Anda di halaman 1dari 4

Buletin Teman Surga

Edisi 140 / November 2020

*BOIKOT BUDAYA LIBERAL*

Hai para remaja #TemanSurga, apa kabar? Masih tetap “sehat” meski hampir satu tahun belajar dari
rumah, kan? Hehehe! Ya, bersabar dan bersyukur aja ya, Dear! Jangan dijadikan beban. Paling penting
itu Allah Swt. dan Rasulullah Saw. ridha dengan amal kita. So, apa dan bagaimanapun kondisinya bagi
seorang muslim itu sama. Baik semuanya. Karena setiap kejadian yang menimpa pasti adalah ketetapan-
Nya. Pasti pula ada maslahat di sana. Yakin!

Salah satu maslahat dari pandemi ini apa coba? Yapz, bisa lebih fokus dan banyak waktu untuk
bercengkrama dengan BTS alias Buletin Teman Surga, kan? Betul aja atau betul banget? Hehehe! Nah,
kali ini BTS hadir dan siap berbagi informasi yang super duper penting banget. Remaja keren kayak
kitakita enggak boleh kudet pokoknya. Bahas apaan sih? Cekidot!

*Marak Pemboikotan*

Teman-teman pasti pada tahu kan, kalau akhir-akhir ini masif banget seruan boikot produk-produk yang
berasal dari Perancis. Ya, betul! Gara-gara pemimpin Perancis terang-terangan menghina Rasulullah
Saw., Nabi kita yang mulia. Tak terbendung, kemarahan umat Islam di seluruh duniapun tumpah.
Bergulir berbagai aksi dan juga ajakan untuk memboikot produk-produk mereka. Suasana memanas!

Eh, ngomongngomong udah pada tahu kan apa itu boikot? Hah, ada belum tahu?! Oh, ya ampun!
Baiklah, simak dulu deh review soal boikot berikut ini agar nyambung ya, Guys!

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata boikot itu diartikan sebagai “tolak kerja sama”. Artinya,
boikot adalah aktivitas yang menolak kerja sama. Jadi kalau ada aksi boikot produk Perancis, artinya ya
enggak mau lagi beli atau pakai produkproduk Perancis. Alias loe-gue, end! Begitu, Guys! Paham, ya?!

Pemboikotan produk Perancis secara masif ini sebenarnya bentuk kemarahan dari umat Islam. Kaum
muslimin tidak terima Baginda Nabi Saw. dilecehkan. Mengadu kepada pemimpin di negaranya
masingmasing, kaum muslimin hanya dapat gigit jari. Alhasil, bahu-membahulah umat Islam untuk
menunjukkan pembelaan mereka terhadap kemuliaan Rasulullah Saw. Boikot produkpun menjadi
pilihan. Bergulir dari satu negara ke negara yang lainnya bahkan juga sampai di Indonesia.
Dari sini kita patut bangga. Ternyata kekuatan persatuan umat itu sungguh luar biasa. Padahal tinggal di
benua dan bangsa yang berbeda, tetapi bisa memiliki perasaan yang sama. Bagaimana jika umat Islam
berada dalam satu kesatuan tanpa ada sekat kebangsaan ya? Pasti lebih keren lagi. Luar biasa!

*Jangan Lupa Boikot Liberalisme*

Bagaimanapun, kita mesti apresiasi sebesarbesarnya solidaritas mayoritas umat Islam dalam aksi boikot
produk Perancis demi membela Baginda Rasulullah Saw. Aksi ini sungguh mampu menggetarkan hati
negara-negara adidaya dunia. Mata duniapun menjadi terbuka, bahwa umat Islam memiliki kekuatan
luar biasa dalam hal persatuan membela agama. Tidak perlu bayaran ataupun iming-iming duniawi,
cukup dengan kekuatan aqidah Islam semuanya siap maju di garda terdepan untuk bela Allah Swt. dan
Rasulullah Saw. Tak ada lawan!

Hanya saja, kita juga tidak boleh mencukupkan hanya pada aktivitas boikot produk saja. lebih dari itu,
ada hal yang jauh lebih urgen untuk diboikot. Ya, pahampaham barat yang menjadi biang dari berbagai
kesewenangwenangan. Bahkan juga menjadi ancaman yang merusak generasi Islam.

Paham tersebut salah satunya ialah liberalisme. Liberal artinya bebas. Liberalisme berarti sebuah paham
yang mengagungkan kebebasan. Kalau sekilas mendengar, seolah bagus dan keren, ya. Tapi kita harus
tahu dan waspada, bahwa ternyata paham kebebasan inilah yang banyak menimbulkan kerusakan di
kalangan remaja.

”Mumpung masih muda, waktunya untuk suka-suka! Bebas blasss!”, hayo ngaku siapa yang punya
pikiran begini? Hati-hati, ini merupakan hembusan menyesatkan dari paham liberal. Seolah
menyenangkan padahal mematikan. Ibarat racun yang dibalut madu. Manis sih di awal, lama-lama bikin
sekarat. ngeri, kan?!

Misalnya nih ya, aktivitas pacaran. Paham kebebasan itu membolehkan bahkan menganjurkan para
remaja untuk mabuk kepayang dengan cinta semu. Memfasilitasi para pemuda untuk bersuka-cita
dalam kubangan rasa yang belum semestinya. Lihat saja berbagai konten di TV, bukubuku, ataupun di
sosial media. Mayoritas mengumbar soal hasrat percintaan, kan? Ya, semua berangkat dari satu kata,
kebebasan. Alhasil jadi kebablasan. Akhirnya amblas dalam kebinasaan. Nastagfirullah!
Jujur, berapa banyak remaja yang hamil di luar nikah karena pacaran? Berapa banyak pula remaja yang
mati sia-sia karena kebebasan ini? Dan, berapa banyaknya bayibayi tak berdosa yang diaborsi paksa oleh
para remaja? Inilah buah dari kebebasan itu, Dear. Miris banget, kan?!

Jadi bohong besar jika ide kebebasan itu dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, ide kebebasan
hanya menghantarkan pada kehancuran dan kenestapaan. Jikapun peroleh kesenangan, yakinlah itu
semu semata. Tidak jarang kesenangan yang didapatkan pun dengan cara mendzalimi pihak lain. Bar-bar
lah tepatnya.

Sebuah dusta juga jika ide liberal dikatakan sebagai ide yang memanusiakan manusia. mengangkat
harkat dan martabatnya. Prettt! Ada juga justru menjauhkan manusia dari fitrahnya sebagai manusia.
Tidak heran, orang-orang yang memuja kebebasan itu biasanya berperilaku bagaikan binatang bahkan
lebih rendah lagi. Ini nyata!

Lihat saja, adakah singa yang mencabikcabik janinnya sendiri? Seganas-ganasnya singa, dia tetap
mengasihi buah hatinya, kan? Padahal dia binatang yang tidak berakal. Dia hanya sekadar menggunakan
insting untuk menyayangi dan melindungi anaknya. Binatang, tidak berakal, buas, tetapi masih punya
nurani dan berlaku baik kepada si buah hati.

Apa kabar dengan manusia yang sudah dipasung dengan kebebasan? Sama sekali tidak merasa berdosa
ketika harus mencabikcabik janin di rahimnya. Belum siap menjalani kehamilan seolah jadi pembenaran
untuk menghabisi nyawa yang tidak berdosa. Tega mengeluarkan paksa si mungil yang merupakan darah
dagingnya. Tidak peduli mati atau hidup, yang penting makhluk kecil itu tidak bersemayam di rahimnya
apalagi membebani hidupnya. Begitu kan faktanya?

Lantas sebutan apa yang pantas untuk manusia model begini? Sama seperti binatang ataukah lebih sesat
lagi? MasyaAllah, sungguh Allah Swt. Maha Benar dengan segala firmanNya.

”Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka
itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS.
Al-A’raf: 179)

Demikianlah kondisi orang-orang yang memuja kebebasan. Enggan diatur dengan aturan Tuhan.
Maunya bebas berbuat apa saja demi memuaskan hawa nafsunya. Ternyata bukan kebahagiaan yang
didapatkan. Tetapi justru kenestapaan. Celakanya bukan hanya di dunia, tetapi juga kelak di akhirat yang
kekal selamanya. Nastagfirullah!

Dear, paham kan kenapa kita juga kudu boikot ide liberal? Yapz, demi keselamatan diri kita, keluarga,
masyarakat, bangsa, bahkan dunia dari kehancuran. Sudah semestinya kita mengabdi hanya kepada
Allah Swt. Sudah pasti memanusiakan. Sudah jelas memuliakan. Tidak hanya di dunia tetapi juga sampai
ke surga. Masak sih enggak mau? Mau lah, ya? Sip!!!

Anda mungkin juga menyukai