Anda di halaman 1dari 8

Jenis-Jenis Pidato (Persuasif dan Informatif)

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Segala Puji bagi Allah yang telah memberi kita berbagai macam nikmat, baik nikmat
iman, nikmat islam, nikmat sehat wal afiyat serta nikmat panjang umur. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis-jenis Pidato (Persuasif dan Informatif) ”
Mudah-mudah kita selalu di dalam naungan Allah Swt.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Mudah mudah keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya termasuk kita sampai dengan hari
kiamat mendapatkan syafaat dari baginda Nabi Muhammad Saw.
Dalam hal ini kami mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada pihak yang
membatu terbentuknya makalah ini. Kepada orang tua kami, kepada teman teman kami dan
kepada Bapak Dosen yang telah menjadi inspirasi dan penyemangat kami.
Kiranya dalam penulisan makalah ini ada kekeliruan dan kesalahan kami mohon
kritik dan saran yang membangun motivasi kami. Demikianlah yang dapat kami sampaikan,
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 18 September 2015

Penyusun
Qois Dzulfaqqor

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pidato adalah sebuah kegiatan yang biasa dilakukan untuk mendapatkan perhatian
seseorang dan memengaruhi seseorang baik yang bersifat kea rah positif maupun
bersifat kea rah yang kurang baik. Dalam penyampaian pidato haruslah tepat
dalam segi penyampaian, tujuan dan penggunaan metodenya. Hal ini yang
menjadi kunci utama dalam kesuksesan seseorang dalam berpidato. Dalam
makalah ini akan dibeberkan bagaimana kiat kiat kita menggunakan jenis-jenis
metode pidato dan memilih tujuan yang tepat agar tidak salah dalam
menyampaikan maksud kita ketika berpidato.
B. Rumusan Masalah
1. Ada berapa jenis-jenis pidato ?
2. Adakah kekurangan dan kelebihan dari masing jenis pidato tersebut ?
3. Bagaimana cara mempersuasi dalam berpidato ?
4. Cara member informasi yang baik dalam berpidato itu seperti apa ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk menambah pengetahuan kita tentang jenis-jenis pidato
beserta teknik dalam mempersuasi serta member informasi yang baik ketika
berpidato dengan metode-metode yang tepat dan akurat sehingga kita menjadi juru
pidato yang handal.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Pidato Menurut Metodenya
Menurut ada tidaknya persiapan, sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan,
dapat dikemukakan empat macam pidato : impromptu, manuskrip, memoriter, dan
ekstrempore.
a. Impromptu
Bila kita menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato, pidato
yang kita lakukan disebut pidato impromtu. Bagi juru pidato yang
berpengalaman,impromptu memiliki beberapa keuntungan:
1. Impromptu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya.
2. Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup
3. Impromptu memungkinkan anda untuk berpikir.
Kerugian yang dapat melenyapkan keuntungan-keuntungan di atas, lebih-lebih
pembicara yang masih “hijau” :
1. Impromptu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan
yang tidak memadai.
2. Impromptu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat atau tidak lancar.
3. Gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
4. Karena tiadanya persiapan, kemungkinan demam panggung besar sekali.
Impromptu sebaiknya dihindari, tetatpi bila terpaksa hal-hal berikut dapat dijadikan
pegangan :
1. Pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik. Misalnya : cerita,
hubungan dengan pidato sebelumnya, bandingan, ilustrasi dan sebagainya.
2. Tentukan sisitem organisasi pesan. Misalnya : susunan kronologis, teknik
“pemecahan soal”, kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori dan praktek.
3. Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup pidato
biasanya merepotkan pembicara impromtu.[1]
b. Manuskrip
Manuskrip disebut juga dengan pidato dengan naskah. Juru pidato membaca naskah
pidato dari awal sampai akhir. Disini tidak berlaku istilah “menyampaikan pidato”, tetapi
membacakan pidato. Manuskrip diperlukan oleh tokoh nasional, sebab salah satu kata
saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara.manuskrip
manuskrip juga dilakukan oleh ilmuan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam
pertemuan ilmiah. Pidato radio dapat menggunakan manuskrip tanpa kelihatan oleh
pendengar.
Pidato manuskrip tentu bukan jenis pidato yang baik walau mempunyai keuntungan
sebagai berikut :
1. Kata-kata dapat dipilih dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti
kata yang tepat secara gambling.
2. Pernyataan dapat dihemat , karena dapat disusun kembali.
3. Kepasihan bicara dapat dicapai,kareana kata-kata sudah disiapkan.
4. Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindarkan.
5. Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Ditinjau dari proses komunikasi manuskrip mempunyai kerugian yang cukup berat
diantarnya :
1. Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara
langsung kepada mereka.
2. Pembicara tidak dapat meliat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan
gerak-gerik dan terlihat kaku.
3. Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah perpendekan pesan atau
memperpanjang pesan yang disampaikan.
4. Pembuatannya lebih lama dan sekedar menyiapkan garis besarnya saja.[2]
c. Memoriter
Cara seperti ini sebenarnya lanjutan seperti cara membaca naskah. Naskah yang sudah
disiapkan, tidak dibacakan tetatpi di hafalkan lebih dulu, kemudian diucapkan dalam
kesempatan berpidato. Berpidato dengan cara menghafalkan naskah hanya bisa dilakukan
jika naskahnya pendek.
Walaupun naskah tersebut pendek, tetapi jika naskah itu dibaca berulang-ulang, maka
akan mudah diingat dan bukan khusus dihafalkan. Dengan membacaberulang-ulang, isinya
pun dapat kita sesuaikan. Dalam penyampaiaannya dapat disampaikan secara bebas. Artinya,
kalimat-kalimat tidak perlu sama dengan naskah, tetapi isinya sama.
Kelebihan dari memoriter yaitu :
1. Lancar disampaikan kalau benar-benar hafal.
2. Tidak menemui kesalahan kalau naskah itu bener-benar dikuasai.
3. Mata pembicara dapat memandang pendengar.
Kekurangan dari memoriter yaitu:
1. Pembicara cenderung berbicara cepat tanpa penghayatan.
2. Tidak dapat menyesuaikan dengn situasi dan raksi pendengar.
3. Kalau lupa salah satu kata maka pidatonya gagal total.[3]
d. Ekstemporer
Jenis pidato ini yang paling baik dan paling banyak dilakukan oleh juru pidato yang
mahir.pidato sudah dibuat garis besarnya (out-line) dan pokok-pokok penunjang pembahasan.
Tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Out-line itu hanya merupakan
pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita. [4]
Kelebihan dari jenis Ekstemporer adalah :
1. Pokok-pokok isi pidato tak terlupakan.
2. Penyampaian isi pidato berurut.
3. Kemungkinan salah kecil.
4. Komunikatif.
Sedangkan kelemahan daripada jenis ekstemporer yaitu :
1. Tangan kurang bebas karena memegang kertas.
2. Terkesan kurang siap, karena sering melihat catatan.
Pengetahuan metode penyajian sebuah pidato belumlah lengkap kalau pembicara atau
komunikator belum mengetahui dasar-dasar pidato yang baik, seperti yang dikemukakan oleh
William J. Mc Culloght (1986) bahwa ada empat yang harus diperhatikan pembicara dalam
berpidato didepan umum jika ingin pidato yangdisampaikan sukses yaitu :
1. Pengetahuan yang merupakan pokok utama pembicaraan.
2. Ketulusan, harus percaya akan pokok pembicaraan.
3. Semangat, hasrat untuk berbicara dengan orang lain.
4. Praktik, menggunakan setiap kesempatan untuk berbicara.[5]
B. Jenis-jenis Pidato Menurut Tujuannya
Ada tiga macam jenis Pidato menurut tujuan pidato, diantaranya yaitu pidato
informatif, persuasif, dan rekreatif. Untuk lebih jelasnya akan dipapar lebih detail berikut ini.
a. Pidato Informatif
Tujuan pidato yaitu untuk menyampaikan informasi agar audiens mengetahui,
mengerti dan menerima informasi yang diberikan oleh juru pidato. Jenis pidato ini
merupakan upaya untuk menanamkan pengertian. Karena secara keseluruhan pidato
informatif harus jelas, logis dan sistematis.
Menurut teori Monroe ada tiga tahap pada pidato informatif yaitu :
1. Tahap perhatian: Dalam tahap ini ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu menarik
perhatian, menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan membangun kredibilitas,
dan menjelaskan susunan pembicaraan (semacam daftar acara).
2. Tahap kebutuhan: Ada 4 cara yaitu, pernyataan-bagaimana audiens lebih banyak tahu
tentang pokok bahasan, ilustrasi-berikan beberapa contoh yang menonjol kebutuhan
pendengar, peneguhan-sajikan fakta, angka, dan kutipan tambahan untuk lebih
meyakinkan pendengar, penunjukan-pokok pembicaraan berkaitan dengan kepentingan,
kesejahterahan,dan keberhasilan khalayak.
3. Tahap pemuasan: kita menyampaikan informasi itu sendiri. Misalnya menjeaskan
keterampilan berpidato. Tahap ini dibagi menjadai 3 bagian: Ikhtisar pendahuluan; kita
menyebutkan pokok-pokok pembicaraan satu demi satu. Tujuannya adalah memberi
gambaran menyeluruh kepada khalayak isi pembicaraan kita. Contohnya, ”Ada tiga hal
yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini”. Kita harus konsisten dalam mengikuti
urutan tersebut. Kemudian informasi terinci-pokok-pokok pembicaraan yang dibacakan
tadi akan dijelaskan satu persatu. Semua disusun logi secara sistematis. Ikhtisar akhir-
mengulang lagi pokok-pokok pembicaraan yang penting, kemudian mengambil
kesimpulan.[6]
b. Pidato Persuasif
Ada beberapa teknik-teknik persuasif jika dilihat dari khalayaknya :
1. Ada khalayak tak sadar adanya masalah, kita gunakan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tahap perhatian. Khalayak dibangkitkan minatnya, dikemukakan fakta dan angka
yang menjengukan mereka. Misalnya : DKI Jakarta sampai saat ini (2006)
dinyatakan belum bebas demam berdarah.
- Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah fakta, angka, dan kutipan yang ditujukan
untuk memperlihatkan memang ada masalah. Sebutkan dengan khusus bagaimana
situasi yang memengaruhi ketentraman, kebahagiaan, atau kesejahterahan
pendengar. Misalnya: Ada sebuah fakta mengungkapkan bahwa ada banyak sekali
pabrik-pabrik narkoba yang telah digerebek dan ditutup oleh pihak kepolisian,
- Tahap Pemuasan. Visualisasi, dan tindakan. Dalam pengembangan tahap-tahap
itu, gunakanlah kesempatan yang ada untuk memperkenalkan bahan-bahan yang
lebih factual untuk menegaskan masalah. Sebutkan kembali bahan-bahan yang
lebih factual tersebut dalam membuat ikhtisar akhir sekaligus menghimbau
mereka untuk meyakinkan dan mengikutinya.
2. Khalayak Apatis (masa bodoh). Berbeda bagi mereka yang tidak sadar dengan adanya
masalah, tahap ini untuk mengantisipasi khalayak yang mengetahui masalahnya, tetapi
mereka tak peduli, karena merasa bukan urusannya. Pembicara harus meyakinkan mereka
bahwa masalah yang mereka ketahui, akan memengaruhi mereka. Misalnya pentingnya
memerhatikan kebersihan lingkungan. Lakukan secara bertahap :
- Tahap perhatian. Singkirkan sikap yang apatis dengan menyentuh beberapa hal
yang berkaitan kepentingan pendengar. Misalnya, jika kebersihan lingkungan
tidak diperhatikan, akan menimbulkan berbagai penyakit.Gunakan ungkapan-
ungkapan hidup untuk menundukkan bagaimana kesehatan, kebahagiaan,
ketentraman, dan nkesempatan untuk maju.
- Tahap kebutuhan. Apabila sudah timbul perhatian, lanjutkan dengan pertanyaan
bagaimana masalah tersebut memengaruhi setiap orang yang hadir?. Usahakan
menanyakan masalah dengan menunjukkan : 1. Efek secara langsung atau segera
terhadap mereka; 2. Efeknya kepada keluarga, sahabat, kepentingan bisnis, atau
kelompok professional mereka; 3. Kemungkinan efek masa depan bagi anak-anak
mereka. dalam menunjukkan efek itu, gunakanlah buktik-bukti yang sekuat
mungkin.
- Tahap pemuasan. Tahap ini ditunjukkan terus-menerus bahwa sikap apatis dalam
masyarakat tidak dapat dibenarkan.
- Tahap Visualisasi dan tindakan. Dalam visualisasi keuntungan akan diperoleh
khalayak. Sementara itu berdasarkan visualisasi, minta kepada mereka untuk
mempelajari masalah atau bertindak mengatasinya. [7]
3. Khalayak yang tertarik tetapi ragu. Sebagian khalayak tahu dan sadar tetapi belum
mengambil keputusan karena mereka masih meragukan keyakinan yang akan diikuti atau
tindakan yang akan dijalankan. Untuk meyakinkan khalayak, maka gunakan tahap-tahap
berikut:
- Tahap Perhatian. Pusatkan perhatian pada hal yang focus saja.
- Tahap kebutuhan. Tinjaualah secara singkat latar belakang timbulnya masalah.
Buatlah kriteria atau pedoman yang harus dipenuhi dalam mengambil keputusan
yang tepat.
- Tahap Pemuasan. Pidato disini dianggap penting, kemungkinan lebih panjang.
Namun, tunjukkan secara singkat rencana tindakan yang harus dilakukan.
Definisikan isi-isi agar yang kabur tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
- Tahap visualisasi. Proyeksikan Khalayak ke masa depan dengan melukiskan
gambaran realitas dari kondisi-kondisi yang dikehendaki bila orang menerima
usulan kita atau mendukungnya atau kerugian besar akan terjadi jika menolaknya.
- Tahap tindakan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumen-argumen penting dan
imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya.
4. Khalayak yang bermusuhan. Adakalanya Khalayak sadar bahwa masalah yang harus
diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang kita ajukan. Pertentangan bisa terjadi karena
takut akibat yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternative lain daripada apa yang
kita tawarkan. Agar khalayak menerima gagasan yang kita ajukan, berikut ini langkah-
langkahnya sebagai berikut:
- Tahap perhatian. Khalayak tidak menyenangi usulan kita, jalinlah persahabatan
dengan khalayak, usahakan kita mengalah pada segi-segi tertentu dari pandangan
pendengar. Carilah kesamaan, dengan menegaskan pokok-pokok yang disepakati,
perkecil perbedaan. Usahakan agar mereka merasa bahwa kita secara tulus ingin
mencapai hal yang mereka juga inginkan.
- Tahap kebutuhan. Kembangkan tahap ini seperti menghadapi khalayak yang
masih ragu.
- Tahap visualisasi dan tindakan. Pendengar sudah pada posisi tertarik walau ada
yang masih ragu. Pengembangan pidato hendaknya banyak memberi tekanan pada
visualisasi atau keuntungan-keuntungan.[8]
c. Pidato Rekreatif.
Pidato rekreatif adalah pidato yang biasanya diselipkan humor-humur sehingga
suasa yang ada tidak cenderung kaku dan menegangkan. Berikut ini adalah karakteristik
daripada pidato Rekreatif yaitu :
- Tidak melulu melucu. Alan H. Monroe menyebutnya “the speech to entertain”
pidato untuk menghibur. Kita berbicara tidak untuk tujuan menyampaikan
informasi, tidak pula untuk mempengaruhi. Tujuannya adalah hanya
menggembirakan, melepas ketegangan, menggairahkan suasana. Namun, pidato
rekreatif tidak selalu melucu, kita bisa saja menceritakan kisah yang luar biasa,
eksotis, aneh tetapi nyata, aneh tetapi tidak nyata. Selama kita membuat
pendengar tertarik, mengendurkan urat saraf mereka, membuat mereka santai.
Kita sedang menyampaikan pidato rekreatif.[9]
Pidato seperti ini bisa disampaikan di tempat pesta, pertemuan diorganisasi sosial,
jamuan makan malam dan sebagainya.
- Gembirakan diri kita dahulu. Pidato rekreatif harus disampaikan orang berwajah
ceria, riang, gembira, dan santai. Kalau diri kita tidak dapat diarahkan kepada
kegembiraan, jangan paksakan diri kita menggembirakan hati orang lain.
- Hindari rangkaian gagasan yang sulit. Kita sedang menghibur. Pilihlah topik
yang ringan, sederhana, dan mudah dipahami.
- Gunakan gaya bercerita. Cerita kita dijalin sedemikian rupa sehingga berkaitan
satu sama lain.
- Berbicaralah secara singkat. Pidato rekreatif hanya pada tahap perhatian, tidak
mengikuti alaur bermotif lengkap. Berhentilah ketika pendengar kita masih
menginginkan kita berpidato.[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pidato itu terbagi dari
beberapa jenis, yaitu menurut metode penyampaiannya dan menurut tujuannya. Jenis-jenis
menurut metodenya ada sekitar 4 macam yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter, dan
ekstrempore.
- Impromptu adalah pidato yang sering disebut sebagai pidato dadakan, atau pidato
yang dilakukan tanpa persiapan terlebih dahulu.
- Manuskrip, yaitu pidato yang dibawakan dengan melihat naskah yang telah
disusun sebelumnya, biasanya dilakuakan oleh pembesar kenegaraan agar tidak
salah dalam pengucapan dan menghindari kesalahan dalam menata kata-kata.
Pidato jenis ini tergolong kaku.
- Memoriter adalah pidato yang disampaikan dengan menghafal teks yang telah
disiapkan. Kekurangannya adalah jika kita lupa beberapa kata maka akan kacau
semua pidato yang kita sampaikan.
- Ekstrempore, yaitu pidato yang dibantu dengan naskah yang isinya hanya
gambaran umum tentang pidato yang kita akan sampaikan. Kekurangannya yaitu
kita terlihat tidak siap karena masih memegang kertas ditangan kita.
Lalu pidato menurut tujuannya pidato terbagi menjadi 3 yaitu : informatif, persuasif,
dan rekreatif. Sesuai namanya informatif yaitu pidato yang bersifat memberi informasi
kepada pendengarnya. Lalu pidato persuasif yaitu pidato yang bersifat untuk memengaruhi
pendengar pidato tersebut. sedangkan pidato rekreatif yaitu pidato yang dilakukan untuk
menghibur audiens agar tidak bosan dan jenuh ketika mendengarkan sebuah pidato.
Daftar Pustaka
Olii, Helena. Public Speaking. Jakarta: PT Indeks, 2007.
Rakhmat, Jalaluddin. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Syakuro, Abdan. Jenis-jenis Pidato. Media Pidato, 12 Maret 2015. Web. 18 September
2015. http://www.mediapidato.com/2014/12/jenis-jenis-pidato.html

Anda mungkin juga menyukai