Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah study islam III
Dakwah Persuasif
Oleh :
Kelompok 4
1. Devita Sari
2. Gita Aprilonia
3. Ilhanda Putri
4. M. Ridho Akbar
5. Nadya Rahmi
6. Yumelda Irawan
Kelas : II A S1 Keperawatan
Dosen Pakar : Yosi Aryanti M.Ag
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Dakwah Persuasif. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Study
Islam III.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil, terutama
kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya menbangun demi kepentingan makalah penulis di masa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adannya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.
Bukittinggi, 12 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
i
C. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.
B.
C.
D.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dakwah merupakan fenomena yang sering terjadi di kalangan masyarakat,
bahkan kegiatan dakwah itu dilaksanakan bukan hanya di tempat konvensional
seperti, majlis talim, masjid maupun pesantren namun banyak juga kegiatan
berdakwah dilakukan di hotel, rumah sakit, perusahaan, radio, televisi bahkan
internet. Aktifitas dakwah merupakan proses komunikasi penyampaian ajaran islam.
Aktifitas dakwah merupakan salah satu strategi untuk membentuk perubahan
kepada masyarakat ke arah yang lebih baik, dan sebagai proses membentuk
masyarakat yang islami, dan proses dakwah haruslah berpedoman pada Al-quran dan
Al-hadist. Agar pesan dakwah itu bisa diterima oleh para madu maka perlu
menggunakan metode ataupun cara berkomunikasi dalam melakukan dakwah, salah
satunya yaitu dengan cara komunikasi persuasif. Dan kesempatan kali ini kami akan
membahas tentang dakwah dengan menggunakan komunikasi persuasif.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dakwah persuasif
2. Untuk mengetahui peluang keberhasilan dakwah persuasif
3. Untuk mengetahui unsur pembnetuk dakwah persuasif
4. Untuk mengetahui Materi dakwah persuasif
5. Untuk mengetahui bagaimana dakwah se
BAB II
PEMBAHASAN
dapat
dikatakan Dakwah
Persuasif adalah
proses
kegiatan
yang
dilakukan sekalipun dihadapkan dengan orang yang kemungkinannya sangat kecil untuk
berubah.
mungkin ditolak sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.
2. Kemungkinan kedua karena faktor pesona dai, yakni dai tersebut memiliki daya tarik
personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya, meski
kualitas dakwahnya sederhana.
3. Kemungkinan ketiga karena kondisi psikologi .Masyarakat yang sedang haus siraman
rohani, dan mereka terlanjur memiliki persepsi ositif kepada setiap daI, sehingga
pesan dakwah yang sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat
dengan penafsiran ynag jelas
4. Kemungkinan keempat adalah karena kemasan yang menarik. Masyarakat yang
semula acuh tak acuh terhadap agama dan juga terhadap daI setelah meliaht paket
dakwah yang diberi kemasan lain (missal kesenian, stimulasi atau dalam programprogram pengembangan masyarakat) maka paket dakwah itu berhasil menjadi stimuli
yang mengelitik persepsi masyarakat dan akhirnya mereka pun merespon secara
positif.
C. Unsur-Unsur Dakwah
Kondisi psikologis mad'u yang berbeda-beda menyebabkan tingkat pendekatan
persuasif dalam berdakwah juga berbeda-beda. Namun untuk mencapai dakwah yang persuasif jelas ada unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur yang menyebabkan suatu dakwah itu
persuasif atau tidak ialah:[5]
1. Pribadi Dai
3
Sosok Dai yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah kering jika digali
dari pribadi Rasulullah sendiri. Ketinggian pribadi Rasul dapat dilihat pada pernyataan AlQuran. Pengakuan Rasul sendiri dan kesaksian para sahabat yang mendampinginya.
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir, dan dia banyak
menyebut Allah (QS. Al-Ahzab/33:21)
Di mata sahabatnya, Rasul SAW adalah guru, teman, orangtua, dan pemimpin, satu
gabungan peran yang sangat ideal bagi seorang Dai. sehingga Beliau layak disebut sebagai
Dai agung.
Sesuai dengan teori Gestalt, seseorang itu dipersepsi sebagai suatu keseluruhan. Oleh
karena itu, jika kepribadian seorang Dai sudah dipandang tinggi oleh masyarakat madu,
maka pesan dakwahnya juga dianggap sebagai bagian dari struktur kepribadiannya. Untuk
membuat suatu dakwah itu persuasive, pertama-tama seorang Dai harus memiliki kriteriakriteria yang dipandang posistif oleh masyarakat. Kriteria-kriteria itu antara lain :
a.
Quran dan Al-Hadis, bahwa Al-Quran mempunyai fungsi sebagai petunjuk hidup, nasihat
bagi yang membutuhkan (mauidzah) dan pelajaran yang oleh karena itu, selalu menjadi
rujukan dalam menghadapi segala macam persoalan. Cirri seorang Dai yang berilmu antara
lain, ia tidak berani mengatakan apa yang tidak dikuasainya dengan menggunakan term-term
yang digunakan oleh ahlinya.
b. Memiliki Konsistensi antar Amal dan Ilmunya
Seorang Dai sekurang-kurangnya harus mengamalkan apa yang ia serukan kepada
orang lain. Perbuatan seorang Dai tidak boleh melecehkan kata-katanya sendiri, apa yang ia
demonstrasikan kepada masyarakat haruslah apa yang memang menjadi keyakinan batinnya,
sebab inkonsistensi antara kedua hal tersebut akan membuat seruan dakwahnya tidak
berbobot dan tidak berwibawa di depan masyarakat.
c.
Sifat santun dan lapang dada yang memiliki seseorang merupakan indicator dari
ketulusan ilmunya dan secara khusus kemampuannya mengendalikan akalnya (ilmunya)
dalam praktek kehidupan. Cirri orang santun adalah lembut tutur katanya, tenang jiwanya,
tidak gampang marah dan tidak suka omong kosong. Secara psikologis, kepribadian santun
dan lapang dada seorang Dai akan membuat orang madu terikat perasaannya, lebih daripada
pemahaman melalui pikirannya sehingga masyarakat madu cenderung ingin selalu
mendekatinya
d.
Bersifat Pemberani
Daya tarik kepemimpinan seseorang antara lain terletak pada keberaniannya.
Keberanian yang diperlukan oleh seorang Dai sudah tentu berbeda dengan keberanian
kelompok oposisi yang lebih menekankan asal berbeda, atau keberanian yang asal berani,
tetapi keberanian yang konstruktif, yang sejalan dengan konsep dasar dakwah, yaitu
keberanian mengemukakan kebenaran. Dalam hal keberanian berargumen, berdialog dan
berdebat, seorang Dai dituntut untuk tetap konsisten dengan tujuan dakwah bukan asal
menang. Oleh karena itu, seorang Dai tidak dibenarkan mencacimaki agama atau keyakinan
orang lain.
e.
Seorang Dai yang tak terlintas sedikitpun di dalam hatinya keinginan terhadap harta orang
lain, maka ia dapat merasa sejajar atau bahkan lebih tinggi atau sekurang-kurangnya memiliki
kemerdekaan di dalam dirinya.
f.
(qanaah) itu lebih tinggi nilainya disbanding kekayaan harta. Dalam perspektif psikologi,
orang yang memiliki harta melimpah tetapi masih merasa banyak kekurangan dan tidak
sempat berpikir untuk memberikan pada orang lain, maka ia adalah orang miskin. Sebaliknya
orang yang sebenarnya tidak memiliki kekayaan yang berarti tetapi ia merasa berkecukupan,
merasa bersyukur dan bahkan sanggup memberikan sebagian besar milikinya untuk orang
lain yang lebih membutuhkan, maka ia adalah orang kaya.
g.
Kemampuan Berkomunikasi
5
menyimpannya dan menyediakan diri bagi orang yang membutuhkan. Dalam puncak
kerjanya, seorang Dai dapat diibaratkan sebagai ember yang membawa air dari danau untuk
disiramkan ke pohon-pohon yang kekeringan. Jadi, ilmu yang dipelajari oleh seorang Dai
adalah diperuntukkan bagi kepentingan madu. oleh karena itu, ia tidak pernah kikir terhadap
ilmunya.
j.
Anggun
Salah satu ciri keanggunan seseorang ialah kepribadiannya tetap tersembunyi
meskipun namanya sudah banyak dikenal. Rahasia keanggunan justru terletak pada
kemampuannya menyembunyikan sisi-sisi pribadinya dari pengetahuan orang banyak.
k.
Selera Tinggi
Artinya ia tidak merasa puas dengan hasil kerja yang tidak sempurna.
l.
Sabar
dengan menggunakan bahasa verbal benar-benar harus diperhitungkan. Sebab kata-kata yang
disampaikan ddngan cara tertentu akan memiliki kekuatan yang luar biaisa untuk
mempengaruhi dan mengubah perilaku manusia. Demikian pula, bilamana hal itu bersinergi
dengan logika maka akan berpengaruh terhadap berbagai pengambilan keputusan pentiKg
dalam kehidupan individu maupun masyarakat luas.
Kekuatan kata-kata (dalam bentuk lisan maupun tulisan) dapat menjadi stimuli yang
merangsang respon psikologis mad'u apabila: memiliki nilai keindahan bahasa (pilihan
katay^ng tepat), kejelasan informasi, penggunaan logika yang kuat, intonasi yang berwibawa,
memberikan harapan (optimisme) atau peringatan, dan ungkapan yang penuh ibarat
(Mubarok, 2001: 183). Al-Qur'an memberikan pedoman tentang komunikasi persuasif yang
terwujud dalam berbagai jenis perkataan, antaralaih: qaulan baligha (perkataan yang
membekas pada jiwa: Qs. 4 ayat 63), qaulan ma'rufa (perkataan yang baik ), qaulan sadida
(perkataan yang benar: Qs. 33 ayat 70), qaulan layyina (perkataan yang lemah lembut: Qs. 20
ayat 44), qaulan karima (perkataan yang mulia: Qs.17: ayat 23), qaulan maisura (perkataan
yang ringan, mudah: Qs.17 ayat 28), qaulan tsaqila (perkataan yang berat: Qs.73 ayat 5),
qaulan adzima (perkataan yang agung) dsb.
Setiap jenis perkatan tersebut memiliki karakteristjk tertentu dan ditujukan untuk
mad'u yang tertentu pula. Tetapi tujuannya sama, yaitu: agar mad'u dapat memahami dan
menerima seruan dakwah dengan sebaik-baiknya. Wilbur Schramm mengidentifikasi adanya
empat faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam proses komunikasi. Pertama,
kemampuan menerima dari komunikan. Kedua, proses saling mempengaruhi. Semakin
intensif komunikasi maka akan semakin intensif pula interaksi sosial sehingga proses saling
mempengaruhi akan semakin besar. Ketiga, daya tanggap komunikan, yang biasanya
dipengaruhi oleh situasi serta keterikatannya dengan norma-norma lingkungan. Keempat,
sense of selectivity dari komunikan, yaitu pertimbangan untuk memilih befdasarkan
pandangan komunikator terhadap pesan yang disampaikan , seberapa besar keuntungan atau
kerugian diri baik secara psikologis, sosial maupun material.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah Persuasif adalah proses kegiatan yang mempengaruhi jiwa seseorang
(madu) sehingga timbul kesadarannya sendiri untuk mengikuti ajakan pendakwah (dai)
dengan cara halus atau tanpa paksaan.
9
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tata Sutayat, Quantum Dakwah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal 1
[2] Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah Kajian Ontologis, Epistimologis, dan
Aksiologis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 3003, hal. 16
[3] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 446
[4] Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-aspek Kejiwaan yang Qurani
Amzah, Jakarta, 2001, hal. 148
[5] Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2002, hal. 162
[6] http://fara-cantika.blogspot.com/2012/11/dakwah-persuasif.html
[7] http://risnasari13.blogspot.com/2013/04/makalah-psikologi-dakwah-3.html
[8] http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2012/09/28/psikologi-dakwah-497168.html
[9] http://4letha.blogspot.com/2008/11/komunikasi-persuasif.html
[10] file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm
[11] file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
[12] William Albig, Modern Public Opinion. Mc Graww-Hill Book Company, New York,
1956, Hal 4.
[13] Abdul Jalil Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Hlm: 47