Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PSIKOLOGI DAN AGAMA

Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi agama

Disusun oleh

1. Faisal abror 1903036010


2. M. Islahudin 1904036011
3. Syamila Dina A. 1904036012

STUDI AGAMA-AGAMA USHULUDDIN DAN HUMANIORA


UIN WALISONGO SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

b. Rumusan masalah
1. Pengertian psikologi agama dan objek psikologi agama
2. W
3. Relasi Psikologi dan Agama
c. Tujuan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

1. A. Pengertian Psikologi Agama


Psikologi agama terdiri dari dua kata yaitu Psikologi dan Agama. Psyiche
artinya jiwa dan logos artinya ilmu. Secara bahasa psikologi agama dapat diartikan
Ilmu Jiwa Agama. Menurut Bruno (1987) dalam Syah (1996:8) membagi pengertian
psikologi menjadi tiga bagian yang pada prinsipya saling berkaitan

1. Psikologi adalah studi mengenai Ruh


2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental.
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku organisme.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dirumuskan bahwa psikologi adalah


ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu (manusia) dalam interaksi
dengan lingkungannya. Psikologi secara umum mempelajari gejala kejiwaan manusia
yang berkaita dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion) dan kehendak (conasi).
Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa
manusia yang normal, dewasa, dan beradab 1

Menurut Robert H. Thouless Psikologi sekarang dipergunakan secara umum


untuk ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia. Definisi psikologi secara
umum yaitu meneliti dan mempelajari kejiwaan yang ada di belakangnya, karena jiwa
bersifat abstrak. Agama berasal dari bahsa sansekerta yaitu “a” yang artinya tidak dan
“gama” yang artinya kacau.2 Jadi agama artinya tidak kacau atau adanya peraturan
atau keteraturan untuk mencapai arah atau tujua tertentu. Dalam bahasa latin agama
disebut religere artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan seksama; jadi
agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan
hubungannya dengan Ilahi.

Menurut Harun Nasution agama adalah:

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang


harus dipatuhi
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia
3. Mengikat dari ada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
terhadap suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu kekuatan ghaib

1
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 1998
2
Robert H. Thouless, pengantar Psikologi Agama, terjemahan Machnun Husein, Jakarta :Rajawali, 1992
Islam mendefenisikan agama sebagai ajaran yang diturunkan Allah kepada
manusia. Agama berasal dari Allah. Allah menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat
256:

‫ٓاَل ِإْك َر اَه ِفى ٱلِّديِن‬


“tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam”

Divisi psikologi Agama dalam American Psychological Assosiation (APA)


menyatakan agama sebagai penyesuaian diri (coping) dapat memberi hasil positif
dalam diri penganutnya, antara lain:
1. Secara psikologis, memberi makna hidup, memperjelas tujuan hidup,
dan memberikan perasaan bahagia karena hidup menjadi lebih berarti.
2. Secara sosiologis, menjadi lebih intim, dekat, dan akrab dengan
keluarga, kelompok dan masyarakat karenanya timbul perasaan
terlindungi dan saling memiliki.
3. Menemukan identitas diri, menemukan kelemahan-kelemahan dan
kelebihan-kelebihan diri dalam usahanya untuk mencapai Tuhan.
Menurut Zakiah Daradjat pengertian Psikologi agama adalah cabang dari
psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah
laku serta keadaan hidup pada umumnya. Psikologi Agama adalah studi mengenai
aspek psikologis dari agama, mengenai peran religius dari budi. Suatu cabang
psikologi yang menyelidiki sebab-sebab dari ciri-ciri psikologis dari sikap-sikap
religius dan berbagai fenomena dalam individu yang muncul dari atau menyertai sikap
dan pengalaman tersebut.3

B. Objek Kajian Psikologi Agama


Objek dan lapangan psikologi Agama adalah menyangkut gejala-gejala
kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan (amaliah) dan mekanisme
antara keduanya. Zakiah deradjat membagi objek psikologi Agama membahas tentang
kesadaran agama (religious counciosness) dan pengalaman agama (religious
experience)
Lapangan kajian psikologi Agama adalah proses beragama, perasaan dan
kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil
dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan Psikologi Agama adalah gejala-gejala
psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan, kemudian mekanisme
antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaannya secara timbal balik dan
hubungan pengaruh antara satu dengan yang lainnya.

Objek Kajian Psikologi Agama antara lain:

3
Zakiah Deradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta:Bulan Bintang, 1970
a. Psikologi Agama (Psychology of Religion) yang objek pembahasannya, yaitu
bagaimana perkembangan kepercayaan kepada Tuhan dari masa anak-anak
sampai dewasa, dan kapan terjadi kematangan hidup beragama seseorang,
serta bagaimana perbedaan tingkah laku orang yang telah beragama dengan
yang tidak beragama4

b. Kesadaran yang merupakan suatu yang ada di dalam pikiran, muncul dalam
hati dan termanifestasi dalam tindakan, seperti ibadah. Kemudian munculnya
pengalaman agama yaitu munculnya aspek perasaan (damai, tenang, dan
sebagainya). Dengan demikian maka muncul proses beragama, yaitu proses
psikologis terjadinya perilaku keagamaan, dan terakhir terjadinya pengaruh
agama terhadap perilaku.
5

c. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai


kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram
sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdoa atau
membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerahkan diri
kepada Tuhannya ketika dalam keadaan sedih ataupun kecewa.

d. Mengkaji, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan yang akan adanya


hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.

e. Bagaimana perasaan dan pengalaman sesorang secara individu terhadap


Tuhannya, misalnya rasa tenang dan kelegaan batin.

4
M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, hlm. 33
5
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers., 2006), hlm. 50

Anda mungkin juga menyukai