Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anisa Ramadhani

NIM : 12210200080
Jurusan/Kelas : Studi Agama-Agama/3A
Mata Kuliah : Psikologi Agama

Resume materi 1
Pengertian Psikologi Agama dan Ruang lingkup Psikologi Agama

1. Pengertian Psikologi Agama


Psikologi agama terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan agama yang menurut bahasa,
Psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu "Psyche" dan "logos". "Psyche" yang artinya jiwa
dan "logos" yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa baik mengenai macam- macam gejalanya, proses maupun latar belakang.
Pembahasan psikologi tidak terlepas dari berbicara tentang ruh atau raga yang terdapat dalam
diri manusia.
Psikologi secara etimologi mengandung arti ilmu tentang jiwa. Dalam islam kata jiwa
disamakan dengan "an-nafsu" namun ada juga yang menyamakan dengan istilah "er-ruh".
Tetapi istilah "an-nafsu lebih populer dari pada istilah "ar-ruh", karena psikologi dalam
bahasa arab lebih populer diterjemahkan dengan ilmu an-nafsu dari pada ilmu ar-ruh Dalam
al- quran surat al-fajr ayat 27-30 disebutkan, kata an-nafsu berarti jiwa (Aan anifah dan
Abdullah, 2009).

Sujito (1985) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari atau
menyelidiki pernyataan–pernyataan jiwa. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
dirumuskan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
individu (manusia) dalam interaksi dengan lingkungannya. Psikologi secara umum
mempelajari gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan
(emotion) dan kehendak (conasi).
Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa
manusia yang normal , dewasa, dan beradab ( Jalaluddin, 1998: 77 ) Menurut Robert H.
Thouless Psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah laku dan
pengalaman manusia. Definisi psikologi secara umum yaitu meneliti dan mempelajari
kejiwaan yang ada di belakangnya, karena jiwa bersifat abstrak.
Agama berasal dari kata latin "religio", yang berarti obligation/kewajiban. Agama
dalam Encyclopedia of philosophy adalah kepercayaan kepada tuhan yang selalu hidup, yakni
kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan
moral dengan umat manusia. Agama adalah pengalaman dunia dalam diri seseorang tentang
ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan (Aan Anifah dan Abdullah, 2009). Selain
tentang Terrabal (pendekatan terhadap manusia), agama juga mengangungkan Hablum minan
nas (hubungan sesama manusia) tidak dibenarkan menyakiti sasama, jika seorang telah
beragama.
Agama berasal dari bahasa Sanskerta a artinya tidak dan gama artinya kacau. Agama
artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan
tertentu. Dalam bahasa latin agama disebut religere artinya mengembalikan ikatan,
memperhatikan dengan seksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan
ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.
Menurut sudut pandang Sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem
sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu (kekuatan supra
natural) dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama merupakan suatu
sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia untuk
berbakti dan menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum,
kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan kata-kata
tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk mencapai atau
memperoleh keselamatan secara pribadi dan masyarakat.
Menurut sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia
membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta
peradabannya. Semua bentukbentuk penyembahan kepada Ilahi (misalnya nyanyian, pujian,
tarian, mantra, dan lain-lain) merupakan unsur-unsur kebudayaan. Oleh sebab itu jika
manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan,
maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan
ritus, nyanyian, cara penyembahan dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan
situasi dan kondisi dan perubahan sosio-kultural masyarakat.
Psikologi agama mempunyai banyak pengertian atau definisi. Berikut adalah beberapa
pengertian psikologi agama yang mengutip dari Pengantar Psikologi Agama dalam Konteks
Terapi karya Rosyad (2021: 4).
Menurut Yahya Jaya, psikologi agama adalah ilmu tentang pengaruh agama terhadap
kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan tingkah laku, serta hubungan komunikasi
dan interaksi dengan Tuhan dan lingkungan.
Menurut Zakiyah Daradjat, psikologi agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya.
Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa psikologi agama adalah cabang dari
psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh
keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia
masing-masing. Atau ilmu yang berusaha untuk menjelaskan pekerjaan pikiran dan perasaan
seseorang terhadap agama baik ia orang yang beragama, acuh tak acuh terhadap agama
ataupun orang yang anti agama; yang berarti bahwa yang diungkap dan dijelaskan adalah
proses mental orang tesebut terhadap keyakinannya. Bisa juga dikatakan bahwa psikologi
agama ialah ilmu yang menyelidiki atau meneliti sejauh mana pengaruh agama terhadap
sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena
seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku tidak bisa dilepaskan dari keyakinannya sebab
keyakinan itu telah terkonstruksi dalam kepribadiannya.
2. Ruang lingkup Psikologi Agama

Ruang lingkup psikologi agama adalah bidang studi yang mengkaji hubungan antara
aspek psikologis individu dan agama. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk:
1. Keyakinan dan Pengalaman Keagamaan: Psikologi agama memeriksa bagaimana
keyakinan, pengalaman keagamaan, dan spiritualitas individu memengaruhi perilaku,
sikap, dan kesejahteraan psikologis mereka.
2. Perkembangan Keagamaan: Ruang lingkup ini melibatkan studi tentang bagaimana
individu mengembangkan keyakinan keagamaan mereka sepanjang hidup mereka,
termasuk peran keluarga, budaya, dan lingkungan dalam perkembangan ini.
3. Kesejahteraan Psikologis: Psikologi agama juga mengkaji dampak keyakinan
keagamaan terhadap kesejahteraan psikologis individu, termasuk ketahanan terhadap
stres, depresi, dan kebahagiaan.
4. Etika dan Moralitas: Ini mencakup penelitian tentang bagaimana nilai-nilai
keagamaan mempengaruhi etika dan perilaku moral individu dalam berbagai konteks.
5. Ritual dan Praktik Keagamaan: Psikologi agama memeriksa bagaimana praktik-
praktik keagamaan seperti meditasi, doa, dan upacara memengaruhi kesejahteraan
mental dan emosional.
6. Konflik dan Toleransi Agama: Studi dalam bidang ini mencakup pemahaman
terhadap konflik antaragama, intoleransi, serta cara-cara untuk mempromosikan
toleransi dan pemahaman antaragama.
7. Kesehatan Mental dan Agama: Ini melibatkan penelitian tentang bagaimana agama
dapat memengaruhi kesehatan mental, termasuk bagaimana keyakinan keagamaan
dapat berperan dalam terapi dan pemulihan psikologis.
8. Pemahaman Kebijakan dan Budaya: Psikologi agama juga mempertimbangkan
dampak keyakinan keagamaan dalam konteks sosial, budaya, dan politik.
Jadi, psikologi agama adalah bidang multidisiplin yang memeriksa berbagai aspek
keagamaan dan bagaimana mereka mempengaruhi pikiran, perilaku, dan kesejahteraan
individu dalam konteks psikologis.

Anda mungkin juga menyukai