Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

MAKALAH

KLASIFIKASI FRASA DAN JENIS-JENISNYA

NAMA NIM PRODI


Alif Triana Lestari 1801045022 PBSI
Tiara Khapsari Puspa Negara 1801045078 PBSI
Indah Alawiyah Agustina 1801045086 PBSI
Indradi Kartika Sukmana 1801045118 PBSI

SINTAKSIS BAHASA INDONESIA


DR. DEDE HASANUDIN, M.HUM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang atas berkah, nikmat, dan hidayah yang telah diberikannya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Klasifikasi Frasa dan Jenis-Jenisnya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia sebagai bentuk realisasi dari tanggung
jawab dan kewajiban penulis selama mengikuti mata kuliah ini. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca


sebagai materi dalam belajar tentang Klasifikasi Frasa dan Jenis-Jenisnya
sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang telah ada. Penulis
mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar menjadikan makalah ini lebih
baik untuk jadi referensi bagi pembaca semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 4 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1

C. TUJUAN......................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. DEFINISI FRASA.......................................................................................2

B. KONSEP FRASA........................................................................................2

C. KLASIFIKASI FRASA..............................................................................2

D. JENIS-JENIS FRASA................................................................................5

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUPAN.........................................................................................................9

A. KESIMPULAN............................................................................................9

B. SARAN.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam tataran subsistem sintaksis, membicarakan penataan dan
pengaturan kata-kata itu kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang
disebut satuan-satuan sintaksis. Salah satu dari satuan-satuan tersebut adalah
frasa (Chaer, 2009 : 3).
Menurut Lyons (dalam Soetikno, 1995:168) bahwa pengertian frasa ialah
satu kelompok kata yang secara gramatikal sepadan dengan satu kata dan
tidak mempunyai subjek dan predikat sendiri. Sedangkan menurut Abdul
Chaer, frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang
bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (1994:22).
Dari pemaparan tersebut tidak lah cukup untuk membahas sebuah hakikat
dari frasa. Dalam memahami frasa juga tidaklah cukup dengan membahas
hakikatnya saja. Untuk dapat memahami sub bab frasa ini dengan lebih baik,
maka pengetahuan mengenai konsep, klasifikasi dan jenis-jenis frasa juga
perlu diperkenalkan. Untuk itu penulis akan membahasnya dalam penulisan
makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Frasa?
2. Seperti apa konsep Frasa?
3. Apa saja klasifikasi Frasa?
4. Apa saja jenis-jenis Frasa?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami definisi Frasa.
2. Mengetahui dan memahami konsep Frasa.
3. Mengetahui klasifikasi Frasa.
4. Mengetahui beragam jenis Frasa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI FRASA
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1994:22).
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua
kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan ini dapat rapat, dapat
renggang.
Menurut Ramlan (1987:151) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa.
Adapun Verhaar (1999:292) mendefinisikan frasa sebagai kelompok kata
yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang.
Sementara itu, menurut Koentjoro (dalam Baehaqie, 2008: 14), frasa
adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dari dua kata
yang tidak berciri klausa dan pada umumnya menjadi pembentuk klausa.

B. KONSEP FRASA
Sesuai dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat
mengidentifikasi frasa sebagai suatu satuan atau konstruksi yang berciri: (i)
terdiri atas dua kata atau lebih yang berhubungan dan membentuk suatu
kesatuan, (ii) tidak bersifat predikatif, (iii) tidak berciri klausa, (iv)
merupakan unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur atau
fungsi dalam kalimat.

C. KLASIFIKASI FRASA

Frasa dapat diklasifikasikan beradasarkan inti kategorinya, yaitu frasa


verbal, frasa nominal, frasa ajektival, frasa pronominal, frasa adverbial, frasa
numeralia, dan frasa preposisional (Kridalaksana, 1994:125 dan Ramlan,
2001:141).

2
1. Frasa Verbal:

Frasa verbal atau frasa golongan V adalah frasa yang mempunyai


distribusi yang sama dengan kata verbal. Menurut Kridalaksana (1994),
frasa verbal (verbal phrase) ialah frasa endosentris berinduk satu yang
induknya verba dan modifikatornya berupa pertikel modal, ingkar dan
adverbial. Frasa verbal sering pula disebut frasa kerja.

Contoh : Rahmat sedang makan roti di ruang tamu. Frasa sedang


makan dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata
makan. Kata makan termasuk golongan V. Karena itu frasa sedang
makan juga termasuk golongan V. Contoh lain : akan pergi, dapat
menyanyi, sedang makan.

2. Frasa Nominal;
Frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama
dengan kata nominal (Ramlan 1985:145). Menurut Kridalaksana (1984),
frase nominal (noun phrase, nominal phrase) ialah frase endosentris yang
berinduk satu yang induknya nomina. Sedangkan menurut Anderson
(1989), frase-frase nominal menggambarkan peserta (orang, benda) yang
diikutsertakan di dalam peristiwa-peristiwa (klausa-klausa, kalimat-
kalimat), biasanya nomina yang menjadi gatra induk (inti), tetapi gatra
tersebut boleh juga mengandung pronominal atau nama sebagai induk
(inti).
Dengan demikian, gabungan-gabungan kata seperti; produksi dalam
negeri dan pohon cemara tinggi, tergolong frasa nominal (FN), karena
konstituennya produksi dalam frasa produksi dalam negeri dan
konstituen pohon dalam frasa pohon cemar tinggi masing-masing
merupakan inti (induk) frasa yang berkategori gramatikal nomina (jenis
kata benda). Contoh , Ia membeli baju baru. Frase baju baru dalam klausa
diatas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju
termasuk golongan kata nominal. Karena itu, frase baju baru termasuk
golongan frase nominal.

3
3. Frasa Adjektival
Frase adjektival ialah frase endosentris berinduk satu yang induknya
adjektiva dan modifikatornya adverbial (Kridalaksana, 1984). Jika di
dalam bahasa Indonesia kata-kata seperti ; besar, baik, tinggi, tergolong
adjektiva (kata sifat) dan kata-kata seperti sangat, lebih, kurang,
tergolong adverbial maka gabungan kata seperti ; sangat besar, lebih
baik, kurang tinggi, termasuk jenis frasa adjektiva karena terdiri dari kata
adjektif dan adverb.
4. Frasa Pronominal
Frasa pronominal merupakan jenis frasa berdasarkan kategori kelas
katanya, adalah frasa yang terbentuk dari kata ganti. Seperti : aku, kamu,
dia, dan sebagainya. Frasa pronominal di bagi menjadi 3 macam, yaitu :
(1) frasa pronominal modifikatif adalah frasa pronominal yang
membatasi kata ganti dengan jumlah tertentu, seperti sekalian, semua,
berdua. Contohnya frasa kami berdua pada kalimat : Kami berdua sudah
menjenguknya di rumah sakit kemarin malam. (2) frasa pronominal
koordinatif merupakan frasa yang menggabungkan dua kata sekaligus
dengan kata hubung dan. Misal : aku dan kamu, dia dan mereka. Contoh :
Aku dan dia merupakan saudara kembar. Dan (3) frasa pronominal
apositif adalah frasa yang kata gantinya ditambahi kata-kata seperti
bapak-ibu, pemuda-pemudi, dan lain sebagainya. Contoh : kami muda-
mudi, mereka kakak-adik. Misal : Kalian kakak-adik harus saling
menyayangi.
5. Frasa Adverbial
Frase adverbial atau keterangan adalah frase yang mempunyai
distribusi yang sama dengan kata keterangan. Misalnya frase tadi pagi
Akbar pergi kuliah. Frase tadi pagi mempunyai distribusi yang sama
dengan kata tadi. Persamaan tersebut dapat dilihat dari jajarannya : Tadi
pagi Akbar pergi kuliah,  Tadi Akbar pergi kuliah. Kata-kata seperti tadi,
kemarin, nanti, besok, lusa, sekarang adalah kata-kata keterangan.
Contoh lain : kemarin pagi paman datang, besok saya pergi ke Cairo.

4
6. Frasa Numeral
Frase numeral atau bilangan adalah frase yang mempuyai distribusi
yang sama dengan kata bilangan dan selalu terdiri dari unsur kata
bilangan diikuti kata satuan. Menurut Ramlan (1985:162), frase bilangan
ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Misalnya frase dua ekor dalam dua ekor ayam, frase ini mempunyai
distribusi yang sama dengan dua, persamaan tersebut dapat dilihat dari
jajarannya : dua ekor ayam,dua ayam. Kata dua termasuk golongan kata
bilangan, karena itu frase dua ekor ayam termasuk ke dalam golongan
frase bilangan. Contoh lain : Lima botol minyak goreng, tujuh drigen
bensin.
7. Frasa Preposisional
Frasa Preposisional merupakan frasa yang ditandai adanya
preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau
kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda. Contohnya : dari
kemarin, ke Balikpapan dan di kebun.

D. JENIS-JENIS FRASA

Frasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut: (1) ada


tidaknya konstituen inti, (2) kompleksitas konstituen penyusunnya, dan (3)
maknanya. Berdasarkan ada tidaknya konstituen ini, frasa dibedakan atas
frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan kompleksitas konstituen
penyusunnya, frasa dibagi menjadi dua yaitu frasa dasar dan frasa turunan.
Sementara itu, dilihat dari segi maknanya, frasa dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu frasa lugas dan frasa idiomatis.

1. Frasa Endosentris;
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki konstituen inti.
Berdasarkan kesetaraan dan hubungan antarkonstituen intinya frasa
endosentris dibedakan menjadi tiga, yaitu frasa endosentris atributif,
frasa endosentris koordinatif, dan frasa endosentris yang apostif (Chaer,
1994:225-229).

5
a) Frasa Endosentrif Atributif
Frasa endosentris yang atributif merupakan frasa endometris
yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Di dalamnya
terdapat konstituen berstatus sebagai atribut, disebabkan adanya
konstituen yang berperan sebagai konstituen inti. Konstituen-
konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung
dan atau atau. Misalnya frasa mahasiswa ini, dosen sintaksis,
bahasa saya.
Dilihat dari segi konstituen atributnya, frasa endosentris
atributif dapat dipilah menjadi dua yaitu, frasa endosentris atributif
klitikal dan frasa endosentris atributif nonklitikal. Frasa endosentris
atributif klitikal adalah frasa endosentris atributif yang konstituen
atributnya berupa klitik, contohnya majalahku, tabloidmu,
artikelnya.
Dilihat dari kategori intinya, frasa endosentris yang atributif
dibedakan menjadi: (1) frasa nominal seperti kursi kayu jati, (2)
frasa verbal seperti sedang berpidato, (3) frasa pronominal seperti
kita berdua, (4) frasa numeralia seperti dua buah, (5) frasa
interogativa seperti apa dan siapa, (6) frasa demonstrative seperti
ini dan itu, (7) frasa adjectival seperti lancar sekali, dan (8) frasa
adverbial seperti tadi pagi (Ramlan 1987:154-157).
b) Frasa Endosentrif Koordinatif
Frasa endosentris yang koordinatif adalah frasa enosentris
yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Konstituen-
konstituen tersebut adalah konstituen inti, jadi tidak ada konstituen
yang bukan inti.
Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan
kokstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan atau atau.
Misalnya frasa penelitian dan pengembangan, Mustafa Bisti atau
Gus Mus, ibu bapak, tua muda.

6
c) Frasa Endosentrif Aposif
Frasa endosentris yang apositif merupakan frasa yang mirip
dengan frasa endosentris yang koordinatif dalam masing-masing
konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya pada
kalimat Presiden Amerika Barack Obama datang di Auditorium
Unnes. Presiden Amerika Barack Obama merupakan frasa
endosentrik apositif. Unsur Presiden Amerika sebagai unsur
pusatnya, sedangkan Barack Obama sebagai apositif. Kedua unsur
tersebut bisa saling menggantikan dalam kalimat, dan mempunyai
informasi yang sama. Dapat disimpulkan, Presiden Amerika
datang di  Auditorium Unnes dan Barack Obama datang di
Auditorium Unnes.
2. Frasa Ekosentris;
Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Misalnya, frasa di rumah, yang terdiri atas komponen di dan
komponen   pasar.  Secara keseluruhan atau secara utuh frasa ini dapat
mengisi fungsi keterangan, misalnya dalam kalimat Dia
belajar  di  rumah.  Baik komponen di maupun komponen rumah, tidak
dapat berfungsi sebagai keterangan seperti dalam kalimat (a), sebab
konstruksi (b) dan (c) tidak berterima.
 Dia belajar di
 Dia belajar rumah
Frasa eksosentris dibedakan atas frasa eksosentris direktif dan frasa
eksosentris nondirektif. Frasa eksosentris direktif komponen pertamanya
berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya
berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. Oleh
karena komponen pertama berupa preposisi, maka frasa eksosentris
direktif ini lazim juga disebut frasa preposisisonal. Perhatikan contoh (d),
(e), dan (f) berikut ini.
 dari  batang kayu
 demi ketenteraman

7
 ke kota
Frasa eksosentis nondirektif adalah frasa eksosentris yang
kosntituen perangkainya berupa artikula, sedangkan kosntituen
sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina,
verba, atau adjektiva, misalnya : sang suami, para tamu.
3. Frasa Dasar & Frasa Turunan;
Frasa dasar ialah frasa yang konstituen pembentuknya sederhana,
yaitu apabila berkonstruksi endosentris atributif atau eksosentris, frasa
tersebut hanya terdiri atas dua patah kata; misalnya buku sintaksis,
bahasa Indonesia. Adapun apabila berkonstruksi endosentris koordinatif
dapat terdiri atas dua, tiga, atau lebih dari tiga kata; misalnya: dosen,
mahasiswa, dan karyawan.
Adapun frasa dikatakan sebagai frasa turunan jika frasa tersebut
sudah mengalami penurunan yang disebabkan adanya penambahan kata
atau frasa lain dalam frasa tersebut. Misalnya : Spidol dan kapur
tulis.  Kalimat tersebut terdapat dua frasa yaitu frasa kapur tulis  (frasa
endosentris atributif nominal), dan frasa spidol dan kapur tulis (frasa
endosentris koordinatif).
4. Frasa Lugas & Frasa Idiomatik;
Berdasarkan makna konstituen leksikal pembentuknya, frasa dapat
dibedakan menjadi frasa lugas dan frasa idiomatic. Frasa lugas adalah
frasa yang maknanya masih lugas sebagaimana konstituen leksikal
pembentuknya. Sedangkan frasa idiomatic adalah frasa yang membentuk
idiom tertentu sehingga maknanya pun bersifat idiomatic, artinya makna
yang terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan konstituen-konstituen
leksikal pembentuknya.
Misalnya; (1) Kambing hitam itu milik siapa?, (2) Jangan suka
mengambinghitamkan orang lain. Konstruksi kambing hitam pada
kalimat (1) merupakan frasa lugas yang bermakna kambing yang berbulu
hitam, sedangkan pada kalimat (2) kambing hitam merupakan frasa
idiomatic yang berarti menuduh orang lain melakukan kesalahan.

8
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Menurut Abdul Chaer, frasa adalah satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat
(1994:22).
Identifikasi frasa sebagai suatu satuan atau konstruksi memili ciri: (i)
terdiri atas dua kata atau lebih yang berhubungan dan membentuk suatu
kesatuan, (ii) tidak bersifat predikatif, (iii) tidak berciri klausa, (iv)
merupakan unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur
atau fungsi dalam kalimat.
Frasa dapat diklasifikasikan beradasarkan inti kategorinya, yaitu frasa
verbal, frasa nominal, frasa ajektival, frasa pronominal, frasa adverbial,
frasa numeralia, dan frasa preposisional (Kridalaksana, 1994:125 dan
Ramlan, 2001:141).
Frasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut: (1) ada
tidaknya konstituen inti, (2) kompleksitas konstituen penyusunnya, dan (3)
maknanya. Berdasarkan ada tidaknya konstituen ini, frasa dibedakan atas
frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan kompleksitas
konstituen penyusunnya, frasa dibagi menjadi dua yaitu frasa dasar dan
frasa turunan. Sementara itu, dilihat dari segi maknanya, frasa dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu frasa lugas dan frasa idiomatis.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas disarankan bahwa makalah ini hendaknya


menambah wawasan dan pemahaman. Kemudian disarankan agar makalah
ini dijadikan pedoman atau acuan dalam menjelaskan tentang Klasifikasi
Frasa Dan Jenis-Jenisnya dan sebagai bahan perbandingan untuk makalah
lainnya dengan pembahasan yang terkait.

9
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.


“ 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta.
Baehaqie, Imam. 2008. Sintaksis : Teori dan Analisisnya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Febriani, Meina. 2016. Pengertian dan Jenis Frasa.
http://blog.unnes.ac.id/meinafebri/2016/04/12/pengertian-dan-jenis-frasa/.
Diakses pada tanggal 2 April 2020.
Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pusata Utama.
Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.
Veerhar, J.W.M. 1999. Asas-asas Linguistik Umum.  Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sumarni, Ratna. 2017. 33 Contoh Frasa Pronominal dalam Bahasa Indonesia.
https://dosenbahasa.com/contoh-frasa-pronominal-dalam-bahasa-indonesia.
Diakses pada tanggal 3 April 2020.
Anonim. 2018. Klausa dan Frasa. https://pakdosen.co.id/klausa-dan-frasa/.
Diakses pada tanggal 3 April 2020.
Satra, Ase. 2016. https://www.materibelajar.id/2016/08/pengertian-ciri-ciri-jenis-
contoh-frasa.html. Diakses pada tanggal 3 April 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai