Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP DAN STRATEGI DAKWAH

Disusun untuk Pemenuhan Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah Ilmu Dakwah
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam Darul Da’wah Wal Irsayad

Oleh:
Kelompok 2

Sayyed Muh Baalwi Assegaf


Muallimatul Adawiyah
Sulfah Dwi Ariyanti
Auliyah Ramadhani
Nurhayati Acong
Nur Salsa Bila
Amerul Hayat
Amirul Haq
Handayani

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DDI
MANGKOSO KABUPATEN BARRU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq,

serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang membimbing kita

menuju jalan yang diridhoi Allah swt, karena berkat rahmat-Nya makalah berjudul

“Prinsim dan Strategi Dakwah” dapat terselesaikan dengan lancar. Makalah ini

dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana di Sekolah Tinggi

Agama Islam Darud Da’wah Wal Irsyad.

Terima kasih kepada orang tua kami yang selalu mendukung dan

mendoakan kami, kepada dosen pengampu yaitu H. Syahriadi, S.H.I., M.A. selaku

pembimbing mata kuliah Pancasila, yang telah membimbing kami, serta teman-

teman seperjuangan yang selalu menginspirasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan

dan kelemahan. Oleh ka5rena itu, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik

dan saran untuk makalah ini, agar kedepannya dapat bermanfaat untuk banyak

pihak, termasuk mahasiswa yang nantinya akan melakukan penelitian, dan

menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Mangkoso, 11 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Dakwah...................................................................................3

B. Strategi Dakwah.................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................13

B. Saran...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah menyeru kepada umat manusia untuk menuju kebaikan,

memerintahkan yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar dalam rangka

memperoleh kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat. Karena itu,

dakwah memiliki pengertian yang luas. Ia tidak hanya berarti mengajak dan

menyeru umat manusia agar memeluk Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti

upaya membina masyarakat Islam agar menjadi masyarakat yang lebih berkualitas

(khairu ummah) yang dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam.

Tata cara dalam berdakwah termasuk pengemasan materi, sikap dan cara

penyampaian materi dakwah menjadi lebih penting dari materi dakwahnya.

Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya isu-isu yang

disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara yang sembrono, tidak sistematis

dan serampangan, akan menimbulkan kesan yang tidak menggembirakan.

perkembangan masyarakat yang begitu pesat dengan beragam

problematikanya, tuntutan pun semakin beragam. Maka dakwah tidak lagi bisa

dilakukan hanya sebatas cara tradisional. Dakwah sekarang dituntut untuk

dilakukan lebih professional, menuntut keilmuan, skill, planning dan manajemen

yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang yang secara terus menerus

mengkaji, meneliti, dan meningkatkan aktivitas dakwah secara professional

tersebut.
Untuk itu dakwah haruslah dikemas dan dikembangkan dengan cara dan

metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan

kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian dan hangat di

tengah masyarakat. Faktual dalam arti kongkrit dan nyata, serta kontekstual dalam

arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, memilih cara dan metode yang tepat, agar dakwah

menjadi aktual, faktual, dan kontekstual, menjadi bagian strategis dari kegiatan

dakwah. Dalam hal ini para aktivis dakwah dituntut untuk terus menerus

mengembangkan metode-metode dakwah yang mampu mengantisipasi berbagai

perkembangan problematika jamannya.

Namun demikian dalam mengembangkan metode dakwah tidaklah

menghalalkan segala cara, mengandung tipu muslihat dan kedustaan, akan tetapi

tetap berprinsip pada nilai-nilai yang diajarkan al-Quran dan al-Sunnah. Diantara

prinsip-prinsip utama dalam metode dakwah adalah merujuk kepada petunjuk

alQuran surat al-Nahl ayat 125: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu, dengan cara

hikmah, pelajaran yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang

baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud prinsip dakwah?

2. Apa yang dimaksud strategi dakwah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang prinsip dakwah.

2. Untuk mengetahui tentang strategi dakwah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dakwah

1. Pengerian Prinsip Dakwah

Prinsip dakwah berarti kaidah atau aturan dalam berdakwah, sedangkan

kekuatan moral berasal dari kata moral dalam bahasa kita adalah akhlak. Akhlak

adalah ekspresi batin, yang muncul dalam wujud prilaku lahir dan bathin tanpa

rekayasa, murni, natural, alami.

Ada beberapa prinsip dakwah Islam yang dijelaskan dalam al-Qur'an,

yaitu: Dakwah Mengajak yang Ma'ruf dan Meninggalkan yang Munkar, Dakwah

Islam dilakukan dengan Hikmah, Dakwah Islam Menjamin Kebebasan Manusia

dan Materi Dakwah Bersumber dari al-Qur'an dan Hadist.

Tiga prinsip dakwah dalam Alquran

a. Pertama, yaitu dakwah bil hikmah. Artinya, seorang dai atau penceramah

dalam menyampaikan nasihatnya harus mengetahui tujuan dan mengenal

sasaran dakwahnya. Tidak boleh semua masyarakat disamakan.

b. Kedua, dakwah bil mau izah hasanah. Artinya, dalam memberi nasihat, seorang

dai harus menggunakan cara-cara yang baik, dimulai dengan memberikan

teladan yang luhur hingga nasihat yang menyejukkan jiwa.


c. Ketiga, dakwah mujadah billati hiya ahsan, yaitu dakwah yang dilakukan

dengan cara bertukar pikiran atau dialog sesuai kondisi masyarakat setempat

tanpa melukai perasaan mereka.1

Berdakwah membutuhkan strategi yang tepat, sehingga pesan-pesan keislaman

dapat diterima oleh semua kalangan. Prinsip dakwah sendiri sudah dijelaskan

dalam Alqur’an seperti yang difirmankan Allah Swt.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran

yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS Surat an-

Nahl: 125).2

a. Berdakwah itu harus dimulai keadaan diri sendiri (ibda’ binafsik) dan

kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat (QS. 66:

6).

b. Secara mental, Da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi

kejuangan yang beresiko. Semua Nabi juga harus mengalami kesulitan ketika

berdakwah kepada kaumnya meski sudah dilengkapi dengan mu’jizat.

c. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuh waktu untuk dapat

memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memerhatikan

tahapan-tahapan , sebagaimana dahulu Nabi Muhammad harus melalui tahapan

periode mekah dan periode madinah.

1
Sayyid Quthub, Fiqh Al-Dakwah Mawdlu'at fi Al-Dakwah wa Al-Harakat (Beirut,
Muassasah ar-Risalah, 1970), h.79.
2
Syukur Kholil, Dampak Teknologi Informasi Terhadap Pribadi Remaja, dalam H.
Abdullah, Dakwah Humanis (Citapustaka:Media Bandung, 2014), h 100
d. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam

dapat bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat, sebagaimana

pesan Rasul.3

2. Tujuan dakwah

Menurut Bambang, Menyebarkan ajaran Islam memiliki tujuan untuk

menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, dan

sejahtera. Suatu tujuan dakwah seyogyanya dapat dicermati dengan baik, agar

tidak disalah artikan dan tidak menimbulkan kekeliruan.

Aktivitas dakwah dilakukan dengan senantiasa mengharapkan rida Allah

swt. Dalam kehidupan yang harus terus menerus mengabadikan berbagai

kebijakan dakwah Nabi. Menurut Bambang Ma’arif (2010:16-30) secara

sistematis

Tujuan dakwah adalah:

a. Tazkiyatu I-Nafs

Yakni membersihkan jiwa masyarakat dari noda-noda syirik dan pengaruh-

pengaruh kepercayaan yang menyimpang dari akidah Islam. Suatu aktivitas

dakwah diarahkan untuk mencerahkan batin individu dan kelompok, serta

menemukan keseimbangan kehidupan yang dinamis.

b. Mengembangkan kemampuan baca tulis.

Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat meliputi kemampuan

membaca, menulis, dan memahami makna A-quran serta sunah Nabi Saw.

c. Membimbing pengalaman ibadah.

3
Khoerussa’adah. “BAB II Unsur-Unsur Dakwah”. Rabu, 10 Oktober 2018.
Dengan adanya dakwah dapat membimbing umat Islam agar ibadahnya

menjadi lebih baik. Ibadah menjadi landasan bagi perkembangan kehidupan

masyarakat untuk tetap damai, maju, dan selamat didunia serta akhirat. Meski

kondisi umat Islam kini masih banyak yang tertinggal, bila dakwah berjalan

secara damai, akan mendapatkan jalan baru dan tidak akan berkiblat oleh orang

Barat, Timur, dan Afrika.

d. Meningkatkan kesejahteraan.

Dakwah pada umumnya membawa umat Islam pada peningkatan

kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Semua itu akan tercipta

bila dakwah mampu mendorong masyarakata muslim memilih etos kerja: giat,

perhitungan, menepati janji, menjamin kualitas, dan bersama-sama

memelihara kebajikan.

B. Strategi Dakwah

1. Pengertian

Strategi dakwah adalah metode, siasat, taktik atau manuver yang

dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.. Strategi pada hakekatnya

adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan.

Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta

jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan

bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.4

Berdakwah itu harus dimulai keada diri sendiri (ibda’ binafsik) dan

kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.

4
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 2013), Hal
32.
a. Secara mental, Da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi

kejuangan yang beresiko. Semua Nabi juga harus mengalami kesulitan ketika

berdakwah kepada kaumnya meski sudah dilengkapi dengan mu’jizat.

b. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuh waktu untuk dapat

memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memerhatikan

tahapan-tahapan sebagaimana dahulu Nabi Muhammad harus melalui tahapan

periode mekah dan periode madinah.

c. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam

dapat bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat, sebagaimana

pesan Rasul.

d. Dalam menghapapi kesulitan, Da’i harus bersabar, jangan bersedih atas

kekafiran masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka.

e. Citra postif dakwah akan melancarkan konmunikasi dakwah, sebaliknya citra

buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontraproduksi. Citra

positif bisa dibangun dengan kesungguhan dan konsistensi dalam waktu lama,

tetapi citra buruk dapat terbangun seketika hanya oleh satu kesalahan fatal.

f. Da’i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas

pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal, yakni

al khair (kebijakan), yad’una ila al-khair, baru kepada amr maruf dan baru

kemudian nahi munkar.

2. Strategi Dakwah Di Era New Normal

Dakwah merupakan suatu penyampaian pesan kepada masyarakat agar

mereka tetap pada jalan kebenaran dan hanya kepada Allah Swt yang mereka

sembah dan tempat memohon. Berdakwah harus memenuhi tiga syarat yaitu,

aqidahnya benar, manhajnya benar, memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan

beramal dengan benar. Dakwah melalui media sosial atau disebut dengan istilah
dakwah virtual merupakan salah satu bentuk perkembangan metode dalam

dakwah. munculnya budaya baru tersebut menarik perhatian peneliti untuk

meneliti dakwah virtual sebagai perkembangan metode dakwah di era modern. 5

3. Strategi Komunikasi Dakwah

Strategi atau perencanaan dalam dakwah menurut RosyidRidla, merupakan

proses dari pemikiran ataupun keputusan yang telah dipikirkan sebelumnya dan

sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam rangka

kegiatan dakwah. Perencanaan dengan pendekatan dakwah yang pertama ialah

mengidentifikasi masalah yang nada, memilih model-model perencanaan yang

tepat, menetapkan metode yang tepat dan terakhir penetapan pelaksanaan dakwah

dengan tepat dan terakhir penetapan pelaksanaan dakwah.

Strategi komunikasi dakwah merupakan sebuah perencanaan yang efektif

dan sistematis dari komunikator (da‟i) untuk merubah perilaku

komunikasi(masyarakat) sesuai dengan ajaran Islam. Dalam hubungannya dengan

dakwah Islam, strategi komunikasi dakwah merupakan kepiawaian seorang da‟i

dalam menanganin sesuatu, terkait metode dan pendekatan yang digunakan untuk

meraih sesuatu, serta memiliki watakdasar identifikatif, dan bukan napologistik.

Untuk itu, dalam proses menjalankan strategi komunikasi dakwah, tentu kepekaan

membaca situasi, karakter komunikasi (pendengar) oleh da‟i akan memiliki

dampak cukup signifikan. Elemen yang harus diperhatikan didalam merumuskan

strategi komunikasi adalah pengenalan khalayak, pesan, metode, media, dan

komunikator.

5
Suriati, Optimalisasi Khutbah Jumat sebagai Metode Dakwah dalam Mendidik
Masyarakat (Al-Misheah vol. 8, no. 2 2017), Hal 277.
Sumber lain menyebutkan bahwa strategi adalah pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan

eksekusi sebuah aktivitas dalam kurung waktu tertentu.

4. Jenis-Jenis Strategi Komunikasi Dakwah

a. Strategi tazkiyah (penyucian jiwa)Sasaran strategi ini bukan pada jiwa yang

bersih, tetapi jiwa yang kotor. Sehingga jama‟ah perlu dilakukan pembinaan

dengan strategi yang dapat menyucikan jiwa.16 Strategi ini dapat memberikan

gambaran pada IAIN Kudus dalam memahami jiwa jama‟ah sehingga dengan

mengetahui keadaan jiwa jama‟ah maka pembinaan dapat dilakukan sesuai

dengan kapasitasnya. Kekotoran jiwa dapat menimbulkan berbagaimasalah

individu atau sosial, bahkan menimbulkan berbagai penyakit, baik penyakit

hati maupun badan. Semua manusia di dunia ini ingin bahagia, ada yang

mencari kebahagiaan dengan melakukan maksiat, ia mendapatkan kebahagiaan

dengan melakukan maksiat, ia mendapatkan kebahagiaan tetapi hanya sekejap

saja. Kebahagiaan yang hakiki hanya akan dicapai dengan mendekatkan diri

kepada Allah SWT. Dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah

diantaranya adalah dengan mendengarkan khotbah Jumat.6

b. Strategi Penyampaian Pesan Aqidah Terkait tema nya adalah Allah

menyembunyikan 3 perkara, Allah itu menyembunyikan murka nya, Allah itu

menyembunyikan rahmatnya, dan Allah itu menyembunyikan wali nya.18

Pesan dakwah adalah apa yang disampaikan di dalam proses kegiatan dakwah.

Pesan yang bernilai dakwah, yaitu pesan yang mengajak kepada pendengarnya

untuk selalu mendekatkan diri pada sang pencipta .

Pesan-pesan dakwah tentang aqidah merupakan hal yang paling mendasar

dalam menganut agama Islam, sehingga perlu diperhatikan dalam menyampaikan


6
Budi Ariyanto, dkk, Pembinaan Mental di Lembaga Pemasyarakatan: Tinjauan Strategi
Komunikasi Dakwah (Journal of Islamic Communication I no. 2, 2019), Hal. 135.
dakwah khususnya melalui khotbah Jumat. Pada penelitian ini mengkhususkan

pada khotbah Jumat yang juga menyajikan pesan-pesan aqidah di dalamnya.

Dalam khotbah Jumat terlihat bahwa melampirkan pesan-pesan aqidah tentang

memperbaiki iman seseorang.

5. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam

a. Strategi ta’lim (mengajarkan Al-Qur‟an dan hikmah)

Ta’lim merupakan strategi yang dapat dilakukan dengan mengumpulkan

jama‟ah untuk mengkaji suatu pengetahuan agama. Kegiatan ta’lim ini dapat

dilakukan dalam kegiatan khotbah Jumat karena mudah diaplikasikan pada semua

kalangan yang mampu diterima oleh seorang jama‟ah dengan harapan mampu

memahami dan sedikit banyak dapatmengaplikasikan di dalam kehidupan

masyarakat.

Strategi komunikasi dakwah diawali dengan pembacaan hamdallah yang

bermakna nikmat keislaman yang memberikan tuntunan kehidupan yang baik dan

benar, ketenteraman dan kedamaian jiwa, dan keselamatan fisik, harta, harkat dan

martabat, merupakan puncak kenikmatan yang senantiasa menghendaki manusia

melantunkan pujian di segala kesempatan.

Penerapan hamdalah tidak sebatas pengucapan saja, tetapi ia dapat

diaplikasikan dalam praktek kehidupan yang lebih luas lagi.

b. Strategi Penyampaian Pesan Syari’ah

Strategi komunikasi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan

cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi

optimal. Dengan katan lain strategi komunikasi dakwah adalah siasat, taktik, atau

manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Tentunya,

strategi komunikasi dakwah melibatkan unsur-unsur komunikasi lainnya. Seperti


komunikator, pesan, media, penerima, dan efek komunikasi. Tanpa adanya unsur-

unsur tersebut strategi komunikasi dakwah tidak dapat berlangsung.

Syariat Allah yang ditujukan untuk umat manusia itu pada dasarnya satu

risalah yang ditujukan untuk para Nabi bersifat kekal dan abadi.Allah telah

memberi syariat kepada manusia berupa agama itu yang esensinya satu, yaitu

“Islam” dantidak akan berubah dengan bergantinya Nabi serta tak akan berubah

dengan berubahnya masa.Mendidik hati agar mau menerima sebuah undang-

undang untuk menjadi hukum yang ditaati.

6. Unsur-unsur strategi dakwah

Dalam kegiatan dakwah tentu memiliki unsur-unsur dakwah dalam setiap

kegiatannya. Unsur dakwah tersebut ialah Da’i (pelaku dakwah), Mad’u (Mitra

dakwah), dan maddah (materi dakwah), berikut pengertian dari unsur-unsur

dakwah tersebut.

a. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah dengan lisan, tulisan

maupun perbuatan. Baik yang dilakukan secara individu, kelompok ataupun

melalui sebuah organisasi. Secara umum Da’i juga sering disebut dengan

mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebutan itu ruang

lingkupnya sangat sempit.

b. Mad’u (Penerima Dakwah)

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia

penerima dakwah, baik secara individu maupun secara kelompok. Dakwah

bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti ajaran agama Islam,


sedangkan yang telah beragama Islam bertujuan untuk mengingatkan kejalan

kebaikan dan untuk meningkatkan kualitas iman, Islam, dan Ihsan.

c. Maddah (Materi Dakwah)

Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang akan atau telah

disampaikan oleh seorang Da’i atau mubaligh. Dalam hal ini materi dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri. Dalam kegiatan dakwahnya tentu seorang Da’i

harus mampu menentukan materi dakwah yang tepat untuk sasaran mad’u nya.

d. Wasilah (Media Dakwah)

Wasilah atau yang sering disebut dengan media dakwah adalah alat yang

digunakan seorang Da’i untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam)

kepada Mad’u nya.untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat

menggunakan berbagai media. Hamzah Ya’qub membagi Wasilah dakwah

menjadi lima macam7:

1) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana. Dengan menggunakan

lisannya seorang Da’i bisa menyampaikan ajaran Islam kepada Mad’u.

2) Tulisan juga bisa menjadi media bagi seorang Da’i dalam menyampaikan

dakwanya. Bahkan dengan menggunakan media tulisan ini Da’i bisa

menyampaikan materi dakwah kepada Mad’u nya lebih efektif.

3) Lukisan adalah media dalam dakwah melalui sebuah gambar,

karikatur atau sebagainya.

4) Audio visual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra

pendengaran, penglihatan bahkan dua-duanya. Contohnya seperti televisi,

video slide, internet, dan sebagainya.

7
K Khoerussa’adah. “BAB II Unsur-Unsur Dakwah”. PDF digilib.uinsby.ac.id. Diakses
pada Rabu, 10 Oktober 2018. Pukul 23.00 WIB
5) Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan

didengarkan oleh Mad’u.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prinsip dakwah berarti kaidah atau aturan dalam berdakwah, sedangkan

kekuatan moral berasal dari kata moral dalam bahasa kita adalah akhlak.

Akhlak adalah ekspresi batin, yang muncul dalam wujud prilaku lahir dan

bathin tanpa rekayasa, murni, natural, alami. Berdakwah membutuhkan

strategi yang tepat, sehingga pesan-pesan keislaman dapat diterima oleh

semua kalangan. Prinsip dakwah sendiri sudah dijelaskan dalam Alqur’an

seperti yang difirmankan Allah Swt. Menyebarkan ajaran Islam memiliki

tujuan untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan

masyarakat yang aman, dan sejahtera. Suatu tujuan dakwah seyogyanya

dapat dicermati dengan baik, agar tidak disalah artikan dan tidak

menimbulkan kekeliruan.
2. Strategi dakwah adalah metode, siasat, taktik atau manuver yang

dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.. Strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management untuk

mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut, strategi tidak

hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,

melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.

Dalam kegiatan dakwah tentu memiliki unsur-unsur dakwah dalam setiap

kegiatannya. Unsur dakwah tersebut ialah Da’i (pelaku dakwah), Mad’u

(Mitra dakwah), dan maddah (materi dakwah).

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka

penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih baiknya

di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada pembaca, agar

membaca buku-buku yang berkaitan dengan prinsip dan strategi dakwah. Hanya

kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan, semoga makalah ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.


DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Budi dkk, Pembinaan Mental di Lembaga Pemasyarakatan: Tinjauan
Strategi Komunikasi DakwaH. Journal of Islamic Communication I no. 2,
2019.
Khoerussa’adah. “BAB II Unsur-Unsur Dakwah”. Rabu, 10 Oktober 2018.
Kholil, Syukur. Dampak Teknologi Informasi Terhadap Pribadi Remaja, dalam
H. Abdullah, Dakwah Humanis. Citapustaka:Media Bandung. 2014.
Quthub, Sayyid. Fiqh Al-Dakwah Mawdlu'at fi Al-Dakwah wa Al-Harakat.
Beirut. Muassasah ar-Risalah. 1970.
Suriati. Optimalisasi Khutbah Jumat sebagai Metode Dakwah dalam Mendidik
Masyarakat. Al-Misheah vol. 8, no. 2 2017.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 2013.

Anda mungkin juga menyukai