat didengar
1     
secara bervariasi sesuai bahan pengajaran.
3. Variasi Pola Interaksi a. Interaksi multi-arah, dua arah, dan satu arah. 7 
b. Interaksi multi-arah dan dua arah. 6   
c. Interaksi multi-arah dan satu arah. 5 
d. Interaksi dua arah dan satu arah. 4
e. Interaksi multi-arah. 3
f. Interaksi dua arah. 2
g. Interaksi satu arah. 1
Skor 26 25 26 25 27
Total skor 129
FORMAT WAWANCARA GURU

NAMA GURU :
SEKOLAH :

No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah ada kesulitan-kesulitan yang
anda hadapi dalam mengadakan variasi?

2. Kesulitan-kesulitan apa sajakah yang


Anda hadapi dalam mengadakan variasi?

3. Menurut Anda, faktor-faktor apa sajakah


yang menyebabkan kesulitan ketika
mengadakan variasi dalam pembelajaran?

Anda mungkin juga menyukai