Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Kalsum Minangsih, M.A
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan dari-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat sertasalam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Ucapan terima kasih kepada Ibu Kalsum Minangsih, M.A selaku dosen
pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingan nya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua atas do’a yang di panjatkan. Tak lupa
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan.
Sebagai penulis kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami mempersilahkan saran dan kritik positif untuk memperbaiki nya.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Mad’u.......................................................................................................................6
B. Gambaran umum seorang Mad’u...............................................................................................6
C. Klasifikasi Mad’u......................................................................................................................7
D. Prinsip dalam berdakwah terhadap Mad’u.................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mad’u
Secara bahasa, Mad’u berasal dari bahasa arab diambil dari isim maf’ul yang
berarti sasaran atau objek. Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau
manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik
manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara
keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama islam, dakwah bertujuan untuk
mengajak mereka untuk mengikuti agama islam, sedangkan kepada orang-orang yang
telah beragama islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, islam, dan ihsan.
Mad’u memiliki 2 jenis, yaitu Mad’u muslim berarti orang-orang islam yang di
seru, di ajak dan di bimbing oleh da’i agar lebih memahami dan lebih mengerti ajaran
agama Islam dan mengesakan Allah SWT. Sedangkan Mad’u non muslim berarti
orang-orang non Islam yang di seru, di ajak dan di bimbing oleh da’i untuk
diperkenalkannya agama Islam dan Allah SWT sebagai tuhan semesta alam. Mereka
di ajak untuk masuk Islam dan mengesakan Allah SWT.
D. Klasifikasi Mad’u
7
Berikut merupakan kelompok Mad’u atau sasaran dakwah menurut Wahidin
Saputra :
1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa
masyarakat terasing pedesaan, kota besar dan kecil serta masyarakat di daerah
marginal dari kota besar.
3. Sasaran berupa kelompok dilihat dari segi sosial kultural (budaya) berupa golongan
priyayi, abangan dan santri (dalam masyarakat jawa)
4. Sasaran yang dilihat dari segi okupasional (profesi dan pekerjaan) berupa golongan
petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri.
5. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari tingkat hidup sosial
ekonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.
6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat yang dilihat dari jenis kelamin
berupa pria dan wanita.
7. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi khusus berupa
golongan masyarakar tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana.
Klasifikasi Mad’u Berdasarkan Sikapnya terhadap Dakwah
Abdul Karim Aidan mengklasifikasikan Mad’u ke dalam empat kelompok
dengan karakteristik yang berbeda-beda:
1. Al-Mala’, yaitu kelompok orang-orang terpandang atau kelompok mapan, terdiri
dari orang-orang yang kuat secara ekonomi, politik dan sosial.
2. Jumhur al-nas, yaitu kelompok orang-orang kebanyakan, yang terdiri dari rakyat
banyak yaitu orang-orang lemah, kaum dhuafa, yang tidak memiliki akses pada
kekuasaan dan sumber-sumber kekayaan negara.
3. Al-Munafiqun, yaitu orang-orang yang memusuhi Islam dan yang
menyembunyikan kekufuran di balik keislamannya.
4. Al-Usbah, yaitu kelompok orang yang menerima Islam, tetapi komitmen
keislamannya terbilang lemah. Mereka tidak melaksanakan agama dengan baik dan
sering melakukan dosa dan maksiat kepada Allah.
Klasifikasi Mad’u Berdasarkan Antusiasnya kepada Dakwah
1. As-sabiquna bil akhirat (yang bersegera dalam menerima kebenaran), golongan
mad’u yang antusias kepada kebaikan. Baik terhadap seruan dakwah yang sunnah
8
maupun wajib.
2. Muqtashid (kelompok pertengahan), golongan yang mengerjakan kewajiban dan
meninggalkan larangan, namun mereka kerap kali melakukan sesuatu yang
dimakruhkan dan kurang dalam kebaikan yang dianjurkan.
3. Zalim linafsih (kelompok orang yang menzalimi diri sendiri), golongan yang
melampaui batas di dalam agama, mengabaikan kewajiban dan kerap kali
melakukan larangan agama.
Klasifikasi Mad’u berdasarkan Keyakinannya
Dakwah sebagai ajakan universal, artinya ajakan dakwah tidak dibatasi hanya
pada satu kelompok. Berbagai macam kepercayaan yang dianut oleh masyarakat,
dakwah penting untuk menarik siapapun untuk lebih memilih atau menjalankan
kehidupan di jalan yang benar. Dengan begitu, seorang da’i menyiapkan strategi dalam
berdakwah.
Klasifikasi Mad’u berdasarkan Kemampuannya Menangkap Dakwah
Klasifikasi Mad’u dikelompokkan dari level bawah hingga level elit, karena
kemampuan seseorang untuk menangkap pesan dakwah tergantung kedalamannya
memahami agama dan hakikatnya. Terdapat 3 kelompok dalam hal ini:
1. Kelompok orang yang menyinggungkan dengan kebenaran yang diketahui nya.
Biasaya orang seperti memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Kelompok
ini terdiri dari sarjana, pemikir dan ilmuwan.
2. Kelompok orang yang memiki pengetahuan namun tidak sampai dasarnya.
Ibaratnya mereka masih mencari hakikat kebenarannya bisa disebut dengan
kelompok pertengahan.
3. Kelompok orang yang belum mampu memahami hakikat terdalam agama atau
orang awam. Dengan tutur kata yang baik dan nasihat yang baik dalam
menyampaikan pesan dakwah adalah jalan yang paling baik.
Pada intinya dakwah merupakan seruan atau ajakan. Di dalam Islam dakwah
dilakukan untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pesan-
pesan maupun ajaran yang disampaikan oleh seorang da’i. Proses dakwah akan
berjalan efektif jika seorang da’i memiliki pemahaman tentang seorang mad’u. Dalam
komunikasi, pembutan metode dan kondisi seorang mad’u.
9
Berikut merupakan prinsip-prinsip komunikasi dakwah :
1. Prinsip Keteladanan
Yang artinya, dimulai dari diri sendiri (ibda binafsik) dan keluarga
merupakan hal penting yang harus dilakukan da’i. Tujuan dari komunikasi dakwah
ialah mempunyai tujuan yang dicapai, seperti menyampaikan informasi agama dan
berharap dapat merubah suatu perilaku jama’ah. Hal-hal yang disampaikan tentu
positif dan memiliki nilai moral yang dapat diambil dan dipelajari dalam
kehidupan.
3. Prinsip Mediasi.
10
6. Prinsip Sabar dan Tidak Berputus Asa.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mad’u diambil dari isim maf’ul bahasa arab yang artinya sasaran atau
objek. Mad’u berarti manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia
yang menjadi penerima dakwah baik individu atau kelompok. Dakwah
bertujuan untuk mengajak orang kepada islam atau meningkatkan kualitas
iman.
2. Mad’u di klasifikasi supya para da’i lebih mudah memahami karakter
Mad’u dan memilih penggunaan komunikasi dakwah yang cocok sehingga
menguntungkan dua pihak. Mad’u bisa di klasifiksi berdasarkan agama,
status sosial, pemikiran, ekonomi dan sebagainya.
3. Proses dakwah akan berjalan efektif jika seorang da’i memiliki
pemahaman tentang seorang mad’u. Dalam komunikasi, pembutan metode
dan kondisi seorang mad’u sehingga penting seorang da’i memiliki prinsip
dalam berdakwah. Seperti prinsip memiiki visi dan misi, membangun citra
positif, rasa empati terhadap budaya lokal dan lain-lain.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Irhamdi, M. (2019). Keberagaman Mad'u Sebagai Objek kajian Menejemen Dakwah: Analisa
Dalam Menentukan Metode, Strategi dan Efek Dakwah. ResearchGate, 67.
13