Disusun Oleh :
1. Muhamad Sihabudin Ilham 211105010272
2. Erma Liana Dewi 211105010276
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
D. Makna Dakwah................................................................................................................3
E. Dalil Syar‟i tentang Dakwah............................................................................................3
F. Tahapan-tahapan Dalam Dakwah...................................................................................3
a. Model Dakwah Tahap Pembentukan (TAKWIN).........................................................4
b. Tahap Penataan Dakwah (TANDZIM)..........................................................................4
G. Karakteristik Dakwah Islam.............................................................................................5
H. Manajemen Dakwah.......................................................................................................7
I. Strategi Dakwah Di Era Sekarang....................................................................................7
KESIMPULAN......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan maksud dari makna dakwah ?
2. Apa dalil disyariatkan dakwah ?
3. Apa saja tahapan-tahapan dakwah ?
4. Bagaimana karakteristik dakwah islam ?
5. Bagaimana manajemen dalam dakwah ?
6. Apa saja strategi dakwah di era sekarang ?
c. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian dan maksud dari dakwah.
2. Mengetahui dan memahami dalil-dalil disyariatkan dakwah.
3. Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dakwah.
4. Mengetahui dan memahami karakteristik dakwah islam.
5. Mengetahui dan memahami manajemen dalam dakwah.
6. Mengetahui dan memahami strategi dakwah di era sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
d. Makna Dakwah
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman dan taat kepada Allah swt. Sesuai dengan garis aqidah, syariat dan akhlak
Islam. Dakwah merupakan perjuangan untuk menerangkan yang ma’ruf atas yang mungkar,
perjuangan menegakkan yang hak dan menghapus kebatilan. Maka, dakwah termasuk
dalam kategori jihad. Pada dasarnya kegiatan dakwah ialah proses komunikasi antara
seorang da’i dengan mad’unya karena dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan
apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang dirasakan orang lain. Dakwah juga merupakan
spirit untuk memperjuangkan nilai kebenaran kedalam jiwa manusia. Dengan demikian
sangatlah dibutuhkan segolongan umat yang mampu mengingatkan dan mengajak kembali
kepada jalan yang lebih baik. Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki karakter jiwa
manusia yang lebih baik tentu tidak dapat terlepas dari kegiatan dakwah. Dimana dakwah
adalah upaya yang dilakukan oleh seorang da’i menyampaikan nilai-nilai keislaman kepada
masyarakat tanpa memandanag siapa mereka, dari suku mana, ataupun lain sebagainya.
Dakwah pada hakikatnya adalah segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang
untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada
nilai kehidupan yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak,
mendorong, menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan
bujukan dan rayuan pemberian sembako dan sebagainya. (Literate & Indonesia, 2020)
3
4
dinyatakan ada beberapa model dakwah sebagai proses perwujudan realitas islam ummatan
khairan).
Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah Dakwah bil lisan (tabligh) sebagai
ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah. Interaksi Rasulullah SAW
dengan para mad’u mengalami mengalami ekstensi secara bertahap keluarga
terdekat, ittishal fardhi (Ash-Syuara 214-215) dan kemudian kepada kaum musyrikin
ittsihal jama’l (Al Hijr-14) Sasarannya : sebagai supaya terjadi interalisasi islam dalam
kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna dapat di
ekspresikan dalam girah dan sikap membela keimanan (akidah) dari tekanan
struktural al mala dan al mutrafin Quraisy Makkah.
Pada tahap takwin, Hakikatnya Rasulullah SAW sedang melaksanaan dakwah
untuk pembebasan aqidah masyarakat dari sistem aqidah yang menjadikan
keinginan manusia subyektif yang dipersonifikasikan yang berbentuk berhala Hubal
dan teman-temannya sebanyak 359 buah, menuju sistem aqidah alamiah (asli, fitri)
dengan hanya mengikatkan diri dengan mengesakan Allah secara murni.
Karakteristik teologis Arab Jahiliyyah menggunakan sistem berpikir bertingkat
mereka mempercayai adanya Allah tapi untuk mendekati dan menujunya merekan
membuat saranan berupa berhala. Inilah sebabnya mereka disebut musyrik.
tinggi disbanding orang-orang arab dan juga memiliki kemampuan manipulatif. Kaum
yahudi dinyatakan sebagai Al-Mutraffin (pengelompokkan ini bersifat ekonomik
daripada politis) yang menguasai jaringan kekuasaan ekonomi masyarakat dan
jaringan kekeuasaan ini sangat efektif untuk melakukan interfensi kepada suku Aus
dan Khazraj dalam bentuk memasukkan intrik untuk saling berpecah dan berperang.
Karena itu Al Muttrafin yahudi menjadi kekuatan dominan dalam masyarakat
madinah. Sedangkan suku Arab (Aus dan Khazraj) dan suku gurem lainnya
menduduki posisi sebagai Al-Mustadh’affin yang sangat menantikan tokoh
pembebas dari kondisi teologis, kultural dan struktural yatsrib yang sangat
mencekam.
(TEORI_PROSES_DAN_TAHAPAN_DAKWAH, n.d.)
Landasan utama yang dipakai oleh seorang da’i adalah Alquran dan Assunah.
Karena landasan tersebut merupakan landasan tertinggi bagi umat islam. Ketika ada
hadist yang bertentangan dengan nash Al-Qur’an maka wajib kita menolak hadist
tersebut.
Keputusan yang diambil tentunya dengan melihat segala aspek yang ada. Kita
tidak bisa menyamaratakan semua komponen masyarakat. Kita hidup dijaman apa,
dan seberapa intelekah orang yang kita dakwahi. Bukan kah rasul ketika memberi
nasehat pada sahabat disesuaikan dengan keadaannya?
5. Akhlakiyah, syarat dengan nilai kebenaran. Baik dalam sarana maupun tujuan
Akhlak merupakan perbuatan yang spontan tanpa dibuat buat. Akhlak terpuji
wajib dimiliki para da’i. baik dia sendir ataupun dia bersama komunitas yang lain.
Begitu juga dengan dakwah, aktifitas yang kita tawarkan adalah aktifitas yang telah
terinternal dalam diri kita, buka kamuflase belaka.
j. Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat
berbeda sama sekali. Istilah yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler,
yakni Ilmu Ekonomi. Ilmu ini diletakan di atas paradigma materialistis. Prinsipnya
adalah dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Sementara itu istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama,
yakni Ilmu Dakwah. Ilmu ini diletakan di atas prinsip, ajakan menuju keselamatan
dunia dan akhirat, tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-iming
material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat semesta alam.
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemamfaatan
sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Dakwah adalah sebuah aktivitas baik secara ‘ilmiah maupun ‘amaliah untuk
mengajak manusia atau mengajarkan islam yang benar yang dilakukan oleh para da’i
yang memiliki pengetahuan yang luas dan sifat yang terpuji dengan menggunakn
metode dan media yang terus berubah dan berkembang.
Pengertian manajemen dan dakwah itu sendiri yaitu sebuah pengaturan
secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai
dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.
Manajemen dakwah islam merupakan sebuah sarana yang bisa memberikan
berbagai kemudahan. Dengan adanya sarana sehingga membuat aktivitas dakwah
menjadi lebih dinamis, cepat dalam bertindak (responsif) namun terencana, terukur,
dan terorganisasi. Dan juga dilakukan oleh SDM yang tepat, dan memberikan
dampak yang besar terhadap organisasi dan lingkungan. Bukan justru sebaliknya,
menjadi rumit dan menghambat dinamisasi aktivitas dakwah, atau bahkan
menimbulkan masalah baru. Semua tahapan dakwah yang sudah kita lakukan
haruslah diukur keberhasilannya dengan mengevaluasi. (Sandy Jarsan_Aceh
Selatan_MD: Makalah: Manajemen Dakwah, n.d.)
efektif dalam proses pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu, dakwah modernitas adalah
dakwah yang dilaksanakan dengan memperhatikan unsur-unsur penting dakwah tersebut,
kemudian subjek atau juru dakwah menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah
dengan kondisi masyarakat modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan
kondisi yang terjadi di zaman modern terutama dalam bidang keagamaman, tidak pernah
terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik.
Dengan demikian, berarti dakwah di era modern adalah dakwah yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik dari segi
materi, metode, dan media yang akan digunakan. Sebab mungkin saja materi yang
disampaikan itu bagus, tetapi metode atau media yang digunakan tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat modern, maka dakwah akan mengalami kegagalan. Begitu pula
sebaliknya, mungkin saja media atau metode yang digunakan sesuai dengan kondisi
masyarakat modern, akan tetapi materi yamg disampaikan kurang tepat, apalagi bila
tampilan kemasannya kurang menarik, juga dakwah akan mengalami kegagalan.
Oleh karenanya, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern maka
Juru dakwah seyogainya adalah orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas,
menyampaikan materi atau isi pesan dakwah yang aktual, dengan menggunakan metode
yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat modern, serta menggunakan media
komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan masyarakat modern yang
dihadapinya. institusi lama dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahauan dan teknologi modern. Sedangkan
modernitas adalah proses menyesuaikan faham-faham keagamaan dengan perkembangan
baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Jika dikaitkan dengan
keagamaan Islam, maka itulah yang dikenal dengan pembaharuan dalam Islam. (Salam et
al., 2018)
L.
KESIMPULAN
Dakwah merupakan salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi Islam di
muka bumi, karena peran dakwah yang demikian pentingnya bagi kehidupan umat Muslim,
Al-Qur’an sendiri bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial dalam berdakwah, dimana
setiap komunitas muslim hendaknya memiliki sekelompok orang yang secara spesifik
berprofesi sebagai para ahli dakwah (Da’i) untuk menyampaikan dakwah Islam dan
menjalankan fungsi amar ma’ruf (perintah kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah
kejahatan dan keburukan) di tengah masyarakat yang kontradiksi sangat tampak di
Indonesia sebagai negara yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas Islam, idealnya
Indonesia mampu menjadi sebuah negara yang makmur dan penuh kedamaian.
9
DAFTAR PUSTAKA
Karakteristik (ciri) Dakwah Kita - Heri Heryanto. (n.d.). Retrieved May 9, 2022, from
https://www.heriheryanto.com/2012/07/karakteristik-ciri-dakwah-kita.html
Literate, S., & Indonesia, J. I. (2020). View metadata, citation and similar papers at
core.ac.uk. PENGARUH PENGGUNAAN PASTA LABU KUNING (Cucurbita Moschata)
UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG ANGKAK DALAM
PEMBUATAN MIE KERING, 1(2), 274–282.
Salam, S. H., Indonesia, U. M., Pratiwi, D., Indonesia, U. M., Hasdar, H., & Indonesia, U. M.
(2018). STRATEGI DAKWAH DALAM MENGHADAPI KEHIDUPAN. December.
Sandy Jarsan_Aceh Selatan_MD: makalah: manajemen dakwah. (n.d.). Retrieved May 14,
2022, from https://sandyjarsan.blogspot.com/2016/02/makalah-manajemen-
dakwah.html
TEORI_PROSES_DAN_TAHAPAN_DAKWAH. (n.d.).
راهوألا هىم رجفتي امل ةراجحال هم نإو ةىسق دشأ وأ ةراجحالك يهف كلذ دعب هم مكبىلق تسق مث نىلمعت امع لفاغب
9–1 .)2004( .هللا امو هللا تيشخ هم طبهي امل اهىم نإو ءامال هىم جرخيف ققشي امل اهىم نإو.
10