Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (proses dalam pelatihan
dakwah) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas(Depi
Putri,Sos.i,.M.Si ) mata kuliah (Metode Pelatihan Dan Pengembangan Dakwah).Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengaruh belajar bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Lubuklinggau,31 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................iii

A. Latar Belakang.......................................................................................................iii
B. Rumusan masalah...................................................................................................iii
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................iii

Bab II Pembahasan.............................................................................................................iv

A. Pengertian Komponen-komponen Dakwah............................................................iv


B. Proses Pelatihan dalam Dakwah.............................................................................vi

Bab III Penutup..................................................................................................................ix

A. Kesimpulan.............................................................................................................ix

Daftar Pustaka....................................................................................................................x

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah sebagai upaya dalam merealisasikan ajaran Islam, sehingga ajaran Islam
tidak hanya menjadi konsep melainkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat
menjadi pedoman dalam berprilaku maupun bertindak.
Dengan demikian manusia dapat menjadikan ajaran Islam sebagai solusi dari
permasalahan jiwa yang penuh kegelisahan dalam menghadapi persoalan hidup. Dengan
berbagai persoalan hidup, hal ini banyak menjadikan hati manusia di penuhi kegelapan,
namun dengan adanya dakwah, di harapkan dapat menjadikan hati manusia di penuhi oleh
cahaya iman.
Dakwah dengan pesan-pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan
ajakan kepada kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (istiqomah)di jalan yang lurus.
Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan masyarakat dari
pengaruh eksternal nilai syaithaniah dan kejahiliahan menuju internalisasi nilai-nilai
ketuhanan. 1
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang, hal ini akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat yang semakin kritis dalam menanggapi pesan-pesan
dakwah yang diterima, dan menjadikan masyarakat berani melakukan tindakan kepada tokoh
masyarakat yang menjadi penutannya2. tindakan tersebut adalah dengan cara melakukan
kontrol sosial terhadap tokoh masyarakat tersebut.
B.Rumusan Masalah
1. Apa Itu Komponen-komponen Dakwah?
2. Bagaimana Proses dalam Pelatihan Dakwah?

C.Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Komponen-komponen Dakwah
2. Untuk Mengetahui Proses dalam Pelatihan Dakwah

BAB II
1 Kusnawan aep 2008,‟‟jurnal ilmu dakwah Vol 4, N0 12
2 Chaerudin, Ali. 2019. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: CV Jejak

iii
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen-komponen Dakwah


Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap
kegiatan dakwah (Munir dan Ilahi, 2006: 21).
Adapun unsur-unsur tersebut ialah:
a. Da’i (Pelaku dakwah)
Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da’i adalah muslim dan muslimat yang
menjadikan dakwah sebagai alamiah pokok. Ahli dakwah adalah da’i, mubaligh mustami’in
(juru penerang) yang menyeru, mengajak, member pegajaran, dan pelajaran agama Islam
(Munir, 2006 :22).
Jadi subyek dakwah adalah manusia, baik individu, kelompok, ataupun lembaga yang
mampu mengubah suatu situasi yang kurang baik menjadi situasi yang lebih baik dan yang
diridhai Allah.
Sejarah mencatat para juru dakwah yang tangguh dan berbekal keteguhan iman kepada
Allah SWT, antara lain Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Khalid bin Walid, Sa’ad bin Abi
Waqash dan lain sebagainya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pertama, para juru dakwah harus
memiliki bekal pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman keagamaan yang baik agar
proses dakwah berjalan lancar. Kedua, para juru dakwah harus memiliki sifat-sifat
pemimpin (qudwah) dan karenanya para juru dakwah perlu ditempa terlebih dahulu agar
mereka tabah, sabar, dan tidak putus asa menghadapi cobaan (Pimay, 2006 :25) 3
b. Mad’u (Penerima dakwah)
Mad’u atau objek dakwah adalah manusia secara individual ataupun kelompok yang
menerima pesan-pesan dakwah. Mereka sering disebut dengan komunikan. Bagi da’i, mad’u
atau komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi titik fokus kegiatan
dakwah, baik itu yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan mengajak
mereka untuk mengikuti atau memeluk agama Islam, sedangkan bagi orang-orang yang telah
beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, islam, dan ihsan.
Oleh karena itu, masyarakat yang menjadi sasaran dakwah sangat heterogen dan memiliki
pluralitas yang sangat tinggi dalam berbagai aspek, baik segi usia, jenis kelamin, status
sosial, tingkat ekonomi, dan jenis profesi.
3 http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/305/3/071211025_Bab2.pdf

iv
c. Maddah (Materi dakwah)
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan olek da’i kepada mad’u.
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu :
1. Masalah akidah (Keimanan)
Ruang lingkup akidah sebagai materi dakwah erat hubungannya dengan i’tiqad
bathiniyah (keyakinan dalam batin) atau keimanan. Masalah ini di dalam Islam terangkum
dalam enam rukun dasar keimanan umat Islam atau lebih dikenal dengan Rukun Iman.
2. Masalah syari’ah (Hukum)
Pembahasan masalah syari’ah atau tata hukum dengan aturan yang berlaku dan harus
ditaati oleh umat Islam terbagi menjadi dua, yakni berupa hukum yang berkaitan dengan
segala sesuatu yang harus dikerjakan dan hukum atas segala sesuatu yang harus ditinggalkan.
Hukum bagi umat Islam terangkum dalam sumber-sumber hukum Islam yaitu AlQur’an,
Hadits, dan Ijma’ para fuqaha. 4
3. Masalah muamalah (Hubungan sosial)
Segala sesuatu yang menyangkut aktivitas manusia muslim dalam kehidupan
bermasyarakat. Seperti jual beli dan hutang piutang.
4. Masalah akhlak (Tingkah laku) Akhlak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
akhlak yang baik (akhlaqul mahmudah) dan akhlak yang buruk (akhlaqul madzmumah).
Akhlak menjadi bagian dari ruang lingkup materi dakwah karena dakwah merupakan bagian
nyata (implementasi) seorang muslim dalam memahami dan menjalankan iman sesuai dengan
hukum Islam.(Munir,2006 : 24-31)
d. Wasilah (Media dakwah)
Dalam Ilmu Komunikasi, media adalah alat yang digunakan komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan/ penerima (Mulyana, 2007 : 70). Sedangkan
dakwah mempunyai arti ajakan untuk berbuat kebaikan dan menjauhi larangan. Sehingga
dapat diartikan media dakwah adalah alat yang digunakan da’i untuk menyampaikan maddah
(materi dakwah) yang berisikan beramar ma’ruf nahi mungkar kepada mad’u.
Ditinjau dari segi sifatnya, media dakwah dibagi menjadi dua golongan :
1. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan tradisional dipentaskan di depan
umum (khalayak) terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti
wayang, drama, ludruk, dan sebagainya.

4 http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/305/3/071211025_Bab2.pdf

v
2. Media modern, yang diistilahkan juga dengan “media elektronik” yaitu media yang
dilahirkan dari teknologi. Yang termassuk media ini antara lain Televisi, Radio, Surat Kabar,
dan sebagainya. (Aziz, 2004 : 149).

B. Proses Pelatihan dalam Dakwah


Pada pelaksanaan Pelatihan Dakwah berlangsung kegiatan yang mengkolaborasi antara
unsur-unsur pelatihan dakwah. Semua tertuju pada upaya pencapaian tujuan dan sasaran
pelatihan dakwah secara efektif dan efisien. Sukses tidaknya pelatihan dakwah akan sangat
tergantung kepada pelaksanaan.
Oleh karena itu,berusaha maksimal utuk dapat menghasilkan yang terbaik, merupakan satu
pilihan bagi semua pihak yang terlibat, untuk dapat menghasilkan sesuai yang diharapkan.
A. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan Dakwah
Setelah diadakan chek in peserta, pembagian bahan-bahan dan penempatan
penginapan peserta (jika kegiatan pelatihan dakwah perlu menginap), maka rangkaian
kegiatan pelaksanaan pelatihan dimulai. Ia diawali dengan pembukaan, yang diadakan
sebagai peresmian dimulainya kegiatan pelatihan dakwah. Ia dilakukan setelah sebelumnya
dilakukan chek in peserta dan penempatan mereka di penginapan.
Rangkaian kegiatan pada pembukaan dapat disusun dalam suatu rangkaian acara.
Susunan acara sendiri bisa kondisional. Setelah itu baru kegiatan belajar dimulai. Kegiatan ini
diawali oleh penjelasan program pelatihan oleh manajer pelatihan. 5
Penjelasan mencakup: Tujuan, struktur program (kurikulum dan silabi, jadwal,
pelatih, tempat yang akan digunakan, proses bimbingan, penugasan serta hal lainnya), aturan-
aturan selama pelatihan, sangsi, sistem penilaian, kriteria kelulusan, kewajiban dan hak
peserta selama pelatihan. Sesi berikutnya, masuk kepada materi utama, sesuai yang tertera
pada jadwal pelatihan.
1. Memantapkan Persiapan Belajar dalam Pelatihan Dakwah
Persiapan yang mantap sebelum pelaksanaan latihan akan membantu dan menjamin
lancarnya pelaksanaan latihan, serta tercapainya sesuai dengan yang diharapkan. Walaupun
demikian, selama proses latihan masih sering muncul perkembangan dan masalah yang tidak
terbayangkan sebelumnya6. Masalah itu adakalanya berkaitan dengan materi, judul, pelatih,

5 http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/305/3/071211025_Bab2.pdf
Kusnawan Aep Manajemen Pelaksanaan Pelatihan Dakwah :,Jurnal Ilmu Dakwah Vol 4 No12 Juli
Desember 2008 H. 336
6 Kusnawan Aep Manajemen Pelaksanaan Pelatihan Dakwah :,Jurnal Ilmu Dakwah Vol 4 No12 Juli –
Desember 2008 H. 336

vi
ataupun peserta. Oleh karenanya selama pelaksanaan pelatihan diperlukan kesiapan dan
kesediaaan pihak penyelenggara untuk mengadakan penyesuaian bila memang perlu.
2. Mencermati Materi Pelatihan Dakwah
Materi pelatihan dakwah merupakan jawaban dari masalah yang dihadapi para
peserta. Oleh karena itu, materi pelatihan dakwah erat kaitannya dengan tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan pelatihan dakwah tersebut. Tujuan pelatihan dakwah dijabarkan
rinciannya ke dalam suatu kurikulum. Kurikulum dijabarkan lagi ke dalam silabi. Silabi
dijaarkan lagi ke dalam jadwal.
Pada dasarnya, apa yang tertuang pada jadwal pelatihan dakwah, merupakan panduan
bagi berbagai pihak untuk jalannya alur penyampaian materi pelatihan dakwah. Sebab jadwal
adalah jabaran dari silabi dan silabi jabaran dari kurikulum, serta kurikulum jawaban dari
tujuan pelatihan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pelatihan yang menjadi arah adalah tetap
tercapainya tujuan, bukan terlaksananya jadwal. Jadi pelatih perlu luwes dan sedia merubah
jadwal bila memang diperlukan.
3. Mencermati Pelatih dalam Pelatihan Dakwah
Cermati Pelatih dalam Pelatihan Dakwah Pelatih memiliki peran penting dalam
pelaksanaan pelatihan dakwah. Ia dituntut memiliki kemampuan teknik dasar edukatif dan
administratif. Diantaranya, penguasaan materi pelatihan, pengelolaan program belajar-
mengajar,mengelola kelas, serta mampu menggunakan media.
Beberapa prilaku yang perlu dimiliki oleh seorang pelatih adalah: Terbuka, mau
menerima, tepat waktu, memiliki keterampilan mendengar, berpengetahuan luas,
keterampilan berbicara, organisatoris, kreatif, non direktif (tidak memerintah), penampilan
rapih, tidak bertindak sebagai tuan, fleksibel, sabar, praktis, menghargai peserta, berani, jujur,
mempunyai rasa humor, ramah, adil, dan dapat mendorong peserta.
5. Mencermati Peserta Pelatihan Dakwah
Dalam prinsip andragogy, peserta merupakan peran utama dalam suatu pelatihan. Semua
hal selain peserta pada dasarnya sebagai penunjang saja. Termasuk pelatih, ia hanyalah
fasilitator yang memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan potensi yang dimiliki peserta,
agar bisa mencapai tujuan dari diadakannya pelatihan dakwah.
Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip andragogy tersebut, setiap peserta pelatihan
seharusnya memiliki perasaan sebagai anggota pelatihan. Perasaan tersebut akan
membangkitkan rasa tanggungjawab dan rasa memiliki.
Hal itu mungkin muncul jika dalam pelatihan dilakukan:
1. Setiap peserta dilibatkan dalam presose perencanaan pelatihan
vii
2. Setiap peserta dilibatkan dalam pembagian tugastugas untuk kepentingan pelatihannya
3. Dalam diskusi tidak dimonopoli ketua kelompok, melainkan melibatkan semua anggota
kelompok
4. Kegiatan ekstra dan kurikulumnya diserahkan kepada peserta untuk mengaturnya.

6. Mencermati Metode Pelatihan Dakwah


Banyak metode dan teknik pelatihan, tetapi tidak semua teknik digunakan untuk semua
pelatih7. Penggunaan metode dan teknik tergantung pada tujuan, materi, kelompok sasaran,
waktu fasilitas saran dan prasarana, serta tergantung pada pasilitatornya. Metode ialah cara
penyampaian isi atau materi latihan, misalnya ceramah.
Sedangkan teknik adalah seni yang dilakukan di dalam metode ceramah tersebut,
misalnya ceramah ada humornya. Penggunaan metode dalam suatu proses belajar ada
ungkapan seorang filosof Cina bernama Confusius,bahwa : “Saya dengar, saya lupa. Saya
lihat, saya ingat. Saya kerjakan, maka saya paham”. Karena itu, dalam menggunakan metode
yang melibatkan peserta secara aktif, diusahakan sehingga mereka cepat paham.

7. Mencermati Media Pelatihan Dakwah


Pemakaian media dalam pelaksanaan proses pelatihan dakwah sangat erat kaitannya
dengan jenis metode yang dipakai. Suatu media akan mempunyai arti apabila melalui
pemakaiannya, peserta program pelatihan dakwah terangsang untuk berpikir kritis. Pada
proses belajar orang dewasa diawali dengan kegiatan penjajajakan kebutuhan atau masalah,
sampai dengan pemecahan masalah, dan diteruskan dengan tindak lanjut berupa pelaksanaan
program. Pemakaian media pada proses ini pada umumnya banyak digunakan untuk kegiatan
penyuluhan, dengan sasaran yang lebih sempit untuk menyampaikan informasi atau pesan.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

7 Kusnawan Aep Manajemen Pelaksanaan Pelatihan Dakwah :,Jurnal Ilmu Dakwah Vol 4 No12 Juli –
Desember 2008 H. 336

viii
Tentunya, setiap pengelolaan pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat berjalan mencapai
saran dan tujuan secara efektif. Sehingga keefektifan merupakan harapan dari setiap
pelaksanaan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dapat dikatakan efektif apabila:
Pertama, pelaksanaan pelatihan selaras dengan kebutuhan peserta pelatihan.
Kedua, peserta merasakan bahwa dengan mengikuti pelatihan, kebutuhan yang dirasakan
terpenuhi.
Ketiga, peserta tidak merasakan adanya tekanan didalam pelatihan.
Keempat, peserta dapat menarik kesimpulan sendiri dan mengolah sendiri isi pelatihan.
Kelima, praktis didalam penerapannya.
Dalam pelaksanaan pelatihan juga tetap ada kemungkinan terjadinya penyimpanan dari
yang direncanakan semula. Itu merupakan hal biasa. Namun yang perlu diperhatikan disi
adalah bagaimana mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan seminimal mungkin.
Agar penyimpangan dapat diketahui seawal mungkin perlu diadakan peneletian setiap tahap
pencapaian sasaran Pelatihan memang pekerjaan yang serius, penting dan mempesona.
Karena ia berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang lebih
tangguh, kompetitif dan berdaya saing.
Dengan pelatihan orang akan terbawa untuk merenungkan kembali akan kemanusiaannya,
serta membangunnya menjadi sama-sama sebangun antara tujuan keberadaannya dan cara ia
menggunakan potensi dirinya, sesuai dengan kondisi sosial dan ajaran agama Islam yang
dianutnya.

DAFTAR PUSTAKA

ix
Kusnawan Aep Manajemen Pelaksanaan Pelatihan Dakwah :,Jurnal Ilmu Dakwah Vol 4 No12 Juli –
Desember 2008 H. 336
Chaerudin, Ali. 2019. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: CV Jejak
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/305/3/071211025_Bab2.pdf
Kusnawan aep 2008,‟‟jurnal ilmu dakwah Vol 4, N0 12

Anda mungkin juga menyukai