PURWAKANIA HASAN
TENTANG PSIKOLOGI PEKEMBANGAN ISLAMI
Eman Sulaeman
Kelas PAI B / Semester III
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
ABSTRAK
Dengan adanya kepercayaan umat Islam bahwa Al-Quran dan Sunnah merupakan
sumber Ilmu pengetahuan, maka kontradiksi antara model Islami dan Barat merupakan
sesuatu yang tak dapat dihindarkan. Teori perkembangan yang ada di dunia Barat tidak
dapat sepenuhnya berlaku pada masyarakat Muslim, karena terdapatnya perbedaan antara
masyarakat Muslim dan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kritis
pemikiran Aliah B purwakania Hasan tentang Psikologi Perkembangan Islami dengan
metode Studi Literatur yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah
buku, makalah dan Jurnal yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian dengan
menggunakan teknik study dokumen sebgai teknik analisisnya. Kesimpulan dari
analisisnya adalah (1) Bahwa dalam Islam, percaya kepada wahyu Allah adalah sebagai
sumber pengetahuan yang sempurna merupakan keimanan yang penting. Hal inilah yang
menyebabkan Umat islam menerima Alquran dan Hadis sebagai sumber utama
pengetahuan, (2) Aliah B purwakania hasan menggunakan metodologi tafisr Alquran dan
Hadis serta metodologi Ilmu pengetahuan modern pada ummnya dalam mengkaji
psikologi perkembangan Islami, dan (3) psikologi perkembangan Islami melalui studi
literature keagamaan, dapat meperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang
bersifat transcendental, Prakelahiran termasuk kehidupan setelah mati.
A. PENDAHULUAN
Kehadiran psikologi Islam merupakan suatu keniscayaan, paling tidak ada dua
sisi yang dapat dilihat dalam menelaah fenomena ini. Dari sisi pengembangan ilmu,
upaya ini sebagai pembanding atau bahkan counter discourse terhadap teori-teori
psikologi yang dibangun dari paradigm sekuler. Masyarakat religious, khususnya
masyarakat muslim Indonesia, tidak mungkin menggunakan teori-teori psikologi sekuler.
Selain bias budaya, teori-teori tersebut bebas nilai yang menafikan unsur-unsur metafisik
dan spiritual-transendental. Masyakarat muslim lebih tepat menggunakan teori psikologi
berbasis keislaman, karena teori itu dapat mengkaver seluruh perilakunya dan
menunjukan self-image maupun self-esteem sebagai seorang muslim yang sesungguhnya.
Sedang dari sisi praktisnya, psikologi Islam merupakan oase baru bagi praktisi psikologi,
konseling dan psikoterapi dalam menjalankan tugas dan fungsinya, untuk menciptakan
suasana batin yang sejahtera dan bahagia hakiki.
Dengan adanya kepercayaan umat Islam bahwa Al-Quran dan Sunnah merupakan
sumber Ilmu pengetahuan, maka kontradiksi antara model Islami dan Barat merupakan
1
Malik Badri, The Dillema Of Muslim Psychologists. London:MWH Publishers,1979
2
Salisu Shehu.1999. Towards an Islamic perspective of Developmental Psychology. Islam Online.
3
https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif/
4
Fu'adz Al-Gharuty.https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif/
6
Dalam Artikel Hayati Nizar.Paradigma Pendekatan Psikologi islam. Guru besar Psikologi Islam IAIN IB Padang
7
Ibid.
8
Aliah B. Purwakania Hasan.2006.Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta.PT. Rajaagrafindo Persada. Hal.2
9
Ibid.
10
Salisu Shehu.1999. Towards an Islamic perspective of Developmental Psychology. Islam Online.
11
Aliah B. Purwakania Hasan.2006.Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta.PT. Rajaagrafindo Persada. Hal.14
12
Http//:semutponti.blogspot.com. Pengertian, Objek dan Ruang linigkup Psikologi.
13
Aliah B. Purwakania Hasan.2006.Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta.PT. Rajaagrafindo Persada. Hal.13
14
Http//:semutponti.blogspot.com. Pengertian, Objek dan Ruang linigkup Psikologi.
15
Ibid.s