Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup didunia senantiasa menghadapi berbagai tantangan dan


persoalan baik dari dalam diri manusia maupun dari luar. Tantangan yang
muncul dari dalam diri manusia dapat berupa dorongan hawa nafsu dan
bisikan setan ataupun tantangan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya
yang dilakukan manusia. Kondisi semacam ini secara tidak langsung
mengarahkan manusia menuju tantangan kontemporer.

Tantangan kontemporer merupakan tantangan individu maupun sosial


bahkan bersifat global. Berbagai kebutuhan mendesak dan urgen melilit
kepentingan setiap orang, beragam fenomena global menggiring manusia
terjebak dengan apa yang seharusnya. Kehadiran agama dituntut lebih terlibat
aktif dalam memecahkan persoalan dan tantangan yang dihadapi para
penganutnya. Posisi dan peran agama tidak sekedar menjadi lambang
keshalehan, tetapi dapat berperan secara efektif dalam memecahkan persoalan
yang ada.

Pendekatan yang dilakukan dalam memahami agama untuk


memecahkan persoalan manusia salah satunya adalah pendekatan secara
psikologi. Pendekatan psikologi dalam Islam berguna untuk mengetahui dan
memahami bagaimana tingkat kegamaan yang dipahami, dihayati, dan
diamalkan seorang muslim. Seperti halnya dapat mengetahui pengaruh dari
ibadah shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya dalam kehidupan
seseorang.

Perilaku seseorang yang tampak secara lahiriah terjadi karena


dipengaruhi oleh keyakinan agama yang dianutnya. Seperti halnya sesorang
bila berjumpa sengan sesama muslim yang lain saling mengucapkan salam,
menghormati kedua orang tua, menghormati guru, menutup aurat dan lain

1
sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat dijelaskan
melalui ilmu jiwa agama.

Pendekatan psikologi juga dapat digunakan sebagai alat untuk


menanamkan ajaran agama Islam kedalam jiwa seseorang sesuai dengan
tingkatan usianya. Dengan berbekal pengetahuan psikologis, maka dapat
disusun langkah-langkah baru yang lebih efisien dalam menanamkan ajaran
agama Islam baik untuk masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Oleh sebab itu pendekatan psikologi banyak digunakan sebagai alat untuk
dapat menjelaskan sikap keberagaman seseorang. Dengan demikian
seseorang akan memiliki tingkat kepuasan tersendiri dalam agamanya.,
karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan dari agamanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan psikologis dalam studi Islam?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan pendekatan psikologis dalam studi
Islam?
3. Problematika apa saja dalam pendekatan psikologis studi Islam?
4. Bagaimana kontribusi pendekatan psikologi dalam studi Islam?
5. Bagaimana contoh pendekatan psikologi dalam studi Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan psikologi studi Islam.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan pendekatan psikologi
dalam studi Islam.
3. Untuk mengetahui probelmatika pendekatan psikologi studi Islam.
4. Untuk mengetahui kontribusi pendekatan psikologi dalam studi Islam.
5. Untuk mengetahui contoh pendekatan psikologis dalam studi Islam.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendekatan Psikologi Studi Islam


Pendekatan Psikologis terdiri dari dua suku kata, yaitu pendekatan dan
psikologis. Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat
dalam suatu bidang ilmu.1 Pengertian pendekatan adalah proses perbuatan,
cara mendekati, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian
masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris disebut “approach” dan dalam
bahasa Arab disebut “madkhal”
Psikologi terdiri dari kata “psyche”, yang berarti jiwa, dan kata
“logos” yang berarti ilmu pengetahuan, akar kata inhi berasal dari bahasa
Yunani. Secara harfiah psikologi diartikan dengan ilmu jiwa. 2 Sedangkan
pengertian psikologi secara istilah adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya.3 Lahey memberikan definisi “psychology is the scientific study
of behavior and mental processes” Psikologi adalah kajian ilmiah tentang
tingkah laku dan proses mental.4
Agama dalam ilmu Psikologi tidak memfokuskan pada ajaran-ajaran
yang sangat rinci, akan tetapi merupakan gugusan kepercayaan yang dianut
oleh manusia. Agama dalam psikologi tidak ditinjau dari normatifitas atau
kebenaran agamanya, melainkan hanya sebatas pengaruhnya terhadap
kejiawaan penganutnya. Hubungan atau pengaruh agama tersebut dapat
diamati pada kejiwaan manusia yang menggejala dalam bentuk sikap,
tindakan, berfikir, merasa atau sikap emosi.
Pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
melihat keadaan jiwa pribadi-pribadi yang beragama. Dalam pendekatan ini

1
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Bandung: Amzah, 2006), h.58.
2
Wirawan, Pengantar Ilmu Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 23.
3
Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 16.
4
Lahey, Psychology An Intriduction, (New York: Mc Graw Hill, 2003), h. 86

3
keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama baik pengaruh
maupun akibat. Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan
fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan
jiwa manusia.5
Obyek kajian dalam hal ini adalah manusia, dalam pengertian tingkah
laku manusia yang beragama, yakni gejala-gejala empiriris dari
keagamaannya. Karenanya dalam pendekatan psikologis ini tidak
mempelajari betul tidaknya suatu agama, tidak untuk menilai apakah agama
itu diwahyukan Tuhan atau tidak.
Sedangkan pengertian studi Islam atau Islamic Studies atau Dirasat
al-Islamiyah sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min dalam bukunya,
dapat dimaknai kajian Islam, Imam Ghazali menggunakan
istilah “Ulumuddin”. Istilah studi menurut Lester Crow dan Alice Crow
adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud memperoleh
keterangan, pemahaman, dan meningkatkan suatu ketrampilan. 6 Sementara
Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, studi Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari berbagai
hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, Pendekatan Psikologi dalam
studi Islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batin
pengalaman keagamaan. Karena dalam ajaran agama sering kita menemukan
istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang, dengan ilmu jiwa
ini selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dan diamalkan
seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama
kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia seseorang.

B. Sejarah dan perkembangan Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam


Sejarah psikologi Islam berawal dari sejarah manusia itu sendiri.
Hanya pada masa itu belum dinamakan psikologi, walaupun pada prakteknya
5
Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan
Orientasi, (Yogyakarta, Idea Press, 2015), h. 81.
6
Ibid., h. x-xi.

4
telah nampak nilai-nilai psikologis. Psikologi saat itu hanya masuk dalam
piranti etika dan filsafat. Pertumpahan darah yang pertama dalam sejarah
kehidupan manusia karena dorongan nafsu ghadhab (amarah) dan
kecemburuan yang berlebihan dari gejolak jiwa tak terkendali adalah realita
tak terbantahkan dari perilaku psikologis umat manusia yang dapat dipahami
dari cerita Qobil dan Habil. Kisah ini menjelaskan tentang motivasi
psikologis yang menyimpang atau cemburu yang berlebihan dan pengaruhnya
terhadap perilaku manusia.7
Perkembangan Psikologi dunia Islam terjadi pada pertengahan abad
9M, para sarjana Islam melakukan kajian-kajian tentang psikologi yang
diilhami dengan ide-ide Al-Qur’an. Tokoh-tokoh seperti al-Qindy, al-Farabi,
Ibnu Sina, Ibnu Maskawih, al-Raziy, kelompok ikhwan al-Shafa, Ibnu
Thufail, Ibnu Majah dan Ibnu Rusyd yang mengusung aliran psikologi
dengan pendekatan falsafi. Sedertan tokoh tersebut sebenarnya lebih popular
sebagai seorang filusuf dari seorang psikolog. Namun mereka juga pantas
dikategorikan sebagai psikologi falsafi. Hal ini didasarkan atas pemikiran
bahwa masa itu belum ada pemisahan antara disiplin ilmu, disamping bahwa
konsep-konsep mereka banyak berkaitan dengan diskursus psikologi, seperti
konsep tentang jiwa (al-nafs atau al-ruh).
Al-Qindy (185-260H/801-873M)8 misalnya, dipandang sebagai filosof
muslim pertama yang membahas tentang psikologi tentang psikologi
mengenai “Tidur dan Mimpi”. Dalam filsafat pertama ia membahas berbagai
fungsi jiwa, dan tentang cara kerja pikiran manusia. Ibnu Sina (370-428 H /
980-1037 M) seorang filosof dan ahli kedokteran yang banyak memberikan
sumbangan terhadap Psikologi Islam. Dalam bukunya yang termashur al-
Syifa membahas tentang Jiwa, eksistensinya hubungan jasmani rohani,
sensasi, persepsi, dan aspek-aspek terkait lainnya. Dia membedakan antara
persepsi internal dan persepsi eksternal. Dia juga menjelaskan beberapa

7
Ibid., h. 80.
8
Husain, Psychology and Society in Islamic Perspective, Pusta, Terj Karsidi Diningrat,
Psikologi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, , 1996, h. 16.

5
emosi manusia yang tidak dimiliki binatang, seperti heran, senyum, tangis,
dan sebagainya.9
Menurut Abdul Hamid al-Hasyimi, seorang profesor psikologi Raja
Abdul Aziz sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min menyatakan
orang pertama yang menamai cabang ilmu yang mengkaji jiwa dan behavior
atau perilaku manusia adalah al Ghazali.10 Dalam kitabnya yang sangat
fenomenal “Ihya ‘Ulumuddin” banyak membahas tentang jiwa dan perilaku
manusia, membagi struktur kerohanian manusia dalam empat dimensi, yaitu
hati (qolbu), ruh (al-ruh), akal (al-aql), dan nafsu (an-nafs). Menurutnya
keempat unsur-unsur itu masing-masing memikiki dua arti yaitu arti
jasmaniyah dan arti ruhaniyah.
Perkembangan studi Islam dengan pendekatan psikologi terus
berkembang dengan semakin banyak munculnya buku-buku dengan topik
psikologi dan sebagian lebih spesifik tentang kajian psikologi Islam,
diantaranya:
a. Ruh al-Din al-Islamy, Jiwa Agama Islam,karya Alif abd-al-Fatah tahun
1956
b. Al-Sahih al-Nafsiyah, Karya dari Moustafa Fahmi tahun 1963
c. Nahwu ‘ilmun Nafs al-Islamy, Menuju Psikologi Islam karya Hasan
Syarqawy tahun 1976
d. Tasawwuf an-Nafs, Psikologi Tasawuf karya Dr. ‘Amir an-Najjar tahun
1985
e. Malamimih’ ilmun Nafs Al-Islamy, Keragaman Psikologi Islam, Karya
Dr. Muhammad Mahir Mahmud Umar tahun 198311
f. Dirasat Nafsiyyah Islamiyyah, Kajian Ilmu Kejiwaan dalam perspektif
Islam, karya Dr. Syyid abdul Hamid Mursa tahun 1983

9
Ibid., h. 17.
10
Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan
Orientasi, (Yogyakarta: Idea Press, 2015), h. 81.
11
M. Arif Khoiruddin, Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam, Journal An-Nafs: Vol. 2
No 1 Juni2017, diunduh dari: http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343,
tanggal: 10 Mei 2018.

6
g. Al-Islam wa qadhaya ‘ilmun nafs il Hadits, Islam dan problematika
Psikologi Modern karya Dr. Nabil Muhammad Taufiq as Sam tahun 1984
h. Ash-Shihhah an-Nafsiyyah fi Dhau’i al-Islam wa ‘ilmun Nafs, Kesehatan
jiwa dala perspektif Islam dan Psikologi karya Dr. Muhammad ‘Audah
Muhammad dan Dr. Kamal Ibrahim Mursa tahun 1986
i. Min ‘ilmu an-Nafs al-Qurany, Sklumit Ilmu Kejiwaan yang bersumber
dari al-Qur’an karya Dr. ‘Adnan Syarif tahun 1987
j. Al-Qur’an wa ‘ilmun Nafs, al-Qur’an dan Ilmu Kejiwaan, al-Hadits wa
‘ilm Nafs, Hadits dan Ilmu Kejiwaan, karya Dr. Muhammad Utsman
Najati 1987.12

C. Problematika Pendekatan Psikologis dalam Studi Islam


Tokoh yang dianggap paling berjasa dalam melahirkan psikologi
agama adalah Diller Starbuck, William James dan James H. Leuba, mereka
ini adalah orang-orang non muslim dan orang Barat.
Setiap pendekatan mempunyai manfaat dan problematika, begitu juga
dengan pendekatan psikologi agama yang mereka pelopori, banyak
memberikan manfaat dan solusi dalam memecahkan berbagai problema,
terutama dalam hal yang menyangkut persoalan kejiwaan keberagamaan
terhadap proses dan kehidupan kejiwaan sehingga terlihat dalam sikap dan
tingkah laku lahir (sikap dan tindakan serta cara bereaksi), serta sikap dan
tingkah laku batin (cara berpikir, merasa atau sikap emosi).
Dengan demikian, psikologi agama dapat diamnfaatkan oleh umat
Islam untuk memberikan penjelasan ilmiah terhadap berbagai problema dan
dapat pula dipakai untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
Setidaknya, psikologi agama dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
membedah berbagai permasalahan yang dihadapi umat Islam, seperti masalah

12
Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam, terj. Sari Narulita, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2006), h. 55.

7
kepatuhan pada aturan Allah, keterbelakangan pendidikan, dan sebagainya.
Permasalahan tersebut dapat dianalisis dnegan psikologi agama.13
Walaupun demikian, disadari sepenuhnya bahwa sebagai ilmu yang
dibangun dan dikembangkan dalam masyarakat dan budaya Barat, maka
sangat mungkin kerangka pikir psikologi agama ini dipenuhi dnegan
pandangan-pandangan atau nilai-nilai hidup masyarakat Barat. Kenyataan
yang sulit dibantah adalah psikologi lahir dengan didasarkan pada paham-
paham masyarakat Barat yang sekularistik. Tak jarang kita temui pandangan-
pandangan psikologi berbeda bahkan bertentangan dengan pandangan Islam.
Adapun problematika atau permasalahan yang mungkin timbul
dengan digunakan psikologi agama dalam mengkaji Islam adalah tentang
konsep-konsep psikologi agama yang memiliki kekurangan dan keterbatasan
bahkan mungkin dapat menimbulkan bias yang sangat besar, karena sering
kali mereduksi Islam ke dalam pengertian-pengertian yang parsial dan tidak
utuh. Selain itu, karena titik berangkatnya pembahasan ini adalah konsep
psikologi, sehingga sering kali membuat kita terjebak, yaitu memandang
persoalan lebih berangkat dari pemahaman terhadap psikologi dari pada
Islamnya.14
Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita membangun suatu
konsep psikologi yang berdasarkan pada Islam dengan merujuk kepada Al-
Qur’an dan al-Hadits.

D. Kontribusi Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam


Pada zaman sekarang ini, banyak terjadi fenomena seperti adanya
bunuh diri, fenomena pergaulan bebas, tingginya tingkat pencurian motor,
pembunuhan tanpa perasaan bersalah (mutilasi), bahkan fenomena-fenomena
yang bersampul agama Islam sekalipun, seperti kasus bom bunuh diri yang
dilakukan oleh umat Islam, dan sebagainya. Apa sebenarnya yang
melatarbelakangi terjadinya fenomena tersebut? Hal ini tentu tidak dapat lagi
13
Djamaluddin Ancok Dan Fuat Anshori Suroso, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas
Problema-Problema Psikologi, Cet II, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 2.
14
Ibid., h. 3.

8
sepenuhnya dikaji dengan pendekatan teologis-normatif semata. Maka
disinilah metode dan pendekatan-pendekatan lainnya mengambil peran
penting, termasuk psikologi, khususnya psikologi agama.
Pendekatan psikologi agama mempunyai peranan penting dan
memberikan banyak sumbangsih dalam studi Islam. Psikologi agama berguna
untuk mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, difahami, dan diamalkan
seseorang muslim, misalnya kita dapat mengetahui pengaruh dari ibadah
shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya dalam kehidupan
seseorang.
Psikologi agama juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan dan menanamkan ajaran agama Islam ke dalam jiwa seseorang
sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan pengetahuan ini, maka dapat
disusun langkah-langkah baru yang lebih efesien dalam menanamkan ajaran
agama Islam, baik untuk masa sekarang, maupun dimasa yang akan datang.
Itulah sebabnya pendekatan psikologi agama ini banyak digunakan sebagai
alat untuk menjelaskan sikap keberagamaan seseorang. Dengan demikian
seseorang akan memiliki tingkat kepuasan tersendiri dalam agamanya, karena
seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan agama.15 Selain itu,
psikologi agama membantu untuk mengarahkan seseorang pada pendidikan
agama Islam yang tepat, seperti terhadap seorang bayi, bahkan terhadap
jabang bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu yang sedang hamil.
Adapun kontribusi pendekatan psikologi agama dalam studi Islam
adalah :
1) Untuk membantu di dalam meneliti bagaimana latar belakang
keyakinan beragama seorang muslim.
2) Untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah keberagamaan
seorang muslim, seperti penyakit mental dan hubungannya
dengan keyakinan beragama.16

15
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 12.
16
Komaruddin Hidayat, et.al., Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam Di
Indonesia, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 142.

9
3) Untuk mengetahui bagaimana hubungan manusia dengan
Tuhannya dan bagaimana pengaruh hubungan tersebut terhadap
prilaku dan cara berpikir.

E. Contoh Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam


Adapun contoh psikologi agama yang digunakan dalam kajian Islam
dan umat Islam dapat dilihat dalam ritual manusia dalam agama yang di
yakininya. Contohnya antara lain, orang yang meresapi dalam membaca dan
memahami al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk mewujudkan perilaku
menjadi lebih baik dalam kepribadiannya, saat meresapi ayat-ayat al-Qur’an
ia akan menjadi tenang hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi penyejuk
sekaligus obat bagi keresahan hatinya. Ia juga akan takut dan menjauhi
perilaku-perilaku buruk saat meresapi ancaman-ancaman Allah yang dahsyat
yang dijanjikan bagi mereka yang ingkar pada Allah.
Dalam contoh ini, antara satu orang dengan orang yang lainnya
biasa berbeda hasilnya, hal ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu, faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal (dalam diri) yang bisa memengaruhi
seseorang adalah dari kepribadiannya. Secara psikologi tipe kepribadian
tertentu akan mempengaruhi jiwa seseorang. Adapun faktor eksternal adalah
faktor luar diri seseorang (lingkungan di mana dia berada). Semakin baik
lingkungan yang ditinggali, maka perilaku keagamaan seseorang akan
semakin banyak mempengaruhi seseorang untuk berbuat hal yang sama, yaitu
meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan perintah agama dan
meninggalkan segala larangan agama. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh
masyarakat dan lingkungan dalam menjalankan perintah agama, maka akan
berpengaruh terhadap semangat dan perilaku seseorang dalam menjalankan
agama.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uaraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pendekatan Psikologi dalam studi Islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi
ilmiah dari aspek-aspek batin pengalaman keagamaan. Pendekatan psikologis
dalam studi Islam mempunyai peran signifikan untuk menjelaskan gejala-
gejala lahiriah orang beragama. Karena dalam ajaran agama sering kita
menemukan istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang,
dengan ilmu jiwa ini selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati,
dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia
seseorang.
Kelemahan pendekatan sikologi ini tidak murni dari dunia Islam yang
memungkinkan untuk menampilkan Islam secara parsial atau Islam yang
tidak Kaffah Rohmatallil ‘Alamin. Selain itu penekanan bersifat asumtif.
Sedangkan manfaat atau kelebihannya, kita dapat memberikan penjelasan
secara ilmiah terhadap berbagai problem persoalan keagamaan seseorang.
Di antara contoh pendekatan psikologi antara lain, seseorang yang
meresapi dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk
mewujudkan perilaku menjadi lebih baik dalam kepribadiannya, akan tenang
hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi penyejuk sekaligus obat bagi jiwa
dan raganya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin, Studi Islam Kontemporer, Bandung: Amzah, 2006.

Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Ancok, Djamaluddin, dan Suroso, Fuat Anshori, Psikologi Islami: Solusi Islam
Atas Problema-Problema Psikologi, Cet II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995.

Arif, M., Khoiruddin, Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam, Journal An-Nafs: Vol. 2
No.1 Juni 2017, diunduh dari:
http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343, tanggal: 10
Mei 2018.

Darajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Hidayat, Komaruddin, et.al., Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan


Islam Di Indonesia, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Husain, Psychology and Society in Islamic Perspective, Pusta, Terj Karsidi


Diningrat, Psikologi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, 1996.

Lahey, Psychology An Intriduction, New York: Mc Graw Hill, 2003.

Mu’min, Ma’mun, Pendekatan Studi Islam Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif


dan Orientasi, Yogyakarta: Idea Press, 2015.

Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam, terj. Sari Narulita, Jakarta: Gema
Insani Press, 2006.

Wirawan, Pengantar Ilmu Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

12

Anda mungkin juga menyukai