Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS DAN EVALUASI DAKWAH


Di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Psikologi Agama “

Dosen Pengampu : Ibu Arifiyah Tsalasati.AM.M.Si

Di susun oleh :

Nurkhojin

NIM : 21.03.3974

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BREBES

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warohmatulloh wa barokatuh

Segala puji bagi Alloh SWT,dan teriring do a kami haturkan kepada Alloh SWT semoga
kita dalam lindungan NYA

Keberkahan dan keselamatan semoga menyertai kita Amin. Solawat dan salam semoga tercurah
kan kepada baginda penghulu alam,penerang kegelapan kebodohan ,penyejuk hati,pembawa
risalah abadi beliau Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita mendapat syafa at nya AMIN,

Dalam kesempatan ini, penulis sangat berharap semoga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah’Metodologi Studi Islam”tentang Analisis dan Evaluasi Dakwah ” Psikologi Agama “ dan
pada,kesempatan ini juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ,Ibu Arifihah
tsalasati .AM.M.Si.selaku dosen pembimbing.

Dalam penulisan tugas penelitian ini tentunya masih banyak kekurangan dan kekeliruan
serta kelemahan ,sehingga masih perlu perbaikan dan kritik saran sangat lah diperlukan untuk
menambah pengalaman dalam penelitian dan pemikiran islam,yang saat ini tampak lemah.dan
tentunya penulis berharap penelitian yang ditulis ini mendapat ridho Alloh SWT,dan bermanfa at
Amin.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih

Wassalamu alaikum warohmatulloh wabarokatuh

Brebes, 26 Mei 2023

Penulis

Nurkhojin
BAB I
PEMBAHASAN

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan
akhlak Islam.

Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti
panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata
“Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam” atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i”. Sedangkan yang menjadi objek
dakwah disebut “Mad’u”. Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Utama Dakwah

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia
dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhamad SAW mencontohkan dakwah kepada
umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Dimulai dari istrinya,
keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara
raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium,
Mukaukis dari Mesir, Kista dari Persia, dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

B. Jenis-Jenis Dakwah

Dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing


jurudakwah. Yang pasti, setiap Muslim wajib melaksanakannya karena seorang Muslim
berkewajiban menyebarkan kebenaran Islam kepada orang lain.

1. Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain
(satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah
fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori
dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk
dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat),
dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media
lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada
mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau
ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh
organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah
atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi
efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah Jum’at atau khutbah hari
Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram,
disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

4. Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini
dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da’i
(juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-
Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin
dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

5. Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah
melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-
tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari
dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat.
Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama
adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.
6. Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu
melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan
dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan
kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang
dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Ta’ala oleh Said bin Ali bin wahif al-
Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya
adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Qur’an; memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas)
dan terhindar dari kerusakan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang
utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau
ma’rifat.

Menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan,
mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada
tempatnya, dan menjawab dengan tegas dan tepat.

C. METODE-METODE DAKWAH

1) Metode Ceramah (retorika dakwah).

Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak di warnai oleh cirri
karakteristik bicara seorang da’I pada suatu aktipitas dakwah. Ceramah dapat pula bersipat
propaganda, kampanye, berpidato, khidbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Istilah ceramah
dalam akhir-akhir ini sedang ramainya di pergunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta,
baij melalui radio, televiisi, maupun ceramah secara langsung. Pada ssebagian orang menamai
ceramah dengan berpidato atau retorika dakwah. Metode ceramah sebagai salah satu metode
yang sseriang di pakai oleh orang atau da’i-da’I atau para utsan allah dalam usaha
menyampaikan risalahnya.

Metode ceramah ini di pergunakan sebagai mana metode dakwah, efektif dan efisien bila
mana:

a) Objek atau sasaran dakwah berjumlah banyak

b) Penceramah orang yang ahli berceramah dan berbicara

c) Sebagai syaraat dan rukun ibadah (sseperti shalat jum’at)

d) Metode yang di gunakan sesuai dengan sikon

Dengan mengetahui dan memahami metode ceramah dalam dakwah, maka harus
mempelajari karakteristik metode itu,berikut akan di bahas kelebihan dan kekurangan metode
ceramah.

a. Kelebihan Metode Dakwah

Metode ceramah memiliki beberapa keistimewahan atau kelebihan antara lain:

·Dalam waktu yang relative singkat dapat di sampaikan banyak bahan.

· Memungkinkan da’I menggunakan pengalamannya , keistimewahannay dan kebijakannya


sehingga mad’u mudah menerima ajaran yang di sam paikannya.
· Da’I lebih mudah mengusai seluruh mad’u.

· Bila di berikan dengan baik, dapat memberi stimulasi kepada mad’u untuk mempelajari
yang di sampaikan

· Dapat meningkatkan status da’i.

· Metode ceramah ini lebih plesibel, artinya mudah di sesuaikan dengan sikon serta waktu
yang tersedia, jika waktu singkat bahan dapat di singkat dan jika waktu panjang dapat di
sampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

b. Kekurangan Metode Dakwah

Metode cwramah selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki kekurangan atau
kelemahan antara lain:

· da’I sukar memahami mad’u terhadap bahan-bahan yang di sampaikannya.

· Metode ceramah hanya bersipat komunikasi satu arah.

· Suakr menjajaki pola fakir mad’u dan pusat perhatiannya.

· Da’I lebih cenderung bersifat otoriter

· Pabila da’I tidak mengetahui sikollgi mad’u maka ceramah akan melantur dan menjadi
lebih bosan.
2) Metode Tanya-Jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong
sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang di rasa belum di mengerti dan da’I sebagai
penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Sebab dengan bertanya orang berarti ingin mengetahuai lebih dalam dan mengamalkannya.
Harapan ini tak dapat di capai tampa adanya usaha seorang da’I untuh melatih didrinya
memahami maksut dari perrtanyaan orang lain, memiliki keterampilan bertanya dan sebagainya.

Metode dakwah ini bukan bukan saja cocok pada ruang Tanya jawab, akan tetapi cocok
pula untuk mrngimbangi dan memberi selingan ceramah. Ini sangat berguna untuk mengurangi
kesalah pahaman para pendengar, menjelaskan perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang
belum dimengerti dan sebagainya.

Metode ini sering di gunakan di saat Rasulllullah saw, dengan para sahabat di saat tak
mengerti tentang sesuatu agama (sahabat bertanya pada rasullullah).

a. Kelebihan Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab juga memiliki kelebihan. Diantara kelebihan metode ini adalah

ü Tanya jawab bias di jelaskan seperti Radio, Televisidan sebagainya.

ü Dapat di jadikan komunikasi dua arah

ü Bila ranya jawab sebagai selingan ceramah,maka audien dapat hidup atau aktif.

ü Timnilnya perbedaan pendapat terjawab atau didiskusikan di porum tersebut.


ü Mendorong audien lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan.

ü Da’I dapat mengetahui dengan mudah pengetahuan dan pengalaman sipenanya.

ü Menaikan gengsi da’I jika pertanyaan dapat terjawab semuanya.

b. Kekurangan Metode Tanya Jawab

Di antara kelebihan metode Tanya jawab ini juga ada kekurangannya. Kekurangan metode
Tanya jawab ini adalah

· Bila terjadi perbedaan pendapat antara da’I dan mad’u maka membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam penyelesaiannya.

· Bila jawaban da’I kurang mengeda pada yang di tanyakan penanya dapat menduga yang
bukan-bukan kepda da’i.

· Agak sulit merangkum seluruh isi dari ceramah.

Oleh karna itu, seorang da’I di anjurkan untuk memiliki bekal teknik tany ajawab dalam
dakwah, agar metode yang di gunakan dapat berhasil dengan efektif dan efisien.

3) Metode Debat (Mujadalah)

Mujadalah sinonim dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode dakwah.
Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti lebih menunjukan
kebeneran dan kehebatan islam. Dengan katalain debat adalah mempertahankan pendapat agar
pendapatnya itu diakui kebenarannya oleh orang lain.
Dengan demikian debat efektif di lakukan sebagai metode dakwah kepada orang-orang
yang membantah akan kebenaran islam. Sedangkan objek dakwah masih kurang percaya atau
mantap terhadap kebenaran islam, di rasa kurang efektif bila menggunakan metode debat ini
sebagai metode dakwahnya.apalagi sesame muslim yang hany berbeda pendapat, sangat tercela
bila beerhobi debat dengan temannya.

Keutamaan metode debat adalah terletak pada kemenangannya dalam mempertahankan


benteng islam. Bila menang debat, di mungkinkan mereka mengakui kebenaran islam dan
mereka masuk islam. namun sebaliknya, metode debat sangat membahayakn bila mengalami
kekalahan dalam perdebatannya.

Seorang da’I yang hendak menggunakan metode debat ini sebagai metode dakwah maka
sebelumnya harus:

· Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknik-teknik debat yang baik.

· Menguasai materi dakwah dengan sedetail-detail mungkin dan sangat menunjang bila da’I
sangat mengerti dan memhami tentang ajaran-ajara seta ilmu-ilmu teentang islam.

· Mengetahui kelebihan dan kelemahan musuh.

4) Percakapan Antar Pribadi (Percakapan Bebas)

Percakapan antar pribadi atau individu adalah percakan bebas antara seorang da’I dengan
individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Pecakapan pribadi bertujuan menggunakan
kesempatan yang baik di dalam percakapan untuk aktivitas dakwah.
Biasanya yang di sebut ngobrol para subjeknya tak membatasi permasalahan yang di
bicarakan. Oleh karna itu seorang da’I hendaknya dapat mengarahkan pembicaraannya kepada
hal-hal yang baik memasukan ide-ide, dan mengajak mereka kejalan allah.

Dalam melaksanakan metode ini, seorang da’I hendaknya mempersiapkan dirinya dengan:

· Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan
propesinya mauupun pengetahuan lain yang erat hubungannya dengan lingkungan
hidupnya.

· Mempunyai pandangan luas.

· Pandai dalam memecahkan masalah, agama, ekonomi dll.

· Mempunyai daya kreatipitas yang tingggi.

Bila seorang da’I memiliki hal yang di sebut di atas, di mungkinkan setiap obrolan dapat
bermamfaat sebagai aktivitas dakwah, artinya dapat mengarahkan pembicaraanya kea rah yang
positif.

5) Metode Demonstrasi

Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda atau peristiwa,bias
juga perbuatan dan sebagainyadapat di namakan seorang da’I menggunakan cara atau metode
Demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah , di mana seorang da’I memperlihatkan sesuatu atau
mengadakan pementasan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.

Metode ini jarang pergunakan para da’I yang terdahulu, bahkan Rasullullah saw sering kali
menggunakan metode demonstrasi ini. Sebagai mana dalam riwayat di terangkan Rasulllullah
pernah di ajar oleh jibril, tentang sembahyang dengan metode demonstrasi atau dengan
menampilkan contoh kaifiyah shalat kepada Rasullullah. Oleh karna itu Rasullullah mengambil
tauladanjibril untuk mengajarkan shalat kepada sahabat-sahabatnya.

Metode Demonstrasi di gunakan apabila tujuan dakwah mengharapkan para objeknya


dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan dengan betul. Dengan kata lain metode
demonstrasi di gunakan bila masa ingin mengetahui tentang:

a. Bagai mana cara mengerjakannya.

b. Bagai mana contoh yang benar dan yang salah.

c. Bagai mana proses atau langkah-langkah sesuatu ibadah.

Selain itu metode Demonstrasi di gunakan sang da’I bila diya bertujuan:

Ø Untuk menghindari verbalisme, artinya dengan demonstrasi di harabkan masa tidak terjadi
kesalah pahaman atau menjadi bingung.

Ø Untuk memudahkan berbagai penjelasan.

Ø Untuk lebih menarik perhatian masa.

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

Seperti metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai kelemahan dan
kekurangannya. Diantara kelebihan yang di milikinya adalah
§ Metode ini memungkinkan masa dapat menghayati dengan penuh hati mengenai hal-hal baru
yang menjadi stimulusnya.

§ Lebih memusatkan perhatian masa kepada persoalan yang sedang di bahas.

§ Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan tanpa demonstrasi.

§ Dimungkan mengurangi kesalah pahaman.

§ Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari keseluruhan persoalan yang
di bahas, sebab masa menghayati langsung terhadap persoalan yang di bahas.

b. Kelemahan Metode Demonstrasi

o Metode demostrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan memerlukan banyak
pemikiran.

o Tidak wajar bila media tidak di amati secara seksama.

o Tidak semua hal dapat di demonstrasikan .

o Kurang efektif menggunakan metode demonstrasi, bila media kurang memadai dengan
kebutuhan atau tujuan.

o Memerlukan keahlian khusus bagi para subjek (da’i)


Adapun beberapa hal yang mendasari keefektifan metode dakwah, misalnya saja dalam
peristiwa perjanjian Hudaibiyah sebagaimana yang direkontruksikan oleh Rasulullah dan
sahabat-sahabatnya yaitu:

a) Untuk melakukan atau meningkatkan sesuatu ada dua hal dasar yang mempengaruhi
watak manusia yaitu pengaruh luar atau lingkungan dan pengaruh dari dalam atau
keturunan. Dengan demikian aktivitas suatu kelompok sosial akan sangat mempengaruhi
individu yang berada disekitarnya. Dalam dakwah Islam da’i (kelompok sosial kolektif)
akan mempengaruhi mad’u.

b) Suatu kelompok manusia akan menjadi masyarakat yang sebenarnya bila mana anggota
masyarakat telah melakukan imitasi yaitu saling tiru meniru, saling ikut mengikuti dan
saling contoh mencotoh terhadap aktifitas anggota lainnya.

c) Bersamaan dengan terjadinya struktur dalam interaksi kelompok, maka terbentuklah


norma-norma tingkah laku khas antara anggota kelompok. Norma ini merupakan pedoman
untuk mengatur pengalaman dan tingkah laku individu manusia dalam situasi sosial.

Metode dakwah adalah ilmu yang mempelajari bagaimanacara berkomunikasi langsung


dan mengatasi kendala–kendalanya.Metode dakwah ialah cara-cara untuk mengajak orang atau
orang banyak dengan kebijaksanaan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di
akhirat, sesuai dengan perintah Allah SWT. Dengan kata lain metode dakwah ialah cara-cara
untuk melakukan kegiatan dakwah. Metode dakwah adalah cara-cara da’i dalam menyampaikan
pesan dakwah agar lebih cepat dipahami oleh mad’u, dalam hal ini yang harus dikuasai oleh da’i
adalah metode-metode bi al-hikmah, mau’izhah hasanah, dan mujadalah. Metode dakwah adalah
jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwahnya
isalam,dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena
suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu
bisa ditolak oleh sipenerima pesan, ketika membahas tentang metode dakwah, maka umumnya
merujuk pada surat AN-Nahl: 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalaNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.

Dalam ayat diatas, telah menunjukkan bahwa metode dakwah ada tiga (3), yaitu:

a. Hikmah

Yaitu penyeruan atau ajakan dengan cara bijak,felosofis, argumentatif, dilakukan dengan
adil’ penuh kesabaran dan ketabahan. Al–Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam memilih,
memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u, disamping itu juga,
Al-Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjalankan dokrin Islam serta realitas yang ada
dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Menurut sayyid Qutub dakwah dengan
metode hikmah akan terwujud apabila memparhatikan tiga faktor.

Pertama,keadaan dan situasi orang-orang yang didakwahi.

Kedua,kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agarmereka tidak merasa tidak
keberatan dengan beban materitersebut.

Ketiga, metode menyampaikan materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian rupa
yang sesuai dengankondisi pada saat itu.

b. Mau’idzatul Hasanah

Adalah berdakwah dengan memberikan nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran islam


dengan kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran islam yang disampaikan itu dapat menyentuh
hati mereka.
c. Wajadi’lhum billati hiya ahsan

Yaitu dan debatlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Dalam perdebatan
dengan orang-orang yang belum baik, sopan, lemah lembut,menyenangkan. Ambil artinya
dengan perkataan yang halus,tujuannya adalah memperoleh dan memperbanyak kawan dan
mempersedikit lawan. Sering terjadi orang mau tunduk kepada kebenaran yang dikemukakan
secara halus, dan pernah pula ada orang yang dalam perdebatan tidak mau mengakui kesalahan-
Nya, sebab musuh dalam mengemukakan argumentasinya terlalu kasar dan tidak sopan,
sekalipun benar argumentasinya itu. Perlu diingat bahwa Al-Qur’an, selalu membimbing
ummatnya kejalan yang baik dan benar agar ummatnya berbahagia. Adapun kewajiban para da’i
hanyalah mengajak dan menuntun manusia kepada kebenaran agama islam. Akan tetapi apabila
dengan metode atau cara-cara yang demikian masih juga belum berhasil, maka juru dakwah tidak
diperkenankan putus asa. Mengajak manusia kejalan kebenaran memerlukan kebijaksanaanyang
mantap sebab juru dakwah para nabi termasuk nabi Muhammad SAW. Berhasil memuaskan,
adalah lantaran menggunakan tuntunan metode tersebut, demikian pula paramujahid dan
mujaddid dari masa kemasa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Sebagaimana yang diungkapkan Dakwah adalah Seruan, ajakan dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan
akhlak Islam. Dengan melalui berbagai macam metode yang sekiranya dapat dipahami dan
mudah diresapi bagi semua kalangan jama’ah. Yang diantaranya adalah dakwah dengan
1. Dakwah Fardiah
2. Dakwah Ammah
3. Dakwah Bil – Lisan
4. Dakwah Bil – Haal
5. Dakwah Bil – Tadwin
6. Dakwah Bil - Hikmah
Metode dakwah adalah ilmu yang mempelajari bagaimanacara berkomunikasi langsung
dan mengatasi kendala–kendalanya.Metode dakwah ialah cara-cara untuk mengajak orang atau
orang banyak dengan kebijaksanaan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di
akhirat, sesuai dengan perintah Allah SWT. Dengan kata lain metode dakwah ialah cara-cara
untuk melakukan kegiatan dakwah yang harus memiliki unsur hikmah, Mauidzatul khasanah dan
Wajadi’lhum billati hiya ahsan

B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.iainkudus.ac.id

https://eprints.walisongo.ac.id › ...

https://www.researchgate.net › publication › 307849573...

Anda mungkin juga menyukai