Anda di halaman 1dari 15

METODE DAKWAH

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Dasar-Dasar Ilmu Dakwah

Dosen Pengampu

Aliyudin, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh:

1. Muhammad Razikani A. 1194060050

2. Ohan Aditya 1194060063

3. Peni Nuril Ayuni 1194060064

4. Rafa Nabilah Farhani 1194060068

5. Ratna Anggraeni 1194060070

6. Resha Devina Putri 1194060072

7. Rosarivah 1194060080

8. Sabila Fadhilatun Nasywa 1194060081

JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Dakwah ............................................................................................... 2

2.2 Ragam Metode Dakwah ..................................................................................................... 2

2.2.1 Dakwah Fardiyah ................................................................................................ 2

2.2.2 Dakwah Ammah ..................... ............................................................................ 3

2.2.3 Dakwah Bil Lisan ................................................................................................ 4

2.2.4 Dakwah Bil Hal ................................................................................................... 6

2.2.5 Dakwah Bit Tadwin ............................................................................................ 7

2.2.6 Dakwah Bil Hikmah ............................................................................................ 8

2.3 Problematika dan Pemecahan Masalah Terkait Metode Dakwah

2.3.1 Pengertian Problematika Dakwah ....................................................................... 8

2.3.2 Problematika Ragam Dakwah ............................................................................. 9

2.3.3 Pemecahan Masalah Ragam Metode Dakwah..................................................... 9

2.3.4 Pembahasan Beragam Problematika Dakwah ................................................... 10

BAB III. PENUTUP

3.1 Simpulan ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Metode Dakwah” ini kami susun untuk memenuhi tugas
Dasar-Dasar Ilmu Dakwah.

Tentunya tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah
lebih maju. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Amin.

Bandung, 28 November 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bagian penting dalam Islam adalah dakwah, karena hal ini berperan penting
dalam perkembangan ajaran agama Islam di seluruh dunia. Dakwah memiliki beberapa
pengertian, bahkan para ahli dakwah mendefinisikan dakwah dari berbagai sudut pandang
yang berbeda. Setiap muslim senantiasa berada dalam kisaran fungsi dan misi risalah melalui
media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat Islam, dengan
memperhatikan akidah, akhlak, dan ketentuan lainya yang intinya sesuai dengan konsep
Islam (Saefudin,1996:1). Metode dakwah harus disertai materi yang matang agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang membuat dakwah tidak memiliki dampak apapun, , padahal tujuan
dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah ke arah kehidupan yang lebih
baik dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah ( Hafiduddin,1998:67).

Dakwah menjadi ujung tombak dalam penyebaran Islam karena keberhasilan


masyarakat menerima agama Islam ditentukan oleh dakwah yang disampaikan seperti apa.
Keberhasilan tersebut ditentukan oleh gaya dan metode dakwah yang digunakan. Oleh karena
itu, dalam makalah ini membahas beragam metode dakwah yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud metode dakwah?

2. Bagaimana ragam metode dakwah?

3. Problematika apa saja yang dihadapi oleh metode dakwah dan bagaimana pemecahannya?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Dakwah

Metode berasal dari Bahasa Yunani yaitu Methodos yang merupakan gabungan kata
dari meta yang artinya melalui, mengikuti, atau sesudah dan hodos yang berarti jalan, atau
cara. Sedangkan dalam Bahasa Jerman, metode berasal dari akar kata Methodica yang artinya
ajaran tentang metode. Sedangkan dalam Bahasa Arab metode disebut Thariq, atau thariqah
yang berarti jalan atau cara. Metode juga bisa disebut dengan Al-ushlub.

Ushlub (metode) secara istilah menurut Syaikh Al Jurjani adalah sesuatu yang dapat
mengantarkan kepada tercapainya tujuan dengan paradigma yang benar. Sedangkan dakwah
sendiri dari segi Bahasa (etimologi) berasal dari Bahasa Arab dalam bentuk masdar dari kata
“da’a, yad’u, dawatan” yang artinya mengajak, memanggil, mengundang, menyeru, minta
tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,
mendatangkan, mendo’akan. Sedangkan dakwah menurut istilah menurut beberapa pakar
dakwah:

a. Syeikh Ali Mahfudz : sebagai upaya membangkitkan kesadaran manusia diatas kebaikan
dan bimbingan, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar supaya mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.

b. Masdar F Mashudi : mengajak atau mendorong orang untuk masuk kedalam sabilillah,
bukan untuk mengikuti da’i atau bukan pula untuk mengikuti sekelompok orang.

Dengan demikian, maka metode dakwah (ushlub al da’wah) adalah suatu cara dalam
melaksanakan dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien, atau dengan
kata lain segala cara dalam menegakkan syariat Islam untuk mencapai tujuan dakwah yang
telah ditentukan, yaitu terciptanya kondisi kehidupan mad’u yang selamat dan sejahtera
(bahagia) baik di dunia maupun di akhirat kelak.

2.2 Ragam Metode Dakwah

2.2.1 Dakwah Fardiyah

Dakwah fardiyah ialah ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan seorang Da’i
(penyeru) kepada orang lain secara individual, dengan tujuan memindahkan mad’u (yang

2
diseru) pada keadaan yang lebih baik dan diridhoi Allah SWT. Adapun bentuk atau macam
dari dakwah fardiyah ini dibagi menjadi dua bagian.

Pertama, dakwah fardiyah yang muncul dari individu yang sudah bergabung dengan
jamaah. Maksudnya, setiap individu yang ada dalam suatu jamaah dalam kapasitasnya
sebagai da’i, melaksanakan kewajiban berupa interaksi yang intens dengan tendensi tertentu
dengan orang-orang baru, dalam upaya menarik mereka kepada fitrah Islamiyah dan
selanjutnya menarik mereka untuk bergerak bersama jamaah dalam aktivitas amal Islami.
Kedua, dakwah fardiyah yang muncul dari individu yang belum tergabung kepada suatu
jamaah. Seorang muslim dengan kapasitasnya sebagai bagian dari ummah, melaksanakan
kewajiban dakwah dengan cara ceramah, khutbah dan tulisan yang akitivitas ini tidak
mempunyai kaitan jamaah dan organisasi.

Kelebihan:

a. Mudah, bisa dilakukan setiap orang. Tidak banyak menyita energi dan tidak
memerlukan adanya keterampilan khusus.

b. Berulang-ulang. Dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu momen tertentu

c. Bisa mengarahkan sang da’i untuk selalu bermujahadah, karena adanya tuntutan
untuk senantiasa menjadi suri tauladan.

d. Bisa menjaga diri dari riya’ dan sum’ah

e. Dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mad’u untuk menanyakan segala


sesuatu yang berkenaan dengan keislaman dirinya.

Kekurangan:

a. Relatif menyita banyak tenaga dari banyak personel da’i karena mad’u lebih banyak
sedangkan da’i yang siap turun langsung ke lapangan jumlahnya sedikit.

b. Pada kondisi tertentu, jumlah mad’u yang mau hanya sedikit.

c. Seorang mad’u muncul rasa bosan dan jenuh.

2.2.2 Dakwah Ammah

3
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan
media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh
kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah
ini kalau ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang
dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

Kelebihan:

a. Sasaran dakwah lebih luas

b. Dapat memberikan motivasi kepada mad’u melalui pesan dakwah

c. Da’I memiliki pengetahuan agama yang kuat

Kekurangan:

a. Pesan dakwah bisa tidak sampai ke seluruh mad’u karena cakupannya yang luas

b. Da’I sulit untuk mengontrol mad’u yang tidak menaruh perhatian penuh

c. Proses penyampaian kurang efektif

d. Karena cakupannya yang luas, terdapat tingkat pendidikan dan struktur sosial yang
berbeda mengakibatkan pemahaman yang berbeda dalam menyerap materi

2.2.3 Dakwah Bil Lisan

Dakwah bil lisan yaitu metode dakwah melalui perkataan atau komunikasi lisan
(speaking) untuk menyampaikan isi atau pesan dakwah. Sebagaimana lisan yang berarti
bahasa, atau ucapan. Sehingga dakwah bil lisan dapat diartikan sebagai penyampaian pesan
dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi antara da’i dan mad’u. Yang dimana
dalam dakwah bi lisan ini sering digunakan di masyarakatsaat pengajian maupun saat
peringatan hari-hari tertentu karena menganggap metode ini cukup efisien untuk dilakukan.

Dari pengertian diatas yang mengartikan dakwah bil lisan adalah suatu kegiatan
dakwah yang dilakukan melalui lisan atau perkataan, maka kemudian dapat dibedakan
menjadi beberapa bentuk dakwah bil lisan, diantaranya yaitu: Tabligh, nasehat, khutbah,
ceramah, diskusi, retorika, propaganda, dan tanya jawab.

4
Kemudian agar lebih efektif dalam kegiatan dakwah ini, perlu diketahui dan dipahami
serta dipelajari tentang karakteristik metode dakwah bil lisan itu sendiri, baik dari segi
kelebihan maupun kekurangannya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan
dalam metode bil lisan.

Kelebihan Dakwah Bil Lisan

• Dalam waktu yang relatif singkat dapat menyampaikan materi dakwah sebanyak-
banyaknya.

• Memungkinkan da’i untuk menyampaikan materi atau memberikan contoh dengan


pengalaman, keistimewaan dan kebijaksanaannya sehingga mad’u tertarik dan mudah
untuk menerima materi tersebut.

• Bila disampaikan dengan baik, maka dapat menstimulasi mad’u untuk mempelajari
materi atau isi kandungan yang telah disampaikan.

• Biasanya dapat meningkatkan derajat atau status dan popularitas da’i.

• Metode ceramah ini lebih fleksibel. Artinya mudah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta waktu yang tersedia, jika waktu terbatas maka bahan materi atau pesan
dakwah dapat dipersingkat (dapat diambil pokok-pokok materi). Dan begitupun
sebaliknya apabila waktunya masih banyak maka materi dapat disampaikan dengan
bahan yang sebanyak-banyaknya dan lebih mendalam.

Kekurangan Dakwah Bil Lisan

• Dalam beberapa bentuk dakwah bil lisan da’i sulit mengetahui pemahaman mad’u
terhadap pesan dakwah yang disampaikan.

• Dalam beberapa bentuk dakwah bil lisan lebih sering bersifat komunikasi satu arah.

• Da’i cenderung bersifat otoriter.

• Apabila da’i tidak dapat menguasai keadaan dan kondisi saat berdakwah, biasanya
apa yang disampaikan akan sedikit membosankan. Namun bila terlalu berlebihan,
dikhawatirkan inti dan isi materi menjadi kabur dan dangkal.

Dalam melaksanakan dakwah Bil Lisan dalam konteks kekinian pada zaman sekarang
ini dapat melalui media masa seperti televisi, video, radio, internet, youtube, dan sebagainya.

5
Dan dalam metode dakwah bil lisan ini kita dapat menggunakan
media audio. Media audio yaitu alat yang digunakan sebagai sarana penunjang
kegiatan dakwah yang dapat diterima melalui indra pendengaran, seperti radio dan tape
ecorder, youtube, dan lain-lain.

2.2.4 Dakwah Bil Hal

Dakwah bil hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan
nyata atau amal nyata terhadap kebutuhan penerima dakwah. sehingga tindakannya tersebut
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan
membagun rumah sakit untuk keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan
rumah sakit.

Dakwah bil hal ditunjukan bagi sasaran dakwah sesuai dengan kebutuhan sasaran,
sehingga aktivitas dakwah mengena sasaran. dakwah mengunakan amal nyata merupakan
aktifitas dakwah yang harus dilakukan bagi aktivis dakwah, sehingga dakwah bukan hanya
dipahami sebagai ceramah atau dakwah bil lisan saja. karena sesungguhnya juga dapat
dilakukan melalui tindakan atau amal nyata yang dilakukan.

Dakwah bil hal ini memiliki berbagai bentuk, diantaranya: Membangun masjid,
mendirikan lembaga Pendidikan Islam, mengembangkan sumber daya masyarakat,
membangun rumah sakit Islam, memberikan contoh untuk menjadi teladan, dll.

Kemudian agar lebih efektif dalam kegiatan dakwah ini, perlu diketahui dan dipahami
serta dipelajari tentang karakteristik metode dakwah bil hal itu sendiri, baik dari segi
kelebihan maupun kekurangannya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam metode bil lisan.

Kelebihan Dakwah bil Hal

• Berbeda dengan dakwah verbal, misalnya: dakwah bil hal lebih aktif, dinamis dan
praktis melalui berbagai kegiatan dan pengembangan potensi masyrakat dengan
muatan kebaikana dan nilai normatif. melalui dakwah model tersebut, masyarakat
tidak hanya terangkat status sosial ekonominya, tapi memiliki subtansi semangat
keagamaan yang memadai. sehingga terdapat keseimbangan antara material dan
immaterial.

6
• Dakwah dalam bil hal dilakukan tidak hanya membuat pendengar memahami makna
yang disampaikan oleh da’I dari dakwah tersebut, tetapi juga mengaplikasikan
berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

• Orang yang mendengarkan dakwah tersebut tak hanya memaknai sebuah kebaikan
dan keburukan, tapi juga mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tersebut dan
menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya.

Kekurangan Dakwah Bil Hal

• Pelaksanaan dakwah bil hal menjadi lebih berat karena diperlukan upaya
pengembangan yang benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat dan menurut
adanya keilmuan seorang da’i, strategi yang tepat dari da’i, pelatihan, dan juga dan
yang cukup besar.

• Pengembangan metode dakwah bil hal dalam konteks kekinian, banyak muncul
organisasi-organisasi keislaman yang melakukan dakwah bil hal, seperti munculnya
perbankan syariah, dompet dhuafa dan pundi amal yang dilakukan dalam rangka
mengumpulkan dana untuk kepentingan umat, serta munculnya majalah-majalah
Islam.
• Dakwah bil hal pada masa kini lebih banyak bergerak dibidang pendididkan tentu
sesuai dengan tantangan yang dominan dikalangan umat Islam saat itu, seperti,
kebodohan, kejumudan dan ketertinggalan dalam dunia kepemikiran. Disamping itu,
pendidikan sendiri adalah aktifitas yang tidak bisa dipisahkan dari dokrin keagamaan
Islam.

2.2.5 Dakwah bit Tadwin

Dakwah bit Tadwin adalah sebuah metode dakwah yang dilakukan melalui tulisan.
Metode dakwah ini disampaikan dengan cara menuliskan penjelasan mengenai seruan
yang hendak disampaikan. Seruan tersebut boleh dituliskan dalam berbagai media yang
populer digunakan orang banyak sehingga mudah untuk dibaca, seperti menuliskan dalam
buku, media sosial, blog dan sejenisnya. Metode ini tidak lepas dari beberapa kelebihan
dan kekurangannya, seperti.

Kelebihan Dakwah bit Tadwin

7
• Dakwah bit Tadwin merupakan metode yang efektif di era saat ini dengan
didukungnya perkembangan tatanan dunia yang memasuki revolusi industri. Dakwah
yang disebarkan melalui pola tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku,
majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.
Dakwah semacam ini menggunakan cinta dan kasih sayang. Keuntungan lain dari
Dakwah bit Tadwin ini tidak musnah meskipun seorang dai atau orang yang
berdakwah sudah wafat.

Kekurangan Dakwah bit Tadwin

• Sebagian orang terkadang meragukan keabsahan haditsnya, karena seringkali terjadi


salah cetak atau terlewat dalam penulisannya atau terkadang artinya yang tidak sesuai.

2.2.6 Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah adalah menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana,
yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu
melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan
maupun konflik. Dengan kata lain Dakwah bil Hikmah merupakan suatu metode
pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif. Metode ini tidak
lepas dari beberapa kelebihan dan kekurangannya, seperti.

Kelebihan Dakwah bil Hikmah

• Dakwah bil Hikmah merangkum semua metode dakwah sebelumnya. Dakwah Bil
Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman, tuntutan
kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga efektif. Menyampaikan
dakwah secara persuasif (membujuk secara halus) dan membuat tersadar dengan
sendirinya. Metode dakwah ini adalah metode dakwah yang paling sulit namun paling
bermakna, biasanya ditujukan pada mereka yang belum memeluk agama Islam.

Kekurangan Dakwah bil Hikmah

• Tidak bisa disampaikan/diterima oleh semua kalangan karena dikhawatirkan takut


salah menyampaikan atau salah mengasumsikannya.

2.3 Problematika dan Pemecahan Masalah Ragam Metode Dakwah

2.3.1 Pengertian Problematika Dakwah

8
Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah, perkara sulit,
persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai arti: berbagai problem (Pius A
Partanto dkk, 1994: 626). Pada sumber yang lain juga dikemukakan bahwa problem berarti
soal, masalah (Daryanto, 1997: 490). Sedangkan pengertian problematika dakwah menurut
istilah adalah permasalahan yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan
menjamu, dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah (Acep Aripudin,
2011: 113).

Problematika dakwah saat ini semakin kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya
perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan manusia
penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang berbeda dengan
masyarakat modern yang cenderung materialistik dan individualistik. Begitu juga tantangan
problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang sesuai dengan tuntutan
pada era sekarang seperti contoh metode dakwah KH Miftah Maulana Habibburahman atau
Gus Miftah yang sempat menuai banyak kritikan.

2.3.2 Problematika Ragam Dakwah

KH Miftah Maulana Habibburahman atau Gus Miftah, seorang ulama yang viral
karena bersholawat di sebuah klub malam di Bali. Gus Miftah yang merupakan pengasuh
pondok pesantren Ora Aji di Yogyakarta, mengaku telah berdakwah di klub malam selama
belasan tahun. Metode dakwah ini menimbulkan pro dan kontra, Ketua MUI bidang
Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, mengatakan ada hal yang salah dari
cara dakwah Gus Miftah, karena audiens yang menggunakan pakaian terbuka, dan juga Gus
Miftah tak seharusnya datang langsung, melainkan dapat melalui media lain seperti video.
Namun Gus Miftah mengaku tidak ada masalah dengan dakwahnya. Maksud dari dakwahnya
adalah untuk memberi kesempatan kepada mereka yang terbentur dengan tuntutan hidup agar
kembali lebih dekat dengan Islam.

2.3.3 Pemecahan Masalah Ragam Metode Dakwah

Problematika terkait dengan metode dakwah yang digunakan oleh KH Miftah Maulana
Habibburahman atau Gus Miftah tersebut banyak mengundang kritik dari Ketua MUI bidang
Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional. Bahwasannya masih banyak sekali
metode dakwah yang lebih layak dan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh islam.
Menanggapi hal tersebut, MUI memberikan solusi bahwa sesungguhnya Gus Miftah tidak

9
perlu datang langsung ke Klub melainkan dapat melaksanakan dakwahnya secara virtual.
Selain itu, sebaiknya Gus Miftah lebih bijak lagi dalam berdakwah dengan memilih tempat
yang layak dan tidak membiarkan audiensnya menggunakan pakaian terbuka. Karena jelas
hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran islam.

2.3.4 Pembahasan Beragam Problematika Dakwah

Dakwah merupakan suatu masalah yang kongkrit, yang rill, tidak hanya sebagai
perintah Tuhan saja. Sampai sekarang para ahli dakwah kita pada umumnya menitikberatkan
perhatian terhadap dakwah sebagai perintah Allah, tapi kurang melihatnya sebagai masalah
yang konkrit dan rill. Yang meminta pemecahan operasinal lebih lanjut (Thomas W. Arnold,
t.p.: 11).

Dakwah artinya seruan, ajakan, panggilan, atau mendakwah berarti usaha menyeru,
menyampaikan/Dakwah Islamiah, maksudnya usaha menyampaikan prinsip-prinsip ajaran
Islam, pembinaan dan pengembangannya ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu,
dakwah akan mempunyai tugas pembentukan individu, pembinaan umat, pembangunan
masyarakat dan mencerdaskannya. Dakwah mengandung lingkup yang sangat luas, ruang
lingkupnya seluas kehidupan manusia itu sendiri. Dakwah tidak terbatas kepada tabligh, akan
tetapi dapat pula berbentuk tindakan dan perbuatan nyata. Dakwah dimanivestasikan dalam
kehidupan sehari-hari seperti dikantor, bergaul dengan tetangga, di pasar bergaul dengan
sesama. Dengan demikian opini publik tentang Islam menjadi baik, timbul rasa senang dan
simpati yang pada akhirnya ingin mengelompokkan diri ke dalam kelompok muslim yang
taat.

Menghadapi mad’u (sasaran dakwah) yang semakin kritis dan tantangan dunia global
yang semakin kompleks dewasa ini, maka diperlukan dapat bersaing di bursa informasi yang
semakin kompetitif. Ada beberapa rancangan kerja dakwah yang dapat dilakukan untuk
menjawab problematika umat dewasa ini:

1. Memfokuskan aktivitas dakwah untuk mengentaskan kemiskinan umat.


2. Menyiapkan profil strategis muslim untuk disuplai ke berbagai jalur kepemimpinan
bangsa sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
3. Membuat peta sosial umat sebagai sosial umat sebagai informasi awal bagi
pengembangan dakwah.

10
4. Mengintegrasikan wawasan etika, estetika, logika, dan budaya dalam berbabagi
perencanaan dakwah baik secara internal umat maupun secara eksternal.
5. Mendirikan pusat-pusat studi dan informasi umat secara lebih profesional dan
berorientasi pada kemajuan iptek.
6. Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi, kesehatan, dan kebudayaan umat
Islam (Anas, 2005: 86).

Sukses tidaknya suatu kegiatan dakwah bukanlah diukur melalui gelak tawa atau
tepuk riuh pendengarnya, bukan pula dengan ratap tangis mereka. Kesuksesan dakwah dapat
dilihat pada bekas yang ditinggalkan dalam benak pendengarnya ataupun tercermin dalam
tingkah laku mereka. Untuk mencapai hasil yang maksimal, tidak dapat lain dakwah Islam
harus dilaksanakan secara efektif. Efektifitas dapat diartikan sampai di mana suatu organisasi
dapat mencapai tujuan tujuan utama yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan proses
dakwah, maka efektifitas dakwah dapat diukur melalui tingkat keberhasilan dakwah dalam
mencapai tingkat output sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu terbentuknya
kondisi yang Islami.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dakwah menjadi tugas yang harus diemban oleh setiap muslim, dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab, bahkan dakwah itu menjadi tugas rutin, dan kesinambungan
dari masa ke masa sampai kelak di kemudian hari. tujuan utama dakwah adalah untuk
mengajak mad’u (obyek dakwah) ke jalan yang benar yang dridhai Allah, oleh karena itu,
materi dakwah harus bersumber dari sumber pokok ajaran islam, yakni Al-Qur’an dan Al-
Hadis. Hadirnya ragam metode dakwah memberikan pilihan bagi da’i untuk terus
mensyiarkan agama Islam sesuai dengan situasi dan kondisi. Tidak ada metode yang
sempurna, semuanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tugas kita
hanyalah menyampaikan dengan semampunya, dibarengi dengan usaha dan tekad yang bulat.
Hasilnya diserahkan keseluruhan kepada Allah SWT.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ivan Alfian. 2015. Dakwah Fardiyah. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi


Penyiaran Islam. 3(1): 70-74.

Imam Dailami. 2019. Komunikasi Secara Bi Al-Hikmah Dalam Al-Qur’an. Jurnal Peurawi:
Media Kajian Komunikasi Islam. 2(1): 24-25.

12

Anda mungkin juga menyukai