Anda di halaman 1dari 3

REVIEW PSIKOLOGI DAN FENOMENOLOGI AGAMA

Tugas Mata Kuliah Psikologi Dan Fenomenologi Agama


Dosen Pengampu : Lia Caswati, M.Ag

Disusun Oleh :

NAMA : Sulam Hidayatulloh


NIM :
SEMESTER : Enam (VI)

PROGRAM STUDI ILMU AL – QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU AL – QUR’AN MIFTAHUL HUDA
RAWALO BANYUMAS
2023
I. PSIKOLOGI AGAMA
a. Apa itu Psikologi
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari tentang perilaku, funsi mental dan proses mental manusia melalui
prosedur ilmiah. Sedangkan apa fungsi dari Psikologi sebagai kajian ilmu ilmiah?
Fungsi dari psikologi sebagai kajian ilmu ilmiah memili empat fungsi, sebagai berikut
:
 Description, menggambarkan atau bisa juga dinamakan dengan classifiying,
pengklasifikasian secara khas berdasarkan catatan rinci dari pengamatan
ilmiah, Fungsi pertama psikologi ini bertujuan untuk menggambarkan cara-
cara yang berbeda dari tingkah laku manusia. Misalnya, menggambarkan
tingkah laku dan proses mental austic anak-anak, seperti, sulitnya belajar
bahasa.
 Understand (memahami) or explain (menjelaskan), caranya yaitu dengan
mengidentifikasi sebab-sebab yang mengakibatkan efek-efek tertentu. Dalam
fungsi kedua ini, akan melibatkan penyusunan fakta yang perlu diketahui
tentang prilaku, mendapatkan wawasan tentang hubungan dan diamati, dan
beberapa prinsip-prinsip dan model yang akan menjelaskan prilaku sosial.
 Prediction (prediksi), setelah mampu menggambarkan serta kemudian
memahami atau menjelaskan selanjutnya adalah memprediksi. Tujuan fungsi
ini adalah mampu memprediksi bagaimana manusia akan berprilaku dalam
beberapa situasi, Lebih jelasnya, prediksi mampu meramalkan atau
memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil
dari prediksi berupa prognosa, prediksi, atau estimasi.
 Sejatinya, kontrol hanya mengacu pada pengendalian kondisi yang
mempengaruhi perilaku berubah. Misalnya,jika seorang psikolog klinik
membantu seseorang mengatasi rasa takut yang sangat dari laba-laba, maka
kontrol yang terlibat untuk melakukan pengendalian rasa takut tersebut. Jadi,
tujuan control yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan dan perwujudannya berupa  yang tindakan yang sifatnya preventif
atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

b. Apa itu Psikologi Agama


Psikologi Agama  merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan
terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-
masing.
Apa perbedaan psikologi biasa dengan psikologi agama ? psikologi agama
upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui
pendekatan Psikologi. Tegasnya psikologi agama mempelajari dan meneliti fungsi-
fungsi jiwa yang memantul dan memperlihatkan diri dalam prilaku dan kaitannya
dengan kesadaran dan pengalaman agama manusia.
c. Ruang Liingkup Psikologi Agama
 Kegiatan ibadah seseorang, meliputi ubudiyah dan maumalah.
 Gerakan-gerakan kemasyarakatan yang muncul dari masyarakat yang
beragama.
 Budaya-budaya yang ada dalam masyarakat, akibat pengalaman agama.
 Suasana keagamaan dalam lingkungan hidup, seiring dengan kesadaran
beragama yang ada dalam masyarakat.
d. Kajian Psikologi Agama
Menurut Prof. Dr. Zakiah Drajat Kajian psikologi agama terdiri dari lima macam
yakni:
1. Bermacam – macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut
menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega, dan
tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdoa
atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah
berzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami kesedihan dan kekecewaan
yang bersangkutan.
2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap
tuhannya, misalnya rasa tentram dan kelegaan batin.
3. Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya
hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap sikap dan
tingkah lakunya dalam kehidupan.
5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang
terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya.
II. FENOMENOLOGI AGAMA
Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti, ilmu tentang gejala-gejala.
Istilah ini dipakai pertama kali oleh J.H. Lambert (1728-1797) ahli matematika dan filsafat.
Kemudian yang memakai istilah fenomenologi untuk ilmu agama adalah Piere David
Chantepia de la Saussaye. Menurut de la Saussaye, fenomenologi agama bertugas menyusun,
mensistematisasikan gejala-gejala keagamaan seobjektif mungkin. Fenomenologi merupakan 
reaksi dari ilmu perbandingan agama yang  terpengaruh oleh ide evolusionisme Darwin.
Tokoh lain fenoemologi yang menonjol adalah Rudolf  Louis Karl Otto dan Gerardus
Van der Leeuw. Kedua tokoh ini memakai fenomenologi untuk menepis aliran reduksionisme
yang menganggap agama sebagai penyakit.
Menurut Otto, setiap ide rasional tentang  Tuhan tidak bisa menyatakan esensi
ketuhanan secara jelas dan lengkap. Inti pengalaman keagamaan dan kesadaran keagamaan
tidak terdapat dalam rasionalisasi dan penjelasan-penjelasan. Tetapi inti kesadaran keagamaan
ada pada Yang Suci ( numinous).
Tujuan tertinggi fenomenologi agama adalah menemukan intisari atau esensi agama.
Ini sekaligus kelemahan menurut H.L. Beck (1990), dimana penerimaan pengalaman
keagamaan sebagai prinsip metodologi tidak sesuai dengan syarat yang dapat dipahami
dengan cara yang intersubjektif dan interkomunikabel. Pengalaman keagamaan juga tidak
memenuhi sayarat tahkik maupun  pemalsuan (falsifikasi).
Kalau kita menganggap fenomenologi agama sebagai ilmu yang mesti dilaksanakan
untuk ilmu, maka tujuan tertinggi itu harus ditolak (Herman L. Beck, “Fenomenologi Agma” 
Makalah tidak diterbitkan, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga, 1990).

Anda mungkin juga menyukai