Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODE DAKWAH

Dikerjakan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu :

Aliyudin, S.Ag., M.Ag.

Kelompok 3 :

Aisyah Fitri 1214060004

Andam Oktaviandi 1214060011

Argha Wiguna Hasbullah 1214060015

Bintang Diva Shofura 1214060025

Dede Hidayat 1214060030

Dian Hasnal Hidayah Johari 1214060033

Fabiano Ikram Putra Faisal 1214060040

Fathimah Sholihatusy Syifa 1214060047

PROGRAM STUDI ILMU HUMAS/ 3A

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Dakwah dengan judul makalah “Metode
Dakwah”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk kritik atau saran dan masukan yang membangun sebagai
bahan evaluasi kita di masa mendatang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berkembang di dunia pendidikan.

Penulis

Bandung, 1 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan penulisan....................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
Pengertian Metode Dakwah...................................................................................................5
Ragam Metode Dakwah.........................................................................................................9
Problematika terkait Metode Dakwah dan Pemecahannya..................................................10
Tujuan Dakwah....................................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
Kesimpulan...........................................................................................................................16
Saran.....................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakuka secara sadar dalam
rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam pada orang lain agar mereka
menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan
maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia maupun
di akhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu. Berbicara mengenai
dakwah, dakwah dalam praktiknya merupakan kegiatan yang sudah cukup tua, yaitu
sejak adanya tugas dan fungsi yang harus diemban oleh manusia di belantara
kehidupan dunia ini. Oleh sebab itu, eksistensi dakwah tidak dapat dipungkiri oleh
siapa pun, karena kegiatan dakwah sebagai proses penyelamatan umat manusia dari
berbagai persoalan yang merugikan kehidupannya, merupakan bagian dari tugas dan
fungsi manusia yang sudah direncanakan sejak awal penciptaan manusia sebagai
khalifah fi al-ardh.
Metode adalah cara atau jalan yang di tempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang mencari sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Dan metode dakwah itu sendiri adalah segala cara
menegakkan syariat islam untuk mencapai tujuan dakwah yang tellah di tentukan,
yaitu terciptanya kondisi kehidupan mad’u yang as-salam, baik di dunia maupun di
akhirat nanti dengan menjalani syariat islam secara murni dan konsekuen.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja ragam metode dakwah?
b. Apa problematika dakwah dan pemecahan maslahnya?
c. Apa saja jenis-jenis dakwah

C. Tujuan penulisan
a. Mengetahui metode dakwah yang digunakan para Mubaligh
b. Mahasiswa mengetahui apa saja metode penyampaian dakwah
c. Mengetahui apa itu metode dakwah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Dakwah

Pengertian metode menurut bahasa metode berasal dari bahasa Yunani


methodos yang merupakan kombinasi kata meta (melalui) dan hodos (jalan), dalam
bahasa Inggris metode berarti method yang berarti cara. Metode dalam bahasa Jerman
methodicay artinya jalan, sedangkan dalam bahasa Arab metode disebut thariq. Dalam
kamus ilmiah popular metode juga dapat diartikan sebagai cara yang sistematis dan
tertatur untuk melaksanakan sesuatu atau cara kerja.
Sedangkan pengertian metode secara istilah metode adalah jalan yang kita lalui untuk
mencapai tujuan. Banyak usaha yang tidak dapat berhasil atau pasti tidak
membuahkan hasil optimal, kalau tidak dipakai cara yang tepat. Metode juga dapat
diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.
Sedangkan menurut Munir metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Bisa disimpulkan bahwa metode ialah suatu cara yang telah
diatur melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang
hendak dicapai.
Islam adalah agama dakwah yang berisi tentang petunjuk-petunjuk agar
manusia secara individual menjadi manusia yang beradab, berkualitas, dan selalu
berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju untuk
menjadi sebuah tatanan kehidupan yang adil. Sebuah tatanan yang manusiawi dalam
arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari ancaman, penindasan, dan berbagai
kekhawatiran.
Istilah dakwah dalam agama Islam nampaknya tidak asing lagi, bahkan sudah
dapat dikatakan popular sekali di kalangan masyarakat saat ini. Namun demikian yang
sering kita jumpai sekarang bahwa istilah dakwah oleh kebanyakan orang diartikan
hanya sebatas pengajian, ceramah, khutbah, atau mimbar seperti hal nya yang
dilakukan oleh para mubaligh, ustadz, atau khatib. Dakwah sering diartikan sebagai
sekedar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan ini sebenarnya sudah sering
diungkapkan, akan tetapi di dalam pelaksanaannya tetap saja terjadi penciutan makna.
Apabila kita memperhatikan Al-Quran dan As-sunah maka kita akan
mengetahui sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral,
strategis, dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan
zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya sangat ditentukan oleh kegiatan
dakwah yang dilakukan untuk umatnya. Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan
aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak.
Oleh karena itu istilah dakwah perlu dipertegas lagi dalam pengertiannya.
Secara harfiah dakwah merupakan masdar dari fi’il da’a dengan arti ajakan, seruan,
panggilan, undangan. Seperti yang terdapat pada surat al-Nahl ayat 125.
Sedangkan pengertian dakwah secara terminologi atau istilah sangat beraneka
ragam. Diantara pendapat para ahli ilmu dakwah tentang pengertian dakwah adalah
sebagai berikut:
a. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-
peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada
keadaan lain.
b. Pendapat Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat baik dan
melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
c. Menurut Hamzah Ya’qub dalam bukunya Publistik Islam memberikan pengertian
dakwah dalam Islam ialah “mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan
untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya”.
Qurays Syihab mendefinisikan dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan
atau usaha untuk merubah situasi pada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha
peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga
menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih
berperan menuju kepada pelaksanakan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam
berbagai aspek.
Menurut Hamzah dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya. Dan menurut Team
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Departemen Agama RI adalah setiap usaha
yang mengarahkan untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan layak
untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan layak sesuai dengan
kehendak dan turunan kebenaran.
Sedangkan menurut Abu Bakar Zakaria dalam kitabnya ad Da’wat ila al-Islam
mendefinisikan dakwah sebagai kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia
apa yang baik bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat menurut kemampuan
mereka, adapun menurut Muhammad al Khaydar Husayn mengatakan dakwah adalah
mengajak kepada kebaikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebajikan (ma’ruf)
dan melarang kepada kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Disamping itu, dakwah juga merupakan usaha pergerakan pikiran dan
perbuatan manusia untuk mengembangkan fungsi kerisalahan disamping kerahmatan,
fungsi kerisahlahan berupa tugas menyampaikan din al-islam kepada manusia,
sedangkan fungsi kerahmatan adalah upaya menjadikan Islam sebagai rahmat bagi
alam semesta.
Meskipun berbeda pendapat tentang dakwah tersebut di atas dan juga berbeda
dalam redaksinya, namun pada hakikatnya dakwah memiliki unsur-unsur pokok yang
sama, yaitu: Pertama, dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Islam kepada
umat manusia. Kedua, penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa mengajak
manusia untuk beriman dan mengkuti jalan Allah serta Amar ma’ruf nahi mungkar,
yakni mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan meningkatkan
pemahaman terkait ilmu agama serta dapat merealisasikannya dalam setiap lini
kehidupan.
Dengan demikian, dakwah dapat dipahami sebagai bentuk ajakan, seruan atau
panggilan yang merupakan bentuk aktifitas yang bertujuan untuk menyebarluaskan
Islam kepada yang lain, menjadikan Islam sebagai jalan hidup bagi seluruh umat
manusia serta bentuk seruan kepada manusia untuk kembali kepada aturan yang Allah
tetapkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya hidup yang
bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Dari pengertian terpisah mengenai metode dan dakwah yang telah dijelaskan
sebelumya, maka selanjutnya adalah pengertian secara utuh mengenai metode
dakwah. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i
(komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan
kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu
pada suatu pandangan human oriented menempatkan penghargaan yang mulia atas
diri manusia.
Ada beberapa pendapat tentang definisi metode dakwah, antara lain:
e. Al-Bayayuni (1993: 47) mengemukakan definisi metode dakwah
yakni cara-cara yang ditempuh oleh pendakwah dalam berdakwah
atau cara yang menerapkan strategi dakwah.
2. Said bin Ali al-Qathani (1994: 101) membuat definisi metode
dakwah sebagai berikut. Uslub (metode) dakwah adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalanya.
3. ‘Abd al-Karim Zaidan (1993: 411), metode dakwah adalah ilmu yang terkait
dengan cara melangsungkan penyampaian pesan dakwah da mengatasi kendala-
kendalanya.
Metode dakwah juga merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah
strategis dakwah yang telah ditetapkan. Ia bagian dari startegi dakwah. Karena
menjadi strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat lebih
konkret dan praktis. Ia harus dapat dilaksanakan dengan mudah. Arah metode dakwah
tidak hanya meningkatkan efektifitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan
hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki keunggulan dan kelemahan.
Metodenya berupaya menggerakkan keunggulan tersebut dan memperkecil
kelemahannya.Setiap metode memerlukan teknik dan implementasinya.
Teknik adalah cara yang dilakukan seorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode (Wina Sanjaya, 2007: 125). Teknik berisi
langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat metode lebih berfungsi. Karena
ilmu dakwah banyak berhubungan bahkan sangat memerlukan disiplin ilmu lain,
seperti Ilmu komunikasi, Ilmu manajeman, Psikologi, dan Sosiologi, maka penjabaran
metode dan teknik-tehniknya banyak meminjam dari beberapa ilmu di atas dengan
beberapa modifikasi.
Aktifitas dakwah dikatakan berjalan secara efektif bilamana apa yang menjadi
tujuan benar-benar dapat dicapai. Strategi yang didukung dengan metode yang bagus
dan pelaksanaan program yang akurat, akan menjadikan aktifitas dakwah menjadi
matang dan berorientasi jelas dimana cita-cita dan tujuan telah jelas direncanakan.
Karena tujuan dan cita-cita yang jelas dan realistis pasti akan mendorong dakwah
untuk mengikuti arah yang telah terencana. Untuk itu perlu sebuah metode atau cara
yang sistematis yang digunakan untuk menyampaikan materi atau pesan dakwah
kepada mad’u.

B. Ragam Metode Dakwah

1. Dakwah Fardiah
Merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada individu lain
(satu orang) atau kepada banyak orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.
Biasanya, dakwah fardiah berlangsung tanpa adanya kesiapan dan tersusun secara
tertib.
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah adalah jenis dakwah yang dilaksanakan seseorang dengan
media lisan yang diarahkan kepada orang banyak dengan tujuan memberi pengaruh
kepada orang lain.
3. Dakwah bil-Lisan
Dakwah bil-Lisan yang adalah dakwah yang secara langsung disampaikan
dalam wujud lisan sehingga ada interaksi yang terjalin antara pemberi dakwah dengan
orang yang mendengarkan dakwah tersebut. Dakwah lisan atau dakwah langsung,
seseorang bisa langsung mendengarkan dan memahami apa yang telah disampaikan
oleh pemberi dakwah, jika ada hal-hal yang belum dipahami, maka orang tersebut
bisa langsung menanyakan langsung hal tersebut agar lebih jelas dan mampu
dipahami.
4. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Haal merupakan dakwah yang mengutamakan perbuatan nyata.
Dakwah jenis ini dilaksanakan dengan maksud tidak Cuma membuat pendengar
memahami arti yang disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga mengaplikasikan
berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian, orang yang mendengarkan dakwah tidak Cuma memaknai sebuah kebaikan
dan keburukan, tapi juga mampu melaksanakan nilai-nilai kebaikan tersebut dan
menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya.
5. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin
(dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah,
internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting
dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai,
atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para
syuhada.”
6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif
bijaksana, yakni melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek
dakwah bisa melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada
paksaan, tekanan maupun konflik. Kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu
metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

C. Problematika terkait Metode Dakwah dan Pemecahannya

Problematika dakwah dapat diartikan sebagai sejumlah masalah dan tantangan


yang ada, terjadi dan dihadapi oleh pendakwah islam (da‟i), dan yang menjadi
hambatan-hambatan serius dijalan dakwah mereka dalam menuju sebuah tujuan-
tujuan yang harus dicapai. Sehingga diperlukan kesabaran, keteguhan, dan
keistiqomahan dalam menghadapinya.
Adanya problem, permasalahan, hambatan, tantangan, dan semacamnya, baik
internal maupun eksternal, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan
menyampaikan dakwah Islam. Karena itu memang telah menjadi salah satu
sunnatullah bagi setiap dakwah kebenaran. Oleh karenanya, mengenal, memahami,
dan memperhatikan problem-problem dakwah merupakan bagian penting dalam
rangka mencapai keberhasilan dakwah. Adapun penyebab problematika dakwah yaitu
sebagai berikut :
 Problematika Internal
-Pertama, kelemahan para da‟i terhadap pemahaman konsep-konsep agama sebagai
substansi dakwah, penggunaan metode yang dipakai serta kualitas dari da‟i itu sendiri
-Kedua, kelembagaan dakwah yang kurang profesional dalam aspek manajemen
dakwah
-Ketiga, waktu berdakwah terkesan singkat sehingga membuat tergesa-gesa
 Problematika Eksternal
Suatu keadaan yang merintangi atau menghalangi gerakan dakwah yang
datang dari faktor luar, baik struktur politik nasional maupun internasional yang
mengalami interdepedensi sistem, maraknya ghazw al-fikr, imperialisme barat,
gerakan pemurtadan yang dilakukan para misionaris, maupun melajunya sains dan
teknologi. Faktor-faktor inilah yang telah menggusur hampir seluruh potensi rohaniah
manusia, menyisihkan dan merusak etika, moral, serta akhlak, dan seharusnya
menjadi fokus dalam dakwah Islam
 Problematika yang berasal dari masyarakat
a) Aspek Biologis
b) Aspek Psikologis
c) Aspek Geografis
d) Aspek Ekonomis
e) Aspek Agama
f) Aspek Pendidikan
g) Aspek Kebudayaan Masyarakat
 Problematika yang berasal dari umat islam itu sendiri
Kurangnya keinginan untuk mendengarkan kebajikan. Disadari atau tidak
disadari, padatnya agenda kerja menjadikan kita semakin jauh dari kesempatan untuk
mendatangi dan mendengarkan tausiyah.
Pemecahan/Solusi atas Problematika Dakwah
1. Humanisasi
2. Liberasi
Selain daripada itu, untuk mengatasi problematika dakwah, islam menawarkan
berbagai macam cara yang dapat ditempuh, antara lain :
a) Berjamaah dalam ibadah dan mu‟amalah (QS. Ash-Shaff[61]: 4)
b) Ta‟awun Dalam Dakwah (AT-Taubah 9:71)
c) Taat Syariat Allah dan Rasul-Nya dan bersabar (Al- Anfal 8:46)
d) Menguatkan Ukhuwwah Islamiyah dan selalu melakukan Islah, jika terjadi
pertentangan (Al-Hujurat 10:49)
e) Tidak Putus Asa dalam berdakwah “(An- Nisa 4:104)
D. Tujuan Dakwah

Masyhur Amin dalam bukunya “Dakwah Islam dan Pesan Moral” yang terbit tahun
1997 menjelaskan bahwa tujuan dakwah dalam Islam terbagi menjadi dua dari segi objek
dan materinya. Berikut tujuan dakwah dalam Islam:

 Tujuan Dakwah dalam Islam dari Objeknya

1. Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang
mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan
Allah SWT dan berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia
menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai kedua telapak
kakinya,sebagaimana diperintahkan Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208 )

2. Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan untuk membentuk keluarga bahagia,
penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga. Allah berfirman:

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

3. Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat


sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu masyarakat di mana anggotanya
mematuhi peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang
berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu,
penuh rasa persaudaraan. Nabi Muhammad menggambarkan Islam sebagai berikut:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling berbelas


kasih dan saling mempunyai kesamaan rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh.
Apabila salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut
merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari)
4. Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat
dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa
diskriminasi dan ekploitasi, saling tolong-menolong, dan menghormati.

Demikian, keseluruhan umat manusia dapat menikmati islam sebagai rahmat bagi
mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107)

 Tujuan Dakwah dalam Islam dari Materinya

1. Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap di setiap hati
seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri
dengan rasa keraguan. Realisasi dari tujuan dakwah ini ialah bagi orang yang belum
beriman agar menjadi beriman, bagi orang yang imannya karena melalui bukti-bukti
nakhli dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan keraguan menjadi
orang yang imannya mantap sepenuh hati.

2. Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum-hukum yang
telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasi tujuan dakwah ini ialah orang yang belum
melakukan ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran,
bagi orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi orang yang
mau mematuhi peraturan dengan kesadarannya sendiri.

3. Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang luhur, dihiasi dengan
sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang tercela.

E. Jenis - jenis Dakwah

1. Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain
(satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya
dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk
kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi
contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada
acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
2. Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media
lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh
kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah
Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan
ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan
(ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini
akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah
Jum’at atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis,
konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

4. Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini
dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si
Da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri
penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau
mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan
mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

5. Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah
melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan
lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya
sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.

6. Dakwah bil Hikmah


Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak,
yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu
melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan
maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode
pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Ta’ala oleh Said bin Ali bin wahif al-
Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-
Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Qur’an; memperbaiki (membuat
manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan; ungkapan untuk mengetahui
sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat
melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau ma’rifat.

Menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan,
mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan
sesuatu pada tempatnya, dan menjawab dengan tegas dan tepat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode maupun cara dalam menyampaikan dakwah itu sangat penting, karena
sebagai seorang pendakwah dalam menyampaikan dakwah tidak hanyak isi atau
pesan saja yang diperhatikan, namun pendakwah juga dituntut untuk menerapkan
metode yang tepat dalam berdakwah supaya dapat diterima dengan baik oleh sasaran
dakwah dan menimbulkan efek atau perubahan yang signifikan.

B. Saran
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, begitu pula penulis dalam
menyusun makalah ini pasti memiliki banyak kekurangan. Kami menyadari tentu
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari penulisan serta penyajian
dalam Makalah ini, oleh sebab itu kami mengharapkan masukan-masukan dari Dosen
Pembimbing Serta teman-teman guna kesempurnaan makalah yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai