Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PSIKOLOGI DAKWAH DENGAN ILMU-ILMU LAIN 2

Makalah
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Dakwah
Dosen Pengampu : Faricha Andriani, M.Psi

Disusun Oleh :
Muhammad Chussaini Abdullah 1640210042
Muhammad Fajar Nurul Falah 1640210045

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki tugas untuk menyeru kepada manusia yang lain yang belum sesuai
dengan yang diperintahkan Allah Swt dan manusia memiliki kewajiban ber amar makruf nahi
munkar. Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Karena dengan dakwah manusia di
ajak untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Sebagai da’i tentu saja kita
ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam
dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang.
Dengan adanya dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u (penerima), maka
pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan
pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah
dengan pendekatan kejiwaan sehingga hal yang diharapkan peran dan fungsi seorang dai benar-
benar dapat dipahami oleh seorang dai sebagai mubalig dan kondisi objek dakwah sebagai
mad‘u.
Psikologi dakwah sendiri memiliki artian ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada Allah
Swt. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan pendekatan kejiwaan atau
psikologi dakwah didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-
gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Psikologi Dakwah?
2. Bagaimana kedudukan dan Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu lainya?
3. Bagaimana hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu-ilmu lainnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Dakwah


Psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata, psyche dan
logos. Psyche jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi psikologi secara bahasa dapat diartikan dengan
“Ilmu Jiwa”.1 Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan pengertian yang lebih terperinci menyebutkan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriah manusia
dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti terhadap rangsang (stimulus)
dan jawaban (respon) yang menimbulkan tingkah laku. Psikologi merupakan salah satu
pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman manusia.
Adapun dakwah mempunyai makna menurut epistemologi yang berasal dari bahasa Arab,
kata dakwah berbentuk Isim Masdar yaitu bermakna panggilan, ajakan atau seruan. Dalam
bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk arti undangan, ajakan dan seruan yang
kesemua menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain
ke jalan yang benar.
Menurut Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa dakwah adalah mengubah umat dari
suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik di dalam segala segi kehidupan dengan tujuan
mereslisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan pribadi,
kehidupan keluarga, maupun masyarakat sebagai suatu keseluruhan tata kehidupan bersama.2
Psikologi dakwah merupakan kesatuan analisis terhadap tingkah laku manusia melalui
pendekatan psikologi dan dakwah geologis yang terdisipliner. Dengan begitu psikologi dakwah
dapat diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang
merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam
demi kesejahteraan hidup manusia duni dan di akhirat.

1
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006), hlm. 5.
2
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, (Yogyakarta: Sipress, 1993), hlm. 55.
B. Kedudukan Psikologi Dakwah dan Hubunganya dengan Ilmu Lain
Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas
mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses
kegiatan dakwah. Posisi atau kedudukan psikologi dakwah dalam sistematika studi psikologi
cukup memiliki peranan penting karena sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi di tuntut untuk
menjawab persoalan-persoalan kontemporer, sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pegiat
studi psikologi baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Mulai dari pemaparan sistematika
studi psikologi yang diklasifikasikan menjadi dua bagian secara teori maupun praktisnya,
kemudian dalam bagian psikologi praktis tersebut terdapat studi psikologi agama islam dan
diakhir psikologi dakwah merupakan bagian dari psikologi agama islam.
Oleh karena itu psikologi dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, maka
ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya
adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Didalamnya melibatkan
sikap dan kepribadian para juru dakwah dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa manusia
yang punya sikap dan kepribadian pula. Di sinilah akan terlihat adanya hubungan atau antar
hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara juru dakwah dengan sasaran dakwah,
sehingga terwujudlah suatu rangkaian proses yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang
dibawa oleh juru dakwah dengan sikap dan kepribadiannya ke arah sasaran dakwah yang berupa
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat dari mana tiga kekuatan rohaniah digerakkan
(kognisi, konasi, dan emosi) melalui proses belajar sehingga timbul pengertiaan, kasadaran,
penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama, yang merupakan input, sedang tingkah
laku yang berubah berupa pengamalan ajaran agama adalah output. Antara output dengan input
terjadi interaksi yang disebut feedback sebagai pengkoreksi lebih lanjut terhadap bahan input
yang dimasukkan kedalam proses-proses permainan manusia. Bilamana output tidak sesuai
dengan input maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Bilamana output sudah
tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan
bahkan perlu dikembangkan terus. Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara
siklus.3

3
H.M. Arifin, , Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 17-18
C. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu Lainnya
1. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Patologi Sosial
Psikologi dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran agama menuju kepada kesejahteraan
jiwa dan raga Mad’u dan Da’i. Sebelum memulai kegiatan dakwah, para da’i perlu mengetahui
lebih jauh apa saja penyakit-penyakit masyarakat dan penyakit masyarakat di bahas dalam
patologi sosial yang membahas tentang sikap, kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma
agama, masyarakat, adapt istiadat dan sebagainya.
2. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Individual
Manusia adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa di bagi-bagi, terdiri dari
jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi individual adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa manusia dari segi individualitas (pribadinya). Bantuan psikologi
individual terhadap psikologi dakwah terletak pada pengungkapan tentang hal ihwal hidup
kejiwaan individual dengan aspek-aspek dan ciri-cirinya yang mengandung kemungkinan dapat
dihampiri secara bijaksana untuk diarahkan kepada tujuan dakwah sesuai dengan kebutuhan
pemuasan pribadi masing-masing melalui proses dakwah yang tepat.
3. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Sosial
Selain manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan makhluk
sosisal. Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi
dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwah karena dalam psikologi
sosial dipelajari tentang peyesuaian diri manusia yang diitimbulkan oleh rangsangan-rangsangan
sosial, perubahan tingkah laku sesuai rangsangan-rangsangan sosial.4

4
Faizah & lalu muchsin effendi, Psikologi Dakwah,(Jakarta: prenada media, 2006), hlm 35-40
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari penjelasan tentang psikologi dakwah di atas dapat kita lihat bahwa erat sekali
hubungan antara psikologi dengan dakwah. Karena ketika seseorang berdakwah (da’i) maka ia
perlu bahkan harus mengetahui kondisi psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang
disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu sendiri merupakan
suatu kegiatan yang mempengaruhi orang lain agar mau merubah tingkah lakunya dan mengikuti
sesuai dengan yang disyari’aykan oleh agama (islam).
Perlu kita ketahui juga bahwasannya tujuan utama dari dakwah adalah bagaimana
nantinya seorang mad’u dapat atau mau menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i,
bukan hanya sekedar dipahami, direnungkan dan dirasakan saja.dan bagaimana agar seorang
mad’u benar-benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari
dirinya sendiri.
Sedangkan mengenai hubungannya dengan ilmu yang lain sudah sangat jelas sekali,
karena suatu ilmu pengetahuan tidak lepas dari kaitannya dengan ilmu yang lain sebagai
penunjang ilmu itu sendiri, tak terkecuali psikologi dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006.
Abdul Munir Mulkhan. Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: Sipress, 1993.
H.M. Arifin, , Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991
Faizah& lalu muchsin effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada Media) , 2006.

Anda mungkin juga menyukai