Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIG, DAN DAKWAH

DI MASYARAKAT

Kelas : XI MIPA-2

Kelompok : 2

Penyusun :1. Achmad Amrullah A. (02)

2. Dita Nurwanti (07)

3. Maulana Hermawan (14)

4. Noni Cornelasari (18)

5. Siti Nur K. (30)

SMA NEGERI 3 SIDOARJO

Jl. Dr. Wahidin No.130 Telp 031-8961625 Sidoarjo

TAHUN AJARAN 2017-2018


Kata Pengantar

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Azis selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu setia bekerja sama dalam pembenahan makalah ini. Sehingga makalah
ini dapat dibuat sebagaimana mestinya. Dalam makalah ini, kami akan membahas
tentang pelaksanaan dakwah, tablig, dan khutbah di masyarakat.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan tentu dalam makalah ini
terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran
dan kritik dari guru maupun teman-teman demi tercapainya makalah yang
sempurna. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Sidoarjo, 12 Pebruari 2018

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, setiap individu muslim diperintahkan untuk melaksanakan
dakwah Islam sesuai dengan kadar kemampuannya. Siswa muslim juga punya
kewajiban itu. Apalagi Allah Swt. memberi predikat kepada kita sebagai khairu ummah
(sebaik-baiknya umat). Predikat ini akan sesuai jika kita selalu berusaha di barisan
depan orang-orang yang gemar berdakwah. Sedangkan saat ini, ada begitu banyak orang
yang melakukan dakwah hanya demi materi. Bukan dengan niat karena Allah semata.
Maka muncullah rasa iba kami. Namun, di masyarakat ada begitu banyak cara untuk
menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada umat Islam di sekitar kita. Tentu muncul
pertanyaan apakah dakwah adalah sesuatu yang melulu formal atau malah sesuatu yang
sangat sederhana. Oleh sebab itu, kami memuat bahasan-bahasan mengenai praktek
dakwah, tablig, dan khutbah dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dakwah, tablig, dan khotbah?
b. Apa perbedaan dan persamaannya?
c. Apa dalil yang mendasarinya?
d. Adakah rukun atau syarat yang mengikatnya?
e. Apa saja contoh dan pengaplikasiannya dalam kehidupan kita?
C. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang dakwah, tablig, dan khotbah
2. Untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
3. Untuk membagi ilmu yang kami dapatkan

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tablig
A. Pengertian tablig

Tablig berasal dari bahasa Arab artinya “menyampaikan”.


Sedangkan menurut istilah, tablig adalah kegiatan menyampaikan pesan agama Islam
melalui momen tertentu dengan tujuan agar umat Islam mengikuti perintah Allah SWT
sesuai Al-Qur’an dan Hadist, sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia akhirat.
Kegiatan ini disebut tablig, sedangkan pelakunya apabila seorang laki-laki disebut
mubalig, dan apabila pelakunya seorang perempuan disebut mubaligah1. Tablig adalah
penyampaian nasihat dari seseorang kepada orang lain. Istilah tablig sering kita kenal
dengan istilah ceramah1. Ada pula istilah tablig akbar, yaitu kegiatan menyampaikan
“pesan” Allah Swt. dalam jumlah pendengar yang cukup banyak2.

Kegiatan tablig dapat dilakukan di masjid, di lapangan, di musala atau tempat-


tempat lain yang bersih, aman, nyaman, dan kondusif. Karena yang disampaikan adalah
pesan agama Islam sebagai bentuk ajakan kebaikan, diperlukan kesiapan batin
seseorang yang tenang dan bersih pula, sehingga apa yang diterima mampu menjadi
bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari3.

B. Dalil perintah tablig


Yang menjadi dalil perintah tablig adalah hadist Nabi Muhammad SAW
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang berbunyi

Artinya:
Abdullah bin Amr ra. berkata, sungguh Rasulullah SAW
bersabda,”Sampaikanlah ajaran Islam dariku walau satu ayat, dan ceritakanlah
tentang Bani Israil tanpa perlu takut, (sungguh) barangsiapa yang berdusta atas
namaku dengan sengaja, maka tempat duduknya adalah neraka.” (HR. Bukhari)4

4
Hadist di atas menyerukan kepada umat Islam agar menjadi mubalig.
Artinya seberapa pun ilmu agama Islam yang diterima melalui proses belajar, di
samping ada kewajiban untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga
ada kewajiban untuk menyampaikan kepada orang lain.5
Terdapat juga ayat dari Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk
mengajak dalam kebaikan dan menolak keburukan yaitu

Artinya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah....” (Q.S. Ãli Imran/3:110)6

D. Syarat-syarat tablig

Bagi umat Islam yang menjadi mubalig atau mubaligah, harus menjunjung
tinggi etika atau syarat-syarat yang diperlukan, yaitu:

a. Memiliki kemampuan pengetahuan agama Islam yang memadai


b. Memiliki keterampilan metode yang variatif
c. Memiliki sifat sabar dan tidak emosional
d. Memiliki sifat ikhlas karena Allah SWT
e. Tidak bersifat komersial7

E. Syarat Mubalig
1) Islam.
2) Ballig.
3) Berakal.
4) Mendalami ajaran Islam.8

F. Etika dalam menyampaikan tabligh


1) Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
5
3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan
bersama.
4) Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat
dan jelas sumbernya.
5) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan
sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
6) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan
mencari-cari kesalahan orang lain.9

G. Isi materi tablig


Jika seseorang dalam majelis taklim atau pengajian menyampaikan isi ceramahnya
tidak sesuai dengan urutan sistematika isi khotbah, maka tablignya tetap dikatakan sah.
Insya Allah orang yang dengan keikhlasannya menyampaikan tablig serta mengajak
sesame untuk melakukan kebaikan maka orang tersebut akan mendapatkan pahala
sebagaimana pahala orang yang diajaknya tadi ketika melakukan kebaikan. Rasulullah
SAW bersabda dalam hadistnya sebagai berikut.

Artinya:

Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh


pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun
dari pahala-pahala mereka. (H. R. Muslim: 4831)10

H. Waktu pelaksanaan tablig


Pelaksanaan tablig tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, di mana saja dan kapan
saja kita diperintahkan untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran serta mengajak
sesama untuk melakukan kebaikan dan kebenaran. Hal ini, sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW sebagai berikut

Artinya:
Dari Abdullah bin Amr,”Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
bersabda,”Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari: 3202)11
6
I. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tablig
a. Mubalig yang menyampaikan tablig dalam keadaan suci, baik dari najis maupun
hadas
b. Apabila tablig dilaksanakan pada acara-acara formal, maka seorang mubalig
harus mengawali tablignya dengan ucapan salam, kalimat pembuka, dan diakhiri
dengan salam pula
c. Seorang mubalig sebaiknya adalah orang yang tidak hanya mahir dalam
berbicara tetapi juga baik dalam segi akhlak dan perilaku keseharian
d. Mubalig harus terlebih dahulu menguasai materi yang akan disampaikan
sehingga tidak ada materi yang membuat para hadirin bingung atau menjadikan
pemahamannya menjadi keliru
e. Materi tablig harus disesuaikan dengan tema acara
f. Materi tablig harus lebih kontekstual dengan apa yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga apa yang disampaikan oleh mubalig mudah untuk diresapi
dan diamalkan dalam kehidupan
g. Materi tablig haruslah seimbang antara penyampaian kabar gembira dengan
ancaman dan hukuman
h. Materi tablig sebaiknya mampu membuat audien termotivasi untuk melakukan
kebaikan dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela
i. Pengemasan bahasa dalam tablig harus disesuaikan dengan audien atau
mustami’ yang mendengarkan
j. Pengemasan bahasa mubalig haruslah santun dan baik serta senantiasa mengaja
pada kebaikan
k. Intonasi penyampaian materi tablig (retorika tablig) sebaiknya tidak datar
sehingga membuat audien atau mustami’ menjadi bosan dan malas
mendengarkan.12

7
J. Persamaan dan perbedaan antara khotbah dan tablig13

No. Persamaan No. Perbedaan

Dari segi pelaku, khotbah


dilakukan oleh manusia laki-laki,
Sama-sama merupakan bentuk sedangkan tablig boleh dilakukan
1. 1.
amar makruf nahi mungkar oleh manusia laki-laki maupun
perempuan

Dari segi ketentuan, khotbah


Sama-sama kegiatan untuk terikat oleh rukun, sedangkan
2. 2.
mendakwahkan ajaran Islam tablig tidak ada rukunnya

Dari segi tujuan, khotbah


mengajak umat Islam untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada
Sama-sama memperoleh janji Allah, sedangkan tablig mengajak
3. 3. manusia untuk mengikuti jalan
keberuntungan bagi pelakunya
yang benar sesuai perintah Allah
SWT, sehingga selamat dunia
akhirat

2. Khutbah
A. Pengertian Khutbah

Khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan artinya : berbicara,


ceramah, nasihat, atau berpidato. sedangkan menurut istilah , khotbah artinya berpidato
di atas mimbar sesuai syarat dan rukun untuk mengajak pendenggar / mustami untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.14

- Khutbah dilaksanakan pada:


a. Shalat jum’at
b. Shalat ied
c. Shalat istisqa
d. Shalat khusuf
e. Wukuf
f. Nikah15

Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan
yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Khutbah jumat
punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah

8
atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Orang yang menyampaikan khotbah disebut
dengan khotib.16

B. Dalil perintah berkhutbah


Dalil yang menyatakan bahwa ketika khotbah harus mengikuti ajaran , Allah
SWT.berfirman dalam QS. An-Nisa /4:115

“Dan barangsiapa yang menentang/memusuhi Rasul sesudah nyata baginya al-


hidayah (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mu’min,
niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) dia ke mana dia berpaling (tersesat) dan
akan Kami masukkan dia ke dalam jahannam dan (jahannam) itu adalah seburuk-
buruk tempat kembali”. (An-Nisa’ ayat 115)

C. Dalil yang menyatakan model khutbah

Nabi telah memberikan contoh bagaiman berkhutnah yang baik dan benar .
Contoh itu yang dibuat pedoman yang harus diikuti oleh umat islam.

ُ ‫ب قَائه ًما َويَجْ هل‬


)‫س بَ ْينَ ُخ ْطبَتَي هْن (رواه مسلم‬ ُ ‫سلَّ َم يَ ْخ‬
ُ ‫ط‬ َ ‫علَ ْي هه َو‬
َ ُ‫صلَّى للا‬ ُ ‫كَانَ َر‬
َ ‫س ْو ُل للاه‬

Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk
antara dua khotbah". (HR. Muslim)

D. Syarat Khutbah
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar khutbah menjadi sah dan dapat
berjalan dengan baik. Syarat tersebut mencakup dua hal , yaitu:
 Syarat Khotib
a. laki- laki, Islam, baligh, berakal sehat.
b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah.
c. Suci dari hadats dan najis.
d. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.
e. Tidak tercela dalam masyarakat.
f. Berpakaian rapi dan sopan
9
g. melakukan rukun khotbah secara berurutan
h. duduk diantara 2 khutbah, jika khutbah 2 kali
i. melakukannya dengan berdiri

 Syarat materi Khotbah

a. Materi khotbah bersumber dari Al- qur’an dan hadist


b. Materi khotbah mendorong umat islam untuk meningkatkan ketaqwaan kepadda
Allah swt
c. Materi Khotbah sesuai dengan perkembangan zaman
d. Materi khotbah tidak memiliki unsur hasutan kelompok

E. Rukun Khutbah

Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan
khotbah jum'at. Apabila seorang khatib dalam melakukan khotbah tidak melakukan
rukun khotbah secara urut, maka khotbah tersebut batal atau tidak sah. Adapun
rukun dua khotbah adalah sebagai berikut :
a. Membaca puji-pujian (hamdalah).
‫ْلح َْم ُد ههلله الَّذهى أ َ ْنعَ َمنَا هبا ْ هإل ْي َم ه‬
ْ ‫ان َواْ هإل‬
‫سالَم‬
b. Membaca syahadatain.

ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬


‫س ْو ُل للاه‬ ْ َ ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إهلَهَ إهالَّ للاَ َوأ‬
ْ َ‫أ‬

c. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.


َ‫علَى ا َ هل هه َوصَحْ هب هه أَجْ َم هع ْين‬
َ ‫علَى نَ هب هينَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ََ للَّ ُه َّم ص هَل َو‬
َ ‫س هل ْم‬

d. Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah.


e. Berwasiat tentang taqwa
Berikut ini contohnya:

Hadirin Rahimakumullah wa A’azzakumullah!

Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-


kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap

10
kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan
melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun.

Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan


menambah ilmu tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman
kita tentang sifat, anugerah dan janji-janji Allah serta kehidupan dan balasan di
akhirat kelak.

f. Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua

F. SUNAT KHOTBAH JUMAT


Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at.
Adapun sunat khotbah adalah :
a. Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi
b. Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak
terlalu panjang. Rasulullah saw, bersabda :
)‫ص ُر ا ْل ُخ ْط َبةَ (رواه النساء‬
ُ ‫صالَةَ َويَ ْق‬
َّ ‫سلَّ َم يَ هط ْي ُل ال‬
َ ‫علَ ْي هه َو‬
َ ُ‫صلَّى للا‬ ُ ‫كَانَ َر‬
َ ‫س ْو ُل للاه‬
Artinya: "Rasulullah saw; memanjangkan sholatnya dan memendekkan khotbah-
nya". (HR.Nasa'i)
c. Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.
d. Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.
e. Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.
f. Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah.
g. Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan
wasiat taqwa’.
h. Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw, bersabda :

‫ب فَقَ ْد لَغَ ْو ه‬
)‫ت (رواه البخارى و مسلم‬ ُ ‫ت أ َ ْن هصتْ َواْ هإل َما ُم يَ ْخ‬
ُ ‫ط‬ ‫إهذَا قُ ْلتَ هلص ه‬
‫َاحبهكَ يَ ْو َم ا ْل ُج ُمعَ ه‬

11
Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam
sedang khotbah, maka jum'at kamu sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )

G. MACAM- MACAM KHUTBAH

1. Khotbah jum’at
Khotbah Jum’at adalah Khotbah yang dilakukan sebelum shalat jum’at.
Khotbah ini dilakukan sesuai ketentuan seperti ketentuan Khotib, ketentuan
khotbah, dan ketentuan waktu khotbah.

2. Khotbah Idain

Khotbah ied sedikit berbeda dengan khotbah jum’at karena khutbah


dilaksanakan setelah sholat ied, bukan sebelum sholat ied. Hukumnya sunnah boleh
dilakukan 1 kali khotbah boleh 2 kali khotbah. Hukum khutbah dalam shalat id
memang sunnah. Namun, ketika dikerjakan ia harus tetap memenuhi rukun khutbah.
Rukun khutbah pada shalat id tidak berbeda dari rukun khutbah pada shalat jum’at,
yakni memuji Allah, membaca shalawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat
Al-Qur'an pada salah satu khutbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khutbah
kedua.

Khatib yang disyaratkan berdiri (bila mampu) saat berkhutbah disunnahkan menyela
kedua khutbah dengan duduk sebentar. Sebagaimana diungkap dalam hadits
Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah yang berkata:

alsanat 'an yakhtub al'imam fi aleidayn khutbatayn yafsil baynahuma bijlus

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan
Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir


hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir
tujuh kali.

12
Saat khutbah berlangsung, jamaah diperintahkan untuk tenang,
mendengarkannya secara seksama, agar memperoleh proses kesempurnaan shalat

Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya


Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa
berbeda dari shalat jum’at, khutbah pada shalat id dilaksanakan setelah shalat dua
rakaat usai, bukan sebaliknya. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar juga menunaikan dua
shalat id sebelum khutbah.Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya
dengan membaca takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua
membukanya dengan takbir tujuh kali.

3. KHUTBAH ISTISQA

Khhutbah istisqa dilaksanakan setelah sholat , tetapi ada juga yang melaksankan
sebelum sholat. Tidak ada hadist yang menjelaskan itu hanya menjelaskan bahwa
khutbah dilaksankan 1 kali tanpa duduk .

4. KHOTBAH NIKAH

Disunnahkan khutbah menjelang akad nikah, yaitu yang disebut sebagai Khutbatul
Hajah, dan lafazhnya adalah sebagai berikut :

“Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kepada-Nya kita memuji,


memohon pertolongan dan ampunan. Kita berlindung kepada-Nya dari
kejahatan jiwa kita dan keburukan perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk
oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang
disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk
kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan
benar) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.”

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-


benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.” [Ali ‘Imran: 102]

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian Yang telah


menciptakan kalian dari jiwa yang satu, serta daripadanya Allah menciptakan

13
isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(menggunakan) Nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kalian.” [An-Nisaa’: 1]

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan


ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-
amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat ke-menangan yang
besar.” [Al-Ahzaab: 70-71]

Amma ba’du: “Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan


sebaik-baik petunjuk adalah pe-tunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru dan setiap yang baru
(dalam agama) itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan
tempatnya di Neraka.” [6]

Sunnahnya Tahni-ah (Ucapan Selamat) Pernikahan


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam
apabila mendo’akan seseorang yang menikah beliau bersabda:

‫اركَ َعلَ ْي ُك ْم َو َج َم َع بَ ْي َن ُك َما فِ ْي َخيْر‬


َ َ‫ َوب‬،‫اركَ هللاُ لَ ُك ْم‬
َ َ‫ب‬.

“Semoga Allah memberkahi kalian dan menetapkan keberkahan atas kalian serta
mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”

H. Fungsi Khotbah
Fungsi khotbah jum'at antara lain:
- Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan taqwa
- Meningkatkan amal sholeh
- Memperbaiki akhlaq
- Dorongan menuntut ilmu
- Mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.

14
3. Dakwah

A. Pengertian

Dakwah berasal dari Bahasa Arab ‫ دَع َْوة‬yang artinya ajakan,seruan,panggilan,atau


undangan. Dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan penuh hikmah
kebijaksanaan supaya mereka menerima dan mengikuti Allah Swt.

Berikut ini keterangan Al- Qur’an dan hadis yang menunjukka wajibnya melakukan dakwah

Artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran/03: 104)

Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah) dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. an-
Nahl/16:125)

B. Syarat dai
1. Islam
2. Ballig
3. Berakal
4. Mendalami ajaran islam

15
C. Etika dalam berdakwah
1. Dakwah di laksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang
bijaksana
2. Dakwah di lakukan dengan mauizatul hasanah atau nasehat yang baik yaitu persuasif
(tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran)
3. Dakwah di laksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah)
4. Dakwah di lakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan
secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
5. Disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima
6. Tema sesuai situasi dan kondisi
7. Tidak mengharap imbalan
8. Materi dakwah sesuai Al-Qur’an dan hadist

D. Pembagian metode dakwah


a) Dakwah bil qaul artinya menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan dengan
menggunakan Bahasa lisan (ucapan), dalam Bahasa yang lai dakwah bil qaul adalah
mengajak dengan kata kata (pidato)
b) Dakwah bil hal artinya menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan dengan cara
memberikan contoh perbuatan dan keteladanan, misalnya ketika sesorang ingin
mengajak orang lain agar terbiasa melaksanakan sholat berjamaah maka dirinya akan
senantiasa memberikan contoh keteladanan terlebih dahulu dengan konsisten
melaksanakan salat berjamaah.
c) Dakwah bil kitabah adalah jenis dakwah dengan menggunakan tulisan (media jurnalis)
seperti; kumpulan karya tulis, kitab-kitab dan buku-buku.

E. Tata cara berdakwah


a) Dilakukan dengan cara yang penuh hikmah ,kebijaksanaan dan proporsional
b) Dakwah harus mengandung ajaran kebenaran atau sesuatu yang membuat orang lain
menjadi sadar kepada Allah Swt
c) Jika menemukan penentangan dari orang yang di ajak, para dai atau mubalig harus
bersikap sabar dan tidak bersikap putus asa

Beberapa hal yang harus di lakukan saat akan melaksanakan dakwah

1. Menentukan dan mengenal obyek dakwah


2. Menetapkan tujuan dakwah
3. Merumuskan materi dan strategi dakwah
4. Menentukan waktu yang tepat untuk berdakwah
5. Mempersiapkan sarana dan prasarana dakwah
16
6. Merumuskan bentuk evaluasi dakwah

F. Meneladani Rasulullah dalam berdakwah


Beberapa prinsip yang harus diteladani oleh umat Islam dari dakwah yang dilakukan
Rasulullah yaitu:
a. Sifatnya hanya mengajak. Apabila dengan ajakan kemudian mereka berpaling, semua
diserahkan kepada Allah SWT dalam firman-Nya pada QS. An-Nahl/16:82
b. Sikap menerima dakwah Islam selalu berkaitan dengan hidayah atau petunjuk Allah
SWT dan menjadi hak mutlak bagi Allah untuk memberikan petunjuk kepada hamba-
Nya yang dikehendaki. Firman Allah dalam QS. Al-Qasas/28:56
c. Melakukan dakwah Islam pada hakikatnya meneruskan misi Rasul yang dilakukan
sebagai bentuk amanat dari Allah SWT dalam QS. Al-Maidah/5:67
d. Dalam melakukan dakwah Islam semata-mata mengajak manusia untuk menyembah
Allah dan menjauhkan dari segala bentuk tagut (segala bentuk makhluk yang dijadikan
sebagai sesembahan manusia). Firman Allah dalam QS. An-Nah/16:36

4. Persamaan dan perbedaan antara tablig, khotbah, dan dakwah


No. Persamaan No. Perbedaan

Di dalam berkhotbah, pelakunya

Sama-sama merupakan kegiatan harus laki-laki, sedangkan dalam


1. 1. tablig dan dakwah boleh dilakukan
menyampaikan ajaran Islam
oleh laki-laki maupun perempuan

Di dalam khotbah, terikat oleh


Sama-sama kegiatan yang rukun khotbah, sedangkan pada
2. membutuhkan keteladanan bagi 2. tablig dan dakwah taka da rukun
pelakunya yang mengikat

Di dalam khotbah, pelaku

Sama-sama memperoleh jaminan menggunakan mimbar, sedangkan


3. 3. dalam tablig dan dakwah boleh
keberuntungan bagi pelakunya
menggunakan mimbar boleh tidak

Khotbah dilakukan berkaitan


Sumber materi utama sama-sama
4. 4. dengan pelaksanaan ibadah
berasal dari Al-Qur’an dan Hadist
tertentu, sedangkan tablig dan

17
dakwah tidak ada kaitan dengan
ibadah tertentu secara langsung

5. Pengaplikasian nilai-nilai khotbah, tablig, dan dakwah


Kita sebagai umat Islam harus dapat mengaplikasikan nilai-nilai khutbah, tablig, dan
dakwah di mana saja berada. Cara untuk mewujudkan perilaku-perilaku tersebut antara lain
sebagai berikut.
1. Ketika melaksanakan salat Jumat, hendaklah mengamati dan menyimak khutbah yang
disampaikan khotib (bagaimana etikanya, bacaan-bacaan yang dibacanya, serta
urutannya). Dengan memperhatikan khatib secara utuh diharapkan suatu saat nanti bisa
tampil sebagai khatib pada waktu salat Jumat.
2. Ketika melihat kemungkaran di sekitar harus mencegahnya. Cara mencegahnya dengan
tangan (kekuasaan), misalnya dengan memindahkan duri di tengah jalan dan apabila
tidak mampu dengan tangan (kekuasaan) dengan lisan (memberikan alasan yang logis),
apabila tidak mampu dengan keduanya cukup dalam hati saja bahwa kita tidak ikut
berbuat yang dilarang.
3. Kita harus mencontoh ketika melihat sesuatu yang baik (baik menurut agama maupun
masyarakat).Hal yang baik harus dimulai dari diri sendiri. Mulai dari yang terkecil, dan
dari sekarang. Tidak boleh ditunda-tunda.
4. Melibatkan diri secara aktif pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti: peringatan hari
besar Islam (Maµlid Nabi Muhammad saw., Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, dan lain-
lain) baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
5. Memprakarsai kegiatan dakwah Islam di sekolah, remaja masjid, karang taruna, dakwah
kampus, dan lain sebagainya.

Sumber: http://murtaqie.blogspot.co.id/2013/03/khutbah-tabhligh-dan-dakwah-materi-
pai.html

www.fatwatarjih.com › Sholat / Shalatistisqa

18
Sumber: https://almanhaj.or.id/1348-akad-nikah-khutbah-nikah-mahar-maskawin.html

CATATAN KHUTBAH DI BUKU


http://sigitsuhandoyo.blogspot.co.id/2014/12/kewajiban-tabligh.html
https://almanhaj.or.id/6354-wajib-berdakwah-mengajak-manusia-kepada-kebaikan-
danharam-berdakwah-mengajak-kepada-kesesatan.html

19

Anda mungkin juga menyukai