Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI AGAMA

Tentang

PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU

Disusun Oleh Kelompok : 1

Asnopiar : 2020.2561

Ahmad Ikhwan : 2020.2554

Nailul Hamdi : 2020.2589

Dosen Pengampu:

Martono, M.A

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
(STAI-PIQ)SUMATERA BARAT
1
1443H/2021M
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian Psikologi Agama Sebagai Disiplin Ilmu


B. Objek Psikologi Agama
C. Metode Peneletihan Psikologi Agama
D. Kegunaa Dan Manfaat Psikologi Agama

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi agama adalah sebagai salah satu cabang ilmu yang masih muda
sampai sekarang dipermasalahkan. Diantara para ahli psikologi ada yang
keberatan menempatkan psikologi agama sebagai suau cabang jiwa yang berdiri
sendiri, yang khusus meneliti dan menyoroti masalah agama. Sementara orang –
orang yang fanatik agama ada yang merasa khawatir dengan berkurangnya
penghargaan terhadap agama, apabila agama dikaji secara ilmiah. Karena mereka
berpendapat bahwa adama adalah ajaran atau doktrin yang wajib diimani, bukan
diteliti. Bahkan ada yang mempertanyakan dan meragukan parameter yang
digunakan untuk meneliti keberagamaan orang.

Sekalipun ada yang meragukan, namun cabang psikologi agama masih


tetap hidup dan berkembang untuk meneliti dan menjawab berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Banyaknya peristiwa yang sukar
dimengerti tanpa menghubungkan agama. Misalnya, ada orang yang melakukan
ibadah dalam waktu relatif lama atau secara berulang-ulang, sementara
keuntungan nyata duniawi yang langsung dirasakan tidak terlihat. Hal tersebut
tidak dapat dijelaskan dengan ajaran atau doktrin agama semata.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu psikologi agama ?

2. Apa saja yang termasuk objek kajian psikologi agama ?

3. Apa saja manfaat mempelajari psikologi agama ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mampu Memahami Dan Mengenal Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Agama

Kata Psikologi berasal dari bahasa Latin yakni psyche dan logos. Psyche
berarti prinsip hidup, asas – asas hidup, pikiran, akal, ingatan, aku dan jati diri.
Pada umumnya kata psyche digunakan sama dengan mentalitas, atau sebagian
pengganti pikiran atau jiwa1. Logos berarti ilmu atau pengetahuan. Dengan
menggabungkan kata psyche dan logos maka pengertian Psikologi dapat
dirangkum dalam tiga hal . Pertama, Psikologi adalah kajian tentang jiwa
sebagaimana yang dilakukan misalnya, oleh Aristoteles (384-322 SM), dan
Ibnu Sina (370-428 H/ 980 – 1037 M). Kedua, Psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang kehidupan mental seperti pikiran, perhatian, persepsi,
kemauan, ingatan dan inteligensia

Pengertian pertama lebih bernuansa filosofis, sebab penekanannya pada


konsep jiwa. Definisi kedua mulai bersifat empiris, karena fokus kajiannya
pada kehidupan mental manusia. Pengertian ketiga memperlihatkan pemisah
yang jelas disiplin ilmu filsafat dan psikologi, dimana fokus kajiannya adalah
fenomena mental yang tercermin di dalam perilaku atau tindakan (behavior).

Kata Agama adalah terjemahan dari bahasa Arab, ad-din yang berarti
ketaatan dan kepatuhan. (Al-Munjid, 1986 : 231), Agama (ad-din) merupakan
suatu hal yang sangat umum dan penting dalam kehidupan manusia, karena
dengan adanya agama tersebut seseorang merasakan ada kekuatan dahsyat
yang berpengaruh pada perasaan, pikiran, jalan hidup, perbuatan, dan perilaku
kesehariannya. Kepercayaan terhadap kekuatan tersebut memotivasi manusia
untuk melaksanakan atau mentaati dan mematuhi ajaran doktrin dari yang
menciptakan kekuatan itu.

1
Hayati Nizar, Psikologi Agama, (Padang : IAIN IB PRESS, 2003), h. 2.
4
Penggabungan dua kata menjadi Psikologi Agama dapat diartikan sebagai
ilmu yang mengkaji mentalitas manusia yang taat atau tunduk pada suatu
kekuatan yang mempengaruhi perasaan, pikiran, perbuatan, dan jalan hidup
secara keseluruh. Kekuatan yang maksud disini boleh jadi kekuasaan Tuhan
Yang Ghaib atau kekuatan lainnya yang dipercayai sebagai Maha Besar dan
Maha Kuasa oleh manusia.

Pengertian Psikologi Agama menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, adalah


suatu ilmu yang meneliti pengaruh terhadap sika dan tingkah laku orang atau
mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara seseorang berpikir,
bersikap, bereaksi dan bertingkah laku, tidak dapat dipisahkan dari
keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadian
seorang individu2.

B.Objek Kajian Psikologi Agama

Ada dua sasaran pokok yang akan diperhatikan oleh seorang peneliti
Psikologi Agama yakni kesadaran beragama (religious counsciousness) dan
pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah segi
yang hadir dalam pikiran dan dapat diuji melalui intropeksi. Maksudnya,
pengetahuan dan pikiran seseorang tentang Tuhan atau hal – hal yang
berkaitan dengan kepercayaan. Misalnya, apa pengertian seseorang tentang
Tuhan dan bagaimana dia memahaminya. Apa pemahamannya tentang
masalah – masalah eskatologis (hal – hal ghaib) seperti malaikat, syetan, hari
akhir, syurga dan neraka.

Disini seolah – olah terdapat tumpang tindih antara kajian agama dengan
kajian Psikologi Agama. Konsep – konsep agama seperti Tuhan dan sifat –
sifatNya, malaikat, syetan, syurga dan neraka adalah kajian agama dan di
dalam Islam disebut dengan Ilmu Kalam. Tetapi pemahaman dan pengertian
seseorang tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, malaikat, dan lain – lain adalah
kajian Psikologi Agama. Jadi kesadaran beragama pada kajian Psikologi
2
Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007), h. 5.

5
Agama merupakan pemahaman seseorang terhadap konsep – konsep agama.
Lebih tegasnya, pemahaman individu terhadap kepercayaan dan
mempengaruhi perilakunya.

Pengalaman beragama adalah unsur perasaan yang membawa kepada


keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan atau dengan kata lain boleh
diterjemahkan menjadi perilaku nyata sebagai perwujudan dari kepercayaan
seseorang terhadap Tuhan atau sesuatu yang besar dan kuasa dalam
kepercayaanya.

Psikologi Agama lebih menekankan penelitian kepada individu yang


menganut kepercayaan atau agama, bukan kepada konsep agama. Ia tidak
mencampuri pokok – pokok keyakinan suatu agama, benar tidaknya suatu
agama, perbedaan pengertian antara seseorang yang beragama dengan lainnya.
Pertanyaan siapa Tuhan dan bagaimana sifat – sifatNya bukan objek kalian
Psikologi Agama.

Prof. Dr. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa lapangan penelitian


Psikologi Agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran
beragama dengan pengaruh dan akibat – akibat yang dirasakan sebagai hasil
dari keyakinan terhadap suatu agama yang dianut3.

C.Metode Psikologi Agama

Metode yang digunakan dalam penelitian-penelitian psikologi agama


adalah metode ilmiah, yakni mempelajari fakta-fakta yang berada dalam
lingkungannya, dengan cara yang obyektif.Dalam meneliti ilmu jiwa agama
sejumlah metode dapat digunakan antara lain:

1. Dokumen Pribadi

Metode ini digunakan untuk mempelajari bagaimana pengalaman dan


kehidupan batin seseorang dalam keberagamaannya. Cara yang dapat
3
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Grafindo Persada, 2005), h. 15.

6
ditempuh oleh peneliti adalah mengumpulkan dokumen pribadi orang per
orang, baik dalam bentuk otobiografi, biografi, tulisan, ataupun catatan-catatan
yang dibuatnya.[2] Dalam Penerapanya, metode dokumen pribadi ini
dilakukan dengan berbagai cara atau teknik-teknik tertentu, di antaranya
teknik nomotatik, teknik analisis nilai, teknik idiografi, teknik penilaian
terhadap sikap.

2. K
uesioner dan Wawancara

Metode kuesioner maupun wawancara digunakan untuk mengumpulkan


data dan informasi yang lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada
responden.Dalam penerapannya, metode kuesioner dan wawancara dilakukan
dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah teknik pengumpulan data melalui
pengumpulan pendapat masyarakat dan skala penilaian .

3. T
es

Tes digunakan untuk mempelajari tingkah laku keagamaan seseorang dalam


kondisi tertentu.

Ekperimen

Teknik ekperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku


keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat.

Observasi melalui Pendekatan Sosiologi dan Antropologi

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan data sosiologi dengan


mempelajari sifat-sifat manusiawi orang per orang atau kelompok.

7
Pendekatan terhadap Perkembangan

Teknik ini digunakan untuk meneliti mengenai asal usul dan perkembangan
aspek psikologi manusia dalam hubungannya dengan agama yang dianutnya.

Metode Klinis dan Proyektivitas

Dalam pelaksanannya, metode ini memanfaatkan cara kerja


klinis.Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara
jiwa dan agama.

Metode Umum Proyektivitas

Metode ini berupa penelitian dengan cara menyadarkan sejumlah masalah


yang mengandung makna tertentu.

Apersepsi Nomotatik

Caranya dengan mengunakan gambar-gambar yang samar.

Studi Kasus

Studi Kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan, hasil


wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu.

Survei

Metode ini biasanya digunakan dalam penelitian sosial dan dapat


digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam hubungannya dengan
pembentukan organisasi dalam masyarakat.

B. Manfaat Mempelajari Psikologi Agama

8
Manfaat Psikologi Agama dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain sisi
kedamaian atau sisi keselamatan dunia, sisi paedagosis, dan sisi penyehatan
mental. Dilihat dari kepentingan kedamaian dunia yang pada hakikatnya ini
adalah tujuan tertinggi dari semua agama, maka dengan mengetahui Psikologi
Agama orang dapat mengerti perilaku orang yang beragama atau individu
yang memiliki kepercayaan tertentu.

Pemahaman agama saja, tanpa memahami Psikologi Agama dalam


masyarakat yang plural atau menganut berbagai kepercayaan, maka
dikhawatirkan akan memungkinkan terjadi fanatisme yang berlebihan
terhadap suatu agama atau ajran tertentu. Karena umumnya pemeluk suatu
agama atau suatu kepercayaan beranggapan bahwa agamanyalah yang paling
benar, di luar agamanya salah atau sesat.

Dari sudut Paedagogis Psiologi Agama bermanfaat untuk mengetahui


tahap – tahap perkembangan manusia, sehingga dapat dirancang atau
diperkirakan pesan keagamaan yang memungkinkan diterima oleh mereka.
Dalam hal ini, kajian Psikologi Agama sangat membantu tokoh agama, ulama
penggembala umat dalam melayani ummat mereka.

Dilihat dari sudut kesehatan mental, kajian Psikologi Agama sangat


bermanfaat dalam tiga bentuk kesehatan mental yakni untuk pencegahan,
pengobatan, dan pemeliharaan serta peningkatan. Untuk pencegahan, ajaran
agama tentang tawakkal, pasrahan, dan lain – lain sejenisnya dapat
menghindari terjadinya gangguan mental, dalam bentruk stress dan sejenisnya.
Seseorang yang bertawakkal dapat memahami realitas kehidupan, dimana dia
memahami keterbatasan – keterbatasan dalam dirinya. Di atas itu ia
menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.

Selanutnya, kesediaan untuk mengamalkan ajaran agama dapat menjadi


terapi atau pengobatan mental. Disamping itu, do’a juga membantu
pemeliharaan kesehatan mental, dimana manusia dapat mengadukan berbagai

9
persoalan hidup yang dialaminya kepada Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini,
do’a berfungsi sebagai katarsis yakni melepaskan hal – hal yang menganggu
pikiran seseorang, yang pada hakikatnya sangat diperlukan dalam kehidupan.
Dengan demikian, fungsi prefentif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
konstruktif (pemeliharaan dan peningkatan) kesehatan mental dapat
terpenuhi4.

PENUTUP

KESIMPULAN

Psikologi Agama dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji mentalitas


manusia yang taat atau tunduk pada suatu kekuatan yang mempengaruhi
perasaan, pikiran, perbuatan, dan jalan hidup secara keseluruh. Kekuatan yang
maksud disini boleh jadi kekuasaan Tuhan Yang Ghaib atau kekuatan lainnya
yang dipercayai sebagai Maha Besar dan Maha Kuasa oleh manusia.

Lapangan penelitian Psikologi Agama mencakup proses beragama,


perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat – akibat yang
dirasakan sebagai hasil dari keyakinan terhadap suatu agama yang dianut.

Manfaat Psikologi Agama dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain sisi
kedamaian atau sisi keselamatan dunia, sisi paedagosis, dan sisi penyehatan
mental.
4
Hayati Nizar, Op.cit, h. 7 – 9.

10
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2005.

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.

Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai