Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DANA DAN LOGISTIK DAKWAH

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah kelas B
Dosen Penganmpu : Dr. Abdul Hopid,S.Pd.I.,M.Ag.

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Safrotul Laely (1700029128)
2. Encik Suci Dwi Ramadini (1700029129)
3. Andini Rahmadhani (1700029131)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020

Page | 1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirabilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


nikmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelasaikan tugas makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan ke Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya yang merupakan ahli keutamaan dan kebijaksanaan.
Makalah yang berjudul “Dana dan Logistik Dakwah” disusun untuk memenuhi
syarat penilaian tugas Sertifikasi 4 yaitu Ilmu Dakwah. Tugas ini kami buat untuk
memberi ringkasan tentang bagaimana dana dan logistik berperan dalam kegiatan dakwah.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah penegtahuan kita jadi
lebih luas lagi. Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik serta saran dari pembaca kami harapkan untuk
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Ilmu Dakwah yaitu Dr. Abdul Hopid,S.Pd.I.,M.Ag. Atas
perhatian serta waktunya, kami ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penyusun,

Kelompok 8

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................6
A. Pengertian Dakwah...................................................................................................6
B. Dana Dakwah............................................................................................................6
C. Logistik Dakwah.......................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................8
PEMBAHASAN...................................................................................................................8
A. Dakwah......................................................................................................................8
B. Dana Dakwah............................................................................................................9
C. Logistik Dakwah.....................................................................................................10
1. Pengertian Logistik Dakwah..............................................................................10
2. Etika Normatif Logistik Dakwah......................................................................11
3. Pengadaan Logistik Dakwah..............................................................................13
4. Perawatan  dan Pemanfaatan Logistik Dakwah..............................................15
5. SUMBER LOGISTIK DAKWAH.....................................................................17
BAB IV................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan dakwah sangat urgen dalam Islam. Antara dakwah dan Islam
tidak dapat dipisahkan yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana diketahui,
dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi
manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan mempengaruhi manusia agar
pindah dari situasi yang jauh dari ajaran Allah menuju situasi yang sesuai dengan
petunjuk danajaran-Nya.
Dakwah merupakan salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi
Islam di muka bumi, karena peran dakwah yang demikian pentingnya bagi
kehidupan umat Muslim, Al-Qur’an sendiri bahkan menganjurkan adanya
komunitas sosial dalam berdakwah, dimana setiap komunitas muslim hendaknya
memiliki sekelompok orang yang secara spesifik berprofesi sebagai para ahli
dakwah (Da’i) untuk menyampaikan dakwah Islam dan menjalankan fungsi amar
ma’ruf (perintah kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kejahatan dan keburukan)
di tengah masyarakat yang kontradiksi sangat tampak di Indonesia sebagai negara
yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas Islam, idealnya Indonesia mampu
menjadi sebuah negara yang makmur dan penuh kedamaian (Halimi, 2008).
Di dalam usaha mengajak dan menyeru serta mempengaruhi manusia agar
berada sepanjang ajaran Allah, maka sudah pasti ada unsur-unsur yang mengajak
atau mempengaruhi, ada yang diajak dan diseru, alat untuk mengajak dan menyeru,
serta isi ajakan atau seruan, dan hal-hal lain yang melingkupinya. Dengan kata lain,
untuk berdakwah itu harus ada da’i, manusia yang didakwahi atau objek dakwah,
materi dakwah, yaitu Islam, metode dan kaifiyah dakwah serta prasarana yang lain
baik menyangkut dana dan logistik, dan media dakwah yang merupakan unsur
keberhasilan dakwah. Unsur-unsur tersebut juga harus dilengkapi dengan faktor
penopang dan penunjang yang akan menjaga kelestarian usaha dakwah dan
merupakan investasi dalam wujud tenaga dakwah atau human resourcesyaitu kader
dakwah. Kader dakwah inilah yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin
dakwah di masa yang akan datang (Aminuddin Sanwar, 2009).

Page | 4
Dalam berdakwah tentunya kita harus mempersiapkan materi, metode, dan
tentunya adalah kelancaran saat kegiatan dakwah berlangsung. Kelancaran saat
kegiatan dakwah berlangsung tentunya tak lepas dari persiapan yang matang dan
semua aspek pedukungnya yaitu berupa dana logistik dakwah. Dana dan logistik
merupakan kompenen yang membantu mendukung berjalannya acara dakwah bisa
berupa uang dan sarana prasarana yang digunakan dalam dakwah. Dalam makalah
ini kami akan membahas lebih mendalam lagi mengenai dana dan logistik dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dakwah?
2. Apa yang dimaksud dengan dana dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan logistik dakwah?

C. Tujuan
1. Mengatahui apa yang dimaskud dengan dakwah
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan dana dakwah
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan logistik dakwah

Page | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dakwah
Kata “dakwah” secara terminologi berasal dari bahasa Arab, yaitu dari fi’il
madhi (‫وة‬BB‫دعو –دع‬BB‫ي‬- ‫ )دعا‬yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, menjamu.
Didin menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to
call),mengundang (to invinite),mengajak (to summon), menyeru (to
propose),mendorong (to, urge),dan memohon (to pray) (Didin, 2000).

Dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia
yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam
seseorang secara sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa
oleh apa dan siapa pun. Selain itu dakwah juga bertujuan menguatkan atau
memperkokoh keimanan, memberikan harapan, menimbulkan semangat untuk
beramal, dan menghilangkan sifat keragu-raguan dalam menghadapi problem
kehidupan sehari-hari (Aziz, 2009).

Salah satu tugas pokok dari Rasulullah adalah membawa mission sacre
(amanah suci) berupa penyempurnaan akhlak yang mulia bagi manusia. Akhlak
yangdimaksudkan ini tidak lain adalah Al-Qur'an itu sendiri sebab hanya kepada
Al-Qur'an-lah setiap pribadi muslim itu akan berpedoman. Atas dasar ini tujuan
dakwah secara luas, dengan sendirinya adalah menegakkan ajaran Islam kepada
setiap insan baik individu maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu
mendorong suatu perbuatan sesuai dengan ajaran tersebut (Aziz, 2009:18).

B. Dana Dakwah
Dana adalah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam bentuk tunai
maupun nontunai. Dana adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
kelancaran dan efektifitaskegiatan dakwah. Gerakan dakwah harus memikirkan
juga bagaimana agar dakwahtetap berlangsung dan memberikan kemanfaatan
kepada sasaran dakwah. Hal ini perludiketahui oleh semua penggerak dakwah demi
keberlangsungan dakwahnya (Halim, 2002).

Page | 6
C. Logistik Dakwah
Logistik adalah proses merencanakan, menerapkan dan mengendalikan yang
efektif dan efisien dari aliran dan penyimpangan bahan baku, persediaan dalam
proses, dan barang jadi yang terhubung dengan informasi dari titik asal ke titik
konsumsi, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan (Sutarman, 2017).
Setelah diambil dari beberapa kata tersebut maka kita dapat menyimpulkan
bahwa logistik dakwah adalah sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan berdakwah
agar berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Logistik dakwah itu sendiri
mencakup banyak mulai dari sarana prasarana, informasi, ruangan, dana, alat
transportasi serta beberapa hal yang dibutuhkan dalam kegiatan berdakwah.

Page | 7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Dakwah
Dalam bahasa Arab kata da’wah disebut mashdar, da’wah berarti panggilan,
seruan atau ajakan. Adapun dalam bentuk kata kerja (fiil) berasal dari kata da’a,
yad’u, da’watan yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak. Istilah ini sering
diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar,
mau’idzoh hasanah, tabsyir, indzhar, wasiyah, tarbiyah, ta’lim (Alhidayatillah, 2017).
Secara etimologis kata dakwah diambil dari bahasa arab da’a yad’u da’watan
yang berarti mengajak atau seruan. Istilah dakwah menurut al-Quran yang dipandang
paling populer adalah yad’una ila al-khayr ya’muruna bi al-ma’ruf wa yanhawna an
al-munkar. 6 Disamping istilah tersebut al-Quran juga mengenalkan istilah lain yang
dipandang berkaitan dengan tema umum dakwah, seperti tabliigh (penyampaian),
tarbiyyah (pendidikan), ta’lim (pengajaran), tabsyir (penyampaian berita gembira),
tandzim(penyampaian ancaman), tawsiyah(nasehat), tadzkir dan tanbih (peringatan)
(Rosidah, 2015).
Adapun menurut para ahli pengertian dakwah diantaranya: Menurut Asep
Muhidin, Dakwah adalah upaya kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar
berada di jalan Allah (sistem Islami) yang sesuai dengan fitrah dan kehanifannya
secara integral, baik melalui kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan
perbuatan, sebagai upaya pengejawantahan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran
spiritual yang universal sesuai dengan dasar Islam. Dakwah juga dapat dimaknai
sebagai proses transformasi ajaran dan nilai-nilai Islam dari seorang atau sekelompok
da’i kepada mad’u dengan tujuan orang yang menerima transformasi ajaran dan nilai-
nilai Islam itu terjadi pencerahan iman dan juga perbaikan sikap serta prilaku yang
Islami. Selain pendapat di atas dakwah dapat juga dimaknai dengan upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya perubahan pikiran, keyakinan,
sikap dan prilaku ke arah pikiran, keyakinan, sikap dan prilaku yang lebih Islami.
Dengan kata lain, melalui kegiatan dakwah seseorang atau sekelompok orang akan
berubah pikiran, keyakinan, sikap dan prilakunya ke arah yang lebih positif sesuai
dengan ajaran yang ada dalam Islam (Alhidayatillah, 2017).

Page | 8
B. Dana Dakwah
Setiap kegiatan memerlukan dana, kegiatan tanpa ditunjang oleh dana yang
memadai, akan turut mempengaruhi pelaksanaan dakwah. Pusat Dakwah Islam
Indonesia memberikan definisi tentang dana dakwah, yaitu segala tenaga atau modal
uang peralatan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan dakwah. Batasan tersebut
meliputi segala perbendaharaan yang bernilai material yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana dalam pelaksanaan dakwah. Perintah berkorban dengan harta
didahulukan dari pada berkorban dengan jiwa, karena dana sangat dibutuhkan baik di
waktu damai maupun di waktu perang. Pernyataan tersebut sesuai dengan firman
Allah dalam QS. al-Taubah /9: 41

Terjemahnya: Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun


berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Ayat tersebut menyertakan harta sebagai sarana berjihad di jalan Allah,
memang benar saat ini dakwah tanpa ditunjang dengan finansial yang memadai tidak
akan berjalan secara optimal. Oleh sebab itu 6 fungsi manajemen dakwah tersebut
merupakan petunjuk dasar dalam menjalankan aktivitas dakwah agar dakwah dapat
terlaksana dan mencapai sasaran seperti yang diharapkan (Mahmud,2020).
Salah satu contoh Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) Pasal 30,
LDII mendapatkan dana dari sumbangan yang tidak mengikat, yang diperoleh dari
bantuan atau sumbangan yang tidak mensyaratkan sesuatu kepada LDII. Sebagian
besar dana sumbangan dikumpulkan dari warga LDII sendiri (swadaya). Selain dari
warganya, LDII juga menerima sumbangan dalam berbagai bentuk dari pemerintah
RI, swasta dan perorangan. Uang yang terkumpul dikelola oleh bendahara yang
dipergunakan untuk kepentingan organisasi seperti pembelian sarana dan prasarana
serta untuk transportasi jika ada anggota yang hendak mengikuti kajian di luar cabang
Kecamatan Tugu (Ulfah, 2015).

Page | 9
C. Logistik Dakwah
1. Pengertian Logistik Dakwah
Dari segi bahasa (etimologi) dakwah berasal dari kata ‫دعا‬ - ‫دعو‬BB‫ي‬ - ‫وة‬BB‫دع‬ yang
berarti mengajak, menyeru, memanggil, mengundang, mendorong ataupun
memohon [Bahri,2008].  Achmad Mubarok (2014) menjelaskan
istilah dakwat atau dakwatun digunakan untuk arti undangan, ajakan, dan seruan
yang kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya
mempengaruhi pihak lain [Thoifah,2015]. Sedangkan logistik secara bahasa
berasal dari kata “logos” yang berarti ilmu. Menurut Ronald H. Ballou (1992)
logistik adalah proses merencanakan, menerapkan dan mengendalikan yang efektif
dan efisien dari aliran dan penyimpangan bahan baku, persediaan dalam
proses, dan barang jadi yang terhubung dengan informasi dari titik asal ke titik
konsumsi, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan [Sutarman, 2017]. 
Setelah diambil dari beberapa kata tersebut maka kita dapat menyimpulkan
bahwa logistik dakwah adalah sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan berdakwah
agar berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Logistik dakwah itu sendiri
mencakup banyak mulai dari sarana prasarana, informasi, ruangan, dana, alat
transportasi serta beberapa hal yang dibutuhkan dalam kegiatan berdakwah.
Didalam berdakwah ada tiga aspek penting yaitu subjek dakwah, materi
dakwah dan metode dakwah yang menunjukkan betapa pentingnya kegiatan
dakwah sepanjang masa dalam berhadapan dengan era yang semakin berkembang
ini [Kafie, 1993]. Apalagi dizaman yang serba modern sekarang ini, dakwah
menjadi hal yang dirasa perlu pemekaran metodenya sesuai dengan tuntutan
zaman.
Da’i atau pendakwah harus memiliki ilmu yang benar dan juga manhaj yang
benar, sesuai dengan Al- Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Kesuksesan
seorang da’i adalah jika sudah mencapai ridha Allah, baik dakwahnya diterima
oleh manusia ataupun tidak [Al-Ghamidi,2008].
Dakwah dapat dilakukan ditempat yang baru meskipun tempat itu sangat
terbatas dan terpelosok, hal tersebut dikarenakan didukung oleh dana. Didalam
berdakwah tentu ada metodenya agar dakwah yang kita lakukan dapat diterima
dan bermanfaat dikalangan masyarakat. Contohnya jika kita berdakwah di
kalangan anak milenial maka isi dari dakwah dan bahasa yang kita gunakan adalah

Page | 10
bahasa milenial. Kita ikut terjun dalam dunia milenial terlebih dahulu agar kita
dapat ikut memahami bahasa milenial dan apa saja yang dibutuhkan generasi
milenial. Dengan begitu kegiatan dakwah tidak terasa jenuh dan membosankan.
Dan audiens dapat mengambil manfaat dari dakwah yang disampaikan.
Didalam logistik dakwah juga bisa memberikan dakwah atau pesan dengan
bertatap muka dimana saja. Bisa juga kita menyampaikan dakwah didalam bus,
disuatu ruangan, atau ditempat lain yang bisa dilakukan bersamaan dengan
aktivitas lain. Sebenarnya kita juga dapat menyampaikan dakwah tidak dengan
bertatap muka [Aripudin, 2017].
Kita bisa menggunakan ponsel pintar, apalagi jaman sekarang orang lebih
gemar memegang ponsel dan menghabiskan waktunya dengan si ponsel pintar.
Kita dapat berdakwah di media sosial, seperti di youtube, instagram, ataupun
membuat grub di whattsapp dan memberikan dakwah. Dengan begitu orang-orang
tidak perlu jauh-jauh untuk  pergi ke suatu majelis dakwah tetapi bisa
mendengarkan, melihat dan bertanya melalui media sosial. Atau bisa juga dengan
membuat aplikasi khusus untuk dakwah, jadi lebih mudah menyampaikan dakwah
dan masyarakat juga lebih gampang untuk menanyakan hal seputar islam yang
belom diketahui dan bisa berdiskusi.

2. Etika Normatif Logistik Dakwa


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama dakwah, dengan
kata lain bahwa keberadaannya adalah dengan disebarluaskan melalui kegiatan
dakwah. Tujuan dakwah Islam adalah memberi penjelasan kepada umat Islam
untuk mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung di dalam Al-Quran
dan sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup [Badruttamam, 2005].
Dakwah itu ibarat bola lampu, yang memberkan cahaya dan menerangi jalan
kehidupan menuju lebih baik. Dia menerangi setiap umat dari kegelapan menuju
terang, dari kebatilan menuju yang haq [Mustofa, 2012]. Dakwah adalah hal yang
sangat penting dalam umat Islam. Dakwah menjadi obat bagi manusia ketika
dilanda musibah, rapuhnya akal, kerusuhan, kecurangan, dan beberapa tindakan
tidak terpuji lainnya.
Dakwah adalah kegiatan memanggil, mengajak, menyeru, mendorong orang
untuk beriman dan taat kepada Allah SWT. Sebelum kita melakukan dakwah
hendaknya kita menyiapkan persiapan-persiapan yang matang baik itu mental,

Page | 11
spiritual, dan segala hal yang diperlukan ketika berdakwah [Al-Maliki,1999].
Dalam berdakwah tentunya kita harus mempersiapkan materi, strategi, metode dan
juga kelancaran saat kegiatan dakwah. Kelancaran kegiatan dakwah tidak luput
dari kesiapan yang matang dan aspek pendukungnya yaitu berupa logistik dakwah.
Logistik dakwah adalah suatu hal yang harus ada dalam kegiatan dakwah.
Setiap ada kegiatan dakwah pasti tidak luput dari logistik dakwah. Tetapi buku
yang menguraikan tentang logistik dakwah masih sedikit. Kebanyakan penulis
hanya menguraikan mengenai metode, strategi dan lain sebagainya. 
Jika logistik dakwah digunakan maka ia harus mengikuti etika Islam. Tujuan
yang awalnya menuju kebaikan akan menjadi buruk jika dilakukan dengan cara
yang buruk, barang yang haram, tempat yang najis dan sebagainya. Barang akan
dikatakan bermutu jika hakikatnya halal, cara mendapatkannya halal dan
memberikan manfaat. Dan itu pula kriteria dari logistik dakwah [Azziz, 2017].
Didalam logistik dakwah harus ada petugas yang bukan hanya memiliki
keahlian dalam hal logistik tetapi juga bisa menjaga kualitasnya dari aspek halal,
benar, dan manfaat. Karena percuma saja jika dia menguasai logistik tetapi
mendapatkan barangnya dari hal yang haram, dan tidak memberikan manfaat. Ada
lima kriteria kehalalan logistik dakwah :
a. Tempat yang bersih tidak najis.
Tempat yang digunakan untuk berdakwah harus bersih, tidak kotor. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya bahwa dakwah bisa dilakukan dimana saja
asalkan tempatnya bersih dan memungkinkan untuk dijadikan majlis dakwah.
b. Logistik dakwah bukan sesuatu yang membahayakan secara langsung
maupun  tidak langsung.
Maksudnya adalah tidak menimbulkan kerusakan barang/jasa, kerusakan
iman, kerusakan akal, kerusakan jiwa/ nyawa.  
c. Logistik dakwah tidak mencemari lingkungan apalagi merusaknya.
Lingkungan ketika berdakwah juga harus dijaga kita tidak boleh membuat
kotor, dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Baik itu di daratan, lautan,
maupun udara.
d. Tidak merusak moral atau melanggar norma masyarakat.
Ketika berdakwah tidak boleh ada unsur pornografi, pencemaran nama baik
dan juga mengganggu norma hukum ataupun norma masyarakat yang ada.
e. Memiliki nilai guna.

Page | 12
Dakwah yang dilakukan harus bermanfaat bagi pendengar baik dari segi
apapun, jika perlu juga harus memiliki nilai ekonomis yaitu dapat bermanfaat
bagi semuanya. Jika ada sarana atau barang yang rusak harus segera diperbaiki
atau diganti [Azziz, 2017].
3. Pengadaan Logistik Dakwah
Dalam pengadaaan logistik dakwah dapat berupa barang/ jasa. Barang/ jasa
ada kaitannya dengan kepemilikan. Dalam Islam bahwa kepemilikan ada yang
bersifat pribadi dan publik yang sudah diakui oleh Islam . Kepemilikan bersifat
pribadi dan umum harus memiliki upaya – upaya tersendiri untuk
memeperolehnya. Sumber logistik dakwah dapat berupa sedekah, zakat, dan
wakaf  dari jalur pemberian/ pembelian. Tidak hanya barang/ jasa saja yang bisa
diguakan untuk pengadaan logistik dakwah, uang juga bisa digunakan untuk
pengadaan logistik dakwah.Dikatakan pengadaan logistik dakwah itu dikarenakan
proses ini ada kaitannya dengan kegiatan dakwah yang bertujuan untuk
mendapatkan pahala dari Allah Swt [Azziz, 2017].
Dalam persewaan, barang yang disewakan bukan menjadi pemilik penyewa,
melainkan pemilik orang yang menyewakan. Penyewa hanya bisa menggunakan
nilai guna barang tersebut. Aplikasi untuk kegiatan dakwah adalah bahwa
pendakwah menyewakan barang/ jasa untuk logistik dakwah. Hal yang perlu
diperhatikan untuk persewaan tersebut adalah ketidakmampuan pendakwah untuk
membelinya, sedangkan kegunaan jasa tidak terlalu penting, bahkan bersifat
insidental.
Disamping untuk konsumsi dakwah, persewaan juga bisa dijadikan alternative
investasi. Keuntungan yang diperoleh dari hasil persewaan di gunakan untuk
kegiatan dakwah, sedangkan status pemilik barang tetap sebagai wakaf, sedekah,
atau pemilik pendakwah. Karena aman dari pergantian pemilik, mka investasi
persewaan paling diminati oleh para pendakwah maupun pengurus lembaga
dakwah. Dan ada penyebab gagalnya dakwah yaitu: 
a. Diam setelah bergerak
b. Berlebihan
c. Bangga diri
d. Takut
e. Pamer

Page | 13
Dengan demikian pengadaan logistik dakwah bisa bertujuan untuk alat
mencapai tujuan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan
salah satu unsur penting untuk menyapai tujuan itu sendiri, pengadaan logistik
dakwah harus memiki organisasi dakwah agar membentuk proses logistik dakwah
yang terencana, terorganisasi, dan mempunyai manajemen yang baik demi
tercapainya tujuan yang bermanfaat dan maksimal [Najamudin, 2008].

Untuk mencapai tujuan dakwah itu sendiri, yaitu menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka


(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(Q.S.At-Taubah [9] : 71) .
 Pengadaan logistik dakwah dapat memberikan manfaat untuk memenuhi
kebutuhan sarana dalam berdakwah, dan dapat juga mendukung kegiatan dakwah.
Dalam kegiatan dakwah terdapat juga sistematika metode dakwah. Sistematika
dakwah itu dirinci menjadi beberapa istila. Diantaranya dakwah dengan ucapan,
dengan tulisan, dengan tindakan serta tukar pikiran. Sistematika metode dakwah itu
diterapkan dalam dakwah Rasulullah. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim
harus mengikuti ajaran Rasulullah dengan sebaik- baiknya. [Rubba, 2017]
Zakat dan shadakah sebagai sumber logistik dakwah itu mempunyai arti
tersendiri. Istilah shadakah lebih luas maknanya dari zakat, karena istilah zakat itu
adalah bagian dari komponen shadakah. Shadakah bisa dilaksanakan kapan pun

Page | 14
sedangkat zakat ada ketentuan tersendiri. Shadakah juga ada dua macam yaitu
shadakah immaterial dan materialis. Shadakah immaterial itu contohnya
mengucapkan kalimat thoyibah. Sedangkan shadakah materialis itu contohnya
qurban, hadiah, wakaf, infaq, dan lain- lain. Perbedaan ini bertujuan untuk
membedakan nilai sesuatu yang diberikan seseorang dalam bentuk, ukuran, jumlah,
waktu, tempat, dan lain- lain [Rubba, 2017].
Dalam sebuah kegitan apapun itu konsepnya modal sosial juga menjadi unsur
terpenting untuk menjalankan kegiatan yang dilakukan, karena modal sosial
menjadi penentu berkembangnya segala sesuatu. Dalam berdakwah juga
menerapkan sosial itu sangat juga sangat penting.
Modal pun tidak cukup, kita harus mempelajari ilmu sosial dasar juga. Ilmu
sosial dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang konsep- konsep yang
dikembangkan untuk memahami masalah sosial yang ada di sekitar lingkungan
kita. Jadi Dapat disimpulkan pengadaan logistik dakwah dapat dikaitkan dengan
ilmu dakwah, sejarah dakwah, ilmu sosial, dan lain sebagainya.
4. Perawatan  dan Pemanfaatan Logistik Dakwah
Dipandang dari sudut perawatan, logistik dakwah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Perawatan kuratif : upaya merawat logistik dengan membenahinya bila ada
suatu masalah.
b. Perawatan preventif : upaya antisipatif atas sebuah benda/barang dari
kerusakan, kotoran, dan penyusutan. Upaya perawatan preventif membutuhkan
analisa prediktif tentang keadaan barang. Setiap barang pasti mengalami
kerusakan maupun penyusutan dalam jangka tertentu, tergantung dari
pemakaian dan perawatan.
Dalam pemanfaatan logistik dakwah, ada satu kepentingan yang harus
dipenuhi terlebih dahulu, yaitu kebaikan umum untuk umat manusia ( al-
mashlahah al-‘ammah  ). Kaidah fikih yang mengajari kebijakan ini adalah “
kebijakan pemimpin atau pejabat atas rakyat harus diorientasikan untuk umum
( tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyyah manuth bi al-mashalahah ) “ dan “ kebaikan
yang bermanfaat untuk orang banyak lebih utama dari pada kebaikan yang
bermanfaat untuk orang orang terbatas ( al-khair al-muta’addi afdlal min al-
qashir ) “. Kaidah yang kedua ini dapat dikatakan sebagai penjelasan dari kaidah
yang pertama. Maksudnya, dalam perencanaan logistik dakwah perlu uraian
mengenai penggunaannya untuk kebaikan ( al-mashlahah ). Ukuran kebaikan ini

Page | 15
adalah pemanfaatan seluas-luasnya, selama-lamanya, dan sebanyak-banyaknya:
suatu ukuran utilitarianisme.

Pemanfaatan seluas-luasnya berarti penggunaan logistik dakwah tidak


terbatas selama dalam koridor dakwah islam. Makna luas juga dapat ditemukan
pada distribusi zakat kepada delapan golongan (fakir, miskin, gharim, riqab,
mualaf, fisabillah, ibnu sabil, amil zakat). [Azziz,2017]
Pemanfaatan selama-lamanya mengacu pada hukum wakaf. Dalam pasal
215 ayat 1 kompilasi hukum islam, wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau
badan hukum yang memisahkan dan melembagakannya untuk selama-lamanya
guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam,
sedangkan dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf ialah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurut syariah.
Allah SWT berfirman :

Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (QS.An-Nahl [16] :97).
Pemanfaatan sebanyak-banyaknya mengarah pada sasaran pengguna logistik
dakwah. Di era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini diperlukan
penerapan dakwah yang dapat menjangkau dan mengimbangi kemajuan-
kemajuan yang ada. Dalam kemajuan teknologi dan komunikasi informasi ini,
selain membawa nilai-nilai yang positif, juga membawa nilai-nilai negatif yang
dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang melalui media; orang,
bangsa, dan negara bisa saling melihat dan berinteraksi dalam banyak hal sehingga
akan terjadi saling berpengaruh. Dengan demikian, dalam hingar bingar kemajuan
teknologi komunikasi informasi media massa dan peranan dalam mempengaruhi

Page | 16
masyarakat, patut mendapat perhatian dan dikaji secara berkesinambungan.
[Pirol,2013]
5. SUMBER LOGISTIK DAKWAH
a. Infaq
Infaq adalah mengeluarkan harta  yang mencakup zakat dan nonzakat,
infaq ada yang sunnah dan ada pula yang wajib. Yang dimaksud infaq wajib
ialah zakat, kafarat, dan lain-lain. Sedangkan infaq sunnah seperti
menginfaqan hartanya kepada fakir miskin, infaq bencana alam, dan lain-lain
[Sholihin,2013]. Infaq bukan sumber logistik yang utama tetapi merupakan
salah satu sumber dana dalam kegiatan dakwah. Firman Allah SWT:

Dan infaqanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S
Al-Baqarah [02] : 195)
b. Shodaqoh
Shodaqoh adalah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada
orang lain secara sukarela dan ikhlas semata-mata mengharapkan pahalal dari
Allah SWT [Khamzah, 2016]. Firman Allah SWT:

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan


tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di

Page | 17
jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu
membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa
saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan) (Q.S.Al-Baqarah[02]: 272)
c. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu tanpa ada imbalannya dan dibawa
ke tempat orang yang akan diberi karena hendak memuliakannya.
d. Hibah
Hibah adalah memberikan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan
balasan apa-apa. Sama halnya di dalam logistik dakwah seseorang
memberikan sebagian hartanya untuk keperluan berdakwah [Khamzah,2016].
e. Bantuan
Bantuan atau kerja sama adalah sumber logistik dakwah yang besar
dalam bentuk uang ataupun barang. Seperti pengurus sebuah majlis merekrut
beberapa perusahaan untuk menjadi donatur tetap. 

Page | 18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dakwah adalah upaya kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar
berada di jalan Allah (sistem Islami) yang sesuai dengan fitrah dan kehanifannya
secara integral, baik melalui kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan
perbuatan, sebagai upaya pengejawantahan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran
spiritual yang universal sesuai dengan dasar Islam.
Dana adalah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam bentuk tunai
maupun nontunai. Dana adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
kelancaran dan efektifitaskegiatan dakwah. Gerakan dakwah harus memikirkan
juga bagaimana agar dakwahtetap berlangsung dan memberikan kemanfaatan
kepada sasaran dakwah. Hal ini perludiketahui oleh semua penggerak dakwah demi
keberlangsungan dakwahnya.
Logistik dakwah adalah sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan berdakwah
agar berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Logistik dakwah itu sendiri
mencakup banyak mulai dari sarana prasarana, informasi, ruangan, dana, alat
transportasi serta beberapa hal yang dibutuhkan dalam kegiatan berdakwah.
Dalam proses berdakwah bukan hanya metode dakwah, stategi dakwah,
pesan dakwah saja yang harus diperhatikan. Dana dan Logistik dakwah juga sangat
penting didalam pelaksanaan berdakwah. Karena dengan adanya dana dan logistik
dakwah maka dakwah bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin dituju.

Page | 19
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Ahmad Al-Alaf Al- Ghamidi. 2008. Kiprah Dakwah Muslimah. Solo: Putaka
Arafah

Abdul Pirol. 2018. Komunikasi dan Dakwah Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama

Acep Aripudin. 2017. Dakwah Antarbudaya. Bandung: PT Refika

Adilah Mahmud. 2020. “Hakikat Manajemen Dakwah”. Journal of Social Religion


Research. Vol 5. No 1

Ahmad Ifham Sholihi.2013. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Aminudin Sanwar. 2009. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang : Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo

Aziz, Moh. 2009. Ilmu Dakwah edisi revisi. Jakarta : Kencana.

Didin. 2000. Dakwah Aktual. Jakarta : Gema Insani

Elsi Kartika Sari.2007.  Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo

Fathul Bahri An-Nabiri.2008. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i .Jakarta:
AMZAH

I’anatut Thoifah. 2015. Manajemen Dakwah. Malang: Madani Press

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat

Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an Antara Idealitas
Qur’ani dan Realitas Sosial. Semarang : Walisongo Press.

Jamaluddin Kafie. 1993. Psikologi Dakwah. Surabaya: Indah Surabaya

Kurdi Mustofa. 2012. Dakwah Dibalik Kekuasaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Najamudin.2008. Metode Dakwah Menurut Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

Page | 20
Novi Maria Ulfah. 2015. “Strategi Dan Manajemen Dakwah Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (Ldii) Kecamatan Tugu Kota Semarang”. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol 35.
No 2

Nur Alhidayatillah. 2017. “Dakwah Dinamis Di Era Modern (Pendekatan Manajemen


Dakwah)”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol 41. No 2

Nurul Badruttamam. 2005. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo


Khazanah Ilmu

Muhammad bin Alwy Al-Maliki. 1999. Dakwah-dakwah yang Paling Mudah. Gresik:


Putra Pelajar

Moh. Ali. Azziz. 2017. Ilmu Dakwah Cet 6. Jakarta: KENCANA

Rosidah. 2015. “Definisi Dakwah Islamiyyah Ditinjau Dari Perspektif Konsep Komunikasi
Konvergensi Katherine Miller”. Jurnal Qathrunâ. Vol 2. No 2

Sheh Sulhawi Rubba. 2017. Warna- Warni Islamisasi Serpihan Sejarah Dakwah Cet 1.


Surabaya: UINSA PRESS

Sutarman. 2017. Dasar-dasar Manajemen Logistik. Bandung : PT Refika Aditama.

Page | 21

Anda mungkin juga menyukai