Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RETORIKA
MATERI : MONOLOGIKA

DISUSUN OLEH :
1. Dwi Febrianti (1910061645)
2. Eza Wahyuda (1910061646)
3. Marenda Clara Fanida (1910061654)
4. Stefanus Hery (1910061663)
5. Wina Wandira (1910061669)

Kelas / Semester : B10 / V (Lima)


Mata Kuliah : Retorika
Dosen Pengampu : Ursula Dwi Oktaviani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHSTULISTIWA
SINTANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya lah kami
boleh menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Penyusunan makalah yang berjudul
“Monologika’. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen
pengampu mata kuliah Retorika.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen pengampu mata kuliah Retorika demi penyempurnaan makalah
selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis, amin.

Sintang, 26 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan mMasalah............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2

A. Jenis-jenis Pidato.................................................................................................. 2
B. Ciri-ciri Suatu Pidato Yang Baik.......................................................................... 4
C. Skema Pidato........................................................................................................ 6
D. Teknik Mempersiapkan Pidato........................................................................... 9
E. Rumusan Pidato.................................................................................................. 11

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 13

A. Kesimpulan........................................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepadaorang banyak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-
orangyang mendengar pidato tersebut. Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa
akanterjadi hubungan antara yang berpidato dengan yang diberi pidato.
Oleh sebab itu , maka yang berpidato hendaknya mempersiapkan dirinya dengan
sebaik-baiknya,agar tercapai apa yang diharapkannya. Peranan pidato dalam
menyampaikan ide atau informasi secara lisan pada kelompok massa merupakan aktivitas
yang sangat penting,baik masa lalu maupun masa yang akandatang. Seorang yang sudah
mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah menguasai massa dan menawarkan
ide-idenya agar dapat diterima orang lain. Salahsatunya dengan menggunakan metode
naskah. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan oleh seseorang kepada jumlah
orang secara langsung bertatap muka, pada makalah ini akan membicarakan tahap apa
saja mengenai persiapan pidato. Sehingga pidato yang kita bawakan memiliki daya Tarik,
informatif, rekratif, dan persuasive.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Jenis-jenis Pidato ?
2. Apa Saja Ciri-ciri Suatu Pidato Yang Baik ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Skema Pidato ?
4. Apa Saja Teknik Untuk Mempersiapkan Pidato ?
5. Apa Saja Rumusan Pidato ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pidato.
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri suatu pidato yang baik.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan skema pidato.
4. Untuk mengetahui apa saja Teknik untuk mempersiapkan pidato.
5. Untuk mengetahui apa saja rumusan pidato.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Pidato
Berdasarkan ada tidaknya persiapan dalam pidato, Rachmat (1999: 17-18)
membagi jenis pidato menjadi empat macam, yaitu pidato impromtu, manuskrip,
memoriter, dan ekstempore. Tokoh lain menyebut empat bentuk ini bukan sebagai jenis
pidato, tetapi merupakan metode pidato.
1. Pidato Impromtu
Pidato impromptu adalah pidato yang disampaikan tanpa adanya persiapan
dari orang yang akan berpidato. Bagi mereka yang sudah terbiasa berpidato, pidato
impromtu ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya.
 Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup.
 Impromtu memungkinkan Anda terus berpikir.

Namun demikian, impromtu ini memiliki beberapa kelemahan, terutama bagi


pembicara atau orang yang belum terbiasa berpidato. Kelemahan-kelemahan
impromtu tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

 Impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan


yang tidak memadai.
 Impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar.
 Gagasan yang disampaikan bias “acak-acakan” dan ngawur.
 Karena tiadanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.

Menurut Jalaludin Rachmat (1999: 17) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dijadikan pegangan ketika pidato impromtu harus dilakukan. Hal-hal
tersebut antara lain adalah :

 Pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik.

2
 Tentukan sistem organisasi pesan. Misalnya: susunan kronologis, teknik
pemecahan masalah, kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori dan
praktik.
 Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup
pidato biasanya merepotkan pembicara impromtu.
2. Pidato Manuskrip
Pidato jenis manuskrip ini juga sering disebut pidato dengan naskah. Orang
yang berpidato membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Pidato jenis
manuskrip ini diperlukan oleh tokoh nasional dan para ilmuwan dalam melaporkan
hasil penelitian yang dilakukannya. Mereka harus berbicara atau berpidato dengan
hati-hati, karena kesalahan pemakaian kata atau kalimat akibatnya bisa lebih luas dan
berakibat negatif.  Keuntungan pidato manuskrip antara lain adalah sebagai berikut :
 kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti
yang tepat dan pernyataan yang gamblang.
 pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali.
 Kefasihan bicara dapat dicapai, karena kata-kata sudah disiapkan.
 hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari.
 manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Akan tetapi kalau dilihat dari proses komunikasi, kerugian pidato manuskrip ini akan
lebih berat, di antaranya adalah sebagai berikut :

 komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara


langsung kepada mereka.
 pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan
kehilangan gerak dan bersifat kaku.
 Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau
memperpanjang pesan.
 pembuatannya lebih lama daripada sekedar menyiapkan garis-garis besarnya
saja.

Agar dapat menghindari berbagai kelemahan dari pidato manuskrip ini, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini :

3
 Susunlah lebih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya.
 Tulislah manuskrip seolah-olah Anda berbicara. Gunakan gaya percakapan
yang lebih informal dan langsung.
 Baca naskah itu berkali-kali sambil membayangkan pendengar.
 Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir yang
luas.
3. Pidato Memoriter
Pidato jenis ini juga sering disebut sebagai pidato hafalan.  Pembicara atau
orang yang akan berpidato menulis semua pesan yang akan disampaikan dalam
sebuah naskah kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens kata-demi kata
secara hafalan. Pidato memoriter ini sering menjadi tidak dapat berjalan dengan baik
apabila pembicara lupa bagian yang akan disampaikan, dan dalam pidato ini
hubungan antara pembicara dengan audiens juga kurang baik. Kekurangan pidato
jenis ini antara lain adalah: tidak terjalin saling hubungan antara pesan dengan
pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang
spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada usaha mengingat-ingat.
4. Pidato Ekstemporer
Pidato ekstemporer ini adalah jenis pidato yang paling baik dan paling
banyak digunakan oleh juru pidato yang telah mahir. Dalam pidato jenis ini,
pembicara hanya menyiapkan garis besar (out-line) saja. Dalam penyampaiannya,
pembicara tidak mengingat kata demi kata tetapi pembicara bebas menyampaikan
ide-idenya dengan rambu-rambu garis besar permasalahan yang telah disusun.
Komunikasi yang terjadi antara pembicara dengan audiensnya dapat berlangsung
dengan lebih baik. Pembicara dapat secara langsung merespons apa yang terjadi di
hadapannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

B. Ciri-ciri Suatu Pidato Yang Baik


Ciri-ciri pidato yang baik Menurut Hendrikus (1991: 51-54), sebuah pidato
dikatakan baik apabila memiliki sembilan hal yaitu sebagai berikut:
1. Pidato yang Saklik

4
Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung
kebenaran. Saklik juga berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan
formulasinya, sehingga indah kedengaran, tetapi bukan berarti dihiasi dengan gaya
bahasa yang berlebih-lebihan. Saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara
pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi.
2. Pidato yang Jelas
Ketentuan sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicara harus mengungkapkan
pikirannya sedemikian rupa, sehingga tidak hanya sedapat mungkin isinya dapat
dimengerti, tetapi juga jangan sampai ada kemungkinan untuk tidak mengerti. Oleh
karena itu, pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan
jelas untuk menghindarkan salah pengertian. Pembicara yang tidak dapat
mengungkapkan pikiran secara jelas umumnya karena dia sendiri belum memahami
masalah secara tepat dan benar atau karena dia mau menyembunyikan pendapatnya.
3. Pidato yang Hidup
Sebuah pidato yang baik itu harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat
dipergunakan gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga
memancing perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali
dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau definisi.
4. Pidato yang Memiliki Tujuan
Setiap pidato harus memiliki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus
dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini
hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak
kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Kalimat-kalimat yang
merumuskan tujuan dan kalimat-kalimat pada bagian penutup pidato haruslah
dirumuskan secara singkat, jelas tetapi padat. Dalam suatu pidato tidak boleh
disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok.
5. Pidato yang Memiliki Klimaks
Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi
kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu, sebaiknya kenyataan atau
kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Klimaks itu harus
muncul secara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengharapkan

5
tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan
memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu
pendengar diciptakan diantara pembukaan dan penutup pidato.
6. Pidato yang Memiliki Pengulangan
Pengulangan atau redudans itu penting karena dapat memperkuat isi pidato dan
memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan itu juga menyebabkan pokok-pokok
pidato tidak segera dilupakan. Suatu pengulangan isi pesan yang dirumuskan secara
baik akan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar.
7. Pidato yang Berisi Hal-hal yang Mengejutkan
Sesuatu itu mengejutkan karena mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya
atau karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi ditempatkan di dalam
konteks atau relasi yang baru dan menarik. Memunculkan hal-hal yang mengejutkan
dalam pidato berarti menciptakan hubungan yang baru dan menarik antara kenyataa-
kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal-hal yang mengejutkan itu
dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar, tetapi
tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8. Pidato yang Dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam suatu pidato. Oleh
karena itu, pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja. Pidato
yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal. Voltaire mengatakan: “Rahasia
membuat pendengar merasa bosan ialah menyampaikan segala sesuatu dalam satu
pidato!”.
9. Pidato yang Mengandung Humor
Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga
memberi kesan bahwa pembicara tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat
menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar.
Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian
yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.

C. Skema Pidato
1. Tujuan skema pidato

6
Sebuah pidato harus disusun sebaik mungkin, sebagaimana mengolah suatu karya
seni. Sebuah rumah yang bagus harus juga dibangun menurut ukuran, skema dan
aturan tertentu. Onggokan batu dan pasir, meskipun banyak belum menjadi satu
rumah. Weller mengatakan: satu onggokan besar batu belum bisa disebut rumah.
Untuk membangun dibutuhkan perencanaan, konstruksi, sistematisasi, statistik dan
logik. Pikiran-pikiran yang terpencar-pencar tanpa hubungan satu sama lain selalu
menghasilkan pidato yang buruk, yang tanpa ujung pangkal. Setiap pejabat atau orang
yang mempunyai posisi tertentu dalam masyarakat sangat dianjurkan supaya jangan
pernah berbicara bebas tanpa persiapan, tetapi harus berbicara dengan
mempergunakan skema tertentu atau dengan kata-kata kunci. Hal ini akan meredusir
rasa takut dan cemas dan ketegangan karena konsentrasi yang terlalu tinggi. Jadi,
suatu pidato yang baik dan berbobot harus memiliki skema dan struktur tertentu.
2. Macam-macam skema video
a. Skema lima kalimat
Skema lima kalimat ini dikembangkan oleh E. Drach dan H. Geissner. Skema
bertolak dari satu pernyataan, satu kalimat atau satu pikiran. Pikiran awal ini
mendorong pembicara dan pendengar untuk berpikir lebih lanjut. Pikiran awal ini
yang menjadi titik tolak dikembangkan menjadi satu rancangan pikiran
(denkplan) yang tersusun dalam paling tinggi tiga langkah. Ketiga langkah ini
harus menjelaskan soal dari pikiran awal dan harus memberi gambaran yang jelas
kepada pendengar. Dengan itu ia menghantar jalan pikiran kepada suatu titik
tujuan yang harus dirumuskan dalam satu kalimat. Kalimat terakhir ini berisi
tujuan rasional bagi pendengar atau dalam situasi tertentu dapat merupakan
dorongan untuk bertindak.
1) Mengapa justru lima kalimat
Penggunaan angka lima ini berdasarkan pengalaman bahwa manusia
mempunyai lima jari. Sejak zaman Yunani Kuno, ilmu retorika sesudah
Aristoteles mempergunakan angka lima ini sebagai prinsip berdebat. Dalam
filsafat skolastik, ada lima langkah dalam berdebat :
2) Kemungkinan-Kemungkinan dalam Menggunakan Skema Lima Kalimat

7
Skema lima kalimat dapat dipergunakan dalam sidang-sidang atau konferensi,
di mana orang harus mengemukakan pendapatnya atau kalau harus memberi
pembuktian dan argumentasi. Ada enam kemungkinan untuk menyusun satu
pidato berdasarkan skema lima kalimat yaitu:
a) Skema mata rantai ini
b) Skema kompromis
c) Membandingkan dua pendapat
d) Mengabaikan Satu Pokok
e) Skema Deduktif (yang bertolak dari yang umum kepada yang khusus)
f) Skema Dialektis
b. Skema lima W
Sebagai satu konstruksi dasar dan garis besar dapat dipergunakan lima
pertanyaan. Jawaban atas kelima pertanyaan ini dapat memberikan bahan-bahan
penting untuk menyusun pidato, yaitu:
1)   Siapa (Wer)
2) Apa (Was)
3) Dengan Apa (Womit)
4) Bagaimana (Wie)
5) Kapan (Wann)
c. Ahli pidato Aphtonius dari Yunani yang hidup pada abad ke-3 M mengemukakan
satu skema pidato yang terdiri dari:
1) tema pidato
2) penjelasan
3) pendasaran
4) pikiran dan pendapat yang berlawanan
5) perbandingan
6) contoh
7) pembuktian
8) penutup.
d. Skema Tiga Bagian (Model Skema Cicero)
Menurut skema ini pidato dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

8
1) Pendahuluan
   

Ucapan salam, pembukaan, titik tolak dan penghantar ke dalam tema yang
akan dibicarakan. Pertanyaan: mengapa saya berbicara? Apa yang menjadi
alasan bahwa saya berbicara?
2) Bagian Utama (Isi Pidato)
Penjelasan masalah sebenarnya yang dilihat dalam tiga perspektif: masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Pertanyaannya: apa yang mau dicapai?
Perubahan-perubahan yang mungkin dilaksanakan, anjuran-anjuran,
argumentasi dan pembuktian dan lain-lain.
3) Penutup
Bagian penutup berisi: rangkuman, permintaan/permohonan, tuntutan,
tindakan konkret yang harus dijalankan, pelaksanaan, harapan, dan lain-lain.

D. Teknik Mempersiapkan Pidato


Adapun Teknik-teknik dalam mempersiapkan pidato, di antaranya adalah sbagai berikut
ini :
1. Memilih Topik Dan Tujuan
Sebelum berpidato, sebaiknya kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yahng akan
kita sampaikan dan apa yang diharapkan dari khalayak kita. Dapat disimpulkan
bahwa kita memerlukan pokok bahasan (topik) dan tujuan. Keduanya sangatlah
memiliki hubungan yang erat.
2. Sumber-sumber Topik
Seringkali Anda merasa bingung ketika harus mencari topik yang baik; seakan-akan
dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, atau seakan-akan Anda tidak mempunyai
keahlian apa-apa. Untuk membantu Anda menemukan topik, Prof Wayne N.
Thompson --- dikutip oleh Jalaludin Rakhmat, menyusun sistematika sumber
topik  sebagai beriku :
a. Pengalaman Pribadi :
 Perjalanan, Tempat yang pernah dikunjungi, Kelompok Anda, Wawancara
dengan tokoh, Kejadian luar biasa, Peristiwa lucu, Kelakuan atau adat yang
aneh.
b. Hobby dan keterampilan :
 Cara melakukan sesuatu, Cara bekerja sesuatu, Peraturan dan tata cara.

9
c. Kejadian khusus :
 Perayaan atau peringatan, Peristiwa yang erat kaitannya dengan peringatan.
d. Minat khalayak :
 Pekerjaan, Hobby, Rumah tangga, Pengembangan diri, Kesehatan dan
penampilan, Tambahan ilmu, Minat khusus, Lain-lain.
3. Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik dipergunakan ukuran yang berikut ini :
 Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda.  Yakni topik yang
memberikan kemungkinan Anda lebih tahu daripada khalayak, Anda lebih ahli
dibandingkan dengan kebanyakan pendengar.
 Topik harus menarik minat Anda. Yakni topik yang Anda senangi atau topik yang
amat menyentuh emosi Anda.
 Topik harus menarik minat pendengar. Adapun hal-hal yang dapat menarik
perhatian khalayak secara umum adalah sebagai beriku: hal-hal yang  baru dan
eksotik, human interest, pertualangan, suspemse, konflik, ketidakpastian, ada
hubungan dengan keluarga, mempunyai nada dramatis, persoalan yang dianggap
penting, humor atau hal-hal yang menunjukan faedah yang nyata bagi khalayak.
 Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar. Sebaik apapun topik, jika sulit
untuk dimengerti khalayak maka apa yang kita bicarakan akan menjadi
membosankan bahkan myusahkan pendengar.
a) Topik harus ternag ruang-lingkup dan pembahasannya. Yaitu topik tidak
boleh terlalu luas sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas
saja, atau “ngawur”.
b) Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
c) Topik harus dapat ditunjang dengan bahan lain.
4. Merumuskan Judul
Judul sangatlah memiliki kaitan yang erat terhadap topik. Bila topik adalah pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok
bahasan itu. Seringkali judul telah ditentukan terlebih dahulu kepada khalayak,
karenanya judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Yaitu judul yang baik harus
memiliki tiga syarat yaitu : Relevan, Provokatif, Singkat.

10
a. Menentukan Tujuan
Ada dua maca tujuan, tujuan umum dan tujuan khsus. Tujuan umum pidato
biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukan (informatif),
memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Sedangkan tujuan
khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Dari tujuan
menghibur dapat disampaikan ribuan jenis pidato; tetapi apa yang ingin
dicapai oleh Anda pada saat ini terlihat dari tujuan khususnya. Tujuan khusus
bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur atau dibuktikan segera.
b. Mengembangkan Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, Anda memerlukan keterangan untuk
menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting point) untuk
memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik dan
mempermudah pengertian. Sehingga di sini diberikan enam kelompok
pengembangan bahasan yaitu : Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimon,
Statistik, Perulangan.

E. Rumusan Pidato
Rumusan-rumusan pidato ini dapat menjadi bantuan bagi orang yang mempersiapkan
pidato atau kata sambutan. Oleh sebab itu, akan dibeberkan contoh-contoh rumusan
pidato, yang dapat dipakai sebagai penuntun dalam mempersiapkan suatu pidato. Alasan
untuk berbicara sering sama di mana-mana (HUT, pesta nikah, dll), yang berubah
hanyalah tempat, fakta-fakta, data-data, dan pendengar.
a. Menyusun Suatu Referat/Makalah
1) Pembukaan/pendahuluan, harus dapat mengantar ke dalam tema
2) Bagian utama, hal utama harus segera disajikan
3) Penutup, kemukakan pikiran-pikiran yang paling efektif, sebagai rangkuman
dan mengandung tuntutan.
b. Pokok-pokok yang Harus Diperhatikan dalam mengolah Suatu Tema
1) Apa (Was) terdiri dari titel, subtitel, definisi, dan pengantar ke dalam tema
pembukaan.

11
2) Mengapa (Warum) terdiri dari masalah utama, pertanyaan, kesalahan utama,
dan test situasi sekarang/tes yang mau dicapai.
3) Kapan (Wann) terdiri dari waktu, tempat, dan privat dalam hubungan tugas
dengan jabatan.
4) Bagaimana (Wie) terdiri dari aturan, skema/garis besar, penjelas, tip/petunjuk,
nasihat, rangkuman, dan latihan-latihan.
5) Di mana (Wo) terdiri dari pengalaman yang berkesan (objektif), contoh-
contoh, anekdot/peribahasa, pribadi-pribadi, dan sumber untuk menemukan.
6) Mengapa begitu (Wieso) terdiri dari keuntungan dan perbaikan.
7) Maka (Weshalb) terdiri dari keuntungan dan kerugian, positif-negatif (plus-
minus), kegunaan, serta perbandingan situasi kini dan yang mau dicapai.
F.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan dalam teknik
mempersiapkan pidato yang dapat kita perhatikan atau kita tinjau dari jenis-jenis pidato,
jenis pidato ada empat, pertama impromtu, kedua manuskrip, ketiga memoriter dan
keempat ekstempore. Dengan mengetahui jenis-jenis ini tentu mempermudah kita dalam
berpidato
Berikut memilih topik dan tujuan pidato. dalam pemilihan topik banyak sekali
yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. seperti pengetahuan, pendidikan, situasi,
dan lainnya. tujuan tidak lain dan tidak bukan agar pidato kita terarah, tepat sasaran dan
bermanfaat tentunya Pidato yang baik dan efesien dapat  memberikan suatu kesan positif
bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara
yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang
baik.

B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan penulis
meminta saran, kritikdari pembaca. Terimakasih atas partisipasi dan mohon maaf atas
kesalahan penulis dalam membuat makalah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://mempelajariretorika.blogspot.com/2015/05/monologika-pidato.html?m=1

http://khairajember.blogspot.com/2014/04/teknik-mempersiapkan-pidato.html

https://mempelajariretorika.blogspot.com/2015/05/monologika-pidato.html

https://www.nursaidr.com/2012/12/teknik-mempersiapkan-pidato.html

https://mempelajariretorika.blogspot.com/2015/05/monologika-teknik-mempersiapkan-
pidato.html

14

Anda mungkin juga menyukai