Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RAGAM KEGIATAN DAKWAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah


Dosen Pengampu: Aliyudin, M.Ag.

Disusun oleh:
Rijal Fathurrahman (1224050130)
Sendhy Pratama (1224050141)
Sri Melati (1224050152)
Sri Nur Fitriana (1224050153)
Susi Fatonah (1224050156)
Verawati (1224050166)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KONS.  JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul
“Ragam Kegiatan Dakwah”
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas individu dari mata kuliah ‘Ilmu
Dakwah' dengan dosen pengampu Aliyudin,M.Ag. Adapun ruang lingkup pembahasan dalam
makalah ini meliputi: Pengertian, Bentuk dan Pola Pelaksanaan, serta Problematika dari
Ragam Kegiatan Dakwah.
Dalam penyusunannya kami mengambil sumber dari beberapa literatur. Pembaca
mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam makalah ini,
oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
perbaikan di masa depan yang akan datang.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut membantu
dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Akhir kata, semoga
makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi syiar Islam.
 
 
 
Bandung, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Dakwah Tabligh.............................................................................................................5
2.2 Dakwah Irsyad..............................................................................................................6
2.3 Dakwah Tadbir..............................................................................................................7
2.4 Dakwah Tathwir............................................................................................................8
2.5 Problematika Dakwah..................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan,
atau undangan. Jadi definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan
yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan, suatu ideologi pendapat-pendapat
pekerjaan yang tertentu.
Dakwah merupakan suatu usaha untuk menyerukan serta menyampaikan pada
perorangan manusia serta seluruh umat mengenai pandangan dan tujuan hidup manusia
di dunia. Seruan tersebut meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam
media serta cara yang diperbolehkan akhlak serta membimbing  manusia untuk
mendapatkan pengalaman dalam peri kehidupan perseorangan, membangun rumah
tangga, bernegara serta bermasyarakat.
Dengan kata lain, Dakwah merupakan suatu usaha atau upaya dalam
menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas iman dan amal ibadah. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan metode, salah satunya adalah melalui gerakan-gerakan dakwah seperti
Dakwah Tabligh, Irsyad, Tadbir, dan Tathwir. Namun, meskipun memiliki tujuan yang
sama, setiap gerakan dakwah tersebut memiliki problematika tersendiri dalam
menjalankan misinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari dakwah tabligh, dakwah irsyad, dakwah tadbir, dan dakwah
tathwir?
2. Bagaimana bentuk dan pola pelaksanaan dari dakwah tabligh, dakwah irsyad,
dakwah tadbir, dan dakwah tathwir?
3. Apa saja problematika dan pemecahan masalah dari dakwah tabligh, dakwah
irsyad, dakwah tadbir, dan dakwah tathwir?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari dakwah tabligh, dakwah irsyad, dakwah tadbir, dan
dakwah tathwir.
2. Mengetahui bentuk dan pola pelaksanaan dari dakwah tabligh, dakwah irsyad,
dakwah tadbir, dan dakwah tathwir.
3. Mengetahui problematika dan pemecahan masalah dari dakwah tabligh, dakwah
irsyad, dakwah tadbir, dan dakwah tathwir.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Ragam Bentuk Dakwah


2.1 Dakwah Tabligh
A. Pengertian
Tablig berasal dari kata kerja ballaha-yuballigu-tabligan, yang berarti
menyampaikan. Secara istilah, tabligh adalah mengajak atau menyampaikan sekaligus
memberikan suatu contoh kepada orang lain untuk melakukan perbuatan yang benar.
Tabligh juga menyampaikan ajaran allah dan rasul-rasul nya kepada umat manusia.
Disampaikan dengan jelas dan di terima dengan baik.
Dalam definisi lain, Tabligh (transmisi dan difusi) yaitu suatu penyebarluasan atau
menyiarkan ajaran islam yg memiliki ciri tertentu, ia bersifat insidentil, oral, seremonial
dan kolosal, melelui pemancar, sarana transmisi elektronik, bersifat masal, juga sebagai
proses penyebar luasan islam dengan cara lisan dan tulisan melalui bermacam media.
Definisi tabligh menurut beberapa pendapat:
1) Asmumi Syukir, tablighi adalah menyampaikan ajaran Allah dan Rasul kepada
orang lain.
2) M. Bahri Ghazali, tabligh adalah suatu kegiatan penyampaian pesan ajaran
agama Islam, dan di dalamnya terdapat unsur-unsur ajakan, sertian dan
panggilan, agar orang yang dipangal berkenan mengubah sikap dan perilakunya
sesuai dengan ajaran agama Islam yang dipeluknya.
3) Al-Ashfihani, tabligh adalah kegiatan menyampaikan kebenaran (agama) secara
lisan.
4) Sayyid Quthub, tabligh adalah menyampaikan dan menyeru manusia kepada
kebenaran agama, terutama kebenaran aqidah tauhid.
Dalam perkembangan ilmu dakwah, tabligh diartikan lebih spesifik dan menjadi
salah satu bentuk dakwah diantara bentuk-bentuk dakwah yang lain secara keilmuan
dapat dibedakan walaupun dalam tataran praktis merupakan satu kesatuan.

B. Bentuk dan Pola Pelaksanaan


Segi metode tabligh, apabila mengacu kepada definisi dan contoh tabligh yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw. dapat dibagi menjadi dua, yaitu tabligh melalui lisan
(khithabah) dan tabligh melalui tulisan (kitabah).
Ada berbagai dimensi dan bentuk dakwah yang fokus kegiatanya terdiri dari
berbagai ragam kegiatan yaitu:
1. Khithabah
Tabligh melalui lisan berasal dari akar kata: Khathabah, yakhthubu,
khuthbatan atau khithaabatan, yang berarti berkhuthbah, berpidato, meminang,
melamar, bercakap-cakap, dan mengirim surat. Menurut istilah khithabah adalah
ceramah atau pidato yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang sesuatu

5
atau beberapa masalah yang disampaikan seseorang di hadapan sekelompok
orang atau khalayak.
Khithabah terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Khithabah yang terikat langsung dengan pelaksanaan ibadah mahdhah
dinamakan khithabah ad-Diniyah, seperti: khuthbah ‘Idul Fitri, khuthbah
‘Idul Adha, khuthbah Jum’at khuthbah Istisqa. Khuthbah Gerhana Bulan,
khuthbah Gerhana Matahari, dan khuthbah Wuquf di Arafah. Khithabah ad-
Diniyah sekarang lebih baku disebut khutbah.
b) Khithabah yang tidak terikat secara langsung dengan pelaksanaan ibadah
mahdhah, dinamakan khithabah ta’tsiriyyah, seperti: berbagai macam
kegiatan tabligh akbar seperti khithabah pada peringatan maulid Nabi, Isra’
Mi’raj, peringatan tahun baru 1 Muharram, Nuzulul Qur’an, peringatan hari
kemerdekaan, tasyakur pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.
2) Kitabah (Tulisan)
Bidang ini mengkaji menulis sebagai kegiatan dakwah. Tabligh melalui
tulisan atau Kitabah yaitu proses penyampaian ajaran Islam melalui bahasa
tulisan yang berisikan pesan-pesan keislaman. Termasuk dalam kategori ini bisa
berupa buku, makalah, jurnal, surat kabar, pamflet, brosur, serta bentuk-bentuk
media cetak lain seperti lukisan, kaligrafi, dan photo.
3) Radio
Radio bidang ini mengkaji penyiaran pada radio. Sebuah pesawat yang
kecil dan harganya relatif murah, serta dapat memberikan hiburan, pembinaan
dan pendidikan. Tujuannya agar umat memahami dan menguasai prinsip-prinsip
dan teknik-teknik membuat produksi radio, untuk dakwah, serta dapat
menyiarkan dakwhah di radio.
4) Televisi
Bidang ini mengkaji tentang dakwah melalui televisi. “Tele” yang berarti
jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Televisi adalah siaran media
jaringan ciri komunikasi massa, dan berlangsung satu arah.
5) Film
Bidang ini mengkaji tentang dakwah melalui film. Film merupakan media
yang pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus, dan
menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui.
Selain bentuk tabligh diatas, ada juga metode tabligh, berikut beberapa bentuk
metode tabligh:
1) Al-Hikmah
Sebagai metode Tabligh, al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi yung mulia,
dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau
Tuhan, Al-hikmah juga diamkan sebagai kemampuan da'i dalam memilih memilah
dan menyelaraskan teknik Tabligh dengan kondisi objektif mad'u.
2) Al-mauidzatul Hasanah
Makna mauidzatul hasanah adalah kata-kata yang masuk kedalam qalbu dengan
penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan.
3) Al-mujadalah Billati Hiya Ahsan

6
Maksudnya adalah tukar pendapat yang dilakukan oleh dua belah pihak secara
sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima
pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti-bukti yang kuat.
Dakwah tabligh terus dilaksanakan oleh para pengembannya, mulai dari Rasulullah
dilanjutkan oleh ummatnya dengan metode dan pola yang terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
terutama perkembangan tekhnologi komunikasi.
C. Prolematika dan Pemecahan Dakwah Bentuk Tabligh
Tidak semua tabligh yang kita sampaikan diterima oleh masyarakat. Agar tabligh dapat
diterima dengan baik oleh para umat, seorang mubaligh ataupun mubalighah hendaknya
memiliki sebuah kemampuan komunikasi ataupun retorika yang sesuai atau mumpuni.
Minimal telah memiliki keahlian dalam penggunaan bahasa serta istilah yang bisa
dimengerti, intonasi suara yang jelas serta pembawaannya yang baik atau tidak tegang
dan kaku.
Problematika Diantaranya:
• dakwah sekarang terkadang tidak menggunakan bahasa yang baik.
• seharusnya bisa memecahkan sebuah masalah.
• terkadang ada perbedaan pendapat selalu menkafirkan biasanya berupa golongan
tertentu solusi menghargai pendapat.
• ada orang yang menggunakan dakwah sebagai senjata kejumutan.
Pemecahan:
• Pertama, supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.
• Kedua, memahami orang lain. Kita sebagai pimpinan atau komunikator harus
memahami benar aspirasi masyarakat atau komunikan tentang apa yang diinginkannya,
jangan mengininkan arah untuk pergi ke Barat tetapi kita memberikan jalan pergi ke
Timur.
• Ketiga, supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar
gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan
memaksakan kehendak.
• Keempat, menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu
itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini
adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah
bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

2.2 Dakwah Irsyad


A. Pengertian
Istilah irsyad berasal dari kata rasyada yarsyud rusydan wa rasyadan yang berarti
mencapai kedewasaan, mengajar, memimpin, membimbing, menunjukkan, memberi

7
nasehat dan petunjuk. Sedangkan kata irsyad (al-irsyad) berarti petunjuk , pengajaran,
nasehat, pendapat dan pertimbangan.
Jadi, irsyad adalah penyebar luasan ajaran agama islam yang sangat spesifik
dikalangan sasaran tertentu. konsep dakwah irsyad adalah dengan menampilkan
hubungan personal antara pembimbing dengan terbimbing (private).
yang lebih fokus pada pemecahan masalah individu yang dialami oleh murid, sedangkan
pembimbing memberikan jalan keluar sebagai masalah tersebut.
Irsyad memiliki makna transmisi, yaitu proses memberitahukan , membimbing dan
memberikan solusi terhadap individu, dua orang, tiga orang atau kelompok kecil atas
permasalahan kejiwaan yang mereka dihadapi.

B. Bentuk dan Pola Pelaksanaan


1) Metode khitabah
Al-Qur'an telah memberikan petunjuk dalam penggunaan bahasa lisan
dalam penyampaian pesan dakwah dengan berbagai macam bahasa berikut;
a. bahasa populer
b. bahasa yang persuasif
c. bahasa yang tepat dengan situasi dan kondisi 
d. bahasa yang mulia 
e. bahasa yang mudah dipahami 
f. bahasa yang agung
g. bahasa yang lemah lembut
h. lyaitu bahasa kedamaian 
i. bahasa yang berbobot
j. bahasa yang mengandung kebenaran obyektif
2) Metode Daras (Pengajaran)
Dimaksudkan sebagai proses transmisi pesan dari murryid ke mursyad bih
baik secara langsung berupa penuturan lisan maupun penegasan khusus.
Termasuk kategori ini adalah bimbingan bacaan yang diikuti murryad bih
terhadap bacaan murryid.
3) Metode Tamsil (Perumpamaan)
Yaitu simulasi dan peragaan pesan bimbingan dihadapan murryad bih oleh
murryid.
4) Metode Uswah Shalihah (Keteladanan Perilaku Baik)
Penyampaian pesan bimbingan dalam bentuk percontohan perilaku yang
teramati dan diikuti oleh mursyad bih.
5) Metode Kitabah (Tulisan)

C. Prolematika dan Pemecahan Dakwah Bentuk Irayad


Irsyad akan efektif jika tujuan yang telah ditetapkan sesuai materi, metode,
media dan problem yang dihadapi oleh mursyad bih dapat tercapai. Dengan demikian,
banyak faktor yang menentukan efektifitas inyad. Dilihat dari segi prosesnya, irryad akan
efektif jika didukung oleh faktor-faktor berikut:
1. Kemampuan murryid dalam menyampaikan pesan irsyad
2. Pemilihan materi irryad yang sesuai dan cocok dengan problema mursyad bih
3. Saluran materi irsyad yang jelas dan langsung
4. Media yang memadai untuk menyampaikan pesan irsyad

8
5. Penentuan waktu dan penggunaan media irsyad yang tepat
6. Tempat berlangsungnya proses irryad yang mendukung terciptanya suasana yang
khidmat
7. Kemampuan dan kemauan mursyad bih untuk menerima pesan
8. Penerimaan pesan dan penafsiran yang tepat
9. Penggunaan pesan irsyad yang sesuai dengan ketentuan dan
kebutuhannya.
Jika dilihat dari segi sasaran bantuan pemecahan murryad bih atau pemulihan
penyakit yang diderita oleh mursyad bih, maka irsyad akan dikatakan efektif dengan
adanya indikasi.
1. Berhenti dari sesuatu kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan mental mursyad bih
2. Penyesalan terhadap perilaku yang menyimpang yang telah dilakukan
3.Adanya perilaku baik yang menggantikan perilaku jelek sebelumnya 

Dengan kata lain, efektifitas irsyad itu dapat dapat diindikasikan dengan adanya refleksi
dimensi hikmah dari segala materi atau pesan irryad yang disampaikan kepada mursyad
bih.

2.3 Dakwah Tadbir


A. Pengertian
Tadbir menurut bahasa artinya manajemen atau pengelolaan, dan menurut istilah
ialah kegiatan dakwah transformasi dan institusional ajaran Islam melalui kebijakan-
kebijakan publik atau pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan, serta pengelolaan
lembaga-lembaga dakwah. Tadbir adalah dakwah yang dilakukan dengan rekayasa sosial.
Dakwah kultural adalah pendekatan dakwah melalui kegiatan yang menekankan kepada
Islam kultural.

B. Bentuk dan Pola Pelaksanaan


Tadbir adalah Dakwah melalui dakwah dan manajemen dakwah masyarakat yang
dilakukan dalam rangka perekayasaan sosial dan pemberdayaan masyarakat menuju
kehidupan yang lebih baik, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pranata
sosial keagamaan serta menumbuhkan pengembangan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat dengan kegiatan pokok seperti penyusunan kebijakan, perencanaan program,
pembagian tugas dan pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring serta
pengevaluasian dalam dakwah masyarakat dari aspek perekonomian dan
kesejahteraannya. Dengan kata lain tadbir berkaitan dengan Dakwah melalui dakwah
untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
2.4 Dakwah Tathwir
A. Pengertian
Tathwir adalah melakukan sosialisasi ajaran Islam pada masyarakat mad'u untuk
meningkatkan derajat ketakwaan dalam perilaku individual dan kelompok sehingga
mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Tathwir
(pengembangan masyarakat) dapat dilaksanakan dalam rangka peningkatan sosial
budaya masyarakat, yang utamanya dilaksanakan melalui; Mengubah dan memantapkan
nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang berkaitan dengan
kemanusiaan, seni budaya dan kehidupan sosial, meningkatkan persatuan umat islam

9
(ukhuwah Islamiyah) dan pemeliharaan lingkungan. Dengan kata lain, Tathwir merujuk
pada dakwah melalui pendekatan sosial budaya (dakwah kultural).

B. Bentuk dan Pola Pelaksanaan


Metode pengembangan kuantitas dakwah mencakup dua hal; pertama, metode
pengembangan dakwah di kalangan internal muslimin, dan yang kedua metode
pengembangan dakwah di kalangan umat dakwah atau non muslim.
a. Pengembangan Dakwah Kalangan Internal Muslimin
Metode pengembangan kuantitas dakwah dikalangan intern umat islam dapat
dikembangkan dari beberapa prinsip, diantaranya ialah;
1) Mengupayakan munculnya jamaah (mad’u) yang baru, misalnya dengan
membuka pengajian dikalangan pejabat, tokoh berpengaruh seperti
selebriti dan artis, atau bahkan kalangan para pemulung dan pengamen.
2) Meningkatkan frekuensi dakwah.
3) Memperbanyak kelompok pengajian ajaran islam sesuai tingkatan dan
kebutuhan, Misalnya dengan mengadakan kelompok kajian islam untuk
para remaja, orang tua dan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) untuk
anak-anak, dan lain sebagainya.

b. Pengembangan Dakwah Kalangan Umat Dakwah


Metode pengembangan kuantitas dakwah dikalangan umat dakwah (non
muslim) dapat dikembangkan melalui prisip :
1. Menjaga nilai-nilai kemanusiaan antarwarga Negara secara menyeluruh,
dan mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, dengan
pembentukan institusi-institusi.
2. Membentuk badan kerja sama antarumat beragama dengan pemerintah.
3. Menyelenggarakan dialog, seminar, lokakarya, dan temu wicara serta
diskusi dengan para tokoh atau pengikut agama lain.

2.5 Problematika Dakwah


A. Dakwah Tabligh
Dakwah Tabligh adalah gerakan dakwah yang bertujuan untuk mengajak kaum
Muslimin kembali ke ajaran Islam yang murni dan menyempurnakan praktek-
praktek ibadah yang sudah ada. Salah satu problematika yang sering dihadapi oleh
gerakan Dakwah Tabligh adalah kurangnya keterlibatan perempuan dalam gerakan
ini. Selain itu, beberapa kritik juga dilayangkan terhadap gerakan ini terkait dengan
cara-cara dakwah yang dianggap kurang terstruktur dan kurang memperhatikan
aspek keilmuan.

B. Dakwah Irsyad
Gerakan Irsyad merupakan gerakan yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang benar tentang Islam kepada masyarakat, terutama kaum muda
yang rentan terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran radikal dan ekstremis. Namun,
salah satu problematika yang dihadapi oleh gerakan ini adalah minimnya
pengembangan program-program dakwah yang memadai, sehingga terkadang
membuat pesan-pesan dakwah tidak dapat tersampaikan dengan efektif.

10
C. Dakwah Tadbir
Gerakan Tadbir merupakan gerakan yang bertujuan untuk mengelola dan
memimpin umat Islam dengan baik dan bijaksana. Salah satu problematika yang
dihadapi oleh gerakan Tadbir adalah kesulitan dalam menemukan pemimpin yang
benar-benar memahami ajaran Islam dan mampu mengelola umat dengan baik.

D. Dakwah Tathwir
Gerakan Tathwir merupakan gerakan yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kehidupan sosial masyarakat dengan prinsip-prinsip Islam. Salah satu
problematika yang sering dihadapi oleh gerakan Tathwir adalah minimnya dukungan
dari pemerintah dan masyarakat terhadap program-program dakwah yang mereka
jalankan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan dan
hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Dakwah merupakan
segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai
cara bijaksana agar memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan
kehidupan. Dalam ilmu dakwah, ragam kegiatan dakwah terbagi menjadi empat,
diantaranya ialah: Tabligh, Irsyad, Tadbir dan Tathwir.
Setiap gerakan dakwah memiliki problematika tersendiri yang harus diatasi agar
dakwah dapat tersampaikan dengan efektif dan dapat mencapai tujuannya. Oleh karena
itu, para penggiat dakwah perlu terus mengembangkan dan memperbaiki program-
program dakwah yang mereka jalankan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal
bagi masyarakat. Selain itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat juga sangat
diperlukan untuk memperkuat gerakan dakwah dalam mencapai tujuannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dadan Suherdiana, Komunikasi dan Penyiaran Islam (Menyikapi Teknologi
Komunikasi Untuk Tabligh), dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah Kajian berbagai Aspek,
(Bandung: Pustaka Bani Quraisyi, 2004)
IMM Tarbiyah, "Dimensi Ilmu Dakwah" diakses dari immdakwahpwt.blogspot.com,
pada tanggal 10 April 2023.
Kusnawan, Asep (Ed)., Napak Tilas Perjalanan Dari Dakwah ke Ilmu Dakwah,
dalam, Dimensi Ilmu Dakwah: Tinjauan dakwah dari Aspek Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi, hingga Paradigma Pengembangan Professionalize, Bandung Widya Padjajaran,
2009.

12

Anda mungkin juga menyukai