Anda di halaman 1dari 4

Bab 2

sejarah perkembangan psikologi dan dakwah

2.1 pengertian psikologi dan dakwah

Dalam lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang tergolong dalam
“empirical science”, yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman manusia, walaupun
pada awal perkiembangannya bersumber pada filsafat yang bersifat spekulatif. Psikologi menurut
bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari kata, psyche dan logos. Psyche berartijiwa dan logos
berarti ilmu. Jadi, psikologi secara bahasa dapat berarti ‘ilmu jiwa’. Sedangkan pengertian dakwah
menurut bahasa mempunyai makna bermacam-macam;

1. Annad’u : memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah surat yunus ayat 25:
Yang artinya:
“ Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus (islam).”
2. Menegaskan atau membela, baik terhadap yangt benar ataupun yang salah, yang positif
ataupun yang negative.
3. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepadasuatu aliran
atau agama tertentu.
4. Doa (permohonan).
5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan
atau didatangkan makanan atau minuman.
Jadi, dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta
mempraktikkan ajaran islam didalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan dari pengertian
psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu kegiatan utuk menyampaikan
dan mengajarkqan serta mempraktikkan ajaran islam kepada jiwa umat islam(rohani) didalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan psikologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan
kepada para da’I tentang pola dan tingkah laku para mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi
tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (psikis) sehingga mempermudah
para da’I untuk mengajak mereka kepada apa yang dikehendaki oleh ajaran islam.

a. objek pembahasan psikologi dakwah


2.1.2 sejarah perkembangan psikologi dan dakwah
2.1.2.1 sejarah perkembangan psikologi
Psikologi mengalami sejarah perkembangan yang terus meningkat, dari statusnya
sebagai bagian dari filsafat sampai menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dengan
kelengkapan-kelengkapannya yang berupa sistem, metode, serta objek studi ilmiah.
Beberapa abad sebelum mase3hi, para ahli piker Yunani dan Romawi telah berusaha
mengetahui hidup kejiwaan manusia dengaan cara-cara yang bersifat spekulatif. Pada
zaman ini psikologi masih dalam ruangt lingkup filsafat, para ahli menyebutnya filsafat
rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa melalui pemikiran filosofis dan
merupakan bagian dari filsafat.
Diantara para ahli pikir tersebut adalah Plato (427-347 SM) dan Aristoteles(384-322
SM). Dalam pandangan plato dikenal dua dunia, dunia tempat manusia hidup yang serba
berubah dan tidak sempurna, dan dunia idea yang tidak berubah, sempurna, dan bersifat
kekal. Paham tentang dunia idea ini terkenal dengan aliran idealism. Dalam pandangan
plato, kebenaran hakiki tidak bisa ditangkap indra, yang hakiki menurut plato adalah apa
yang disebut idea, yaitu cita bagi segala yang maujud dialam ini. Idea hanya dapat dijangkau
manusia melalui, pikiran, dalam usaha mencapai idea tersebut manusia didorong oleh
kekuatan rohaniah yang disebut kehendak yang ingin kembali ke dalam idea tersebut.
Menurut aristoteles jiwa memiliki dua kemampuan pokok, yaitu kemampuan berfikir
dan kemampuan berkehendak yang disebut dikhotomi. Jiwa dan tubuh menurut Aristoteles
adalah dua aspek dari satu substansi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Jiwa adalah aktus pertama yang paling asasi yang menyebabkan tubuh menjadi hidup. Jiwa
adalah asas hidup dalam arti seluas-luasnya, yang menjadi segala arah hidup, yang
menggerakkan tubuh, yang memimpin segala perbuatan manusia untuk dapat mencapai
tujuan.
Pengertian kategorial dari jiwa makhluk tersebut menurut Aristoteles adalah sebagai
berikut:
1. Anima vegetativa, yaitu suatu tingkat hidup tumbuh-tumbuhan dengan fungsi terbatas
pada makan dan berkembang biak saja.
2. Anima sensitiva, yakni tingkat hidup kejiwaan dengan fungsi penginderaan dan
melaksanakan nafsu untuk bergerak/berbuat.ini adalah tingkat kejiwaan hidup pada
binatang.
3. Anima intelektiva, yakni tingkat hidup manusiawi dimana fungsi berfikir dan
menghendaki merupakan kemampuan pokok rohaniahnya.

2.1.2.2 psikologi individual (ilmu jiwa pribadi)

Psikologi individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi
individualitas (pribadi). Pribadi adalah kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan bukan
hanya mengenai tingkah laku yang dapat diamati saja, tapi mencakup juga seluruh segi
individualitas, termasuk sikap, sifat, watak dan temperamen manusia.

Alfred Adle, tokoh aliran ini berpendapat bahwa hidup kejiwaan itu adalah tidak statis
tetapi dinamis yang berpusat pada satu tujuan. Segala aktivitas kejiwaan, seperti berfikir,
berkemauan, berbuat, dan sebagainya itu bukanlah merupakan akibat pengaruh faktor-
faktor psikologis dari masa silam, akan tetapi oleh karena adanya tujuan.

2.1.2.3 psikoanalitis

Suatu aliran ilmu jiwa yang berusaha mempelajari kehidupan jiwa manusia dari segi
kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran berkecenderungan kea rah luar yang disebut
extraversi, sedangkan ketidaksadaran cenderung kearah dalam yang disebut introversi.

Tokoh aliran ini antara lain C. G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa Jerman di Zurich (1923).
Ia memisahkan diri dari aliran Freud dan membentuk teorinya sendiri dalam bukunya
Psychologische Typen dimana ia membahas masalah struktur kepribadian, struktur
kesadaran, struktur ketidaksadaran, kompleks mimpi, baying-bayang, proyeksi dan lain-lain.

2.2. sejarah perkembangan dakwah

Para sarjana islam, terutama para sejarawan berbeda pandangan dalam menentukan
titik awal dakwah islam dimulai. Perbedaan pendapat ini tidak terlepas dari pengertian
tentang makna islam itu sendiri. Mereka yang beranggapan bahwa makna islam adalah
makna universal, maka dakwah islam telah dimulai sejak diutusnya nabi Muhammad saw

2.2.1 periode sebelum Nabi Muhammad

2.2.2 periode Nabi Muhammad dan khulafa al-rasyddun

2.2.3 periode Umayyah, Abasiyyah, dan Utsmani


2.2.4 p3eriode zaman modern

Anda mungkin juga menyukai