Anda di halaman 1dari 16

Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan
kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu
penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, karena setiap
karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.

Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam memakai
tanda baca terutama tanda titik (.) dan tanda koma (,). Masalah tersebut muncul akibat kurangnya
pemahaman dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Namun masalah tersebut dapat
dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan, Dengan cara mempelajari dan
memahami aturan dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,) .

Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana penggunaan tanda titik dan tanda koma
yang benar, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan penggunaan tanda titik dan
tanda koma yang baik dan benar dalam setiap penulisan. Agar tidak terjadi lagi kesalahan tanda
baca, baik ketika membuat karya tulis ilmiah maupun wacana tulis lainnya.

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1) bagaimana pemakaian tanda titik dan tanda koma?

1.2.2) kesalahan apa yang sering terjadi dalam pemakaian tanda titik dan tanda

koma?

1.2.3) apa solusi yang di berikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian

tanda titik dan tanda koma?

1.3 Tujuan Penulisan

Ketiga masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan:

1.3.1) untuk mendeskripsikan pemakaian tanda titik dan tanda koma.


1.3.2) untuk menjelaskan kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian tanda

titik dan tanda koma.

1.3.3) untuk menjelaskan solusi yang dapat di berikan agar tidak terjadi kesalahan

dalam pemakaian tanda titik dan tanda koma.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:

a) Vino pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat dzuhur.

b) Biarlah apa kata mereka.

c) Dia menjawab dengan apa adanya.

Catatan: Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya

sudah bertanda titik.

Misalnya:

a) Saya pergi dengan mario, linda, dkk.

b) Buku ini disusun oleh Dr. Wini Tarmini,M.Hum.


2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu

bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam

deretan angka atau huruf.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.

Misalnya:

a) Pukul 2.36.19 (pukul 2 lewat 36 menit 19 detik)

b) Pukul 12.15.30 (pukul 12 lewat 15 menit 30 detik)

Catatan: Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara

berikut.

a. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang,
sore, atau malam.

Misalnya:

a) Pukul 8.00 pagi

b) Pukul 12.00 siang

c) Pukul 5.00 sore

b. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau
malam.

Misalnya:

a) Pukul 00.40

b) Pukul 07.30

c) Pukul 11.00
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangkau
waktu.

Misalnya:

a) 2.30.15 jam (1 jam, 30 menit, 15 detik)

b) 0.0.15 jam (15 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.

Misalnya:

a) Arifin, Sy.1980. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Edisi revisi II. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.

b) Badudu, J.S. 1984. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Catatan: Urutan informasi mengenai daftar pustaka bergantung pada lembaga

yang bersangkutan.

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah.

Misalnya:

a) Di desa kami berjumlah 30.000 penduduk.

b) Di SMA Tunas Bangsa tahun ini menerima siswa baru berjumlah 5.000 siswa.

a. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak
menunjukkan jumlah.

Misalnya:

a) Lili lahir pada tahun 1980 di Lampung.

b) Lihat pada halaman 1234 dan seterusnya.

b. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakn kepala karangan atau kepala ilustrasi,
tabel, dsb.

Misalnya:

a) Acara Kunjungan Menteri Kesehatan

b) Salah Asuhan
c. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama dan alamat
pengirim surat , dan (c) di belakang tanggal surat.

Misalnya:

a) Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga

Jalan Cianjur 60

Lampung

b) Yth. Sdr. Moh. Hasan

Jalan Diponegoro 13

Palembang

c) Prayoga

Jalan Senopati 03

Jakarta

02 November 2014

Catatan: Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dan desimal dilakukan

sebagai berikut.

a) Rp200.250.75 c) 508.750m

b) $50,00 d) 8,750m

7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.

Misalnya:

a) S.Kom Sarjana komunikasi

b) S.Sos Sarjana sosial

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

a) Tika membeli baju, jaket, dan sepatu.


b) Satu, dua...tiga!

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului dengan kata, seperti, tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.

Misalnya:

a) Saya ingin membeli sepatu itu, tetapi uang saya belum mencukupi.

b) Itu bukan baju saya, melainkan baju kakak saya.

c) Rio senang bermain sepeda, sedangkan putri suka bermain boneka.

d) Semua mahasiswa wajib hadir, kecuali dia sakit.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

a) Kalau ada uang, saya akan pergi kepasar.

b) Kalau ingin sukses, kita harus bekerja keras.

Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

a) Saya akan pergi kepasar kalau ada uang.

b) Kita harus bekerja keras kalau ingin sukses.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun begitu.

Misalnya:

a) Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

b) Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapa pun.

Catatan: Ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi,

dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu, tidak

dipakai pada awal paragraf.

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau
kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di
dalam kalimat.
Misalnya:

O, begitu ?

Wah, bukan main!

Hati-hati, ya, jalannya sedang rusak.

Mas, sekarang tinggal di mana?

Di mana alamat rumah kamu, Dik?

Makanan ini enak sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya:

a) Kata ibu, “Saya gembira sekali”

b) “Saya gembira sekali,” kata ibu,”karena lulus ujian.”

7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

a) “Di mana kamu membeli buku itu?” tanya Reki

b) “tutup pintu itu sekarang!” perintahnya

8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c) tempat dan
tinggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:

a) Sdr. Agung, Jalan Jati Agung 04, Bandung

b) Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,

c) Jalan Salemba Raya 6, Jakarta

d) Sulawesi, 18 Agustus 2012

e) Tokyo, Jepang

9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.

Misalnya:

a) Sunarti, Yani Maryani. Intisari Bahasa Indonesia untuk SD kelas 4, 5, dan 6 Edisi Revisi. 2005.
Bandung: Pustaka Setia
b) Dowling, Edward T. 1994. Matematika untuk Ekonomi (Alih Bahasa). Jakarta : Erlangga

c) Arifin, Sy. 1980. Pedoman Penulisan Surat Menyurat Indonesia. Padang: FKSS, IKIP Padang.

10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan

akhir.

Misalnya:

a) Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru, Jilid 2 (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1999), hlm. 25.

b) Poerwadarminta, W.J.S. Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia,


1967), hlm. 4.

c) Sitorus, L.N. Sejarah Pergerakan dan Kemerdekaan Indonesia (Jakarta: Dian Rakyat, 1988),
hlm.12.

11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga.

Misalnya:

a) B. Ratulangi, S.E.

b) Ny. Khadijah, M.A.

c) Bambang Irawan, S.H.

d) Siti Aminah, S.E,.M.M.

Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti

Khadijah Mas Agung).

12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen

yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya:

a) 12,5 m c) Rp500,50

b) 27,5 kg d) Rp850,00

Catatan: Bandingkan dengan penggunaan tanda titik yang dimulai dengan

angka desimal atau di antara dolar dan sen.


13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Misalnya:

a) Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

b) Adik saya, Andi, rajin sekali.

Catatan: Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak

diapit dengan tanda koma.

Misalnya:

Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah.

14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian

di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

a) Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara


ini.

b) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:

a) Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini dalam pengembangan


kosakata.

b) Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.

2.2 Kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,)

1. Tanda Titik (.)

Penggunaan tanda titik (.) yang salah, sering ditemukan di antaranya pada bagian-bagian surat, yaitu
akhir tanggal surat, akhir nomor surat, akhir hal atau perihal surat, akhir alamat tujuan, akhir salam
pembuka, akhir nama pengirim surat, penulisan singkatan nomor induk pegawai (NIP), dan akhir
bagian tembusan surat.

Contohnya adalah sebagai berikut:

a) Semarang, 24 Juni 2007.

b) Nomor: 272/DKL/2007.
c) Kepada

Yth. Saudara Kepala Dinas Pertanian.

Jl. Tarubudaya no. 28.

Ungaran

d) Perihal: Permohonan Ijin.

e) NIP. 500 055 234

2. Tanda Koma (,)

Penggunaan tanda koma (,) yang salah sering ditemukan di antara (a)

nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tinggal, serta (d)

nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:

a) Sdr. Agung , Jalan Jati Agung 04 , Bandung

b) Dekan Fakultas Kedokteran , Universitas Indonesia ,

c) Jalan Salemba Raya 6 , Jakarta

d) Sulawesi , 18 Agustus 2012

e) Tokyo , Jepang

2.3 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca

Ada banyak sekali tanda baca, namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya tanda titik
(.) dan tanda koma (,) saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah
berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan dengan
baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda
baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik 4 butir kesimpulan berikut:

1) Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada
suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

2) Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu saja tapi
harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul (salah penggunaan tanda
baca) dalam karya tulis ilmiah.

3) Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal yang tanpa
disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.

4) Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang timbul akibat
salah dalam penulisan tanda baca.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis
karya ilmiah yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang baik dan
benar. Maka, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan tanda baca secara
baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media internet atau buku, agar
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.2012. Bandung: Pustaka Setia

Yunus, S. 2012. “Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat”.

Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta:
Depdiknas & Balai Pustaka.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang
tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan
resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran
Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke
perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali.
Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu
sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal
ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan
menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa
yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih
dalam acara-acara resmi.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan
penggunaan tanda baca ini ialah:
a. Apa yang dimaksud dengan tanda baca.
b. Apasaja jenis-jenis dari tanda baca.
c. Apasaja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca.

C. Tujuan
Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dalam
setiap komunikasi, kita akan dipermudah dengan adanya satu bahasa yang baku dan dapat
dimengerti oleh setiap golongan masyarakat Indonesia serta mempermudah dalam mencari
referensi, karena segala hal tentang kata serapan dan penggunaan tanda baca telah terangkum
dalam satu makalah ini. Dan ini juga akan dipersentasikan dikelas dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia. Serta penyusun mengharapkan dengan makalah ini dapat menyadarkan kepada
seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana pentingnya penggunaan tata bahasa yang
benar, sehingga selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa
aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula

2. Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah:
Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen

Anda mungkin juga menyukai