Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI ISLAM

BAROMETER TERINTEGRASINYA ILMU DAN IMAN

Abdul Hadi
Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiíyah, Indonesia
abdulhadi.fai@uia.ac.id

Abstract
Tujuan utama dalam makalah ini untuk mendiskripsikan konsep Islam mengenai krakteristik manusia
yang diyakini sebagai komponen penting dalam pendidikan dan filosofi pendidikan, dan bahkan hal itu
menjadi sumber pokok melalui proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, semua filosofi
pendidikan yang implementatif tidak dapat dikonseptualisasikan tanpa diawali dengan konsep yang jelas
mengenai dimensi manusia utamanya menyangkut krakter dan tabiat penting lainya.Pendidikan Islam
meskipun telah berkembang dengan cepat, namun dalam faktanya disadari atau tidak masih berkiblat
pada psikologi Barat dalam menyoal sifat maupun prilaku manusia, dimana pandangan mereka banyak
memiliki perbedaan dengan pandangan psikologi Islm. Dengan demikian Institusi pendidikan di Negara-
negara Islam pada umumnya. baru saja menghasilkan generasi dengan identitas Islam namun pemikiran
dan sikapnya masih cendrung mengadopsi Barat. Dengan cara menerapkan konsep Islam mengenai sifat
manusia dalam pendidikan, diharapkan orang tua, guru, masyarakat, pemerintah dapat menyadari dan
mengaktualisasikan sabda nabi: “Bahwa setiap anak dilahirkan dalam sifat primordial kerohanian
Tuhan, namun lingkungan pendidikan yang membuatnya menjadi Yahudi, kristiani, dan Majusi.

Kata Kunci: fitrah; ulil albab; pendidikan; identitas; lintas budaya


The main aim of this article to explan the concept of human nature which was regarded as an essential
part of education and the philosophy of education, it also being the main source to achieve the positive
out come through the proses of education, no effective philosophy of education can be conceptualized
without clear concept of human nature.Islamic education even though has grow up speedly,but
unwittingly still base on Western psychology that huge different of Islmic psychology in human nature
approach. So Educational institution in Islamic countries just produced Islamic generation of identity
with westen’s minded and attitude. By applying Islamic concept on human nature in education, parents,
teachers, society, government are made to understand that child has born in primordial nature that has
God conciusnes, and the educational environment that create them being Judism, Christian,and Magian.

Key Words: fitrah; ulil albab; education; identity; cross-culture

62
1. Pendahuluan
Sudah saatnya umat Islam mengamalkan konsep tauhed “Lailaha Illallah” tidak dalam ucapan saja,
tapi pemikiran dan tingkah laku harus sejalan dengan konsep tauhed. Insitutusi pendidikan
terutama pendidikan Islam dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, sebagai tempat menempa
manusia agar menjadi manusia seutuhnya, dan tempat untuk mengembangkan -Bio psyco social
dan spiritual- manusia secara optimal, belum mengamalkan konsep tauhed sebenarnya, karena
masih terjadi dikotomi pengetahuan agama yang bersumber dari wahyu yang dikenal dengan
perennial knowledge, dan sains yang sumber dari alam semesta disebut acquired knowledge,
padahal keduanya merupakan ayat-ayat Tuhan, satunya sebagai ayat Qur’ani, dan lainya sebagai
ayat Kauni(alam semesta). QS: al Mulk: 25 menyebutkan:

ٌ ‫قُ ْل إِنﱠ َما ْال ِع ْل ُم ِع ْندَ ﱠ ِ َوإِنﱠ َما أَنَا نَذ‬


ٌ ِ‫ِير ُمب‬
‫ين‬

Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu hanya pada sisi Allah. dan Sesungguhnya aku hanyalah seorang
pemberi peringatan yang menjelaskan".

Disamping itu juga dalam dunia pendidikan Islam, telah terjadi kondisi yang aneh tapi nyata.
Dikatakan aneh, karena dunia pendidikan Islam telah demikian berkembang pesat, baik secara
teoritis maupun praktis. Bahkan dapat dikatakan dunia pendidikan Islam telah mengalami
perkembangan dan kemajuan demikian pesat. Nah, perkembangan yang demikian pesat itu, tidak
dilandasi dengan psikologi Islam. Padahal, landasan pengembangan pendidikan intinya adalah
psikologi. Permasalahannya, landasan pengembangan pendidikan Islam selama ini, yang pasti
bukan psikologi Islam. Mungkin selama ini, pendidikan Islam “berinduk semang” dengan
psikologi Barat (sekuler), meskipun kita tidak menyadarinya. Mengapa tidak dibangun saja
“induk” pendidikan Islam yang benar-benar sejalan dengan konsep Islam, agar melahirkan
generasi Ulil Albab, sebuah generasi yang berbekal ilmu dan iman, berorentasi dunia dan akhirat. 1

1
. Baharuddin. Paradigma Fitrah dalam Peta Paradigma Psikologi Modern, Electronic Magazine, PSTTI Pasca
Sarjana UI, Juli, 2010.

63
Islam sebagai ajaran memiliki konsep yang berbeda dengan ketiga konsep dasar psikologi aliran
psikoanalisa, Behaviorisme, Humanisme.2 Manusia dalam pandangan Islam memiliki potensi
luhur yang merupakan anugerah Allah, yaitu potensi fitrah dan ruh. Kedua potensi ini tidak
terjamah dalam psikologi Barat. Di sisi lain, pendidikan Islam, pada hakekatnya adalah proses
aktualisasi kedua potensi luhur itu. Lalu, bagaimana landasan psikologi yang tidak mengakui
kedua potensi itu dapat dijadikan landasan pengembangan potensi tersebut. Demikianlah, nasib
pendidikan Islam selama ini.

2. Pembahasan
2.1 Psikologi Islam, benarkah?
Belakangan sering kita dengar dalam Ilmu Humaniora kata Islam sering disandingkan, seperti
ekonomi Islam, sastra Islam, Politik Islam, Psikologi Islam, dan seterusnya. Benarkah sebuah
cabang ilmu harus tunduk pada agama tertentu atau keyakinan tertentu pula, tidakkah ilmu itu tak
mengenal batasan negara, bukan milik etnis tertentu bahkan tidak tunduk pada agama tertentu
sekalipun. Bukanlah ilmu itu adalah dimulai dengan uji coba manusia (expriment) dan diakhiri
dengan kesimpulan (Induksion)? Melabelkan kata Islam dalam sebuah cabang ilmu kelihatan aneh
bagi sebagian orang.

Di dunia Islam ada beberapa alasan yang melandasi nama Psikologi Islam sebagai cabang ilmu
tersendiri dengan argument berikut:
1. Psikologi sebenarnya bukanlah ilmu murni seperti ilmu exsakta lainya, tapi merupakan
gabungan dari tiga unsur pokok yaitu: Filsafat, ilmu, ketrampilan/seni. Buktinya kalau

2
. Psikologi Barat dikatakan sekuler sebut saja, sebagai contoh, Psikoanalisa dan Behaviorisme, serta Humanisme.
Ketiga aliran psikologi ini paling mendominasi dalam falsafah dan praktek pendidikan di Indonesia. Mereka
memandang diri manusia berbeda dengan pandangan Islam, sehingga melahirkan generasi yang beridentitas Islam
tapi mental dan prilakunya bercermin pada Sigmund Frued, Skinner, Maslow, dll. Psikoanalisa memandang manusia
sebagai generasi langsung dari binatang, sehingga manusia mewarisi sifat khas binatang, yaitu nafsu yang mereka
sebut dengan libido. Seluruh tingkah laku manusia adalah proses dinimika hubungan libido dengan lingkungan.
Behaviorisme memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa, namun sejak awal kelahirannya ke dunia,
jiwa manusia itu kosong(Tabularasa), bagaikan kertas putih. Lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan
tingkah laku manusia, sehingga banyak potensi yang menjadi ciri khas manusia, seperti rasa cinta, empati, simpati,
keluhuran budi, dll, dikesampingkan.
Humanisme melihat manusia memiliki kebebasan untuk memilih (free choice) dan melahirkan manusia baik dalam
pengembangan emotional dan humanis baik dalam sifat maupun prilaku, tidak menitik beratkan pada pengembangan
spiritual, karena dalam aliran ini tidak mau bicara soal hubungan manusia dengan Tuhan.

64
psikologi sebagai ilmu murni, tidak perlu ada gerakan psikologi lintas budaya (cross culture
psychology) yang marak dewasa ini, dan tak terjadi tabir penghalang antara psikologi Barat
yang mengklaim sebagai guru dan Timur sebagai muridnya.3

2. Psikologi Modern bukan sebuah kebenaran yang mutlak dan tidak memiliki kekuarangan,
karena ilmu berkembang sesuai dengan perkembangan manusia, untuk itu budaya kritis
dari setiap muslim harus menjadi pijakan muslim agar dapat mengejar ketinggalanya. 4

3. Psikologi Barat muncul dari konsep pemisahan agama dan ilmu pengetahuan, sedangkan
dalam Islam menganut metode integrasi yang tidak bisa memisahkan ilmu pengetahuan
dengan nilai-nilai agama.5
4. Sejumlah ilmu dan bahkan seluruh cabang ilmu adalah dilahirkan dan besarkan dari nilai-
nilai budaya yang menjadi induk tumbuhnya ilmu tersebut, dan kita kenal bahwa Psikologi
Modern adalah sarat dengan hasil nilai-nilai budaya barat (laden value), meski terkadang
beberapa nilai-nilai tertentu adalah warisan manusia secara umum,
namun budaya yang akan membatasi intraksi dan aplikasi ilmu. 6
5. Kemampuan membuat teori dan menjadi kiblat pengetahuan bukan hanya milik barat
sekuler saja, tapi juga milik lainya, hal ini dibuktikan dalam studi ilmiah dan eksprimen
khazanah klasik ilmu jiwa Islam yang di suguhkan oleh Ibnu Hisyam, Ibnu Thofel, Ibnu
Jauzi, Al Gazali, dll. Mereka juga mampu membuat teori tentang kejiwaan yang tidak kalah
dengan psikolog Barat.7
Atas landasan diatas mengembalikan epistemologi ilmu dan objek ilmu pada sumber akal dan
wahyu dan melakukan integrasi keduanya menjadi kewajiban setiap muslim agar meniti pada jalan
yang lurus.

3. Definisi Psikologi Islam


Ada beberapa Istilah yang biasa digunakan oleh peneliti mengenai Psikologi Islam, dan hingga
sekarang belum ada istilah (terminologi) yang disepekati bersama meskipun memiliki substansi

3
. Yafin (‫ )علم النفس اﻻسﻼم بين العلم والدين‬http://cfitiznit.superforum.fr/t54-topic
4
. Abdul Hadi (‫ )البعد الدينى فى الشخصية السوية‬Maktabah Madbuli, Kairo 2010, hal.
5
. Abdul Hadi (Ibid) hal
6
. Zubair Bsyir(‫ )علم النفس فى التراث اﻻسﻼمي‬Universitas Khortum, Sudan 1995, pg. 213.
7
. Zubair Bsyir(Ibid) pg. 2014

65
yang sama, karena masing-masing masih mempertahankan istilahya sendiri-sendiri. Diantara term
yang biasa muncul seperti berikut: Psikologi Islam, Nafsiologi Islam, Islamisasi Psikologi
Psikologi perspektif Islam, Psikologi Berdasarkan Islam. 8
Psikologi Islam menurut Najati adalah: Ilmu yang berbicara tentang manusia dalam persepektif
Islam, dan berpedoman pada kaidah-kaidah Islam dan realitas syareah. 9
Rasyad Kholil menyebutkan: Ilmu tentang manusia yang lahir dari tiga sumber yaitu: Alqur’an,
Alhadits, dan fiqih, dan tidak berbicara mengenai Psikologi yang hanya bersumber dari persepsi
dan praduga Barat mengenai manusia.
Menurut Malik Badri Psikologi Islam adalah salah satu jenis ilmu yang berakar dari Islam supaya
lebih bermanfaat bagi kaum Muslimin.10
Hakekat psikologi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut: kajian Islam yang berhubungan
dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, agar secara sadar ia dapat membentuk
kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 11

Bertolak dari pemahaman diatas, dapat dikatakan bahwa Psikologi Islam adalah sebuah ilmu
tentang tabiat manusia dan prilakunya yang berpegang pada konsep akidah Islam dan falsafah
Islam, karena Psikologi modern dibangun berdasarkan pemikiran barat sekuler.

4. Respon Terhadap Psikologi Islam


Setidaknya para Ilmuwan dan cendikia dalam menyikapi psikologi Islam terbagi empat bagian:
Yang Pertama: Kelompok yang menolak melabelkan psikologi dengan Islam, karena psikologi
adalah ilmu dan Islam adalah agama. Mereka tekun dalam beragama, namun tidak melihat pada
konsep integrasi dalam Islam; antara kehidupan dan alam semesta, antara dunia dan akhirat, dan
mereka terpana dengan Psikologi Barat
Yang Kedua: Kelompok yang menolak mengkaitkan Islam dengan psikologi modern, karena
beberapa argument diantarnya:
4.1. Ilmu tersebut menurut mereka lahir dari pemikiran yang salah sehingga tidak perlu
membaur dengan Islam.

8
. Najati(‫ )القران وعلم النفس‬Pg 19. Darus Suruq, Kairo. 2005.
9
. Najati(‫ )مدخل الى علم النفساﻻسﻼمي‬pg 20. Darus Syuruq, Kairo 2001.
10
. Malik Badri ( ‫ )نحو علم النفس التأصيل اﻻسﻼمي‬pg, 200, American University Bairut, 1998.
11
. Makalah yang dimuat dalam Ahmadhatimi.blog spot, 3 Desember 2013

66
4.2.Ilmu tersebut didominasi dengan pemikiran materialis dalam menyikapi prilaku
manusia, yang memiliki tabiat seperti hewan, sesuai dengan teori evolusi Darwin.
4.3.Ilmu tersebut pada umumnya berpegang pada teori insting dan psiko analisa dalam
studi tabiat manusia.
4.4.Ilmu tersebut menafikan aspek rohiyah dan pengaruhnya bagi kejiwaan manusia.
Yang Ketiga: Kelompok yang mencari persamaanya. Mereka menterjemahkan konsep psikologi
yang terdapat dalam Islam, kemudian diperkuat dengan teori psikologi modern, untuk
menunjukkan bahwa konsep Islam mendahului konsep Barat, atau mereka menampilkan konsep
Barat yang diperkuat dengan dalil-dalil Islam.
Yang Keempat: Kelompok Moderat. Mereka mengakui pentingnya Psikologi Modern, namun
bersikap kritis terhadap ilmu tersebut, selektif memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Dalam satu sisi mereka adalah Muslim yang sebenarnya , dan pada sisi lain mereka punya spesialis
dalam psikologi. Disamping itu juga mereka berupaya agar terlepas dari hegomoni barat mengenai
psikologi, dengan menjelaskan kelemahan teori-teori yang bersebrangan dengan ajaran-Islam. 12
Mereka mengusung spirit bahwa hikmah (wisdom) adalah kekayaan orang mukmin yang hilang,
dimanapun adanya, ia sangat berhak untuk mendapatknya.

5. Langkah-langkah menuju Psikologi Islam


5.1. Harus menentukan Postulat yang Islami mengenai sifat dan krakter jiwa manusia.
Kejiwaan mukmin dalam persepektif Islam adalah: Percaya kepada Allah, Malikat, Rasul,
Kitab, Qada’ dan Qadar.
Potulat ini menjadi landasan pokok dalam menganalisa jiwa manusia atau ketika hendak
mengkritisi Psikologi Modern
5.2. Studi mengenai ciri-ciri kejiwaan Mukmin berdasarkan konsep Alqur’an, bahwa ia
tercipta dari unsur unsur yang bersifat materi dan immateri, yang memiliki roh, akal, jiwa,
dan jasad. Manusia pada tabiatnya memiliki krakter baik dan punya potensi buruk, dalam
fitrahnya suka berbuat baik, berbuat hal yang mulia, dan yang dimuliakan.

12
JamilahBinti Abdullah Hasan(‫ )التأصيل اﻻسﻼمي لعلم النفس فى ضوء القرآن والسنة‬Universitas Ummul Qura Makkah, 2001,
hal.53

67
Menurut Ar Rozi manusia sangat istimewa, karena mempunyai enam kekuatan. 13
1) Bisa mengkonsumsi berbagai jenis makanan
2) Bisa tumbuh dan berkembang
3) Beranak pinak
4) Memiliki indra
5) Bergerak dan beraktifitas
6) Bisa berfikir dan memiliki pengetahuan.
Dari keenam potensi diatas manusia menjadi makhluk terbaik dan paling sempurna karena
beberapa hal berikut:
1) Bentuk penciptaanya paling indah dibanding makhluk lainya.
2) Dapat berbicara dan berfikir
3) Dapat belajar dan mengajar
4) Diciptakan langsung oleh tangan Allah
5) Malaikat diperintahkan agar bersujud
6) Mendapat amanah sebagai kholifah di bumi
7) Bebas dalam menentukan kemauan dan pilihanya.

5.3. Konsep Ilmu pengetahuan bersumber dari wahyu dan akal yang berintegrasi.
Sumber ilmu dalam filsafat barat berbeda dengan konsep Islam, seperti berikut:
Rationalism- Descartes- menyatakan: Akal adalah sumber pengetahuan yang
sebenarya.
Empricsm- Jhon Lock- menyatakan: Segala yang bisa ditangkap oleh indra dan
pengalaman sebagai sumber pengetahuan
Critism- Immanuel Kant- menyatakan: Ilmu pengetahuan berasal dari dua sumber:
Akal, dan hasil ekspriment
Intuition- Bergson- menyatakan: Sumber ilmu adalah intuisi, atau sering dikenal
dengan indra ke enam.
Logical Positivism- Auguste Conte- menyatakan: Sumber ilmu pengetahuan satu-
satunya adalah pengetahuan yang didapat melalui metode ekspriment( 14)

13
. Abduk karim Usman(‫ )الدراسات النفسية عند المسلمين‬pg50. Maktabah Wahbah, Kairo 1981.
14
. Najati (ibid) pg 58.

68
5.4. Mengenal kontribusi ilmuan muslim dalam ilmu jiwa seperti:
Abu Zaid Albulkhi, Abu Hamid Alghazali, Ibnu Masykaweh,Ibnu Nafis dll.
5.5. Mengetahui antologi/epestimologi psikologi Barat.
Obyek telaahnya terbatas pada masalah organ dan fisik
Fungsi Indra; merangsang bagain dari indra hingga terkirim pada otak(sebagai
penerima)
Fungsi Gerakan: Yang melahirkan tindakan reflek bersyarat, dalam arti lain ada
korelasi antara motiv yang alami dan motif buatan, seperti Bunyi bell + Makanan-
---Mengalirnya air liur. Teori ini menafikan peran manusia dalam berfikir,
berkemauan, dan kebebasan.
5.6. Perspektif materialistis tentang manusia
Hal ini dapat diketahui dalam aliran behavior yang melihat prilaku manusia hanya
berdasarkan pada gerakan materilaistik luar dan hasil ekprimen lapangan dan laboraterium.
Dalam rumusan: Motiv – Proses- dan Respon. Sedangkan hal yang tidak nampak diberi
nama dengan kotak hitam.
5.7. Dorongan seks yang terkekang
Konflik Odiep dan Orkesta yang digambarakan oleh S.Freud sebagai contoh seks yang
terkekang yang tak disadari sehingga berubah menjadi konflik batin. Prilaku yang tampak
pada manusia merupakan hasil dari dorongan yang tak terlampiaskan dan terkekang di
dalam alam bawah sadar. Sehingga keinginan yang tak terwujud karena hambatan factor
sosial bisa menimbulkan sikap yang bersebrangan:
Perasaan cinta muncul dari benci, dan rasa suka dari rasa tidak suka, rasa nyaman dari rasa
gelisah dll.15

6. Manusia dalam perspektif Islam


Dalam alQuran telah dijelaskan kejadian manusia dibuat dari unsur yang bersifat materi
dan rohi, setelah menjalani beberapa proses dalam penciptaanya, pertama dari tanah liat, ketika
jasadnya sudah terbentuk Allah meniupkan roh untuk Nabi Adam.
(surat shadd 71-72)

15
.Jamilah binti Abdullah Hasan( ‫ )التأصيل اﻻسﻼمي لعلم النفس‬Pg 200, Universitas King Abdul Aziz, Saudi Arabia 2001.

69
ٍ ‫ِإ ْذ قَا َل َرب َﱡك ِل ْل َم َﻼئِ َك ِة ِإ ِنّي خَا ِل ٌق بَش ًَرا ِم ْن ِط‬
‫ين‬

َ‫اجدِين‬
ِ ‫س‬َ ُ‫وحي فَقَ ُعوا لَه‬
ِ ‫س ﱠو ْيتُهُ َونَفَ ْختُ ِفي ِه ِم ْن ُر‬
َ ‫فَإِذَا‬

Ibnu Abbas RA pernah berkata: Dalam setiap jasad bani Adam memiliki jiwa dan roh, diatara
keduanya ada cahaya seperti cahaya matahari.Jiwa memiliki akal untuk membedakan, dan ruh
memiliki jiwa untuk menggerakkan. Allah menggengam akal manusia disaat tidur, namun tidak
menggengam jiwanya16.

Islam telah mengakui tiga dimensi pokok unsur manusia: jasad, akal, roh, dan menegaskan
pentingnya kesarasian dari tiga unsur tadi untuk meraih kesehatan.

1- Fisik/jasad
Manusia menyadari pentingnya jasad dalam berprilaku, jasad memikul tanggung jawab dan
kewajiban urusan dunia dan akhirat.Pada umumnya beban yang diberikan oleh agama menyangkut
hal ibadah, seperti kewajiban sholat, puasa, haji, zakat, jihad dijalan Allah tidak bisa terwujud
tanpa kekuatan jiwa dan raga.

Islam juga menyadari pentingnya struktur tubuh sebagai wadah untuk menampung akal, jiwa
dengan semua potensinya yang dimilikinya. Jasad laksana sebuah 'lab' agar dapat melihat aktifitas
batin seseorang.

2-Akal
Akal menjadi sangat penting bagi manusia, ajaran agama suci ini banyak berbicara hal tersebut
sebagaimana bicara soal jasad, akal menurut sebagian adalah organ tubuh yang paling penting bagi
manusia untuk membedakan dirinya dengan mahluk lain.Saat manusia mengunakan akalnya untuk
bertafakkur menurut sebagian ulama adalah keberadaan manusia ditingkat yang sangat sempurna.

16
. Ahmad Syarqawi(‫ )نحو علم النقس اﻻسﻼمي‬pg333. Maktabah Jami[ah Iskandariyah, kairo, 2002.

70
Manusia lantaran memiliki akal dapat memahami alam disekitarnya, dapat membedakan antara
yang bahaya dan manfaat, yang baik dan buruk, yang adil dan yang zhalim.Berguna untuk segala
aktifis berfikir,dan semua aktifitas yang butuh kerja otak sesuai dengan tingkat berfikir dan tingkat
kecedasanya.fungsi otak secara umum sesuai dengan fitrahnya untuk mengetahu benda
kasat,untuk berfikir, mengenal sesuatu, mengenal hubungan, memberi gambaran, membrikan
dalil, mengambil keputusan, untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan.

3- Roh
Roh bagian paling vital yang sangat berpengaruh pada manusia. Dalam pandangan Islam posisi
roh diatas jasad maupun akal , karena mempunyai kemampuan yang tak terbatas terutama
menyangkut hal ghaib,tidak perlu melalui indra yang lima dalam berintraksi dengan Zat yang
Maha kuasa . Dalam Alqur’an Roh memiliki arti sangat beragam antara lain bermakna: Kekuatan,
Jibril, Wahyu,Nabi Isa, Dzat Tuhan, Kehidupan manusia. Akan tetapi ditegaskan bahwa masalah
ini, tidak bisa dijangkau oleh akal manusia.

7. Kondisi nafs/jiwa manusia Persepsi alQuran


Dalam alQuran disebutkan jiwa manusia sangat banyak ragamnya, namun penulis
membahas tiga macam saja:
1- Nafs Ammarah Bissu’ (nafs yang jelek).
2- Nafs Lawwamah (nafs yang tercela).
3- Nafs Mutmainnah (nafs yang tentram).( 17)

1- Nafs yang Jelek


Manusia dalam kondisi ini memiliki kepribadian yang belum matang, sifatnya mirip dengan anak
kecil, yang hidup untuk pemuasan hawa nafsunya saja, tidak memiliki motivasi yang tinggi, tidak
mau belajar bagaimana cara mengendalikan nafsu, sehingga hidupnya terbuai dalam kebutuhan
hawa nafsu belaka.

Berkaitan dengan ini disebutkan dalam sebuah hadits:

17
. Sayyid Subhi (‫ )القران وصحة النقسية‬pg45, Maktabah Ammah, Kairo 2008.

71
Musuh utamamu adalah nafsumu, selalu bersmamau dimana kamu berada, barang siapa yang mau
membimbing dan menjinakkan nafsunya makan ia akan selamat dari kejahatanya.

Peristiwa pembunuhan manusia pertama kali dimuka bumi merupakan contoh dari nafs yang
jahat,QS: Al Maidah 30.

َ‫ص َب َح ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬


ْ َ ‫ت لَهُ نَ ْفسُهُ قَتْ َل أ َ ِخي ِه فَقَتَلَه ُ فَأ‬
ْ ‫ع‬ َ َ‫ف‬
َ ‫ط ﱠو‬
2-Nafs yang mencela
Manusia dalam perjalanan hidup pernah melakukan kehilafan, lalu ia menyesalinya, dan kembali
mohon ampunan Allah. Kondisi jiwa seperti itu muncul dari sifat nafs lawwamah. QS: al Qiyamah
1-2

‫َﻻ أ ُ ْق ِس ُم ِبيَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة‬


‫َو َﻻ أ ُ ْق ِس ُم بِالنﱠ ْف ِس اللﱠ ﱠوا َم ِة‬
Sikap mencela diri pada pekerjaan maksiat dinilai positif dan kembali pada fitrah, nafs ini dianggap
telah lahir yang kedua kalinya dan melihat kehidupan dengan warna baru. sehingga dalam
memahami soal amanah, khilafah, ibadah dan hal lainya sesuai dengan nafs yang lahir kembali ini.
QS: al Imran 30

‫ت ِم ْن سُوءٍ تَ َودﱡ لَ ْو أَ ﱠن َب ْينَ َها َو َب ْينَهُ أ َ َمدًا‬


ْ َ‫ع ِمل‬ ْ ‫َي ْو َم تَ ِجدُ ُك ﱡل نَ ْف ٍس َما َع ِم َل‬
َ ‫ت ِم ْن َخي ٍْر ُم ْح‬
َ ‫ض ًرا َو َما‬
‫وف ِب ْال ِع َبا ِد‬
ٌ ‫َب ِعيدًا ۗ َويُ َح ِذّ ُر ُك ُم ﱠ ُ نَ ْف َسهُ ۗ َو ﱠ ُ َر ُء‬

Nafs Lawwamah berfungsi sebagai pemisah, antara yang hak dan bathil, yang baik dan benar, dan
terus berupaya memperbaiki diri demi kesucian hati untuk meraih ridho Ilahi.

3- Nafs/Jiwa yang Tenang


Manusia yang mampu memenuhi dengan imbang kebutuhan jasmani dan rohani dianggap telah
sampai pada tingkatan manusia yang sebenarnya. Menjalani hidup dalam damai dan tenang.
Kondisi semacam ini menurut alQuran dikenal dengan sebutan :Nafs Mutmainnah(Jiwa yang
tenang). Al fajr-27-30

72
ْ ‫س ْال ُم‬
ُ‫ط َم ِئنﱠة‬ ُ ‫َيا أَيﱠت ُ َها النﱠ ْف‬

ً‫ضيﱠة‬
ِ ‫اضيَةً َم ْر‬
ِ ‫ار ِج ِعي إِلَ ٰى َر ِبّ ِك َر‬
ْ

‫فَا ْد ُخ ِلي فِي ِعبَادِي‬

‫َوا ْد ُخ ِلي َج ﱠنتِي‬

Tiga jenis nafs diatas adalah bentuk kondisi nafs manusia dalam level yang berbeda-beda, bukan
sebagai prangkat kejiwaan seperti konsepnya Freud tentang Id, ego,super ego.
Mohammad Najati menyebutkan: Dalam pemahaman konsep alQuran dua unsur naluri
manusia(materi dan rohi) disaat berbenturan menyebabkan kondisi jiwanya memiliki sifat yang
berbeda, dan bisa terjadi dalam fase dan usia kapanpun. Sedangkan tiga istilah yang dimunculkan
oleh Freud adalah pembagian jiwa dalam jenis yang berbeda, dan terjadi pada fase dan usia
tertentu. Konflik internal yang terjadi pada manusia menurut Freud karena dorongan tiga perangkat
jiwa tadi, sedangkan menurut alQuran terjadi dari fitrah asal kejadian manusia yang terdiri dari
factor materi dan immateri (roh).

8. Penutup
Konsep tentang tabiat manusia adalah bagian paling urgen dalam pendidikan, karena falsafah
pendidikan bisa menjadi konsep pendidikan dan dapat diaplikasikan jika berdasarkan pada konsep
yang jelas mengenai tabiat manusia. Filsafat pendidikan dan proses pendidikan pada suatu Negara
tergantung pada konsep mengenai tabiat manusia. Konsep mengenai tabiat manusia yang biasa
diharapkan oleh setiap Negara atau institusi pendidikan adalah bisa menciptakan manusia yang
kuat secara fisik, moral, dan spiritual, dan punya tanggung jawab terhadap dirinya, alamsekitar,dan
manusia secara keseluruhan. Sebaliknya konsep yang salah mengenai tabiat manusia dalam filsafat
pendidikan dan prosesnya akan melahirkan manusia kondisi yang tidak diinginkan, seperti krisis
moral, maraknya criminal,ketidak adilan, dll.
Implementasi konsep Sigmund Freud tentang manusia dalam pendidikan hanya mengubah dan
menjinakkan naluri kehewanan manusia agar dapat diterima oleh social masyarakat. Implementasi

73
konsep aliran Behaviorist dalam pendidikan akan menghasilkan manusia mesin sama dengan
robot, prilakunya dikendalikan oleh aspek stimulus luar. Sedangkan implementasi konsep
humanist dalam insititusi pendidikan hanya menghasilkan manusia yang tumbuh dan berkembang
sifat manusiawinya, tapi minus pengembangan hal esensi manusia berupa aspek spiritual.
Implementasi konsep psikologi islam tentang manusia di dunia pendidikan dan seluruh elemen
pendidikan akan melahirkan manusia yang Ulil Albab sesuai dengan fitrahnya, memelihara
hubungan baik dengan Allah,dirinya, orang lain, alam(flora dan fauna) dan itulah hakekat
integrasi ilmu dan iman

74
Daftar Pustaka
Baharuddin (Paradigma Fitrah dalam Peta Paradigma Psikologi Modern), Electronic
Magazine, PSTTI Pasca Sarjana UI, Juli, 2010.
Badri Malik ( ‫ )نحو علم النفس التأصيل اﻻسﻼمي‬American University Bairut, 1998.
Bsyir Zubair (‫ )علم النفس فى التراث اﻻسﻼمي‬Universitas Khortum, Sudan 1995.
Hadi Abdul (‫ )البعد الدينى فى الشخصية السوية‬Maktabah Madbuli, Kairo 2010
Hasan Jamilah binti Abdullah ( ‫ )التأصيل اﻻسﻼمي لعلم النفس‬Universitas King Abdul Aziz, Saudi
Arabia 2001.
Najati(‫ )مدخل الى علم النفساﻻسﻼمي‬Darus Syuruq, Kairo 2001.
Najati(‫ )القران وعلم النفس‬Darus Suruq, Kairo. 2005.
Subhi Sayyid (‫ )القران وصحة النقسية‬Maktabah Ammah, Kairo 2008.
Usman Abduk karim (‫ )الدراسات النفسية عند المسلمين‬Maktabah Wahbah, Kairo 1981.
Ahmad Syarqawi(‫ )نحو علم النقس اﻻسﻼمي‬Maktabah Jami[ah Iskandariyah, kairo, 2002.
Yafin (‫ )علم النفس اﻻسﻼم بين العلم والدين‬http://cfitiznit.superforum.fr/t54-topic

75

Anda mungkin juga menyukai