BAB I
PENDAHULUAN
Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan
kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu
penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, karena setiap
karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam memakai
tanda baca terutama tanda titik (.) dan tanda koma (,). Masalah tersebut muncul akibat kurangnya
pemahaman dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Namun masalah tersebut dapat
dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan, Dengan cara mempelajari dan
memahami aturan dari penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,) .
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana penggunaan tanda titik dan tanda koma
yang benar, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan penggunaan tanda titik dan
tanda koma yang baik dan benar dalam setiap penulisan. Agar tidak terjadi lagi kesalahan tanda
baca, baik ketika membuat karya tulis ilmiah maupun wacana tulis lainnya.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.2.2) kesalahan apa yang sering terjadi dalam pemakaian tanda titik dan tanda
koma?
1.2.3) apa solusi yang di berikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian
1.3.3) untuk menjelaskan solusi yang dapat di berikan agar tidak terjadi kesalahan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Catatan: Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya
Misalnya:
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya:
Catatan: Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara
berikut.
a. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang,
sore, atau malam.
Misalnya:
b. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau
malam.
Misalnya:
a) Pukul 00.40
b) Pukul 07.30
c) Pukul 11.00
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangkau
waktu.
Misalnya:
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
Misalnya:
a) Arifin, Sy.1980. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Edisi revisi II. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
b) Badudu, J.S. 1984. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
yang bersangkutan.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah.
Misalnya:
b) Di SMA Tunas Bangsa tahun ini menerima siswa baru berjumlah 5.000 siswa.
a. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
b. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakn kepala karangan atau kepala ilustrasi,
tabel, dsb.
Misalnya:
b) Salah Asuhan
c. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama dan alamat
pengirim surat , dan (c) di belakang tanggal surat.
Misalnya:
Jalan Cianjur 60
Lampung
Jalan Diponegoro 13
Palembang
c) Prayoga
Jalan Senopati 03
Jakarta
02 November 2014
sebagai berikut.
a) Rp200.250.75 c) 508.750m
b) $50,00 d) 8,750m
Misalnya:
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului dengan kata, seperti, tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Misalnya:
a) Saya ingin membeli sepatu itu, tetapi uang saya belum mencukupi.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
Misalnya:
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun begitu.
Misalnya:
a) Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
b) Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapa pun.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau
kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di
dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu ?
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c) tempat dan
tinggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
e) Tokyo, Jepang
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
a) Sunarti, Yani Maryani. Intisari Bahasa Indonesia untuk SD kelas 4, 5, dan 6 Edisi Revisi. 2005.
Bandung: Pustaka Setia
b) Dowling, Edward T. 1994. Matematika untuk Ekonomi (Alih Bahasa). Jakarta : Erlangga
c) Arifin, Sy. 1980. Pedoman Penulisan Surat Menyurat Indonesia. Padang: FKSS, IKIP Padang.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
Misalnya:
a) Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru, Jilid 2 (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1999), hlm. 25.
c) Sitorus, L.N. Sejarah Pergerakan dan Kemerdekaan Indonesia (Jakarta: Dian Rakyat, 1988),
hlm.12.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
marga.
Misalnya:
a) B. Ratulangi, S.E.
Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti
12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen
Misalnya:
a) 12,5 m c) Rp500,50
b) 27,5 kg d) Rp850,00
membatasi.
Misalnya:
a) Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
Misalnya:
14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian
Misalnya:
Bandingkan dengan:
2.2 Kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,)
Penggunaan tanda titik (.) yang salah, sering ditemukan di antaranya pada bagian-bagian surat, yaitu
akhir tanggal surat, akhir nomor surat, akhir hal atau perihal surat, akhir alamat tujuan, akhir salam
pembuka, akhir nama pengirim surat, penulisan singkatan nomor induk pegawai (NIP), dan akhir
bagian tembusan surat.
b) Nomor: 272/DKL/2007.
c) Kepada
Ungaran
Penggunaan tanda koma (,) yang salah sering ditemukan di antara (a)
nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tinggal, serta (d)
Misalnya:
e) Tokyo , Jepang
Ada banyak sekali tanda baca, namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya tanda titik
(.) dan tanda koma (,) saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah
berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan dengan
baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda
baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada
suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
2) Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu saja tapi
harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul (salah penggunaan tanda
baca) dalam karya tulis ilmiah.
3) Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal yang tanpa
disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.
4) Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang timbul akibat
salah dalam penulisan tanda baca.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis
karya ilmiah yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang baik dan
benar. Maka, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan tanda baca secara
baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media internet atau buku, agar
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.2012. Bandung: Pustaka Setia
Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta:
Depdiknas & Balai Pustaka.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang
tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan
resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran
Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke
perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali.
Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu
sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal
ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan
menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa
yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih
dalam acara-acara resmi.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan
penggunaan tanda baca ini ialah:
a. Apa yang dimaksud dengan tanda baca.
b. Apasaja jenis-jenis dari tanda baca.
c. Apasaja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca.
C. Tujuan
Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dalam
setiap komunikasi, kita akan dipermudah dengan adanya satu bahasa yang baku dan dapat
dimengerti oleh setiap golongan masyarakat Indonesia serta mempermudah dalam mencari
referensi, karena segala hal tentang kata serapan dan penggunaan tanda baca telah terangkum
dalam satu makalah ini. Dan ini juga akan dipersentasikan dikelas dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia. Serta penyusun mengharapkan dengan makalah ini dapat menyadarkan kepada
seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana pentingnya penggunaan tata bahasa yang
benar, sehingga selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula