Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ISLAMIC WORD VIEW

“KEBUTUHAN DAN KEWAJIBAN BERDAKWAH”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islamic Word View

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Mulyadi Kosim, M.Ag.

Disusun Oleh :
1. Muhamad Sihabudin Ilham 211105010272
2. Erma Liana Dewi 211105010276

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan dan Kewajiban Berdakwah” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Islamic Word View. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah Ilmu dan wawasan Kebutuhan dan Kewajiban
Berdakwah sesuai dengan syariat islam bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Mulyadi Kosim, M.Ag.
selaku dosen Mata Kuliah Islamic Word View. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesailannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh dengan itu saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
D. Makna Dakwah................................................................................................................3
E. Dalil Syar‟i tentang Dakwah............................................................................................3
F. Tahapan-tahapan Dalam Dakwah...................................................................................3
a. Model Dakwah Tahap Pembentukan (TAKWIN).........................................................4
b. Tahap Penataan Dakwah (TANDZIM)..........................................................................4
G. Karakteristik Dakwah Islam.............................................................................................5
H. Manajemen Dakwah.......................................................................................................7
I. Strategi Dakwah Di Era Sekarang....................................................................................7
KESIMPULAN......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


Kebutuhan manusia akan dakwah seharusnya melebihi kebutuhan manusia untuk
keperluan sehari-hari. Ada salah satu ucapan bahwa “dakwah tidak membutuhkan kalian
tetapi kalian yang membutuhkan dakwah sebagai pengingat kalian”. Dakwah atau yang bisa
diartikan sebagai member nasihat kepada orang lain sangat perlu dibutuhkan manusia agar
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak benar .(jalan yang benar atau jalan
yang salah). Itu semua bisa didapatkan melalui bantuan orang lain. Sebab haketat manusia
itu sendiri adalah tempatnya salah. Meskipun itu adalah seorang da’i atau mubaligh yang
biasanya memberikan nasihat kepada orang lain (berdakwah) tetapi mereka juga
memerlukan dakwah dari orang lain. Ini semua dilakukan karena semua manusia memiliki
perintah dari Allah SWT yang sangat banyak dan berat.
Manusia terdiri dari tubuh, akal dan hati. Tubuh membutuhkan makanan untuk bisa
tegak dan menjalankan aktivitas. Adapun akal harus dimanfaatkan dengan banyak berfikir
dan memikirkan alam semesta ini. Dan hati lebih dari itu semua , karena hati ini tempat
dimana Allah SWT memberikan hidayah dan cahaya kepada manusia. Karena itu hati
membutuhkan siraman dakwah sehingga tumbuh subur iman (hidayah ) Allah SWT. Tanpa
siraman dakwah, hati akan mengeras dan mati. Karena sesunghnuya dakwah dapat
menjadikan manusia itu kebih melahirkan kebaikan pada diri, masyarakat dan negara.
Dakwah Selain kewajiban syariat, dakwah juga merupakan kebutuhan manusia secara
universal. Artinya setiap manusia dimanapun ia berada tidak akan pernah hidup dengan baik
tanpa dakwah. Dakwahlah yang akan menuntun manusia kepada kebaikan. Sedangkan
menjadi ahli kebaikan adalah kebutuhan dasar setiap orang. Maka jangan pernah terpikir
sedikitpun untuk menjauh dari dakwah dengan alasan apapun itu. (‫راه وألا هىم رجف تي ام ل‬
‫ةراجحال هم نإو ةىسق دشأ وأ ةراجحالك يهف كل ذ دعب هم مك بىلق تس ق مث نىلمعت ام ع لف اغب هللا ام و هللا تيش خ هم‬
2004 ,‫)طبهي امل اهىم نإو ءامال هىم جرخيف ققشي امل اهىم نإو‬

1
2

b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan maksud dari makna dakwah ?
2. Apa dalil disyariatkan dakwah ?
3. Apa saja tahapan-tahapan dakwah ?
4. Bagaimana karakteristik dakwah islam ?
5. Bagaimana manajemen dalam dakwah ?
6. Apa saja strategi dakwah di era sekarang ?

c. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian dan maksud dari dakwah.
2. Mengetahui dan memahami dalil-dalil disyariatkan dakwah.
3. Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dakwah.
4. Mengetahui dan memahami karakteristik dakwah islam.
5. Mengetahui dan memahami manajemen dalam dakwah.
6. Mengetahui dan memahami strategi dakwah di era sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN

d. Makna Dakwah
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman dan taat kepada Allah swt. Sesuai dengan garis aqidah, syariat dan akhlak
Islam. Dakwah merupakan perjuangan untuk menerangkan yang ma’ruf atas yang mungkar,
perjuangan menegakkan yang hak dan menghapus kebatilan. Maka, dakwah termasuk
dalam kategori jihad. Pada dasarnya kegiatan dakwah ialah proses komunikasi antara
seorang da’i dengan mad’unya karena dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan
apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang dirasakan orang lain. Dakwah juga merupakan
spirit untuk memperjuangkan nilai kebenaran kedalam jiwa manusia. Dengan demikian
sangatlah dibutuhkan segolongan umat yang mampu mengingatkan dan mengajak kembali
kepada jalan yang lebih baik. Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki karakter jiwa
manusia yang lebih baik tentu tidak dapat terlepas dari kegiatan dakwah. Dimana dakwah
adalah upaya yang dilakukan oleh seorang da’i menyampaikan nilai-nilai keislaman kepada
masyarakat tanpa memandanag siapa mereka, dari suku mana, ataupun lain sebagainya.
Dakwah pada hakikatnya adalah segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang
untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada
nilai kehidupan yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak,
mendorong, menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan
bujukan dan rayuan pemberian sembako dan sebagainya. (Literate & Indonesia, 2020)

e. Dalil Syar‟i tentang Dakwah


Dakwah ilallah sebagaimana yang telah dijelaskan di atas merupakan amalan yang
disyariatkan dan termasuk kategori fardhu. Tidak boleh diabaikan atau diacuhkan. Hal ini
disebabkan banyaknya dalil yang menjelaskan tentang hal itu. Di antaranya adalah:
Firman Allah yang berbunyi: “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang
menyeru kepada kebaikan, mengajak kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang
mungkar.” (Ali Imran: 104).
Begitu pula sabda Rasulullah saw.:“Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang gaib
(tidak hadir). Karena mungkin yang hadir tadi bisa menyampaikan kepada orang yang lebih
paham daripada dirinya.” (HR. Bukhari) “Sampaikanlah dariku meskipun satu ayat.” (HR.
Bukhari) (Alfian, 2015)

f. Tahapan-tahapan Dalam Dakwah


Ada beberapa tahapan dakwah Rasulullah dan Para shabatnya yang dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan : Pertama, tahap pembentukan (takwin), kedua tahap penataan
(tadhim). Pada setiap tahap memiliki karajteristik kegiatan dengan tantangan khusus dengan
model pemecaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini dapat

3
4

dinyatakan ada beberapa model dakwah sebagai proses perwujudan realitas islam ummatan
khairan).

g. Model Dakwah Tahap Pembentukan (TAKWIN)

Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah Dakwah bil lisan (tabligh) sebagai
ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah. Interaksi Rasulullah SAW
dengan para mad’u mengalami mengalami ekstensi secara bertahap keluarga
terdekat, ittishal fardhi (Ash-Syuara 214-215) dan kemudian kepada kaum musyrikin
ittsihal jama’l (Al Hijr-14) Sasarannya : sebagai supaya terjadi interalisasi islam dalam
kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna dapat di
ekspresikan dalam girah dan sikap membela keimanan (akidah) dari tekanan
struktural al mala dan al mutrafin Quraisy Makkah.
Pada tahap takwin, Hakikatnya Rasulullah SAW sedang melaksanaan dakwah
untuk pembebasan aqidah masyarakat dari sistem aqidah yang menjadikan
keinginan manusia subyektif yang dipersonifikasikan yang berbentuk berhala Hubal
dan teman-temannya sebanyak 359 buah, menuju sistem aqidah alamiah (asli, fitri)
dengan hanya mengikatkan diri dengan mengesakan Allah secara murni.
Karakteristik teologis Arab Jahiliyyah menggunakan sistem berpikir bertingkat
mereka mempercayai adanya Allah tapi untuk mendekati dan menujunya merekan
membuat saranan berupa berhala. Inilah sebabnya mereka disebut musyrik.

h. Tahap Penataan Dakwah (TANDZIM)

Tahap tandzim merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi islam dalam


bentuk institusionalisasi islam secara kontprehensif dalam realitas sosial. Tahap ini
diawali dengan hijrah Nabi Muhammad SAW. Hijrah dilaksanakan setelah Nabi
Muhammad SAW memahami karakteristik sosial Madinah baik melalui informasi
yang diterima dari Mush’ab Umair maupun interaksi Nabi Muhammad SAW dengan
jamaah Haji perserta baiatul Aqobah. Dari segi strategi Dakwah, hijrah dilakukan
ketika tekanan kultural, structural dan militersudah sedemikian mencekam, sehingga
jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah dapat mengalami infolusi kelembagaan dan
menjadi rapuh.
Madinah Al-Munawarrah yang ditetapkan Allah sebagai tempat tujuan hijrah,
masyarakatnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan Makkah. Masyarakat
Madinah adalah masyarakat pluralistik baik dari segi sistem kepercayaannya, budaya
maupun sukunya. Tetapi juga masyarakatyang kehilangan kekuatan pemersatu antar
berbagai kepentingan yang disebut ideology. Mayoritas penduduknya bekerja pada
sektor pertanian terutama suku Aus dan Khazraj, dan kaum yahudi terutama Banu
Qoinuqa dengan sistem operasi ekonomi bersandar pada sistem riba. Kaum yahudi
menguasai struktur perkonomian Madinah : pertukangan, industri, jasa, modal,
pasar, tanah pertanian yang subur. Sebab mereka orang yang berpendidikan lebih
5

tinggi disbanding orang-orang arab dan juga memiliki kemampuan manipulatif. Kaum
yahudi dinyatakan sebagai Al-Mutraffin (pengelompokkan ini bersifat ekonomik
daripada politis) yang menguasai jaringan kekuasaan ekonomi masyarakat dan
jaringan kekeuasaan ini sangat efektif untuk melakukan interfensi kepada suku Aus
dan Khazraj dalam bentuk memasukkan intrik untuk saling berpecah dan berperang.
Karena itu Al Muttrafin yahudi menjadi kekuatan dominan dalam masyarakat
madinah. Sedangkan suku Arab (Aus dan Khazraj) dan suku gurem lainnya
menduduki posisi sebagai Al-Mustadh’affin yang sangat menantikan tokoh
pembebas dari kondisi teologis, kultural dan struktural yatsrib yang sangat
mencekam.
(TEORI_PROSES_DAN_TAHAPAN_DAKWAH, n.d.)

i. Karakteristik Dakwah Islam


Dakwah yang baik mempunyai karakter dan ciri yang baik pula. Tentunya semua
yang mengatasnamakan dakwah isalamiyah wajib berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunah.
Imam Hasan Al-Bana merumuskan ciri gerakan dakwah islamiyah memiliki beberapa
karakter yang membedakannya dengan dakwah-dakwah yang lain, yaitu;
1. Rabbaniyah, artinya bersumber pada (dari) wahyu Allah swt.

Landasan utama yang dipakai oleh seorang da’i adalah Alquran dan Assunah.
Karena landasan tersebut merupakan landasan tertinggi bagi umat islam. Ketika ada
hadist yang bertentangan dengan  nash Al-Qur’an maka wajib kita menolak hadist
tersebut.

2. Wasathiyah, artinya tengah –tengah atau tawazun (seimbang)


Pertengahan berati berada di antara dua belah pihak. Kita mencampur
dengan mereka tetapi kita tidak melebur. Kita tidak terlalu ekstrim dan kita terlalau
lemah. Posisi tengah biasanya menjadi pengatur. Penengah merupakan rujukan
banyak orang dan menjadi pertimbangan dalam sebuah keputusan tentunya
bersumberkan Al Quran dan ditafsirkan oleh sunnah Rasulullah saw  membawa
pesan pelaksanaan kebaikan yang terbaik dengan benar dan istiqamah serta
meninggalkan segala kemunkaran dan mencegahnya secara hikmah.

3. Ijabiyah, artinya positif dalam memandang alam , kehidupan dan manusia


Berfikir positif dengan keadaan, Allah menciptakan sesuatu tentu dengan
perimbsngsn yang matang dan terencana, tergantung bagaimana seorang hamba
menyikapi hal ini. Tidak memandang yang remeh dan tidak membesar besarkan
perkarla yang  sepele. MAsnusia merupakan makhluk social sehingga wajib
berinteraksi dan mengetahui kondisi sekitar, jika ada yang salah, bukan hanya
dengan retorika tetapi dengan aksi nyata.

4. Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakukan individu dan masyarakat.


6

Keputusan yang diambil tentunya dengan melihat segala aspek yang ada. Kita
tidak bisa menyamaratakan semua komponen masyarakat. Kita hidup dijaman apa,
dan seberapa intelekah orang yang kita dakwahi. Bukan kah rasul ketika memberi
nasehat pada sahabat disesuaikan dengan keadaannya?

5. Akhlakiyah, syarat dengan nilai kebenaran. Baik dalam sarana maupun tujuan
Akhlak merupakan perbuatan yang spontan tanpa dibuat buat. Akhlak terpuji
wajib dimiliki para da’i. baik dia sendir ataupun dia bersama komunitas yang lain.
Begitu juga dengan dakwah, aktifitas yang kita tawarkan adalah aktifitas yang telah
terinternal dalam diri kita, buka kamuflase belaka.

6. Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya


Universal, meyangkut segala aspek kehidupan, penyempurna ajaran
terdahulu dan aplikatif diterapkan hingga akhir zaman, tidak membeda-bedakan
atau menyekat nyekat persoalan. Baik itu politik, social. Budaya. Pertahanan.
Kemanan dan pengetahuan serta agama.

7. ‘Alamiyah, bersifat mendunia


Umat islam itu adalah umat yang satu. Islam juga agama yang satu sehingga
kita berdasar pada kesatuan akidah yang mendunia bukan hanya nasionalisme
daerah atau Negara. Dimana ada seorang yang mengucap syahadat maka itu bumi
islam.
8. Syuriyah, artinya berpijak diatas prinsip musyawarah dalam menentukan segala
sesuatunya.
Makhluk social adalah makhluk yang bermusyarokah, tentunya untuk
kepentingan golongan. Pandangan beberapa pemikiran (kepala) akan lebih rasional
dari pada pandangan personal. Sehingga timbal balik antar sesame semakin
tergalakan dan perpecahan semakin dihindarkan.

9. Jihadiyah, artinya terus memerangi siapa saja yang berani menghalang-halangi islam,


dan mencegah tersebarnya dakwah.
Islam itu indah, islam itu damai, Islam memerangi dalam rangka untuk
mempertahankan diri jika diserang bukan mengawali peperangan. Jika permintaan
kami yg sudah disampaikan dengan mauizah hasanah tidak diindahkan, maka
adakalanya kami juga bias main kekerasan,. Tapi itu adalah pilihan terakhir. Selama
jalur negosiasi bias dilakukan kenapa tidak dimaksimalkan?

10. Salafiyah , artinya menjaga orisinilitas dalam pemahaman dan akidah


Dakwah kita dakwah yang murni, aqidah yang lurus ibadah yang benar dan
akhlaq yang terpuji. Sehingga perbuatan dai hendaknya mencontohkan apa yang
rasul ajarkan.
7

Inilah dakwah kita dengan segala karakternya yang yang membedakan


dengan dakwah-dakwah yang lainnya. Sesungguhnya dia merupakan dakwah
(seruan) Allah. Karena dakwah itu sendiri adalah aktifitas menyeru manusia kepada
agama yang telah diturunkan dan diridhaoi Allah untuk seluruh alam semesta, dan
ajaran-ajarannya telah diturunkan oleh Allah sebagai wahyu atas Rasul-Nya.
(Karakteristik (Ciri) Dakwah Kita - Heri Heryanto, n.d.)

j. Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat
berbeda sama sekali. Istilah yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler,
yakni Ilmu Ekonomi. Ilmu ini diletakan di atas paradigma materialistis. Prinsipnya
adalah dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Sementara itu istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama,
yakni Ilmu Dakwah. Ilmu ini diletakan di atas prinsip, ajakan menuju keselamatan
dunia dan akhirat, tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-iming
material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat semesta alam.
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemamfaatan
sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Dakwah adalah sebuah aktivitas baik secara ‘ilmiah maupun ‘amaliah untuk
mengajak manusia atau mengajarkan islam yang benar yang dilakukan oleh para da’i
yang memiliki pengetahuan yang luas dan sifat yang terpuji dengan menggunakn
metode dan media yang terus berubah dan berkembang.
Pengertian manajemen dan dakwah itu sendiri yaitu sebuah pengaturan
secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai
dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.
Manajemen dakwah islam merupakan sebuah sarana yang bisa memberikan
berbagai kemudahan. Dengan adanya sarana sehingga membuat aktivitas dakwah
menjadi lebih dinamis, cepat dalam bertindak (responsif) namun terencana, terukur,
dan terorganisasi. Dan juga dilakukan oleh SDM yang tepat, dan memberikan
dampak yang besar terhadap organisasi dan lingkungan. Bukan justru sebaliknya,
menjadi rumit dan menghambat dinamisasi aktivitas dakwah, atau bahkan
menimbulkan masalah baru. Semua tahapan dakwah yang sudah kita lakukan
haruslah diukur keberhasilannya dengan mengevaluasi. (Sandy Jarsan_Aceh
Selatan_MD: Makalah: Manajemen Dakwah, n.d.)

k. Strategi Dakwah Di Era Sekarang


Sebelum membicarakan dakwah modernitas, sebaiknya apabila lebih dahulu
membahas tentang komponen/unsur-unsur pokok dakwah sebagai sistem komunikasi yang
8

efektif dalam proses pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu, dakwah modernitas adalah
dakwah yang dilaksanakan dengan memperhatikan unsur-unsur penting dakwah tersebut,
kemudian subjek atau juru dakwah menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah
dengan kondisi masyarakat modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan
kondisi yang terjadi di zaman modern terutama dalam bidang keagamaman, tidak pernah
terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik.
Dengan demikian, berarti dakwah di era modern adalah dakwah yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik dari segi
materi, metode, dan media yang akan digunakan. Sebab mungkin saja materi yang
disampaikan itu bagus, tetapi metode atau media yang digunakan tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat modern, maka dakwah akan mengalami kegagalan. Begitu pula
sebaliknya, mungkin saja media atau metode yang digunakan sesuai dengan kondisi
masyarakat modern, akan tetapi materi yamg disampaikan kurang tepat, apalagi bila
tampilan kemasannya kurang menarik, juga dakwah akan mengalami kegagalan.
Oleh karenanya, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern maka
Juru dakwah seyogainya adalah orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas,
menyampaikan materi atau isi pesan dakwah yang aktual, dengan menggunakan metode
yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat modern, serta menggunakan media
komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan masyarakat modern yang
dihadapinya. institusi lama dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahauan dan teknologi modern. Sedangkan
modernitas adalah proses menyesuaikan faham-faham keagamaan dengan perkembangan
baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Jika dikaitkan dengan
keagamaan Islam, maka itulah yang dikenal dengan pembaharuan dalam Islam. (Salam et
al., 2018)

L.
KESIMPULAN

Dakwah merupakan salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi Islam di
muka bumi, karena peran dakwah yang demikian pentingnya bagi kehidupan umat Muslim,
Al-Qur’an sendiri bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial dalam berdakwah, dimana
setiap komunitas muslim hendaknya memiliki sekelompok orang yang secara spesifik
berprofesi sebagai para ahli dakwah (Da’i) untuk menyampaikan dakwah Islam dan
menjalankan fungsi amar ma’ruf (perintah kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah
kejahatan dan keburukan) di tengah masyarakat yang kontradiksi sangat tampak di
Indonesia sebagai negara yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas Islam, idealnya
Indonesia mampu menjadi sebuah negara yang makmur dan penuh kedamaian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, M. I. (2015). Dakwah fardiyah. Komunikasi Penyiaran Islam, 3(1), 67–86.

Karakteristik (ciri) Dakwah Kita - Heri Heryanto. (n.d.). Retrieved May 9, 2022, from
https://www.heriheryanto.com/2012/07/karakteristik-ciri-dakwah-kita.html

Literate, S., & Indonesia, J. I. (2020). View metadata, citation and similar papers at
core.ac.uk. PENGARUH PENGGUNAAN PASTA LABU KUNING (Cucurbita Moschata)
UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG ANGKAK DALAM
PEMBUATAN MIE KERING, 1(2), 274–282.

Salam, S. H., Indonesia, U. M., Pratiwi, D., Indonesia, U. M., Hasdar, H., & Indonesia, U. M.
(2018). STRATEGI DAKWAH DALAM MENGHADAPI KEHIDUPAN. December.

Sandy Jarsan_Aceh Selatan_MD: makalah: manajemen dakwah. (n.d.). Retrieved May 14,
2022, from https://sandyjarsan.blogspot.com/2016/02/makalah-manajemen-
dakwah.html

TEORI_PROSES_DAN_TAHAPAN_DAKWAH. (n.d.).

‫راهوألا هىم رجفتي امل ةراجحال هم نإو ةىسق دشأ وأ ةراجحالك يهف كلذ دعب هم مكبىلق تسق مث نىلمعت امع لفاغب‬

9–1 .)2004( .‫هللا امو هللا تيشخ هم طبهي امل اهىم نإو ءامال هىم جرخيف ققشي امل اهىم نإو‬.

10

Anda mungkin juga menyukai