Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Selama dua abad
sebelumnya, berbagai model di kembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek
studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesisifik, selama abad ke-17
dan abad ke-18, berbagai model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog banyak bekerja di situasi terapan yang berbeda-beda, dan memiliki
berbagai macam peran, bahkan dalam lingkungan akademi psikologi kontemoporer cukup
sulit di dentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi di lakukan di departemen psikologi,
ilmu kognitif, manajmen organisasi, dan hubungan sosial. Psikologi tampaknya berkembang
menuju diversifikasi yang lebih besar dari pada menuju suatu kesatuan.
Kami dari kelompok 2 (dua) akan menguraiakn dengan lebih detail lagi tentang
“sejarah dan aliran-aliran psikologi”.
B. Rumusan masalah
1. Apakah sejarah psikologi itu ?
2. Apa SajaAliran-aliran psikologi itu ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum
2. Untuk menjelaskan sejarah psikologi
3. Untuk membahas tentang aliran-aliran dalam psikologi

D. Manfaat Penulisan

Dalam pembahasan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua
dalam memperkaya kajian ilmu Psikologi mengenai Sejarah dan aliran-aliran Psikologi serta
menambah wawasan didalam mata kuliyah Psikologi Umum.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PSIKOLOGI
1.Sejarah dalam Psikologi
Dilihat dari sejarah, psikologi sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu
bahkan sebelum masehi (zaman yunani) sampai sekarang. Ini dilihat dari sejarah bahwa
psikologi yang di maksud pembahasan tentang jiwa manusia. Bahkan di dalam kitab setiap
agama kita akan mendapati istilah psikologi (jiwa). Sehingga sejarah psikologi bisa dilihat
dari sudut ini pula. Bahwa ilmu psikologi modern tidak bisa dipisahkan dengan sejarahnya di
filsafat. Sebagai ahli bahwa psikologi berkembang dari ilmu filsafat yang memisahkan diri
sebagai ilmu mandiri.1

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani:psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti
“ilmu jiwa” masih kabur sekali. Apa yang di maksud dengan “jiwa”, tidak ada seorangpun
yang tahu dengan sesungguhya. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan
berbagai pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda. Banyak sarjana memberi
definisinya sendiri yang disesuaikan dengan arah minat dan aliran masing-masing.2
Berbicara tentang hal jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara
nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasminiah yang adanya tergantung pada hidup
jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang
ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya: insyink, reflex, nafsu, dan sebagainya. Jika
jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.3

Psikologi dalam lintasan sejarah:

1. Psikologi sebagai bagain dari filsafat


Pada zaman sebelum masaehi, jiwa manusia sudah menjadi topic pembahasan para
filsuf. Saat itu, para Filus sudah membecirakan aspek-aspek kejiwaan manusai dan mereka
mencari dalil, pengertian, serta pelbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia.4

1
Walgito, Bimo. 2010. “Pengantar psikologi Umum
2
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia,2013), hlm. 99.
3
Sarlito w. sarwono, Penghantar psikologi umum (Depok: PT Prajagfindo ersada, 2009), hlm. 1

2
4
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 73.
5
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka setia, 2013), hlm. 75
Ketika itu, psikologi memang sangat dipengaruhi oelh cara-cara berpikir filsafat dan
terpengaruh oelh filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli psikologi
pada masa itu adalah juga ahli-ahli filsafat atau para ahli filsafat waktu juga ahli psikologi.
Sebelum tahun 1879, jiawa dipelajari oleh para filuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi),
sehingga psikologi diangap sebagai bagain dari kedua ilmu tersebut (Fauzi, 1977:14). Selain
pengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun
masih erat hubunganya dengan ilmu kedokteran, yaitu hipontisme, Menurut singgih
Dirgagunarsa, hipotisme timbul karena adanya kepercayaan bahwa dalam alam ini terdapat
kekuatan-kekuatan yang misterius, yaitu magntisme. Paracelsus seorang ahli mistik,
menunjukkan bahwa dalam tubuh manusia terdapat magnet yang sama halnya dengan
bintang-bintang di langit– dapat mempengaruhi tubuh manusia melalui pemancaran yang
menembus angkasa. Dalam hubungan itu, Van Helmont (1577-1644) mengemukakan doktrin
animal magnetism, yaitu “Cairan yang bersifat magnestis dalam tubuh manusia dapat
dipancarkan untuk mempengaruhi badan, bahkan jiwa orang lain”. 5
Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti :
a. Psikologi Plato
Plato di lahirkan pada abad 29 Mei 429 SM di Athena. Sewaktu berumur 20 tahun, filsuf Yunani
yang dikabarkan terlahir di kalangan “keluarga terhormat”
4
ayahnya, Ariston, disebut-sebut sebagai titisan dari Dewa Posiedon ini, menjadi murid
Socrates yang dapat memberi kepuasan sepenuhnya pada hasratnya terhadap pengatahuan
dan kebijaksanaan.
Tentang “jiwa”, Plato menyebutnya sebagai bersifat immaterial. Ini kerena sebelum
masuk ke tubuh kita, jiwa sudah ada terlebih dahulu dalam para sensoris. Hal ini dikenal
sebagai pre-eksistensijiwadari plato. Jadi, menurut plato, jiwa menempati dua dunia, yaitu
dunia sensoris (pengindraaan) dan dunia idea (yang sifat aslinya adalah berpikir).
Teori Plato tentang idea-idea (plato’s theory of ideal forms) pada dasarnya meliputi
dua alam.6
1. Alam transenden (noumenal) yang absoult, sempurna, bentuk-bentuk ideal yang tidak
berubah di mana yang baik merupakan yang utama yang biasanya ditafsirkan sebagai

6
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka setia, 2013), hlm. 75
keindahan dan kebenaran; juga merupakan sumber dari segala sesuatu yang lain, seperti
keadilan, ketentraman, semangat; dan
2. Alam fenomenal (dunia tampak) yang tersusun dari segala sesuatu yang berupaya berubah,
tapi selalu gagal untuk meniru (menjiplak, ikut serta dalam, mengambil bagian dari) bentuk-
bentuk ideal.7
b. Psikologi Aristoteles (384-322)
Aristoteles adalah murid terbesar Plato. Filsuf yunani yang lahir di stagirus (Stegira),
Chelcidice, sebelah barat laut Aegeen itu, adalah putra Nichomachus, tabib pribadi istana raja
di Macedonia, juga sebagai anggota serikat kerja medik yang disebut Sons of Aesculapius.

Pada tahun 342, ia ditugaskan oleh raja philippus untuk mendidik putranya, iskandar
zulkarnain (iskandar agung) selama tujuh tahun. Kemudian ia kembali ke Athena, dan dari
tahun 355 hingga tahun 325 SM, ia memberi kuliah filsafat di lorong-lorong lyceum.
Disebabkan gaya mengajarnya yang sambil berjalan kian ke mari, mazhab filsafatnya
dinamakan mazhab peripatetis.

Karya-karya aristoteles di bidang psikologi adalah De anima (tentang sifat-sifat dasar


jiwa) dan parra naturalia (esei-esei mengenai beberapa topoik seperti sensasi , peresepsi,
memori, tidur, dan mimpi). Dalam De Anima, Aristoteles mengemukakan macam-macam
tingkah laku manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada organisme-organisme
yang berbeda-beda. Tingkah laku pada organisme, menurut aristoteles, memperlihatkan
tingkatan sebagai berikut :

1. Tumbuhan : memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetative (bernafas, makan, tumbuh).
2. Hewan : Selain tingkah laku vegetative, juga bertingkah laku sensitive (merasakan melalui
pancaindra). Jadi, hewan berbedaa dari tumbuhan karena hewan mempunyai factor perasaan,
sedangkan tumbuhan tidak. Persamaanya adalah pada tumbuhan maupun hewan terdapat
tingkah laku vegetative misalnya dalam hal perbedaan makanan.8

7
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm.76.

8
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 77.
9
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 77.
3. Manusia : manusia bertingkah laku vegetative, sensitive, dan rasional. Manusia berbeda
dari organisme-organisme lainya, karena dalam bertingkah laku, manusia menggunakan
rasionya, yaitu akal atau pikiranya.
Aristoteles adalah orang pertama yang secara seksplisit menyatakan bahwa manusia
adalah binatang berakal budi (Russekk, 1991:37). Argumennya untuk pandangan ini, menurut
Bertrand Russell, sekarang tampaknya tidak kuat lagi, yaitu bahwa sebagai orang sanggup
menjumlah angka-angka.

Aristoteles telah menanamkan manusia sebagai mahluk karena kodratnya (phusei) hidup
dalam masyarakat (politikon zoon). 9

Akhirnya, pada aristoteles, kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-
dasar sains diletakkan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapi ia percaya

pada tuhan. Jasanya dalam menolong plato dan Socrates memrangi orang sofis, dalam
pandangan tafsir (1993:52), karena bukunya yang menjelaskan palsunya logika yang
digunakan oleh tokoh-tokoh sofisme.10

c. Psikologi Rene Descrates (1596-1650 M)


Filsuf terkenal lainya yang patut pula disebut pendapatnya mengenai psikologi (ilmu jiwa)
ialah rene descrates. Filsuf, matemtiakwan, dan ilmuwan prancis ini lahir di lahaye, Touraine,
pada tahun 1596, dan meninggal tahun 1650. Karyanya, antara lain, discourse on method
(discours de la methode), sebuah penghantar pada dioptric, meteors dan geomentry (semua
diterbitkan pada 1636 dan 1637); Meditationson First Philosophy and objections (keberatan
terhadap filsafatnya oleh arnauld, gessendi, hobbes, dan lainny) dan Refleis, jawabanya
terhadap mereka semua (ketiga karya ini diterbitkan pada tahun 1640-1641);principles of
philosophy (1644); Treatise On The Passions Of The Soul (1649); dan Rules For The
Direction Of Themind (ditertibkan pada tahun 1701).
Peranan pendapat descrates dalam perkembangan psikologi, sangatlah besar, sehingga jiwa
sampai ke abad ke-20 apa yang disebut ilmu hanyalah tertuju pada urain dari gejal-gejala
jiwa, terlepas dari raganya.11

10
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 78.
11
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 79
1. Tingkah laku rasional. Ini erat berhubungan dengan jiwa yang disebutnya sebagai
Unextended substance. Karena dikuasai oleh jiwa, seseorang dapat merencanakn atau
meninju kembali suatu tingkah laku.
2. Tingkah laku mekanis. Ini berhubungan erat dengan badan yang disebutnya sebagai
Extended Substance. Karrena erat hubunganya dengan badan, terjadi gerakan otomatis seperti
reflex-refleks.12

d. Psikologi John Locke (1632-1704 M)


Filsuf inggris ini dilahirkan di Somersethire, Bristol. Ayahnya adalah seorang sarjana
hokum yang cukup disegani pada masanya. Ia belajar di Oxford. Dialah yang membangkitan
perhatianya mengenai filsafat. Pikirannya banyak dipengaruhi oleh ahli ilmu kimia, Boyle.
Sebagai sekretaris kedutaan, john locke bergaul dengan kalangan istana di Brandenburg.

Jadi, tabula rasa digunakan oleh locke sebagai metaphor dalam menguraikan konsepnya
tentang pikiran. Beberapa hal penting tentang konsep locke ini dapat kita catat, antara lain:

1. Pikiran sebelum lahir (atau pengalaman tertentu) adalah seperti sebuah lembaran (atau batu
tulis atau selembar kertas putih) yang kosong;
2. Melalui rangsangan dari dunia luar, sensasi-sensasai (ide-ide sederhana tercatat pada
lembaran itu;
3. Aktivitas seperti itu merupakan sumber dan dasar seluruh pengatahuan dan pemikiran;
4. Tidak ada ide-ide atau prinsip bawaan sejak lahir;
5. Pikiran adalah sebuah entitas pasif, sebuah wadah yang dapat menerima rangsangan,
sensasi, ide, pengatahuan, tetapi tidak bisa megkreasinya sendiri.13
e. Psikologi Leibniz
Nama lengkapnya, Gottfreid Wilhelm von Leibniz. Filsuf, sejarawan,
matematikawan, dan fisikawan jerman ini lahir di Leipzing, pada 1646, dan meninggal pada

12 Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 81.

13
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 84
1716. Leibniz dianggap sebagai orang yang memelopori studi psikologi di jerman. Ia
menempuh pendidikannya di Universitas Leipzing tempat ia belajar hokum dan filsafat.
Dalam bidang filsafat, Leibniz dikenal dewasa ini karena karya-karyanya seperti
monodology; New Essays Concerning Human Understanding; Discourse
8
on Metaphicis; dan Theodicy. Sebagai seorang filsuf, Leibniz sangat di kenal karena
teorinya tentang Monads and Pre-establishhed Harmony, Principles of Indicernibles, Princiles
of Sufficient Reason, Principles of Identity, dan Principles of the Best.14
Menurut Leibniz, dunia seperti adanya, tidak mungkin menjadi lebih baik dari
keadaanya sekarang. Hal itu disebabkan kebijakan, kebaikan dan kemahakuasaan Tuhan telah
mengharuskan Dia untuk menciptakan dunia ini sebagai yang terbaik dari antara semua dunia
yang mungkin dicipta.15
f. Psikologi George Berkeley(1685-1753)
George Berkeley, banyak disebut-sebut sebagai Bapak Idealisme Modern. Ia juga
dijuluki sebagai immaterialis dan idealis. Barkeley yang lahir di Irlandia itu adalah seorang
yang sangat pandai. Dalam usianya yang realatif masih sangat muda (15 tahun), ia sudah
masuk perguruan tinggi, yaitu Trinty College di inggris. Pada 1724, ia menjadi Dekan Derry;
pada 1734, menjadi Uskup Cloyme. Sebagian karya filsafat Berkeley yang termasyhur adalah
Essays Towards a new Theory of vision (1709); A Treatise Concerning the Principles of
Human .

Knowledge (1710); Discourse on Passive Obedience (1711); Three Dialogues Between Hyles
dan Philonous (1713); De Motu (1721); Alciphron, or the Minute Philosophe.16

Jika benar-benar memperhatikan dalil-dalil Barkeley, menurut Ash-shdr, kita terpaksa


mengakui hal-hal berikut: pertama, mengakui adanya prinsip nonkontrodiksi yang diatasnya
dalil pertama didasarkan. Kedua, percaya pada prinsip kausalitas dan keniscayaan. Jika ia

14
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 86.
15
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 88
16
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 89.
menolak prinsip ini, dalilnya, tidak ada gunanya. Sebab, orang mendasarkan dalilnya pada
pendapatnya, hanya karena ia

percaya bahwa dalil adalah sebab niscaya untuk mengatahui kesahihan pendapat
tersebut. Apabila ia tidak mempercayai prinsip kausalitas dan keniscayaan, boleh saja dalil itu
benar, tetapi, ia tetap tidak membuktikan melalui dalilnya mengenai pendapat tersebut.17

g. Psikologi David Hume ( 1711-1776 M)


Filsuf Skotlandia ini lahir di Edinburgh dan belajar di Edinburgh University. Ucapanya
yang terkenal adalah “Be a philosopher; but amidst all your philosophies, be still a man”
(jadilah seorang filsuf, namun dalam berfilsafat, anda harus tetap seorang manusia).
Di sini, kita melihat Hume mengukur kebenaran dengan penglaman sebagai alat ukur.
Banyak filsuf sebelumnya yang mempercayai reason(akal) dan atau mempercayai juga
pengalaman. Menurut Hume, kedua-duanya berbahaya .18
h. Psikologi John Stuart Mill (1806-1873 M)
John Stuart Mill, lahir di London tahun 1806. Filsuf, ekonomi, moralis inggris ini
adalah putra James Mill, sejarawan, filsuf, dan psikolog. Karena latar belakang dan
pendidikan ayahnya ini, John Stuart Mill tertarik pada filsafat dan psikologi, sebagaimana
terlihat dalam bukunya, Logic (1843).
Ketika usianya baru 8 tahun, Mill telah membaccanya karya berbahasa Yunani
Fablesdari Aesop, Anabasis dari Xenophon, seluruh karya Herodotus, enam dialog Plato,
Diognes Laertius, dan lain-lain. Di usia ini pula, Mill mulai mempelajari bahsa latin,
geometri Euclid, dan aljabar.
Teori pengatahuan Mill adalah suatu bentuk fenomenlisme, yang tema sentralnya
adalah materi merupakan kemungkinan permanen dari sensasi dan benda-benda (objek-
objek) harus dipandang sebagai eksistensi fenomenal.
Selanjutnya, Mill menambahkan lagi dua prinsip yang mengatur asosiasi, yaitu
inseparability (tak terpisahkan) dan frequency (keseringan). Misalnya, jika
10

17
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 91.
18
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 93.
melihat sebuah sepeda tanpa roda, kita kaan berasosiasi pada rodaa sepeda tersebut,
karena sepeda dan rodanya tidak pernah terpisahkan (inseparability).19
2. Psikologi sebagai aliran mandiri
Psikologi, dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhem Wundt dengan
didirikanya Laboratirium Psikologi pertama di dunia, di Leipzing, pada tahun 1879.
Sebelumnya, bibit-bibit psikologi social mulai tumbuh, yaitu ketika Lazarus & Steindhal
pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi, dan institusi masyarakat untuk menemukan
“jiwa umat manusia” (human mind)yang berbeda dari “jiwa individual” (Bonner, dalam
Sarwono, 1997:10).
Tokoh lain pada awal dijadikanya psikologi sebagai ilmu yang mandiri, selain
Fachener, adalah Herman Ludwing Ferdinand von Helmholtz (1821-1894).
Helmoltz dikenal sebagai seorang emprikus dengan keahlian dalam ilmu faal, fisika, dan
psikologi. Ia dilahirkan di dekat berlian di Potsdam. Ayahnya adalah seorang tentara yang
kemudian menjadi guru dalam mata pelajaran filsafat dan bahasa (filologi).20
Sejak psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri
dalam pembuktiaan dan penyeldikanya, timbullah berbagai aliran psikologi yang bercorak
khusus. Adapun ciri-ciri khusus sebelum abad ke-18, antara lain (Effendi & Praja, 1993:30)
1. Bersifat elementer, berdasarkan hokum-hukum sebab akibat
2. Bersifat mekanis
3. Bersifat sensualistis-intelektualistis (mementingkan pengatahuan dan daya piker)
4. Mementingkan kuantitas
5. Hanya mencari hokum-hukum
6. Gejala-gejala jiwa dipisahkan dari subjeknya
7. Jiwa pandang pasif; dan
11
8. Terlepas dari mater-materi
Dengan mengatahui ciri-ciri khas dari psikologi kuno (berdasarkan filsafat dan ilmu
alam), kita dapat mengatahui ciri-ciri khas dari psikologi modern yang lain, tampak sebagai
berikut (Effendi &praja, 1993:30-31):
19
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 98.
20
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia,2013), hlm. 99 .
1. Bersifat totalitas
2. Bersifat teologis (bertujuan)
3. Vitalistis bilogis (jiwa pandang aktif dan bergerak dalam hidup manusia)
4. Melakukan pendalaman dan penyalaman terhadap jiwa (verstehend)
5. Berdasarkan nilai-nilai
6. Gejal-gejal jiwa dihubungkan dengan subjeknya
7. Memandang jiwa aktif dinamis
8. Mementingkan fungsi jiwa
9. Mementingkan mutu dan kuantitas;
10. Lebih mementingkan perasaan;
Dalam urain yang lebih simple, perbeddaan antara psikologi lama(kuno) dan psikologi
modern, adalah sebagai berikut (Kasiram, 1983:10)

a. Psikologi lama (kuno)


1. Psikologinya adalah psikologi unsur, yaitu mendasarkan pandangan pada elemen dan unsur-
unsur yang berdiri sendiri dan diselediki sendiri-sendiri;
2. Dalam peninjaunya, mencari hukum sebab-akibat, hukum aksual, dan bersifat mekanis.
3. Meninjau kehidupan kejiwaan secara terpisah dari subjeknya, yaitu manusia. Oleh karena itu,
disebut kehidupan jiwa yang pasif.
b. Psikologi modern
1. Mendasarkan peninjaunya pada psikologi totalitas, yaitu berpangkal pada keseluruhan
psychophysis.
2. Dalam meninjau kehidupan kejiwaan, melihat hubungan kejiwaan, melihat hubungan
kejiwaan sebagai bagian dari kehidupan manusia, sebagai kehidupan kejiwaan dari manusia
sebagai mahluk hidup yang mempunyai tujuan tertentu;
Jadi meninjau secara teleologis.
12
3. Psikologi dalam peninjaunya, selalu mendasarkan pada peninjauan kehidupan kejiwaan
dalam hubunganya dengan subjecknya, yaitu manusia. Jadi, kehidupan kejiwaan yang aktif.21
Terdapat dua teori yang mulai mengarahkan berdirinya psikologi sebagai ilmu :

a. Psikologi Nativistik atau Psikologi Pembawaan

21
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm.101.
Teori ini mengatakan bahwa jiwa terdiri atas beberapa factor yang dibawa sejak lahir,
yang disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan yang terpenting adalah pikiran, perasaan,
kehendak, yang masing-masing terbagi lagi ke dalam .
beberapa jenis pembawaan yang lebih kecil.Tokoh terkenal dari aliran-aliran ini adalah Frans
Josepg Gall (1785-1828), yang mencoba menemukan lokasi pembawaan-pembawaan itu
dalam otak.
b. Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik
Di sini, tidak diketahui adanya factor-faktor kejiwaan yang dibawa sejak lahir. Jiwa,
menurut teori ini, berisi ide-ide yang didapatkan melalui pancaindra dan saling diasosiasikan
satu sama lain, melalui prinsip-prinsip :
(1) kesamaan
(2) kontras
(3) kelangsungan
Tingkah laku diterangkan oleh teori ini melalui prinsip asosiasi ide-ide, misalnya:
seorang bayi yang lapar diberi makanan oleh ibunya. Melalui pancaindranya, bayi itu
mengatahui bahwa rasa lapar diberi makanan itu menghilangkan rasa laparnya. Lama
kelamaan rasa lapar diasosiasikan dengan makanan, dan setiap kali ia laper, ia mencari
makanan.
Akhirnya, menyinggung kembali tentang metode eksprimen, Wundt, yang pertama kali
memakai dan mendasarkan metode ini untuk psikologi secara ilmiah,

13
menetapkan beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh eksperimen psikologi
(Gerungan, 1987:45).22
1. Kita harus menentukan dengan tepat waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki.
2. Kita harus mengikuti berlangsungnya gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai
akhirnya, dan kita harus mengamatinya dengan perhatian yang khusus.
3. Tiap-tiap observasi (pengamatan) harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang
sama.

22
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 102.
23
Drs. Alex Sobur, Psikologi umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm. 103.
4. Kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksprimen.
Metode eksprimen ini memang dimaksudkan untuk menimbulkan dengan sengaja suatu
gejala guna menyelidiki keberlangsungannya, dengan persiapa yang cukup dan perhatian
yang khusus. 23

B. ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

1. Aliran-aliran dalam Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang masih muda.Ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri sejak
1879,yaitu pada waktu didirikannya labolatorium Psikologi yang pertama oleh Wilhelm
Wundt (1832-1920) di Leipzig, Jerman. Sebelum sampai pada Psikologi eksperimental oleh
Wundt, terdapat dua teori yang mulai mengarahkan berdirinya Psikologi sebagai ilmu. Kedua
teori ini ialah:

A. Psikologi pembawaan atau Psikologi Nativistik

Teori ini mengatakan bahwa jiwa terdiri dari beberapa faktor yang dibawa sejak lahir atau
yang disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan-pembawaan

14

terpenting adalah pikiran, perasaan, dan kehendak, yang masing-masing terbagi lagi ke dalam
beberapa jenis pembawaan yang lebih kecil. Perilaku atau aktifitas jiwa ditentukan oleh
pembawaan-pembawaan ini. Tokoh terkenal dari aliran ini adalah Franz Joseph Gall (1785-
1828), yang mencoba menemukan lokasi pembawaan-pembawaan itu di otak dalam
metodenya dengan memeriksa tengkorak kepala, yang disebut Frenologi. Metode ini tidak
bertahan lama karena dianggap kurang kuat dasar-dasar ilmiahnya.

B. Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik

Sejak abad ke-7,Psikologi Asosiasi merupakan salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi
secara tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam (khsusnya fisika).Metode yang digunakan
oleh aliran ini dalam usaha mempelajari jiwa adalah meode analistis-sintesis. Metode ini,
merupakan cara berpikir dalam ilmu pengetahuan alam, yang memandang alam ini terdiri
atas unsur-unsur (elemen-elemen) dan terjadi proses pesenyawaan berdasarkan hukum-
hukum tertentu.

Di sini tidak diakui adanya faktor-faktor kejiwaan yang dibawa sejak lahir. Jiwa, menurut
teori ini berisi ide-ide yang didapatkan melalui panca indra, dimemorikan dan saling
diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan,kekontrasan, dan
kelangsungan. Oleh karena jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara
mekanis menurut menurut hukum-hukum tertentu, maka berarti jiwa dipandangnya pasif
hanya hukum-hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Dan Psikologi lama
menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:

Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang
sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya, benda dengan namanya, kampus
dengan jalannya, barang dengan bahannya, dan lain-lain.

15

Hukum II : Hukum peraturan: benda atau peristiwa yang mempunyai perurutan, akan
terasosiasi bersama. Misalnya, huruf-huruf dari alfabet, melodi, sanjak, dan lain-lain.

Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian): tanggapan-tanggapan yang hampir sama, akan
terasosiasi bersama. Misalnya, potret dengan orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan
dengan lautan pasir, dan lain-lain.

Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan


teasosiasi bersama. Misalnya, kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, gemuk-kurus, dan lain-
lain.

Hukum V : Hukum galur atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan yang mempunyai


perkaitan yang logis satu sama lain, akan terasosiasi bersama. Misalnya, liburan dengan
pesiar, musim barat dengan hujan, musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain.24

24
Dr. Kartini Kartono, PSIKOLOGI umum, CV. Mandar Maju, Bandung 1996 ….hlm 60
Tokohnya Psikologi Asosiasi ialah, John Locke (abad 17), kemudian aliran ini diikuti oleh
David Hume, Hertley John Stuart Mill, dan Herbert Spencer.

1. Pendirian Psikologi Asosiasi

1) Dalil pokok: Jika beberapa elemen (unsur) bersama-sama atau berturut-turut masuk ke
dalam kesadaran, dengan sendirinya terjadi hubungan antar unsur-unsur itu. Hubungan ini
disebut Asosiasi.

Ciri-ciri daripada Asosiasi itu adalah:

a) Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.

16

b) Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu masuk bersama-
sama ke dalam kesadaran.

c) Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat masing-masing
elemen.

2) Metode kerja Psikologi Asosiasi:

Ilmu jiwa Asosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya (mekanika), dan darinya dipakai analitis-
sintesis dalam kalangan ilmu jiwa.

Analitis: Orang berusaha mengadakan analisis untuk mengembalikan semua gejala jiwa
kepada unsur yang paling sederhana, yakni tanggapan segala sesuatu yang terjadi dalam
kesadaran berasal dari elemen-elemen tersebut. Bahkan semua gejala jiwa yang lebih tinggi
(misalnya memikir, merasa, menghendaki) dapat dikembalikan kepada tanggapan.

Sintesis: Orang berusaha mengadakan sintesis, menyusun gejala-gejala jiwa yang lebih pelik
dari unsur-unsur pangkal yakni tanggapan.25

25
Drs.H.Abu Ahmadi, PSIKOLOGI umum, PT Rineka Cipta, 2009….hlm 47
Tanggapan-tanggapan, ingatan-ingatan, dan pengindraan, merupakan unsur-unsur jiwa yang
diutamakan oleh aliran ini. Dengan metode alistis-sintesis, aliran ini meenganalisis jiwa.
Dengan analitis dia berusaha menguraikan gejala-gejala kejiwaan pada unsur-unsur pokok
berupa tanggapan-tanggapan. Dengan sintesis, mereka menata tanggapan-tanggapan tersebut
secara asosiatif menjadi gejala-gejala psikologi yang bersenyawa.

2. Teori-teori dalam Psikologi

17

dan metode-metodenya sendiri yang saling berbeda satu sama lain. Dengan demikian, timbul
apa yang disebut aliran-aliran dalam psikologi.
A. Elementisme atau strukturalisme
Aliran ini adalah yang diajukan oleh W. Wundt (1832-1920) dari laboratoriumnya di Leipzig,
Jerman. Wundt pada mmasa itu (1879) sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur
kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai elemen
(bagian) seperti pengindraan, perasaan,
ingatan, dan sebagainya. Masing-masing elemen itu dikaitkan satu dengan yang lain oleh
asosiasi. Oleh karena itu, aliran Wundt dinamakan elementisme, strukturalisme, dan juga
asosiasisme.

B. Psikologi Gestalt

Gestalt adalah sebuah kata Jerman yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
sebagai form atau configuration (bentuk). Ilmu jiwa Gestalt timbul sebagai reaksi terhadap
elemen psikologi (elementisme). Aliran ini diumumkan pertama kali oleh Max Wartheimer
pada 1912, dipelopori oleh Von Ehrendels. Tokoh-tokoh lainnya adalah Kurt Koffka (1886-
1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Mereka kemudian pindah ke Amerika, karena
sebagai keturunan Yahudi mereka jadi sasaran kejaran NAZI.

Teori yang mereka ajukan adalah bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi,
rangsangan ditangkap secara keseluruhan. Jadi, persepsi bukanlah penjumlahan rangsangan-
rangsangan kecil (detail) yang ditangkap oleh alat-alat indra.Wundt menyatakan adanya
schopferische synthese (sintese yang reatif/mencipta). Yaitu, setiap gejala psikis yang
majemuk adalah lebih dari pada penjumlahan elemen-elemen, dan memiliki sifat-sifat atau
ciri-ciri baru yang tidak
dimiliki oleh elemen-elemen tadi. Ehrenfels berkata, bahwa bagi pengindraan manusia,
totalitas itu selalu ada lebih dahulu daripada bagian-bagiannya. Artinya,

18

dalam kesadaran manusia itu muncul terlebih dahulu satu kompleks atau satu gambaran
totalitas; baru kemudian akan muncul bagian-bagian daripada
penjumlahan bagian-bagian tersebut atau totalitasnya; dan keseluruhan ada lebih dahulu
daripada bagian-bagiannya.26
Misalnya, kalau kita mangamati sebuah mobil, kita tidak melihatnya sebagai susunan ban,
lampu, kaca, pintu, alat kemudi, dan lain-lain, melainkan kita mengamatinya benar-benar
sebagai sebuah mobil, yang mempunyai arti tersendiri terleepas dari detail-detailnya. Karena
itulah, meskipun mobil itu kita lihat dari depan, belakang, samping, dekat, jauh, dalam gelap,
dan sebagainya, selalukita tangkap sebagai mobil, tidak sebagai benda lain. Eksperimen
Gestalt yang pertama adalah tentang pengamatan gerakan, kalau beberapa lampu kita
letakkan berderet dan dinyalakan berganti-ganti dengan cepat, maka kita tidak akan melihat
lampu-lampu itu menyala berganti-gantian, melainkan kita akan melihat sebuah sinar yang
bergerak. Gejala ini disebut Phi Phenomenon yang sering kita lihat pada lampu-lampu hias.27
Perbedaan . Ilmu Jiwa Asosiasi
1. Semua gajala kejiwaan terjadi dari unsur-unsur yakni tanggapan.
2. Bagian-bagian (unsur) itu menjadi suatu proses penggabungan yang disebut Asosiasi.
Dalam jumlah ini unsur-unsur tetap berdiri sendiri dan jumlah itu benar-benar hanya
merupakan gabungan unsur-unsur.Ilmu Jiwa Gestalt
1. Dalam alat kejiwaan tidak terdapat unsur-unsur melainkan gestalt eseluruhan).

26
Dr. Kartini Kartono, PSIKOLOGI umum, CV. Mandar Maju, Bandung 1996…hlm 160

27
Sarlito W.Sarwono, pengantar PSIKOLOGI UMUM, Rajawali Pers,2009…hlm 29-30
19
2. Tiap bagian tidak berarti sama sekali; baru mempunyai arti kalau bersatu dalam
hubungan kesatuan. Tiap bentuk tertentu dari kesatuan itu disebut Gestalt.28
Teori Ehrenfels kemudian dikembangkan oleh:
1) Sekolah Berlin, dengan tokoh-tokohnya: M. Wertheimer, K. Koffka, dan W.Kohler.
2) Sekolah Leipzig, dengan tokoh-tokohnya: F.Krueger dan H.Volkelt, yang
mengutamakan faktor perasaan.
3) Claparede dan Decroly yang banyak menyebutkan masalah skematisasi, globalisasi,
dan sinkretisme.
C. Behaviourisme atau Psikologi S-R
Behaviourisme adalah aliran yang khususnya terdapat di Amerika Serikat. Aliran ini
ditemukan oleh John B.Watson (1878-1958). Objek psikologi menurut aliran
ini ialah: tingkah laku dan bukannya kesadaran, karena itu aliran ini disebut Psikologi tingkah
laku dan studinya terbatas mengenai pengamatan serta penulisan tingkah laku dan
menginginkan mengembangkan psikologi yang murni obyektif, dengan jalan menghilangkan
pengalaman-pengalaman batiniyah. Jelasnya Behaviourisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
Aliran ini menyatakan, bahwa semua tingkah laku manusia itu bisa ditelusuri asalnya dari
bentuk refleks-refleks. Jadi, refleks merupakan elemen tingkah laku
yang paling sederhana, dengan semua bentuk tingkah laku yang kompleks dan lebih tinggi
bisa disusun. Refleks adalah reaksi-reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang-
perangsang tertentu. Manusia disebut sebagai: komplek refleks-refleks, atau sebagai mesin-
reaksi belaka, faktor pembawaan dan bakat tidak

20

28
Drs.H.Abu Ahmadi, PSIKOLOGI umum, PT Rineka Cipta, 2009….hlm 48
mempunyai peranan sama sekali; pendidikanlah yang maha kuasa dalam. Maka, manusia itu
hanyalah merupakan makhluk kebiasaan belaka.29
Ada dua aliran dalam Behaviourisme, yaitu:
1. Aliran psikorefkleksologi di Rusia, dengan tokoh-tokohnya yang terkenal: Pavlov dan
Von Bechterev.
2. Behaviourisme di Amerika Serikat, dengan tokoh-tokohnya: Thorndike dan
J.B.Watson.
Thorndike adalah seorang tokoh behaviouris yang mencetuskan teori Trial and Error dari
percobaannya terhadap seekor kucing. Pada akhir percobaannya Thorndike berkesimpulan
bahwa:
1) Binatang, belajar dengan trial and error.
2) Hasil coba-coba itu merupakan asosiasi yang kuat untuk melahirkan kembali gerak
seperti yang telah lalu, karenanya binatang mudah mudah menyesuaikan diri dengan situasi
yang sama. Hal ini disebut dengan Love of effect. Karena tindakan binatang percobaannya itu
tidak berbeda dengan gerakan
mesin yang pasti, maka disimpulkan bahwa jiwa hewan, demikian pula manusia, dalam
mempelajari berulang-ulang akan semakin lancar jalannya.

Tokoh lain J.B.Watson,berusaha menghilangkan arti kesadaran dalam jiwa manusia. Menurut
Watson, kesadaran merupakan istilah filsafat. Watson terkenal dengan teorinya tentang
hubungan antara perangsang dengan sambutan (stimulus respon), sehingga teorinya disebut
teori “S-R-bon” (Bon ikatan antara stimulus dengan respon).30

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

29
Drs.H.Abu Ahmadi, PSIKOLOGI umum, PT Rineka Cipta, 2009….hlm 40

30
Drs.H.Abu Ahmadi, PSIKOLOGI umum, PT Rineka Cipta, 2009….hlm 40
Psikologi adalah ilmu pengathuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individual maupun kelompok, dalam
hubunganya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang,
keadaan, dan kejadian yang ada disekitar manusia.
Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak,
tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dilihat dari sejarah, psikologi sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu
bahkan sebelum masehi (Zaman Yunani) sampai sekarang. Ini dilihat dari sejarah bahwa
psikologi yang dimaksud adalah pembahasan tentang jiwa manusia. Bahkan didalam kitab
setiap agam kita akan mendapati istilah psikologi (jiwa). Sehingga sejarah psikologi bisa
dilihat dari sudut ini pula.
Ilmu psikologi modern tidak bisa dipisahkan dengan sejarahnya di Filsafat. Sebagain
ahli pendapat bahwa psikologi berkembang dari ilmu filsafat yang memisahkan diri sebagai
ilmu mandiri.
B. Saran
Dari hasil pembahasan makalah kami berdua tentang sejarah psikologi dan aliran-
aliranya, di harapkan dapat menambah wawasan umumnya dan ilmu yang kami bahas ini.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami harapkan masukan maupun kritik dan saran
dari pendamping pada mata kuliah ini, agar pembuat makalah selanjutnya lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai