Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGEMBANGAN PENINGKATAN PELAKSANAAN

DAKWAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Menejemen Dakwah”
Dosen Pengampu :
Didin Wahyudin., MPd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 7

()
Muhammad Roif Ramadhani A (126311215035)

SEMESTER DUA KELAS 3B PROGRAM STUDI MANAJEMEN


DAKWAH FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami sampaikan


kepada Allah SWT, karena atas segala kenikmatan dan kekuatan-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Menejemen Sistem Informasi. Sholawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
beberapa pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
:

1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menempuh pendidikan di Universitas ini.
2. Bapak Dr. Ahmad Rizqon Khamami, Lc.,MA, selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin, Adab, dan Dakwah yang telah memberi kesempatan untuk
menempuh belajar dan pengalaman di UIN Tulungagung.
3. Ibu Citra Ayu Kumala Sari, M.Psi. selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
yang selalu memberi motivasi kepada kami.
4. Bapak M. Khadziqun Nuha., M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem
Informasi Menejemen Dakwah.
5. Seluruh civitas akademika UIN Tulungagung yang telah ikut andil memberikan
fasilitas dalam kelancaran penulisan makalah ini.
6. Teman-teman yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi semua pihak dan menambah
wawasan bagi kami maupun pembaca. Aamiin.

Tulungagung, 10 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II ............................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2

A. Pengertian Sistem Informasi Menejemen Dakwah .................................................. 2

B. Perangkat Pendukung Sistem Informasi Menejemen Dakwah ................................. 2

a. Perangkat keras (hardware) .................................... Error! Bookmark not defined.

b. Perangkat lunak (software) ..................................... Error! Bookmark not defined.

c. Perangkat pemakai (brainware) .......................... Error! Bookmark not defined.

C. Sistem Informasi untuk Pengembangan Dakwah .. Error! Bookmark not defined.

BAB III .............................................................................................................................. 5

PENUTUP ......................................................................................................................... 5

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 5

B. Saran ........................................................................................................................ 5

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah adalah tanggung jawab setiap muslim dan mereka melakukannya
tidak semudah membalikkan telapak tangan mereka. Ada banyak masalah dan
tantangan di bidang ini. Dari ketidaktahuan masyarakat terhadap hukum syariah
hingga perselisihan antara umat islam dan kelompok agama. Selain itu, begitulah
perkembangan zaman sekarang. Kebudayaan, ekonomi, pemerintahan dan
teknologi berkembang begitu pesat. Jika ajaran Islam tidak mengikuti
perkembangan zaman, kemungkinan besar akan tetap berada di museum
Peradaban. Misi hanya akan menjadi kata-kata dan kenangan dan tidak akan
menunjukkan dampak pada orang dan dunia.

Menghadapi masalah ini diperlukan pengorganisasian dan perencanaan yang


baik, atau disebut juga dengan strategi. Dengan demikian, dalam terjun dalam
kegiatan dakwah seorang da’i tidak hanya memiliki keberanian dan kenyakinan.
Karena perjuangan apapun tanpa strategi akan kalah dan terdampar di tengah
jalan.

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut :

a. ?
b. Apa itu prinsip-prinsip perkembangan dakwah?

C. Tujuan
a.
b. Untuk mengetahui Apa itu prinsip-prinsip perkembangan dakwah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan Dakwah
Prinsip-prinsip perkembangan dakwah menurut Al-Qur’an, Prinsip
perkambangan dakawah ialah suatu sifat yang menyemangati atau melandasi
berbagai cara atau pendekatan dalam suatu kegiatan dakwah. Untuk lebih jelas
diantaranya mengacu pada petunjuk Al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 25 terdapat 3
prinsip yaitu al-hikmah, al mauidzah al-hazanah, dan mujadalah bi al-lati hiya
ahsan. Ayat tersebut berbunyi: hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu ialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nyadan Dialah yang
lebihmengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. Al-Nahl :125).11
1. Bi al-Hikmah
Kata al-hikmah memiliki banyak arti. Dalam beberapa kamus kata al-
hikmah diartikan sebagai : al-adl, al-hilm, al-Nubuwah, al-ilm, al-Quran,
falsafah, kebijakan, pemikiran atau pendapat yang baik, al-haqq, meletakkan
sesuatu pada tempatnya dengan mengetahuan yang paling penting. Dalam
tafsir, al-hikmah digambarkan seperti ini: tafsir Al-Qur’an Al-adzim Jaalalain
memberi arti bi al-hikmah dalam Al-Qur’an dan syekh Muhammad Nawawi
Al-Jawi memberi arti bialhikmah dengan bukti, akurat, dan bermanfaat dari
keyakinan atau kepercayaan tertntu. Al-zamakhsari mendefinisikan makna bi
al-hikmah sebagai kata yang sempurna, dalil yang menjelaskan kebenarandan
menghilangkan keraguan atau kesamaran. Dengan demikian, mengungkapkan
apa yang harus diposisikan secara proporsional.
Menurut ibbnu Rusyd, dakwah yang hikmah berarti dakwah dengan
metode substansial yang mengarah pada filsafat dengan nasehat yang baik,
yang berarti retorika yang efektif dan populer, dan argumentasi atau dialektika
yang unggul. Dakwah bi al-hikmah yyang artinya dakwah yang bijak,
memiliki arti mengawasi suasana, situasi dan kondisi mad’u setiap saat.
Artinya menggunakan pendekatan yang relevan dan realistis sebagai
tantangan dan kebutuhan dengan memperhatikan tingkat berpikir dan
kecerdasan, iklim psikologis dan situasi sosial budaya Madhu.
Menurut Muhammad Husen Yusuf, dakwah yang hikmah adalah dakwah
yang disesuaikan dengan tingkat akal, bahasa dan keadaan pendengarnya.
Karena pada dasarnya, ada tiga jenis manusia. Salah satunya adalah manusia
yang secara alamiah cenderung pada kebenaran. Dalam benaknya, ia siap
menerima ajaran selama itu lurus dan dalam proporsinya.

2. Al-Mauidzah al-Hasanah
Secara bahasa Al-Mauidzah al-Hasanah itu terdiri dari dua kata yaitu
mauidhoh dan hasanah. Kata mauidhoh itu berasal dari kata mauidhoh berasal
dari kata wa’adza ya’idzu wa’dzan ‘idzatan yang memiliki arti nasehat,

2
bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah merupakan
kebalikan dari sayyia’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain :
Al-mauidzah al-hasanah menurut ibn Sayyidihi. Jadi Al-Mauidzah al-Hasanah
adalah memberi nasehat dan memberi ingat (memperingatkan) kepada orang
lain dengan bahasa yang baik yang dapat menggugah hatinya sehingga
pendengar mau menerima nasehat tersebut.
Dakwah mau’idzah hasanah merupakan kalimat atau ucapan yang
diucapkan oleh seorang da’i atau muballigh, disampaikan dengan cara yang
baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan, diterangkan dengan gaya
bahasa sederhana supaya yang disampaikan itu dapat ditangkap, dicerna,
dihayati dan pada tahapan selanjutnya dapat diamalkan sehinggamad’u yang
didakwahi memperoleh kebaikan dan menerima dengan rela hati serta
merasakan kesungguhan da’i dalam menyelamatkan mereka dari suatu
kemadaratan.Sehingga, mau’idzah hasanah jauh dari sikap egois, agitasi
emosional dan apologi. Prinsip-prinsip ini diarahkan terhadap mad’u yang
kapasitas intelektual dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya tergolong
kelompok awam. Dalam hal ini, peranan da’i atau juru dakwah adalah sebagai
pembimbing, teman dekat yang setia, yang menyayangi dan memberikan
segala hal yang bermanfaat serta membahagiakan mad’u-nya
Pendekatan dakwah melalui mau’idzah hasanah dilakukan dengan
perintah dan larangan disertai dengan unsur motivasi dan ancaman yang
diutarakan lewat perkataan yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa
dan mencairkan segala bentuk kebekuan hati, serta dapat menguatkan
keimanan dan petunjuk yang mencerahkan. Mau’idzah hasanah merupakan
suatu ajakan ke atau penyebarluasan nilai-nilai keagamaan dengan pendekatan
komunikasi verbal melalui lisan seperti ceramah atau pidato. Dalam hal ini,
komunikator mengarahkan pada pemberian faktafakta konkret atas kebenaran
Islam, kemudian direfleksikan pada makna yang substansial dan spiritual.
Artinya, mereka mau meningkatkan kualitas keberagamaan mereka.
3. Al-mujadalah al-ahsan
Al-mujadalah al-ahsan adalah upaya yang dilakukan dengan sebaik-
baiknya melalui sanggahan , diskusi atau debatm bersikap sopan, santun,
hormat dan tidak sombong. Dalam pandangan Muhammad Husssein Youssef,
metode dakwah ini ditunjukan kepada tipe ketiga orang yang terikat kuat
dengan tradisi jahiliyah yang sombong, dan angkuh melakukan kebatilan, serta
mengambil posisi arogan dalam menghadapi dakwah. Dan prinsip dari metode
ini ditunjukan sebagai reaksi alternatif dalam menjawab tantangan negatif dari
mad’u
mujadalah al-lati hiya ahsan, tidak hanya berbicara sebatas konsep, namun
al-Qur’an telah mengaplikasikannya melalui petunjuk al-Qur’an dalam
melaksanakan dakwah Islam. Mujadalah hasanah itu dipahami dengan
bertukar fikiran atau berdiskusi dengan baik, maka mujadalah telah bersifat
aplikatif (diterapkan) sebagaimana dua metode sebelumnya (hikmah dan

3
maw’izhah al- hasnah) dan telah dipraktekan oleh nabi Muhammad SAW
dalam mengembangkan ajaran Islam kepada umat manusia. Kedua metode
tersebut (hikmah dan maw’izhah al-hasanah), dapat dibedakan. Metode
hikmah lebih menekankan kepada kemampuan fikiran dan ketajaman
rasionalitas (intelektualitas) penerima dakwah, sedangkan metode mau’izah
menekankan kepada ketepatan pesan yang disampaikan. Akan tetapi berbeda
halnya dengan metode ketiga, mujadalat hasanah, seandainya mujadalah
hasanah itu dipahami dengan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan baik,
maka ia memang sudah bersifat aplikatif dan bisa diterapkan. Nurcholish
Madjid, dalam salah satu tulisannya dalam Tabloid Tekad dengan mengutip
pendapat Ibn Rusyd, mengemukakan bahwa dakwah dengan hikmah artinya
dakwah dengan pendekatan substansi yang mengarah kepada falsafah, dengan
nasehat yang baik, yang berarti retorika efektif dan populer, dan dengan
mujadalah yang lebih baik, maksudnya metode dialektis yang unggul. Indikasi
ini menunjukan bahwa metode dakwah berserta modelnya pada surat al-Nahl
125, telah diaplikasikan oleh Rasulullah dalam mengajak manusia kepada
Islam dalam berbagai bentuk. Model dari masing-masing metode itu
merupakan bagian yang tak terpisahkan satu sama lainnya.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan ini kami selaku penyusun makalah, menyampaikan kepada

pembaca agar dapat memahami materi yang telah dipaparkan diatas, semoga

dengan pengetahuan dan materi ini bisa mengembangkan dan menambah

pengetahuan dengan baik, dan jika ada saran juga kritik untuk penulis bisa dikirim

melalui e-mail mroiframadhani89@gmail.com Kritik dan saran pembaca sangat

berarti dalam penyempurnaan dari makalah ini. Terima kasih.

DAFTAR RUJUKAN
Aliyudin. (2010). prinsip-prinsip metode dakwah menurut Al-Qur'an . Jurnal
Ilmu Dakwah.
Najih, S. (2016). MAU’IDZAH HASANAH DALAM AL-QUR’AN DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM BIMBINGAN KONSELING ISLAM.

Anda mungkin juga menyukai