Anda di halaman 1dari 50

MODUL 8

Integrasi Kompetensi Program Studi


Dalam Paradigma Agama

Pendahuluan

M
odul delapan ini membahas integrasi kompetensi program
studi dalam paradigma agama. pada kegiatan belajar ini
penulis akan memberikan igma islam yang membahas secara
rinci tentang proses khutbah dan dakwah, memahami problematikan yang
dihadapi umat islam dan solusi alternativnya, sistem kerjasama ekonomi
dalam islam dalam konteks jual berli dalam islam dan lembaga keuangan.
Setiap mahasiswa diharapkan harus memahami seluruh konsep tersebut
sehingga hasilnya diharapkan mahasiswa mampu memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami konsep khutbah dan dakwah
2. Dapat dapat mengetahui dan memahami serta menidentifikasi
problematika umat islam dan solusi alternativnya
3. Dapat mengetahui dan meamahami serta menganalisa konsep jual
beli dalam islam
4. Dapat mengetahui, memahami dan menganalisa sistem lembaga
keuangan

Kemampuan tersebut sangat penting bagi Anda, dengan memiliki


kemampuan di atas berarti Anda diharapkan mampu mengintegrasikan
kompetensinya dalam paradigma agama dan keislaman. Pada modul lima
ini kegiatan belajar yang akan kita diskusikan mengenai:

1. Konsep khutbah dan dakwah


2. Problematika umat islam dan solusi alternativnya
3. Konsep jual beli dalam islam
4. Sistem lembaga keuangan .
Di dalam mempelajari modul tujuh ini, perhatikanlah atau ikuti petunjuk
di bawah ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul satu ini sampai
Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini.
2. Bacalah uraian dan contoh-contoh di dalam modul ini dengan
seksama dan tangkaplah ide-ide pokok dari uraian tersebut.
3. Pahamilah ide-ide pokok itu dengan cara menghubungkannya
dengan pengalaman Anda yang berkaitan dengan ide-ide pokok
tersebut dan boleh pula Anda berdiskusi dengan teman lainnya.
4. Kerjakan tugas-tugas yang tercantum di dalam modul ini, supaya
Anda lebih memahami ide-ide pokok tadi. Di dalam mengerjakan
tugas-tugas tersebut Anda boleh melakukan diskusi pula bersama
teman lainnya.
5. Mantapkan pemahaman Anda pada saat tutorial.
Jangan lupa sebelum memulai berdoalah terlebih dahulu, semoga
Anda mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.
Kegiatan Belajar 1

Dakwah dan Khutbah

URAIAN MATERI
A. Pengertian
Sebagai umat Islam, kita berkewajiban untuk menyiarkan dan
berdakwah atau mengajak seluruh umat manusia agar beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta gemar beramar ma’ruf nahi munkar.
Secara bahasa (etimologi) dakwah berarti mengajak, menyeru atau
memanggil. Adapun secara istilah (terminologi), dakwah bermakna
menyeru seseorang atau masyarakat untuk mengikuti jalan yang sudah
ditentukan oleh Islam berdasarkan Al Qur’an dan hadis untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Firman Allah SWT.. Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan
tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik.” (QS An Nahl : 125) lihat al-Qur’an online di
Goole,
Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan ayat-
ayat atau ajaran Islam kepada saudaranya yang lain sebagaimana hadis
nabi Muhammad SAW yang menyatakan sebagai berikut.
‫ﺒﻠﻐﻮﺍ ﻋﻨﻲ ﻭﻟﻮ ﺃﻴﺔ (ﺮ ﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎ ﺭﻯ ﻭ‬
)‫ﻤﺳﻟﻢ‬
Artinya : “Sampaikanlah dari ku walaupun satu ayat.” (HR Bukhari)

Ada hal-hal yang harus disiapkan dan diperhatikan sebelum


seseorang menjalankan tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran
Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Bersikap lemah lembut, tidak berhati kasar dan tidak merusak.
2. Menggunakan akal dan selalu dalam koridor mengingat Allah SWT
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
4. Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh
kesepakatan bersama
5. Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum
yang kuat dan jelas sumbernya (Al Qur’an dan hadis) dan disertai
dengan hikmahnya
6. Tidak meminta upah atas dakwah yang dilakukannya
7. Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, harus sesuai waktu, pada
orang dan tempat yang tepat
8. Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih
dan mencari-cari kesalahan umat atau agama lain
9. Melakukan dakwah dan beramal shaleh
10. Tidak menjelek-jelekan atau membeda-bedakan orang lain karena inti
yang harus disampaikan dalam berdakwah adalah tentang tauhid dan
ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan rasulullah

B. Tujuan dan Manfaat (Hikmah)

Tujuan utama dakwah dan khutbah ialah mewujudkan kebahagiaan


dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah
dengan cara memberi arahan, bimbingan yang tersistem dan terintegrasi
dengan baik antara kebutuhan dan tanggung jawab, antara hak dan
kebutuhan yang ada.
Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali
bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah,
antara lain:
Menurut bahasa:
1. Adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
2. Memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar
dari kerusakan
3. Ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu
yang utama
4. Obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
5. Pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan
mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada
tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

C. Macam-macam metode
Macam-macam metode dakwah, diantaranya :
1. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan
seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa
orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh
seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak
dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.
3. Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah
melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan
obyek dakwah).
4. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan
nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah)
mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini
mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
5. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-
Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab,
buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung
pesan dakwah sangat penting dan efektif.
6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang
arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga
pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun
konflik.

D. Rukun dan Sunah Khutbah

Khotbah merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain


untuk meningkatkan kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya
merupakan ajaran agama. Khotbah yang sering dilakukan dan dikenal
luas dikalangan umat Islam adalah khotbah Jumat dan khotbah dua hari
raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang memberikan materi
khotbah disebut khatib.
Syarat-syarat untuk menjadi khatib diantaranya sebagai berikut.
1. Khatib harus laki-laki dewasa
2. Khatib harus mengetahui tentang ajaran Islam agar khotbah yang
disampaikan tidak membingungkan atau menyesatkan jemaahnya
3. Khatib harus mengetahui tentang syarat, rukun dan sunah khotbah
Jumat
4. Khatib harus mampu dan fasih berbicara di depan umum
5. Khatib harus bisa membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan baik dan
benar
Syarat khotbah Jumat
Setiap mengerjakan salat Jumat pasti disertai dengan khotbah
yang dilaksanakan sebelum salat dan setelah masuk waktu zuhur. Tidak
sah salat jumat apabila tidak didahului oleh khotbah. Dalam khotbah salat
jumat ini khotib mengingatkan jemaah agar lebih meningkatakan iman dan
takwa kepada Allah SWT serta menganjurkan atau mendorong jemaah
agar beribadah dan beramal shaleh
Khotbah jumat memiliki syarat-syarat antara lain sebagai berikut.
a. Khotbah harus dilaksanakan dalam bangunan yang dipakai untuk salat
jumat
b. Khotbah disampaikan khotib dengan berdiri (jika mampu) dan terlebih
dahulu
c. Khotbah dibawakan agak cepat namun teratur dan tertib. Salah satu
bentuk pelaksanaan khotbah yang tertib adalah mengikuti sabagai
contoh hadis berikut ini yang artinya: “Rasulullah SAW berkhotbah
dengan berdiri dan beliau duduk diantara dua khotbah.” (HR Jamaah
kecuali Bukhari dan Turmuzi)
d. Setelah khotbah selesai segera dilaksanakan salat jumat
e. Rukun khotbah dibaca dengan bahasa Arab, sedangkan materi
khotbahnya dapat menggunakan bahasa setempat.
f. Khotbah dilaksanakan setelah tergelincir matahari (masuk waktu
zuhur) dan dilaksanakan sebelum salat jumat.
g. Khotbah disampaikan dengan suara yang lantang dan tegas, namun
tanpa suara yang kasar. Hadis menyebutkan sebagai berikut. Yang
artinya : “Bila rasulullah SAW berkhotbah kedua matanya memerah,
suaranya tegas dan semangatnya tinggi bagai seorang panglima yang
memperingatkan kedatangan musuh yang menyergap di kala pagi atau
sore.” (HR Muslim dan Ibnu Majjah)
Rukun Khotbah jumat
Rukun khotbah harus dilakukan dengan tertib. Apabila rukun
khotbah tidak dilaksanakan dengan tertib, salat jumat tersebut akan
menjadi tidak sah. Adapun rukun khotbah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membaca hamdalah
2. Membaca shalawat atas nabi
3. Membaca syahadatain yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul
4. Berwasiat atau memberikan nasehat tentang ketakwaan dan
menyampaikan ajaran Islam tentang aqidah, Syariah atau muamalah
5. Membaca ayat Al Qur’an dalam salah satu khotbah dan lebih
baik pada khotbah yang pertama
6. Mendoakan kaum muslim dan muslimat.
Sunah khotbah jumat
Ketika menyampaikan khotbah jumat, ada hal-hal yang termasuk
ke dalam sunah-sunah khotbah jumat. Sunah salat jumat adalah sebagai
berikut.
1. Khotbah disampaikan diatas mimbar atau di tempat yang sedikit lebih
tinggi dari jamaah salat jumat
2. Khotib menyampaikan khotbah dengan suara yang jelas, terang, fasih,
berurutan, sistematis, mudah dipahami dan tidak terlalu panjang atau
terlalu pendek
3. Khotib harus menghadap arah jemaah
4. Khotib memberi salam pada awal khotbah
5. Khotib hendaklah duduk sebentar di kursi mimbar setelah
mengucapkan salam pada waktu azan disuarakan
6. Khatib membaca surat Al Ikhlas ketika duduk diantara dua khotbah
7. Khotib menertibkan rukun khotbah, terutama salawat nabi Muhammad
SAW dan wasiat takwa terhadap jamaah. Adapun mengenai panjang
pendeknya khotbah, hadits menyatakan sebagai berikut. yang artinya :
“Rasulullah SAW memanjangkan salat dan memendekkan
khotbahnya.” (HR Nasai)
Fungsi khotbah jumat
Khotbah sebenarnya memilki banyak sekali fungsi, baik bagi
muslim secara individu maupun secara sosial kemasyarakatan yakni
antara lain sebagai berikut.
1. Memberi pengajaran kepada jamaah mengenai bacaan dalam rukun
khotbah, terutama bagi jamaah yang kurang memahami bahasa Arab
2. Mendorong jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah
3. Mengajak jamaah untuk selalu berjuang menggiatkan dan
membudayakan syariat Islam dalam masyarakat.
4. Mengajak jamaah untuk selalu berusaha meningkatkan amar ma’ruf
dan nahi munkar
5. Menyampaikan informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
dan hal-hal yang bersifat aktual kepada jamaah
6. Merupakan kesempurnaan salat jumat karena salat jumat hanya dua
rakaat
7. Mengingatkan kaum muslim agar lebih meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah
8. Mengingatkan kaum muslim agar lebih meningkatkan amal shaleh dan
lebih memperhatikan yang kurang mampu untuk menegakkan keadilan
dan kesejahteraan dalam masyarakat
9. Mengingatkan kaum muslim agar lebih meningkatkan akhlakul karimah
dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara
10. Mengingatkan kaum muslim agar lebih meningkatkan kemauan untuk
menuntut ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan
11. Mengingatkan kaum muslim agar meningkatklan ukhuwah islamiyah
dan membantu sesama muslim
12. Mengingatkan kaum muslim agar rajin dan giat bekerja untuk mengejar
kemajuan dalam mencapai kehidupan dunia dan akhirat yang
sempurna
13. Mengingatkan kaum muslim mengenai ajaran Islam, baik perintah
maupun larangan yang terdapat didalamnya.

E. Perbedaan Berkhotbah dan Berdakwah


Dari hal-hal yang telah dijabarkan pada penjelasan teerdahulu,
dapat kita analisa bahwa antara berdakwah dan berkhotbah terlihat
memiliki persamaan. Akan tetapi, tentu saja antara keduanya dapat
dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda. Perbedaan tersebut
dapat kita ihtisarkan sebagai berikut.
Dakwah
1. Dapat dilaksanakan kapan saja
2. Tidak ada rukun dan syaratnya
3. Tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaannya
4. Waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah
5. Dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti seminar,
lokakarya, pelatihan atau sarasehan
Khotbah
1. Dilaksanakan secara rutin sebagaimana hari jumat atau hari raya Idul
Fitri dan Idul Adha
2. Ada rukun dan syaratnya
3. Ada mimbar khusu untuk menyampaikan khotbah
4. Waktunya terbatas dan membutuhkan pengetahuan luas.
5. Dilakukan secara khusus dan ada tata tertibnya
Adapun perbedaan antara pelaksanaan khotbah idul fitri dan idul adha
dengan khotbah jumat adalah bahwa khotbah pada Idain dilaksanakan
pada hari raya idul fitri dan idul adha, umumnya dilaksankan dilapangan
luas dan diawali dengan salat dua rakaat yaitu salat sunah idul fitri dan
idul adha, sedangkan khotbah jumat dilakukan sebelum pelaksanaan salat
dimulai.
Cara Berlatih Menyusun Teks Khotbah atau Dakwah
Menyusun teks untuk berdakwah atau khotbah jumat memerlukan
pembiasaan atau latihan agar dapat berkembang menjadi semakin baik.
Bahkan, latihan-latihan semacam ini semakin diminati banyak orang dan
telah banyak diberikan dalam suatu oelajaran yang kini disebutt public-
speaking. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika akan menyusun
suatu teks atau naskah dakwah adalah sebagai berikut.
Membuat teks atau naskah setidaknya memiliki unsur-unsur
sebagai berikut
a. Memberikan salam bagi para jamaah
b. Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Allah
c. Awali dengan menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an serta membaca
ta’awuz dan basmalah
d. Teks atau naskah materi khotbah setidaknya memenuhi beberapa
unsur yaitu: kalimat pembuka, materi inti, kesimpulan dan penutup
e. Mengucapkan dua kalimat sahadat
f. Berwasiat (meningkatkan takwa)

Kegiatan Belajar 2
Problematika Umat Islam dan Solusi Alternative

URAIAN MATERI
A. Kompleksitas problem islam

Tahun 1400 H dalam rangka simposium peran imigran Muslim di


Amerika, diundanglah tokoh-tokoh Muslim dari berbagai negara termasuk
Indonesia-yang waktu itu dihadiri Muh Nastir. Dari sana kemudian para
tokoh ini memanfaatkan moment tersebut untuk berbincang-bincang
tentang dunia Islam. Kemudian muncullah kesepakatan untuk menajikan
abad ke 15 Hijriah ini sebagai abad kebangkitan Islam. Hal ini dilihat dari
kondisi Islam dunia saat itu memang sangat tertinggal. Maka dimulailah
abad kebangkitan Islam itu dengan tekad bersama untuk mengembalikan
kejayaan Islam dengan segala kemampuan dan usaha yang dimiliki.
Saat ini, setelah 20 tahun seruan itu dikumandangkan kondisi umat
Islam belumlah seperti yang diharapkan sebagai sesuatu yang benar-
benar bangkit. Umat Islam dunia masih saja dalam kondisi keterpurukan.
Mekipun telah beberapa orang, kelompok dan organisasi yang mulai
bangkit dan menyerukan hal yang sama sambil menyeadarkan umat islam
dan berkarya untuk membuktikan hal itu. Hingga saat ini praktis bisa
dikatakan bahwa umat Islam memang masih sebagai sesuatu yang belum
berarti (secara politis) bagi dunia.
Namun bagi Islam ada kebanggaan yang dapat ditampilkan bagi
Islam dengan adanya negara Arab yang kaya dengan minyak, itupun
karena keberuntungan takdir saja bahwa cadangan minyak terbesar dunia
ada disana. Tentang hal yang lain sangat sulit untuk mencarinya. Dibidang
ekonomi masyarakat Muslim dunia sama sekali tidak bisa diandalkan.
Sampai sekarang sistem yang dipakai tetap saja kapitalisme dengan
segala konsekuensinya. Negara-negara Muslim yang memang sudah
miskin semakin miskin saja dengan kapitalisme yang dibanggakan
Amerika. Sistem perekonomian Islam yanng menjanjikan keadilan itu tidak
mencul sama sekali. Padahal beberapa abad sistem ini dipakai dan
pernah terbukti keampuhannya. Sistem bank konvensional (riba) masih
menjadi pilihan utama masyarakat dunia. Belum lagi dengan kemiskinan
negara-negara Muslim yang menyebabkan mereka harus berhutang pada
negara-negara kapitalis. Yang pada gilirannya juga akan mempersulit
mereka. Bahkan untuk sekedar membayar bunga hutang.

B. Pengelompokkan masalah yang ada


Permasalahan yang muncul sebagai problem bagi umat,
diantaranya:
Faktor Eksternal
1. Gazwul Fikri
Invasi pemikiran (Ghazwul Fikri) adalah usaha suatu bangsa untuk
menguasai pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu
menjadikan mereka (kaum yang diinvasai) sebagai pengikut setia
terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life, metode pendidikan,
kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan yang
ditawarkan kaum penginvasi. Invasi pemikiran jelas-jelas bermaksud
merusak tatanan masyarakat Islam, mengganti norma dan budaya
Islam dengan Barat dan menjauhkan umat Islam dengan diennya
sendiri. Garis besar langkah kerja meraka adalah; (1) Merusak Islam
dari segi aqidah, ibadah, norma dan akhlak; (2) Memecah dan
memilah kaum Muslimin di muka bumi dengan sukuisme dan
nasionalisme sempit; (3) Menjelek-jelekkan gambaran Islam; (4)
Memperdayakan bangsa Muslim dengan menggambarkan bahwa
segala kemajuan kebudayaan dan peradaban dicapai dengan
memisahkan bahkan menghancurkan Islam dari masyarakat.
Yang terkait dengan ghazwul fikri ini antara lain adalah Zionisme,
Orientalis dan kristenisasi.

2. Sekulerisme
Pemisahan dengan sangat dikotomis antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-
ilmu non-agama memang merupakan bagian dari upaya untuk
menghilangkan peran agama dalam masyarakat dan memunculkan
keraguan akan kebenaran agama. Sekulerisme menjadi sesuatu yang
dianggap baik oleh Barat karena secara historis ia terlahir dari
perlawanan atas kejumudan pemikiran gereja diabad pertengahan.
Sekulerisme berdampak cukup serius kepada umat Islam, selain
hilangnya kepahaman akan syumuliataul Islam juga menjadikan
agama hanya sebatas ritual-ritual semata. Agama yang merupakan
sumber terbesar dari energi serta aspirasi dan merupakan pemandu
menuju kehidupan yang bermakna diatas bumi ini menjadi begitu
berubah. Agama hanyalah urusan akhirat. Dan yang menyebar justru
kemudian hal-hal yang menyangkut dengan mistik, takhayul, dll.
Demikian Ai Syariati mengungkap dampak negatif dari sekulerisasi ini.
3. Kapitalisme, materialisme, metode ilmiah-positifisme dan modernisasi
Hal-hal diatas muncul dan menjadi masalah besar bagi umat Islam
sebagai salah satu produk ghazwul fikri. Berawal dari temuan metode
ilmiah dan pengembangan iptek yang bersumberkan pada paradigma
material kemudian berlanjut dengan kapitalisme, yang merasuki sistem
pembangunan dan ekonomi umat Islam. Hal ini tidak menyebabkan
kecuali semakin terpuruknya umat Islam secara ekonomi dan politik.
Maka yang terjadi sekarang adalah imperialisme epistemologi oleh
Barat kepada umat Islam. Keterbelakangan pada banyak hal
menyebabkan umat Islam terpaksa mengikuti pola ini sadar atau tidak
untuk tetap bisa bertahan hidup.
4. Ancaman berupa sanksi ekonomi, perdagangan maupun politik
(hubungan luar negari).
Hal ini lebih mengerikan lagi. Sudah mengarah kepada menimbulkan
rasa ketakutan yang berlebihan kepada pihak Barat, khususnya
Amerika dengan PBB nya. Sehingga banyak menghalangi tindakan
ataupun sikap umat Islam menanggapi sebuah permasalahan maupun
isu. Karena apabila macam-macam saja dengan Amerika dan cs-nya,
alamat negara tidak akan tentram dalam waktu yang lama. Secara
psikologis bangsa-bangsa Muslim memang masih terjajah.

Faktor Internal
1. Runtuhnya Khilafah
Keruntuhan Daulah Islamiyah melalui pembubaran Khalifah oleh
Mustapa Kamal tanggal 3 Maret 1924, kemudian diikuti oleh
pemisahan agama dan negara dan model-model sekuler lainnya telah
merusakkan dan mencabik-cabik umat Islam. Setelah itu seolah-olah
Islam benar-benar telah hancur dan tidak akan pernah seperti itu lagi.
Dan langkah ini malangnya kemudian seolah menjadi preseden bagi
umat Islam untuk mulai meninggalkan ajarannya.
2. Perpecahan Umat Islam dan kurang ukhuwah
Dijadikannya negara Muslim menjadi banyak dan kecil-kecil
menjadikan umat Islam selalu dalam keadalaan berpecah belah.
Sehingga negara Muslim lebih banyak disibukkan dengan perebutan
batas negara dan munculnya paham sukuisme dan nasionalisme
sempit.
3. Fanatisme Mazhab
Bahkan hingga sekarangpun umat Islam masih sering terjebak dengan
pembahasan permasalah Mazhab yang notabene adalah
permasalahan furu' (cabang). Yang lebih sering perbedaan ini
menimbulkan perpecahan, walau banyak yang mengikuti mazhab
dengan taklid bukan 'ala bashira. Pada kajian-kajian keislaman
kemudian juga lebih membahas permasalahan perbedaan mazhab
dan seringnya mengarah pada menjelekkan mazhab yang lain.
4. Pluralisme Gerakan
Sebenarnya banyaknya gerakan Islam bisa menjadi suatu sinergi
dakwah jika saja semua elemen itu memiki visi bersama dan
melakukan gerakan dengan landasan kebersamaan, profesionalisme
dan spesifikasi gerakan. Lihatlah bagaimana Salafy begitu sering
menghujat Hizbut Tahrir, Tabligh dan Ikhwanul Muslimin, begitu juga
sebaliknya. Atau kalau di Indonesia bagaimana NU, Muhammadiyah,
dan Persis. Boro-boro untuk maju bersama, malah sibuk dengan
mencari kesalahan orang lain.
5. Tingkat Intelektualitas
Keterpurukan ekonomi biasanya memang dibersamai dengan
kurangnya intelektual di sana. Kepengarangan ilmiah dari negara-
negara Muslim tidak ada yang mencapai 0.3% dari seluruh karya
ilmiah dunia. Bahkan jika digabungkan pun jumlahnya juga tidak
mencapai 0.5%. dari seluruh dunia yagn menghasilkan 352.000 karya
ilmiah, negara-negara Muslim hanya 3.300, sedangkan Israel 6.100
buah.
Yang sangat terkait dengan itu adalah pendidikan. Tingkat pendidikan
dunia Islam masih sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan
dinegara Muslim selama ini adalah sistem yang mengadopsi Barat
yang penuh dengan sekulerisme dan menimbulkan keraguan pada
umat Islam tentang ajaran agamanya.
6. Salah persepsi yang terhadap Ajaran Islam
Dampak lain dari keberhasilan sekulerisasi dan keminderan dengan
identitas Islam adalah merosotnya pemahaman Muslim terhadap
konsep Islam sendiri. Kesempurnaan (syamil mutakammil) Islam tidak
dikenal lagi. Sehingga terjadi kerancuan dan kekaburan makna dan
persepsi terhadap ajaran Islam.
7. Kurangnya komitmen melaksanakan ajaran Islam.
“Integritas kultur Islam dan kesatuan way of life Islam terpecah-pecah
di dalam diri merekea, di dalam pemikiran dan aksi mereka, di dalam
rumah dan keluarga mereka.”. Jauhnya umat Islam dari kehidupan
Islami menyebabkan ajaran-ajaran Islam menjadi sesatu yang aneh
justru bagi kaum Muslimin sendiri.
8. Gap antara kaum terpelajar dan kelas bawah
Munculnya kaum intelektual Muslim adalah sebuah kemajuan bagi
aset pengembalian peradaban. Namun sayangnya orang-orang
intelektual ini masih terlalu melangit. Hanya sibuk dengan diri dan
intelektualitasnya saja tanpa memandang kepada permasalahan
konkrit yang dihadapi umat saat ini.

C. Geliat gerakan perkembangan


Problematika yang terjadi da nada akan tidak berdampak dan
mampu menjadi solusi jika ada geliat gerakan yang dikembangkan,
seperti:
1. Kelahiran ikhwanul Muslimin dan Jama’atul Muslimin
Pada tahun 1928, seorang guru sekolah berusia 22 tahun bernama
Hasan al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin, gerakan paling
berpengaruh pada abad kedua puluh yang mengarahkan kembali
masyarakat muslim ke tatanan Islam murni. Al Banna mengubah mode
intelektual elite menjadi gejala popular yang kuat pengaruhnya pada
interaksi antara agama dan politik, bukan saja di mesir, namun juga
didunia Arab dan Muslim.
Tujuan ikhwan sebenarnya terbatas pada pembentukan generasi
baru kaum beriman yang berpegang pada ajaran Islam yang benar,
dimana generasi tersebut akan bekerja untuk membentuk bangunan umat
ini dengan shibghah Islamiyah dalam semua aspek kehidupannya. Dan
mengembalikan eksistensi khilafah sebagai agenda utama dalam
manhajnya. “Kendati demikian, Ikhwanul Muslimin juga menyakini bahwa
semua itu membutuhkan banyak persiapan yang harus diwujudkan.
2. Munculnya tokoh-tokoh intelektual pembaharu Islam
Perlawanan terhadap kondisi terpuruk umat Islam yang paling
dikenal adalah perjuangan seorang tokoh Muslim Jamaludi al Afgani
(1838/9-1897). Beliau salah satu tokoh yang menyatakan kembali tradisi
Muslim dengan cara yang sesuai dengan berbagai problem penting yang
muncul akibat Barat semakin mengusik Timur Tengah diabad ke 19.
Dengan menolak tradisionalisme murni yang mempertahankan warisan
Islam secara tidak kritis disatu pihak dan peniruan membabi buta terhadap
Barat di lain pihak. Afgani menjadi perintis penafsiran modern, seperti
penggunaan akal, aktivisme politik, serta kekuatan Islam.
3. Lahirnya para aktivis dakwah yang mentransformasikan nilai
Islam kedalam masyarakat secara langsung
Kelahiran perlawanan terhadap usaha Yahudi untuk menguasai
Palestina yang kemudian dikenal dengan Hamas dan intifadhah adalah
juga merupakan wujud kesadaran realitas. Mereka dengan kemampuan
seadanya berusaha dengan banyak cara selain untuk menghancurkan
musuh juga menyadarkan masyarakat dunia akan penderitaan Muslim di
sana. Di Turki fenomena kebangkitan Islam terwujud dalam semakin
bersaingnya para pelaku ekonomi Islam yang menggunakan syariat Islam,
dan kemudian eksisnya partai Politik Islam Reefah yang sempat
memenangkan pemilu meskipun kemudian militer-sekuler
menurunkannya. Begitu pula dengn FIS di Aljazair merupakan perwujudan
semakin banyaknya kelompok Islam yang mencoba mentransformasikan
nilai-nilai keislaman kedalam realitasnya masing-masing.
Di Indonesia sendiri, fenomena mulai bangkitnya kesadaran umat
ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh cendikiawan Muslim, Nurcholis
Madjid dan Amien Rais adalah salah dua contohnya. Begitu pula dengan
kelahiran ICMI diawal 80-an dianggap sebagai wujud semakin
diseganinya kaum Muslimin Indonesia. Dan terakhir kemunculan partai
partai Islam dalam pemilu 1999, meski saat ini belum memberikan
signifikansi yang besar.

D. Solusi untuk kembali keperadaban islam

Sampai dengan tercapainya cita-cita membentuk peradaban Islam


membutuhkan waktu yang lama, bahkan beberapa generasi. Namun
bagaimanapun hal itu harus dimulai sejak sekarang. Dan selain waktu
yang lama juga dibutuhkan pemikiran yang mendalam dan intelektual
muslim yang berkualitas. Karenanya upaya ini harus senantiasa
dikontinukan dan harus ada pewarisan ide dan langkah kerja.

Islamisasi Pengetahuan

Pada era modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan sudah


sangat pesat. Namun diakui bahwa itu semua dikembangkan sangat
banyak oleh orang Barat, bukan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan seolah
menjadi senjata yang sangat ampuh untuk menaklukkan alam semesta.
Begitu strategis peran ilmu pengetahuan ini. Para intelektual muslim mulai
menyadari hal tersebut dan muncullah kemudian upaya islamisasi
pengetahuan. “karena pilar peradaban modern adalah ilmu pengetahuan
maka sejumlah pemikir merasa sangat berkepentingan untuk menelaah
kembali ilmu pegetahuansecara kritis. Para pemikir memandang strategis
untuk memberi prioritas yang besar dan utama terhadap pengembangan
ilmu demi memcahkan problem diatas. Kalangan ilmuan Muslim
mersaperlu melakukan revitalisasi peradaban (c.q. ilmu pengetahuan)
dengancara langkah: Islamisasi ilmu” Gagasan Islamisasi ini dipelopri oleh
Islamil Raji al Faruqi dengan lontaran gagasannya melalui Islamization of
Knowledge dalam The First International conference of Islamic Thought
dan Islmization of Knoledge (Islamabad, 1982). Ia juga mendirikan The
International Institute of Islamic Thought (1981) di Washington.

Mengenai pemaknaan Islamisasi pengetahuan sampai sekarang


masih dalam perdebatan, tokoh-tokoh yang memiliki pandangan yang
berbeda tentang Islamisasi pengetahuan ini dapat diwakili oleh Islamil Raji
al Faruqi, Ziauddin sardar, Pervez Hoodbhoy, Fazlur Rahman.

Al Faruqi menyatakan bahwa pengetahuan modern menyebabkan adanya


pertentangan wahyu dan akan dlam diri umat Islam, memisahkan
pemikiran dari aksi, serta adanya dualisme kultural dan religius. Karena itu
diperlukan Islamisasi ilmu dan upaya itu haurs beranjak dari tahudi. Ilm
pengetahuan Islami selalu menekankan adanay kesatuan alam semesta,
kesatuan kebenaran dan pengetahuan serta kesatuan hidup.

Al Faruqi sendiri mengusulkan 12 langkah utnuk Islamisasi ilmu


yakni (1) penguasaan disiplin ilmu pengetahuan modern, (2). survei
disiplin ilmu, (3). penguasaan khazanah Islam: sebauah Ontologi, (4).
penguasaan khazanah ilmiah Islam: sebuah sintesa, (5) penentuan
relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu, (6). penilaian
kritis terhadapilmu maodern, 7 penilaiak kritis terhadap khazanah Islam,
(8). survei permasalahanyang diahadapai umat Islam, (9) survei
permasalahan yang dihadapi umat manusia, (10) analisis kreatif dan
sintesis, (11) penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka
Islam dan (12) penyebarluasan ilmu yang telah diIslamisasikan itu.

Kemandirian ekonomi negara Muslim

Kemandirian ekonomi negara Muslim adalah hal yang seharusnya


dijadikan hal penting. Meski saat ini kondisi perekonomian hampir
disemua negara Muslim dalam kondisi memprihatinkan, namun basis-
basis bagi kemandirian itu harus ditanamkan dengan kokoh. Selain iptek
yang tak kalah penting adalah pertanian mengarah pada swasembada,
kemudian usaha-usaha bagi pemenuhan kebutuhan primer masyarakat.
Hal terakhir ini sangat penting dalam kemandirian dan independensi
negara-negara Muslim. Kita mana mungkin bisa lantang menyuarakan
kebenaran jika itu terkait dan dapat menyinggung perasaan negara donor
atau negara tempat mengimpor bahan pokok. Selain itu pembangunan
yang butuh banyak dana dapat dilakukan dengan kebersamaan sesama
negara Muslim. Meski uang negara muslim tidak sebanyak IMF atau
World Bank. Tapi hal ini akan menjamin independensi dan semangat
kemandirian negara muslim.
Kegiatan Belajar 3

Sistem Kerjasama Ekonomi dalam Islam (Mudharabah)

URAIAN MATERI
A. Konsep jual beli

Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling


membutuhkan antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia harus berusaha mencari karunia Allah yang ada
dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi. Allah SWT berfirman
Artinya : “Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatbaiklah (kepada orang
lain) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS Az Zumar : 39)
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung
makna berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a yang
artinya Beli. Menurut istilah hukum Syara, jual beli adalah penukaran harta
(dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar suatu
benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan
(akad) tertentu atas dasar suka sama suka (lihat QS Az Zumar : 39, At
Taubah : 103, hud : 93)

B. Hukum jual beli


Orang yang terjun dalam bidang usaha jual beli harus mengetahui
hukum jual beli agar dalam jual beli tersebut tidak ada yang dirugikan, baik
dari pihak penjual maupun pihak pembeli. Jual beli hukumnya mubah.
Artinya, hal tersebut diperbolehkan sepanjang s
uka sama suka. Allah berfirman
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”(QS An
Nisa : 29)
Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.
)‫ﺇﻨﻤﺎ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺗﺮﺍﺩ ( ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ‬
Artinya : “Sesungguhnya jual beli itu hanya sah jika suka suka sama
suka.” (HR Bukhari)
)‫ﺃﻠﺒﻴﻌﺎﻥ ﺑﺎ ﻟﺨﻴﺎﺭ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻴﺘﻔﺮﻗﺎ ( ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ ﻭ ﻤﺴﻠﻢ‬
Artinya : “ Dua orang jual beli boleh memilih akan meneruskan jual beli
mereka atau tidak, selama keduanya belum berpisah dari tempat akad.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang
melakukan jual beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga
antara penjual dan pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan
jual beli tersebut atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli telah
dilaksanakan dan terjadi pembayaran, kemudian salah satu dari mereka
atau keduanya telah meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh
membatalkan jual beli yang telah disepakatinya.

C. Rukun dan syarat


Dalam pelaksanaan jual beli, minimal ada tiga rukun yang perlu
dipenuhi.
1. Penjual atau pembeli harus dalam keadaan sehat akalnya
Orang gila tidak sah jual belinya. Penjual atau pembeli melakukan jual
beli dengan kehendak sendiri, tidak ada paksaan kepada keduanya,
atau salah satu diantara keduanya. Apabila ada paksaan, jual beli
tersebut tidak sah.
2. Syarat Ijab dan Kabul
Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan,
misalnya saya menjual mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Kabul
adalah ucapan si pembeli sebagai jawaban dari perkataan si penjual,
misalnya saya membeli mobil ini dengan harga 25 juta rupiah.
Sebelum akad terjadi, biasanya telah terjadi proses tawar menawar
terlebih dulu.
3. Pernyataan ijab kabul tidak harus menggunakan kata-kata khusus.
Yang diperlukan ijab kabul adalah saling rela (ridha) yang
direalisasikan dalam bentuk kata-kata. Contohnya, aku jual, aku
berikan, aku beli, aku ambil, dan aku terima. Ijab kabul jual beli juga
sah dilakukan dalam bentuk tulisan dengan sarat bahwa kedua belah
pihak berjauhan tempat, atau orang yang melakukan transaksi itu
diwakilkan. Di zaman modern saat ini, jual beli dilakukan dengan cara
memesan lewat telepon. Jula beli seperti itu sah saja, apabila si
pemesan sudah tahu pasti kualitas barang pesanannya dan
mempunyai keyakinan tidak ada unsur penipuan.
4. Benda yang diperjualbelikan

Barang yang diperjualbelikan harus memenuhi sarat sebagai berikut.

1. Suci atau bersih dan halal barangnya


2. Barang yang diperjualbelikan harus diteliti lebih dulu
3. Barang yang diperjualbelikan tidak berada dalam proses penawaran
dengan orang lain
4. Barang yang diperjualbelikan bukan hasil monopoli yang merugikan
5. Barang yang diperjualbelikan tidak boleh ditaksir (spekulasi)
6. Barang yang dijual adalah milik sendiri atau yang diberi kuasa
7. Barang itu dapat diserahterimakan.

b. Prilaku dan sikap Penjual dan pembeli

Prilaku dan sikap baik penjual ataupun pembeli haruslah memiliki


karakteristik yang kuat dan sesuai dengan aturan yang berlaku seperti
1. Berlaku Benar (Lurus)
Berperilaku benar merupakan ruh keimanan dan ciri utama orang yang
beriman. Sebaliknya, dusta merupakan perilaku orang munafik. Seorang
muslim dituntut untuk berlaku benar, seperti dalam jual beli, baik dari segi
promosi barang atau penetapan harganya. Oleh karena itu, salah satu karakter
pedagang yang terpenting dan diridhai Allah adalah berlaku benar.

Dusta dalam berdagang sangat dicela terlebih jika diiringi sumpah atas nama
Allah. “Empat macam manusia yang dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka
bersumpah, orang miskin yang congkak, orang tua renta yang berzina, dan
pemimpin yang zalim.”(HR Nasai dan Ibnu Hibban)
2. Menepati Amanat
Menepati amanat merupakan sifat yang sangat terpuji. Yang dimaksud amanat
adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya. Orang yang tidak
melaksanakan amanat dalam Islam sangat dicela.
Hal-hal yang harus disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau
pedagang menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan harga barang dagangannya
kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya. Hal itu dimaksudkan agar
pembeli tidak merasa tertipu dan dirugikan.
3. Jujur
Selain benar dan memegang amanat, seorang pedagang harus berlaku jujur.
Kejujuran merupakan salah satu modal yang sangat penting dalam jual beli
karena kejujuran akan menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan
salah satu pihak. Sikap jujur dalam hal timbangan, ukuran kualitas, dan
kuantitas barang yang diperjual belikan adalah perintah Allah SWT. Firman
Allah Artinya : Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan
saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-
kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran
dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang
takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf : 85)
Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat
barang dagangan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Sabda
Nabi Muhammad SAW yang artinya “Muslim itu adalah saudara muslim,
tidak boleh seorang muslim apabila ia berdagang dengan saudaranya dan
menemukan cacat, kecuali diterangkannya.”
Lawan sifat jujur adalah menipu atau curang, seperti mengurangi takaran,
timbangan, kualitas, kuantitas, atau menonjolkan keunggulan barang tetapi
menyembunyikan cacatnya. Hadis lain meriwayatkan dari umar bin khattab r.a
berkata seorang lelaki mengadu kepada rasulullah SAW sebagai berikut “
katakanlah kepada si penjual, jangan menipu! Maka sejak itu apabila dia
melakukan jual beli, selalu diingatkannya jangan menipu.”(HR Muslim)
4. Khiar
Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan
(akad) jual beli atau mengurungkannya (menarik kembali atau tidak jadi
melakukan transaksi jual beli). Ada tiga macam khiar yaitu sebagai berikut.
a) Khiar Majelis
Khiar majelis adalah si pembeli an penjual boleh memilih antara
meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya selama keduanya masih
tetap ditempat jual beli. Khiar majelis ini berlaku pada semua macam jual
beli.
b) Khiar Syarat
Khiar syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan
jual beli setelah mempertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari yang
ditentukan tiba, maka jual beli harus ditegaskan untuk dilanjutkan atau
diurungkan. Masa khiar syarat selambat-lambatnya tiga hari

c) Khiar Aib (cacat)


Khiar aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya, apabila barang tersebut diketahui ada cacatnya. Kecacatan itu
sudah ada sebelumnya, namun tidak diketahui oleh si penjual maupun si
pembeli. Hadis nabi Muhammad SAW. Yang artinya : “Jika dua orang
laki-laki mengadakan jual beli, maka masing-masing boleh melakukan
khiar selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul, atau
salah satu melakukan khiar, kemudian mereka sepakat dengan khiar
tersebut, maka jual beli yang demikian itu sah.” (HR Mutafaqun alaih)

c. Riba dan macam-macamnya

Bagi manusia yang tidak memiliki iman, segala sesuatunya selalu


dinilai dengan harta (materialisme). Manusia berlomba-lomba untuk
memperoleh harta kekayaan sebanyak mungkin. Mereka tidak
memperdulikan dari mana datangnya harta yang didapat, apakah dari
sumber yang halal atau haram. Salah satu contoh perolehan harta yang
haram adalah sesuatu yang berasal dari pekerjaan memungut riba. Hadis
nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut. Yang artinya : “Dari
Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Akan tiba suatu
zaman, tidak ada seorang pun, kecuali ia memakan harta riba. Kalau ia
memakannya secara langsung ia akan terkena debunya.” (HR Ibnu
Majah)
Kata riba (ar riba) menurut bahasa yaitu tambahan (az ziyadah)
atau kelebihan. Riba menurut istilah syarak ialah suatu akad perjanjian
yang terjadi dalam tukar menukar suatu barang yang tidak diketahui
syaraknya. Atau dalam tukar menukar itu disyaratkan menerima salah
satu dari dua barang apabila terlambat. Riba dapat terjadi pada hutang
piutang, pinjaman, gadai, atau sewa menyewa. Contohnya, Fauzi
meminjam uang sebesar Rp 10.000 pada hari senin. Disepakati dalam
setiap satu hari keterlambatan, Fauzi harus mengembalikan uang tersebut
dengan tambahan 2 %. Jadi hari berikutnya Fauzi harus mengembalikan
hutangnya menjadi Rp 10.200. Kelebihan atau tambahan ini disebut
dengan riba.
Allah SWT berfirman. lihat Al-qur,an on line di gogle
Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya. (QS Al Baqarah : 275)
Allah telah melarang hamba-Nya untuk memakan riba, Allah juga
menjanjikan untuk melipatgandakan pahala bagi orang yang ikhlas
mengeluarkan zakat, infak dan sedekah. Allah SWT berfirman. lihat Al-
qur,an on line di goggle
Artinya : “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa.” (QS Al Baqarah : 276)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah Supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (QS Ali Imran : 130)
Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Jabir r.a ia
berkata : Rasulullah SAW telah melaknati orang-orang yang memakan
riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil
riba), orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya, dan
(selanjutnya) nabi bersabda, mereka itu semua sama saja.” (HR Muslim)
Beberapa ayat dan hadis yang telah disebutkan menunjukan
bahwa islam sangat membenci perbuatan riba dan menganjurkan kepada
umatnya agar didalam mencari rezeki hendaknya menempuh cara yang
halal.
Ulama fikih membagi riba menjadi empat bagian, yaitu sebagai
berikut.
1. Riba fadal
Riba fadal yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya,
namun tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang
menukarnya. Contohnya tukar menukar emas dengan emas atau
beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang
menukarkan. Supaya tukar menukar seperti ini tidak termasuk riba
harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut.
a) Barang yang ditukarkan harus sama
b) Timbangan atau takarannya harus sama
c) Serah terima harus pada saat itu juga.
2. Riba nasiah
Riba nasiah yaitu tukar menukar barang yang sejenis maupun yang
tidak sejenis atau jual beli yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh
penjual dengan waktu yang dilambatkan. Contohnya, salim membeli
arloji seharga Rp 500.000. Oleh penjualnya disyaratkan membayarnya
tahun depan dengan harga Rp 525.000
3. Riba yad
Riba yad yaitu berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah
terima. Misalnya, orang yang membeli suatu barang sebelum ia
menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan pembeli tersebut
telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini
dinamakan riba yad.
Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak menjadi riba.
1. Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:
a) Serupa timbangan dan banyaknya
b) Tunai, dan
c) Timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan
majelis akad.
2. Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:
a) Tunai dan
b) Timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan
majelis akad.
Riba diharamkan oleh semua agama samawi. Adapun sebab
diharamkannya karena memiliki bahaya yang sangat besar antara lain
sebagai berikut.
1. Riba dapat menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis
habis semangat kerja sama atau saling menolong sesama manusia.
Padahal, semua agama, terutama Islam menyeru kepada manusia
untuk saling tolong menolong, membenci orang yang mengutamakan
kepentingan diri sendiri atau egois, serta orang yang mengeksploitasi
orang lain.
2. Riba dapat menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang
tidak mau bekerja keras dan penimbun harta di tangan satu pihak
Islam menghargai kerja keras dan menghormati orang yang suka
bekerja keras sebagai saran pencarian nafkah.
3. Riba merupakan salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan
dimana satu pihak mengeksploitasi pihak yang lain.
4. Sifat riba sangat buruk sehingga Islam menyerukan agar manusia suka
mendermakan harta kepada saudaranya dengan baik jika saudaranya
membutuhkan harta.

d. Syirkah/Musyarakah dan mudharabah


Saat ini umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islama
(muslim world) lainnya telah menerapkan sistem perekonomian yang berbasis
nilai-nilai dan prinsip syariah (Islamic economic system) untuk dapat diterapkan
dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi ekonomi umat. Keinginan ini
didasari oleh kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh dan total.
1. Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
atau amal (expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
a. Dasar Hukum
Landasan hukum dari musyarakah ini antara lain :
‫ﻔﻫﻢ ﺸﺮﻛﺎﺀ ﻓﻲ ﺛﻠﺙ‬
Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga …” (QS An Nisa : 12)
Bersabda Rasulullah yang artinya : “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda : sesungguhnya Allah azza wajalla berfirman : Aku pihak ketiga dari
dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya.” (HR
Abu Daud)
Hadis tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya
yang melakukan perkongsian atau kerja sama selama pihak-pihak yang bekerja
sama tersebut saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi
pengkhianatan.
Berdasarkan dalil-dalil diatas, musyarakah (syirkah) dapat diartikan dua
orang atau lebih yang bersekutu (berserikat) dimana uang yang mereka dapatkan
dari harta warisan, atau mereka kumpulkan diantara mereka, kemudian
diinvestasikan dalam perdagangan, industri, atau pertanian dan lain-lain sepanjang
sesuai dengan kesepakatan bersama dan hal tersebut hukumnya boleh.
b. Syarat-syarat musyarakah
Dalam bersyarikah ada 5 syarat ayng harus dipenuhi yaitu sebagai berikut.
1) Benda (harta dinilai dengan uang)
2) Harta-harta itu sesuai dalam jenis dan macamnya
3) Harta-harta dicampur
4) Satu sama lain membolehkan untuk membelanjakan harta itu
5) Untung rugi diterima dengan ukuran harta masing-masing.
c. Jenis-jenis musyarakah
Ada dua jenis musyarakah yakni musyarakah pemilikan dan musyarakah
akad (kontrak)
1) Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya
yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam
musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih, berbagi dalam sebuah aset
nyata dan berbagi pula keuntungan yang dihasilkan oleh aset tersebut.
2) Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.
Mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Musyarakah akad
terbagi menjadi ‘inan, mufawadah, a’mal, wujuh, dan mudarabah, berikut
paparannya :
a) Syirkah ‘inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam
kerja, keuntungan dan kerugian yang dibagi sesuai dengan kesepakatan
diantara mereka
b) Syirkah mufawadah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih.
Setiap pihak memberikan dana yang jumlahnya sama dan berpartisipasi
dalam kerja, keuntungan dan kerugian dibagi secara sama besar
c) Syirkah a’mal adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk
menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari
pekerjaan itu. Misal dua orang arsitek menggarap sebuah proyek
d) Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki
reputasi dan prestise baik dalam bisnis. Mereka membeli barang secara
kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai.
Keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan jaminan yang disediakan
masing-masing.
Pada bidang perbankan misalnya, penerapan musyarakah dapat berwujud
hal-hal berikut ini.
1. Pembiayaan proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan
dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati
2. Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan
investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema
modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan
setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik
secara singkat maupun bertahap.

Mudarabah (bagi hasil)


Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (sahibul mal) menyediakan seluruh (100 %) modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudarabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung
oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
1. Dasar Hukum
Secara umum landasan dasar syariah mudarabah lebih mencerminkan
anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat dan hadis berikut ini.
Allah berfirman dalam surat al-Muzammil yang artinya : “… dan dari orang-
orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…” (Al
Muzammil : 20)
Adanya kata yadribun pada ayat diatas dianggap sama dengan akar kata
mudarabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha. Surah tersebut
mendorong kaum muslim untuk melakukan upaya atau usaha yang telah
diperintahkan Allah SWT.
Hadis nabi Muhammad yang artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya
secara mudarabah mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,
menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi
peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut. Disampaikan syarat syarat tersebut kepada rasulullah SAW. Dan
rasulullah pun membolehkannya.”(HR Tabrani).
2. Jenis-jenis mudarabah
Secara umum, mudarabah terbagi menjadi dua jenis yakni mudarabah
mutlaqah dan mudarabah muqayyadah.
a. Mudarabah mutlaqah
Mudarabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara pemilik modal (sahibul
mal) dan pengelola (mudarib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan
fikih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma
syi’ta (lakukan sesukamu) dari sahibul mal ke mudarib yang memberi
kekuasaan sangat besar.
b. Mudarabah Muqayyadah
Mudarabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudarabah mutlaqah. Si
Mudarib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.
Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si
Sahibul Mal dalam memasuki jenis dunia usaha.
Adapun dari sisi pembiayaan, mudarabah biasanya diterapkan untuk
bidang-bidang berikut.
a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa
b. Investasi khusus disebut juga mudarabah muqayyadah, yaitu sumbe investasi
yang khusus dengan penyaluran yang khusus pula dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh sahibul mal.
Mudarabah dan kaitannya dengan dunia perbankan biasanya diterapkan
pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Sisa penghimpunan dana
mudarabah biasanya diterapkan pada bidang-bidang berikut ini.
1. Tabungan berjangka, yaitu dengan tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan deposito berjangka.
2. Deposito spesial (special investment), yaitu dana dititipkan kepada nasabah
untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah atau ijarah saja.
Mudaroban yang berkaitan dengan dunia Pertanian ialah :
Musaqah, Muzaraah, dan Mukhabarah
a. Musaqah (paroan kebun)
Musaqah adalah bentuk kerja sama dimana orang yang mempunyai kebun
memberikan kebunnya kepada orang lain (petani) agar dipelihara dan
penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi berdua menurut perjanjian
sewaktu akad.
Musaqah dibolehkan oleh agama karena banyak orang yang
membutuhkannya. Ada orang yang mempunyai kebun, tapi dia tidak dapat
memeliharanya. Sebaliknya, ada orang yang tidak mempunyai kebun, tapi
terampil bekerja. Musaqah memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak
yakni pemilik kebun dan pengelola sehingga sama-sama memperoleh hasil
dari kerja sama tersebut. Hadis menjelaskan sebagai berikut yang artinya :
“Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya nabi Muhammad SAW telah memberikan
kebun beliau kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan
perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari penghasilannya, baik dari
buah-buahan atau hasil petani (palawija).” (HR Muslim)
b. Muzaraah
Muzaraah adalah kerjasama dalam pertanian berupa paroan sawah atau
ladang seperdua atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih(bibit
tanaman)nya dari pekerja (petani). Zakat hasil paroan ini diwajibkan atas
orang yang punya benih. Oleh karena itu, pada muzaraah zakat wajib atas
petani yang bekerja karena pada hakekatnya dialah (si petani) yang bertanam,
yang mempunyai tanah seolah-olah mengambil sewa tanahnya, sedangkan
pengantar dari sewaan tidak wajib mengeluarkan zakatnya.
c. Mukhabarah
Mukhabarah kerjasama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang
seperdua atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari
pemilik sawah/ladang. Adapun pada mukhabarah, zakat diwajibkan atas yang
punya tanah karena pada hakekatnya dialah yang bertanam, sedangkan petani
hanya mengambil upah bekerja. Penghasilan yang didapat dari upah tidak
wajib dibayar zakatnya. Kalau benih dari keduanya, zakat wajib atas
keduanya yang diambil dari jumlah pendapatan sebelum dibagi. Hukum kerja
sama tersebut diatas diperbolehkan sebagian besar para sahabat, tabi’in dan
para imam.
Kegiatan Belajar 4

Sistem Lembaga Keuangan

URAIAN MATERI

A. Konsep
Secara umum lembaga keuangan merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau
kedua-duanya. Sedangakan menurut UU Perbankan No.14/1967, pasal 1
ayat b menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan
adalah Semua badan yang melakukan kegiatan-kegiatan dibidang
keuangan yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya ke masyarakat.
Kegiatan utama dalam lembaga keuangan yaitu membiayai
permodalan suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti
menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh
pemiliknya. Lembaga keuangan di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu
lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan bukan Bank
Bentuk lembaga keuangan di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank (LKBB). Dari kedua jenis tersebut memiliki perbedaan fungsi serta
tujuan masing-masing.
1. Lembaga Keuangan Bank (LKB)
Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan
jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara langsung.
Lembaga Keuangan Bank sering juga disebut dengan depository
intermediary. Lembaga Keuangan Bank menghimpun dan secara
langsung dari masyarakat dalm bentuk simpanan seperti Giro, tabungan
atau Deposito berjangka yang diterima oleh penabung atau unit surplus.
Berdasarkan fungsinya, lembaga keuangan bank dibedakan
menjadi beberapa jenis, berikut penjelasannya.
a. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dipegang dan dilaksanakan oleh Bank
Indonesia. Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di
Indonesia yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Bank sentral memiliki tugas untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjada kelancaran
sistem devisa dan mengatur serta mengawasi Bank.
b. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang dapat menghimpun dana dari
masyarakat dalam ebntuk giro, deposit berjangka panjnag dan
tabungan. Bank Umum juga memberikan pinjaman dan jasa lalu lintas
pembayaran dalm bidang keuangan kepada masyarakat, bisa
dikatakan bahwa tugas dari bank umum yaitu melayani masyarakat.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang menerima
simpanan dari masyarakat hanya dalam bentuk deposit berjangka,
tabungan atau bentuk lainnya disamakan dengan itu dan memberikan
pinjaman kepada masyarakat.

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)


Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) merupakan badan usaha
yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung
dan tidak langsung menghimpun dana dan menyalurkan ke masyarakat
yang berguna membiayai investasi perusahaan. Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu lembaga keuangan
kontraktual, lembaga keuangan investasi, dan lembaga keuangan
pembiayaan.
Lembaga keuangan kontraktual merupakan lembaga keuangan
yang menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk
memproteksi penabung terhadap resiko ketidak pastian, seperti misalnya
polis asuransi, atau program pensiun.
Lembaga keuangan investasi seperti misalnya perusahaan efek,
reksadana. Sedangkan lembaga keuangan bukan bank lainnya yaitu
perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan (Finance
Company) yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak
piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
a. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan
transaksi antara pencari dana (emitem) dengan para penanam modal
(investor). Yang diperjual belikan dalam pasar modal adalah efek-efek
seperti saham dan obligasi yang diukur dari waktunya modal yang
diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.
b. Pasar Uang
Pasar uang merupakan pasar tempat memperoleh dana dan investasi
dan investasi dana. Berbeda dengan pasar modal, pada pasar uang
modal yang ditawarkan berjangka pendek sedangkan di pasar modal
berjangka waktu panjang. Dalam pasar uang, transaksi lebih banyak
dilakukan dengan media elektronika sehingga nasabah tidak perlu
datang langsung.
c. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menghimpun dana
dari para anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut
kepada para anggota koperasi dan masyarakat umum. Anggota
koperasi simpan pinjam sementara menyimpan uang dalam koperasi
sebelum digunakan. Kemudian oleh pengurus koperasi dipinjamkan
kembali kepada para anggota yang membutuhkan dana, jika
memungkinkan uang tersebut dapat dipinjamkan kepada masyarakat
umum yang membutuhkan.
d. Perusahaan Pegadaian
Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan memberikan jaminan tertentu.
Jaminan yang diberikan nasabah kemudian akan di taksir oleh pihak
pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan, dan besarnya nilai
jaminan akan mempengaruhi jumlah pinjaman.
e. Perusahaan Leasing
Perusahaan leasing merupakan perusahaan yang lebih menekankan
pada pembiayaan barang-barang modal yang di inginkan oleh
nasabahnya. Pembayaran dilakukan oleh nasabah sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat. Contoh seorang ingin membeli barang
secara kredit, maka kebutuhan pembayarannya dapat ditutup oleh
perusahaan leasing. Perusahaan leasing lebih banyak bergerak
dalam bidang pembiayaan barang-barang kebutuhan modal.
f. Perusahaan Kartu Plastik
Perusahaan menerbitkan kartu plastik atau kartu kredit yang dapat
digunakan sebagai pengganti uang tunai yang berfungsi dalam
berbagai keperluan. Kartu plastik dapat diterbitkan oleh bank atau
lembaya pembiayaan lainnya.
g. Dana Pensiun
Dana pensiun dikelola oleh perusahaan yang kegiatannya mengelola
dana pensiun dari suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan
itu sendiri. Perusahaan yang mengelola dana pensiun dapat dilakukan
oleh bank atau perusahaan lainnya.Dana pensiun dihimpun melalui
iuran yang dipotong dari gaji karyawan, yang kemudian dana yang
terkumpul diusahakan lagi dengan menginvestasikannya ke berbagai
sektor yang menguntungkan.
h. Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan modal ventura merupakan jenis perusahaan yang relatif
baru di Indonesia. Perusahaan ini merupakan pembiayaan oleh
perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi.
Karena dalam perusahaan modal ventura lebih banyak memberikan
pembiayaan dalam bentuk kredit tanpa jaminan yang umumnya tidak
dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. Meskipun saat ini pihak
perbankan telah memperlunak persyaratan untuk memperoleh kredit,
selama ini kredit dengan jaminan sangat menyulitkan, memberatkan
dan menghambat nasabah untuk memperoleh modal.
i. Perusahaan Anjak Piutang
Perusahaan anjak piutan atau factoring merupakan perusahaan yang
bergerak dalam mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan
dengan cara mengambil kredit bermasalah perusahaan lain atau dapat
pula mengelola penjualan kredit perusahaan yang membutuhkannya.
j. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha
pertanggungan, dan setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang
akan menanggung kerugian dengan menggantikannya apabila
nasabah mengalami musibah atau terkena resiko sesuai dengan
perjanjian.

B. Fungsi dan peran


Sistem keuangan yang efisien adalah sistem yang mampu
menyalurkan sumber dana kepada unit usaha yang paling produktif. Untuk
tujuan tersebut sistem keuangan harus mampu berfungsi sebagai:
1. Sistem pembayaran;
2. Mekanisme yang mampu mengumpulkan sumber dana terutama dari
rumah tangga;
3. Mengelola ketidak pastian dan melakukan kontrol terhadap risiko;
4. Mekanisme yang menyediakan informasi untuk keputusan alokasi
sumber daya;
5. Mekanisme untuk mengatasi akibat informasi yang tidak berimbang
(asymmetric information) yang muncul pada transaksi keuangan di
mana satu pihak mempunyai informasi sedangkan pihak lain tidak.
Fungsi di atas dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk
ekonomi yang berbeda, di mana fungsi sistem keuangan dapat dilakukan
oleh institusi yang berbeda dengan efisiensi yang berbeda pula. Sebuah
sistem dikatakan lebih baik diukur dari kemampuannya menjalankan
kelima fungsi di atas.

Peran lembaga keuangan dalam perekonomian antara lain:


1. Berbagai fungsi yang dilaksanakan masing-masing jenis lembaga
keuangan dalam perekonomian
2. Berbagai jenis intemediasi finansial yang dilaksanakan oleh
intermediari-intermediari finansial dalam perekonomian dan pengaruh-
pengaruh ekonomi kehadiran berbagai itermediadiari finansial dalam
perekonomian.
3. Berbagai fungsi yang dilaksanakan lembaga-lembaga keungan seperti
satu sistem (satu jaringan yang terintegrasikan unit-unit) dalam
perekonomian, yang dapat dibedakan antara sistem yang didasarkan
atas konsep perusahaan finansial dan sistem-sistem yang didasarkan
atas konsep lembaga moneter. konsep perusahaan finansial
merupakan konsep mikro, sedangkan konsep lembaga moneter
merupakan konsep statistik moneter. konsep statistik moneter
merupakan aplikasi konsep statistik ekonomi makro pada bidang
moneter.
4. Sistem yang didasarkan atas konsep perusahaan finansial adalah :
a. Sistem perbankan (jaringan yang terintegrasikan lembaga-lembaga
perbankan), yang dapat dibedakan :
b. Sistem perbankan dalam arti sempit, yang strukturnya terdiri dari
bank sentral, bank komersil, dan;
c. Sistem perbankan dalam arti luas, yang strukturnya terdiri dari bank
sentral, bank bank komersil, dan bank-bank deposito bukan bank.

C. Sistem Lembaga keuangan


Sistem keuangan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat
signifikan setelah adanya beberapa Undang-undang yang terkait dalam
bidang keuangan pada tahun 1992 No 7 tentang perbankan. sektor
perbankan saat ini sulit membedakan kegiatan usaha perbankkan
berdasarkan fungsinya seperti yang dikenal selama ini UU No 14 Tahun
1967, misalnya bank pembangunan, bank koperasi, atau bank tabungan
karena semuajenis bank tersebut kenyataannya telah melakukan fungsi
bank umum. sSistem perbankan pasca UU o 7 Tahun 1992 diubah
dengan UU No 10 tahun 1998 hanya mengenal dua jenis bank, yaitu Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. di samping itu, diperkenalkan pula
sistem perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil yang disebut bank
syari’ah yang sebelumnya tidak dikenal sama sekalidalam sistem
perbankan Indonesia.oleh karena itu dengan adanya perubahan undang-
undang tersebut, telah terjadi perubahan yang sangat signifikan dalam
sistem lembaga keuangan Indonesia, terutama dalam hal pengaturan,
pengawasan dan pembinaan bank.
Selanjutnya UU No 7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah
diubah dengan UU No 10 tahun 1998. perubahan dan penyempurnaan
undang-undang ini merupakan upaya mengantisipasi atas terbentuknya
blok-blok ekonomi dalam negara, sehingga sistem keuangan Indonesia
mengalami perubahan-perubahan dengan diundang-undangkannya
beberapa undang-undang seperti :
1. UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah dengan UU
2. No 10 Tahun 1998 tentang perbankan;
3. UU No 2 Tahun 1992 tentang Asuransi;
4. UU No 11 Tahun 1992 tentang dana pension
5. UU No 8 ttahun 1995 tentang pasar modal;
6. UU No 23 Tahun 1999 tentang BI da telah diubah dengan UU No 4
tahun 2003.
7. UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syari’ah.
Seiring dengan perubahan Undang-undang di atas, maka terdapat
juga perubahan dan penambahan dalam sistem lembaga keuangan di
Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Bank sentral berfungsi sebagai pengawas sistem moneter; pencipta
uang primer terutama uang kertas dan uang logam, dan pemeliharaan
cadangan emas dan devisa.
2. Bank Umum sebagai pencipta uang giral, dan berfungsi sebagai
lembaga intermediary antara penabung dan penanam modal, dan
menciptakana lalu lintas pemayaran yang efisien.
3. BPR berfungsi sebagai pelaksana sebagian fungsi bank umum, tetapi
di tingkat regional.
Sementara itu, lembaga keuangan di luar sistem moneter yang
disebut sebagai non depository taking company meliputi :
1. Pasar uang
Pasar Modal mencakup antara lain: Underwriter, Broker, dealer,
Guarantor, Trustee, Custodian, jasa penunjang.
2. Dana pensiun mencakup; Daa pensiun pemberi kerja (DPPK), dana
pensiun lembaga keuangan (DPLK).
3. Perusahaan asurasi, terdiri dari; Jiwa, kerugian, sosial.
4. Pegadaian
5. Lembaga Pembiayaan, antara lain; Leasing, ventura capital, factoring,
kartu plastik, consumer finance.
Produk-produk yang dapat diciptakan oleh sistem moneter (sistem
perbankan) tersebut adalah :
1. Bank sentral yang menciptakan uang kartal
2. bank umum yang meciptakan uang giral dan uang kuasi
3. BPR yang menciptakan uang kuasi. (veithzal riva’i, andria permata
riva’i, dkk, 2007: hal 24-28).
Dari pemaparan di atas, dapat dikonklusikan bahwa banyak sekali
elemen-elemen yang ada dalam lembaga keuangan. Namun kiranya,
elemen-elemen tersebut tidak akan mampu menjadikan lembaga
keuangan tersebut teap eksis, apabila tanpa dibarengi dengana adanya
sebuah sistem yang profesional. Untuk menciptakana lembaga keuangan
dan sistem keuangan yang ada saat ini, maka bangsa kita telah banyak
melakukan penyempurnaan dan inovasi-inovasi, sesuai dengan
banyaknya perubahan yang ada dalam Undang-undang dalam bidang
keuangan. Sehingga diharapkan keberadaan lembaga keuangan mampu
berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuannya, serta dapat membantu
mewujudkan perekonomian negara yang sejahtera.

D. Perkembangan dan isu sistem lembaga keuangan di Indonesia


Lahirnya ekonomi Islam di zaman modern ini cukup unik dalam
sejarah perkembangan ekonomi terutama di Indonesia. Indonesia sebagai
salah satu negara muslim terbesar di dunia tentunya dalam
perkembangannya terutama perkembangan ekonominya mampu memberi
warna tersendiri terhadap proses perkembangan sistem keuangan yang
menjadi penyokong roda ekonomi. sistem ekonomi Islam berbeda dengan
sistem ekonomi-ekonomi yang lain karena lahir atau berasal dari ajaran
Islam yang mengharamkan riba dan menganjurkan sedekah. Kesadaran
tentang larangan riba telah menimbulkan gagasan pembentukan suatu
bank Islam pada dasawarsa kedua abad ke-20 diantaranya melalui
pendirian institusi sebagai berikut; 1) Bank Pedesaan (Rural Bank) dan
Bank Mir-Ghammar di Mesir tahun 1963 atas prakarsa seorang
cendikiawan Mesir DR. Ahmad An Najjar, 2) Dubai Islamic Bank (1973) di
kawasan negara-negara Emirat Arab, 3) Islamic Development Bank
(1975) di Saudi Arabia, 4) Faisal Islamic Bank (1977) di Mesir, 5) Kuwait
House of Finance di Kuwait (1977), 6) Jordan Islamic Bank di Yordania
(1978).
Bank non Islam yang disebut juga bank konvensional adalah
sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana
untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana, baik perorangan atau
badan usaha guna investasi dalam usaha-usaha yang produktif dan lain-
lain dengan sistem bunga.
Sedangkan Bank Islam yang dikenal dengan Bank Syariah adalah
sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum
(syariat) Islam dan tidak memakai sistem bunga karena bunga dianggap
riba yang diharamkan oleh Islam (QS Al Baqarah : 275-279).
Sebagai pengganti sistem bunga, Bank Islam menggunakan
berbagai cara yang bersih dari unsur riba, antara lain sebagai berikut.
1. Wadiah atau titipan uang, barang, dan surat berharga atau deposito.
Wadiah ini bisa diterapkan oleh Bank Islam dalam operasinya untuk
menghimpun dana dari masyarakat, dengan cara menerima deposito
berupa uang, barang, dan surat-surat berharga sebagai amanat yang
wajib dijaga keselamatannya oleh Bank Islam. Bank berhak
menggunakan dana yang didepositokan itu tanpa harus membayar
imbalannya, tetapi Bank harus menjamin dapat mengembalikan dana
itupada waktu pemiliknya (depositor) memerlukannya.
2. Mudarabah adalah kerjasama antara pemilik modal dengan pelaksana
atas dasar perjanjian profit and loss sharing. Dengan mudarabah ini,
Bank Islam dapat memberikan tambahan modal kepada pengusaha
untuk perusahaannya dengan perjanjian bagi hasil dan rugi yang
perbandingannya sesuai dengan perjanjian misalnya, fifty-fifty. Dalam
mudarabah ini, Bank tidak mencampuri manajemen perusahaan.
3. Syirkah (perseroan). Dibawah kerjasama syirkah ini, pihak Bank dan
pihak pengusaha sama-sama mempunyai andil (saham) pada usaha
patungan (joint ventura). Oleh karena itu, kedua belah pihak
berpartisipasi mengelola usaha patungan ini dengan menanggung
untung rugi bersama atas dasar perjanjian profit and loss sharing (PLS
Agreement).
4. Murabahah adalah jual beli barang dengan tambahan harga atau cost
plus atas dasar harga pembelian yang pertama secara jujur. Dengan
murabahah ini, pada hakikatnya suatu pihak ingin mengubah bentuk
bisnisnya dari kegiatan pinjam meminjam menjadi transaksi jual beli.
Dengan sistem murabahah ini, Bank bisa membelikan atau
menyediakan barang barang yang diperlukan oleh pengusaha untuk
dijual lagi, dan Bank minta tambahan harga atas harga pembeliannya.
Syarat bisnis dengan murabahah ini, ialah si pemilik barang (dalam hal
ini Bank) harus memberi informasi yang sebenarnya kepada pembeli
tentang harga pembeliannya dan keuntungan bersih (profit margin)
dari pada cost plus nya itu.
5. Qard hasan (pinjaman yang baik atau benevolent loan). Bank Islam
dapat memberikan pinjaman tanpa bunga (benevolent loan) kepada
para nasabah yang baik, terutama nasabah yang mempunyai deposito
di Bank Islam itu sebagai slah satu pelayanan dan penghargaan Bank
kepada para deposan karena mereka tidak menerima bunga atas
depositonya dari Bank Islam.
Perkembangan pesat Bank-Bank Islam yang lazim disebut Bank
syariah terjadi pada dasawarsa 70-an setelah terjadinya krisis minyak
yang menimbulkan oil boom pada tahun 1971. perkembangan pesat Bank
syariah tersebut membuktikan bahwa: (1) ajaran Islam menggerakkan ide
sosial ekonomi. Ide spirit yang bersumber pada ajaran Islam disebut juga
modal masyarakat (Social Capital). (2) Peranan cendikiawan yang
memiliki suatu konsep yang mengoperasionalkan ajaran agama yaitu
zakat, infak, sedekah (ZIS), dan larangan riba. ZIS dapat dijadikan modal
Bank, hal ini juga pernah dipelopori oleh pemikiran dari KH. Ahmad
Dahlan. Beliau memiliki gagasan membentuk lembaga amil (penghimpun
dan pengelola zakat).
Bank syariah pertama yang beroperasi di Indonesia adalah PT.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) berdiri pada tanggal 1 mei 1992.
Perkembangan perbankan syariah pada awalnya berjalan lebih lambat
dibanding dengan Bank konvensional. Sampai dengan tahun 1998 hanya
terdapat 1 Bank Umum Syariah dan 78 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat
Syariah). Berdasarkan statistik perbankan syariah mei 2003 dari Bank
Indonesia tercatat, Bank Umum Syariah 2 yaitu BMI dan Bank Syariah
Mandiri, 8 Bank umum yang membuka unit atau kantor cabang syariah
yaitu Danamon Syariah, Jabar Syariah, Bukopin Syariah, BII Syariah dll,
serta 89 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Beberapa bank
konvensional dalam negeri, maupun asing yang beroperasi di Indonesia
juga telah mengajukan izin dan menyiapkan diri untuk segera beroperasi
menjadi Bank Syariah.
Kehadiran Bank Syariah memiliki hikmah yang cukup besar,
diantaranya sebagai berikut.
1. Umat Islam yang berpendirian bahwa bunga Bank konvensional
adalah riba, maka Bank Syariah menjadi alternatif untuk menyimpan
uangnya, baik dengan cara deposito, bagi hasil maupun yang lainnya
2. Untuk menyelamatkan umat Islam dari praktik bunga yang
mengandung unsur pemerasan (eksploitasi) dari si kaya terhadap si
miskin atau orang yang kuat ekonominya terhadap yang lemah
ekonominya.
3. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap Bank non
Islam yang menyebabkan umat Islam berada dibawah kekuasaan
Bank sehingga umat Islam belum bisa menerapkan ajaran agamanya
dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, terutama dalam kegiatan
bsinis dan perekonomiannya
4. Bank Islam dapat mengelola zakat di negara yang pemerintahannya
belum mengelola zakat secara langsung. Bank juga dapat
menggunakan sebagian zakat yang terkumpul untuk proyek-proyek
yang produktif dan hasilnya untuk kepentingan agama dan umum.
5. Bank Islam juga boleh memungut dan menerima pembayaran untuk
hal-hal berikut.
a. Mengganti biaya-biaya yang langsung dikeluarkan oleh Bank dalam
melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan nasabah, misalnya
biaya telegram, telepon, atau telex dalam memindahkan atau
memberitahukan rekening nasabah, dan sebagainya
b. Membayar gaji para karyawan Bank yang melakukan pekerjaan
untuk kepentingan nasabah dan sebagai sarana dan prasarana
yang disediakan oleh Bank dan biaya administrasi pada umumnya.
BMT (Baitul Mal wat Tamwil) sebagai salah satu lembaga
keuangan syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang sanagt
sukses. BMT di Indonesia tumbuh dari bawah (masyarakat berekonomi
lemah) yang didukung oleh deposan-deposan kecil. BMT telah
menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi yang mengelola
dana dari, untuk dan oleh masyarakat yang merupakan perwujudan
demokrasi ekonomi. BMT-BMT sebagian besar berbadan hukum koperasi
yang merupakan badan usaha berdasarkan azas kekeluargaan yang
sesuai dengan Islam. Sampai tahun 2003, jumlah BMT sudah mendekati
angka 4000 unit dimana proses operasionalnya tidak jauh beda dengan
operasional BPRS atau Bank Syariah

LATIHAN
Untuk memantapkan apa yang telah Anda pelajari pada kegiatan satu ,
kerjakanlah tugas dan latihan ini dengan cermat.
1. Apa yang ada pahami tentang konsep khutbah dan dakwah?
2. bagaimana gambaran problematika umat islam dan solusi
alternativnya yang telah, sedang dan akan terjadi sehingga
berbagai persiapan dan perencanaan dapat dilakukan?
3. Bagaimana konsep jual beli dalam islam?
4. Bagaimana sistem lembaga keuangan yang ada dan sedang
berkembang di Indonesia?
Rambu-rambu Pengerjaan Latihan
Untuk mengerjakan latihan tersebut perhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Cermati tentang hal-hal yang berkaitan tentang intergrasi
kompetensi prodi dalam paradigm agama seperti gambaran konsep
seputar khutbah dan dakwah, problematika umat yang sedang akan
terjadi, sistem jual beli dan sistem lembaga keuangan
2. Selain mencermati kegiatan belajar ini carilah sumber-sumber lain
yang relevan atau diskusikan dalam kelompok tentang kompetensi
yang harus dimiliki mahasiswa dalam paradigma keislaman, seperti
khutbah dan dakwah, problematika umat di era digital, sistem jual beli
dan sistem lembaga keuangan.

Referensi
Anshori, Ghofur, Abdul, Penerapan Prinsip Syari’ah dalam Lembaga
Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
2008.

Depag, Al-Qur’an. Surabaya: As-salam. 2008

Iswardono, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada, 1999

Jujun Surya Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populasi, Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan. 2005

Mutahhari, Murtadha Perspektif Al-Qur`an tentang Manusia dan Agama.


peny., Haidar bagir (Bandung: Mizan, 1997).

Rasjid , Sulaeman. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyyah. (1976)

Rifa’i, Veithzal. Veithzal, Permata, Andria, 2007. Bank and Financial


Institution Managent, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sayyid sabiq. Aqidah islam (ilmu tauhid). Bandung: CV ponogoro (1991)


Smith, Huston. Agama-Agama Manusia, terj., Saafroedin bahar  (Jakarta:
Yayasan Obor indonesia, 2001).

Sulaeman Rasjid, fiqh Islam, Bandung: Algensindo, 2016

Surajio, Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia, Jakarta: Bumi


aksara, 2010

Thalhas, T.H. Ilmu Perbandingan Agama (Jakarta: Galura pass, 2006).

Anda mungkin juga menyukai