PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat dijelaskan
melalui ilmu jiwa agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan psikologis dalam studi Islam?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan pendekatan psikologis dalam studi
Islam?
3. Problematika apa saja dalam pendekatan psikologis studi Islam?
4. Bagaimana kontribusi pendekatan psikologi dalam studi Islam?
5. Bagaimana contoh pendekatan psikologi dalam studi Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan psikologi studi Islam.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan pendekatan psikologi
dalam studi Islam.
3. Untuk mengetahui probelmatika pendekatan psikologi studi Islam.
4. Untuk mengetahui kontribusi pendekatan psikologi dalam studi Islam.
5. Untuk mengetahui contoh pendekatan psikologis dalam studi Islam.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Bandung: Amzah, 2006), h.58.
2
Wirawan, Pengantar Ilmu Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 23.
3
Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 16.
4
Lahey, Psychology An Intriduction, (New York: Mc Graw Hill, 2003), h. 86
3
keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama baik pengaruh
maupun akibat. Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan
fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan
jiwa manusia.5
Obyek kajian dalam hal ini adalah manusia, dalam pengertian tingkah
laku manusia yang beragama, yakni gejala-gejala empiriris dari
keagamaannya. Karenanya dalam pendekatan psikologis ini tidak
mempelajari betul tidaknya suatu agama, tidak untuk menilai apakah agama
itu diwahyukan Tuhan atau tidak.
Sedangkan pengertian studi Islam atau Islamic Studies atau Dirasat
al-Islamiyah sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min dalam bukunya,
dapat dimaknai kajian Islam, Imam Ghazali menggunakan
istilah “Ulumuddin”. Istilah studi menurut Lester Crow dan Alice Crow
adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud memperoleh
keterangan, pemahaman, dan meningkatkan suatu ketrampilan. 6 Sementara
Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, studi Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari berbagai
hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, Pendekatan Psikologi dalam
studi Islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batin
pengalaman keagamaan. Karena dalam ajaran agama sering kita menemukan
istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang, dengan ilmu jiwa
ini selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dan diamalkan
seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama
kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia seseorang.
4
telah nampak nilai-nilai psikologis. Psikologi saat itu hanya masuk dalam
piranti etika dan filsafat. Pertumpahan darah yang pertama dalam sejarah
kehidupan manusia karena dorongan nafsu ghadhab (amarah) dan
kecemburuan yang berlebihan dari gejolak jiwa tak terkendali adalah realita
tak terbantahkan dari perilaku psikologis umat manusia yang dapat dipahami
dari cerita Qobil dan Habil. Kisah ini menjelaskan tentang motivasi
psikologis yang menyimpang atau cemburu yang berlebihan dan pengaruhnya
terhadap perilaku manusia.7
Perkembangan Psikologi dunia Islam terjadi pada pertengahan abad
9M, para sarjana Islam melakukan kajian-kajian tentang psikologi yang
diilhami dengan ide-ide Al-Qur’an. Tokoh-tokoh seperti al-Qindy, al-Farabi,
Ibnu Sina, Ibnu Maskawih, al-Raziy, kelompok ikhwan al-Shafa, Ibnu
Thufail, Ibnu Majah dan Ibnu Rusyd yang mengusung aliran psikologi
dengan pendekatan falsafi. Sedertan tokoh tersebut sebenarnya lebih popular
sebagai seorang filusuf dari seorang psikolog. Namun mereka juga pantas
dikategorikan sebagai psikologi falsafi. Hal ini didasarkan atas pemikiran
bahwa masa itu belum ada pemisahan antara disiplin ilmu, disamping bahwa
konsep-konsep mereka banyak berkaitan dengan diskursus psikologi, seperti
konsep tentang jiwa (al-nafs atau al-ruh).
Al-Qindy (185-260H/801-873M)8 misalnya, dipandang sebagai filosof
muslim pertama yang membahas tentang psikologi tentang psikologi
mengenai “Tidur dan Mimpi”. Dalam filsafat pertama ia membahas berbagai
fungsi jiwa, dan tentang cara kerja pikiran manusia. Ibnu Sina (370-428 H /
980-1037 M) seorang filosof dan ahli kedokteran yang banyak memberikan
sumbangan terhadap Psikologi Islam. Dalam bukunya yang termashur al-
Syifa membahas tentang Jiwa, eksistensinya hubungan jasmani rohani,
sensasi, persepsi, dan aspek-aspek terkait lainnya. Dia membedakan antara
persepsi internal dan persepsi eksternal. Dia juga menjelaskan beberapa
7
Ibid., h. 80.
8
Husain, Psychology and Society in Islamic Perspective, Pusta, Terj Karsidi Diningrat,
Psikologi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, , 1996, h. 16.
5
emosi manusia yang tidak dimiliki binatang, seperti heran, senyum, tangis,
dan sebagainya.9
Menurut Abdul Hamid al-Hasyimi, seorang profesor psikologi Raja
Abdul Aziz sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min menyatakan
orang pertama yang menamai cabang ilmu yang mengkaji jiwa dan behavior
atau perilaku manusia adalah al Ghazali.10 Dalam kitabnya yang sangat
fenomenal “Ihya ‘Ulumuddin” banyak membahas tentang jiwa dan perilaku
manusia, membagi struktur kerohanian manusia dalam empat dimensi, yaitu
hati (qolbu), ruh (al-ruh), akal (al-aql), dan nafsu (an-nafs). Menurutnya
keempat unsur-unsur itu masing-masing memikiki dua arti yaitu arti
jasmaniyah dan arti ruhaniyah.
Perkembangan studi Islam dengan pendekatan psikologi terus
berkembang dengan semakin banyak munculnya buku-buku dengan topik
psikologi dan sebagian lebih spesifik tentang kajian psikologi Islam,
diantaranya:
a. Ruh al-Din al-Islamy, Jiwa Agama Islam,karya Alif abd-al-Fatah tahun
1956
b. Al-Sahih al-Nafsiyah, Karya dari Moustafa Fahmi tahun 1963
c. Nahwu ‘ilmun Nafs al-Islamy, Menuju Psikologi Islam karya Hasan
Syarqawy tahun 1976
d. Tasawwuf an-Nafs, Psikologi Tasawuf karya Dr. ‘Amir an-Najjar tahun
1985
e. Malamimih’ ilmun Nafs Al-Islamy, Keragaman Psikologi Islam, Karya
Dr. Muhammad Mahir Mahmud Umar tahun 198311
f. Dirasat Nafsiyyah Islamiyyah, Kajian Ilmu Kejiwaan dalam perspektif
Islam, karya Dr. Syyid abdul Hamid Mursa tahun 1983
9
Ibid., h. 17.
10
Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan
Orientasi, (Yogyakarta: Idea Press, 2015), h. 81.
11
M. Arif Khoiruddin, Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam, Journal An-Nafs: Vol. 2
No 1 Juni2017, diunduh dari: http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343,
tanggal: 10 Mei 2018.
6
g. Al-Islam wa qadhaya ‘ilmun nafs il Hadits, Islam dan problematika
Psikologi Modern karya Dr. Nabil Muhammad Taufiq as Sam tahun 1984
h. Ash-Shihhah an-Nafsiyyah fi Dhau’i al-Islam wa ‘ilmun Nafs, Kesehatan
jiwa dala perspektif Islam dan Psikologi karya Dr. Muhammad ‘Audah
Muhammad dan Dr. Kamal Ibrahim Mursa tahun 1986
i. Min ‘ilmu an-Nafs al-Qurany, Sklumit Ilmu Kejiwaan yang bersumber
dari al-Qur’an karya Dr. ‘Adnan Syarif tahun 1987
j. Al-Qur’an wa ‘ilmun Nafs, al-Qur’an dan Ilmu Kejiwaan, al-Hadits wa
‘ilm Nafs, Hadits dan Ilmu Kejiwaan, karya Dr. Muhammad Utsman
Najati 1987.12
12
Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam, terj. Sari Narulita, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2006), h. 55.
7
kepatuhan pada aturan Allah, keterbelakangan pendidikan, dan sebagainya.
Permasalahan tersebut dapat dianalisis dnegan psikologi agama.13
Walaupun demikian, disadari sepenuhnya bahwa sebagai ilmu yang
dibangun dan dikembangkan dalam masyarakat dan budaya Barat, maka
sangat mungkin kerangka pikir psikologi agama ini dipenuhi dnegan
pandangan-pandangan atau nilai-nilai hidup masyarakat Barat. Kenyataan
yang sulit dibantah adalah psikologi lahir dengan didasarkan pada paham-
paham masyarakat Barat yang sekularistik. Tak jarang kita temui pandangan-
pandangan psikologi berbeda bahkan bertentangan dengan pandangan Islam.
Adapun problematika atau permasalahan yang mungkin timbul
dengan digunakan psikologi agama dalam mengkaji Islam adalah tentang
konsep-konsep psikologi agama yang memiliki kekurangan dan keterbatasan
bahkan mungkin dapat menimbulkan bias yang sangat besar, karena sering
kali mereduksi Islam ke dalam pengertian-pengertian yang parsial dan tidak
utuh. Selain itu, karena titik berangkatnya pembahasan ini adalah konsep
psikologi, sehingga sering kali membuat kita terjebak, yaitu memandang
persoalan lebih berangkat dari pemahaman terhadap psikologi dari pada
Islamnya.14
Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita membangun suatu
konsep psikologi yang berdasarkan pada Islam dengan merujuk kepada Al-
Qur’an dan al-Hadits.
8
sepenuhnya dikaji dengan pendekatan teologis-normatif semata. Maka
disinilah metode dan pendekatan-pendekatan lainnya mengambil peran
penting, termasuk psikologi, khususnya psikologi agama.
Pendekatan psikologi agama mempunyai peranan penting dan
memberikan banyak sumbangsih dalam studi Islam. Psikologi agama berguna
untuk mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, difahami, dan diamalkan
seseorang muslim, misalnya kita dapat mengetahui pengaruh dari ibadah
shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya dalam kehidupan
seseorang.
Psikologi agama juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan dan menanamkan ajaran agama Islam ke dalam jiwa seseorang
sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan pengetahuan ini, maka dapat
disusun langkah-langkah baru yang lebih efesien dalam menanamkan ajaran
agama Islam, baik untuk masa sekarang, maupun dimasa yang akan datang.
Itulah sebabnya pendekatan psikologi agama ini banyak digunakan sebagai
alat untuk menjelaskan sikap keberagamaan seseorang. Dengan demikian
seseorang akan memiliki tingkat kepuasan tersendiri dalam agamanya, karena
seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan agama.15 Selain itu,
psikologi agama membantu untuk mengarahkan seseorang pada pendidikan
agama Islam yang tepat, seperti terhadap seorang bayi, bahkan terhadap
jabang bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu yang sedang hamil.
Adapun kontribusi pendekatan psikologi agama dalam studi Islam
adalah :
1) Untuk membantu di dalam meneliti bagaimana latar belakang
keyakinan beragama seorang muslim.
2) Untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah keberagamaan
seorang muslim, seperti penyakit mental dan hubungannya
dengan keyakinan beragama.16
15
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 12.
16
Komaruddin Hidayat, et.al., Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam Di
Indonesia, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 142.
9
3) Untuk mengetahui bagaimana hubungan manusia dengan
Tuhannya dan bagaimana pengaruh hubungan tersebut terhadap
prilaku dan cara berpikir.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uaraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pendekatan Psikologi dalam studi Islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi
ilmiah dari aspek-aspek batin pengalaman keagamaan. Pendekatan psikologis
dalam studi Islam mempunyai peran signifikan untuk menjelaskan gejala-
gejala lahiriah orang beragama. Karena dalam ajaran agama sering kita
menemukan istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang,
dengan ilmu jiwa ini selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati,
dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia
seseorang.
Kelemahan pendekatan sikologi ini tidak murni dari dunia Islam yang
memungkinkan untuk menampilkan Islam secara parsial atau Islam yang
tidak Kaffah Rohmatallil ‘Alamin. Selain itu penekanan bersifat asumtif.
Sedangkan manfaat atau kelebihannya, kita dapat memberikan penjelasan
secara ilmiah terhadap berbagai problem persoalan keagamaan seseorang.
Di antara contoh pendekatan psikologi antara lain, seseorang yang
meresapi dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk
mewujudkan perilaku menjadi lebih baik dalam kepribadiannya, akan tenang
hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi penyejuk sekaligus obat bagi jiwa
dan raganya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaluddin, dan Suroso, Fuat Anshori, Psikologi Islami: Solusi Islam
Atas Problema-Problema Psikologi, Cet II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995.
Arif, M., Khoiruddin, Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam, Journal An-Nafs: Vol. 2
No.1 Juni 2017, diunduh dari:
http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343, tanggal: 10
Mei 2018.
Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam, terj. Sari Narulita, Jakarta: Gema
Insani Press, 2006.
12