Anda di halaman 1dari 262

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR

DAN MOTIVASI BELAJAR


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD
GUGUS DEWI SARTIKA DAN GUGUS HASANUDIN
KOTA TEGAL

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
Khoiru Nawawi
1401412507

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari, tanggal : Kamis, 2 Juni 2016

Tempat : Tegal

iii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal, oleh Khoiru Nawawi 1401412507, telah dipertahankan di

hadapan sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 14 Juni 2016.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(QS. Al Baqoroh: 286).

2. Manakala kalian lewat taman-taman surga (majelis-majelis ilmu), maka

berbahagialah! (HR.Imam Thabrani).

3. Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan

yang sempurna datang kepadamu (R.A. Kartini).

4. Rumus 6x2 lebih baik daripada rumus 2x6, artinya enam kali belajar masing-

masing dua topik lebih baik hasilnya daripada dua kali belajar masing-masing

enam topik (Penulis).

Persembahan

Untuk Ibu Shofi’ah dan Bapak Abdul Qodar,

Adik-adikku Indah dan Salisa, serta keluarga

besarku.

Guru-guruku dan Dosen-dosenku, mahasiswa

PGSD UPP Tegal FIP UNNES angkatan 2012, dan

teman-teman di Kontrakan Abah Khoyir.

v
PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika

dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”.

Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat untuk

mencapai gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan,

tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di

Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

vi
5. Drs. Noto Suharto, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Utoyo, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 2 yang telah memberikan

bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kesbangpolinmas, BAPPEDA Kota Tegal, Dinas Pendidikan Kota Tegal, dan

UPPD Tegal Selatan yang telah memberikan izin penelitian.

8. Kepala Sekolah Dasar Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Guru kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.

10. Segenap siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat

berkah dari Allah SWT. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Tegal, 23 Mei 2016

Penulis

vii
ABSTRAK

Nawawi, Khoiru. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar


Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing: Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd
Kata Kunci: Hasil belajar; kebiasaan belajar; motivasi belajar

Mutu pendidikan dapat diketahui salah satunya melalui hasil belajar siswa.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hasil belajar
diantaranya kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Siswa yang mempunyai
kebiasaan belajar yang teratur dan rutin akan memengaruhi hasil belajar yang
diperoleh. Begitu pula siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan
memengaruhi nilai hasil belajar yang tinggi juga. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kebiasaan belajar
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika
dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berjumlah 197 siswa. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan Proporsional
Random Sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 132 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi untuk hasil belajar dan angket
tertutup dengan skala likert 4 untuk kebiasaan belajar serta motivasi belajar. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dan analisis
regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan
antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian diperoleh
thitung > ttabel yaitu 2,503 > 1,978 dan korelasi keduanya sebesar 0,214 atau rendah.
Besar sumbangan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 4,6%; (2)
Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan
hasil penelitian diperoleh diperoleh thitung > ttabel (3,522 > 1,978) dan korelasi
keduanya dalam kategori rendah (0,295). Besar sumbangan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa sebesar 8,7%; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara
kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian
diperoleh Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066) dan korelasi ganda dalam kategori rendah
(0,295). Besar sumbangan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa sebesar 8,7%. Saran peneliti adalah guru hendaknya membiasakan
siswa suka membaca dan membantu menghadapi kesulitan belajar siswa seperti
memberikan dorongan saat siswa dapat hasil belajar rendah.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 12

1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 13

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 13

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 14

1.5.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 14

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15


ix
1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 15

1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 15

2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 17

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar ............................................................................. 17

2.1.2 Kebiasaan Belajar ................................................................................... 23

2.1.3 Motivasi Belajar ..................................................................................... 32

2.1.4 Hubungan antar Variabel ....................................................................... 44

2.2 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 46

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 53

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 56

3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 57

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 59

3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 59

3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................................... 59

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 59

3.3.1 Populasi .................................................................................................. 59

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................ 60

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 62

3.4.1 Variabel Penelitian ................................................................................. 62

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 63

x
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 65

3.5.1 Wawancara .............................................................................................. 65

3.5.2 Angket atau Kuesioner ........................................................................... 66

3.5.3 Dokumentasi............................................................................................ 66

3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................ 66

3.6.1 Instrumen Variabel Hasil Belajar ........................................................... 67

3.6.2 Instrumen Variabel Kebiasaan Belajar ................................................... 67

3.6.3 Instrumen Variabel Motivasi Belajar ..................................................... 68

3.6.4 Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 70

3.6.5 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 72

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 73

3.7.1 Analisis Deskriptif .................................................................................. 73

3.7.2 Teknik Prasyarat Analisis ....................................................................... 74

3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ..................................................... 78

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 83

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 83

4.1.2 Deskripsi Responden ............................................................................... 84

4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................... 85

4.1.4 Hasil Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 102

4.1.5 Hasil Analisis Akhir ................................................................................ 106

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 116

xi
4.2.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................. 186

4.2.1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................... 128

5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................. 140

5.2 Saran ....................................................................................................... 141

5.2.1 Bagi Orang Tua ...................................................................................... 141

5.2.2 Bagi Guru ............................................................................................... 142

5.2.3 Bagi Kepala Sekolah .............................................................................. 142

Daftar Pustaka .................................................................................................... 143

Glosarium ........................................................................................................... 147

Lampiran ............................................................................................................ 151

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ................................................................................ 60


3.2 Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian ............................................. 62
3.3 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ..................................... 68
3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ....................................... 69
3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar ....................................... 71
3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ......................................... 72
3.7 Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 73
3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 79
3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 81
4.1 Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 84
4.2 Data Responden Penelitian Berdasarka Usia ........................................ 85
4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ....................................... 86
4.4 Rentang Nilai Indeks (Three Box Method) ............................................ 90
4.5 Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 90
4.6 Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata UTS Genap .......................................... 91
4.7 Nilai Indeks Kebiasaan Belajar .............................................................. 96
4.8 Nilai Indeks Motivasi Belajar ................................................................ 100
4.9 Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel ................................................ 101
4.10 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 102
4.11 Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ................ 103
4.12 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar .................. 104
4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Data ............................................................ 105
4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ......................................................... 106
4.15 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar ..................... 107
4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar ........................ 107
4.17 Hasil Uji Regresi Ganda ......................................................................... 111
4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 114

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 48

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ................................................... 147
2 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ..................................................... 151
3 Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket .......................................... 155
4 Kisi-Kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ...................................... 156
5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ......................................... 157
6 Angket Uji Coba Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ...................... 158
7 Kisi-Kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba).......... 164
8 Kisi-Kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba) ............ 165
9 Angket Penelitian Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ..................... 166
10 Lembar Validasi Angket ............................................................................ 171
11 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ...... 176
12 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar ......... 178
13 Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ........... 180
14 Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............... 182
15 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian ........................................... 184
16 Rekapitulasi Uji Reabilitas ....................................................................... 186
17 Data Hasil Penelitian Angket Kebiasaan Belajar ..................................... 187
18 Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Belajar ........................................ 195
19 Rekapitulasi Skor Hasil Data Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ... 201
20 Daftar Nilai Rata-rata UTS pada Sampel Penelitian ................................ 205
21 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar (Y), Kebiasaan Belajar (X1) dan
Motivasi Belajar (X2) ................................................................................ 209
22 Tabel Kriteria Penilaian Hasil Belajar ...................................................... 213
23 Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 214
24 Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 216
25 Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 218
26 Hasil Uji Linearitas Data ........................................................................... 220
27 Hasil Uji Multikolinearitas Data ................................................................ 225
xv
28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ............................................................ 226
29 Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil
Belajar ....................................................................................................... 227
30 Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar ....................................................................................................... 228
31 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda ........................................................ 229
32 Surat Rekomendasi Permohonan izin Penelitian dari BAPEDA .............. 230
33 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 232
34 Dokumentasi Penyebaran Angket ............................................................. 239

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan pembangunan suatu negara sangat bergantung

dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Suatu negara yang memiliki

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, maka pembangunan negara tersebut

akan berkembang secara pesat. Sebaliknya, kualitas sumber daya manusia yang

rendah dapat menghambat pembangunan nasional suatu negara. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu wadah yang dapat mencetak sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi dalam hal ini adalah pendidikan.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu hak setiap individu anak

bangsa untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut, telah diakui

dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Setiap

warga negara berhak mendapat pendidikan”. Selanjutnya pada ayat 3 dituangkan

pernyataan yang berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

undang-undang”. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

1
2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Langeveld dalam Munib (2012: 23) mengemukakan bahwa “pendidikan

adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum

dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan”. Manusia dikatakan dewasa

apabila sudah mencakup indikator berikut: manusia yang mandiri,

bertanggungjawab kepada perbuatannya dan dapat dimintai pertanggungjawaban

atas perbuatannya tersebut, serta telah mampu memahami dan melaksanakan

norma-norma atau moral dalam kehidupan. Manusia dapat menjadi manusia hanya

melalui pendidikan, dalam konteks ini pendidikan dapat didefinisikan sebagai

humanisasi (upaya memanusiakan manusia) artinya suatu upaya dalam rangka

membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya

(Wahyudin, dkk, 2007: 1.29). Ada beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan

yang akan dilaksanakan, yaitu: pendidikan berlangsung seumur hidup,

tanggungjawab pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah, serta pendidikan merupakan suatu keharusan bagi

manusia sebab dengan pendidikan, manusia akan memiliki kemampuan dan

kepribadian yang berkembang (Munib, 2012: 24).

Selama berkembangnya manusia untuk berusaha meningkatkan

kehidupannya, seperti pengetahuan, kepribadian, dan kemampuan maka selama

itulah pendidikan akan berjalan terus. Pendidikan mengemban tugas untuk


3

menghasilkan manusia yang berbudaya dan generasi yang baik. Pendidikan

menyangkut kehidupan seluruh umat manusia yang digambarkan bahwa tujuan

pendidikan adalah mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Tujuan pendidikan

nasional yang sekarang berlaku mengacu berdasarkan Undang-Undang No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila didukung oleh semua

komponen yang ada di dalam sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur yang

memengaruhi pendidikan meliputi: peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan,

metode, dan lingkunagn (Munib, 2012 : 38). Demi terwujudnya tujuan pendidikan

nasional, maka kegiatan pendidikan nasioanl dilaksanakan melalui tiga jalur

sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 10

yang berbunyi: “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada

setiap jenjang dan jenis pendidikan”.

Salah satu jalur pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Indonesia

adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang. Adapun yang dimaksud jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan siswa,

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan formal
4

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU

No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 11). Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (BAB VI Pasal 17 ayat

1). Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (BAB VI Pasal 17

ayat 2).

Pendidikan dasar berbentuk SD dapat diartikan sebagai proses

membimbing, mengajar, dan melatih siswa yang berusia 6-13 tahun untuk memberi

bekal kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial, dan personal yang sesuai

dengan karakteristik perkembangannnya sehingga dia dapat melanjutkan

pendidikan di SMP atau sederajat (Mikarsa, 2008: 1.13). Tujuan pendidikan di SD

mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia

seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan pemahaman

dasar, dan seluk-beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk

belajar pada jenjang yang lebih tinggi serta hidup dalam masyarakat. Sementara

fungsi pendidikan SD adalah fungsi edukatif daripada fungsi pengajaran, yaitu

upaya bimbingan dan pembelajaran diorientasikan pada pembentukan landasan

kepribadian yang kuat (Mikarsa, 2008: 1.17).

Menurut Wahyudin, dkk (2007: 8.23) bahwa “kegiatan pendidikan

hakikatnya belangsung sepanjang hayat, diselenggarakan di berbagai satuan

pendidikan yang terdapat di jalur pendidikan informal, formal, dan nonformal”.

Sekolah hanyalah sebagian saja dari keseluruhan kegiatan pendidikan, kegiatan


5

pendidikan berlangsung seumur hidup yang bisa diperoleh seseorang di lingkungan

keluarga dan masyarakat. Maka peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah tetap melaksanakan pendidikan diantaranya dengan cara belajar.

Pengertian belajar Menurut Siregar dan Nara (2011: 3) adalah sebuah proses

yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak

masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Sementara itu, Spears

dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read, to imitate,

to try something themselves, to listen, to follow direction (Belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar,

dan mengikuti aturan)”. Pendapat lain dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2013:

128), “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur

yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Gagne (1997)

dalam Rifa’i dan Anni (2012: 68) membagi unsur belajar menjadi empat, yaitu:

peserta didik, rangsangan atau stimulus, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan

terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dan memori,

sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya stimulus

tersebut.

Siswa terpacu belajar karena ada berbagai faktor. Menurut Slameto (2013:

54) faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri
6

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

luar individu. Faktor intern dibagi tiga golongan, yaitu: faktor jasmaniah, faktor

psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern digolongkan menjadi tiga, yaitu:

faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Senada dengan itu, Rifa’i

dan Anni (2012: 80-81) membagi faktor-faktor yang memengaruhi belajar menjadi

dua, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup

kondisi fisik, psikis, dan sosial. Sedangkan kondisi eksternal seperti variasi dan

tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana

lingkungan, dan budaya belajar masyarakat yang akan memengaruhi kesiapan,

proses, dan hasil belajar.

Hasil belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2011: 45) adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Rifa’i dan Anni (2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Hasil belajar

merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan sehingga hasil belajar yang

diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya. Hasil belajar peserta didik

akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30).

Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.

Menurut Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), “hasil belajar yang

dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal”. Faktor internal

merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, seperti: kecerdasan,
7

kesehatan, ketekunan, sikap, kondisi fisik, perhatian, motivasi, minat, dan

kebiasaan belajar. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,

seperti: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor

masyarakat. Salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa

yaitu kebiasaan belajar dan motivasi belajar.

Faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar.

Aunurrahman (2013: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar

seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan

ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Hal ini berarti kebiasaan belajar

merupakan perilaku belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lama-

kelamaan akan menjadi menetap dan bersifat otomatis. Menurut Djaali (2008: 128),

“kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri

siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan

pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Setiap siswa memiliki kebiasaan

belajar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan dirinya masing-masing.

Kebiasaan belajar seseorang memengaruhi aktivitas belajarnya dan pada tujuannya

dapat memengaruhi hasil belajar yang diperoleh.

Tujuan adanya kebiasaan belajar pada siswa adalah agar memeroleh sikap-

sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam

arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (Syah, 2015: 128). Djaali (2008:

128) mengungkapkan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay avodian

(menghindari keterlambatan) dan work methods (cara kerja). Delay avodian

menunjukkan menghindari diri dari hal-hal tertundanya penyelesaian tugas,


8

sedangkan work methods menunjukkan penggunaan cara belajar yang efektif dan

efisien.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang

dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah,

guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, bahwa hasil belajar siswa masih

rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi adanya faktor kebiasaan belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal

Selatan Kota Tegal yang masih buruk. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering

dilakukan siswa berupa belajar tidak teratur, siswa mudah jenuh atau cepat bosan

saat belajar, belajar hanya menjelang ulangan atau ujian, sering mencontek teman,

kurang memiliki catatan pelajaran yang lengkap, dan lain-lain. Ketidak teraturan

belajar siswa saat di rumah merupakan hal yang dianggap biasa saja oleh siswa.

Ketidak teraturan tersebut dipicu anak ingin melihat TV atau ingin bermain serta

tidak mempunyai jadwal belajar yang teratur. Kebanyakan anak juga kurang

perhatian atau bimbingan dari orang tua sehingga anak tidak terbiasa untuk belajar

mandiri. Hal lain yang sering dialami siswa adalah mencontek saat ulangan

berlangsung. Kegiatan seperti ini dilakukan siswa karena pada malam harinya tidak

belajar sehingga saat ulangan berlangsung anak tidak memiliki pandangan jawaban

yang berkaitan dengan soal serta kurang konsentrasi. Bentuk-bentuk perilaku yang

buruk tersebut dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.


9

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada

keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang

disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi menurut Sardiman (2014:

73) diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan

atau mendesak. Menurut Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49)

menyatakan “motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan

perilaku tertentu dan memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”.

Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

“Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual”

(Sardiman, 2014: 75). Ali Imron (1996) dalam Siregar dan Nara (2013: 53-54)

mengemukakan enam faktor yag memengaruhi motivasi belajar, sebagai berikut:

cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar,

kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru dalam

membelajarkan pembelajaran.

Siregar dan Nara (2011: 51) menyatakan terdapat dua peranan penting

motivasi dalam belajar yaitu: pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan

belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting

dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa
10

yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila

anak mempunyai semangat atau motivasi belajar yang tinggi, maka akan terjadi

kegiatan belajar sehingga menghasilkan hasil belajar siswa yang baik. Sebaliknya,

jika anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar

pada diri anak tersebut. Apabila motivasi peserta didik rendah, maka diasumsikan

bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang

dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah,

guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, diperoleh informasi bahwa hasil

belajar siswa kelas V masih tergolong rendah. Hasil belajar siswa rendah selain

disebabkan kebiasaan belajar, juga dipengaruhi motivasi belajar siswa yang masih

kurang. Kurang termotivasinya belajar siswa dikarenakan berbagai faktor, baik dari

dalam siswa maupun luar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain anggapan siswa

yang penting masuk sekolah, kurang semangat mengikuti kegiatan proses belajar-

mengajar, kurang bimbingan belajar dari keluarga, banyak teman yang ganggu saat

hendak belajar, kurang konsentrasi saat di kelas, kurangnya pujian dan hadiah dari

guru, serta guru kurang variasi dalam pembelajaran. Hal ini dirasa siswa kurang

bersemangat dalam belajar sehingga nilai hasil belajar siswa masih banyak yang

kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tanda siswa yang kurang

motivasi belajar dapat dilihat saat mereka mengikuti pembelajaran, contohnya pasif

saat pembelajaran, malu menjawab saat ditanya guru, kurang partisipasi dalam
11

kelompok, mudah mengeluh, susah menerima materi dari guru, dan sebagainya.

Tanda semacam ini yang sangat dikeluhkan guru saat berlangsungnya

pembelajaran. Jika guru menemui siswa yang seperti ini tidak dibiarkan begitu saja,

namun guru memberikan pendekatan khusus agar mereka mau mengikuti

pembelajaran dengan lebih giat.

Kemampuan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda, baik tingkat

kebiasaan belajar maupun motivasi belajar. Kebiasaan belajar siswa ada yang

teratur dan ada yang kurang teratur. Guru hendaknya membangun kebiasaan belajar

siswa yang teratur saat pembelajaran berlangsung. Orang tua juga dituntut agar

lebih memerhatikan atau membimbing anak saat belajar di rumah. Tujuannya agar

anak terbiasa melakukan belajar secara terus-menerus dan lama-kelamaan akan

menjadi kebiasaan pada diri anak. Begitu pula motivasi belajar siswa, ada siswa

yang motivasi belajar tinggi dan ada pula motivasi belajarnya rendah. Perbedaan

tingkat motivasi ini dapat disikapi guru dengan cara membangkitkan motivasi siswa

yang kurang motivasi belajarnya dan memuji siswa yang mempunyai motivasi

tinggi. Orang tua juga perlu memotivasi anak agar lebih giat dalam belajarnya.

Motivasi belajar yang tinggi dan seringnya siswa melakukan belajar setiap hari,

secara tidak langsung akan berdampak pada tujuannya yaitu nilai hasil belajar yang

memuaskan.

Penelitian yang relevan dengan masalah tersebut yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Setyowati (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi

Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13
12

Semarang dalam kategori cukup. Berdasarkan perhitungan diperoleh 29,766

dengan taraf signifikansi 5% yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi

belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya

motivasi belajar yang memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13

Semarang sebesar 29,766 sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu, serta

kemampuan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rohman M.S (2012)

dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas

IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V Kecamatan Wonosari

Kecamatan Gunung Kidul Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan kebiasaan belajar dengan

prestasi belajar matematika, hal tersebut ditunjukkan dari harga rhitung yang diolah

dengan bantuan SPSS versi 17 sebesar 0,300 sedangkan rtabel dengan N=89 (90)

pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,207, sehingga rhitung > rtabel (0,300 > 0,207).

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa dengan judul

“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai

berikut:

(1) Sebagian hasil belajar siswa masih kurang dari Kriteria Ketuntasan

Mimimal (KKM).
13

(2) Kebiasaan belajar siswa yang kurang teratur atau kurang disiplin saat

dirumah.

(3) Kebiasaan belajar siswa yang masih buruk saat mengikuti pembelajaran di

sekolah.

(4) Orang tua siswa kurang membimbing saat anak belajar.

(5) Siswa kurang termotivasi saat proses belajar mengajar.

(6) Siswa masih perlu lebih banyak bentuk motivasi belajar dari luar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian perlu adanya pembatasan masalah untuk menghindari

kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian serta agar lebih efektif dan efisien.

Oleh karena itu, peneliti perlu membatasi masalah sebagai berikut:

(1) Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus

Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.

(2) Variabel yang akan diteliti yaitu kebiasaan belajar, motivasi belajar, dan

hasil belajar siswa.

(3) Hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai

Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016?
14

(2) Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas

V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran

2015/2016?

(3) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan penelitian yang akan

diuraikan dalam bagian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum merupakan tujuan penelitian dari sudut pandang secara luas. Tujuan khusus

adalah tujuan penelitian dari sudut pandang yang lebih sempit. Berikut uraian

tujuannya:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

1.5.2 Tujuan Khusus

(1) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar terhadap

hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

(2) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota

Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.


15

(3) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi

Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

(1) Memberikan gambaran tentang pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan

Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

(2) Menambah referensi bahan kajian penelitian yang relevan di bidang

psikologi.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

(1) Menumbuhkan kebiasaan belajar yang teratur dan baik.

(2) Menumbuhkan motivasi kepada siswa agar giat belajar dan memiliki

motivasi belajar yang tinggi.

1.6.2.2 Bagi Guru

(1) Guru mampu membiasakan siswa agar memiliki kebiasaan belajar yang

baik dalam kelas.

(2) Hasil penelitian digunakan sebagai bahan masukan guru untuk

meningkatkan keterampilan memberikan motivasi kepada siswa.

(3) Pedoman guru untuk mengajak orang tua siswa untuk lebih memerhatikan

anaknya.
16

1.6.2.3 Bagi Sekolah

(1) Memberikan informasi bagi sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

(2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

1.6.2.4 Bagi Orang Tua

(1) Membiasakan anak agar teratur belajar saat di rumah.

(2) Menambah pengetahuan dan menimbulkan kesadaran bagi orang tua untuk

lebih memerhatikan dan memotivasi anaknya dalam belajar.

1.6.2.5 Bagi Peneliti

(1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti untuk mengadakan

penelitian dalam bidang psikologi pendidikan.

(2) Meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang psikologi pendidikan

berkaitan dengan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa di sekolah dasar.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori

yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hakikat hasil belajar, kebiasaan

belajar, motivasi belajar, dan hubungan antar variabel. Uraian selengkapnya

sebagai berikut:

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks

yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi

bahkan dalam kandungan hingga liang lahat (Siregar dan Nara, 2011: 3). Sementara

itu, Spears dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read,

to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” (Belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri,

mendengar, dan mengikuti aturan). Pendapat Gagne yang dikutip oleh Rifa’i dan

Anni (2012: 66) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan disposisi atau

kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan

perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Sementara Whittaker dalam

Ahmadi dan Supriyono (2013: 126) mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.

17
18

Pendapat lain dikemukakan Abdillah dalam Aunurrahman (2013: 35)

menyatakan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu

dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memeroleh tujuan

tertentu”. Menurut Slameto (2013: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan, sikap,

dan keterampilan atau psikomotorik (Susanto, 2015: 4). Perubahan-perubahan

tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

Seseorang yang telah melakukan belajar akan memiliki ciri-ciri perubahan

tingkah lakunya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut seperti diungkap oleh

Slameto (2013: 3-7), diantaranya: perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan

dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,

perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar

terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan terjadi

secara sadar berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan

itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam

dirinya. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, artinya satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan

ataupun proses belajar berikutnya.


19

Perubahan tingkah laku yang ketiga adalah perubahan dalam belajar bersifat

positif dan aktif, maksudnya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan

tertuju untuk memeroleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan

dalam belajar bukan bersifat sementara, berarti seseorang yang telah belajar akan

bersifat menetap atau permanen. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah,

berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perubahan tingkah laku yang terakhir adalah perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku. Aspek tingkah laku tersebut adalah sikap kebiasaan, keterampilan,

pengetahuan, dan sebagainya.

Beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan seseorang untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar, dan mengikuti aturan yang berlangsung

periode waktu tertentu demi perubahan kecakapan manusia dan perubahan perilaku.

2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Proses pendidikan selalu ada input (masukan) berupa peserta didik

kemudian dilakukan proses atau pembelajaran yang akhirnya menghasilkan output

(keluaran) berupa lulusan yang memeroleh hasil belajar yang diinginkan. Hasil

belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2014: 45) adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Rifa’i dan Anni

(2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”.

Nawawi dalam Susanto (2015: 5) menyatakan bahwa “hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam memelajari materi pelajararan


20

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

jumlah materi pelajaran tertentu”. Sudjana (2011: 22) menyatakan bahwa “hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”. Pendapat lain oleh Karwati dan Priansa (2014: 216)

mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa

berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan

sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Hasil belajar siswa

akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30).

Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.

Berdasarkan pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar sehingga tampak

pada dirinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku yang berubah bisa berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2.1.1.3 Macam-Macam Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar siswa mencakup berbagai hal yang dipelajari di

sekolah. Kingsley dalam Sudjana (2011: 22) membagi macam-macam hasil belajar

menjadi tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan

pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Hampir sama yang diungkap oleh Gagne dengan

mengklasifikasikan kategori hasil belajar menjadi lima, yaitu: (1) informasi verbal;

(2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) keterampilan

motoris.
21

Macam-macam hasil belajar menurut Susanto (2015: 6) meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan

sikap siswa (aspek afektif). Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, sedangkan konsep merupakan

sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu

pengertian. Jadi, pemahaman konsep adalah seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru atau seberapa

jauh siswa mengerti tentang gagasan atau suatu pengertian berupa hasil penelitian

atau observasi langsung yang telah dilakukan. Orang yang telah memiliki konsep,

berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang sesuatu konsep

atau citra. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep,

guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan

mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam

pembelajaran di SD, umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan,

baik ulangan harian, ulangan semesteran, maupun ulangan umum.

Bentuk atau macam hasil belajar yang kedua adalah keterampilan proses.

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Selain kedua

macam hasil belajar tersebut, ada satu macam hasil belajar lagi yaitu sikap. Sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,

dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau


22

tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, maka domain

yang sangat berperan adalah pemahaman konsep dengan domain kognitif.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Peristiwa belajar yang dialami siswa dapat diamati dari perbedaan perilaku

sebelum dan setelah berada dalam peristiwa belajar. Penentuan keberhasilan belajar

siswa adalah dengan mendapat nilai hasil belajar yang baik. Rifa’i dan Anni (2012:

80) menjelaskan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan

hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup

kondisi fisik (kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan intelektual dan

emosional), serta kondisi sosial (kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan),

sedangkan kondisi eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar

yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar

masyarakat. Belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan

kemampuan internal siswa dan situasi stimulus di luar siswa.

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007) dalam Susanto

(2013: 12) bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor

internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dalam

memengaruhi belajarnya, meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan

faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi

hasil belajar, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lebih lanjut Djaali (2009)

dalam Karwati dan Priansa (2014: 217) menyatakan bahwa faktor yang
23

memengaruhi pencapaian hasil belajar bisa berasal dari dalam diri orang yang

belajar dan ada dari luar dirinya. Faktor dari dalam misalnya kesehatan, intelegensi,

minat, cara belajar, dan motivasi, sedangkan faktor dari luar misalnya keluarga,

sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil

dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling

memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari diri siswa maupun dari luar siswa.

Faktor yang datang dari diri siswa jauh lebih berpengaruh besar terhadap

pencapaian hail belajar siswa, seperti kecerdasan anak, minat, kondisi fisik,

kebiasaan belajar, dan motivasi belajar.

2.1.2 Kebiasaan Belajar

2.1.2.1 Pengertian Kebiasaan Belajar

Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan

keterampilan yang dilalui siswa agar menjadi kebiasaan (Slameto 2013: 82).

Witherington dalam Djaali (2008: 128) mengartikan “kebiasaan adalah cara

bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya

menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Sementara itu, Burghardt (1973) dalam

Syah (2013: 121) berpendapat bahwa “kebiasaan itu timbul karena proses

penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-

ulang”. Maksud dari penyusutan kecenderungan respons adalah pembiasaan

pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan

ini muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
24

Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka

melakukan kegiatan belajar. Djaali (2008: 128) mengungkapkan tentang “kebiasaan

belajar diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu

menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu

untuk menyelesaikan kegiatan”. Aunurrahman (2011: 185) mendefinisikan

“kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam

waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang

dilakukannya”. Sementara itu, Syah (2013: 128) mengemukakan bahwa “kebiasaan

belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-perbaikan yang telah ada”. Tujuannya agar siswa memeroleh sikap-sikap

dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti

selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Pendapat lain dikemukakan Sudjana

(2014: 173) “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung

kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam

aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah

laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Perbuatan menyenangkan dalam

belajar cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan kebiasaan belajar akan

memengaruhi siswa dalam memraktikkan belajar dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2.2 Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan Belajar

Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka

melakukan kegiatan belajar. Hal ini disebabkan kebiasaan sebagai cara yang mudah
25

dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Suryabrata dalam

Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha

sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan

individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien belum menjamin

keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu

memraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi

kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah.

Syah (2015: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar agar siswa

memeroleh sikap-sikap perbuatan baru yang lebih positif dalam arti selaras dengan

kebutuhan waktu dan ruang. Arti positif tersebut selaras dengan norma dan tata nilai

moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural.

Kebiasaan belajar dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter. Djaali

(2008: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay

avoidan dan work methods. Delay Avoidan (menghindari keterlambatan)

merupakan kebiasaan belajar yang merujuk pada ketepatan waktu penyelesaian

tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan

tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan

mengganggu konsentrasi dalam belajar. Work Methods (cara kerja) merupakan

kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang

efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.

2.1.2.3 Kebiasaan Tidak Baik dalam Belajar dan Cara Mengatasi

Melihat kondisi nyata yang ada dalam kegiatan sehari-hari ditemukan

adanya kebiasaan belajar yang kurang baik pada diri siswa. Kebiasaan tersebut
26

antara lain berupa: (1) belajar pada akhir semester; (2) belajar tidak teratur; (3)

menyia-nyiakan kesempatan belajar; (4) bersekolah hanya untuk bergengsi; (5)

datang terlambat bergaya pemimpin; (6) bergaya jantan seperti merokok; (7) sok

menggurui teman; dan (8) bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar (Dimyati

dan Mudjiono, 2009: 246). Senada dengan pendapat tersebut, Aunurrahman (2011:

185) mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan

tidak baik dalam belajar diantaranya: (1) belajar tidak teratur; (2) daya tahan belajar

rendah (belajar secara tergesa-gesa); (3) belajar ketika menjelang ulangan atau

ujian; (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap; (5) tidak terbiasa membuat

ringkasan; (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran; (7)

senang menjiplak pekerjaan teman dan kurang percaya diri di dalam menyelesaikan

tugas; (8) sering datang terlambat; dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk,

seperti merokok.

Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak

baik dalam belajar karena akan memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada

akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dibutuhkan cara

mengatasi atau mengubah sikap siswa yang tidak baik dalam belajar menjadi cara-

cara yang baik dalam belajar. Crow and Crow (t.t) dalam Purwanto (2011: 116-120)

mengemukakan cara-cara belajar yang baik, diantaranya: (1) adanya tugas-tugas

yang jelas dan tegas; (2) belajar membaca yang baik; (3) gunakan metode

keseluruhan dan metode bagian; (4) pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar

dari bahan yang dipelajari; (5) buat catatan-catatan pada waktu belajar; (6) kerjakan

dan menjawab pertanyaan-pertanyaan; (7) hubungkan bahan-bahan baru dengan


27

bahan yang lama; (8) gunakan berbagai sumber belajar; (9) pelajari baik-baik tabel,

peta, grafik, dan gambar; serta (10) membuat rangkuman.

Cara yang pertama dalam perbaikan sikap siswa adalah dengan adanya tugas

yang jelas dan tegas. Adanya tugas-tugas yang jelas dari guru akan membentuk

kebiasaan belajar yang efektif. Tugas yang jelas membuat perhatian siswa dapat

diarahkan kepada hal-hal khusus mana saja yang perlu dipelajari dengan baik dan

bagaimana cara mempelajarinya. Semakin jelas tugas yang diberikan oleh guru,

semakin besar pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau

mempelajarinya.

Kemampuan membaca seseorang memengaruhi pencapaian hasil belajar

yang baik. Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memeroleh pengetahuan

dan benar-benar mengerti apa yang dibacanya. Bahan-bahan dalam buku bukan

hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat demi kalimat, tetapi harus

diusahakan mengetahui apa isi buku tersebut. Bahkan lebih baik lagi jika pembaca

dapat mengerti apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisanya itu.

Membaca cepat dan efektif dapat tercapai dengan latihan terus-menerus.

Pemilihan metode yang tepat merupakan hal yang penting dalam belajar.

Pemilihan metode belajar harus berdasarkan tingkat keluasan dan tingkat kesulitan

materi atau bahan yang dipelajari. Misalnya untuk mempelajari materi yang luas

mungkin kurang sesuai jika menggunakan metode keseluruhan. Namun, untuk

mempelajari bab demi bab lebih sesuai menggunakan metode keseluruhan.

Mempelajari sebuah bab kurang tepat jika menggunakan metode bagian karena

pengertian yang kita peroleh menjadi terpecah-pecah sehingga tidak menjadi satu
28

kebulatan. Setelah bab demi bab dikuasai, baru kita gabungkan lagi menjadi

keseluruhan isi buku tersebut.

Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang sukar dan

membutuhkan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Bagian-bagian yang sukar

itu harus dipelajari baik-baik agar dapat menguasai keseluruhan pengetahuan dari

bahan pelajaran yang dipelajari. Pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar

sangat diperlukan. Selain itu, guru juga harus memberikan petunjuk atau

pengarahan agar siswa mengetahui bagian-bagian yang penting.

Catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu

siswa itu sendiri. Catatan-catatan tersebut disusun ke dalam bentuk outline yang

dapat menggambarkan garis besaar keseluruhan dari apa yang telah dipelajari.

Outline dan catatan-catatan yang tersusun itu akan membantu siswa pada saat

mereka akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak

perlu lagi membaca seluruh buku yang akan memerlukan waktu lebih lama.

Pada tiap akhir bab buku pelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang

bermaksud untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari serta memperluas

pengetahuan mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan isi bab itu.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebelum siswa

mempelajari tugas untuk hari berikutnya, dia harus mengulangi pelajaran-pelajaran

yang lampau yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran yang akan

dipelajarinya. Sumber yang digunakan dalam belajar tidak hanya satu saja.

Berbagai macam sumber belajar akan dapat memperluas dan memperdalam

pengetahuan mereka. Siswa tidak sekedar biasa membaca tabel, peta, grafik, dan
29

gambar tetapi siswa juga harus paham. Guru memiliki tugas untuk membimbing

siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel, dan peta yang ada di

dalam buku pelajaran serta bagaimana menyusun atau mengambil kesimpulan.

Melalui penjelasan guru, siswa dapat membuat rangkuman yang baik dan mudah

dipahami. Semakin pandai siswa membuat rangkuman, maka semakin mudah untuk

melakukan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya.

Rangkuman dan review berfungsi untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan

mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasai.

2.1.2.4 Aspek Kebiasaan Belajar

Sudjana (2014: 165-173) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam proses belajar, yaitu: cara mengikuti pelajaran, cara belajar

mandiri di rumah, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan menghadapi

ujian. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah cara mengikuti pelajaran. Cara

mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa

dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa

berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, dan mencatat hal

yang tidak jelas untuk ditanyakan guru.

Cara belajar mandiri di rumah besar pengaruhnya dengan kebiasaan belajar.

Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar

di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar meskipun

waktunya terbatas. Belajar bukan merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan

rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas.
30

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan

kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar lain seperti belajar bersama atau belajar

kelompok dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan, di rumah

teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Dengan belajar

kelompok, siswa dapat memecahkan soal dengan kelompoknya.

Mempelajari buku teks juga akan memengaruhi kebiasaan belajar siswa.

Buku adalah sumber ilmu, oleh karena itu keharusan bagi siswa untuk membaca

buku. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh siswa agar lebih

memahami bahan pelajaran dan dapat pula lebih tahu terlebih dahulu sebelum

bahan pelajaran tersebut diberikan guru.

Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat menghadapi tes,

ulangan, ataupun ujian. Cemas, sibuk, dan kurang istirahat karena mengejar belajar

untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang berakibat

kepercayaan diri menurun. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada

saat menghadapi ujian akan dapat menyelesaikannya dengan tenang.

Belajar merupakan cara yang harus dilalui siswa demi mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Cara atau jalan yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar

juga akan memengaruhi hasil belajar itu sendiri. Slameto (2013: 82-91)

mengungkapkan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi hasil belajar, meliputi:

(1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3)

mengulangi bahan pelajaran; (4) konsentrasi; dan (5) mengerjakan tugas.


31

Pembuatan jadwal dan melaksanakan dengan baik merupakan langkah awal

yang tepat dalam membina kebiasaan belajar. Jadwal adalah pembagian waktu

untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanaakan oleh sesorang tiap harinya. Kegiatan

belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil jika seorang siswa mempunyai

jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Siswa yang

mampu membuat jadwal dan melaksanakannya sesuai jadwal, menandakan siswa

tersebut bisa membagi waktu untuk memilih kegiatan yang penting dan tidak

penting. Kegiatan belajar yang sesuai dengan jadwal dan pelaksanaanya akan

meningkatkan hasil belajar.

Selain pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat

catatan juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Membaca merupakan alat belajar

untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sebelum membaca, sebaiknya mencari

garis besar dari bab atau buku yang akan dibaca. Setelah itu, membuat pertanyaan

terkait isi bab atau buku yang dibaca dengan harapan pertanyaan tesebut dapat

dijawab setelah membaca. Kemudian menghafal pokok-pokok yang penting,

mencatat pokok-pokok untuk membuat ringkasan atau kesimpulan tentang apa yang

sudah dipelajari. Membuat catatan memiliki pengaruh besar dalam membaca.

Catatan yang baik, rapi, lengkap, dan teratur akan menambah semangat dalam

belajar, khususnya dalam membaca. Catatan tersebut tidak menimbulkan

kebosanan dalam membaca.

Mengulangi bahan pelajaran merupakan besar pengaruhnya dalam langkah

membina kebiasaan belajar, karena dengan adanya pengulangan bahan yang belum

dikuasai maka akan materi yang telah dipelajari tetap tertanam dalam otak siswa.
32

Ringkasan yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengulang bahan pelajaran

yang sudah dipelajari. Selain itu, dalam kegiatan belajar juga membutuhkan

konsentrasi agar dapat menyerap apa yang telah dipelajari. Siswa yang sudah bisa

berkonsentrasi dapat belajar dengan baik kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya

konsentrasi saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, agar siswa berhasil

dalam belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu

mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku

pengayaan, tes atau ulangan harian, ulangan umum, dan ujian.

2.1.2.5 Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar

Dimensi dan indikator kebiasaan belajar yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan pengembangan pendapat Sudjana (2014: 165-173) dan pendapat

Slameto (2013: 82-91). Dimensi dan indikator tersebut yaitu (1) pembuatan jadwal

dan pelaksanaannya, indikatornya pembuatan jadwal belajar dan melaksanakan

jadwal belajar secara teratur; (2) membaca dan membuat catatan dari buku teks,

indikatornya membaca buku teks atau buku pelajaran dan membuat catatan atau

rangkuman; (3) penyelesaian tugas, indikatornya mengerjakan tugas di sekolah dan

menyelesaikan tugas PR; (4) cara mengikuti pelajaran, indikatornya konsentrasi

mengikuti pelajaran dan aktif dalam proses pembelajaran; (5) cara belajar

kelompok; serta (6) cara belajar mandiri di rumah.

2.1.3 Motivasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan.

Kata “motif” dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
33

melakukan sesuatu (Sardiman, 2014: 73). Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi

dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan

atau mendesak. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang.

Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49) menjelaskan

“motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perlikau

tertentu dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”.

Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2012: 135) “motivasi merupakan proses

internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara

terus-menerus”. Sementara itu motivasi menurut Donald dalam Sardiman (2014:

73) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan

pengertian yang dikemukakan Donald, motivasi mengandung tiga elemen penting,

diantaranya: motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling seseorang,

dan motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan

anak di dalam belajar. Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Sementara itu, Sardiman (2014: 75) menyatakan “motivasi belajar


34

adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual”. Peranannya yang

khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk

belajar. Sumiati dan Asra (2011: 59) berpendapat “motivasi belajar adalah sesuatu

yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya

perilaku dalam belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa yang menimbulkan

dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan

memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar, sebaliknya siswa yang

memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan semangat yang rendah

dalam belajar.

2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi

berarti tidak ada kegiatan belajar. Menurut Djamarah (2011: 152) ada beberapa

prinsip motivasi dalam belajar, yaitu: motivasi sebagai dasar penggerak yang

mendorong aktivitas belajar, motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi

ekstrinsik dalam belajar, motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,

motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, motivasi dapat

memupuk optimisme dalam belajar, dan motivasi melahirkan prestasi belajar.

Prinsip yang paling utama adalah motivasi sebagai dasar penggerak

mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada

yang mendorongnya. Selanjutnya prinsip motivasi intrinsik lebih utama daripada


35

motivasi ekstrinsik dalam belajar. Peserta didik yang belajar berdasarkan motivasi

intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat.

Peserta didik belajar bukan pengaruh dengan mendapat nilai tinggi, mengharap

pujian, dan mengharap hadiah tapi karena memeroleh ilmu sebanyaknya. Maka

motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Setiap orang senang

dihargai dan tidak suka dihukum. Memuji orang lain berarti memberikan

penghargaan. Hal ini memberikan semangat untuk lebih meningkatkan prestasi.

Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak untuk memberhentikan

perilaku negatifnya. Prinsip selanjutnya adalah motivasi berhubungan erat dengan

kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak adalah

keinginannya untuk meguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Maka anak butuh

kebutuhan yang wajar dalam belajarnya. Selain itu, motivasi dapat memupuk

optimisme dalam belajar. Siswa yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang

dilakukan. Sehingga menghasilkan prinsip motivasi yang terakhir yaitu melahirkan

prestasi dalam belajar. Tinggi rendahmya motivasi selalu dijadikan indikator baik

buruknya prestasi siswa atau tinggi rendahnya hasil belajar siswa.

Hover dalam Hamalik (2015: 163) mengklasifikasikan prinsip-prinsip

motivasi menjadi tujuh belas, sebagai berikut: (1) pujian lebih efektif daripada

hukuman; (2) semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus

mendapat kepuasan; (3) motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif

daripada motivasi yang dipaksakan dari luar; (4) terhadap jawaban yang serasi,

perlu dilakukan usaha pemantauan atau penguatan; (5) motivasi mudah tersebar
36

terhadap orang lain; (6) pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan

merangsang motivasi; (7) tugas yang dibebankan pada diri sendiri akan

menimbulkan motivasi yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila

tugas itu dipaksakan guru; (8) pujian yang datangnya dari luar kadang diperlukan

dan efektif untuk merangsang motivasi yang sebenarnya; (9) teknik mengajar yang

bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara motivasi siswa; (10) manfaat

motivasi yang yang telah dimiliki siswa adalah bersifat ekonomis; (11) kegiatan

yang akan dapat merangsang motivasi siswa yang lemah mungkin kurang berharga

bagi para siswa yang tergolong pandai; (12) kecemasan yang besar akan

menimbulkan kesulitasn belajar; (13) kecemasan yang lemah dapat membantu

belajar; (14) apabila tugas tidak terlalu sukar maka frustasi cepat menuju

demoralisasi; (15) setiap siswa mempunyai tingkat frustasi toleransi yang berlainan;

(16) tekanan per kelompok kebanyakan lebih efekif dalam motivasi daripada

tekanan dari orang dewasa; (17) motivasi yang besar erat kaitannya dengan

kreativitas siswa.

2.1.3.3 Fungsi Motivasi Belajar

Secara umum, terdapat dua fungsi atau peranan penting motivasi dalam

belajar (Siregar dan Nara, 2011: 51). Pertama, motivasi merupakan daya penggerak

psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang

peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam

belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang

banyak melaksanakan kegiatan belajar.


37

Sardiman (2014: 85) menyatakan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu: (1)

mendorong manusia untuk berbuat, artinya motivasi merupakan daya penggerak

dari kegiatan yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah perbuatan, artinya

motivasi memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya; (3) menyelesaikan perbuatannya, artinya motivasi menentukan

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat

untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan (Djamarah, 2011:

156). Lebih jelasnya fungsi motivasi belajar menurut Djamarah (2011: 157) yaitu:

(1) motivasi sebagai pendorong perbuatan, maksudnya sesuatu yang belum

diketahui mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu; (2)

motivasi sebagai penggerak perbuatan, maksudnya peserta didik sudah melakukan

aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga; (3) motivasi sebagai pengarah

perbuatan, maksudnya peserta didik dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus

dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Motivasi belajar berperan penting dalam memperlancar dan menentukan

keberhasilan belajar. Motivasi belajar berperan menggerakkan psikis dalam diri

siswa dan membuat rasa senang. Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong,

menentukan arah tujuan belajar, dan menyelesaikan kegiatan belajar. Jadi

kesimpulannya motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha belajar peserta

didik dan pencapaian hasil belajar siswa.


38

2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar

Rifa’i dan Anni (2012: 137-143) menyatakan bahwa “terdapat enam faktor

yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki

dampak terhadap motivasi belajar siswa”. Keenam faktor yang dimaksud yaitu: (1)

sikap; (2) kebutuhan; (3) rangsangan; (4) afeksi; (5) kompetensi; (6) penguatan.

Penjelasan tentang faktor motivasi yang awal adalah sikap. Sikap merupakan

gabungan konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan dalam diri seseorang untuk

merespon orang, kelompok, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak

menyenangkan. Sikap dapat berpengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa

karena sikap membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan

pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya.

Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap dapat tetap atau mengalami

perubahan sesuai dengan apa yang dipelajari.

Siswa akan belajar jika pada dirinya muncul kebutuhan sehingga akan

memotivasi dirinya untuk beraktivitas belajar. Kebutuhan merupakan kondisi yang

dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk

mencapai tujuan. Teori kebutuhan yang terkenal yaitu teori hierarki kebutuhan dari

Maslow. Hierarki kebutuhan atau tingkatan kebutuhan menurut Maslow merupakan

pemenuhan kebutuhan sesuai tingkatannya. Tingkat kebutuhan fisik merupakan

kebutuhan paling rendah, sementara kebutuhan aktualisasi diri merupakan

kebutuhan paling tinggi.

Rangsangan dan afeksi juga akan berpengaruh terhadap faktor seseorang

termotivasi dalam belajar. Rangsangan merupakan perubahan pandangan di dalam


39

persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat

aktif. Rangsangan dapat membuat seseorang bersifat aktif dan terdorong untuk

melakukan suatu kegiatan. Misalnya, rangsangan dengan media pembelajaran yang

menarik dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Afeksi merupakan pengalaman

emosional kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada

waktu belajar. Emosi seseorang berkaitan dengan dorongan-dorongan pada dirinya.

Oleh karena itu, afeksi dapat memengaruhi motivasi belajar. Afeksi menjadi

motivator intrinsik.

Selain itu, kompetensi akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk

berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik

termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara

berhasil agar menjadi puas. Seseorang diharuskan memiliki kemampuan yang telah

disepakati untuk mencapai tujuan itu.

Faktor terakhir yang dapat termotivasinya belajar siswa adalah penguatan.

Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan

kemungkinan respon. Penguatan dapat berupa nilai tes tinggi, pujian, penghargaan

sosial, dan perhatian. Penguatan dapat berupa penguatan positif dan penguatan

negatif. Penguatan positif dapat meningkatkan perilaku. Penguatan negatif

merupakan stimulus aversif (perasan tidak setuju yang disertai dorongan untuk

menahan diri) atau peristiwa yang harus diganti atau dikurangi intensitasnya.

Perhatian orang tua termasuk penguatan positif yang dapat meningkatkan perilaku

atau motivasi belajar.


40

Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi juga di kemukakan Ali Imron

(1996) dalam Siregar dan Nara (2011: 53-54) bahwa ada enam faktor yang

mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah

sebagai berikut: cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi

pembelajar, kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan

upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran. Senada dengan Karwati dan

Priansa (2014: 181-183), mengklasifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi

motivasi siswa menjadi sepuluh faktor, diantaranya: konsep diri (berfikir tentang

dirinya), jenis kelamin, pengakuan, cita-cita, kemampuan belajar, kondisi siswa,

keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi siswa, dan unsr-unsur

dinamis dalam belajar.

2.1.3.5 Macam-Macam Motivasi Belajar

Djamarah (2011: 149-152) membagi motivasi menjadi dua macam, yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah

memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan sadar melakukam sesuatu

kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Siswa termotivasi untuk

belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran

bukan keinginan lain, seperti pujian dan nilai tinggi. Berbeda dengan motivasi

ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.
41

Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang

dipelajarinya, seperti mencapai nilai tinggi dan kehormatan.

Sardiman (2014: 86-91) menyebutkan empat macam motivasi, diantaranya:

(1) motivasi dilihat dari dasar pembentukan; (2) macam motivasi menurut

pembagian Woodworth dan Marquis; (3) motivasi jasmaniah dan motivasi

rohaniah; (4) motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi dilihat dari dasar

pembentukannya, terdiri dari motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari.

Motif-motif bawaan adalah motif yang sudah ada sejak lahir, jadi motivasi itu ada

tanpa dipelajari, contohnya dorongan untuk makan, minum, seksual, dan tidur.

Motif-motif yang dipelajari, adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari,

contohnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.

Macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis, terdiri dari

motif organis, motif darurat, dan motif objektif. Motif organis meliputi kebutuhan

untuk makan, minum, bernapas, seksual, dan istirahat. Motif darurat yaitu motivasi

timbul karena adanya rangsangan dari luar, contohnya dorongan untuk

menyelamatkan diri, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk memburu. Motif

objektif, yaitu motif yang muncul karena adanya dorongan untuk dapat menghadapi

dunia luar secara efektif, contohnya dorongan untuk melakukan eksplorasi dan

dorongan untuk menaruh minat.

Macam motivasi selanjutnya adalah motivasi jasmaniah dan motivasi

rohaniah. Motivasi jasmaniah berupa nafsu, insting otomatis, dan refleks, sementara

motivasi rohaniah berupa kemauan. Macam motivasi yang lain adalah motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang


42

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, contohnya yaitu

seseorang senang membaca, maka tidak usah ada yang menyuruh dia sudah rajin

mencari buku-buku untuk dibacanya. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang

aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya belajar

karena besok pagi akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga

akan dipuji.

Berdasarkan macam-macam motivasi belajar dari pendapat para ahli, dapat

disimpulkan bahwa macam motivasi dibagi motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik, namun kedua motivasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini karena

motivasi terkait dengan banyak hal yang kompleks. Motivasi belajar dalam

penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri seseorang baik berasal

dari dalam atau dari luar diri orang tersebut.

2.1.3.6 Ciri-ciri Motivasi Belajar

Ciri-ciri motivasi belajar merupakan tanda khas atau indikator untuk

menentukan tingkat motivasi seseorang. Marx dan Tombuch dalam Riduwan

(2013: 31-32) menyebutkan lima ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar

yaitu: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat

dan ketajaman dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam

belajar.

Selain itu, Sardiman (2014: 83-84) mengatakan bahwa “motivasi yang ada

pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri”. Tingkat motivasi belajar seseorang

dapat dilihat melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1) tekun menghadapi tugas (dapat
43

bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum

selesai); (2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan

prestasi yang telah dicapainya); (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-

macam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas

yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan

hal yang sudah diyakininya; serta (8) senang mencari dan memecahkan masalah

soal-soal.

Ciri-ciri motivasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Marx

dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32). Ciri-ciri siswa yang mempunyai

motivasi belajar yaitu sebagai berikut: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam

menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4)

berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam belajar. Ciri-ciri motivasi tampak

dalam perilaku sehari-hari siswa, baik perilaku di rumah atau perilaku di sekolah.

2.1.3.7 Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar

Dimensi motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada lima

macam yang merupakan pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-

32), yaitu (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3)

minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5)

mandiri dalam belajar. Adapun indikator motivasi belajar yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan pengembangan dari dimensi motivasi belajar pendapat

Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32), yaitu (1) dimensi tekun dalam

belajar, indikatornya kehadiran di sekolah, mengikuti KBM di kelas, dan belajar di


44

rumah; (2) dimensi ulet dalam menghadapi kesulitan, indikatornya sikap terhadap

kesulitan dan usaha menghadapi kesulitan; (3) dimensi minat dan ketajaman dalam

belajar, indikatornya kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan semangat dalam

mengikuti KBM; (4) dimensi berprestasi dalam belajar, indikatornya keinginan

untuk berprestasi dan kualifikasi hasil; (5) dimensi mandiri dalam belajar,

indikatornya penyelesaian tugas atau PR dan menggunakan kesempatan di luar jam

pelajaran.

2.1.4 Hubungan Antar Variabel

2.1.4.1 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan pertanda berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karwati dan Priansa (2014: 216)

mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa

berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan

sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Usaha yang

dimaksud tersebut adalah aktivitas belajar siswa yang berlangsung terus-menerus.

Pengulangan aktivitas belajar secara terus menerus inilah yang disebut kebiasaan

belajar.

Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12) menyatakan “hasil belajar yang

dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Salah satu faktor internal yang dapat

memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar. Dalam prinsip belajar adalah

dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang sebesar-besarnya.


45

Usaha sekecil-kecilnya yaitu dengan siswa melakukan rutinitas belajar. Sudjana

(2014: 173) mengatakan “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak

bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.

Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar. Siswa yang rutin

melakukan belajar atau terbiasa belajar akan memengaruhi penguasaan dan

konsentrasi materi sehingga mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang

pada akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai inilah yang menjadi

patokan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2.1.4.2 Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi berbagai faktor,

baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari dalam siswa yang dapat

memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi belajar siswa.

Aunurrahman (2012: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan belajar

merupakan kekuatan yang menjadi pendorong siswa untuk mendayagunakan

potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar”. Tujuan

belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan itu, Karwati dan

Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar menjadi empat, yaitu:

mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta

pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Siswa yang memiliki motivasi akan mendorong pada dirinya untuk selalu

giat belajar demi mendapatkan perubahan tingkah laku seperti pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Siswa akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya sendiri

ada keinginan atau dorongan untuk belajar. Apabila anak yang memiliki motivasi
46

atau keinginan belajar tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat

diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar

yang maksimal. Sebaliknya, jika siswa kurang termotivasi maka belajar menjadi

malas sehingga diasumsikan hasil belajar yang bersangkutan akan rendah.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Penelitian yang pertama oleh Mardiyatun Mugi Rahayu (2015) yang berjudul

“Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V

SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Ajibarang Banyumas”. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis data, diperoleh data thitung = 9,134 dengan signifikansi = 0,05

dan ttabel = 1,973. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (9,134 >

1,973) dan signifikansinya 0,00 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa kebiasaan belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

matematika. Besarnya pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar

matematika sejumlah 32,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa 32,3% hasil belajar

matematika dipengaruhi oleh kebiasaan belajar, sedangkan 67,7% dipengaruhi oleh

faktor lain di luar penelitian.

Hampir sama penelitian yang dilaksanakan oleh Infirul Tati’ah (2010) yang

berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil

penelitian : (1) Kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan

Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sedang dengan rentangan skornya


47

53,2 sampai 64,2 dengan prosentasi 42,5%. (2) Prestasi belajar siswa kelas VIII

SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah cukup dengan

rentangan skornya 68,1 sampai 75,1 dengan prosentase 32,5%. (3) Ada pengaruh

yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa

kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 pada taraf

signifikan 5%. Dari analisis statistik diperoleh 0,37 dengan pengaruh sebesar 14%.

Penelitian lain dilakukan oleh Meilina Eka Putri (2012) yang berjudul

“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Patuk Gunungkidul

Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat

pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa yang ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,866 dengan

signifikansi 0,005, (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa

tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi siswa yang

ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 3,398 dengan signifikansi

0,001, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar dan persepsi

siswa tentang metode mengajar guru secara bersama-sama (simultan) terhadap

prestasi belajar ekonomi siswa yang berdasarkan hasil pengujian analisis regresi

ganda ditemukan harga Fhitung sebesar 13,596 dengan signifikansi 0,000.

Sementara itu, Intan Kusuma Wardani (2013) dengan judul “Pengaruh

Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

Menangani Penggandaan Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran

SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian


48

menunjukan bahwa: (1) Kebiasaan belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar mata pelajaran menangani penggandaan dokumen siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013, di

buktikan dengan nilai Rhitung (0,506) > Rtabel (0,276). (2) lingkungan fisik

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini dijelaskan dengan nilai

Rhitung (0,484) > Rtabel (0,276) pada taraf signifikansi 5%. (3) Kebiasaan belajar dan

lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini di

buktikan dengan nilai Fhitung (15,742) > Ftabel (3,191). Persamaan regresi linier ganda

Y = 26,769 + 0,547 X1 + 0,424 X2. Besarnya kontribusi variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat (R2) sebesar 39,6%. Sumbangan relatif

kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 52,85% dan sumbangan relatif

lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 47,15%. Sumbangan efektif

kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 20,93% dan sumbangan efektif

lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 18,68%.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Riky Taufik Afif (2013) dari Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Pengaruh

Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Seni Budaya”. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang

positif dan signifikan antara kebiasaaan belajar terhadap prestasi belajar siswa

sebesar 64,8% dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 40%.

Sedangkan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa sebesar 65,4%

dan sisanya yaitu 34,6% dipengaruhi oleh faktor lain baik internal maupun

eksternal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan motivasi
49

belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya berada pada ketegori tinggi serta

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya juga kategori tinggi. Selain

itu, kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran seni budaya.

Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Ahmad Yainuri (2012) yang

berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan

Karanganyar Tahun 2011/2012”. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan garis

regresi: Y = 60,414 + 0,156 X1 + 0,149 X2. Persamaan menunjukkan bahwa hasil

belajar dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi. Kesimpulan

yang diambil adalah: 1) Kebiasaan belajar berpengaruh positif dan signifikan

terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I

Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan

analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,769 > 1,990

dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,007 dengan sumbangan efektif sebesar 15,8%;

2) Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar

siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar

Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda

(uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,831 > 1,990 dan nilai signifikansi <

0,05, yaitu 0,006, dengan sumbangan efektif sebesar 16,4%; 3) Kebiasaan belajar

dan motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar

siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar

Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier
50

ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 18,791 > 3,112 dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,000; 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar

0,322 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi

berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin

I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012 adalah sebesar 32,2% sedangkan

67,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Senada dengan itu, penelitian oleh Anita Anggraini (2012) yang berjudul

“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo”. Berdasarkan analisis diperoleh

hasil penelitian yang menunjukan bahwa: (1) ada pengaruh kebiasaan belajar

terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo

semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 23,1%, (2) ada pengaruh motivasi

berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 18,9%, (3) ada

pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS

Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran

2012/2013 sebesar 27,8%.

Hampir sama penelitian yang dilakukan oleh Dhatin Nurul Millati (2011)

yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan Disiplin

Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 2 Pegandon

Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010“. Hasil analisis linier regresi berganda

diperoleh persamaan regresi Y = 11,429 + 0,383 X1 + 0,471 X2 + 0,686 X3. Ada

pengaruh signifikan perhatian orang tua, motivasi, dan disiplin belajar terhadap
51

prestasi belajar dilihat dari hasil analisis data uji F diperoleh Fhitung sebesar 33,933

dengan nilai probabilita sebesar 0,000 < 0,05. Besarnya pengaruh perhatian orang

tua, motivasi belajar, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar secara simultan

adalah sebesar 60,7% sedangkan 39,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji

dalam penelitian ini.

Selanjutnya penelitian yang dilaksanakan oleh Muh. Yusuf Mappeasse

(2009) dengan judul “Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK

Negeri 5 Makassar”. Hasil analisis ditemukan cara belajar memengaruhi hasil

belajar kategori tinggi sebesar 43%. Motivasi belajar juga memengaruhi hasil

belajar siswa dalam kategori sedang sebesar 50%. Terdapat pengaruh positif jika

cara dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar PLC dalam

kategori sedang sebanyak 73%.

Selain penelitian yang dilakukan di dalam negeri, diluar negeri juga telah

ada penelitian yang hampir sama, seperti penelitian oleh Fatemeh Mashayekhi

(2014), dosen Fakultas Jiroft Universitas Ilmu Kedokteran, Jiroft, Iran. Judul

penelitian ”The Relationship Between The Study Habits and The Academic

Achievement Of Stutends In Islamic Azad University Of Jiroft Branch”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa “89% of students have relatively desirable study

habits, between the two variables, study habits and academic achievement there

was a correlation. Between the Score study habits there was a significant positive

correlation with academic achievement (r=0.175, p=0.009)”. 89% dari siswa

memiliki kebiasaan belajar yang relatif diinginkan, kebiasaan belajar dan prestasi
52

akademik memiliki kolerasi. Kebiasaan belajar memiliki kolerasi positif yang

signifikan dengan prestasi akademik (r = 0,175, p = 0,009).

Sementara itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Dr. Suresh Chand (2013)

dengan judul ”Study Habits Of Secondary School Students In Relation To Type Of

School and Type Of Family” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “no

significant difference between secondary school students belonging to nuclear and

joint family on different components of study habits and total study habits”. Tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa sekolah menengah milik keluarga

inti dan sendi pada komponen yang berbeda dari kebiasaan belajar dan kebiasaan

belajar keseluruhan.

Penelitian lain dilakukan Atta dan Jamil (2012) dari Institute of Education

& Research, Gomal University, Pakistan dengan judul “Effects of Motivation and

Parental Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level”

(Pengaruh Motivasi dan Pengaruh Orang Tua pada Pencapaian Pendidikan Siswa

di Tingkat Menengah). Penelitian Atta dan Jamil yaitu sebagai berikut:

“Optimization of extrusion conditions is critical to the production of


polyethylene films with good. This research work was focused on
“the effect of motivation and parental influence on the educational
attainments of students at secondary level”. A sample of 400
secondary school students from eight different schools was taken. A
20 items questionnaire was used to measure student’s level of
motivation and parental influence. To analyze the results simple
correlation was used. Correlation between parental influence and
academic achievement was high and correlation between motivation
and academic achievement was moderate”.

Penelitian ini difokuskan pada pengaruh motivasi dan pengaruh orang tua

pada pencapaian pendidikan siswa di tingkat menengah. Sampel penelitian yaitu


53

400 siswa sekolah menengah dari delapan sekolah yang berbeda. Dua puluh item

kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dan pengaruh orang

tua. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi sederhana. Korelasi

antara pengaruh orang tua dan prestasi akademik adalah tinggi dan korelasi antara

motivasi dan prestasi akademik adalah sedang.

Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai bahan rujukan untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

Tehadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya

pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa, mengetahui besarnya

pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, serta mengetahui besarnya

pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap

hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir Penelitian

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajararan di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal jumlah materi pelajaran tertentu. Tingkat

keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam skor biasanya terbagi bermacam-

macam, diantaranya berupa: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.

Wasliman (2007) dalam Susanto (2013:12) menyatakan bahwa “hasil belajar yang

dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor internal merupakan faktor

yang bersumber dari dalam diri siswa dalam memengaruhi belajarnya, meliputi
54

kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor

yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi hasil belajar, meliputi keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa

adalah kebiasaan belajar dan motivasi belajar.

Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang yang telah

tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas

belajar yang dilakukannya. Hal ini berarti kebiasaan belajar merupakan perilaku

belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lama-kelamaan akan

menjadi menetap dan bersifat otomatis, sedangkan ciri yang yang tampak pada diri

seseorang yang melakukan kebiasaan belajar adalah setiap saat, dimana saja, dan

kondisi apa saja anak tetap melakukan belajar. Suryabrata dalam Djaali (2008:129)

merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya

memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar.

Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar.

Namun, yang paling penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar

sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas

maupun di luar sekolah. Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar.

Siswa yang rutin melakukan belajar akan memengaruhi penguasaan dan konsentrasi

materi sehingga akan mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang pada

akhirnya mendapatkan nilai yang maksimal.

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada

keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
55

pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang

disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi belajar merupakan suatu

dorongan individu untuk melakukan suatu perubahan perilaku untuk mencapai

suatu tujuan. Secara umum, ada empat fungsi motivasi siswa dalam belajar, yaitu:

mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta

pendorong usaha dan pencapaian prestasi (Karwati dan Priansa, 2014: 169). Secara

sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak yang memiliki motivasi belajar

tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat diasumsikan bahwa hasil

belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar yang maksimal. Begitu

sebaliknya, apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi

kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Apabila motivasi siswa rendah, maka

diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah. Keterkaitan

antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dapat

digambarkan dalam kerangka berpikir yang tergambar dalam skema berikut ini:

Kebiasaan Belajar

(X1)
Hasil Belajar (Y)

Motivasi Belajar

(X2)

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Keterangan:

X1 : Kebiasaan belajar
56

X2 : Motivasi belajar

Y : Hasil belajar

Skema di atas menunjukkan bahwa hasil belajar (Y) sebagai variabel terikat,

kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) sebagai varabel bebas. Kebiasaan

belajar dan motivasi belajar merupakan faktor yang memengaruhi hasil belajar

siswa.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 99) yang dimaksud dengan “hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sejalan

dengan itu, Riduwan (2013: 37) mendefinisikan “hipotesis adalah jawaban atau

dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah”.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

Tahun Ajaran 2015/2016.

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016.

Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

Tahun Ajaran 2015/2016.


57

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016.

Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan jenis penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif diartikan Sugiyono (2014: 11) sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex

post facto. Kerlinger (1973) dalam Thoifah (2015: 225) menyatakan “penelitian ex

post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak

mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel

tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat

dimanipulasi”. Hubungan diantara variabel dibuat berdasarkan perbedaan yang

mengiringi variabel bebas dan variabel terikat tanpa intervensi langsung. Penelitian

ini tidak ada manipulasi atau perlakuan langsung terhadap variabel bebas

(independen). Penelitian dilakukan terhadap kegiatan dan kejadian yang telah

berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ini dikatakan ex post facto (dalam bahasa

latin “setelah fakta”) karena pengaruh dan yang memengaruhi telah terjadi dan

diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian explanatory survey. Hsia (2015:

111) berpendapat bahwa “explanatory survey searches for the causal relationship

58
59

of variable” artinya explanatory survey mencari hubungan kausal dari variabel.

Explanatory survey (penelitian penjelasan) menyoroti hubungan antara variabel-

variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Pada sub bab ini dijelaskan waktu dan tempat penelitian. Uraian

selengkapnya sebagai berikut:

3.2.1 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2016 hingga Mei 2016.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah SD Negeri

di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal

yang berjumlah 7 SD. Ketujuh SD tersebut adalah SDN Tunon 1, SDN Tunon 2,

SDN Debong Kulon, SDN Keturen, SDN Kalinyamat Wetan 1, SDN Kalinyamat

Wetan 2, dan SDN Kalinyamat Wetan 3.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dapat digunakan sebagai sumber data. Berikut

penjelasan mengenai populasi dan sampel.

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi, terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Sementara itu, Riduwan (2013: 54) menyatakan “populasi

adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi
60

objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal dengan jumlah 197 siswa

yang berasal dari 7 SD. Rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V


1 SD Negeri Tunon 1 27 siswa
2 SD Negeri Tunon 2 34 siswa
3 SD Negeri Debong Kulon 33 siswa
4 SD Negeri Keturen 21 siswa
5 SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 26 siswa
6 SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 41 siswa
7 SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 15 siswa
Jumlah 197 siswa
Sumber: Data siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 (Lampiran 1).

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2014: 120) menyatakan

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Jika

populasi besar dan peneliti tidak mungkin memelajari semua yang ada pada

populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Arikunto (1998) dalam Riduwan (2013: 56) mengatakan “sampel adalah bagian

dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability

sampling dengan jenis simpel random sampling. Riduwan (2013: 57) menyatakan

“probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang

sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Adapun

simpel random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi
61

dengan menggunakan acak tanpa memerhatikan strata dalam anggota populasi.

Teknik pengambilan jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus slovin

(Thoifah, 2015: 18), sebagai berikut:

𝑁
𝑛= 𝟐
𝑁. (𝒆) + 1

dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e2 = batas ketelitian yang diinginkan

Peneliti menggunakan rumus slovin dengan presisi atau taraf kesalahan 5%

atau 0,05. Penerapan rumus untuk menghitung sampel dengan jumlah populasi 197,

sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
𝑁. (𝒆)𝟐 + 1

197
𝑛=
197. (0,05)𝟐 + 1

197
𝑛=
1,4925

𝑛 = 131,9

𝑛 = 132

Sugiyono (2014: 133) berpendapat “apabila perhitungan sampel

menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas agar sampel

yang diambil lebih aman”. Oleh karena itu, sampel yang akan diambil adalah 132

siswa.
62

Proporsi pengambilan sampel tiap SD menggunakan rumus proporsional

random sampling atau rumus pengambilan sampel bertingkat seperti yang diungkap

Thoifah (2015: 18), yaitu:

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = .𝑛
𝑁
dimana :

ni = jumlah sampel menurut stratum (tingkatan)

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus menggunakan rumus pengambilan sampel bertingkat

tersebut yang telah diungkap Thoifah (2015: 18), maka dapat ditarik sampel

masing-masing SD Negeri di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal sebagai berikut:

Tabel 3.2 Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian

Jumlah Siswa
No. Nama Sekolah Jumlah sampel
Kelas V
1 SD Negeri Tunon 1 27 siswa 27 / 197 x 132 = 18,09 = 18
2 SD Negeri Tunon 2 34 siswa 34 / 197 x 132 = 22,78 = 23
3 SD Negeri Debong Kulon 33 siswa 33 / 197 x 132 = 22,11 = 22
4 SD Negeri Keturen 21 siswa 21 / 197 x 132 = 14,07 = 14
5 SDN Kalinyamat Wetan 1 41 siswa 41 / 197 x 132 = 27,47 = 28
6 SDN Kalinyamat Wetan 2 26 siswa 26 / 197 x 132 = 17,42 = 17
7 SDN Kalinyamat Wetan 3 15 siswa 15 / 197 x 132 = 10,05 = 10
Jumlah 197 siswa 132
Sumber: Lampiran 2

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Sub bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi

operasional. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai variabel dan definisi

operasional:
63

3.4.1 Variabel Penelitian

Sugiyono (2014: 64) mendefinisikan “variabel penelitian sebagai suatu

atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”. Penelitian ini adalah penelitian regresi ganda yang mencermati

hubungan tiga macam variabel, terdiri atas satu variabel terikat dan dua variabel

bebas. Berikut ini penjelasan mengenai variabel bebas dan variabel terikat.

3.4.1.1 Variabel terikat

Sugiyono (2014: 64) berpendapat “variabel terikat atau juga bisa disebut

variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

yang mencakup nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran

2015/2016.

3.4.1.2 Variabel bebas

Variabel bebas atau bisa juga disebut variabel independen. Sugiyono (2014:

64) berpendapat bahwa “variabel independen merupakan variabel yang

memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar

(X1) dan motivasi belajar (X2).

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Agar mendapat gambaran yang lugas tentang variabel yang diamati dalam

penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional variabel terhadap fokus
64

amatan. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan dalam menganalisis data serta

menginterpretasi secara akurat dan terfokus.

3.4.2.1 Definisi Operasional Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan hasil penilaian dari ranah kognitif, psikomotor, dan

afektif yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Penilaian

dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada ranah kognitif yang diperoleh dari

hasil tes/ujian. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata

Ulangan Tengah Semester (UTS) siswa pada semua mata di semester genap tahun

ajaran 2015/2016 pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal.

3.4.2.2 Definisi Operasional Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar dalam penelitian ini merupakan proses pembentukan

kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul

suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Dengan kata lain,

kebiasaan belajar terbentuk karena proses belajar yang dilakukan secara berulang-

ulang pada diri siswa sehingga menjadi kebiasaan dalam pola belajarnya. Kebiasaan

belajar dalam penelitian ini merupakan cara belajar yang dilakukan siswa selama

menempuh pendidikan. Adapun bentuk atau indikator yang termasuk dalam

kebiasaan belajar pada penelitian ini yaitu: (1) pembuatan jadwal dan

pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4)

cara mengikuti pelajaran; (5) cara belajar kelompok; dan (6) cara belajar mandiri di

rumah.
65

3.4.2.3 Definisi Operasional Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa

yang menimbulkan dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki

motivasi kuat akan memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar,

sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan

semangat yang rendah pula dalam belajar. Motivasi belajar dalam penelitian ini

merupakan persepsi siswa terhadap motivasi belajarnya, yang meliputi: (1) tekun

dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dalam belajar; (4)

berprestasi dalam belajar; dan (5) mandiri dalam belajar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik yang paling tepat

sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel, tidak semua teknik

pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya peneliti tidak dapat melaksanakan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, angket, dan

dokumentasi.

3.5.1 Wawancara

Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2014: 188) menyatakan “wawancara

merupakan teknik pengumpulan data pewawancara dalam mengumpulkan data

mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai”. Penelitian ini

menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur

menurut Sugiyono (2014: 191) adalah wawancara yang bebas dengan tidak

menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan data. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian


66

pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan, peneliti mendapatkan informasi awal

tentang isu atau permasalahan yang ada pada objek dan gambaran umum yang

terjadi di tempat penelitian.

3.5.2 Angket atau Kuesioner

Menurut Creswell dalam Sugiyono (2014: 192) “kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan

atau pernyataan dengan lengkap kemudian mengembalikan kepada peneliti”.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup, yaitu responden diminta memilih

jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda centang

(√). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk pernyataan berpedoman pada

indikator kebiasaan belajar dan indikator motivasi belajar.

3.5.3 Dokumentasi

Menurut Riduwan (2013: 77) bahwa “dokumentasi ditujukan untuk

memeroleh data langsung dari tempat penelitian atau data yang relevan dengan

penelitian”. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh data

berkaitan dengan jumlah siswa, nama siswa, dan nilai UTS genap siswa kelas V di

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrumen

penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen

dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk mengukur hasil belajar


67

siswa, sementara angket digunakan untuk mengukur variabel kebiasaan belajar dan

motivasi belajar.

3.6.1 Instrumen Variabel Hasil belajar

Pengukuran hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian ranah kognitif

siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilaian tersebut bisa berupa tes atau ujian.

Penelitian ini menggunakan nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap

pada semua mata pelajaran siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal pada Tahun Ajaran 2015/2016.

3.6.2 Instrumen Variabel Kebiasaan belajar

Instrumen variabel kebiasaan belajar dalam penelitian ini menggunakan

angket. Jenis angket yang digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket

yang diberikan pada responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan)

dengan skala selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor

2, dan tidak pernah diberi skor 1 untuk jawaban positif. Sebaliknya untuk jawaban

(pernyataan) negatif. Responden dalam menjawab memberikan tanda checklist (√)

pada kolom yang tersedia sesuai keadaan yang dialami responden.

Intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dikembangkan atas

dasar definisi operasional variabel kebiasaan belajar dari pendapat Sudjana (2014:

165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91). Variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

berupa pertanyaan atau pernyataan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi

instrumen variabel kebiasaan belajar, sebagai berikut:


68

Tabel 3.3 kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal


Kebiasaan Indikator Soal Jumlah
Belajar (X1) Positif Negatif

1. Pembuatan jadwal
Pembuatan 1, 2, 3, 5 4 5
belajar
jadwal dan
pelaksanaannya 2. Melaksanakan jadwal 6, 7 8 3
belajar

Membaca dan 1. Membaca buku teks 9, 10 11, 12 4


membuat 2. Membuat catatan 13, 14, 15,
catatan - 5
16, 17
1. Mengerjakan tugas di 18, 19, 20,
21, 23 7
Penyelesaian sekolah 22, 24
tugas 2. Mengerjakan PR 25, 26, 27,
28 5
29
1. Konsentrasi mengikuti
30, 31, 33 32 4
Cara mengikuti pelajaran
pelajaran 2. Aktif dalam proses 34, 35, 36,
38 5
pembelajaran 37
Cara belajar 1. Melakukan belajar 39, 40, 42,
41, 43 7
kelompok kelompok 44, 45
Cara belajar 1. Belajar mandiri di
47, 48, 49,
mandiri di rumah 46 5
50
rumah
Jumlah 38 12 50
Keterangan: kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014:

165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).

3.6.3 Instrumen Variabel Motivasi belajar

Instrumen variabel motivasi belajar dalam penelitian ini sama dengan

instrumen kebiasaan belajar, yaitu menggunakan angket. Jenis angket yang

digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket yang diberikan pada

responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan) dengan skala selalu

diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah

diberi skor 1 untuk jawaban positif, sebaliknya untuk jawaban negatif. Responden
69

dalam menjawab memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai

keadaan yang dialami responden. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

dimensi, dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau

pernyataan. Lebih jelas indikator variabel motivasi belajar, dapat dilihat pada tabel

kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar, sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal


Motivasi Indikator Soal Jumlah
Belajar (X2) Positif Negatif
1. Kehadiran di sekolah 1,3 2,4 4
Tekun dalam 2. Mengikuti PBM di
5, 7, 10 6, 8, 9 6
belajar kelas
3. Belajar di rumah 11, 12, 15 13, 14 5
1. Sikap terhadap
Ulet dalam 17, 18, 19 16 4
kesulitan
menghadapi
kesulitan 2. Usaha menghadapi
20, 21, 23 22 4
kesulitan
1. Kebiasaan mengikuti
Minat dan pelajaran 24, 25, 26, 27 - 4
perhatian
dalam belajar 2. Semangat dalam
28, 29, 30 - 3
mengikuti PBM
1. Keinginan untuk
Berprestasi 31, 32 - 2
berprestasi
dalam belajar
2. Kualifikasi hasil 33, 34, 35, 36 37 5
1. Penyelesaian
39, 40, 41 38, 42 5
tugas/PR
Mandiri dalam
belajar 2. Menggunakan
kesempatan di luar 43, 44, 45 46 4
jam pelajaran
Jumlah 33 13 46
Keterangan: Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan

Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32)

Sebelum melakukan pengambilan data, instrumen yang telah disusun diuji

cobakan terlebih dahulu kepada 30 siswa dalam populasi di luar sampel penelitian

(Lampiran 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014: 172) bahwa
70

“instrumen diuji cobakan pada sampel dari mana populasi itu diambil, jumlah

anggota sampel yang digunakan untuk pengujian sekitar 30 orang”. Instrumen uji

coba berupa angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar harus memenuhi

persyaratan tertentu, yaitu validitas dan reliabilitas.

3.6.4 Uji Validitas Instrumen

Riduwan (2013: 97) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Uji validitas

digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya angket yang digunakan. Untuk

mengetahui apakah angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar mampu

menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka angket tersebut

harus valid. Instrumen penelitian harus memiliki validitas internal dan eksternal,

yaitu sebagai berikut:

3.6.4.1 Validitas Internal

Validitas internal terdiri dari validitas kontruksi dan validitas isi. Menurut

Sugiyono (2014: 170), untuk instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur

sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Validitas internal dalam instrumen

penelitian ini diuji dengan pengujian konstruksi dari penilai ahli. Penilai ahli dalam

penilaian ini yaitu Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd selaku dosen

pembimbing skripsi.

3.6.4.2 Validitas Eksternal

Sugiyono (2014: 170) berpendapat bahwa “validitas eksternal dari suatu

instrumen dikembangkan berdasarkan fakta empiris”. Instrumen diuji dengan cara

membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta


71

empiris yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, instrumen diuji cobakan

terlebih dahulu kepada 30 siswa diluar sampel penelitian. Data uji coba angket

tersebut kemudian ditabulasikan yang bertujuan untuk menghitung hasil uji coba.

Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji coba menggunakan analisis Cronbach

Alpha pada Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21.

Langkah-langkah uji validitas yaitu pilih Analyze - Scale - Reliability

Analysis - masukkan semua item pernyataan pada kotak Items - klik Statistics - pada

Descriptives for pilih Scale if item deleted - klik Continue - klik OK. Hasil

perhitungan uji validitas dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total

Correlation > nilai rtabel. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa , derajat kebebasan

(df) = n-3 = 30-3 = 27, dengan taraf signifikan 0,05, maka diperoleh nilai rtabel 0,381.

Item pernyataan dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation >

0,381.

Berdasarkan rekap hasil uji validitas pada lampiran 15, terdapat 36 item

pernyataan yang valid dari 50 item pernyataan pada angket kebiasaan belajar dan

terdapat 22 item pernyataan yang valid dari 46 item pernyataan pada angket

motivasi belajar. Berikut tabel rekap data hasil perhitungan validitas.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar

Butir
Valid Tidak Valid Jumlah
Soal
4, 6, 7, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19,
1, 2, 3, 5, 8, 9,
20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31,
No 11, 14, 22, 28,
33, 34, 35, 37, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 50
32, 36, 38, 41
48, 49, 50
Jumlah 36 14
72

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

Butir
Valid Tidak Valid Jumlah
Soal
2, 6, 7, 12, 13, 17, 18, 19, 1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14,
No 20, 21, 22, 25, 27, 28, 29, 15, 16, 23, 24, 26, 32, 34,
30, 31, 33, 39, 41, 42, 46 35, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45 46
Jumlah 22 24

3.6.5 Uji Reliabilitas

Selain kuesioner harus valid, kuesioner juga harus reliabel. Reliabel artinya

ajeg atau mempunyai presisi yang tinggi. Menurut Trihendradi (2013: 277)

menyatakan “instrumen harus andal, artinya instrumen tersebut menghasilkan

ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk mengukur berulang kali”.

Instrumen angket dinyatakan andal/reliabel bila memiliki nilai Cronbach’s Alpha >

0,6.

Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji reliabilitas menggunakan

bantuan Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21 (Trihendradi, 2013:

277). Adapun langkah-langkah uji realibilitas dengan bantuan SPSS versi 21 adalah

pilih Analyze - Scale - Realibility Analysis - klik Statistic > pada kotak Descriptive

for pilih Scale if item deleted > klik Continue > klik OK. Hasil perhitungan uji

reliabilitas dapat dilihat pada output Reability Statistic pada kolom Cronbach’s

Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha pada kolom output

Reability Statistic bernilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Hasil perhitungan variabel kebiasaan belajar (dapat dilihat pada lampiran

16) didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,927. Variabel motivasi belajar


73

diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,864. Hal ini dapat diketahui bahwa data

dalam penelitian ini dikatakan reliabel, karena hasil perhitungan 0,927 dan 0,864

lebih besar dari 0,6.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis

deskriptif, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir (uji hipotesis).

3.7.1 Analisis Deskriptif

Trihendradi (2013: 77) mengatakan “analisis deskriptif membantu dalam

meringkas perbandingan beberapa variabel data skala dalam satu tabel dan dapat

digunakan untuk melakukan pengamatan penyimpangan data”. Penjelasan analisis

deskriptif, sebagai berikut:

3.7.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar

Proses pengambilan data untuk hasil belajar dengan mengambil hasil

dokumentasi nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap tahun ajaran 2015/2016

pada siswa kelas V. Nilai didapatkan dari masing-masing guru kelas V pada SD

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis deskriptif pada

hasil belajar siswa akan merujuk kriteria penilaian hasil belajar siswa menurut

Poerwanti (2009: 6.18), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.7 Pedoman Konversi Skala-5

Hasil Penilaian
Tingkat Penguasaan
Nilai Kualifikasi
80 ke atas A Sangat memuaskan
70 – 79 B Memuaskan
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat Kurang
Sumber: Poerwanti (2009: 6.18)
74

3.7.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Kebiasaan Belajar

Analisis deskriptif variabel kebiasaan belajar dilakukan dengan analisis

indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden

mengenai sebuah variabel yang diteliti. Jika instrumen menggunakan skala jawaban

4, maka rumus nilai indeks, yaitu:

Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4

Keterangan:

F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1

F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2

F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3

F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4

(Ferdinand, 2006: 292)

3.7.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar

Analisis deskriptif variabel motivasi belajar juga dilakukan dengan analisis

indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden

mengenai sebuah variabel yang diteliti (Ferdinand, 2006: 292).

3.7.2 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan karena peneliti menggunakan analisis

parametrik (uji parameter populasi melalui statistik atau data sampel). Menurut

Riduwan (2013: 119) bahwa “pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila

peneliti menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian

persyaratan analisis terhadap asumsi seperti homogenitas untuk uji perbedaan,

normalitas, dan linieritas untuk uji korelasi dan regresi”.


75

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengaruh dua variabel bebas

terhadap satu variabel terikat sehingga analisis akhir yang digunakan adalah analisis

regresi ganda. Uji asumsi dasar yang digunakan untuk mengetahui analisis regresi

ganda adalah uji normalitas dan uji linieritas. Kemudian pada uji asumsi klasik

regresi, persyaratannya yaitu uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian

berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2014: 228) bahwa “penggunaan statistik

parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang dianalisis harus

berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka

terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data”. Uji normalitas data dapat

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya uji kertas peluang normal, uji

lilliefors, dan uji chi-kuadrat.

Peneliti menggunakan bantuan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) versi 21 untuk menguji normalitas data. Peneliti dalam uji SPSS

terhadap uji normalitas yang digunakan adalah metode uji Lilliefors. Langkah-

langkah menguji normalitas data yaitu sebagai berikut: klik Analyze > Descriptive

Statistics > Explore > klik Plots > kotak Explore: Plots beri tanda centang (√) pada

Normality plots with test > klik Continue > OK. Hasil uji normalitas dapat dilihat

pada output Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig.

(signifikansi). Data distribusi normal jika sig > α, untuk taraf signifikan (α) adalah

5% atau 0,05 (Trihendradi, 2013: 86).


76

3.7.2.2 Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X dan

variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier, maka analisis regresi

tidak dapat dilanjutkan. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21

untuk menguji linieritas. Priyatno (2010: 71) menyatakan bahwa “pengujian pada

SPSS dengan menggunakan Test for Linierity pada taraf signifikansi 0,05”.

Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS versi 21 yaitu sebagai

berikut: klik Analyze > Compare Means > Means. Masukkan variabel motivasi

belajar (Y) kedalam kotak Dependent List, sementara variabel kebiasaan belajar

atau variabel motivasi belajar dimasukkan pada kotak Independent List. Klik kotak

dialog options lalu pilih Test for Linearity. Pilih Continue lalu klik OK. Hasil uji

linieritas dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity. Dua

variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya

(Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010: 73).

3.7.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi

(Priyatno, 2010: 81). Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat

yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.

Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai

Inflation Factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-langkah

uji multikolinearitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear
77

Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara

variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s). Klik

Statistics beri tanda centang pada Collinearity diagnostics > klik Continue > klik

OK. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF.

Menurut Santoso (2001) dalam Priyatno (2010: 81), “pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan

variabel bebas lainnya”.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2010: 83). Uji

heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam

model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa

metode pengujian yang baik digunakan pada uji heteroskedastisitas, antara lain uji

spearman’s rho, uji glesjer, uji park, dan melihat pola grafik regresi. Pada

penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

spearman’s rho yaitu mengorelasikan nilai residual (Unstandardized residual)

dengan masing-masing variabel independen.

Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-

langkah uji heteroskedastisitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada

kotak Linear Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent,

sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s).

Klik Save, beri tanda centang pada Unstandardized > klik Continue > klik OK. Jika
78

signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah

heteroskedastisitas (Priyatno, 2010: 83).

3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Dalam penelitian ini, analisis akhir yang digunakan adalah analisis regresi

linier sederhana dengan analisis regresi ganda. Berikut penjelasan selengkapnya.

3.7.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan

mengetahui arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

apakah positif atau negatif.

Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 untuk menghitung analisis

regresi sederhana. Langkah-langkah analisis regresi yaitu: Klik Analyze –

Regression – Linear. Untuk mengetahui regresi variabel kebiasaan belajar (X1)

dengan variabel hasil belajar (Y), maka pada kota Linear Regression masukkan

variabel kebiasaan belajar (X1) ke kotak Independent(s) dan masukkan variabel

hasil belajar (Y) pada kotak Dependent lalu klik OK. Hal yang sama dilakukan

untuk mengetahui analisis regresi motivasi belajar (X2) dengan variabel hasil

belajar (Y). Masukkan variabel hasil belajar (Y) ke kotak Dependent dan variabel

motivasi belajar (X2) pada kotak Independent(s) lalu klik OK (Priyatno, 2010: 56).

Pengambilan keputusan pada analisis regresi sederhana meliputi:

3.7.3.1.1 Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)

Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel


79

dependen (Y). Signifikan artinya pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk

populasi (dapat digeneralisasikan). Pengambilan keputusan tentang signifikansi

pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat pada output Coefficients pada

kolom t. Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y (Priyatno, 2010:

59). Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada

pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y.

3.7.3.1.2 Analisis Korelasi (R)

Analisis korelasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar hubungan

yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Peneliti

menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi dapat dilihat

dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242) memberikan pedoman

pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar antara 0 sampai 1,

seperti tabel berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 sangat rendah
0,20 – 0,399 rendah
0,40 – 0,599 sedang
0,60 – 0,799 kuat
0,80 – 1,000 sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)

3.7.3.1.3 Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam menghitung

koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dan besar


80

koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R Square.

Untuk menentukan seberapa besar persentase koefisien determinasi, maka

menguadratkan dari nilai koefisien R Square yang dikalikan dengan 100%.

3.7.3.2 Analisis Regresi Linier Ganda

Riduwan (2013: 155) menyatakan bahwa “analisis regresi ganda merupakan

suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih untuk

membuktikan ada tidaknya hubungan fungsi atau kausal antara dua variabel bebas

atau lebih dengan satu variabel terikat”. Pada penelitian ini, analisis digunakan

untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-

sama terhadap hasil belajar siswa. Penghitungan analisis regresi ganda dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21. Menu yang digunakan sebagai

berikut: Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear Regression, masukkan

variabel hasil belajar (Y) pada kotak Dependent dan masukkan variabel kebiasaan

belajar (X1) serta variabel motivasi belajar (X2) ke kotak Independent(s) lalu klik

OK (Priyatno, 2010: 63-64). Analisis akhir dalam penelitian ini untuk menguji

hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis korelasi ganda, analisis

determinasi, dan uji koefisien regresi secara bersama-sama.

3.7.3.2.1 Analisis Korelasi Ganda

Riduwan (2013: 141) menyatakan “analisis korelasi ganda berfungsi untuk

mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih

secara simultan dengan variabel terikat (Y)”. Koefisien ini menunjukkan seberapa

besar hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen.

Nilai korelasi memiliki rentang berkisar 0 sampai 1 (Priyatno, 2010: 65). Peneliti
81

menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda dapat

dilihat pada hasil analisis regresi dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono

(2014: 242) memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi seperti tabel

berikut:

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)

3.7.3.2.2 Analisis Determinasi

Riduwan (2013: 224) menyatakan ”koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan

variabel Y”. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson

Product Moment (PPM) yang dikalikan dengan 100%. Persentase koefisien

determinasi dapat ditentukan dengan rumus:

KP = R2 x 100%

Keterangan:

KP = nilai koefisien determinan

R = nilai koefisien korelasi ganda

(Riduwan, 2013: 224)

Dalam menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program

SPSS versi 21 dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model
82

Summary kolom R Square. Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah Jika

R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel

independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi

variabel dependen, sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah

sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model

menjelaskan 100% variasi variabel dependen (Priyatno, 2010: 66).

3.7.3.2.3 Analisis Regresi Secara Bersama-Sama

Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar

siswa. Penelitian ini dalam melakukan uji F dibantu dengan program SPSS versi 21

yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar pengambilan

keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima artinya tidak ada

pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel

terikat. Apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh bersama antara

variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek

penelitian, analisis deskripsi variabel penelitian, hasil uji prasyarat analisis, dan

hasil analisis akhir.

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika

dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang terdiri dari 7 SD

dengan jumlah populasi mencapai 197 siswa. Rincian populasi siswa kelas V

tersebut yaitu SD Negeri Tunon 1 terdiri dari 27 siswa, SD Negeri Tunon 2 terdiri

dari 34 siswa, SD Negeri Keturen terdiri dari 21 siswa, SD Negeri Debong Kulon

terdiri dari 33 siswa, SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 terdiri dari 41 siswa, SD

Negeri Kalinyamat Wetan 2 terdiri dari 26 siswa, serta SD Negeri Kalinyamat

Wetan 3 terdiri dari 15 siswa (lampiran 1).

Tidak semua populasi dijadikan responden dalam penelitian. Namun, dari

populasi ditarik sampel untuk dijadikan responden. Sampel penelitian berjumlah

132 siswa. Nama siswa yang menjadi sampel penelitian tercantum pada lampiran

2. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa di luar sampel tetapi masih dalam populasi

penelitian (lampiran 3). Lokasi penelitian berada di Kecamatan Tegal Selatan yang

berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Tegal. SD Negeri Tunon 1 beralamat di

Jalan Sutan Syahrir No. 1, SD Negeri Tunon 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin

83
84

gang Makam Tunon, SD Negeri Keturen beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No.

22, SD Negeri Debong Kulon beralamat di Jalan Dr. Samadikun No. 45, SD Negeri

Kalinyamat wetan 1 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 128, SD Negeri

Kalinyamat wetan 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No. 49, dan SD Negeri

Kalinyamat wetan 3 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.130.

4.1.2 Deskripsi responden

Responden dalam penelitin ini berjumlah 132 siswa. Berdasarkan jenis

kelamin, responden terdiri dari 58 siswa laki-laki (43,94 %) dan 74 siswi

perempuan (56,06 %). Secara terperinci jenis kelamin pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
No. Nama Sekolah Jumlah
L P
1 SD Negeri Tunon 1 9 9 18
2 SD Negeri Tunon 2 13 10 23
3 SD Negeri Keturen 7 7 14
4 SD Negeri Debong Kulon 6 16 22
5 SDN Kalinyamat Wetan 1 11 17 28
6 SDN Kalinyamat Wetan 2 9 8 17
7 SDN Kalinyamat Wetan 3 3 7 10
Jumlah 58 74 132
Sumber: Data Penelitian 2016

Ditinjau dari usia, responden yang berusia 10 tahun terdapat 6 siswa

(0,04%), terdapat 66 siswa (0,50%) yang berusia 11 tahun, terdapat 47 siswa

(0,35%) yang berusia 12 tahun, terdapat 10 siswa (0,07%) yang berusia 13 tahun,

terdapat 2 siswa (0,02%) yang berusia 14 tahun, dan terdapat 1 siswa (0,01%) yang
85

berusia 16 tahun. Secara rinci kondisi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Data Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Jenis Kelamin
No. Usia Jumlah
L P
1 10 tahun 1 5 6
2 11 tahun 29 37 66
3 12 tahun 20 27 47
4 13 tahun 6 4 10
5 14 tahun 1 1 2
6 15 tahun 0 0 0
7 16 tahun 1 0 1
Jumlah 58 74 132
Sumber: Data Penelitian 2016

4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif statistik memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.

Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai

minimum, sum, dan range. Analisis deskriptif penelitian ini menggunakan bantuan

progam SPSS versi 21. Adapun langkah-langkahnya adalah Analyze  Descriptive

Statistic  Descriptives  masukkan variabel hasil belajar, kebiasaan belajar, dan

motivasi belajar ke kotak variable(s) klik Option dan isikan statistik yang ingin

dianalisis (Means, Std Dev, variance, Minimun, Maximum, Sum, Range)  pilih

Continue  lalu klik Ok. Hasil perhitungan analisis deskriptif dapat dilihat dari

output Descriptive Statistics. Berdasarkan perhitungan, hasil analisis deskriptif

statistik variabel hasil belajar (Y), kebiasaan belajar (X1), dan motivasi belajar (X2)

dapat disajikan pada tabel berikut.


86

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics
N Range Mini Maxi Sum Mean Std. Vari
Mum mum Deviation ance
Hasil Belajar 132 64,00 30,00 94,00 9076,00 68,7576 10,18015 103,635
Kebiasaan 132 73,00 70,00 143,00 15285,00 115,7955 16,94524 287,141
Belajar
Motivasi 132 36,00 52,00 88,00 9757,00 73,9167 7,50577 56,337
Belajar
Valid N 132
(listwise)
Sumber: Data Penelitian 2016

Berdasarkan hasil perhitungan data yang telah disajikan dalam tabel 4.3,

dapat dijelaskan selengkapnya sebagai berikut:

1) Variabel hasil belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang nilai

(range) sebesar 64; nilai terendahnya (minimum) 30; nilai tertingginya

(maximum) 94; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9076; dengan rata-

rata (mean) 68,75; simpangan (std. deviation) sebesar 10,18; dan varian data

sebesar 103,63.

2) Variabel kebiasaan belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang

nilai (range) sebesar 73; nilai terendahnya (minimum) 70; nilai tertingginya

(maximum) 143; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 15285; dengan

rata-rata (mean) 115,79; simpangan (std. deviation) sebesar 16,94; dan

varian data sebesar 287,14.

3) Variabel motivasi belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang

nilai (range) sebesar 36; nilai terendahnya (minimum) 52; nilai tertingginya

(maximum) 88; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9757; dengan rata-


87

rata (mean) 73,91; simpangan (std deviation) sebesar 7,5; dan varian data

sebesar 56,33.

Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan kriteria penilaian hasil

belajar siswa berpedoman konversi skala 5 menurut Poerwanti (2009: 6.18) dan

menggunakan teknik analisis indeks untuk variabel kebiasaan belajar dan motivasi

belajar. Analisis indeks bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas

item-item pernyataan yang diajukan dalam penelitian (Ferdinand, 2006: 340).

Perhitungan nilai indeks diperoleh melalui perhitungan nilai indeks tiap dimensi

penelitian. Adapun langkah-langkah menentukan nilai indeks suatu variabel

penelitian yaitu sebagai berikut:

(1) Menghitung skor pada jawaban responden dan membuat rekapitulasi data

hasil penelitian angket (lampiran 17 dan lampiran 18). Tiap item pernyataan

dihitung atau diberi skor sesuai dengan pedoman. Pada penelitian ini,

pedoman skor item pernyataan positif, skor 4 diberikan pada responden

yang mencentang “Selalu”, skor 3 diberikan pada responden yang

mencentang “Sering”, skor 2 diberikan pada responden yang mencentang

“Kadang-kadang”, dan skor 1 diberikan pada responden yang mencentang

“Tidak Pernah”. Sebaliknya skor dengan item pernyataan negatif, skor 1

diberikan pada responden yang mencentang “Selalu” dan skor 4 diberikan

pada responden yang mencentang “Tidak Pernah”.

(2) Menghitung persentase frekuensi jawaban responden. Rumus persentase

frekuensi jawaban responden yaitu:

%Fa = na / N x 100 %
88

Keterangan:

%Fa = persentase frekuensi jawaban responden yang memberi skor 1,

atau 2, atau 3, atau 4. Sehingga dapat ditulis %F1, %F2, %F3, dan

seterusnya.

na = jumlah responden yang memberi skor 1, atau 2, atau 3, atau 4. a =

skor 1, atau 2, atau 3, atau 4.

N = total jumlah responden/sampel penelitian.

(3) Menghitung nilai indeks item pernyataan dengan menggunakan rumus

berikut:

Nilai indeks pernyataan = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4

Keterangan:

F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1

F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2

F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3

F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4

(Ferdinand, 2006: 292)

(4) Menghitung nilai indeks tiap indikator. Rumus nilai indeks indikator yaitu

rata-rata nilai indeks pernyataan yang ada pada suatu indikator. Misalnya

indikator “melaksanakan jadwal belajar” pada variabel kebiasaan belajar

terdiri dari 2 item pernyataan, maka nilai indeks indikatornya ditentukan

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3


dengan cara: ,
2

74,62+85,61
sehingga diperoleh hasil = 80,11.
2
89

(5) Menentukan nilai indeks tiap dimensi. Cara menentukan nilai indeks tiap

dimensi yaitu merata-rata semua nilai indeks indikator yang ada pada suatu

dimensi.

Nilai Indeks Dimensi = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2) +

(Indeks Indikator 3) + …… (Indreks Indikator n)/ n

(6) Menentukan nilai indeks suatu variabel. Cara menentukan nilai indeks tiap

variabel yaitu merata-rata nilai indeks dimensi yang ada pada suatu variabel.

Nilai Indeks Variabel = (Indeks Dimensi 1) + (Indeks Dimensi 2) +

(Indeks Dimensi 3) + …… (Indreks Dimensi n) / n

(7) Menafsirkan nilai indeks variabel dengan kriteria Three Box Method.

Penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan angket tertutup sehingga

alternatif jawaban hanya ada 4, yaitu jawaban 1, jawaban 2, jawaban 3,

sampai jawaban 4, maka tidak ada alternatif jawaban 0 (nol). Menurut

Ferdinand, 2006: 292), angket dengan angka jawaban tidak dimulai dari

angka 0, maka angka indeks yang dihasilkan dimulai dari angka 10 sampai

100. Dengan demikian, rentang angka indeks yaitu 90. Rentang 90 tersebut

dibagi menjadi tiga kotak (aturan Three Box Method), sehingga dihasilkan

kriteria penafsiran nilai indeks sebagai berikut:


90

Tabel 4.4 Rentang Nilai Indeks (Three Box Method)

Rentang Nilai Kategori


71,00 – 100,00 Tinggi
41,00 – 70,00 Sedang
10,00 – 40,00 Rendah
Sumber: Ferdinand (2006: 292)

4.1.3.1 Deskripsi Hasil Belajar

Analisis deskripsi hasil belajar digunakan untuk menggambarkan data hasil

rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap Tahun Ajaran 2015/2016

pada kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis

deskriptif pada hasil belajar siswa akan merujuk pedoman konversi skala 5 menurut

Poerwanti (2009: 6.18). Analisis ini akan merujuk tingkat penguasaan siswa dalam

bentuk skor, hasil penilaian nilai siswa yang berbentuk huruf, dan hasil penilaian

kualifikasi siswa yang berbentuk kata, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pedoman Konversi Skala-5

Hasil Penilaian
Tingkat Penguasaan
Nilai Kualifikasi
80 ke atas A Sangat memuaskan
70 – 79 B Memuaskan
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat Kurang
Sumber: Poerwati (2009: 6.18)

Hasil penelitian yang dilanjutkan dengan perhitungan jumlah siswa setiap

tingkat penguasaannya, maka diperoleh hasil tingkat penguasaan siswa dari yang

menguasai nilai 80 ke atas sampai siswa yang mendapat nilai 49 ke bawah, Analisis

deskriptif kriteria hasil nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap kelas
91

V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016 beserta

frekuensi atau jumlah siswa dapat disajikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semeter Genap

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Persentase
Kriteria Nilai UTS Frekuensi
(%)
80 - keatas 80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86,
17 12,88
(A) 87, 88, 91, 92, 93, 94
70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71,
71, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 73, 73,
70 - 79
73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75, 75, 45 34,09
(B)
75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79,
79
60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63,
63, 63, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 65,
60 - 69
65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, 49 37,12
(C)
66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69,
69, 69, 69, 69, 69
50 - 59 51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57,
17 12,88
(D) 57, 58, 58, 58, 58, 59
49 ke
4 3,03
bawah (E) 30, 47, 48, 48
Jumlah 9076 132 100
Sumber: Data Penelitian 2016

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa terdapat lima kualifikasi

tingkat penguasaan hasil belajar siswa kelas V Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal. Kelima tingkat penguasaan tersebut yaitu sangat

memuaskan (A), memuaskan (B), cukup (C), kurang (D), dan sangat kurang (E).

Penjelasan selengkapnya yaitu: sangat memuaskan dengan tingkat penguasaan 80

ke atas (A). Terdapat 17 siswa yang mendapat kriteria sangat memuaskan dengan

tingkat penguasaan 80 ke atas dengan persentase 12,88 %, yaitu satu siswa

mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 81, dua siswa mendapat nilai 84, empat
92

siswa mendapat nilai 85, dua siswa mendapat nilai 86, serta nilai 87, 88, 91, 92, dan

93 yang masing-masing satu siswa.

Kualifikasi memuaskan dengan tingkat penguasaan 70-79 (B). Terdapat 45

siswa yang mendapat kriteria memuaskan dengan tingkat penguasaan antara 70

sampai 79 dengan persentase 34,09 %, yaitu delapan siswa mendapat nilai 70, lima

siswa mendapat nilai 71, tujuh siswa mendapat nilai 72, empat siswa mendapat nilai

73, enam siswa mendapat nilai 74, empat siswa mendapat nilai 75, enam siswa

mendapat nilai 76, satu siswa mendapat nilai 77, satu siswa mendapat nilai 78, dan

tiga siswa mendapat nilai 79.

Kategori cukup dengan tingkat penguasaan 60-69 (C). Terdapat 49 siswa

yang mendapat kriteria cukup dengan tingkat penguasaan antara 60 sampai 69

dengan persentase 37,12 %, yaitu dua siswa mendapat nilai 60, tiga siswa mendapat

nilai 61, dua siswa mendapat nilai 62, enam siswa mendapat nilai 63, delapan siswa

mendapat nilai 64, sepuluh siswa mendapat nilai 65, empat siswa mendapat nilai

66, lima siswa mendapat nilai 67, dua siswa mendapat nilai 68, dan enam siswa

mendapat nilai 69.

Kategori kurang dengan tingkat penguasaan 50-59 (D). Terdapat 17 siswa

yang mendapat kriteria kurang dengan tingkat penguasaan antara 50 sampai 59

dengan persentase 12,88%, yaitu dua siswa mendapat nilai 54, empat siswa

mendapat nilai 56, dua siswa mendapat nilai 57, dan empat siswa mendapat nilai

58, serta masing-masing satu siswa mendapat nilai 51, 52, 53, 55, dan 59.

Kategori sangat kurang dengan tingkat penguasaan 49 ke bawah (E).

Terdapat 4 siswa yang mendapat kriteria sangat kurang dengan tingkat penguasaan
93

49 ke bawah dengan persentase 3,03%, yaitu satu siswa mendapat nilai 30, satu

siswa mendapat nilai 47, serta dua siswa mendapat nilai 48.

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh jumlah nilai UTS siswa kelas V

sebesar 9076 dengan jumlah responden 132. Maka rata-ratanya sebesar 68,75. Hal

ini berarti nilai rata-rata siswa berada pada tingkat penguasan antara 60-69 sehingga

termasuk dalam kualifikasi cukup (C).

4.1.3.2 Deskripsi Kebiasaan Belajar

Berpedoman pada rumus nilai indeks, indeks variabel kebiasaan belajar

dapat diukur dengan 6 dimensi, yaitu (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya;

(2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4) cara mengikuti

pelajaran; (5) cara belajar kelompok; (6) cara belajar mandiri di rumah, serta 10

indikator yang meliputi: pembuatan jadwal belajar, melaksanakan jadwal belajar,

membaca buku teks, membuat catatan, mengerjakan tugas di sekolah, mengerjakan

PR, konsentrasi mengikuti pelajaran, aktif dalam proses pembelajaran, melakukan

belajar kelompok, dan belajar mandiri di rumah. Rekapitulasi data angket kebiasaan

belajar dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 17.

Nilai indeks variabel kebiasaan belajar dapat diketahui jika terlebih dahulu

dihitung nilai indeks masing-masing dimensi yang digunakan untuk membangun

kebiasaan belajar. Perhitungan nilai indeks dimensi dapat dilakukan jika

sebelumnya telah diketahui distribusi frekuensi masing-masing indikator.

Perhitungan nilai indeks indikator dapat diketahui jika sebelumnya tiap pernyataan

telah dilakukan distribusi frekuensi masing-masing item pernyataan. Hasil

deskripsi empiris dari sampel penelitian sejumlah 132 responden menggambarkan


94

distribusi frekuensi jawaban responden atas dimensi “pembuatan jadwal dan

pelaksanaannya” pada indikator melaksanakan jadwal belajar yang terdapat pada

item pernyataan nomor 2 dan 3.

Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban

responden terhadap item pernyataan nomor 2 menunjukkan:

(i) skor 1 sebanyak 8 siswa

%F1 = n1/N x 100

= 8/132 x 100

= 6,06%

(ii) skor 2 sebanyak 38 siswa

%F2 = n2/N x 100

= 38/132 x 100

28,79%

(iii) skor 3 sebanyak 34 siswa

%F3 = n3/N x 100

= 34/132 x 100

= 25,76%

(iv) skor 4 sebanyak 52 siswa

%F4 = n4/N x 100

= 52/132 x 100

= 39,39%

Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban

responden terhadap item pernyataan nomor 3 menunjukkan:


95

(i) skor 1 sebanyak 5 siswa

%F1 = n1/N x 100

= 5/132 x 100

= 3,79%

(ii) skor 2 sebanyak 26 siswa

%F2 = n2/N x 100

= 26/132 x 100

= 19,70%

(iii) skor 3 sebanyak 34 siswa

%F3 = n3/N x 100

= 34/132 x 100

= 25,76%

(iv) skor 4 sebanyak 82 siswa

%F4 = n4/N x 100

= 82/132 x 100

= 62,12%

Berdasarkan angka-angka tersebut, dapat diperoleh nilai indeks indikator

“melaksanakan jadwal belajar” dengan cara menghitung nilai indeks masing-

masing item pernyataan (terdapat 2 item pernyataan pada indikator melaksanakan

jadwal belajar) seperti berikut ini:

Nilai indeks pernyataan 2 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4

= (6,06% x 1) + (28,79% x 2) + (25,76% x 3) +

(39,39% x 4) / 4
96

= 74,62%

Nilai indeks pernyataan 3 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4

= (3,79% x 1) + (14,39% x 2) + (19,70% x 3) +

(62,12% x 4) / 4

= 85,04%

Selanjutnya untuk memeroleh nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar

pada dimensi membuat jadwal belajar dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2+𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3


rumus , sehingga diperoleh
2

74,62 + 85,04
hasil = 79,83. Jadi, nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar
2

sebesar 79,83%. Langkah yang sama dilakukan untuk menentukan nilai indeks

masing-masing indikator.

Penentuan nilai indeks dimensi dengan cara menghitung rata-rata nilai

indeks indikator dengan menggunakan rumus sama dengan rumus penentuan indeks

indikator di atas. Contohnya menentukan nilai indeks dimensi “membuat jadwal

belajar” yang terdiri dari dua indikator yaitu: pembuatan jadwal belajar dan

melaksanakan jadwal belajar.

Nilai Indeks Dimensi 1 = ((Indeks indikator 1) + (Indeks Indikator 2)) / 2

= (81,63% + 79,83%) / 2

= 80,73%

Langkah yang sama dilakukan untuk masing-masing dimensi yang terdapat dalam

variabel kebiasaan belajar. Berikut ini dikemukakan terperinci masing-masing nilai

indeks dalam tabel.


Tabel 4.7 Nilai Indeks Kebiasaan Belajar

% Frekuensi Rata-rata Jawaban


No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1. Pembuatan Pembuatan jadwal belajar 1 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63
jadwal dan Melaksanakan jadwal 2 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 80,73
pelaksanaannya bealajr 79,83
3 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04
2. 4 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74
Membaca buku teks 65,06
5 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37
Membaca dan
6 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09
membuat 70,67
catatan 7 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65
Membuat catatan 76,28
8 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54
9 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83
3. 10 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14
11 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11
Mengerjakan tugas di 12 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30
83,14
sekolah 13 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87
Penyelesaian 14 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85
82,03
tugas 15 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58
16 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36
17 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25
Mengerjakan PR 80,92
18 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61
19 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45

97
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4. 20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30
Konsentrasi mengikuti
21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07 83,71
pelajaran
Cara mengikuti 22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77
81,22
pelajaran 23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05
Aktif dalam proses
24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83 78,72
pembelajaran
25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30
5. 26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07
27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33
Cara belajar Melakukan belajar 28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95
81,85 81,85
kelompok kelompok 29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85
30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47
31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44
6. 32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23
Cara belajar 33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63
mandiri di Belajar mandiri di rumah 34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25 81,78 81,78
rumah 35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49
36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30
Nilai Indeks Variabel 79,71
Sumber: Lampiran 23

98
99

Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks terhadap 6 dimensi yang

mencakup 10 indikator tersebut, maka dapat dihitung nilai indeks variabel

kebiasaan belajar dengan mencari rata-ratanya, sehingga diperoleh nilai indeks

variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Oleh karena angka jawaban tidak

berangkat dari angka 0 (nol) tetapi mulai angka 1 hingga 4, maka dengan

menggunakan rumus berikutnya, nilai indeks yang dihasilkan akan berangkat dari

angka terendah 10 hingga angka tertinggi 100. Dengan menggunakan cara

penentuan kriteria Three Box Method, maka rentang sebesar 90 dibagi menjadi tiga

sehingga akan menghasilkan rentang sebesar 30 tanpa angka 0 (nol), dan

selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks dengan kriteria

sebagai berikut :

10,00 – 40,00 = Rendah

41,00 – 70,00 = Sedang

71,00 – 100,00 = Tinggi

Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka nilai indeks untuk variabel kebiasaan

belajar sebesar 79,71% termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, dapat

pula dikatakan bahwa persepsi responden terhadap item pernyataan juga tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa indeks dimensi variabel kebiasaan

belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “penyelesaian tugas” dengan

nilai indeks sebesar 82,03%. Adapun nilai indeks dimensi variabel kebiasaan

belajar yang paling rendah terletak pada dimensi “membaca dan membuat catatan”

dengan nilai indeks sebesar 70,67%.


100

4.1.3.3 Deskripsi Motivasi Belajar

Melalui cara yang sama dengan perhitungan nilai indeks variabel

sebelumnya, maka untuk variabel motivasi belajar dengan 5 dimensi dapat

diketahui memiliki rata-rata nilai indeks sebesar 85,40. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa indeks variabel motivasi belajar dalam kategori tinggi, yang

berarti persepsi responden terhadap item pernyataan yang mendukung motivasi

belajar juga tinggi. Hasil perhitungan nilai indeks variabel motivasi belajar

terperinci disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.8 Indeks Motivasi Belajar

Indeks (%)
No.
No. Dimensi Indikator Pernya Indi
Item Dimensi
taan kator
Kehadiran di sekolah 1 90,53 90,53
2 87,50
Tekun dalam Mengikuti PBM di kelas 90,25
1. 3 92,99 86,87
belajar
4 80,11
Belajar di rumah 79,83
5 79,55
6 67,42
Sikap terhadap kesulitan 7 84,47 78,35
Ulet dalam
8 83,14
2. menghadapi 77,84
9 74,62
kesulitan Usaha menghadapi
10 71,78 77,34
kesulitan
11 85,61
Kebiasaan mengikuti 12 70,45
79,17
Minat dan pelajaran 13 87,88
3. perhatian 14 90,53 85,32
Semangat dalam
dalam belajar 15 92,99 91,48
mengikuti PBM
16 90,91
Keinginan untuk
Berprestasi 17 92,05 92,05
4. berprestasi 91,95
dalam belajar
Kualifikasi hasil 18 91,86 91,86
19 86,17
Penyelesaian tugas/PR 20 90,15 87,25
Mandiri dalam 21 85,42
5. 85,01
belajar Menggunakan
kesempatan di luar jam 22 82,77 82,77
pelajaran
Nilai indeks variabel 85,40
Sumber: Lampiran 24
101

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa nilai indeks variabel motivasi

belajar sebesar 85,40%. Dilihat dari besarnya nilai indeks variabel ini dengan

kriteria Three Box Method, nilai indeks 85,40% berada pada rentang interpretasi

71,00 – 100, 00. Nilai indeks untuk variabel motivasi belajar sebesar 85,40%

termasuk dalam kategori tinggi. Artinya, responden memiliki persepsi yang tinggi

terhadap item pernyataan pada variabel motivasi belajar.

Berdasarkan tabel indeks tersebut, dapat diketahui bahwa indeks variabel

motivasi belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “berprestasi dalam

belajar” dengan nilai indeks sebesar 91,95%. Sebaliknya, nilai indeks variabel

motivasi belajar yang paling rendah pada dimensi “ulet dalam menghadapi

kesulitan” dengan nilai indeks sebesar 77,84%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai indeks variabel lebih dari

71,00, artinya semua nilai indeks variabel berada pada rentang interpretasi 71,00 –

100,00. Dengan demikian, responden memiliki derajat persepsi kategori “tinggi”

atas variabel kebiasaan belajar dan variabel motivasi belajar. Berdasarkan

perbandingan nilai indeks variabel kebiasaan belajar dengan variabel motivasi

belajar, diketahui bahwa indeks variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Hal ini

tidak jauh berbeda dengan indeks variabel motivasi belajar yaitu sebesar 85,40%.

Rekapitulasi indeks untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Indeks

Variabel N Rata-rata Indeks


Kebiasaan belajar 132 79,71
Motivasi belajar 132 85,40
Sumber: Data Penelitian 2016
102

4.1.4 Hasil Uji Prasyarat Analisis

Hasil uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas

data, uji linieritas data, uji multikolinearitas data, dan uji heteroskedastisitas data.

4.1.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi

data. Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis

parametrik. Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan data yang

terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Peneliti

menggunakan uji normalitas metode Lilliefors berbantuan program SPSS versi 21.

Pengambilan keputusan hasil uji normalitas dapat dilihat pada output Tests

of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov kolom Sig. (signifikansi) pada ketiga

data variabel penelitian. Suatu data disebut berdistribusi normal jika memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05; jika kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dijelaskan pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar ,074 132 ,075 ,980 132 ,054
Kebiasaan Belajar ,077 132 ,052 ,972 132 ,008
Motivasi Belajar ,075 132 ,062 ,972 132 ,009
Sumber: Lampiran 25

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.10 kolom Kolmogorov-Smirnov pada

kolom Sig., diketahui bahwa data hasil belajar, kebiasaan belajar, dan motivasi

belajar berdistribusi normal. Hal ini karena ketiga variabel memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05. Variabel hasil belajar memiliki nilai signifikansi
103

sebesar 0,075; variabel kebiasaan belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,052;

dan variabel motivasi belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,62.

4.1.4.2 Uji Linieritas Data

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua

variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linear. Dalam penelitian ini

pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21 dengan menggunakan

Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Pengambilan keputusan hasil uji

linieritas dapat dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity.

Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi

(Linearity) kurang dari 0,05. Hasil pengujian yang dilakukan dengan bantuan

program SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

ANOVA Table
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 6502,109 55 118,220 1,270 ,166
Between Linearity 624,070 1 624,070 6,705 ,012
Hasil Belajar Groups
Deviation 5878,039 54 108,853 1,169 ,262
* Kebiasaan
from Linearity
Belajar
Within Groups 7074,133 76 93,081
Total 13576,242 131
Sumber: Lampiran 26

Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris

Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa
104

variabel hasil belajar dengan kebiasaan belajar memiliki hubungan yang linier,

karena nilai signifikansi kurang dari 0,05.

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 3445,871 25 137,835 1,442 ,103
Linearity 1182,617 1 1182,617 12,374 ,001
Hasil Between
Groups Deviation 2263,253 24 94,302 ,987 ,490
Belajar *
from
Motivasi
Linearity
Belajar
Within Groups 10130,372 106 95,570
Total 13576,242 131
Sumber: Lampiran 26

Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris

Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel hasil belajar dengan motivasi belajar memiliki hubungan yang linier,

karena nilai signifikansi kurang dari 0,05.

4.1.4.3 Uji Multikolinearitas Data

Uji mltikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam regresi. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi

berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi berganda

yang baik menuntut tidak adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak adanya

multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinearitas di dalam penelitian ini dengan

melihat output Coefficients pada kolom nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar
105

variabel bebas dalam model regresi. Berikut hasil perhitungan menggunakan

program SPSS versi 21:

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Data

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tole VIF
Error rance
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
Kebiasaan -,014 ,083 -,022 -,171 ,865 ,425 2,352
1
Belajar
Motivasi Belajar ,480 ,199 ,312 2,417 ,017 ,425 2,352
Sumber: Lampiran 27

Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai VIF

sebesar 2,352. Nilai tersebut menunjukkan nilai VIF < 5. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi.

4.1.4.4 Akan Uji Heteroskedastisitas Data

Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang terjadi ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual

pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah dalam model regresi

tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitia ini, peneliti yang dibantu

dengan progam SPSS versi 21 menggunakan rumus uji Spearman’s Rho, yaitu

mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized Residual) dengan masing-masing

variabel independen. Cara mengambil keputusan dapat diketahui pada output

Correlations baris Sig. 2 tailed. Jika nilai signifikansinya > 0,05, maka tidak terjadi
106

masalah keteroskedastisitas. Berikut hasil pengolahan menggunakan Spearman’s

Rho dengan progam SPSS versi 21.

Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas Data

Correlations
Unstandardi Kebiasaan Motivasi
zed Residual Belajar Belajar
Correlation Coefficient
Unstandar 1,000 -,026 -,032
dized Sig. (2-tailed) . ,768 ,717
ResidualN 132 132 132
Correlation Coefficient -,026 1,000 ,748**
Spearman' Kebiasaan ,768 . ,000
Sig. (2-tailed)
s rho Belajar
N 132 132 132
**
Correlation Coefficient -,032 ,748 1,000
Motivasi
Sig. (2-tailed) ,717 ,000 .
Belajar
N 132 132 132
Sumber: Lampiran 28

Berdasarkan perhitungan diketahui korelasi antara kebiasaan belajar dengan

Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,768 dan korelasi antara

motivasi belajar dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi

0,717. Kedua nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

4.1.5 Uji Analisis Akhir

Hasil analisis akhir dalam penelitian ini terdiri atas hasil pengujian korelasi,

koefisien determinansi, koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien regresi

secara bersama-sama (uji F).

4.1.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah analisis regresi linear yang hanya

melibatkan dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen.
107

Pengolahan data untuk analisis regresi dilakukan menggunakan bantuan program

SPSS versi 21. Pengujian koefisien regresi menggunakan uji t. Hasil pengolahan

regresi dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,214a ,046 ,039 9,98159
a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 52,920 6,387 8,285 ,000
1
Kebiasaan Belajar ,137 ,055 ,214 2,503 ,014
Sumber: Lampiran 29

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,295a ,087 ,080 9,76399
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 34,955 9,635 3,628 ,000
1
Motivasi Belajar ,455 ,129 ,295 3,522 ,001
Sumber: lampiran 30
108

Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y) serta menggambarkan seberapa besar pengaruh yang terjadi antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Signifikan artinya pengaruh yang

terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

Setelah persamaan regresi diketahui, maka hasil pengujian hipotesis dapat

diketahui melalui uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan

belajar (X1) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y) secara signifikan atau tidak,

serta mengetahui apakah motivasi belajar (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar

(Y) secara signifikan atau tidak. Sehingga dapat menentukan hipotesis antar

variabel. Berikut hipotesis antar variabel:

Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

Tahun Ajaran 2015/2016.

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016.

Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal

Tahun Ajaran 2015/2016.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016.
109

Selanjutnya peneliti membandingkan thitung dengan ttabel. Uraian

selengkapnya sebagai berikut:

(1) Pengujian hipotesis kebiasaan belajar terhadap hasil belajar

Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui nilai thitung sebesar 2,503. Tabel

distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk

derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar

1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho1 diterima, jika thitung >

ttabel maka Ho1 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 2,503 > 1,978, maka

Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang

signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus

Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016”

terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan

bahwa melalui peningkatan pelaksanaan kebiasaan belajar akan mampu

memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui

korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel kebiasaan

belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,214.

Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

(Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga

korelasi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dikategorikan rendah.


110

Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui

hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square.

Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,046. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel kebiasaan belajar

terhadap hasil belajar sebesar 4,6%.

(2) Pengujian hipotesis motivasi belajar terhadap hasil belajar

Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui nilai thitung sebesar 3,522. Tabel

distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk

derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar

1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho2 diterima, jika thitung >

ttabel maka Ho2 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 3,522 > 1,978, maka

Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang

signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus

Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016”

terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan

bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan mampu

memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui

korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel motivasi

belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,295.


111

Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

(Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga

korelasi variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar dikategorikan

rendah.

Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui

hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square.

Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,087. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel motivasi belajar

terhadap hasil belajar sebesar 8,7%.

4.1.5.2 Analisis Regresi Linier Ganda

Analisis regresi linier ganda adalah hubungan secara linier antara dua atau

lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif. Hasil pengolahan regresi linier ganda

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Ganda

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method

Motivasi Belajar, . Enter


1
Kebiasaan Belajarb
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
112

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,295a ,087 ,073 9,80066
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 1185,417 2 592,708 6,171 ,003b
1 Residual 12390,826 129 96,053
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
1 Kebiasaan Belajar -,014 ,083 -,022 -,171 ,865
Motivasi Belajar ,480 ,199 ,312 2,417 ,017
Sumber: Lampiran 31

Berikut rumus persamaan regresi linier ganda, yaitu:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn

Keterangan:

Y’ = variabel dependen (nilai yang diprediksikan

A = konstanta nilai (nilai Y’ apabila X1, X2, .... Xn = 0)


113

b1, b2, bn = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

X1, X2, Xn = variabel independen

Berdasarakan hasil uji regresi ganda pada tabel Coefficients, dapat diperoleh

persamaan regresi linier ganda sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn

Y’ = 34,669 + (-0,014)X1 + (0,480)X2

Y’ = 34,669 - 0,014X1 + 0,480X2

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Konstanta sebesar 34,669, artinya jika kebiasaan belajar (X1) dan motivasi

belajar (X2) nilainya adalah 0, maka hasil belajar (Y’) nilainya adalah

34,669.

(2) Koefisien regresi variabel kebiasaan belajar (X1) sebesar -0,014, artinya jika

kebiasaan belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan

mengalami penurunan sebesar 0,014 dengan asumsi variabel independen

lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan

negatif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar, semakin naik

kebiasaan belajar, maka semakin turun hasil belajar.

(3) Koefisien regresi variabel motivasi belajar (X2) sebesar 0,480, artinya jika

motivasi belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan

mengalami peningkatan sebesar 0,480 dengan asumsi variabel independen

lain nilainya tetap. Koefisien bernilai potitif artinya terjadi hubungan positif
114

antara motivasi belajar dengan hasil belajar, semakin naik motivasi belajar,

maka semakin turun hasil belajar.

Persyaratan pada analisis regresi ganda menggunakan beberapa uji,

diantaranya: analisis korelasi ganda (R), analisis korelasi determinasi (R2), dan uji

koefisien regresi secara bersama-sama (uji F). Uraian selengkapnya sebagai

berikut:

4.1.5.2.1 Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak.

Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda

dapat dilihat dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242)

memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar

antara 0 sampai 1, seperti tabel berikut:

Tabel 4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 sangat rendah
0,20 – 0,399 rendah
0,40 – 0,599 sedang
0,60 – 0,799 kuat
0,80 – 1,000 sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)

Berdasarkan perhitungan hasil analisis korelasi ganda pada tabel Model

Summary kolom R, dapat diketahui nilai R sebesar 0,295. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai tersebut berada pada interval koefisien 0,200 – 0,399, maka dapat

disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara kebiasaan belajar dan

motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar.


115

4.1.5.2.2 Analisis Korelasi Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Dalam

menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21

dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R

Square. Berdasarkan perhitungan analisis regresi ganda pada tabel Model Summary

kolom R Square diketahui nilainya sebesar 0,087. Hal ini menunjukkan bahwa

persentase sumbangan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara

bersama-sama terhadap hasil belajar sebesar 8,7%, sedangkan sisanya 91,3%

dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

4.1.5.2.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F)

Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Peneliti dalam melakukan uji F dibantu dengan

program SPSS versi 21 yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar

pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas

secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Sebalikya, apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka

Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara bersama-sama antara

variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.

Setelah perhitungan analisis regresi ganda dilakukan, langkah selanjutnya

merumuskan hipotesis, yaitu:


116

Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan perhitungan regresi ganda dengan signifikan 5% (0,05) pada

tabel ANOVA kolom F, dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 6,171. Cara menentukan

Ftabel dengan menggunakan derajat kebebasan (df 1) yaitu jumlah variabel – 1 atau

3-1 = 2, serta df 2 (n-k-1) yaitu jumlah kasus dikurangi jumlah variabel independen

dikurangi 1 atau 132-2-1 = 129. Hasil Ftabel diperoleh nilai sebesar 3,066 atau dapat

dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0,05.2.129) lalu

tekan enter. Selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel, sehingga diperoleh

hasil Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066), maka Ho3 ditolak. Artinya, kebiasaan belajar dan

motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016. Pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara

bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan

Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis dan

mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
117

Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan di atas, diperoleh temuan-temuan

yang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Permasalahan

penelitian telah terjawab bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal.

Temuan penelitian menunujukkan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi

belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Hubungan korelasi dapat

diketahui nilai R sebesar 0,295 atau dalam kategori hubungan yang rendah antara

kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Adapun persentase

hubungan secara bersama-sama diperoleh hasil 8,7%. Hal ini berarti semakin

terbiasa siswa melakukan belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa serta

semakin tinggi motivasi belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pula.

Dengan demikian, jika ingin meningkatkan hasil belajar siswa maka kebiasaan

belajar perlu diintensitaskan atau sering dilakukan dan motivasi belajar perlu

ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto

(2013: 12) bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal, faktor

internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sedang faktor

eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar siswa. Faktor internal dalam

memengaruhi hasil belajarnya meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Kebiasaan belajar dan motivasi belajar termasuk salah satu unsur faktor yang

memengaruhi hasil belajar siswa.


118

4.2.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar

Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa

dari pengujian terhadap hipotesis pertama diperoleh nilai koefisien dari kebiasaan

belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya sebesar 4,6%.

Meskipun hanya memberikan pengaruh rendah namun tidak hanya dipengaruhi

oleh kebiasaan belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang

memengaruhi timbulnya hasil belajar.

Adanya hasil belajar yang memuaskan pada diri siswa dapat dilihat dari

sikap siswa dalam kebiasaan atau pengulangan belajar dalam sehari-hari. Hal ini

sesuai pendapat Suryabrata dalam Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar

yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang

sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar

yang efisien belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling

penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-

kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah yang

akhirnya akan didapati nilai atau hasil yang tinggi.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui dimensi yang paling dominan dari

keenam dimensi dalam variabel kebiasaan belajar terdapat pada dimensi

“penyelesaian tugas” sebesar 82,03%. Mengerjakan tugas adalah salah satu prinsip

belajar siswa. Bagi seorang siswa mengerjakan tugas adalah suatu kewajiban,

sedang bagi guru biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

yang telah dimiliki siswa. Siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas tidak hanya
119

dalam sekolah, namun juga diberi latihan berbentuk soal atau tugas tertentu di luar

sekolah, misalnya pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan siswa di luar jam

pelajaran. Menurut Slameto (2010: 88) menyatakan agar siswa berhasil dalam

belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu

mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku

pegangan atau LKS, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian (UTS, UAS, atau

UN). Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada saat menyelesaikan

tugas akan dapat menyelesaikannya dengan tenang dan tepat waktu.

Pada dimensi ini sumbangsih terbesar pada indikator mengerjakan tugas di

sekolah dengan nilai indeks sebesar 83,14%. Tugas-tugas yang ada di sekolah

kaitannya dengan umpan balik setelah siswa belajar tertentu, latihan-latihan, tes,

ulangan harian, ulangan semesteran, dan ujian. Jelaslah mengerjakan tugas akan

memengaruhi hasil belajar. Seperti diungkap Uno (2014: 30) bahwa motif

berprestasi (motif untuk hasil) sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang,

termasuk dalam belajar. Seseorang yang mempunyai motif untuk hasil tinggi

cenderung berusaha mengerjakan tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda

pekerjaanya. Mengerjakan tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar

diri, melainkan upaya pribadi. Dalam menghadapi tugas-tugas perlu adanya

persiapan dari siswa, yaitu menghindari belajar terlalu banyak pada saat-saat

terakhir menjelang tes, mempelajari kembali bahan yang sudah pernah didapat

secara teratur, membuat suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang

dipelajari kembali tadi, mempelajari latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah

dikerjakan, menjaga kondisi kesehatan, konsentrasi penuh perhatian terhadap tugas


120

yang akan ditempuh, serta menyiapkan segala peralatan atau perlengkapan-

perlengkapan yang diperlukan dan syarat-syarat tertentu.

Adapun sumbangsih indikator mengerjakan PR sebesar 80,92%. Sebagian

besar persepsi siswa membuktikan bahwa siswa semangat dalam mengerjakan

pekerjaan rumah, mengerjakan PR secara mandiri, serta menyelesaikan PR yang

sulit dengan mencari di buku bacaan. Tugas pekerjaan rumah merupakan tugas

yang diberikan guru dalam proses memberikan tanggung jawab kepada siswa yang

harus dikerjakan di luar sekolah untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan

dapat mengevalusi kemampuan sendiri. Slameto (2010: 88-89) memberikan saran

yang baik dalam mengerjakan PR, yaitu: menyiapkan peralatan dan buku-buku

yang diperlukan, menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mengerjakan tugas PR, membaca petunjuk, membaca soal satu demi satu dari

nomor satu sampai akhir, memulai mengerjakan dengan memilih nomor yang

paling mudah dulu, melihat buku untuk mendapatkan tuntunan jika mengalami

kesulitan mengerjakan, dan memeriksa kembali semua nomor jawaban.

Pada dimensi “pembuatan jadwal dan pelaksanaannya” temuan hasil

penelitian menunjukkan nilai indeks sebesar 80,73% siswa-siswi kelas V di SD

Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal setelah membuat

jadwal belajar akan melaksanakan jadwal belajar sesuai mata pelajaran dan waktu

yang telah ditentukan. Jadwal merupakan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan

oleh seseorang setiap harinya. Jadwal yang sudah dibikin biasanya akan

ditempelkan pada tembok atau papan yang terletak di ruang belajar siswa ataupun

di kamarnya. Jadwal yang teratur akan berpengaruh terhadap belajar siswa. Slameto
121

(2010: 82) mengungkapkan bahwa agar belajar dapat berjalan dengan baik dan

memeroleh hasil maksimal, maka seorang siswa harus mempunyai atau membikin

jadwal yang baik serta melaksanakannya dengan teratur atau disiplin. Ada beberapa

cara membuat jadwal yang baik, yaitu: (1) memperhitungkan waktu setiap hari

untuk keperluan-keperluan aktivitas sehari-hari; (2) menyelidiki dan menentukan

waktu-waktu yang tersedia setiap hari; (3) merencanakan penggunaan belajar

dengan cara menentukan jenis mata pelajarannya dan urutan yang harus dipelajari;

(4) mendahulukan mempelajari pelajaran yang dianggap sulit dan mempelajari pada

jam belajar lain pelajaran yang dianggap mudah; (5) serta berhemat dengan waktu

(jangan ragu-ragu untuk memulai pekerjaan). Jadwal yang disusun secara rapi dan

menarik akan memacu siswa untuk rajin belajarnya. Supaya berhasil dalam belajar,

setelah membuat jadwal, maka selanjutnya haruslah dikerjakan secara teratur,

disiplin, dan efisien.

Temuan hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa-siswi kelas V di SD

Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berada di

kategori sedang pada dimensi “membaca dan membuat catatan” dengan nilai indeks

sebesar 70,67%. Persepsi siswa setelah melaksanakan membaca pada buku

pelajaran atau bahan bacaan tertentu, mereka akan membuat dan mencatat hal-hal

yang dianggap penting. Tujuan membaca adalah memahami bacaan yang

dibacanya, sehingga pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam

membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang

bergulir terus menerus dan berkelanjutan. Namun, kenyataannya keterampilan

siswa dalam membaca masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai indeks indikator
122

membaca buku teks sebesar 65,06%. Proses membaca memang sangat kompleks

dan rumit karena melibatkan beberapa aspek. Aspek ini dirasa butuh waktu untuk

memahami sebuah bacaan dan sulit dicapai siswa sekolah dasar, sebab siswa SD

masih dalam tahap membaca permulaan yaitu mengenali huruf, suku kata, kata,

kalimat dan membaca dalam berbagai konteks. Aspek-aspek tersebut diungkapkan

oleh Santosa (2008: 6.3) diantaranya (1) aspek sensori, memahami simbol tertulis;

(2) aspek perseptual, menginterpretasi apa yang dilihat sebagai simbol; (3) aspek

skemata, kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur

pengetahuan; (4) aspek berpikir, membuat inferensi dari materi yang dipelajari;

serta (5) aspek afektif, berkenaan minat pembaca yang berpengaruh terhadap

kegiatan membaca. Jadi, indikator membaca buku teks sangat rendah karena hal-

hal tersebut.

Membaca memang pokok utama yang ada pada belajar, sebab dengan

membaca, siswa akan memeroleh pengetahuan atau ilmu yang dia baca. Setelah

membaca buku, siswa membuat catatan besar atau isi pokok buku, tujuannya agar

siswa mudah memahami dan mengingat materi yang telah dipelajari. Pada indikator

membuat catatan ini besar nilai indeksnya adalah sudah tinggi yaitu 76,28%. Hal

ini membuktikan catatan siswa terhadap mencatat yang disampaikan guru dan

membuat catatan setelah membaca sudah komplit. Membuat catatan besar

pengaruhnya dalam membaca. Siswa yang membuat catatan semrawut dapat

menimbulkan kebosanan membaca, sebaliknya siswa yang membuat catatan rapi

akan semangat dalam belajar khususnya membaca. Senada dengan Purwanto (2014:

117) bahwa catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu
123

siswa. Catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa pada waktu mereka

akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi

membaca seluruh buku yang akan memakan waktu lebih lama, namun hanya bisa

belajar dari catatan-catatan tersebut.

Pada dimensi “cara mengikuti pelajaran” temuan hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam kategori yang tinggi dengan nilai indeks dimensi

sebesar 81,22%. Mereka saat mengikuti pelajaran mempunyai rasa ingin mengikuti

proses kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang tinggi. Cara

mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar. Siswa

dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa

berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, mencatat hal

yang tidak jelas untuk ditanyakan guru, dan aktif mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Saat mengikuti pelajaran inilah siswa butuh pemusatan pikiran terhadap

suatu hal (mata pelajaran ) dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak

berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar.

Slameto (2010: 87) berpendapat bahwa siswa yang sudah terbiasa berkonsentrasi

akan dapat belajar sebaik-baiknya kapan dan dimana pun sebab kemampuan

berkonsentrasi adalah kunci keberhasilan dalam belajar. Jadi kemampuan untuk

konsentrasi akan menentukan hasil belajarnya. Ada beberapa cara mengembangkan

kemampuan konsentrasi saat mengikuti pelajaran, yaitu siswa hendaknya punya

minat dan motivasi yang tinggi terhadap pelajaran, ada tempat belajar tertentu

dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga
124

kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah-masalah yang

mengganggu, dan bertekad untuk mencapai hasil terbaik setiap kali belajar.

Tidak jauh berbeda dengan indikator konsentrasi mengikuti pelajaran,

indikator aktif dalam proses pembelajaran juga tinggi, yaitu dengan nilai indeks

sebesar 78,72%. Siswa saat mengikuti pelajaran aktif mendengarkan, bertanya, dan

menjawab soal. Pembelajaran saat ini memang menekankan pembelajaran yang

lebih berorientasi pada siswa. Aktif dalam belajar berarti adanya perubahan

pengetahuan dan sikap siswa saat melakukan belajar. Belajar secara aktif

berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi, baik mental maupun fisik siswa.

Hal ini seperti diungkap Karwati dan Priansa (2014: 152) bahwa belajar yang aktif

merupakan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa baik

fisik, mental intelektual, maupun emosional guna memeroleh hasil belajar yang

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar siswa

harus mengalami aktivitas mental, misalnya mengembangkan kemampuan

intelektual, berpikir kritis, kemampuan menganalisa, dan tambah pengetahuannya.

Belajar secara aktif berupa fisik seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari

pelajaran, membuat peta, dan lain-lain. Proses pembelajaran yang dilakukan di

dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Maka dituntut keaktifan siswa, sebab siswa adalah subjek yang

banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih bnyak membimbing dan

mengarahkan.

Pada dimensi “cara belajar kelompok” temuan hasil penelitian menunjukkan

nilai indeks sebesar 81,85% siswa-siswi kelas V di SD Negeri Gugus Dewi Sartika
125

dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah melaksanakan rutinitas belajar kelompok

di luar jam pelajaran atau di luar sekolah. Cara belajar sendiri di rumah sering

menimbulkan kebosanan dan kejenuhan sehingga perlu adanya variasi cara belajar

lain seperti belajar bersama atau belajar kelompok. Belajar kelompok dengan teman

bisa dilakukan di perpustakaan, di rumah teman ataupun tempat-tempat yang

nyaman untuk belajar. Dengan belajar kelompok, siswa dapat memecahkan soal

dengan kelompoknya. Keuntungan yang didapat ketika siswa melakukan belajar

kelompok adalah siswa dapat memecahkan soal yang sulit, bisa saling tukar pikiran,

dan tentunya mengakrabkan diantara mereka. Hal ini seperti dikutip Sudjana (2014:

168) yang mengatakan belajar bersama atau belajar kelompok pada dasarnya

memecahkan persoalan secara bersama, artinya setiap orang turut memberikan

sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan tersebut sehingga diperoleh hasil

yang lebih baik. Pikiran dari orang banyak biasanya lebih sempurna dari pada satu

orang saja.

Sumbangsih tertinggi pada dimensi cara belajar kelompok terletak pada

item 26 yang menyatakan siswa jika ada kerja kelompok akan diskusi dengan

teman-teman. Besar nilai indeksnya adalah 88,07%. Diskusi yang dimaksud adalah

pembahasan penyelesaian masalah atau soal yang diberikan guru pada siswa agar

dipecahkan atau diselesaikan secara bersama. Pembelajaran kelompok yang ada

pada dalam kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan guru agar siswa mampu

bergaul, beradaptasi, memahami perbedaan, dan melatih kerjasama serta

tanggungjawab dengan siswa lainnya. Siswa yang mempunyai motif keberhasilan

belajar yang tinggi cenderung memilih rekan kerja dengan kemampuan kerja yang
126

tinggi dan tidak memerlukan teman kerja yang ramah. Hal yang perlu diperhatikan

dalam belajar kelompok adalah fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Fungsi

integrasi dalam pengelompokan siswa dilakukan berdasarkan umur, jenis kelamin,

dan sebagainya. Sedangkan fungsi perbedaan dalam kelompok siswa dilakukan

berdasarkan perbedaan individu, misalnya bakat, kemampuan, minat, dan

sebagainya. Dari beberapa fungsi tersebut, Karwati dan Priansa (2014: 151)

mengelompokkan belajar kelompok menjadi beberapa pengelompokan, yaitu (1)

pengelompokan berdasarkan pertemanan, maksudnya kelompok yang berdasarkan

kesukaan siswa dalam memilih teman sekelompoknya; (2) pengelompokan

berdasarkan prestasi, kelompok siswa berdasarkan baik buruknya prestasi yang

telah diperoleh siswa; (3) pengelompokan berdasarkan kemampuan dan bakat,

kelompok siswa berdasarkan keseragaman kemampuan dan bakat yang dimiliki

siswa; (4) pengelompokan berdasarkan perhatian dan minat; serta (5)

pengelompokan berdasarkan kecerdasan, kelompok siswa didasarkan hasil tes

intelegensi atau kemampuan yang telah dilakukan guru atau sekolah.

Selain dimensi cara belajar kelompok, pada variabel kebiasaan belajar juga

ada dimensi “cara belajar mandiri di rumah”. Pandangan siswa terhadap belajar

tidak hanya dilakukan saat di sekolah saja, namun perlu diulangi lagi belajar saat di

rumah. Tujuannya agar siswa mengetahui lebih dalam yang telah dipelajari dan

mempersiapkan diri untuk pelajaran esoknya. Cara belajar mandiri di rumah besar

pengaruhnya dengan kebiasaan belajar. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas

pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar. Hal

ini senada dengan pendapat Sudjana (2014: 168) yang menyatakan belajar bukan
127

merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap

harinya meskipun dengan jam yang terbatas. Ada beberapa cara yang dilakukan

siswa dalam belajar mandiri di rumah, yaitu (1) mempelajari kembali catatan hasil

mencatat pelajaran di sekolah; (2) merumuskan pertanyaan-pertanyaan dari bahan

catatan tersebut; (3) menulis pokok-pokok jawaban; (4) melatih pertanyaan yang

dibuat tadi sampai menguasai; (5) jika masih ragu dengan jawaban, maka tanyakan

dengan guru saat pelajaran berlangsung; (6) belajar saat tertentu yang paling

memungkinkan; (7) jangan memforsir belajar terus-menerus dalam waktu cukup

lama.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa kebiasaan

belajar siswa yang dilaksanakan rutin setiap hari dengan jadwal yang sudah

ditentukan dan waktu yang tepat akan dapat menghasilkan tujuan atau hasil belajar

yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut, tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran dapat dinyatakan dalam hasil nilai atau skor yang

diperoleh dari hasil tes materi pelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan Hamalik (2015: 30) yang menyatakan bahwa hasil dan bukti

seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang

tersebut. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan

tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tertentu, diantaranya pengetahuan,

pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,

jasmani, budi pekerti, dan sikap. Salah satu bukti siswa telah mendapatkan hasil

belajar yang baik adalah siswa tersebut telah melakukan kebiasaan belajar yang

rutin. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2014: 173) mengatakan


128

“keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada

kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Hal ini membuktikan

bahwa semakin seseorang terbiasa melakukan belajar maka akan semakin

meningkatkan hasil belajar.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada

kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan. Kebiasaan belajar teratur

dimulai dari cara siswa membuat jadwal dan melaksanakannya, membaca buku

yang kemudian membuat catatan atau garis besar, cara mengikuti pelajaran,

menyelesaikan tugas atau latihan, mengikuti kegiatan belajar kelompok, sampai

belajar mandiri di rumah. Cara-cara belajar tersebut harus dimulai oleh diri sendiri

tiap individu dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar.

Hindari belajar dalam tempo lama dan kadar belajar yang berat pada saat mau

menghadapi ujian, sebab akan kurang membantu keberhasilan siswa.

4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa

dari pengujian terhadap hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien dari motivasi

belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya korelasi sebesar

8,7%. Meskipun hanya memberikan pengaruh 8,7% atau rendah, namun tidak

hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain

yang memengaruhi timbulnya hasil belajar. Faktor yang memengaruhi hasil belajar

siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri seorang individu yang sedang belajar. Sedangkan
129

faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Motivasi belajar merupakan

faktor keberhasilan belajar siswa yang berasal dari dalam diri individu siswa. Hal

ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), hasil

belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal

dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga sekolah, dan

masyarakat.

Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya hasil belajar yang maksimal

pada diri siswa dapat dilihat dari sikap siswa dalam motivasi atau hasrat untuk

melakukan belajar yang tinggi. Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan

siswa untuk belajar. Hal ini dianggap lebih baik dibanding dengan segala sesuatu

kegiatan yang tanpa adanya maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa

memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik.

Peranan motivasi dalam menentukan hasil belajar seperti yang diungkapkan oleh

Sardiman dalam Rohmah (2012: 261) bahwa “kegiatan belajar melahirkan

motivasi, kalau ada motivasi maka hasil belajar akan menjadi optimal”. Makin tepat

motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula pelajaran yang

dipelajarinya. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar

bagi siswa yang akhirnya akan menghasilkan tujuan yang memuaskan.


130

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD

Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah dalam kategori tinggi.

Terbukti dari nilai rata-rata indeks variabel sebesar 85,40%. Hal ini dapat diartikan

bahwa menurut respon dari siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal bahwa motivasi siswa sudah tinggi dalam semua mata

pelajarannya. Maka dapat diartikan bahwa siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi

Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal memiliki ketekunan dalam belajar, ulet

dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar,

berprestasi dalam belajar, serta mandiri dalam belajar. Hal ini sesuai dengan

pendapat Rohmah (2012: 249) yang menyebutkan ada beberapa ciri orang memiliki

motivasi, yaitu: (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3)

menunjukkan minat terhadap bermacam-macam; (4) lebih senang bekerja sendiri;

(5) cepat bosan pada tugas rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak

mudah melepaskan apa yang diyakini; dan (8) senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal.

Penelitian pada variabel motivasi belajar terdiri dari lima dimensi dan

sebelas indikator. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa dimensi yang

paling dominan dalam motivasi belajar adalah dimensi “berprestasi dalam belajar”,

yaitu keinginan siswa untuk berprestasi dan kualifikasi hasil. Bagi seorang siswa,

prestasi belajar merupakan tujuan yang ingin diperoleh sebagai bukti bahwa mereka

telah menguasai pelajaran atau keterampilan tertentu. Prestasi belajar sebetulnya

hampir sama pengertiannya dengan hasil belajar, hanya saja kalau prestasi belajar

selain mendapatkan nilai baik dalam bidang akademik juga mendapatkan hal lebih
131

atau plus dalam keterampilan dan bidang lain selain kependidikan. Hal ini

sependapat dengan Gagne (1985) dalam Hamdani (2011: 138) yang menyatakan

prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu (1) kemampuan intelektual;

(2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; dan (5) keterampilan. Prestasi

belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang

meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes atau instrumen yang relevan.

Sedangkan, prestasi di luar bidang pendidikan seperti mendapatkan juara kesenian,

olahraga, maupun lomba-lomba lain.

Indikator yang menunjang nilai indeks dimensi berprestasi dalam belajar

adalah indikator keinginan untuk berprestasi. Keinginan siswa untuk berprestasi

dapat diketahui dengan nilai indeks sebesar 92,05%. Keinginan yang dimaksud

merupakan hasrat dalam memahami pelajaran dan harapan mendapatkan hasil yang

tinggi. Adanya keinginan atau hasrat berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan

harapan akan cita-cita inilah yang tertanam dalam diri siswa sehingga

memunculkan rasa ingin berprestasi. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam

belajar dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu

motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk

memeroleh kesempurnaan. Adapun ciri-ciri seseorang yang mempunyai semangat

dalam berprestasi yang seperti diungkap Uno (2014: 10) adalah (1) adanya hasrat

dan keinginan untuk melakukan kagiatan; (2) adanya dorongan dan kebutuhan

melakukan kegiatan; (3) adanya harapan dan cita-cita; (4) penghargaan dan
132

penghormatan atas diri; (5) adanya lingkungan yang baik; dan (6) adanya kegiatan

yang menarik.

Pada dimensi “ketekunan dalam belajar” temuan hasil penelitian

menunjukkan 86,87% siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal sudah tekun dalam belajarnya. Dalam dimensi ini, persepsi

siswa dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah

berhenti sebelum selesai. Siswa yang memiliki ketekunan dalam belajar akan

mempunyai ciri kehadiran di sekolah yang lengkap atau jarang izin dan datang tepat

waktu, semangat mengikuti proses belajar mengajar di kelas, serta setelah pulang

sekolah akan mengulangi materi dengan belajar di rumah. Kehadiran siswa di kelas

merupakan awal motivasi belajar. Guru profesional akan memberikan perhatian

pada saat membelajarkan siswa agar siswa semangat. Setelah itu, siswa diberi

arahan agar tidak lupa belajar di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar

dalam Rohmah (2012: 244) bahwa motivasi menentukan ketekunan dalam belajar,

seseorang yang mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun akan membuat

seseorang termotivasi dalam belajarnya. Dengan kata lain, jika siswa belajar dengan

tekun berarti pada dirinya mempunyai motivasi untuk belajar yang baik sehingga

dia akan berharap memeroleh hasil yang baik dan lulus.

Indikator siswa dalam dimensi tekun dalam belajar dengan nilai indeks

tertinggi ada pada indikator kehadiran di sekolah dengan nilai indeks sebesar

90,53%. Mayoritas siswa sering berangkat sekolah, siswa jarang melakukan izin

atau bahkan bolos sekolah. Kehadiran siswa tidak hanya jumlah kehadiran siswa

dalam waktu tertentu (seperti jumlah kehadiran siswa dalam setahun), akan tetapi
133

juga kehadiran siswa waktu berangkat sekolah. Sebetulnya banyak sedikitnya

kehadiran siswa dan jam masuk sekolah sudah diatur oleh suatu peraturan atau tata

tertib sekolah. Peraturan ini tujuannya agar siswa bersikap disiplin. Hal ini seperti

diungkap Murtini (2009: 11-15) yang mengatakan sikap disiplin di sekolah, yaitu

berangkat sekolah tepat waktu, selalu bersikap hormat dan sopan santun terhadap

guru, melaksanakan tugas yang diberikan guru, menegakkan kedisiplinan dan tata

tertib, menjaga nama baik sekolah, belaja tejun dan penuh tanggung jawab,

menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas. Berangkat sekolah tepat waktu

merupakan ciri siswa yang mempunyai antusias atau motivasi untuk mengikuti

pelajaran. Mayoritas sekolah di Indonesia menerapkan jam masuk sekolah pukul

07.00 pagi.

Persepsi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal yang paling rendah terdapat pada dimensi “ulet dalam

menghadapi tugas” yaitu sebesar 77,84%. Ulet dalam dimensi ini merujuk pada

persepsi siswa tentang sikap siswa terhadap kesulitan tertentu dan usaha yang

dilakukan demi mengatasi kesulitan tersebut. Dilihat dari kegiatan siswa, salah

satunya adalah mengerjakan tugas yang diberikan guru. Tugas atau ulangan yang

diberikan kadang dirasa sulit oleh siswa, maka dari itu perlu adanya usaha

penyelesaian tugas. Ahmadi dan Supriyono (2013: 94) memberikan tanda adanya

kesulitan belajar, yaitu: menunjukkan prestasi rendah, hasil yang dicapai tidak

seimbang dengan usaha, lambat melakukan tugas belajar, menunjukkan sikap

kurang wajar, dan menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Oleh karena itu perlu

adanya usaha menghadapi kesulitan seperti diungkap Morgan dalam Rohmah


134

(2012: 247) menyatakan bahwa sikap siswa terhadap kesulitan atau hambatan

sebenarnya banyak tergantung kepada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan

dengan hal-hal ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan

kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar

memeroleh keunggulan.

Pada indikator usaha menghadapi kesulitan diketahui bahwa nilai indeks

indikator ini merupakan yang terendah dibanding nilai indeks yang lain, yaitu

sebesar 77,34%. Siswa jika menemui kesulitan sebagian saja yang mencoba untuk

berusaha menyelesaikan masalahnya tersebut, sebagiannya lagi pasrah dengan

kesulitan yang sedang dihadapi. Hal ini sependapat dengan Syarif dan Sumantri

(2015: 387) bahwa konsep ketidakberdayaan atau kesulitan belajar diturunkan dari

teori bahwa siswa dapat menjadi gagal akademik melalui proses pengkondisian

berdasarkan umpan balik negatif guru, pengalaman sekolah, teman sejawat, dan

siswa sendiri. Sejumlah studi membuktikan bahwa apabila siswa terus menerus

gagal, mereka akhirnya menyerah sehingga mereka terkondisi tak berdaya. Ada

beberapa prinsip yang dapat membantu siswa mengatasi siswa kesulitan belajar

yang menunjukkan kecenderungan menerima kegagalan, yaitu dengan cara

menonjolkan hal positif, menyingkirkan hal negatif, memulai dari hal yang dikenal

menuju yang baru dikenal, menciptakan tantangan agar siswa secara aktif

menemukan masalah dan memecahkannya dengan menggunakan pengetahuan dan

keterampilan mereka sendiri, serta guru bisa mengkomunikasikan harapan-harapan

positif.
135

Pada dimensi “minat dan perhatian dalam belajar”, temuan hasil penelitian

menunjukkan persepsi yang termasuk dalam kategori tinggi diberikan siswa yaitu

sebesar 85,32%. Minat siswa merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Siswa yang mempunyai minat belajar akan

memerhatikan aktivitas belajarnya secara konsisten dengan rasa senang. Dengan

kata lain, minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal tanpa

ada yang menyuruh. Siswa yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk

memberikan perhatian yag lebih besar (tajam) terhadap sesuatu yang diminati itu.

Hurlock (1990) dalam Susanto (2013: 62) memberikan ciri minat, yaitu: minat

tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat tergantung pada

kegiatan belajar, minat tergantung pada kesempatan belajar, perkembangan minat

terbatas, dipengaruhi budaya, berbobot emosional, dan berbobot egosentris. Guru

dalam membangkitkan minat siswa dapat melalui beberapa cara seperti yang

diungkap Djamarah (2011: 167), yaitu dengan cara: membandingkan adanya suatu

kebutuhan pada diri siswa sehingga dia rela belajar tanpa paksaan, menghubungkan

bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siswa,

memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik

dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, serta

menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks

perbedaan individual siswa.

Adapun perhatian dalam belajar merupakan kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari

lingkungannya. Siswa yang mempunyai perhatian tinggi dalam belajar akan


136

menghasilkan pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari terebut. Perhatian

dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan

dan kegunaan mata oelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung baru

timbul apabila dirangsang oleh guru, seperti penyajian pelajaran yang menarik,

penggunaan media yang merangsang siswa, dan menghubungkan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa. Dalam dimensi minat dan perhatian dalam belajar ini,

persepsi siswa terhadap semangat dalam mengikuti PBM jauh lebih tinggi dari pada

kebiasaan mengikuti pelajaran. Nilai indeks indikator semangat dalam mengikuti

PBM sebesar 91,48%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas V SD Gugus

Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal mempunyai semangat mengikuti

proses belajar mengajar yang tinggi. Semangat siswa dapat dilihat dari semangat

memperhatikan guru mengajar, mengikuti pelajaran dengan senang hati, dan fokus

saat guru memberikan materi di kelas. Semangat siswa dalam hal ini adalah adanya

hasrat atau keinginan besar dalam kegiatan belajar. Pendapat ini senada dengan

yang diungkap Syarif dan Sumantri (2015: 379) bahwa motivasi memegang

peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga

siswa yang termotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan

belajar.

Berdasarkan temuan penelitian pada dimensi “mandiri dalam belajar”,

didapati pandangan yang tinggi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan

Gugus Hasanudin Kota Tegal terhadap belajar secara mandiri yaitu dengan nilai

indeks sebesar 85,01%. Hal ini membuktikan bahwa siswa saat ini sudah bisa

belajar sendiri tanpa dukungan atau disuruh orang lain. Belajar mandiri merupakan
137

pembelajaran yang bertujuan membangun inisiatif siswa, kemandirian, dan

peningkatan diri. Siswa dalam mengatur progam belajar diorganisaikan sedemikian

rupa sehingga siswa dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar

sendiri. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Majid (2013: 105) bahwa siswa

dapat diharapkan mampu belajar di tempat yang ditentukan sendiri, pada waktu

yang dipilihnya sendiri, dan dengan cara belajar sendiri tanpa bimbingan tatap

muka dari orang lain. Pembelajaran mandiri dimaksudkan untuk mengatasi

pengajaran klasikal sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju

sesuai dengan kecepatan masing-masing siswa untuk belajar lebih aktif. Adapun

komponen sistem mandiri dalam belajar adalah falsafah dan teori, kebutuhan,

organisasi, tenaga, sarana, prasarana, bantuan dan pengawasan, kegiatan belajar,

dan penilaian.

Pada dimensi ini, sumbangsih indikator penyelesaian tugas/PR nilai

indeksnya lebih besar dari pada indikator menggunakan kesempatan di luar jam

pelajaran. Besar nilai indeks penyelesaian tugas/PR sebesar 87,25%. Hal ini

menujukkan bahwa siswa sangat antusias dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan

rumah. Adapaun tujuan siswa diberi tugas adalah merangsang kegiatan siswa,

menemukan sebab-sebab kamajuan atau kegagalan, memberikan bimbingan yang

sesuai dengan perkembangan siswa, memeroleh laporan tentang perkembangan

siswa yang ada di lembaga pendidikan dan diperlakukan orang tuanya, serta

memperbaiki cara belajar atau metode belajar (Ahmadi dan Supriyono, 2013: 200).

Penyelesaian tugas atau PR merupakan cara kerja yang digunakan siswa

mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar secara efisien dan efektif.
138

Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi cenderung berusaha menyelesaikan

tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas

semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

Temuan indikator menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran dalam

kategori tinggi dengan nilai indeks 82,77%. Siswa dalam memanfaatkan waktu di

luar jam pelajaran sangat baik. Siswa dapat memanfaatkan waktu di luar jam

pelajaran dengan mengunjungi perpustakaan, melanjutkan pengerjaan tugas,

melakukan kegiatan membaca buku, serta tetap tenang meskipun ditinggal guru.

Salah satu kegiatan siswa yang dapat memanfaatkan di luar jam pelajaran adalah

dengan mengunjungi perpus. Perpus merupakan tempat yang nyaman buat mencari

referensi bahan bacaan atau sumber belajar bahkan sering digunakan siswa untuk

belajar didalamnya. Karwati dan Priansa (2014: 272) mengatakan perpustakaan

merupakan penyedia sumber informasi yang diperlukan siswa, keberadaanya

menentukan tinggi rendah mutu pendidikan karena perpustakaan mempunyai tugas

dan tanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan sumber belajar secara

efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa siswa yang

mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan memengaruhi hasil belajar yang

memuaskan, begitu pula sebaliknya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak

dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari

dalam siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi

belajar siswa. Aunurrahman (2013: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan

belajar merupakan kekuatan yang menjadi pendorong siswa untuk


139

mendayagunakan potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan

belajar”. Tujuan belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan

itu, Karwati dan Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar

menjadi empat, yaitu: mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi

perbuatan, serta pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan

siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa

kepada tujuan atau hasil belajar. Tinggi rendahnya siswa selalu dijadikan indikator

baik buruknya hasil belajar siswa. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya

potensi anak (seperti kemampuan intelektual atau bakat), lengkapnya sarana

belajar, dan materi yang akan diajarkan, jika siswa tidak termotivasi dalam

belajarnya, maka PBM tidak akan berlangsung optimal. Maka dari itu, siswa akan

melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dasar penggerak yang

mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi. Hal ini membuktikan bahwa

adanya pengaruh dari motivasi belajar mengakibatkan semakin meningkatnya nilai

hasil belajar siswa.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, serta hasil pembahasan yang

telah dikemukakan penulis di awal, menunjukkan bahwa pengujian hipotesis

pertama yaitu thitung > ttabel (2,503 > 1,978). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas

V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran

2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel kebiasaan belajar terhadap

variabel hasil belajar tersebut sebesar 4,6%. Hasil penelitian ini membuktikan

keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan

belajar yang teratur dan berkesinambungan. Semakin sering siswa membiasakan

belajar dalam kehidupan sehari-hari, maka akan memeroleh tujuan yang diinginkan

atau meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus

Hasanudin Kota Tegal.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis akhir diterima.

Hasil uji koefisien regresi (uji t) yaitu thitung > ttabel (3,522 > 1,978). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap

hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota

Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel motivasi

belajar terhadap variabel hasil belajar tersebut sebesar 8,7% . Hasil dari penelitian

140
141

membuktikan bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan

mampu memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan

Gugus Hasanudin Kota Tegal. Tinggi rendahnya motivasi siswa selalu dijadikan

indikator baik buruknya hasil belajar siswa. Motivasi belajar seperti energi yang

menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar dan sebagai suatu yang

mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan. Semakin tinggi motivasi siswa maka

semakin tinggi pula tujuan atau hasil belajar yang akan diperoleh siswa.

Adapun hasil pengujian variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (hipotesis ketiga) diperoleh temuan hasil ada

pengaruh. Hal ini sesuai perhitungan uji regresi ganda yaitu hasil Fhitung > Ftabel

(6,171 > 3,066). Artinya, kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi

Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Pengaruh

kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar

siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun

Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Orang Tua

1) Orang tua hendaknya membiasakan anak belajar membaca yang teratur

dengan menyediakan buku atau bahan bacaan yang lengkap dan

membimbing anak saat sedang membaca.


142

2) Penelitian ini menunjukkan anak kurang ulet dalam menghadapi kesulitan

sehingga orang tua perlu memberikan bentuk usaha-usaha nyata dalam

menghadapi kesulitan belajar seperti menaruh anak pada bimbingan belajar

atau les privat.

5.2.2 Bagi Guru

1) Guru hendaknya membiasakan siswa untuk suka membaca, seperti

membiasakan siswa rutin membaca buku dan saat pembelajaran lebih

menekankan siswa untuk membaca bahan bacaan terlebih dahulu.

2) Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan

penguatan seperti pujian, penghargaan, senyum, dan hadiah.

3) Guru dapat membantu menghadapi kesulitan belajar siswa dengan cara

menyuruh siswa saat menemui soal yang sulit berusaha menemukan

jawaban di buku dan guru memberikan semangat saat siswa dapat hasil

belajar yang rendah.

5.2.3 Bagi Kepala Sekolah

1) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi siswa dengan perpustakaan agar

siswa lebih memanfaatkan perpustakaan untuk sumber belajar (sumber

bahan bacaan) dan tempat membaca.

2) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, contohnya menyediakan kertas untuk membuat

tanda penghargaan yang berupa smile.

3) Kepala sekolah berupaya mencarikan dan memberikan bantuan akademik

kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan biaya sekolahnya.


143

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Riky Taufik. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anggraini, Anita. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi


Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo.
http://eprints.ums.ac.id/19144/1/HALAMAN_DEPAN.pdf. (Diakses 18
Februari 2016).

Atta, Ame Malik dan Asif Jamil. 2012. “Effects of Motivation and Parental
Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level”.
Academic Research International ISSN-L: 2223-9553, ISSN: 2223-9944
Vol. 2, No. 3, May 2012. http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./
Vol.2(3)/2012(2.3-52).pdf. Diakses 29 Januari 2016.

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Chand, Suresh. 2013. Study Habits of Secondary School Studentrs in Relation to


Type of School and Type of Family. International Journal of social science
& interdisciplinary Research. Vol 2 (7): 90-5.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakrta: Rineka Cipta.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas


Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hsia, H. J. 2015. Mass Communications Research Methods: A Step-by-Step


Approach. Tersedia di https://books.google.co.id/ (Diakses 16 Maret 2016).

Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas Classroom
Management. Bandung: Alfabeta.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


144

Mappeasse, Muh Yusuf. 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII
Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. https://doc-0o-9g-
docs.googleusercontent.com/docs/securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulhg5h
7mbp1/r0e18h56j1486hjv12uav0jp2kh7h47i/1455775200000/0738756432
2487384950/*/0B_xUvBIHrYIqUXZSVlQzRmpkM3c?e=download.
(Diakses 18 Februari 2016).

Mashayekhi, Fatemeh. 2014. The Relationship Between The Study Habits And The
Academic Achievement Of Students In Islamic Azad University Of Jiroft
Branch. International Journal of Current Research and Academic Review.
Vol. 2 (6): 182-187. http://www.ijcrar.com/vol-2-6/Fatemeh%20
Mashayekhi,%20et%20al.pdf. (Diakses 13 Januari 2016).

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Millati, Dhatin Nurul. 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pegandon Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010.
http://lib.unnes.ac.id/1437/1/7083.pdf. (Diakses 2 Januari 2016).

Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES


Press.

Murtini. 2009. Akhlak Siswa Terhadap Guru. Semarang: Sindur.

Poerwati, Endang. dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak Asesmen Pembelajaran SD 3 SKS.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri, Meilina Eka. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang
Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
SMAN 1 Patuk Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta.

Rahayu, Mardiyatun Mugi. 2015. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil


Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan
Ajibarang Banyumas. http://lib.unnes.ac.id/22061/1/1401411150-s.pdf.
(Diakses 19 Februari 2016).
145

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.

Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Rohman MS, Abdul. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V
Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012.
http://eprints.uny.ac.id/6465/. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
(Diakses 12 Januari 2016).

Santosa, Puji, Dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Setyowati. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. http://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. (Diakses 18 Februari 2016).

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

_____. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sumiati dan Asra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syarif, Mohammad dan Sumantri. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali


Press.
146

Tati’ah, Infirul. 2010. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun
Ajaran 2009/2010. http://eprints.upnjatim.ac.id/4863/1/file1.pdf. (Diakses
19 Februari 2016).

Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.


Malang: Madani Media.

Trihendradi, Cornelius. 2013. Step By Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: Andi.

Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudin, Dinn, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, Intan Kusuma. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menangani Penggandaan
Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. http://journal.uny.ac.id/index.Php
/jkpai/article/download/886/705. (Diakses 19 Februari 2016).

Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
UNNES Press.

Yainuri, Ahmad. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi


Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin
I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012. Naskah Publikasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
147

GLOSARIUM

Afektif : berkaitan dengan sikap atau perilaku.

Analisis : pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan

kebenarannya, penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan sebenarnya.

Aspek : tanda, sudut pandang.

Bakat : dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak

lahir.

Deskripsi : pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

Dimensi : ukuran.

Disiplin : tata tertib; ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan, bidang studi

yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu.

Dominan : bersifat sangat menentukan, pengaruh kuat, tampak menonjol.

Edukatif : bersifat mendidik; berkenaan dengan pendidikan.

Efektif : membawa hasil atau berhasil guna.

Ekstrinsik : berasal dari luar individu.

Falsafah : anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang

dimiliki oleh orang atau masarakat; pandangan hidup.

Formal : segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara

terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun

yang bersifat khusus.

Generalisasi : perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu

kejadian, perihal membuat sesuatu gagasan lebih sederhana.


148

Gugus : rangkaian; kumpulan; kelompok.

Hipotesis : sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan

pendapat (teori, proporsi) meskipun kebenarannya masih harus

dibuktikan; anggapan dasar.

Indeks : daftar kata atau istilah penting yang terdapat di buku cetakan;

daftar berita penting hari itu yang dimuat di halaman depan;

rasio antara dua unsur kebahasan tertentu yang mungkin

menjadi ukuran suatu ciri tertentu.

Indikator : sesuatu yang menjadi petunjuk atau keterangan.

Informal : pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau

masyarakat dalam bentuk yang tidak terorganisasi.

Intelektual : cendekiawan; cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan

ilmu pengetahuan; mempunyai kecerdasan tinggi.

Interaksi : saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi.

Interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap

sesuatu atau tafsiran.

Intrinsik : berasal dari dalam diri.

Karakter : sifat-sifat kejiwaan, akhlak.

Koefisien : bagian suku yang berupa bilangan atau konstan.

Kognitif : berkaitan dengan pengetahuan.

Kompleks : himpunan kesatuan; kelompok.

Konsep : rancangan.

Kriteria : ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.


149

Linier : terletak pada suatu garis lurus.

Minat : kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau keinginan.

Nonformal : segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di

luar pendidikan formal, misalnya kursus keterampilan.

Norma : aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam

masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali

tingkah laku yang sesuai dan berterima.

Optimal : (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan.

Organisasi : kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-

bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan

sebagainya untuk tujuan tertentu.

Penguatan : respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali suatu tingkah laku.

Permanen : tetap.

Persentase : bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen

(perseratus).

Persepsi : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.

Personal : bersifat pribadi atau perseorangan.

Potensi : kekuatan; kesanggupan; daya; kemampuan yang mempunyai

kemungkinan untuk dikembangkan.

Prasyarat : syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan, mengikuti,

memasuki pendidikan atau sesuatu kegiatan.

Psikomotorik : berkaitan dengan keterampilan.


150

Regresi : hubungan rata-rata antara variabel.

Relevan : kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung.

Rekapitulasi : ringkasan isi dari akhir perhitungan.

Responden : penjawab pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan

penelitian.

Potensi : kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan; kekuatan;

kesanggupan; daya.

Sarana : segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan; alat; media.

Signifikan : penting atau berarti.

Skala : garis atau titik tanda yang berderet-deret yang sama jarak

antaranya, lajur yang dipakai untuk menentukan tingkatan atau

banyaknya sesuatu, perbandingan ukuran besarnya gambar

dengan keadaan sebenarnya.

Skor : angka perolehan dari hasil ujian, ulangan atau perhitungan.

Sosial : berkenaan dengan masyarakat; suka memerhatikan kepentingan

umum.

Statistik : data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasikan,

digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang

berarti mengenai suatu masalah atau gejala.

Tuntas : habis; selesai secara menyeluruh; sempurna; singkat dan jelas.

Variabel : objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus dalam penelitian.

Verbal : ucapan atau perkataan.


151

Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA POPULASI PENELITIAN
SDN Tunon 1
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Dian Safitri P 15 Mefi Aprilia Putri P
2 Diqi Fatuhroji L 16 Miko Saputra L
3 Adnan Asyzhari A L 17 Moh Abidzar Asshidiq L
4 Akhmad Jailani Rifky L 18 Muhamad Fahri L
5 Amar Filar Saputra L 19 Putri Nurhaliza P
6 Bagus Adi Prasetyo L 20 Reza Putra Ardiyansyah L
7 Bilqis Deta Nurhilda P 21 Ridlo Zaenun L
8 Catur Arditiyanto L 22 Risnanti Awalia Zulfa P
9 Dani Risky Mulyana L 23 Rizkiana Ramadhani P
10 Dheffy Nanta Zhyakyah P 24 Shaoules Nabila P
11 Dinda Friska Helena P 25 Yusuf Iqbal An Najib L
12 Insani Laksmi S P 26 Kusnanti P
13 Julia Kartika Sari P 27 Agung Pramono L
14 Kaerul Anam L

SDN Tunon 2

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 Tiara Nurhikmah P 18 Moh Indra Fauzi L
2 Anggi Anggraeni P 19 M. Daffa Khoirul Amr L
3 Dewi Nur Qomariah P 20 Moh Iwan Saputra L
4 Dian Aji Sarah P 21 Muh Nanda Ferdianto L
5 Dwi Gunawan Saputra L 22 Muh Jauhar Muslim L
6 Fakih Nunidin L 23 Nabila Viska Haenisa P
7 Fio Riskiana P 24 Nisa Romadhoni P
8 Guntur Pujiarto L 25 Rita Komalasari P
9 Hanif Azam Hafisyah L 26 Rifky Yoga Pratama L
10 Jilani Wildani L 27 Roy Figo Hermansyah L
11 Lukman Fauzi L 28 Sabila Dinar Nuraini P
12 Mely Ayu Adibah P 29 Salsabila Dewi R P
13 Miftahudin L 30 Shifa Anggie Kusuma P
14 Moh Azmi Faqih L 31 Tantri P
15 Moh Arif Maulana L 32 Umi Azizah P
16 Moh Farhan Putra Dani L 33 Wildan Zharvan Trih L
17 Moh Salman Hakim L 34 Syaeif Elfa Yanza L
152

SDN Keturen

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 Dedi Purnomo L 12 Miftahul Janah P
2 Mudi Lukman H L 13 M. Fahmi Fardiansyah L
3 Kurniasih P 14 Rizki Akbar Widianto L
4 Candra L 15 Satrio Bayu Wijaksono L
5 Heru Priyanto L 16 Triono Azi Saputro L
6 Novi Puspitasari P 17 Vivi Afidah P
7 Akhmad Rianto L 18 M.Naufal Amarullah L
8 Indriyani P 19 M. Safar Maulana L
9 Jaya Dewata L 20 Devi Angelica P
10 Julia Dwi Arsita P 21 Rega Febriansyah L
11 Kaila Kairiah P

SDN Debong Kulon

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 Apriliani P 18 Meliza Maratus Solecha P
2 Laely Apriliani Putri P 19 Merliana Nur H P
3 Moh. Yusuf Asidik L 20 Moh Samsul Arif L
4 Syafia Ainul Hawa P 21 M. Alan Budiyono L
5 Uswatun Khasanah P 22 M. Farkhan A. Y L
6 Dandi Sunan Drajat L 23 Muthoharoh P
7 Aisyah Nur Azizah P 24 Nurlaely Fauziyah P
8 Alfiansyah Fathul A. L 25 Nurul Amelia P
9 Andi Pramana L 26 Nurul Aulia P
10 Dewi Sinta P 27 Sri Murni Lestari N P
11 Dwi Fadilah P 28 Tia Velyna P
12 Gilang Saputra L 29 Tri Wulandari P
13 Karlina P 30 Wulan Novelita P
14 Khaerul Dwi Saputra L 31 Amelina Nor Faiza P
15 Mahfudin L 32 Renaldi Pranandi L
16 Mas Roro Tasya Yulia P 33 Nur Setiawati P
17 Mega Silvia Nirwanda P
153

SDN Kalinyamat Wetan 1

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 Dela Evi Listiyanti P 22 Nala Dwi Febriani P
2 Izzatul Jannah P 23 Najwa Eryanda P
3 Nandana Lasmana L 24 Nera Septi Melati P
4 Oktavia Helandani L 25 Nihayatul Mahmudah P
5 David Mani Huruk L 26 Nur Fadilah P
6 Reza Pahlevi L 27 Rifan Zaki Prasetyo L
7 Ade Azirul Khafidh L 28 Rifki Kurnawan L
8 Ade Saputra L 29 Riski Dwi Ronaditon L
9 Adelita May Zahra P 30 Siti Hajar P
10 Asyif Maulana Fauzi L 31 Tamara Fara Natasya P
11 Berliana Nurul Hidayah P 32 Tiyas Ayu S P
12 Devand Bayu Saputra L 33 Yicha Alivia P
13 Elitsa Effi Nur Cahyati P 34 Zain Afif L
14 Estrin Noventiar P 35 Syahrani Laela P
15 Hani Rahma Fadilah P 36 Nova Dwi Uswatun A P
16 Kartika Ayuningrum P 37 Aqilatun Zuhriyah P
17 Khoirun Nisa P 38 Yeti Widianti P
18 Linda Amaliyah P 39 Ilham L
19 M. Maulana Fatoni L 40 Aisyattussa’diyah P
20 M. Toriq Aziz L 41 Aisyah Rahmadani P
21 M. Wahyudi L
154

SDN Kalinyamat Wetan 2

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 M Iqbal Al Fath L 14 Claudiana Sari P
2 Renaldi Ramadhan L 15 Diana Rosyandah P
3 Rizka Putri Marlina P 16 Eky Nur Afifah P
4 Andika Wicaksono L 17 Imel Permatasari P
5 Maulid Salam L 18 Lukman Nur Hakim L
6 Muh. Kiki Febriandi L 19 Muhammad Alwi L
7 Nandari Susi Indarsih P 20 M. Anwar L
8 Sela Nur Azizah P 21 Noftafiana P
9 Amalia Khoirunnisa P 22 Nur Laelatul Qiftiyah P
10 Angelika Shahira Dwi A P 23 Sada Fauzan Budiman L
11 Anis Mutia Azzahro P 24 Muh Ferdi Saputra L
12 Aristia Riyanti P 25 Deny Mardiyanto L
13 Ayudia Wulandari P 26 Aji Saputra L

SDN Kalinyamat Wetan 3

No. Nama L/P No. Nama L/P


1 Moh. Rudi Dewantara L 9 Sintya Putri P
2 Revan Andrian Nurul H L 10 Siti Khofifah P
3 Rendi Santoso L 11 Wulan Ramadini P
4 Ayu Ratnasari P 12 Zaki Ardiansyah L
5 Dwi Safana Febriani P 13 Windriyani P
6 Indah Setya Ningrum P 14 Dimas Tri Saputra L
7 Lutfiyah Hana P 15 Desi Puji Astuti P
8 Nisa Ainun Rohmah P
155

Lampiran 2

DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN

No. Nama Siswa Asal Sekolah


1 Dian Safitri SD Tunon 1
2 Diqi Fatuhroji SD Tunon 1
3 Akhmad Jailani Rifky SD Tunon 1
4 Amar Filar Saputra SD Tunon 1
5 Bilqis Deta Nurhilda SD Tunon 1
6 Catur Arditiyanto SD Tunon 1
7 Dheffy Nanta Zhyakyah SD Tunon 1
8 Dinda Friska Helena SD Tunon 1
9 Julia Kartika Sari SD Tunon 1
10 Kaerul Anam SD Tunon 1
11 Miko Saputra SD Tunon 1
12 Moh Abidzar Asshidiq SD Tunon 1
13 Putri Nurhaliza SD Tunon 1
14 Reza Putra Ardiyansyah SD Tunon 1
15 Risnanti Awalia Zulfa SD Tunon 1
16 Rizkiana Ramadhani SD Tunon 1
17 Yusuf Iqbal An Najib SD Tunon 1
18 Kusnanti SD Tunon 1
19 Tiara Nurhikmah SD Tunon 2
20 Dewi Nur Qomariah SD Tunon 2
21 Dian Aji Sarah SD Tunon 2
22 Fakih Nunidin SD Tunon 2
23 Fio Riskiana SD Tunon 2
24 Hanif Azam Hafisyah SD Tunon 2
25 Jilani Wildani SD Tunon 2
26 Mely Ayu Adibah SD Tunon 2
27 Miftahudin SD Tunon 2
28 Moh Arif Maulana SD Tunon 2
29 Moh Farhan Putra Dani SD Tunon 2
30 Moh Indra Fauzi SD Tunon 2
31 M. Daffa Khoirul Amr SD Tunon 2
32 Muh Nanda Ferdianto SD Tunon 2
33 Muh Jauhar Muslim SD Tunon 2
34 Nisa Romadhoni SD Tunon 2
156

No. Nama Siswa Asal Sekolah


35 Rita Komalasari SD Tunon 2
36 Roy Figo Hermansyah SD Tunon 2
37 Sabila Dinar Nuraini SD Tunon 2
38 Shifa Anggie Kusuma SD Tunon 2
39 Tantri SD Tunon 2
40 Wildan Zharvan Trih SD Tunon 2
41 Syaeif Elfa Yanza SD Tunon 2
42 Mudi Lukman H SD Keturen
43 Kurniasih SD Keturen
44 Heru Priyanto SD Keturen
45 Novi Puspitasari SD Keturen
46 Indriyani SD Keturen
47 Jaya Dewata SD Keturen
48 Kaila Kairiah SD Keturen
49 Miftahul Janah SD Keturen
50 Rizki Akbar Widianto SD Keturen
51 Satrio Bayu Wijaksono SD Keturen
52 Vivi Afidah SD Keturen
53 M.Naufal Amarullah SD Keturen
54 Devi Angelica SD Keturen
55 Rega Febriansyah SD Keturen
56 Laely Apriliani Putri SD Debong Kulon
57 Moh. Yusuf Asidik SD Debong Kulon
58 Syafia Ainul Hawa SD Debong Kulon
59 Dandi Sunan Drajat SD Debong Kulon
60 Aisyah Nur Azizah SD Debong Kulon
61 Alfiansyah Fathul A. SD Debong Kulon
62 Dewi Sinta SD Debong Kulon
63 Dwi Fadilah SD Debong Kulon
64 Karlina SD Debong Kulon
65 Khaerul Dwi Saputra SD Debong Kulon
66 Mas Roro Tasya Yulia SD Debong Kulon
67 Mega Silvia Nirwanda SD Debong Kulon
68 Merliana Nur H SD Debong Kulon
69 Moh Samsul Arif SD Debong Kulon
70 M. Farkhan A. Y SD Debong Kulon
71 Muthoharoh SD Debong Kulon
72 Nurul Amelia SD Debong Kulon
157

No. Nama Siswa Asal Sekolah


73 Nurul Aulia SD Debong Kulon
74 Tia Velyna SD Debong Kulon
75 Tri Wulandari SD Debong Kulon
76 Amelina Nor Faiza SD Debong Kulon
77 Renaldi Pranandi SD Debong Kulon
78 Dela Evi Listiyanti SD Kalinyamat Wetan 1
79 Izzatul Jannah SD Kalinyamat Wetan 1
80 Nandana Lasmana SD Kalinyamat Wetan 1
81 Oktavia Helandani SD Kalinyamat Wetan 1
82 Reza Pahlevi SD Kalinyamat Wetan 1
83 Ade Azirul Khafidh SD Kalinyamat Wetan 1
84 Adelita May Zahra SD Kalinyamat Wetan 1
85 Asyif Maulana Fauzi SD Kalinyamat Wetan 1
86 Devand Bayu Saputra SD Kalinyamat Wetan 1
87 Elitsa Effi Nur Cahyati SD Kalinyamat Wetan 1
88 Hani Rahma Fadilah SD Kalinyamat Wetan 1
89 Kartika Ayuningrum SD Kalinyamat Wetan 1
90 Linda Amaliyah SD Kalinyamat Wetan 1
91 M. Wahyudi SD Kalinyamat Wetan 1
92 Nala Dwi Febriani SD Kalinyamat Wetan 1
93 Nera Septi Melati SD Kalinyamat Wetan 1
94 Nihayatul Mahmudah SD Kalinyamat Wetan 1
95 Rifan Zaki Prasetyo SD Kalinyamat Wetan 1
96 Rifki Kurnawan SD Kalinyamat Wetan 1
97 Siti Hajar SD Kalinyamat Wetan 1
98 Tamara Fara Natasya SD Kalinyamat Wetan 1
99 Tiyas Ayu Septianingsih SD Kalinyamat Wetan 1
100 Yicha Alivia SD Kalinyamat Wetan 1
101 Zain Afif SD Kalinyamat Wetan 1
102 Syahrani Laela SD Kalinyamat Wetan 1
103 Nova Dwi Uswatun A SD Kalinyamat Wetan 1
104 Ilham SD Kalinyamat Wetan 1
105 Aisyattussa’diyah SD Kalinyamat Wetan 1
106 M. Iqbal Al Fath SD Kalinyamat Wetan 2
107 Renaldi Ramadhan SD Kalinyamat Wetan 2
108 Andika Wicaksono SD Kalinyamat Wetan 2
109 Maulid Salam SD Kalinyamat Wetan 2
110 Nandari Susi Indarsih SD Kalinyamat Wetan 2
158

No. Nama Siswa Asal Sekolah


111 Sela Nur Azizah SD Kalinyamat Wetan 2
112 Anis Mutia Azzahro SD Kalinyamat Wetan 2
113 Ayudia Wulandari SD Kalinyamat Wetan 2
114 Claudiana Sari SD Kalinyamat Wetan 2
115 Eky Nur Afifah SD Kalinyamat Wetan 2
116 Imel Permatasari SD Kalinyamat Wetan 2
117 Muhammad Alwi SD Kalinyamat Wetan 2
118 M. Anwar SD Kalinyamat Wetan 2
119 Nur Laelatul Qiftiyah SD Kalinyamat Wetan 2
120 Sada Fauzan Budiman SD Kalinyamat Wetan 2
121 Deny Mardiyanto SD Kalinyamat Wetan 2
122 Aji Saputra SD Kalinyamat Wetan 2
123 Revan Andrian Nurul H SD Kalinyamat Wetan 3
124 Rendi Santoso SD Kalinyamat Wetan 3
125 Dwi Safana Febriani SD Kalinyamat Wetan 3
126 Indah Setya Ningrum SD Kalinyamat Wetan 3
127 Nisa Ainun Rohmah SD Kalinyamat Wetan 3
128 Sintya Putri SD Kalinyamat Wetan 3
129 Wulan Ramadini SD Kalinyamat Wetan 3
130 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3
131 Dimas Tri Saputra SD Kalinyamat Wetan 3
132 Desi Puji Astuti SD Kalinyamat Wetan 3
159

Lampiran 3

DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL UJI COBA ANGKET

No. Nama Asal Sekolah


1 Bagus Adi Prasetyo SD Tunon 1
2 Insani Laksmi S SD Tunon 1
3 Muhamad Fahri SD Tunon 1
4 Shaoules Nabila SD Tunon 1
5 Anggi Anggraeni SD Tunon 2
6 Dwi Gunawan Saputra SD Tunon 2
7 Moh Iwan Saputra SD Tunon 2
8 Salsabila Dewi Rosalina SD Tunon 2
9 Umi Azizah SD Tunon 2
10 Julia Dwi Arsita SD Keturen
11 Moh. Fahmi Ferdiansyah SD Keturen
12 Triono Azi Saputro SD Keturen
13 Andi Pramana SD Debong Kulon
14 Mahfudin SD Debong Kulon
15 Meliza Maratus Solecha SD Debong Kulon
16 Nurlaely Fauziyah SD Debong Kulon
17 Wulan Novelita SD Debong Kulon
18 David Mani Huruk SD Kalinyamat Wetan 1
19 Khoirun Nisa SD Kalinyamat Wetan 1
20 M. Maulana Fatoni SD Kalinyamat Wetan 1
21 M. Toriq Aziz SD Kalinyamat Wetan 1
22 Najwa Eryanda SD Kalinyamat Wetan 1
23 Yeti Widianti SD Kalinyamat Wetan 1
24 Aisyah Rahmadani SD Kalinyamat Wetan 1
25 Rizka Putri Marlina SD Kalinyamat Wetan 2
26 Amalia Khoirunnisa SD Kalinyamat Wetan 2
27 Diana Rosyandah SD Kalinyamat Wetan 2
28 Noftafiana SD Kalinyamat Wetan 2
29 Ayu Ratnasari SD Kalinyamat Wetan 3
30 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3
160

Lampiran 4

Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal Jumlah


Kebiasaan Indikator Soal Pernyataan Pernyataan Butir
Belajar (X1) Positif Negatif Pernyataan
3. Pembuatan jadwal
Pembuatan 1, 2, 3, 5 4* 5
belajar
jadwal dan
4. Melaksanakan
pelaksanaannya 6*, 7* 8 3
jadwal belajar
3. Membaca buku teks 9, 10* 11, 12* 4
Membaca dan
membuat 4. Membuat catatan 13*, 14,
catatan 15*, 16*, - 5
17*
3. Mengerjakan tugas 18*, 19*,
di sekolah 20*, 22, 21*, 23* 7
Penyelesaian
24*
tugas
4. Mengerjakan PR 25*, 26*,
28 5
27*, 29*
3. Konsentrasi 30*, 31*,
32 4
Cara mengikuti mengikuti pelajaran 33*
pelajaran 4. Aktif dalam proses 34*, 35*,
38 5
pembelajaran 36, 37*
2. Melakukan belajar 39*, 40*,
Cara belajar
kelompok 42*, 44*, 41, 43* 7
kelompok
45*
Cara belajar 2. Belajar mandiri di
47*, 48*,
mandiri di rumah 46* 5
49*, 50*
rumah
Jumlah 38 12 50

Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165-


173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
Keterangan : * nomor item soal yang valid.
161

Lampiran 5

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal Jumlah


Motivasi Indikator Soal Pernyataan Pernyataan Butir
Belajar (X2) Positif Negatif Pernyataan
4. Kehadiran di
1, 3 2*, 4 4
sekolah
Tekun dalam 5. Mengikuti PBM di
5, 7*, 10 6*, 8, 9 6
belajar kelas
6. Belajar di rumah 11, 12*,
13*, 14 5
15
3. Sikap terhadap 17*, 18*,
Ulet dalam 16 4
kesulitan 19*
menghadapi
4. Usaha menghadapi 20*, 21*,
kesulitan 22* 4
kesulitan 23
3. Kebiasaan 24, 25*,
Minat dan - 4
mengikuti pelajaran 26, 27*
perhatian
4. Semangat dalam 28*, 29*,
dalam belajar - 3
mengikuti PBM 30*
3. Keinginan untuk
31*, 32 - 2
Berprestasi berprestasi
dalam belajar 4. Kualifikasi hasil 33*, 34,
37 5
35, 36
3. Penyelesaian 39*, 40,
38, 42* 5
tugas/PR 41*
Mandiri
4. Menggunakan
dalam belajar
kesempatan di luar 43, 44, 45 46* 4
jam pelajaran
Jumlah 33 13 46

Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam
Riduwan (2013: 31-32).

Keterangan : * nomor item soal yang valid.


162

Lampiran 6

ANGKET UJI COBA KEBIASAAN BELAJAR

DAN MOTIVASI BELAJAR

INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : ...............................
Nomor absen : ...............................
Nama SD : ...............................
Hari/tanggal : ...............................

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
4. Keterangan kolom :
a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam
seminggu.
b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam
seminggu.
c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali
dalam seminggu.
d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang
disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.

Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
163

ANGKET KEBIASAAN BELAJAR (UJI COBA)

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
1 Saya membuat jadwal belajar di rumah.
Saya menempelkan jadwal belajar di ruang
2
belajar.
Saya membuat jadwal belajar baru setiap kenaikan
3
kelas.
4 Saya malas membagi waktu untuk belajar.
Saya menentukan mata pelajaran yang dipelajari
5
tiap malam hari.
6 Saat di rumah, saya belajar secara teratur.
Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
7
dipelajari.
Saya menggunakan waktu belajar untuk bermain
8
atau menonton TV.
9 Saya membaca buku materi.
Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
10
untuk membaca buku.
11 Saya membaca buku ketika akan ada ulangan.
12 Saya membaca buku jika disuruh guru.
Saya mencatat pokok-pokok materi yang
13
dijelaskan guru.
Setelah guru meninggalkan kelas, saya
14 mencocokkan catatan saya dengan teman agar
hasil catatanku benar.
Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
15
pokok pentingnya.
Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
16
buku bacaan.
Saya mempunyai catatan yang lengkap dari
17
penjelasan guru.
18 Saya mengerjakan tugas sendiri.
19 Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
20
kembali semua jawaban.
21 Saya putus asa jika menemui soal yang sulit.
22 Saya mengerjakan soal dari yang mudah dulu.
23 Saya mencontek jawaban teman.
24 Saya percaya diri saat menghadapi ulangan.
Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
25
mengerjakannya di rumah.
26 Saya mengerjakan PR sendiri.
164

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha
27
mencari jawaban di buku bacaan.
Jika saya lupa mengerjakan PR, maka saya akan
28
kerjakan di dalam kelas sebelum bel masuk.
Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek
29
kembali jawaban PR.
30 Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
31 Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
Pada saat pelajaran, saya merasa terganggu oleh
32
teman yang ribut.
33 Saya menyimak penjelasan guru secara seksama.
Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
34
tanyakan ke guru.
Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran
35
siapapun gurunya.
Saya aktif mengikuti pembelajaran dari awal
36
sampai akhir jam pelajaran.
Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
37
mengajukan diri untuk menjawabnya.
Saya merasa senang jika pelajarannya sudah
38
berakhir.
Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
39
berdiskusi dengan teman-teman.
Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman
40 melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipelajari.
Saya senang belajar kelompok karena bisa
41
bermain dengan teman-teman.
Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
42
untuk saya pelajari di rumah.
Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar
43
kelompok.
Sebelum belajar kelompok, saya dan teman
44 sekelompok menetukan materi yang akan
dipelajari
Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
45
kelompok, kami bertanya kepada guru.
saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
46
untuk belajar.
Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh
47 meskipun peralatan belajar di rumah kurang
lengkap.
165

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan
48
telah selesai.
Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
49
yang telah dijelaskan oleh guru.
Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan
50
soal latihan.
166

ANGKET MOTIVASI BELAJAR (UJI COBA)

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
1 Saya hadir di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB.
Jika keluarga sedang hajatan, maka saya
2
membolos sekolah.
Saya merasa senang ketika masih bisa berangkat
3
sekolah.
Jika terlambat masuk sekolah, maka saya memilih
4
membolos.
Jika ada kegiatan kerja kelompok di kelas, maka
5
saya ikut berdiskusi dengan teman-teman.
Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru
6
pada saat pelajaran yang kurang saya senangi.
Saya memperhatikan pelajaran dengan baik
7
siapapun guru yang mengajar.
Ketika bosan mengikuti pelajaran, saya keluar
8
kelas.
Saya asik bercerita dengan teman saat guru
9
menerangkan pelajaran.
Saya mengikuti pelajaran sampai jam pelajaran
10
berakhir.
11 Saya merasa perlu untuk belajar kembali di rumah
Saat di rumah, saya tetap belajar
12
meskipun tidak ada PR.
Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas
13
untuk belajar
Saya baru belajar di rumah jika ada tugas atau
14
ulangan saja.
Untuk lebih memahami materi, saya
15
menyempatkan belajar di rumah.
Saya akan mengabaikan pelajaran jika pelajaran
16
itu sulit dipahami.
Saya merasa tertantang untuk mampu
17
mengerjakan tugas yang sulit.
Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
18
temukan dalam belajar.
Saya tetap giat belajar meskipun mengalami
19
kesulitan dalam belajar.
Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru,
20
maka saya bertanya.
Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika
21 menemukan kesulitan belajar.
167

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
22 mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi.
Jika ada soal yang sulit, saya akan berusaha
23
mencari jawabannya.
Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan
24
guru dengan baik.
Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum
25
pelajaran dimulai.
Saya menyiapkan alat tulis di atas meja saya
26
sebelum pelajaran dimulai.
Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal
27
sampai akhir pelajaran.
28 Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
29 Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati.
30 Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas.
Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar
31
adalah keinginan saya.
32 Saya ingin lebih berprestasi dari sebelumnya.
Saya belajar sungguh-sungguh untuk
33
mendapatkan nilai terbaik di kelas.
Saya yakin mendapatkan nilai terbaik karena saya
34
mengerjakan tugas dengan baik.
Saya senang jika tanpa ada nilai yang kurang dari
35
KKM.
Saya puas jika hasil prestasi saya lebih baik dari
36
sebelumnya.
37 Saya pasrah dalam mencapai hasil belajar.
38 Saya mencontek jawaban teman.
39 Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu.
40 Saya mengerjakan tugas/PR sendiri.
Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguh-
41
sungguh.
Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan
42
yang penting selesai.
Saat istirahat, saya pergi ke perpustakaan sekolah
43
untuk membaca buku.
Saya bertanya tentang hal yang belum saya
44
pahami kepada teman saat istirahat.
Jika ada jam pelajaran kosong, maka saya
45
mempelajari kembali pelajaran sebelumnya.
46 Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
168

Lampiran 7

Kisi-kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal Jumlah


Kebiasaan Indikator Soal Pernyataan Pernyataan Butir
Belajar (X1) Positif Negatif Pernyataan
1. Pembuatan jadwal
Pembuatan - 1 1
belajar
jadwal dan
2. Melaksanakan
pelaksanaannya 2, 3 - 2
jadwal belajar
Membaca dan 1. Membaca buku
4 5 2
membuat teks
catatan 2. Membuat catatan 6, 7, 8, 9 - 4
1. Mengerjakan tugas 10, 11, 12,
13, 14 6
Penyelesaian di sekolah 15
tugas 2. Mengerjakan PR 16, 17, 18,
- 4
19
1. Konsentrasi
mengikuti 20, 21, 22 - 3
Cara mengikuti
pelajaran
pelajaran
2. Aktif dalam proses
23, 24, 25 - 3
pembelajaran
Cara belajar 1. Melakukan belajar 26, 27, 28,
29 6
kelompok kelompok 30, 31
Cara belajar 1. Belajar mandiri di
33, 34, 35,
mandiri di rumah 32 5
36
rumah
Jumlah 30 6 36

Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165-


173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
169

Lampiran 8

Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba)

Dimensi No Butir Soal Jumlah


Motivasi Indikator Soal Pernyataan Pernyataan Butir
Belajar (X2) Positif Negatif Pernyataan
1. Kehadiran di
- 1 1
sekolah
Tekun dalam
2. Mengikuti PBM di
belajar 2 3 2
kelas
3. Belajar di rumah 4 5 2
1. Sikap terhadap
Ulet dalam 6, 7, 8 - 3
kesulitan
menghadapi
2. Usaha menghadapi
kesulitan 9, 10 11 3
kesulitan
1. Kebiasaan
Minat dan 12, 13 - 2
mengikuti pelajaran
perhatian
2. Semangat dalam
dalam belajar 14, 15, 16 - 3
mengikuti PBM
1. Keinginan untuk
Berprestasi 17 - 1
berprestasi
dalam belajar
2. Kualifikasi hasil 18 - 1
1. Penyelesaian
19, 20 21 3
tugas/PR
Mandiri
2. Menggunakan
dalam belajar
kesempatan di luar - 22 1
jam pelajaran
Jumlah 16 6 22

Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam
Riduwan (2013: 31-32).
170

Lampiran 9

ANGKET PENELITIAN KEBIASAAN BELAJAR

DAN MOTIVASI BELAJAR

INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : ...............................
Nomor absen : ...............................
Nama SD : ...............................
Hari/tanggal : ...............................

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
4. Keterangan kolom :
a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam
seminggu.
b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam
seminggu.
c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali
dalam seminggu.
d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang
disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.

Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
171

ANGKET KEBIASAAN BELAJAR

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
1. Saya malas membagi waktu untuk belajar.
2. Saat di rumah, saya belajar secara teratur.
Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
3.
dipelajari.
Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
4.
untuk membaca buku.
5. Saya membaca buku jika disuruh guru.
Saya mencatat pokok-pokok materi yang
6.
dijelaskan guru.
Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
7.
pokok pentingnya.
Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
8.
buku bacaan.
Saya mempunyai catatan yang lengkap dari
9.
penjelasan guru.
10. Saya mengerjakan tugas sendiri.
11. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
12.
kembali semua jawaban.
13. Saya putus asa jika menemui soal yang sulit.
14. Saya mencontek jawaban teman.
15. Saya percaya diri saat menghadapi ulangan.
Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
16.
mengerjakannya di rumah.
17. Saya mengerjakan PR sendiri.
Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha
18.
mencari jawaban di buku bacaan.
Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek
19.
kembali jawaban PR.
20. Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
21. Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
22. Saya menyimak penjelasan guru secara seksama.
Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
23.
tanyakan ke guru.
Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran
24.
siapapun gurunya.
172

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
25.
mengajukan diri untuk menjawabnya.
Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
26.
berdiskusi dengan teman-teman.
Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman
27. melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipelajari.
Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
28.
untuk saya pelajari di rumah.
Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar
29.
kelompok.
Sebelum belajar kelompok, saya dan teman
30. sekelompok menetukan materi yang akan
dipelajari
Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
31.
kelompok, kami bertanya kepada guru.
saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
32.
untuk belajar.
Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh
33. meskipun peralatan belajar di rumah kurang
lengkap.
Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan
34.
telah selesai.
Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
35.
yang telah dijelaskan oleh guru.
Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan
36.
soal latihan.
173

ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Jika keluarga sedang hajatan, maka saya
1.
membolos sekolah.
Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru
2.
pada saat pelajaran yang kurang saya senangi.
Saya memperhatikan pelajaran dengan baik
3.
siapapun guru yang mengajar.
Saat di rumah, saya tetap belajar
4.
meskipun tidak ada PR.
Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas
5.
untuk belajar
Saya merasa tertantang untuk mampu
6.
mengerjakan tugas yang sulit.
Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
7.
temukan dalam belajar.
Saya tetap giat belajar meskipun mengalami
8.
kesulitan dalam belajar.
Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru,
9.
maka saya bertanya.
Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika
10. menemukan kesulitan belajar.
Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
11. mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi.
Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum
12.
pelajaran dimulai.
Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal
13.
sampai akhir pelajaran.
14. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
15. Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati.
16. Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas.
Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar
17.
adalah keinginan saya.
Saya belajar sungguh-sungguh untuk
18.
mendapatkan nilai terbaik di kelas.
19. Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu.
Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguh-
20.
sungguh.
174

Pilihan Jawaban (√)


No. Pernyataan
Sl Sr Kk TP
Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan
21.
yang penting selesai.
22. Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
175

Lampiran 10

LEMBAR VALIDASI ANGKET

Penilai : Drs. Noto Suharto, M.Pd


Status : Dosen Pembimbing 1
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket, dan
kesimpulan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang
dikenal siswa.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pendapat Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
176

LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET KEBIASAAN BELAJAR

Kesim
Validitas Isi Bahasa
pulan
Menimbul-
No Sesuai Kisi- Singkat dan Sesuai kan Komuni-
T
kisi Jelas Kaidah Penafsiran katif R
R
Ganda
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √
2. √ √ √ √ √ √
3. √ √ √ √ √ √
4. √ √ √ √ √ √
5. √ √ √ √ √ √
6. √ √ √ √ √ √
7. √ √ √ √ √ √
8. √ √ √ √ √ √
9. √ √ √ √ √ √
10. √ √ √ √ √ √
11. √ √ √ √ √ √
12. √ √ √ √ √ √
13. √ √ √ √ √ √
14. √ √ √ √ √ √
15. √ √ √ √ √ √
16. √ √ √ √ √ √
17. √ √ √ √ √ √
18. √ √ √ √ √ √
19. √ √ √ √ √ √
20. √ √ √ √ √ √
21. √ √ √ √ √ √
22. √ √ √ √ √ √
23. √ √ √ √ √ √
24. √ √ √ √ √ √
25. √ √ √ √ √ √
26. √ √ √ √ √ √
27. √ √ √ √ √ √
28. √ √ √ √ √ √
29. √ √ √ √ √ √
30. √ √ √ √ √ √
31. √ √ √ √ √ √
32. √ √ √ √ √ √
33. √ √ √ √ √ √
177

Kesim
Validitas Isi Bahasa
pulan
Menimbul-
No Sesuai Kisi- Singkat dan Sesuai kan Komuni-
T
kisi Jelas Kaidah Penafsiran katif R
R
Ganda
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
34. √ √ √ √ √ √
35. √ √ √ √ √ √
36. √ √ √ √ √ √
37. √ √ √ √ √ √
38. √ √ √ √ √ √
39. √ √ √ √ √ √
40. √ √ √ √ √ √
41. √ √ √ √ √ √
42. √ √ √ √ √ √
43. √ √ √ √ √ √
44. √ √ √ √ √ √
45. √ √ √ √ √ √
46. √ √ √ √ √ √
47. √ √ √ √ √ √
48. √ √ √ √ √ √
49. √ √ √ √ √ √
50. √ √ √ √ √ √
178

LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Kesim
Validitas Isi Bahasa
pulan
Menimbul-
No Sesuai Kisi- Singkat dan Sesuai kan Komuni-
T
kisi Jelas Kaidah Penafsiran katif R
R
Ganda
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √
2. √ √ √ √ √ √
3. √ √ √ √ √ √
4. √ √ √ √ √ √
5. √ √ √ √ √ √
6. √ √ √ √ √ √
7. √ √ √ √ √ √
8. √ √ √ √ √ √
9. √ √ √ √ √ √
10. √ √ √ √ √ √
11. √ √ √ √ √ √
12. √ √ √ √ √ √
13. √ √ √ √ √ √
14. √ √ √ √ √ √
15. √ √ √ √ √ √
16. √ √ √ √ √ √
17. √ √ √ √ √ √
18. √ √ √ √ √ √
19. √ √ √ √ √ √
20. √ √ √ √ √ √
21. √ √ √ √ √ √
22. √ √ √ √ √ √
23. √ √ √ √ √ √
24. √ √ √ √ √ √
25. √ √ √ √ √ √
26. √ √ √ √ √ √
27. √ √ √ √ √ √
28. √ √ √ √ √ √
29. √ √ √ √ √ √
30. √ √ √ √ √ √
31. √ √ √ √ √ √
32. √ √ √ √ √ √
33. √ √ √ √ √ √
179

Kesim
Validitas Isi Bahasa
pulan
Menimbul-
No Sesuai Kisi- Singkat dan Sesuai kan Komuni-
T
kisi Jelas Kaidah Penafsiran katif R
R
Ganda
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
34. √ √ √ √ √ √
35. √ √ √ √ √ √
36. √ √ √ √ √ √
37. √ √ √ √ √ √
38. √ √ √ √ √ √
39. √ √ √ √ √ √
40. √ √ √ √ √ √
41. √ √ √ √ √ √
42. √ √ √ √ √ √
43. √ √ √ √ √ √
44. √ √ √ √ √ √
45. √ √ √ √ √ √
46. √ √ √ √ √ √
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET KEBIASAAN BELAJAR

Lampiran 11
To
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tal
3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 1 1 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 2 4 4 4 3 3 160
1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 193
2
3 4 4 3 4 2 4 3 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 3 2 1 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 2 2 4 1 4 1 132
3
3 1 2 4 3 4 3 2 4 1 1 4 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 143
4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
5
4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 1 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 1 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 163
6
4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 1 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 2 3 2 4 4 1 1 4 3 1 3 4 4 3 2 4 4 2 3 143
7
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190
8
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
9
4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 170
10
3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 169
11
1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 2 4 1 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 1 4 3 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 137
12

180
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 2 2 4 3 1 2 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 142
13
4 4 4 2 4 4 3 3 3 1 1 2 4 3 2 3 1 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 133
14
4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 187
15
4 4 3 2 4 2 4 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 4 158
16
4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 1 4 2 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 158
17
4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 1 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 2 2 146
18
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 194
19
4 4 4 3 4 2 3 3 3 1 2 1 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 149
20
4 4 4 2 4 3 4 3 3 1 1 2 4 2 2 1 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 1 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 139
21
4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 176
22
4 4 4 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 2 2 1 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 2 2 143
23
4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 1 1 1 1 4 1 4 3 2 4 2 1 2 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 1 1 2 4 4 4 1 1 1 1 142
24
4 4 2 4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 167
25
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 183
26
1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 3 1 3 1 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 1 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 4 3 3 4 2 3 2 3 140
27
3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 1 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 127
28
4 1 3 3 4 3 3 3 4 1 2 1 3 1 2 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 4 142
29
3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 1 3 4 1 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 2 4 3 1 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 1 3 2 3 141
30

181
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Lampiran 12
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 1 4 3 4 170
1

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 179
2

4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 1 4 3 2 1 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 3 1 2 4 3 135
3

1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 155
4

2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 167
5

4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 3 160
6

4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 1 3 2 3 156
7

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 172
8

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 170
9

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 3 3 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 3 155
10

4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 3 2 1 2 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 3 150
11

1 1 1 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 144
12

182
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 4 155
13
4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 1 3 3 1 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 2 4 3 1 2 2 2 3 4 4 3 2 1 1 2 133
14
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 173
15
2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 155
16
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 151
17
1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 2 2 1 4 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 136
18
1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 164
19
1 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 130
20
1 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 130
21
1 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 159
22
1 2 2 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3 130
23
4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 162
24
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 1 1 3 4 4 4 4 2 2 4 4 158
25
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 2 1 3 4 171
26
4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 143
27
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 4 4 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 137
28
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 158
29

183
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 1 3 2 3 160
30
184

Lampiran 13

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,927 50

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Pernyataan1 154,1000 408,438 ,357 ,926
Pernyataan2 154,2667 406,409 ,297 ,927
Pernyataan3 154,0333 413,413 ,260 ,927
Pernyataan4 154,3667 404,102 ,499 ,925
Pernyataan5 154,2000 411,062 ,291 ,927
Pernyataan6 154,6000 402,800 ,511 ,925
Pernyataan7 154,0000 408,828 ,542 ,925
Pernyataan8 154,7667 421,771 -,048 ,929
Pernyataan9 154,2000 412,303 ,318 ,927
Pernyataan10 155,5333 396,602 ,551 ,925
Pernyataan11 155,9667 406,999 ,301 ,927
Pernyataan12 155,0667 392,547 ,505 ,925
Pernyataan13 154,3000 400,562 ,571 ,925
Pernyataan14 155,3000 414,286 ,114 ,929
Pernyataan15 154,6333 398,585 ,592 ,924
Pernyataan16 154,9000 384,852 ,785 ,922
185

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Pernyataan17 154,8000 400,993 ,473 ,925
Pernyataan18 154,6000 398,248 ,649 ,924
Pernyataan19 154,3667 404,378 ,490 ,925
Pernyataan20 154,3000 399,666 ,668 ,924
Pernyataan21 154,5000 401,983 ,508 ,925
Pernyataan22 154,0333 412,516 ,294 ,927
Pernyataan23 154,2667 402,409 ,613 ,925
Pernyataan24 154,1000 407,334 ,479 ,926
Pernyataan25 154,0000 409,931 ,437 ,926
Pernyataan26 154,4667 404,395 ,480 ,925
Pernyataan27 154,1000 405,197 ,610 ,925
Pernyataan28 155,3333 422,023 -,053 ,930
Pernyataan29 154,8000 393,476 ,585 ,924
Pernyataan30 154,2000 408,097 ,413 ,926
Pernyataan31 154,2000 404,579 ,535 ,925
Pernyataan32 155,7333 405,306 ,324 ,927
Pernyataan33 154,0333 407,757 ,519 ,925
Pernyataan34 154,4333 399,564 ,540 ,925
Pernyataan35 154,1667 408,006 ,417 ,926
Pernyataan36 153,9667 417,757 ,132 ,927
Pernyataan37 154,7000 399,597 ,537 ,925
Pernyataan38 155,7000 412,148 ,171 ,928
Pernyataan39 154,0333 407,413 ,420 ,926
Pernyataan40 154,6333 406,585 ,431 ,926
Pernyataan41 155,1667 406,489 ,305 ,927
Pernyataan42 154,7000 394,424 ,678 ,924
Pernyataan43 154,3333 406,161 ,430 ,926
Pernyataan44 154,0333 410,999 ,385 ,926
Pernyataan45 154,3667 398,240 ,618 ,924
Pernyataan46 154,2667 408,133 ,414 ,926
Pernyataan47 154,6000 400,041 ,480 ,925
Pernyataan48 154,8000 393,890 ,657 ,924
Pernyataan49 154,8667 395,775 ,639 ,924
Pernyataan50 154,4667 401,637 ,489 ,925
186

Lampiran 14

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,864 46

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Pernyataan1 151,0333 196,792 ,181 ,867
Pernyataan2 150,7000 193,045 ,440 ,859
Pernyataan3 150,5000 195,293 ,354 ,861
Pernyataan4 150,3667 199,826 ,232 ,863
Pernyataan5 150,1333 201,637 ,290 ,862
Pernyataan6 150,4000 195,283 ,460 ,859
Pernyataan7 150,1333 198,257 ,421 ,860
Pernyataan8 150,0000 204,552 ,171 ,864
Pernyataan9 150,4333 201,771 ,158 ,864
Pernyataan10 150,0333 207,413 -,118 ,867
Pernyataan11 150,4667 202,878 ,118 ,865
Pernyataan12 150,6667 192,092 ,570 ,857
Pernyataan13 150,6667 193,747 ,526 ,858
Pernyataan14 151,0000 194,552 ,336 ,861
Pernyataan15 150,3000 201,390 ,179 ,864
Pernyataan16 150,9333 202,961 ,052 ,868
187

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Pernyataan17 150,8333 195,109 ,384 ,860
Pernyataan18 150,5667 195,013 ,451 ,859
Pernyataan19 150,4333 191,082 ,660 ,855
Pernyataan20 150,9667 188,033 ,571 ,856
Pernyataan21 150,9333 193,444 ,481 ,858
Pernyataan22 150,7667 192,047 ,470 ,858
Pernyataan23 150,4333 198,875 ,273 ,862
Pernyataan24 150,2333 200,461 ,337 ,862
Pernyataan25 150,8667 191,637 ,489 ,858
Pernyataan26 150,6667 197,333 ,318 ,861
Pernyataan27 150,2333 194,323 ,673 ,857
Pernyataan28 150,2000 196,579 ,617 ,858
Pernyataan29 150,1333 198,878 ,494 ,860
Pernyataan30 150,3000 195,803 ,513 ,859
Pernyataan31 150,5333 190,120 ,495 ,857
Pernyataan32 150,6667 194,920 ,350 ,861
Pernyataan33 150,2333 197,909 ,453 ,860
Pernyataan34 150,4000 200,869 ,258 ,862
Pernyataan35 150,9667 213,895 -,267 ,877
Pernyataan36 150,3667 202,240 ,137 ,865
Pernyataan37 151,0333 203,137 ,042 ,869
Pernyataan38 150,5333 198,740 ,350 ,861
Pernyataan39 150,5000 196,052 ,425 ,860
Pernyataan40 150,8333 198,764 ,305 ,862
Pernyataan41 150,1333 199,223 ,468 ,860
Pernyataan42 150,4333 194,737 ,676 ,857
Pernyataan43 152,0333 198,861 ,300 ,862
Pernyataan44 151,1667 198,006 ,231 ,864
Pernyataan45 151,2333 197,633 ,302 ,862
Pernyataan46 150,6000 194,386 ,599 ,857
188

Lampiran 15

Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian

Rekapitulasi Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar

dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3

Corrected Corrected
Nomor Nomor
Item-Total Valididtas Item-Total Valididtas
Item Item
Correlation Correlation
1 ,357 Tidak valid 26 ,480 Valid
2 ,297 Tidak valid 27 ,610 Valid
3 ,260 Tidak valid 28 -,053 Tidak valid
4 ,499 Valid 29 ,585 Valid
5 ,291 Tidak valid 30 ,413 Valid
6 ,511 Valid 31 ,535 Valid
7 ,542 Valid 32 ,324 Tidak valid
8 -,048 Tidak valid 33 ,519 Valid
9 ,318 Tidak valid 34 ,540 Valid
10 ,551 Valid 35 ,417 Valid
11 ,301 Tidak valid 36 ,132 Tidak valid
12 ,505 Valid 37 ,537 Valid
13 ,571 Valid 38 ,171 Tidak valid
14 ,114 Tidak valid 39 ,420 Valid
15 ,592 Valid 40 ,431 Valid
16 ,785 Valid 41 ,305 Tidak valid
17 ,473 Valid 42 ,678 Valid
18 ,649 Valid 43 ,430 Valid
19 ,490 Valid 44 ,385 Valid
20 ,668 Valid 45 ,618 Valid
21 ,508 Valid 46 ,414 Valid
22 ,294 Tidak valid 47 ,480 Valid
23 ,613 Valid 48 ,657 Valid
24 ,479 Valid 49 ,639 Valid
25 ,437 Valid 50 ,489 Valid
189

Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3

Corrected Corrected
Nomor Nomor
Item-Total Valididtas Item-Total Valididtas
Item Item
Correlation Correlation
1 ,181 Tidak Valid 24 ,337 Tidak Valid
2 ,440 Valid 25 ,489 Valid
3 ,354 Tidak Valid 26 ,318 Tidak Valid
4 ,232 Tidak Valid 27 ,673 Valid
5 ,290 Tidak Valid 28 ,617 Valid
6 ,460 Valid 29 ,494 Valid
7 ,421 Valid 30 ,513 Valid
8 ,171 Tidak Valid 31 ,495 Valid
9 ,158 Tidak Valid 32 ,350 Tidak Valid
10 -,118 Tidak Valid 33 ,453 Valid
11 ,118 Tidak Valid 34 ,258 Tidak Valid
12 ,570 Valid 35 -,267 Tidak Valid
13 ,526 Valid 36 ,137 Tidak Valid
14 ,336 Tidak Valid 37 ,042 Tidak Valid
15 ,179 Tidak Valid 38 ,350 Tidak Valid
16 ,052 Tidak Valid 39 ,425 Valid
17 ,384 Valid 40 ,305 Tidak Valid
18 ,451 Valid 41 ,468 Valid
19 ,660 Valid 42 ,676 Valid
20 ,571 Valid 43 ,300 Tidak Valid
21 ,481 Valid 44 ,231 Tidak Valid
22 ,470 Valid 45 ,302 Tidak Valid
23 ,273 Tidak Valid 46 ,599 Valid
190

Lampiran 16

Rekapitulasi Uji Reabilitas

Semua item pada angket kebiasaan belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
ariables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,927 50

Semua item pada angket motivasi belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,864 46
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET KEBIASAAN BELAJAR

Lampiran 17
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 132
1
3 2 3 1 2 4 3 4 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2 4 1 2 3 1 105
2
3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 112
3
2 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 94
4
3 2 4 1 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 98
5
3 4 2 1 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 96
6
3 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 132
7
4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 120
8
4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 111
9
4 3 4 2 1 2 1 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 106
10
3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 89
11
2 1 1 2 2 4 2 1 4 2 2 1 2 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 102
12
4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 2 1 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 118
13
2 2 3 1 2 4 1 2 2 3 2 1 2 2 4 3 4 4 1 3 2 3 2 3 1 4 2 2 3 2 3 1 1 2 3 4 86
14
3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 125
15
4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 134
16

191
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tal
4 4 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 2 3 115
17
4 2 3 1 4 2 2 1 1 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 2 1 2 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 96
18
4 4 1 2 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 120
19
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 137
20
4 2 4 4 1 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127
21
1 3 4 2 1 3 4 3 4 3 2 4 2 2 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 2 4 2 2 4 1 3 2 1 3 100
22
4 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 116
23
4 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 125
24
1 2 1 1 1 2 2 1 1 4 2 1 3 3 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 1 1 2 85
25
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 132
26
1 4 2 2 2 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 114
27
2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 115
28
3 2 3 1 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 1 4 1 3 1 3 2 3 4 2 3 2 2 3 95
29
1 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 1 3 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 111
30
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
31
3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 104
32
4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 124
33
3 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 130

192
34
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tal
3 1 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 1 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 117
35
4 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 132
36
4 3 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 131
37
4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 133
38
1 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 133
39
4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 1 4 4 4 2 4 1 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 118
40
3 3 4 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 107
41
3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 96
42
4 1 4 3 4 4 4 1 4 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 1 1 4 1 4 4 104
43
3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 128
44
4 4 4 4 1 4 1 1 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 119
45
4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 135
46
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 137
47
4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 139
48
4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 135
49
3 2 3 2 1 3 4 3 1 3 2 1 1 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 3 2 101
50
3 1 2 2 3 3 4 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 4 3 4 4 2 1 4 3 3 3 4 3 2 2 1 2 89
51

193
2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 136
52
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tal
2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 4 3 1 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 94
53
4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 135
54
3 2 3 2 4 2 1 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 4 4 4 2 1 2 4 3 2 2 4 3 4 4 106
55
3 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 1 3 4 3 3 3 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 4 1 1 4 2 1 2 2 74
56
4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 4 4 125
57
1 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 130
58
4 2 2 1 4 4 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 4 2 1 2 1 70
59
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 139
60
4 2 4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 2 4 2 2 4 3 2 2 3 107
61
4 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 2 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 98
62
4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 124
63
3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 90
64
3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 94
65
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
66
4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135
67
4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 123
68
3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 4 3 4 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 91
69

194
4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 114
70
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tal
4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 103
71
3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 3 2 117
72
3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 2 4 3 2 3 2 4 103
73
4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 132
74
3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 1 4 4 2 1 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 2 108
75
2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125
76
1 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 2 1 1 3 4 4 4 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 104
77
3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 124
78
4 3 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 130
79
3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 4 2 2 2 3 4 3 1 1 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 1 2 1 86
80
4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 120
81
3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 116
82
4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 122
83
3 2 4 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 124
84
3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 124
85
4 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 108
86
4 1 4 4 2 2 4 1 3 4 4 3 1 1 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 116
87

195
3 2 3 1 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 102
88
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tal
1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
89
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 4 133
90
2 2 2 1 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 99
91
4 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 127
92
4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 123
93
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141
94
2 3 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 120
95
4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 110
96
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 4 4 2 2 2 2 1 1 1 4 4 4 4 3 2 2 112
97
2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 114
98
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 1 1 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 118
99
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 115
100
4 2 4 4 1 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 112
101
4 4 4 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 133
102
4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135
103
4 2 4 2 4 4 4 2 3 1 4 2 1 4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 4 2 4 2 108
104
4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 131
105

196
4 3 2 1 2 4 1 4 1 3 2 1 2 1 2 1 2 4 3 3 1 4 3 4 4 3 2 3 1 3 2 4 3 3 3 1 90
106
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 113
107
2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 107
108
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 121
109
4 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 3 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 106
110
4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 116
111
4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 130
112
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 133
113
4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 3 1 4 3 4 120
114
4 3 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 126
115
3 3 4 2 4 2 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 115
116
1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 114
117
3 1 2 1 1 2 4 2 2 2 2 3 4 3 4 2 1 4 1 2 2 2 3 2 1 2 4 2 2 3 3 3 2 1 2 4 84
118
4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 2 2 4 2 100
119
3 1 1 1 1 2 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 1 4 1 2 3 1 2 2 1 4 1 2 2 3 3 3 2 1 2 4 83
120
2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 115
121
3 2 4 1 3 2 1 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 108
123
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 138
124

197
4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 133
125
To

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
tal
4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 129
126
2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 2 3 3 4 3 4 117
127
4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 3 113
128
4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 130
129
4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 118
130
3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 114
131
2 2 4 2 2 4 4 1 1 4 4 4 2 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 106
132

198
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Lampiran 18
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 87
2 4 4 4 1 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 1 4 4 2 3 4 71
3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 77
4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 65
5 4 4 3 2 3 1 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 68
6 3 1 4 2 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 66
7 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 82
8 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79
9 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 74
10 3 2 4 3 3 1 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 68
11 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 65
12 4 4 4 4 2 3 4 1 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 2 2 68
13 4 4 1 4 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 70
14 4 4 4 3 2 4 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 64
15 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
16 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
17 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 84
18 4 3 3 3 3 1 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 65

199
19 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 79
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
20 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76
21 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
22 4 1 4 1 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 1 4 4 4 4 2 69
23 4 4 4 4 4 2 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
24 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80
25 4 4 4 1 1 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 70
26 1 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
27 4 1 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 70
28 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 71
29 3 4 2 2 4 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 64
30 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 77
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
32 3 3 4 4 3 2 3 4 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 72
33 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
34 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 76
35 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 73
36 4 3 4 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 74
37 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81
38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
39 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81
40 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 1 78
4 4 4 2 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 4 4 71

200
41
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
42 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 78
43 4 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 1 1 4 1 4 1 2 4 4 4 4 65
44 4 4 4 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 77
45 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 73
46 4 4 4 4 1 3 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 74
47 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
48 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
49 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
50 4 4 4 4 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 76
51 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 67
52 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
53 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 62
54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 81
55 4 3 3 4 3 3 3 1 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 74
56 4 3 4 3 4 2 2 3 1 1 4 1 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 61
57 4 3 4 4 3 2 4 1 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 72
58 3 2 4 4 3 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
59 3 3 2 1 3 3 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 3 4 65
60 4 1 4 2 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 71
61 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
62 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 74
4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 76

201
63
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
64 4 4 3 2 4 3 2 2 3 1 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 69
65 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 62
66 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
67 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
68 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 71
69 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 65
70 2 3 2 4 4 1 3 2 3 1 4 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 66
71 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 74
72 4 4 4 3 2 2 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 67
73 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 4 2 4 3 2 2 4 4 67
74 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
75 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 72
76 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 74
77 3 3 4 3 3 2 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 2 67
78 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80
79 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 81
80 4 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 2 4 2 3 2 65
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
82 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 66
83 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 81
84 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 67
3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 73

202
85
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
86 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
87 2 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 77
88 4 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 72
89 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 83
90 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
91 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 62
92 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 82
93 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 74
94 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
95 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 74
96 4 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 72
97 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 71
98 4 4 4 3 3 1 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 71
99 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 70
100 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 76
101 4 2 2 3 2 3 4 2 1 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 70
102 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 83
103 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 80
104 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 79
105 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 80
106 1 2 4 1 1 1 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 65
4 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 74

203
107
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
No. Total
1

9
108 3 3 4 2 2 3 4 3 1 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 65
109 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 78
110 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 69
111 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 77
112 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 77
113 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 81
114 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 77
115 4 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 73
116 4 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 76
117 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 75
118 4 3 4 1 1 4 4 3 1 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 65
119 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 68
120 3 3 4 1 1 4 4 3 1 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 66
121 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 75
122 4 4 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 70
123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 76
124 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
125 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 2 64
126 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 85
127 4 3 4 4 3 1 2 2 3 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 70
128 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 79
129 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 78
130 3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 2 67
131 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 79

204
132 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 77
205

Lampiran 19
REKAPITULASI SKOR HASIL DATA KEBIASAAN BELAJAR
DAN MOTIVASI BELAJAR

Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar


1 132 87
2 105 71
3 112 77
4 94 65
5 98 68
6 96 66
7 132 82
8 120 79
9 111 74
10 106 68
11 89 65
12 102 68
13 118 70
14 86 64
15 125 83
16 134 81
17 115 84
18 96 65
19 120 79
20 137 76
21 127 76
22 100 69
23 116 80
24 125 80
25 85 70
26 132 76
27 114 70
28 115 71
29 95 64
30 111 77
31 143 88
32 104 72
33 124 87
34 130 76
35 117 73
36 132 74
37 131 81
38 133 83
206

Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar


39 133 81
40 118 78
41 107 71
42 96 78
43 104 65
44 128 77
45 119 73
46 135 74
47 137 84
48 139 85
49 135 84
50 101 76
51 89 67
52 136 83
53 94 62
54 135 81
55 106 74
56 74 61
57 125 72
58 130 77
59 70 65
60 139 71
61 107 78
62 98 74
63 124 76
64 90 69
65 94 62
66 143 84
67 135 81
68 123 71
69 91 55
70 114 66
71 103 74
72 117 67
73 103 67
74 132 82
75 108 72
76 125 74
77 104 67
78 124 80
79 130 81
80 86 65
81 120 84
207

Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar


82 116 66
83 122 81
84 124 67
85 124 73
86 108 82
87 116 77
88 102 72
89 138 83
90 133 79
91 99 62
92 127 82
93 123 74
94 141 83
95 120 74
96 110 72
97 112 71
98 114 71
99 118 70
100 115 76
101 112 70
102 133 83
103 135 80
104 108 79
105 131 80
106 90 65
107 113 74
108 107 65
109 121 78
110 106 69
111 116 77
112 130 77
113 133 81
114 120 77
115 126 73
116 115 76
117 114 75
118 84 65
119 100 68
120 83 66
121 115 75
122 108 70
123 138 76
124 133 85
208

Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar


125 97 64
126 129 85
127 117 70
128 113 79
129 130 78
130 118 67
131 114 79
132 106 77
209

Lampiran 20
DAFTAR NILAI RATA-RATA PADA SAMPEL PENELITIAN
ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2015/2016

No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai


1 Dian Safitri SD Tunon 1 65
2 Diqi Fatuhroji SD Tunon 1 62
3 Akhmad Jailani Rifky SD Tunon 1 68
4 Amar Filar Saputra SD Tunon 1 63
5 Bilqis Deta Nurhilda SD Tunon 1 72
6 Catur Arditiyanto SD Tunon 1 67
7 Dheffy Nanta Zhyakyah SD Tunon 1 70
8 Dinda Friska Helena SD Tunon 1 72
9 Julia Kartika Sari SD Tunon 1 66
10 Kaerul Anam SD Tunon 1 63
11 Miko Saputra SD Tunon 1 63
12 Moh Abidzar Asshidiq SD Tunon 1 60
13 Putri Nurhaliza SD Tunon 1 80
14 Reza Putra Ardiyansyah SD Tunon 1 65
15 Risnanti Awalia Zulfa SD Tunon 1 67
16 Rizkiana Ramadhani SD Tunon 1 65
17 Yusuf Iqbal An Najib SD Tunon 1 71
18 Kusnanti SD Tunon 1 74
19 Tiara Nurhikmah SD Tunon 2 57
20 Dewi Nur Qomariah SD Tunon 2 58
21 Dian Aji Sarah SD Tunon 2 76
22 Fakih Nunidin SD Tunon 2 51
23 Fio Riskiana SD Tunon 2 70
24 Hanif Azam Hafisyah SD Tunon 2 66
25 Jilani Wildani SD Tunon 2 73
26 Mely Ayu Adibah SD Tunon 2 79
27 Miftahudin SD Tunon 2 76
28 Moh Arif Maulana SD Tunon 2 69
29 Moh Farhan Putra Dani SD Tunon 2 52
30 Moh Indra Fauzi SD Tunon 2 70
31 M. Daffa Khoirul Amr SD Tunon 2 85
32 Muh Nanda Ferdianto SD Tunon 2 84
210

No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai


33 Muh Jauhar Muslim SD Tunon 2 75
34 Nisa Romadhoni SD Tunon 2 73
35 Rita Komalasari SD Tunon 2 61
36 Roy Figo Hermansyah SD Tunon 2 57
37 Sabila Dinar Nuraini SD Tunon 2 88
38 Shifa Anggie Kusuma SD Tunon 2 81
39 Tantri SD Tunon 2 69
40 Wildan Zharvan Trih SD Tunon 2 86
41 Syaeif Elfa Yanza SD Tunon 2 87
42 Mudi Lukman H SD Keturen 65
43 Kurniasih SD Keturen 30
44 Heru Priyanto SD Keturen 69
45 Novi Puspitasari SD Keturen 48
46 Indriyani SD Keturen 56
47 Jaya Dewata SD Keturen 76
48 Kaila Kairiah SD Keturen 75
49 Miftahul Janah SD Keturen 61
50 Rizki Akbar Widianto SD Keturen 47
51 Satrio Bayu Wijaksono SD Keturen 53
52 Vivi Afidah SD Keturen 63
53 M.Naufal Amarullah SD Keturen 48
54 Devi Angelica SD Keturen 56
55 Rega Febriansyah SD Keturen 55
56 Laely Apriliani Putri SD Debong Kulon 58
57 Moh. Yusuf Asidik SD Debong Kulon 62
58 Syafia Ainul Hawa SD Debong Kulon 64
59 Dandi Sunan Drajat SD Debong Kulon 63
60 Aisyah Nur Azizah SD Debong Kulon 65
61 Alfiansyah Fathul A. SD Debong Kulon 72
62 Dewi Sinta SD Debong Kulon 67
63 Dwi Fadilah SD Debong Kulon 72
64 Karlina SD Debong Kulon 65
65 Khaerul Dwi Saputra SD Debong Kulon 64
66 Mas Roro Tasya Yulia SD Debong Kulon 74
67 Mega Silvia Nirwanda SD Debong Kulon 68
68 Merliana Nur H SD Debong Kulon 72
69 Moh Samsul Arif SD Debong Kulon 64
70 M. Farkhan A. Y SD Debong Kulon 71
211

No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai


71 Muthoharoh SD Debong Kulon 65
72 Nurul Amelia SD Debong Kulon 64
73 Nurul Aulia SD Debong Kulon 65
74 Tia Velyna SD Debong Kulon 69
75 Tri Wulandari SD Debong Kulon 64
76 Amelina Nor Faiza SD Debong Kulon 64
77 Renaldi Pranandi SD Debong Kulon 65
78 Dela Evi Listiyanti SD Kalinyamat Wetan 1 69
79 Izzatul Jannah SD Kalinyamat Wetan 1 58
80 Nandana Lasmana SD Kalinyamat Wetan 1 64
81 Oktavia Helandani SD Kalinyamat Wetan 1 61
82 Reza Pahlevi SD Kalinyamat Wetan 1 65
83 Ade Azirul Khafidh SD Kalinyamat Wetan 1 79
84 Adelita May Zahra SD Kalinyamat Wetan 1 86
85 Asyif Maulana Fauzi SD Kalinyamat Wetan 1 58
86 Devand Bayu Saputra SD Kalinyamat Wetan 1 85
87 Elitsa Effi Nur Cahyati SD Kalinyamat Wetan 1 78
88 Hani Rahma Fadilah SD Kalinyamat Wetan 1 92
89 Kartika Ayuningrum SD Kalinyamat Wetan 1 76
90 Linda Amaliyah SD Kalinyamat Wetan 1 85
91 M. Wahyudi SD Kalinyamat Wetan 1 56
92 Nala Dwi Febriani SD Kalinyamat Wetan 1 93
93 Nera Septi Melati SD Kalinyamat Wetan 1 71
94 Nihayatul Mahmudah SD Kalinyamat Wetan 1 79
95 Rifan Zaki Prasetyo SD Kalinyamat Wetan 1 69
96 Rifki Kurnawan SD Kalinyamat Wetan 1 67
97 Siti Hajar SD Kalinyamat Wetan 1 94
98 Tamara Fara Natasya SD Kalinyamat Wetan 1 81
99 Tiyas Ayu Septianingsih SD Kalinyamat Wetan 1 76
100 Yicha Alivia SD Kalinyamat Wetan 1 91
101 Zain Afif SD Kalinyamat Wetan 1 70
102 Syahrani Laela SD Kalinyamat Wetan 1 84
103 Nova Dwi Uswatun A SD Kalinyamat Wetan 1 70
104 Ilham SD Kalinyamat Wetan 1 74
105 Aisyattussa’diyah SD Kalinyamat Wetan 1 75
106 M. Iqbal Al Fath SD Kalinyamat Wetan 2 66
107 Renaldi Ramadhan SD Kalinyamat Wetan 2 73
108 Andika Wicaksono SD Kalinyamat Wetan 2 63
212

No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai


109 Maulid Salam SD Kalinyamat Wetan 2 73
110 Nandari Susi Indarsih SD Kalinyamat Wetan 2 71
111 Sela Nur Azizah SD Kalinyamat Wetan 2 70
112 Anis Mutia Azzahro SD Kalinyamat Wetan 2 74
113 Ayudia Wulandari SD Kalinyamat Wetan 2 72
114 Claudiana Sari SD Kalinyamat Wetan 2 70
115 Eky Nur Afifah SD Kalinyamat Wetan 2 76
116 Imel Permatasari SD Kalinyamat Wetan 2 85
117 Muhammad Alwi SD Kalinyamat Wetan 2 74
118 M. Anwar SD Kalinyamat Wetan 2 70
119 Nur Laelatul Qiftiyah SD Kalinyamat Wetan 2 75
120 Sada Fauzan Budiman SD Kalinyamat Wetan 2 67
121 Deny Mardiyanto SD Kalinyamat Wetan 2 71
122 Aji Saputra SD Kalinyamat Wetan 2 74
123 Revan Andrian Nurul H SD Kalinyamat Wetan 3 56
124 Rendi Santoso SD Kalinyamat Wetan 3 59
125 Dwi Safana Febriani SD Kalinyamat Wetan 3 69
126 Indah Setya Ningrum SD Kalinyamat Wetan 3 72
127 Nisa Ainun Rohmah SD Kalinyamat Wetan 3 54
128 Sintya Putri SD Kalinyamat Wetan 3 66
129 Wulan Ramadini SD Kalinyamat Wetan 3 54
130 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3 64
131 Dimas Tri Saputra SD Kalinyamat Wetan 3 77
132 Desi Puji Astuti SD Kalinyamat Wetan 3 60
Jumlah 9076
Rata-rata 68,76
213

Lampiran 21

REKAPITULASI SKOR HASIL BELAJAR (Y), KEBIASAAN BELAJAR (X1),


DAN MOTIVASI BELAJAR (X2)

Nomor Skor Hasil Skor Kebiasaan Skor Motivasi


Responden Belajar Belajar Belajar
1 65 132 87
2 62 105 71
3 68 112 77
4 63 94 65
5 72 98 68
6 67 96 66
7 70 132 82
8 72 120 79
9 66 111 74
10 63 106 68
11 63 89 65
12 60 102 68
13 80 118 70
14 65 86 64
15 67 125 83
16 65 134 81
17 71 115 84
18 74 96 65
19 57 120 79
20 58 137 76
21 76 127 76
22 51 100 69
23 70 116 80
24 66 125 80
25 73 85 70
26 79 132 76
27 76 114 70
28 69 115 71
29 52 95 64
30 70 111 77
31 85 143 88
32 84 104 72
33 75 124 87
34 73 130 76
35 61 117 73
36 57 132 74
37 88 131 81
38 81 133 83
214

Nomor Skor Hasil Skor Kebiasaan Skor Motivasi


Responden Belajar Belajar Belajar
39 69 133 81
40 86 118 78
41 87 107 71
42 65 96 78
43 30 104 65
44 69 128 77
45 48 119 73
46 56 135 74
47 76 137 84
48 75 139 85
49 61 135 84
50 47 101 76
51 53 89 67
52 63 136 83
53 48 94 62
54 56 135 81
55 55 106 74
56 58 74 61
57 62 125 72
58 64 130 77
59 63 70 65
60 65 139 71
61 72 107 78
62 67 98 74
63 72 124 76
64 65 90 69
65 64 94 62
66 74 143 84
67 68 135 81
68 72 123 71
69 64 91 65
70 71 114 66
71 65 103 74
72 64 117 67
73 65 103 67
74 69 132 82
75 64 108 72
76 64 125 74
77 65 104 67
78 69 124 80
79 58 130 81
80 64 86 65
81 61 120 84
215

Nomor Skor Hasil Skor Kebiasaan Skor Motivasi


Responden Belajar Belajar Belajar
82 65 116 66
83 79 122 81
84 86 124 67
85 58 124 73
86 85 108 82
87 78 116 77
88 92 102 72
89 76 138 83
90 85 133 79
91 56 99 62
92 93 127 82
93 71 123 74
94 79 141 83
95 69 120 74
96 67 110 72
97 94 112 71
98 81 114 71
99 76 118 70
100 91 115 76
101 70 112 70
102 84 133 83
103 70 135 80
104 74 108 79
105 75 131 80
106 66 90 65
107 73 113 74
108 63 107 65
109 73 121 78
110 71 106 69
111 70 116 77
112 74 130 77
113 72 133 81
114 70 120 77
115 76 126 73
116 85 115 76
117 74 114 75
118 70 84 65
119 75 100 68
120 67 83 66
121 71 115 75
122 74 108 70
123 56 138 76
124 59 133 85
216

Nomor Skor Hasil Skor Kebiasaan Skor Motivasi


Responden Belajar Belajar Belajar
125 69 97 64
126 72 129 85
127 54 117 70
128 66 113 79
129 54 130 78
130 64 118 67
131 77 114 79
132 60 106 77
Jumlah 9076 15240 9815
TABEL KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR

Lampiran 22
Tingkat Kualifikasi Persentase
Nilai UTS Sampel Frekuensi
Penguasan (%)
Sangat
17 12,88
80 ke atas (A) memuaskan 80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 93, 94
Memuaskan 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 71, 71, 72, 72, 72,
72, 72, 72, 72, 73, 73, 73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75, 45 34,09
70 - 79 (B) 75, 75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79, 79
Cukup 60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63, 63, 63, 64, 64, 64, 64,
64, 64, 64, 64, 65, 65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, 49 37,12
60 - 69 (C) 66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69, 69, 69, 69, 69, 69
Kurang 17 12,88
50 - 59 (D) 51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57, 57, 58, 58, 58, 58, 59
Sangat
4 3,03
49 ke bawah (E) kurang 30, 47, 48, 48
Jumlah 132 100

217
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL KEBIASAAN BELAJAR

Lampiran 23
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1. Pembuatan Pembuatan jadwal belajar 1 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63
jadwal dan Melaksanakan jadwal 2 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 80,73
79,83
pelaksanaannya bealajr 3 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04
2. 4 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74
Membaca buku teks 65,06
5 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37
Membaca dan
6 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09
membuat 70,67
7 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65
catatan Membuat catatan 76,28
8 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54
9 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83
3. 10 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14
11 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11
Mengerjakan tugas di 12 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30
83,14
sekolah 13 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87
Penyelesaian 14 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85
82,03
tugas 15 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58
16 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36
17 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25
Mengerjakan PR 80,92
18 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61

218
19 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4. 20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30
Konsentrasi mengikuti
21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07 83,71
pelajaran
Cara mengikuti 22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77
81,22
pelajaran 23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05
Aktif dalam proses
24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83 78,72
pembelajaran
25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30
5. 26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07
27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33
Cara belajar Melakukan belajar 28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95
81,85 81,85
kelompok kelompok 29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85
30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47
31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44
6. 32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23
Cara belajar 33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63
mandiri di Belajar mandiri di rumah 34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25 81,78 81,78
rumah 35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49
36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30
Nilai Indeks Variabel 79,71

219
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR

Lampiran 24
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1. Kehadiran di
1 90,53
sekolah 2,27 3,79 23,48 70,45 90,53
Tekun Mengikuti PBM di 2 4,55 5,30 25,76 64,39 87,50
dalam 90,25 86,87
kelas 3 0,76 6,82 12,12 80,30 92,99
belajar
4 5,30 20,45 22,73 51,52 80,11
Belajar di rumah 79,83
5 6,82 11,36 38,64 43,18 79,55
2. 6 17,42 24,24 29,55 28,79 67,42
Sikap terhadap
7 1,52 17,42 22,73 58,33 84,47 78,35
Ulet dalam kesulitan
8 3,03 15,15 28,03 53,79 83,14
menghadapi 77,84
kesulitan 9 5,30 29,55 26,52 38,64 74,62
Usaha menghadapi
10 9,85 28,03 27,27 34,85 71,78 77,34
kesulitan
11 3,79 8,33 29,55 58,33 85,61
3. Kebiasaan 12 6,82 37,12 23,48 32,58 70,45
Minat dan 79,17
mengikuti pelajaran 13 1,52 8,33 27,27 62,88 87,88
perhatian
14 0,00 9,09 19,70 71,21 90,53 85,32
dalam Semangat dalam
belajar 15 0,76 6,06 13,64 79,55 92,99 91,48
mengikuti PBM

220
16 0,00 7,58 21,21 71,21 90,91
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
No. Indeks (%)
No. Dimensi Indikator Responden
Item
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4. Berprestasi Keinginan untuk
17 3,79 6,06 8,33 81,82 92,05 92,05
dalam berprestasi
belajar Kualifikasi hasil 18 0,76 6,82 16,67 75,76 91,86 91,86 91,95
5. 19 0,76 16,67 19,70 62,88 86,17
Penyelesaian
20 2,27 8,33 15,91 73,48 90,15 87,25
Mandiri tugas/PR
dalam 21 0,76 9,09 37,88 52,27 85,42 85,01
belajar Menggunakan
kesempatan di luar 22 3,03 13,64 32,58 50,76 82,77 82,77
jam pelajaran
Nilai Indeks Variabel 85,40

221
222

Lampiran 25

Hasil Uji Normalitas Data

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Kebiasaan Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Motivasi Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 68,7576 ,88607
95% Confidence Interval for Lower Bound 67,0047
Mean Upper Bound 70,5104
5% Trimmed Mean 68,7845
Median 69,0000
Variance 103,635
Hasil
Std. Deviation 10,18015
Belajar
Minimum 30,00
Maximum 94,00
Range 64,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,126 ,211
Kurtosis 1,174 ,419
Mean 115,4545 1,38493
95% Confidence Interval for Lower Bound 112,7148
Mean Upper Bound 118,1943
5% Trimmed Mean 115,9983
Median 116,0000
Kebiasaan
Variance 253,181
Belajar
Std. Deviation 15,91167
Minimum 70,00
Maximum 143,00
Range 73,00
Interquartile Range 25,75
223

Skewness -,449 ,211


Kurtosis -,390 ,419
Mean 74,3561 ,57526
95% Confidence Interval for Lower Bound 73,2181
Mean Upper Bound 75,4941
5% Trimmed Mean 74,3620
Median 74,0000
Variance 43,681
Motivasi
Std. Deviation 6,60919
Belajar
Minimum 61,00
Maximum 88,00
Range 27,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,055 ,211
Kurtosis -,967 ,419

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Belajar ,074 132 ,075 ,980 132 ,054


Kebiasaan Belajar ,077 132 ,052 ,972 132 ,008
Motivasi Belajar ,075 132 ,062 ,972 132 ,009

a. Lilliefors Significance Correction


224

Lampiran 26

Hasil Uji Linieritas Data

Uji Linieritas Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar

Case Processing Summary


Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%


Hasil Belajar * Motivasi Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%

Report
Hasil Belajar
Kebiasaan Belajar Mean N Std. Deviation
70,00 63,0000 1 .
74,00 58,0000 1 .
83,00 67,0000 1 .
84,00 70,0000 1 .
85,00 73,0000 1 .
86,00 64,5000 2 ,70711
89,00 58,0000 2 7,07107
90,00 65,5000 2 ,70711
91,00 64,0000 1 .
94,00 58,3333 3 8,96289
95,00 52,0000 1 .
96,00 68,6667 3 4,72582
97,00 69,0000 1 .
98,00 69,5000 2 3,53553
99,00 56,0000 1 .
100,00 63,0000 2 16,97056
101,00 47,0000 1 .
102,00 76,0000 2 22,62742
103,00 65,0000 2 ,00000
104,00 59,6667 3 27,39221
105,00 62,0000 1 .
106,00 62,2500 4 6,70199
225

Kebiasaan Belajar Mean N Std. Deviation


107,00 74,0000 3 12,12436
108,00 74,2500 4 8,57807
110,00 67,0000 1 .
111,00 68,0000 2 2,82843
112,00 77,3333 3 14,46836
113,00 69,5000 2 4,94975
114,00 75,8000 5 3,70135
115,00 77,4000 5 9,93982
116,00 70,7500 4 5,37742
117,00 59,6667 3 5,13160
118,00 76,5000 4 9,29157
119,00 48,0000 1 .
120,00 65,8000 5 6,45755
121,00 73,0000 1 .
122,00 79,0000 1 .
123,00 71,5000 2 ,70711
124,00 72,0000 5 10,12423
125,00 64,7500 4 2,21736
126,00 76,0000 1 .
127,00 84,5000 2 12,02082
128,00 69,0000 1 .
129,00 72,0000 1 .
130,00 64,6000 5 8,87694
131,00 81,5000 2 9,19239
132,00 68,0000 5 8,00000
133,00 75,0000 6 10,17841
134,00 65,0000 1 .
135,00 62,2000 5 6,57267
136,00 63,0000 1 .
137,00 67,0000 2 12,72792
138,00 66,0000 2 14,14214
139,00 70,0000 2 7,07107
141,00 79,0000 1 .
143,00 79,5000 2 7,77817
Total 68,7576 132 10,18015
226

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 6502,109 55 118,220 1,270 ,166
Between Linearity 624,070 1 624,070 6,705 ,012
Hasil Belajar *
Groups Deviation 5878,039 54 108,853 1,169 ,262
Kebiasaan
from Linearity
Belajar
Within Groups 7074,133 76 93,081
Total 13576,242 131

Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar ,214 ,046 ,692 ,479
227

Uji Linieritas Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Report
Hasil Belajar
Motivasi Belajar Mean N Std. Deviation
61,00 58,0000 1 .
62,00 56,0000 3 8,00000
64,00 62,0000 3 8,88819
65,00 62,0000 10 11,83216
66,00 67,5000 4 2,51661
67,00 66,1667 6 10,75949
68,00 67,5000 4 7,14143
69,00 62,3333 3 10,26320
70,00 71,8571 7 8,45436
71,00 75,7143 7 11,91238
72,00 73,8000 5 13,38656
73,00 60,7500 4 11,58663
74,00 64,3000 10 6,34298
75,00 72,5000 2 2,12132
76,00 70,7778 9 14,40293
77,00 69,2222 9 5,19080
78,00 70,0000 5 11,72604
79,00 71,8333 6 9,57949
80,00 70,0000 5 3,24037
81,00 69,3750 8 10,52802
82,00 79,2500 4 11,72959
83,00 75,0000 6 8,27043
84,00 68,6000 5 7,16240
85,00 68,6667 3 8,50490
87,00 70,0000 2 7,07107
88,00 85,0000 1 .
Total 68,7576 132 10,18015
228

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 3445,871 25 137,835 1,442 ,103
1182,617 1 1182,617 12,374 ,001
Between Linearity
Hasil Belajar Groups
* Motivasi Deviation 2263,253 24 94,302 ,987 ,490
Belajar from Linearity
Within Groups 10130,372 106 95,570
Total 13576,242 131

Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar * Motivasi Belajar ,295 ,087 ,504 ,254
229

Lampiran 27
Hasil Uji Multikolinearitas Data

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
b
1 Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar . Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,295a ,087 ,073 9,80066
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 1185,417 2 592,708 6,171 ,003b
1 Residual 12390,826 129 96,053
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
Kebiasaan -,014 ,083 -,022 -,171 ,865 ,425 2,352
1 Belajar
Motivasi ,480 ,199 ,312 2,417 ,017 ,425 2,352
Belajar
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
230

Lampiran 28

Hasil Uji Heteroskedastisitas Data

Correlations
Unstandardi Kebiasaan Motivasi
zed Residual Belajar Belajar
Correlation Coefficient 1,000 -,026 -,032
Unstandardized
Sig. (2-tailed) . ,768 ,717
Residual
N 132 132 132
Correlation Coefficient -,026 1,000 ,748**
Spearman's Kebiasaan
Sig. (2-tailed) ,768 . ,000
rho Belajar
N 132 132 132
**
Correlation Coefficient -,032 ,748 1,000
Motivasi
Sig. (2-tailed) ,717 ,000 .
Belajar
N 132 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
231

Lampiran 29

Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil Balajar

Variables Entered/Removeda
Model Variables Variables Method
Entered Removed
Kebiasaan . Enter
1 b
Belajar
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,214 ,046 ,039 9,98159
a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 624,070 1 624,070 6,264 ,014b
1 Residual 12952,172 130 99,632
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 52,920 6,387 8,285 ,000
1 Kebiasaan ,137 ,055 ,214 2,503 ,014
Belajar
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
232

Lampiran 30

Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil Balajar

Variables Entered/Removeda
Model Variables Variables Method
Entered Removed
1 Motivasi Belajarb . Enter

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,295 ,087 ,080 9,76399
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 1182,617 1 1182,617 12,405 ,001b
1 Residual 12393,625 130 95,336
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 34,955 9,635 3,628 ,000
1 Motivasi ,455 ,129 ,295 3,522 ,001
Belajar
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
233

Lampiran 31

Hasil Analisis Regresi Linier Ganda

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method

Motivasi Belajar, Kebiasaan . Enter


1 Belajarb

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


b. All requested variables entered.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate

1 ,332a ,110 ,096 9,67732


a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar

ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 1495,318 2 747,659 7,983 ,001b
1 Residual 12080,924 129 93,651
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 35,694 8,375 4,262 ,000
1 Kebiasaan Belajar ,023 ,072 ,038 ,320 ,750
Motivasi Belajar ,411 ,162 ,303 2,532 ,013
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
234

Lampiran 32

Surat Rekomendasi Permohonan Izin Penelitian dari BAPPEDA


235
236

Lampiran 33

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


237
238
239
240
241
242
243

Lampiran 34

Dokumentasi Pengisian Angket

SDN Tunon 1

SDN Tunon 2
244

SDN Keturen

SDN Debong Kulon


245

SDN Kalinyamat Wetan 1

SDN Kalinyamat Wetan 2


246

SDN Kalinyamat Wetan 3

Anda mungkin juga menyukai