Sudirman
IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo
Email: sudirman@gmail.com
Abstrak
PEMBAHASAN
Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh
1
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Volume 1, Nomor 1, November 2018; e-ISSN: 2686-6234, 1-13
Website: jurnalstitnualhikmah.ac.id
Perkembangan Psikologi Agama
Kapilawastu, oleh Budha Guatama. Sekitar tahun 660-583 SM, lahir agama
Majusi dibawa oleh Zarathustra keturunan Iran suku Spitama.
Selanjutnya di Jepang pada abat ke-6, muncul agama Shinto. Pada
tahun 1570-1450 SM muncul agama Yahudi di tanah Arab wilayah
Palestina, Mesir. Kurang lebih 21 abat yang lalu lahirlah agama Nasrani.
Nama ini berasal dari kota Nazareth, yaitu kota kecil yang terletak kaki
sebuah bukit. Agama ini dinamakan juga dinamakan agama Kristen
(Chistten) yaitu diambil dari nama Nabinya Jesus Kristus, gelar kehormatan
keagamaan buat Juses dari Nazareth pembawa agama ini. Kristus adalah
bahasa Yunani. Rasul yang membawa agama Kristen ini adalah Isa
Almasih atau Jesus Kristus. Pada abad ke 6 M, lahirlah agama Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama ini mengajarkan agar
penganutnya menyembah Allah SWT. Agama Islam beraliran monoteisme,
kitab pegangannya adalah Al-Quran dan Hadist Rasulullah.
Penelitian agama secara ilmu jiwa (psikologi modern) relatif masih
muda. Para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian mengenai psikologi
agama mulai popular sekitar abat ke-19. Ketika itu psikologi yang semakin
berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian agama. Kajian
semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah
laku, berpikir, dan mengemukakan perasaan keagamaan.
Perkembangan di Barat
Perkembangan psikologi agama di Barat mengalami pasang surut.
Bersamaan dengan perkembangan psikologi modern, pada tahun 1890-
an, psikologi berkembang pesat. Tetapi pada tahun 1930-1950 psikologi
agama mengalami penurunan. Setelah itu meningkat lagi, bahkan
berkembang pesat pada tahun 1970 sampai sekarang. Menurut Thouless,
sejak terbitnya buku The Varietes of Religion Experience tahun 1903,
sebagai kumpulan kuliah William James di empat Universitas di Skotlandia,
maka langkah awal kajian psikologi agama mulai diakui oleh para ahli
psikologi dan dalam jangka waktu tiga puluh tahun kemudian, banyak
buku-buku lain diterbitkan dengan konsep-konsep yang serupa.
Di antara buku-buku tersebut adalah The Psychology of Religion
karangan Edwind Diller Starbuck, yang mendahului karangan Wlilliam
James. Buku E.D. Starbuck yang terbit tahun 1899 ini kemudian disusul
sejumlah buku lainnya seperti The Spiritual Life oleh George Albert Coe,
tahun 1900, kemudian The Belief in God and Immortality (1921) oleh H.J.
Leuba dan oleh Robert H. Thouless dengan judul An Introduction on the
Psycology of Religion tahun 1923 serta R.A. Nicholson yang khususnya
mempelajari mengenai aliran Sufisme dalam Islam dengan bukunya
Perkembangan di Timur
Di dunia Timur, khususnya di wilayah-wilayah kekuasaan Islam, tulisan-
tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa belum sempat dimasukkan.
Padahal, tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar di abad ke-7 Masehi berjudul
Al-Siyar wa al- Maghazi memuat berbagai fragmen dari biografi Nabi
Muhammad SAW, atau pun Risalah Hayy Ibn Yaqzan fi Asrar al-Hikmat al-
Masyriqiyyat yang juga ditulis oleh Abu Bark Muhammad ibn Abd-Al-Malin
ibn Tufai (1106-1185 M) juga memuat masalah yang erat kaitannya
dengan materi psikologi agama.
Demikian pula karya besar Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (1059-
1111 M) berjudul Ihya' 'Ulum al-Din, dan juga bukunya Al-Munqidz min al-
Dhalal (Penyelamat dari Kesesatan) yang sebenarnya, kaya akan muatan
permasalahan yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama.
Diperkirakan masih banyak tulisan-tulisan ilmuwan Muslim yang berisi kajian
mengenai permasalahan serupa, namun sayangnya karya-karya tersebut
tidak dapat dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri, yaitu psikologi
agama seperti halnya yang dilakukan oleh kalangan ilmuwan Barat. Karya
penulis Musli pada zaman modern, seperti bukunya Al-Maghary yang
Perkembangan di Indonesia
Adapun di tanah air perkembangan psikologi agama dipelopori oleh
tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang profesi ilmuwan, agamawan,
dan bidang kedokteran. di antara karya-karya awal yang berkaitan
dengan psikologi agama adalah buku Agama dan Kesehatan
Badan/Jiwa (1965), tulisan Prof. dr. H. Aulia. Kemudian Tahun 1975, K.H. S.S.
Djam’an menulis buku Islam dan Psikosomatik. Dr. Nici Syukur Lister, menulis
buku Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi Agama.
Adapun pengenalan psikologi agama di lingkungan perguruan tinggi
dilakukan oleh Prof. Dr. H. A Mukti Ali dan Prof. Dr. Hj. Zakiah Darajat. Buku-
buku yang khusus mengenai psikologi agama banyak dihasilkan oleh Prof.
Dr. Zakiah Darajat, antara lain: Ilmu Jiwa Agama (1970), Peranan Agama
dalam Kesehatan Mental (1970), dan Kesehatan Mental. Prof. Dr. Hasan
Langgulung juga menulis buku Teori-teori Kesehatan Mental yang juga ikut
memperkaya khazanah bagi perkembangan psikologi agama di
Indonesia.
Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan
psikologi agama dinilai cukup pesat, dibandingkan usianya yang masih
tergolong muda. Perkembangan psikologi agama yang cukup pesat ini
antara lain ditandai dengan diterbitnya berbagai karya tulis, baik buku
maupun artikel dan jurnal yang memuat kajian tentang bagaimana
agama dalam kehidupan manusia.
l. Survei
Biasanya digunakan dalam penelitian sosial. Metode ini dapat
digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam
hubungannya dengan pembentukan organisasi dalam masyarakat.
PENUTUP
Penelitian agama secara ilmu jiwa (psikologi modern) relatif masih
muda. Para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian mengenai psikologi
agama mulai popular sekitar abat ke-19. Ketika itu psikologi yang semakin
berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian agama. Kajian
semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah
laku, berpikir, dan mengemukakan perasaan keagamaan.
Sebagai disiplin ilmu yang otonom, maka psikologi agama memiliki
metode penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-
fakta berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif.
Agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan batin
yang sangat mendalam, maka masalah agama sulit untuk diteliti secara
saksama, terlepas dari pengaruh-pengaruh subjektivitas. Namun demikian,
agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral, dalam arti
tidak memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka
diperlukan adanya sikap yang objektif.
Beranjak dari pendekatan konsep Islam tentang manusia, terungkap
bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang memiliki hubungan
makhluk-khalik secara fitrah. Untuk menjadikan hubungan tersebut berjalan
normal maka manusia dianugerahkan berbagai potensi yang dipersiapkan
untuk kepentingan pengaturan hubungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bambang Syamsul. 2008. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia.
Baharuddin dan Mulyono. 2008. Psikologi Agama dalam Perspektif Islam.
Malang: UIN Malang Press.
Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Jalaluddin. 2012. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.