Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK BERPIDATO
TAHAPAN PERSIAPAN BERPIDATO

Dosen Pengampu : Mardiyah, S. Pd. M. Pd.


Disusun Oleh :
Kelompok 01
Citrali (2141010146)
Dicha Widiyawati (2141010152)
Hanifah Ummi Ramadhan (2141010164)
Helga Malya Razita (2141010166)
KMS Ikhlasul Amal Ramadhan (2141010173)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN RADEN INTEN LAMPUNG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang kami harapkan. Kami
juga berterima kasih kepada Ibu Mardiyah, S. Pd. M. Pd. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Teknik Berpidato kami. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknik Berpidato. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita mengenai bagaimana cara berpidato yang baik dan
benar.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bisa membangun selalu kami
harapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan Teman-
teman yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga
Allah SWT selalu meridhai setiap kegiatan kita. Aamiin.

Bandar Lampung, 23 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. 2
2.1. Jenis-Jenis Pidato ……………..………………………….………. 2
2.2. Memilih Topik dan Tujuan……………………………..….……… 5
2.3. Memperluas Bahasan ………..…………………………..….……. 8

BAB III PENUTUP ………………………………….…………..………. 11


Simpulan ………..…………………………………..………………… 11

DAFTAR PUSTAKA ………………….………….……………………… 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pidato merupakan
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak,
atau dapat diartikan pula sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak. Dengan ini dapat kita simpulkan bahwa pidato perlu dipersiapkan secara
matang, baik dari isi pidato yang akan disampaikan, kesiapan diri dari orang yang akan
berpidato, dan lain-lain. Walaupun terkadang ada beberapa pidato yang disampaikan
secara spontan tanpa persiapan isi contohnya seperti pidato sambutan atau wejangan
semi formal atau non formal.
Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini, kita dapat sama-sama belajar
bagaimana mempersiapkan pidato dengan baik. Mulai dari mengetahui jenis-jenis
pidato agar kita dapat membedakannya, ataupun bagaimana cara memilih topik dan
tujuan serta memperluas bahasan dari isi pidato. Agar pidato yang kita sampaikan dapat
tersampaikan dengan baik kepada audiens sekaligus tidak merasa bosan dalam
memahami dan menyimaknya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis pidato?


2. Bagaimana cara memilih topik dan tujuan yang baik dan benar ?
3. Bagaimana cara mengembangkan bahasan pidato dengan baik dan benar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan jenis-jenis pidato.
2. Menjelaskan cara memilih topik dan tujuan yang baik dan benar.
3. Menjelaskan cara mengembangkan bahasan pidato dengan baik dan benar.
4. Memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Berpidato.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis-Jenis Pidato
Menurut ada atau tidaknya persiapan, Pidato terbagi menjadi empat macam yaitu :
Impromiu, Manuskrip, Memoriter, dan Ekstempore.
2.1.1. Impromiu
Impromiu merupakan pidato yang disampaikan secara spontan tanpa naskah pidato
yang dipersiapkan. Sebagai contoh, jika kita tiba-tiba dipanggil untuk memberikan
sambutan dalam suatu pesta atau pertemuan lainnya, pidato atau sambutan ini dapat
disebut sebagai pidato Impromiu. Bagi para juru pidato berpengalaman, pidato Impromiu
memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. Lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena
pembicara tidak memikirkan lebih duluj pendapat yang disampaikannya.
2. Gagasan dan pendapatnya dating secara spontan.
3. Memungkinkan untuk terus berpikir.

Tak hanya keuntungan, ada juga beberapa kerugian yang dapat menghilangkan
keuntungan tersebut terutama bagi pembicara pemula yang tidak terbiasa menyampaikan
pidato di khalayak umum, diantaranya :

1. Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan


yang tidak memadai.
2. Mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar.
3. Gagasan yang disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur.
4. Kemungkinan menimbulkan “demam panggung” yang besar karena tidak
adanya persiapan.

Maka dari itu, sebaiknya pidato Impromiu dihindari. Namun bila terpaksa, maka
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik. Misalnya, cerita,
hubungan dengan pidato sebelumnya, bandingan, ilustrasi, dan sebagainya.
2. Tentukan system organisasi pesan. Misalnya, susunan kronologis, Teknik
“pemecahan soal”, kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori-
praktek.

2
3. Pikirkan Teknik menutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup
pidato biasanya merepotkan pembaca Impromiu.
2.1.2. Manuskrip
Jika Impromiu merupakan pidato spontan tanpa naskah, lain halnya dengan
Manuskrip yang merupakan pidato dengan naskah. Disini pembaca terkesan lebih ke
“membaca pidato” dibandingkan dengan “menyampaikan pidato”. Pidato Manuskrip
sangat dibutuhkan oleh tokoh-tokoh dengan “nama” yang memiliki peran besar seperti
tokoh nasional, pendiri perusahaan, dan lainnya. Beberapa keuntungan dengan
menggunakan pidato Manuskrip diantaranya :
1. Kata-kata dapat dipilih sebaik mungkin sehingga dapat menyampaikan arti
yang tepat dan pernyataan yang gambling.
2. Pernyataan dapat dihemat, karena Manuskrip dapat disusun Kembali.
3. Kefasihan bicara dapat dicapai, karena kata-kata sudah disiapkan.
4. Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari.
5. Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Dilihat dari beberapa keuntungan dari pidato Manuskrip diatas, Pidato Manuskrip
bukan merupakan jenis pidato yang baik karena memiliki beberapa kerugian sebagai
berikut :

1. Komunikasi pendengar berkurang karena pembicara tidak berbicara


langsung kepada mereka.
2. Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan
kehilangan gerak dan bersifat kaku.
3. Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau
memperpanjang pesan.
4. Pembuatannya lebih lama dan sekadar menyiapkan baris-baris besarnya
(outline) saja.

Maka dari itu, untuk mengurangi terjadi kerugian diatas, ada beberapa petunjuk
yang dapat diterapkan dalam penyusunan dan penyampaian pidato Manuskrip yaitu sebagai
berikut :

1. Susunlah lebih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya.


2. Tulislah Manuskrip seakan-akan anda bicara. Gunakan gaya percakapan
yang lebih informal dan langsung.

3
3. Baca naskah pidato berkali-kali sambal membayangkan pendengar.
4. Hafalkan sekadarnya sehingga anda dapat lebih sering melihat pendengar.
5. Siapkan Manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir luas.
2.1.3. Memoriter
Hampir seperti Manuskrip, Memoriter juga merupakan pidato yang membutuhkan
naskah namun berbeda dengan naskah Manuskrip yang hanya dibaca, naskah pidato
Memoriter ditulis kata demi kata kemudian diingat. Memoriter memungkinkan ungkapan
yang tepat, organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang
diintegrasikan dengan ungkapan. Walaupun pidato Manuskrip tidak benar-benar mirip
seperti pidato Manuskrip yang seolah-olah hanya “dibaca”, Memoriter dapat membangun
hubungan antara pesan dan pendengar dikarenakan pembicara diharuskan mengingat apa
yang mereka tulis dan tidak “dibacakan” begitu saja. Selain itu, pidato Memoriter memiliki
banyak waktu dalam persiapannya. Kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada
usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan.
Seperti naskah Manuskrip, naskah Memoriter juga perlu ditulis dengan gaya ucapan.
2.1.4. Ekstempore
Ekstempore merupakan jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan
juru pidato yang mahir. Berbeda dengan jenis-jenis pidato sebelum yang menggunakan
ataupun tidak menggunakan naskah, Ekstempore hanya dilakukan dengan membuat out-
line (garis besar) dan pokok-pokok penunjang pembahasan (supporting point) sebagai
persiapannya. Kemudian pembicara menggunakan persiapan tersebut untuk
mengembangkan topiknya saat pidato berlangsung. Beberapa keuntungan dari pidato
Ekstempore diantaranya :
1. Komunikasi pendengar dengan pembicara lebih baik, karena pembicara
berbicara langsung kepada khalayak.
2. Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan
penyajiannya lebih spontan.

Selain itu, ada beberapa kerugian yang dimiliki oleh Ekstempore terutama bagi
pembicara yang belum ahli, diantaranya :

1. Persiapan kurang baik jika dibuat terburu-buru.


2. Pemilihan Bahasa yang jelek.
3. Kefasihan yang terhambat karena kesukaran memilih kata dengan segera.
4. Kemungkinan menyimpang dari out-line.

4
5. Tidak dapat dijadikan bahan penerbitan.

Namun, beberapa kerugian yang disebutkan diatas dapat ditangani dengan melalui
latihan-latihan yang intensif.

2.2. Memilih Topik dan Tujuan


Untuk menarik perhatian pendengar, topik dan tujuan dari suatu pidato haruslah
memiliki hubungan yang erat. Topik dan tujuan harus memiliki korelasi dan nilai yang
sama.
2.2.1. Sumber-Sumber Topik
Prof. Wayne N. Thompson Menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut :
1. Pengalaman pribadi :
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
g. Kelakuan atau adat yang aneh
2. Hobi dan keterampilan :
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara bekerja sesuatu
c. Peraturan dan tata cara
3. Pengalaman pekerjaan atau profesi :
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran sekolah atau kuliah :
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi :
a. Kritikan pada permainan, film, buku, puisi, pidato, atau siaran radio
dan televisi
b. Hasil pengamatan pribadi

5
6. Peristiwa hangat dan pembicaraan publik :
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel pada kolom yang lain
d. Berita radio dan televisi
e. Topik surat kabar daerah
f. Berita dan tajuk surat kabar kampus
g. Percakapan di antara mahasiswa
h. Kuliah
i. Penemuan mutakhir
j. Peristiwa yang akan terjadi
7. Masalah abadi :
a. Agama
b. Pendidikan
c. Soal masyarakat yang belum selesai
d. Problem pribadi
8. Kilasan biografi :
a. Orang-orang terkenal
9. Kejadian Khusus :
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang erat kaitannya dengan peringatan
10. Minat khalayak :
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah Tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
h. Lain-lain

6
2.2.2. Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik dapat menggunakan beberapa pengukuran
sebagai berikut :
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara.
Pilihlah topik yang mana pembicara lebih tahu dibandingkan dengan
kebanyakan pendengar. Agar topik yang disampaikan dan menjadi
informasi baru bagi pendengar sehingga meningkatkan minat pendengar
untuk mendengarkan.
2. Topik harus menarik minat pembicara. Jika kita ingin menjadi
pembicara yang menyampaikan pidato, maka pilihlah topik yang kita sukai.
Hal ini dapat membuat kita menjadi lebih lancer dalam menyampaikan
pidato tersebut.
3. Topik harus menarik minat pendengar. Selain menarik perhatian sendiri,
kita harus memilih topik yang akan menarik minat pendengar. Karena kita
berbicara untuk pendengar otomatis haruslah kita memilih topik yang
mereka sukai. Walaupun kesukaan pendengar berbeda-beda, maka
usahakan untuk tetap memilih topik yang dapat menarik perhatian secara
umum.
4. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar. Hal ini
memudahkan pendengar untuk memahami apa yang kita sampaikan.
5. Topik harus tentang ruang-lingkup dan pembahasannya. Topik tidak
boleh terlalu luas. Maka dari itu, sampaikan beberapa hal secara ulas dan
inti ke inti saja.
6. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi. Pilihlah topik sesuai acara
ataupun waktu dimana pidato tersebut akan disampaikan. Selain itu, situasi
pendengar juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
7. Topik harus dapat ditunjang dengan bahan lain. Hal ini diperlukan
untuk memperluas bahasan agar topik tidak berkutat pada hal yang itu-itu
saja.
2.2.3. Merumuskan Judul
Judul memiliki kaitan yang erat dengan topik. Jika topik merupakan pokok bahasan
yang akan disampaikan, maka judul merupakan nama yang diberikan untuk pokok bahasan
yang akan disampaikan tersebut. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat diantaranya:
relevan, provokatif, dan singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok
7
bahasan. Provokatif ialah dapat menimbulkan Hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar. Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan enteng
diingatnya.
2.2.4. Menentukan Tujuan
Tujuan menyampaikan pidato ada dua : Tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal : memberitahukan (informatif),
mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
Pidato Informatif ditujukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pendengar. Komunikasi diharapkan diharapkan memperoleh penjelasan, menaruh minat,
dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.
Pidato Persuasif ditujukan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya atau
menarik semangat dan antusiasmenya.
Pidato Rekreatif merupakan pidato paling cepat dan paling sukar diketahui
hasilnya. Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi pendengar yang diharapkan dari
pidato ini. Bahasanya bersifat enteng, segar, dan mudah dicerna.
Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan
khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dibuktikan segera.
2.3. Mengembangkan bahasan

Bila topik yang baik sudah ditemukan,diperlukan keterangan penunjang


(supporting points) untuk menunjang topik tersebut guna memperjelas uraian,memperkuat
kesan,menambah daya tarik,dan mempermudah pengertian.
A.R. Sjahab telah menggunakan bahasan dengan menggunakan penjelasan dan
contoh ilustrasi hipotesis. Semua teknik pengembangan bahasan dikelompokkan menjadi
6 yaitu:
1. Penjelasan
Penjelasan yang sempurna selalu menyertakan keterangan penunjang
lainnya.dalam pidato informatif, Seluruh uraian merupakan penjelasan
yang dalam artian terbatas berarti keterangan yang sederhana dan tidak
terinci.penjelasan mempersiapkan pendengar kepada keterangan penunjang
lainnya.penjelasan dapat dilakukan dengan definisi yaitu keterangan
tentang suatu kata atau alat-alat visual.

8
2. Contoh
Contoh dapat mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah dipahami.
Contoh dapat berupa cerita yang terinci dan disebut ilustrasi. Ada dua
macam ilustrasi: hipotesis dan faktual. Ilustrasi hipotetis terjadi bila
membayangkan sesuatu yang akan terjadi atau menceritakan perum-
pamaan dengan tokoh rekaan sebagai penjelas pernyataan sebelumnya.
Cerita yang sebenarnya terjadi dalam khazanah kehidupan, kisah orang-
orang besar atau peristiwa aktual dalam surat-kabar dan majalah dapat
dipakai untuk memperjelas pidato. Semua peristiwa itu dijadikan ilustrasi
faktual. Jenis contoh yang tidak terinci disebut pemisalan (specific
instances). Pemisahan adalah ilustrasi faktual yang dipadatkan. Biasanya
ini dibuat karena pertimbangan waktu dan banyak.
3. Analogi
Analogi ialah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjuk kan
persamaannya atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: harfiyah dan
kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) ialah perbandingan di antara
objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam
beberapa aspek tertentu. Membandingkan antara manusia dan monyet
secara biologis adalah contohnya. Objek-objek yang diperbandingkan tidak
termasuk kelompok yang sama.
4. Testimoni
Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang
pembicaraan. Pendapat itu dapat diambil dari pidato, karangan artikel
makalah, laporan dan sebagainya. Termasuk testimoni ialah kutipan dari
kitab suci, undang-undang atau hasil sastra. Testimoni dapat dipergunakan
untuk memperlengkap keterangan, seperti ketika mengutip penelitian
Kuncaraningrat untuk membahas masyarakat de sa atau untuk membantu
menjelaskan pokok persoalan, seperti mengambil keterangan dokter
tentang hupochondriasis untuk menjelaskan pengaruh jiwa terhadap tubuh;
atau untuk memperdalam keyakinan orang lain tentang kebenaran
pernyataan kita, seperti mempersamakan kesimpulan kita dengan ayat suci
Alquran.

9
5. Statistik
Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan
perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk
menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas dan meyakinkan. Tetapi
karena angka sebenarnya hal yang abstrak, statistik baru baik dipergunakan,
bila statistik dibikin kongkret dan tidak membosankan. Gunakan bilangan
yang dibulatkan. Hubungkan dengan hal-hal yang dapat diketahui
khalayak. Tunjukkan sumber statistik yang tertentu. Jadi, sebutkanlah lebih
dari 3 juta rakyat, dan jangan menyebutkan 3.257.640 orang. Katakan
bahwa hilangnya uang negara sebesar 4 miliar, bernilai sama dengan gaji
seorang dosen selama lebih dari 8000 tahun. Pendeknya, statistik yang baik
untuk retorika tidaklah sama seperti statistik dalam laporan penelitian,
tetapi "diolah" kembali dalam bentuk yang mudah "dicerna".
6. Perulangan
Sudah lama diketahui bahwa perulangan dapat menimbulkan kesan yang
kuat, sehingga Emil Dofivat memasukkannya sebagai salah satu cara untuk
menggerakkan massa. Dalam periklanan, jutaan rupiah dikeluarkan hanya
untuk mengulang pesan yang sama. Perulangan bukan hanya sekadar
menyebut kembali kata-kata yang telah diucapkan, tetapi juga menyebutkan
gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi
megingatkan kembali dengan penyajian yang berbeda.
Keenam cara di atas: penjelasan, analogi, contoh, testimoni, statistik dan
pengulangan dapat dipergunakan secara berganti-ganti dalam keseluruhan uraian. Dengan
cara ini dikembangkanlah bahan pidato se hingga menjadi pesan yang mempunyai nilai
komunikasi yang efektif.

10
BAB III

KESIMPULAN

• Menurut ada atau tidaknya persiapan, Pidato terbagi menjadi empat macam yaitu :
Impromiu, Manuskrip, Memoriter, dan Ekstempore.
• Topik dan tujuan dari suatu pidato haruslah memiliki hubungan yang erat. Topik dan
tujuan harus memiliki korelasi dan nilai yang sama.
• Judul memiliki kaitan yang erat dengan topik. Judul yang baik harus memenuhi tiga
syarat diantaranya: relevan, provokatif, dan singkat.
• Tujuan menyampaikan pidato ada dua : Tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal : memberitahukan (informatif),
mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Tujuan khusus ialah tujuan yang
dapat dijabarkan dari tujuan umum.. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk
menunjang pembicaraan. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat,
memperjelas dan meyakinkan. Gunakan bilangan yang dibulatkan. Perulangan
berfungsi megingatkan kembali dengan penyajian yang berbeda..

11
DAFTAR PUSTAKA
“Arti kata pidato”. kbbi.web.id, 23 Februari 2023, https://kbbi.web.id/pidato
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. RETORIKA MODERN Pendekatan Praktis. Bandung : PT.
Remaja Rosdarya.

12

Anda mungkin juga menyukai