Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah study islam III

Dakwah Persuasif

Oleh :
Kelompok 4
1. Devita Sari
2. Gita Aprilonia
3. Ilhanda Putri
4. M. Ridho Akbar
5. Nadya Rahmi
6. Yumelda Irawan

Kelas : II A S1 Keperawatan
Dosen Pakar : Yosi Aryanti M.Ag

STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi


TA : 2014/2015

Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Dakwah Persuasif. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Study
Islam III.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil, terutama
kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya menbangun demi kepentingan makalah penulis di masa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adannya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.
Bukittinggi, 12 April 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
i

C. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.
B.
C.
D.

Definisi Dakwah Persuasif ...........................................................................2


Peluang Keberhassilan Dakwah.....................................................................3
Unsur-unsur Pembentuk Dakwah Persuasif...................................................3
Dai sebagai Pemimpin..................................................................................9

BAB III : PENUTUP.................................................................................................10


A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dakwah merupakan fenomena yang sering terjadi di kalangan masyarakat,
bahkan kegiatan dakwah itu dilaksanakan bukan hanya di tempat konvensional
seperti, majlis talim, masjid maupun pesantren namun banyak juga kegiatan
berdakwah dilakukan di hotel, rumah sakit, perusahaan, radio, televisi bahkan
internet. Aktifitas dakwah merupakan proses komunikasi penyampaian ajaran islam.
Aktifitas dakwah merupakan salah satu strategi untuk membentuk perubahan
kepada masyarakat ke arah yang lebih baik, dan sebagai proses membentuk
masyarakat yang islami, dan proses dakwah haruslah berpedoman pada Al-quran dan
Al-hadist. Agar pesan dakwah itu bisa diterima oleh para madu maka perlu
menggunakan metode ataupun cara berkomunikasi dalam melakukan dakwah, salah
satunya yaitu dengan cara komunikasi persuasif. Dan kesempatan kali ini kami akan
membahas tentang dakwah dengan menggunakan komunikasi persuasif.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa itu defenisi dakwah persuasif ?

2.

Bagaimana peluang keberhasilan dakwah persuasif ?

3.

Apa saja unsur pembnetuk dakwah persuasif ?

4.

Apa saja Materi dakwah persuasif ?

5.

Apa maksud dakwah sebagai pemimpin ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dakwah persuasif
2. Untuk mengetahui peluang keberhasilan dakwah persuasif
3. Untuk mengetahui unsur pembnetuk dakwah persuasif
4. Untuk mengetahui Materi dakwah persuasif
5. Untuk mengetahui bagaimana dakwah se

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dakwah Persuasif


Dakwah merupakan bahasa Arab, berasal dari kata dawah yang bersumber pada kata
(daa, yadu, dawatan) yang bermakna seruan, panggilan, undangan atau doa. Selain itu
dakwah memiliki pengertian upaya memanggil, menyeru, dan mengajak manusia menuju
Allah SWT.[1]Perluasan berikutnya dari pemaknaan dakwah adalah aktivitas yang
berorientasi pada pengembangan masyarakat muslim, antara lain dalam bentuk peningkatan
kesejahteraan sosial.[2]
Usaha untuk mempengaruhi pendapat, pandangan, sikap ataupun tingkah laku
seseorang dapat ditempuh dengan cara:
Koersif, yaitu dengan cara paksaan bahkan disertai dengan terror yang dapat menekan
batin. Contohnya yaitu adanya penolakan ketidaksetujuan FPI yang kerapkali kita tahu
beritanya di media-media dengan cara mereka yang memberontak bahkan anarkis.
Persuasif, yaitu tanpa adanya paksaan dengan mempengaruhi jiwa seseorang sehingga
dapat membangkitkan kesadarannya untuk menerima dan menerima suatu tindakan.
[3] Persuasif berasal dari istilah bahasa Inggris persuation. Persuation dapat diartikan sebagai
membujuk, merayu, meyakinkan, dan sebagainya. Baik koersif ataupun persuasif keduanya
bertujuan mengubah perilaku, kepercayaan, dan sikap. Bedanya ialah terletak pada cara
penyampaiannya.[4] Contohnya yaitu dakwah yang disampaikan oleh Ust. Maulana yang
dapat menggugah pikiran madu.
Sehingga

dapat

dikatakan Dakwah

Persuasif adalah

proses

kegiatan

yang

mempengaruhi jiwa seseorang (madu) sehingga timbul kesadarannya sendiri untuk


mengikuti ajakan pendakwah (dai) dengan cara halus atau tanpa paksaan.
Tanpa kita sadari dakwah berada di kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu dalam
situasi dan kondisi yang tengah ada dalam masyarakat hendaknya dapat menerapkan metode
dakwah manakah yang paling pas untuk digunakan. Dakwah persuasif harus dilakukan oleh
orang-orang yang memang memiliki pengetahuan dan keahlian. Dakwah harus tetap
2

dilakukan sekalipun dihadapkan dengan orang yang kemungkinannya sangat kecil untuk
berubah.

B. Peluang Keberhasilan Dakwah


Keberhasilan suatu dakwah dimungkinkan oleh berbagai hal :
1. Kemungkinan pertama karena pesan dakwah disampaikan oleh dai memang relevan
dengan kebutuhan

masyarakat, yang merupakan satu keniscayaan yang tidak

mungkin ditolak sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.
2. Kemungkinan kedua karena faktor pesona dai, yakni dai tersebut memiliki daya tarik
personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya, meski
kualitas dakwahnya sederhana.
3. Kemungkinan ketiga karena kondisi psikologi .Masyarakat yang sedang haus siraman
rohani, dan mereka terlanjur memiliki persepsi ositif kepada setiap daI, sehingga
pesan dakwah yang sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat
dengan penafsiran ynag jelas
4. Kemungkinan keempat adalah karena kemasan yang menarik. Masyarakat yang
semula acuh tak acuh terhadap agama dan juga terhadap daI setelah meliaht paket
dakwah yang diberi kemasan lain (missal kesenian, stimulasi atau dalam programprogram pengembangan masyarakat) maka paket dakwah itu berhasil menjadi stimuli
yang mengelitik persepsi masyarakat dan akhirnya mereka pun merespon secara
positif.

C. Unsur-Unsur Dakwah
Kondisi psikologis mad'u yang berbeda-beda menyebabkan tingkat pendekatan
persuasif dalam berdakwah juga berbeda-beda. Namun untuk mencapai dakwah yang persuasif jelas ada unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur yang menyebabkan suatu dakwah itu
persuasif atau tidak ialah:[5]

1. Pribadi Dai
3

Sosok Dai yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah kering jika digali
dari pribadi Rasulullah sendiri. Ketinggian pribadi Rasul dapat dilihat pada pernyataan AlQuran. Pengakuan Rasul sendiri dan kesaksian para sahabat yang mendampinginya.


Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir, dan dia banyak
menyebut Allah (QS. Al-Ahzab/33:21)
Di mata sahabatnya, Rasul SAW adalah guru, teman, orangtua, dan pemimpin, satu
gabungan peran yang sangat ideal bagi seorang Dai. sehingga Beliau layak disebut sebagai
Dai agung.
Sesuai dengan teori Gestalt, seseorang itu dipersepsi sebagai suatu keseluruhan. Oleh
karena itu, jika kepribadian seorang Dai sudah dipandang tinggi oleh masyarakat madu,
maka pesan dakwahnya juga dianggap sebagai bagian dari struktur kepribadiannya. Untuk
membuat suatu dakwah itu persuasive, pertama-tama seorang Dai harus memiliki kriteriakriteria yang dipandang posistif oleh masyarakat. Kriteria-kriteria itu antara lain :
a.

Memiliki Kualifikasi Akademis Tentang Islam


Dalam hal ini seorang Dai sekurang-kurangnya memiliki pengetahuan tentang Al-

Quran dan Al-Hadis, bahwa Al-Quran mempunyai fungsi sebagai petunjuk hidup, nasihat
bagi yang membutuhkan (mauidzah) dan pelajaran yang oleh karena itu, selalu menjadi
rujukan dalam menghadapi segala macam persoalan. Cirri seorang Dai yang berilmu antara
lain, ia tidak berani mengatakan apa yang tidak dikuasainya dengan menggunakan term-term
yang digunakan oleh ahlinya.
b. Memiliki Konsistensi antar Amal dan Ilmunya
Seorang Dai sekurang-kurangnya harus mengamalkan apa yang ia serukan kepada
orang lain. Perbuatan seorang Dai tidak boleh melecehkan kata-katanya sendiri, apa yang ia
demonstrasikan kepada masyarakat haruslah apa yang memang menjadi keyakinan batinnya,
sebab inkonsistensi antara kedua hal tersebut akan membuat seruan dakwahnya tidak
berbobot dan tidak berwibawa di depan masyarakat.
c.

Santun dan Lapang Dada


4

Sifat santun dan lapang dada yang memiliki seseorang merupakan indicator dari
ketulusan ilmunya dan secara khusus kemampuannya mengendalikan akalnya (ilmunya)
dalam praktek kehidupan. Cirri orang santun adalah lembut tutur katanya, tenang jiwanya,
tidak gampang marah dan tidak suka omong kosong. Secara psikologis, kepribadian santun
dan lapang dada seorang Dai akan membuat orang madu terikat perasaannya, lebih daripada
pemahaman melalui pikirannya sehingga masyarakat madu cenderung ingin selalu
mendekatinya
d.

Bersifat Pemberani
Daya tarik kepemimpinan seseorang antara lain terletak pada keberaniannya.

Keberanian yang diperlukan oleh seorang Dai sudah tentu berbeda dengan keberanian
kelompok oposisi yang lebih menekankan asal berbeda, atau keberanian yang asal berani,
tetapi keberanian yang konstruktif, yang sejalan dengan konsep dasar dakwah, yaitu
keberanian mengemukakan kebenaran. Dalam hal keberanian berargumen, berdialog dan
berdebat, seorang Dai dituntut untuk tetap konsisten dengan tujuan dakwah bukan asal
menang. Oleh karena itu, seorang Dai tidak dibenarkan mencacimaki agama atau keyakinan
orang lain.
e.

Tidak Mengharapkan Pemberian Dari Orang


Iffah artinya hatinya bersih dari pengharapan terhadap apa yang ada pada orang lain.

Seorang Dai yang tak terlintas sedikitpun di dalam hatinya keinginan terhadap harta orang
lain, maka ia dapat merasa sejajar atau bahkan lebih tinggi atau sekurang-kurangnya memiliki
kemerdekaan di dalam dirinya.
f.

Qanaah Atau Kaya Hati


Seorang Dai boleh miskin harta, tetapi tidak boleh miskin hati, karena kaya hati

(qanaah) itu lebih tinggi nilainya disbanding kekayaan harta. Dalam perspektif psikologi,
orang yang memiliki harta melimpah tetapi masih merasa banyak kekurangan dan tidak
sempat berpikir untuk memberikan pada orang lain, maka ia adalah orang miskin. Sebaliknya
orang yang sebenarnya tidak memiliki kekayaan yang berarti tetapi ia merasa berkecukupan,
merasa bersyukur dan bahkan sanggup memberikan sebagian besar milikinya untuk orang
lain yang lebih membutuhkan, maka ia adalah orang kaya.
g.

Kemampuan Berkomunikasi
5

Dakwah adalah mengkomunikasikan pesan kepada madu. komunikasi dapat


dilakukan dengan lisan, tulisan atau perbuatan, dengan bahasa kata-kata atau bahasa
perbuatan. Komunikasi dapat berhasil manakala pesan dakwah itu dipahami oleh madu.
kaum intelektual lebih mudah memahami bahasa ilmiah sedangkan orang awam lebih mudah
memahami bahasa awam. Jadi, seorang Dai dituntut dapat menggunakan metode yang tepat
dalam mengkomunikasikan pesan dakwahnya.
h. Memiliki Rasa Percaya Diri dan Rendah Hati
Seorang Dai harus memiliki rasa percaya diri, yakni bahwa selama dakwahnya
dilandasi oleh keikhlasan dan dijalankan dengan memakai perhitungan yang benar dan
mengharap ridha Allah, insyaAllah akan membawa manfaat. Dalam perspektif islam, rendah
hati justru akan mendatangkan kehormatan, sementara kesombongan justru akan mengantar
pada kehinaan.
i.

Tidak Kikir Ilmu


Pada dasarnya seorang Dai dapat diibaratkan sebagai danau menampung air hujan,

menyimpannya dan menyediakan diri bagi orang yang membutuhkan. Dalam puncak
kerjanya, seorang Dai dapat diibaratkan sebagai ember yang membawa air dari danau untuk
disiramkan ke pohon-pohon yang kekeringan. Jadi, ilmu yang dipelajari oleh seorang Dai
adalah diperuntukkan bagi kepentingan madu. oleh karena itu, ia tidak pernah kikir terhadap
ilmunya.
j.

Anggun
Salah satu ciri keanggunan seseorang ialah kepribadiannya tetap tersembunyi

meskipun namanya sudah banyak dikenal. Rahasia keanggunan justru terletak pada
kemampuannya menyembunyikan sisi-sisi pribadinya dari pengetahuan orang banyak.

k.

Selera Tinggi
Artinya ia tidak merasa puas dengan hasil kerja yang tidak sempurna.

l.

Sabar

Seorang Dai dituntut untuk mampu bersabar dalam menghadapi rintangan-rintangan


itu. Urgensi sabar berkaitan erat, dengan pencapaian tujuan. Oleh karena itu, Dai yang selalu
ingat akan tujuan utama dakwahnya, ia akan mampu bersabar dan tabah.
m. Memiliki Nilai Lebih
Manusia cenderung tertarik kepada orang yang memiliki kelebihan dalam bidang
apapun. Seorang Dai yang juga berperan sebagai pemimpin haruslah memiliki nilai lebih
atau nilai plus dibanding orang lain yang dipimpin. Oleh karena itu, agar dakwahnya menarik
dan mempunyai daya panggil, seorang Dai yang tidak memiliki nilai plus, apalagi jika
dibawah rata-rata maka meskipun kata-kata dakwahnya indah didengar, tetapi tidak atau
kurang mempunyai daya panggil, tidak menyentuh hati nurani tak menggores jiwa madu.
Kriteria diatas merupakan salah satu pendukung terciptanya dakwah persuasif, tetapi
tidak menutup kemungkinan jika ada beberapa criteria yang mungkin tidak terdapat dalam
diri seorang Dai selama dakwah yang diberikan dapat mempengaruhi jiwa madu atas
keinginan diri madu itu sendiri maka dapat dikatakan bahwa dakwah tersebut adalah dakwah
persuasif. Jadi, kriteria seorang Dai hanya sebagai standart dalam keilmuan tetapi
kenyataannya seorang Dai juga memiliki kekurangan sehingga tolak ukur dakwah persuasive
adalah penyampaian dakwah Dai yang dapat diterima dan dipahami oleh madu dengan
tujuan yang diinginkan (mempengaruhi) madunya.[6]
2. Materi Dakwah
Faktor materi dakwah yang merupakan pesan (message), adalah bagaimana aktivitas
komunikasi dalam dakwah disajikan secara relevan dengan kondisi dan kebutuhan mad'U.
Sesuatu materi yang tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan niad'u mungkin akan diabaikan,
sehingga tidak memberi hasil positif sebagaimana target yang diharapkan. Misalnya, mad'u
dari masyarakat kelas bawah mungkin harus diberi materi yang sedikit berbeda dengan
masyarakat kelas menengah, karenla masingmasing harus disesuaikan dengan karakteristik
audiens yang menjadi sasaran dakwah.
Pada aspek yang lain, yaitu metode atau cara penyampaian beserta medianya juga
sangat berpengaruh. Maksudnya, bagaimana pesan dakwah disampaikan kepada mad'u
(delivery channel). Penyajian dengan model dan metode tertentu mungkin akan sangat
membantu efektivitas proses komunikasi. Misalnya, dikemas dalam bentuk dialog interaktif,
diskusi planel, dan sebagainya. Atau dalam bentuk praksis operasionalnya, penyajian pesan
7

dengan menggunakan bahasa verbal benar-benar harus diperhitungkan. Sebab kata-kata yang
disampaikan ddngan cara tertentu akan memiliki kekuatan yang luar biaisa untuk
mempengaruhi dan mengubah perilaku manusia. Demikian pula, bilamana hal itu bersinergi
dengan logika maka akan berpengaruh terhadap berbagai pengambilan keputusan pentiKg
dalam kehidupan individu maupun masyarakat luas.
Kekuatan kata-kata (dalam bentuk lisan maupun tulisan) dapat menjadi stimuli yang
merangsang respon psikologis mad'u apabila: memiliki nilai keindahan bahasa (pilihan
katay^ng tepat), kejelasan informasi, penggunaan logika yang kuat, intonasi yang berwibawa,
memberikan harapan (optimisme) atau peringatan, dan ungkapan yang penuh ibarat
(Mubarok, 2001: 183). Al-Qur'an memberikan pedoman tentang komunikasi persuasif yang
terwujud dalam berbagai jenis perkataan, antaralaih: qaulan baligha (perkataan yang
membekas pada jiwa: Qs. 4 ayat 63), qaulan ma'rufa (perkataan yang baik ), qaulan sadida
(perkataan yang benar: Qs. 33 ayat 70), qaulan layyina (perkataan yang lemah lembut: Qs. 20
ayat 44), qaulan karima (perkataan yang mulia: Qs.17: ayat 23), qaulan maisura (perkataan
yang ringan, mudah: Qs.17 ayat 28), qaulan tsaqila (perkataan yang berat: Qs.73 ayat 5),
qaulan adzima (perkataan yang agung) dsb.
Setiap jenis perkatan tersebut memiliki karakteristjk tertentu dan ditujukan untuk
mad'u yang tertentu pula. Tetapi tujuannya sama, yaitu: agar mad'u dapat memahami dan
menerima seruan dakwah dengan sebaik-baiknya. Wilbur Schramm mengidentifikasi adanya
empat faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam proses komunikasi. Pertama,
kemampuan menerima dari komunikan. Kedua, proses saling mempengaruhi. Semakin
intensif komunikasi maka akan semakin intensif pula interaksi sosial sehingga proses saling
mempengaruhi akan semakin besar. Ketiga, daya tanggap komunikan, yang biasanya
dipengaruhi oleh situasi serta keterikatannya dengan norma-norma lingkungan. Keempat,
sense of selectivity dari komunikan, yaitu pertimbangan untuk memilih befdasarkan
pandangan komunikator terhadap pesan yang disampaikan , seberapa besar keuntungan atau
kerugian diri baik secara psikologis, sosial maupun material.

D. Dai Sebagai Pemimpin


Secara fungsional da'i adalah pemimpin, yakni memimpin masyarakat dalam menuju
kepada jalan Tuhan. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang da'i memiliki sifat-sifat
8

kepemimpinan. Secara sosiologis, seorang da'i di samping menjalankan kepemimpinan


keagamaan dimungkinkan juga untuk menjalankan kepemimpinan dalam bidang-bidang lain.
Jadi, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin, seorang da'i harus memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi dan menggerakkan masyarakat ke arah dinamika sosial yang terarah
dan bertujuan, yakni tujuan menyebarluaskan Islam dalam kehidupan sosial. Dengan modal
kepemimpinan itu maka dimungkinkan seorang da'i mempunyai jama'ah, murid atau
pengikut, dan jama'ah atau pengikut itu sendiri akan mempengaruhi da'i dalam membangun
konsep dirinya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah Persuasif adalah proses kegiatan yang mempengaruhi jiwa seseorang
(madu) sehingga timbul kesadarannya sendiri untuk mengikuti ajakan pendakwah (dai)
dengan cara halus atau tanpa paksaan.
9

Usaha untuk mempengaruhi pendapat, pandangan, sikap ataupun tingkah laku


seseorang dapat ditempuh dengan cara:
a. Koersif, yaitu dengan cara paksaan bahkan disertai dengan terror yang dapat menekan
batin. Contohnya yaitu adanya penolakan ketidaksetujuan FPI yang kerapkali kita
tahu beritanya di media-media dengan cara mereka yang memberontak bahkan
anarkis.
b. Persuasif, yaitu tanpa adanya paksaan dengan mempengaruhi jiwa seseorang sehingga
dapat membangkitkan kesadarannya untuk menerima suatu tindakan.
Persuasif dapat diartikan sebagai membujuk, merayu, meyakinkan, dan sebagainya.
Baik koersif ataupun persuasif keduanya bertujuan mengubah perilaku, kepercayaan, dan
sikap. Bedanya ialah terletak pada cara penyampaiannya.
Dakwah persuasif sendiri ialah kegiatan berdakwah dengan menggunakan metode
komunikasi persuasif yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon
(sikap atau perilaku) dari penerima atau madu. dan tujuan itu akan berhasil manakala
seorang dai mampu menyampaikan dakwahnya dengan pendekatan psikologis.
Unsur-unsur yang menyebabkan dakwah itu persuasif ialah: Pesona Dai, Materi
Dakwah, dan Kondisi Psikologis Madu.
Al-Quran memberikan istilah-istilah pesan yang persuasif atau materi dakwah
persuasif dengan kalimat qaulan layyina, qaulan marifah, qaulan baligha, qaulan sadida,
qaulan karima, qaulan maisura, qaulan tsaqilan, dan qaulan adzima.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

10

11

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tata Sutayat, Quantum Dakwah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal 1
[2] Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah Kajian Ontologis, Epistimologis, dan
Aksiologis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 3003, hal. 16
[3] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 446
[4] Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-aspek Kejiwaan yang Qurani
Amzah, Jakarta, 2001, hal. 148
[5] Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2002, hal. 162
[6] http://fara-cantika.blogspot.com/2012/11/dakwah-persuasif.html
[7] http://risnasari13.blogspot.com/2013/04/makalah-psikologi-dakwah-3.html
[8] http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2012/09/28/psikologi-dakwah-497168.html
[9] http://4letha.blogspot.com/2008/11/komunikasi-persuasif.html
[10] file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm
[11] file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
[12] William Albig, Modern Public Opinion. Mc Graww-Hill Book Company, New York,
1956, Hal 4.
[13] Abdul Jalil Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Hlm: 47

Anda mungkin juga menyukai