FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER
SEPTEMBER 2022
MAKALAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
RETORIKA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Retorika dan Tekhnik Khitobah
Dosen Pengampu :
Dr. Ainul Churria Almalachim, S.Ud., M.Ag
Disusun oleh:
Mokhammad Nur Farid Fadhilah (222103040008)
FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
JL. Mataram No 1, Karang Miuwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kab. Jember
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Retorika”
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
ibu Ilma pada mata kuliah Retorika dan Teknik Khitobah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Retorika bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Ilma selaku pengampu dosen mata kuliah
Retorika dan Tekhnik Khitobah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. LATAR BELAKANG
Retorika merupakan ilmu yang membahas tentang cara berbicara yang baik didepan public.
Istilah retorika sendiri berasal dari bahasa inggris “rhetoric” yang juga bersumber dari kata lain
“rhetorica” yang berarti ilmu bicara. Kemampuan berbicara merupakan sebuah kemampuan
berkomunikasi yang sangat mendasar bagi seorang manusia.
Sejak lahir seorang bayi manusia sudah mampu untuk berkomunikasi dengan caranya
tersendiri contohnya adalah dengan menangis, seiring berjalannya hari dan terus berputarnya waktu,
kemampuan komunikasinya semakin meningkat. Ilmu Retorika ini secara sistematis dan metodologis
telah dipelajari, diteliti, dan di praktekan oleh para filsuf beberapa diantaranya adalah Aristoteles,
Socrates, dan para penerusnya.
Ada juga beberapa tokoh yang memberi pengertian retorika sebagai seni penggunaan bahasa
yang efektif, yang lain juga mengatakan bahwasanya retorika sebagai public speaking atau berbicara
di depan umum. Secara sempit pengertian retorika adalah seni berbicara, sedangkan secara luas bisa
di artikan sebagai penggunaan bahasa lisan dan tulisan.
Menurut salah satu tokoh Sunarjo didalam bukunya menjelaskan pengertian retorika bisa
dilihat dari tinjauan filosofis dan tinjauan ilmu komunikasi. Pengertian retorika pun berkembang
sesuai dengan zamannya. Pengertian retorika dewasa ini mencakup banyak hal salah satunya adalah
prinsip-prinsip mengenai komposisi yang persuasif dan efektif serta keterampilan yang harus di
miliki seseorang ahli pidato (orator).
Ilmu retorika ini telah melalui dan melewati banyak sejarah yang Panjang. Dimulai dari masa
Yunani Kuno, Romawi Kuno, Abad Pertengahan, Hingga pada yang terakhir pada masa modern ini.
iii
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok-pokok yang akan dibahas makalah ini
adalah:
1. Sejarah Singkat Retorika
2. Retorika masa Yunani Kuno
3. Retorika masa Romawi Kuno
4. Retorika masa Abad Pertengahan
5. Retorika masa Modern
C. TUJUAN
iv
BAB II
(PEMBAHASAN)
Retorika berkembang pada era Yunani Kuno. Seperti dijelaskan oleh Aly didalam bukunya
yang menyebutkan pada masa inilah retorika mengalami puncak kejayan. Ini terkait dengan sejarah
awal keberadaan orang Yunani sebagai perantau yang memiliki jiwa kepetualangan.
Mereka merantau dikarenakan kondisi geografis negara Yunani yang terletak di
Semenanjung Balkan tidak memiliki tanah yang subur dan sedikit sekali untuk bisa memberikan
hasil bagi para penduduknya, Akhirnya mereka merantau ke tanah asing dan mendirikan suatu negara
baru di sekitar pesisir laut Egia dan pantai Asia Kecil. Di tanah rantau inilah, orang Yunani
5
mengalami perbaikan ekonomi dan mampu membeli budak untuk mengurus pekerjaan mereka
sehari-hari sehingga mereka mempunyai banyak sekali waktu luang.
Waktu senggang ini mereka manfaatkan untuk memperkuat keilmuan hidup dengan seni dan
buah pikiran. Ilmu pengetahuan mereka pun berkembang yang ditujukan untuk mencari kebenaran
sehingga lahirlah filsafat. Orang Yunani hidup berkelompok dalam sistem kemasyarakatan yang
teratur yang disebut dengan Polis atau negara kota.
Polis sendiri merupakan sebuah lembaga politik yang meliputi kekuasaan secara otonomi,
swasembada dan kemerdekaan. Beberapa faktor inilah yang melatarbelakangi kebebasan berpikir
yang membantu munculnya filsafat.
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan hal hal yang abstrak secara jernih dan jelas.
Konsep tentang masyarakat dan politik adalah abstrak, yakni suatu hal yang menyangkut tujuan
didirikannya suatu negara, sistem pemerintahan, dan kepemimpinan.
Kemampuan menggunakan bahasa menjadi incaran bagi orang yang ingin masuk dalam
jajaran elit politik Yunani. Keterampilan menggunakan bahasa ini mendapatkan beberapa perhatian
khusus dari para penguasa pada masa itu untuk merebut kekuasaan dan melebarkan pengaruhnya.
Bahkan, para penguasa itu menyewa agitator untuk memperkuat pengaruh mereka di mata
masyarakat. Para agitator ini mempengaruhi pendapat umum dengan menggunakan alasan-alasan
keagamaan dalam pernyataannya. Karena mereka dibayar, Perkembangan para agitator ini
mempelajari seni berbicara untuk meningkatkan penghasilannya.
Ada beberapa tokoh yang menyebutkan bahwasanya agitator ini sebagai kaum sophist yang
artinya mereka adalah orang yang menipu orang lain dengan menggunakan argumen-argumen
mereka yang tidak sah. Para sophist ini berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sambil berbicara
di depan umum. Jika diruntut dari asal katanya, sophist berawalan dari kata sophos yang artinya
cerdik pandai karena ahli dalam berbagai ilmu, baik politik, bahasa, dan filsafat.
Perkembangannya menjadi ejekan atau sebutan bagi mereka yang pandai bersilat lidah dan
memainkan kata-kata dalam berbicara. Representasinya adalah agitator yang dibayar sehingga
muncul konotasi yang negatif. Sebagian dari warga polis kritis terhadap apa yang disampaikan kaum
sophis ini. Akhirnya mereka mendiskusikan dan mendirikan tempat-tempat pertemuan untuk
membicarakannya. Tempat pertemuan ini disebut agora, dimana tempat tersebut adalah tempat
segala peristiwa yang menyangkut perhatian dan kepentingan umum dibicarakan.
6
Aristoteles terkenal dengan karyanya Rhetorica. Tulisan-tulisan di dalam buku ini sampai
sekarang menjadi acuan dan rujukan secara teoretis maupun untuk teknis pidato. Karyanya ini ditulis
secara sistematis mendasarkan pada logika formal, yakni dasar yang tepatbagi pidato yang jujur dan
efektif dalam dewan legislatif maupun di pengadilan. Aristoteles membagi pidato menjadi 3 jenis
sesuai dengan karakteristik pendengarnya.
1. Pidato yudisial (legal) atau forensik, yakni pidato mengenai perkara di pengadilan, apa
yang telah terjadi dan tidak pernah terjadi. Pendengarnya adalah para hakim atau yuri dalam makalah
pengadilan.
2. Pidato deliberatif atau politik (suasoria) yaitu pidato yang berisi nasihat yang disampaikan.
Pendengarnya anggota badan legislatif atau eksekutif.
3. Pidato epideitik atau pidato demonstratif yaitu pidato-pidato untuk pementasan, upacara-
upacara ibadah, maupun bukan, yang berisi kecaman atau pujian mengenai hal-hal yang terjadi
sekarang.
7
Logos mencakup himbauan berdasarkan argumen yang logis. Aristoteles meninggalkan
warisan sejumlah enam buah buku yang terhimpun dalam to Organon yang artinya alat.
Buku buku tersebut adalah sebagai berikut.
1. Categoriae, isinya menguraikan tentang pengertian suatu yang ada.
2. De interpretatione, membahas tentang keputusan.
3. Analytica priora, membahas tentang silogisme.
4. Analytica posteriora, menguraikan tentang pengertian suatu yang ada.
5. Topica, memberi contoh uraian argumentasi atau cara berdebat.
6. De sophisticis elenchis, membahas tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
10
Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika. Tetapi warisan retorika
Yunani, yang dicampakkan di Eropa pada Abad Pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli
balaghah. Sayangnya masih kurang studi tentang kontribusi balaghah pada retorika modern.
Balaghah masih hanya dipelajari di pesantren-pesantren tradisional.
Pada abad pertengahan, retorika semakin tereduksi dan semakin kerdil. Retorika hanya
dikaitkan dngan gaya bahasa dan penyajian saja. Hal ini memunculkan aliran baru yang disebut
dengan Manerisme (Mannerism). Aliran ini sangat mengutamakan gaya bahasa. Keindahan gaya
bahasa itu diperoleh melalui permainan bunyi dan irama. Demikian pentingnya bunyi dan irama bagi
aliran baru ini, hingga melahirkan gaya bahasa yang aneh-aneh.
12
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Retorika merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang cara kita berbicara yang baik dan
benar di hadapan umum (Publik). Seiring berkembangnya zaman retorika memiliki beberapa
pengaruh perubahan naik turun yang luar biasa di mulai dari zaman Yunani Kuno hinggan Zaman
Modern ini. Pada zaman Yunani Kuno ilmu retorika memiliki puncak kejayaan karena sebagian ilmu
tersebut dipergunakan untuk kepentingan politik atau kerajaan.
Pada zaman Romawi Kuno ilmu retortika ini hanya sedikit mengalami perkembangan
karena orang-orang Romawi hanya mengambil segi-segi praktisnya saja. Walaupun begitu,
kekaisaran Romawi bukan saja subur Retorika 28 dengan sekolah-sekolah retorika, tetapi juga kaya
dengan orator-orator ulung seperti Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius.
Di zaman abad pertengahan ilmu retorika ini mengandung banyak ancaman karena adanya
agama Kristen, dimana ilmu tersebut dikira ilmu jahiliyah atau pembodohan Ketika agama Kristen
berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. Banyak beberapa orang Kristen pada saat itu
melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan Romawi.
Terakhir pada zaman modern ilmu retorika mengalami kebangkitan kembali Salah seorang
pemikir Renaissance yang menarik kembali minat orang pada retorika yaitu Peter Ramus.
B. Saran
Demikian makalah yang bisa saya buat, jika ada salah dalam pengertian, maupun pembahasan
yang kurang di pahami, saya selaku pembuat makalah mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saran
dan kritik para pembaca sangat kami terima dengan upaya untuk memperbaiki proses pembuatan
makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tubbs, Stewart L & Moss, Sylvia. 2000. Human Communication : Konteks-konteks Komunikasi,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rajiyem, 2005. Sejarah dan Perkembangan Retorika, Humaniora, Vol 17, Hal 142-153.
DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia: Kuliah Dasar. Professional Books, Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin, 2007. Retorika Modern : Pendekatan Praktis, Vol 11, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Aly, Bacthiar. 1994. Modul : Retorika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hendrikus, Dori Duwur. 1999. Retorika : Terampil berpidato, berdiskusi, berargumentasi,
bernegoisasi. Yogyakarta : Kanisius.
Al-Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 63
14
15
16