Anda di halaman 1dari 14

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi Dakwah

Dosen Pengampu :

Ahmad Lukman Fahmi, LC, MA

Disusun Oleh :

Lutfi Mar’atus Sholikhah (201200116)

Mellinda Fitria Agustina (201200125)

Mohamad Riansyah (201200131)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu
kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Semohga keselamatan dan
kesejahteraan selalu memberkahi para sahabat dan keluarganya serta para wali Allah yang
mulia.

Berkat limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT dan semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan. Oleh karena itu, penulis berharap
bisa mendapatkan masukan dari pembaca terkait apa saja hal yang perlu dibenahi dalam
penulisan ini. Akhir kata, semogha makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan kepada pembaca sekalian.

Ponorogo, 12 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II Pembahasan...................................................................................................3
A. Hubungan Metode Dan Strategi Dakwah Dengan Materi Dakwah...............3
B. Efektivitas pesan dakwah secara verbal (Lisan)............................................4
C. Efektivitas pesan dakwah secara nonverbal (Hal)..........................................5

BAB III Penutup........................................................................................................9

Kesimpulan................................................................................................................9

Daftar Pustaka............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah saat ini, sudah bisa dikatakan berkembang sangat pesat di kalangan
masyarakat utamanya di zaman milenial ini. Banyak metode dakwah yang di
lakukan Da’i dalam menyampaikan pesan dakwah salah satunya dengan
menggunakan Dakwah Bil- Lisan, metode dakwah yang dilakukan melalui
perkataan atau komunikasi lisan (secara langsung) seperti kajian rutin, ceramah,
dan khotbah jum’at. Dakwah dalam agama Islam sangatlah penting karena agama
Islam menuntut umatnya untuk terus berdakwah dari generasi ke generasi.
Islam adalah agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah
Swt. bukan dari manusia dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. Posisi
Nabi dalam agama Islam hanya orang yang ditugasi oleh Allah Swt. untuk
menyebarkan agama Islam tersebut kepada manusia. Islam sebagai agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia Nabi Muhammad
Saw. sebagai Rasul.
Efektivitas adalah suatu keadaan, dimana menunjukkan tingkat keberhasilan
atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas dan waktu
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, semakin
banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan tersebut dianggap
semakin efektif.
Dakwah adalah suatu proses mengajak, mendorong, memotivasi manusia
untuk berbuat baik, mengikuti petunjuk Allah, menyuruh mengerjakan kebaikan,
melarang mengerjakan kejelekan agar dia bahagia di dunia dan akhirat. Dakwah
adalah mengajak ke jalan Allah, yakni ajakan ke jalan Islam yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw.
Dakwah telah mampu membuat masyarakat mengetahui lebih banyak
larangan- larangan yang sebelumnya mereka mungkin tidak ketahui tetapi setelah
mendengarkan dakwah mereka menjadi tau apa- apa saja yang di larang dalam
ajaran agama Islam berdasarkan al-Qur’an dan Hadist.
Dalam ayat ini terdapat perintah agar sekelompok kaum muslimin bekerja
mendakwahi manusia untuk mau berbuat kebajikan, melakukan amar makruf dan
nahi mungkar berupa kontrol sosial. Dalam ayat lain lagi ada suruhan kepada Rasul

1
Saw. supaya menyampaikan (menginformasikan) wahyu yang diturunkan kepada
beliau. Diterangkan pula kepada manusia bahwa mereka tidak akan dikenakan azab
sebelum dakwah sampai kepada mereka. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam
QS. An-Nahl: 16/125. Terjemahnya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dari ayat di atas, bermakna kita di ajak untuk terus berdakwah mengajak
semua manusia menuju jalan kebenaran yang menjadi bekal kita kelak di akhirat
yaitu dengan semua amal kebaikan yang telah diperbuat di dunia. Mengajak sesame
umat muslim untuk terus istiqomah di jalan Allah Swt. menjauhi semua yang di
larangnya karena pada hari akhir kelak semua yang kita perbuat dunia akan di
minta pertanggungjawaban baik itu perbuatan yang diridhoi-Nya maupun tidak,
semuanya akan dihisab pada waktunya masing-masing.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan metode dan strategi dakwah dengan materi dakwah?
2. Bagaimana efektivitas pesan dakwah secara verbal (Lisan)?
3. Bagaimana efektivitas pesan dakwah secara nonverbal (Hal)?
C. Tujuan Masalah
1. Hubungan metode dan strategi dakwah dengan materi dakwah
2. Efektivitas pesan dakwah secara verbal (Lisan)
3. Efektivitas pesan dakwah secara nonverbal (Hal)

1
Noor Rohman Fauzan and Ahmad Nurisman, “Efektivitas Pesan Dakwah Melalui Khutbah Jum’at Di
Masjid,” Komunikasi Islam 6, no. 2 (2014): 83–90.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Metode Dakwah dan Strategi Dakwah Dengan Materi Dakwah

Strategi yang dalam bahasa yunani merupakan stategia dan memiliki arti
kepemimpinan, kepala, atau sebuah seni mengelola orang banyak. Kata strategi
sudah dipakai dan diterapkan sejak zaman Yunani maupun Romawi kususnya di
dunia militer. Namun semakin lama istilah strategi mulai digunakan dalam hal-hal
lain pada lingkungan masyarakat, tak terkecuali pada kegiatan komunikasi dan
dakwah. Urgensi strategi dalam dakwah menjadi sangat penting karena dakwah
memiliki tujuan terencana pada masyarakat.

Strategi dalam dakwah merupakan proses menentukan cara dan daya upaya
untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu, guna
mencapai tujuan dakwah secara optimal. Sebagai seorang da’i dituntut untuk
merumuskan strategi dakwah, guna memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang
dan waktu) yang akan dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas atau
mencapai tujuan. Dengan strategi dakwah, yang memakai komunikasi secara sadar
untuk menciptakan perubahan pada khalayak serta dapat terima dengan mudah.

Sedangkan metode berasal dari bahasa Yunani Metodos yang artinya cara
atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan
dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Metode Dakwah yaitu cara-
cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas agar
pesan-pesan dakwah tersebut mudah diterima. Metode dakwah hendaklah
menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u
sebagai penerima pesan-pesan dakwah. Sudah selayaknya penerapan metode
dakwah mendapat perhatian yang serius dari para penyampai dakwah. Kemudian
materi dakwah adalah isi atau topik utama yang akan disampaikan dai kepada
mad’u.2

2
Mahfudlah Fajrie, “Metode Dan Strategi Dakwah Muhammadiyah Di Kabupaten Demak,” An-Nida :
Jurnal Komunikasi Islam 6, no. 1 (2014): 21–39.

3
Tiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan dalam kegiatan dakwah,
dimana dalam strategi adalah perencanaan mengenai tujuan dakwah, perumusan,
serta bahan-bahan dalam dakwah, kemudian setelah itu di implementsikan dengan
menggunakan metode atau teknik-teknik yang sesuai dan releven terhadap mad’u.

B. Efektivitas Pesan Dakwah Secara Verbal (Lisan)


Dakwah bil lisan ialah kegiatan dakwah yang menggunakkan kata-kata
ucapan untuk menyampaikan isi atau pesan dakwah. Sebagaimana lisan yang berati
bahasa, ucapan. Sehingga dakwah bil lisan dapat diartikan sebagai penyampaian
pesan dakwah melalui berupa ceramah atau komunikasi antara da’i dan mad’u.
Dimana dalam dakwah bil lisan ini sering digunakan di masyarakat saat pengajian
maupun saat peringatan hari-hari tententu karena menganggap metode ini cukup
efisien untuk dilakukannya. Metode dakwah bil lisan dilakukan oleh para da’i
dengan cara seperti metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode
konseling dan metode karya tulis, metode pengembangan masyarakat, dan metode
kelembagaan .
Prinsip etika komunikasi dakwah bil lisan dilihat dari segi gaya bahasa
Al-Qur’an diantaranya antara lain:
Pertama, qaulan baligha yaitu mempunyai beberapa makna diartikan
tentang fasih dan jelas maknanya, terang. Dalam mengungkapkan apa yang
dihendakinya. Kedua, qaulan baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif,
tepat sasaran, komukatif, mudah dimengerti dan tidak berlete-tele. Agar
komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah
disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang
dimengerti mereka. Kedua, qaulan layyina secara harfiah berarti komunikasi yang
lemah lembut. Berkata lembut tersebut adalah perintah Allah kepada Nabi Musa
dan Nabi Harun, ketika berdakwah kepada Fir’aun untuk menyampaikan iznar
kepada Fir’aun dengan qaulan layyina karena ia menjalani kekuasaan yang
melampaui batas . Ketiga, qaulan ma’rufa artinya perkataan yang baik, perkataan
yang pantas, santun, menggunakan sindiran yang tidak kasar dan tidak menyakitkan
atau menyinggung perasaan. Qaulan ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang
bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (nasehat yang baik). Keempat, qaulan
maysura adalah Secara etimologi, kata maysura berasal dari kata yasara yang

4
artinya mudah atau gampang. Berkata dengan mudah maksudnya adalah kata-kata
yang digunakan mudah dicerna, dimengerti dan dipahami oleh komunikan.3
Bentuk-bentuk Dakwah Secara Lisan :
a. Tabligh
Arti dasar tabligh adalah menyampaikan. Dalam aktivitas dakwah tabligh
berarti menyampaikan ajaran islam kepada orang lain, yang biasanya bersifat
pengenalan dasar tentang islam. Seperti yang disampaikan Amrullah Ahmad
(1993:49) menjelaskan, “Tabliqh adalah usaha menyampaikan dan menyiarkan
pesan islam yang dilakukan oleh individu maupun kelompok baik secara lisan
maupun tulis.
b. Nasehat
Nasehat merupkan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan untuk
menghendaki kebaikan seseorang, dan merupakan suatu kewajiban bagi setiap
kaum muslimin agar saling menjaga keagamaan satu sama lain. Contohnya
seperti sama seperti seorang anak melakukan kesalahan maka sebagai orang tua
yang menghendaki anaknya agar tidak melakukan kesalahan lagi. Sama seperti
halnya dengan saat seseorang melakukan kesalahan maka sebagai seorang da‟i
memberikan nasihat dengan cara yang baik sesuai dengan ajaran islam.
c. Khotbah
Khotbah berasalah dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟, tha‟, ba‟, yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khotbah adalah bercakap-cakap tentang
masalah yang penting. Makna khutbah yang awalnya merupakan pidato secara
umum kini bergeser menjadi pidato ceramag keagamaan. Ada satu pendapat
yang menyatakan bahwa khutbah adalah dakwah atau tabligh yang diucapkan
secara lisan pada acara keagamaan, seperti khutbah jum’at, khurbah hari raya,
khutbah nikah dan lain-lain.4
C. Efektifitas Pedsan Dakwah Seacara Nonverbal (Hal)

Secara Etimologi asal kata dakwah adalah da’a-yad’u-da’watan yang


mempunyai arti seruan, ajakan, panggilan. Sehingga dakwah dapat diartikan
sebagai seruan, ajakan, dan panggilan kepada umat manusia untuk beriman dan
3
Muhammad Raqib, Siti Nuraeni, and Ade Yuliar, “Dakwah Bil Lisan Melalui Media Sosial Pada Komunitas
Hijrah Di Kota Solo,” Dakwah Dan Komunikasi 7, no. 2 (2022): 35–44.
4
Novianto Puji Raharjo and Muhammad Faizin Februansyah, “Analisis Efektivitas Pesan Dakwah Ustadz
Assegaf Baahrun Pada Media Youtube,” Komunikas Dan Penyiaran Islam 02, no. 2 (2019): 33–51.

5
berislam sesuai standard kebenaran Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan secara
terminologi dakwah Menurut Prof. Toha Yahya merupakan ajakan kepada manusia
menggunakan metode yang bijaksana untuk ditunjukkan jalan kebenaran yang
diperintahkan oleh Allah demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sementara jika dilihat dari sisi tujuannya dakwah adalah mengubah umat kepada
situasi yang lebih baik di dalam segala segi kehidupan dengan cara merealisasikan
ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari - hari, baik dalam kehidupan pribadi
seseorang, keluarga maupun masyarakt. 5 Tujuan dakwah ini bisa terwujud secara
baik jika adanya interaksi antara sejumlah unsur yang saling mempengaruhi
sebagaimana yang telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya, diantaranya:
da’i, mad’u, pesan dakwah, lingkungan dan sarana/media dakwah.
Dakwah bil-hal (perbuatan) yaitu suatu penyebarluasan nilai keagamaan
(dakwah) dengan meggunakan pendekatan komunikasi nonverbal yang diwujudkan
melalui amal atau tindakan kongkret, sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
penerim dakwah. Dakwah bil-hal diharapkan dapat menunjang segi-segi kehidupan
masyarakat, agar setiap muslim memiliki kemampuan untuk mengatasi keperluan
hidup dan kepentingan anggotanya, khususnya dalam bidang – bidang seperti:
ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat Dakwah bil-hal dapat diartikan
sebagai aktivitas dakwah yang dilakukan oleh seseorang melalui perbuatan yang
bersifat keteladanan. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan langsung oleh
Rasulullah Saw ketika rasulullah berhijrah ke Kota Madinah bersama kaum
muhajjirin. Pada saat itu Rasulullah Saw ingin mempersatukan kaum muhajjirin
dan anshor untuk membangun peradaban umat di Kota Madinah dengan terlebih
dahulu membangun masjid. Dalam proses pembangunan masjid, Rasulullah Saw
terjun langsung untuk mengumpulkan material dan bergerak dahulu sehingga
diikuti oleh sahabat yang lain. Tidak hanya dalam hal mempersatukan kaum
muhajjirin dengan kaum anshor saja, namun keteladanan ini juga dicontohkan
secara langsung oleh Rasulullah Saw dalam beraktifitas sehari-hari. 6Rasulullah
Saw pada dasarnya tidak hanya pandai berbicara, memerintahkan dan melarang
saja, tetapi beliau juga memperlihatkan kesantunan akhlak beliau dalam
berinteraksi sesama muslim maupun kepada non muslim. Hal ini tentunya bagian
5
Mulkan, Paradigma Intelektual Muslim (Yogyakarta: Sipress, 1993), 35.
6
Nur Ariyani Putri Pratama and Nur Ika Khoirunnisa, “Dakwah Sebagai Konsep Perubahan Sosial,”
Journal Of Cpmmunity Development and Disaster Management 5, no. 1 (2023): 17–27.

6
dari dakwah amal nyata dengan memberikan keteladanan sehingga dicontohkan
oleh para pengikutnya. Strategi dakwah bil-hal juga disebut-sebut sebagai strategi
menyampaikan himbauan nilai-nilai agama melalui keteladanan yang konkrit. Hal
ini dimaksudkan agar penerima dakwah mengikuti jejak dakwah sebagai
pendakwah. Sehingga tidak hanya tentang transmisi ilmu, tetapi juga tentang
transmisi nilai (value transmission) agar efektif dan efisien bagi para penerima
dakwah.7
Mengukur keefektivan dakwah bil-hal, banyak umat muslim yang kurang
memperhatikan dampak yang sangat luar biasa ketika mereka melakukan dakwah
amal nyata. Banyak da’i yang hanya mengutamakan dakwah bil-lisan daripada
dakwah bil-hal. Meskipun keduanya memiliki peran yang berbeda dalam hal
penyampaian dakwah, akan tetapi dakwah menggunakan lisan belum cukup untuk
dinilai efektif. Pada dasarnya hakikat Dakwah Bil-Hal memiliki konsep yang
sangat universal dalam artian Dakwah Bil-Hal tidak hanya berdakwah dengan
perbuatan nyata, contoh-contoh aplikatif, dll, tetapi lebih dari itu.8
Keefektivan dakwah bil-hal juga dapat diukur dengan seberapa besar fungsi
yang dari dakwah dengan metode keteladanan, diantaranya adalah;
1. Meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan pribadi dan amal umat Islam
sebagai benih generasi bangsa dan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan
serta teknologi.
2. Meningkatkan kesadaran dan ketertiban dalam kehidupan beragama dengan
memperkuat dan memberdayakan Ukhuwah Islamiyah.
3. Penyadaran umat Islam terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
ekspresi pengalaman ajaran Islam.
4. Untuk meningkatkan kecerdasan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
melalui pendidikan dan bisnis diantaranya ntuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, terutama yang miskin dan membutuhkan.
5. Memberikan pertolongan dan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan melalui berbagai kegiatan sosial, seperti Pelayanan kesehatan,
panti asuhan, yatim piatu dan lanjut usia
7
Nor Kholis et al., “Dakwah Bil-Hal Kiai Sebagai Upaya Pemberdayaan Santri (Action Da’wah by
the Kiai as an Effort to Empower Students),” Jurnal Dakwah Risalah 32, no. 1 (2021): 112,
https://doi.org/10.24014/jdr.v32i1.12866.
8
Zainudin Zainudin, “Korelasi Dakwah Bil-Hal Dengan Peningkatan Ibadah Amaliyah,”
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 34 (2019): 65, https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i34.2381.

7
6. Mempromosikan semangat Gotong Royong, kebersamaan dan kesetiakawanan
sosial melalui aksi kemanusiaandan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan melalui berbagai kegiatan sosial, seperti Pelayanan kesehatan,
panti asuhan, yatim piatu dan lanjut usia
7. Mempromosikan semangat Gotong Royong, kebersamaan dan kesetiakawanan
sosial melalui aksi kemanusiaan

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Strategi dalam dakwah merupakan proses menentukan cara dan daya upaya
untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu, guna mencapai
tujuan dakwah secara optimal. Sebagai seorang da’i dituntut untuk merumuskan strategi
dakwah, guna memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang akan dihadapi
dimasa depan, guna mencapai efektivitas atau mencapai tujuan. Dengan strategi dakwah,
yang memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada khalayak serta
dapat terima dengan mudah.

Dakwah bil lisan ialah kegiatan dakwah yang menggunakkan kata-kata ucapan
untuk menyampaikan isi atau pesan dakwah. Sebagaimana lisan yang berati bahasa,
ucapan. Sehingga dakwah bil lisan dapat diartikan sebagai penyampaian pesan dakwah
melalui berupa ceramah atau komunikasi antara da’i dan mad’u. Dimana dalam dakwah bil
lisan ini sering digunakan di masyarakat saat pengajian maupun saat peringatan hari-hari
tententu karena menganggap metode ini cukup efisien untuk dilakukannya. Metode
dakwah bil lisan dilakukan oleh para da’i dengan cara seperti metode ceramah, metode
diskusi, metode tanya jawab, metode konseling dan metode karya tulis, metode
pengembangan masyarakat, dan metode kelembagaan .

Dakwah bil-hal dapat diartikan sebagai aktivitas dakwah yang dilakukan oleh
seseorang melalui perbuatan yang bersifat keteladanan. Hal ini sebagaimana yang telah
dicontohkan langsung oleh Rasulullah Saw ketika rasulullah berhijrah ke Kota Madinah
bersama kaum muhajjirin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munir dan mulkan. Paradigma Intelektual Muslim. Yogyakarta: Sipress, 1993.

Fajrie, Mahfudlah. “Metode Dan Strategi Dakwah Muhammadiyah Di Kabupaten


Demak.” An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam 6, no. 1 (2014): 21–39.

Fauzan, Noor Rohman, and Ahmad Nurisman. “Efektivitas Pesan Dakwah Melalui
Khutbah Jum’at Di Masjid.” Komunikasi Islam 6, no. 2 (2014): 83–90.

Kholis, Nor, M Mudhofi, Nur Hamid, and Elvara Norma Aroyandin. “Dakwah Bil-Hal
Kiai Sebagai Upaya Pemberdayaan Santri (Action Da’wah by the Kiai as an Effort to
Empower Students).” Jurnal Dakwah Risalah 32, no. 1 (2021): 112.
https://doi.org/10.24014/jdr.v32i1.12866.

Putri Pratama, Nur Ariyani, and Nur Ika Khoirunnisa. “Dakwah Sebagai Konsep
Perubahan Sosial.” Journal Of Cpmmunity Development and Disaster Management 5,
no. 1 (2023): 17–27.

Raharjo, Novianto Puji, and Muhammad Faizin Februansyah. “Analisis Efektivitas Pesan
Dakwah Ustadz Assegaf Baahrun Pada Media Youtube.” Komunikas Dan Penyiaran
Islam 02, no. 2 (2019): 33–51.

Raqib, Muhammad, Siti Nuraeni, and Ade Yuliar. “Dakwah Bil Lisan Melalui Media
Sosial Pada Komunitas Hijrah Di Kota Solo.” Dakwah Dan Komunikasi 7, no. 2
(2022): 35–44.

Zainudin, Zainudin. “Korelasi Dakwah Bil-Hal Dengan Peningkatan Ibadah Amaliyah.”


Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 34 (2019): 65.
https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i34.2381.

10

Anda mungkin juga menyukai