Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAAN DAKWAH

Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il
mudhari‟) dan da‟a (fi‟il madli) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to
invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan memohon (to
prray). Selain kata “dakwah”, al-Qur’an juga menyebutkan kata yang memiliki pengertian
yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang berarti penyampaian, dan
“bayan” yang berarti penjelasan. (Pimay, 2006)

Tujuan dakwah adalah meng-Esakan Allah SWT, membuat manusia tunduk kepada-
Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan intropeksi terhadap apa yang telah diperbuat.
Keberadaan dakwah sangat urgen dalam Islam. Antara dakwah dan Islam tidak dapat
dipisahkan yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana diketahui, dakwah merupakan suatu
usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada
ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan
mempengaruhi manusia agar pindah dari suatu situasi ke situasi yang lain, yaitu dari situasi
yang jauh dari ajaran Allah menuju situasi yang sesuai dengan petunjuk dan ajaran-Nya.
Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia,
sehingga mereka dapat merasakan ketentraman dan kedamaian (Pimay, 2006)

Perencanaan dakwah ini dilakukan di daerah Kertasmaya, Indramayu dengan sasaran


dakwahnya yaitu anak muda milenial, adapun perencanaan dakwah nya adalah :

a. Objek Dakwah

Objek dakwah untuk perencanaan dakwah ini yaitu sekelompok anak muda sebagai
penerima dakwah nya. Dalam aktivitas dakwah, hendaklah kita memahami karakter dan
siapa yang akan diajak bicara atau siapa yang akan menerima pesan-pesan dakwahnya.

b. Materi Dakwah

Keseluruhan ajaran Islam, yang ada di Kitabullah maupun Sunnah Rasul Nya, yang pada
pokoknya mengandung tiga prinsip yaitu:
1. Aqidah
Aqidah yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan terhadap Allah SWT.
Dan ini menjadi landasan yang fondamental dalam keseluruhan aktivitas seorang
muslim, baik yang menyangkut sikap mental maupun sikap lakunya, dan sifat-sifat
yang dimiliki.
2. Syariat
Syariat yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas manusia muslim di dalam
semua aspek hidup dan kehidupannya, mana yang boleh dilakukan, dan yang tidak
boleh, mana yang halal dan haram, mana yang mubah dan sebagainya. Dan ini juga
menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan
sesamanya (hablun minallah dan hablun minan nas).
3. Akhlaq
Akhlaq yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah
SWT. maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-
makhluk Allah (Anshari, 1993).

c. Media Dakwah

Media dakwah adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Penggunaan


media dakwah yang tepat akan menghasilkan dakwah yang efektif. Penggunaan media-
media dan alat-alat modern bagi pengembangan dakwah adalah suatu keharusan untuk
mencapai efektivitas dakwah, media dakwah yang digunakan adalah : Lisan, karena
merupakan wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara,
dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,
penyuluhan, dan sebagainya.

d. Metode Dakwah
Metode dakwah yang akan digunakan dalam perencanaan dakwah ini adalah diskusi
dan bimbingan konseling.
a. Metode Diskusi
Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan, pendapat,
dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu
yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
Melalui metode diskusi ini kita dapat mengembangkan kualitas mental dan
pengetahuan agama para peserta dan dapat memperluas pandangan tentang materi
dakwah yang didiskusikan. Dakwahdengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan benar tentang
materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan terlatih berpikir secara kreatif dan
logis (analisis) dan objektif.
b. Konseling
Konseling adalah pertalian timbal balik di antara dua orang individu di mana
seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada saat ini dan pada waktu yang akan datang. Metode konseling
merupakan wawancara secara individual dan tatap muka antara konselor sebagai
pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.

Kedua metode tersebut dilakukan secara Hikmah, yakni menyampaikan dakwah


dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga
pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa
ada paksaan, tekanan maupun konflik
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, M. Hafi. 1993. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, Surabaya : Al-Ikhlas.

Pimay, Awaluddin. 2006. Metodologi Dakwah. Semarang : Rasail.

Anda mungkin juga menyukai