Anda di halaman 1dari 7

Nama : Panji Naufal Akbar

Nim : 2019050037

Prodi : KPI.19

Makul : Tafsir Dakwah

RETORIKA DAKWAH

A. PENDAHULUAN

Retorika dakwah adalah kepandayan menyampikan ajaran islam secara lisan guna
terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika dakwah merupakan cabang dari
ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang
lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima.
Retorika dakwah berkembang berjalan seiring dengan perkembangan dakwah
Islam. Aktifitas dakwah sendiri sudah ada sejak adanya Islam karena memang Islam
adalah agama dakwah, yaitu agama yang memberikan nasihat untuk membenarkan dan
mengimani apa yang difirmankan Allah SWT serta membenarkan dan melaksanakan
perintah yang dikatakan nabi-nabi Allah, juga nasihat untuk orang banyak agar saling
tolong menolong serta saling mengingatkan.

Banyak sekali pengertian dakwah yang di kemukakan oleh para ahli dakwah, tapi
pada prinsipnya dapat di simpulkan bahwa dakwah adalah mengubah situasi dan kondisi
yang seharusnya seperti yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian yang
diinginkan dari dakwah adalah terjadinya perubahan ke arah kehidupan yang lebih islami.

Dari definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa retorika dakwah


merupakan keterampilan menyampaikan ajaran Islam secara lisan guna memberikan
pemahaman yang benar kepada kaum muslimin agar mereka dapat dengan mudah
menerima seruan dakwah Islam yang karenanya pemahaman dan prilakunya dapat
berubah menjadi lebih Islami. Atau retorika Dakwah dapat dimaknai pula sebagai pidato
atau ceramah yang berisikan pesan dakwah, yakni ajakan ke jalan Allah ( sabilillah).

B. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RETORIKA DAKWAH


Arti retorika adalah seni berpidato atau mengarang/membuat naskah dengan baik.
Dalam Webster's World College Dictionary disebutkan bahwa retorika adalah "the art of
speaking or writing with correctness, clearness and strength", yakni seni berpidato atau
mengarang dengan benar, teliti, jelas, dan kuat. Retorika juga diartikan sebagai kesenian
untuk berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan
teknis (arts, techne). Seni dan kepandaian berbicara dibutuhkan dalarn banyak medan
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan lain. Mulai dari seorang pengacara,
jaksa, hakim, pedagang sampai kepada negawaran, semuanya membutuhkan retorika.
Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan
dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti
lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk
berbicara dan berpidato jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern adalah gabungan
yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesanggupan berbicara. Dalam bahasa
percakapan populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, yang tepat, atas cara yang
lebih efektif, mengucapkan yang tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti orang harus
dapat berbicara jelas, singkat dan efektif.

Pengertian dakwah adalah suatu pengertian Qur'an dan Al-Hadist. Adapun firman
Allah yang pengertian dakwah Islam, diantaranya, Al-Baqoroh: Ahzab: 45-48,
AlBaqoroh: 213, An-Nahl: 37, tersebut menjelaskan bahwa dakwah adalah pemberian
(berita), menyampaikan informasi, menyeru, mengajak dan memberi peringatan. Secara
umum, pengertian adalah Dakwah yaitu Memberikan dan menyampaikan informasi
tentang Islam yang benar, menyeru dan mengajak kembali ke jalan yang benar serta
memberi peringatan pada melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, dalam rangka
mencapai tujuan hidup bahagia dunia dan ahirat Dengan demikian, pengertian retorika
dakwah adalah seni dalam menyampaikan Islam Secara benar.
Adapun seni yang diajarkan oleh Al-Qur'an sebagaimana firman Allah dalam
sural An-Nahl 125. Berlandaskan pengertian di atas obyek retorika dakwah ada dua,
yaitu:
➢ Obyek material yaitu Manusia yang berbicara itu sendiri.
➢ Obyek formal yaitu Seni berbicara itu sendiri, yang hal tersebut dilihat dari
individunya.
Dengan demikian tujuan retorika dakwah Islam adalah untuk mencapai kebenaran
sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Al-Hadist. Hal ini berbeda dengan tujuan retorika
non Islam, yang hanya bertitik tolak pada tercapainya cita-cita terlepas apakah itu baik
atau buruk.

Secara garis benar retorika dakwah sebagai berikut:


1. Monologika dakwah, yaitu orang berbicara secara mono (sendiri) sedangkan audienc
hanya sebagai pendengar saja. Hal ini berbentuk pidato, khutbah resmi.
2. Dialogika Dakwah, adalah berbicara dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
saling merespon (face to face) Hal ini berbentuk, diskusi, seminar, hanya jawab,
simposium dan saresehan.
3. Tehnik dakwah dalam monologika dan dialogika - Sesuai dengan kemampuan.
- Disampaikan dengan kata-kata yang lemah lembut - Tidak
saling menjatuhkan.
- Diutarakan dengan kata-kata yang fasih, sesuii dengan firman
Allah SWT, "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di Daam hati mereka. Karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka" (An-Nisa' 63).

C. METODE RETORIKA DAKWAH


Cukup banyak methode da'wah Dalam retorika tfergantung kemauan, keahlian,
kemampuan dan kesempatan yang memungkinkan tetapi bertitik tolak dari firman Allah
SWT. Dalam surat An-Nahl :125, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian:
1. Hikmah (Bijaksana); Hikmah artinya segala sikap, ucap dan tindakan yang dilakukan
berdasarkan ilmu yang benar karena didorong oleh rasa keadilan serta pertimbangan
yang seksama sambil memperhatikan situasi dan kondisi medan serta sasaran dan
mencapai tujuan.
2. Mau'izhah Hasanah (nasehat yang baik); Mau'izhah Hasanah yaitu tutur kata,
pendidikan dan nasehat yang baik-baik. Da'wah dengan Mau'izhah Hasanah ini adalah
yang paling mudah dilakukan dan paling cepat sampai pada sasaran serta paling murah
biayanya, karena yang digunakan obyek da'wah hanyalah indra pendengaran dan indra
penglihatan. Beberapa contoh Mauizhah Hasanah dapat berupa kegiatan: kunjungan
keluarga, Sarasehan, penataran atau kursus-kursus, pengajian berkala di masjid ta'lim,
ceramah, tabligh, penyuluhan, dan Iain-lain.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Berdiskusi); yaitu bertukar fikiran dengan baik,
mengindahkan kode etik atau kesopanan dan bukan untuk mencari kemenangan dan
popularitas melainkan untuk mencari mutiara kebenaran. Bentuk-bentuk Mujadalah
Billatii Hiya Ahsan diantaranya, misalnya adalah panel Diskusi, seminar, dialog, loka
karya, debat, dan lain sebagainya.

D. TUJUAN RETORIKA DAKWAH

Retorika dakwah secara umum memiliki dua tujuan:

1. ‘Amar Ma’ruf — Mengajak kepada kebaikan


2. Nahyi Munkar — Mencegah kemunkaran

Tujuan itu berdasarkan QS Ali Imran [3]:110 yang artinya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajak kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Retorika dakwah juga berarti berbicara soal ajaran Islam.

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya, Retorika Islam (Khalifa, 2004),


menyebutkan prinsip-prinsip retorika Islam atauu retorika dakwah sebagai berikut:

1. Dakwah Islam adalah kewajiban setiap Muslim.


2. Dakwah Rabbaniyah ke Jalan Allah.
3. Mengajak manusia dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik.
4. Cara hikmah a.l. berbicara kepada seseorang sesuai dengan bahasanya, ramah,
memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan, serta gerakan bertahap.

E. PENTINGNYA RETORIKA DALAM DAKWAH

Pengtingnya Retorika Dalam Dakwah Seperti Ceramah, pidato, atau khutbah


merapakan salah satu bentuk kegiatan dakwah yang sangat sering dilakukan di
tengahtengah kehidupan masyarakat. Bahkan khutbah pada hari Jumat adalah
merupakan kegiatan wajib yang harus dijalankan saat melaksanakan sholat Jum’at. Agar
ceramah atau khutbah dapat berlangsung dengan baik, memikat dan menyentuh akal dan
hati para jamaah, maka pemahaman tentang retorika menjadi perkara yang penting.
Dengan demikian, disamping penguasaan konsepsi Islam dan pengamalannya,
keberhasilan dakwah juga sangat ditentukan oleh kemampuan komunikasi antara sang
muballigh atau khatib dengan jama’ah yang menjadi obyek dakwah..
Menurut Syaikh Muhammad Abduh, dalam garis besarnya, umat yang dihadapi
seorang da’i (objek dakwah) dapat dibagi atas tiga golongan, yang masing-masingnya
dihadapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai hadits: “Berbicaralah kepada manusia
sesuai dengan kadar (takaran kemampuan) akal mereka”.
1. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, berpikir kritis, dan cepat
tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan hikmah, yakni dengan alasan-alasan,
dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akan mereka.
2. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berpikir kritis dan
mendalam, belum dapat menangkap pengertian tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil
dengan mau’idzatul hasanah, dengan ajaran dan didikan, yang baik-baik, dengan
ajaran-ajaran yang mudah dipahami
3. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan tersebut.
Mereka ini dipanggil dengan mujadalah billati hiya ahsan, yakni dengan bertukar
pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat

Jadi tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan


kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat lewat
kegiatan bertutur,setelah kita mengetahui tujuan retorika maka manfaat dari retorika
sangat banyak,antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.
2. Membimbing penutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia pada
umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi.
3. Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.
4. Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.

F. PENUTUP
Untuk memperoleh gambaran tentang Retorika Dakwah yang efisien dan efektif
seorang muballigh haruslah mengenal mempelajari ilmu-ilmu pembantu da'wah,
diantaranya adalah ilmu retorika yang merupakan study pendekatan da'wah dalam upaya
mencari bentuk alternatif methode da'wah.
Pengenalan retorika dalam da'wah merupakan keharusan seorang muballigh
sebagai obyek penelaahan methode da'wah wal mau'idhatil hasanati wa jaadilhum hiya
ahsan dalam korelasinya secara menyeluruh dan sesuai dengan tujuan.Dengan demikian
besar sekali fungsi retorika sebagai pengantar media da'wah maupun media interaksi
lainnya untuk mencari dukungan atau kesamaan pendapat komunikator dengan
komunikan sebagai saran da'wah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36492264/retorika_dakwah.docx
https://romeltea.com/retorika-dakwah/
Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, Bar dung, tt
https://media.neliti.com/media/publications/78261-ID-retorika-dan-dakwah-islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai