Kelompok 9 :
Oleh
AHMAD HAFI
(210104030205)
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena
rahmat dan pertolongan-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak lupa
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw, beserta
keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Saya sangat bersyukur syukur kepada Allah SWT. atas segala nikmat yang telah
diberikan, baik itu berupa nikmat iman, nikmat sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas individu pada mata kuliah Filsafat
Dakwah dengan judul “Hakekat Model Dakwah : Model Dakwah Fi’ah dan Model Dakwah
Hizbiyyah”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Fahriansyah, S.Ag, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Dakwah, yang mana
beliau telah memberikan arahan serta bimbingannya kepada saya untuk menyelesaikan tugas
ini sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
pelajari.
Saya juga sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar kedepannya kami dapat berkembang dengan lebih baik
dandijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Ahmad Hafi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Dakwah Menurut Para Ahli...........................................................................3
BAB III PEMBAHASAN
A. Hakekat Dakwah dan Model Dakwah............................................................................4
B. Dakwah Fi’ah.................................................................................................................6
C. Dakwah Hizbiyyah.........................................................................................................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
i
BAB I
PENDAHULUAN
A . PENDAHULUAN
Dakwah memiliki pengertian sebagai suatu kegiatan yang berupa ajakan baik pada
hakikatnya bisa dalam bentuk sebuah perkataan. Hakikatnya perbuatan yang timbul secara
konstan ataupun sadar untuk proses mempengaruhi masyarakat khalayak ramai mulai dari diri
sendiri dan kelompok. Menghayati setiap pengalaman dan ajaran yang sudah dipelajari dan
bisa diimplementasikan secara terstruktur untuk mengajak seseorangan tanpa adanya unsur
paksaan sehingga tumbuhlah kesadaran. Pengaplikasian nilai-nilai ajaran agama Islam yang
diharuskan dan menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang mencerminkan gerakan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar dalam konteks menyeru kepada perintah-perintah Allah dan
menjauhi perilaku perilaku yang negatif yang Allah sangat benci yang menjauhkan dari ridho
Allah (Ilaihi, 2010: 15). Dakwah pada hakikatnya adalah sebuah perbuatan dalam
menyeru,mengajak atau menyampaikan nilai-nilai ajaran agama yang diridhoi Allah untuk
disampaikan kepada khalayak. Hakikat dari ajakan dakwah itu sendiri adalah langkah dalam
mengingatkan orang di sekitar kita dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT untuk menyeru
kepada perintah-Nya yang berdedikasi untuk berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-
sunah. Karena pada dasarnya manusia adalah hamba Allah yang kerap melaksanakan dosa
dan sering lupa. Kaum muslim tengah diseru oleh Allah untuk selalu senantiasa tetap
terlindungi dalam syafaatnya “Di jalan Allah dengan berdakwah”.
Pada realisasinya, melaksanakan kewajiban berdakwah harus dilihat juga dari interaksi da’i
dengan mad’u nya. Ada beberapa tingkatan dakwah yang bisa menjadi acuan untuk
1
menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u. Terlebih jikalau dakwah kepada mad’u yang
2
banyak. Seperti tingkatan dakwah hizbiyah, dakwah hizbiyah atau jama’ah adalah proses
dakwah yang dilakukan oleh da’i yang mengidentifikasikan dirinya dengan artibut suatu
lembaga atau organisasi dakwah tertentu, kemudian mendakwahi anggotanya atau orang lain
diluar anggota suatu organisasi tersebut.
B . RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa itu hakekat dakwah dan model dakwah?
2. Apa pengertian dakwah fi’ah?
3. Apa pengertian dakwah hizbiyah?
C . TUJUAN PENULISAN
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2 . Dr. Abu al-Majd al-Sayyid Nawfal menjelaskan bahawa yang dimaksudkan dengan
dakwah itu ialah usaha golongan yang mempunyai kemampuan memberi nasihat dan tunjuk
ajar kepada sasaran untuk membawa mereka kepada Islam dan menjauhkan mereka daripada
kepercayaan selain kepada Allah dengan cara-cara tertentu.
3 . Prof. Thoha Yahya Umar, MA , membagi pengertian dakwah menjadi dua bagian yakni
dakwah secara umum dan dakwah secara khusus. Pengertian dakwah secara umum ialah ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan tuntunan bagaimana seharusnya menarik
perhatian manusia agar menganut, menyetujui, dan melaksanakan suatu ideologi pendapat
pekerjaan yang tertentu. Pengertian dakwah secara khusus ialah mengajak manusia secara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah aturan untuk kebahagiaan dan
kemaslahatan mereka di dunia dan di akhirat.
4. Drs. Hamzah Ya'cub, mengkategorikan dakwah secara umum dan dakwah menurut Islam.
Pengertian ilmu dakwah secara umum ialah suatu pengetahuan yang mengajarkan dan teknik
menarik perhatian orang guna mengikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu. Adapun
definisi dakwah Islam ialah mengajak ummat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan
untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul Saw.
3
BAB III
PEMBAHASA
N
1. Hakekat Dakwah
Ada tiga hal yang disebut sebagai hakikat dakwah, yaitu kebebasan, rasionalitas, dan
universal (al-Faruqi 1998, 219).
Kebebasan
Maksud kebebasan di sini adalah bahwa obyek dakwah harus benar-benar yakin tentang
kebenaran Islam dari penilaiannya sendiri, bebas dari ancaman atau paksaan. Kebebasan ini
merupakan prinsip dalam berdakwah yang memiliki nilai tinggi dan merupakan ciri manusia
yang spesifik. Kebebasan berakidah merupakan hak asasi manusia yang paling pertama. Islam
mendahulukan ajaran dalam hal seruan kepada kebebasan naluri manusia dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia (Abdullah 1997, 150).
Rasionalitas
Dakwah Islam adalah ajakan untuk berpikir, berdebat, dan berargumen. Da’i adalah pemikir
yang bekerja sama dengan mad’u dalam memahami dan mengapresiasikan wahyu Allah.
Dalam Islam, manusia adalah makhluk Allah yang memiliki ketinggian, keutamaan, dan
kelebihan manusia dari makhluk lainnya. Akal manusia membuatnya memiliki kebudayaan
dan peradaban yang tinggi yang terwujud dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan
IPTEK, manusia dapat mengubah dan mengatur alam sekitarnya untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan. Akal yang membuat manusia berbeda dengan hewan. Dalam filsafat, manusia
disebut dengan hayawan al-nathiq (binatang yang berpikir).
Universalisme
Secara etimologi, kata universalitas dalam bahasa Arab adalah ‘alamiyah yang berasal dari
kata ‘alam yang berarti dunia. Dalam Kamus Ilmiah Populer, universal berarti sifat yang
umum, berbeda dengan sifat-sifat kasus yang individual, mencakup secara keseluruhan,
menunjukkan keseluruhan benda-benda, mencakup semua ruang dan waktu serta segala
isinya (Partanto dan al-Barry 1994,768). Universalitas dakwah berarti bahwa dakwah Islam
berlaku bagi semua orang (tidak terkotak-kotak dalam ras, suku, dan bangsa) di setiap tempat
dan waktu. Objek dakwah Islam adalah semua manusia dan tanpa mengenal batasan
(universal).
4
Islam memandang semua orang mempunyai kewajiban untuk mendengar bukti dan menerima
kebenaran. Dakwah menyeru semua manusia kepada-Nya, karena semua manusia adalah
makhluk-Nya (Aziz 2004, 22-26).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1961:593) “model” bererti pola, contoh,
acuan, ragam, macam, barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru, dari suatu yang
akan dibuat atau dihasilkan. Istilah model dalam dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan
ungkapan “namudhaj mithāl ‘amila ‘ala al-rasm” (contoh perumpamaan yang berlaku atas
sebuah bentuk)(Wortabet 1983:248). Berdasarkan berbagai makna ini, maka yang
dimaksudkan dengan model dakwah di sini adalah sebuah contoh atau pola dakwah yang
diharapkan boleh menjadi acuan bagi pelaksanaan dakwah yang hendak dilakukan sehingga
pencapaian matlamat dakwah akan semakin efektif dan efesien (Zaenal Arifin 2007:24). Jika
disimak sejarah dakwah Islam yang begitu panjang, maka di dalamnya didapati berbagai
model dakwah yang boleh dijadikan contoh atau acuan bagi pelaksanaan dakwah masa kini
dan masa hadapan, antaranya; model dakwah fardiyah, model dakwah fi’ah, model dakwah
pendidikan, model dakwah bi’thah, model dakwah korespondensi, model dakwah islahiyah,
model dakwah organisasi, model dakwah umum dan model dakwah bersepadu.
Istilah dakwah fi'ah mengacu pada proses dakwah yang berlangsung antara da'i
dengan mad'u kelompok kecil dalam suasan tatap muka dan respons mad’u terhadap da'i dan
pesan dakwah yang disampaikan dapat diketahui seketika. Selain itu juga berlangsung dalam
suasana dialogis, dan dapat berlangsung dalam kelompok besar tetapi bersuasana monologis.
Sepanjang istilah yang baru dimunculkan dalam pengembangan ilmu dakwah, dakwah fi'ah
olch Shaqr didefinisikan sebagai "Proses dakwah yang ditujukkan pada mad'u kelompok kecil
atau besar manusia seperti suatu pertemuan dalam majelis tertentu, pertemuan diskusi yang
dilakukan oleh para tokoh masyarakat, pertemuan pengkajian ilmiah·dan pertemuan lainnya”.
6
Terdapat beberapa ciri bagi dakwah fi’ah ini :
Dakwah Hizbiyah adalah proses dakwah yang dilakukan oleh da’i yang
mengidentifisikan dirinya dengan atribut suatu lembaga atau organisasi dakwah
tertentu,kemudian mendakwahi anggotanya atau orang lain diluar anggotanya.Term Hizbiyah
diadopsi dari Q.S.al-Maidah(5) Ayat 56. Dakwah hizbiyah dipahami juga sebagai upaya
dakwah melalui organisasi atau lembaga keislaman,dalam pemahaman ini dakwah hizbiyah
merupakan upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam upaya mengarahkan mad’u
pada perubahan kondisi yang lebih baik sesuai dengan syariat islam.
Hizbiyyah adalah istilah dalam Islam yang menunjukkan kepada sifat fanatik
sempit terhadap kelompok/organisasi. Hizbiyyah memiliki makna yang serupa dengan
Ashabiyah, yang dianggap berlawanan dengan karakteristik Hizbullah. Sedangkan pelakunya
disebut Hizbi atau Hizbiyyun.
Definisi hizbiyyah menurut DR. Rabi' bin Hadi al-Madkhali, dari rekaman
ceramah "Kasyfu as sitaar": "Hal ini menunjukkan kepada fanatisme terhadap gagasan
tertentu yang menentang Al-Quran dan Sunnah, menampakkan kesetiaan dan permusuhan di
atas gagasan itu, hal ini adalah hizbiyyah, walaupun dia tidak termasuk kedalam suatu
organisasi. Tapi dia memiliki pemahaman menyimpang di dalam dirinya, dan mengumpulkan
orang-orang dengann gagasan itu maka ini adalah termasuk berhizb. (Definisi ini) tidak ada
bedanya baik ia masuk di sebuah organisasi ataupun tidak ".
Menurut Muqbil bin Hadi al-wadi'i, dalam kitabnya Tuhfatul Mujeeb: "Hal ini
dikenal dengan loyalitas sempit. Siapapun yang bersama mereka akan dihormati, dan
mengajak orang-orang untuk mengikuti dan untuk mengelilingi orang yang bersama mereka
tersebut, sedangkan siapa saja yang tidak bersama mereka maka dianggap sebagai musuh."
9
Menurut Muhammad Hizaam: "Makna hizbiyyah adalah sebuah kelompok dari
orang-orang yang berkumpul di atas ide yang bertentangan dengan bimbingan Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka bergaul dan menjauh dengan itu sehingga persahabatan
dan permusuhan mereka menjadi terbatas, hanya sepanjang ide-ide dan sasaran yang sedang
mereka tuju tersebut. Ini adalah kefanatikan yang sangat tercela".
1
BAB IV
PENUTUP
A . Kesimpulan
Ada tiga hal yang disebut sebagai hakikat dakwah, yaitu kebebasan, rasionalitas, dan
universal (al-Faruqi 1998, 219). Kebebasan harus benar-benar yakin tentang kebenaran Islam
dari penilaiannya sendiri, bebas dari ancaman atau paksaan.Rasionalitas dalam dakwah
menggunakan beberapa cara seperti ajakan untuk berpikir, berdebat, dan berargumen. Pada
univeralisme dakwah dakwah berarti bahwa dakwah Islam berlaku bagi semua orang (tidak
terkotak-kotak dalam ras, suku, dan bangsa) di setiap tempat dan waktu.
Dakwah fi'ah mengacu pada proses dakwah yang berlangsung antara da'i dengan mad'u
kelompok kecil dalam suasan tatap muka dan respons mad’u terhadap da'i dan pesan dakwah
yang disampaikan dapat diketahui seketika. Guna memahami konsep fi'ah (kelompok) dalam
proses dakwah dipandang perlu menggunakan iqtibas sebagai salah satu metode kerja ilmiah
dakwah, yaitu proses penalaran dalam menjelaskan obyek formal dan material ilmu dakwah
dengan meminjam dan rnengambil pelajaran teori dari ilmu sosial, antara lain psikologi.
Dakwah Hizbiyah adalah proses dakwah yang dilakukan oleh da’i yang
mengidentifisikan dirinya dengan atribut suatu lembaga atau organisasi dakwah
tertentu,kemudian mendakwahi anggotanya atau orang lain diluar anggotanya. menurut DR.
Rabi' bin Hadi al-Madkhali dari rekaman ceramah "Kasyfu as sitaar": "Hal ini menunjukkan
kepada fanatisme terhadap gagasan tertentu yang menentang Al-Quran dan Sunnah,
menampakkan kesetiaan dan permusuhan di atas gagasan itu, hal ini adalah hizbiyyah,
walaupun dia tidak termasuk kedalam suatu organisasi.
B . Saran
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi kita
semua dalam memahami proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, saya menyadari bahwa
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya meminta
kritik dan saran serta arahan yang membangun agar pada pembuatan makalah berikutnya
akan jauh lebih baik lagi.
1
DAFTAR PUSTAKA
Don, Abdul Ghafar. Model Dakwah : Satu Analisis Teoritikal Dakwah Model: A
Theoritical Analysis. Jurnal ulum islamiyyah Vol.16, (2015):23-41.
Subandi, Ahmad. Hakikat Dan Konteks Dakwah. Jurnal Al-Qalam Vol. XVIII, No.90-
91:74-93.